• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengemasan Jamu di Pt. Jamu Air Mancur Unit Palur Karanganyar Prasetya Budi Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengemasan Jamu di Pt. Jamu Air Mancur Unit Palur Karanganyar Prasetya Budi Utama"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MAGANG

PENGEMASAN JAMU

DI PT. JAMU AIR MANCUR UNIT PALUR

KARANGANYAR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Mencapai gelar ahli madya

Program Studi Agribisnis Minat Agrofarmaka Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

PRASETYA BUDI UTAMA H 3507014

PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS AGROFARMAKA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

LAPORAN MAGANG

PENGEMASAN JAMU

DI PT. JAMU AIR MANCUR

UNIT PALUR

Yang disiapkan dan disusun oleh :

Prasetya Budi Utama

H 3507014

Telah dipertahankan di depan Dosen Penguji

Pada tanggal : ...

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Menyetujui

Pembimbing/Penguji 1 Penguji II

Ir. Panut Sahari, MP Susi Wuri Ani, SP, MP NIP. 194905211980031001 NIP. 198101212008122004

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya, sehingga penulisan Laporan Magang di PT. JAMU AIR

MANCUR ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini

merupakan salah satu syarat wajib dalam menempuh jenjang studi Diploma Tiga,

Jurusan Agribisnis Minat Agrofarmaka Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan dengan judul ”PENGEMASAN JAMU DI PT. JAMU AIR

MANCUR UNIT PALUR” ini disusun berdasarkan kegiatan yang dilakukan

selama magang di PT. JAMU AIR MANCUR Unit Palur.

Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

membantu pelaksanaan magang dan pembuatan laporan ini baik secara langsung

maupun tidak langsung, yaitu :

1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program DIII yang juga telah memberikan

ijin pelaksanaan magang.

3. Ir. Panut Sahari, MP selaku ketua minat Program studi DIII Agribisnis

Agrofarmaka Fakultas Pertanian UNS

4. Ir. Edy Triharyanto, MP selaku Pembimbing Akademik

5. Ir. Panut Sahari, MP selaku Pembimbing/Penguji I dan Ibu Susi Wuri Ani, SP,

MP selaku Penguji II yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan serta

pengarahan dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dari awal hingga

akhir.

6. Dosen – dosen Fakultas Pertanian UNS yang telah memberikan studi dan

pengarahan selama ini.

7. Mas Joko Sekretariat DIII yang telah memberikan info dan masukan.

8. Pimpinan dan Staff karyawan PT Jamu Air Mancur Solo.

9. Bapak Sutardi dan Bapak Himawan selaku pembimbing lapangan di PT Jamu

Air Mancur terimakasih atas bantuan informasi dan bimbingannya selama

(4)

10.Ayah dan Ibuku dan Semua Keluargaku yang telah memberikan dukungan

moril dan materi dalam menyelesaikan kuliah.

11.Teman – teman DIII Agribisnis minat Agrofarmaka 2007 yang telah

memberikan motivasi dan semangat. Thanks for all

12.Sahabatku Wahyu Setyawan dan Mikha Putra Sanjaya seperjuangan dalam

magang yang telah memberi motivasi dan kekompakan.

13.Dan semua pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini yang

penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharaphan saran

dan kritik serta tanggapan yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga

karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Surakarta, 2010

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN ... 10

A. Waktu dan Pelaksanaan ... 10

B. Metode Pelaksanaan ... 10

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 11

A. Kondisi Umum Perusahaan ...11

1. Sejarah Singkat dan Perkembangan ...11

2. Lokasi Perusahaan ... 12

3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ... 13

(6)

5. Hak dan Kewajiban Karyawan ... 17

B. Proses Pengolahan jamu ... 17

C. Mesin dan Peralatan ... 22

1. Mesin Giling ... 22

2. Mesin Pengayak ... 23

3. Mesin Pengaduk ... 24

4. Mesin Pencetak ... 25

5. Mesin Pengemas ... 26

D. Pengemasan ...27

1. Teknik Pengemasan ... 27

2. Proses Pelabelan ... 30

3. Bahan Pengemas ... 30

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Pengolahan Jamu... 21

Gambar 2. Mesin Giling (grinder)... 22

Gambar 3. Mesin Pengayak... 23

Gambar 4. Mesin Pengaduk... 24

Gambar 5. Mesin Pencetak... 25

Gambar 6 a. Mesin Pengemas (Sachet Packing Machine)... 26

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tata Letak Pabrik PT. JAMU AIR MANCUR... 37

Lampiran 2. Struktur Organisasi Perusahaan... 38

Lampiran 3. Daftar Harga Produk... 39

Lampiran 4. Komulatif Unit (Karton)/Produk/Tahun... 40

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat tradisional yang disebut jamu merupakan salah satu unsur budaya

bangsa. Pada umumnya ramuan tersebut berasal dari bahan baku berupa

tanaman obat. Produk obat tradisional ternyata tidak hanya dikonsumsi oleh

masyarakat di dalam negeri tetapi juga oleh konsumen di luar negeri.

Pemanfaatan jamu kini berkembang kedalam bentuk-bentuk yang praktis dan

mudah diperoleh dipasaran antara lain dalam bentuk jamu serbuk, pil dan

kapsul yang kesemuanya ditujukan untuk menerobos peluang pasar sekaligus

sebagai pemberi keuntungan ekonomi yang cukup besar.

Banyaknya peminat obat-obat tradisional menyebabkan

berkembangnya usaha di bidang ini, baik dalam skala kecil seperti jamu

gendongan dan jamu seduhan sampai dengan perusahaan jamu besar yang

memproduksi jamu serbuk, kapsul jamu, pil dan tablet. Periode waktu yang

lalu, industri jamu sempat mengalami kelesuan, tetapi pada saat ini sudah

mampu mengalami perkembangan yang cukup signifikan walaupun belum

dapat dikatakan sepenuhnya mampu bersaing dengan industri obat-obatan

kimia. Jamu yang dihasilkan oleh industri, mutunya relatif lebih baik daripada

jamu yang dihasilkan oleh rumah tangga karena pengerjaan serta pemeriksaan

lebih ketat dibawah pengawasan ahli yang berkompeten.

Industri jamu pada saat ini berkembang cukup pesat. Peningkatan

produksi jamu olahan antara lain disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan

jumlah industri jamu. Diperkirakan investasi di bidang industri obat

tradisional sangat menjanjikan keuntungan dan masih mungkin untuk

dikembangkan mengingat potensinya sebagai salah satu unsur pelayanan

kesehatan masyarakat. Perkembangan ini didukung oleh semakin tingginya

minat masyarakat terhadap jamu tradisional karena harganya lebih murah dan

(10)

Semua bahan pangan baik yang siap saji maupun masih dalam keadaan

mentah perlu dikemas supaya tetap awet, menarik dan bebas dari bakteri dan

jamur yang bisa menyebabkan bahan pangan tersebut cepat basi dan berjamur.

Tetapi pada kenyataannya tidak mudah untuk memilih kemasan yang sesuai

dengan produk, aman, dan murah harganya.

Kemasan merupakan suatu proses akhir yang sangat menentukan

kelancaran proses distribusi atau pemasaran produk di dalam industri makanan

karena bahan pengemas dan label yang berisi formulasi maupun

gambar-gambar merupakan daya tarik pertama yang dapat membantu menarik

konsumen untuk membeli produk tersebut. Sehingga dapat menigkatkan daya

jual produk tersebut.

