• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Citra Institusi Kepolisian Republik Indonesia pada Film “Enigma” Serial “Kematian Alana”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Citra Institusi Kepolisian Republik Indonesia pada Film “Enigma” Serial “Kematian Alana”"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran

Lampiran

Script Breakdown Film “ENIGMA” serial “Kematian Alana”

Episode 1 : Part 1

 Scene 1 (01.00 – 01.56)

Audio Visual

Bapak Pemulung: “Ada mayat… Tolong ada mayat”

Iptu Ardi: “Ini mas, makasih ya mas yah.

Seorang pemulung sedang melewati padang

ilalang. Pemulung tersebut melihat sesosok

mayat yang tak lain adalah Alana Jasmine.

Pemulung pun panik karena melihat mayat

tersebut, kemudian dia berlari panik dan

menjauh dari mayat yang ada di padang

ilalang tersebut.

Aparat Kepolisian langsung datang untuk

1 2 3

4 5 6

(2)

Aduh, siapa sih nih. Hallo?”

AKP Nina: “Kamu beli kopi di mana sih? Di Arab? Lama banget!”

Iptu Ardi: Iya, iya ini udah kelar”

menelusuri TKP (Tempat Kejadian Perkara).

AKP Nina yang ditugaskan komandannya

untuk melihat keadaan TKP sedang

menelepon partner kerja nya yaitu Iptu Ardi.

Dengan nada kesal, AKP Nina menanyakan

Iptu Ardi membeli kopi di mana, karena

AKP Nina menunggu Iptu Ardi yang terlalu

lama membeli kopi.

 Scene 2 (01.56 – 03.00)

Audio Visual

Pemuda Jaket Hitam: “Wey kalo jalan pake mata!”

Iptu Ardi: “Maaf mas”

Pemuda Baju Biru: “Mundur dulu”

Iptu Ardi sedang keluar dari kedai kopi dan

separuh badannya bertabrakan dengan

seorang pemuda yang memakai jaket hitam.

Iptu Ardi langsung meminta maaf, akan

1 2 3

4 5 6

(3)

Pemuda Jaket Coklat: “Dasar lama nih”

Iptu Ardi: “Kalo berantem jangan di sini. Di sana aja”

Pemuda Jaket Hitam: “Ayo, ayo hajar!”

tetapi kedua teman dari seorang pemuda itu

mengajak berkelahi. Iptu Ardi akhirnya

melayani mereka untuk berkelahi tetapi tidak

di depan kedai kopi tersebut. Perkelahian pun

terjadi antara Iptu Ardi dengan ketiga

pemuda di daerah yang jauh dari depan kedai

kopi. Dan pada akhirnya Iptu Ardi yang

memenangkan perkelahian. Kemudian ketiga

pemuda itu kabur melarikan diri.

 Scene 3 (03.00 – 04.37)

Audio Visual

Backsound (Suara Sirine Mobil Polisi)

Kompol Surya: “Di mana?”

AKP Nina sedang berjalan di TKP untuk

mengecek keadaan. Kemudian beberapa saat

datang Kompol Surya dengan mobil polisi

1 2 3

4 5 6

(4)

Petugas Kepolisian: “TKP ada di sebelah sana komandan”

AKP Nina: “Siap Pak”

Kompol Surya: “Gimana keadaannya?” AKP Nina: “Dada nya terkena luka tembak dan kaki kiri nya terluka sangat serius.”

Iptu Ardi: “Siang Komandan” Kompol Surya: “Ya”

Iptu Ardi: “Sorry, ada masalah dikit tadi.”

beserta asistennya. Lalu Kompol Surya

mendekati TKP dan bertemu dengan AKP

Nina untuk menanyakan keadaan di TKP.

Setelah AKP Nina memberitahukan keadaan

korban, beberapa saat kemudian muncul Iptu

Ardi yang terlambat datang ke lokasi TKP

karena berkelahi dengan beberapa pemuda

sesaat setelah membeli minuman di kedai

kopi sebelumnya.

 Scene 4 (04.37 – 07.06)

1 2 3

4 5 6

(5)

Audio Visual

Backsound (Suara Bel Rumah)

Backsound (Suara Pintu Terbuka)

AKP Nina: “Apakah benar ini kediaman Alana Jasmine?”

Ibu Soffie: “Iya benar. Saya ibunya.”

AKP Nina: “Saya Nina, dan ini partner saya, Ardi. Bisa kita bicara di dalam?”

Ibu Soffie: “Silahkan.”

Ibu Soffie: “Ada… ada keperluan apa ya mbak kesini?”

AKP Nina: “Ee, saya kesini untuk mengabarkan berita yang kurang baik.

Sekitar satu jam yang lalu, Alana di temukan dalam kondisi tidak bernyawa”

Ibu Soffie: “Ga, ga mungkin. Mungkin ibu salah orang. Itu ga mungkin Alana”

AKP Nina: “Jenazah Alana sudah dibawa ke rumah sakit untuk di periksa lebih lanjut” Ibu Soffie: “Ga mungkin bu. Mungkin itu bukan Alana”

AKP Nina: “Saya ditugaskan untuk mengusut ini sampai tuntas”

Ibu Soffie: “ Ga mungkin, ga mungkin bu, ga mungkin, ga mungkin… Alanaaaa, Alana jangan tinggalin mami nak… Alanaaaaa.”

