Lampiran
–
Lampiran
Script Breakdown Film “ENIGMA” serial “Kematian Alana”
Episode 1 : Part 1
Scene 1 (01.00 – 01.56)
Audio Visual
Bapak Pemulung: “Ada mayat… Tolong ada mayat”
Iptu Ardi: “Ini mas, makasih ya mas yah.
Seorang pemulung sedang melewati padang
ilalang. Pemulung tersebut melihat sesosok
mayat yang tak lain adalah Alana Jasmine.
Pemulung pun panik karena melihat mayat
tersebut, kemudian dia berlari panik dan
menjauh dari mayat yang ada di padang
ilalang tersebut.
Aparat Kepolisian langsung datang untuk
1 2 3
4 5 6
Aduh, siapa sih nih. Hallo?”
AKP Nina: “Kamu beli kopi di mana sih? Di Arab? Lama banget!”
Iptu Ardi: Iya, iya ini udah kelar”
menelusuri TKP (Tempat Kejadian Perkara).
AKP Nina yang ditugaskan komandannya
untuk melihat keadaan TKP sedang
menelepon partner kerja nya yaitu Iptu Ardi.
Dengan nada kesal, AKP Nina menanyakan
Iptu Ardi membeli kopi di mana, karena
AKP Nina menunggu Iptu Ardi yang terlalu
lama membeli kopi.
Scene 2 (01.56 – 03.00)
Audio Visual
Pemuda Jaket Hitam: “Wey kalo jalan pake mata!”
Iptu Ardi: “Maaf mas”
Pemuda Baju Biru: “Mundur dulu”
Iptu Ardi sedang keluar dari kedai kopi dan
separuh badannya bertabrakan dengan
seorang pemuda yang memakai jaket hitam.
Iptu Ardi langsung meminta maaf, akan
1 2 3
4 5 6
Pemuda Jaket Coklat: “Dasar lama nih”
Iptu Ardi: “Kalo berantem jangan di sini. Di sana aja”
Pemuda Jaket Hitam: “Ayo, ayo hajar!”
tetapi kedua teman dari seorang pemuda itu
mengajak berkelahi. Iptu Ardi akhirnya
melayani mereka untuk berkelahi tetapi tidak
di depan kedai kopi tersebut. Perkelahian pun
terjadi antara Iptu Ardi dengan ketiga
pemuda di daerah yang jauh dari depan kedai
kopi. Dan pada akhirnya Iptu Ardi yang
memenangkan perkelahian. Kemudian ketiga
pemuda itu kabur melarikan diri.
Scene 3 (03.00 – 04.37)
Audio Visual
Backsound (Suara Sirine Mobil Polisi)
Kompol Surya: “Di mana?”
AKP Nina sedang berjalan di TKP untuk
mengecek keadaan. Kemudian beberapa saat
datang Kompol Surya dengan mobil polisi
1 2 3
4 5 6
Petugas Kepolisian: “TKP ada di sebelah sana komandan”
AKP Nina: “Siap Pak”
Kompol Surya: “Gimana keadaannya?” AKP Nina: “Dada nya terkena luka tembak dan kaki kiri nya terluka sangat serius.”
Iptu Ardi: “Siang Komandan” Kompol Surya: “Ya”
Iptu Ardi: “Sorry, ada masalah dikit tadi.”
beserta asistennya. Lalu Kompol Surya
mendekati TKP dan bertemu dengan AKP
Nina untuk menanyakan keadaan di TKP.
Setelah AKP Nina memberitahukan keadaan
korban, beberapa saat kemudian muncul Iptu
Ardi yang terlambat datang ke lokasi TKP
karena berkelahi dengan beberapa pemuda
sesaat setelah membeli minuman di kedai
kopi sebelumnya.
Scene 4 (04.37 – 07.06)
1 2 3
4 5 6
Audio Visual
Backsound (Suara Bel Rumah)
Backsound (Suara Pintu Terbuka)
AKP Nina: “Apakah benar ini kediaman Alana Jasmine?”
Ibu Soffie: “Iya benar. Saya ibunya.”
AKP Nina: “Saya Nina, dan ini partner saya, Ardi. Bisa kita bicara di dalam?”
Ibu Soffie: “Silahkan.”
Ibu Soffie: “Ada… ada keperluan apa ya mbak kesini?”
AKP Nina: “Ee, saya kesini untuk mengabarkan berita yang kurang baik.
Sekitar satu jam yang lalu, Alana di temukan dalam kondisi tidak bernyawa”
Ibu Soffie: “Ga, ga mungkin. Mungkin ibu salah orang. Itu ga mungkin Alana”
AKP Nina: “Jenazah Alana sudah dibawa ke rumah sakit untuk di periksa lebih lanjut” Ibu Soffie: “Ga mungkin bu. Mungkin itu bukan Alana”
AKP Nina: “Saya ditugaskan untuk mengusut ini sampai tuntas”
Ibu Soffie: “ Ga mungkin, ga mungkin bu, ga mungkin, ga mungkin… Alanaaaa, Alana jangan tinggalin mami nak… Alanaaaaa.”
Backsound (Suara pintu kamar Alana
AKP Nina dan Iptu Ardi mengunjungi rumah
Alana untuk memberitahukan kabar tentang
keadaan Alana kepada keluarga yang ada di
rumah. Ibu dari Alana Jasmine, yaitu Ibu
Soffie membuka pintu dan mempersilahkan
AKP Nina dan Iptu Ardi masuk ke dalam
rumah. Selain memberi kabar, AKP Nina
juga ditugaskan Kompol Surya untuk
menyelidiki dan mengusut kasus ini hingga
tuntas. AKP Nina kemudian masuk ke dalam
kamar Alana dan melihat keluar jendela. Saat
melihat keluar jendela, AKP Nina dengan
wajah penasaran melihat seorang laki-laki
sedang duduk di motor nya sendiri di depan
teras rumah Alana. Dan kemudian seorang
laki-laki tersebut langsung pergi dengan
terbuka)
Episode 1 : Part 2
Scene 5 (00.02 – 00.56)
Audio Visual
Backsound (Suara starter motor)
AKP Nina: “Gimana bu? Bapak sudah bisa di hubungin?”
Ibu Soffie: (Suara Menangis)
Backsound (Suara lembaran kertas di buku
yang sedang di baca AKP Nina)
Seorang laki-laki yang berada di teras rumah
Alana langsung menyalakan motornya dan
pergi karena melihat AKP Nina yang berada
di jendela kamar Alana. Setelah seorang
laki-laki itu pergi, AKP Nina mengamati isi
sekeliling kamar Alana dan menemukan
sebuah buku berwarna merah yang
merupakan buku harian Alana. AKP Nina
mengambil buku nya dan duduk di sebelah
ibu Soffie, kemudian bertanya kepada ibu
1 2 3
4 5 6
Soffie tentang bapak dari Alana sudah bisa di
hubungi atau belum. Ibu Soffie menjawab
dengan menggelengkan kepala sambil
menangis. Setelah itu, AKP Nina mulai
membuka buku harian Alana dan
membacanya.
Scene 6 (00.56 – 04.14 )
Audio Visual
Backsound (Suara alarm jam beker
berbunyi)
Alana: “Pagi ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sepi, Dingin, Kosong.
Pelan-pelan kesunyian ini membunuhku. Daddy
[FLASHBACK] Alana Jasmine bangun pagi
dan merilekskan badannya di depan
kamarnya. Lalu Alana berjalan ke dapur dan
membuat secangkir teh. Setelah membuat
teh, Alana membawa secangkir teh tersebut
ke teras depan rumah nya. Kemudian Alana
1 2 3
4 5 6
sibuk dengan pekerjaannya yang ga pernah selesai. Dan mami… aku ga tau mami ke mana. Mami ga pernah ada.”
Alana: “Pagi ku selalu kelabu. Hari-hari ku ga pernah seru. Tapi semua ini biar menjadi rahasia ku.”
Ibu Soffie: “Iya nih aku juga ada di rumah kok. Heh, kamu kangen sama aku? Bohong
banget, orang kita aja habis ketemuan masa
kangen? Gombal deh kadang-kadang.
Yaudah kalo gitu aku masuk dulu ya ke rumah, ntar telepon lagi. Dahhh.”
Ibu Soffie: “Sayang, kamu belum berangkat kuliah?”
Alana: “Apa peduli mami? Mami sendiri dari mana jam segini baru pulang?”
Ibu Soffie: “Mami… mami dari…”
Alana: “Sebenernya mami pergi sama siapa sih? Sampe mami lupa kalo mami masih punya anak yang harus mami urus?”
AKP Nina: “Apa Alana punya kakak atau adik?”
Ibu Soffie: “Alana itu anak kita satu-satu nya”
AKP Nina: “Alana dekat dengan ibu? Atau mungkin Alana dekat dengan Ayahnya? Ibu Soffie: “Saya… saya mau ke rumah
duduk di teras dan menikmati secangkir teh
tersebut di pagi hari.
Beberapa saat kemudian, ibu dari Alana yaitu
ibu Soffie datang ke rumah sambil telepon
dengan pacar baru nya. Saat mau masuk
rumah, ibu Soffie dan Alana saling bertemu
dan mereka pun saling berbicara.
