4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bunga Pukul Delapan (Turnera subulata)
2.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Bunga Pukul Delapan
Bunga pukul delapan Turnera subulata termasuk salah satu anggota tumbuhan berbunga. Bunga ini termasuk ke dalam suku Turneraceae, nama lain dari bunga pukul delapan adalah lidah kucing (Jawa) dan holly rose (Inggris). Bunga ini dikenal luas sebagai tanaman hias (Ornamental plant) yang juga merupakan tanaman obat (Medicinal plant) serta sebagai tanaman yang bermanfaat untuk pengendalian hama tanaman (Benefecial plant).
Tanaman yang berasal dari Hindia barat dan Meksiko ini banyak ditemukan pada ketinggian 10-250 m diatas permukaan laut. Dengan tinggi tanaman berukuran 60-90 cm dan memiliki akar dengan panjang 0,3-0,8 m. Daun berwarna hijau dengan panjang 2-7 cm dan lebar 1-4 cm. Berdaun tunggal, daunnya berbentuk elips dengan ujung meruncing dan tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip dan mempunyai kelenjar kuncup. Bunga pukul delapan memiliki 414 mahkota bunga dengan bentuk bulat telur sungsang, pangkalnya berwarna coklat dan berwarna kuning muda diatasnya (Gambar 2.1).
(a)
Gambar 2.1 : (a) Turnera subulata Sumber : Dokumentasi, 2019
5
Bunga pukul delapan hanya mekar beberapa jam saja, sekitar jam 8 pagi sampai sekitar jam 12 siang. Maka dari itu jenis tanaman ini dinamakan bunga pukul delapan, varietas bunga pukul delapan selain ada yang berwarna putih, juga ada yang berwarna kuning. Buah tanaman ini berbentuk telur lebar dengan biji lebih dari 30. Tanaman bunga pukul delapan dapat dibudidayakan dengan biji dan stek.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionata Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Turneracae
Genus : Turnera
Spesies : Turnera subulata J.E.Smith 2.2 Manfaat bunga pukul delapan
Keanekaragaman jenis serangga dipengaruhi oleh faktor kualitas dan kuantitas makanan, antara lain banyaknya tanaman inang, umur tanaman inang, dan komposisi tegakan (Lufy, 2016).
Turnera subulata sangat bermanfaat bagi perkebunan kelapa sawit salah
satunya untuk pengendalian hama secara hayati dan dapat menjadi istana atau inang bagi sycanus, sejenis predator yang membantu memangsa hama ulat api. Sycanus menetap dan mendapatkan sumber makanan dari dalam bunga pukul delapan (Turnera subulata).
6
2.3 Pengaruh pertumbuhan bunga pukul delapan
Bunga pukul delapan Turnera subulata merupakan tumbuhan tegak berkayu dan liar yang dapat tumbuh di tanah terlantar, diladang, tanah pemakaman, tepi saluran air, dan umumnya tumbuh berkelompok. Tanaman ini dapat ditemukan juga di tempat-tampat yang terkena sinar matahari langsung atau sedikit terlindungi.
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga pukul delapan, serta waktu pembungaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu intensitas cahaya, lama penyiraman, suhu, kelembaban, dan ketersediaan hara.
a. Intensitas cahaya
Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon et.al., 2007). Selain itu besarnya intensitas cahaya yang diteruskan kepermukaan lahan cenderung menurun seiring bertambahnya umur suatu tanaman dan intensitas cahaya mengalami peningkatan yang paling tinggi terjadi pada waktu siang hari. Pada sore hari intensitas cahaya mengalami penurunan (Wijayanto dan Nurunnajah, 2012).
Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4,C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari (Onrizal, 2009).
Untuk perlakuan stek pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak terlalu banyak, karena pada masa ini sinar matahari akan menghambat hormon auksin (hormon pertumbuhan) yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang baru distek. Maka diperlukan pemberian naungan agar tidak terkena sinar secara langsung.
b. Penyiraman
Air adalah salah satu komponen penting yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam proses-proses metabolisme. Dalam kehidupan tanaman, air merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh dalam proses
7
metabolisme, sehingga ketersediaannya merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Anshar, 2011).
