• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 672011110 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 672011110 Full text"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Sistem Pemantau Suhu Ruangan Berbasis

Wireless Sensor Network

Artikel Ilmiah

Sergio Marphy Junan Lawalata (672011110) Indrastanti R. Widiasari., M.T.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)

Perancangan Sistem Pemantau Suhu Ruangan Berbasis

Wireless Sensor Network

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Sergio Marphy Junan Lawalata (672011110) Indrastanti R. Widiasari., M.T.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Perancangan Sistem Pemantau Suhu Ruangan Berbasis

Wireless Sensor Network

1)

Sergio Marphy Junan Lawalata, 2)Indrastanti R. Widiasari

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

E-mail : 1) 672011110@student.uksw.edu, 2) indrastanti@staff.uksw.edu

Abstract

Temperature is one factor to consider in various human activities. In the industrial world, temperature is very important information to determine the eligibility conditions of a room. The number of rooms with different temperature requirements resulting many different temperature measuring device should be available in every room, while for the temperature monitoring should be done together in real time. One of technology that could be used to solve these problems is Wireless Sensor Network (WSN). Wireless sensor network is used for monitoring a sensor system that is spread quite widely and do not possible data communication over the cable network so that is the necessary of wireless network for data communication. Results of this research is a room temperature monitoring system design that can work effectively in monitoring more than one room at the same time.

Keywords: ZigBee, XBee,Arduino, LM35

Abstrak

Suhu merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam berbagai aktivitas manusia. Pada dunia industri, suhu merupakan informasi yang sangat penting dalam menentukan kelayakan kondisi sebuah ruangan. Banyaknya ruangan dengan kebutuhan suhu yang berbeda – beda mengakibatkan banyak pula alat pengukur suhu yang harus tersedia pada setiap ruang sedangkan untuk pemantauan suhu harus dilakukan bersama – sama secara real time. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk menjawab masalah tersebut yakni dengan menggunakan Wireless Sensor Network (WSN). Wireless sensor network merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk memantau suatu sistem sensor yang tersebar cukup luas dan tidak memungkinkan dilakukan komunikasi data melalui jaringan kabel sehingga diperlukan jaringan nirkabel untuk komunikasi datanya. Hasil dari penelitian ini berupa sebuah rancangan sistem pemantau suhu ruangan yang dapat bekerja secara efektif dalam memantau lebih dari satu ruangan dalam waktu yang bersamaan.

Kata Kunci : ZigBee, XBee,Arduino, LM35

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2)

(10)

2

1. Pendahuluan

Suhu atau temperatur merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam berbagai aktivitas manusia. Pada dunia industri, suhu merupakan informasi yang sangat penting dalam menentukan kelayakan kondisi sebuah ruangan. Banyaknya ruangan dengan kebutuhan suhu yang berbeda – beda mengakibatkan banyak pula alat pengukur suhu yang harus tersedia pada setiap ruang sedangkan untuk pemantauan suhu harus dilakukan bersama – sama secara real time [1]. Pemantauan suhu ruangan membutuhkan sistem yang dapat terintegrasi pada suatu titik pusat dimana setiap sensor mengirimkan data tiap ruangan pada satu tersebar cukup luas dan tidak memungkinkan dilakukan komunikasi data melalui jaringan kabel sehingga diperlukan jaringan nirkabel untuk komunikasi datanya. Teknologi yang ada saat ini telah banyak mendukung untuk pembuatan sebuah jaringan sensor nirkabel seperti modul XBee yang menggunakan protokol ZigBee 802.15.4 untuk mendukung komunikasi nirkabel berupa frekuensi radio sehingga kekurangan yang ada pada jaringan sensor dengan menggunakan kabel pada sistem yang luas dapat diatasi dengan WSN [2].

Wireless sensor network atau jaringan sensor nirkabel merupakan jaringan yang terdiri dari node – node yang tersebar di berbagai tempat dalam jangkauan area jaringan tersebut dan memiliki perannya masing – masing. Setiap node dapat melakukan tugasnya untuk mengirim data, menerima data, dan merasakan data /

sensing data seperti data suhu, kelembaban, tekanan udara, kadar oksigen, dan sebagainya. Meskipun pada dasarnya setiap besaran – besaran tersebut sudah memilik alat ukurnya masing – masing, namun alat ukur tersebut tidak dapat ditanam sebuah program yang mampu mengatur alat ukur tersebut bekerja seperti apa yang kita inginkan. Sebagai contoh kita sering menggunakan termometer untuk mengukur suhu suatu ruangan. Tetapi kita pun harus berada pada ruangan itu untuk mengetahui suhu ruangan tersebut. Hal ini tentu dapat menimbulkan masalah jika pada suatu ruangan harus memiliki range suhu tertentu dan jika nilai dari suhu ternyata diluar dari range yang telah ditentukan, maka akan menggangu kegiatan atau aktivitas yang berlangsung pada ruang tersebut.

