Pikiran
Rakyat
Pemasaran
Pariwisata Jahar
Oleh UUD WAHYUDIN
M
ENGUTIP dan se-
.
kaIigus menindak-lanjuti alur pemikir-an Diro Aritonpemikir-ang, dalam tulis-annya bertajuk "Efisiensi" Pro-mosi (Pikiran Rakyat, 5/2),me-narik untuk dikajiulang bersa-
' ma. Utamanya dikaitkan dengan urgensi promosi dalam bidang pariwisata di Jawa Barat (Jabar). Seperti diketahui, dalam biclang usaha, khususnya pariwisata, promosi mutlak harns dilaku-kan. Masyarakat tidak mungkin mengenal suatu produkjika ti-dak dipromosikan, sehingga pro-mosi hams dianggarkan sebagai belanja yang diprioritaskan se-tiap perusahaan atau dinas.Kita sadar memang saat ini kondisi negara, termasuk Jabar sedang mengalami keterpuruk-an akibat hketerpuruk-antamketerpuruk-an krisis global yang tak kunjung reda. Antisipa-si kriAntisipa-sis tersebut, sektor pariwi-sata Jabar harus lebih kreatif dalam aktivitas promosi dan pe-masarannya. Krisis, sehamsnya membuat para penentu kebijak-an menjadi lebih inovatif dalam kegiatan promosi dan pemasa-ran pariwisata Jabar.
Berdasarkan pengamatan, konsep promosi pariwisata Ja-bar masih sebatas promosi pubIikasi atau lebih kecillagi
selling
-
saya kira tidak akandapat memberikan hasil yang maksimal. Konsep tradisional sudah harns ditinggalkan, Dis-parbud Jabar hams lebih serius menggarap konsep promosi (komunikasi pemasaran) pari-wisata ini secara terintegrasi.
Alhasil, perlu dipikirkan kon-sep tentang promosi dan pema-
_ _
0.L8
saran pariwisata Jabar yang be-J;lar-benar mewakili kepenting-an pariwisata di Jabar. Di sini-lah pentingnya komunikasi pe-masaran secara terintegrasi.
Mengubah "mindset"
Konsepkomunikasipemasa-ran secaraterintegrasi
merupa-kan prqses pengembangandan
implementasi berbagai bentuk
program komunikasi persuasif
kepada pelanggan dan calon
pelanggan secara
berkelanjut-an. Tujuannya, memengaruhi
atau memberikan efek
lang-sung kepada perilaku khalayak
sasaran yang dimilikinya.
Disparbud
Jabar
harus
mengubah mindset dari "inilah
objekwisatadi Jabar yang akan
kami jual, bagaimana
mema-sarkannya"
menjadi "inilah
yang
diinginkanwisatawan,ba-gaimana kami
menunjukkan-nya". Disparbud Jabar harus
segera melakukan pendekatan
outside-inplanning untuk me-
, ,~ , ~ " ""..'ngetahui kebutuhan dan kei-nginan wisatawan. Hal yang'bi-jaksana apabila Disparbud Ja-bar dapat meninggalkan pen-dekatan inside-out marketing (pendekatan tradisional). Jika Disparbud tidak memberikan apa yang diinginkan wisat-awan, dengan mudah wisat-awan akan meI1emukan objek wisata di tempat lain yang me-menuhi keinginan mereka.
Menurut Rayna Skolnik ada delapan langkah supaya sukses menerapkan komunikasi pe-masaran terintegrasi. Kita coba menerapkannya dalam konteks pariwisata di Jabar.
Pertama, identifikasi kebutuh-an dengkebutuh-an mengadakkebutuh-an riset. Disparbud Jabar harus mulai de-ngan pikiran yangjelas tentang wisatawan sasarannya, baik itu calon wisatawan, wisatawan saat ini, penentu keputusan, atau pi-hak yang memengaruhi.
Kedua, mengintegrasikan elemen bauran komunikasi. Disparbud Jabar dapat menca-ri cara untuk memperoleb, efisi-ensi dengan mensubsitusi satu alat promosi dengan yang lain-nya. Atau, dapat pula melaku-kan kolaborasi antara mereka yang menangani iklan, "PR",
event, promosi atau
pemasa-ran, hingga penanganan
custo-mer service.
Ketiga, mengedepankan ker-ja sarna tim. Komunikasi pe-masaran terintegrasi meIibat-kan bany;lk bidang/ divisi. Me-reka yang duduk dalam bi-dang/ divisi pemasaran, harus-lah bekerja sarna dengan bi-dang/divisi public relations.
Dengan demikian, diperlukan suatu proses yang membuat antarbidang/ antardivisi beker-ja sarna dan mengintegrasikan.- ,~~ - --
-program komunikasi pemasa-ran pariwisata di Jabar.
Keempat, selalu konsisten, karena konsistensi dalam pesan menciptakan awareness dan menekankan pesan yang ingin disampaikan.Disparbudharns konsisten dalam membuat citra pariwisata Jabal. Kepala Dis-parbud Jabar, HendIyawan pu-nya slogan "Kataji", ada juga yang menekankan pada 3S
(sea, sun, sand). Jadi
tetapkan-lah satu pesan sajayang bisa mewakili pariwisata di Jabar.
KeIima, melakukan meeting
cross-functional secara reguler.
Hal ini perlu dilakukan untuk koordinasi antarbidang/ antar-departemen sehingga strategi komunikasi pemasaran berada di bawah satu visi, misi, dan strategi Disparbud Jabar.
Keenam, menyediakan pela-tihan bagi karyawan. Komuni-kasi internal (pendidikan dan pelatihan) yang ditujukan ke-pada mereka, sebelum komuni-kasi tersebut sampai kepada wisatawan. Yang sering terjadi, karyawan tidak mendapatkan pelatihan yang cukup, akhirnya banyak wisatawan mendapat-kan pesan yang salah.
Ketujuh, memonitor hasilnya melalui media. Harian umum
Pikiran Rakyat dapat dijadikan
barometer perkembangan pari-wisata di Jabar. Disparbud da-pat memonitor berita-berita tentang kunjungan wisatawan ke suatu objek tujuan wisata, perubahan orientasi wisat-awan, repositioning wisata Ja-bar, pernyataan-pernyataan ah-Ii pariwisata, danlain-Iain. Atau dapat juga memantaunya melalui sajianfeature objek wi-sata yang hadir di harian ini.
Kedelapan, memikirkan
kembali masalah kompensasi, ,karena sudah seharusnya
prog-ram insentif sejalan dengan pencapaian tujuan organisasi bukan hanya tujuan individu maupun bidang/divisi.
Pada akhirnya, apabila Pe-merintah Provinsi Jabar (Dis-parbud) serius menggarap ko-munikasi pemasaran pariwisa-ta Jabar secara terintegrasi, sektor pariwisata di Jabar akan lebih maju. ***
Penulis, Lektor
Kepalapa-da Jurusan.Manajemen
Ko-munikasi Fikom Unpad dan
mengajar Komunikcisi
Pema-saran di Jurusan Manajemen
~2munikasi !"ikgm Unpa<f. ~
Kllplng
Humos
Unpod
2009
--~
o
Sen;n
o
Selasa
o
Rabu
o
Kam;s
o
Jumat
.
Sabtuo
M;nggu1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31