• Tidak ada hasil yang ditemukan

Layanan ekstensi (perpustakaan keliling) badan perpustakaan dan arsip daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 656

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Layanan ekstensi (perpustakaan keliling) badan perpustakaan dan arsip daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 656"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

LAYANAN EKSTENSI (PERPUSTAKAAN KELILING)

BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh

Gelar vokasi Ahli Madya (A. Md.) dalam bidang ilmu perpustakaan

Oleh:

KUKUH ARI WIBOWO

D1807016

PROGRAM DIPLOMA III PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk di pertahankan dihadapan Dewan

Penguji Tugas Akhir Program Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing

Dra. Sri Urip Haryati, M.Si.

(3)

PENGESAHAN

Tugas Akhir ini telah disetujui oleh Dewan Penguji Program Diploma III

Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi Persyaratan dalam memperoleh gelar vokasi

Ahli Madya ( A. Md. ) dalam bidang Ilmu Perpustakaan.

Pada Hari

Tanggal

Dewan Penguji :

:

1. Drs. Widodo, M.Soc.Sc.

NIP. 19591108 1982031005

2. Dra. Sri Urip Haryati, M.Si.

(...)

Penguji I

(...)

NIP. 19570821 1983032001 Penguji II

Mengetahui

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan

Drs. H. Supriyadi SN, S.U

(4)

HALAMAN MOTTO

- Fight Until The End (Mahafisippa)

- Bukan Mahasiswa Kupu-kupu/Kuliah pulang-kuliah pulang (HIMAPUS)

- Jangan menyalahkan apa yang sudah kita dapat, karena percayalah Tuhan

akan memberikan hal yang terbaik buat kita tanpa kita ketahui.

- Jangan banyak teori banyaklah berbuat.

- Hidup bukan hanya sekedar hidup, tapi bagaimana membuat hidup menjadi

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karyaku ini kepada :

ü Ibu dan Bapak yang telah memberikan semua yang saya butuhkan meski

saya belum bisa membalasnya.

ü Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan kritikannya.

ü Almamaterku yang tercinta.

ü Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum War ohmatullahi Wabar okatuh.

Allhamdulilahirobbil’ alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

Melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Penyusunan Tugas Akhir dengan judul “LAYANAN EKSTENSI

(PERPUSTAKAAN KELILING) BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP

DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ini dengan baik.

Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan kelulusan

program studi Diploma III Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyelesaian Tugas Akhir ini dapat terlaksana dengan baik berkat

dukungan dari banyak pihak. Karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Supriyadi SN, S.U. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Suurakarta.

2. Bapak Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si. Selaku Ketua Program Studi

Diploma IIII Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Suurakarta.

3. Bapak Drs. Widodo, M.Soc.Sc. Selaku Kepala SubBag Pendidikan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Suurakarta dan sekaligus sebagai penguji. Trimaksih atas segala

(7)

4. Ibu Dra. Sri Urup Haryati, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Tugas

Akhir yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

penyusunan Tugas Akhir.

5. Ibu Dra. Mulyat Yunipratiwi, M.Si. yang telah memberikan

bimbingan dan pengetahuan di bidang pelayanan perpustakaan Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Itimewa Yogyakarta.

6. Seluruh Staff Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah

Itimewa Yogyakarta. Yang telah banyak membantu selama

terlaksananya Praktek Kerja Lapangan yang tidak dapat di sebutkan

satu per satu .

7. Bapak dan ibu atas segala doa serta bimbingan semasa hidup,

terutama saat menuntut ilmu dan menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Semua teman – teman angkatan 2007 yang sudah berbagi pengalaman

selama kuliah.

9. Kepada Himapus, Bambu Nada, HMD, Mahafisippa yang sudah

memberikan pelajaran organisasi maupun pengalaman dan

kbersamaannya.

Juga kepada semua pihak yang yang telah membantu penulis dalam

penyusunan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, dengan

tanpa mengurangi rasa hormat penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala

bantuan dan kemurahan hatinya.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan,

penulis juga memohon maaf yang sebesar besarnya jika dalam penulisan Tugas

(8)

kritik dan saran sangat penulis harapkan dan semoga Tugas Akhir ini dapat

memberikan manfaat bagi segenap pihak.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Surakarta,...2010

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

PERSRTUJUAN... ii

PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGATAR... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Penulisan Tugas Akhhir... 3

C. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data... 3

D. Metode Pengumpulan Data... 4

E. Identifikasi Masalah... 4

F. Rumusan Masalah... 5

G. Sistematika Penulisan... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perpustakaan... 8

B. Perpustakaan Daerah... 8

(10)

D. Layanan Perpustakaan Keliling... 9

E. Kelebihan Layanan Perpustakaan Keliling... 12

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. A. Sejarah... 13

B. Visi, Misi, dan Tujuan... 21

C. Struktur Organisasi... 22

D. Sumber Daya Manusia... 25

E. Gedung atau Ruangan... 25

F. Sumber Dana... 26

G. Sarana dan Prasarana... 26

H. Koleksi... 27

I. Layanan... 29

BAB IV PEMBAHASAN A. Layanan Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta... 40

1. Fungsi dan tugas Layanan Perpustakaan Keliling... 43

2. Sistem Layanan Perpustakaan Keliling... 43

3. Waktu dan Tempat Layanan... 44

4. Keanggotaan Perpustakaan Keliling... 50

5. Prosedur Peminjaman bahan koleksi Perpustakaan Keliling... 50

6. Koleksi Perpustakaan Keliling... 51

7. Statistik Pengunjung Perpustakaan Keliling... 53

8. Tata tertib Perpustakaan Keliling... 54

(11)

B. Model atau konsep kendaraan operasional Perpustakaan Keliling yang

Efektif dan Efisien... 58

C. Hambatan – hambatan dalam pelayanan Perpustkaan Keliling... 64

D. Pemecahan atau Solusi hambatan-hambatan dalam Layanan

Perpustakaan Keliling...

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 66

B. Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA... 69

GAMBAR

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Koleksi Menurut Golongan DDC...27

Tabel 3.2 Jumlah Koleksi Langka BPAD DIY

Menurut Jenisnya...29

Tabel 3.3 Waktu Layanan... 39

Tabel 4.1 Jadwal Operasional Perpustakaan Keliling Wilayah Kota Yogyakarta

bulan Januari...45

Tabel 4.2 Jadwal Operasional Perpustakaan Keliling Wilayah Kabupaten Kulon

Prorgo bulan Januari...46

Tabel 4.3 Jadwal Operasional Perpustakaan Keliling Wilayah Kabupaten Sleman

bulan Januari...47

Tabel 4.4 Jadwal Operasional Perpustakaan Keliling Wilayah Kabupaten Bantul

Progo bulan Januari...48

Tabel 4.5 Jadwal Operasional Perpustakaan Keliling Wilayah Kabupaten Gunung

Kidul bulan Januari...49

Tabel 4.6 Jumlah Koleksi Perpustakaan Keliling

Wilayah Kota Yogyakarta...51

Tabel 4.7 Jumlah Koleksi Perpustakaan Keliling

Wilayah Kabupaten Sleman... 52

Tabel 4.8 Jumlah Koleksi Perpustakaan Keliling

Wilayah Kabupaten Bantul...52

(13)

