• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AFEKTIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN: Studi Deskriptif di SMP Pasundan 4 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AFEKTIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN: Studi Deskriptif di SMP Pasundan 4 Bandung."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Robby Darmawan, 2013

No. Daftar FPIPS: 1898/UN.40.2.2/PL/2013

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER

BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AFEKTIF

SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKn

(Studi Deskriptif di SMP Pasundan 4 Bandung )

SKIRPSI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

Robby Darmawan

0800938

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Robby Darmawan, 2013

PEEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI

SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR AFEKTIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN

PKn

(Studi Deskriptif Di SMP Pasundan 4 Bandung)

Oleh

Robby Darmawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Robby Darmawan 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Robby Darmawan, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Robby Darmawan

0800938

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AFEKTIF DALAM

PEMBELAJARAN PKN

(Studi Deskriptif di SMP Pasundan 4 Bandung)

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Prof.Dr. H. Endang Danial AR., M.pd NIP. 195005021976031002

Pembimbing II

Dr. Hj.Kokom Komalasari, M.pd NIP. 197210012001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

i

Robby Darmawan, 2013

ABSTRAK

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AFEKTIF

SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN

(Studi Deskriptif di SMP Pasundan 4 Bandung)

Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru sewajarnya memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar tersebut. Hal ini juga sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas yakni pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Pada dasarnya seorang guru hanya memfokuskan pembelajaran yang mengacu pada ranah kognitif dan mengenyampingkan ranah afektfnya oleh karena itu peneliti ingin mefokuskan penelitain ini pemanfaatan lingkungan sekolah sebgai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar afektif siswa dalam mata pelajaran PKn.Penelitain ini didasarkan atas lima rumusan masalah yaitu 1) Bagaimana gambaran lingkungan sekolah yang dianggap sebagai sumber belajar di SMP Pasundan 4 Bandung? 2) Bagaimana gambaran hasil belajar afektif siswa? 3) metode guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung? 4) Bagaimana lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kualitas hasil belajar afektif PKn di SMP Pasundan 4 Bandung? 5) Apa saja kendala guru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar?

pendekatan yang digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut menggunakan dua pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan untuk metodenya menggunakan metode deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi literatur, dan angket.

(5)

ii

Robby Darmawan, 2013

ABSTRAK

Using the EnvironmentSchoolas a Learning

ResourceforImprovingStudentLearning Outcomesin theAffectiveCivic EducationSubjects

(Descriptivestudyin Junior High School4BandungPasundan)

Schoolshave a roleand responsibilityis veryimportantin preparingcitizenswhohave astrongandconsistentcommitmenttodefendthe Republic of Indonesia(Republic of Indonesia).In carrying out theteaching and learning activitiesof teachersappropriatelyutilizelearning resources, due to the utilizationof learning resourcesis veryimportantin the context oftheteaching and learning.It isalsoin accordancewithwhat isdefined inArticle1, point20of Act No.20of 2003 onNational Educationis aprocessof learningthatlearnersinteractionwithteachers, learning resources, and learning environment.Basically just a teacher teaching focus refers to the cognitive domain and disregard afektfnya therefore researchers wanted to use theenvironment are focus this penelitain sebgai school learning resource for improving student learning outcomes in the affective Civics subjects.This studyis basedonfiveproblem statements: 1)

Howtheschoolenvironment isregardedas a source

oflearninginjuniorPasundan4Bandung? 2) Describingthe affectivestudentlearning outcomes? 3) methods ofteachersin the use ofthe school environmentas a learning resourcein improving thequality of teachinginjunior high schoolcivicsPasundan4Bandung? 4) How canthe school environmentas a learning resourcetoimprove thequality oflearning outcomesinjunior highcivicsaffectivePasundan4Bandung? 5) What are theconstraintsof teachersin the use ofthe schoolenvironmentas a learning resource?

approach usedto answerthese problemsusingtwoapproaches, namely qualitativeandquantitative. As for themethod ofusingdescriptivemethods. The dataobtainedthroughinterviews, observation, documentationstudies, literaturestudies, andquestionnaires.

(6)

iii

Robby Darmawan, 2013

(7)

viii

G. Ruang Lingkup danKetebatasan Penelitian ... 8

H. Definisi Oprasional ... 10

I. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan... 14

1. Hakikat dan Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

2. Visi, Misi, dan Tujuan Pembelajaran PKn ... 16

B. Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar... 21

1. Lingkungan Sekolah ... 21

a. Pengertian lingkungan sekolah ... 21

b. Unsur-unsur lingkungan sekolah ... 22

c. Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar ... 24

2. Hakikat Sumber Belajar... 25

a. Pengertian sumber belajar ... 25

b. Macam-macam sumber belajar ... 27

c. Fungsi dan penggunaan sumbetr belajar ... 27

3. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar ... 29

C. Hasil Belajar dalam Pembelajaran PKn ... 32

1. Pembelajaran PKn ... 32

2. Hasil Pembelajaran ... 34

a. Pengertian hasil belajar ... 34

b. Hasil belajar afektif ... 35

c. Faktor-faktor yang mepengruhi hasi belajar ... 36

(8)

ix Robby Darmawan, 2013

4. Studi Literatur ... 43

5. Angket (kusioner) ... 43

C. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ... 43

1. Teknik Pengelolaan Data dan Analisis Data Kualitatif ... 43

a. Reduksi data ... 44

b. Display data ... 44

c. Mengambil kesimpulan ... 44

2. Teknik pengolahan data kuantitatif ... 45

a. Statistik deskriptif ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 53

1. Sejarah Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung... 53

2. Visi dan Misi Sekolah ... 54

3. Keadaan Guru dan Siswa ... .. 55

4. Kedaan Fasilitas Belajar ... ... 57

5. Subjek Penelitian ... 57

6. Gamabaran Lingfkungan SMP Pasundan 4 Bandung ... 58

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

1. Deskripsi Hasil Observasi ... 59

1. Gambaran Lingkungan Sekolah yang dianggap sebagai Sumber belajar di SMP Pasundan 4 Bandung ... 93

2. Gambaran Hasil Belajar Afektif Siswa dalam Pembelajaran PKn. ... 95

3. Metode guru dalam memanfaatkan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung ... 96

4. Bagaimana Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar dapat Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar afektif PKn Siswa ... 99

(9)

x Robby Darmawan, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

A.Kesimpulan ... 107

1. Kesimpulan Umum ... 107

2. Kesimpulan Khusus ... 108

B.Rekomendasi ... 110

1. Bagi Guru ... 110

2. Bagi Sekolah ... 110

3. Bagi institusi/Jurusan ... 111

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112

(10)

xi Robby Darmawan, 2013

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Jabaran variabel, indikator, instrumen dan sumber data ... 9

