Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA
PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS
QUANTITATIVE LITERACY
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Rifki Survani
1201392
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER (S2)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN TESIS
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA
PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS
QUANTITATIVE LITERACY
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I,
Dr. Rer. Nat. Adi Rahmat, M.Si
NIP. 196512301992021001
Pembimbing II,
Dr. Ana Ratna Wulan M.Pd
NIP. 197404171999032001
Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Biologi
Dr. H. Riandi, M.Si
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II COGNITIVE LOAD DAN QUANTITATIVE LITERACY DAN ANATOMI TUMBUHAN ... 9
A. Cognitive Load Therory (Teori Beban Kognitif) ... 9
1. Intrinsic cognitive load ... 14
2. Extraneous cognitive load ... 15
3. Germane cognitive load ... 16
4. Mengurangi Cognitive load ... 19
B. Literasi Kuantitatif dalam Pembelajaran ... 22
C. Tinjauan Perkuliahan Anatomi Tumbuhan Berbasis Literasi Kuantitatif ... 30
D. Tinjauan Konsep Esensial Anatomi Tumbuhan ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 69
A. Metode Penelitian ... 69
B. Definisi Operasional ... 69
C. Prosedur Penelitian ... 70
D. Istrumen Penelitian ... 74
E. Teknik Pengumpulan Data ... 75
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 78
A. Hasil ... 78
1. Analisis Informasi ... 79
2. Usaha Mental ... 80
3. Kemampuan Kuantitatif ... 80
4. Beban Kognitif Pada Setiap Fase Perkuliahan ... 81
B. Pembahasan ... 90
1. Beban Kognitif pada Fase I ... 91
2. Beban Kognitif pada Fase II ... 95
3. Beban Kognitif pada Fase III ... 102
4. Beban Kognitif Selama Satu Semseter ... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 111
A. Kesimpulan ... 111
B. Saran ... 112
DAFTAR PUSTAKA ... 114
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Rubrik Penilaian Literasi Kuantitatif ... 23
2.2. Kerangka analisis dimensi kompetensi kuantitatif ... 27
2.3. Komponen sel tumbuhan ... 34
3.1. Intrepretasi koefisien korelasi ... 77
4.1. Koefisien korelasi analisis informasi dengan usaha mental pada fase 1 ... 81
4.2. Rata-rata nilai fase 1 ... 82
4.3. Koefisien korelasi antara rata-rata analisis informasi, usaha mental dan test unit 1 ... 82
4.4. Koefisien korelasi analisis informasi dengan usaha mental pada fase 2 ... 83
4.5. Rata-rata nilai fase 2 ... 84
4.6. Koefisien korelasi antara rata-rata analisis informasi, usaha mental dan Test Unit 2 ... 84
4.7. Koefisien korelasi analisis informasi dengan usaha mental pada fase 3 ... 86
4.8. Rata-rata nilai fase 3 ... 86
4.9. Koefisien korelasi antara rata-rata analisis informasi, usaha mental dan test unit 3 ... 87
4.10. Rata-rata nilai satu semester ... 88
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Bentuk kristal ... 36
2.2. Stoma ... 38
2.3. Tipe stomata pada dikotil ... 39
2.4. Tipe trikoma ... 41
2.5. Berbagai bentuk sel parenkim ... 42
2.6. Jenis-jenis noktah pada dinding sel ... 45
2.7. Kolenkim yang tampak pada pengaatan sayatan melintang ... 48
2.8. Kolenkim pada sayatan melintang petiolus bit ... 48
2.9. Tipe-tepe kolenkim ... 50
2.10. Tipe-tipe sel Sklereid ... 52
2.11. Penebelan sekunder pada trakea ... 55
2.12. Tipe-tipe noktah ... 56
2.13. Penampang melintang daun ... 66
3.1. Bagan Alur Penelitian ... 70
4.1. Beban perkuliahan anatomi tumbuhan berbasis quantitative literacy ... 78
4.2. Korelasi analisis informasi dan kemampuan kuantitaitf fase dua ... 85
4.3. Korelasi analisis informasi dan kemampuan kuantitatif fase tiga ... 88
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Biologi ialah ilmu alam tentang makhluk hidup atau kajian saintifik
tentang kehidupan. Sebagai ilmu, biologi mengkaji berbagai persoalan yang
berkaitan dengan berbagai fenomena kehidupan makhluk hidup pada berbagai
tingkat organisasi kehidupan dan tingkat interaksinya dengan faktor
lingkungannya pada dimensi ruang dan waktu. Biologi sebagai bagian dari sains
terdiri dari produk dan proses. Produk biologi terdiri atas fakta , konsep, prinsip,
teori, hukum dan postulat yang berkait dengan kehidupan makhluk hidup beserta
interaksinya dengan lingkungan. Dari segi proses maka Biologi memiliki
ketrampilan proses yaitu, mengamati dengan indera, menggolongkan atau
mengelompokkan, menerapkan konsep atau prinsip, menggunakan alat dan bahan,
berkomunikasi, berhipotesis, menafsirkan data, melakukan percobaan, dan
mengajukan pertanyaan.
Pada dasarnya pembelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa
dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan memahami konsep
ataupun fakta secara mendalam. Biologi memiliki bidang kajian yang luas. Kajian
biologi mencakup biosfer yang sangat luas hingga sel yang sangat kecil
(mikroskopis). Berbagai temuan dan fenomena biologi banyak dipelajari sebagai
fakta kualitatif, padahal dapat pula dipelajari dengan cara dikuantitatifkan
sehingga memudahkan untuk mengembangkan berbagai kompetensi (Supriatno,
2013). Oleh karena itu pendidikan harus mampu menyiapkan peserta didik agar
dapat memahami dan menggunakan literasi kuantitatif.
