• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh

IRMA NOVIANTI

NIM. 0906173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

Oleh

Irma Novianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Irma Novianti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

Irma Novianti 0906173

Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. Hendri Winata, M.Si.

NIP. 196206171988031003

Pembimbing II,

Drs. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

(4)

BERITA ACARA SIDANG

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari/tanggal : Rabu, 27 November 2013

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Pendidikan Manajemen Perkatoran

Panitia Ujian :

Ketua : Dr. Rasto, M.Pd.

NIP. 197207112001121001 Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si.

NIP. 196008261987031001

Penguji :

1. Dr. H. Suwatno, M.Si. NIP. 196201271988031001

2. Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. NIP. 196111081986012001

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Sata yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Efektivitas Pembelajaran Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Produktif di SMK Pasundan 1 Bandung” sepenuhnya merupakan karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat dan bidang keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya.

Bandung, November 2013

(6)

THE INFLUENCE OF LEARNING ENVIRONMENT TO EFFECTIVENESS OF STUNDENT LEARNING

By. Irma Novianti

0906173

This script is guided by

Drs. Hendri Winata, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si

This research was conducted at SMK Pasundan 1 Bandung. An issue to be studied in this research is on the effectiveness of student learning. The research core is focused on one of the factors that influence the effectiveness of student learning is the learning environment. Based on it, the principle problems revealed in this research is there any influence of the learning environment to effectiveness of student learning.

This research consisted of two variables: there are physical environment (X) and the effectiveness of student learning (Y). The method used in this research is explanatory survey method. Techniques of data collection by distributing questionnaires with rating scale models, which were analyzed using simple regression. Populations in this research were all students of class XI of Office Administration at SMK Pasundan 1 Bandung and samples taken by 63 students based on formula of Slovin were taken randomly from each class.

(7)

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

Oleh: Irma Novianti

0906173

Skirpsi ini dibimbing oleh:

Drs. Hendri Winata, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si

Penelitian ini dilakukan di SMK Pasundan 1 Bandung.Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai efektivitas pembelajaran siswa. Inti kajiannya difokuskan pada salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran siswa yaitu lingkungan belajar. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran siswa.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu lingkungan fisik (X) dan efektivitas pembelajaran siswa (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dengan model rating scale, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung dan diambil sampel sebanyak 63 siswa berdasarkan perhitungan rumus Slovin yang diambil secara acak dari tiap kelas.

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined.

2. Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Lingkungan Belajar .. Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Efektivitas Pembelajaran ...Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Kajian Peneliti Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

(9)

3.3.2 Variabel terikat (dependen) ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian .. Error! Bookmark not defined.

3.5 Populasi, Sample dan Teknik Sampling ...Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Sampel... Error! Bookmark not defined.

3.5.3 Teknik Sampling ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik dan Pengumpulan Data Penelitian ....Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif ...Error! Bookmark not defined.

3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial ...Error! Bookmark not defined.

3.10 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Sejarah Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Visi dan Misi Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Hasil Uji Coba Angket ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(10)

4.1.5 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Gambaran Lingkungan Fisik . Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Gambaran Efektivitas Pembelajaran Siswa Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Efektivitas

Pembelajaran Siswa ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sekolah adalah salah satu wujud dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pendidikan diberikan sebagai usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan serta membentuk suatu perilaku yang bermartabat dan

beradab. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

sehingga meningkatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan standar

kompetensi dan dapat menunjang pembangunan nasional. Hal itu berkaitan

dengan tantangan dan ancaman global yang semakin ketat. Pendidikan juga

merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat

menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian

akan menimbulkan perubahan dalam dirinya untuk berpartisipasi di dalam

masyarakat. Tentunya hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab semua tenaga

kependidikan. Oleh sebab itu upaya peningkatan kualitas pendidikan harus lebih

banyak dilakukan oleh para guru, sebab gurulah yang langsung berinteraksi dalam

membina para siswa di sekolah melalui proses mengajar-belajar.

Dalam UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang

pendidikan berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyatakan:

(12)

Struktur kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.Sekolah menengah kejuruan

sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Undang – undang Sistem Pendidikan

Nasional Tahun 2003 Pasal 15 yang menyebutkan bahwa “Pendidikan Kejuruan

merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama

untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Program keahlian administrasi perkantoran harus memenuhi syarat yaitu

mengikuti pembelajaran mata pelajaran produktif. Kelompok mata pelajaran

produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta

didik agar memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Namun pada kenyataannya mata pelajaran produktif belum sepenuhnya dapat

dikuasi oleh sebagian siswa. Seperti yang terjadi di SMK Pasundan 1 Bandung

bidang keahlian administrasi perkantoran kelas XI.

Dalam hal ini, pendidik harus menciptakan pembelajaran yang efektif

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Proses belajar mengajar yang

efektif membawa dampak positif bagi siswa, sehingga dapat menciptakan lulusan

dengan nilai akademis yang tinggi. Belajar harus dilakukan dengan sengaja,

direncakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar

dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat sehingga pembelajaran

berjalan efektif.

