ABSTRAK
PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM
PERMAINAN SEPAKBOLA
Oleh: Wedy Riandi
Untuk mencapai prestasi maksimal dalam suatu cabang olahraga khususnya sepakbola terdapat aspek fisik, teknik, taktik-strategi, dan psikis (mental) yang harus dirancang dalam suatu program selanjutnya diterapkan dalam proses latihan. Namun terkadang pada kenyataannya pelatih masih mengabaikan aspek psikis (mental) dalam proses latihan, bahkan pelaku dunia olahraga khususnya pelatih masih ada yang kurang memahami bentuk dari latihan mental (imagery). Akan tetapi jika mengalami kegagalan, pelaku dunia olahraga (pelatih) sering
menganggap dan menjadikan aspek psikis sebagai “kambing hitam” dari
kegagalan tersebut, sedangkan aspek psikis masih kurang mendapat porsi diantara bentuk latihan fisik. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh metode latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan passing dan stopping dalam permainan sepakbola. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, dengan populasi siswa SMK Negeri 2 Kota Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola, dan 22 orang dijadikan sebagai sampel. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan teknik random sampling, selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan hasil tes awal dengan cara di matching guna mendapatkan keseimbangan kemampuan pada masing-masing kelompok. Variabel indenpenden dalam penelitian ini adalah metode latihan mental imagery, sedangkan variabel dependen adalah penguasaan keterampilan passing dan stopping dalam permainan sepakbola. Hasil perhitungan dengan pendekatan statistika parametrik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikansi dari pemberian metode latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan passing dan stopping dalam permainan sepakbola. Pemberian latihan mental khususnya mental imagery hendaknya disertakan dalam proses latihan. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel lebih banyak dan instrumen yang berbeda. Selain itu dapat mengungkap aspek lain yang bisa meningkatkan kualitas permainan cabang olahraga sepakbola, khususnya teknik
Abstract
The Effect Training Method of Imagery toward Governance Passing and Stopping in the Football Game
By: Wedy Riandi
To achieve maximal performance in a sport, especially football in physical aspect, technique, strategy, and mental have posted in a next program and it has posted in training process. But, sometime it is the real, coaches still disregard to mental aspect in training process, and the agent of the world sport, especially coach are not understanding of form in imagery training. But, it will be fail, the agent in the world sport (coaches) always know and they will to be psychologist
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ... i
Lembar Persembahan ... ii
Lembar Pernyataan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Ucapan Terima Kasih ... v
Abstrak ... vi
Daftar Isi ... vii
Daftar Gambar ... ix
Daftar Tabel ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Batasan Penelitian ... 9
F. Definisi Istilah ... 9
G. Struktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 11
A. Hakikat Latihan Imagery ... 11
1. Pengertian Mental Imagery ... 11
2. Dasar Latihan Imagery ... 12
3. Prosedur Latihan Mental Imagery ... 14
4. Waktu Dalam Latihan Mental Imagery ... 18
5. Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Latihan Mental Imagery 19
6. Tujuan dan Mafaat Latihan Imagery ... 22
7. Pengertian Sepakbola ... 24
8. Karakteristik Sepakbola ... 25
10.Teknik Dasar Sepakbola ... 27
11.Hakikat Tendangan Jarak Pendek (Short Pass) ... 29
12.Hakikat Menghentikan Bola (Stopping) ... 37
13.Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Mengoper (Passing) dan Menerima Bola (Stopping) ... 43
14.Hakikat Ekstrakurikuler ... 44
15.Jenis Ekstrakurikuler ... 45
16.Tujuan Ekstrakurikuler ... 47
B. Anggapan Dasar ... 48
C. Hipotesis ... 50
BAB III METODE PENELITIAN ... 51
A. Metode Penelitian ... 51
B. Desain Penelitian ... 52
C. Instrumen Penelitian ... 54
D. Prosedur Pengambilan Data Penelitian ... 57
E. Populasi dan Sampel ... 58
1. Populasi ... 58
2. Sampel ... 58
F. Tempat dan Waktu Penelitian ... 60
G. Prosedur Pengolahan Data ... 61
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 64
A. Hasil Pengolahan Data ... 64
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 65
C. Pengujian Analisis Penelitian ... 67
D. Diskusi Penemuan ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 72
C. Implikasi ... 73
Daftar Pustaka ... 74
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang saat ini
menjadi tren masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Cabang olahraga yang
dianggap berasal dari negara Inggris ini juga bisa dikatakan sebagai olahraga
rakyat. Hal ini karena jika ada pertandingan, penonton yang datang ke stadion
terdiri dari semua kalangan. Tidak mengenal kaya, miskin, memiliki jabatan
ataupun tidak, semuanya berkumpul dalam satu nama yaitu pendukung (penikmat)
sepakbola.