Permasalahan dalam pengajaran biologi saat ini yaitu mahasiswa tingkat
S1 lebih menganggap biologi sebagai mata kuliah hapalan. Hal ini terlihat ketika
mereka dituntut untuk mengingat ciri, bentuk, persamaan, perbedaan, dan
2
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemampuan mahasiswa biologi masih terbatas dari kemampuan menghapal dan
mendeskripsikan konsep yang diajarkan, tidak pada kemampuan memahami
literasi kuantitatif. Di lapangan ditemukan masih banyak siswa yang tidak bisa
membaca tabel, menginterpretasikan data melalui grafik, dan melakukan konversi
satuan (Harrell, 1999). Speth et al (2010) juga melakukan penelitian mengenai
literasi kuantitatif dalam pengantar biologi. Hasil penelitian menginformasikan
bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan
perhitungan sederhana, mempresentasikan data dalam grafik, dan
mengartikulasikan data menjadi argumen.
Penelitian yang dilakukan oleh Speth, et al. (2010) menunjukkan bahwa
mayoritas siswa di Amerika Serikat lulus dengan keterampilan kuantatif yang
rendah. Padahal tuntutan ilmu biologi pada abad 21 diharapkan berkembang
menjadi sains kuantitatif. Menurut Hustings (2002) bahwa pada abad ke 21 ini,
literasi dan numerasi akan menjadi aspek yang tidak dapat dipisahkan pada orang
berpendidikan terutama mahasiswa. Agar menjadi efektif, keterampilan numerasi
harus diajarkan dan dipelajari dalam situasi nyata dan pada konsep apapun di
dalam sains (Steen, 2001). Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa
mahasiswa biologi harus memiliki kemampuan pengoperasian matematika,
pengukuran, dan pemodelan ketika dihadapkan pada persoalan-persoalan di situasi
nyata ketika belajar biologi. Selain itu, terdapat beberapa elemen yang harus
dimiliki oleh mahasiswa biologi, di antaranya adalah keterampilan dalam
berhitung, memecahkan masalah, dan kemampuan berkomunikasi dan terampil
dalam mengolah data kuantitatif (Hamzah, 2009).
Literasi kuantitaif adalah kemampuan untuk mengendalikan situasi atau
menyelesaikan sebuah masalah dalam praktek, dan melibatkan informasi
kuantitatif (matematika dan statistika) yang bisa dimunculkan secara verbal,
grafik, tabel, atau formulasi simbol. Hal tersebut membutuhkan aktifasi
pengetahuan yang sesuai, sikap, dan proses. Literasi kuantitatif dapat dilihat
ketika diekspresikan dalam komunikasi, tulisan, oral maupun mode visual (Frith,
3
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengembangkan sikap ilmiah yang tinggi dan membuat sebuah hipotesis maupun
kesimpulan berdasarkan data, sehingga literasi kuantitatif dapat juga disebut
sebagai alat untuk berpikir (Steen, 2001). Literasi kuantitatif sangat penting untuk
para calon sarjana biologi di masa depan yang diharuskan untuk
menginterpretasikan informasi numerik, dan klaim berbasis data mengenai hampir
setiap aspek kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi kebutuhan quantitative literacy dalam pengajaran
biologi, tidak hanya pada genetika saja akan tetapi pada konsep lainnya juga
seperti anatomi tumbuhan yang sudah dianggap sebagai konsep hapalan, maka
perlu untuk dimasukkan konsep-konsep kuantitatif pada bahan ajar biologi pada
konsep anatomi tumbuhan berbasis quantitative literacy. Hasil dari angket
menunjukkan hanya 1,4% mahasiswa biologi yang berpendapat bahwa anatomi
tumbuhan juga dapat digunakan sebagai contoh untuk menjelaskan matematika
sedangkan yang terbanyak adalah genetika. Hasil angket lain menyatakan
sebanyak 93% mahasiswa biologi berpendapat bahwa konsep adalah salah satu
aspek yang paling sering dinilai dalam perkuliahan anatomi tumbuhan.
Mahasiswa biologi terbiasa dilatih untuk hanya mengidentifikasi beberapa
karakteristik tertentu ketika melakukan praktikum anatomi tumbuhan, beberapa
diantaranya adalah 95,8% bentuk sel, 90,1% letaknya di dalam jaringan/organ,
78,9% bentuk penebalan, 63,4% fungsi, 62% komponen penyusun, dll.
Sedangkan, aspek lainnya yang mengharuskan siswa memiliki keterampilan
literasi kuantitatif pada perkuliahan anatomi tumbuhan tidak pernah terukur,
misalnya distribusi sel per satuan luas pengamatan, frekuensi sel, dan diameter sel
sebenarnya.
Penerapan literasi kuantitatif dalam konsep anatomi tumbuhan dapat
dilakukan secara efektif melalui penyusunan bahan ajar berbasis quantitative
literacy, sehingga mahasiswa biologi diharapkan dapat menguasai kemampuan
kuantitatif literasi. Pada mata kuliah anatomi tumbuhan pembelajaran
menggunakan literasi kuantitatif dapat dikatakan baru, sehingga bisa diasumsikan
4
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilatih untuk hanya mengidentifikasi beberapa karakteristik tertentu ketika
melakukan praktikum seperti bentuk sel, letak organel sel atau sel di dalam
jaringan, dan bentuk penebalan. Sedangkan dalam kuantitatif literasi mahasiswa
dituntut untuk memiliki keterampilan mengetahui distribusi sel per satuan luas
pengamatan, frekuensi sel, diameter sel sebenarnya. Hal ini tentu memberikan
tugas tambahan dan tentu saja tuntutan serta beban belajar mahasiswa akan
bertambah pula. Beban belajar atau beban kognitif mahasiswa yang bertambah ini
tentu akan mempengaruhi hasil belajar dan ketercapaiannya pada mata kuliah
anatomi tumbuhan.