PT. JAMU AIR MANCUR merupakan industri pengolahan jamu

dengan teknik pengemasan mekanis yaitu menggunakan peralatan Sachet

packing machine, Blitzer sealing tablet, Shrink pack machine dan juga dengan

cara manual. Pengemasan yang dilakukan di PT. JAMU AIR MANCUR

meliputi pengemasan primer yang berfungsi untuk melindungi produk dari

keluar masuknya uap air dan udara, melindungi dari kotoran, debu dan

kotoran. Pengemasan sekunder berfungsi untuk melindungi produk yang ada

dalam kemasan primer dari keremukan akibat tekanan dalam tumpukan dan

transportasi serta melindungi produk dari kebocoran yang diakibatkan oleh

benda-benda tajam. Pengemasan tersier berfungsi untuk melindungi produk

setelah dikemas dengan kemasan primer dan kemasan sekunder dari

beban-beban mekanis (oleh getaran-getaran mesin maupun manusia) selama

pendistribusian sehingga produk sampai pada konsumen masih dalam keadaan

baik.

Pemilihan PT. JAMU AIR MANCUR sebagai lokasi magang

didasarkan atas beberapa hal yaitu sebagai berikut :

1. PT. JAMU AIR MANCUR bergerak dalam bidang pengolahan hasil

pertanian

terutama tanaman obat-obatan dan rempah-rempah yang sesuai dengan

(11)

2. PT. JAMU AIR MANCUR merupakan industri besar yang menjalankan

usahanya secara kontinyu serta menghasilkan jamu yang cukup dikenal

oleh masyarakat Indonesia.

3. Lokasi PT. JAMU AIR MANCUR mudah dijangkau dan terletak cukup

dekat dengan lokasi kampus UNS yaitu di Jl. Raya Solo-Sragen KM.7,

Palur, Karanganyar ( ± 1,5 Km dari kampus ).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum Magang

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara

teori dengan penerapan di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor

yang mempengaruhi sehingga dapat menjadi bekal mahasiswa setelah

terjun di masyarakat.

b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang industri

pengolahan hasil pertanian.

c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan di

industri pengolahan hasil pertanian.

d. Mengetahui sejarah, struktur organisasi dan ketenagakerjaan pada

perusahaan.

e. Memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya

(A.Md) AGRIBISNIS AGROFARMAKA di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Tujuan Khusus Magang

Tujuan magang secara khusus dengan objeknya adalah :

a. Mengetahui macam-macam kemasan di PT. JAMU AIR MANCUR.

b. Mengetahui teknik pengemasan di PT. JAMU AIR MANCUR.

c. Mempelajari aspek teknologi khususnya dalam pengolahan tanaman

obat-obatan dan rempah-rempah menjadi produk jamu serbuk.

d. Mempelajari proses produksi di PT. JAMU AIR MANCUR mulai dari

penerimaan bahan baku, pengolahan sampai produk jamu yang siap

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jamu

Jamu adalah ramuan dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai khasiat

sebagai obat. Perbedaan pokok antara obat modern dan obat tradisional ialah

obat tradisional pembuatan tidak memerlukan bahan kimia namun hanya

memerlukan air dingin atau air panas sebagai penyeduh. Zat berkhasiat belum

tentu diketahui secara pasti. Obat tradisional mempunyai susunan yang jauh

lebih kompleks daripada obat modern sehingga untuk mempelajari susunan

kimianya lebih rumit (Tampubolon, Oswald. T, 1981).

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia

dibedakan menjadi 3 macam yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan

simplisia pelican (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa

tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah

isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang secara

tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara

tertentu dipisahkan dari tanaman dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia

hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat

berguna yang dihasilkan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelican

(mineral) adalah simplisia yang berupa bahan pelican (mineral) yang belum

diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia

murni (Anonim)

B. Pengolahan Jamu

1. Penggilingan

Penggilingan merupakan pengecilan ukuran yang ekstrem. Tujuan

proses penggilingan untuk memperbesar luas permukaan bahan,

mempercepat proses pemasakan dan meningkatkan efisiensi proses

(13)

untuk mendapatkan efek pengecilan ukuran. Ketiga macam gaya tersebut

adalah untuk penekanan (comprossive), pukulan (impact) dan gaya sobek

(shear, attrition). Jenis gaya yang digunakanakan menentukan

tipe/rancangan peralatan yang tepat (Aman, 1983).

Tiga tipe mesin yang biasa digunakan adalah plate mill, hammer

mill, dan roller mill. Penggunaan mesin-mesin tersebut tergantung pada

tipe produk yang akan digiling dan hasil yang diharapkan(Aman, 1992).

2. Pengayakan

Pengayakan adalah suatu cara pemisahan partikel berdasarkan

ukuran partikel. Terutama adalah proses pemisahan bahan dalam keadaan

kering dan dikenakan terhadap bahan-bahan yang bersifat heterogen padat

(Muljohardjo, 1983).

Proses pengayakan dilakukan dengan cara mengayak bahan diatas

suatu ayakan yang memiliki lubang dengan ukuran yang dikehendaki.

Dalam proses terjadinya pemisahan menjadi dua atau lebih fraksi atau

bahan yang berbeda ukurannya. Namun masing-masing fraksi memiliki

suatu ukuran yang lebih seragam dibanding dengan campuran aslinya.

Ayakan dibuat dari kawat atau bahan lain yang cocok dengan penampang

melintang yang sama diseluruh bagian. Jenis pengayak dinyatakan dengan

nomor yang menunjukan jumlah lubang tiap inchi dihitung searah dengan

panjang kawat (Anonim).

3. Pencampuran

Menurut Lehniger and Beverloo (1975), pencampuran merupakan

proses penggabungan bahan-bahan yang berbeda dengan menggunakan

suatu alat sampai derajat homogenetis bahan tercapai. Pencampuran

(mixing) dideskripsikan sebagai pencampuran dua atau lebih bahan atau

substansi dengan cara tersendiri sampai dengan derajat homogenitas yang

diinginkan. Tujuan dari pencampuran bervariasi adalah antara lain :

a. Pencampuran sebagai tujuan terakhir.

b. Pencampuran sebagai operasi perantara untuk mencapai tujuan

(14)

C. Pengemasan

1. Definisi Pengemasan

Pengemasan adalah salah satu cara untuk melindungi atau

mengawetkan produk pangan maupun non pangan. Kemasan adalah suatu

wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang

dilengkapi dengan label atau keterangan-keterangan termasuk manfaat dari

isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting

dalam menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami

kerusakan (Susanto dan Saneto, 1994).

2. Tujuan pengemasan

Menurut Priyanto (1988), pada industri pengawetan pangan,

pengemasan merupakan proses akhir yang menentukan proses distribusi

atau pemasaran produk, karena bahan pengemas dan label yang berisi

informasi maupun gambar-gambar merupakan daya tarik pertama yang

dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Wadah yang

berupa botol, kaleng, kertas dan plastik mempunyai bermacam-macam

fungsi seperti :

- Sebagai wadah atau tempat sehingga dapat mempermudah

penyimpanan, transportasi handling dan lain-lain.

- Sebagai pelindung, jenis bahan pengemas yang dipilih tergantung dari

perlindungan apa yang diperlukan. Beberapa produk perlu dilindungi

terhadap air atau uap air terutama yang bersifat higroskopis seperti teh,

gula, dan lain-lain. Bahan lain yang perlu dilindungi adalah senyawa

volatil seperti rempah-rempah.