Wilayah Kabupaten Kulon Progo...52

Tabel 4.10 Jumlah Koleksi Perpustakaan Keliling

Wilayah Kabupaten Gunung Kidul...53

Tabel 4.11 Jumlah Petugas Perpustakaan Keliling

Wilayah Kota Yogyakarta...55

Tabel 4.12 Jumlah Petugas Perpustakaan Keliling

Wilayah Kabupaten Sleman...55

Tabel 4.13 Jumlah Petugas Perpustakaan Keliling

Wilayah Kabupaten Bantul... 56

Tabel 4.14Jumlah Petugas Perpustakaan Keliling

Wilayah Kabupaten Kulon Progo... 56

Tabel 4.15 Jumlah Petugas Perpustakaan Keliling

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Perpustakaan dan

Halaman

Arsip Daerah Propinsi Daerah Itimewa Yogyakarta... 24

Gambar 4.1 Model Kendaraan Operasional Perpustakaan Keliling... 58

Gambar 4.2 Barang Bawaan Kendaraan Perpustakaan Keliling... 60

Gambar 4.3 Detail meja di dalam mobil... 60

Gambar 4.4 Kendaraan Opersional Wilayah Kota Yogyakarta... 61

Gambar 4.5 Kendaraan Opersional Wilayah Kabupaten Sleman... 61

Gambar 4.6 Kendaraan Opersional Wilayah Kabupaten Bantul... 62

Gambar 4.7 Kendaraan Opersional Wilayah Kabupaten Kulon Progo... 62

Gambar 4.8 Kendaraan Opersional Wilayah Kabupaten Gunung Kidul... 63

(15)

A. Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

Fungsinya perpustakaan adalah sebagai sarana penyedia informasi bagi

publik. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

selalu berusaha maksimal dalam memenuhi kebutuhan penyedia sarana informasi

bagi publik. Dengan Kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dan

meningkatanya kebutuhan informasi di era globalisasi ini, pada umumnya

masyarakat perkotaan dan pedesaan semakin haus akan informasi yang akurat, tepat

dan cepat, baik cetak maupun elektronik. Tetapi, mengingat akan adanya suatu

tembok tinggi yang besar yang memisahkan keduanya, sampai sekarang masih saja

terjadi sebuah kesenjangan dalam penyebaran sumber informasi. Maka, tidaklah aneh

masih banyak dijumpai masyarakat pedesaan yang masih jauh tertinggal

pengetahuannya.

Idealnya setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk

mendapatkan informasi, akan tetapi mengingat daya beli masyarakat yang sangat

kurang, membeli buku bukan menjadi prioritas. Selain itu juga ada faktor lain yang

tidak kalah mengganggunya, yaitu masih mahalnya harga buku. Sehingga

memperbesar kemungkinan semakin jauhnya masyarakat dari sumber informasi.

Kesulitan untuk pergi ke perpustakaan umum karena faktor geografi, sesuatu yang

merupakan masalah umum bagi sebagian besar masyarakat maka, akan semakin di

mengerti mengapa minat baca atau penguasaan informasi rakyat Indonesia begitu

(16)

Namun demikian, mengingat keterbatasan sarana dan prasarana,

masyarakat pedesaan agak lamban dalam mengakses informasi yang dibutuhkan.

Untuk mengatasi kesenjangan informasi ini, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Istimewa Yogyakarta, memberikan layanan informasi tambahan kepada masyarakat

pedesaan maupun sekolah-sekolah yang terpencil keberadaanya dan belum adanya

sarana perpustakaan sebagai media membaca murid-murid sekolah, dengan

menyediakan layanan perpustakaan keliling (Mobile Libr ar y). Jenis layanan ini perlu

dikembangkan dan diperkenalkan kepada masyarakat, agar mereka dapat

memanfaatkan Perpustakaan Keliling sebagai suatu sarana pengembangan pribadi

dalam pendidikan nonformal. Perpustakaan Keliling merupakan salah satu perangkat

penyelenggaraan pendidikan nonformal yang berupaya untuk ikut mencerdaskan

kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945.

Untuk memberikan layanan perpustakaan keliling, agar dapat diakses dan di

manfaatkan, diperlukan sebuah sistem layanan yang baik dari sarana dan

prasarananya. Dalam hal ini konsep kendaraan perpustakaan keliling juga harus

diperhatikan, baik dari jenis kendaraan dan penataan ruangan kendaraannya, agar

pengunjung mudah menggunakannya dalam arti mudah mencari buku yang

diperlukan tetapi juga nyaman tidak sempit. Secara langsung, peran Perpustakaan

Keliling mampu menilai apakah peran masyarakat sebagai pembaca atau pengguna

Perpustakaan Keliling sudah maksimal atau belum. Kebanyakan pengunjung

perpustakaan menetap adalah kalangan pelajar dan staf pengajar, dan sangat minim

pengguna dari masyarakat umumnya dari kalangan petani, peternak yang berdiam di

(17)

B. Tujuan Penulisan Tugas Akhir

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana sistem layanan Perpustakaan

Keliling Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta di lapangan.

2. Untuk mengetahui bagaimana model kendaraan operasional Perpustakaan

Keliling Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui hambatan yang di hadapi layanan Perpustakaan Keliling

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Untuk mengetahui bagaimana pemecahan atau solusi dari hambatan-hambatan

dalam layanan Perpustakaan Keliling.

C. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan Praktek Kerja Magang sebagai salah satu syarat dalam penulisan

laporan Tugas Akhir. Yang di laksanakan pada:

1. Waktu

Adapun Waktu Pelaksanaan Pengumpulan Data dilaksanankan bersamaan

dengan waktu penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan

alokasi waktu selama 6 minggu yaitu tanggal 15 Februari 2010 sampai

dengan 27 maret 2010.

2. Lokasi

Lokasi tempat pengumpulan data adalah di Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, di unit Badran I yang beralamat

(18)

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data sebagai bahan penulisan Tugas Akhir, penulis menggunakan

beberapa metode pengumpulan data, sebagai berikut:

1. Pengamatan.

Pengamatan adalah Metode pengumpulan data di mana peneliti atau

kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan

selama penelitian. (Gulo, 2002 :116)

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah Metode pengumpulan data dengan cara mencatat

berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. (Gulo, 2002 : 123)

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

mempelajari berbagi karya tulis, seperti buku – buku, jurnal, ensiklopedia,

majalah, surat kabar dan lain – lain terbitan masa lalu.

(Hadari Nawawi & Mimi Martini, 1993 : 222)

E. Identifikasi Masalah

Proses Layanan Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mencakup empat kabupaten

yaitu Kabupten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten

Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta. Layanan Perpustakaan Keliling Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta banyak

mengalami berbagai hambatan mulai banyaknya tempat instansi atau sekolah yang

dilayani, jumlah armada operasional Perpustakaan Keliling yang sangat sedikit dan

(19)

F. Rumusan Masalah.

Dari hal–hal yang diuraikan dalam latarbelakang masalah dapat dihasilkan

rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem layanan Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan dan

Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di lapangan?

2. Bagaimana model kendaraan operasional Perpustakaan Keliling Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?

3. Hambatan yang di hadapi layanan Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?

4. Bagaimana upaya pemecahan hambatan-hambatan dalam layanan

Perpustakaan Keliling?

G. Sistematika Penulisan

Agar penulisan Tugas Akhir ini terarah dan tersusun secara teratur,

Tugas Akhir ini dibuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan Tugas Akhir

C. Waktu dan Lokasi Pelaksananan Pengumpulan Data

D. Metode Pengumpulan Data

E. Identifikasi Masalah

F. Rumusan Masalah

G. Sistematika Penulisan

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perpustakaan

(20)

C. Perpustakaan Keliling

D. Layanan Perpustakaan Keliling

Bab III GAMBARAN UMUM BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP

PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

A. Sejarah

B. Visi, Misi dan Tujuan

C. Struktur Organisasi

D. Sumber Daya Manusia

E. Gedung dan Ruang

F. Sumber Dana

G. Sarana dan Prasarana

H. Koleksi

I. Layanan

Bab IV PEMBAHASAN

A. Layanan Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Fungsi dan tugas Layanan Perpustakaan Keliling

2. Sistem Layanan Perpustakaan Keliling

3. Waktu dan Tempat Layanan

4. Keanggotaan Perpustakaan Keliling

5. Prosedur Peminjaman bahan koleksi Perpustakaan Keliling.

6. Koleksi Perpustakaan Keliling.

7. Statistik Pengunjung Perpustakaan Keliling.

8. Tata tertib Perpustakaan Keliling

(21)

B. Model atau konsep kendaraan operasional Perpustakaan Keliling.

C. Hambatan – hambatan dalam Lyanan Perpustkaan Keliling.

D. Pemecahan atau solusi dari hambatan-hambatan dalam Layanan

Perpustakaan Keliling.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

GAMBAR

(22)

A. Perpustakaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan mulai dikenal telah cukup lama, yaitu sejak ditemukannya

bahan dan cara menulis. Sejak sat itulah istilah perpustakaan mulai timbul. Begitu

pula dengan pengertian perpustakaan seiring dengan perkembangannya perpustakaan

berubah secara berangsur – angsur seiring dengan berjalannya waktu. Yang semula

hanya kumpulan buku – buku saja dapat disebut sebagai perpustakaan. Seiring

dengan berjalannya waktu pengertian perpustakaan mulai beragam sesuai dengan

fungsi dan tugasnya. Ada beberapa pengertian perpustakaan yang muncul saat ini

seperti di antaranya:

Sebuah ruangan, bagian atau sub bagian dari sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku, biasanya disimpan menurut tata

susunan tertentu serta digunakan untuk anggota perpustakaan. 1

Kumpulan buku atau bangunan fisik tempat buku dikumpulkan, disusun menurut

sistem tertentu untuk kpentingan pemakai (Syihabuddin Qalyubi dkk, 2003 : 4)2

B. Perpustakaan Daerah.

Perpustakaan Daerah Perpustakaan yang didanani dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan.3

C. Perpustakaan Keliling

Adapun beberapa pengertian Perpustakaan Keliling di antaranya sebagai

berikut :

4Perpustakaan keliling adalah bagian perpustakaan umum yang mendatangi

1 Sulistyo Basuki.1991Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, Hlm 3. 2 Syihabuddin Qalyubi dkk. 2003. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan informasi Fakultas ADAB. Hlm 4.

(23)

pemakai dengan menggunakan kendaraan (darat maupun air), secara umum perpustakaan keliling berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum

(menetap) (Sulistyo- Basuki, 1991: 48). Perpustakaan keliling ini

mendatangi masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari perpustakaan

umum yang biasanya berada di pusat kota kabupaten atau kotamadya.

Dengan adanya perpustakaan keliling ini memungkinkan penduduk yang tinggal jauh dari perpustakaan umum dapat memanfaatkan jasa yang diberikan oleh perpustakaan umum.

Perpustakaan Keliling adalah Perpustakaan yang bergerak (mobile libr ar y)

dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran dan bahan pustaka

lainnya untuk melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang belum

terjangkau oleh layanan perpustakaan umum Kotamadya yang menetap.5

Pada dasarnya perpustakaan keliling bukan merupakan satu jenis

peerpustakaan tersendiri. Perpustakaan keliling merupakan jenis layanan yang

dikembangkan (extensi) pada perpustakaan umum, yang disebut layanan

Perpustakaan Keliling.6

D. Layanan Perpustakaan Keliling

Proses layanan Perpustakaan Keliling Tidak Lepas dari sejarahnya yaitu:

Ide untuk mensirkulasikan buku secara rutin kepada pembaca dengan jalan

membawa berkeliling sejumlah buku dengan menggunakan kendaraan atau alat

pengangkut mula-mula timbul dari Inggris, yaitu pada tahun 1859. Pada saat itu

Mechanics Institution di Warrington Inggris, yang bertujuan memperkenalkan

pelayanan perpustakaan secara berkeliling dengan ruang lingkup yang terbatas

dalam lingkungan perguruan tinggi tersebut. Kendaraan yang digunakan ialah

sejenis kereta kuda. Tetapi percobaan pelayanan perpustakaan keliling pada masa itu

tidak begitu menarik perhatian, baik bagi masyarakat pada umumnya maupun bagi

(24)

perpustakaan lain, sehingga tidak ada satu perpustakaan pun di abad itu yang

mengikuti jejak perpustakaan Mechanics Institution dalam menyelenggarakan

pelayanan perpustakaan keliling.

Baru pada awal abad ke 20, di Glasgow, diselenggarakan pelayanan serupa

tetapi ditujukan untuk masyarakat umum. Pelayanan yang dimulai pada tahun

1904 itu mempelopori timbulnya sejumlah perpustakaan keliling yang tersebar di

seluruh Inggris, seperti misalnya War r ington Libr ar y (tahun 1974) dalam periode

kerja sekali seminggu dan menggunakan kereta kuda, disusul oleh Manchester

Libr ar y yang sejak tahun 1931 menyelenggarakan pelayanan semacam dengan

menggunakan kendaraan bis yang sengaja diubah untuk kepentingan kegiatan

perpustakaan keliling. Setelah itu perkembangan perpustakaan keliling di Inggris

menjadi semakin bertambah pesat, sehingga pada tahun 1962 sudah terdapat 327

buah perpustakaan keliling yang tersebar di berbagai daerah di Inggris.

Di Amerika, perpustakaan keliling timbul pertama kali atas ide dari Mary

Titcomb, seorang pustakawan dari Washington Countr y Fr ee Libr ar y di

Hagerstown, Maryland. Pada tahun 1905 ia menugaskan Joshua Thomas, seorang

pesuruh perpustakaan untuk berkeliling melayani penduduk secara langsung ke

daerah pedesaan. Kendaraan yang digunakan ialah sebuah kereta kuda yang dapat

memuat 250 buah buku. Dengan menggunakan kendaraan tersebut Joshua

Thomas mengelilingi propinsi Washington yang berpendudukan ± 49.617 orang.

Perpustakaan keliling ini merupakan pelayanan tambahan dari perpustakaan

umum Wa shington Countr y F ree Libr ary.

Usaha Mary Titcomb tersebut di atas banyak menarik perhatian

perpustakaan lain yang tersebar di seluruh Amerika. Berturut-turut perpustakaan

(25)

P lainfield P ublic Libr ary di Plainfield, Indiana tahun 1916 dengan menggunakan

sebuah mobil Ford berkapitas ± 400 buku; tahun 1919 Hibbing P ublic Libr ary di

Hibbing, Minnesota yang melayani 20 desa disekitarnya dengan menggu nakan

kendaraan bis berkapasitas 1000 buku; tahun 1920 Evanston Public Libr ar y

menggunakan truk berkapasitas 500 buku yang telah dirubah khusus untuk

pelayanan ini dan sebagainya.

Perkembangan perpustakaan keliling di Amerika sangat pesat. Dari 60 buah

pada tahun 1937 tumbuh menjadi 603 pada tahun 1950, 815 buah pada tahun

1956, dan ± 2000 pada tahun 1965. Jumlah ini masih terus bertambah dengan

pesat sampai saat ini.

Perkembangan perpustakaan keliling selain menjalar di Amerika, juga

menjalar di negara-negara lain di seluruh dunia seperti Kanada (1930), Jepang

(1940), India (1953), Pakistan (1957), Nigeria (1958), Belgia (1959), Singapore

(1959), Irak (1961), Malaysia (1962), dan Indonesia (1974).

Kemajuan perpustakaan keliling bukan hanya ditandai dengan makin

bertambahnya negara yang menyelenggarakan pelayanan itu, tetapi juga ditandai

dengan berkembangnya jenis kendaraan untuk pelayanan tersebut. Semula

kendaraan yang digunakan adalah untuk melayani daerah jalan darat (seperti

kereta kuda, mobil, bis, dan lain lain) kemudian digunakan kendaraan untuk

melayani mereka yang hidupnya di sekitar daerah perairan atau daerah jalur kereta

api (seperti perahu, kapal, kereta api). Di Norwegia, sebagian besar perpustakaan

keliling menggunakan perahu bermotor yang dinamakan perpustakaan terapung

sebab sebagian besar daerahnya merupakan daerah pantai yang tidak dapat

(26)

pula perpustakaan keliling dengan menggunakan kereta api untuk melayani

penduduk di sepanjang jalan dan para pegawai kereta api.

Layanan perpustakaan keliling pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis,

karena perpustakaan keliling melayani semua lapisan masyarakat tanpa

membedakan status sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kepercayaan maupun

status lainnya. Semua warga masyarakat bebas memanfaatkan layanan jasa

perpustakaan keliling.