Ketika seseorang mempelajari informasi yang baru, maka informasi yang
didapat tersebut akan diproses dalam memori kerjanya (working memory) (Matlin,
2009). Working memory bekerja dalam keadaan sadar dan dapat memproses
informasi dengan cepat, namun memiliki kapasitas yang terbatas (Paas, 2003).
Jumlah potongan informasi yang dapat diproses dalam working memory seseorang
yaitu sebanyak tujuh potongan informasi (plus, minus two). Hal ini dikenal
dengan the magic of seven (plus, minus two) (Matlin, 2009). Selain terbatasnya
jumlah informasi yang dapat diproses, lamanya informasi baru yang dapat
disimpan dalam working memory hanya sekitar 20 detik (Merrienboer dan
Sweller, 2005). Terbatasnya jumlah informasi waktu pada working memory hanya
terjadi pada informasi yang bersifat baru.
Jika seseorang memproses suatu informasi baru maka ia akan memanggil
informasi yang dapat membantu memproses informasi tersebut pada memori
jangka panjangnya (long term memory) (Mayer and Moreno, 2003). Namun jika
tidak terdapat informasi yang cukup relevan pada long term memory, working
memory seseorang tidak mampu memproses informasi baru yang diterimanya
tersebut. Hal ini dikarenakan terlalu banyaknya informasi yang harus diproses.
Jika hal ini terjadi maka dapat mengakibatkan kelebihan beban kognitif pada
working memory dan kegagalan proses belajar pun dapat terjadi (Merriënboer and
5
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beban kognitif atau cognitive load adalah sebuah teori instruksional yang
berawal dari sebuah ide pada memori kerja kita yang dibatasi dengan respon
terhadap sejumlah informasi yang dapat diterima dan sejumlah operasi yang dapat
ditampilkan oleh informasi tersebut. Hal itu berarti seorang pelajar (learner) dapat
mendukung penggunaan memori kerja tersebut secara efisien, terutama saat
mempelajari tugas atau pekerjaan yang sulit (Paas et al., 2003). Cognitive load
mahasiswa biologi pada perkuliahan anatomi tumbuhan berbasis quantitative
literacy mungkin bervariasi dan fluktiatif. Cognitive load tersebut dapat berasal
dari bagaimana memori kerja tiap mahasiswa memproses informasi yang
didapatnya di dalam working memory (intrinsic cognitive load) ataupun dari
proses pembelajarannya itu sendiri (extraneous cognitive load). Serta bagaimana
mahasiswa mengonstruk dan menggunakan skema pengetahuan yang didapatnya
(germane load).
Pada penelitian ini cognitive load yang diamati adalah cognitive load
mahasiswa pada perkuliahan anatomi tumbuhan. Dalam hal ini perkuliahan
anatomi tumbuhan sudah mulai mengembangkan pemberlajaran yang berbasis
quantitative literacy. Ruang lingkup materi yang dipelajari pada mata kuliah
anatomi tumbuhan melingkupi sel hingga organ tumbuhan. Sel dan jaringan
merupakan dasar dalam memahami kinerja yang terjadi pada kajian dalam
perkuliahan bioteknologi, biologi molekuler, fisiologi dan ekologi. Perkembangan
struktur sel, jaringan, organ vegetatif, organ organ reproduktif tumbuhan
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan tahap perkembangannya.
Variabel-variabel dalam perkembangan anatomi tumbuhan dapat diungkap dari segi
kualitatif dan kuantitatif, demikian pula faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Untuk mengungkap dari segi kuantitatifnya mahasiswa perlu dibekali dengan
kemampuan kuantitatif.
Tidak semua mahasiswa dapat langsung menguasai dan menerapkan
kemampuan kuantitatif dalam pengamatan. Perlu adanya pelatihan dan
pembiasaan terlebih dahulu. Terlebih adanya tambahan tuntutan tugas pada mata
6
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan awal (prior knowledge) yang cukup
pada perkuliahan anatomi tumbuhan. Adanya prior knowledge yang didapat dari
mata kuliah biologi umum diharapkan dapat membantu untuk memproses
informasi pada perkuliahan anatomi tumbuhan dan tidak terlalu membebani
working memory mahasiswa.
Bertambahnya tuntutan tugas pada mata kuliah anatomi tumbuhan perlu
diperhatikan juga kondisi mahasiswanya. Kondisi yang perlu diperhatikan
terutama pada beban kognitif mahasiswa. Beban kognitif tidak hanya diakibatkan
oleh kompleksitas suatu materi, namun juga dapat diakibatkan oleh proses
perkuliahan anatomi tumbuhan. Perlu juga dilihat dan dianalisis komponen dalam
proses perkuliahan yang dapat meningkatkan atau menurunkan beban kognitif
dalam perkuliahan anatomi tumbuhan.
Selain mengamati dan menganalisis cukup atau tidaknya prior knowledge
yang dimiliki oleh mahasiswa serta proses perkuliahan, perlu juga dianalisis
kemampuan mahasiswa dalam mengonstruk pengetahuan. Apakah mahasiswa
mampu untuk membuat skema pengetahuan baru yang membantu memahami
mata kuliah anatomi tumbuhan baik kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan
uraian tersebut komponen cognitive load yang diamati pada penelitian ini yaitu
berupa kemampuan memproses informasi (intrinsic cognitive load), usaha mental
yang dibutuhkan selama proses perkuliahan (extraneous cognitive load), maupun
kemampuan mahasiswa membentuk skema pengetahuan (germane cognitive
load). Berdasarkan hubungan antara ketiga komponen cognitive load tersebut
dapat diketahui bagaimana cognitive load pada mata kuliah anatomi tumbuhan
berbasis quantitative literacy.