- Memperpanjang daya simpan produk, karena dapat mencegah

kontaminasi mikroba.

Menurut Suharto (1991), dasar pemikiran dari teknologi

pengemasan adalah produk yang sama pada pembeli bebas dari mikroba.

(15)

a. Kontaminasi dengan udara luar ataupun air, sebab udara bisa

memindahkan mikroba dan air bisa memindahkan ataupun

menyuburkan pertumbuhan mikroba.

b. Ikut campurnya insekta/serangga karena tubuh insekta bisa membawa

bakteri dan memakan produk.

c. Sinar ultraviolet yang bisa menimbulkkan jamur atau menstimulasi

bahan mikroba.

d. Asam-asam keras serta garam-garam racun karena bisa meracuni

pemakai. Pada batas-batas tertentu bisa memacu pertumbuhan

mikrobia.

e. Beban-beban luar dalam bentuk mekanis maupun panas karena bisa

menghancurkan bahan yang dapat mengakibatkan tumbuhnya

mikrobia.

3. Bahan Pengemas

Menurut Suharto (1991) berdasarkan kendala-kendala yang ada

dalam pengemasan, maka bahan kemasan awetan seyogyanya mempunyai

sifat diantaranya :

a. Mempunyai kemampuan penghantaran serta penyerapan/penerusan

panas atau listrik yang rendah.

b. Mampu menangkal keluar masuknya uap air maupun udara (harus

rapat dan tidak bocor).

c. Mempunyai kemampuan menahan sinar yang datang dari luar.

d. Mampu menangkal beban-beban mekanis (oleh karena

getaran-getaran, mesin, maupun manusia).

Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk keperluan mengemas

produk bermacam-macam tergantung pada jenis produk yang akan

dikemas. Bahan-bahan pengemas antara lain kayu, logam, gelas, kertas,

papan kertas, plastik, film dan foil (Susanto dan Saneto, 1994).

Bahan kemasan alumunium foil digunakan secara luas dalam

pelapisan dimana dibutuhkan sifat-sifat yang rendah terhadap daya tembus

(16)

yang bersifat fleksibel yang diperoleh dengan penambahan bahan-bahan

plastik. Vynil copolymer film digunakan sebagai plastik tipis yang bersifat

mengerut untuk berbagai produk dan sebagai pelapis (Buckle et al., 1987).

Macam-macam kemasan yang digunakan untuk membungkus

produk dibedakan menjadi kemasan primer, kemasan sekunder, dan

kemasan tersier (distribusi). Kemasan primer adalah kemasan yang

langsung berinteraksi dengan produk maka kemasan ini harus dapat

menahan keluar masuknya uap air dan gas, melindungi produk agar tidak

terkontaminasi oleh kotoran, debu dan kerikil. Kemasan primer terdiri dari

polyethylene, polypropylene, alumunium foil, kaleng, polycellopepper dan

polyello, botol, kertas, polyester, polyvinylidene, chlorida, rubber

hydrochloride (pliofilm) (Syarief, 1998).

Pengemas yang fleksibel terbuat dari kertas, paperboard, plastik

tipis, foils dan laminats yang digunakan untuk membungkus, sachet,

pelapis luar dan lain-lain. Istilah plastik tipis (flexible film) termasuk

barang-barang yang terbuat dari alumunium foil, kertas, sellulosa yang

diregenerasi dan sekelompok polimer organik. Masing-masing dapat

dibentuk dalam ukuran, komposisi kimia, struktur fisik dan sifat-sifat lain

yang berbeda-beda. Dalam prakteknya barang-barang tersebut jarang

digunakan tersendiri tetapi sering dalam bentuk struktur berlapis terdiri

dua atau lebih lapisan (Buckle et al., 1987)

Polyetylene merupakan plastik tipis berlapis tunggal (single film)

yang paling banyak digunakan dalam industri pengemasan. Polyetylene

dengan kepadatan yang rendah (dibuat dengan tekanan dan suhu tinggi)

merupakan plastik tipis yang murah dengan ketentuan tegangan sedang

dan terang dan merupakan penahan air yang baik tapi jelek terhadap

oksigen. Keuntungannya adalah kemampuan untuk memberi tutup yang

rapat pada cairan. Polyetylene dengan kepadatan tinggi (suhu dan tekanan

rendah) memberi perlindungan yang baik terhadap air dan meningkatkan

stabilitas terhadap panas. Polypropylene lebih kaku, kuat dan ringan

(17)

yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup

mengkilap. Plastik tipis yang mengkilap mempunyai daya tahan yang

cukup rendah terhadap suhu tetapi bukan penahan gas yang baik.

4. Teknik Pengemas

Semua bahan pangan yang akan dikemas memerlukan teknik

pengemasan yang baik. Hal ini bertujuan supaya produk pangan tersebut

tetap awet, tidak mudah berjamur atau rusak, sampai pada konsumen

masih dalam keadaan yang baik dan konsumen tidak cepat bosan dan

berpaling ke produk lain.

Teknik pengemasan yang biasa digunakan dalam industri

pangan adalah :

a. Controlled atmosphere packaging : teknik ini udara yang ada dalam

kemasan diatur sesuai dengan tekanan udara yang diperlukan dan

perubahan udara yang ada dalam kemasan secara terus menerus

dimonitor atau dipantau. Teknik ini memerlukan biaya yang mahal dan

biasanya digunakan untuk menyimpan sayuran dan buah-buahan dalam

waktu yang lama untuk menjaga kesegarannya.

b. Teknik modified atmosphere packaging : seperti teknik controlled

atmosphere packaging tetapi menggunakan pengaturan kombinasi gas

dalam kemasan.

c. Teknik vacuum packaging : udara yang berada dalam kemasan

dikeluarkan dari kemasan kemudian kemasan tersebut disegel sehingga

kemasan kedap udara. Vacuum packaging sebagian besar digunakan

untuk mengemas produk yang berupa daging (Bibek Ray, 1996).

5. Syarat Pengemas

Menurut Susanto dan Saneto (1994), dalam memilih bentuk dan

bahan kemasan yang akan digunakan agar dapat berfungsi dengan baik

maka diperlukan beberapa pertimbangan antara lain :

1. Harus cocok dengan bahan yang pengemas.

2. Harus mampu memberikan perlindungan yang baik pada produk.

(18)

4. Sanitasi dan syarat-syarat kesehatan terjamin.

5. Dapat mencegah pemalsuan.

6. Kemampuan membuka dan menutup.

7. Kemudahan pembuangan kemasan bekas.

8. Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi.

9. Penampilan menarik dan mudah dalam percetakan.

10.Biaya rendah.

(19)

BAB III

TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan magang dilaksanakan di PT. JAMU AIR MANCUR Unit Palur

yang terletak di Jl. Raya Solo-Sragen Km.7 Palur, Karanganyar. Magang

dilaksanakan pada tanggal 15 Februari sampai dengan tanggal 25 Februari

2010.

B. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan magang di perusahaan PT. JAMU AIR MANCUR ini

menggunakan metode pengambilan data dengan cara studi pustaka, observasi,

wawancara dan partisipasi langsung dalam proses pengerjaan yang ada di

perusahaan.

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan di perpustakaan yang ada di PT. JAMU

AIR MANCUR dan UNS dengan tujuan untuk menunjang data yang

diperoleh dari perusahaan pada saat pelaksanaan magang.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung yang dilakukan pada

proses-proses yang oleh perusahaan diijinkan untuk dilakukan pengamatan

dan tidak dirahasiakan.

