PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN
PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh
IRMA NOVIANTI
NIM. 0906173
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN
PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG
Oleh
Irma Novianti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Irma Novianti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN
PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG
Irma Novianti 0906173
Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing I,
Drs. Hendri Winata, M.Si.
NIP. 196206171988031003
Pembimbing II,
Drs. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran
BERITA ACARA SIDANG
Skripsi ini telah diuji pada :
Hari/tanggal : Rabu, 27 November 2013
Waktu : 08.00 s/d selesai
Tempat : Laboratorium Pendidikan Manajemen Perkatoran
Panitia Ujian :
Ketua : Dr. Rasto, M.Pd.
NIP. 197207112001121001 Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si.
NIP. 196008261987031001
Penguji :
1. Dr. H. Suwatno, M.Si. NIP. 196201271988031001
2. Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. NIP. 196111081986012001
LEMBAR PERNYATAAN
Sata yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Efektivitas Pembelajaran Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Produktif di SMK Pasundan 1 Bandung” sepenuhnya merupakan karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat dan bidang keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya.
Bandung, November 2013
THE INFLUENCE OF LEARNING ENVIRONMENT TO EFFECTIVENESS OF STUNDENT LEARNING
By. Irma Novianti
0906173
This script is guided by
Drs. Hendri Winata, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si
This research was conducted at SMK Pasundan 1 Bandung. An issue to be studied in this research is on the effectiveness of student learning. The research core is focused on one of the factors that influence the effectiveness of student learning is the learning environment. Based on it, the principle problems revealed in this research is there any influence of the learning environment to effectiveness of student learning.
This research consisted of two variables: there are physical environment (X) and the effectiveness of student learning (Y). The method used in this research is explanatory survey method. Techniques of data collection by distributing questionnaires with rating scale models, which were analyzed using simple regression. Populations in this research were all students of class XI of Office Administration at SMK Pasundan 1 Bandung and samples taken by 63 students based on formula of Slovin were taken randomly from each class.
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN
PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG
Oleh: Irma Novianti
0906173
Skirpsi ini dibimbing oleh:
Drs. Hendri Winata, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si
Penelitian ini dilakukan di SMK Pasundan 1 Bandung.Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai efektivitas pembelajaran siswa. Inti kajiannya difokuskan pada salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran siswa yaitu lingkungan belajar. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran siswa.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu lingkungan fisik (X) dan efektivitas pembelajaran siswa (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dengan model rating scale, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung dan diambil sampel sebanyak 63 siswa berdasarkan perhitungan rumus Slovin yang diambil secara acak dari tiap kelas.
DAFTAR ISI
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined.
2. Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Konsep Lingkungan Belajar .. Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Konsep Efektivitas Pembelajaran ...Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Kajian Peneliti Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Variabel terikat (dependen) ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian .. Error! Bookmark not defined.
3.5 Populasi, Sample dan Teknik Sampling ...Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Sampel... Error! Bookmark not defined.
3.5.3 Teknik Sampling ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Teknik dan Pengumpulan Data Penelitian ....Error! Bookmark not defined.
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.
3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
3.8.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
3.8.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.
3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif ...Error! Bookmark not defined.
3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial ...Error! Bookmark not defined.
3.10 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.
4.1 Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Sejarah Sekolah ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Visi dan Misi Sekolah ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Hasil Uji Coba Angket ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.5 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Gambaran Lingkungan Fisik . Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Gambaran Efektivitas Pembelajaran Siswa Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Efektivitas
Pembelajaran Siswa ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan sekolah adalah salah satu wujud dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan diberikan sebagai usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan serta membentuk suatu perilaku yang bermartabat dan
beradab. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sehingga meningkatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan standar
kompetensi dan dapat menunjang pembangunan nasional. Hal itu berkaitan
dengan tantangan dan ancaman global yang semakin ketat. Pendidikan juga
merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian
akan menimbulkan perubahan dalam dirinya untuk berpartisipasi di dalam
masyarakat. Tentunya hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab semua tenaga
kependidikan. Oleh sebab itu upaya peningkatan kualitas pendidikan harus lebih
banyak dilakukan oleh para guru, sebab gurulah yang langsung berinteraksi dalam
membina para siswa di sekolah melalui proses mengajar-belajar.
Dalam UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang
pendidikan berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyatakan:
Struktur kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.Sekolah menengah kejuruan
sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Undang – undang Sistem Pendidikan
Nasional Tahun 2003 Pasal 15 yang menyebutkan bahwa “Pendidikan Kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Program keahlian administrasi perkantoran harus memenuhi syarat yaitu
mengikuti pembelajaran mata pelajaran produktif. Kelompok mata pelajaran
produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta
didik agar memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.