Berikut ini data ketidaktuntasan siswa kelas XI dalam UTS (Ulangan

Tengah Semester) pada mata pelajaran produktif jurusan Administrasi

(13)

diberikan kepada siswa kelas XI pada semester ganjil tahun ajaran 2012-2013

terdiri dari Mengelola Peralatan Kantor, Aplikasi Perangkat Lunak dan Kearsipan.

Tabel 1.1

Rekapitulasi Nilai UTS Siswa Kelas XI

Bidang Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013

Sumber: Guru Mata Pelajaran SMK Pasundan 1 Bandung (data diolah)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata

pelajaran produktif kelas XI yaitu 70,4 masih lebih rendah dari nilai KKM

(kriteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan oleh guru, nilai KKM yang

ditetapkan adalah 75 untuk mata pelajaran produktif.

Berikut ini data ketidaktuntasan siswa kelas XI dalam UAS semester ganjil

tahun ajaran 2012-2013 untuk standar kompetensi mengelola peralatan kantor dan

aplikasi perangkat lunak jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1

(14)

Tabel 1.2

Rekapitulasi Nilai UAS Siswa Kelas XI

Bidang Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013

Sumber: Guru Mata Pelajaran SMK Pasundan 1 Bandung (data diolah)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata

pelajaran produktif yaitu 71,6 masih lebih rendah dari nilai KKM (kriteria

ketuntasan minimal) yang ditetapkan oleh guru, nilai KKM yang ditetapkan

adalah 75 untuk mata pelajaran produktif.

Hal ini juga dirasakan ketika penulis melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan (PPL) dan melakukan pengamatan langsung di kelas pada pelajaran

produktif di SMK Pasundan 1 Bandung. Ada beberapa siswa yang terlihat tidak

memiliki semangat dan minat ketika mengikuti pembelajaran seperti terlambat

masuk ke kelas ketika selesai istirahat, mengobrol dengan teman sebangku pada

saat pembelajaran, memainkan handphone, mengantuk, dan bahkan tidak

mengerti pada saat penulis memberikan pertanyaan mengenai pelajaran yang

(15)

saat mengikuti pembelajaran terlihat belum mampu membuat siswa tertarik dan

termotivasi.

Dari fenomena tersebut penulis mendapat gambaran sementara bahwa

efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Adiministrasi Perkantoran pada pelajaran

produktif masih belum optimal. Wottuba dan Wright (1975) dalam Warsita (2008,

289-190) menjelaskan hal-hal yang menunjukkan pembelajaran efektif, yaitu:

a. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik b. Komunikasi secara efektif

c. Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran d. Sikap positif terhadap peserta didik

e. Pemberian ujian dan nilai yang adil

f. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, dan

g. Hasil belajar peserta didik yang baik (Miarso, 2004:536)

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:198) menjelaskan bahwa

prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran

kecakapan dengan jumah nilai raport atau test nilai sumatif. Maka dari itu untuk

mengetahui kefeektivitasan suatu pembelajaran bisa dilihat dari nilai yang

diperoleh siswa baik itu berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun

ulangan akhir semester. Ulangan merupakan salah satu cara untuk mengukur

tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran di sekolah, yang telah diajarkan oleh

guru. Ulangan dapat diukur kualitasnya, dengan cara penerapan KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimum) pada setiap mata pelajaran.

Menurut Nana Sudjana (2009:65) “tujuan penilaian proses belajar

-mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui kegiatan-belajar -mengajar,

terutama efisiensi, keefektifan, dan produktivitasnya dalam mencapai tujuan

(16)

Efektifitas pembelajaran dapat dilihat berdasarkan hasil mata

pelajaran.Salah satu cara untuk melihat efektif atau tidaknya suatu proses

pembelajaran adalah dengan melihat proses dan hasil belajar itu sendiri. Hal ini

sejalan dengan pendapat Sudjana (1991:111) dalam Djamarah (2005:249) bahwa

penilaian yang dilakukan terhadap proses pembelajaran berfungsi sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh para siswa. Dengan kata lain, dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa.

b. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya pengajaran. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa, tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar.

Upaya yang dapat dilakukan, agar nilai akademis siswa di sekolah

mencapai kriteria ketuntasan minimum adalah dengan memperhatikan kegiatan

proses belajar mengajar yang efektif di antaranya guru harus lebih bervariasi

dalam menggunakan metode pembelajaran karena akan menjadikan penyajian

materi lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, sehingga kelas

menjadi hidup, dan permasalahan di kelas dapat teratasi. Sejalan dengan hal itu,

Uzer Usman (2009:33) menjelaskan bahwa untuk menciptakan efektivitas

pembelajaran siswa diantaranya guru harus memperhatikan hal-hal berikut.