Sepakbola menjadi tren masyarakat dunia, karena cabang olahraga sepakbola
memiliki daya tarik bagi penikmatnya. Sejalan dengan daya tarik sepakbola
Luxbacher (2011:V) mengatakan bahwa: “Alasan dari daya tarik sepakbola
terletak pada kealamian permainan tersebut”. Itulah alasan mengapa olahraga kulit
bundar ini dicintai penggemarnya. Sepakbola seakan memiliki kekuatan lebih
untuk membawa banyak orang untuk menggemari olahraga ini. Meskipun
terkadang dalam sepakbola terdapat hal yang seakan mencoreng citra olahraga
tersebut, seperti tindakan anarki penonton, bahkan kecurangan lain. Namun hal ini
tidak membuat banyak orang untuk berhenti menggemari olahraga yang sering
juga disebut dengan football pada sebagian wilayah.
Begitu populernya sepakbola di Indonesia maka dapat kita jumpai banyak
Sekolah Sepakbola (SSB) di seluruh Indonesia, yang dimaksudkan untuk mencari
bakat dan mengembangkan kemampuan pemain. Tidak hanya melalui SSB,
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga bisa dijadikan sarana untuk
mengembangkan kemampuan dalam bermain sepakbola. Bahkan sepakbola juga
merambat hingga ke level perguruan tinggi. Hal ini bisa dijumpai dengan adanya
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sepakbola, yang bertujuan untuk menyalurkan
hobi dan juga mengembangkan kemampuan dalam olahraga ini.
Diantara semua tempat yang dijadikan untuk mengembangkan kemampuan
serius adalah menyangkut teknik dasar dan mental pemain, yang dapat
mempengaruhi kemampuan fisik dan penampilan bertanding. Termasuk dalam hal
ini agar proses latihan lanjutan bisa terarah, serta kesanggupan untuk menjalankan
instruksi pelatih, dan dapat mencapai puncak penampilan.
Usaha untuk mengembangkan potensi olahraga memang tidak mudah,
memerlukan waktu dan proses latihan yang sistematis. Satiadarma (1995:19)
menjelaskan bahwa: “Menggali potensi olahraga seseorang serta melatihnya
secara terarah merupakan proses belajar yang berlangsung secara terus-menerus
dan berkesinambungan dari tahap persiapan awal sampai pada puncak prestasi”.
Sehingga sudah menjadi tugas pelatih untuk mengoreksi kekurangan atlet, terlebih
dalam pengembangan bakat.
Dalam sepakbola kemampuan pemain perlu dikembangkan, karena untuk
dapat bermain dengan baik, banyak aspek yang harus dikuasai. Salah satu aspek
yang harus dimiliki adalah kemampuan fisik. Berkaitan dengan kemampuan fisik,
Nieman (1990) yang dikutip Usli et.al (2010:29) mengartikan bahwa:
‘Kemampuan fisik sebagai suatu kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari dengan penuh kekuatan dan kesiapan, tanpa mengalami kelelahan dan dengan
energi yang efisien’.
Karena sepakbola jika dilihat dari lamanya pertandingan, yaitu 90 menit
waktu normal (2 x 45 menit) jelas dibutuhkan kemampuan fisik yang baik untuk
dapat bermain dengan optimal sepanjang pertandingan berlangsung. Berkaitan
dengan ini FIFA (2014:29) menjelaskan bahwa: “The match lasts two equal
periods of 45 minutes, unless otherwise mutually agreed between the referee and
the two teams”.
Namun jika berbicara mengenai sepakbola, tidak hanya terbatas pada
komponen fisik, melainkan aspek teknik juga dibutuhkan untuk dapat bermain
dengan baik. Berkaitan dengan aspek teknik dalam sepakbola, mantan pelatih
timnas Indonesia pada SEA Games 1979, Wiel Coerver (1985:21) menyatakan
bahwa: “Seperti halnya di sekolah harus dipelajari dulu membaca dan menulis sebelum dapat belajar lebih lanjut, dalam sepakbola pun harus dikuasai dulu
Pentingnya teknik dasar harus dikuasai oleh pemain adalah untuk dapat
bermain dengan baik, Sucipto dkk (2000:17) mengatakan bahwa: “Pemain yang
memiliki teknik dasar yang baik, pemain tersebut cenderung dapat bermain
dengan baik pula”.
Selain itu alasan teknik dasar harus dikuasai oleh pemain yaitu untuk
menunjang program latihan lebih lanjut dan mampu untuk menghadapi situasi
dilapangan. Penguasaan teknik yang baik merupakan persyaratan agar dapat
ditanggulangi berbagai situasi dalam permainan dengan sikap mantap (Coerver,
1985:19).