Tabel 3.1 Korelasi antar variabel ... 45

Tabel 3.2 jumlah populasi ... 46

Tabel 3.3 jumlsah sampel ... 47

Tabel 3.4 hasil uji valaditas ... 49

Tabel 4.1 data guru & staf SMP Pasundan 4 Bandung ... 55

Tabel 4.2 kulifikasi pendidikan guru SMP 4 Pasundan Bandung ... 56

Tabel 4.3 Jumlah siswa SMP Pasundan 4 bandung ... 56

Tabel 4.4 Interpretasi Penafsiran Hasil data ... 68

Tabel 4.5 guru memberikan contoh dalam kehidupan keluarga pada saat menjelaskan materi tentang norma... 69

Tabel 4.6 selain contoh dalam kehidupan keluarga guru juga memakai contoh dalam kehidupan masyarakat sekitar sekolah ... 69

Tabel 4.7 guru memberikan materi sengan menggunakan sumber belajar seperti buku teks pelajaran ... 70

Tabel 4.8 guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar diluar kelas... 71

Tabel 4.9 guru memberi petunjuk dan kesempatan pada siswa untuk memperhatikan atau menganalisa kehidupan masyarakat dilingkungan sekitar sekolah ... 72

Tabel 4.10 guru memberitahukan pada siswa untuk mematuhi peraturan di sekolah dalam pelaksanaan materi mengenai norma ... 72

Tabel 4.11 guru memfasilitasi untuk siswa dalam pembelajaran PKn untuk memanfaatkan sarana dan prasarana seperti Lab, perpustakaan, serta masyarakat sekitar lingkungan sekolah ... 73

Tabel 4.12 guru menugaskan siswa untuk mengamati dan melihat gambaran yang terjadi dilingkungan sekolah yang berkaitan dengan materi pembelajaran PKn ... 74

Tabel 4.13 guru memberikan gambaran mengenai materi tentang norma dengan memberikan contoh-contoh sikap yang terjadi dilingkungan sekoah . 74 Tabel 4.14 guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati lingkungan sekolah berkaitan dengan materi norma( norma kesopanan ) ... 75

Tabel 4.15 guru memberikan contoh-contoh berkaitan dengan norma hukum melalui pengamatan di lingkungan sekolah ... 76

(11)

xii Robby Darmawan, 2013

Tabel 4.17 dalam pembelajaran PKn, dikaitkan dengan contoh-contoh yang

nyata yang berada dilingkungan sekitar sekolah ... 77

Tabel 4.18 guru memberikan materi yang berkaitandengan norma dengan pemanfaatan lingkungan sekolah untuk dijadikan gambaran conroh-contoh pelanggaran terhadap norma hukum ... 78

Tabel 4.19 dalam menerangkan pelajaran PKn guru mereflesikan materi dengan lingkungan sekolah ... 78

Tabel 4.20 dalam pembelajaran PKn guru selalu memberikan contoh nyata dalam kehidupan yang berada dilingkungan sekolah ... 79

Tabel 4.21 dalam pembelajaran PKn guru memberikan kesepakatan untuk menggunakan fasilitas sekolah (perpustakaan, Lab, dan organisasi OSIS) untuk keperluan pembahasan materi yang di bina ... 80

Tabel 4.22 dalam pembelajaran PKn guru sering memberikan contoh mengenai kehidupan sehari-hari melalui contoh-contoh yang berada di lingkungan sekolah SMP Pasundan 4 Bandung ... 80

Tabel 4.23 dalam pembelajaran PKn guru menggunakan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran ... 81

Tabel 4.24 dalam pembelajaran PKn guru mengaitkan materi pembelajaran dengan memberikan contoh-contoh kehidupan yang berada dilingkungan sekolah... 82

Tabel 4.25 mencium tangan orang tua ketika hendak berangkat sekolah ... 83

Tabel 4.26 membantu pekerjaan orang tua di rumah ... 83

Tabel 4.27 berperilaku sopan dan santun terhadap guru dan teman di sekolah 84 Tabel 4.28 datang kesekolah tepat waktu ... 84

Tabel 4.29 melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang di anut ... 85

Tabel 4.30 menghormati adat istiadat suatu masyarakat ... 85

Tabel 4.31 melaksanakan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat ... 86

Tabel 4.32 membeli barang produk dalam negeri ... 86

Tabel 4.33 memakai helm ketika naik kendaraan bermotor ... 87

Tabel 4.34 membayar pajak tepat pada waktunya ... 87

Tabel 4.35 mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru ... 88

Tabel 4.36 bertanya pada guru tentang materi yang di ajarkan ... 88

Tabel 4.37 memperhatikan guru ketika sefang menerangkan ... 89

Tabel 4.38 ketika dirumah membaca kembali materi yang di ajarkan di sekolah... 90

Tabel 4.39 menaati tata tertib yang berada di sekolah ... 90

Tabel 4.40 korelasi variabel ... 91

Tabel 4.41 aturan Sugiyono ... 92

(12)

xiii Robby Darmawan, 2013

Daftar Bagan

(13)

1 Robby Darmawan, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Upaya yang

dapat dilakukan adalah menyelenggarakan program pendidikan yang memberikan

berbagai kemampuan sebagai seorang warga negara melalui berbagai mata

pelajaran termasuk salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan. Kemampuan

dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar yang dicantumkan

dalam Standar Nasional merupakan bahan minimal yang harus dikuasai siswa.

Sejalan dengan hal tersebut maka peningkatan mutu pendidikan dapat kita

lakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan berusaha untuk

memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana informasi yang

diperoleh dapat di proses dalam pikiran mereka sehingga menjadi milik mereka

serta bertahan lama dalam pikirannya.

Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Oleh sebab itu, perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk

menciptakan lulusan yang benar-benar kreatif, inovatif dan berkeinginan untuk

maju melalui pemanfaatan sumber belajar untuk mengembangkan potensinya

secara utuh dan optimal. Sumber belajar sebagaimana di ketahui adalah sarana

atau fasilitas pendidikan yang merupakan komponen penting untuk terlaksananya

(14)

2

Robby Darmawan, 2013

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru sewajarnya

memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal

yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar tersebut. Hal ini juga sesuai

dengan apa yang dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003

tentang sisdiknas yakni pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar”.