Alana yang kesal dengan ibu nya karena
tidak mengurus Alana, akhirnya langsung
meninggalkan ibu nya masuk ke kamar.
Setelah membaca awal buku harian Alana,
kemudian AKP Nina bertanya kepada ibu
Soffie tentang Alana anak ke berapa dan
lebih dekat dengan ibu atau ayahnya. Tetapi
ibu Soffie tidak menjawab pertanyaan yang
kedua dan hanya ingin pergi ke rumah sakit
saat itu juga. AKP Nina pun menyanggupi
sakit sekarang. Saya mau lihat Alana” AKP Nina: “Ya udah, kami akan temani ibu kesana. Tapi setelah itu kami butuh waktu
ibu untuk penyelidikan di kantor. Ya?
meminta kesediaan ibu Soffie untuk di
interogasi di kantor kepolisian setelah pulang
dari rumah sakit. Dan akhirnya ibu Soffie
hanya mengangguk-anggukan kepala nya
sambil menangis.
Scene 7 (04.14 – 04.47)
Audio Visual
AKP Nina: “Iya pak, saya dan Ardi masih di rumah sakit, karena ibu korban masih
memaksa untuk melihat anaknya. Siap Komandan.”
AKP Nina: “Mari ibu.” Iptu Ardi: “Silahkan ibu.”
Tampak depan gedung rumah sakit tempat
jasad Alana sedang di periksa lebih lanjut
oleh dokter. Ibu Soffie di temani Iptu Ardi
dan AKP Nina hendak memasuki ruangan
jasad Alana di periksa. Tetapi sebelum itu,
AKP Nina di telepon Kompol Surya untuk
memberi kabar. Setelah di telepon, Ibu Soffie
1 2
Ibu Soffie: “Alanaa… Alanaaaaa” Iptu Ardi: “Sabar bu.”
Ibu Soffie: “Maafkan mami nak…” Iptu Ardi: “Bu, bu tenang, bu tenang”
Ibu Soffie: “Maafkan mami ga bisa jadi mami yang baik buat kamu.”
akhirnya masuk melihat jenazah anaknya
sambil menangis histeris. Iptu Ardi dan AKP
Nina membantu menenangkannya.
Scene 8 (04.47 – 08.23)
Audio Visual
Backsound (Suara Sirine Mobil Polisi)
Ibu Soffie: “Cancel semua urusan kamu hari ini. Ada yang lebih penting. Aku lagi di
kantor polisi sekarang. Kamu ke sini
sekarang, aku kirimin lokasi nya lewat
Tampak suasana di depan kantor polisi di
Bogor. Di dalam kantor, terlihat ibu Soffie
sedang menelepon suaminya yaitu Ayah dari
Alana agar datang ke kantor polisi.
Masih di kantor polisi Bogor, AKP Nina
1 2 3
4 5 6
whats’appnanti.”
Backsound (Suara pintu di ketuk 7 kali) Kompol Surya: “Masuk.”
Saya pikir buku ini bisa memberi info lebih lanjut tentang dia”
Kompol Surya: “Bagus. Dalami terus. Saya mau kasus ini cepat terungkap”
AKP Nina: “Siap Komandan.”
Iptu Ardi: “Bu, di minum dulu”
Bapak Arman: “Saya mau cari Soffie. Soffie mana? Soffie di mana?”
Iptu Ardi: “ Pak, Tenang pak, tenang. Bapak tenang pak.”
Bapak Arman: “Soffie… di mana Alana?”
Ibu Soffie: “Alanaaa.. Alanaaa…”
Bapak Arman: “Soffie… kamu jangan
nangis dong, jawab dulu pertanyaan saya” Iptu Ardi: “Pak, tenang pak. Tadi pagi Alana di temukan tewas”
mengetuk pintu untuk masuk ke ruang
Kompol Surya dan memberi laporan sampai
di mana penyelidikan tentang kasus Alana.
Dan akhirnya Kompol Surya menutup
pembicaraan dengan menugaskan AKP Nina
mendalami terus kasus ini, agar kasus ini
cepat terungkap.
Ibu Soffie yang sedang duduk sambil
menangis menunggu suami nya, di datangi
oleh Iptu Ardi untuk memberikan minum.
Beberapa saat kemudian, datanglah Bapak
Arman, Ayah Alana, dalam kondisi
tergesa-gesa dan tidak tenang. Lalu Iptu Ardi
berusaha menenangkannya. Bapak Arman
langsung menanyakan anaknya berada di
mana. Iptu Ardi mencoba menjawab dengan
tenang dan meyakinkannya bahwa anak nya
telah tewas. Akhirnya Bapak Arman hanya
Bapak Arman: “Bapak bercanda kan?” Iptu Ardi: “Saya serius pak. Saya Ardi, dan saya ditugaskan untuk mengusut kasus anak Bapak” pemeriksaan selesai, baru kita bisa ke rumah sakit.”
Backsound (Suara pintu diketuk 3 kali) Kompol Surya: “Masuk”
Kompol Surya: “Coba di lihat” Iptu Bimo: “Siap ndan”
Kompol Surya: “Nama nya Alana Jasmine, seorang mahasiswi, di temukan tewas tadi
pagi. Sekarang jasad nya ada di rumah sakit.
Saya minta kamu ke sana, check apa hasil otopsi nya”
Iptu Bimo: “Siap ndan.”
percaya, dan meminta bertemu dengan jasad
Alana saat itu juga. Iptu Ardi pun
menyanggupi permintaannya asalkan setelah
jasad Alana sudah selesai di otopsi.
Masih di kantor polisi Bogor, Iptu Bimo
mengetuk pintu ruangan Kompol Surya.
Kompol Surya mempersilahkan Iptu Bimo
masuk dan menyuruh nya melihat dokumen
berwarna kuning yang berisi biodata Alana
Jasmine. Setelah Iptu Bimo membaca nya
sekilas, Kompol Surya menugaskan Iptu
Bimo untuk datang ke rumah sakit dan
Episode 1 : Part 3
Scene 9 (00.02 – 00.15)
Audio Visual
AKP Nina: “Kapan terakhir kali ibu melihat Alana?”
Ibu Soffie: “Kemarin”
AKP Nina: “Kapan tepatnya?”
Bapak Arman: “Kira-kira 6 hari yang lalu” Iptu Ardi: “Dimana?”
Bapak Arman: “Dikantor saya.”
Masih di kantor kepolisian, AKP Nina
sedang menginterogasi ibu Soffie di meja
kerja nya. Dan di saat yang bersamaan, Iptu
Ardi sedang menginterogasi Ayah dari Alana
di meja kerjanya.
1 2
Scene 10 (00.15 – 01.05)
Audio Visual
Backsound (Suara tanda lift berhenti)
Bapak Arman: “Alana?”
Teman Kerja Bapak Arman: “Ini Pak”
Bapak Arman: “Ah, tolong di urus sebentar ya”
Teman Kerja Bapak Arman: “Baik Pak” Alana: “Telepon Alana kenapa ga diangkat?”
Bapak Arman: “Hemm, daddy…”
Alana: “Kenapa? Daddy sibuk? Heh, klasik”
[FLASHBACK] Alana Jasmine datang ke
kantor Ayah nya, terlihat dia sedang
menekan tombol lift untuk menuju ruangan
kantor Ayahnya. Tetapi Alana malah
berpaspasan dengan Ayahnya saat pintu lift
terbuka. Ayaha Alana kaget karena anak nya
berada di kantor. Kemudian dia pun
menyuruh teman kerja nya pergi sebentar
karena hendak berbicara dengan Alana. Ayah
Alana dan Alana pun mulai melakukan
pembicaraan. Dan pada akhirnya Ayah Alana
1 2
Bapak Arman: “Dengar dong sayang, daddy itu banyak urusan yang harus di selesaikan.
Eh gini aja, minggu depan itu kan weekend,
daddy akan ke rumah menemani kamu seharian. Terserah Alana mau ke mana” Alana: “Selalu aja kaya gitu. Selalu ada yang lebih penting dari Alana ya dad.”
Bapak Arman: Bukan sayang, denger ya,
banyak yang harus daddy urusin. Oke, daddy pergi dulu sekarang ya.”
mengakhiri pembicaraan karena masih ingin
bekerja.
Scene 11 (01.05 – 01.17)
Audio Visual
AKP Nina: “Tolong di ingat bu, saya butuh info yang lebih detail”
Di meja kerja AKP Nina, ibu Soffie masih di
interogasi. AKP Nina menyuruh ibu Soffie
1 2
Ibu Soffie: “Kemarin… kemarin siang sekitar jam 1.”
untuk lebih detail menceritakan kejadian
Alana saat di rumah.
Scene 12 (01.17 – 02.23 )
Audio Visual
Backsound (Suara alarm kunci mobil di
buka)
Backsound (Suara mesin mobil di nyalakan)
AKP Nina: “Alana pergi sama siapa?” AKP Nina: “Alana pergi ke mana?”
Alana: “Hallo? Iya sayang, ini lagi otw kampus kok. Ini lagi nyetir. Oke sayang, see you.”