Dengan menguasai teknik dasar, pemain dapat lebih mudah menjalankan
intruksi pelatih mengenai strategi yang akan digunakan dalam pertandingan.
Tanpa penguasaan teknik dasar, akan membuat pemain kesulitan dalam bermain
sepakbola, bahkan strategi atau taktik tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Selain itu aspek teknik juga dapat mempengaruhi prestasi atlet, mengenai hal
tersebut Djide dalam Harsuki (2003:359) menjelaskan bahwa: “Oleh karena
kesalahan teknik yang berulang-ulang yang dilakukan oleh seorang atlet, tanpa
adanya upaya pelatih untuk memperbaikinya, kelak atlet tersebut prestasinya akan
mandek, bahkan mengalami penurunan prestasi”.
Namun saat ini, hal yang berkaitan dengan teknik dasar sering disepelekan
dalam porsi latihan, ataupun pelaksanaannya oleh pemain. Fenomena yang
berbanding terbalik, menyangkut teknik merupakan hal yang harus diulang hingga
mencapai tingkat mahir dan otomatisasi. Dalam hal ini Coerver mengatakan
bahwa: “Penguasaan keterampilan teknik-teknik ini harus dipaksakan pelatih dengan jalan senantiasa mengulanginya kalau perlu melalui latihan secara
perseorangan”.
Salah satu teknik dasar dalam sepakbola yang memang benar-benar
mencirikan olahraga ini yaitu passing. Karena sepakbola merupakan olahraga
yang dimainkan dominan oleh kaki, meskipun anggota tubuh lain dapat digunakan
kecuali lengan dan tangan yang hanya diperbolehkan untuk penjaga gawang (di
dilakukan dengan menggunakan kaki, tetapi bagian tubuh lain juga bisa
digunakan”.
Passing merupakan operan bola dalam jarak pendek. Dengan memiliki
teknik passing yang baik, tim akan lebih mudah untuk menguasai bola dalam
pertandingan. Sejalan dengan ini Luxbacher (2011:11) mengatakan bahwa:
“Untuk menguasai bola dan menciptakan kesempatan mencetak gol, anggota tim harus meningkatkan kemampuan mengoper dan menerima bola yang baik”.
Karena passing dapat diteruskan dengan teknik lain, seperti setelah menahan bola
(stopping) umpan dari teman dapat diteruskan untuk menggiring bahkan dapat
langsung melakukan shooting ke gawang untuk mencetak gol. Sehingga bisa
dikatakan teknik dasar passing (menendang) dan stopping (menghentikan bola)
penting dimiliki dan dikuasai oleh pemain sepakbola.
Meskipun passing dan stopping merupakan ciri dari permainan sepakbola.
Namun teknik tersebut terkadang belum bisa dikuasai dengan baik oleh pemain
sepakbola. Hal ini bisa dilihat ketika pemain melakukan passing pada rekan satu
tim, namun arah bola tidak tepat pada sasaran sehingga menyulitkan rekan satu
tim untuk menerima bola tersebut. Begitu juga dengan teknik stopping, jika tidak
dikuasai dengan baik, walaupun umpan (operan) yang diberikan rekan satu tim
telah tepat sasaran tanpa penguasaan sempurna, lawan akan mudah untuk merebut
atau memotong umpan tersebut. Bahkan terkadang ketika pemain sepakbola
melakukan stopping, hasil pantulan bola jauh dari jangkauan kaki sehingga
menyulitkan penguasaan bola setelah mendapat umpan.
Itulah sebabnya dalam proses latihan sepakbola, untuk mencapai prestasi
puncak, tentu seluruh aspek harus dilatihkan. Tanpa memandang atau
menghilangkan salah satu aspek. Berkaitan dengan aspek-aspek yang harus
dilatihkan Sidik (2008:11) menjelaskan bahwa: “Apa yang harus di latih-kan
(Aspek-aspek) ? 1. Aspek fisik, 2. Aspek teknik, 3. Aspek taktik-strategi, 4. Aspek
psikis”.
Seluruh aspek harus dilatihkan dalam upaya mencapai prestasi puncak,
karena aspek-aspek tersebut saling mempengaruhi dan menunjang dalam
menjadi sia-sia jika tidak memiliki mental yang baik. Oleh karena itu pelatih serta
pembina olahraga dalam memberikan dan membuat program latihan harus secara
berkesinambungan, agar hasil (tujuan) dari proses latihan tidak menjadi sia-sia.
Berkaitan dengan ini Gunarsa (1995:3) menjelaskan bahwa: “Semua latihan fisik
yang telah dilakukan dengan semua prosedur latihan yang baik, akan sia-sia kalau
aspek kejiwaan tidak diikutsertakan”.
