• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses produksi program acara sentuhan qolbu di TVRI stasiun D.I. Yogyakarta a kuncoro 14

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses produksi program acara sentuhan qolbu di TVRI stasiun D.I. Yogyakarta a kuncoro 14"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PROSES PRODUKSI PROGRAM ACARA SENTUHAN QOLBU DI

TVRI STASIUN D.I. YOGYAKARTA

Disusun Oleh: A Kuncoro D 1405057

Tugas Akhir

Ditujukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya D3 Komunikasi Terapan

PROGRAM D3 KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

Tugas Akhir berjudul :

PROSES PRODUKSI PROGRAM ACARA SENTUHAN QOLBU DI TVRI STASIUN D.I. YOGYAKARTA.

Disusun Oleh : Nama : A Kuncoro NIM : D1405057 Konsentrasi : Penyiaran

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia penguji Tugas Akhir Program D3 Kominikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Mei 2008 Menyetujui,

Dosen Pembimbing

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penyiaran Komunikasi... 6

B. Ciri-ciri Komunikasi Massa... 7

C. Media Televisi... 8

a. Televisi Sebagai Media Masa Elektronik... 8

b. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa... 8

D. Penyiaran... 11

1. Pengertian Penyiaran... 13

(4)

E. Pola Acara Siaran... 17

1. Pengertian Pola Siaran... 17

2. Format Program Acara... 18

F. Talk Show Televisi... 25

BAB III. DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Sejarah Berdirinya TVRI... 32

B. Perkembangan Status TVRI... 34

C. Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran Tugas TVRI... 37

D. Sejarah TVRI Stasiun D.I YOGYAKARTA... 39

E. Arti logo TVRI... 41

F. Visi dan Misi TVRI D.I Yogyakarta... 43

G. Prestasi TVRI Stsiun D.I. Yogyakarta... 44

H. Pola Siaran TVRI Stasiun D.I Yogyakarta... 49

I. Acara-Acara Yang Diproduksi... 50

J. Ruang Lingkup... 64

K. Fungsi Publik... 65

L. Program Kerja TVRI... 67

BAB IV. PELAKSANAAN MAGANG A. Laporan Pelaksanaan Magang... 80

B. Deskripsi Pogram acara Sentuhan Qolbu... 84

C. Proses Produksi Sentuhan Qolbu... 87

(5)

2. Produksi... 91

3. Paska produksi... 91

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan... 92

(6)

DAFTAR ISI LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Tugas dari Fakultas

Lampiran 2 : Surat Keterangan dari TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta Lampiran 3 : Penilaian Magang

Lampiran 4 : Laporan Periodik

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media televisi pada hakekatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan, dan iringi unsur audio. Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti “jauh” dalam bahasa Yunani dan kata visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin jadi kata televisi berarti suatu sistim penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh. Proses penyajian gambar dan suara tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, gambar dan suara (objek) direkam melalui kamera dan mikrofon. Selanjutnya, ditransformasikan ke dalam getaran elektromagnetis (jenis getaran audio dan video). Setelah diperkuat kemudian dimodulasikan menjadi gelombang radio dengan frekuensi tinggi yang disebut Very High Frequensi (VHF) dan Ultra high Freqkuensi (UHF) dan dipancarkan ke udara melalui stasiun pemancar atau transmisi. Setelah masuk ke dalam pesawat penerima, gelombang UHF dan VHF itu di transformasikan kembali menjadi bentuk banyangan gelap dan terang berupa garis-garis. Bentuk inilah yang tampak sebagai gambar diiringi suara di layar televisi. Penonton tidak akan mungkin mengkap siaran televisi, kalau tidak ada prinsip-prinsip radio yang mentrasmisikannya, dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak atau hidup, jika tidak ada unsur-unsur film yang menvisualisasikannya, jadi paduan audio dan video.

(8)

pertelevisian yakni dengan mengudara siaran televisi swasta pertama di Indonesia yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang menyelenggarakan siaran terbatas. kehadiran TV swasta tersebut mendapat sambutan gempita dari masyarakat khususnya di daerah-daerah yang terjangkau oleh siaran RCTI kehadiaranTV swasta tersebut di awali dan sebagai konsekuensi terbitnya SK Mentri Penerangan RI Nomor: 190A/Kep/Menpen?1987 tengtang siaran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk berotasi.

adapun setelah mengudara RCTI pada Agustus 1989, maka berturut-turut muncul TV-TV swasta lainnya di Indonesia, adalah SCTV (24/8/1990), TPI (23/1/1991), ANTV (7/3/1993), Indosiar (11/1?1995), Metro TV (25/11/2000), Trans TV (25/11/2001) dan Lativi (17/1/2002). selain itu, muncul pula TV 7 dan Global TV. jumlah televisi swasta nasional belum mencakup TV lokal-regional, seperti Bali TV, Jogja TV, RBTV, TV Borobudur semarang, JTV Surabaya, Bandung TV, dan lain-lain.

(9)

sukses di gelar, tepatnya pada Oktober 1963, struktur organisasi TVRI terbentuk. dengan status yayasan,TVRI bertanggung jwab kepada Departemen Penerangan untuk isi program, tetapi otonom pada pedesaan. adapun dana operasional TVRI digalang melalui iuran kepemilikan pesawat televisi di masyarakat.

TVRI merupakan sebagai salah satu media massa elektronik yang memiliki peran penting dalam masyarakat melakukan trasformasi sosial mempunyai pengaruh besar terhadap berbagi aspek kehidupan di jaman sekarang ini, terutama sebagai alat penyampaian informasi, hiburan dan pendidikan.

TVRI Stasiun Yogyakarta membagi tim kerjanya menjadi dua bagian, yang pertama adalah Program Berita, Program Berita di TVRI Stasiun Yogyakarta meliputi Berita Jogja, Yogyawarta dan Yogya Weekend. Dalam produksi berita sendiri melibatkan banyak pihak dan berbagi profesi, Pada tim produksi berita, terdapat produser, pengarah acara, kameramen liputan dan kameramen studio, penata cahaya, penyunting gambar, penyiar, reporter, operator program dan operator VTR. Tim yang kedua adalah Program Produksi, Program Produksi di TVRI Stasiun Yogyakarta meliputi Coffee Break, Harmoni, Wawasan Mitra Tani, Ceplas Ceplos, Resonansi, Menapak Hari Esok, Bugar, Olahraga Sepekan, Ciluba, Keroncong Reguest, Plengkung Gading, Pangkur Jenggleng, Pionir, Obrolan Angkring, Joget Saja, Taman Gabusan, Kethoprak, Refleksi Kristiani, Wayang Kulit, Video Indie, Zendela 76, Karang Tumaritis, dll.

(10)

Sentuhan Qolbu disiarkan setiap hari Jum’at pada pukul 19.30 sampai 20.00 WIB secara langsung. Program acara Sentuhan Qolbu disiarkan untuk memberikan siraman rohani audien atau kepada masyarakat yang berada di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Program ini ditujukan untuk masyarakat dari berbagai kalangan dan golongan.

B. Tujuan

Tujuan mengikuti Kerja Media (KKM) ini adalah:

1. Untuk melengkapi sebagai persyaratan dalam menyelesaikan kuliah dan mendapat sebutan Ahli Madya (A,Md) jurusan Penyiaran di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

2. Agar mahasiswa mampu berfikir kritis tentang kemajuan teknologi dan mampu mengembangkan teknologi yang ada saat ini.

3. Untuk menambah pengalaman dan tambahan ilmu pengetahuan serta ketrampilan di bidang produksi, terutama produksi program acara.

4. Untuk mempelajari tentang proses produksi Sentuhan Qolbu yang dibuat oleh TVRI Stasiun Yogyakarta, yang disiarkan secara langsung.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Komunikasi

Kata Komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Karena kegiatan komunikasi bukan hanya Informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga

(12)

Pada Prinsip proses komunikasi melibatkan sedikitnya 4 komponen, yaitu1 :

1. Sumbr (source) / pengirim pesan/ Komunikator, yakni seseorang atau sekelompok orang yang meggmbil inisiatif menyampaikan pesan.

2. Pesan (message), yakni berupa lambang atau tanda, seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka dan gesture.