Dalam layanan terbuka (open acces) sistem ini, para pengunjung bisa

langsung memilih dan mencari sendiri bahan pustaka yang ada dimobil. Pengunjung

langsung menuju ke rak-rak buku dan majalah dan koran yang tersedia di

perpustakaan keliling.7

Sarana perlengkapan untuk menyelenggarakan Perpustakaan Keliling terdiri

dari atas kendaraan Perpustakaan Keliling dengan perlengkapannya dan peralatan

yang digunakan yaitu:8

1. Kendaraan dan Perlengkapanya

Berdasarkan sifat medan operasinya ada 2 (dua) macam Kendaraan yang dapat

dipakai oleh Perpustakaan Keliling, yaitu yang (1) kendaraan darat dan kendaraan

laut atau disebut Perpustakaan Terapung, yang (2) kendaraan perpustakaan keliling

darat dengan bermesin roda empat atau lebih, disusun dengan sistematika daya

angkut, yang disesuaikan dengan medan jalan operasinya.

(27)

2. Perlengkapan

Perlengkapan atau peralatan yang diperlukan oleh unit mobil perustakaan keliling

adalah sebagai berikut:

a. Dongkrak mobil

b. Kunci roda, busi dan kunci-kunci lainnya

c. Ban serep d. Ganjalan roda e. Kipas angin atau AC

f. Alat pemadam kebakaran g. Kotak PPPK

h. Segi tiga pengaman

i. Lampu senter j. Jam dinding. k. Generator.

i. Kursi lipat. 3. Peralatan.

Peralatan yang diperlukan untuk kegiatan administrasi, yaitu:

a. Formulir pendaftaran anggota b. Buku peminjaman

c. Stempel tanggal kembali

d. Kartu katalog

e. Buku daftar anggota perpustakaan f. Daftar koleksi buku

h. ATK (alat tulis kantor)

Anggaran Opersional Perpustakaan Keliling.9

Biaya untuk operasional Perpustakaan Keliling di lingkungan Kantor Perpustakaan

Umum Daerah dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD). Biaya itu disusun per tahun anggran kemudian dipecahkan menjadi per

bulan di mana rincian anggaran tersebut meliputi:

(28)

a. Biaya petugas setiap unit mobil Perpustakaan Keliling minimal 2 (dua) orang

petugas, yaitu:

1. Biaya honorium petugas

2. Biaya Administrasi

3. Biaya Perawatan suku cadang kendaran

b. Biaya perawatan kendaraan, di samping biaya operasional yang disediakan oleh

APBD, diharapkan pula tambahan biaya dari pihak sponsor, dari

masyrakatsetempat sehingga layanan perpustakaan keliling menjadi lancar dan

efektif.

E. Kelebihan Perpustakaan Keliling Dibandingkan dengan layanan

Perpustakaan Menetap

Kelebihan Perpustakaan Keliling dibandingkan dengan layanan

Perpustakaan Umum adalah:10

§ Sifatnya yang fleksibel karena dapat berpindah-pindah.

§ Menyediakan layanan perpustakaan secara lebih informal.

§ Menyediakan pergantian koleksi secara tetap.

§ Menghubungkan pemakai dengan layanan perpustakaan menetap

secara terus menerus .

§ Memungkinkan pemakai menerima layanan profesional dari

perpustakaan wilayahnya.

§ Secara aktif mempromosikan layanan perpustakaan karena selalu

kelihatan berkeliling di masyarakat.

(29)

Sedangkan Perpustakaan Umum:11

§ Prinsip-prinsip layanan sesuai dengan atau untuk kebutuhan masyrakat.

§ Di usahakan berlangsung cepat, tepat mudah dan sederhana

§ Di ciptakan kesan yang menarik dan meneyenangkan atau memuaskan

pemakai/penerima layanan.

(30)

A. Sejarah

BAB III

GAMBARAN UMUM

BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

PRIPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Setiap memperingati Hari Ulang Tahun tak dapat lepas dari sejarah,

karena dari sejarahlah diketahui asal-usul seseorang ataupun suatu Lembaga/Kantor.

Seperti halnya Perpustakaan Nasional Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Perpustakaan Nasional Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dahulu bernama

Perpustakaan Negara Republik Indonesia, dipersiapkan berdirinya sejak bulan

Januari 1948 atas anjuran Mr. Santoso (waktu itu menjabat Sekjen Kementrian PP

dan K) dan Mr. Hendromartono, sebagai pelaksana ditunjuk R. Patah, yang memulai

tugas persiapannya bertempat di kamar samping dari paviliyun Museum Sono

Budoyo di Yogyakarta.

Sebagai modal pertama kali dikumpulkannya buku-buku, brosur-brosur,

majalah-majalah dan surat kabar-surat kabar, yang terutama berasal dari hadiah atau

sumbangan, antara lain dari Panitia Milik Bangsa Asing (PMBA), Komite Nasional

Indonesia (KNI), Dewan Pertahanan Negara, P.F. Dahler, USIS, British Counsil,

Bupati Pacitan dan juga berupa titipan dari Mr. Ali Sastroamidjojo, Rumah Penjara

Yogyakarta, Prof. Dr. Poerbotjaroko serta ditambah dengan sementara buku-buku

dari pembelian. Dalam rangka persiapan ini, pada pertengahan tahun 1948 telah

dapat dibuka sebuah ruang baca berempat di Jl. Mahameru dan dibuka tiga kali

seminggu di waktu sore dari jam 16.00-18.00 WIB, dengan pelayanan dua orang

petugas. Setelah mengalami Aksi Militer Belanda ke-II, maka dengan modal yang

(31)

en Bibliotheek". Buatan Belanda dan mendapat tambahan alat-alat meubeler serta

buku-buku dari OLB tersebut. Sejak itulah persiapan-persiapan dilanjutkan dengan

penuh ketekunan, di samping penambahan formasi pegawainya.

Akhirnya, tibalah saat kelahiran Perpustakaan Negara dengan nama

lengkapnya "PERPUSTAKAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA", pada

tanggal 17 Oktober 1949, jam 16.30 WIB yang dibuka resmi oleh Y.M. Menteri

Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, Mr. Sarmidi Mangoensarkoro. Oleh

Menteri, Sdr. R. Patah ditunjuk sebagai pengasuh Perpustakaan Negara yang telah

lama beliau siapkan.

Kiranya penunjukkan ini tidaklah keliru, karena berkat ketekunan

pengasuh, maka Perpustakan Negara yang lahir ditengah-tengah kancah revolusi

fisik, makin lama makin berkembang. Menurut rencana semula Perpustakaan Negara

RI, akan dijadikan Perpustakaan Induk. Ini sesuai dengan nama dan tempat

kedudukannya di kota Yogyakarta, yang pada saat lahirnya perpustakaan tersebut

menjadi ibukota Republik Indonesia. Dari sinilah akan dikembangkan berdirinya

perpustakaan-perpustakaan di seluruh pelosok tanah air, sejak Perpustakaan-

perpustakaan Propinsi hingga perpustakaan-perpustakaan Daerah Tingkat

Kabupaten. Tapi kiranya sejarah yang menentukan.

Setelah terjadinya peleburan nama Republik Indonesia Serikat menjadi

Negara Kesatuan Republik Indonesia, Tahun 1950 dan ibukota Republik Indonesia

dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta, maka berubah arah peranan Perpustakaan

Negara RI yang pada saat itu direncanakan menjadi induknya perpustakaan-

perpustakaan di seluruh tanah air. Perpustakaan Negara di Semarang yang lahir

kemudian, tidak mau lagi diasuh oleh Perpustakaan Negara Republik Indonesia,

(32)

di Jakarta. Sejak itu kedudukan Perpustakaan Negara Republik Indonesia di

Yogyakarta tidak lagi dipandang sebagai Perpustakaan Induk, melainkan hanya

sebagai Perpustakaan Propinsi. Dengan demikian nama "Perpustakaan Negara

Republik Indonesia" tidak sesuai lagi, maka pada pertengahan tahun 1952 diganti

nama "Perpustakaan Negara Departemen dan Kebudayaan” Yogyakarta.