Namun pada kenyataannya mata pelajaran produktif belum sepenuhnya dapat
dikuasi oleh sebagian siswa. Seperti yang terjadi di SMK Pasundan 1 Bandung
bidang keahlian administrasi perkantoran kelas XI.
Dalam hal ini, pendidik harus menciptakan pembelajaran yang efektif
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Proses belajar mengajar yang
efektif membawa dampak positif bagi siswa, sehingga dapat menciptakan lulusan
dengan nilai akademis yang tinggi. Belajar harus dilakukan dengan sengaja,
direncakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar
dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat sehingga pembelajaran
berjalan efektif.
Berikut ini data ketidaktuntasan siswa kelas XI dalam UTS (Ulangan
Tengah Semester) pada mata pelajaran produktif jurusan Administrasi
diberikan kepada siswa kelas XI pada semester ganjil tahun ajaran 2012-2013
terdiri dari Mengelola Peralatan Kantor, Aplikasi Perangkat Lunak dan Kearsipan.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Nilai UTS Siswa Kelas XI
Bidang Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013
Sumber: Guru Mata Pelajaran SMK Pasundan 1 Bandung (data diolah)
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran produktif kelas XI yaitu 70,4 masih lebih rendah dari nilai KKM
(kriteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan oleh guru, nilai KKM yang
ditetapkan adalah 75 untuk mata pelajaran produktif.
Berikut ini data ketidaktuntasan siswa kelas XI dalam UAS semester ganjil
tahun ajaran 2012-2013 untuk standar kompetensi mengelola peralatan kantor dan
aplikasi perangkat lunak jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1
Tabel 1.2
Rekapitulasi Nilai UAS Siswa Kelas XI
Bidang Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013
Sumber: Guru Mata Pelajaran SMK Pasundan 1 Bandung (data diolah)
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran produktif yaitu 71,6 masih lebih rendah dari nilai KKM (kriteria
ketuntasan minimal) yang ditetapkan oleh guru, nilai KKM yang ditetapkan
adalah 75 untuk mata pelajaran produktif.
Hal ini juga dirasakan ketika penulis melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) dan melakukan pengamatan langsung di kelas pada pelajaran
produktif di SMK Pasundan 1 Bandung. Ada beberapa siswa yang terlihat tidak
memiliki semangat dan minat ketika mengikuti pembelajaran seperti terlambat
masuk ke kelas ketika selesai istirahat, mengobrol dengan teman sebangku pada
saat pembelajaran, memainkan handphone, mengantuk, dan bahkan tidak
mengerti pada saat penulis memberikan pertanyaan mengenai pelajaran yang
saat mengikuti pembelajaran terlihat belum mampu membuat siswa tertarik dan
termotivasi.
Dari fenomena tersebut penulis mendapat gambaran sementara bahwa
efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Adiministrasi Perkantoran pada pelajaran
produktif masih belum optimal. Wottuba dan Wright (1975) dalam Warsita (2008,
289-190) menjelaskan hal-hal yang menunjukkan pembelajaran efektif, yaitu:
a. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik b. Komunikasi secara efektif
c. Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran d. Sikap positif terhadap peserta didik
e. Pemberian ujian dan nilai yang adil
f. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, dan
g. Hasil belajar peserta didik yang baik (Miarso, 2004:536)
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:198) menjelaskan bahwa
prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran
kecakapan dengan jumah nilai raport atau test nilai sumatif. Maka dari itu untuk
mengetahui kefeektivitasan suatu pembelajaran bisa dilihat dari nilai yang
diperoleh siswa baik itu berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun
ulangan akhir semester. Ulangan merupakan salah satu cara untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran di sekolah, yang telah diajarkan oleh
guru. Ulangan dapat diukur kualitasnya, dengan cara penerapan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) pada setiap mata pelajaran.
Menurut Nana Sudjana (2009:65) “tujuan penilaian proses belajar
-mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui kegiatan-belajar -mengajar,
terutama efisiensi, keefektifan, dan produktivitasnya dalam mencapai tujuan
Efektifitas pembelajaran dapat dilihat berdasarkan hasil mata
pelajaran.Salah satu cara untuk melihat efektif atau tidaknya suatu proses
pembelajaran adalah dengan melihat proses dan hasil belajar itu sendiri. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sudjana (1991:111) dalam Djamarah (2005:249) bahwa
penilaian yang dilakukan terhadap proses pembelajaran berfungsi sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh para siswa. Dengan kata lain, dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa.
b. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya pengajaran. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa, tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar.
Upaya yang dapat dilakukan, agar nilai akademis siswa di sekolah
mencapai kriteria ketuntasan minimum adalah dengan memperhatikan kegiatan
proses belajar mengajar yang efektif di antaranya guru harus lebih bervariasi
dalam menggunakan metode pembelajaran karena akan menjadikan penyajian
materi lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, sehingga kelas
menjadi hidup, dan permasalahan di kelas dapat teratasi. Sejalan dengan hal itu,
Uzer Usman (2009:33) menjelaskan bahwa untuk menciptakan efektivitas
pembelajaran siswa diantaranya guru harus memperhatikan hal-hal berikut.