1. melibatkan siswa secara aktif 2. menarik minat dan perhatian siswa 3. membangkitkan motivasi siswa 4. prinsip individualitas

5. peragaan dalam pengajaran

Selanjutnya Baharuddin (2008:22) menyatakan bahwa “motivasi adalah

(17)

Djamarah (2008:201) menjelaskan bahwa “motivasi merupakan motor

penggerak dalam perbuatan”. Dari pendapat tersebut bisa dikatakan jika siswa

memiliki motivasi untuk belajar maka siswa tersebut tentunya akan tergerak pergi

ke sekolah. Sejalan dengan pendapat tersebut, siswa kelas XI Administrasi

Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung belum memiliki motivasi belajar yang

tinggi. Hal ini terlihat dari data absensi siswa pada mata pelajaran produktif pada

tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3

Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa Kelas XI Pada Semester Ganjil Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung

Tahun Ajaran 2012-2013

Sumber: Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung (data diolah)

Berdasarkan data rekapitulasi ketidakhadiran siswa pada tabel 1.3 di atas

terlihat kurangnya minat belajar dari sebagian siswa. Ini terlihat dari hasil

ketidakhadiran siswa yang mencapai 10,8% dan menggambarkan tingginya

ketidakhadiran siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Usaha guru

untuk menarik perhatian dan membuat siswa aktif saat mengikuti pembelajaran

terlihat belum mampu membuat siswa tertarik dan termotivasi.

Rendahnya efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi

(18)

prestasi yang dicapai siswa serta penguasaan kompetensi yang tidak memenuhi

standar nasional.

Berdasarkan teori belajar, dikemukakan bahwa terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

menurut Djamarah (2011:177), yaitu:

1. Faktor Dalam

a. Faktor Fisiologis, terdiri dari kondisi fisiologis dan kondisi pancaindera.

b. Faktor Psikologis, terdiri dari minat, kecenderungan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.

2. Faktor Luar

a. Lingkungan, terdiri dari lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya.

b. Instrumental, terdiri dari kurikulum, program, sarana dan fasilitas (termasuk di dalamnya media pembelajaran), dan guru.

Sebagaimana pemaparan di atas terlihat bahwa lingkungan merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Menciptakan

lingkungan kondusif yang aman dan terjamin secara fisik, emosional, dan sosial,

harus menjadi langkah pertama yang dilakukan guru agar pembelajaran yang

dilakukan bisa berjalan dengan efektif.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Arif S. Sadiman (2011:51) menyatakan

bahwa lingkungan (environmental input) merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Sadiman juga menjelaskan bahwa

“Secara makro, guru dituntut untuk dapat mengorganisasikan komponen

-komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar, sehingga diharapkan

terjadi proses pengajaran yang optimal”.

Pemaparan di atas menjelaskan bahwa guru terlibat dalam setiap langkah

(19)

informasi, dan memberi motivasi. Guru juga yang mengusahakan adanya

keseimbangan antara waktu untuk belajar sendiri, bekerja dalam kelompok dan

berdiskusi, dan memberikan informasi kepada siswa. Dengan menciptakan

pembelajaran yang efektif tentu akan membuat siswa termotivasi untuk belajar.

Seperti yang dijelaskan oleh Oemar Hamalik (2009:74) dalam Pendidikan

Guru bahwa:

Efektivitas suatu program pendidikan merupakan kontribusi dari banyak unsur yang terpadu menjadi kesempatan-kesempatan belajar yang bermakna. Unsur-unsur tersebut adalah alat-alat instruksional, yakni: teknik, metode, media, proses, bahan, dan pola organisasi yang digunakan oleh guru untuk merangsang kegiatan belajar. Semua unsur tersebut berinteraksi satu samalain dan memberikan kontribusinya terhadap efektivitas program pendidikan. Banyak usaha yang perlu dikerjakan oleh para pengajar untuk mengkombinasikan faktor-faktor belajar dan mengajar. Semuanya dipadukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Iskandar (2012:18) dalam Psikologi Lingkungan menjelaskan bahwa

hubungan manusia dengan lingkungan dapat dijelaskan dengan teori

stimulus-respon. Stimulus merupakan rangsangan dari luar manusia, atau sesuatu hal yang

mempengaruhi manusia. Psikologi lingkungan membahas tentang stimulus

sebagai lingkungan yang akan mempengaruhi manusia yang berinteraksi

dengannya.

Lingkungan belajar sering disebut lingkungan pendidikan oleh sebagian

besar para ahli. Lingkungan pendidikan yang penuh sahabat, orang tak dikenal,

pemalak bahkan pencinta, berada di suatu lingkungan dimana seorang siswa lebih

(20)

Hamalik (2009:105) bahwa “Sekolah berfungsi menciptakan lingkungan belajar

bagi para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Iskandar (2009:205) mengjelaskan bahwa lingkungan yang dapat

dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran salah satunya adalah

lingkungan fisik. Sejalan dengan pendapat Iskandar, Jensen dalam Molan

(2010:33) mengungkapkan bahwa:

Lingkungan fisik memainkan peran besar dalam prestasi siswa. Walaupun guru secara tepat menginvestasikan banyak hal dalam menguatkan strategi instruksional, lingkungan adalah faktor utama yang bisu, entah membantu atau merusak.