3. Saluran (channel) yaitu sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/ pengiriman pesan, conyohnya : telepon, radio, surat kabar, majalah, televisi, gelombang udara dalam konteks komunikasi antar pribadi secara tatap muka.

4. Penerima (receiver) / komunikan, yaitu seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/ institusi yang menjadi sasaran.

B. Ciri-ciri Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah Komunikasi melalui media massa; jelasnya, merupakan singkatan dari Komunikasi

Media Massa ( Mass Media Communication ). Sehubungan dengan itu, dalam berbagai literatur sering dijumpai istilah “ Mass Communications “ selain Mass Communication. Arti Mass Comunications (pakai s) sama dengan mass media atau dalam bahasa Indonesiannya media massa. Sedang yang dimaksudkan dengan Mass

1 DRS. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori & Praktek, (Bandung: Mandar Maju, 1993)

(13)

Communication (tanpa s) adalah Prosesnya, yakni Proses Komunikasi Melalui Media Massa2.

Media Massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Karena itu komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut Institutionalized Communicator atau Organized Communicator. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga

Komunikator Kolektif (Collective Communicator). Karena tersebarnya pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja. Karena sifatnya kolektif, maka komunikator yang terdiri dari sejumlah kerabat kerja itu mutlak harus mempunyai keterampilan yang tinggi dalam bidangnya masing-masing.

C. Media Televisi

a. Televisi Sebagai Media Masa Elektronik

Yang di maksud televisi di sini ialah televisi siaran (televisioin Broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri sebagai berikut : berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogen3.

b. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penrangan, pendidikan dan hiburan. Sifat penerangan, pendidikan dan hiburan yang disiarkan stasiun televisi di negara liberal seperti Amerika

(14)

Serikat berbeda pula dengan di negara yang berdasarkan Pancasila, Indonesia4.

1) Fungsi Penerangan (the information function).

Siaran televisi sejak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat, yakni pada tahun 1946 di New York Amerika Serikat ketika dimulai Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa. sejak itu masyarakat Amerika, dan kemudian masyarakat negara-negara lainnya menaruh perhatian besar kepada televisi siaran ini, oleh karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat pada media massa televisi itu, pertama adalah faktor “immediacy” dan kedua faktor “realism”.

Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung.

Realism mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasi secara audial dan visual dengan perantaraan mikrofon dan kamera apa danya sesuai dengan kenyataan. Jadi, para pemirsa melihat sendiri dan mendengar sendiri. dalam menyiarkan informasi mengenai pidato Presiden di Istana Negara, misalnya, para pemirsa melihat sendiri wajah Presiden dan mendengar sendiri suaranya, tidak seperti membaca

(15)

surat kabar mengenai peristiwa yang sama, yang terlebih dahulu diolah oleh wartawan.

2) fungsi pendidikan (the educational function)

Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, elektronika, dan lain-lain.

Karena keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi di tingkatkan lagi, sehingga menjadi sarana pendidikan formal jarak jauh. Televisi siaran jenis ini disebut

(16)

3) fungsi hiburan (the entertainment function)

sebagian besar dari lokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. hal ini dapat dimengerti, oleh karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinimati di rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang tuna aksara.

Di Amerika Serikat sendiri yang merupakan salah satu negara industri yang paling maju dengan penduduknya yang tingkat keterpaan medianya (media exposure) amat tinggi, televisi siaran telah menimbulkan pengaruh yang amat besar terhadap semua media massa yang telah ada sebelumnya.

D. Penyiaran

Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran radio maupun televisi, yang diselenggarakan oleh organisasi penyiaran radio maupun televisi. Output dari organisasi penyiaran adalah siaran. Siaran ini bisa siaran radio bisa pula siaran televisi. Siaran dijutukan kepada khalayak yang dapat menerima siaran melalui pesawat radio atau televisi. Media radio atau televisi merupakan sarana komunikasi massa, yang lahir di dunia berkat perkembangan teknologi elektronika.

(17)

berjalan sangat cepat, sehingga mampu meniadakan jarak ruang dan waktu, antara dua tempat dimuka bumi, dan bahkan antara bumi dan ruang angkasa.

Berkat perkembangan teknologi elektronika, produk – produk dari teknologi komunikasi / informasi dapat dibuat lebih praktis, lebih kecil tetapi memiliki kemampuan berlipat ganda.

Berbagai produk teknologi komunikasi / informasi termasuk media radio atau televisi, memiliki ciri khas, yaitu menjanjikan kecepatan, ketepatan, kepraktisan dan kualitas dalam mencari, mengumpulkan, menyeleksi, mengolah dan menyajikan informasi. Sesuai dengan ciri khas media radio dan televisi sebagai salah satu produk teknologi elektronik, maka menjadi keharusan bahwa manajemen yang di terapkan dalam menyelenggarakan siaran harus manajemen yang dinamis5.

Proses penyelenggaraan siaran radio dan televisi merupakan yang oanjang dan rumit, tetapi harus berjalan di atas landasan pola dan tidakan yang cepat / dinamis, praktis, tepat dan berkualitas. Hal ini dikarenakan berkat dukungan teknologi komuniksi / informasi, siaran radio dan televisi dapat berlangsung 24 jam tiap hari. Untuk mengisi siaran yang 24 jam tiap hari ini perlu penerapan manajemen yang dinamis dan luwes.

Mengingat siaran radio dan televisi memiliki dampak yang sangat luas di masyarakat maka perencanaan (planning programming) menjadi sangat penting. Setiap mata acara yang dipilih, diproduksi dan disiarkan harus melalui perencanaan yang sempurna, sehingga dapat dikatakan “Radio is Planning” dan “Televisi is Planning”6.

Penyelenggaran siaran merupakan kerja kolektif. Manusia mengelola siaran, teknik dan administrasi harus mampu bekerja sama secara efektif dan efisien, untuk

5

JB. Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, (Jakarta: PT. Garmedia Pustaka Utama, 1994) Hlm. 10

(18)

mendapat output siaran yang berkualitas dan sesuai dengan norma dan estetika yang berlaku.

Manusia pengelola siaran, teknik dan administrasi harus mengembangkan sikap saling pengertian, menghargai dan mengingatkan, serta menciptakan iklim kerja yang dapat menumbuh kembangkan kreativitas, karena pada dasarnya siaran tidak merupakan rangkaian mata acara yang tersaji kepada khalayak, dan merupakan perpaduan antara kreativitas manusia dengan kemampuan sarana yang tersedia. Ini berarti adanya kreativitas akan menjamin setiap mata acara yang tersaji akan selalu dinamis dan bervariatif.

1. Pengertian Penyiaran

Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarakan acara siarn radio dan televisi serta pengelolaan operasional perangkat keras dan lunak, yang meliputi segi idiil, kelembagaan dan sumber daya manusia, untuk memungkinkan terselenggaranya siaran radio dan televisi7.

Kegiatan penyiaran dilakukan oleh organisasi penyiaraan. Organisasi penyiaran bisa bersifat public sector, privat sector, serta pula sifat no for profit (non profit oriented). Organisasi penyiaran didukung oleh tiga unsur utama, yaitu

siaran – teknik – administrasi. Manusia pengelola ketiga unsur ini harus bekerjasama atasdasar saling pengertian , menghargai dan mengingatkan, untuk menghasilkan output siaran yang berkualitas. Siaran merupakan satu-satunya output dari organisasi penyiaran.

Siaran sebagai output dari radio dan televisi, memiliki fungsi yang sama dengan media masa lain, yaitu : funsi mendidik, menginformasikan, meneruskan

(19)

nilai-nilai budaya bangsa, menghibur, menginformasikan atau iklan dan melakukan kontrol sosial. Semua fungsi ini dilandasi pada ilmu komunikasi, yaitu melalui ilmu komunikasi mengangkat harkat dan martabat manusia, baik sebagai individu, makhluk sosial, maupun makhluk tuhan.

Dari uraian di atas terlihat bahwa kegiatan penyiaran meliputi8 :

· Menrencanakan dan memproduksi program (mata acara)

· Mengadakan atau menyiapkan program

· Menyiapkan pola acara , baik (rundown) harian, mingguan, bulanan, tri wulan, tengah tahun dan seterunya.

· Menyelenggarakan siaran, baik artistik maupun jurnalistik.

· Mengadakan kerjasama dengan lembaga penyiaran lain.

· Mengadakan kerjasama dengan production house.

· Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.

· Mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia.

· Menyelenggarakan pertukaran berita dan program dengan lembaga penyiaran, baik dari dalam maipun luar negeri.

· Mengadakan promosi dan menjual program (bagi televisi swasta) Penyiaran sebagai suatu proses kerjasam antar manusia penyiar, memerlukan proses manajemen yang sesuai dengan sifat bidang kerja penyiaran, sesuai dengan fisik media radio maupun televisi sebagai media komunikasi massa elektronika. Output penyelenggaraan penyiaran adalah siaran

2. Pengertian Siaran

(20)

Siaran berasal dari kata siar. Siar berarti menyebar luaskan informasi melalui pemancar. Kata siar ditambahi akhiran an, membentuk kata bentuk kata benda, yang memilki makna apa yang disiarkan. Siaran dapat berupa siaran audio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran audio visual gerak dan sinkron,

seperti televisi siaran. Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana / alat, atau perangkat keras dan lunak.

Perangkat keras terdiri dari9 :

· Sarana dan prasarana

· Pemancar dan perangkatnya Perangkat lunak terdiri dari :

· Manusia pengelola (didalamnya termasuk manajmen)

· Program

Yang dimaksud perangkat keras adalah :

· Gedung dan jalan

· Studio

· Kamera elektronika dan statip

· Sistem lampu dan suara

· Dekorasi

· Sub dan master control

· Program continuity

· Telecine

(21)

· VTR dan VCR

· Alat editing dan manipulating (efek gambar dan suara)

· Pemancar

· Peralatan lain yang mendukung produksi dan siaran

Produksi acara siaran, tidak selalu diselenggarakan dalam studio, tetapi ada yang diselenggarakan diluar studio. Produksi diluar studio ini, ada yang hanya direkam untuk keperluan siaran tunda, ada yang disiarkan secara langsung (live broadcast). Untuk produksi dan siaran langsung di luar studio, diperlukan mobil produksi atau Out broadcasting Van (OB-Van).

E. Pola Acara Siaran

Dalam dunia penyiaran mengingat siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat, sehingga perencanaan menjadi sangat penting untuk dijadikan langkah preventif dalam memilih/memproduksi materi mata acara yang akan disiarkan.

Perencanaan di sini memiliki dua makna, yaitu10 : 1. Perencanaan pengadaan materi siaran/produksi 2. Perencanaan penyiaran materi tersebut.

1. Pengertian Pola Acara

Pola acara adalah susunan mata acara yang akan disiarkan, baik harian, mingguan, tengah bulanan, bulanan, triwulan, tengan tahunan, dan tahunan. Khusus untuk pola acara harian disebut rundown. Materi mata acara (program), baik yang diperoleh melalui produksi sendiri, produksi kerjasama ataupun melalui pembelian dari production houses, harus direncanakan secara matang kapan akan disiarkan. Bila

(22)

mata acara itu mata acara unggulan (menarik khalayak) maka perlu dipromosikan melalui berbagai media massa yang ada, misalnya booklet, leaflet, poster, pamphlet, publikasi melalui media massa cetak dan dibuatkan trailer untuk media televisi / televisi11.

Tiap mata acara (program) harus dibuatkan:

· Judul mata acara

· Kriteria / batasan mata acara

· Format / Bentuk penyajian

· Durasi / lama waktu siaran

Penentuan mata acara, sebaiknya dilandasi oleh :

· Misi, fungsi, dan tugas stasiun penyiaran

· Landasan filosofi, konstitusional, dan operasional

· Norma, etika, dan estetika yang berlaku

· Kebijaksanaan intern dan ekstern 2. Format Program Acara

Program acara televisi memiliki berbagai macam format dan materi. Beberapa format program kadang-kadang memiliki prosedur dan tata pelaksanaan kerja yang berbeda, namun terkadang memiliki format yang sama. Demikian halnya dengan pembuatan materi programnya pembuatan dibuat dari sumber informasi dengan menghasilkan ide/ gagasan. Dalam membuat program stasiun televisi harus mempunyai misi tersendiri untuk bisa turut serta dalam proses pencerdasan bangsa melalui tayangan yang menghibur sekaligus informative dan mendidik.

(23)

Jenis-jenis program acara stasiun televisi antara lain sebagai berikut : a. Program Seni Budaya dan Hiburan Pop12

a.1. Program Seni Budaya

Program seni budaya termasuk produksi karya artistik dalam produksi program televisi. Ada berbagai macam materi produksi seni budaya. Secara garis besar materi produksi seni budaya dibagi menjadi dua, yaitu seni pertunjukan dan seni pameran. Yang termasuk dalam seni pertunjukan, antara lain seni musik, tari, dan pertunjukan boneka dengan segala macam jenisnya. Seni musik misalnya, dapat berupa konser musik gamelan, jazz, konser musik klasik atau pergelaran musik daerah. Seni tari dapat berupa tari klasik tradisional, daerah dan modern. Seni pertunjukan boneka, misalnya puppet show / wayang kulit atau wayang golek. Sementara yang termasuk dalam seni pameran adalah seni arsitektur, kriya, instalasi, seni lukis, patung atau seni rupa pada umumnya.

b.1. Program Hiburan Pop

Program Hiburan Pop meliputi beberapa macam program

entertainment baik berupa lawakan, musik pop, mode show atau gabungan dari ketiga-tiganya. Setting atau tempat penyajian program dapat indoor, di dalam studio khusus atau gedung pertunjukkan, dapat juga outdoor, di lapangan terbuka dengan panggung pertunjukkan.

b. Program Talk Show13

(24)

Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk Program, meliputi banyak format, antara lain, vox-pop, kuis, interview

(wawancara) baik di dalam studio maupun di luar studiocTan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat disebut Program Wicara (The Talk Program). Program ini tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan masyarakat, atau tanya-jawab persoalan dengan hadiah, yang disebut kuis. Apabila pembicaraan dilakukan oleh satu orang, program itu dinamakan program uraian pendek atau pernyataan (the talk program). Wawancara dilakukan oleh dua orang dan diskusi oleh lebih dari dua orang. Sementara program kuis di sajikan oleh seorang master kuis dan peserta kuis.

c. Program Berita14

Dalam pengertian sederhana program news berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. Pengertian penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif. Liputan gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu membuat shock. Namun, objektivitas

(25)

semacam ini masih tergantung subjektivitas dari peliput. Dari sudut mana kejadian itu diambil, hasilnya sebenarnya telah menunjukkan subjektivitas dari peliput. Belum lagi susunan berita yang berupa kalimat-kalimat verbal, sangat mungkin memperoleh tekanan-tekanan tertentu berdasarkan pandangan subjektif dari reporter yang melaporkan. Akhirnya tak dapat dihindari, kendatipun program berita itu objektif, namun unsur-unsur subjektif sengaja atau tak sengaja ikut serta mewarnai berita.

d. Program Dukomenter15

Memahami arti dokumenter, kita dihadapkan pada dua hal, yaitu sesuatu yang nyata, faktual (ada atau terjadi) dan esensial, bernilai atau memiliki makna. Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkas-berkas terrulis (ijazah, diktat, dan rental catatan). Dapat pula berupa gambar, foto dari suatu kejadian, mikrofilm, film atau film video. Dalam dokumenter terkandung unsur faktual dan nilai. Jadi, biarpun banyak catatan, foto atau materi lain yang berisi rekaman peristiwa dan kejadian-kejadian nyata tidak semua materi itu memiliki nilai dokumenter. Hanya materi yang sungguh bermakna bagi suatu lingkungan yang boleh disebut bernilai dokumenter. Dalam hal ini, penentu kriteria materi itu bermakna atau tidak bertolak dari pandangan lingkungan itu sendiri. Maka memberi nilai apakah suatu materi itu memiliki nilai dokumenter atau tidak, menjadi relatif.

e. Program Feature16

(26)

Feature adalah suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format. Dalam satu feature, satu pokok bahasan boleh disajikan dengan merangkai beberapa format program sekaligus. Misalnya, wawancara (interview), show, vox-pop, puisi, musik, nyanyian, sandiwara pendek, atau fragmen.

f. Program Magazine17

Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara. Contoh bentuk dari program itu, seperti acara Apresiasi Film dan

Spektrum di TVRI. Sebagaimana majalah cetak, program magazine

memiliki jangka waktu terbit, mingguan, bulanan, dwi bulanan, tergantung dari kemauan produser. Dalam program itu juga terdapat rubrik-rubrik tetap yang berisi bahasan-bahasan. Program magazine mirip dengan program feature. Perbedaannya, kalau program feature satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wartita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format.

(27)

g. Program Spot18

Spot adalah suatu program yang ingin memengaruhi dan mendorong penonton televisi atau pendengar radio, untuk tujuan-tujuan tertentu. Spot merupakan program yang sangat pendek. Duration suatu

spot berkisar antara 10 detik sampai paling panjang 1,5 menit. h. Program Doku-Drama19

Doku-drama kependekan dari dokumenter drama. Maksudnya, dokumenter yang didramakan. Suatu kejadian yang pernah terjadi sungguh-sungguh, terdapat peninggalan-peninggalan dan bekas-bekasnya secara faktual, beberapa tokohnya masih hidup, tetapi kejadiannya sudah lampau. Karena daya tarik atau kejadiannya sangat bernilai maka kisah itu dimainkan kembali di tempat yang sama dengan tokoh yang sama pada saat kurang lebih sama juga dengan waktu kisah itu terjadi. Memainkan kembali dan memproduksi kisah itu sebagai program televisi atau video, nama program itu disebut doku-drama. Tidak sepenuhnya dokumenter; tetapi juga tidak sepenuhnya drama karena memiliki kebenaran faktual. Sementara itu, materinya dinamakan faksi, kependekan dari fakta dan fiksi.

i. Program Sinetron20

Di masa lalu ketika stasiun televisi hanya satu, yaitu TVRI, nama program sinetron belum dikenal. Program semacam itu di jaman TVRI disebut drama televisi, teleplay atau sandiwara televisi. Produksi program

18

Ibid Hlm.203

(28)

drama televisi pada waktu itu juga sangat berbeda dengan produksi sinetron. Program drama televisi biasanya diproduksi sepenuhnya menggunakan setting indoor, di dalam studio televisi. Tiga atau empat set dibangun untuk kepentingan produksi itu. Pelaksanaan produksinya dapat dilakukan untuk siaran langsung ataupun direkam lebih dahulu. Jarang sekali terjadi, produksi drama televisi dibuat dengan menggunakan film atau video dan shooting-nya menggunakan setting outdoor, di luar studio televisi.

F. Talk Show Televisi

1. Program Uraian Pendek atau Pernyataan (The Talk Program)

Ketika penonton menyaksikan acara televisi, pada saat itu muncul seorang presenter (penyaji) menceritakan sesuatu yang menarik. Presenter ini muncul di tengah suatu program feature, diantara sajian musik, dan diawal suatu acara sebagai pembukaan atau dalam suatu acara cerita menarik yang disajikan secara khusus. Penonton ini sedang menyaksikan The Talk Program. Uraian yang disajikan oleh seorang presenter di dalam acara televisi biasanya pendek21.

Audience memiliki kemungkinan untuk menonton program lain yang lebih menarik di saluran stasiun televisi yang lain. Oleh sebab itu, acara mimbar di televisi apabila tidak sangat menarik baik penyajinya maupun materi bahasannya, hanya berarti memberi dorongan kepada penonton untuk memindahkan saluran ke stasiun televisi lain.

(29)

a. Perencanaan

Untuk itu penyajian suatu program uraian di televisi harus memperhatikan beberapa hal sekaligus. Pertama, permasalahan yang diuraikan sedang hangat menjadi bahan pembicaraan umum. Kedua, persoalan itu sangat penting dan penonton membutuhkan penjelasan mengenai hal itu. Ketiga, uraian itu dapat membuat gembira penonton, baik karena pembawaan penyaji yang menyenangkan maupun karena materi sajian yang membuat lucu dan membuat gembira22.

b. Tahapan Pealaksanaan Produksi

Dalam mempersiapkan suatu uraian di televisi sebaiknya produser atau presenter membuat out-line dari sajiannya terlebih dahulu. Pertama-tama harus jelas maksud dari uraian itu : Informasi, entertainment (hiburan), atau sesuatu yang serius.

Presenter harus memulai uraian dengan sesuatu yang membangkitkan rasa ingin tahu penonton. Setelah awal sajian yang merupakan umpan disampaikan , kemudian materi acara yang sesungguhnya, baru diketengahkan. Biasanya pengalaman hidup sehari-hari merupakan cerita yang mengesan karena dekat dengan kehidupan penonton.

Kalau program ini merupakan sajian khusus, seperti acara Mimbar (agama, pengetahuan, keluarga, kesehatan, pendidikan),

(30)

yang perlu diingat adalah semua bahan atau cerita itu harus membantu memperjelas tema yang disajikandan mendorong penonton atau pendengar untuk mengikuti terus uraian tersebut23. 2. Program siaran Vox-Pop suara masyarakat

Vox-Pop kependekan dari Vox Populi dalam istilah indonesia sebagai "suara masyarakat". Artinya, suatu program yang mengetengahkan pendapat umum tentang suatu masalah. Tujuan program ini dibedakan menjadi dua, yaitu vox-pop sebagai program dan vox-pop dalam rangka penelitian.

Vox-pop sebagai program mengetengahkan serangkaian pendapat umum mengenai suatu masalah yang dibahasdalam program kepada penonton, dengan maksud agarpenonton juga dapat mengetahui bermacam-macam pendapat dari berbagai orang atau grup sehingga dapat dikonfrontir dengan pendapatnya sendiri.

Vox-pop dengan tujuan dalam rangka penelitian dapat merupakan umpan balikdalam proses komunikasimengenai suatu persoalan. Dalam hal ini, "masalah" bukan saja dibahas sendirian oleh produser (broadcaster), melainkan produser juga memperhatikan pula pandangan-pandangan dari berbagai pihak. Dengan demikian, proses komunikasi berjalan secara wajar (dari dua arah)24.

3. Program Wawancara (Interview)

(31)

Macam program ini termasuk The Talk Show Program. Bentuk yang lain adalah diskusi panel. Dalam hal ini terdapat dua macam wawancara, yaitu wawancara luar studio dan wawancara di studio. Cara memproduksi program wawancara luar studio tidak jauh beda dengan cara memproduksi program Vox-pop. Namun, wawancara studio memiliki beberapa persiapan dan cara memproduksi program yang berbeda.

Memproduksi program talkshow wawancara yang baik di televisi merupakan suatu kerja keras, karena program itu memerlukan persiapan-persiapan yang cukup banyak. Tanpa persiapan-persiapan yang sungguh-sungguh, program ini hanya menjadi program yang membosankan dan ditinggal penonton. Jika program ini di sajikan dengan baik, penonton memperoleh sesuatu yang sungguh berguna, bermakna dan bukan sekadar program untuk membuang waktu luang.

Berikut tahapan pelaksanan produksi program wawancara (interview) :

a) Perencanaan

(32)

Setelah itu produser dan pewawancara harus mencari informasisebanyak-banyaknya mengenai tokoh yang bersangkutan25.

b) Persiapan

Setelah produser memiliki data lengkap tentang tokoh yang akan diwawancarai dan kurang lebih mengetahui pada apa yang ingin diketahui oleh penonton atau masyarakat, serta permasalahan apa yang ingin dimintakan penjelasan pada sang tokoh, sehingga produser siap membuat pertanyaan-pertanyaan untuk program talk show wawancara26.

Dalam program talk show interaktif, pewawancara harus atau kapan memberi kesempatan, baik kepada penonton di studio, maupun penonton di rumah uintuk mengajukan pertanyaan. Ia harus sangat cekatan mengambil alih pertanyaan, apabila pertanyaan interaktif dari telepon mengalami gangguan. Demikian juga ia perlu sangat cekatan menanggapi atau menetralisir suasana, apabila terjadi ketegangan antara penonton studio dengan tamu tokoh yang diundang. Harus di ingat, bahwa dalam talk show semacam ini kemungkinan terjadi ketegangan sampai saling pelotot, bukan mustahil terjadi27.

Program talk show Diskusi adalah program pembicaraan tiga orang atau lebihmengenai suatu permasalahan.

25

Ibid. Hlm.77

(33)

Dalam program ini masing-masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapat dan presenter bertindak sebagai moderator, yang kadang-kadang melontarkanpendapat atau membagi pembicaraan. Jadi pembicaraan itu tidak dimonopoli oleh satu orang. Presenter juga harus mengetahui kapansaat yang tepat untuk memberi kesempatan kepada penonton terlibat dalam program ini, apabila program ini interaktif. Sekali lagi presenter harus cekatan dan taktis menghentikan atau membelokkan perdebatan apabila sudah mengarah pada bahaya kemarahan dan tindakan fisik28.

(34)

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Sejarah Berdirinya TVRI

Dalam rangka menyambut penyelenggaraan ASIAN GAMES IV tahun 1961, maka pemerintah memutuskan untuk membangun stasiun televisi di Jakarta. Oleh karenanya dibentuklah panitia persiapan pembangunan stasiun televisi yang terdiri dari sembilan orang dimana R.M. Soenarto bertindak sebagai ketua. Pada tanggal 23 Oktober 1961 diambillah keputusan akhir mengenai pendirian stasiun televisi sekaligus digunakannya peralatan dari Nippon Electronica Corporation ( NEC ) Jepang.

Siaran perdana sebagai siaran percobaan disiarkan pada tanggal 17 Agustus 1962 berupa siaran khusus liputan tentang upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Disusul kemudian dengan penayangan pembukaan ASIAN GAMES IV pada tanggal 24 Agustus 1962 yang kemudian dilanjutkan siaran-siaran secara teratur dengan nama Biro Radio dan Television Organizing Committee

(35)

Melalui Kepres RI No. 215 tahun 1963 maka dibentuklah yayasan tersendiri dengan nama Yayasan Televisi Republik Indonesia. Penyesuaian pada tahun 1968 dilantik Direktorat Jendral Radio, Televisi dan Film Departemen Penerangan RI.

Perluasan jangkauan TVRI terus ditingkatkan guna menggali, mengangkat serta mengembangkan potensi dari suatu daerah. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkn kebijakan untuk mendirikan stasiun penyiaran daerah di beberapa wilayah di Indonesia dalam kurun waktu 1962 sampai dengan 1999, yakni TVRI Jakarta (1962), TVRI Yogyakarta (1965), TVRI Medan (1970), TVRI Ujung Pandang (1972), TVRI Banda Aceh (1973), TVRI Palembang (1974), TVRI Denpasar (1978), TVRI Surabaya (1978), TVRI Manado (1978), TVRI Bandung (1987), TVRI Samarinda (1993), TVRI Ambon (1993), TVRI Semarang (1996), dan TVRI Padang (1997), selanjutnya dengan adanya pemekaran wilayah di beberapa propinsi di Indonesia, maka saat ini jumlah Stasiun TVRI di Indonesia mencapai 27 buah yakni :

1. TVRI Nanggroe Aceh Darussalam 2. TVRI Sumatera Utara

3. TVRI Sumatera Barat 4. TVRI Sumatera Selatan 5. TVRI Riau

(36)

11.TVRI Jawa Timur 12.TVRI D.I. Yogyakarta 13.TVRI Sulawesi Selatan 14.TVRI Sulawesi Utara 15.TVRI Sulawesi Tengah 16.TVRI Sulawesi Tenggara 17.TVRI Kalimantan Timur 18.TVRI Kalimantan Barat 19.TVRI Kalimantan Tengah 20.TVRI Kalimantan Selatan 21.TVRI Bali

22.TVRI Maluku 23.TVRI NTT 24.TVRI Papua 25.TVRI NTB 26.TVRI Gorontalo 27.TVRI DKI

B. Perkembangan Status TVRI

(37)

Tahun 2000 yang ditandatangani oleh Presiden Abdurrahman Wahid, TVRI telah resmi menjadi Perusahaan Jawatan ( Perjan ).

Pada pemerintahaan Megawati melalui PP No. 9 Tahun 2002, tertanggal 17 April 2002 Stasiun TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas ( PT ). Dengan beralihnya Stasiun TVRI menjadi PT berarti struktur organisasinya secara otomatis mengalami perubahan dengan menyesuaikan prinsip-prinsip operasional sebuah perusahan.Selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Penyiaran nomor 32 tahun 2002 yang menempatkan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik, selanjutnya , melalui PP no. 13 tahun 2005, tertanggal 18 Maret 2005, TVRI diubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik dan sejak tanggal 24 Agustus 2006 telah ditetapkan Jajaran Direksi LPP TVRI oleh Dewan Pengawas LPP TVRI.

Jika dibuat skema, maka sejarah status TVRI adalah : 1962 à Yayasan TVRI

1965 à Direktorat dibawah Deppen.

2001 à Perjan PP No.36/Th.2000 (Depkeu, BKN)

2002 à PT (Persero) PP No.9/Th.2002 (Depkeu,

BKN, Menneg BUMN, Menneg Kominfo)

2005 à TV Publik> UU No.32/Th.2002, PP.11/

Th.2005, PP.No.13/Th.2005 Tgl.18-3-05

2006 à Maret, Dewas TVRI terpilih à Mei, dikukuhkan

23 Agust, Direksi terpilihà 24 Agust, Pkl.14.00 WIB

Direksi dilantik oleh Dewas TVRI

(38)

KETUA : DRS. HAZAIRIN SITEPU

ANGGOTA : 1. BRIGJEN. TNI. (PURN) DRS. H. ROBIK MUKAV 2. PROF. MUSA ASY’ARI

3. DRS. ABRAHAM ISNAN, MSI 4. DRA. HJ. RETNO INTANI ZA, MSC Sedangkan Dewan Direksi LPP TVRI terdiri atas :

1. Direktur Utama

Mayjen.TNI (Pur) I Gde Nyoman Arsana,SE,MM,PSC

2. Direktur Program dan Berita Drs. Yon Anwar

3. Direktur Teknik

Ir. Satya Sudhana

4. Direktur Keuangan

DR. Antar M.T. Sianturi, Ak.,MBA

5. Direktur Umum

Dra. Immas Sunarya, MM

6. Direktur Pengembangan dan Usaha - kosong-

Sehubungan dengan perubahaan status tersebut ,, kini TVRI semakin ditantang untuk mulai mandiri khususnya dalam memproduksi acara, mengingat sudah ditiadakannya anggaran negara untuk penyelenggaraan produksi siaran televisi.

C. Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran Tugas TVRI

(39)

Terwujudnya TVRI sebagai media independen, profesional, terpercaya dan pilihan bangsa Indonesia, dalam keberagaman usaha dan program serta jaringan penyiaran berkualitas yang ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melestarikan nilai budaya bangsa,untuk memperkuat kesatuan nasional

b. Misi

1. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis. 2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi

yang utama.

3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.

4. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional.

c. Tujuan Penyiaran TVRI

Memperkukuh intergrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. (Pasal 3 UU No.32/Th.2002, tentang Penyiaran)

(40)

1. Terciptanya program yang menarik.

2. Terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan.

3. Meningkatnya kualitas SDM khususnya pada penguasaan teknologi informasi.

4. TVRI menjadi pusat sarana pembelajaran sekolah dan luar sekolah. 5. Meningkatnya sistem dan prosedur pada TVRI.

6. Meningkatnya kemampuan Stasiun Penyiaran Daerah.

7. Terciptanya pemancar yang berkualitas dan Berteknologi tinggi. 8. Meningkatnya jangkauan siaran.

e. Tugas TVRI Sebagai TV Publik

Memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ( Pasal 4 PP. No.13 Th.2005).

D. Sejarah TVRI Stasiun D.I YOGYAKARTA

(41)

Siaran perdana TVRI Stasiun DIY pada tanggal 17 Agustus 1965 adalah menyiarkan acara pidato peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-20 oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam VIII.

Pada awalnya TVRI Stasiun DIY mengudara tiga kali dalam satu minggu yang masing-masing berdurasi dua jam. Pada saat itu jangkauan siaran masih terbatas pada area yang dapat dijangkau pemancar VHF berkekuatan 10 Kw, begitu pula format siarannya masih hitam putih. Namun pada tahun 1973, TVRI Stasiun DIY telah mulai melakukan siaran setiap hari. Siaran produksi lokal TVRI Stasiun DIY tiap harinya mencapai 2,5 hingga 3 jam, setelah dikumulasikan dengan penyiaran terpadu dari TVRI Pusat Jakarta.

Karena faktor topografis berupa pegunungan di daerah Gunung Kidul maupun di Kulonprogo, saat ini terdapat beberapa daerah yang belum dapat menerima siaran TVRI Stasiun DIY, oleh karenanya TVRI Stasiun DIY berencana membangun tower pemancar didaerah Bukit Pathuk, Gunung Kidul guna memperluas jangkauan siarannya.

Sejak didirikan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sampai dengan saat ini telah dilakukan beberapa kali pergantian jabatan Kepala Stasiun yaitu sebagai berikut :

NAMA PERIODE

a. Ir. Dewabrata 1965 – 1971

b. R.M. Soenarto 1971 – 1975

c. Drs. Darjoto 1975 – 198 3

d. M. Djaslan, B.A 1983 – 1985

(42)

g. Drs. Suryanto 1990 – Juli 1995

h. Drs. Bakaroni A.S. Agustus – Desember 1995 i. Sunjoto Suwarto Januari 1995 – 1998

j. Drs. Pudjatmo 1998 – 2000

k. Drs. Sutrimo MM, M.Si 2000

l. Drs. Sudarto HS 2000 – 2003

m. Drs. Bambang Winarso M.Sc 2003 – 2007 n. Drs. Tribowo Kriswinarso 2007 - sekarang E. Arti logo TVRI

Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “ layanan public yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi control dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 ( lima ) makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :

1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “ memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”

(43)

3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti ” merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia ”

4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ” merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”

5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ” menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat”

Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.Warna BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna.

(44)

DIY baik di kancah regional, nasional dan internasional. Hal lain lagi, bahwa dengan pencantuman tulisan Jogja ini, diharapkan TVRI Jogja mampu menjalankan visi dan misinya selaku TV Publik yang mempunyai kepedulian dan keberpihakan terhadap publik DIY.

F. Visi dan Misi TVRI D.I Yogyakarta

a. Visi

Terwujudnya TVRI D.I Yogyakarta sebagai media Televisi Publik yang

independen, profesional, terpercaya dan pilihan masyarakat DIY, dalam keberagaman usaha dan program yang ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan masyarakat, dan melestarikan nilai budaya yang berkembang di DIY dalam rangka memperkuat kesatuan nasional melalui jejaring TVRI Nasional. b . Misi

1. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi media perekat sosial sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.

2. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi pusat layanan informasi yang utama serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi daerah dan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di DIY.

(45)

4. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta sebagai Televisi Publik yang bertumpu pada keseimbangan informasi dengan tetap memperhatikan komunitas terabaikan.

5. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi media untuk membangun citra positif DIY sebagai pusat budaya, pendidikan dan pariwisata ditingkat nasional, regional maupun di dunia internasional melalui jejaring TVRI Nasional.

G. Prestasi TVRI Stsiun D.I. Yogyakarta

(46)

KESENIAN

12 1995 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN

(47)

14 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN

15 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN

PRODUSER SINETRON NON

CERITA PARIWISATA

TERBAIK

16 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN

PRODUSER SINETRON NON

CERITA SEMI DOKUMENTER

TERBAIK

17 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN

SUTRADARA SINETRON NON

CERITA BUDAYA TERBAIK

18 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN

SUTRADARA SINETRON NON

(48)

DOKUMENTER TERBAIK

19 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN

SUTRADARA SINETRON NON

CERITA PARIWISATA

TERBAIK

20 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN

(49)
(50)

GEMPA DIY BENCANA

Setelah TVRI Nasional menjadikan Riset Media AC Nielsen untuk memonitor siarannya, maka TVRI D.I. Yogyakarta menjadi salah satu Stasiun televisi yang menjadi obyek risetnya diantara berbagai stasiun TVRI Lainnya. Dalam hal ini, prestasi yang baru saja diraih berkaitan dengan Riset AC Nielsen ini adalah bahwa pada bulan April 2006, TVRI D.I Yogyakarta memperoleh channel share terbaik diantara Stasiun TVRI Se Indonesia yakni 4,9 point.

H. Pola Siaran TVRI Stasiun D.I Yogyakarta

Sejak awal dioperasikannya TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, pola siaran yang mengacu pada pola siaran TVRI Nasional , di sebut pola acara terpadu. Hal ini dikarenakan TVRI dibawah salah satu manajemen penyiaran, sehingga stasiun TVRI daerah harus mengikuti pola acara terpadu dari Pusat.

(51)

I. Acara-Acara Yang Diproduksi

1. Obrolan Angkring

Siaran : Hari Sabtu (Weekly) Pukul : 19.30 – 20.00 Jumlah tayang : 4 - 5 kali/ bulan Format acara : Dagelan

Pengisi : Grup Angkringan Yk Karakteristik : Live on tape

Sasaran : Dewasa/Umum Deskripsi:

Paket acara OBROLAN ANGKRING merupakan acara yang dikemas dalam format dagelan/lawakan dengan menggunakan bahasa daerah (Jawa) dengan setting seperangkat angkringan. Acara ini memberikan alternatif hiburan bagi masyarakat pinggiran-menengah serta menumbuhkan apresiasi terhadap permasalahan-permasalahan atau persoalan-persoalan sosial yang ringan & aktual serta mengandung muatan moral disampaikan secara satire - diharapkan akan lebih mengena dan mudah dicerna oleh anggota masyarakat.

Dengan konsep talkshow dagelan acara ini telah benar-benar dekat dihati masyarakat. Melalui lawakan para tokoh yang terlibat, seperti : Dalijo, Yu Beruk dan lain-lain terasa semakin diminati permirsa ditambah sering hadirnya para bintang tamu. Semisal pernah hadir Basuki, Gogon dll.

2. Harmoni

(52)

Pukul : 18.00 – 19.00 WIB Jumlah tayang : 4 – 5 kali/ bulan Format : Live interaktif

Pengisi : Para pakar dibidangnya Karakteristik : Live

Sasaran : Dewasa / umum Deskripsi:

Harmoni merupakan acara live programme yang membahas tentang persoalan-persoalan seputar psikologi, kesehatan, kewanitaan, etiket dan lain sebagainya seputar pemasalahan keluarga. Dengan konsep ruang dalam sebuah keluarga yang santai dan hangat diharapkan lebih mengena kepada masyarakat, disamping pemirsa juga dapat berinteraksi langsung dengan nara sumber melalui pesawat telepon.

Keharmonisan dalam rumah tangga selalu menjadi harapan bagi setiap keluarga, bukan hanya pada penampilan fisik saja melainkan pada jiwa serta kesehatan seseorang. Sehingga dalam acara ini mencoba memberikan solusi kepada pemirsa tentang berbagai persoalan yang dihadapi dan untuk memberikan warna dalam acara ini juga dapat disajikan kuis seputar tema dalam pembicaraan sehingga akan mengikat pemirsa untuk tetap mengikuti program ini hingga akhir.

3. Plengkung Gading

Siaran : Setiap hari Kamis

Pukul : 19.30 - 21.00 WIB Jumlah tayang : 1 kali/ bulan

(53)

Pengisi : Kelompok Campursari di DIY dan sekitarnya Karakteristik : Live

Sasaran : Dewasa Umum. Deskripsi:

Campursari merupakan kesenian yang lahir dari Yogyakarta ini merupakan sebuah produk warisan leluhur yang saat ini masih sangat digemari oleh masyarakat. Karena dapat memainkan berbagai jenis lagu/musik yang dibawakan dengan penuh humor dan jauh dari kesan serius. Plengkung Gading diambil dari sebuah tempat bersejarah di salah satu sudut Kota Yogyakarta. Acara ini juga diselingi dialog budaya mengupas segala permasalahan yang perlu diketengahkan & menarik untuk diperbincangkan.

Acara ini juga dimaksudkan memberikan apresiasi budaya secara implisit dengan kemasan entertainment yang ringan tetapi sarat dengan muatan budaya.

4. Berita Jogja

Siaran : Setiap hari (daily) Pukul : 18.00 – 18.30 WIB Format : News

Materi : Berita DIY dsk. Karakteristisk : Live

Sasaran : Umum Deskripsi:

(54)

penyajian berita ini dilengkapi dengan beberapa rubrik menarik misal Gagasan, Pedesaan, Wisata serta peristiwa aktual lain.

5. Yogyawarta

Siaran : Setiap hari (daily) Pukul : 16.30 -17.00 WIB Jumlah tayang: Setiap hari

Format : News

Pengisi : Berita-berita aktual di DIY dsk. berbahasa Jawa Karakteristik : Live

Sasaran : Umum Deskripsi:

Program Yogyawarta, menyajikan kejadian-kejadian aktual yang terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya yang mempunyai nilai jurnalistik yang disampaikan dengan pengantar bahasa Jawa. Hal ini dimaksudkan selain memberikan informasi aktual seputar Jogja & sekitarnya, juga dimaksudkan agar bahasa Jawa tetap lestari dikalangan pemirsa khususnya para generasi penerus. Disamping itu, pemirsa juga dapat memberikan masukan terhadap kondisi phisik atau menginformasikan fasilitas umum yang perlu segera ditangani oleh pihak terkait dalam segmen Dialog Warga melalui telpon/surat.

6. Ceplas - Ceplos

Siaran : Setiap hari Minggu (weekly) Pukul : 17.00 – 18.00 WIB

(55)

Pengisi : Para pakar dan dibidangnya Karakteristik : Live

Sasaran : Umum

Deskripsi:

Ajang dialog santai yang mengangkat berbagai permasalahan sehari-hari yang berkembang disekitar kehidupan masyarakat menengah kebawah, baik sosial, ekonomi, budaya, kesehatan, pariwisata, pendidikan, lingkungan hidup dsb

7. Mbangun Deso

Siaran : Produksi apabila ada penyandang dana Pukul : WIB

Jumlah tayang : 1 kali / bulan Format : Fragmen

Pengisi : Den Baguse Ngarso, Sronto, Kuriman dkk Karakteristik : Taping

Sasaran : Dewasa dan umum Deskripsi:

(56)

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri karena para pemeran mampu memberikan hiburan khas kepada masyarakat yang dibumbui dengan masalah-masalah yang sedang berkembang dimasyarakat.

8. Resonansi

Siaran : Setiap hari Senin dan Kamis (weekly) Pukul : 18.00 – 19.00 WIB

Jumlah tayang : 8 – 10 kali/bulan Format : Talkshow interaktif

Pengisi Acara : Berbagai lembaga, pemerintah ataupun swasta Sasaran : Dewasa/ Umum

Karakteristik : Live

Deskripsi:

Acara ini merupakan program siaran langsung (live) dari studio II TVRI Yogyakarta dengan format talkshow/dialog, dipandu oleh seorang presenter yang mengetengahkan sebuah tema untuk di dialogkan dengan audience ataupun penonton di rumah secara interaktif melalui telpon.

Tema ataupun Narasumber dimungkinkan berasal dari instansi/lembaga yang menjadi sponsor acara tersebut, bisa juga dari para ahli yang berkompeten yang ditunjuk oleh instansi/lembaga sponsor.

9. Coffee Break

(57)

Jumlah tayang : 4 – 5 kali/bulan Format : Talkshow interaktif

Pengisi Acara : Berbagai lembaga, pemerintah ataupun swasta Sasaran : Dewasa, Umum

Karakteristik : Live

Deskripsi:

Acara ini merupakan program siaran langsung (live) dari studio I TVRI Yogyakarta dengan format talkshow, dipandu oleh seorang presenter serta selingan musik (live) untuk memberi kesan agar lebih familiar, santai, tanpa mengganggu pentingnya materi dialog yang akan diketengahkan dalam acara tersebut.

Materi pembahasan biasanya berkisar seputar dunia usaha dan untuk menggali potensi agar dapt lebih berkembang. Pembahasan diharapkan akan memberikan kedalaman informasi & wacana. Di tengah acara ataupun di awal acara seringkali disisipi dengan liputan-liputan hangat sehingga dialog yang terjalin akan lebih komprehensif dan mengarah.

Pemilihan tema ataupun Narasumber bisa berasal dari instansi/lembaga yang menjadi sponsor acara tersebut, bisa juga dari para ahli yang berkompeten yang ditunjuk oleh instansi/lembaga sponsor.

10. Pangkur Jenggleng

(58)

Pengisi : Kelompok Pangkur Jenggleng (Ngabdul, dkk) Karakteristik : Live on tape

Sasaran : Dewasa Umum.

Deskripsi:

Sebuah acara yang diformat sebagai sebuah guyonan yang dulunya pernah ngetop dikalangan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta berupa Dagelan Mataram yang dikomandani Basiyo, dkk. Bersama Ngabdul, Anik Sunyahni, Melko dll pemirsa diajak untuk tertawa menyaksikan guyonan-guyonan khas Yogyakarta sekaligus mengapresiasi kesenian tradisional yang masih mempunyai daya tarik dengan iringan karawitan.

11. Ciluba

Siaran : Setiap hari Jum`at (weekly) Pukul : 17.00 – 17.30 WIB

Jumlah tayang : 4 kali/ bulan Format : Variety show

Pengisi : Anak Anak TK dan SD di DIY Karakteristisk : Live on tape

Sasaran : Anak-anak usia TK & SD. Deskripsi:

(59)

Acara ini sekaligus akan memberikan hiburan, informasi namun sisi pendidikan bagi anak-anak lebih ditekankan. Anak Ceria dilaksanakan dengan konsep panggung hiburan sehingga suasana hangat bagi setiap anak akan selalu mengikuti atau berkeinginan tampil dalam acara ini.

12. Koes Plus Kembali

Siaran : Setiap Rabu (weekly) Pukul : 20.00 – 21.00 WIB Jumlah tayang : 4 -5 kali/ bulan Format : Pergelaran

Pengisi : Grup Band Ala Koes Plus DIY dsk Karakteristik : Live , Studio I

Sasaran : Dewasa Umum Diskripsi :

Dengan mengusung ketenaran dan kelegendaanGroup Musik Koes Plus serta mendatangkan lagu – lagunya maka penonton di studio dan pemirsa dirumah akan terbawa ke era 70an. Lagu – lagu yang dibawakan seakan membawa kembali ke Jaman Keemasan Koes Plus. Band – band yang tampil akan disuport oleh Komunitas – komunitas Penggemar Koes Plus yang ada di DIY dsk. Meski tampil hanya dalam waktu 1 jam, lagu – lagu ini dapat menjadi obat rindu bagi penggemar Koes Plus. Bagi Penggemar yang ingin menyaksikan secara langsung di Studio di sediakan tempat yang representatif untuk bisa bergoyang sembari mendengarkan alunan lagu Koes Plus.

13. Pioner

(60)

Pukul : 18.30 – 19.00 WIB Jumlah tayang : 4 kali/ bulan Format : Majalah udara

Pengisi : SMP, SMU, Siswa /remaja berprestasi di DIY Karakteristisk : Taping

Sasaran : Pelajar SMP, SMU & Sederajat Deskripsi:

Sebuah program yang mewadahi aktivitas para pelajar/remaja berprestasi dalam mengembangkan kreativitasnya baik secara formal maupun non formal dengan kesuksesannya agar prestasi yang diraihnya tersebut dapat menjadi contoh pelajar/remaja yang lain. Menjadi spirit & motivasi dalam memacu potensi yang dimiliki oleh setiap generasi muda kita.

14. Kuis Cerdas

Siaran : Setiap Jum`at (weekly) Pukul : 18.30 – 19.00 WIB

Jumlah tayang : 4 kali/ bulan Format : Game

Pengisi : Pemirsa / penelpon Karakteristisk : Taping

Sasaran : SD s-d SMA Deskripsi:

(61)

kompetisi dengan model setiap pemenang akan di pertemukan dengan pemenang dari kelompok yang lain.

Dengan mengikuti Kuis Cerdas, maka bagi pemenang akan mengharumkan nama sekolah. Sementara bagi sekolah akan menjadi tolok ukur keberhasilan dari metode pembelajaran yang dilakukan selama ini.