1. melibatkan siswa secara aktif 2. menarik minat dan perhatian siswa 3. membangkitkan motivasi siswa 4. prinsip individualitas
5. peragaan dalam pengajaran
Selanjutnya Baharuddin (2008:22) menyatakan bahwa “motivasi adalah
Djamarah (2008:201) menjelaskan bahwa “motivasi merupakan motor
penggerak dalam perbuatan”. Dari pendapat tersebut bisa dikatakan jika siswa
memiliki motivasi untuk belajar maka siswa tersebut tentunya akan tergerak pergi
ke sekolah. Sejalan dengan pendapat tersebut, siswa kelas XI Administrasi
Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung belum memiliki motivasi belajar yang
tinggi. Hal ini terlihat dari data absensi siswa pada mata pelajaran produktif pada
tabel 1.3 berikut ini.
Tabel 1.3
Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa Kelas XI Pada Semester Ganjil Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung
Tahun Ajaran 2012-2013
Sumber: Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung (data diolah)
Berdasarkan data rekapitulasi ketidakhadiran siswa pada tabel 1.3 di atas
terlihat kurangnya minat belajar dari sebagian siswa. Ini terlihat dari hasil
ketidakhadiran siswa yang mencapai 10,8% dan menggambarkan tingginya
ketidakhadiran siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Usaha guru
untuk menarik perhatian dan membuat siswa aktif saat mengikuti pembelajaran
terlihat belum mampu membuat siswa tertarik dan termotivasi.
Rendahnya efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi
prestasi yang dicapai siswa serta penguasaan kompetensi yang tidak memenuhi
standar nasional.
Berdasarkan teori belajar, dikemukakan bahwa terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
menurut Djamarah (2011:177), yaitu:
1. Faktor Dalam
a. Faktor Fisiologis, terdiri dari kondisi fisiologis dan kondisi pancaindera.
b. Faktor Psikologis, terdiri dari minat, kecenderungan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.
2. Faktor Luar
a. Lingkungan, terdiri dari lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya.
b. Instrumental, terdiri dari kurikulum, program, sarana dan fasilitas (termasuk di dalamnya media pembelajaran), dan guru.
Sebagaimana pemaparan di atas terlihat bahwa lingkungan merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Menciptakan
lingkungan kondusif yang aman dan terjamin secara fisik, emosional, dan sosial,
harus menjadi langkah pertama yang dilakukan guru agar pembelajaran yang
dilakukan bisa berjalan dengan efektif.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Arif S. Sadiman (2011:51) menyatakan
bahwa lingkungan (environmental input) merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Sadiman juga menjelaskan bahwa
“Secara makro, guru dituntut untuk dapat mengorganisasikan komponen
-komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar, sehingga diharapkan
terjadi proses pengajaran yang optimal”.
Pemaparan di atas menjelaskan bahwa guru terlibat dalam setiap langkah
informasi, dan memberi motivasi. Guru juga yang mengusahakan adanya
keseimbangan antara waktu untuk belajar sendiri, bekerja dalam kelompok dan
berdiskusi, dan memberikan informasi kepada siswa. Dengan menciptakan
pembelajaran yang efektif tentu akan membuat siswa termotivasi untuk belajar.
Seperti yang dijelaskan oleh Oemar Hamalik (2009:74) dalam Pendidikan
Guru bahwa:
Efektivitas suatu program pendidikan merupakan kontribusi dari banyak unsur yang terpadu menjadi kesempatan-kesempatan belajar yang bermakna. Unsur-unsur tersebut adalah alat-alat instruksional, yakni: teknik, metode, media, proses, bahan, dan pola organisasi yang digunakan oleh guru untuk merangsang kegiatan belajar. Semua unsur tersebut berinteraksi satu samalain dan memberikan kontribusinya terhadap efektivitas program pendidikan. Banyak usaha yang perlu dikerjakan oleh para pengajar untuk mengkombinasikan faktor-faktor belajar dan mengajar. Semuanya dipadukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Iskandar (2012:18) dalam Psikologi Lingkungan menjelaskan bahwa
hubungan manusia dengan lingkungan dapat dijelaskan dengan teori
stimulus-respon. Stimulus merupakan rangsangan dari luar manusia, atau sesuatu hal yang
mempengaruhi manusia. Psikologi lingkungan membahas tentang stimulus
sebagai lingkungan yang akan mempengaruhi manusia yang berinteraksi
dengannya.