Air conditioner (AC) merupakan alat yang paling sering digunakan untuk mengendalikan suhu ruangan. Pemakaian AC secara terus – menerus akan memerlukan energi listrik yang cukup besar. Hal ini tentu dapat menimbulkan kerugian yaitu pemborosan energi listrik sendiri serta biaya pengeluaran untuk pembayaran rekening listrik. Oleh karena itu dengan menggunakan teknologi

WSN dapat dirancang sebuah sistem pemantau suhu ruangan yang diharapkan bisa menjaga suhu ruangan pada range tertentu serta meminimalisir pemakaian energi listrik.

(11)

3

serta menganalisis perubahan suhu agar sesuai dengan range yang ditentukan berdasarkan pemakaian AC.

2. Tinjauan Pustaka

Perkembangan teknologi khususnya di bidang jaringan nirkabel atau

wireless network memacu para peneliti untuk mengupas lebih dalam tentang

wireless sensor network. Telah banyak penelitian terdahulu mengenai kinerja tiap sensor maupun wireless sensor network itu sendiri. Penelitian terhadap suhu ruangan pun menyatakan standar range yang berbeda – beda tergantung apa fungsi ruangan tersebut dan kegiatan atau aktivitas yang terjadi pada ruangan itu.

Pada penelitian yang dibahas oleh Nelis Imanningsih mengenai pengaruh suhu ruangan terhadap kualitas susu bubuk [3] bahwa penyimpanan susu bubuk kemasan dalam suhu ruang 40 ºC dapat meningkatkan kadar oksigen sebanyak 200 kali bagi susu yang kemasannya tidak utuh dan hanya 18 kali bagi susu yang kemasannya utuh. Untuk susu bubuk yang disimpan dalam suhu ruang 25 ºC, hanya mencapai 34 kali untuk susu yang kemasannya tidak utuh, dan hanya 5 kali bagi susu yang kemasannya utuh. Berbeda pula dengan suhu ruangan kamar tidur yang rata – rata berkisar 20 – 25 ºC.

Penelitian juga dilakukan oleh Eky Pratama Halim tentang Rancang Bangun Aplikasi Pemantauan Suhu Ruang Server Menggunakan Pengendali Mikro Sensor Suhu [4] membahas bagaimana mewujudkan solusi dari permasalahan eksistensi server dengan menjaga suhu ruang server secara berkelanjutan melalui sensor suhu LM35 yang terhubung dengan salah satu

server pada ruang tersebut. Dikatakan bahwa sensor suhu LM35 memiliki dimensi yang kecil tetapi memiliki kinerja yang baik dan menjalankan semua fungsi secara keseluruhan. Kalibrasi sensor suhu LM35 yang telah dilakukan berulang - ulang memastikan suhu yang didapat adalah suhu yang valid. Keabsahan suhu pada ruang server tergantung dari tata letak sensor suhu. Range suhu ruangan server

menurut The American Society of Heating, Refrigerator, and Air Conditioning

Engineers (ASHRAE) TC 9.9 merekomendasikan kisaran suhu untuk

pengoperasian peralatan IT adalah 20 - 25 ºC dengan rentang suhu toleransi 15 - 32 ºC [5].

Wireless Sensor Network sendiri telah diteliti oleh Nabila Mahastika Priadana pada penelitian yang berjudul Desain dan Implementasi Wireless Sensor Network Untuk Smart Home Berbasis SMS Gateway [6]. Pada penelitian tersebut sistem akan mendeteksi aman atau tidaknya keadaan rumah menggunakan sensor gerak. Sistem akan mengirimkan trigger kepada user melalui sms gateway jika keadaan rumah terdeteksi dalam keadaan bahaya atau tidak aman.

Penelitian tentang wireless sensor network juga telah diteliti oleh Azfar’ Aizat bin Mohd Isa pada penelitian yang berjudul Smart Home Using Wireless Sensor Network and Android Powered Devices [7]. Pada penelitian ini sistem

smart home system berbasis wireless sensor network dibangun menggunakan Raspberry Pi processor, Cloud Storage dan Android Powered Device. Raspberry Pi digunakan sebagai server dan telah diatur agar dapat menjadi access point dan

(12)

4

dan ukuran yang lebih minimalis. Alat yang digunakan sebagai sensor node

adalah XBee yang merupakan keluaran dari ZigBee dengan menggunakan protokol WIFI 802.11. Pengguna pun dapat mengakses sistem dari mana saja dengan cara yang mudah memakai android. Jika pengguna berada dalam jangkauan area access point, maka pengguna bisa langsung mengakses server

Raspberry Pi. Namun jika pengguna berada diluar jangkauan access point,

pengguna masih bisa mengakses sistem melalui internet menggunakan teknologi

cloud. Di sisi lain, user interface pada android menggunakan web framework dan dropbox. Jadi sistem pun compatible dengan berbagai jenis smartphone. Untuk pengembangan lebih lanjut, smart home sistem dapat diterapkan untuk berbagai macam kegunaan. Smart home system mampu untuk memonitoring dan mengontrol keadaan rumah. Tentu saja hal ini dapat meningkatkan keamanan dari penghuni rumah tersebut.