3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan secara

lisan kepada staff perusahaan yang telah ditunjuk oleh perusahaan sebagai

pembimbing lapangan.

4. Partisipasi

Partisipasi merupakan proses pengamatan yang dilakukan dengan

berperan aktif dalam kegiatan yang ada di perusahaan mulai dari

(20)

memperhatikan hak perusahaan untuk merahasiakan proses tertentu yang

(21)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat dan Perkembangan

Pada mulanya PT. JAMU AIR MANCUR merupakan suatu

industri rumah tangga (home industri) yang bergerak di bidang pembuatan

jamu tradisional. Industri ini didirikan oleh Lamberatus Wono Santoso,

Rudi Hindrotanojo dan Kimun Ongkosandjojo yang didirikan di Pucang

sawit Surakarta pada tanggal 23 Maret 1963 dengan tenaga kerja

berjumlah 11 orang. Pada awal berdirinya, proses sortasi, pembersihan

bahan, penggilingan dan pengemasan dikerjakan secara manual. Produk

PT. JAMU AIR MANCUR dipasarkan di Jakarta oleh LW. Santoso dan

karena terinspirasi dengan sebuah air mancur yang ada di Jakarta maka

perusahaan ini dinamakan ”Air Mancur”.

Hambatan yang dirasakan pada saat itu adalah kurangnya modal

dan waktu produksi yang terbatas sehingga menyebabkan permintaan

pasar tidak dapat terpenuhi. Akhirnya perusahaan menyewa sebuah pabrik

lengkap dengan mesin giling yang oleh pemilik sebelumnya digunakan

sebagai penggiling gaplek. Pabrik tersebut terletak di Desa Cublak,

Wonogiri. Masyarakat sekitar menyebutnya ”Gudang Seng”.

Pada tanggal 23 Desember 1963, home industri tersebut beralih

menjadi perusahaan berbentuk perseroan terbatas dengan nama ”PT.

JAMU AIR MANCUR” yang berkedudukan di Wonogiri dan sejak

tanggal 1 Januari 1964 seluruh kegiatan dipindahkan dari Pucang Sawit ke

Wonogiri dengan jumlah karyawan sebanyak 50 orang.

Dari tahun ke tahun, jumlah karyawan semakin meningkat. Hal ini

mengakibatkan ruang kerja menjadi terlalu sempit. Oleh karena itu, mulai

tanggal 1969 sampai tahun 1978, PT. JAMU AIR MANCUR mendirikan

(22)

Tahun 1969 jumlah karyawan PT. JAMU AIR MANCUR

mencapai 68 orang. Pabrik PT. JAMU AIR MANCUR terletak di jalan

Pelem 51 Wonogiri.

Tahun 1973 dipersiapkan perluasan pabrik yang terletak di Jalan

Raya Solo-Sragen Km.7, Palur dan diresmikan pemakaiannya pada

tanggal 24 Februari 1974 oleh L.W. Santoso. Dalam perkembangannya, di

kompleks itu terdapat bagian produksi dengan gudang, mesin,

laboratorium pengendalian mutu serta bagian marketing.

Tahun 1976 didrikan pabrik baru di Desa Jajar, Kleco, Kodya

Surakarta. Pabrik ini disediakan untuk kegiatan logistik dan laboratorium

peneliatan dan pengembangan PT. JAMU AIR MANCUR. Penggunaan

pabrik baru di Kleco diresmikan oleh Departemen Kesehatan RI pada

tanggal 10 Desember 1979. Tahun 1978 dibangun pabrik di Desa

Giriworo, Kabupaten Wonogiri.

Tahun 1976, PT. JAMU AIR MANCUR memiliki empat unit kerja

antara lain : Unit Kerja Palur, Unit Kerja Wonogiri yang terdiri dari dua

unit yaitu di Pelem dan Giriwono dan Unit Kerja Jajar. Unit kerja Jetis

didirikan untuk memproduksi kosmetik.

Beberapa tahun yang lalu PT. JAMU AIR MANCUR Unit Kerja

Palur mengalami kebakaran pada bagian pengemasan. Hal ini

menyebabkan proses pengemasan dipindahkan ke Celep yang berjarak ±

400 m dari Unit Kerja Palur.

Memasuki tahun 2000, PT. JAMU AIR MANCUR terus

berkembang dengan 1549 karyawan dan telah mendapat setifikat ”Halal”

dari majelis ulama Indonesia pada tahun 1998 serta mendapat ISO 9001 di

bidang manufacturing of jamu. Pada pertengahan tahun 2000 PT. JAMU

AIR MANCUR telah mengekspor produknya ke negara Taiwan, Brunai

Darussalam, Malaysia, Hongkong, Singapura, Vietnam, Filipina, Arab

Saudi, Uni Emirat Arab, dan Suriname.

Pada tahun 2004 Unit Kerja Jajar yang terletak di Kecamatan

(23)

2. Lokasi Perusahaan

Proses pengolahan PT. JAMU AIR MANCUR dilakukan pada

beberapa daerah (unit produksi) yang berbeda. Lokasi dan proses produksi

yang dilakukan adalah :

1. Unit Produksi Palur terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan Jaten,

Kabupaten Karanganyar untuk pengolahan bahan baku, pengolahan

jamu serbuk dan obat luar dalam bentuk padat sekaligus sebagai kantor

pusat.

2. Unit Produksi Jetis terletak di Kecamatan Jaten, Kabupaten

Karanganyar untuk pengolahan produk kosmetika.

3. Unit Produksi Klampisan terletak di Kecamatan Giriwono, Kabupaten

Wonogiri untuk pengolahan jamu ekstrak.

4. Unit Produksi Pelem terletak di Kabupaten Wonogiri untuk

pengolahan produk makanan dan minuman.

5. Unit Produksi Celep terletak di Kecamatan Jaten, Kabupaten

Karanganyar untuk proses pengemasan jamu serbuk dan obat luar

dalam bentuk padat dengan menggunakan mesin.

3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

1. Visi : Menjadi perusahaan terdepan di Indonesia yang menghasilkan

produk alami bagi kesehatan.

2. Misi

PT. JAMU AIR MANCUR didirikan dengan misi :

a. Memproduksi dan memasyarakatkan obat alami, minuman

kesehatan, kosmetika, dan suplemen berbahan baku alami yang

inovatif, memberi nilai tambah tinggi dan menyehatkan

masyarakat.

b. Memuaskan pelanggan dan konsumen melalui manfaat yang lebih

dari harapan.

c. Memuaskan stakeholders melalui kinerja perusahaan yang prima

(24)

d. Selalu bertambah diatas rata-rata industri sejenis sehingga

meningkatkan market share disetiap kategori produk.

e. Membangun SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal dan

kompeten dibidangnya.

3. Tujuan

PT. JAMU AIR MANCUR didirikan dengan tujuan :

a. Mencapai laba yang optimal.

b. Memenuhi kebutuhan obat tradisional bagi masyarakat dan bangsa

Indonesia.

c. Membantu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat

disekitar perusahaan.

d. Menunjang kebutuhan industri bahan baku.

e. Meningkatkan nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang

saham.

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Manajemen PT. JAMU AIR MANCUR yang berhubungan langsung

dengan aktifitas produksi di unit produksi Palur dibagi menjadi beberapa

departemen yang bertanggung jawab kepada masing-masing General

Manager (GM), yaitu Departemen Plan manager, Departemen Qualiti

Control, Departemen Technical dan Departemen SSH (Safety, Sanitasi and

Hygiene) yang bertanggung jawab pada GM Operation. Sedangkan untuk

Departemen Treasury, Departemen Accounting, Departemen Purchasing,

Departemen Product Supply Operation (PSO), Departemen Info

Technologi (IT) bertanggung jawab pada GM Finance and Logistic.