Jensen dalam Molan (2010:25) mengungkapkan bahwa “lingkungan

belajar yang tidak dirancang dengan baik dapat sangat mengurangi proses

pembelajaran”. Dari hasil riset yang telah dilakukan ilmuwan bahwa lingkungan

fisik merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam mengubah otak.

Tantangan, hal baru, keterlibatan emosi, warna dan umpan balik merupakan ideal

bagi otak yang bertumbuh.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka lingkungan fisik menjadi salah satu

bagian dalam lingkungan belajar yang harus diperhatikan demi terciptanya suatu

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dari uraian di atas, maka lingkungan sebagai objek yang memiliki peranan

penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah harus mampu memenuhi

kebutuhan dalam terselenggaranya kegiatan belajar agar pembelajaran dapat

terelaksana secara efektif dan kondusif, oleh karena itu penulis tertarik untuk

(21)

judul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Efektivitas Pembelajaran

Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Produktif di

SMK Pasundan 1 Bandung”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diduga adanya

pengaruh lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran mata pelajaran

produktif pada program keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1

Bandung. Ada pun rumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah tersebut

diuraikan dalam pernyataan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kualitas lingkungan fisik kelas XI Administrasi

Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1

Bandung?

2. Bagaimana tingkat efektivitas pembelajaran siswa kelas XI

Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK

Pasundan 1 Bandung?

3. Adakah pengaruh lingkungan fisik terhadap efektivitas pembelajaran

siswa kelas XI Administtrasi Perkantoran pada mata pelajaran

produktif di SMK Pasundan 1 Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

(22)

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat kualitas lingkungan fisiksiswa kelas

XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK

Pasundan 1 Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran siswa kelas

XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK

Pasundan 1 Bandung.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruhlingkungan fisik terhadap efektivitas

pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran pada mata

pelajaran produktif diSMK Pasundan 1 Bandung.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai pengaruh

lingkungan belajar siswa terhadap efektivitas pembelajaran siswa

kelas XI Bidang Administrasi Perkantoran. Selain itu sebagai bahan

kajian untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan teori lebih

lanjut mengenai lingkungan belajar siswa dalam meningkatkan tingkat

efektivitas pembelajaran siswa bidang Administrasi Perkantoran.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu informasi yang penting

bagi sekolah akan pentingnya pengelolaan lingkungan belajar siswa

apabila bisa dilakukan dengan seoptimal mungkin. Penelitian ini juga

diharapkan bisa memberikan informasi bagi pihak sekolah untuk

(23)

efektivitas pembelajaran, sehingga dapat diketahui

komponen-komponen apa saja yang harus ada dalam proses pembelajaran yang

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh lingkungan belajar terhadap

efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK

Pasundan 1 Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitian variabel bebas

(independent variable) adalah lingkungan belajar sebagai variabel X dan variabel

terikatnya (dependent variable) adalah efektivitas pembelajaran sebagai variabel

Y. Responden penelitian ini adalah siswa kelas XI bidang keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian harus ditentukan oleh peneliti sebelum melaksanakan

penelitiannya agar memberikan gambaran serta arahan dan pedoman dalam

penelitian. Berdasarkan variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini merupakan

penelitian deskritif dan verifikatif.

Tujuan penelitian akan tercapai bila peneliti menggunakan metode

penelitian yang tepat. Sugiyono (2012:1) mengungkapkan bahwa “Metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian dapat dijadikan pedoman bagi

penulis dan memudahkan penulis dalam mengarahkan penelitiannya, sehingga

(25)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey

Method. Menurut Sugiyono (2012:7), menjelaskan bahwa:

Metode explanatory survey adalah metode dimana selain tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara menuturkan informasi yang diperoleh, penelitian ini juga menjelaskan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis melalui pengolahan dan pengujian data secara statistik.

Dengan menggunakan metode survey eksplanasi, penulis melakukan

pengamatan melalui pengumpulan data di lapangan untuk memperoleh gambaran

antara dua variabel yaitu variabel lingkungan belajar dan variabel efektivitas

pembelajaran. Apakah terdapat pengaruh positif pada lingkungan belajar terhadap

efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran Pada Mata

Pelajaran Produktif di SMK Pasundan 1 Bandung.

3.3 Operasional Variabel

Operasional variabel penelitian dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan

memudahkan dalam penetapan pengukuran terhadap variabel yang diamati.