Perbedaan dari penelitian yang dilakukan terletak pada protokol yang digunakan untuk wireless sensor network. Protokol yang digunakan pada penelitian – penelitan tentang wireless sensor network sebelumnya adalah protokol WIFI 802.11. Pada penelitian ini, penulis menggunakan protokol ZigBee 802.15.4 yang telah ditetapkan oleh IEEE sebagai standar dari protokol komunikasi untuk wireless sensor network. Berdasarkan pada jenis sensor suhu yang digunakan yaitu sensor LM35 sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian lebih dikhususkan pada ruangan dimana manusia melakukan aktivitas pada umumnya seperti ruang kerja, ruang belajar, ruang kamar tidur, dan sebagainya.

Wireless Sensor Network (WSN) merupakan suatu sistem yang melakukan

proses sensing, komputasi dan komunikasi yang memberikan kemampuan bagi

administrator untuk mengukur, mengobservasi, dan memberikan reaksi terhadap kejadian-kejadian dan fenomena pada lingkungan tertentu [8].

Teknologi WSN pada dasarnya adalah menggabungkan proses sensing,

pengendalian, dan komunikasi menjadi satu alat yang disebut dengan sensor node. Perbedaan WSN dengan sistem komunikasi yang lainnya adalah tidak terdekat untuk dikirimkan lagi ke node lain yang terdekat dan seterusnya sehingga data akhirnya sampai di BSC. Kemudian data tersebut barulah dikirimkan ke sebuah BSC. Pada BSC, data-data dari setiap aplikasi WSN mengalami proses akusisi data sehingga menghasilkan informasi yang dapat dikirimkan kepada

user melalui berbagai macam jaringan distribusi informasi baik melalui jaringan nirkabel (wireless) maupun wireland (Ethernet, WLAN ataupun optik). Gambar 1 menjelaskan tentang arsitektur dasar dari WSN.

(13)

5

Gambar 1 Arsitektur Dasar WSN [8]

Sebuah sensor node terdiri dari komponen pengendali (controller), sensor/actuator, memori, perangkat komunikasi dan catu daya (power supply). Karena komponen - komponenya tersebut maka sensor node pada WSN ini disebut juga dengan smart/intelligent sensor. Gambar 2 menggambarkan sebuah

sensor node beserta komponen pendukungnya.

Gambar 2 Komponen Sensor Node [8]

Sebuah pengendali akan memproses semua data yang relevan dan berkemampuan untuk mengeksekusi semua kode - kode, sedangkan beberapa memori digunakan untuk menyimpan program dan data yang nantinya akan dikirimkan ke controller board (gateway). Sensor atau actuator merupakan

interface terhadap parameter – parameter fisik dari lingkungan. Perangkat komunikasi digunakan sebagai peralatan jaringan dalam mengirimkan dan menerima informasi melalui kanal nirkabel. Power supply digunakan sebagai sumber energi untuk mengaktifkan komponen - komponen utama yang lainnya.

(14)

6

Untuk memenuhi kebutuhan aplikasi nirkabel tersebut, IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) telah mengembangkan sebuah standar baru yaitu IEEE 802.15.4 dan protokol yang termasuk dalam standar tersebut adalah protokol ZigBee. Nama ZigBee sebenarnya merupakan kependekan dari dua kata yaitu zigzag dan bee, yang berarti lebah yang terbang dengan perubahan arah. Namun secara teknik sendiri, ZigBee merupakan sebuah spesifikasi untuk protokol komunikasi tingkat tinggi yang mengacu pada standar IEEE 802.15.4 yang berhubungan dengan Wireless Personal Area Networks (WPANs) [9]. ZigBee mempunyai kecepatan transmisi sekitar 250 Kbps, di mana masih lebih rendah dibandingkan dengan teknologi jaringan personal lainnya seperti Bluetooth yang mempunyai kecepatan transmisi hingga 1 Mbps. Sedangkan jarak jangkau ZigBee sekitar 200 meter, lebih jauh dibandingkan dengan Bluetooth. ZigBee bekerja pada frekuensi 2,4 GHz, 868 MHz dan 915 MHz, dimana ketiga rentang frekuensi ini merupakan rentang frekuensi yang gratis yaitu 2.4 – 2.4835 GHz, 868 – 870 MHz, dan 902 - 928 MHz. Setiap lebar frekuensi tersebut dibagi menjadi 16 channel.