Sejak permulaan tahun 1950, ruang baca tidak hanya dibuka pada jam-

jam kerja pagi hari saja, tetapi juga tiap-tiap sore dari jam 18.00 hingga 20.00 WIB.

Perpustakaan Negara berkembang terus, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun,

akhirnya pada tanggal 17 Maret 1952 Perpustakaan Negara harus meninggalkan

gedung di Jl. Tugu 66 (sekarang Jl. P Mangkubumi), karena sudah tidak memenuhi

syarat kebutuhan lagi dan pindah ke gedung yang lebih besar di Jl. Malioboro 175,

yakni bekas toko buku dan penerbitan "Kolf Bunning" hingga saat ini.

Bapak R. Patah, mantan pegawai Sono Budoyo, memimpin

perpustakaan sejak lahirnya mendapat hak pensiun pada tahun 1958 (wafat pada hari

Sabtu tanggal 30 April 1966), dan pimpinan dialihkan ketangan Bp. Djajoesman

hingga tahun 1973. Perpustakaan Negara Yogyakarta di bawah pimpinan Bp.

Djajoesman tahun 1958 mulai menggunankan sistem klasifikasi DDC atas anjuran

Perpustakaan Pusat Kementrian PP dan K pada waktu itu. Sebelumnya, koleksi

Perpustakaan Negara menggunakan sistem klasifikasi dan katalogus berupa buku

(Sheaf Catalog), seperti yang digunakan di Perpustakaan Museum Sono Budoyo dan

Perpustakaan Musum LKI di Jakarta.

Untuk mengubah sistem lama ke sistem DDC, mengalami kendala. Hal

ini disebabkan koleksi perpustakaan sejak perintisannya sampai tahun 1958 telah

banyak pustaka yang diklasir menurut sistem lama sehingga untuk mengubah

(33)

sehingga akhirnya diambil kebijaksanaan, tambahan-tambahan pustaka sejak tahun

1958 dan seterusnya langsung menggunakan klasifikasi DDC dengan kartu Katalog,

sedang pustaka-pustaka yang dikumpulkan sebelum tahun 1958 berangsur-angsur

diubah ke dalam DDC dengan kartu katalog. Atas prakarsa Bp. Sukarto Muksan

(Wakil Kepala Perpustakan Negara) dimulailah membuat katalogus subyek dengan

istilah-istilah bahasa Indonesia. Di samping itu, dibuat pula perluasan DDC tentang

sejarah, geografi, bahasa, sastra Indonesia, yang dalam DDC edisi 15 belum diatur

sempurna.

Pada tahun 1973 Bp. Djajoesman memasuki masa pensiun, kemudian

pimpinan Perpustakaan Negara dipegang oleh Bp. St Kostka Soegeng yang

sebelumnya mengasuh Perpustakaan Negara di Singaraja. Sejak itu Perpustakan

Negara di Yogyakarta mengalami beberapa perkembangan, antara lain

perkembangan dan pembangunan gedung, peralatan perpustakaan, tambahan jumlah

staf, peningkatan pelayanan masyarakat, pambinaan perpustakaan-perpustakaan lain

dan promosi, serta bimbingan minat baca. Di samping itu diadakan pula penataran-

penataran Ilmu Perpustakaan umum dan perpustakaan sekolah, bekerjasama dengan

pustakawan-pustakawan se Daerah Istimewa Yogyakarta. Mulai tanggal 18 Oktober

1976, Perpustakaan Negara meningkatkan pelayanannya khusus untuk anak-anak

yang duduk di Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Lanjutan Pertama, dengan

membuka "Taman Pustaka Kanak-Kanak" yang dibuka sore hari. Untuk

menggairahkan anak-anak mengunjungi perpustakaan, setiap dua minggu sekali

diputarkan film anak-anak. Sebagai Pusat Informasi, Perpustakaan Negara di

Yogyakarta mulai menerbitkan Bibliografi Daerah merupakan sarana untuk

mengetahui karya-karya penerbitan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan

(34)

Kebudayaan. Untuk media kegiatan perpustakaan diterbitkan pula buletin

"SANGKAKALA". Perpustakaan Negara yang disebarluaskan kepada masyarakat,

penerbitkan Nomor 1 pada bulan Agustus 1975. Sebagai sarana promosi, pada

tanggal 21 September 1976, telah dibuat pula sebuah film cerita dengan judul

"Peranan Perpustakaan Kepada Masyarakat" dengan isi pokok pelayanan

perpustakaan. Film ini merupakan alat penerangan efektif bagi masyarakat.

Pada tahun 1978, nama Perpustakaan Negara Yogyakarta diubah

menjadi "Perpustakaan Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta" berdasarkan

Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

No.0199/o/1978 tanggal 23 Juni 1978. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Istimewa Yogyakarta, tanggal 4 Juli 1981 Nomor 136/Hak/KPTS/1981;

kepada Perpustakaan Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diberi ijin hak

Pakai Tanah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak di Badran Kecamatan

Jetis Kotamadya Yogyakarta. Di samping terbitnya SK Gubernur tersebut, diterima

juga dana DIP 1980/1981 dan 1981/1982 untuk pembangunan gedung maka

debangunlah gedung Perpustakaan Wilayah seluas 1500 meter per segi dengan

kontruksi bangunan 2 (dua) lantai. Gedung tersebut diresmikan pembukaannya pada

tanggal 2 Februari 1984 oleh Ibu Prof.Dr. Haryati Soebadio, Direktur Jendral

Kebudayaan Debdikbud. Dengan demikian, Perpustakaan Wilayah memiliki dua

gedung dan selanjutnya diadakan pembagian penempatan koleksi, yaitu Unit

Malioboro memberikan layanan untuk koleksi Bahasa Sastra, Seni dan Olah Raga,

Koran, Majalah serta Yogyasiana. Sedangkan Unit Badran untuk layanan koleksi

ilmiah. Dalam meningkatkan dan mengembangkan pelayanan perpustakaan kepada

masyarakat luas, maka Perpustakaan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah

(35)

Yogyakarta dan tingkat nasional. Untuk persiapan tersebut telah dimulai

komputerisasi untuk diberdayakan kepada masyarakat luas.

Untuk meningkatkan sumberdaya dokumentasi yang ada di

Perpustakaan Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka diusahakan

usaha micro film surat kabar/harian yang terbit sejak tahun 1845 sampai dengan

tahun 1975 dan menyediakan micro reader untuk membaca micro film yang

mengungkapkan misteri peristiwa sejarah. Untuk menjangkau masyarakat sampai ke

pelosok desa mulai tahun1986, Perpustakaan Wilayah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta mengoperasikan Perpustakaan Keliling, Lokasi layanan Perpustakaan

Keliling yaitu meliputi desa-desa yang belum mempunyai Perpustakaan Desa di

kabupaten-kabupaten seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jauh sebelum

Perpustakaan Keliling beroperasi, Perpustakaan Wilayah telah melayani Layanan

Paket Buku/Bulk Loan ke Perpustakaan Desa yang berminat. Dari segi koleksi selalu

diusahakan penambahan-penambahan koleksi pustaka sepanjang tahun guna

pelestarian dan pengembangn kebudayaan dan pengetahuan bangsa.