Namun dalam proses latihan sepakbola saat ini, pelatih terkadang
mengabaikan, dan tidak memahami cara atau manfaat dari melatih aspek
psikis/mental. Berhubungan dengan ini Satiadarma (2000:177) mengatakan
bahwa: “Banyak tokoh olahraga baik pelatih, atlet maupun pembina, tidak terlalu
memahami manfaat pelatihan keterampilan psikologis”. Selain itu secara realitas
masih ada pelatih kurang mengerti cara untuk mengembangkan mental atletnya
atau memberikan bentuk program latihan mental dengan berbagai alasan. Lebih
lanjut Satiadarma (2000:178) menjelaskan bahwa: “Disamping itu, sebagian orang
justru bersikap negatif atau tidak menganggap perlu bagi atlet untuk mengikuti
latihan keterampilan psikologis”.
Aspek psikis memang harus dilatihkan dalam program dan pelaksanaan
latihan hal ini guna membentuk ketahanan mental pemain. Berkaitan dengan
ketahanan mental Ibrahim dan Komarudin (2008:171) menjelaskan bahwa:
Ketahanan mental adalah kondisi kejiwaan yang mengandung kesanggupan untuk mengembangkan kemampuan menghadapi gangguan, ancaman dalam keadaan bagaimanapun juga, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari luar dirinya.
Jika ketahanan mental telah dimiliki, maka dalam menghadapi pertandingan
pemain bisa mengeluarkan kemampuannya secara optimal, tidak terpengaruh
dengan gangguan yang datang, baik dari dalam diri pemain tersebut ataupun dari
luar, seperti lawan dan penonton. Itulah alasan aspek psikis tidak bisa dihilangkan
dari program latihan, serta dalam melatih seluruh cabang olahraga khususnya
Saat ini ketika suatu tim mengalami kekalahan, padahal tim tersebut sudah
memiliki fisik, teknik serta taktik yang baik, kalangan awam dan berbagai pihak
sering menilai dan mengatakan aspek psikis (mental) menjadi penyebab hal
tersebut. Selain itu kita juga sering mendengar pelatih mengatakan faktor mental
merupakan penyebab kekalahan timnya, serta menilai mental atletnya telah kalah
sebelum bertanding. Sejalan dengan ini Satiadarma (2000:7) mengatakan bahwa:
“Berbagai pihak kerap kali menunjuk pada aspek psikologis sebagai penentu
kegagalan seorang atlet”.
Jika berbagai pihak dan pelatih mengatakan hal tersebut sebagai penyebab
kekalahan serta kegagalan dalam meraih prestasi, maka latihan mental harus
diberikan kepada timnya. Oleh karena itu para pemain harus diberikan porsi
khusus dalam mengembangkan kemampuan mental diantara jadwal latihan fisik
dan teknik yang telah dibuat dalam program latihan.
Latihan mental merupakan, latihan yang berfokus pada pengembangan
kondisi psikologis dan jiwa pemain, mengingat atlet atau pemain sepakbola yang
juga manusia memiliki emosi dengan seluruh sumber-sumber kemampuan jiwa.
Dengan telah diberikannya pelatihan mental tentunya diharapkan pemain
sepakbola telah siap menghadapi berbagai tekanan selama pertandingan yang
dapat menunjang keberhasilan meraih prestasi.
Banyak ahli yang telah mengemukakan teknik dalam pelatihan mental.
Misalnya ada teknik pelatihan mental yang khusus untuk meningkatkan
konsentrasi, kontrol diri, pernafasan, mengendalikan stress, meningkatkan
motivasi, dan sebagainya (Ibrahim dan Komarudin, 2008:186).
Salah satu bentuk pelatihan mental adalah latihan mental imajeri (mental
imagery). Terry Orlick dalam Ibrahim dan Komarudin, (2008:216)
mengemukakan bahwa: ‘Mental imagery adalah semacam simulasi, tetapi
simulasi ini terjadi dalam otak kita’. Hal ini akan membuat atlet atau pemain
sepakbola secara otomatis akan melihat dirinya melakukan sesuatu melalui proses
visualisasi yang dibayangkan olehnya. Selanjutnya akan berpengaruh terhadap
penampilan dirinya dalam aktivitas nyata, sesuai dengan yang telah dibayangkan.
mengembangkan keterampilan yang telah dikuasai ataupun keterampilan gerak
baru. Sehingga dalam pertandingan, pemain sepakbola telah benar-benar siap
menghadapi pertandingan dengan beban mental yang disertai gangguan dari luar
dirinya.