Secara fungsinya, setiap node pada komponen ZigBee dapat dijadikan tiga tipe node yaitu Coordinator, Router, dan End device. Jaringan ZigBee harus mempunyai satu Coordinator sesuai dengan jenis topologi jaringannya. Tugas dari sebuah Coordinator adalah menyeleksi kanal frekuensi yang akan digunakan oleh jaringan setidaknya satu yang dapat dideteksi secara aktif, memulai inisialisasi awal pada sistem kerja jaringan, menginjinkan node - node yang lain untuk melakukan koneksi terhadapnya bergabung dengan jaringan bertugas untuk menyediakan pesan routing, manajemen keamanan dan pelayanan lainnya. Tugas dari Router adalah merelay pesan-pesan dari satu node ke node

yang lainnya dan mengijinkan node – node lain untuk melakukan koneksi terhadapnya. Adapun tugas utama dari sebuah End device adalah mengirimkan dan menerima pesan serta merasakan data / sensing. Pada End device biasanya catu dayanya berupa baterai dan ketika tidak mengirimkan atau menerima pesan dapat diset ke sleep mode untuk menghemat daya. Kelebihan pada jaringan ZigBee ini adalah pada pengoperasiannya yang sangat mudah, bentuknya kecil, dan membutuhkan daya yang sangat rendah. Saat ini banyak berbagai macam otomatisasi dan pengendalian yang lengkap dan terintegrasi menggunakan jaringan ZigBee sebagai standar protokol komunikasi sistem tersebut.

(15)

7

Pada prakteknya konsep ini diaplikasikan dalam desain alat atau proyek - proyek yang menggunakan sensor dan mikrokontroler untuk menerjemahkan input analog ke dalam sistem software untuk mengontrol gerakan alat - alat elektro - mekanik. Arduino dikatakan open source karena sebuah platform dari physical computing. Platform di sini adalah sebuah alat kombinasi dari hardware dengan bahasa pemrograman dan IDE (Integrated Development Environment ) yang canggih.

IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, mengkompilasi menjadi kode biner dan mengupload ke dalam memori mikrokontroler. Selain itu juga ada banyak modul - modul pendukung (sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) untuk bisa disambungkan dengan Arduino

LM35 adalah sensor suhu yang paling banyak digunakan untuk praktek karena selain harganya cukup murah, LM35 juga bekerja sangat efektif [11]. Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor. Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu hingga 100 ºC. Dengan tegangan keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 ºC, maka komponen ini sangat cocok untuk digunakan sebagai bahan eksperimen, atau bahkan untuk aplikasi - aplikasi seperti termometer ruang digital, mesin pasteurisasi, atau termometer badan digital.

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metodologi yang digunakan yakni metodologi

penelitian PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize).

Gambar 3 Skema Metodologi PPDIOO [12]

Tahap pertama dalam penelitian ini adakah fase prepare yang terdiri dari analisis masalah yaitu dengan melakukan studi literatur mengenai wireless sensor network untuk mengidentifikasi masalah yang ada serta sistem seperti apa yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut. Pada fase plan dilakukan analisis kebutuhan sehingga sistem yang akan dibuat nanti sesuai dengan kriteria dan kebutuhan yang telah ditetapkan. Pada fase plan juga rencana kerja disusun agar penelitian dapat terorganisir dengan baik.

(16)

8

awal yang berupa diagram elektronik serta alur kerja sistem disusun sebagai dasar agar sistem dapat bekerja secara terstruktur. Tahap berikutnya adalah tahap

implement. Tahap implement merupakan tahap pengaturan setiap hardware dan software yang akan digunakan, penulisan kode program sesuai dengan alur kerja sistem yang telah dibuat, serta merangkai alat yang telah dirancang sebelumnya sesuai dengan kerangka awal yang dibuat pada tahap design.

Pada tahap operate alat yang telah dirancang diuji coba langsung pada objek penelitian mulai dari pengukuran perbandingan nilai alat yang telah dibuat dengan alat yang telah terstandarisasi, serta pengujian sistem yang meliputi perubahan suhu ruangan dan respon alat yang dibuat terhadap perubahan tersebut. Data yang didapatkan pada tahap ini merupakan data yang menentukan apakah sistem yang dibuat telah menjawab permasalahan yang dihadapi atau tidak.