[FLASHBACK] Alana sedang berjalan
membawa buku menuju mobilnya yang
berada di teras. Tanpa menyapa mama nya
yang ada di dalam rumah, Alana langsung
menaiki mobil nya dan pergi begitu saja.
Mama nya hanya terdiam melihat Alana dari
jendela rumah dan terlihat dari raut wajah
nya yang memikirkan Alana.
Masih di meja kerja AKP Nina, ibu Soffie
yang selaku mama dari Alana sedang di
1 2 3
4 5 6
interogasi oleh AKP Nina.
[FLASHBACK] Siang hari di dalam
perjalanan menuju ke kampus, Alana yang
sedang menyetir di telepon oleh pacarnya.
Alana pun menyetir mobil sambil mengabari
pacarnya lewat telepon genggamnya.
Scene 13 (02.23 – 02.48)
Audio Visual
Iptu Ardi: “Kapan terakhir kali Bapak berkomunikasi dengan Alana?”
Bapak Arman: “Setelah dia dari kantor saya, dia beberapa kali menelepon saya. Tapi… saya tidak sempat menjawabnya.”
Di ruang kerja Iptu Ardi sedang
menginterogasi Ayah dari Alana Jasmine.
[FLASHBACK] Di ruang kerja nya, Ayah
Alana sedang berdiskusi dengan rekan kerja
1 2
Bapak Arman: “Pengubahannya itu harus sesuai dengan yang disini, biar balance” Teman Kerja Bapak Arman: “Iyaa pak”
Backsound (Suara ringtone handphone
Ayah Alana)
Teman Kerja Bapak Arman: “Kalo yang ini pak?”
Bapak Arman: “Nah itu harus di balancing juga.”
nya. Beberapa saat kemudian handphone
Ayah Alana berbunyi. Bapak Arman
kemudian melihat handphone nya, dan tidak
mengangkat telepon yang masuk dari Alana.
Setelah itu Ayah Alana menaruh handphone
nya lagi di meja dan meneruskan diskusi nya
dengan rekan kerja kantor nya.
Scene 14 (02.48 – 04.00)
Audio Visual
AKP Nina: “Apa ada kemungkinan Alana punya musuh?”
Di meja kerja AKP Nina masih
menginterogasi ibu Soffie, mama dari Alana.
1 2 3
4 5 6
Citta: “Ya udah yuk buruan ah”
Tara: “Bentar dulu mau ambil make up, mau ambil make up”
Lala: “Ehm, ehhmmm, ehmm, ehmmmmm”
Citta: “Ga usah senyum senyum deh, ga usah sok manis”
Alana: “Gue salah apa?” Tara: “Elo, lo itu emang selalu salah”
Lala: “Karena yang bener itu cuma kita. Eh maksud gue Citta”
Citta: “Denger ya, harusnya tu lo itu ga pernah ada. Harusnya tuh semua orang merhatiin gue, bukan merhatiin lo. Ngerti?”
Citta: “Ih bener-bener nyebelin tuh cewek. Sok kecantikan banget sih.”
AKP Nina: “Coba tolong di ingat-ingat lagi bu. Apa Alana punya hubungan buruk dengan seseorang?”
Citta: “Tapi gue ga mau tau. Kita harus cari cara buat nyingkirin si Alana”
Tara dan Lala: “Hem…kitaaaaa?” Citta: “Iyaa, kenapa? masalah?” Tara dan Lala: “Ahh… enggaaaak”
Saat di tanya, ibu Soffie tidak menjawab dan
hanya terdiam dengan tetesan air mata di pipi
nya.
[FLASHBACK] Citta bersama kedua
temannya Tara dan Lala sedang berjalan di
dalam kampus. Di tengah jalan, Lala melihat
Alana lebih dulu, kemudian Lala segera
menunjukkan nya kepada Citta dan Tara.
Citta langsung mendekat dan berbicara
dengan nada kesal kepada Alana. Alana yang
tidak tahu apa-apa hanya bertanya tentang
apa kesalahannya. Dan kemudian akhirnya
Alana pergi terdiam dengan tersenyum tanpa
menanggapi percakapan ketiga orang yang
memusuhinya.
Masih di meja kerja nya, AKP Nina
menyuruh ibu Soffie untuk mengingat lagi
tentang hubungan buruk Alana dengan
seseorang. Tetapi ibu Soffie hanya
menggelengkan kepala dan tidak berbicara
sepatah kata pun.
[FLASHBACK] Citta dan Lala sedang duduk
di bangku sekitaran gedung kampus. Lala
sedang memainkan handphone nya, dan Tara
sedang berdiri memakai make up di depan
Citta dan Lala. Citta memulai pembicaraan
memikirkan cara untuk menyingkirkan
Alana.
Scene 15 (04.00 – 04.35)
Audio Visual
AKP Nina: “Apa ada sahabat Alana yang ibu kenal?”
Ibu Soffie masih di interogasi oleh AKP
Nina. Saat di beri pertanyaan lagi, ibu Soffie
hanya menggelengkan kepala nya dan
meneteskan air mata tanpa mengeluarkan
sepatah kata pun.
[FLASHBACK] Alana sedang berada di
taman. Kemudian dia sms untuk mengabari
seseorang yang menurut dia spesial di hati nya. Terlihat di gambar, dia sms’an dengan seseorang yang dia beri nama Special One.
1 2
Setelah dia sms untuk mengabari nya,
beberapa saat kemudian Alana menerima
balasan sms yang isi nya, teman Alana yang
spesial itu tidak bisa datang menemui Alana
di taman pada saat itu juga, dan di sms itu
ada kata miss u yang menandakan bahwa
orang itu kangen dengan Alana.
Scene 16 (04.35 – 05.45)
Audio Visual
Backsound (Suara meja di gebrak)
Ibu Soffie: “Sayaa…. Saya ga tau”
AKP Nina: “Apa Alana punya teman pria yang sedang deket sama dia?”
AKP Nina menggebrak meja kerjanya karena
ibu Soffie dari tadi tidak menjawab
pertanyaannya. Kemudian ibu Soffie pun
mulai berbicara dengan jawaba tidak tahu.
AKP Nina kemudian bertanya dengan
1 2
Christian: “Eh, menurut lo bagus yang mana nih?”
William: “Dua dua nya bagus”
Christian: “Gua nyuruh lo pilih salah satu, bukan dua dua nya”
William: “Yang merah”
Christian: “Merah. Oke, nanti sore langsung
gua check ke showroom”
Christian: “Alana cantiknya overdosis will. Aduhh… Will, lo denger ye, Alana pasti jadi milik gua Will”
William: “Ahaha, lo udah ditolak tiga kali” Christian: “So, lo denger ye” (dengan nada
Christian: “Aduhh, Yahh. Gpp deh, Alanaaa, adehhh. Aduh serem juga yee”
pertanyaan selanjutnya.
[FLASHBACK] Di laboratorium kampus,
terlihat dua orang mahasiswa yaitu teman
dari Alana yang bernama Christian dan
William sedang duduk dan saling mengobrol.
Christian menanyakan lebih bagus mana
tentang gambar mobil di handphone nya
kepada William. Setelah membahas mobil, di
pintu dekat dengan laboratorium, tampak
Alana membawa buku sambil berdiskusi
dengan teman-teman nya. Christian yang
sedang duduk terdiam, langsung terpesona
dengan kecantikan Alana. Christian pun
menyombongkan diri kepada William bahwa
dirinya bisa menjadi kekasih dari Alana.
Tetapi William tidak terlalu menanggapi hal
tersebut dan meninggalkan Christian di
laboratorium sendirian. Christian pun
akhirnya duduk sendiri di laboratorium dan
melihat sekeliling laboratorium lalu berbicara
kepada dirinya sendiri kalo sendiri di
Scene 17 (05.45 – 06.29)
Audio Visual
Iptu Ardi: “Apakah Alana mempunyai teman dekat? Seperti pacar atau sahabat?” Bapak Arman: “Itu juga saya tidak tahu pak”
Christian: “Alana… Alanaa… Ee tunggu, hee, nanti malam kamu ada acara ga?
Rencana nya sih aku mau ngajak kamu dinner, soalnya aku e dapet…”
Alana: “E sorry Christ, aku ga bisa”
Di meja kantornya, Iptu Ardi sedang
menginterogasi Bapak Arman, Ayah dari
Alana Jasmine. Saat di tanya apakah Alana
punya teman dekat, Ayah Alana tidak tahu.
[FLASHBACK] Di dalam kampus, Alana
yang sedang berjalan sendirian di panggil
oleh Christian. Christian langsung memulai
pembicaraan yang inti nya ingin mengajak
Alana dinner. Di ajakan yang pertama kali,
1 2
Christian: “Besok malem gimana?”
Christian: “Ah kalo gitu besok malemnya lagi, pasti bisa dong?”
Christian: “Ahahahah, Alana common , aku cuma ngajak kamu dinner kok, bukan ngajak nikah. Kamu mau yah? Pleaseeee… yahh?” Alana: “I iya udah, ya udah besok malem dinner”
Christian: “Deal?” Alana: “Deal”
Christian: “Okeeeh.. hahahah”
Alana: “E ya udah aku ke perpus dulu ya” Christian: “Ke perpus? E mau aku temenin?”