Lingkungan belajar sering disebut lingkungan pendidikan oleh sebagian
besar para ahli. Lingkungan pendidikan yang penuh sahabat, orang tak dikenal,
pemalak bahkan pencinta, berada di suatu lingkungan dimana seorang siswa lebih
Hamalik (2009:105) bahwa “Sekolah berfungsi menciptakan lingkungan belajar
bagi para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan”.
Iskandar (2009:205) mengjelaskan bahwa lingkungan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran salah satunya adalah
lingkungan fisik. Sejalan dengan pendapat Iskandar, Jensen dalam Molan
(2010:33) mengungkapkan bahwa:
Lingkungan fisik memainkan peran besar dalam prestasi siswa. Walaupun guru secara tepat menginvestasikan banyak hal dalam menguatkan strategi instruksional, lingkungan adalah faktor utama yang bisu, entah membantu atau merusak.
Jensen dalam Molan (2010:25) mengungkapkan bahwa “lingkungan
belajar yang tidak dirancang dengan baik dapat sangat mengurangi proses
pembelajaran”. Dari hasil riset yang telah dilakukan ilmuwan bahwa lingkungan
fisik merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam mengubah otak.
Tantangan, hal baru, keterlibatan emosi, warna dan umpan balik merupakan ideal
bagi otak yang bertumbuh.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka lingkungan fisik menjadi salah satu
bagian dalam lingkungan belajar yang harus diperhatikan demi terciptanya suatu
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dari uraian di atas, maka lingkungan sebagai objek yang memiliki peranan
penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah harus mampu memenuhi
kebutuhan dalam terselenggaranya kegiatan belajar agar pembelajaran dapat
terelaksana secara efektif dan kondusif, oleh karena itu penulis tertarik untuk
judul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Efektivitas Pembelajaran
Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Produktif di
SMK Pasundan 1 Bandung”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diduga adanya
pengaruh lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran mata pelajaran
produktif pada program keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1
Bandung. Ada pun rumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah tersebut
diuraikan dalam pernyataan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kualitas lingkungan fisik kelas XI Administrasi
Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1
Bandung?
2. Bagaimana tingkat efektivitas pembelajaran siswa kelas XI
Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK
Pasundan 1 Bandung?
3. Adakah pengaruh lingkungan fisik terhadap efektivitas pembelajaran
siswa kelas XI Administtrasi Perkantoran pada mata pelajaran
produktif di SMK Pasundan 1 Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat kualitas lingkungan fisiksiswa kelas
XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK
Pasundan 1 Bandung.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran siswa kelas
XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK
Pasundan 1 Bandung.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruhlingkungan fisik terhadap efektivitas
pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran pada mata
pelajaran produktif diSMK Pasundan 1 Bandung.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai pengaruh
lingkungan belajar siswa terhadap efektivitas pembelajaran siswa
kelas XI Bidang Administrasi Perkantoran. Selain itu sebagai bahan
kajian untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan teori lebih
lanjut mengenai lingkungan belajar siswa dalam meningkatkan tingkat
efektivitas pembelajaran siswa bidang Administrasi Perkantoran.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu informasi yang penting
bagi sekolah akan pentingnya pengelolaan lingkungan belajar siswa
apabila bisa dilakukan dengan seoptimal mungkin. Penelitian ini juga
diharapkan bisa memberikan informasi bagi pihak sekolah untuk
efektivitas pembelajaran, sehingga dapat diketahui
komponen-komponen apa saja yang harus ada dalam proses pembelajaran yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh lingkungan belajar terhadap
efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK
Pasundan 1 Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitian variabel bebas
(independent variable) adalah lingkungan belajar sebagai variabel X dan variabel
terikatnya (dependent variable) adalah efektivitas pembelajaran sebagai variabel
Y. Responden penelitian ini adalah siswa kelas XI bidang keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian harus ditentukan oleh peneliti sebelum melaksanakan
penelitiannya agar memberikan gambaran serta arahan dan pedoman dalam
penelitian. Berdasarkan variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini merupakan
penelitian deskritif dan verifikatif.
Tujuan penelitian akan tercapai bila peneliti menggunakan metode
penelitian yang tepat. Sugiyono (2012:1) mengungkapkan bahwa “Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian dapat dijadikan pedoman bagi
penulis dan memudahkan penulis dalam mengarahkan penelitiannya, sehingga
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey
Method. Menurut Sugiyono (2012:7), menjelaskan bahwa:
Metode explanatory survey adalah metode dimana selain tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara menuturkan informasi yang diperoleh, penelitian ini juga menjelaskan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis melalui pengolahan dan pengujian data secara statistik.