2. Rumusan Masalah
7
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimana intrinsic cognitive load mahasiswa biologi pada perkuliahan
anatomi tumbuhan yang berbasis quantitative literacy?
b. Bagaimana extraneous cognitive load mahasiswa biologi pada perkuliahan
anatomi tumbuhan yang berbasis quantitative literacy?
c. Bagaimana germane cognitive load mahasiswa biologi pada perkuliahan
anatomi tumbuhan yang berbasis quantitative literacy?
d. Bagaimana hubungan antara ketiga komponen Cognitive Load mahasiswa
biologi pada perkuliahan anatomi tumbuhan yang berbasis quantitative
literacy?
3. Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan, maka pokok
permasalahan yang akan diteliti dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut :
a. Intrinsic cognitive load pada perkuliahan anatomi tumbuhan yang berbasis
quantitiative literacy digambarkan melalui skor atau nilai kemampuan
mahasiswa dalam memproses informasi yang terdapat pada LKM yang
diperoleh dalam kegiatan praktikum anatomi tumbuhan.
b. Extraneous cognitive load pada perkuliahan anatomi tumbuhan yang berbasis
quantitative literacy digambarkan melalui skor atau nilai usaha mental
mahasiswa pada angket yang diperoleh selama kegiatan praktikum anatomi
tumbuhan.
c. Germane cognitive load pada perkuliahan anatomi tumbuhan yang berbasis
quantitiative literacy digambarkan melalui skor atau nilai kemampuan
kuantitatif dan kualitatif mahasiswa yang diperoleh melalui Test Unit pada
akhir setiap fase perkuliahan.
8
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis cognitive load dan
komponen cognitive load mahasiswa biologi pada perkuliahan anatomi tumbuhan
yang berbasis quantitative literacy.
5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada
berbagai pihak, diantaranya:
a. Dapat memberikan suatu masukan dalam penyusunan bahan ajar beserta
perangkatnya dengan menggunakan hasil temuan dari cognitive load
mahasiswa biologi pada perkuliahan anatomi tumbuhan yang menggunakan
Quantitative Literacy.
b. Memberikan suatu masukan dalam upaya menurunkan cognitive load pada
mata kuliah anatomi tumbuhan berbasis quantitative literacy berdasarkan
hubungan dan keterkaitan antara intrinsic load, extraneous load, dan germane
load.
c. Dapat memberikan suatu masukan dalam mata kuliah prasyarat dalam
meningkatkan prior knowledge yang dibutuhkan pada mata kuliah anatomi
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban kognitif mahasiswa
biologi pada perkuliahan anatomi tumbuhan yang berbasis quantitative literacy.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adala metode deskriptif (Sukmadinata,
2011). Pada metode ini tidak dilakukan perlakuan sama sekali terhadap objek
penelitian.
B. Definisi Operasional
Agar dapat menghindari beberapa kesalahan dalam menafsirkan beberapa
istilah yang digunakan, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif dan operasional.
Cognitive load, merupakan beban atau muatan kognitif mahasiswa dalam
perkuliahan anatomi tumbuhan yang berbasis quantitative literacy. Ada tiga
komponen cognitive load yang diukur pada penelitian ini. Tinggi dan rendahnya
cognitive load mahasiswa dilihat dilihat berdasarkan hubungan antara ketiga
komponen tersebut.
1. Intrinsic cognitive load (ICL) pada penelitian ini digambarkan melalui skor
atau nilai kemampuan mahasiswa dalam memproses informasi yang didapat
dari hasil kinerja pada lembar kerja (work sheet) perkuliahan anatomi
tumbuhan yang berbasis quantitative literacy. ICL digambarkan terbalik
dengan kemampuan analisis informasi, ketika kemampuan analisis informasi
tinggi ICL rendah, dan ketika kemampuan analisis informasi rendah ICL
tinggi.
2. Extraneous cognitive load pada penelitian ini digambarkan melalui skor atau
70
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap pembelajaran yang berlangsung maupun bahan ajar yang digunakan
pada perkuliahan anatomi tumbuhan yang berbasis quantitative literacy.
3. Germane cognitive load pada penelitian ini digambarkan melalui skor atau
nilai kemampuan kuantitatif dan kualitatif berdasarkan test unit di akhir setiap
fase perkuliahan anatomi tumbuhan yang berbasis quantitative literacy.
C. Prosedur Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah, tujuan
utama penelitian ini adalah mengetahui cognitive load mahasiswa biologi pada
perkuliahan anatomi tumbuhan yang berbasis quantitative literacy. Untuk
memperjelas penelitian yang dilakukan, disajikan langkah-langkah utama yang
ditempuh dalam bentuk alur penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1
Pengukuran
extraneous load
Kajian indikator quantitative
literacy
Kajian penelitian terkait
quantitative literacy dan cognitive load
Panduan pengukurancognitive load
Pengembangan instrumen pengukuran
cognitive load
validasi
revisi
kesimpulan Analisis data temuan
penelitian dan
pembahasan
Akhir perkuliahan Proses
Perkuliahan
Pengukuran
germane load
Awal perkuliahan Pengukuran
71
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
Berdasarkan alur penelitian pada bagan di atas, penelitian ini diawali
dengan mengkaji indikator dan konsep pada penelitian-penelitan yang terkait
dengan literasi kuantitatif. Indikator ini diturunkan berdasarkan kebutuhan dari
konsep anatomi tumbuhan, sedangkan konsep diturunkan berdasarkan indikator.