Alana: “Ga usah, makasih” Christian: “Oo ya udah, dadaaa”
Alana langsung menjawab tidak bisa.
Kemudian Christian tidak menyerah untuk
mengajaknya, tetapi Alana menjawab dengan
menggelengkan kepala nya. Christian pun tak
henti mengajak nya hingga ketiga kali
bujukannya di keluarkan, dan akhirnya
dengan sedikit terpaksa Alana menyanggupi
untuk dinner bersama Christian. Dan
akhirnya Alana meninggalkan Christian ke
perpustakaan tanpa mau di antar Christian.
Audio Visual
AKP Nina: “Apa Alana pernah cerita tentang temen laki-laki nya sama ibu? Atau
mungkin dia pernah mengenalkan salah satu
temen laki-laki nya sama ibu?”
Christian: “Will, ntar temenin gua ke showroom ye”
William: “Gua ga bisa”
Christian: “Ga bisa kenape lu? Sok sibuk banget lo”
William: “Biasa lahhh”
Christian: “Ya biarin. Ngapain? Ha?
Ngobak-ngobak emang nye?”
William: “Gue ada les piano”
Masih di meja kerja nya, AKP Nina sedang
menginterogasi ibu Soffie, mama dari Alana.
Saat di beri pertanyaan, ibu Soffie tidak
mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya
menggeleng-gelengkan kepala nya sambil
mengeluarkan air mata.
[FLASHBACK] Di taman kampus, Christian
dan William sedang duduk berdua. Christian
dengan minuman kalengnya memulai
pembicaraan. Dia mengajak William untuk
menemaninya ke showroom. Akan tetapi
William tidak bisa menemani nya karena ada
jadwal les piano yang di wajibkan oleh Ayah
1 2 3
4 5 6
Christian: “Heheh, aduh William hari gini lo les piano men? Aduhhh… Gue kasih tau ya sama lo ye, dari pada lo mencet-mencet
piano ye, mending lo mencet yang laen men.. Hehehehe”
William: “Lo kaya baru kenal bokap gue aja ya”
Christian: “Oo iye ye, anak papi. Eh will, ee anak papi lo”
Lala: “Logis banget” Citta: “Ssst ssttt…” Lala: “Iyaa…iyaa..iyaaa”
Citta: “Hai will. Eh, nanti sore ada acara?
Christian: “Hallo… Hai..” Tara: “Haiii”
Christian: “Eh Citta, kalo lo punya planning mau ngajak jalan si William ye, mending lo
cancel aja hari ini, karna udah ga mungkin.
Schedule itu udah padet banget. Iyee ga? Lala: “Yokk aaa”
Citta: “Ga bisa di cancel aja gitu?” Lala: “Iya tu kan, cancel aja William” Tara: “He e, cancel aja udah”
William: “Ga bisa”
Citta: “Emang penting banget yah? Lebih penting dari aku? Bisa kali mulutnya di
pake. Gua tau lu ga gagu”
Lala: “Ah Citta, makan dulu nih” Tara: “Makan duluu”
nya. Kemudian William pun langsung pergi
meninggalkan Christian. Belum jauh dari
tempat duduknya tadi, William berjalan
bertemu Citta, Lala, dan Tara yang menuju
tempat duduk Christian. Lala dan Tara di beri
isyarat Citta untuk segera langsung duluan ke
tempat duduk agar Citta bisa megobrol
berdua dengan William. Akhirnya Lala dan
Tara berjalan duluan ke tempat duduk
Christian. Citta yang masih berdiri dekat
dengan William, langsung memulai
percakapan yang inti nya mengajak William
jalan-jalan. Tetapi William tidak bisa karena
lebih mementingkan jadwal di rumah yang di
wajib kan oleh Ayahnya. Kemudian William
pun langsung pergi meninggalkan Citta. Citta
yang dengan kesal menuju tempat duduk
Lala, Tarra, dan Christian. Lala mencoba
menenangkan nya dengan memberi sebuah
makanan ringan. Akan tetapi Citta langsung
menggusah makanan ringan itu dengan
lengannya. Christian yang tidak mau terbawa
suasana Citta yang semakin marah, langsung
pamit dan beranjak dari tempat duduk
Christian: “Serem kali”
Lala dan Christian: “Woaaaaa” Tara: “Santaii”
Christian: “Gua cabut dulu kayaknya yah, Babayyy. Hahahah”
Tara: “Eh mau ke mana?”
Audio Visual
Iptu Ardi: “Apakah Alana mempunyai musuh?”
AKP Nina: “Dari tadi semua pertanyaan saya ibu jawab gak tahu”
Iptu Ardi: “Yang saya tanyakan, apakah Alana mempunyai musuh?”
Bapak Arman: “Setau saya… dia tidak punya musuh pak”
Masih di ruang meja kerja Iptu Ardi, Bapak
Arman sedang di beri pertanyaan apakah
Alana mempunyai musuh. Kemudian Bapak
Arman menjawab dengan mengira-ngira
kalau Alana tidak mempunyai musuh.
Dan di waktu yang bersamaan, di meja kerja
AKP Nina, ibu Soffie di marahi oleh AKP
Nina karena semua pertanyaan di jawab tidak
tahu.
Scene 20 (08.24 – 09.43)
1 2
Audio Visual
Alana: “Tezaarrrr” Tezar: “Alana?”
Alana: “Gue mau liat, tadi lo gambar apa? Lo gambar gue ya?”
Tezar: “Enggak, gue ga gambar elo” Alana: “Jangan bohong, sini gue liat” Tezar: “ Alanaaa… tunggu”
Alana: “Dari sekian banyak objek di dunia, harus banget ya lo gambar gue?
Tezar: “Gueee…”
Alana: “Apa? Kasih gue satu alesan kenapa lo harus gambar gue terus-terusan kayak
gini. Tezar jawab dong!” Tezar: “Gue suka sama elo”
Alana sedang membaca buku di
perpustakaan. Diam-diam dari kejauhan,
Tezar melukis Alana. Alana yang merasa
dirinya di lukis kemudian memanggil dan
mendatangi Tezar. Alana mencoba bertanya
apa yang di lukis Tezar, tetapi Tezar
menjawab dengan bohong. Alana pun
memaksa untuk melihat kertas yang ada di
map merah milik Tezar. Di rebut nya map
merah milik Tezar, dan Alana kaget
kemudian kesal dan semakin marah
menjadi-jadi. Alana meminta satu alasan kenapa
Tezar terus menggambarnya. Tezar
menjawab bahwa alasannya Tezar menyukai
1 2 3
4 5 6
Alana: “Apaaa? Lo bilang suka? Setelah apa yang udah lo perbuat sama gue, lo masih berani bilang suka?”
Tezar: “Alanaa”
Alana: “Lo bener-bener gila ya” Tezar: “Nooooo”
Alana: “Lo ga punya malu. Jangan pernah gambar gue lagi, gue ga suka.”
Backsound (Suara papan map di pukul)
Alana. Alana pun semakin marah dengan
jawabannya. Di robek nya lukisan milik
Tezar, dan kemudian di buang begitu saja
oleh Alana. Tezar hanya bisa terdiam. Dan
akhirnya Alana memperingati Tezar agar
tidak melukis diri nya lagi, kemudian Alana
Episode 1 : Part 4
Scene 21 (00.02 – 00.58)
Audio Visual
AKP Nina: “Sudah berapa lama ibu bercerai?”
Ibu Soffie: “ Enam bulan yang lalu”
Bapak Arman: “Soffie, kamu denger saya ngomong dulu dong Sof”
Ibu Soffie: “Keputusan aku udah bulat. Aku mau cerai dari kamu”
Bapak Arman: “Kamu tu tidak bisa mengambil keputusan secara sepihak gitu dong”
Ibu Soffie: “Apalagi yang mau kamu jelasin,
Ibu Soffie masih di interogasi di meja kerja
AKP Nina. Ibu Soffie menceritakan sejak
kapan dia bercerai dengan Bapak Arman.
[FLASHBACK] Di dalam kantor, Ayah
Alana, Bapak Arman, sedang telepon dengan
Mama dari Alana, Ibu Soffie. Berbeda
tempat dengan Bapak Arman, ibu Soffie
telepon di sebuah tempat makan bersama
dengan pacar baru nya, Nuno.
Bapak Arman ingin menjelaskan sesuatu
kepada Ibu Soffie, tetapi Ibu Soffie tetap
1 2
apalagi yang mau kamu omongin sekarang?
Udah ga ada. Aku udah ga butuh penjelasan
dari kamu. Semuanya dah jelas kok. Aku
udah ga bisa jadi istri kamu lagi.
Kemarin-kemarin aku butuh kamu, Alana butuh kamu
tapi kamu ga pernah ada di rumah. Kamu
selalu sibuk sama kerjaan kamu, kamu
selalu sibuk sama meeting meeting kamu.
Aku udah ga tahan lagi. Aku udah ga bisa jadi istri kamu. Pokok nya aku mau cerai!” Bapak Arman: “Sof, Soffie, denger…
ingin bercerai. Alasannya adalah Ayah Alana
selalu sibuk di kantor dan tidak pernah ada
saat Alana dan ibu Soffie membutuhkannya.