Dengan menggunakan metode survey eksplanasi, penulis melakukan
pengamatan melalui pengumpulan data di lapangan untuk memperoleh gambaran
antara dua variabel yaitu variabel lingkungan belajar dan variabel efektivitas
pembelajaran. Apakah terdapat pengaruh positif pada lingkungan belajar terhadap
efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran Pada Mata
Pelajaran Produktif di SMK Pasundan 1 Bandung.
3.3 Operasional Variabel
Operasional variabel penelitian dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan
memudahkan dalam penetapan pengukuran terhadap variabel yang diamati.
Menurut Uep dan Sambas (2011:86) variabel adalah karakteristik yang akan
diobservasi dari satuan pengamatan. Uep dan Sambas (2011:93) menjelaskan
bahwa “operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan konsep
variabel menjadi konsep yang lebih sederhana, yaitu indikator”. Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel penelitian yaitu:
3.3.1 Variabel bebas (Independen)
Menurut Uep dan Sambas (2011:88) variabel bebas (independen) adalah
variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Lingkungan Fisik.
3.3.2 Variabel terikat (dependen)
Menurut Uep dan Sambas (2011:88) variabel terikat (dependen) adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Efektivitas Pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 3.1 sebagai berkut:
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Indikator Ukuran Skala No.
Item
Tingkat volume suara 3
Tingkat
ventilasi udara 6,7
Keluwesan
duduk
Tingkat kenyamanan
duduk 8,9
Kepadatan Tingkat kesesuaian
dengan jumlah siswa
Tingkat jarak pandang 11
Tingkat kemudahan
pengajaran menggunakan alat
peraga
Tingkat kesesuaian
guru menggunakan alat
peraga dengan materi
yang dipelajari
11
3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Menurut Arikunto (2010:172) “Sumber data penelitian adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh”. Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat
dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung
secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung
dengan objek penelitian, data tersebut kemudian dikumpulkan dan
diolah sendiri oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber
data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari angket yang
disebarkan kepada responden siswa kelas XI Program Studi
Administrasi Perkantoran yang dijadikan sampel penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak berhubungan langsung dengan
masalah penelitian tetapi data ini mendukung untuk memperoleh data.
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa buku,
berupa teori maupun data yang berhubungan dengan permasalahan
dalam penelitian.
3.5 Populasi, Sample dan Teknik Sampling
3.5.1 Populasi
Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131)
menjelaskan bahwa:
“Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam
suatu penelitian (pengamatan)”.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa populasi
adalah subjek penelitian yang ada dalam wilayah penelitian yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Bidang
Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung. Gambaran
tentang jumlah populasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Rekapitulasi Siswa SMK Pasundan 1 Bandung Program Keahlian Administrasi Perkantoran
No Kelas Jumlah Siswa
1. XI AP 1 46 Orang
2. XI AP 2 44 Orang
3. XI AP 3 44 Orang
4. XI AP 4 40 Orang
Jumlah 174 Orang
Mengingat adanya keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan ukuran populasi
yang besar, maka penelitian ini tidak semua anggota populasi diteliti. Oleh karena
itu, penelitian ini mengambil sebagian objek, populasi yang telah ditentukan
dengan catatan yang diambil tersebut dapat mewakili bagian lain yang diteliti.
3.5.2 Sampel
Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131) menjelaskan
bahwa “sampel adalah bagian terkecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”. Bila populasi
besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi
karena keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut.
3.5.3 Teknik Sampling
Adapun teknik sampel yang digunakan adalah teknik penarikan sampel
berdasarkan peluang yaitu probably sampling dengan cara simple random
sampling adalah sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit
tersebut diacak seluruhnya (Uep dan Sambas, 2011:140).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus dari
Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2010:249), sebagai berikut:
n =
Keterangan:
n = sampel N = populasi
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
n = 63,5 = 63 responden
Dari jumlah keseluruhan sampel tersebut yaitu 63 responden, kemudian
ditentukan jumlah masing-masing sampel dari tiap kelas yang menjadi populasi,
yaitu seluruh kelas XI AP SMK 1 Pasundan Bandung secara proportionate
random sampling menggunakan rumus:
Keterangan:
ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Maka sampel dari setiap kelas adalah berikut:
Tabel 3.3 Sampel
Kelas Banyaknya Siswa Sampel
ni = Ni/N.n
XI AP I 46 46/174 x 63 = 17
XI AP 2 44 44/174 x 63 = 16
XI AP 3 44 44/174 x 63 = 16
XI AP 4 40 40/174 x 63 = 14
Jumlah 174 63
Sumber: Data diolah
Dengan demikian dari populasi penelitian sebanyak 174 siswa di kelas XI
AP, yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 63 siswa yang diperoleh
XI AP 1, 16 siswa dari kelas XI AP 2 dan XI AP 3, serta 14 siswa dari kelas XI
AP 4. Pengambilan anggota sampel secara acak dalam penelitian ini dilakukan
dengan undian atas nomor yang mewakili angggota populasi.