Menurut Uep dan Sambas (2011:86) variabel adalah karakteristik yang akan

diobservasi dari satuan pengamatan. Uep dan Sambas (2011:93) menjelaskan

bahwa “operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan konsep

variabel menjadi konsep yang lebih sederhana, yaitu indikator”. Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel penelitian yaitu:

3.3.1 Variabel bebas (Independen)

Menurut Uep dan Sambas (2011:88) variabel bebas (independen) adalah

(26)

variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

Lingkungan Fisik.

3.3.2 Variabel terikat (dependen)

Menurut Uep dan Sambas (2011:88) variabel terikat (dependen) adalah

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Efektivitas Pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 3.1 sebagai berkut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item

Tingkat volume suara 3

Tingkat

ventilasi udara 6,7

Keluwesan

duduk

Tingkat kenyamanan

duduk 8,9

Kepadatan Tingkat kesesuaian

(27)

dengan jumlah siswa

Tingkat jarak pandang 11

Tingkat kemudahan

(28)

pengajaran menggunakan alat

peraga

Tingkat kesesuaian

guru menggunakan alat

peraga dengan materi

yang dipelajari

11

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Menurut Arikunto (2010:172) “Sumber data penelitian adalah subjek dari

mana data dapat diperoleh”. Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat

dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung

secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung

dengan objek penelitian, data tersebut kemudian dikumpulkan dan

diolah sendiri oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber

data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari angket yang

disebarkan kepada responden siswa kelas XI Program Studi

Administrasi Perkantoran yang dijadikan sampel penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak berhubungan langsung dengan

masalah penelitian tetapi data ini mendukung untuk memperoleh data.

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa buku,

(29)

berupa teori maupun data yang berhubungan dengan permasalahan

dalam penelitian.

3.5 Populasi, Sample dan Teknik Sampling

3.5.1 Populasi

Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131)

menjelaskan bahwa:

“Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam

suatu penelitian (pengamatan)”.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa populasi

adalah subjek penelitian yang ada dalam wilayah penelitian yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Bidang

Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung. Gambaran

tentang jumlah populasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Rekapitulasi Siswa SMK Pasundan 1 Bandung Program Keahlian Administrasi Perkantoran

No Kelas Jumlah Siswa

1. XI AP 1 46 Orang

2. XI AP 2 44 Orang

3. XI AP 3 44 Orang

4. XI AP 4 40 Orang

Jumlah 174 Orang

(30)

Mengingat adanya keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan ukuran populasi

yang besar, maka penelitian ini tidak semua anggota populasi diteliti. Oleh karena

itu, penelitian ini mengambil sebagian objek, populasi yang telah ditentukan

dengan catatan yang diambil tersebut dapat mewakili bagian lain yang diteliti.

3.5.2 Sampel

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131) menjelaskan

bahwa “sampel adalah bagian terkecil dari anggota populasi yang diambil

menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”. Bila populasi

besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi

karena keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut.

3.5.3 Teknik Sampling

Adapun teknik sampel yang digunakan adalah teknik penarikan sampel

berdasarkan peluang yaitu probably sampling dengan cara simple random

sampling adalah sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit

tersebut diacak seluruhnya (Uep dan Sambas, 2011:140).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus dari

Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2010:249), sebagai berikut:

n =

Keterangan:

n = sampel N = populasi

(31)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

n = 63,5 = 63 responden

Dari jumlah keseluruhan sampel tersebut yaitu 63 responden, kemudian

ditentukan jumlah masing-masing sampel dari tiap kelas yang menjadi populasi,

yaitu seluruh kelas XI AP SMK 1 Pasundan Bandung secara proportionate

random sampling menggunakan rumus:

Keterangan:

ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Maka sampel dari setiap kelas adalah berikut:

Tabel 3.3 Sampel

Kelas Banyaknya Siswa Sampel

ni = Ni/N.n

XI AP I 46 46/174 x 63 = 17

XI AP 2 44 44/174 x 63 = 16

XI AP 3 44 44/174 x 63 = 16

XI AP 4 40 40/174 x 63 = 14

Jumlah 174 63

Sumber: Data diolah

Dengan demikian dari populasi penelitian sebanyak 174 siswa di kelas XI

AP, yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 63 siswa yang diperoleh

(32)

XI AP 1, 16 siswa dari kelas XI AP 2 dan XI AP 3, serta 14 siswa dari kelas XI

AP 4. Pengambilan anggota sampel secara acak dalam penelitian ini dilakukan

dengan undian atas nomor yang mewakili angggota populasi.

3.6 Teknik dan Pengumpulan Data Penelitian

Uep Tatang Sotani Dan Sambas Ali Muhidin (2011:99) menjelaskan

bahwa:

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang disebut dengan istilah pengumpulan data.