Tahap optimize dilakukan untuk meningkatkan performa dari kerja sistem serta penambahan – penambahan komponen yang diperlukan. Pada penelitian ini topologi yang dipakai adalah topologi star dengan satu Coordinator dan dua End device. Diagram elektronik Coordinator dan End Device ditunjukkan oleh Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 4 Kerangka Dasar Coordinator Node Gambar 5 Kerangka Dasar End device Node

Pada Coordinator node, Arduino digunakan sebagai pusat atau otak dari setiap proses yang terjadi pada sistem. Pada Arduino dipasang sebuah ethernet shield dimana terdapat slot SD card yang akan digunakan untuk menyimpan

datalog sedangkan waktu dalam datalog yang dibuat oleh Arduino ditentukan oleh RTC. LCD digunakan untuk menampilkan data yang telah diproses oleh Arduino dan LED berfungsi untuk memberikan trigger apabila suhu berada diluar batas range yang telah ditentukan. XBee sendiri digunakan sebagai media komunikasi antar node.

Pada End device, baterai digunakan sebagai catu daya untuk menyediakan sumber energi melalui breadboard power supply agar node dapat bekerja karena

End device dan Coordinator terhubung secara nirkabel sehigga End device

(17)

9

komunikasi antar node. Selanjutnya Gambar 6 menjelaskan rancangan topologi dari sistem yang dibuat.

Gambar 6 Topologi Jaringan

Terdapat dua jenis alamat yang digunakan pada topologi ini yaitu PAN (Personal area network) ID yang mengidentifikasikan alamat dari satu jaringan. Setiap node yang dikonfigurasi pada jaringan harus memiliki PAN ID yang sama agar dapat terkoneksi dengan node yang lain dalam jaringan. Jaringan pada penelitian kali ini menggunakan PAN ID 2906. Selain PAN ID alamat yang digunakan adalah alamat fisik atau alamat MAC (Media Access Control) dari masing – masing node yang sudah tertanam pada tiap perangkat keras XBee dari pabrik pembuatan XBee. Panjang alamat MAC adalah 64 bit. Alamat MAC inilah yang menentukan identitas tiap node dengan alamat pada masing – masing node

dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1 Alamat MAC Tiap Node

NODE ALAMAT

Coordinator 0013A20040CAAAD3

End device (Ruangan 1) 0013A20040D6AB9A

End device (Ruangan 2) 0013A20040D6AC09

(18)

10

variabel R1 dan data ruangan dua akan ditampilkan oleh variabel R2 pada LCD. Besaran suhu yang dipakai adalah celcius (ºC).

Berdasarkan skema desain jaringan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka selanjutnya dijelaskan tentang alur kerja dari sistem pemantau suhu ruangan yang dibuat. Alur kerja sistem dijelaskan pada flowchart yang digambarkan oleh Gambar 7.

Gambar 7 Flowchart Alur Kerja Sistem

Pemrograman C berbasis Arduino terbagi menjadi dua bagian yaitu setup

dan loop. Pada bagian setup setiap variabel diinisialisasikan nilainya. Kemudian program memeriksa status RTC dan SD card. Jika RTC dan SD card tidak ditemukan, program tetap bisa berjalan hanya saja data yang diperoleh tidak akan tersimpan dalam datalog.

Pada bagian loop adalah bagian dimana setiap proses menangkap data /

capturing berlangsung.Coordinatornode akan menunggu inputan dari End device

dan kemudian memproses data tersebut. Pengiriman data dari End Device ke

Coordinator dilakukan tiap detik agar dapat dipastikan bahwa sistem berjalan secara real time. Data tetap dikirim tiap detik meskipun suhu berada pada range

normal dikarenakan sama halnya seperti keterangan waktu, suhu merupakan faktor yang perlu untuk diketahui saat nilai berada pada range normal ataupun nilai berada diluar range yang ditentukan. Hanya saja sistem akan memberikan

(19)

11

sebagai alamat node End device pada ruangan satu atau alamat node End device

pada ruangan dua. Setelah melakukan sensing, program akan memeriksa apakah suhu berada dalam range normal atau tidak yaitu diantara 20 – 25 º C. Jika suhu berada pada range normal, maka program akan langsung menampilkan nilai suhu di LCD dan menyimpan data suhu pada SD card. Jika suhu kurang dari sama dengan 20 ºC, maka lampu LED akan mati yang menandakan suhu ruangan terlalu dingin dan AC harus dalam keadaan OFF. Jika suhu lebih dari sama dengan 25 ºC, maka sebaliknya LED akan menyala yang menandakan suhu ruangan terlalu panas dan AC harus dalam keadaan ON agar suhu kembali pada range normal. Pada inisialisasi awal lampu LED dalam keadaan nyala sampai suhu ruangan kurang dari sama dengan 20 ºC.