3.6 Teknik dan Pengumpulan Data Penelitian
Uep Tatang Sotani Dan Sambas Ali Muhidin (2011:99) menjelaskan
bahwa:
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang disebut dengan istilah pengumpulan data.
Adapun teknik pengumpulan data dalam membahas permasalahan
penelitian ini menggunakan angket. Angket (kuesioner) merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sekumpulan pertanyaan
kepada responden untuk dijawab. Angket digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur berikut:
a. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrument yang bersifat
tertutup. Menurut Arikunto (2010:195) “instrumen tertutup yaitu
seperangkat daftar pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih”.
c. Responden hanya membutuhkan tanda lingkaran pada alternatif jawaban yang dianggap paling tepat yang telah disediakan.
d. Menetapkan pemberian skor pada setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap jawaban responden diberi nilai dengan skala Likert. Menurut
Sugiyono (2008:107), “Skala likert mempunyai gradasi sangat positif
dengan sangat negatif”.
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid
dan reliabel.
3.7.1 Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur sampai seberapa
besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur di dalam melakukan fungsinya.
Arikunto (2010:211) menjelaskan bahwa validitas adalah “suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”.
Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:
]
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n = Jumlah koresponden
X1 = Nomor item ke i
∑ = Jumlah dari kuadrat item ke i
∑Y = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
= Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
= Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
∑ X1Y1 = Jumlah hasil kali item angket dengan jumlah skor yang diperoleh
tiap responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden
yang bukan responden sesungguhnya.
b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya
lembaran data yang terkumpul.
d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan
data selanjutnya.
e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah
diisi pada tabel pembantu.
f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
g. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap
h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil
perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat
di tabel, jadi membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel dengan kriteria
kelayakannya sebagai berikut :
1) jika rxy hitung > r tabel, maka valid
2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk
mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2011:117).
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47) menyatakan bahwa:
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari istrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (dalam Ating Somantri dan Sambas Ali
Muhidin, 2006:48) sebagai berikut:
Dimana, rumus variansnya adalah sebagai berikut:
r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa
k = Banyaknya bulir soal
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden
yang bukan responden sesungguhnya.
b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya
lembaran data yang terkumpul.
d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan
data selanjutnya.
e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah
f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
g. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
h. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total
i. Menghitung nilai koefisien Alfa.
j. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi yang
terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada
derajat bebas (db) = n-k-1. Sehingga tabel koefisien korelasi pada derajat
bebas adalah (db) = n-2
k. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r pada taraf nyata α = 5% dengan kriterianya:
1) Jika r 11 hitung > r tabel, maka reliabel
2) Jika r 11 hitung≤ r tabel, maka tidak reliabel
3.8 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data
Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian
ini adalah karena analisis data yang digunakan merupakan analisis parametrik.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat
apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis
parametrik. Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan
pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk uji
3.8.1 Uji Normalitas
Data sampel yang kita miliki perlu dilakukan pengujian normalitas untuk
memastikan bahwa karakteristik sampel yang dipilih memiliki karakteristik yang
sama dengan populasinya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian
normalitas dengan Liliefors. Kelebihan Lilierfors test menurut (Harun Al Rasyid,
2004) dalam Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:289) adalah
penggunaan/perhitungan yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan
ukuran sampel kecil, n = 4. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors
menurut (Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, 2006:289) sebagai berikut :
1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada
beberapa data yang sama.
2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus
ditulis).
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empiric (observasi).
5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada table z.
6. Menghitung theoretical proportion.
7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion,
kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi kedua proporsi
tadi.
8. Carilah selisih terbesar di luar observasi.
Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu untuk pengujian normalitas
Tabel 3.4
Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas
Xi Fi Fki Sn (Xi) Z Fo (Xi) lSn(Xi) - F0(Xi)l lSn(Xi-1) – F0(Xi)l
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan :
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumuatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya
Kolom 4 : Proporsi emprik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n
Kolom 5 : Nilai z, formula,
Dimana dan
Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif uas
Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel
distribusi normal.
Kolom 7 : selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion
dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.
Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai
tersebut adalah D hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara .
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :
D hitung≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal 1.
3.8.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang
terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain,
bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen.
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Kriteria
yang peneliti gunakan adalah nilai hitung χ2> nilai tabel, maka H0 menyatakan
skornya homogen ditolak. Nilai hitung diperoleh dengan rumus berikut:
χ2
= (In10)[Σ db. LogSi2)]
(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:294)
Keterangan:
Si2 = Varians tiap kelompok data
dbi n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Barlett = (Log S2gab) (Σdbi)
S2gab = varians gabungan = S2gab =
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas
varians ini menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:295) adalah:
1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap
kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan
model tabel Uji Barlett.