Adapun teknik pengumpulan data dalam membahas permasalahan

penelitian ini menggunakan angket. Angket (kuesioner) merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sekumpulan pertanyaan

kepada responden untuk dijawab. Angket digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur berikut:

a. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrument yang bersifat

tertutup. Menurut Arikunto (2010:195) “instrumen tertutup yaitu

seperangkat daftar pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih”.

c. Responden hanya membutuhkan tanda lingkaran pada alternatif jawaban yang dianggap paling tepat yang telah disediakan.

d. Menetapkan pemberian skor pada setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap jawaban responden diberi nilai dengan skala Likert. Menurut

Sugiyono (2008:107), “Skala likert mempunyai gradasi sangat positif

dengan sangat negatif”.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

(33)

harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang

valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid

dan reliabel.

3.7.1 Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur sampai seberapa

besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur di dalam melakukan fungsinya.

Arikunto (2010:211) menjelaskan bahwa validitas adalah “suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”.

Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan

teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:

]

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n = Jumlah koresponden

X1 = Nomor item ke i

(34)

∑ = Jumlah dari kuadrat item ke i

∑Y = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

= Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

= Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑ X1Y1 = Jumlah hasil kali item angket dengan jumlah skor yang diperoleh

tiap responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden

yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan

data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah

diisi pada tabel pembantu.

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

g. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap

(35)

h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil

perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat

di tabel, jadi membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel dengan kriteria

kelayakannya sebagai berikut :

1) jika rxy hitung > r tabel, maka valid

2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah

alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang. Tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk

mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2011:117).

Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47) menyatakan bahwa:

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari istrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (dalam Ating Somantri dan Sambas Ali

Muhidin, 2006:48) sebagai berikut:

(36)

Dimana, rumus variansnya adalah sebagai berikut:

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden

yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan

data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah

(37)

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

g. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

h. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total

i. Menghitung nilai koefisien Alfa.

j. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi yang

terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada

derajat bebas (db) = n-k-1. Sehingga tabel koefisien korelasi pada derajat

bebas adalah (db) = n-2

k. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r pada taraf nyata α = 5% dengan kriterianya:

1) Jika r 11 hitung > r tabel, maka reliabel

2) Jika r 11 hitung≤ r tabel, maka tidak reliabel

3.8 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data

Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian

ini adalah karena analisis data yang digunakan merupakan analisis parametrik.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat

apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis

parametrik. Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan

pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk uji

(38)

3.8.1 Uji Normalitas

Data sampel yang kita miliki perlu dilakukan pengujian normalitas untuk

memastikan bahwa karakteristik sampel yang dipilih memiliki karakteristik yang

sama dengan populasinya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian

normalitas dengan Liliefors. Kelebihan Lilierfors test menurut (Harun Al Rasyid,

2004) dalam Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:289) adalah

penggunaan/perhitungan yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan

ukuran sampel kecil, n = 4. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors

menurut (Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, 2006:289) sebagai berikut :

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada

beberapa data yang sama.

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus

ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empiric (observasi).

5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada table z.

6. Menghitung theoretical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion,

kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi kedua proporsi

tadi.

8. Carilah selisih terbesar di luar observasi.

Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu untuk pengujian normalitas

(39)

Tabel 3.4

Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

Xi Fi Fki Sn (Xi) Z Fo (Xi) lSn(Xi) - F0(Xi)l lSn(Xi-1) – F0(Xi)l

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumuatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi emprik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n

Kolom 5 : Nilai z, formula,

Dimana dan

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif uas

Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel

distribusi normal.

Kolom 7 : selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion

dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.

Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai

tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara .

Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

(40)

 D hitung≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal 1.

3.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang

terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain,

bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen.

Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Kriteria

yang peneliti gunakan adalah nilai hitung χ2> nilai tabel, maka H0 menyatakan

skornya homogen ditolak. Nilai hitung diperoleh dengan rumus berikut:

χ2

= (In10)[Σ db. LogSi2)]

(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:294)

Keterangan:

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett = (Log S2gab) (Σdbi)

S2gab = varians gabungan = S2gab =

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas

varians ini menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:295) adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap

kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan

model tabel Uji Barlett.

3. Menghitung varians gabungan.

(41)

6. Menghitung nilai χ 2

7. Menentukan nilai dan titik kritis.

8. Membuat kesimpulan

Nilai X2hitungan< nilai X2tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan

homogen)

Nilai X2hitungan ≥ nilai X2tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan tidak

homogen)

3.8.3 Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat

dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran

regresi.

Langkah-langkah uji linearitas regresi (Ating Somantri dan Sambas Ali

Muhidin, 2006: 296):

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) = (ΣY)2

n

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:

JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JK reg (a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

(42)

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKres – JKE

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

RJKTC = JKTC

K – 2

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

RJKE = JKE

N – k

12.Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

13.Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

14.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

15.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3.9 Teknik Analisis Data

Menurut Uep dan Sambas (2011:158), analisis data adalah: “upaya

mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data

tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab

masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”. Teknik analisis data dalam

penelitian, dibagi menjadi dua yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik

analisis data inferensial (Uep dan Sambas, 2011:159).