Di katakan demikian karena memanfaatkan sumber belajar akan dapat

membantu dan memberikan kesempatan belajar yang berpartisipasi serta dapat

memberikan pengalaman belajar yang kongkrit. Kemudian dapat juga

memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat

di capai dengan efisien dan efektif.

Banyak pengertian sumber belajar menurut para ahli diantaranya Hamalik

(Pratiadi utomo) menyebutkan bahwa sumber belajar merupakan sumber yang

dapat di pakai oleh siswa baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa

lainnya untuk memudahkan.

Jadi menurut pendapat Hamalik sejalan dengan apa yang ada di lapangan

untuk saat ini, bahwa sumber belajar merupakan sumber yang dapat dipakai oleh

siswa baik itu secara sendiri maupun kelompok untuk mempermudah siswa dalam

kegiatan belajar.

Sementara itu Mudhofir (pratiadi utomo) memberikan pendapatnya

mengenai sumber belajar menurutnya bahwa Sumber belajar adalah berbagai

informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia baik dalam

bentuk bahan-bahan tercetak, maupun non cetak.

Setiap orang membutuhkan informasi dan ilmu pengetahuan khususnya para

siswa, dengan adanya informasi dan ilmu pengetahuan mereka sangat terbantu,

oleh karena itu sumber belajar yang dapat memberikan informasi dan data-data

yang baik sangat diharapkan.

Menurut AECT (Association For Educaton Communication Technology)

dan Banks (Komalasari 2010:108), sumber pengajaran adalah “segala sesuatu atau

daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam

(15)

3

Robby Darmawan, 2013

meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.” Jadi sumber belajar

dapat diartikan sebagai segala hal di luar diri anak didik yang memungkinkannya

untuk belajar, dapat berupa pesan, orang, bahan, alat teknik dan lingkungan.

Disebutkan bahwa lingkungan atau latar merupakan salah satu dari

komponen sumber belajar adapun yang dimaksud dengan lingkungan atau latar

adalah situasi di sekitar terjadinya proses belajar mengajar di mana pembelajar

menerima pesan. Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan

fisik dan lingkungan non fisik. Contoh lingkungan fisik: gedung sekolah,

perpustakaan, laboratorium, aula pasar, kebun, bengkel pabrik dll. Contoh

lingkungan nonfisik: tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca, kebisingan atau

ketenangan lingkungan belajar, dll.

Dalam buku Pembelajaran Kontekstual (Komalasari, 2010:114) disimpulkan

bahwa fungsi sumber belajar dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Sumber informasi dalam proses pembelajaran. 2. Mengatasi keterbatasan pengalaman belajar. 3. Melampaui batas ruang kelas.

4. Memungkinkan interaksi langsung.

5. Memungkinkan keseragaman pengamatan. 6. Menanamkan konsep baru.

7. Membangkitkan minat baru. 8. Membangkitkan motivasi,

9. Memberikan pengalaman menyeluruh.

Dari paparan di atas telah disebutkan, bahwa sumber belajar merupakan

media yang dijadikan rujukan dalam menopang kemudahan belajar. Hal ini selaras

dengan temuan Worth (Komalasari, 2010 : 114), bahwa “kemampuan rata-rata

manusia dalam mengingat lebih kuat secara verbal dan visual dari pada verbal saja

atau visual saja.”

Kenyataan yang kita hadapi selama di sekolah adalah siswa hanya menerima

pelajaran yang diberikan oleh guru. Selama proses belajar megajar berlangsung

keaktifan siswa sangat kurang sekali. Hal ini menggambarkan belajar secara

tradisional, dimana siswa hanya mendengar penjelasan dari guru sebagai

satu-satunya sumber. Sedangkan kita ketahui kemampuan guru terbatas baik dari segi

(16)

4

Robby Darmawan, 2013

seperti buku teks, namun sumber belajar tidak terbatas pada buku saja masih

banyak sumber belajar lain yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar.

Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar siswa dapat

dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar sepanjang relevan

dengan kompetensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau

lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya atau buatan.

Pembelajaran yang sedang dikembangkan sekarang adalah pembelajaran yang

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang dikenal dengan

pembelajaran kontekstual. Guru dalam mengajar tidak terikat pada buku teks, dan

menjelaskan kepada siswa tentang konsep-konsep, istilah-istilah dan teori-teori di

kelas secara abstrak dan siswa berusaha untuk memahami jalan pikiran guru. Guru

menjadi satu-satunya sember belajar dan pembelajaran berpusat pada guru.

Sebagai sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan, maka permasalahan

sekarang adalah bagaimana pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber

belajar terhadap hasil belajar afektif pelajaran PKn. Sebagai bahan ajar, mata

pelajaran PKn memiliki kompleksitas sendiri. Mata pelajaran PKn sebagai bagian

dari ilmu sosial lebih cendrung mengutamakan pada pembentukan sikap dan

kepribadian yang mengarah kepada tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai

luhur bangsa yaitu Pancasila. Sejalan dengan ini, Kosasih (1982 : 32 )

menjelaskan bahwa target yang hendak dicapai melalui PKn, adalah :

1. Membina kognitif atau pengetahuan untuk dipelajari dan dikembangkan lebih lanjut ditingkat sekolah atau pendidikan lanjutannya serta untuk diamalkan.

2. Membina sikap afektif, dalam arti pembinaan system tentang system nilai yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 sebagai suatu ide atau nilai yang menjadi dorongan dan dasar pengalaman kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengambil

judul tentang “Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Afektif Siswa dalam Mata Pelajaran

(17)

5

Robby Darmawan, 2013

Melihat penjelasan di atas menarik untuk dikaji bagi peneliti ketika sumber

belajar dikaitkan dengan hasil belajar afektif siswa, untuk itu peniliti ingin

melakukan penilitian di SMP PASUNDAN 4 Bandung karena dilihat dari letak

geografis SMP PASUNDAN 4 berada di lingkungan ramai yang bisa di jadikan

sebagai sumber belajar, untuk itu peneliti melakukan eksperimen mengenai

adakah pengaruh pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar

terhadap hasil belajar afektif siswa dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

B. Rumusan masalah

Berdasakan analisis masalah pada latar belakang, yang menjadi akar

masalah ialah bagaimana seroang guru atau lembaga sekolah mengelola tingkat

pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan

hasil belajar siswa di SMP PASUNDAN 4 BANDUNG . akan peneliti uraikan

kembali menjadi sub-sub rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran lingkungan sekolah yang dianggap sebagai sumber

belajar di SMP Pasundan 4 Bandung?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar afektif siswa?