Di samping kemajuan-kemajuan yang telah diraih dalam pelaksanaan

tugas dan fungsinya, proses regenerasipun tetep mengiringi perjalanan hidup

Perpustakaan Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya tanggal 11

Mei 1990, Kepala Perpustakaan Wilayah DIY, Bp. St. Kostka Soegeng memasuki

masa pensiun. Proses regenerasi dalam lingkup pembinaan perpustakaan di Indonesia

tampak pula. Menurut Keppres Nomor 11 tahun1989, Perpustakaan Wilayah yang

semula statusnya UPT dari Pusat Pembinaan Perpustakaan di bawah, naungan

Depdikbud berganti nama menjadi Perpustakaan Daerah yang ada di bawah naungan

Perpustakaan Nasional RI. Dalam Keppres tersebut terlukiskan bahwa Perpustakaan

(36)

yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Tindak

lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 1989 terbit Surat Keputusan Kepala

Perpustakaan Nasional RI Nomor: 001/Org/9/1990, tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perpustakaan Nasional. Berdasarkan SK tersebut memantapkan Perpustakaan

Daerah, baik secara organisatoris maupun dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Sejalan dengan adanya perubahan status Perpustakaan Daerah sebagai satuan

organisasi Perpustakaan Nasional dilaksanakan pelantikan Kepala Perpustakaan

Daerah se Indonesia, tepatnya pada tanggal 25 Februari 1991. Terhitung mulai

tanggal 1 April 1991 Perpustakaan Daerah DIY dipimpin oleh Drs. Sungkowo

Rahardjo, SH.

Perkembangan-perkembangan dalam dunia perpustakaan tidak luput

dari kondisi masyarakat dewasa ini yang tampak kian akrab dengan informasi. Untuk

mengantisipasi kondisi demikian, Perpustakaan Daerah DIY berupaya membenahi

diri, meningkatkan faktor pendukung secara fisik ataupun non fisik. Tahun 1991

dibangun gedung seluas 1000 meter per segi dengan struktur gedung 3 lantai.

Sedangkan tahun berikutnya dilaksanakan perbaikan gedung lama sehingga fasilitas

dan suasana indah Perpustakaan Daerah kian meningkat. Faktor pendukung lainnya

sesuai dengan adanya jenjang jabatan fungsional pustakawan, di Perpustakaan

Daerah DIY terbentuk kelompok kerja profesional. Yaitu kelompok Pustakawan dan

Pranata Komputer. Kelompok Pustakawan di sini adalah penyandang jenjang jabatan

fungsional. Sedangkan Pranata komputer bergerak dalam bidang komputerisasi

perpustakaan. Kedua kelompok ini dalam operasional sehariannya terkoordinasi pada

setiap seksi.

Sejalan dengan perkembangan, Perpustakaan yang sebelumnya

(37)

tanggal 29 Desember 1997 keluralah Keppres Nomor 50 tahun 1997 tentang

Perpustakaan Nasional. Dalam keputusan tersebut Perpustakaan Daerah berganti

nama menjadi Perpustakan Nasional provinsi dan eselonnya meningkat menjadi

eselon 2A. Dengan perkembangan diharapkan langkah Perpustakaan Nasional

Provinsi akan semakin mulus dalam rangka pembinaan semua jenis perpustakaan.

Sebagai tindak lanjut berlakunya Keppres nomor 50 tahun 1997

dikeluarkan pula Keputusan Kepala Perpustakaan RI nomor 44 tahun 1998, tanggal

28 Juli 1998, tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia dan keputusan tersebut segera ditindaklanjuti dengan pelantikan Kepala

Perpustakaan Nasional Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Drs. Soetjipto diikuti

dengan pelantikan Kepala Bagian dan Kepala Bidang di lingkungan Perpustakaan

Nasional Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam masa kepemimpinan Drs.

Soetjipto telah membenahi lay-out ruangan perpustakaan untuk kenyamanan kerja

dan pelayanan informasi. Di samping itu dilaksanakan pelestarian bahan pustaka

dalam bentuk fumigasi yaitu pengasapan bahan pustaka agar terhindar dari kutu

buku.

Guna lebih mengefektifkan roda kegiatan Perpusnas yang semakin

global menjelang millennium ke-3, hari Jumat, 4 Februari 2000, Kepala

Perpustakaan Nasional Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta digantikan oleh Drs.

H. Much. Wardi Setyabudi MM, yang tadinya adalah Kepala Perpusnasprov Jawa

Tengah.

Dengan adanya otonomi daerah Perpustakaan Nasional Provinsi

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berubah nama menjadi Badan Perpustakaan

dan Arsip Daerah (BPAD) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan

(38)

Yogyakarta nomor 4 Tahun 2001, sebagai gabungan Perpustakaan Nasional Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kantor Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta dan terakhir pada th 2004 berdasarkan Peraturan Daerah Perpusda

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 2 th 2004 tentang Pembentukan dan

Organisasi lembaga teknis ditetapkan menjadi Badan Perpustakaan Daerah Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mulai Maret 2008, Drs. Saroha Sinaga memasuki purna tugas dan

digantikan oleh Drs. Ikmal Hafzi sebagai Kepala Badan Perpustakaan Daerah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 15 Maret 2008 di mana

sebelumnya Bapak Ikmal Hafzi menjabat Kepala Dinas Sosial.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala Badan, Drs. Ikmal Hafzi

tetap meneruskan apa yang sudah dirintis oleh Kepala Badan Sebelumnya. Sebagai

Kepala Badan Perpusda yang baru, beliau memiliki konsep menggalakkan citra

Yogyakarta sebagai Pusat Pendidikan, menggalakkan minat baca, serta

memanfaatkan jaringan antar perpustakaan lintas perguruan tinggi serta lintas daerah

dalam melayani publik secara kolaboratif.

Gerak langkah Badan Perpusda Perpustakaan Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta selalu mengikuti arus perkembangan yang terjadi di berbagai

sektor, kemajuan-kemajuan berikutnya akan tercatat dalam sejarah.

B. Visi, Misi, dan Tujuan.

a. Visi.

Menjadi fasilitator dan motivator masyarakat dalam penguasaan informasi

melalui bahan pustaka.

b. Misi.

(39)

SDM dalam mendukung tugas instansi.

2. Mewujudkan peningkatan pelayanan informasi dan pengelolaan bahan

pustaka bagi aparat pemerintah dan masyarakat.

3. Mewujudkan peningkatan pelaksanaan pelestarian dan pemanfaatan bahan

pustaka.

4. Mewujudkan perpustakaan sebagai rumah belajar modern.

c. Tujuan.

1. Meningkatakan layanan masyarakat secara umun.

2. Memberikan kemudahan pengguna untuk memperoleh informasi.

3. Menyebarkan informasi yang dimiliki perpustakaan.

4. Memaksimalkan peneydiaan SDM pengelola perpustakaan.

5. Mendukung pertumbuhan masyrakat dalam rangka meningkatkan

kompetifitas/daya saing.

6. Mendukung mantapnya e-government Propinsi DIY dalam bidang informasi

pendidikan dan kemasyarakatan.

7. Mendukung misi Yogyakarta sebagai kota pendidikan.

C. Struktur Organisasi

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta dipimpin oleh sorang Kepala Badan yang membawahi Sekretariat,

kelompok jabatan fungsional, dan beberapa Kepala Bidang (Kabib).

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta susunan

Organanisasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta adalah

sebagai berikut:

1. Kepala Badan

(40)

a. Subbagian Program, Data dan TI

b. Subbagian Keuangan

c. Subbagian Umum

3. Kelompok Jabatan Fungsional

a. Pustakawan

b. Arsiparis

4. Bidang Pengembangan Perpustakaan yang membawahi:

a. Subbidang Deposit dan Pengolahan Bahan Pustaka

b. Subbidang Pembinaan dan Pemberdayaan

5. Bidang Pelayanan dan Pelestarian Perpustakaan yang membawahi:

a. Subbidang Pelayanan

b. Subbidang Pelestarian dan Kerjasama

6. Bidang Arsip Dinamis yang membawahi:

a. Subbidang Pengolahan Arsip Dinamis

b. Subbidang Penilaian dan Penyusutan

7. Bidang Arsip Statis yang membawahi:

a. Subbidang Pengolahan Arsip Statis

(41)

Berikut ini adalah Gambar Bagan Struktur Badan Perpustakaan dan Arsip

[image:41.595.114.525.158.438.2]

Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gambar 3.1

Sumber data : http://www.badanperpusda-diy.go.id, 24 Maret 2010 pukul 15.00

(42)

D. Sumber Daya Manusia

Suatu lembaga di manapun akan berjalan dengan lancar dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya apabila di dukung oleh unsur–unsur utama

pendukung kegiatan dan salah satu unsur utama suatu lembaga dalam menjalankan

tugas dan fungsinya adalah dengan adanya staff atau sumberdaya manusia khususnya

yang terampil dan berkualitas.