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikan

data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik

(43)

(statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah

atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan

data.

b) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

c) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap

pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut

Variabel-Variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode

atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang

ada.

d) Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk

penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel

rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun

tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Skoring

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1. 2. N

Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam

(44)

3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

Teknik analisis data menurut Uep dan Sambas (2011:158) yaitu :

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah

no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran kualitas lingkungan belajar

siswa, dan untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran siswa

kelas XI Administras Perkantoran. Termasuk dalam teknik analisis data statistik

deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase,

frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang

diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama

sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut :

Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 - 1 = 4

Lebar Interval = Rentang/banyaknya interval = 4/5 = 0,8

Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1; interval kedua memiliki

(45)

memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2.

Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6

Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X Y

1 – 1,7 Sangat tidak kondusif Sangat tidak efektif

1,8 – 2,5 Tidak kondusif Tidak efektif

2,6 – 3,3 Cukup kondusif Cukup efektif

3,4 – 4,1 Kondusif Efektif

4,2 – 5 Sangat kondusif Sangat efektif

Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert Skala 5 (Sambas dan Maman, 2007:146)

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala interval seperti yang

dijelaskan dalam operasional variabel. Dan pengujian hipotesis menggunakan

teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval.

3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk

data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data

nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris

karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk

menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu

untuk mengetahui adakah pengaruh lingkungan belajar terhadap efektivitas

pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1

Bandung.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka

(46)

perubahan nilai Variabel dependen bila nilai Variabel independen dinaikkan atau

diturunkan nilainya.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan

statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test dan F-test terhadap

koefisien regresi.

3.10 Uji Hipotesis

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:78) menyatakan

bahwa “Hipotesis merupakan pernyataan (jawaban) sementara terhadap masalah

yang telah dirumuskan”. Hipotesis bersifat sementara, maka harus dilakukan

pengujian untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis itu diterima atau

ditolak. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara variabel bebas dan variabel

terikat.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan model statistik parametrik

analisis regresi dimaksudkan untuk mempelajari hubungan linier antara dua

variabel. Model regresi linier sederhana :Ŷ= a + bX

Dimana : Ŷ : variabel tak bebas (nilai duga)

a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β)

dan

Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai berikut :

(47)

: β = 0 : Tidak terdapat pengaruh positif lingkungan belajar terhadap

efektivitas pembelajaran.

: β≠ 0 : Terdapat pengaruh positif lingkungan belajar terhadap efektivitas

pembelajaran.

2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji

F, yaitu:

Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

a. Menghitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus :

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a , dengan rumus:

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan

rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan

rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan

rumus:

(48)

3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk

dbreg = 1 dan dbres = n-2

4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antaran lingkungan belajar terhadap

efektivitas pembelajaran.

5. Membuat kesimpulan. (Somantri dan Muhidin, 2006:246)

Langkah - langkah uji keberartian regresi di atas dapat disederhanakan dalam

sebuah tabel anova sebagai berikut :

Tabel 3.7 Analisis of Varians

Sumber Variasi Dk JK KT F

Total N ∑Y2 - -

Koefisien (a) 1 JK(a) RJK(a)

Regresi (b/a) 1 JK(b/a) RJK(b/a)=S2reg

Sisa N-2 JKres RJKres =S2res

Koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan korelasi product

moment. Ini digunakan untuk mengetahui derajat keeratan dua variabel yang

memiliki skala pengukuran interval. Koefisien korelasi product moment diperoleh

dengan rumus :

(Ating Somantri & Sambas Ali M, 2006:231)

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y. Nilai

koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: - 1 < r < + 1. Tanda positif

(49)

berarti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y,

dan begitu pula sebaliknya.

 Jika nilai r = + 1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel

sangat kuat dan positif.

 Jika nilai r = - 1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel

sangat kuat dan negatif.

 Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak

ada sama sekali atau sangat lemah.

Tabel Interpretasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.8

Batas-batas Nilai r (korelasi)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel bebas

terhadap variabel terikat maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan

rumus sebagai berikut :

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran kualitas lingkungan fisik yang ditunjukkan dengan hasil penelitian

didapat bahwa lingkungan fisik kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK

Pasundan 1 Bandung yang meliputi indikator: (1) Penerangan, (2) Akustik dan

mutu suara, (3) Suhu, (4) Keluwesan duduk, dan (5) Kepadatan, secara

statistik berada kategori Kondusif.

2. Gambaran tingkat efektivitas pembelajaran siswa yang ditunjukkan dengan

hasil penelitian didapat bahwa efektivitas pembelajaran siswa kelas XI

Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1

Bandung yang meliputi indikator: (1) Melibatkan siswa secara aktif, (2)

Menarik minat dan perhatian siswa, (3) Membangkitkan motivasi siswa, (4)

Prinsip individulitas, (5) Peragaan dalam pengajaran, secara statistik berada

dalam kategori Cukup Efektif.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa lingkungan fisik memiliki

(51)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk kepada skor rata-rata setiap

indikator, saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki skor

rata-rata terendah di antara indikator yang lain untuk masing-masing variabel.