3. Bagaimana guru dapat memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber

belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di SMP Pasundan 4

Bandung?

4. Bagaimana lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan

kualitas hasil belajar afektif PKn di SMP Pasundan 4 Bandung?

5. Apa saja kendala guru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber

belajar?

C. Tujuan penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, secara umum penelitian ini selain

bertujuan untuk menyelesaikan studi pada jenjang S1 dalam bidang Pendidikan

Kewarganegaraan juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara aktual dan

(18)

6

Robby Darmawan, 2013

untuk meningkatkan hasil belajar afektif dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di SMP Pasundan 4 Bandung “

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk

mengungkapkan dan mendapat gambaran tentang :

1. Lingkungan sekitar sekolah yang dianggap sebagai summber belajar di SMP

Pasundan 4 Bandung.

2. Hasil belajar afektif siswa SMP Pasundan 4 Bandung kelas VII

3. Pemanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam menigkatkan

kualitas pembelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung.

4. Kualitas hasil belajar PKn di SMP Pasundan 4 Bandung setelah

memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

5. Kendala guru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

D. Hipotesis Penelitian

Arikunto menyatakan “hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul”. Dalam penelitian ini hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan adalah:

”Terdapat pengaruh positif signifikan dari lingkungan sekolah terhadap hasil belajar afektif siswa dalam mata pelajaran PKn di SMP Pasundan 4 Bandung”.

E. Kegunaan penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan

kontribusi nyata bagi sekolah-sekolah dan lembaga institusional lainnya yang ada

di Indonesia mengenai Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar

di SMP Pasundan 4 Bandung.

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atas

pengembangan keilmuan mengenai Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

(19)

7

Robby Darmawan, 2013

b. Mampu membantu seorang guru dalam merepleksikan materi dalam mata

pelajaran.

c. Membantu membuat proses belajar mengajar lebih bermakna.

2. Secara Praktis

a. Bagi Guru

1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian dan acuan guru-guru

lainnya bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah dapat di jadikan sarana

dalam proses belajar mengajar.

2) Pemanfaatan lingkungan kehidupan sosial dapat dijadikan sebagai strategi

bagi guru dalam menerapkan mata pelajaran agar lebih menarik.

3) Pemanfataan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar juga dapat

diorganisasikan dan dihimpun sebagai metode mengajar dalam sebuah RPP

yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas.

b. Bagi Siswa

1) Siswa dapat lebih paham dalam mengartikan suatu materi karena dapat

langsung besentuhan dengan lingkungan.

2) Mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.

3) Mengeratkan hubungan antara siswa dengan lingkungan.

c. Bagi Peneliti

1) Sebagai bekal dan bahan masukan dalam mengaplikasikan materi dengan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

2) Peneliti dapat memperoleh kemampuan secara lebih luas dalam bidang

pendidikan mengenai proses pembelajaran yang mengambil potensi dari

lingkungan sosial.

d. Bagi Institusi atau Jurusan PKn

1) Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan dan keilmuan mengenai

(20)

8

Robby Darmawan, 2013

kewarganegaraan dengan cara menagaitkan suatu materi bahan ajar dengan

lingkungan sekitar sekolah yang berada disekitar yang bisa di jadikan sebagai

sumber belajar.

2) Menjadi salah satu rujukan buat para pendidik dalam cara menyampaikan

materi pada peserta didik dengan menggunakan media yang ada seperti

lingkungan yang di jadikan sumber belajar. Hal ini merupakan suatu referensi

baru dalam dunia pendidikan.

F. Asumsi Dasar

Adapun penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa:

1. Penggunaan atau pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.

2. Jika memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar guru dapat

lebih mengembangkan proses penyampain materi terhadap siswa, dan siswa

akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari Dua variabel, yaitu sebagai variabel

bebas yang diteliti adalah tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar dan sebagai variabel terikat adalah hasil belajar afektif.

Pengukuran terhadap hasil belajar afektif diperoleh berdasarkan hasil angket

dan observasi ketika dilapangan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP

Pasundan 4 Bandung dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VII dan

(21)

9

Robby Darmawan, 2013

Tabel.1, Jabaran Varibel, Indikator Instrumen dan Sumber Data.

(22)

10

Robby Darmawan, 2013

2. Keterbatasan Penelitian Untuk mengantisipasi terlalu luasnya lingkup

peneltian ini, maka peneliti perlu membatasi permasalahan penelitian ini,

sebagai berikut:

a. Penelitian ini tidak bisa mengungkap variabel lain selain pemanfaatan

lingkungan sebagai sumber belajar terhadap peningkatan hasil belajar

afektif siswa di SMP Pasundan 4 Bandung.

b. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar terhadap

peningkatan hasil belajar afektif siswa diukur dengan menggunakan

tanggapan hasil angket serta wawancara terhadap siswa.

c. Obyek penelitian ini terbatas hanya pada lingkup lembaga Sekolah SMP

Pasundan 4 Bandung.

H. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka didefinisikan sebagai berikut:

1. Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar PKn

Keberadaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sangat relevan

dengan PKn, dimana menurut rumusan Nu’man Somantri (dalam Nurmalina,

2008 : 3) Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang

berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan

lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan

orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih siswa berfikir keritis,

analisis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup

demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dalam buku pembelajaran kontekstual (Komalasari, 2010:135) disebutkan

pemanfaatan sumber belajar disekitar sekolah.

a. Perpustakaan

Dalam pengertiannya yang mutakhir, disebutkan bahwa perpustakaan

merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan

(23)

11

Robby Darmawan, 2013

kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional. Adapun pengertian perpustakaan sekolah

adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan

tanggung jawabnya kepada kepala sekolah, yang melayani civitas academica

sekolah yang bersangkutan.

b. Lingkungan Sekitar Sekolah

Selain perpustakaan, kita pun dapat menngunakan keberadaan masyarakat

sekitar sekolah atau lingkungan sekoalah sebagai sumber belajar dimanfaatkan

jika relevan dengan proses pembelajaran, misalnya untuk pelajaran PKn, OSIS

dan kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadaikan sebagai laboratorium demokrasi di

luar kelas, kegiatan pengembangan diri di sekolah, dan masyarakat sekitar

sekolah.

Lingkungan tempat tinggal dan sekolah merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari aktivitas keseharian siswa. Oleh sebab itu, lingkungan dapat

dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan

siswa dalam proses pembelajaran seperti menafsirkan, mengomunikasikan,

membuat definisi, merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis, melakukan

eksperimen, dan sebagainya.