Setelah ibu Soffie berbicara panjang lebar,
ibu Soffie langsung menutup teleponnya
sampai Ayah Alana belum sempat
menjelaskannya lagi.
Kemudian beberapa saat setelah menutup
telepon, Nuno mendatangi ibu Soffie dan
menanyakan apakah sudah selesai telepon
atau belum. Dan akhirnya Nuno mengajak
Scene 22 (00.58 – 01.32)
Audio Visual
AKP Nina: “Jadi Alana tinggal besama ibu? Kenapa tidak sama ayahnya?”
Bapak Arman: “Karena hak perwalian Alana ada sama Soffie pak”
Iptu Ardi: “Kenapa Alana tidak tinggal bersama Bapak?”
Ibu Soffie: “Lagi pula ayahnya juga sibuk dan jarang ada di rumah”
Iptu Ardi: “Apa karena bapak sibuk sampai tidak ada waktu untuk mengurus Alana?”
Pada waktu yang bersamaan di kantor
kepolisian , AKP Nina sedang menanyakan
alasan kenapa Alana tinggal bersama ibu nya.
Begitu juga dengan Iptu Ardi di ruang kerja
nya juga memberikan pertanyaan tentang hal
yang sama kepada Bapak Arman.
1 2
AKP Nina: “Ibu…bagaimana?” Ibu Soffie: “Maksudnya?”
AKP Nina: “Jadi ibu sering menghabiskan waktu bersama Alana di rumah?”
Scene 23 (01.32 – 02.29)
Audio Visual
Nuno: “Sayang, makasih yahh udah nemenin aku dinner”
Ibu Soffie: “Iyaa, iyaaa. Buat kamu, apa sih yang aku ga kasih”
Nuno: “Nih yang kayak gini nih, yang buat aku makin sayang sama kamu”
Ibu Soffie: “Hemmm, gombaalllll”
Nuno dan Ibu Soffie sedang makan malam di
sebuah tempat makan. Mereka terlihat
sedang duduk berdua dan saling mengobrol.
Di tengah pembicaraan, handphone ibu
Soffie berbunyi. Kemudian ibu Soffie
mengecek handphone nya dan melihat bahwa
ada telepon masuk dari anaknya, Alana.
1 2 3
4 5 6
Nuno: “Beneraaan. Masa aku bohong sama kamu”
Ibu Soffie: “Heh, kamu bohong aja aku percaya, apalagi yang beneran”
Nuno: “Kok gitu sih?”
Backsound (Suara ringtone handphone ibu
Soffie berbunyi)
Ibu Soffie: “Bentar-bentar ada telepon” Nuno: “Siapa sayang?”
Ibu Soffie: “Enggak, bukan siapa-siapa.”
AKP Nina: “Jadi apa yang ibu ketahui tentang Alana?”
Tetapi ibu Soffie tidak mengangkatnya dan
memencet tombol tolak menerima telepon di
handphone nya, lalu menaruh handphone nya
kembali di meja makan nya. Kemudian Nuno
bertanya siapa yang teleon , tetapi ibu Soffie
tidak memberitahu Nuno bahwa yang
menelepon adalah anaknya.
Scene 24 (02.29 – 03.25)
1 2
Audio Visual
Iptu Bimo: “Dok… Gimana kabar nya?” Dokter: “Setiap habis otopsi, kabar saya ga pernah baik Bim”
Iptu Bimo: “Ya udah, ini hasilnya gimana?” Dokter: “Luka tembak di dada nya ini, kemungkinan besar yang menyebabkan
Alana tewas. Dari luka yang di temukan,
kemungkinan besar Alana tewas tadi malam.
Di rumah sakit, Dokter yang sedang
memeriksa Alana kedatangan tamu yaitu Iptu
Bimo. Setelah menanyakan kabar keadaan
Dokter, Iptu Bimo kemudian menanyakan
hasil otopsi yang di lakukan oleh Dokter.
Scene 25 (03.25 – 04.17)
Audio Visual
Backsound (Suara pintu di ketuk
berkali-kali)
Di dalam ruang otopsi jasad Alana, terdengar
ada yang menggedor-gedor pintu. Iptu Bimo
pun datang untuk membuka pintu. Ternyata
1 2 3
4 5 6
Bapak Arman: “Pak, saya mau bawa Alana Pak, ini sudah 24 jam Pak”
Iptu Bimo: “Tenang Pak, mari saya antar, mari”
Bapak Arman: “Alanaaa… astagfirullahalazim, Alanaaa… kamu jangan tinggalin papa”
Iptu Bimo: “Pak, yang tabah ya Pak. Nanti kami akan urus semua nya”
yang menggedor pintu adalah Ayah dari
Alana. Bapak Arman ingin membawa pulang
jenazah Alana karena sudah 24 jam. Bapak
Arman terlihat menangis saat meihat jasad
anaknya. Kemudian dia pun keluar ke dekat
pintu sambil menangis. Pada akhirnya, Iptu
Bimo datang dan berusaha menenangkan
Bapak Arman.
Scene 26 (04.17 – 04.33)
Audio Visual
Backsound (Suara denting piano) Terlihat dari lampu yang menyala, pada
malam hari AKP Nina sedang membaca
buku harian Alana dengan serius di meja
1 2
kerja nya. Sambil memegang kepala nya,
AKP Nina seakan membaca dan
membayangkan kisah yang ditulis oleh Alana
dalam buku hariannya.
Scene 27 (04.33 – 05.34)
Audio Visual
Backsound (Suara pintu kamar Alana
terbuka)
[FLASHBACK]Terlihat di siang hari Alana
seperti baru pulang dari kampus. Saat
berjalan hendak memasuki ruang tengah di
rumah nya, Alana melihat mama nya dengan
pacar baru nya sedang bersulang meminum
bir di ruang tengah rumah. Melihat hal
tersebut, Alana langsung kesal dan berbalik
arah tujuan dan memasuki kamar nya. Di
1 2 3
4 5 6
dalam kamar, dia hanya duduk terdiam di
kasur nya sambil menundukan kepala dan
kedua tangan menutupi wajahnya.
Scene 28 (05.34 – 06.17)
Audio Visual
Backsound (Suara ringtone handphone
William berbunyi) William: “Hallo”
Christian: “Hallo anak papi. Lagi di mana lo cuy? Haa?”
William: “Di rumah”
Christian: “Ahhahahah, hari gini will, will. Lo ngapain aja di rumah, ngerendem aja lo hah? Ya udah lo temenin gue makan yee”
Saat malam hari, William yang sedang duduk
di kamar nya melihat handphone nya
berbunyi, dan ternyata itu adalah panggilan
masuk dari Christian. William pun
mengangkatnya dan pembicaraan dengan
Christian pun di mulai. Christian yang
menelepon saat menyetir mobil di jalan,
mengajak William untuk menemani nya
makan. Tetapi William tidak menyanggupi
1 2
William: “Gua udah makan”
Christian: “Eh will, gue minta lo temenin gue makan, bukan ngajak lo makan. Lo jangan GR dulu”
William: “Gue ga bisa keluar rumah, bokap gue lagi di rumah nih” Christian: “Ya udah deh. Gue ke rumah lo deh. Tapi jangan lupa, siapin gue makanan
paling special buat gue. Udah laper banget nih gua”
William: “Yudah yaudah yaudah, iya iyaa iyaaa”
nya karena dia sudah makan dan Ayahnya di
rumah. Christian pun akhirnya meminta
makan di rumah William dan akan segera
datang ke rumah William.
Scene 29 (06.17 – 06.39)
Audio Visual
1 2
Tidak ada dialog (Hanya suara backsound
pendukung)
Pada malam hari di meja kerja nya, AKP
Nina sedang membaca buku harian Alana.
Dengan gaya kepala di senderkan di tangan
nya, terlihat AKP Nina tidak hanya
membaca, tetapi juga dia sedang memikirkan
dan merenung apa yang di tulis oleh Alana.
Scene 30 (06.39 – 08.10)
Audio Visual
Christian: “Will, nasi goreng buatan bokap lo, luar biasa men hahah”
William: “Jangan berantakan ya makan nya ya”
Christian: “Yaelah sok bersih banget lo. Tapi ngomong-ngomong nih, kalo gini cara
Terlihat Christian sudah berada di kamar
William. Dengan memegang sebuah piring
nasi goreng yang dibuat oleh Ayah William,
Christian menanyakan William sudah lihat
path atau belum. Karena William belum
melihat path, Christian menaruh piring nya di
1 2
nya ya, besok besok bisa kali kalo delivery
Christian: “Lo kudet banget sih”
Backsound (Suara piring di taruh di meja) William: “Ya lo kan tau, lo banyak sosmed” Christian: “Buruan tuh lo liat ye”
William: “Hah? Lo beli mobil beneran?” Christian: “Menurut lo gimana?”
William: “Lo ya, Lo tu beli mobil kayak beli kerupuk tau ga”
Christian: “Ahh, itu nama nya pengorbanan bro. Lo tau kan besok malem gua ada dinner sama Alana”
Christian: “Ga ada tapi-tapian ye. Pokok nya besok Alana harus terima gue. Dan gue
Christian sedang menaiki mobil baru lewat
handphone yang di berikan kepada William.