Berikutnya ini pembagian Departemen beserta beberapa diantara

tugas-tugasnya :

a. Departemen Plan Manager

1. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi seluruh proses

produksi sesuai target yang telah ditentukan.

2. Menyusun dan melaksanakan rencana mingguan berdasar surat

(25)

3. Mengatur kebutuhan karyawan seperti makan siang, poliklinik, dan

pengkajian (via kasir).

b. Departemen Qualiti Control

Departemen Qualiti Control (QC) merupakan departemen

yang akan mengontrol kualitas produk dari PT. JAMU AIR

MANCUR. Departemen QC membawahi Laboratorium Penelitian dan

Pengembangan. Komplek Laboratorium ini terdiri dari 6 buah unsur

pokok yaitu laboratorium Farmokologi, Mikrobiologi, Farmakologi,

Fabrikasi dan Pengembangan. Sedangkan sarana pendukung terdiri

dari 4 unit yaitu kebun percobaan, koleksi tanaman obat, pemeliharaan

hewan dan bagian perpustakaan.

Selain bertanggung jawab terhadap mutu produk yang

dihasilkan, departemen ini juga merangkap sebagai penanggung jawab

atas sanitasi perusahaan. Adapun tugas-tugas dari departemen ini

adalah sebagai berikut :

1. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi semua proses QC

mulai bahan awal sampai produk siap dilaunching sesuai Standar

Air Mancur.

2. Bertanggung jawab atas pemberian nomor batch.

3. Melaksanakan pemeriksaan bahan baku jamu dan bahan baku jamu

secara makroskopis dan mikriskopis.

4. Melaksanakan pemeriksaan efek toksin yang terkandung dalam

bahan baku makanan dan minuman.

5. Melakukan pemeriksaan central instrumentasi dengan

menggunakan metode-metode yang sudah ditentukan atasan untuk

memeriksa bahan simplisia, bahan bantu, produk kompetitor dan

kemasan.

6. Membuat prosedur pemeriksaan mikrobiologi dengan

menggunakan buku literatur untuk tujuan modifikasi.

7. Melakukan pemeriksaan akhir terhadap bahan yang baru dibeli dan

(26)

8. Melaksanakan pemeriksaan kualitas bahan baku jamu setelah

proses mixer.

9. Melaksanakan pengolahan administrasi meliputi sistem pelaporan

hasil QC dan R&D.

10.Mengkoordinir pengadaan sarana peralatan QC dan R&D.

c. Departemen Technical

Bertanggung jawab dalam hal perawatan mesin dan

memperbaiki jika ada kerusakan.

d. Departemen SSH (Safeti, Sanitasi and Hygiene)

1. Membentuk gugus keselamatan kerja diseluruh unit PT. JAMU

AIR MANCUR.

2. Mengkoordinir pemeriksaan air produksi bekerja sama dengan QC

dan PDAM.

3. Pemeliharaan fasilitas MCK.

e. Departemen Treasury

1. Mengarahkan dan mengawasi proses pengolahan seluruh keuangan

berkaitan dengan kebutuhan perusahaan.

2. Melaksanakan pembayaran hutang piutang perusahaan, pengkajian,

dan penyediaan kas beku untuk tiap unit.

3. Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan berkaitan dari agen

dan distributor meliputi data tagihan dan surat pembekuan.

f. Departemen Accounting

1. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi seluruh administrasi

pembekuan perusahaan dan distributor.

2. Melaksanakan pengolahan administrasi dan perhitungan pajak

perusahaan.

3. Menyiapkan faktor pajak standar untuk agen jamu.

g. Departemen Purchasing

1. Merencanakan dan mengawasi semua proses pengadaan bahan

kebutuhan perusahaan meliputi bahan produksi dan non produksi.

(27)

3. Pengadaan bahan simplisia.

4. Farmasi.

h. Departemen PSO (Product Supply Operation)

1. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan

bahan baku.

2. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan etiket.

i. Departemen Informasi Technologi

1. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi proses teknologi

informasi di seluruh PT. JAMU AIR MANCUR.

2. Mengkoordinir dan mengendalikan pemakaian, pemeliharaan dan

perbaikan hardware dan software.

3. Melaksanakan perawatan dan perbaikan program penggajian pada

SDM di seluruh unit/lokasi.

4. Perawatan seluruh program data resep jamu dan semua produk PT.

JAMU AIR MANCUR.

5. Hak dan Kewajiban Karyawan

a. Hak Karyawan

Setiap karyawan PT. JAMU AIR MANCUR diberikan hak yang

sama untuk :

1. Mendapatkan gaji setiap bulan.

2. Menikmati fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan.

3. Menikmati tunjangan-tunjangan yang diberikan.

4. Mendapatkan ijin cuti yang sama.

5. Mendapatkan tunjangan pensiun atau tunjangan puna karya.

b. Kewajiban Karyawan

1. Mematuhi dan melaksanakan peraturan yang diberlakukan di PT.

JAMU AIR MANCUR.

2. Bersedia menerima sanki atau pemutusan kerja jika terbukti

melakukan kesalahan.

(28)

4. Menjaga kerahasiaan PT. JAMU AIR MANCUR (resep, keuangan

dan lain-lain).

5. Melaksanakan kerja dan menjalin hubungan yang baik diantara

sesama karyawan.

B. Proses Pengolahan Jamu

Proses pengolahan jamu dilakukan Unit Produksi Palur dan merupakan

proses lanjutan dari proses pengolahan bahan baku jamu yaitu dimulai dari

proses penggilingan sampai pemeriksaan laboratorium.

a. Penggilingan

Bahan baku jamu siap pakai yang sudah diracik sesuai resep atau

ramuannya dan yang telah masuk dalam gudang racikan akan mengalami

proses penggilingan. Penggilingan ini bertujuan untuk mereduksi ukuran

atau menghaluskan racikan jamu menjadi jamu halus (serbuk).

Pengilingan di PT. JAMU AIR MANCUR dilakukan dengan 7

buah mesin giling (5 atau 6 mesin yang masih aktif dipergunakan).

Karyawan yang menangani sebanyak 4 orang.

Mesin giling yang digunakan oleh PT. JAMU AIR MANCUR

terdiri dari 2 tipe mesin :

1. Mesin giling dengan hammer mill, sebanyak 6 buah mesin dengan

kapasitas 500-750 kg/hari (8 jam), digunakan untuk menggiling bahan

yang keras dan ulet seperti kayu-kayuan, alang-alang dan kulit/pelepah

kayu.

2. Grinder, sebanyak 1 buah dengan kapasitas 750-1000 kg/hari (8jam),

digunakan untuk menggiling bahan yang mudah digiling seperti

daun-daunan dan biji-bijian.

b. Pengayakan 1

Pengayakan ini dilakukan dengan tujuan untuk menyeragamkan

derajat kehalusan bahan yang memenuhi syarat dan untuk memisahkan

bahan dengan kotoran. Pengayakan dilakukan secara manual dan dengan

(29)

Hasil dari proses penggilingan diayak dengan mesin pengayak.