Menurut Gagne (Komalasari, 2010:139) lingkungan mempunyai peranan

yang penting dalam pembentukan konsep, karena peranannya sebagai stimulus

untuk terjadinya suatu respon. Dengan kata lain, pembentukan sikap dan

pengembangan keterampilan siswa ditentukan pula oleh interaksinya dengan

lingkungan.

2. Sumber Belajar PKn

Dalam pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan ada tiga komponen

seperti yang diajukan oleh center for civic Education pada tahun 1999 dalam

National standard for civics and government. Ketiga komponen tersebut, yaitu

civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), civic skills (keterampilan

kewarganegaraan), dan civic desposition (karakter kewarganegaraan)Winataputra

(24)

12

Robby Darmawan, 2013

tiga komponen tersebut banyak berbagai sumber belajar yang dapat digunakan

dalam metode mengajar pendidikan kewarganegaraan.

Menurut Jaroloimenk (dalam Komalasari, 2010:116) sumber belajar dapat

kelompokan menjadi 2 kategori, yaitu: (1) reading materials and resources

(materi dan sumber bacaan) meliputi buku texs, ensiklopedia, buku referensi,

internet, majalah, panflet, surat kabar, kliping, brosur perjalanan, dan beberapa

bagian materi yang di cetak/diprint; (2) non reading materials and resources

(materi dan sumber bukan bacaan) meliputi gambar, film, rekaman, darmawisata,

dan sumber masyarakat.

Indikator lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di SMP Pasundan 4

Bandung :

a. Belajar dilingkungan sekolah

b. Belajar di perpustakan

c. Belajar di masyarakat sekitar sekolah

3. Hasil Belajar Pkn

Hasil belajar Pkn dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pencapaian

komponen-komponen yang mencakup aspek afektif berupa sikap. Evaluasi

berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah

dicapai atau hingga di mana terdapat kemajuan belajar peserta didik, dan

bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran terebut.

Setelah ada kegiatan evaluasi akan ada suatu pencapaian hasil belajar yang

ditujukan dengan pemberian nilai, bagi seorang peserta didik, nilai merupakan

sesuatu yang sangat penting karena nilai merupakan cermin dari suatu

keberhasilan kegiatan belajr mengajar.

Untuk mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai akan

dilihat beragam jenis penilain. Terdapat tujuh penilaian yang dapat digunakan

guru dalam penilain PKn, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian

tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, portofolio, dan penilaian diri

(25)

13

Robby Darmawan, 2013

I. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di SMP Pasundan 4 Bandung yang

terletak di Jl. Kebonjati No. 31 Bandung. Pemilihan lokasi penelitian ini adalah

tempat beradanya objek peneletian yang akan diteliti sehingga penulis yakin akan

mendapatkan hasil penelitian yang maksimal dan yang diinginkan serta

didasarkan pada, bahwa di SMP Pasundan 4 Bandung memiliki lingkungan

sekitar sekolah yang dapat dimanfatkan oleh guru terhadap materi pembelajaran

dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah :

1. Kepala Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung

2. Guru mata pelajaran PKn di SMP pasundan 4 Banding.

3. Siswa kelas VII SMP Pasundan 4 Bandung.

(26)

40

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

Metode dan pendekatan adalah satu diantara unsur yang harus ada dalam

suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini

adalah untuk mempermudah jalannya penelitian. Metode dan pendekatan ini yang

menjadi acuan bagi seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya.

Metode dan pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini

karena sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan

menguji sebuah hipotesis, tetapi berusaha untuk mendapatkan sebuah gambaran

tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di SMP Pasundan 4

Bandung. hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (2009: 24) yang mengatakan

bahwa penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan kepada

aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubugan antar variabel. Mengingat masalah

yang diambil peneliti lebih kompleks dan memiliki beberapa variabel maka

pengambilan metode deskriptif ini dirasa sangat tepat.

Adapun ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad (1985: 140) adalah

sebagai berikut :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah actual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian di analisa.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, karena dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti aktivitas sejumlah

kelompok manusia yang kaitannya dalam hal perubahan perilaku. Bogdan dan

(27)

41

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

berikut “Pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku

yang diamati”.

Pemilihan penggunaan pendekatan kualitatif dikarenakan melalui penelitian

ini bermaksud untuk menggambarkan hasil penelitian atau fenomena-fenomena

yang diteliti digambarkan kedalam bentuk uraian-uraian yang menunjukan

bagaimana pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk

meningkatkan hasil belajar afektif siswa dalam mata pelajaran PKn di SMP

Pasundan 4 Bandung.

Pada dasarnya penelitian ini adalah kualitatif, tetapi untuk memperkuat

temuan ini dilengkapi dengan data yang sifatnya kuantitatif. Penggunaan data

kuantitatif diperoleh melalui angket. Dalam hal ini, peneliti sangat berperan aktif

dalam membuat rencana penelitian, proses pelaksanaan penelitian serta menjadi

faktor penentu dari keseluruhan proses dan hasil penelitian. Maleong (2007 : 132),

menyatakan bahwa :

“Dalam penelitian kualitatif manusia adalah instrumen pertama karna ia menjadi segala dari keseluruhan proses penelitian, ia segaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis data, analisis penafsiran dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa selama

proses penelitian ini peneliti akan lebih banyak melakukan komunikasi dengan

subjek penelitian di SMP Pasundan 4 Bandung.

B. Teknik Pengumpulan Data

Adapun data-data yang diperlukan oleh peneliti, secara teknik dapat

diperoleh melalui beberapa kegiatan teknik pengumpulan data. Teknik

pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

(28)

42

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Mengutip perkataan Esterberg dalam Sugiyono (2010: 231) yang

mengatakan bahwa “wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu”. Peneliti melakukan wawancara ini dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam. Pada dasarnya

wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari responden (informan)

secara langsung. Harrison (2009: 108) mengatakan “wawancara juga membantu

dalam proses pengidentifikasian dokumen yang penting, perlu dibaca, dan

ditindaklanjuti. Hal inilah yang diharapkan oleh penulis, karena dalam penelitian

ini juga akan menggunakan studi dokumen berdasarkan dari dokumen atau arsip

yang tersedia dari informan. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan tanya

jawab dengan responden, yaitu kepala sekolah, guru, dan perwakilan siswa SMP

Pasundan 4 Bandung.

2. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap

objek penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas

tentang kehidupan sosial yang wajar dan sebenarnya sukar diperoleh dengan

metode-metode lain (Nasution, 1997:122). Observasi merupakan suatu aktivitas

penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah

penelitian melalui proses pengamatan langsung terhadap objek penelitian

dilapangan. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat memperoleh suatu

gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang sedang diteliti dan dapat

memberikan deskripsi mengenai gambaran umum tentang objek yang sedang

diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi pengamatan peneliti adalah

pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.