Setiap pemrosesan data yang berlangsung akan disimpan pada memori SD card yang telah diinisialisasi di awal program jika sistem mengindikasi ketersediaan SD card. Data disimpan sesuai dengan timestamp yang diatur oleh

Real Time Clock (RTC). Tahap pemrosesan data berlangsung selama setiap node

masih mendapatkan sumber energi. Pada end device, sumber energi yang dipakai yaitu baterai 9V sehingga menghemat energi yang dikeluarkan. Jika sumber energi pada end device habis, sistem tidak akan terganggu. Hanya ruangan dimana

node tersebut berada tidak bisa mengirim data suhu ruangan tersebut tetapi ruangan yang lain masih bisa beroperasi dengan baik.

Pada node coordinator tidak bisa mengandalkan baterai sebagai sumber energi dikarenakan node coordinator adalah pusat dari sistem yang berlangsung. Seluruh sistem akan mati dan tidak berfungsi apabila coordinator node kehabisan energi. Oleh karena itu coordinator node dengan mikrokontroler Arduino Uno membutuhkan sumber energi dengan aliran listrik yang konstan sehingga sistem dapat terus berjalan dengan baik.

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan perancangan yang telah dibuat pada fase design, penelitian dilanjutkan dengan fase implement. Hal pertama yang harus dilakukan pada tahap ini adalah mengatur peran dari setiap node baik Coordinator maupun End device

menggunakan software X-CTU. Pada coordinator kita memilih function set

dengan ZigBee coordinator API dan memasukan nilai PAN ID yaitu 2906. Hal yang sama dilakukan pada tiap end device yaitu memasukan nilai PAN ID dengan 2906. Namun untuk function set yang dipilih adalah ZigBee end device API. Pada

end device juga diatur pin mana yang akan menerima data sensing serta interval waktu tiap berapa lama data sensing akan dikirim ke coordinator. Pin yang akan memproses data sensing adalah pin 0 menggunakan mode ADC dengan interval waktu setiap 1 detik.

(20)

12

Gambar 8 Rangkaian Coordinator Node Gambar 9 Rangkaian End device Node

Setelah semua hardware dipersiapkan, selanjutnya adalah proses pembuatan kode program yang akan ditanam pada Arduino Uno sebagai

Coordinator node. Program dibuat dengan menggunakan Arduino IDE. Program

dibuat sesuai dengan alur kerja sistem yang digambarkan oleh flowchart pada Gambar 7. Untuk setiap pemrosesan data sensor, data yang dikirim oleh End device menggunakan format API frame dengan tipe I/O data sample RX indicator.

Kode Program 1 Cek RTC dan SD Card

void setup() { delay(5000);

pinMode(LED1,OUTPUT);

pinMode(LED2,OUTPUT); digitalWrite(LED1, HIGH);

digitalWrite(LED2, HIGH);

Serial.begin(9600);

Wire.begin(); RTC.begin();

lcd.begin(16,2); if (!RTC.isrunning()) {

Serial.println("RTC is NOT running!");

}

pinMode(10,OUTPUT); digitalWrite(10,HIGH);

Serial.println("Initializing SD card..."); if (!SD.begin(4)) {

Serial.println("initialization failed!"); return;

}

(21)

13

Bagian setup adalah bagian yang hanya akan diproses satu kali yaitu saat Arduino pertama kali dinyalakan. Pada bagian ini proses – proses dimulai serta pengecekan RTC dan SD Card. Jika RTC dan SD Card tidak ditemukan program hanya akan memberikan pemberitahuan pada serial monitor namun tidak akan menghentikan jalannya program karena sistem tetap data bekerja hanya saja tidak dapat membuat datalog.

Kode Program 2 Menangkap Data Sensor dan Mengidentifikasi Alamat Pengirim

void loop() {

adalah bagian yang akan dieksekusi terus menerus selama Arduino masih mendeteksi ketersediaan energi listrik. Pada tahap inilah data sensor akan diproses. Dimulai dengan pengecekan panjang data yang ditransmisikan oleh End device. Data yang ditransmisikan merupakan API frame dengan jenis ZigBee I/O data sample RX indicator. Panjang API frame ini adalah 21 byte dengan delimiter

atau kode yang menunjukan identitas API frame adalah 7E. Jika terdapat data dengan panjang 21 byte dengan start delimiter 0x7E, maka data itu merupakan data sensor. Ketika diidentifikasi sebuah data sensor, maka yang harus diketahui pertama kali adalah alamat pengirim. Pada API frame ZigBee IO data sample RX indicator, alamat pengirim terdapat pada byte ke 4 sampai 11. Oleh karena itu