Pemberian air terhadap tanaman hendaknya sesuai dengan kebutuhan air tanaman yang sesungguhnya, sebab kekurangan atau kelebihan pemberian air memberikan pengaruh kurang baik bagi tanaman (Maryani, 2012).
c. Suhu
Suhu sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena suhu berpengaruh terhadap laju pertumbuhan, perbungaan, mekar bunga, munculnya serbuk sari, pembentukan benih dan pemasakan benih.
Suhu tinggi dapat merusakkan enzim sehingga metabolisme tidak berjalan dengan baik. Sedangkan suhu yang rendah dapat menyebabkan enzim tidak aktif dan metabolisme terhenti. Oleh karena itu, tanaman memiliki suhu optimum antara 10-38 ºC, dan tanaman tidak akan bertahan pada suhu di bawah 0 ºC dan diatas 40 ºC ( Firmansyah, 2009).
d. Kelembaban
Kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dalam keadaan lembab banyak air yang diserap oleh tanaman dan sedikit penguapan yang terjadi, sehingga mengakibatkan pertumbuhan menjadi cepat, pemanjangan sel-sel yang cepat, tanaman bertambah besar, kelembaban juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel. Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang.
e. Ketersediaan Hara
Unsur hara sangat diperlukan untuk pertumbahan tanaman, dengan menggunakan hara tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali.
8 2.4 Stek
Stek adalah reproduksi vegetatif suatu tumbuhan dari potongan batang, daun, dahan, atau ranting yang kemudian akan ditanam. Penyetekan adalah suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna dalam waktu yang relatif cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan induknya.
Perbanyakan vegetatif ini merupakan teknik yang tepat memperbanyak klon- klon unggul, karena kemampuannya untuk melangsungkan secara konsisten dan berkelanjutan kinerja genotif dari suatu tanaman. Keunggulan metode perbanyakan tersebut diantaranya lebih mudah, cepat dan ekonomis (Sarrou et al., 2014).
Perbanyakan tanaman dengan stek merupakan cara pembiakan tanaman yang sederhana, cepat dan tidak memerlukan teknik tertentu (Rukmana, 2012).
2.5 Jenis-jenis Stek
Ada beberapa jenis stek dalam perkembangbiakan tanaman, yaitu stek batang, stek daun dan stek akar.
2.5.1 Stek Batang
Stek batangmerupakan yang paling umum dipakai sampai saat ini, stek batang dibagi dalam 4 macam, yaitu berkayu keras (hardwood), setengah keras (semi hardwood), kayu lunak (softwood) dan golongan herba (herbaceous).
a. Stek Batang Kayu Keras
Stek batang kayu keras sangat mudah perlakuannya dan tidak terlalu banyak membutuhkan perlakuan khusus. Bahan stek sebaiknya diambil dari cabang yang sedang dalam keadaan dorman. Bagian dari tanaman yang bisa dipakai untuk stek batang kayu keras adalah berasal dari bagian batang yang sudah sangat keras dan umurnya lebih dari setahun dan cabang yang sehat,oleh karena itu bahan yang dipakai adalah bahan yang banyak mengandung bahan makanan (karbohidrat). Pada bagian pucuk terdapat karbohidrat yang rendah
9
sehingga perlu untuk dibuang. Bahan stek yang bagus terletak pada bagian tengah dan dasar cabang/ranting.
b. Stek Batang Berkayu Setengah Keras
Secara umum stek kayu setengah keras ini dipakai untuk tanaman yang memiliki daun yang lebar. Contohnya pada tanaman hias dan tanaman buah- buahan. Bagian batang yang digunakan untuk stek berkayu setengah keras adalah dari cabang tanaman yang tidak mengalami pertumbuhan lagi dan sedang dalam peroses menuju batang tua, biasanya usianya tidak lebih dari 1 tahun.
c. Stek Batang Berkayu Lunak
Pada stek batang berkayu lunak secara umum dipakai untuk menyetek tanaman yang banyak mengandung air. Tanaman yang menggunakan stek berkayu lunak biasanya memiliki pertumbuhan akar yang lebih cepat dibandingkan dengan stek dari tanaman berkayu keras. Bagian yang digunakan untuk stek adalah dari cabang yang masih muda dalam masa dan dalam masa pertumbuhan. Untuk ukuran panjang stek bervariasi, yaitu antara 10-15 cm atau tergantung pada jenis tanaman yang akan distek.
d. Stek Tanaman Herba
Pada stek tanaman herba atau semak, pada umumnya dipakai untuk menyetak tanaman yang memiliki banyak kandungan air dan lunak, contohnya pada tanaman kaktus dan lidah buaya (Aloe).