Dengan demikian, pemain sepakbola membutuhkan pelatihan mental
imagery yang mempunyai fungsi atau manfaat untuk bisa menghadapi
keterampilan fisik atau kombinasi keterampilan fisik. Selanjutnya akan membuat
atlet atau pemain sepakbola lebih mudah menerapkan instruksi yang telah
diberikan oleh pelatih dalam pertandingan. Sejalan dengan ini Satiadarma
(2000:188) berpendapat bahwa: “Karena di dalam imagery, seseorang bisa
membayangkan sesuatu yang belum terjadi menjadi telah terjadi”.
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan, maka penulis tertarik
untuk meneliti dan mengungkap dalam suatu karya ilmiah dengan judul:
“Pengaruh Metode Latihan Mental Imagery Terhadap Penguasaan Keterampilan
Passing dan Stopping Dalam Permainan Sepakbola”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu: “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan passing dan
stopping dalam cabang olahraga sepakbola pada pemain ekstrakurikuler sepakbola Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kota Bandung?”
C. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian hendaknya memiliki tujuan atau maksud
masalah tersebut diteliti. Sejalan dengan ini Riduwan (2012:6) menyatakan
bahwa: “Tujuan penelitian mengungkapkan keinginan peneliti untuk memperoleh
jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan”. Berdasarkan pada
ketertarikan penulis terhadap masalah yang di dapat, maka yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
dalam cabang olahraga sepakbola pada pemain ekstrakurikuler sepakbola SMK
Negeri 2 Kota Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Dalam setiap penelitian atau penulisan seseorang maupun kelompok,
tentunya diharapkan dapat bermanfaat yang merupakan dampak dari tercapainya
tujuan. Berkaitan dengan kegunaan atau manfaat penelitian, Riduwan (2012:6)
mengatakan bahwa: “Kegunaan penelitian adalah untuk menjelaskan tentang
manfaat dari penelitian itu sendiri”. Berdasarkan latar belakang dan tujuan
penelitian, maka yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi ilmiah bagi guru, pelatih,
pemain dan pembina olahraga sepakbola, khususnya untuk meningkatkan
penguasaan keterampilan passing dan stopping cabang olahraga sepakbola. Serta
diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian lanjutan mengenai pengaruh
latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan dalam upaya untuk
meningkatkan prestasi olahraga.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi penulis dari penelitian ini dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan
dalam pelatihan olahraga sepakbola dengan menerapkan latihan mental
imagery.
2. Sebagai masukan informasi bagi atlet/pemain yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung tentang perlunya
latihan mental imagery untuk membina penguasaan keterampilan passing dan
stopping dalam cabang olahraga sepakbola.
3. Sebagai bahan pengetahuan bagi guru Pendidikan Jasmani dan pelatih
mengenai bentuk latihan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
4. Masukan dan informasi bagi pelatih guna menangani dan mengembangkan
seluruh aspek latihan dalam membuat program latihan, tanpa menghilangkan
salah satu aspek.
E. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini untuk memfokuskan masalah yang diteliti maka penulis
membatasi ruang lingkup permasalahan meliputi:
1. Variabel bebas yaitu melakukan tes keterampilan passing dan stopping dengan
pemberian perlakuan (treatment) latihan mental imagery sebelum melakukan
tes.
2. Variabel terikat yaitu penguasaan keterampilan passing dan stopping.
3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.
4. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK
Negeri 2 Kota Bandung.
5. Sampel dalam penelitian ini adalah 22 siswa (pemain) ekstrakurikuler
sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung.
6. Lokasi penelitian, di FPOK Padasuka Bandung.
F. Definisi Istilah
Penjelasan istilah dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengertian yang
dipakai dalam suatu penelitian, maka batasan istilah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Surakhmad (1982:7) pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari
suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan
perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.
2. Menurut Sidik (2008:4) latihan adalah suatu proses aktivasi tubuh yang
dilakukan secara sistematis, bertahap, terus-menerus, dan beban aktivitasnya
meningkat teratur.
3. Terry Orlick (1980) dalam Ibrahim dan Komarudin (2008:16) mengatakan
bahwa mental imagery adalah semacam simulasi, tetapi simulasi ini terjadi
4. (Kamusbahasaindonesia.org/penguasaan:2013:3Desember) penguasaan adalah
pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan, kepandaian,
dsb).
5. Menurut Singer (1980) dalam Mahendra (2007:6) keterampilan adalah derajat
keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan
efektif.
6. Menurut Mielke (2007:19) passing adalah seni memindahkan momentum bola
dari satu pemain ke pemain lain.
7. Menurut Lingling et.al (2010:46) menghentikan bola (stopping) merupakan
kemampuan dari anggota-anggota tubuh (kecuali lengan) dalam menghentikan
bola baik yang datang dari teman, maupun dari lawan, dan merupakan teknik
dasar yang penggunaannya tidak terlepas dari teknik dasar lainnya.