Indikator dan konsep yang telah disusun selanjutnya divalidasi kesesuaiannya
oleh dosen ahli. Indikator dikaji kesesuaiannya dengan kemampuan literasi
kuantitatif, dan konsep dikaji kesesuaiannya dengan indikator. Indikator ini
kemudian digunakan untuk mengukur cognitive load mahasiswa.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengamatan dan pengambilan data
selama perkuliahan. Perkuliahan dikakukan dengan menggunakan metode
cooperatif learning tipe Two Stray Two Stay yang sedang dikembangkan oleh Eni
Nuraeni, M.Pd. (2013). Secara garis besar perkuliahan anatomi tumbuhan dibagi
menjadi tiga fase. Fase pertama yaitu berupa materi pengenalan berupa
penggunaan alat dan jaringan dermal. Fase dua mulai memasuki materi yang
cukup kompleks yaitu jaringan dasar dan pembuluh. Fase tiga yaitu
menggabungkan ketiga jaringan pada tumbuhan pada pengamatan organ (batang,
akar dan daun).
1. Fase Satu
Fase 1 merupakan fase pengenalan terhadap mata kuliah anatomi
tumbuhan. Pada fase ini termasuk pembagian kelompok dan tugas tiap pertemuan.
Selain itu penekanan yang lebih penting pada fase 1 ini yaitu latihan penggunaan
mikroskop. Latihan ini dimaksudkan untuk membiasakan mahasiswa dalam
menggunakan mikroskop sebagai alat bantu pengamatan pada perkuliahan
anatomi tumbuhan selanjutnya. Dalam latihan penggunaan mikroskop mahasiswa
72
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daun Rhoeo discolor. Selanjutnya mahasiswa juga berlatih untuk mengidentifikasi
karakteristik baik kualitatif maupun kuantitatif dari preparat yang mereka amati.
Mempresentasikan hasil pengamatan juga perlu dibiasakan agar mahasiswa dapat
menyampaikan data hasil pengamatan kepada kelompok yang lain dengan baik.
2. Fase Dua
Pelatihan pada fase 1 dilakukan agar mahasiswa sudah terbiasa pada fase
2. Pada fase 2 ini mahasiswa harus sudah bisa menggunakan mikroskop sebagai
alat bantu pengamatan dan membuat preparat segar yang dapat diamati dengan
baik. Mahasiswa sudah mulai dituntut untuk bekerja secara mandiri dalam
kelompoknya. Meminta bantuan kepada dosen dan asisten praktikum dilakukan
jika ada hal yang benar-benar tidak dimengerti oleh mahasiswa. Materi pada fase
2 mencakup jaringan dasar (parenkim, aerenkim dan stereom), jaringan pembuluh
(xilem, floem serta tipe ikatan pembuluh).
Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu menggunakan metode
kooperatif dimana mahasiswa melakukan secara berkelompok. Mahasiswa dibagi
menjadi enam kelompok dengan anggota kelompok dipilih secara acak. Setiap
mahasiswa diminta bekerja secara berkelompok dalam melakukan pengamatan.
Pembagian tugas pengamatan diatur oleh kelompok masing masing. Hal ini agar
mahasiswa dapat membagi tugas sesuai dengan kemampuannya dan bekerja sama
dengan anggota kelompoknya.
Untuk mengefisiensikan waktu, tugas pengamatan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu tiap tiga kelompok melakukan pengamatan yang berbeda. Setiap
kelompok diberikan waktu yang sama untuk melakukan kegiatan pengamatan.
Setelah waktu yang diberikan habis, beberapa mahasiswa dalam kelompoknya
diminta untuk mengunjungi (delegasi) kelompok lain untuk meminta data hasil
pengamatan kelompok lain. Anggota kelompok yang lain tinggal di tempatnya
masing-masing untuk menjelaskan hasil pengamatan kepada anggota kelompok
73
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anatomi tumbuhan. Selain untuk mengefisiensikan waktu dan preparat yang
diamati, metode ini juga dilakukan untuk melatih mahasiswa menjelaskan hasil
pengamatannya kepada anggota kelompok yang lain dan juga untuk melatih
mahasiswa memahami hasil pengamatan kelompok lain.
Pengantar perkuliahan pada tiap materi dilakukan oleh dosen sebelum
kegiatan pengamatan berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk memeriksa
kesiapan dan pengetahuan awal mahasiswa. Setelah melakukan kegiatan
pengamatan, beberapa orang perwakilan dari tiap kelompok mengunjungi
(delegasi) kelompok yang lain untuk meminta data hasil pengamatan bukan
interpretasi hasil pengamatan dari kelompok lain. Hal ini dilakukan agar
mahasiswa dapat menginterpretasikan sendiri data yang mereka peroleh. Anggota
kelompok lainnya bertugas untuk menjelaskan hasil pengamatan kepada
kelompok yang datang berkunjung. Di akhir perkuliahan mahasiswa harus dapat
menyampaikan dan menjelaskan hasil pengamatan yang mereka lakukan dan dari
data kelompok lain.
3. Fase Tiga
Materi pada fase tiga merupakan gabungan dari materi-materi sebelumnya,
membahas mengenai tiga organ utama pada tumbuhan (batang, akar dan daun).
Pada fase ini kegiatan perkuliahan masih menggunakan strategi pada fase dua.
Pengamatan pada organ tumbuhan melingkupi pengamatan sel dan jaringan
penyusunnya (dermal, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh). Materi-materi yang
didapatkan sebelumnya digunakan kembali sebagai prior knowledge untuk dapat
melakukan pengamatan dengan baik. Pada fase tiga diharapkan mahasiswa sudah
tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan dan dapat
menggabungkan pengetahuan yang mereka dapat secara utuh.