Bahan yang tidak lolos saring (kasaran/ampas) digiling kembali dengan

mesin penggiling khusus untuk ampas dan diayak kembali. Bila masih

terdapat kasaran dari proses ayakan ampas maka dilakukan pengayakan

dengan ayak tangan. Halusan dari masing-masing proses pengayakan

selanjutnya dicampur menjadi satu. Sedangkan kasaran hasil ayakan

tangan dibuang.

Ukuran pengayak yang digunakan pada proses ini adalah 120 mesh.

Jumlah bahan yang diayak sama dengan jumlah hasil dari proses

penggilingan. Lama pengayakan ±30 menit untuk IR dari masing-masing

bahan.

c. Pengadukan

Pengadukan dimaksudkan untuk mencampur produk antara bahan

racikan menjadi campuran yang homogen. Pada proses ini dilakukan

penambahan bahan bantu misalnya minyak adas untuk memudahkan

pengadukan. Penambahan bahan bantu ini dilakukan dengan menggunakan

mesin. Hasil yang turun dari mesin pengaduk merupakan jamu setengah

jadi dan disimpan dalam gudang jamu setengah jadi.

d. Pemeriksaan Laboratorium

Dari gudang jamu setengah jadi, bahan diambil contohnya oleh

Laboratorium penelitian dan penngembangan. Pemeriksaan dilakukan

selama 3 hari untuk masing-masing jamu setengah jadi tersebut.

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan kadar air,

homogenitas campuran, derajat kehalusan, khasiat, kandungan logam berat

dan diujicobakan pada hewan percobaan untuk mengetahui kandungan

racun.

Dalam gudang jamu setengah jadi, bahan ada dalam drum yang

berlabel dan di kelompokkan berdasarkan nomor batch. Ada 3 label yang

digunakan antara lain label kuning untuk bahan yang masih dalam

(30)

pengovenan, serta label hijau untuk bahan yang telah lolos pemeriksaan

atau uji laboratorium.

Apabila pemeriksaan angka lempeng total maupun angka kapang

dan jamur rentang serta memenuhi standart mutu yang lain maka bahan

diberi nomor batch yang dikeluarkan oleh laboratorium fabrikasi yang

bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan memenuhi syarat untuk

dikemas. Namun, jika belum memenuhi syarat dan proses, seperti proses

pengovenan yang kurang, maka perlu diulang. Laboratorium akan

mengeluarkan surat permohonan untuk mengulang reproses. Halusan jamu

serbuk yang telah memenuhi ketentuan dikirim kegudang yang berada di

Unit Produksi Celep (tempat pengemasan produk) untuk proses

selanjutnya.

e. Pengayakan II

Proses pengayakan II dilakukan untuk halusan jamu serbuk. Proses

ini dilakukan karena pada masa karantina laboratorium selama 3 hari

kemungkinan besar bahan yang berada di gudang setengah jadi

menggalami penggumpalan. Selain itu, pengayakan II juga bertujuan

untuk menjaga apabila bahan kemasukan bahan lain atau benda asing yang

tidak diharapkan. Ukuran pengayakan pada tahap ini adalah 80 mesh.

Mesin yang digunakan dalam pengayakan II dilengkapi dengan

penyedot debu sehingga udara dalam ruangan tidak terpolusi dengan

halusan yang beterbangan akibat proses yang sedang dilakukan sehingga

pekerja menjadi lebih nyaman dalam bekerja. Kapasitas mesin yang

digunakan pada proses pengayakan dalah 71 kg/org/jam.

f. Pengemasan

Pengemasan dilakukan dengan cara manual maupun mekanis

(menggunakan mesin) di Unit Produksi Celep. Produk jamu serbuk

dikemas kedalam pengemas primer yaitu alumunium foil dan

pollycellpaper. Pengemasan manual dilakukan saat pengemasan dalam

kemasan sekunder dan distribusi (setiap 10 bungkus dikemas dalam PVC).

(31)

Sebelum dilakukan pengemasan dilakukan proses pengayakan.

Selama proses pemeriksaan di laboratorium hingga produk setengah jadi

siap dikemas, kemungkinan terjadi pengumpulan dan pencemaran oleh

(32)

Proses Pengolahan Jamu di PT. JAMU AIR MANCUR dapat dilihat pada

gambar 3 berikut :

Gambar 1. Proses Pengolahan Jamu di Unit Produksi Palur

Racikan bahan

Penggilingan I

Pengayakan I

Halusan ayak I

Kasaran/ampas

Penggilingan ampas

Pengayakan II

Hlusan ayak

Ampas

Ayak tangan

Sampah Halusan Ayak Tangan

Pencampuran

Pemeriksaan Laboratorium Pengovenan (70º C, 5jam)

(33)

C. Mesin dan Peralatan

1. Mesin Giling (Grinder)

Spesifikasi Mesin Giling :

a. Daya mesin = 75 pk

b. Efisiensi mesin 14 jam (hasil 75%)

c. Minyak pelumas yang sering digunakan per menit Caltex 5

d. Digerakkan listrik 380 volt

e. Mesin-mesin yang digerakkan oleh generator masing-masing dapat

dihasilkan 100 kas dengan daya 3 fase tegangan 380 volt

f. Kapasitas produksi 100kg/jam putaran motor 200 rpm

g. Suhu pada saat giling 40º C pada pagi hari, semakin siang suhunya 80º

C

(34)

2. Mesin Pengayak

Spesifikasi Mesin Pengayak :

a. Ukuran pengayak 120 mesh dan 80 mesh

b. Terdapat 2 mesin pengayak di PT. JAMU AIR MANCUR

c. Menggunakan tenaga listrik

Gambar 3. Mesin Pengayak

3. Mesin Pengaduk

Spesifikasi Mesin Pengaduk :

a. Menggunakan tenaga listrik

b. Kapasitas 45 kg

(35)

Gambar 4. Mesin Pengaduk

4. Mesin Pencetak

Spesifikasi Mesin Pencetak :

a. Kapasitas 120 kg/hari

b. Terdapat 2 mesin pencetak atau Telet di PT. JAMU AIR MANCUR

(36)

Gambar 5. Mesin Pencetak

5. Mesin Pengemas

Spesifikasi Mesin Pencetak

a. Kapasitas 20.000 bungkus / hari

(37)

Gambar 6 a. Mesin Pengemas (Sachet Packing Machine)

Gambar 6 b. Mesin Pengemas (Blitser Sealing Tablet)

D. Pengemasan

1. Teknik Pengemasan

Mutu produk jamu yang dipasarkan sangat dipengaruhi oleh bahan

(38)

yang bisa dipakai dalam pengemasan adalah yang ”optimal” sebab bahan

yang bisa memantulkan kembali sinar yang datang (misalnya almunium)

karena suhu atmosfer (udara luar) pada akhirnya bisa menerobos (karena

alumunium adalah konduktor) masuk hingga produk awetan. Udara luar

memang tidak bisa masuk. Pihak perusahaan menyadari hal ini, yaitu

bahan pengemas dan teknik pengemasan perlu mendapatkan perhatian

yang serius karena menyangkut langsung dengan keselamatan dan

kesehatan konsumen (pengkonsumsi).

Pengemasan di PT. JAMU AIR MANCUR menggunakan 2 cara

yaitu manual dan cara mekanis.

a. Manual

Pengemasan manual yaitu pengemasan dengan menggunakan

tenaga manusia tanpa bantuan mesin. Pengemasan manual paling

banyak digunakan di bagian jamu bersalin lengkap (JBL) yang

memproduksi jamu bersalin. Selain itu pengemasan manual dilakukan

untuk pengemasan sekunder dan kemasan tersier (distrubusi).