8. Menurut Sucipto et.al (2000:7) sepakbola merupakan permainan beregu,
masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga
gawang.
G. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I Pendahuluan, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan penelitian, definisi istilah, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Tinjauan Teoritis, menguraikan bahasan mengenai landasan teori yang
dibangun untuk mendukung penelitian yang dilakukan, anggapan dasar, dan
hipotesis.
BAB III Metode Penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, prosedur
pengambilan data penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian,
prosedur pengolahan data.
BAB IV Pengolahan dan Analisis Data, merupakan uraian tentang jawaban dari
hipotesis dan rumusan masalah penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam
waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang
berlaku (Nazir, 1999:99).
Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh
untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dalam sebuah penelitian adalah
untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan mengumpulkan hasil pemecahan
masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian yang dilakukan. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2010:203) bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
Penggunaan metode penelitian sangat tergantung pada permasalahan yang
akan dibahas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen.
Berkaitan dengan ini Sugiyono (2012:72) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang
berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam
kondisi yang terkontrol secara ketat (Riduwan, 2012:50).
Metode ini penulis gunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian
eksperimen yaitu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan
(treatment) yang dalam hal ini adalah latihan mental imagery terhadap penguasaan
keterampilan passing dan stopping dalam cabang olahraga sepakbola, pada siswa
SMK Negeri 2 Kota Bandung yang mengikuti ekstarakurikuler cabang olahraga
B. Desain Penelitian
Agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan, maka
diperlukan desain penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain
eksperimen. Desain penelitian yang penulis rancang adalah sebagai berikut, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1.
(pretest-posttest control group design) (Sumber: Sugiyono, 2012:76)
Keterangan:
R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-masing dipilih secara random/acak
O1 : Keterampilan passing dan stopping kelompok eksperimen sebelum latihan
dengan mental imagery
O3 : Keterampilan passing dan stopping kelompok kontrol
O2 : Keterampilan passing dan stopping kelompok eksperimen setelah latihan
dengan mental imagery
O4 : Keterampilan passing dan stopping kelompok kontrol
X : Treatment (latihan mental imagery)
Dalam penelitian ini sampel diberikan tes awal sebelum diberikan treatment
atau perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal pada
masing-masing kelompok sebelum diberikan perlakuan dan pelaksanaan tes akhir. Setelah
masing-masing kelompok diberi tes awal, selanjutnya salah satu kelompok
(kelompok eksperimen) diberikan perlakuan atau treatment yaitu latihan mental
imagery. Sedangkan pada kelompok kontrol melakukan latihan tanpa disertai
dengan imagery.
Setelah diberi perlakuan yakni latihan mental imagery pada kelompok
eksperimen, dan latihan tanpa diberi perlakuan imagery pada kelompok kontrol,
penulis memberikan tes keterampilan passing dan stopping cabang olahraga
sepakbola pada masing-masing kelompok. Mengenai lama waktu yang diperlukan
R O1 X O2
untuk mengembangkan keterampilan Mahendra (2007) yang dikutip Noor
(2012:46) mengatakan bahwa: ‘Untuk mengembangkan suatu keterampilan yang
baik, maka diperlukan waktu selama satu bulan atau tiga sampai empat minggu latihan”. Katch dan Mc Ardle dalam Harsono (1988:116) menjelaskan bahwa: “lamanya berlatih didalam training zone: untuk olahraga prestasi 45-120 menit. Untuk olahraga kesehatan 20-30 menit”.
Selanjutnya untuk melihat pengaruh dari latihan Hebbelinck (1978:28) menjelaskan bahwa: ‘….the effect of training can be observed after two or three
week are convenient to label the medium term effects”. Dari pernyataan tersebut
penulis dapat mengartikan bahwa pengaruh dari latihan dapat dilihat atau diamati
setelah dua atau tiga minggu latihan untuk melihat efek jangka menengah.
Berdasarkan uraian mengenai pengaruh latihan dan mengembangkan
keterampilan, penulis dapat menyimpulkan dalam penelitian ini latihan dilakukan
selama 4 minggu (12 pertemuan) durasi dalam setiap pertemuan latihan yaitu 65
menit, dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu. Pemberian perlakuan pada
kelompok eksperimen yaitu latihan mental imagery, dilakukan sebelum latihan
selama 10 menit.
Setelah proses latihan berlangsung penulis melakukan tes akhir pada
masing-masing kelompok dengan tujuan untuk menghasilkan data yang akan disusun, dan
diolah secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan passing dan
stopping cabang olahraga sepakbola. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah dalam
Gambar 3.2.