Pengamatan intrinsic cognitive load dilakukan pada awal perkuliahan dan
selama perkuliahan. Extraneous cognitive load diamati selama perkuliahan untuk
74
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mahasiswa. Pengukuran extraneous cognitive load menggunakan angket dan
dilakukan di akhir perkuliahan. Pengukuran germane cognitive load dilakukan
dengan melihat skor atau nilai mahasiswa pada assesmen yang menunjang
quantitative literacy. Pengukuran tersebut melalui tiga test unit yang dilakukan di
setiap akhir fase perkuliahan. Langkah-langkah yang telah dilakukan akan
menghasilkan data, yang selanjutnya dianalisis untuk dilakukan pembahasan
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data. Arikunto (2006) menyebutkan bahwa instrumen berfungsi
memperoleh data tentang sesuatu dibandingkan dengan standar satu ukuran yang
telah ditentukan. Instrumen penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini
adalah :
1. Angket
Angket digunakan untuk mengukur extraneous cognitive load mahasiswa
mengenai pengaruh kegiatan pembelajaran dan bahan ajar yang dikembangkan
terhadap kemampuan quantitative literacy mahasiswa. Sebelum digunakan,
angket yang dipakai divalidasi terlebih dahulu. Angket yang digunakan harus
memiliki Indikator yang sesuai dengan kemampuan literasi kuantitatif. Validasi
tersebut dilakukan oleh dosen ahli dengan mengisi instrumen lembar validasi
kesesuaian angket dengan indikator terhadap kemampuan literasi kuantitaitf.
2. Work Sheet (LKM)
Lembar kerja pada LKM digunakan untuk mengukur kemampuan analisis
memproses informasi yang disediakan dalam materi perkuliahan. Hasil dari
75
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu intrinsic cognitive load. Work Sheet yang digunakan harus memiliki
Indikator yang sesuai dengan kemampuan literasi kuantitatif. Validasi tersebut
dilakukan oleh dosen ahli dengan mengisi instrumen lembar validasi kesesuaian
angket dengan indikator terhadap kemampuan literasi kuantitaitf.
3. Test Unit
Test unit digunakan untuk mengukur kemampuan kuantitatif dan kualitatif
mahasiswa pada mata kuliah anatomi tumbuhan yang berbasis quantitative
literacy. Test unit diberikan pada setiap akhir fase perkuliahan (tiga kali test unit).
Hasil dari test unit digunakan untuk menggambarkan salah satu komponen dari
cognitive load yaitu germane cognitive load. Soal test unit disusun oleh dosen
mata kuliah anatomi tumbuhan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan selama satu semester pada
mahasiswa biologi kelas C semester II tahun ajaran 2013/2014 yang mengontrak
mata kuliah Anatomi Tumbuhan. Pada penelitian ini peneliti berperan sebagai
Participant-as-observer, dimana selain melakukan pengamatan untuk mengambil
data peneliti juga berpartisipan dalam proses perkuliahan sebagai asisten
praktikum.
Komponen beban kognitif mahasiswa yang diukur yaitu berupa analisis
informasi (yang menggambarkan intrinsic load), usaha mental (yang
menggambarkan Extraneous Load), dan kemampuan kuantitatif (yang
menggambarkan Germane Load). Beban kognitif mahasiswa pada mata kuliah
anatomi tumbuhan dapat diketahui berdasarkan hubungan antara ketiga komponen
beban kognitif yang diukur.
Pengumpulan data intrinsic cognitive load mahasiswa dilakukan melalui
skor atau nilai work sheet pada perkuliahan anatomi tumbuhan berbasis
76
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setiap perkuliahan anatomi tumbuhan. Perkuliahan anatomi tumbuhan terdiri dari
beberapa materi pokok yaitu jaringan dermal (epidermis), jaringan dasar
(parenkim), jaringan pembuluh (vascular), dan organ pada tumbuhan (akar,
batang dan daun). Materi tersebut dibagi menjadi 13 bahan ajar. Untuk bahan ajar
satu yang digunakan pada pertemuan pertama berupa pengenalan alat dan literasi
kuantitatif pada mahasiswa. Materi yang digunakan sebagai data pada penelitian
ini dimulai dari materi dua sampai materi 13. Nilai yang didapat dari LKM
merupakan kemampuan analisis informasi mahasiswa yang menggambarkan
intrinsic cognitive load.
Pengumpulan data extraneous cognitive load dilakukan melalui angket
yang diberikan kepada mahasiswa di setiap akhir perkuliahan anatomi tumbuhan
yang menggunakan quantitative literacy. Pengumpulan data extraneous cognitive
load ini dilakukan selama satu semester pada setiap materi yaitu dari materi dua
sampai materi 13. Skor yang didapatkan pada angket digunakan untk mengukur
usaha mental mahasiswa selama perkuliahan berlangsung. Usaha mental ini
menggambarkan keadaan extraneous cognitive load mahasiswa pada perkuliahan
anatomi tumbuhan berbasis quantitative literacy.
Data dari germane cognitive load didapat berdasarkan hasil test unit
(evaluasi) mahasiswa di akhir perkuliahan anatomi tumbuhan yang menggunakan
quantitative literacy. Test unit dilakukan sebanyak tiga kali, pada akhir fase satu,
akhir fase dua, dan akhir fase tiga. Test unit yang digunakan berupa soal untuk
mengetahui kemampuan mahasiswa terkait kuantitatif dan kualitatif (konsep)
anatomi tumbuhan. Pembagian ini didasarkan pada strategi perkuliahan yang
dikembangkan oleh Eni Nuraeni, M.Pd selaku dosen mata kuliah anatomi
tumbuhan.
Sama halnya dengan germane cognitive load, pengumpulan data intrinsic
cognitive load dan extraneous cognitive load dikelompokkan kedalam tiga fase.
Pembagian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ketiga komponen
77
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bebn kognitif tersebut dapat diketahui perkembangan beban kognitif mahasiswa
pada mata kuliah anatomi tumbuhan berbasis quantitative literacy pada setiap
fase. Selain pada akhir setiap fase, di akhir semester juga dilihat hubungan antara
ketiga komponen beban kognitif berdasarkan rata-rata nilai yang didapat selama
satu semester.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tidak terjaring
oleh angket yang diberikan kepada mahasiswa. Informsi tambahan lainnya berupa
kesan maupun pesan mahasiswa terhadap perkuliahan anatomi tumbuhan.