Berdasarkan hal tersebut saran yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut:

1. Pada variabel lingkungan fisik, hasil perhitungan dengan skor rata-rata

menunjukkan indikator akustik dan mutu suara memiliki skor terendah

dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil terebut salah

satu upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik adalah dengan

melakukan hal-hal sebagai berkut:

a. Menigkatkan volume suara guru pada saat memberikan materi agar seluruh

siswa dapat menerima dengan baik materi yang disampaikan.

b. Meminimalisasi keributan di luar kelas yang akan mengganggu

konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Pada variabel efektivitas pembelajaran, hasil perhitungan dengan skor

rata-rata menunjukkan indikator membangkitkan motivasi siswa memiliki skor

terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil terebut

salah satu upaya untuk meningkatkan tingkat efektivitas pembelajaran adalah

dengan melakukan hal-hal sebagai berkut:

a. Meningkatkan motivasi siswadengan menyampaikan tujuan yang jelas.

Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu maka akan

(52)

b. Meningkatkan motivasi siswa dengan memberikan penghargaan kepada

siswa yang berprestasi yang akan mendorong tingkah laku siswauntuk

terus berprestasi.

3. Lingkungan fisik berpengaruh positif terhadap efektivitas pembelajaran siswa

maka dari itu sekolah harus bisa menciptakan suatu lingkungan belajar yang

nyaman secara fisik, mental dan emosional demi tercipta suatu efektivitas

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

________________. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Baharuddin. (2009). Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Iskandar, Zulrizka. (2012). Psikologi Lingkungan: Teori dan Konsep. Bandung: PT Refika Aditama.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Jensen, Eric. (2010). Guru Super dan Super Teaching (Alih Bahasa: Benyamin Molan). Jakarta: PT Index.

Kaufeldt dalam Maya, Martha.(2008). Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: PT Index.

Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah konsep, strategi, dan implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

__________. (2011). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mustaqim dan Abdul Wahid. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

(54)

Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Riduwan dan Akdon. (2009). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rivai, Ahmad dan Nana Sudjana. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sadiman, S. Arief. (2011). Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet.

____________. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Saroni, Muhammad. (2006). Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Somantri, A. dan Sambas A. Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Mudihin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.

Sugiyono.(2008). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(55)

Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sumber Penelitian yang Sudah Dipublikasikan

Yanti Mulyantikasari. (2012). Pengaruh Lingkungan Belajar dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Stenografi Di SMK Pasundan 3 Bandung. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Rahminisa, Lussy. (2012). Pengaruh Penguasaan Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Efektivitas Pembelajaran Di SMK Bisnis Dan Manajemen Kab.Kuningan. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Tiarno, Wahyu Erian. (2012). Pengaruh Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Kiansantang Bandung. Skripsi. Jurusan Administrasi Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sumber Internet

Skinner, Don. (2010). Effective Teaching and Learning in Practice. New York:

Continuum International Publishing Group.

(http://books.google.co.id/books/about/Effective_Teaching_and_Learning _in_Pract.html?id=8dNHLy_vJnIC&redir_esc=y , diakses 22 Juli 2013)

Kristiadi, Daniel David. (2012). Menciptakan Lingkungan

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai UTS Siswa Kelas XI
Tabel 1.2 Rekapitulasi Nilai UAS Siswa Kelas XI
tabel 1.3 berikut ini.
Tabel 3.1 Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, InfoDATIN Situasi dan Analisis HIV/AIDS,

Berapa banyak pasien dengan kasus luksasi lateral (yaitu perubahan letak 29. gigi yang terjadi karena pergerakan gigi ke arah Labial, palatal, maupun lateral yang

Bentuk data dari penelitian kualitatif berupa kalimat atau narasi dari subjek penelitian yang diperoleh melalui suatu teknik pengumpulan data yang kemudian data

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap Clemmons yang disebarkan pada 100 responden, Maka hasil dari analisis ini yang dilihat dari segi

Nilai Kepadatan Populasi (ind/m 2 ), Kepadatan Relatif (%), Frekuensi Kehadiran(%) Makrozoobentos pada setiap Stasiun Penelitian di Perairan Estuari Suaka Margasatwa Karang

Konsep ini memperkenalkan suatu system pengukuran perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria yang merupakan penjabaran dari visi dan strategi perusahaanyang digolongkan dalam

Padahal semestinya, siswa SMA diharapkan mampu memegang tanggung jawab dalam perencanaan karir serta konsekuensi-konsekuensinya, memiliki kesiapan untuk memenuhi syarat

Analisis break even point adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui situasi atau keadaan dimana pendapatan total perusahaan sama dengan biaya totalnya. Dengan mengetahui