Adapun jumlah sumberdaya manusia di Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Sekretariat

2. Bidang Pengembangan Perpustakaan

: 53 orang

: 21 orang

3. Bidang Pelayanan dan Pelestarian Bahan Pustaka : 45 0rang

4. Bidang Arsip Dinamis

5. Bidang Arsip Statis

6. Pustakawan

7. Arsiparis

8. PTT

E. Gedung atau Ruangan

1. Gedung Unit Badran I

: 19 orang

: 15 orang

: 16 orang

: 9 orang

: 16 orang

Jl. Tentara Rakyat Mataram N0. 4 Yogyakarta Telp (0274) 558219,

561218

2. Gedung Unit Badran II

Jl. Tentara Rakyat Mataram N0. 29 Yogyakarta

3. Gedung Unit Jogja Library Center (JLC)

Jl. Malioboro N0. 175 Yogyakarta

(43)

Jl. Farida M. Noto N0. 21 Kota Baru, Yogyakarta

F. Sumber Dana

Sumber dana Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta pada tahun 2010 berasal dari APBD sebesar Rp. 17.

974.000.000 Milyar dan dari APBN sebesar Rp.3.034.480.000 Milyar. Kegunaan

anggaran ini nantinya adalah sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasi kerja, serta

alat pengawasan kerja, manfaat anggaran tersebut yang utama adalah di antaranya

untuk menambah koleksi bahan pustaka.

G. Sarana dan Prasarana.

Unsur penting lain yang tidak kalah penting dalam menunjang semua

aktifitas di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah saran dan prasarana, adapun sarana dan prasarana dan penunjang

tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Tempat Baca (Meja dan kursi baca)

2. Ruang Sirkulasi

3. OPAC

4. Rak Koleksi

5. Ruang Internet

6. Ruang Administrasi dan Pengolahan

7. Ruang Referensi

8. Loker Penitipan Barang

9. Gedung dan Tanah

10. Kendaraan Operasioanal Perpustakaan Keliling (Bus dan Mobil)

(44)

Dan masih banyak lagi Perabotan dan Perlengkapan penunjang yang lain yang tidak

dapat disebutkan secara rinci satu – persatu.

H. Koleksi

Jumlah koleksi yang dimiliki Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan bulan desember 2009 adalah

berjumlah 134.678 judul, 286.560 eksemplar. Adapun koleksi bahan pustaka yang

dimiliki di antaranya adalah :

1. Buku–buku umum yang meliputi:

a. Buku–buku fiksi, novel, cerpen, puisi, cerita bergambar dan sejenisnya.

b. Buku–buku non–fiksi, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Asing

yang meliputi berbagai disiplin ilmu seperti karya umum, filsafat, agama,

ilmu–ilmu sosial, bahasa. Pengetahuan murni, teknologi, kesenian, olah raga,

sastra, geografi, sejarah.

Berikut ini adalah daftar jumlah koleksi yang dimiliki Badan Perpustakaan dan

Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan bulan Desember

2009:

Tabel 3.1

Data Jumlah koleksi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008

N0 Golongan DDC

Jumlah

Judul

Jumlah

Eksemplar

1 000 (Karya Umum)

2 100 (Filsafat)

3 200 (Agama)

4 300 (Ilmu Sosial)

10.818

5.824

8.724

45.237

22.609

11.508

20.663

[image:44.595.108.532.584.756.2]
(45)

5 400 (Ilmu Bahasa)

6 500 (Ilmu Murni)

7 600 (Ilmu Terapan dan Teknologi)

8 700 (Kesenian dan Olah raga)

9 800 (Kesusastraan)

900 (Sejarah, Geografi, Riwayat 10

Hidup)

11 Fiksi

Jumlah 6.053 6.820 23.238 6.112 8.070 7.695 6.087 134.678 12.074 13.182 47.947 12.953 17.372 14.108 12.108 286.972

Sumber data : Laporan Tahunan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2008

2. Buku–buku Referensi

Khusus untuk buku–buku referensi pembaca hanya diperbolehkan untuk

membaca di Ruang Referensi dan tidak untuk dipinjamkan. Diharapkan dengan

koleksi buku–buku Referensi ini dapat memberikan jawaban akan kebutuhan ilmu

pengetahuan dan informasi secara umum, singkat dan tepat seperti diantaranya :

direktory, kamus, bibliografi, ensiklopedia dan peta.

3. Terbitan Berkala.

Koleksi terbitan berkala meliputi diantaranya berbagai jenis majalah,

tabloid, brosur, buletin, surat kabar dan semuanya hanya dapat dibaca ditempat baca.

4. Koleksi Langka.

Koleksi langka yang dimiliki diantaranya meliputi buku–buku yang sudah

tidak terbit, sulit/jarang ditemukan, dan mempunyai nilai dokumentasi yang penting,

(46)

dimiliki Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Berikut ini adalah jumlah koleksi langka yang dimiliki menurut

jenisnya:

Tabel 3.2

Data Jumlah Koleksi Langka Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

N0 Jenis Koleksi Jumlah judul

1 Staatsblad (Undang – undang / Peraturan)

2 Manuskrib (Naskah Kuno)

3 Buku – buku Fiksi

4 Buku – buku Non Fiksi

5 Kitab – kitab Kuno

6 Terbitan Berkala

Jumlah

600

355

645

1.116

200

13

2.929

Sumber Data: Laporan Tahunan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2008

I. Layanan

a. Layanan yang tersedia Tahunan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Layanan di Unit Badran I

Jl. Tentara Rakyat Mataram N0. 4 Yogyakarta Telp (0274) 558219, 561218

Di antaranya adalah:

a. Layanan Keanggotaan

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta memberi kesempatan kepada masyarakat di wilayah Provinsi

[image:46.595.109.533.217.460.2]
(47)

dari dua kategori, yaitu kelompok dewasa dan anak-anak. Kelompok

dewasa dapat menggunakan koleksi (di Unit Badran I, Unit Badran II dan

Unit Malioboro), sedangkan untuk kelompok anak-anak hanya dapat

menggunakan koleksi kanak-kanak saja (di Unit Jogja Study Center Jl

Farida M. Noto Kota Baru). Masa keanggotaan berlaku selama 1 tahun,

dan jika masa keanggotaan habis dapat diperpanjang.

Adapun syarat–syarat untuk mendaftar menjadi anggota :

Perpustakaan Umum (Badran dan Malioboro)

1. Mengisi formulir di Badran I (Jl. Tentara Rakyar Mataram No. 4)

2. Pelajar SLTA/Mahasiswa atas tanggunagn Kepala Sekolah/Dekan

Fakultas

3. Karyawan atas tanggunagn Pimpinan Instansi/Kantor(baru DIY)

4. Masyarakat Umum atas tanggungan Lurah (baru kota Yogyakarta

dengan bukti KTP)

5. Menyerahkan 3(tiga) buah pas foto ukuran 3x3 cm

6. Mengganti ongkos cetak sebesar Rp 2.000,- (Dua ribu rupiah).

Perpustakaan Kanak-kanak (JSC)

1. Mengisi formulir di Kotabaru

2. Pelajar SD, SLTP, atas tanggungan Kepala Sekolah

3. Menyerahkan 2 (dua) buah pas foto ukuran 3x3 cm

b. Layanan Sirkulasi

Yang dimaksud dengan pelayanan sirkulasi adalah suatu

kegiatan pelayanan pencatatan dalam pemanfaatan dan penggunaan

koleksi bahan pustaka dengan tepat guna dan tepat waktu untuk

(48)

memungkinkan pemakai menggunakan bahan pustaka secara tepat guna,

mengetahui bahan pustaka yang dipinjamkan, mengetahui siapa yang

meminjam bahan pustaka, menjamin kembalinya bahan pustaka yang

dipinjam, mendapatkan data-data kuantitatif kegiatan pelayanan sirkulasi.