Wawancara ini dilakukan di sela-sela perkuliahan dan di akhir pertemuan.
F. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif dan
kuantitatif. Pengolahan data yang bersifat kuantitatif dilakukan melalui statistika
korelasi regresi untuk mencari hubungan dari ketiga kategori cognitive load.
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh. Nilai korelasi (r)
berkisar antar 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan
antara dua variabel semakin kuat, dan sebaliknya. Nilai positif menunjukkan
hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan
terbalik (X naik maka Y turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval
atau rasio. Penghitungan uji korelasi menggunakan software IBM SPSS Statistic
21.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.1 Intrepretasi koefisien korelasi
0,00 – 0,199 = sangat rendah
0,20– 0,399 = rendah
78
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,60 – 0,799 = kuat
0,80 – 1,000 = sangat kuat
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribsi intrinsic
cognitive load dan extraneous cognitive load terhadap germane cognitive load.
Data yang dianalisis dengan regresi merupakan data kuantitatif yang memiliki
skala pengukuran minimal interval. Uji regresi hanya dilakukan pada data yang memiliki korelasi signifikan (α < 0,05). Tujuan menggunakan analisis regresi ialah membuat estimasi besarnya kontribusi rata-rata dan nilai variabel terikat
dengan didasarkan pada nilai variabel bebas (Sugiyono, 2007). Pada penelitian ini
uji regresi dilakukan antara kemampuan analisis informasi mahasiswa (yang
menggambarkan intrinsic cognitive load) dengan kemampuan kuantitatif
mahasiswa (yang menggambarkan germane cognitive load).
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut ada tiga hubungan pada
komponen cognitive load yang dapat dijadikan sebagai acuan sederhana untuk
melihat adanya beban kognitif dalam pembelajaran:
1. ECL lebih tinggi dari ICL. Usaha yang lebih besar dibandingkan analisis
informasi yang didapatkan membuktikan bahwa terdapat beban kognitif yang
besar dalam pembelajaran.
2. ECL dan ICL memiliki korelasi yang positif. Kemampuan analisis informasi
yang didapatkan masih bergantung pada usaha mental yang dibutuhkan.
3. ECL dan GCL memiliki korelasi yang positif. Pada kasus ini hampir sama
dengan poin dua, dimana pembentukkan skema pengetahuan yang didaptkan
masih bergantung pada usaha mentalnya, bukan pada kemampuan analisis
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Intrinsic cognitive load mahasiswa pada mata kuliah anatomi tumbuhan
berbasis quantitative literacy mengalami fluktuasi pada setiap materi. Tinggi dan
rendahnya intrinsic cognitive load bergantung pada kompleksitas materi yang
diproses. Intrinsic cognitive load meningkat apabila kompleksitas materi
meningkat dan kemampuan analisis informasi menurun. Prior knowledge yang
relevan dapat membantu menurunkan intrinsic cognitive load dalam memproses
informasi.
Extraneous cognitive load mahasiswa pada mata kuliah anatomi tumbuhan
berbasis quantitative literacy hampir sama dengan kondisi intrinsic cognitive
load, yaitu mengalami fluktuasi pada setiap materi. Peningkatan dan penurunan
extraneous cognitive load bergantung pada seberapa besar usaha mental yang
digunakan oleh mahasiswa. Extraneous cognitive load meningkat apabila usaha
mental yang dibutuhkan untuk memproses informasi meningkat. Extraneous
cognitive load mengalami penurunan ketika mahasiswa sudah terbiasa dengan
proses perkuliahan yang berlangsung, dan juga sudah menguasai keterampilan
yang dibutuhkan dalam memproses informasi.
Germane cognitive load mahasiswa pada mata kuliah anatomi tumbuhan
berbasis quantitative literacy mengalami peningkatan pada setiap fase.
Peningkatan tersebut diakibatkan oleh menurunnya intrinsic cognitive load,
sehingga membantu memberikan ruang pada working memory untuk digunakan
dalam pembentukan skema pengetahuan. Hal tersebut membuat germane
cognitive load menjadi meningkat.
Hubungan antara ketiga komponen beban kognitif mengalami perubahan
pada satiap fase. Pada fase satu kemampuan analisis informasi dengan usaha
113
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan kuantitatif memiliki korelasi yang positif, walaupun korelasinya
rendah dan tidak signifikan. Pada fase dua kemampuan analisis informasi dengan
usaha mental memiliki korelasi negatif, walaupun termasuk rendah dan tidak
signifikan namun hasil ini menunjukkan adanya penurunan beban kognitif.
Kemampuan analisis informasi dengan kemampuan kuantitatif masih memiliki
korelasi positif, namun terjadi perubahan pada tingkat signifikansinya. Dengan
meningkatnya nilai signifikansi dapat diartikan beban kognitif pada fase dua
mengalami penurunan. Pada fase tiga yang mengalami perubahan yaitu nilai
signifikansi. Secara rata-rata selama satu semester korelasi antara kemampuan
anlisis informasi dengan usaha mental masih negatif, namun memiliki korelasi
yang rendah dan tidak terlalu signifikan (-0,235; α > 0,05). Rata-rata kemampuan
analisis dengan rata-rata kemampuan kuantitatif selama satu semester memiliki
korelasi positif yang kuat dan signifikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan temuan dari penelitian terkait ketiga komponen
cognitive load ada beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti kepada
peneliti lain, diantaranya:
1. Peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis mengenai pengukuran
Cognitive Load agar dapat menemukan solusi untuk menurunkan beban
kognitif terutama komponen beban kognitif extraneous cognitive load.