(29)

43

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Studi Dokumentasi menurut Sugiyono (2010: 240) menyebutkan bahwa

“dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental”. Dalam penelitian ini,

studi dokumen dapat memberi dukungan terhadap data dari hasil wawancara dan

observasi sehingga data akan lebih terpercaya. Dengan melakukan studi dokumen

ini, akan memperkuat dan melegkapai data-data yang telah didapat melalui

observasi dan wawancara. Mengingat dalam observasi dan wawancara akan

banyak sekali data yang tidak didapatkan oleh peneliti, maka studi dokumen ini

sangatlah penting untuk menemukan data-data yang belum didapat dalam

wawancara dan observasi.

4. Studi Literatur

Studi Literatur yaitu tehnik penelitian yang dilakukan dengan cara

mempelajari dan mengkaji buku-buku yang ada hubungnnya dengan masalah

yang diteliti untuk memperoleh bahan-bahan atau sumber informasi dari masalah

yang diteliti. Tehnik ini selain digunakan untuk melengkapi serta meperkuat

landasan peneliti dalam melakukan penelitian juga untuk melengkapi hasil

penelitian yang peneliti lakukan. Tehnik ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan berbagai macam sumber dan litelatur buku-buku yang berkaitan

dengan lingkungan sekolah. Dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan

dengan penelitian, diharapkan peneliti dapat memperoleh data secara teoritis

sebagai penunjang penelitian.

5. Angket (kuesioner)

Angket menurut Danial dan Nanan Warsiah (2007 : 62). Angket, adalah :

“alat untuk mengumpulkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian”. Alat ini

berupa sejumlah pernyataan-pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada

(30)

44

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

C. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Kualitatif

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif memerlukan daya kreatifitas

serta kemampuan intelektual tinggi dari peneliti sehingga dapat terhindar dari

terjadinya bias, dan peneliti mampu menafsirkan secara objektif sesuai dengan

tujuan penelitian. Miles dan Huberman seperti yang dikutip oleh Salim (2006:

20-24), menyebutkan ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data

(data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan

(conclusion drawing and verification). Dalam pelaksanaannya reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi, merupakan sebuah langkah

yang sangat luwes, dalam arti tidak terikat oleh batasan kronologis. Secara

keseluruhan langkah-langkah tersebut saling berhubungan selama dan sesudah

pengumpulan data, sehingga model dari Miles dan Huberman disebut juga sebagai

Model Interaktif. Hal ini sejalan dengan Nasution (1998:129-130) bahwa

langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan ditulis/ditik dalam bentuk uraian atau laporan terperinci. Laporan yang disusun kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting dan dicarikan temanya.

b. Display Data

Data yang telah diperoleh diklasifikasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat hubungan suatu data dengan data yang lainnya

c. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diproses

melalui reduksi dan display data.

Pengolahan data dilakukan berdasarkan pada setiap perolehan data dari

catatan Lapangan, direduksi, dideskripsikan, dianalisis, dan kemudian ditafsirkan.

(31)

45

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

menggali fakta sebagaimana adanya (natural setting), dengan teknik analisis

pendalaman kajian (verstegen). Untuk memberikan gambaran data tentang hasil

penelitian, maka dilakukan prosedur sebagai berikut:

 Tahap Penyajian Data: Data disajikan dalam bentuk deskripsi yang terintegrasi.  Tahap Komparasi: Tahap komparasi merupakan proses membandingkan hasil

analisis data yang telah dideskripsikan dengan interpretasi data untuk

menjawab problematik penelitian yang diajukan. Dengan demikian data yang

diperoleh melalui deskripsi akan dibandingkan dan dibahas berdasarkan

landasan teori, yang dikemukakan pada bab 2.

 Tahap Penyajian Hasil Penelitian: Tahap ini dilakukan setelah analisa komparasi, yang kemudian dirangkum dan diarahkan pada kesimpulan untuk

menjawab problematik penelitian.

2. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Kuantitatif

a. Statistik Deskriptif

Data diolah dengan menggunakan perhitungan prosentase yang dimaksud

untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuwensi dari setiap alternatif

jawaban. Prosentase diperoleh dengan membandingkan jumlah frekuwensi

jawaban dan banyaknya sampel atau responden yang dikalikan dengan angka

100%. Dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

P = Persentase jawaban

F = Jumlah frekwensi dari setiap alternative jawaban

N = Jumlah Sampel

100 = Bilangan tetap

b. Korelasi dan Regresi

(32)

46

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

hasil pengolahan data statistik dengan menggunakan SPSS 20, nampak hasil

korelasi antara pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam

pembelajaran PKn dengan hasil belajar siswa. Secara deskriptif, hubungan ini

menekankan pada hasil belajar secara afektif di mana siswa memiliki

keterampilan sikap (attitude) yang diharapkan. Hasil pengolahan data tersebut

dapat digambarkan ke dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Korelasi Antar Variabel

X Y

X

Pearson Correlation 1 ,552**

Sig. (2-tailed) ,000

N 175 175

Y

Pearson Correlation ,552** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 175 175

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2012 : 215) mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sesuai masalah yang diteliti, maka yang menjadi populasi

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII (tujuh), dan kelas VIII (delapan),

kepala sekolah dan guru PKn di SMP Pasundan 4 Bandung. Dari studi

pendahuluan didapatkan jumlah populasi sebanyak 624 orang, dengan rincian

(33)

47

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

4 Guru pengajar PKn 2

Total 320

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 81). Untuk menentukan jumlah sampel yang

akan diambil dan digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random

sampling (sampling acak sederhana). Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 82). Cara ini

cukup objektif, umum dipakai, dan cocok untuk sampel dalam jumlah yang tidak

begitu banyak serta dapat mengurangi subjektivitas dalam pengambilan sampel.

Besaran sampel dari siswa mengacu pada tabel Krejcie (Sugiyono,

2000:63) yakni, jumlah populasi keseluruhan adalah 317 orang siswa.

Dikarenakan jumlah populasi sebesar 317 orang siswa tidak terdapat dalam daftar

table Krejcie, peneliti menyesuaikannya dengan mengambil jumlah populasi

paling mendekati yang ada pada tabel, yakni pada table sebesar 320 populasi

memerlukan sempel 175 orang siswa.