(22)

14

Kode Program 3 Membaca nilai suhu pada data yang diterima dari end device

for (int i = 12; i<19; i++) {

byte discard = Serial.read(); }

int analogHigh = Serial.read(); Serial.println(analogHigh); int analogLow = Serial.read(); Serial.println(analogLow);

int analogValue = analogLow + (analogHigh * 256);

Pada tahap selanjutnya program mengambil nilai data sensing yang ada pada byte ke 19 dan 20. Data tersebut yang kemudian dikalkulasi dengan untuk mendapatkan data suhu ruangan. Suhu ruangan kemudian ditampilkan oleh LCD

dan ditulis pada datalog. Jika nilai suhu ruangan kurang dari sama dengan 20, maka program mengirim trigger untuk mematikan lampu LED sesuai dengan ruangan yang mempunyai nilai tersebut. Tetapi jika nilai suhu lebih dari sama dengan 25, maka program akan menyalakan LED tersebut.

Setelah pembuatan hardware dan software selesai, kemudian sistem dapat dirangkai dan dioperasikan. Baterai 9V dihubungkan pada End device dan

Coordinator dihubungkan dengan komputer atau laptop menggunakan kabel USB

AM to BM untuk memulai kerja sistem. Gambar 10 merupakan gambar dari rangkaian sistem yang telah dibuat.

Gambar 10 Rangkaian Sistem

(23)

15

mahasiswa melakukam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua node End device

yang akan diuji yaitu node pertama diletakkan pada ruangan yang dipakai khusus untuk penelitian sehingga ruangan diatur dengan nilai suhu 16ºC serta ruangan dikosongkan selama waktu penelitian. Ruangan kedua merupakan ruangan kelas aktif atau ruangan kelas yang dipakai untuk kegiatan belajar mahasiswa dan nilai suhu dari AC pada ruangan kedua random sesuai kebutuhan pemakai ruangan kelas tersebut. Gambar 11 dan Gambar 12 merupakan posisi dari end device.

Gambar 11 Ruangan Satu Gambar 12 Ruangan Dua

Metode pengambilan data yang dipakai pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan range waktu pengecekan suhu adalah setiap dua jam mulai dari pukul 08.00 sampai 20.00. Setelah dilakukan pengujian dan pengambilan data, nilai dari data tersebut terekam pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Pengujian Suhu

Data Waktu R1 (ºC)

R2 (ºC)

LED

1

LED

2 1 08.00 - 10.00 23.91 24.49 ON ON 2 10.00 - 12.00 20.16 24.38 ON ON 3 12.00 - 14.00 19.69 24.49 OFF ON 4 14.00 - 16.00 21.33 23.67 OFF ON 5 16.00 - 18.00 22.55 24.49 OFF ON 6 18.00 - 20.00 23.79 24.96 OFF ON

(24)

16

dua dilakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Pada pengujian ini juga simulasi dilakukan untuk uji coba fungsi controlling dari sistem yang telah dibuat. Simulasi controlling pada pengujian ini diwakilkan oleh LED dan AC dimatikan atau dinyalakan secara manual berdasarkan nyala dari lampu LED tersebut. Terlihat pada pukul 12.00 – 14.00 suhu pada ruangan satu mencapai < 20 ºC sehingga lampu LED ruangan satu mati secara otomatis dan AC pada ruangan satu pun dimatikan secara manual. Setelah itu suhu kembali normal pada range yang telah ditentukan. Hasil penelitian suhu pun disimpan dalam datalog agar dapat diteliti lebih lanjut. Datalog ditunjukan oleh Gambar 13.

Gambar 13Datalog Pengujian Sistem

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Wireless Sensor Network dapat bekerja secara efektif dalam membangun sistem pemantau suhu ruangan secara terpusat dimana suhu tiap ruangan dapat dilihat pada titik pusat yang ditentukan. Sistem dapat menjaga nilai suhu pada range yang ditentukan dengan memanfaatkan air conditioner sebagai pengontrol suhu ruangan. Sensor suhu yang digunakan yaitu sensor LM35 juga bekerja dengan baik menggunakan rumus yang telah ditentukan sehingga keluaran dari sistem sesuai dengan nilai suhu yang sebenarnya. Data yang terekam pada sistem disimpan dalam sebuah memori SD card sehingga dapat dilihat kapanpun untuk diteliti. Pengembangan yang dapat dilakukan untuk penelitian lebih lanjut adalah dengan menambahkan fungsi routing dengan topologi yang berbeda sehingga dapat memperluas jangkauan area dari sistem.