2.5.2 Stek Daun
Bagian dari daun yang dapat dipakai untuk bahan stek adalah berupa helaian daun atau helaian beserta tangkai daunnya. Akar dan batang akan tumbuh pada bagian daun yang terpotong, sedangkan bagian daun itu sendriri tidak berkembang menjadi tanaman yang baru. Sebagai contoh tanaman yang mudah dilakukan stek daun adalah tanaman hias sensiveria dan begonia.
Caranya adalah daun dipotong menjadi 2-4 bagian yang dipotong secara memanjang lalu disemai.
10 2.5.3 Stek Akar
Hal yang sangat diperhatikan jika menggunakan stek akar dalam perbanyakan tanaman adalah jangan sampai penanamannya terbalik.
Biasanya stek akar akan disemai sejajar dengan permukaan tanah atau sedikit masuk ke dalam tanah/media.
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Stek
Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek. Selain itu juga keberhasilan tumbuh suatu stek sangat bergantung dari berbagai faktor, seperti faktor internal dan eksternal (Nugroho et.al., 2013).
1.6.1 Faktor internal a. Jenis Tanaman
Beberapa jenis tanaman dapat dibiakan dengan metode stek seperti stek akar, stek batang, stek pucuk dan stek daun, tetapi ada beberapa tanaman tidak bisa dilakukan dengan metode stek.
b. Bahan Stek
Bahan stek meliputi nutrisi yang terkandung dalam tanaman, ketersediaan air, kandungan hormon oksigen dalam jaringan stek, tipe tanaman stek dan umur tanaman.
c. Panjang Stek
Pertumbuhan stek dipengaruhi oleh ukuran stek. Panjang stek menentukan jumlah cadangan makanan yang terkandung dalam stek. Panjang stek juga menunjukkan persediaan energi yang diperlukan dalam pertumbuhan akar dan tunas lebih banyak (Arinasa, 2015).
d. Pemberian Hormon Tumbuhan (ZPT)
Pemberian zat pengatur tumbuh mampu memberikan pengaruh pada pemecahan dormansi tunas, akan tetapi pengaruh zat pengatur tumbuh tidak dapat bertahan lama sehingga hanya mampu memberikan pengaruh pada pematahan dormansi tanaman. Hal ini didukung dengan pernyataan Dwi et.al (2012), Pemakaian ZPT biasanya digunakan dalam jumlah kecil dan hanya dalam waktu yang singkat antara 2-4 minggu (Trisnawan, dkk 2017).
11 2.6.2 Faktor Eksternal (Lingkungan)
a. Suhu
Setiap jenis tanaman memiliki suhu yang berbeda-beda, maka suhu sangat penting untuk pertumbuhan akar sesuai dengan jenis tanaman tersebut, agar dapat merangsang pembentukan akar yang baik dan sempurna.
b. Media Tanam
Penggunaan media tanam yang sifatnya menyimpan air lebih banyak akan mengakibatkan akar dan batang bagian bawah dapat membusuk sedangkan media tanam yang memiliki sifat kemampuan menahan air rendah akan mengakibatkan media tanam mudah kering dan tanaman akan cepat mati (Sudewo, 2005).