Tabel 3.3

Jumlah Sampel

No. Populasi Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1 Kelas VII 317 orang 75 siswa

Jumlah 175

(34)

48

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Keberhasilan suatu penelitian ditentukan pula oleh alat pengambilan data

yang digunakan, sebab data yang diperlukan menjawab pertanyaan peneliti dan

menguji melalui instrumen. Oleh karena itu, “instrument sebagai alat pengumpul

data harus betul-betul dirancang dan disusun sedemikian rupa sehinnga

menghasilakan data emperik sebagaimana mestinya”. (Sudjana, 1998 : 87)

Sebelum instrument digunakan dalam penelitian, instrument tersebut di

konsultasikan pada dosen pembimbing. Instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap,

dan sistematis sehingga lebih mudah di olah (arikunto, 1997 ; 136). Uji coba

instrumen ini dilakukan untuk mengetahui kualitas atau kelayakan instrumen

untuk digunakan.

1. Uji Validitas

Validitas tes adalah tingkat keabsahan suatu tes. Tes yang valid adalah tes

yang benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji valaditas

bertujuan untuk mengukur sahih tidaknya item-item instrumen penelitian. Seperti

yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2003: 69) bahwa “Sebuah tes

dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti

memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria.”

Pada penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah uji validitas isi

(content validity) berkenaan dengan isi dan format instrumen menggunakan

pendapat dari ahli (Expert judgement) dan uji validitas empirical validity, dimana

angket yang digunakan diujikan kepada sampel yang bukan sampel penelitian

kemudian skor-skor diperoleh dari tes angket tersebut dihitung menggunakan

rumus koefisiensi korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Tingkat valaditas

item soal tes ditentukan oleh rumus koefisien korelasi (r) dengan rumus product

moment adalah sebagai berikut :

(Arikunto, 2002: 146)

(35)

49

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Dimana, = Koefisien korelasi

X = skor tiap item dari responden

Y = Skor total dari tiap responden

N = Jumlah responden

Angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik

tabel korelasi nilai r. Apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka butir

valid. sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir tidak valid.

Dalam penelitian ini, peneliti menguji validitas dengan SPSS versi 20.

Uji validitas merupakan analisis untuk mengetahui apakah jumlah butir

pertanyaan atau item mampu mengungkap variabel yang diungkapkan. Pengujian

ini diukur dengan koefisien korelasi yang dibandingkan nilai tabel korelasi

product moment. Adapun hasil pengujian tersebut dengan taraf signifikasi 0,05

(5%) sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

Item Soal T.Hitung T.Tabel Keterangan 1. 3,709 2,042 Valid 2. 2,105 2,042 Valid 3. 3,709 2,042 Valid

4. 3,288 2,042 Valid

(36)

50

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

14. 2,949 2,042 Valid 15. 5,016 2,042 Valid 16. 4,942 2,042 Valid 17. 2,106 2,042 Valid 18. 3,379 2,042 Valid 19. 3,141 2,042 Valid 20. 3,128 2,042 Valid

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dan alat ukur lainnya termasuk non tes, pada hakekatnya

menguji keajegan pertanyaan suatu tes apabila diberikan beberapa kali pada objek

yang sama. Suatu tes dikatakan reliable atau ajeg apabila beberapa kali pengujian

menunjukan hasil relative yang sama.

Suharsimi Arikunto (2002: 86) mengemukakan pengertian reliabilitas

yaitu merupakan “Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian

reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya

hasilnya berubah-ubah, perusahaan yang terjadi dapat dilakukan tidak berarti”.

Untuk uji reliabilitas, metode uji realibilitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji reliabilitas internal consstency method dengan

menggunakan Cronbach’s Alpha. Rumus ini digunakan karena data yang akan

diukur berupa data interval data skala likert. Menurut Kountur (Nuroiniah,

2010;86) bahwa : “Cronbach Alpha merupakan teknik pengujian reliabilitas suatu tes atau angket yang paling sering digunakan oleh karena dapat digunakan pada

tes-tes atau angket-angket yang jawaban tanggapannya berupa pilihan. Pilihannya

dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih dari dua pilihan”.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien realibilitas

dengan rumus Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

(37)

51

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Keterangan :

: Realibilitas instrument

K : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: Jumlah varian butir

: Varian total

Analisis kuantitatif dilakukan untuk data yang terkumpul melalui angket,

dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan masing

variabel penelitian X (pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar) dan

variabel Y (hasil belajar siswa), dan analisis statistik korelasi dan regresi untuk

melihat pengaruh variabel X terhadap Y (Sugiyono: 2005). Analisis statistik

menggunakan SPSS versi 20. Keeratan hubungan (korelasi) diinterprestasikan

dengan menggunakan aturan Sugiyono. Adapun pedoman yang diberikan

Sugiyono (2011: 242) dalam memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah

sebagai berikut.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 -0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

F. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian kualitatif menempatkan peneliti pada posisi sebagai alat

penelitian yang utama dan analisis data sudah mulai sejak awal pengumpulan

data. Maleong (2000 :109) mengemukakan bahwa “penelitian kualitatif dapat

dibagi kedalam empat tahapan yaitu : 1). Tahap sebelum kelapangan; 2).

(38)

52

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Dalam melakukan penelitian, untuk memudahkan dan membuat penelitian

secara sistematis maka harus melalui beberapa tahapan penelitian. Tahapan

penelitian tersebut ialah sebagai berikut :

1. Pra Penelitian

Dalam tahapan ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian. Seperti menentukan focus permasalahan serta objek penelitian.

Selanjutnya, peneliti mengajukan judul dan profoasl skripsi sesuai dengan apa

yang akan diteliti. Setelah profosal atau rancangan penelitian disetujui oleh

pembimbing skripsi maka peneliti melakukan pra penelitian sebagai upaya

menggali gambaran awal dari subjek dan lokasi penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan

penelitian yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian. Adapun perizinan

tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh :

a. Mengajukan surat permohonan izin mengadakan penelitian kepada Ketua

Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk

disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada

Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat

rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Setelah mendapatkan izin kemudian penulis melakukan penelitian ditempat

yang telah ditentukan yaitu SMP Pasundan 4 Bandung.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan dimana peneliti

(39)

53

Robby Darmawan, 2013

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Efektif Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

memecahkan focus masalah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti

adalah sebagai berikut :

a. Menghubungi Kepala Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung untuk meminta

informasi dan meminta izin untuk melaksanakan penelitian.

b. Menghubungi guru PKn SMP Pasundan 4 Bandung yang akan diwawancarai.

c. Mengadakan wawancara dengan guru PKn SMP Pasundan 4 Bandung

d. Mengadakan wawancara dengan Kepala sekoalah SMP Pasundan 4 Bandung.

e. Menghubungi siswa sebagai subjek penelitian

f. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkata dengan

masalah yang akan diteliti.