End device dibuat dengan menggunakan fitur sleep mode agar daya yang digunakan pada baterai lebih sedikit sehingga menambah masa hidup dari sebuah

(25)

17

6. Daftar Pustaka

[1] Tri Utomo, Ambar, Syahputra, Ramadan, Iswanto, 2011, Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengukur Suhu Delapan Ruangan, Jurnal Teknologi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 4 : 2 (153-159)

[2] Firnandes, Toni., Risandriya, S. K., Kamarudin., 2013, Aplikasi Wireless Sensor Network (WSN) Berbasis Radio Frequency (RF) dan Sms Alert GSM, Jurnal Integrasi, Politeknik Negeri Batam 5 : 1, ISSN: 2085-3858 [3] Imanningsih, Nelis, 2013, Pengaruh Suhu Ruang Penyimpanan Terhadap

Kualitas Susu Bubuk, AGROINTEK 7 : 1, http://pertanian.trunojoyo .ac.id/wp-content/uploads/2013/11/JURNAL-1.pdf/. Diakses tanggal 18 Agustus 2015.

[4] Halim, E. K., Yuhana, U. L., Shiddiqi, A. M., 2011, Rancang Bangun Aplikasi Pemantauan Suhu Ruang Server Menggunakan Pengendali Mikro Sensor Suhu, http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15328-paper-pdf.pdf/. Diakses tanggal 18 Agustus 2015.

[5] Kurniawan, Eka, 2013 , Suhu Ideal untuk Ruangan Server TI,

http://www.ekurniawan.net/it-articles/miscellaneous/150-suhu-ideal-untuk-ruangan-server-ti.html. Diakses tanggal 18 agustus 2015.

[6] Priadana, N. M., Soebroto A. A., Setyawan, G. E., 2014, Desain dan Implementasi Wireless Sensor Network Untuk Smart Home Berbasis SMS Gateway. Jurnal Mahasiswa PTIIK UB, 3 : 1

[7] Mohd Isa, A. A., 2013 Smart Home Using Wireless Sensor Network and Android Powered Devices, http://portal.fke.utm.my/fkelibrary/files/ azfaraizatbinmohdisa/2013/497_AZFARAIZATBINMOHDISA2013.pdf/.

Diakses tanggal 18 Agustus 2015.

[8] Sugiarto, Bambang, 2010, Perancangan Sistem Pengendalian Suhu pada Gedung Bertingkat dengan Teknologi Wireless Sensor Network, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 4 : 1 (62-68)

[9] Vikri, A. I., Akbar, S. R., Pramukantoro, E. S., 2013, Komunikasi Pengiriman Data Dengan Protokol ZigBee Menggunakan Mekanisme Internet Checksum Untuk Mengubah Parameter Modul Arduino,

http://filkom.ub.ac.id/doro/download/article/file/DR00037201406. Diakses tanggal 26 November 2015.

[10] Kristianto, Eko, 2013, Monitoring Suhu Jarak Jauh Generator AC Berbasis Mikrokontroler, http://eprints.uny.ac.id/10162/1/ARTIKEL.pdf/. Diakses tanggal 18 Agustus 2015.

[11] Candra, Robby, 2008, Alat Pemantau Suhu Ruangan Melalui Web Berbasiskan Mikrokontroler At89s51. Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008) ISSN : 1411-6286

Gambar

Gambar 2 Komponen Sensor Node [8]
Gambar 3 Skema Metodologi PPDIOO [12]
Gambar 4 dan Gambar 5.
Gambar 6 Topologi Jaringan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Berkat serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Kuliah Kerja Media di

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa produksi bahan kering dan kualitas nutrisi hijauan padang penggembalaan alam di Kecamatan Lore Utara, Kabupaten

tangga yang memenuhi kriteria: Mengelola usaha pertanian milik sendiri, Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan Berusaha dibidang jasa pertanian (Namun data ST2003 tdk

Berdasarkan uraian mengenai elemen-elemen pembentukan karya seni di atas dapat dinyatakan bahwa konsep bentuk dalam penciptaan Imajinasi Tentang Ayam Dalam Lukisan adalah

Pada Gambar 4.24 merupakan tampilan pada database ketika dilakukan penekanan tombol “Save” yang menandakan bahwa data telah berhasil disimpan dalam database. Pada

Dari hasil jawaban yang diberikan enam siswa, yaitu siswa RZ yang mampu memberikan penyelesaian untuk mengukur indikator kelancaran dan elaborasi dengan memperoleh

(Tabel 2) Sebagian bakteri penyebab sepsis neonatorum mempunyai sensitifitas yang rendah terhadap antibiotik lini pertama (ampisilin, gentamisin), dan antibiotik lini

Kepercayaan pengguna pada suatu merek dapat mempengaruhi keinginan pengguna tersebut untuk mempercayai merek dengan segala resikonya, karena adanya harapan dari