Jamu bersalin lengkap terdiri dari pilis, tapel serta bedak

dingin. Cara pengemasan yang dilakukan yaitu dengan cara

memasukkan satu persatu jamu tersebut ke dalam kemasan primer

yang sudah disediakan untuk masing-masing jamu. Setelah dimasukan

dalam kemasan primer lalu kemasan primer tersebut satu persatu

dimasukkan dalam kemasan sekunder yaitu kaleng/logam.

Pengemasan jamu bersalin lengkap dengan cara manual sudah

efektif dan sesuai karena jamu bersalin lengkap berisi pilis, tapel dan

bedak dingin yang semuanya berbentuk padat.

Pengemasan manual juga dilakukan untuk kemasan sekunder

yaitu produk yang sudah dikemas dengan kemasan primer langsung

dimasukkan pada kemasan sekunder lalu diselotip. Setiap kemasan

sekunder berisi 10 kemasan primer.

Pengemasan manul juga dilakukan untuk kemasan distrubusi

(39)

kemudian diselotip. Masing- masing kardus kemasan distrubusi

mempunyai kapasitas 1000 dan 2000 bungkus jamu serbuk (kemasan

primer) dan setiap kemasan distrubusi berisi 100-200 kemasan

sekunder.

Pengemasan sekunder dan pengemasan distribusi dilakukan

dengan cara manual yaitu setiap kemasan langsung dimasukkan satu

persatu menggunakan tangan ke dalam kemasan sekunder dan

distrubusi.

b. Mekanis

Pengemasan secara mekanis adalah pengemasan dengan

menggunakan tenaga mesin. Produk jamu yang dikemas dengan cara

mekanis terdiri atas produk yang berupa serbuk dan sebagian berupa

tablet. Pengemasan secara mekanis sudah cukup efektif karena bisa

meminimalisasi kemungkinan tumpah dan tepat meskipun memerlukan

peralatan dengan harga yang tinggi. Jika serbuk dikemas dengan

menggunakan pengemasan cara manual terkadang takarannya tidak

sesuai dengan yang diinginkan yaitu produk yang berupa serbuk

mudah tercampur dengan partikel-partikel kecil seperti debu dan

kerikil serbuk mudah tumpah. Waktu yang digunakan untuk

mengemas serbuk secara manual lebih lama (tidak efisien). Mesin

pengemas yang digunakan oleh PT. JAMU AIR MANCUR ada 3

macam yaitu :

1. Sachet Packing Machine

Sachet Packing Machine digunakan untuk membungkus

produk jamu serbuk (seduhan) ke dalam bahan pengemas berupa

alumunium foil dan polycellopeper. Mesin pengemas Sachet

Packing Machine berjumlah 9 buah yang terletak di Celep. Bahan

pengemas yang digunakan untuk mengemas jamu pada mesin ini

adalah alumunium foil dan polycellopeper.

Cara kerja Sachet Packing Machine adalah bahan yang

(40)

atas kemudian bahan tersebut turun ke bagian penakar yang

terletak di bagian dalam mesin. Kemasan yang digunakan dalam

bentuk lembaran, masuk melalui bagian bawah, kemudian terlipat

menjadi 2 bagian dan selanjutnya di segel (sealed) secara otomatis

pada bagian kanan dan kiri. Kemasan tersebut melewati corong

pengeluaran dan produk jamu akan diisikan ke dalam pengemas

dalam jumlah tertentu sesuai yang tertera di dalam label kemasan.

Jika jumlah yang diisikan telah sesuai takaran maka pengeluaran

jamu akan terhenti dan kemudian kemasan akan di segel (sealed)

secara otomatis pada bagian atasnya serta dipotong oleh pisau yang

berada di ujung mesin.

2. Blitzer Sealing Tablet

Blitzer Sealing Tablet berjumlah 1 buah dan terletak di

Celep. Mesin ini khusus digunakan untuk mengemas jamu yang

berupa tablet (param) menggunakan kemasan alumunium foil.

Cara kerja dari mesin ini adalah bahan yang berupa tablet

(param) dimasukan ke dalam bagian alat yang berjalan secara

periodik kemudian bahan tersebut akan masuk ke dalam kemasan

yang telah terisi akan disegel dan dipotong secara otomatis oleh

mesin.

3. Shrink Pack Machine

Shrink Pack Machine digunakan untuk mengemas kotak

karton pada pengemasan sekunder sebagai segel.

Cara kerja dari alat ini adalah kotak yang telah berisi

beberapa sachet jamu serbuk dibungkus dengan plastik PVC dan

dilewatkan pada Shrink Pack Machine, panas dari mesin tersebut

akan menyebabkan plastik menempel pada kertas karton. Selain itu

Shrink Pack Machine juga digunakan untuk menyegel pada

kemasan primer dihampir semua produk di Jamu Bersalin Lengkap

(41)

Mesin pengemas yang ada pada PT. JAMU AIR MANCUR

yang terletak di Celep secara keseluruhan berjumlah 10 mesin,

dalam 1 shift (8 jam) dapat mengemas 18.000-20.000 bungkus

produk jamu.

2. Proses Pelabelan

Proses pelabelan kemasan di PT. JAMU AIR MANCUR dilakukan

dengan cara manual dan mekanis. Pelabelan secara mekanis dilakukan

dimana kode produksi dan tanggal kadaluwarsa akan tertulis pada saat

kemasan keluar dari mesin. Sedangkan pemberian kode produksi dan

tanggal kadaluwarsa pada pengemasan manual dilakukan dengan

menggunakan alat seperti stempel yang kode angkanya bisa dirubah.

Label merupakan bagian yang penting karena berisi informasi

tentang produk yang dikemas yang meliputi merk jamu, cara

mengkonsumsi, komposisi bahan, nama perusahaan, kode SNI, kode

produksi dan tanggal kadaluwarsa, serta cara penggunaan. Selain itu label

pada kemasan juga dapat meningkatkan daya tarik konsumen, karena

konsumen akan merasa aman apabila mengkonsumsi produk jamu yang

terdapat label lengkap. Oleh karena itu setiap produk jamu yang

dikeluarkan oleh PT. JAMU AIR MANCUR dikemas dan diberi label

yang memberikan jaminan hingga kapan (tanggal, bulan, tahun) bisa

dipakai/dikonsumsi.

3. Bahan Pengemas

Kemasan yang digunakan oleh PT. JAMU AIR MANCUR tidak

diproduksi sendiri oleh perusahaan, namun dipesan dari perusahaan lain

yang bergerak di bidang pembuatan kemasan, yaitu dari PT. Sentosa Jaya.

Walaupun kemasan yang digunakan oleh PT. JAMU AIR MANCUR

dipesan dari perusahaan lain, namun untuk penentuan jenis bahan kemasan

(42)

Kemasan yang digunakan oleh PT. JAMU AIR MANCUR dapat

dibedakan menjadi :

a. Kemasan Primer

1. Alumunium Foil

Alumunium foil merupakan bahan pengemas primer yang

paling banyak digunakan oleh PT.JAMU AIR MANCUR. Bahan

ini sering digunakan karena mempunyai banyak kelebihan bila

dibandingkan dengan pengemas kertas maupun pengemas lainya.

Kelebihan dari alumunium foil adalah penampilan luar yang cukup

menarik, mengkilat, serta daya simpan terhadap produk lebih lama

daripada kemasan kertas.