3. Menghitung varians gabungan.
6. Menghitung nilai χ 2
7. Menentukan nilai dan titik kritis.
8. Membuat kesimpulan
Nilai X2hitungan< nilai X2tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan
homogen)
Nilai X2hitungan ≥ nilai X2tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan tidak
homogen)
3.8.3 Uji Linieritas
Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat
dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran
regresi.
Langkah-langkah uji linearitas regresi (Ating Somantri dan Sambas Ali
Muhidin, 2006: 296):
1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:
JK reg(a) = (ΣY)2
n
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:
4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:
JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:
RJKreg(a) = JK reg (a)
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:
RJKreg(a) = JKreg (b/a)
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil
sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
JKTC = JKres – JKE
10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
RJKTC = JKTC
K – 2
11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
RJKE = JKE
N – k
12.Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC
RJKE
13.Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.
14.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %
15.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.
3.9 Teknik Analisis Data
Menurut Uep dan Sambas (2011:158), analisis data adalah: “upaya
mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data
tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab
masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”. Teknik analisis data dalam
penelitian, dibagi menjadi dua yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik
analisis data inferensial (Uep dan Sambas, 2011:159).
Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikan
data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik
(statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah
atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan
data.
b) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrumen pengumpulan data.
c) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap
pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut
Variabel-Variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode
atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang
ada.
d) Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk
penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel
rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun
tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Skoring
Responden Skor Item Total
1 2 3 4 5 6 ... N
1. 2. N
Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam
3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif
Teknik analisis data menurut Uep dan Sambas (2011:158) yaitu :
Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah
no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran kualitas lingkungan belajar
siswa, dan untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran siswa
kelas XI Administras Perkantoran. Termasuk dalam teknik analisis data statistik
deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase,
frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,
digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang
diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama
sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut :
Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 - 1 = 4
Lebar Interval = Rentang/banyaknya interval = 4/5 = 0,8
Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1; interval kedua memiliki
memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2.
Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.6
Kriteria Penafsiran Deskripsi
Rentang Penafsiran
X Y
1 – 1,7 Sangat tidak kondusif Sangat tidak efektif
1,8 – 2,5 Tidak kondusif Tidak efektif
2,6 – 3,3 Cukup kondusif Cukup efektif
3,4 – 4,1 Kondusif Efektif
4,2 – 5 Sangat kondusif Sangat efektif
Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert Skala 5 (Sambas dan Maman, 2007:146)
Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala interval seperti yang
dijelaskan dalam operasional variabel. Dan pengujian hipotesis menggunakan
teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval.
3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk
data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data
nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris
karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu
untuk mengetahui adakah pengaruh lingkungan belajar terhadap efektivitas
pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1
Bandung.
Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka
perubahan nilai Variabel dependen bila nilai Variabel independen dinaikkan atau
diturunkan nilainya.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan
statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test dan F-test terhadap
koefisien regresi.
3.10 Uji Hipotesis
Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:78) menyatakan
bahwa “Hipotesis merupakan pernyataan (jawaban) sementara terhadap masalah
yang telah dirumuskan”. Hipotesis bersifat sementara, maka harus dilakukan
pengujian untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis itu diterima atau
ditolak. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan model statistik parametrik
analisis regresi dimaksudkan untuk mempelajari hubungan linier antara dua
variabel. Model regresi linier sederhana :Ŷ= a + bX
Dimana : Ŷ : variabel tak bebas (nilai duga)
a : penduga bagi intersap (α)
b : penduga bagi koefisien regresi (β)
dan
Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai berikut :
: β = 0 : Tidak terdapat pengaruh positif lingkungan belajar terhadap
efektivitas pembelajaran.
: β≠ 0 : Terdapat pengaruh positif lingkungan belajar terhadap efektivitas
pembelajaran.
2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji
F, yaitu:
Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Menghitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus :
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a , dengan rumus:
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan
rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan
rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan
rumus:
3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk
dbreg = 1 dan dbres = n-2
4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)
Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antaran lingkungan belajar terhadap
efektivitas pembelajaran.
5. Membuat kesimpulan. (Somantri dan Muhidin, 2006:246)
Langkah - langkah uji keberartian regresi di atas dapat disederhanakan dalam
sebuah tabel anova sebagai berikut :
Tabel 3.7 Analisis of Varians
Sumber Variasi Dk JK KT F
Total N ∑Y2 - -
Koefisien (a) 1 JK(a) RJK(a)
Regresi (b/a) 1 JK(b/a) RJK(b/a)=S2reg
Sisa N-2 JKres RJKres =S2res
Koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan korelasi product
moment. Ini digunakan untuk mengetahui derajat keeratan dua variabel yang
memiliki skala pengukuran interval. Koefisien korelasi product moment diperoleh
dengan rumus :
(Ating Somantri & Sambas Ali M, 2006:231)
Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y. Nilai
koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: - 1 < r < + 1. Tanda positif
berarti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y,
dan begitu pula sebaliknya.