Menurut Prayogo (2007) media tanam yang baik harus memiliki persyaratan- persyaratan sebagai tempat berpijak tanaman, memiliki kemampuan mengikat air dan menyimpan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mampu mengontrol kelebihan air (drainase) serta memiliki ketersediaan udara (aerasi) yang baik, dapat mempertahankan kelembaban disekitar akar tanaman dan tidak mudah lapuk atau rapuh.
c. Kelembaban Udara
Kelembaban udara termasuk salah satu faktor penting yang mempengaruhi stek sebelum berakar. Bila kelembaban rendah, stek akan cepat karena kandungan air dalam stek pada umumnya sangat rendah sehingga stek menjadi kering sebelum membentuk akar (Ronaldo, 2007).
d. Intensitas Cahaya
Cahaya merupakan yang dibutuhkan tanaman sebagai salah satu komponen dalam fotosintesis, untuk itu intensitas cahaya yang sesuai untuk tanaman akan membentuk keberhasilan stek (Ronaldi, 2007).
e. Pelaksanaan
Beberapa faktor dalam pelaksanaan penyetekan yang memacu keberhasilan tumbuhnya stek yaitu perlakuan sebelum pengambilan stek dan waktu pengambilan stek (Rukmana, 2012).
12
Kesegaran stek tanaman sangat menentukan keberhasilan tumbuh atau tidaknya stek tersebut. Waktu yang disarankan untuk pengambilan stek tanaman adalah pada pagi hari sebelum matahari terbit, yaitu saat stomata didaun belum terbuka sehingga evaporasi dan proses fotosintesis tidak terjadi.
2.7 Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Hormon ZPT merupakan senyawa organik bukan nutrisi tanaman, yang dapat merangsang, menghambat atau mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Efektivitas ZPT akan dipengaruhi oleh konsentrasinya. Penggunaan ZPT dengan konsentrasi terlalu tinggi cenderung akan mengganggu pembelahan sel sehingga pertumbuhan akar akan terhambat. Namun penggunaan ZPT dengan konsentrasi yang terlalu kecil akan mengakibatkan ZPT tidak efektif (Rajiman, 2018)
Secara umum, hormon pertumbuhan pada tanaman diklasifikasikan menjadi 5 kelompok hormon yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, kelima hormon tersebut yaitu auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat (ABA) dan etilen (Verheye, 2010).
Kelima kelompok hormon utama tersebut memiliki peranan dan fungsinya masing-masing dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Campbell et al., 2008; Verheye, 2010).
a. Auksin
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam pembentukan akar, perkembangan tunas, kegiatan sel-sel meristem, pembentukan bunga, pembentukan buah dan terhadap gugurnya daun dan buah (Patma dkk., 2013).
Kandungan dalam hormon auksin adalah Indol Asam Asetat (IAA), Indol Asam Butirat (IBA), Naftalen Asam Asetat (NAA), dan 2,4 D Dikhlorofenoksiasetat (2,4 D) dengan rumus kimia auksin C10H9O2N.
b. Giberelin
Pemberian giberelin pada tanaman akan meningkatkan jumlah dan ukuran sel dengan hasil fotosintesis yang meningkat, diawal penanaman akan
13
mempercepat proses pertumbuhan vegetatif tanaman (termasuk pertumbuhan tunas-tunas baru) selain itu juga dapat mengatasi kekerdilan tanaman. Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman hasil fotosintesis akan meningkat terus (Rachmawati, 2013).
Kandungan yang terdapat dalam hormon giberelin adalah GA 1, GA 2, GA 3, GA 4.
c. Sitokinin
Sitokinin dapat berperan dalam pengaturan pembelahan sel, merangsang terbentuknya tunas, berpengaruh dalam metabolisme sel, sehingga pembentukan anakan dapat ditingkatkan (Pavlista et.al., 2013).
Kandungan yang terdapat dalam hormon sitokinin adalah Kinetin, Zaetin, Ribosil, Benzil Aminopurin (BAP) atau Benziladenin (BA).
d. Asam absisat (ABA)
Asam absisat merupakan senyawa penghambat yang berkerja antagonis (berlawanan) dengan auksin dan giberelin. Asam absisat berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun. Hormon ini berfungsi untuk mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkungan yang buruk, misalnya kekurangan air, dengan cara dormansi. Dengan rumus kimia C15H20O4.
e. Etilen
Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun (Winarno, 2007). Dengan rumus kimia C2H6O2.