Menurut Syarief et all., (1998) kelebihan pengemas

alumunium foil adalah penampilan yang bagus, mengkilat dan

jamu yang dikemas dengan alumunium foil yang lebih awet bila

dibandingkan dengan yang dibungkus kertas. Hal ini disebabkan

alumunium foil sebagai pelindung atau penguat bungkusan pada

bagian tengah dan sebagai pelapis pada bagian dalam. Selain itu

pengemas alumunium foil lebih praktis, lebih mudah mengemas,

tahan lama dalam penyimpanan, serta proses sealing dan pelabelan

akan lebih mudah apabila menggunakan alumunium foil yang

dilapisi dengan polyetilene.

2. Policellopepper dan polycello

Polycellopepper merupakan kemasan yang terbuat dari

oriented polypropylene (OPP) 25 gram yang dilapisi dengan

polyetilene (PE) 15 gram atau litopepepper 40 gram yang dilapisi

dengan PE 25-30 gram. Sedangkan polycello terbuat dari OPP 20

gram yang dilapisi PE 40 gram. Oryented Polyprophylene (OPP)

adalah polypropylene yang dimodifikasi untuk memperbaiki

sifat-sifatnya.

Dari penampakannya, pengemas ini terlihat seperti kertas

(43)

foil. Polycellopaper digunakan untuk mengemas produk jamu

serbuk dan polycello digunakan untuk pengemas jamu hewan

(43A).

3. Kertas Ersat

Bentuk kemasan kertas ersat yang sering digunakan berupa

kantung kertas, lembaran persegi empat, kotak atau box. Kertas

ersat sangat sedikit digunakan dalam pengemasan produk PT.

JAMU AIR MANCUR. Kertas ersat digunakan untuk mengemas

Jamu Ekstrak Super (seri XP) dan obat luar seperti param, mangir,

pilis, dan tapel dalam bentuk yang memerlukan proteksi terhadap

keluar masuknya gas. Hal ini terjadi karena jamu-jamu tersebut

mempunyai kandungan minyak atsiri tinggi. Meskipun kertas ersat

mempunyai permeabilitas gas yang tinggi, kemasan tersebut masih

dikemas lagi dengan menggunakan kemasan sekunder yaitu

polycellopper yang mempunyai permeabilitas gas yang rendah.

b. Kemasan Sekunder

1. Kertas Karton

Kertas karton digunakan sebagai kemasan sekunder untuk

jamu seduhan (jamu serbuk), param batangan dan param kocok,

mangir padat dan mangir kocok serta madurasa.

Kelebihan kertas karton dari bahan pengemas lainnya

adalah harganya yang murah dan lebih ringan. Kelemahan kertas

karton yaitu mudah rusak oleh tekanan dan goncangan. Kemasan

dengan kertas karton masih dikemas lagi dengan kemasan

distribusi yaitu kertas karton gelombang. Jadi kelemahan tersebut

bisa ditutupi.

2. Logam

Kemasan logam digunakan untuk Jamu Bersalin Lengkap

(JBL). Bahan kemasan logam ini berupa plat baja berlapis timah.

(44)

terjadi kerusakan pada segel akan mudah diketahui oleh

konsumen).

3. Plastik

Kemasan plastik digunakan untuk membungkus jamu

serbuk setelah dikemas dengan alumunium foil, polycellopaper,

atau polycello. Bahan kemasan plastik ini berupa polyethylene,

polyprophyelene dan PVC.

Menurut Buckle (1987), polyethylene merupakan volume

terbesar dari plastik tipis berlapis tunggal (single films) yang

digunakan dalam industri pengemasan. Polyethylene merupakan

plastik tipis dengan harga yang murah yang merupakan penahan air

yang baik namun jelek terhadap oksigen. Polyprophyelene

mempunyai sifat lebih kaku, kuat dan ringan daripada polyethylene

dengan daya tembus air yang rendah, stabil terhadap suhu tinggi

dan mengkilap. Sedangkan PVC (Polyvinyl Chlorida) merupakan

plastik tipis yang bersifat fleksibel.

Menurut Syarief (1998), plastik mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan plastik antara lain mudah diwarnai, ongkos

produksi rendah, mudah dibentuk, tidak mudah pecah, tidak

berkarat dan ketahanan terhadap air baik. Sedangkan

kekurangannya antara lain kurang tahan panas, mudah retak,

bentuk tidak stabil dan permeabilitas terhadap gas tinggi.

Berdasarkan sifat dan karakteristik plastik maka pemilihan

plastik sebagai kemasan sekunder produk jamu serbuk sudah sesuai

karena dapat memberikan perlindungan yang diperlukan produk.

4. Polycellopepper

Selain sebagai kemasan primer, polycellopepper juga

digunakan sebagai pengemas sekunder untuk membungkus obat

(45)

c. Kemasan Tersier (Distribusi)

Kemasan distribusi untuk semua produk yang dihasilkan PT.

JAMU AIR MANCUR adalah papan bergelombang yaitu kotak

karton. Kemasan inilah yang dipergunakan dalam distribusi produk

jamu yang telah dilakukan pengemasan primer dan sekunder untuk

disampaikan kepada pemasar maupun langsung kepada konsumen.

Pada kemasan tersier digunakan karton bergelombang karena

mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan pengemas lainnya

yaitu harga yang relatih murah, tidak keras, ringan dan mudah dilipat

dalam keadaan kosong sehingga efisiens jika disimpan dalam gudang

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

• Pengemasan produk di PT. JAMU AIR MANCUR menggunakan 2 cara yaitu : manual dan mekanis. Mesin pengemas yang digunakan di PT.

JAMU AIR MANCUR terdiri dari 3 jenis yaitu :

1. Sachet Packing Machine : digunakan untuk membungkus produk jamu

serbuk (seduhan) ke dalam bahan pengemas berupa alumunium foil

dan polycellopepper.

2. Blitzer Sealing Tablet : digunakan untuk mengemas jamu yang berupa

tablet (param), menggunakan kemasan alumunium foil.

3. Shrink Pack Machine : digunakan untuk mengemas kotak karton pada

pengemasan sekunder sebagai segel.

Cara manual diaplikasikan untuk pengemasan Jamu Bersalin Lengkap.

Cara mekanis diaplikasikan untuk pengemasan yang serbuk dan tablet

(jumlah relatif sedikit).

• Kemasan yang digunakan oleh PT. JAMU AIR MANCUR dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

1. Kemasan Primer :

1. Alumunium foil.

2. Polycellopeper dan polycello.

(47)

B. Saran

1. Perlu diberikan mesin pengemas sachet packing machine dan blitser

sealing tablet di bagian Jamu Bersalin Lengkap (JBL) agar produktifitas

pengemasan lebih besar.

2. Diperlukan modifikasi baru desain kemasan jamu di PT. JAMU AIR

MANCUR untuk bisa lebih menarik konsumen.

Gambar

Gambar 1. Proses Pengolahan Jamu............................................................
gambar merupakan daya tarik pertama yang dapat membantu menarik
gambar 3 berikut :
Gambar 6 b. Mesin Pengemas (Blitser Sealing Tablet)

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu data primer dengan wawancara langsung kepada responden berdasarkan kuesioner yang telah disiapkan dan data sekunder

Tugas Akhir Ini Telah di Sahkan dan Diterima Sebagai Salah Syarat Dalam Menyelesaikan Study S-1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas

 Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya selama kegiatan Kerja Praktek baik secara langsung maupun tidak, terutama kepada : Bapak Randi selaku Senior