Langkah-Langkah Penelitian
C. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya suatu penelitian merupakan melakukan pengukuran, oleh
karena itu dalam pelaksanaannya harus ada alat ukur yang digunakan. Alat ukur
diperlukan dalam penelitian bertujuan untuk memperoleh data, sehingga data yang
diperoleh hasilnya lebih baik dan sistematis. Sejalan dengan ini Arikunto (2010:203) menjelaskan bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan
validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan
ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data (Sugiyono,
2012:222). Lebih lanjut Sugiyono (2012:121) menjelaskan bahwa:
Populasi
Sampel
Kelompok Eksperimen Latihan disertai
imagery
Kelompok Kontrol Latihan tanpa disertai
imagery
Tes Awal (keterampilan passing dan stopping)
Tes Akhir Tes Akhir
Pengolahan dan Analisis Data
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Instrumen penelitian ada yang dibuat oleh peneliti dan ada juga yang sudah
dibakukan oleh para ahli, karena instrumen penelitian ini akan digunakan untuk
melakukan pengukuran yang bertujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang
tepat dan akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala yang jelas
(Riduwan, 2012:78).
Dengan demikian, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan alat ukur
tes keterampilan cabang olahraga sepakbola (passing dan stopping) dengan
tingkat validitas (0,87) dan tingkat reliabilitas (0,84) sebagai alat ukur untuk
memperoleh data.
Adapun tes keterampilan cabang olahraga sepakbola passing dan stopping
(Nurhasan dan Cholil, 2007:207-209) adalah dapat dilihat pada Gambar 3.3
dibawah ini.
Tes Sepakbola (passing dan stopping)
Tujuan:
Mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola.
Alat yang digunakan:
- Bola 2 buah
- Stopwatch
- Bangku Swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah)
- Kapur.
Petunjuk Pelaksanaan:
- Testee berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari
sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun
sebaliknya.
- Pada aba-aba “Ýa”, testee mulai menyepak bola ke sasaran/papan dan
menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan
pertama.
- Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30
detik.
- Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola
cadangan yang telah disediakan.
Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:
- Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menyepak bola.
- Hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki saja.
Untuk lebih jelasnya pada Gambar.3.3. disajikan diagram lapangan tes sepak
tahan bola yang merupakan alat ukur tes keterampilan passing dan stopping
sepakbola.
60cm
4m
4m
3m
Gambar 3.3.
Cara menskor:
Jumlah menyepak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1,
diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.
D. Prosedur Pengambilan Data Penelitian
A. Pendahuluan
1. Menyiapkan sampel.
2. Sosialisasi pengetesan.
B. Inti
1. Persiapan
2. Berdoa
3. Sosialisasi tes
4. Mencoba
5. Pemanasan
6. Pelaksanaan
- Testee berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari
sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun
sebaliknya.
- Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menyepak bola ke sasaran/papan dan
menahannya kembali dengan kaki dibelakang garis tembak yang akan
menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan
pertama.
- Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30
detik.
- Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola
cadangan yang telah disediakan.
C. Evaluasi
1. Pengumpulan data tes
2. Evaluasi pelaksanaan tes
Kualifikasi Testor dalam Pelaksanaan Tes:
- Kinkin Sodikin, dan Rahmat, pelatih ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2
Kota Bandung yang telah berpengalaman dalam melatih dan mengetahui
secara jelas tentang peraturan permainan sepakbola.
Tugas Testor dalam Pelaksanaan Tes:
- Mengamati waktu, dan menghitung jumlah frekuensi tendangan saat testee
melakukan tes passing dan stopping.
Tugas Penulis dalam Pelaksanaan Tes:
- Menyiapkan sampel
- Menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tes.
- Mencatat jumlah frekuensi passing-stopping yang dilakukan testee.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok subjek atau objek yang diperlukan dalam
melakukan penelitian. Hal ini karena dari populasi dan sampel selanjutnya akan
diperoleh data dan keterangan yang dapat dijadikan sebagai informasi atau
jawaban terhadap masalah penelitian. Berkaitan dengan ini Riduwan (2012:54) menjelaskan bahwa: “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.
Dengan demikian maka populasi dalam penelitian adalah siswa Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 2 Kota Bandung yang mengikuti dan terdaftar di
kegiatan ekstrakurikuler cabang sepakbola, yaitu sebanyak 46 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian subjek/objek dari populasi yang dapat mewakili
jumlah populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50% dan di atas seribu sebesar 15%”.
Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian ini penulis menetapkan
jumlah sampel sebanyak 22 siswa, dari 46 siswa yang terdaftar dalam populasi.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling dengan teknik
simple random sampling. Berkaitan dengan ini Sugiyono (2012:82) menjelaskan
bahwa: “Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dapat menjadi anggota sampel”. Hal ini dilakukan oleh penulis karena dalam pengambilan sampel tidak membedakan tingkatan atau mengistimewakan anggota
dari populasi semua memiliki hak yang sama untuk menjadi sampel.
Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, diberi nomor urut mulai dari 1
sampai dengan banyaknya subjek. Di dalam pengambilan sampel biasanya
peneliti sudah menentukan terlebih dulu besarnya jumlah sampel yang paling baik
(Arikunto, 2010:177). Lebih lanjut Arikunto (2010:180) memaparkan contoh dari
populasi sebanyak 1000 orang dengan sampel 200 orang bahwa:
Pada kertas-kertas kecil kita tuliskan nomor subjek, satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas ini digulung. Dengan tanpa prasangka, kita mengambil 200 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek sampel peneliti kita.
Maka dalam penilitian ini, adapun cara yag digunakan penulis dalam
pengambilan sampel menjadi 22 orang adalah anggota populasi diberi nomor urut
1-46. Selanjutnya nomor digulung pada kertas kecil, kemudian di random dengan
cara dikocok. Nomor yang keluar pada saat dikocok merupakan subjek yang akan
dijadikan sampel penelitian.
Dari 22 orang yang terpilih menjadi sampel penelitian kemudian dibagian
menjadi dua kelompok yakni 11 orang sebagai kelompok eksperimen dan 11
orang sebagai kelompok kontrol. Pembagian anggota kelompok eksperimen dan
kontrol berdasarkan pada hasil tes awal (pretest) dengan cara di ranking
kesamaan pada masing-masing kelompok. Adapun pembagian kelompok sampel
dalam penelitian disajikan penulis pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Pembagian Sampel Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
1 2
4 3
5 6
8 7
9 10
12 11
13 14
16 15
17 18
20 19
21 22
F. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat untuk melakukan penelitian ini dilaksanakan di lapangan tempat
latihan ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung yaitu lapangan
sepakbola BSI. Pelaksanaan tes awal keterampilan teknik passing dan stopping
sepakbola dilaksanakan dilapangan bola basket SMK Negeri 2 Kota Bandung.
Adapun jadwal pelaksanaan tes akhir dari penelitian ini yaitu, keterampilan
sepakbola passing dan stopping dari pengaruh pemberian metode latihan mental
imagery adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Rabu/ 14 Mei 2014
Tempat : Lapangan FPOK, Padasuka (Bandung)
G. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data hasil penelitian telah terkumpul, untuk mengetahui hasil dari
masalah penelitian yang diukur, maka selanjutnya penulis melakukan pengolahan
data dengan menggunakan rumus-rumus statistika sebagai berikut:
1. Menghitung nilai rata-rata data hasil penelitian dengan rumus:
�̅ =
Σ�
�
Keterangan:� = Mean atau skor rata-rata yang dicari ∑X = Jumlah skor
n = Jumlah sampel
2. Menghitung nilai simpangan baku dengan menggunakan rumus:
= √
∑ ��
� − 1
− �̅
2Keterangan:
S = Simpangan baku yang dicari Xi = Jumlah skor yang diperoleh � = Jumlah skor rata-rata n = Jumlah sampel
3. Uji normalitas data dengan menggunakan uji Liliefors. Untuk pengujian
tersebut digunakan prosedur sebagai berikut:
a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan
yang paling kecil sampai yang paling besar.
b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan
Z-skor yaitu:
=
�− ��
c. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi baku
(tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z
(Fzi) dengan ketentuan: Jika nilai Z negative, maka dalam menentukan
d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat
kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan
banyak sampel.
e. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.
f. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh
sampel yang ada dan berilah simbol Lo.
g. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukan nilai
L.
4. Pengujian Homogenitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
� = � � � � �� � � � � �
Keterangan:
F = Homogenitas yang dicari
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:
- Jika Fhitung ≥ Ftabel, tidak homogen
- Jika Fhitung ≤ Ftabel, homogen
Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesis:
- dk pembilang = n-1
- dk penyebut = n-1
5. Uji signifikansi dengan menggunakan rumus:
=
�̅ − �̅
√ 1
� +
�
1
�Dimana:
2 2
2 1 1 2 2
1 2
( 1) ( 1)
2
n S n S
S
n n
Keterangan:
t
= nilai t yang dicari (thitung)�̅
= nilai rata-rata kelompok 1�̅
= nilai rata-rata kelompok 2 S = simpangan baku gabungan�
= jumlah sampel kelompok 1�
2 = jumlah sampel kelompok 2S
2 1 = simpangan baku variabel 1S
2 2 = simpangan baku variabel 2 - Derajat kebebasan (n1 + n2 – 2)- Uji dua pihak
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis:
- Terima hipotesis jika thitung ≤ ttabel
- Tolak hipotesis jika thitung ≥ ttabel