Jika nilai r = + 1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat dan positif.
Jika nilai r = - 1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat dan negatif.
Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak
ada sama sekali atau sangat lemah.
Tabel Interpretasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 3.8
Batas-batas Nilai r (korelasi)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Tinggi
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel bebas
terhadap variabel terikat maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan
rumus sebagai berikut :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran kualitas lingkungan fisik yang ditunjukkan dengan hasil penelitian
didapat bahwa lingkungan fisik kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK
Pasundan 1 Bandung yang meliputi indikator: (1) Penerangan, (2) Akustik dan
mutu suara, (3) Suhu, (4) Keluwesan duduk, dan (5) Kepadatan, secara
statistik berada kategori Kondusif.
2. Gambaran tingkat efektivitas pembelajaran siswa yang ditunjukkan dengan
hasil penelitian didapat bahwa efektivitas pembelajaran siswa kelas XI
Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1
Bandung yang meliputi indikator: (1) Melibatkan siswa secara aktif, (2)
Menarik minat dan perhatian siswa, (3) Membangkitkan motivasi siswa, (4)
Prinsip individulitas, (5) Peragaan dalam pengajaran, secara statistik berada
dalam kategori Cukup Efektif.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa lingkungan fisik memiliki
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk kepada skor rata-rata setiap
indikator, saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki skor
rata-rata terendah di antara indikator yang lain untuk masing-masing variabel.
Berdasarkan hal tersebut saran yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut:
1. Pada variabel lingkungan fisik, hasil perhitungan dengan skor rata-rata
menunjukkan indikator akustik dan mutu suara memiliki skor terendah
dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil terebut salah
satu upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik adalah dengan
melakukan hal-hal sebagai berkut:
a. Menigkatkan volume suara guru pada saat memberikan materi agar seluruh
siswa dapat menerima dengan baik materi yang disampaikan.
b. Meminimalisasi keributan di luar kelas yang akan mengganggu
konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Pada variabel efektivitas pembelajaran, hasil perhitungan dengan skor
rata-rata menunjukkan indikator membangkitkan motivasi siswa memiliki skor
terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil terebut
salah satu upaya untuk meningkatkan tingkat efektivitas pembelajaran adalah
dengan melakukan hal-hal sebagai berkut:
a. Meningkatkan motivasi siswadengan menyampaikan tujuan yang jelas.
Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu maka akan
b. Meningkatkan motivasi siswa dengan memberikan penghargaan kepada
siswa yang berprestasi yang akan mendorong tingkah laku siswauntuk
terus berprestasi.
3. Lingkungan fisik berpengaruh positif terhadap efektivitas pembelajaran siswa
maka dari itu sekolah harus bisa menciptakan suatu lingkungan belajar yang
nyaman secara fisik, mental dan emosional demi tercipta suatu efektivitas
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
________________. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Baharuddin. (2009). Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Iskandar, Zulrizka. (2012). Psikologi Lingkungan: Teori dan Konsep. Bandung: PT Refika Aditama.
Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
Jensen, Eric. (2010). Guru Super dan Super Teaching (Alih Bahasa: Benyamin Molan). Jakarta: PT Index.
Kaufeldt dalam Maya, Martha.(2008). Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: PT Index.
Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah konsep, strategi, dan implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
__________. (2011). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mustaqim dan Abdul Wahid. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Riduwan dan Akdon. (2009). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rivai, Ahmad dan Nana Sudjana. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sadiman, S. Arief. (2011). Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet.
____________. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Saroni, Muhammad. (2006). Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Somantri, A. dan Sambas A. Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Mudihin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.
Sugiyono.(2008). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumber Penelitian yang Sudah Dipublikasikan
Yanti Mulyantikasari. (2012). Pengaruh Lingkungan Belajar dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Stenografi Di SMK Pasundan 3 Bandung. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Rahminisa, Lussy. (2012). Pengaruh Penguasaan Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Efektivitas Pembelajaran Di SMK Bisnis Dan Manajemen Kab.Kuningan. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Tiarno, Wahyu Erian. (2012). Pengaruh Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Kiansantang Bandung. Skripsi. Jurusan Administrasi Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Tidak diterbitkan.
Sumber Internet
Skinner, Don. (2010). Effective Teaching and Learning in Practice. New York:
Continuum International Publishing Group.
(http://books.google.co.id/books/about/Effective_Teaching_and_Learning _in_Pract.html?id=8dNHLy_vJnIC&redir_esc=y , diakses 22 Juli 2013)
Kristiadi, Daniel David. (2012). Menciptakan Lingkungan