Menurut jenis pekerjaannya pelayanan sirkulasi meliputi: peminjaman,

pengembalian, penagihan, pemberian sanksi, bebas pustaka, statistik

sirkulasi. Sedangkan menurut sistem penyelenggaraannya, pelayanan

sirkulasi menganut sistem terbuka dengan tujuan memungkinkan para

pemakai secara langsung memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka

yang dikehendaki. Macam bahan pustaka yang disirkulasikan terdiri dari

buku teks dan buku untuk pengembangan ilmu (bahan pustaka umum).

c. Layanan Bimbingan Pembaca

Bimbingan pemakai perpustakaan ditujukan kepada pemakai

pemula yang ingin mengetahui lebih banyak tentang perpustakaan dan

cara-cara memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan. Hal ini dapat

dilakukan secara perorangan atau rombongan dengan terlebih dahulu

memberitahukan kepada petugas perpustakaan. Juga menerima siswa-

siswi untuk PKL, baik secara teori maupun praktek kegiatan-kegiatan

yang ada di perpustakaan.

d. Layanan Referensi

Pelayanan referensi adalah suatu kegiatan pelayanan untuk

membantu pemakai perpustakaan menemukan informasi dengan cara

menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta

(49)

Tujuan dari pelayanan referensi ini adalah memungkinkan

pemakai perpustakaan menemukan informasi dengan cepat dan tepat,

memungkinkan menelusur informasi dengan pilihan yang lebih luas,

memungkinkan pemakai menggunakan koleksi referensi dengan lebih

tepat guna. Fungsi sub bidang pelayanan referensi adalah: informasi,

bimbingan, pengarahan, supervisi dan penelitian. Fungsi ini harus

ditunjang dengan adanya petugas referensi yang cakap dan koleksi

referensi yang memadai dan disajikan dalam rak terbuka dan mudah

dicapai.

Pelayanan referensi utama yang diberikan meliputi : 1) Pemberian

informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan, koleksi dan

hal-hal lain yang mudah dan cepat memenuhinya. 2) Pemberian informasi

yang bersifat spesifik, yang untuk memenuhinya diperlukan referensi

bahan pustaka yang ada, ataupun konsultasi dengan petugas perpustakaan

lainnya. 3) Pemberian bantuan untuk menelusur bahan pustaka dengan

menggunakan katalog, bibliografi dan alat-alat penelusuran lainnya. 4)

Pemberian bimbingan untuk menggunakan koleksi referensi. 5)

Pemberian bantuan pengarahan untuk menemukan pokok bahasan tertentu

dalam buku-buku yang sesuai dengan minat dan bidang studi pemakai.

Koleksi referensi adalah kumpulan bahan pustaka yang berupa karya-

karya referensial, yaitu karya-karya yang disusun sebagai alat konsultasi

ataupun penunjuk mengenai informasi-informasi tertentu.

Menurut sifat informasinya koleksi referensi terdiri atas koleksi

referensi umum dan khusus. Umum berarti memberikan informasi umum,

(50)

memberikan spesifik tertentu. Sedangkan khusus berarti memberikan

informasi khusus mengenai subyek atau pokok pembahasan tertentu.

Menurut jenis informasinya koleksi referensi terdiri atas: almanak dan

buku tahunan, buku pegangan atau manual, direktori, ensiklopedi, kamus,

sumber biografi, sumber geografi, bibliografi, indeks dan abstrak.

Sumber-sumber referensi lain seperti; lembaran negara, laporan

penelitian, brosur, perundang-undangan, peraturan pemerintah, data

statistik dan keterangan-keterangan lain yang dibutuhkan pemakai.

e. Layanan Koleksi Langka

Sebagai salah satu perpustakaan umum di Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki layanan khusus yang jarang

ditemukan di perpustakaan–perpustakaan umum di wilayah Yogyakarta

yang salah satunya yaitu koleksi langka. Khusus untuk layanan koleksi

langka di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta di mulai pukul 08.30 sampai dengan pukul 13.00

WIB, khusus hari jum’at dari pukul 08.30 sampai pukul 11.00 WIB.

f. Layanan Perpustakaan Keliling.

Perpustakaan keliling merupakan salah satu usaha untuk

meningkatkan minat baca dan kegemaran membaca/belajar masyarakat

Indonesia pada umumnya dan masyarakat di pedesaan pada khususnya

yang jauh dari perpustakaan yang ada dalam rangka pendidikan seumur

hidup. Usaha ini dapat memberikan kesempatan pemerataan untuk

memperoleh informasi dan pengembangan pengetahuan bagi masyarakat

(51)

Tujuan dari perpustakaan keliling adalah: memperluas layanan

perpustakaan sampai kepada masyarakat di daerah-daerah dan tempat

yang tidak dapat dijangkau oleh pelayanan perpustkaan menetap dengan

menggunakan 5 (lima)unit mobil keliling dan 2 (dua) unit sepeda motor.

Melayani masyarakat yang oleh karena situasi dan kondisinya tidak dapat

datang atau mencapai perpustakaan menetap, memasyarakatkan

perpustakaan dan meningkatkan minat baca.

Layanan Perpustakaan Keliling dengan 5 (lima) unit mobil

keliling dilaksanakan di lima daerah tingkat II Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, yaitu:

1. Kabupaten Bantul

2. Kabupaten Gunung Kidul

3. Kabupaten Kulon Progo

4. Kabupaten Sleman

5. Kodya Yogyakarta

Untuk pembahasan layanan perpustakaan keliling akan di bahas

pada Bab IV.

g. Layanan Bebas Pustaka

Layanan Bebas Pustaka adalah layanan yang disediakan Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

bagi siapa saja yang mencari bukti atau keterangan bahwa yang

bersangkutan telah bebas dari tanggungan/tanggung jawab meminjam

buku di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa

(52)

mahasiswa sebagai syarat kelengkapan wisuda, atau mahasiswa yang

ingin mengambil cuti.

Ketentuan–ketentuan mencari Bebas Pustaka, yaitu :

1. Menunjukkan kartu identitas, untuk mahasiswa menunjukan KTM,

untuk pelajar menunjukan kartu pelajar dan untuk umum menunjukan

KTP.

2. Menyerahkan Kartu Anggota bagi yang terdaftar sebagai anggota.

3. Mengisi formulir Keterangan Bebas Pustaka

4. Membayar Biaya Administrasi sesuai ketentuan yang ditetapkan.

h. Layanan Deposit dan Yogyasiana.

Layanan Deposit adalah layanan yang berisi koleksi – koleksi

yang merupakan pemberian dari seluruh penerbit yang ada di yogyakarta.

Sedang

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Eri Angaeni,2014 Efektivitas Picture Word Inductive Model Dalam Penguasaan Kosakata Bahasa Arab.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

a.) Bagaimana membuat aplikasi berbasis mobile android yang dapat mengirimkan laporan dan aspirasi dari pengguna kepada pihak tertentu. b.) Bagaimana membuat aplikasi

Pelaksanaan pengadaan ini dilaksanakan secara elektronik,dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat website LPSE :

Jenis masalah yang timbul dalam penelitian ini : adakah Hubungan Antara Pengelolaan Koperasi Sekolah Dengan Budaya Menabung Siswa di MTs Negeri Kawunglarang

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, karena hanya atas izin-Nya tugas akhir yang berjudul Perencanaan Struktur

Melihat adanya pengaruh pola keberagamaan terhadap perilaku sosial yang saling mempengaruhi disini peneliti melihat pola keberagamaan melalui demensi-demensi

Dalam situs Computer science Lab pada artikel Ilustrasi sejarah komputer menyebutkan bahwa istilah komputer dikaitkan dengan sebuah profesi pekerjaan sebagaimana istilah mesin

Nugroho, Bunafit, 2004, ”Database Relasional dengan Mysql” , Yogyakarta: Andi Offset. Sutabri, Tata, 2003, ”Analisa Sistem Informasi” , Yogyakarta: