UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELAL
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DI SD NEGERI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
i
UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELAL
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DI SD NEGERI TOTOGAN KULON PROGO
TUGAS AKHIR SKRIPSI
kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta ntuk Memenuhi Sebagai PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh: Dhian Wulandari NIM 12108241140
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI
kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta ntuk Memenuhi Sebagai PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana
ii
UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DI SD NEGERI TOTOGAN KULON PROGO
Oleh:
Dhian Wulandari NIM 12108241140
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan perhatian siswa kelas III pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan media video di SD Negeri Totogan Kulon Progo.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti secara kolaboratif bersama dengan guru kelas sebagai pemberi tindakan. Tahapan penelitian ini menggunakan model Kemmis & Mc Taggart dengan 4 tahapan penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Totogan dengan jumlah 16 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Data diperoleh dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa memperoleh skor skala perhatian siswa minimal 76 atau dalam kategori baik.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan perhatian siswa kelas III di SD Negeri Totogan dengan menggunakan media video. Peningkatan perhatian siswa dapat dilihat dari hasil analisis perhatian siswa. Hasil penelitian diperoleh rata-rata perhatian siswa sebelum mendapat tindakan sebesar 59,37% masuk dalam kategori kurang. Siklus I rata-rata perhatian siswa meningkat menjadi 69,75% dalam kategori cukup dan terdapat 5 siswa dari 16 siswa yang masuk kategori perhatian baik. Siklus II rata-rata perhatian siswa meningkat lagi menjadi 81,64% dalam kategori baik dan terdapat 14 siswa dari 16 siswa yang masuk kategori perhatian baik. Penelitian berhenti pada siklus II karena hasil yang diperoleh pada siklus II sudah memenuhi kriteri keberhasilan yaitu 87,5% siswa kelas III memperoleh skor perhatian dalam kategori baik.
iii
EFFORTS TO IMPROVE THE ATTENTION AT GRADE IIION SOCIAL SCIENCE THROUGH THE USE OF VIDEO MEDIA IN TOTOGAN
KULON PROGO STATE ELEMENTARY SCHOOL
By:
Dhian Wulandari NIM 12108241140
ABSTRACT
The aim of this research to increase the attention of 3rd grade students on Social Science subject by using video media at Totogan Kulon Progo State Elementary School.
This research is a Classroom Action Research (PTK) conducted collaborative researchers with class teacher as a giver of action. This research using Kemmis & Mc Taggart model with 4 stages of research that is planning, implementation, observation, and reflection. The subject of this research is the third grade students of Totogan State Elementary Schoolwhich consists 16 students. Data collection method used is observation. Data were obtained by using qualitative and quantitative descriptive analysis. This research is said to succeed if 80% of the number of students obtain score of attention scale of students at least 76 or in either category.
The result of the research shows that there is an increase of attention of third grade students in Totogan State Elementary School by using video media. Increased student attention can be seen from the analysis of student attention. The result of the research showed that the average of students' attention before getting the action was 59.37%. The average I cycle of student attention increased to 69.75% in sufficient category and there were 5 students from 16 students who were categorized good attention. The average cycle II of student attention increased again to 81.64% in both categories and there were 14 students from 16 students who were categorized good attention. The research stopped at cycle II because result obtained in cycle II have fulfilled the success criterion that is 87,5% of student of third grade got score of attention in good category.
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa dan dukungannya sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
2. Agama, Nusa, Bangsa, dan Tanah Air tercinta.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunian-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Upaya Meningkatkan Perhatian Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Penggunaan Media Video di SD Negeri Totogan Kulon Progo” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Sigit Dwi Kusrahmadi, M.Siselaku Dosen Pembimbing TAS yang telah banyak memerikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
2. Agung Hastomo, S.Pd., M.Pd selaku validator instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
3. Drs. Suparlan, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Sekolah Dasar beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.
4. Dr. Haryanto, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.
5. Drs. Pracoyo Hadi Yoseph selaku Kepala SD Negeri Totogan yang telah memberikan izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.
6. Para guru dan staf SD Negeri Totogan yang telah memberi bantuan memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ... v
HALAMAN PENGESAHAN... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Perhatian Siswa ... 8
1. Pengertian Perhatian ... 8
2. Macam dan Jenis Perhatian ... 9
3. Faktor yang Mempengaruhi Perhatian ... 11
4. Cara Menumbuhkan Perhatian Siswa ... 13
5. Bentuk Perhatian Siswa... 14
B. Media Pembelajaran ... 17
1. Pengertian Media ... 17
2. Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 18
3. Manfaat Media Pembelajaran ... 19
4. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 20
5. Prinsip Penggunaan Media ... 21
6. Pengertian Media Video ... 23
7. Karakteristik Media Video ... 23
8. Tujuan Media Video ... 25
C. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 27
1. Pengertian IPS ... 27
xi
3. Karakteristik IPS di Sekolah Dasar ... 29
D. Karakteristik Anak Sekolah Dasar ... 30
E. Pembelajaran IPS menggunakan Media Video ... 33
Untuk Meningkatkan Perhatian Siswa F. Penelitian yang Relevan ... 35
G. Kerangka Berpikir ... 35
H. Hipotesis Penelitian ... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38
B. Subjek Penelitian... 38
C. Lokasi Penelitian ... 39
D. Desain Penelitian... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ... 41
F. Instrumen Penelitian ... 42
G. Teknik Analisis Data ... 43
H. Indikator Keberhasilan ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SD Negeri Totogan ... 46
B. Hasil Penelitian ... 49
C. Pembahasan ... 63
D. Keterbatasan Penelitian ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman Observasi Perhatian Siswa ... 72
Lampiran 2. Rubrik Penilaian Perhatian Siswa ... 73
Lampiran 3. Pedoman Observasi Penggunaan Media Video ... 76
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 77
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 92
Lampiran 6. Hasil Rekapitulasi Data Penelitian ... 105
Lampiran 7. Hasil Lembar Observasi Data Penelitian ... 109
Lampiran 8. Foto-Foto Kegiatan Penelitian ... 117
Lampiran 9. Peta Lokasi Penelitian ... 119
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Perhatian Siswa ... 42
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Media Video ... 43
Tabel 3. Kriteria Penilaian Skala Perhatian Siswa ... 45
Tabel 4. Hasil Observasi Perhatian Kelas III pada Tahap Pra Siklus ... 48
Tabel 5. Hasil Observasi Perhatian Siswa Kelas III pada Siklus I ... 54
Tabel 6. Hasil Refleksi Siklus I ... 55
Tabel 7. Hasil Observasi Perhatian Siswa Kelas III pada Siklus II ... 61
xiv
DAFTAR GAMBAR
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah menjadi salah satu alat pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk membentuk pendidikan yang berkualitas. Dalam sekolah terdapat aktivitas pembelajaran. Pembelajaran merupakan perpaduan antara aktivitas belajar dan
mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru. Sanjaya (2009: 216) mengungkapkan bahwa pembelajaran itu menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran
sebagai akibat perlakuan guru. Sudjana (Subini, 2012: 6) juga menyatakan bahwa pembelajaran merupakan semua upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian
pembelajaran memiliki dua unsur penting di dalamnya yang memiliki peran masing-masing yaitu pendidik dan peserta didik.
Dalam pendidikan, peserta didik menjadi unsur dasar untuk membentuk aktivitas pembelajaran. Umar Tirtarahardja dan La Sulo (Siswoyo, et al, 2011: 97) menyatakan bahwa salah satu ciri khas peserta didik adalah individu yang sedang
berkembang, yakni selalu ada perubahan dalam diri peserta didik secara wajar baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun kearah penyesuaian dengan lingkungan. Siswa merupakan subyek yang harus dikembangkan kemampuannya. Setiap siswa
memiliki kompetensi yang berbeda. Kemampuan yang dimiliki siswa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menjadi tugas guru untuk mengembangkan suatu
2
Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila siswa memiliki perhatian terhadap
suatu pembelajaran dan guru bisa membuat pembelajaran semenarik mungkin. Baharuddin (2009: 178) menyatakan bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu sekumpulan
objek. Perhatian merupakan suatu aktivitas mental yang erat hubungannya dengan tingat motivasi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Dasar Negeri Totogan tahun ajaran 2016/2017, siswa cenderung terlihat jenuh, mengantuk, dan perhatian menjadi berkurang.Pada awal pembelajaran siswa masih terlihat
memperhatikan guru, tetapi pada menit-menit pertengahan sampai akhir siswa terlihat bermain sendiri, mengobrol bersama teman, dan ada juga yang mengantuk.
Pada saat pembelajaran berlangsung siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa akan terlihat aktif apabila menjawab pertanyaan dari guru, sedangkan untuk kegiatan lain terlihat hanya guru yang mendominasi kegiatan tersebut. Perhatian
siswa rendah pada beberapa mata pelajaran, namun yang paling membutuhkan penanganan adalah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran diberikan
mulai dari Sekolah Dasar. Adapun tujuan mata pelajaran IPS pada jenjang Sekolah Dasar adalah agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan
3
mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta
berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), siswa mempelajari materi yang banyak hafalan, sehingga daya tarik terhadap mata pelajarn IPS masih kurang.
Hal tersebut berdampak pada perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran masih kurang. Untuk mengatasi perhatian siswa yang kurang dalam mempelajari
materi,maka guru harus merancang pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Guru sebagai pendidik tentunya memegang peran yang sangat penting terutama dalam keberhasilan belajar siswa. Guru dianggap sebagai orang yang bertanggung
jawab terhadap siswa dalam suatu pembelajaran. Sanjaya (2009: 274) menyatakan bahwa seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaraan yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk di dalamnya memanfaatkan sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektivitas
pembelajaran.
Guru dapat mendorong siswa untuk memiliki perhatian yang tinggi. Ismail (2008: 72) mengungkapkan bahwa makin intensif perhatian siswa terhadap
pembelajaran maka keberhasilan belajar akan tercapai, oleh karena itu penyampaian materi sebaiknya mampu menimbulkan perhatian yang intensif. Dalam hal ini guru
4
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perhatian siswa yaitu
dengan penggunaan media. Pada saat observasi guru selalu menggunakan buku sebagai media untuk pembelajaran di kelas. Guru juga mengemukakan bahwa media yang sering digunakan pada pembelajaran IPS hanya sebatas buku dan gambar.
Inovasi dan kreativitas guru diperlukan untuk meningkatkan pembelajaran yang lebih baik. Guru tidak cukup hanya mengetahui tentang media pendidikan, tetapi juga
harus memiliki kemampuan untuk memilih dan menggunakan media itu dengan tepat. Media menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Media merupakan alat yang membantu guru dalam memberikan pembelajaran secara maksimal. Media dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi
pembelajaran. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sukiman (2012: 44) yang menyatakan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak. Media yang sesuai dengan materi belajar akan menambah
pengalaman siswa. Selain itu, media juga dapat mencipatakan pembelajaran menjadi lebih konkretdan lebih menyenangkan.
Berdasarkan sifatnya media dibagi menjadi tiga yaitu media auditif, media
visual, dan media audiovisual. Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja , contohnya seperti radio dan rekaman suara. Media visual yaitu media yang
5
gambar yang dapat dilihat seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara,
dan lain sebagainya (Sanjaya, 2009: 211-212). Media audiovisual merupakan gabungan dari media audio dan visual yang melibatkan alat indera penglihatan dan pendengaran. Dari berbagai macam media yang ada peneliti memilih media video
untuk digunakan dalam penelitian.
Dimasa sekarang teknologi dalam pembelajaran bisa menjadi sarana belajar,
media ataupun sumber belajar bagi siswa. Seiring dengan kemajuan teknologi yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan saat ini,media video merupakan media yang tepat yang dapat digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran. Media video adalah
seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan (Sukiman, 2012: 187). Media video yang menarik akan
meningkatkan perhatian siswa. Dalam piramida pembelajaran menurut Edgar Dale yang dikembangkan oleh Bruce Hyland, pembelajaran yang menggunakan film atau video dapat menyerap 50% materi. Secara tidak langsung penyerapan materi ini
melibatkan perhatian siswa. Hal tersebut dikarenakan siswa menggunakan dua alat indera sekaligus yaitu indera pendengaran dan penglihatan. Semakin banyak alat indera yang digunakan siswa dalam menerima materi maka materi tersebut akan
berkesan dan bertahan lebih lama sehingga lebih mudah dalam memunculkan ingatan itu kembali.
6
menggunakan media video untuk meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III SD Negeri Totogan Kulon Progo. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belaang di atas maka ada beberapa permasalahan yang
muncul yaitu:
1. Siswa kurang memperhatikan guru pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Dalam pembelajaran guru sudah menggunakan media berupa mediavisual tetapi siswa masih terlihat kurang tertarik dalam pelajaran IPS.
3. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga siswa terlihat pasif.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
peneliti akan melakukan penelitian dengan masalah sebatas pada kurangnya penggunaan media pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik untuk belajar IPS. D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan penelitiannya yaitu “Bagaimana meningkatkan perhatian siswa kelas III melalui penggunaan media videopada mata pelajaran IPS di
7 E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan perhatian siswa kelas III pada mata pelajaran IPS di SD Negeri Totogan Kulon Progo melalui penggunaan media video.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain:
1. Secara teoritis:
Dapat mendeskripsikan teori penggunaan media video dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan perhatian siswa pada proses pembelajaran.
2. Secara praktis: a. Bagi Guru
1) Sebagai pertimbangan untuk memilih media pembelajaran. 2) Memberikan wawasan tentang cara penggunaan media video.
3) Memberikan wawasan untuk mengembangkan pembelajaran selanjutnya.
b. Bagi Siswa
Pembelajaran menggunakan media video ini diharapakan dapat meningkatkan perhatian siswa
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
8 BAB II KAJIAN TEORI
A. Perhatian Siswa 1. Pengertian
Sanjaya (2009: 268) menyatakan bahwa perhatian dapat diartikan sebagai aktivitas mental seseorang dalam memberikan makna terhadap suatu
rangsangan.Soemanto (2006: 34) mengungkapkan ada dua macam pengertian perhatian yaitu:Perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek; Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu
aktivitas.
Menurut Slameto (2003: 105) perhatian adalah kegiatan yang dilakukan
seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada suatu sekumpulan objek (Baharuddin, 2009: 178). Dalam waktu yang sama individu juga dapat memperhatikan obyek yang banyak sekaligus. Dalam hal ini, tentunya tidak semua obyek dapat diperhatikan dengan
sama. Dengan demikian, dalam proses memperhatikan terdapat aktivitas penyeleksian terhadap stimulus yang diterima oleh individu. Oleh karena itu, yang diperhatikan
9
Beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perhatian
adalah pemusatan kesadaran jiwa siswa sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan ilmu dalam kegiatan belajar.
2. Macam dan Jenis Perhatian
Macam-macam perhatian menurut Suryabrata (2006: 14-16) adalah sebagai berikut:
a. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin maka dibedakan menjadi:
1) Perhatian intensif
2) Perhatian tidak intensif
b. Atas dasar cara timbulnya perhatian dibedakan menjadi:
1) Perhatian spontan : perhatian ini timbul begitu saja, “seakan-akan” tanpa usaha, tanpa disengaja.
2) Perhatian sekehendak: perhatian ini timbul karena usaha, dengan kehendak.
c. Atas dasar luasnya objek yang dikenal perhatian dibedakan menjadi:
1) Perhatian terpencar (distributif): perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju kepada bermacam-macam objek.
10
Jenis perhatian menurut Ahmadi (2003: 154-156) adalah sebagai berikut:
a. Menurut bentuknya perhatian dibedakan atas:
1) Perhatian sengaja, yaitu jenis perhatian yang terjadi apabila individu ingin menyaring secarakuat dan ingin menangkap kesan penginderaan secara lebih
jelas.
2) Perhatian tidak disengaja, yaitu jenis perhatian yang tidak ada usaha sadar dari
individu untuk memusatkan perhatiannya pada suatu penginderaan tertentu, tetapi inderanya secara tidak sengaja terpusatkan pada bagian-bagian indera tertentu. 3) Perhatian habitual, yaitu kecenderungan individu untuk memusatkan perhatiannya
pada hal-hal tertentu dalam setiap keadaan lingkungan dengan meninggalkan perangsang-perangsang lain.
b. Menurut sifatnya perhatian dapat dibedakan atas:
a) Perhatian spontan langsung atau direct, dan perhatian paksaan yaitu jenis perhatian yang tidak dengan sengaja, individu merasa senang terhadap objek yang
diamati. Sebaliknya apabila individu tidak senang kepada sesuatu yang harus diperhatikannya maka terjadi perhatian paksaan. Perhatian semacam ini juga disebut perhatian bersyarat.
b) Perhatian konsentratif dan perhatian distributif, mengacu pada objek yang diamati. Jika individu memusatkan pikiran-perasaan dan kemauan pada satu objek
11
c) Perhatian sempit dan perhatian perseveratif. Dinamakan perhatian sempit apabila
terjadi fiksasi dari perhatian atau melekatnya perhatian kepada satu objek yang terbatas. Perhatian yang konsentratif dan melekat terus menerus itu disebut sebagai perhatian perseveratif.
d) Perhatian sembarangan, yaitu perhatian yang tidak tetap, mudah berubah-ubah, berpindah-pindah dari objek yang satu kepada objek yang lain, dan tidak tahan
lama. Jenis perhatian ini pada umumnya terdapat pada anak-anak, atau kadang-kadang juga orang dewasa.
3. Faktor yang Mempengaruhi Perhatian
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perhatian menurut Ahmadi (2003: 150-151) adalah sebagai berikut:
a. Pembawaan : adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu. b. Latihan dan kebiasaan: meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang
sesuatu bidang, tetapi karena hasil dari latihan kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tertentu.
c. Kebutuhan: adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya
perhatian terhadap objek tersebut. Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya. Dengan
12
d. Kewajiban: di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi
oleh orang yang bersangkutan. Bagi orang yang bersangkutan dan menyadari atas kewajibannya sekaligus menyadari pula atas kewajibannya itu. Demi terlaksananya tugas, apa yang menjadi kewajiban akan dijalankan dengan penuh
perhatian.
e. Keadaan jasmani: sehat tidaknya jasmani, segar tidak badan sangat
mempengaruhi perhatian kita terhadap sesuatu objek.
f. Suasana jiwa: keadaan batin, perasaan, fantasi, pikiran dan sebagainya sangat mempengaruhi perhatian mungkin dapat membantu dan sebaliknya dapat juga
menghambat.
g. Suasana disekitar: adanya bermacam-macam perangsang di sekitar seperti
kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi, keindahan dan sebagianya dapat mempengaruhi perhatian.
h. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri: berapa kuatnya perangsang yang
bersangkutan dengan objek perhatian sangat mempengaruhi perhatian. Apabila objek itu memberikan perangsang yang lemah, perhatian juga tidak begitu besar.
Glliland A.R., John J.B. Morgan, dan S.M. Stevens (Baharuddin, 2009: 181)
mengemukakan dua factor yang menarik perhatian yaitu objective determinant of attention dan subjective determinant of attention.
a. Faktor objektif yang dapat menentukan perhatian seseorang antara lain: 1) Adanya stimulus yang kuat dapat menarik perhatian
2) Adanya stimulus yang kualtitaif dapat menarik perhatian 3) Adanya stimulus yang besar/ luas dapat menarik perhatian 4) Adanya stimulus yang berulang-ulang dapat menarik perhatian
13
1) Adanya stimulus yang pembawaannya mengandung daya tarik
2) Adanya arti atau maksud pada sesuatu dapat menimbulkan daya tarik. 3) Ketidakpastian menimbulkan daya tarik.
4) Emosi yang tetap (terbiasa) dapat menentukan daya tarik
Dilihat dari kondisi suatu rangsangan, Sanjaya (2009: 269) mengungkapkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas perhatian yaitu:
a. Kekuatan dan daya tarik rangsangan. Suatu rangsangan menarik bagi seseorang akan menentukan kualitas perhatian yang diberikan orang tersebut. Apabila
rangsangan dianggap tidak menarik, maka kualitas perhatianpun yang diberikan terhadap rangsangan itupun akan lebih rendah.
b. Perubahan dan pergantian rangsangan. Rangsangan yang tidak tetap akan lebih
menarik perhatian seseorang, sebaliknya rangsangan yang cenderung monoton akan membosankan sehingga perhatian orang tersebut terhadap suatu rangsangan
akan menjadi rendah
c. Keteranturan rangsangan. Rangsangan yang teratur dengan tingkat kepastian yang tinggi akan mempengaruhi tingkat perhatian seseorang.
d. Ketidakbiasaan rangsangan. Rangsangan yang tidak biasanya muncul dapat mempengaruhi perhatian seseorang terhadap rangsangan tersebut.
4. Cara Menumbuhkan Perhatian Siswa
Santrock (2009: 357) menyebutkan strategi guru untuk membantu anak-anak dalam memperhatikan adalah sebagai berikut:
14
b. Menggunakan isyarat atau gerak tubuh untuk menandai bahwa sesuatu itu
penting. Hal ini dilakukan dengan menaikkan suara, mengulangi sesuatu dengan penekanan, dan menuliskan konsep di papan tulis.
c. Membantu siswa menghasilkan isyarat mereka sendiri atau fase ketika mereka
harus memperhatikan.
d. Membuat pembelajaran menjadi menarik.
e. Menggunakan media dan teknologi dengan efektif sebagai bagian dari usaha untuk mengubah-ubah langkah kelas.
f. Memfokuskan pada pembelajaran yang efektif untuk menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan.
g. Jangan membebani siswa dengan terlalu banyak informasi.
h. Mengetahui perbedaan individual dalam keterampilan perhatian siswa. 5. Bentuk Perhatian Siswa
Kondisi kegiatan belajar mengajar dikatakan efektif jika adanya minat dan
perhatian dalam belajar mengajar (Usman, 2002: 27). Agar siswa bisa memberikan perhatian kepada pelajaran yang disampaikan guru dapat mendorong keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran.Djamarah (2010: 38) menyebutkan bahwa
aktivitas pembelajaran meliputi: a. Mendengarkan
15
ceramah, karena hal itu dapat mengganggu perhatian siswa. Siswa yang
memperhatikan pasti berkonsentrasi mendengarkan guru yang sedang menjelaskan. b. Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Dalam kelas,
siswa memandang papan tulis berisikan tulisan. Tulisan yang siswa pandang itu menimbulkan kesan dan selanjutnya tersimpan dalam otak. Siswa yang tidak
memandang apa yang guru jelaskan di papan tulis, maka siswa akan sulit memahami apa yang dimaksud guru. Memandang yang baik yaitu mempertahankan kontak mata terhadap guru.
c. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap
Meraba, membau dan mencicipi merupakan aktivitas yang ditunjukkan siswa
melalui indera yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Dalam kegiatan praktek pembelajaran, siswa yang memperhatikan dapat mengikuti kegiatan praktek dengan meraba, membau, dan mencicipi agar tahu maksud yang ingin
disampaikan.
d. Menulis atau mencatat
Dalam pendidikan tradisional mencatat merupakan aktivitas yang sering
dilakukan. Setiap siswa mempunyai cara tertentu dalam mencatat. Mencatat merupakan kegiatan siswa yang mempermudah siswa itu sendiri.
e. Membaca
16
sekedar membaca sebuah tulisan, akan tetapi juga mengerti maksud dari apa yang
siswa baca.
f. Membuat ringkasan dan menggaris bawahi
Ringkasan dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi
dalam buku, sedangkan membaca dalam hal-hal penting perlu digarisbawahi. Bagi siswa membuat ringkasan ialah menuliskan hal-hal penting di dalam pembelajaran.
g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan
Dalam buku sering dijumpai tabel-tabel,diagram-diagram, ataupun bagan-bagan. Demikian pula gambar-gambar, peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan
ilustratif yang membantu pemahaman siswa tentang suatu hal. Guru biasanya menggunakan bantuan tabel, diagram atau bagan-bagan untuk memperjelas suatu
materi.
h. Mengingat
Ingatan adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan, menyimpan, dan
menimbulkan kembali hal-hal yang telah lampau. Perbuatan mengingat jelas sekali terlihat ketika siswa sedang menghafal bahan pelajaran. Bagi seorang siswa, untuk mata pelajaran tertentu membutuhkan ingatan yang baik.
i. Berpikir
Siswa bisa memperoleh penemuan baru dengan berpikir. Berpikir bukanlah
17
siswa dituntut jangan mudah gegabah dalam mengambil keputusan dan bersikap
kritis.
j. Latihan atau praktik
Belajar sambil berbuat termasuk dalam latihan. Latihan termasuk cara yang baik
untuk memperkuat ingatan. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional. Dengan demikian, latihan dapat mendukung belajar yang optimal.
Dalam penelitian ini, aspek yang diambil meliputi: mendengarkan, memandang, menulis/mencatat, dan membaca.
B. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari medium
yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Sadiman, et al, 2011: 6 ) di Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi.
Menurut Sukiman (2012: 29) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemuan peserta didik sedimikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara
18
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses belajar mengajar sehingga
tujuan belajar dapat tercapai. 2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Indriana (2011: 53-54) mengungkapkan ada beberapa ciri umum media pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Sesuatu yang menjadi penekanan dalam media pengajaran adalah keperagaan, yang berasal dari kata dasar “raga”. Sedangkan, kata raga berarti sesuatu yang dapat diindra, yakni dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati. Namun, yang menjadi komponen utama indra adalah penglihatan dan pendengaran.
b. Media pengajaran merupakan bentuk komunikasi guru dan murid.
c. Media pengajaran merupakan alat bantu utama dalam mengajar di dalam kelas atau luar kelas.
d. Media pengajaran itu erat kaitannya dengan metode mengajar.
Menurut Azhar Arsyad (Sukiman, 2012: 28-29) media pendidikan memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.
b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.
c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas
e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
19
Dapat disimpulkan bahwa ciri dari media pembelajaran adalah alat bantu proses
belajar yang dapat digunakan baik di dalam maupun di luar kelas, penekannya pada visual dan audio, dan dapat digunakan secara massal.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Sukiman (2012: 44) menyatakan bahwa manfaat dari penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyampaian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningktakan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung atara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Indriana(2011: 48) menyatakan manfaat media pengajaran adalah sebagai
berikut:
a. Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasa masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa
dikonkretkan melalui pemanfaatan media pengajaran.
b. Menghadirkan berbagai objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar melalui media pengajaran yangmenjadi sampel objek tersebut.
c. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil ke dalam ruangan pembelajaran pada waktu kelas membahas tentang objek yang besar atau yang terlalu kecil
tersebut.
20
lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu detail
kronologi ledakan. Demikian juga, gerakan yang terlalu lambat sehingga bisa dipercepat untuk media pengajaran, sepertipertumbuhan benih, proses mekarnya bunga, dan lain sebagainya.
4. Klasifikasi Media Pembelajaran
Sanjaya (2009:211-212) mengungkapakan bahwa media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi, yaitu: a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, contohnya seperti
radio dan rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara. Contohnya seperti film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bahan yang dicetak seperti media grafis.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih menarik karena mengandung kedua unsur jenis media auditif dan media
visual.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauanya, media dapat dibagi ke dalam:
21
2) Media yang mempunyai dayainput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti
film slide, film, video, dan sebagainya.
c. Dilihat dari cara pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan
sebagainyajenis media yang seperti ini memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk memproyeksikan film slide, Over Head Projector (OHP)
untuk memproyeksikan transparansi.
2) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan sebagainya.
5. Prinsip Penggunaan Media
Sanjaya(2009: 226-227) menyatakan agar media pembelajaran benar-benar
digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaiakan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar.
22
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
Setiap siswa memiliki kemampuan dan gaya yang berbeda. Guru perlu memperhatikan setiap kemampuan dan gaya tersebut.
d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien.
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (Sukiman, 2012: 50-51) menyatakan bahwa dalam memilih media sebaiknya guru mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Ketepatannya dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai
Media dipilih berdasarkan tujan pembelajaran yang telah ditetapkan secara
umum mengacu pada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, seperti menghafal, melakukan kegiatan fisik atau
pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, dan melakukan tugas pemahaman konsep atau hubungan perubahan.
b. Ketepatan untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi
Media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan
23 c. Keterampilan guru dalam menggunakannya
Apapun media yang digunakan, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media sangat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
d. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
6. Pengertian Media Video
Video berasal dari sebuah singkatan bahasa Inggris yaitu visual dan audio. Kata
Vi adalah singkatan dari Visual yang berarti gambar dan kata Deo adalah singkatan dari kata Audio yang berarti suara. Sukiman (2012: 187) menyatakan bahwa video adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar
sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Media video ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan film. Persamaan video dan film adalah keduanya sama-sama memiliki unsur yang dapat dilihat dan didengarkan. Adapun perbedaannya adalah
media film memiliki alur cerita sedangkan video tidak memiliki alur cerita. 7. Karakteristik Media Video
Munadi (2013: 127) mengungkapkan bahwa media video memiliki beberapa
karakteristik yaitu:
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
b. Video dapat diulang bila perlu untuk menambah kejelasan. c. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat. d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. e. Mengembangkan imajinasi peserta didik.
f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik. g. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
24
i. Mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa.
j. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai.
k. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
l. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi. Media video memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Azhar Arsyad
(Sukiman, 2012: 188-189) kelebihan dan kekurangan media video antara lain: a. Kelebihan media video:
1) Dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik ketika
mereka membaca, berdiskusi, praktek, dan lain-lain.
2) Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara
berulang-ulang jika dipandang perlu.
3) Disamping mendorong dan meningkatakan motivasi, media video juga dapat menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.
4) Media video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik.
5) Dapat menyajikan peristiwa berbahaya apabila dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi, atau perilaku binatang buas.
6) Dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok
heterogen maupun perorangan. b. Kekurangan media video:
25
2) Pada saat video diputar, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua
peserta didik mampu mengikuti infoormasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut.
3) Kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan terkadang tidak selalu sesuai,
kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
8. Tujuan Media Video
Menurut Anderson (1987: 104-105) media video memiliki tujuan dalam ranah kognitif, psikomotorik maupun afektif. Tujuan tersebut antara lain:
a. Tujuan Kognitif:
1) Dengan menggunakan video, ranah kognitif dapat dikembangkanyakni yang
menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi.
2) Dengan menggunakan video, dapat pula ditunjukkan serangkaian gambar diam.
3) Dengan menggunakan video dapat pula diajarkan pengetahuan tentang hukum dan prinsip tertentu.
4) Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara bersikap dalam suatu
penampilan, khusunya yang menyangkut interaksi manusiawi.
5) Dengan menggunakan video siswa dapat langsung medapat atau koreksi terhadap
26 b. Tujuan psikomotorik:
1) Media yang tepat untuk memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan video ini dapat diperjelas dengan cara diperlampat maupun dipercepat.
2) Dengan video siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka mencobakan keterampilan yang menyangkur gerakan tadi.
c. Tujuan Afektif:
Video dapat menjadi media untuk memperngaruhi sikap dan emosi siswa. Menurut Munadi (2013: 127-128) pemanfaatan media video dalam proses
pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran.
c. Program video yang sudah dipertunjukkan digunakan untuk bahan diskusi, yang
juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Siswa melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan.
d. Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk
memperhatikan aspek-aspek tertentu
e. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan belaka,
sebelumnya perlu ditugaskan untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu.
27 C. Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian
Muyono Tj. (Hidayati, 2002: 8) menyatakan bahwa IPS merupakan suatu pendekatan interdisipliner dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Saidiharjo (Hidayati, 2002: 8) juga menyatakan bahwa IPS merupakan
hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antroplogi, politik dan sebagainya. Mata pelajaran tersebut memiliki cirri-ciri yang sama maka menjadi satu bidang studi yaitu IPS.
Trianto (2010: 171) menyebutkan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum
dan budaya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang memadukan berbagai konsep ilmu sosial seperti
sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
2. Tujuan IPS
Trianto (2010:174) menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
28
Menurut Suradisastra, et al (1992: 7) tujuan IPS mencakup ranah kognitif,
afektif, psikomotorik. Dalam ranah kognitif, tujuan IPS adalah mendorong daya nalar dan kreatif dalam pengambilan keputusan yang rasional dan tepat. Dalam ranah afektif, IPS mampu memberikan nilai dan sikap terhadap masyarakat dan
kemanusiaan seperti menghargai martabat manusia dan sensitif terhadap perasaan orang lain. Pada ranah psikomorik, tujuan pembelajaran IPS adalah agar peserta didik
dapat meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan dan keterampilan partisipasi dalam kehidupan nyata.
Nursid Sumaatmadja (Hidayati, 2002: 24), tujuan kurikuler IPS yang harus
dicapai sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:
a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan
di masyarakat.
b. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisa, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di
masyarakat.
c. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian
d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupannya
29
e. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan
keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu dan teknologi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan
pembelajaran IPS adalah untuk membentuk siswa menjadi manusia lebih baik yang sadar akan masalah-masalah sosial dan membekali siswa dengan pengetahuan
sosialnya untuk digunakan di dalam kehidupan masyarakat. 3. Karakteristik IPS di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwaa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan kewarganegaraan ( Fajar, 2009: 110).
Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 (Sapriya, 2009: 194) menyatakan bahwa pada jenjang Sekolah Dasar mata pelajaran IPS secara konseptual belum mencakup dan mengakomodasi seluruh disiplin ilmu sosial, namun melalui mata pelajaran IPS
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di SD dapat diartikan sebagai
pembelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa di sekitar yang berkaitan dengan isu-isu sosial, sehingga pada akhirnya diarahkan untuk menjadi warga negara yang
30 D. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Anak sekolah dasar pada umumnya berumur 7-12 tahun dan masuk dalam tahap masa anak-anak akhir. Adapun tugas perkembangan pada masa anak-anak akhir menurut Izzaty, et al(2008: 103) adalah :
1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
2. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, meengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria ataupun wanita
5. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
Menurut Yusuf (2014: 178) karakteristik anak usia sekolah dasar ditandai dengan:
1. Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau
kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan berhitung). Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasikan, menyusun, atau mengasosiasikan (menghubung atau menghitung). Pada masa akhir anak ini
sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah yang sederhana. 2. Perkembangan Bahasa
Usia sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan
31
mendengarkan cerita yang bersifat kristis (tentang perjalanan, riwayat para pahlawan,
dan sebagainya). Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah lebih maju 3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan adanya
perluasan hubungan, di samping dengan keluarga, juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya
telah bertambah luas.
Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri-sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau
memperhatikan kepentingan orang lain. 4. Perkembangan Emosi
Usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh sebab itu anak mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh
anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). 5. Perkembangan Moral
Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntuttan
dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Disamping itu, anak sudah dapat
32
Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama
sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualaitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya.
7. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini ditandai
dengan kelebihan gerak atau aktivitas motorik yang linca. Oleh karena itu, usi ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik ini seperti menulis, menggambar, mengetik, berenang, bermain, dan
sebagainya.
Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktivitas mental seperti
mengingat, memahami dan memecahkan masalah. Anak sudah mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis. (Izzaty, et al, 2008: 107). Masa anak-anak akhir dibagi
menjadi dua fase, yaitu:
a. Masa kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung sekitar usia 7-10 tahun dan biasanya mereka duduk di kelas 1,2 dan 3.
b. Masa kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung sekitar usia 10-13 tahun dan biasanya mereka duduk di kelas 4,5, dan 6.
33
c. Apabila tidak mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau
pekerjaannya itu dianggap tidak penting.
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain. e. Suka meremehkan orang lain.
Ciri-ciri khas pada anak kelas tinggi adalah :
a. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.
b. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis.
c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran tertentu.
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah.
e. Anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama dan membuat
peraturan sendiri dalam kelompoknya.
E. Pembelajaran IPS menggunakan Media Video untuk Meningkatkan Perhatian Siswa
Suryabrata (2006: 19) menyatakan bahwa sebagian besar pelajaran justru diterima oleh siswa dengan perhatian yang disengaja. Oleh karena itu, guru seharusnya selalu berusaha menarik perhatian siswanya. Salah satu cara menarik
perhatian siswa adalah dengan menggunakan media. Menurut Sukiman (2012: 29) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
34
Media video merupakan jenis media yang menggabungkan antara media
auditif dengan media visual. Salah satu karakteristik media video adalah memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik (Munadi, 2013: 127). Media video dapat menampilkan materi IPS menjadi lebih konkret. Media
video di pembelajaran IPS juga dapat memberikan kesan menarik bagi siswa, sehingga perhatian siswa akan terfokus pada pelajaran. Pemilihan media video dapat
membelajarkan IPS yang biasanya hanya menggunakan ceramah.
Video pembelajaran ini terdiri dari 4 video yaitu arah mata angin dan denah yang menerangkan tentang materi denah, kemudian kerjasama dan gotong royong
menerangkan tentang materi kerjasama.Materi yang diambil dalam penelitian ini menyesuaikan jadwal pembelajaran IPS kelas III yaitu tentang materi denah dan
kerjasama. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media video yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini guru perlu menyiapkan beberapa hal seperti: menyiapkan video yang akan digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan peralatan yang digunakan seperti LCD, speaker, laptop, dan roll kabel.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, langkah-langkah penggunaan media video yang
digunakan adalah sebagai berikut:
35
c. Siswa dan guru mengamati video yang dipertunjukkan.
d. Siswa dan guru bertanya jawab terkait video yang dipertunjukkan.
e. Siswa berdiskusi di dalam kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru berkaitan dengan video.
f. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya. F. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian Rinajayani (2013) dengan judul “Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV A Sekolah Dasar Bantul Timur Bantul Tahun Pelajaran 2012/2013” menunjukkan
bahwa penggunaan media video dapat meningkatkan pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hasil dari penelitian tersebut diperoleh bahwa sebelum dilakukan
tindakan, dari 25 siswa, 5 siswa mencapai ketuntasan (20%) dan 20 siswa (80%) belum mencapai ketuntasan. Setelah tindakan siklus II, siswa yang mengalami ketuntasan yaitu 21 siswa (84%) dan belum tuntas 4 siswa (16%).
G. Kerangka Berpikir
Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar untuk mengembangkan dirinya. IPS merupakan mata pelajaran yang
mengintegrasikan dari berbagai ilmu sosial, sehingga pembelajaran perlu dibuat menarik agar perhatian siswa tetap terjaga.
36
diberikan. Dalam pembelajaran daya rangsangan itu bisa berasal dari guru. Guru bisa
memberikan pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Kurangnya perhatian siswa di dalam suatu pembelajaran dapat ditunjukkan dengan siswa terlihat jenuh, bermain dan mengobrol sendiri saat guru menjelaskan, dan ada juga yang mengantuk.
Guru perlu mengupayakan cara mengajar yang tepat untuk menarik perhatian siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu cara yang bisa
dilakukan guru adalah dengan penggunaan media video.
Media video yang berasal dari suara dan gambar diharapkan mampu menarik perhatian siswa. Media video dapat memperjelas hal-hal yang abstrak dengan
memberikan gambaran yang lebih realistik. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar dimana anak usia Sekolah Dasar lebih menyukai hal-hal yang lebih
konkret.
Media video dapat membantu guru untuk menarik perhatian siswa. Siswa yang sebelumnya kurang memperhatikan akan termotivasi dan aktif untuk belajar. Apabila
siswa dapat menjaga perhatiannya dengan baik maka materi pembelajaran juga akan mudah dipahami dengan baik. Tujuan penggunaan media video ini adalah untuk meningkatkan perhatian siswa.
37
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
H. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan media video dapat meningkatkan perhatian siswa kelas III pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Negeri Totogan Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo.
Kondisi Awal:
Kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat jenuh, bermain dan mengobrol sendiri saat guru
menjelaskan, dan ada juga yang mengantuk.
Pemberian tindakan untuk meningkatkan perhatian siswa melalui penggunaan media video.
38 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Arifin (2014: 98) menjelaskan bahwa PTK dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah
dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki pemahaman, dan keadilan tentang situasi atau praktikpendidikan, memahami tentang praktik yang dilakukan, dan situasi dimana
praktik itu dilaksanakan.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif. Penelitian tindakan kelas kolaboratif
merupakan model penelitian tindakan kelas dimana di dalam proses penelitian terdapat kolaborasi antara guru dengan peneliti. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas III SD Negeri Totogan. Guru berperan sebagai pihak
yang melakukan tindakan, sedangkan peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Totogan, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo pada tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah
39 C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Totogan, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Pelaksanaan penelitian dilakukan di semester gasal tahun ajaran 2016/2017 diawali dengan penyusunan proposal untuk mendapatkan izin dari pihak
yang berwenang. D. Desain Penelitian
[image:53.612.244.413.331.516.2]Desain penelitian ini menggunakan Kemmis dan Taggart. Kemmis dan Taggart (Ningrum, 2014: 49) menggunakan sistem spiral refleksi diri yangdimulai dengan langkah: rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis & Mc Taggart
Berdasarkan desain tersebut, terdapat empat tahap penelitian yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).
40 1. Perencanaan
Tahap-tahap dalam perencanaan tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Peneliti berkonsultasi dengan guru mengenai materi pelajaran.
b. Menyiapkan instrumen pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
c. Menyiapkan media pembelajaran. Media yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan media video. Video ini diambil dari situs youtube yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
d. Merancang instrumen berupa lembar observasi tentang penggunaan media video oleh guru dan lembar observasi perhatian siswa selama pembelajaran
berlangsung. 2. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan
media video. Metode yang digunakan adalah tanya jawab dan diskusi. Tujuannya adalah untuk menggali kemampuan berpikir siswa melalui media video. Kegiatan diawali dengan apersepsi dan motivasi. Pada kegiatan inti siswa mengamati video dan
bertanya jawab tentang video yang sudah ditampilkan. Siswa kemudian membentuk kelompok untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibagikan oleh guru.
41 3. Observasi
Observasi meliputi kegiatan pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung dengan pedoman observasi yang telah disediakan. Peneliti bertugas untuk mengamati aktivitas pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi perhatian siswa dan
penggunaan media video. 4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru berdiskusi setelah pembelajaran selesai. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana sebelumnya. Berdasarkan refleksi ini, peneliti dapat menentukan hal-hal yang akan
dilakukan pada siklus selanjutnya. Siklus akan dihentikan apabila pembelajaran yang dilakukan telah sesuai dengan rencana dan pelaksanaannya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dibagi dalam beberapa teknik yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter (Sukmadinata, 2015: 216). Teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan observasi.
Sukmadinata (2015: 220) menjelaskan bahwa observasi adalah suatu teknik
atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan itu bisa berupa kegiatan mengajar guru
ataupun cara belajar siswa.
42
dalam kegiatan yang sedang berlangsung, sedangkan dalam observasi nonpartisipatif
pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, pengamat hanya berperan untuk mengamati kegiatan. Dalam penelitian ini, pengamat melakukan observasi dengan cara nonpartisipatif.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2013: 203). Instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar
observasi ini digunakan sebagai pedoman pengamatan untuk memperoleh data tentang perhatian siswa dan penggunaan video. Adapun kisi-kisinya adalah sebagai
[image:56.612.126.517.422.688.2]berikut.
Tabel 1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Perhatian Siswa
No. Indikator Sub Indikator Nomor Butir
1. Mendengarkan Mendengarkan saat guru memberikan tugas Mendengarkan saat
guru menjelaskan Mendengarkan saat
siswa lain presentasi Mendengarkan saat ada
siswa lain yang menyampaikan
pendapat atau bertanya
1,2,3,4
2. Memandang Memperhatikan media video yang digunakan oleh guru
Memperhatikan saat ada siswa lain yang presentasi
43
No. Indikator Sub Indikator NomorButir
Mempertahankan kontak mata dengan guru saat guru menjelaskan
3. Menulis/mencatat Mencatat materi yang dijelaskan oleh guru Mencatat hal-hal
penting yang terkait dengan video
8,9
4. Membaca Membaca buku terkait
[image:57.612.126.517.85.259.2]materi 10
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Media Video
No. Indikator Nomor Butir
1. Media video sesuai dengan tujuan
pembelajaran. 1
2. Guru mempersiapkan media video 2 3. Guru mengkondisikan siswa untuk
mengamati video. 3
4 Media video dapat ditampilkan dengan
jelas. 4
5. Siswa dan guru mengamati media
video. 5
6. Siswa dan guru bertanya jawab terkait
media video. 6
7. Siswa berdiskusi di dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dari guru. 7 8. Siswa mempresentasikan hasil
diskusinya. 8
G. Teknik Analisis Data
Analisis data pada dasarnya bertujuan untuk mengolah data sedemikian rupa sehingga dapat data tersebut dapat bermakna. Pardjono, et al (2007: 54) menyatakan bahwa analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah
44 1. Analisis data kualitatif
Dalam pengolahan data kualitatif, digunakan analisis data deskriptif berdasarkan data yang telah diperoleh dari sumber data berupa hasil observasi tentang pelaksaan pembelajaran, penggunaan media video oleh guru dan kesesuaian RPP
dengan pelaksanaan pembelajaran. 2. Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi tingkat perhatian siswa dalam pembelajaran menggunakan video sebagai media pembelajaran. Analisis data dilakukan dengan cara penskoran pada setiap aspek yaitu dengan rentang antara 1 - 4.
Selanjutnya, skor yang diperoleh siswa dihitung rata-ratanya dengan rumus sebagai berikut:
NP =SM × 100R
Keterangan:
NP = nilai persen yang diharapkan atau dicari
R = skor perolehan skala perhatian siswa
SM = Skor maksimum ideal dari skala yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap
(Puwanto, 2006: 102)
Berdasarkan rumus berikut, hasil dan perhitungan persentase penelitian ini
45
Tabel 3. Kriteria Penilaian Skala Perhatian Siswa Tingkat
Penguasaan Nilai Huruf Bobot Kriteria
86 – 100 % A 4 Sangat Baik
76 – 85 % B 3 Baik
60 – 75 % C 2 Cukup
55 – 59 % D 1 Kurang
≤ 54 % TL 0 Kurang Sekali
(Purwanto, 2006: 103) H. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil apabila telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah
46 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri Totogan 1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas 3 SD Negeri Totogan, Samigaluh, Kulon Progo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016
terdiri dari 2 siklus dengan total 4 kali pertemuan. Situasi SD Negeri Totogan digambarkan sebagai berikut:
a. Visi dan Misi SD Negeri Totogan
Visi SD Negeri Totogan
Beriman, berbudi pekerti luhur dan tangguh dalam prestasi.
Misi SD Negeri Totogan
1) Menciptakan suasana sekolah yang agamis, harmonis, aman, rapi, bersih, dan nyaman.
2) Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, toleransi, bekerjasama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, dan mandiri. 3) Melaksanakan pembelajaran secara tuntas terhadap semua mata pelajaran dengan
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
4) Memfasilitasi kegiatan pengembangan diri guna mengembangkan bakat, minat
47 b. Letak Geografis SD Negeri Totogan
SD Negeri Totogan terletak di kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon Progo. SD Negeri Totogan juga mudah dijangkau karena berada di sebelah jalan utama Samigaluh. Penerangan listrik, sarana air bersih juga ada. Sekolah juga berada di
lingkungan perumahan warga, sehingga cukup aman dan nyaman. c. Jumlah tenaga pengajar di SD Negeri Totogan ada 12 guru.
d. Siswa yang akan menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III dengan jumlah 16 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
2. Kondisi Awal (Pra Siklus)
Pada saat diadakan observasi pada bulan Oktorber 2016 terlihat bahwa pembelajaran di kelas III masih terb