15. Keroncong Request

Siaran : Setiap Minggu (weekly) Pukul : 20.00 – 21.00 WIB Jumlah tayang : 4-5 kali/ bulan Format : Pergelaran

Pengisi : Grup Orkes Keroncong di DIY Karakteristisk : Live

Sasaran : Dewasa/Umum Deskripsi:

Keroncong merupakan salah satu jenis musik yang lahir di Indonesia & masih banyak masyarakat yang melantunkan lagu pop/dangdut dalam irama keroncong. Hal ini karena jenis musik keroncong enak untuk dibawakan dengan santai, disisi lain pendengarnya juga akan terbuai. Dengan kemasan modern, jenis musik ini diharapkan akan mampu bertahan & bahkan mampu untuk mereformasi seperti jenis musik dangdut. Sehingga, dalam acara ini akan lebih dinamis karena unsur-unsur yang membatasi musik tersebut lebih disesuaikan dengan situasi saat ini, terlebih dari segi perfomance.

16. Wawasan Mitra Tani

(62)

Pukul : 19.30 – 20.00 WIB Jumlah tayang : 2-3 kali/ bulan Format : Features

Pengisi : Para petani, pihak terkait Karakteristisk : Taping

Sasaran : Para petani Deskripsi:

Petani, adalah sosok yang patut kita teladani. Karena dari kerja keras merekalah masyarakat kota juga dapat menikmati hasilnya untuk kelangsungan hidupnya. Kesuksesan tidak hanya milik masyarakat kota, tetapi para petani pun banyak yang sukses dengan kerja kerasnya dalam menerapkan teknologi modern. Acara ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi petani-petani lain agar mereka juga mendapatkan informasi untuk mengembangan usaha pertaniannya.

17. Sentuhan Qalbu

Siaran : Setiap Jum`at (weekly) Pukul : 19.30 – 20.00 WIB Jumlah tayang : 4-5 kali/ bulan Format : Monolog

Pengisi : Para Da`i DIY dsk Karakteristisk : Live Interaktif

(63)

Acara yang menampilkan juru ceramah, ustadz ataupun tokoh agama untuk memberikan pencerahan terhadap permasalahan agama Islam dan disiarkan secara langsung dari Studio II. Acara ini bisa menjadi ajang curhat bagi penonton yang mempunyai problematika masalah yang mempunyai hubungan vertikal dengan Sang Khaliq. Dengan nasehat – nasehat dari para narasumber diharapkan penonton akan tersentuh hatinya untuk bisa kembali ke jalan yang lurus. Atau barangkali butuh pencerahan karena selama ini belum tahu atau belum paham masalah yang telah, sedang atau akan dihadapi.

18. Taman Gabusan

Siaran : Setiap Selasa (weekly) Pukul : 19.30 – 21.00 WIB Jumlah tayang : 4-5 kali/ bulan Format : Talk Show Interaktif

Pengisi : Para petani, pihak terkait Karakteristisk : Siaran Langsung / Live

Sasaran : Masyarakat Bantul Dewasa Deskripsi:

(64)

menyampaikan saran, usul dan keluhannya lewat telepon langsung ke Narasumber yang berada di Studio I TVRI Stasiun D.I Yogyakarta. Komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul untuk bangkit dari bencana gempa diapresiasikan pada acara ini, sehingga acara ini di relay oleh TA TV, Jogja TV dan RB TV, sehingga bisa ditonton oleh masyarakat Bantul atau orang yang peduli dengan kemajuan Bantul dari segala penjuru.

J. Ruang Lingkup

a. Jangkauan Siaran

Jangkauan siaran TVRI stasiun D.I.Y meliputi seluruh propinsi DIY dan sebagian wilayah propinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Magelang, kota Magelang, Temanggung, Wonosobo,sebagian Klaten, Sebagian Purworejo, sebagian Karanganyar.

b. Target Audiens

(65)

ditindaklanjuti dengan penelitian lain yang lebih kompresensif, karena pada realitanya masih banyak warga DIY yang menyukai tayangan TVRI Jogja.

K. Fungsi Publik

Sebagai stasiun televisi yang bervisikan budaya, pendidikan dan kerakyatan, maka TVRI Yogyakarta berusaha untuk ikut lebur bersama dinamika kehidupan masyarakat. Untuk itu, selain melalui acara-acara talkshow yang memberi ruang luas bagi pemirsa untuk ikut menyuarakan aspirasinya, kita juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas di TVRI Yogyakarta untuk kegiatan pendidikan, seni budaya, serta kegiatan ekonomis.

a. Otobursa TVRI

Kegiatan jual beli mobil bekas ini dilaksanakn di halaman TVRI Yogyakarta, Jl. Magelang Km.4,5 Yogyakarta setiap hari Minggu. Kegiatan ini diawali bulan Maret 2002, saat itu hanya diikuti oleh 21 mobil. Minggu selanjutnya naik menjadi 41 mobil Dan saat ini, dengan fasilitas parkir hampir 3 hektar, mampu menampung 900 mobil, dan bulan november 2004 masuk Museum Rekor Indonesia sebagai penyelenggara insidental Jual beli mobil bekas terbesar.

b. Kuliah Praktek Kerja Lapangan dan Skripsi

(66)

pembimbing di TVRI Yogyakarta. Hingga saat ini mahasiswa yang PKL dan skripsi berasal dari Universitas Lampung, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Merdeka Malang, STIMMINDO Malang, ISI Surakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Yogyakarta, Politeknik PPKP Yogyakarta, IST-AKPRIND Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta, Universitas Atmadjaya Yogyakarta, Universitas Proklamasi Yogyakarta, Akademi Komunikasi Indonesia Yogyakarta, Akademi Komunikasi Radya Binatama Yogyakarta, Politeknik Semarang, Universitas Satya Wacana Salatiga.

WEBSITE WWW.tvrijogja.co.id

Mulai Januari 2005 TVRI Yogyakarta melaunching website dengan domain www.tvrijogja.co.id, dari web ini bisa diketahui berbagai acara TVRI Yogyakarta serta profilnya.

L. Program Kerja TVRI:

1. Pembenahan Struktur Organisasi

2. Pembenahan citra TVRI dan budaya kerja organisasi 3. Reevaluasi menyeluruh thd acara berita maupun non berita 4. Peningkatan acara2 baru menjadi tontonan yang menarik 5. Promosi program2 unggulan

(67)

7. Peningkatan kualitas SDM di bidang teknik, marketing, program, berita, keuangan dan pelayanan

8. Kerjasama produksi dan penyiaran dengan berbagai Departemen / Lembaga Pemerintah dan non_Pemerintah

9. Peningkatan sistem dan prosedur tata kelola perusahaan.

10.Peningkatan tertib administrasi pengelolaan penerimaan dan pengeluaran dana.

11.Peningkatan daya pemancar

12.Revitalisasi sarana dan prasarana yang ada terutama di daerah Perbatasan NKRI.

13.Peningkatan kemampuan Stasiun Penyiaran daerah. Kondisi Pegawai Per Agustus 2007

I. Status

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 232

2 Kontrak 41

Jumlah 273

II. Jenis Kelamin PNS

1 Laki - laki 170

2 perempuan 62

Gambar

GAMBAR SUMBER VTR

Referensi

Dokumen terkait

YOGYAKARTA, Praska Alang Dirgantara, NPM 09.02.13227, Tahun 2014, Bidang Peminatan Manajemen Konstruksi, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma

Hasil analisis derajat penilaian perseptif konsumen juga memberikan dukungan pada hasil analisis regresi dimana konsumen memiliki penilaian yang cukup baik pada

Disini jelas bahwa fiqh adalah bukan suatu pemahaman ajaran agama yang absolut tetapi fiqh adalah hasil interpretasi dari ulama-ulama klasik yang juga tidak menutup

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan adanya hubungan antara dukungan sosial dan makna kerja panggilan serta keterikatan kerja diduga karena rekan kerja di rumah

Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang ditentukan dengan menyesuaikan pada

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis dan empiris. Data diperoleh dari para tokoh adat, tokoh

Dari hasil pengolahan data terdapat 86.700 rumah yang tidak memenuhi persyaratan rumah sehat, dimana rata- rata kondisi ventilasi rumahnya sangat buruk, banyak