2. Menurunkan extraneous cognitive load dengan pemberian pelatihan
(pretraining) untuk mengurangi usaha mental dalam memproses informasi.
3. Peneliti yang akan melakukan penelitian terkait metode pemebelajaran
diharapkan dapat membuat desain pembelajaran yang dapat memberikan
tugas-tugas yang dapat mencapai tingkatan intrinsic cognitive load yang
cukup dan tidak berlebih, mampu menurunkan extraneous cognitive load,
114
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Memberikan prior knowledge yang relevan pada mata kuliah prasyarat
(Biologi umum) untuk mengurangi intrinsic cognitive load ketika memproses
informasi pada perkuliahan anatomi tumbuhan.
5. Penggunaan metode mnemonic pada beberapa konsep (istilah) untuk
menurunkan intrinsic cognitive load sehingga mempercepat terbentuknya
skema pengetahuan dan terorganisir di dalam long term memory.
6. Perlu adanya penelitian yang dapat mengukur secara nyata kontribusi pada
aspek lain selain kontribusi intrinsic cognitive load yang mempengaruhi
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Satuan Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Association of American College and Universities (AACU). (2010). Quantitative Literacy
Value Rubrick. [online] tersedia value@aacu.org
Borg R Walter; Gall Meredith D. (1989). Educational Research; An Introduction, Fifth
Edition; Longman.
Chandler, P., & Sweller, J. (1992). The split-attention effect as a factor in the design of
instruction. British Journal of Educational Psychology, 62(2), 233-246.
Everst, Ray. F. Esau’s Plant Anatomy. Third Edition. New York: Wiley
Frith, V. (2011). Towards Understanding the Quantitative Literacy Demands of a First-Year
medical Curriculum. AJHPE. 3, No. 1 Hal 19-23.
Garner, Stuart. (2002). “Reducing Cognitive Load on Novice Programmers”. Educational
Resources Information Center. 2-7.
Hamzah, M. Sahandri, G. Saifuddin, K.A. (2009). Generic Skills Need to Produce Human
Capital with “First Class Mentality”. European Journal of Social Sciences. 10, (1),
102-110.
Harrell. (1999). Improving the Quantitative Skills of Life Science Students Through General
Biology Reform (Supported by NSF Award DUE – 9752339 to the University of Tennesee). (online). Tersedia: www.tiem.utk.edu/-gross/bioed/poster.html. (16
November 2011).
Hidayat, B. Estiti. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Rahmat, A & Hindriana, A. F.. (2014). “Beban Kognitif Mahasiswa Dalam Pembelajaran
Fungsi Terintegrasi Struktur Tumbuhan Berbasis Dimensi Belajar”. Jurnal Ilmu
Pendidikan.
Hustings, A. (2002). Quantitative Biology for the 21st Century. Quantitative Environmental
116
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kalyuga, S. (2011). ”Informing: A Cognitive Load Perspective”. Informing Science: the
International Journal of an Emerging Transdiscipline. 14, 32-45.
Lufri. (2007). Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.
Matlin, Margaret W., (2009). Cognitive Psikology. New Jersy : John Wiley&Son, Inc
Minium, E. W., King, B. M., Bear, G. (1993). Statistical Reasoning In Psychology And
Education – Third Edition. Canada: John Wiley & Sons Inc.
Mayer, R. E., and Moreno, R. (2003). “Nine Ways to Reduce Cognitive Load in Multimedia
Learning. Educational Psychologist. 38, (1), 43-52.
Mayer, R. E., and Moreno, R. (2005). “The Cambridge Handbook of Multimedia Learning”.
Cambridge: Cambridge University Press.
Merriënboer, Van. J. J. G. and Sweller, John. (2005). ”Cognitive Load Theory and Complex
Learning: Recent Development and Future Direction”. Educational Psychology
Review. 17, 147-178.
Paas, F., Renkl, A., and Sweller, J. (2003). ”Cognitive Load Theory and Instructional Design:
Recent Development. Educational Psychologist. 38, (1), 1-4.
Paas, F., Tuovinan, J. E., Tabbers, H., and Van Gerven, P. W. M. (2003). ”Cognitive
Measurement as a Means to Advance Cognitive Load Theory”. Educational
Psychologist. 38, (1), 63-71.
Paas, F, Renkl, A. & Sweller, J (2004). Cognitive Load Theory: Instructional Implications of
the Interaction betweem Information Structures and Cognitive
Architecture. Instructional Science, 32(1 – 2), 1 – 8.
Quinnel, R and Eunice, W. (2007). Using intervention strategies to engage tertiary biology
students in their development of numeric skills”. Symposium presentation UniServe
Science Teaching and Learning Research Proceedings. 70-74.
Rustaman, N. (2002). Perencanaan dan Penilaian Praktikum di Perguruan Tinggi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Speth, A. L. et al. (2010). 1, 2, 3, 4 : Infusing Quantitative Literacy into Introductory
Biology. CBE – Life Sciences Education. 9. 323 – 332. Fall 2010.
Steen, L.A. (2001) MATHEMATICS and DEMOCRACY the Case for Quantitative Literacy.
The National Council on Education and the Disciplines.
117
Rifki Survani, 2014
PENGUKURAN COGNITIVE LOAD MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN YANG BERBASIS QUANTITATIVE LITERACY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Supriatno, B. (2013). Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum
Biologi Sekolah Berbasis Ancorb untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang
dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium. Disertasi. SPS UPI: Tidak
diterbitkan.
Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : Alfabeta
Sukmadinata, N. S, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 7. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Sweller, John and Chandler, Paul. (1994). “Why Some Material Is Difficult to Learn”
Cognition and Instruction. 12 (3), 185-223.
Sweller, J. (2004). Instructional Design Consequences of an Analogy between Evolution by
Natural Selection and Human Cognitive Architecture. Instructional Science, 32(1-2),