(40)

107 Robby Darmawan, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 5 ini merupakan kesimpulan dari hasil kajian tentang “Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran PKn”. Kesimpulan yang penulis rumuskan berdasarkan atas data yang terkumpul dari objek penelitian. Data yang telah

diolah dan dianalisis kemudian ditafsirkan dalam bentuk tulisan dan bahasa karya

ilmiah. Selain itu, peneliti membuat rekomendasi berdasarkan hasil penelitian

yang disesuaikan dengan kesimpulan sebelumnya dengan harapan adanya

perbaikan serta perubahan terutama bagi objek penelitian dan pada umumnya bagi

pihak-pihak yang berkepentingan dengan karya ilmiah ini.

A.Kesimpulan

1. Kesimpulan umum

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan salah

satu upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar afektif siswa karena sekolah

merupakan tempat diamana siswa berinteraksi sehari-hari antara siswa dengan

siswa, siswa dengan guru, siswa dengan masyarakat sekitar, dan siswa dengan

lingkungannya. Lingkungan yang berada disekitar sekolah SMP Pasundan

merupakan lingkungan yang cukup kompleks dimana diasana banyak terjadi

aktifitas kehidupan sosial masyarakat sekitar yang majemuk karena merupakan

salah satu tempat yang dekat dengan pusat kota. Oleh sebab itu selain

menggunakan sumber belajar yang berada di sekolah seperti perpustakaan, LAB,

dan buku paket, guru juga memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai

sumber untuk dikaitkan dengan materi yang sedang diajarkan khususnya pada

materi tentang norma dengan cara mengajar seperti ini siswa semakin menyimak

dan mampu memahami materi yang diajarkan karena siswa diberikan beberapa

contoh-contoh realita kehidupan masyarakat sekitarnya yang berkaitan dengan

materi tentang norma misalanya ketika menerangkan contoh-contoh berkenaan

(41)

108

Robby Darmawan, 2013

itu siswa merasa tidak jenuh dan bisa jauh lebih paham dibandingkan dengan guru

mengajar dengan metode seperti biasa ketika siswa semakin paham dengan materi

maka hal ini juga dapat berdampak kepada hasil belajar yang siswa ikuti.

2. Kesimpulan Khusus

a. Gambaran keadaan lingkungan sekolah yang dianggap sebagai sumber

belajar di SMP Pasundan 4 Bandung berdasarkan pengamatan di lapangan

diketahui bahwasannya sumber belajar itu tidak terpaku pada

perpustaakaan sekolah saja, namun lebih dari itu lingkungan sekitar

sekolah juga harus dapat dijadikan sumber belajar, dalam hal ini yaitu

lingkungan masyarakat yang merupakan lingkungan paling strategis bagi

tumbuh kembangnya jiwa sosial siswa.

b. Gambaran hasil belajar afektif siswa tentunya siswa mampu mengerti

tentang materi norma yang diajarkan dengan melihat gambaran perolehan

hasil angket yang menunjukan suatu peningkaan terhadap hasil belajar

afektif . siawa lebih mengerti dan tau akan norma kesopanan mengtahui

norma-norma diantaranya norma kesopanan, hukum, dan agamaserta

dilakujkan dengan sebuah perbuatan yang dipraktekan dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Metode guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber

belajar dalam meningkatkan kualiatas pembelajaran PKn di SMP

Pasundan 4 Bandung berdasarkan pengamatan dilapangan metode yang

digunakan biasanya smetode konvensional ceramah bervariasi

dikolaborasikan dengan pemanfaatan gambaaran keadaan lingkungan

sekitar sekolah yang dijadikan contoh sebagai contoh sumber belajar pada

saat pembelajaran PKn yang berkaitan dengan materi tentang norma.

Selain itu juga terkadang guru mencoba dengan metode pengamatan

(obsevasi) dilapangan sehingga siswa dapat merasakan bagaimana kondisi

masyarakat dan mobilitas sosial secara penuh hal ini berfungsi untuk

melatih kepakaan siswa terhadap kehidupan sosial dan juga dapat melatih

(42)

109

Robby Darmawan, 2013

d. Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kualitas

hasil belajar afektif PKn di SMP Pasundan 4 Bandung berdasarkan

hipotesis peneliti sebelumnya serta ditambah dengan hasil perhitungan

angket ternyata terdapat pengaruh positif Jika ukurannya digambarkan

dengan menggunakan aturan Sugiyono dengan nilai korelasi 0,552, maka

keeratan hubungan termasuk kepada kategori sedang di mana nilai yang

dideskripsikan antara 0,40-0,599. Oleh karena itu, hubungan antara

keduanya mampu menjadi titik tolak pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan dalam memproses paradigma pembelajaran

konvensional ke arah paradigma pembelajaran yang bersifat modern

sesuai dengan perkembangan zaman yang tidak hanya menitik beratkan

pada aspek kognitif saja tetapi juga menitiberatkan pada kemampuan dan

keterampilan berpikir aktif siswanya guna meningkatkan hasil belajar.

dengan hasil menunjukkan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber

belajar berpengaruh positif signifikan sebesar 0,305 terhadap hasil belajar

siswa. Sehingga jika digambarkan secara deskriptif maka variabel Y

dipengaruhi oleh variabel X sebesar 30,5%. Namun sisanya sebesar 69,5

% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yang tidak diteliti. Hal ini

menunjukan terdapat perubahan hasil belajar afektif siwa setelah

memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Dengan

perubahan yang dikategorikan pada perubahan sikap yang dituangkan

pada sekala sikap.

e. Kendala gruru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber

belajar ini tidak lepas dari beberapa faktor seperti : 1). Adanya stigma

negatif pihak sekolah terhadap lingkunga sekolah yang berada di sekitar

SMP Pasundan 4 Bandung; 2). Terbatasnya alokasi waktu pembelajara;

3). Pembantasan aktivitas siswa untuk menjaga kondusifitas

pembelajaran; 4). Terbatasnya kemampuan guru dalam memanfaatkan

Gambar

Tabel.1, Jabaran Varibel, Indikator Instrumen dan Sumber Data.
Tabel 3.1 Korelasi Antar Variabel
table Krejcie, peneliti menyesuaikannya dengan mengambil jumlah populasi
tabel korelasi nilai r. Apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka butir

Referensi

Dokumen terkait