Kemudian Christian pun melanjutkan makan
malam nya dengan mengobrol. Setelah
Christian selesai makan, Christian tiduran di
kasur William dan bercerita kalau Christian
ingin menembak atau menyatakan cinta
kepada Alana. Tetapi jika Alana menolak,
Christian berkata jika ingin menembak Alana
Episode 1 : Part 5
Scene 31 (00.02 – 01.56)
Audio Visual
Kompol Surya: “Alana Jasmine. Sampai di mana kasus ini?”
AKP Nina: “Dari hasil penyelidikan dengan ibu korban, dan dari tulisan korban di buku
hariannya. Bisa di simpulkan kalo Alana
memang tidak dekat dengan keluarganya.
Apalagi sejak ayah dan ibu nya bercerai.
mengumpulkan ketiga penyidik yang
ditugaskan untuk mengusut kasus Alana
Jasmine, yaitu AKP Nina, Iptu Ardi, dan Iptu
Bimo. Mereka berjejeran dan masing-masing
memberi laporan sampai di mana penyidikan
berlangsung. Di tengah Iptu Ardi
memberikan laporannya, Iptu Bimo dengan
raut muka yang sombong, menyimpulkan
kalau orang tua dari Alana tidak ada
hubungannya dengan kematian Alana. AKP
1 2 3
4 5 6
Iptu Ardi: “Semenjak tak tinggal di rumah lagi, Arman, Ayah Alana jarang bertemu
dengan Alana. Ayahnya sangat sibuk. Dan mereka hanya berkomunikasi lewat telepon” Iptu Bimo: “Semua itu ga ada hubungannya dengan tewas nya Alana. Alana tewas
karena di bunuh. Hasil otopsi kemaren
mengatakan bahwa Alana tertembak di dada
sebelah kiri. Pembunuhan, ABG, motif nya itu pasti asmara”
AKP Nina: “Bimo, kamu jangan cepet-cepet ambil keputusan”
Iptu Bimo: “Pembunuhnya itu pasti cowok, dan gue yakin karena dia cemburu”
Iptu Ardi: “Eh tap, tapi…”
Kompol Surya: “Eee besok, kalian akan melakukan penyelidikan di kampus?
AKP Nina: “ Iya, dari buku harian Alana, ada beberapa nama yang sering muncul.
Tezar, Christian, dan Citta. Sepertinya Alana
sering punya masalah dengan mereka bertiga”
Kompol Surya: “Saya mau, segera dilakukan penyidikan atas nama-nama yang ada di buku harian Alana. Segera.”
AKP Nina, Iptu Bimo, dan Iptu Ardi: “Siap Komandan”
Iptu Bimo: “Kayaknya gue bakalan nemuin siapa pembunuhnya. Pastiii.”
Nina akhirnya memberi nasihat kepada Iptu
Bimo agar tidak cepat-cepat mengambil
Scene 32 (01.56 – 03.21)
Audio Visual
Ibu Soffie: “Maafkan mami. Mami ga bisa jadi ibu yang baik buat kamu”
Teman Ibu Soffie: “Sudah, kamu ga usah nangis terus”
Ibu Soffie: (Suara ibu menangis)
Teman Ibu Soffie: “Benar bu, Alana butuh doa kita”
Ibu Soffie: Alanaaaa (Suara ibu menangis)
Di depan rumah Alana, terlihat sebuah papan
bunga ucapan turut berduka cita. Suasana
duka di rumah Alana semakin terasa di lihat
dari para tamu yang datang melayat dengan
pakaian yang berwarna gelap. Tezar dengan
memakai kaos hitam terlihat memakirkan
motor nya di teras rumah Alana. Tezar
mencoba masuk ke dalam rumah Alana, saat
di depan pintu, Tezar melihat ibu Soffie,
mama dari Alana, sedang di hibur oleh kedua
temannya. Kemudian tanpa bertemu orang
tua Alana dan tanpa sepatah kata pun, Tezar
langsung meninggalkan rumah Alana. Di
1 2 3
4 5 6
dalam rumah Alana, terlihat Bapak Arman
sedang di hibur oleh temannya. Pada waktu
itu juga, Bapak Arman melihat ibu Soffie
sedang di hibur oleh pacar baru nya, Nuno.
Scene 33 (03.21 – 05.26 )
Audio Visual
AKP Nina: “Ga ada kabar dari Bimo?” Iptu Ardi: “Nomornya ga bisa dihubungin” Backsound (Suara ringtone handphone Iptu
Bimo berbunyi)
Iptu Bimo: “Apa sih pagi-pagi… Gue kesiangan lagi”
AKP Nina: “Ga di angkat lagi. Pasti dia masih tidur deh. Udah ada kasus harus
Terlihat suasana pagi hari di depan kampus,
tempat Alana Jasmine kuliah. AKP Nina
sedang berdiri menunggu rekan kerja nya
Iptu Bimo yang belum datang-datang juga.
Akhirnya AKP Nina tidak sabar menunggu
dan menelopon Iptu Bimo.
Handphone Iptu Bimo pun berbunyi, terlihat
di dalam kamar, Iptu Bimo baru terbangun
1 2 3
4 5 6
cepet-cepet di selesaiin, terus dia kesiangan? Ahahah, Bimo… Bimooo”
Iptu Ardi: “Mbak, mbaak, masih pagi kali mbak, marah-marah aja. Sabarrr”
AKP Nina: “Saya ga suka orang-orang yang
ga disiplin, dan kamu, jangan panggil saya mbak”
AKP Nina: “Kami dari Kepolisian ingin mengucapkan kalau kami ikut berduka cita
atas kematian Alana Jasmine ya Pak. Rektor: “Terimakasih ibu”
AKP Nina: “Dan kami mohon kerjasamanya dari pihak kampus, karena kami akan mengusut kasus ini sampai tuntas”
Rektor: “Saya akan upayakan semaksimal mugkin. Universitas akan memfasilitasi Kepolisian dalam proses penyidikan”
Iptu Bimo: “Sorry, sorry, sorry. Iya gue tau gue telat… Dangua belom mandi”
AKP Nina: “E, oo iya pak, kami akan menyisir area kampus. Dan kami akan
menemui beberapa nama yang berhubungan dengan Alana Jasmine”
Rektor: “Siapa aja mereka?” AKP Nina: “Tezar, Citta, dan Christian” Rektor: “Silahkan”
AKP Nina: “Terimakasih atas kerjasamanya
ya Pak”
dari tidur nya karena mendengar suara
ringtone handphone yang volume nya cukup
keras untuk membangunkannya. Setelah
bangun dan mengecek handphone, Iptu Bimo
sadar kalau dia bangun kesiangan dan
akhirnya tidak mengangkat telepon dari AKP
Nina.
Masih di tempat yang sama, AKP Nina kesal
dan marah karena Iptu Bimo tidak
mengangkat teleponnya. Iptu Ardi yang
berada di sebelahnya mencoba
menenangkannya, tetapi tetap saja AKP Nina
masih sedikit kesal.
Karena Iptu Bimo yang terlalu lama datang,
akhirnya AKP Nina langsung menemui
Rektor Kampus tempat Alana kuliah. AKP
Nina meminta kerjasama dengan pihak
kampus agar dapat memfasilitasi Kepolisan
dengan maksimal. Percakapan mereka
akhirnya diakhiri dengan berjabat tangan
tanda saling meyetujui kerjasama yang baik.
Sebelum AKP Nina berjabat tangan dengan
Rektor, Iptu Bimo datang tergesa-gesa dan
datang ke dekat Iptu Ardi berdiri. Setelah
AKP Nina berjabat tangan, dia pun berjalan
mendekati Iptu Bimo dan Iptu Ardi
kemudian melewati nya sambil bertanya
kepada Iptu Bimo, jam berapa ini dengan
Rektor: “Sama-sama”
Iptu Bimo: “Siap bu”
AKP Nina: “Jam berapa ini?”
Scene 34 (05.26 – 07.07)
Audio Visual
Tara: “Aaaaaa, OMG, La, OMG, Alana udahh…”
Lala: “Taraaa”
Tara: “Itu Alana” Lala: “Tunggu deh tunggu, lo inget ga?
Tara: “Apa?”
Lala: “Waktu itu Citta pernah bilang dia mau cari cara untuk singkirin si Alana”
Di depan madding kampus, Citta sedang
berdiri sendirian membaca madding
tersebut. Di madding terebut, Citta melihat
ada berita tentang kematian Alana. Citta pun
kemudian pergi meninggalkan daerah
madding tersebut dan mencari kedua sahabat
nya.
Di taman, sedang duduk berdua Tara dan
1 2 3
4 5 6
Tara: “Jangan-jangan Citta, bener-bener
Lala: “E Citta, sorry banget. Bukan nya kita berdua nuduh lo. Tapi lo inget ga, waktu itu
lo pernah bilang mau….”
Citta: “Mau? Mau apa? Ha? Gua ga nyangka ya, kalian berdua bener-bener jahat banget.
Gue emang pernah bilang, gue pengen
nyikirin Alana, tapi kan dalam tanda kutip, beloon banget sih”
Tara: “La, ngerti maksud tanda kutip ga?” Lala: “Enggak, ini gue lagi mikir artinya
terkaget-kaget dengan berita itu, langsung
memberitahu Lala yang sedang makan
makanan ringan di sebelahnya. Dan mereka
mengira-ngira kalau si Citta pelaku nya.