2.8 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan ZPT
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemakaian ZPT adalah dosis, kedewasaan tanaman, dan lingkungan. Selain itu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan stek yaitu hormon tumbuh yang dapat dalam pembentukan akar dan tunas (Hartmann, Kester & Davies, 1990) dalam (Apriliani dkk, 2015). Pemberian ZPT pada tanaman yang belum dewasa justru akan memperburuk pertumbuhannya karena secara fisiologi tanaman tersebut belum mampu berbunga. Faktor lingkungan yaitu suhu, kelembaban, curah hujan, cuaca dan cahaya sangat berpengaruh terhadap
14
aplikasi ZPT. Bila kondisi lingkungan sesuai dengan kebutuhan tanaman, ZPT yang tepat dapat mempengaruhi proses pembungaan tanaman. Dosis yang kurang atau berlebihan akan menyebabkan pengaruh ZPT menjadi hilang, sedangkan dosis yang tinggi akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Endah, 2001).
Selain itu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek adalah ukuran atau panjang stek yang digunakan. Panjang stek menentukan jumlah cadangan makanan yang terkandung dalam stek, serta menunjukkan persediaan energi yang diperlukan dalam pertumbuhan akar dan tunas lebih banyak.
Penggunaan panjang stek dengan ukuran 15-30 cm (2 ruas) lebih efisien dalam penggunaan bahan material stek karena secara morfologi perawalan tanaman tingginya bias mencapai 1,5-2 cm (Santoso et al. 2008) dalam Dyan (2017).
2.9 Jenis ZPT
Jenis ZPT saat ini sangat banyak yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman seiring dengan tingkat perkembangan teknologi sehingga perlu pemilihan jenis yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya adalah ZPT Rootone-F dengan bahan aktif auksin. ZPT seperti auksin dapat berasal dari dua golongan yaitu alami dan sintesis (buatan) dengan merek dagang seperti Atonik, Dekamon, Rootone-F dan Growtone. Pengaruh dari masing-masing sesuai dengan kegunaan untuk merangsang tumbuh akar, tunas tanaman dan menyuburkan tanaman (Yuliandawati, 2016). Zat-zat ini akan mengumpulkan di dasar stek yang selanjutnya akan menstimulir pembentukan akar, tunas dan daun. Untuk memenuhi hormon tumbuh untuk pembentukan perakaran maka digunakan hormon pemacu perakaran terutama dari golongan auksin (Rismunandar, 1994) dalam (Apriliani dkk, 2015). Jenis dan konsentrasi Auksin akan memberikan respon berbeda terhadap perakaran. Pada penelitian ini menggunakan Zat Pengatur Tumbuh Rootone-F dengan dosis yang berbeda-beda.
Rootone-F merupakan ZPT sintetik yang bahan aktifnya merupakan gabungan dari IBA dan NAA yang sangat efektif merangsang pertunasan dan
15
pertumbuhan perakaran stek (Kosasih & Rochayat 2000, Arinasa et al., 2015).
Masalah pembentukan akar merupakan masalah pokok dari perbanyakan vegetatif, terutama untuk cara stek. Dengan adanya ZPT IBA dan NAA yang dapat merangsang pertumbuhan akar, maka perbanyakan dengan sistem stek sering kali menggunakan ZPT tersebut (Rahardianti, 2005).
Untuk mendorong pertumbuhan akar stek maka digunakan ZPT Rootone-F dengan beberapa dosis. Penambahan zat pengatur tumbuh pada stek diharapkan meningkatkan kemampuan berakar dan persentase hidup stek (Supriyanto, 2011).
Pemberian Rootone-F pada stek batang sebagai hormon sangat berpengaruh untuk proses munculnya tunas. Kemampuan stek dalam berakar dipengaruhi oleh keberadaan tunas atau pucuk, dimana tunas berperan sebagai pusat untuk pembentukan akar. Tunas diperlukan untuk mendorong terjadinya perakaran stek, pembentukan akar tidak akan terjadi bila tunas tidak muncul. Disamping itu tunas akan membutuhkan daun-daun yang bermanfaat untuk melakukan proses fotosintesis (Cahyadi, 2017).