Mendengar percakapan Tara dan Lala,
tiba-tiba Citta mendatangi Tara dan Lala yang
masih duduk di taman. Citta datang sambil
marah-marah kepada kedua sahabatnya. Citta
menjelaskan kepada sahabatnya kalau Citta
hanya punya rencana nyingkirin Alana tapi
bukan dalam maksud menyingkirkan Alana
Scene 35 (07.07 – 08.44)
Audio Visual
William: “Eh Christ, lo kenapa?”
Christian: “Alana will. Kenapa dia harus pergi sekarang. Kenapa dia harus ninggalin gue? Gue sayang banget sama Alana will” Christian: “Kenapa ngeliatin gue kayak gitu?”
William: “Terakhir kan gue ngeliat Alana bareng lo, waktu gue tinggal di café. Terus,
lo jadi tembak Alana kan buat jadi pacar lo? Tapi, lo ga tembak dia pake pis…”
Chrsitian: “Lo mau nuduh gue bunuh Alana, ha?”
Masih di area kampus, Christian sedang
melihat foto Alana di handphone nya.
Kemudian datang William dan duduk di
sebelah Christian. William bertanya kenapa
yang di alami oleh Christian. Christian
bersedih karena Alana telah meninggal.
Kemudian William memberikan pertanyaam
yang seakan menuduh Christian yang
melakukan penembakan. Christian pun tidak
terima dengan pertanyaan itu dan meluapkan
emosi nya.
Tak jauh dari tempat William dan Christian,
1 2 3
4 5 6
Seorang Mahasiswa: “Gimana kuliahnya?” Seorang Mahasiswi: “Ya gitu aja sih”
Iptu Bimo: “Permisi. Kalian tau Christian dan William di mana?”
Seorang Mahasiswa dan Seorang
Mahasiswi: “Eeee, tadi kayak nya di sana sekarang ga percaya kalo dia udah ga ada” Christian: “Semua orang bisa sedih Will, tapi gue yakin ga ada yang sesedih gue. Gua
akan cari pembunuh Alana, gua akan bikin
perhitungan ke dia. Gua bakal bunuh dia,
gua bakal nyakitin dia sama kayak dia nyakitin Alana.”
Iptu Bimo: “Heh.”
Iptu Bimo yang sedang mengelilingi kampus
untuk mencari Christian dan William,
berhenti sejenak dan bertanya kepada salah
seorang mahasiswa dan mahasiswi. Setelah
di beritahu keberadaan Christian dan William
ada di mana, Iptu Ardi akhirnya bertemu
Scene 36 (08.44 – 09.34)
Audio Visual
AKP Nina: “E, Liat Tezar Mahatma Razak?”
Seorang Mahasiswa: “Tezar? Ngapain nanyain Alien?”
AKP Nina: “Alien?”
Seorang Mahasiswa: “Iyaa, dia kan kayak Alien. Aneh, ngaco, ga jelas deh pokoknya” AKP Nina: “Tau dia ada dimana?”
Seorang Mahasiswa: “Pulang kampung kali ke pluto nemuin keluarganya. Hehehe,
bercanda. Kayaknya dia ga masuk deh hari
ini.”
AKP Nina: “Oo iya, makasih.”
Di perpustakaan, AKP Nina sedang duduk
dan membaca biodata Tezar di map hijau
nya. Setelah membaca, AKP Nina berjalan
dan bertanya kepada seorang mahasiswa
yang ada di dekatnya. AKP Nina bertanya
keberadaan Tezar. Tetapi mahasiswa tersebut
tidak tahu dan mengira-ngira kalau Tezar
tidak masuk kuliah. Setelah mendapatkan
jawabannya, akhirnya AKP Nina pun
meninggalkan mahasiswa tersebut.
1 2
Scene 37 (09.34 – 10.10)
Audio Visual
Backsound (Suara Presenter Berita di
Televisi)
Presenter Televisi: “Mahasiswi dari perguruan tinggi swasta di Jakarta berinisial
AJ di temukan tewas dalam kondisi
mengenaskan di padang ilalang di Sentul.
Sampai saat ini, belum diketahui apa motif
pembunuhan dan siapa pelakunya. Pihak
polisi sedang mengusut kasus ini.”
Tezar: “Aaaaaaaaa… aaaaaaaaa… aaaaaaaaaaaaa… (berteriak frustasi)
Di dalam kamar nya, terlihat Tezar sedang
duduk di kasur nya. Dia menyalakan televisi,
dan langsung muncul berita tentang kematian
seorang mahasiswi yang tak lain adalah
Alana Jasmine. Tezar pun tak kuat
mendengar berita tersebut dan kemudian
mematikan televisi nya. Lalu Tezar beteriak
tak henti-henti nya karena frustasi mendengar
orang yang di cintai nya telah tiada.
1 2
Episode 2 : Part 1
Scene 1 (01.28 – 01.51)
Audio Visual
Tezar: “Aaaaaaa (berteriak)”
Tezar: (Suara menangis)
Pada gambar pertama, terlihat judul serial Enigma: “Kasus KEMATIAN ALANA Bagian 2”. Artinya, cerita yang akan tayang adalah lanjutan dari cerita bagian pertama.
Terlihat Tezar berada di kamar mandi nya
sendirian. Dia terlihat masih frustasi dan
merasakan duka yang begitu mendalam atas
kematian Alana, seorang yang begitu dia
cintai.
1 2
Scene 2 (01.51 – 03.44)
Audio Visual
Backsound (Suara ringtone handphone AKP
Nina berbunyi)
AKP Nina: “Siang Komandan” Kompol Surya: “Kamu di mana?”
AKP Nina: “Iyaa, saya masih di kampus. Dan sepertinya Tezar hari ini tidak datang.
Saya sudah mencari info lebih banyak lagi
tentang dia. Setelah itu saya akan cari dia ke rumahnya”
Kompol Surya: “Ya lantas ada perkembangan apa?”
AKP Nina: “Dari buku harian Alana bisa disimpulkan kalo Tezar adalah salah satu
Suasana di depan kampus terihat waktu telah
menunjukkan tengah hari. Iptu Ardi yang
sedang berjalan di dalam kampus, melihat
sekeliling kampus untuk mencari AKP Nina.
Masih di dalam kampus, tetapi di tempat
yang berbeda, AKP Nina sedang menerima
telepon dari Kompol Surya. Kompol Surya
yang berada di kantor kepolisian
menanyakan keberadaan AKP Nina,
kemudian meminta AKP Nina mengirimkan
fax target yang di cari. Dan akhirnya telepon
pun ditutup.
Beberapa saat kemudian, datang Iptu Ardi ke
1 2 3
4 5 6
orang yang selalu membuat dia merasa di taman. Bagaimana dengan Tezar?”
AKP Nina: “Tezar ga masuk kampus hari ini. Terpaksa saya cari dia ke rumahnya. Kamu udah ketemu Citta?”
Iptu Ardi: “Citta ga ada di kelasnya Bu” AKP Nina: “Mengenai Tezar, dia adalah tipe yang penyendiri. Dan menurut info dari
temen-temen nya dia suka menggambar wajah Alana. Saya jadi penasaran.”
Iptu Ardi: “Dan saya yakin Bu, di antara orang-orang yang kita curigai, pasti adalah
dalang dari pembunuhan Alana. Seperti
kasus-kasus sebelumnya ya
menanyakan langsung menanyakan Iptu
Bimo di mana, karena Iptu Ardi terlihat
datang sendirian. Iptu Ardi pun menjelaskan
kalau Iptu Bimo sedang mencari Christian di
taman. AKP Nina dan Iptu Ardi pun saling
bertukar informasi tentang target yang akan
Scene 3 (03.44 – 06.12)
Audio Visual
Alana: “Lengkap sudah penderitaanku. Mami dan Daddy akhirnya bercerai.
Hidupku semakin sepi. Kering seperti lahan
yang tandus. Mami mulai mencari
kehidupan baru, bersama selingkuhannya,
om Nuno. Sementara Daddy, semakin di
sibukkan sama pekerjaannya. Aku semakin
terlupakan. Terhempas dari kehangatan cinta Mami dan Daddy”
Nuno: “Iya sayang, aku sudah di café nih. Iyaaa. Okeee. Sampe ketemu ya”
Di ruang kerja nya, Kompol Surya sedang
membaca buku harian Alana.
[FLASHBACK] Di sebuah café, Nuno
sedang bertelepon dengan ibu Soffie, mama
dari Alana. Tiba-tiba di tengah percakapan,
datang Alana dari belakang Nuno. Alana
kemudia memulai pembicaraan yang pada
inti nya menyuruh Nuno untuk menjauhi
mama nya. Nuno pun mencoba mengancam
Nuno: “Uhh… Alana? Kamu ngapain di sini?”
Alana: “Kenapa? Om kaget ya? Ehm… Om, saya mau minta tolong sama om. Tolong
jauhin mami saya. Biarin mami saya balikan
lagi sama Daddy. Dan biarin mami saya punya waktu buat ngurusin saya”
Nuno: “Mama kamu bercerai, dia karena akan pernah bisa menghalangi hubungan
saya. Meskipun dia itu mami kamu. Denger,
karena saya ga tanggung-tanggung. Saya bisa aja nyakitin kamu”
Alana: “Saya ga takut! Dan saya juga ga peduli!”
Backsound (Suara pintu ruangan Kompol
Surya di ketuk 3 kali) Kompol Surya: “Iya masuk”
Seorang Polisi: “Lapor Pak. Ini fax yang di kirim ibu Nina. Biodata Tezar, Christian, dan Citta.”
Kompol Surya: “Coba saya lihat. Pak Hendra sudah balik dari Lombok?”
Kompol Surya yang sudah membaca buku
Bapak Hendra, salah seorang penyidik, untuk
menemui Kompol Surya jika Bapak Hendra
Seorang Polisi: “Sepertinya sudah Pak” Kompol Surya: “Kalo sudah, suruh dia segera menghadap saya”
Seorang Polisi: “Siap ndan.” Kompol Surya: “Iya, baik.”
Scene 4 (06.12 – 07.33)
Audio Visual
AKP Nina: “Pagi Pak”
Petugas Kebersihan: “Iya, selamat pagi” AKP Nina: “Saya Nina dari kepolisian Petugas Kebersihan: “Ooh”
AKP Nina: “Dan saya sedang mengusut kasus Alana. Bapak kenal baik dengan Tezar?”
Masih di area kampus, AKP Nina sedang
berjalan mengelilingi kampus. AKP Nina
kemudian melihat seorang petugas
kebersihan di sebuah ruangan sedang
memasukkan barang nya di lemari. AKP
Nina lalu mendatangi petugas kebersihan
tersebut. AKP Nina kemudian menanyakan
1 2 3
4 5 6
Petugas Kebersihan: “Den Tezar”
Tezar: “Eh mamang, tau aja sih ada disini mang?”
Petugas Kebersihan: “Ga ada kelas bukan? Ih den Tezar, kenapa sih, akhir-akhir ini kalo
mamang perhatiin, den Tezar teh sering
bolos kuliah, dan sering ngumpet di tempat
ini den. Ih atuh den, kuliah teh udah
bayarnya mahal, jangan sering-sering bolos
atuh den. Nanti aden mau nih kayak
mamang? Jadi cleaning service?” Tezar: “Saya lagi ga fokus mang”
AKP Nina: “Ee, saya butuh informasi lebih banyak tentang Tezar dari Bapak. Ee, bapak
bisa kasih tunjuk saya tempat di mana Tezar biasa menyendiri?”
Petugas Kebersihan: “Mangga non, manga, boleh.”
tentang Tezar. Petugas kebersihan pun
mengetahui dan menceritakan tentang Tezar
kepada AKP Nina di ruangan tersebut.
[FLASHBACK] Terlihat Tezar sedang
duduk melukis dengan beralaskan papan
merah nya. Kemudian datang Petugas
Kebersihan yang kenal dekat dengan Tezar.
Petugas Kebersihan yang akrab di panggil
Mamang itu kemudian duduk mendekati
Tezar. Mamang lalu menanyakan Tezar,
mengapa Tezar akhir-akhir ini sering bolos.
Kemudian Mamang sedikit menasehati nya.
Tezar pun memberikan alasan. Alasannya
karena Tezar sedang tidak fokus.
Setelah mendapat cerita sekilas tentang
Tezar, AKP Nina berbicara kepada Petugas
Kebersihan agar di tunjukkan tempat di mana
Tezar biasa menyendiri. Karena AKP Nina
butuh info lebih banyak lagi. Akhirnya
dengan tidak sungkan, Petugas Kebersihan
itu mulai mempersilahkan AKP Nina untuk
berjalan menuju tempat Tezar biasa
Episode 2 : Part 2
Scene 5 (00.02 – 00.43)
Audio Visual
Backsound (Suara pintu ruangan Kompol
Surya di ketuk 3 kali)
Kompol Surya: “Iya masuk” AKP Hendra: “Hormat komandan” Kompol Surya: “Duduk”
AKP Hendra: “Misi pak”
Kompol Surya: “Saya minta kamu lacak keberadaan Nuno. Nuno ini adalah pacar
dari pada ibu nya Alana Jasmine. Ini foto nya. Kamu sudah pelajari kan kasusnya?”
Di ruang kerja nya, Kompol Surya sedang
sibuk menulis. Sesaat kemudian, datang AKP
Hendra dan di suruh duduk oleh Kompol
Surya. Tanpa basa basi Kompol Surya
menugaskan AKP Hendra untuk mencari
Nuno, pacar dari ibu Soffie. Foto Nuno pun
di berikan kepada AKP Hendra agar
mempermudah AKP Hendra mencari nya.
Dan setelah mengerti akan tugasnya, AKP
Hendra pun berdiri memberi hormat kepada
Kompol Surya, tanda kalau dia siap
1 2
AKP Hendra: “Sudah pak”
Kompol Surya: “Ya. Nuno ini masuk dalam daftar nama di buku harian Alana. Kita
butuh dia. Karena kita harus dapet informasi dari Nuno”
AKP Hendra: “Baik pak” Kompol Surya: “Laksanakan” AKP Hendra: “Siap Komandan” Kompol Surya: “Iyaa”
melaksanakan tugas.
Scene 6 (00.43 – 01.56)
Audio Visual
Alana: “Hari ini hari pertamaku menginjakan kaki di kampus. Hari ini aku
jadi mahasiswi. Hari ini hidup baru ku di
Masih di ruang kerja nya, Kompol Surya
sedang duduk serius membaca buku harian
Alana.
1 2 3
4 5 6
mulai. Hidup baru yang aku yakin akan
lebih seru. Tapi, setelah bertemu Citta dan Tezar, semua harapan ku berantakan.”
Citta: “Alanaaa… mau ke mana lo?” Alana: “Ya mau pulang lah”
Citta: “Heh, enak aja lo mau pulang. Ikut gua dulu!”
Alana: “Ngapain sih?” Lala: “Cepetan cepetan cepetan” Alana: “Citta apa’an sih Citta… Cittaaaa..
Tezar: “Berenti lo! Alanaaaa, kamu gpp?”
[FLASHBACK] Di area kampus, saat Alana
berjalan sendiri, tiba-tiba Citta dan kedua
sahabatnya mendatangi nya. Kemudian Citta
membawa nya ke sebuah ruang dan
menyuruh Alana duduk. Terlihat di gambar
nomor 3, Citta memegang pipi Alana seolah
menyiksa nya. Citta meluapkan kekesalannya
dan meminta Alana agar tidak usah
dekat-dekat dengan William. Beberapa saat
kemudian, Tezar yang melewati ruangan
tersebut langsung berteriak kepada mereka,
dan masuk ke ruangan tersebut untuk
mengejar Citta dan kedua sahabatnya. Tetapi
ketiga orang tersebut sudah terlanjur kabur
dan akhirnya Tezar berdiri di samping Alana
Scene 7 (01.56 – 02.58)
Audio Visual
Petugas Kebersihan : “Tah non. Den Tezar teh suka nongkrong di sini. Kadang teh
Tezar suka bolos ti kelas. Ya itu non, kerjaan nya ngelukis wanita itu”
AKP Nina: “Cuma itu aja kegiatannya?” Petugas Kebersihan: “Iya non. Tapi non, kalo den Tezar sudah beres ngelukis wanita
itu, aneh non. Den Tezar teh suka ngomong
sendiri. Suka ngomong sama wanita yang
dalam lukisan itu. Mamang mah sok karunya, kasian sama den Tezar non.”
Tezar: “Aku tau aku salah. Kamu ga pernah
Masih di area kampus, AKP Nina di
perlihatkan oleh Petugas Kebersihan, tempat
biasa Tezar menyendiri sendirian. Dari
tumpukan kursi yang ada, tempat tersebut
terlihat seperti tempat penyimpanan
barang-barang rongsok yang sudah tidak terpakai.
Setelah mengetahui tempatnya, AKP Nina
kemudian menanyakan kegiatan Tezar di
sana. Petugas kebersihan pun menjelaskan
secara detail kebiasaan Tezar di tempat itu.
[FLASHBACK] Tezar terlihat sedang duduk
sendiri sambil melukis Alana Jasmine.
1 2 3
4 5 6
ngasih aku kesempatan untuk bilang maaf.
Tapi aku cuma ngarepin satu aja. Kasih aku
kesempatan. Kamu tau? Aku mau kita seperti dulu lagi. Aku kangen banget.”
AKP Nina: “Eh, terus ada cerita apa lagi pak?”
Petugas Kebersihan: “Oo iya. Den Tezar teh pernah cerita sama mamang, kalo den Tezar teh mau jagain non Alana.”
Setelah gambar nya jadi, Tezar pun berbicara
sendiri dengan lukisannya tersebut.
Scene 8 (02.58 – 05.18)
Audio Visual
Petugas Kebersihan: “Pernah kejadian, den Tezar teh ngelabrak. Ngelabrak non… non
Masih di tempat yang sama, Petugas
Kebersihan menceritakan kepada AKP Nina
1 2 3
4 5 6