Backsound (Suara pintu kamar Alana

AKP Nina dan Iptu Ardi mengunjungi rumah

Alana untuk memberitahukan kabar tentang

keadaan Alana kepada keluarga yang ada di

rumah. Ibu dari Alana Jasmine, yaitu Ibu

Soffie membuka pintu dan mempersilahkan

AKP Nina dan Iptu Ardi masuk ke dalam

rumah. Selain memberi kabar, AKP Nina

juga ditugaskan Kompol Surya untuk

menyelidiki dan mengusut kasus ini hingga

tuntas. AKP Nina kemudian masuk ke dalam

kamar Alana dan melihat keluar jendela. Saat

melihat keluar jendela, AKP Nina dengan

wajah penasaran melihat seorang laki-laki

sedang duduk di motor nya sendiri di depan

teras rumah Alana. Dan kemudian seorang

laki-laki tersebut langsung pergi dengan

(6)

terbuka)

Episode 1 : Part 2

 Scene 5 (00.02 – 00.56)

Audio Visual

Backsound (Suara starter motor)

AKP Nina: “Gimana bu? Bapak sudah bisa di hubungin?”

Ibu Soffie: (Suara Menangis)

Backsound (Suara lembaran kertas di buku

yang sedang di baca AKP Nina)

Seorang laki-laki yang berada di teras rumah

Alana langsung menyalakan motornya dan

pergi karena melihat AKP Nina yang berada

di jendela kamar Alana. Setelah seorang

laki-laki itu pergi, AKP Nina mengamati isi

sekeliling kamar Alana dan menemukan

sebuah buku berwarna merah yang

merupakan buku harian Alana. AKP Nina

mengambil buku nya dan duduk di sebelah

ibu Soffie, kemudian bertanya kepada ibu

1 2 3

4 5 6

(7)

Soffie tentang bapak dari Alana sudah bisa di

hubungi atau belum. Ibu Soffie menjawab

dengan menggelengkan kepala sambil

menangis. Setelah itu, AKP Nina mulai

membuka buku harian Alana dan

membacanya.

 Scene 6 (00.56 – 04.14 )

Audio Visual

Backsound (Suara alarm jam beker

berbunyi)

Alana: “Pagi ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sepi, Dingin, Kosong.

Pelan-pelan kesunyian ini membunuhku. Daddy

[FLASHBACK] Alana Jasmine bangun pagi

dan merilekskan badannya di depan

kamarnya. Lalu Alana berjalan ke dapur dan

membuat secangkir teh. Setelah membuat

teh, Alana membawa secangkir teh tersebut

ke teras depan rumah nya. Kemudian Alana

1 2 3

4 5 6

(8)

sibuk dengan pekerjaannya yang ga pernah selesai. Dan mami… aku ga tau mami ke mana. Mami ga pernah ada.”

Alana: “Pagi ku selalu kelabu. Hari-hari ku ga pernah seru. Tapi semua ini biar menjadi rahasia ku.”

Ibu Soffie: “Iya nih aku juga ada di rumah kok. Heh, kamu kangen sama aku? Bohong

banget, orang kita aja habis ketemuan masa

kangen? Gombal deh kadang-kadang.

Yaudah kalo gitu aku masuk dulu ya ke rumah, ntar telepon lagi. Dahhh.”

Ibu Soffie: “Sayang, kamu belum berangkat kuliah?”

Alana: “Apa peduli mami? Mami sendiri dari mana jam segini baru pulang?”

Ibu Soffie: “Mami… mami dari…”

Alana: “Sebenernya mami pergi sama siapa sih? Sampe mami lupa kalo mami masih punya anak yang harus mami urus?”

AKP Nina: “Apa Alana punya kakak atau adik?”

Ibu Soffie: “Alana itu anak kita satu-satu nya”

AKP Nina: “Alana dekat dengan ibu? Atau mungkin Alana dekat dengan Ayahnya? Ibu Soffie: “Saya… saya mau ke rumah

duduk di teras dan menikmati secangkir teh

tersebut di pagi hari.

Beberapa saat kemudian, ibu dari Alana yaitu

ibu Soffie datang ke rumah sambil telepon

dengan pacar baru nya. Saat mau masuk

rumah, ibu Soffie dan Alana saling bertemu

dan mereka pun saling berbicara.

Alana yang kesal dengan ibu nya karena

tidak mengurus Alana, akhirnya langsung

meninggalkan ibu nya masuk ke kamar.

Setelah membaca awal buku harian Alana,

kemudian AKP Nina bertanya kepada ibu

Soffie tentang Alana anak ke berapa dan

lebih dekat dengan ibu atau ayahnya. Tetapi

ibu Soffie tidak menjawab pertanyaan yang

kedua dan hanya ingin pergi ke rumah sakit

saat itu juga. AKP Nina pun menyanggupi

(9)

sakit sekarang. Saya mau lihat Alana” AKP Nina: “Ya udah, kami akan temani ibu kesana. Tapi setelah itu kami butuh waktu

ibu untuk penyelidikan di kantor. Ya?

meminta kesediaan ibu Soffie untuk di

interogasi di kantor kepolisian setelah pulang

dari rumah sakit. Dan akhirnya ibu Soffie

hanya mengangguk-anggukan kepala nya

sambil menangis.

 Scene 7 (04.14 – 04.47)

Audio Visual

AKP Nina: “Iya pak, saya dan Ardi masih di rumah sakit, karena ibu korban masih

memaksa untuk melihat anaknya. Siap Komandan.”

AKP Nina: “Mari ibu.” Iptu Ardi: “Silahkan ibu.”

Tampak depan gedung rumah sakit tempat

jasad Alana sedang di periksa lebih lanjut

oleh dokter. Ibu Soffie di temani Iptu Ardi

dan AKP Nina hendak memasuki ruangan

jasad Alana di periksa. Tetapi sebelum itu,

AKP Nina di telepon Kompol Surya untuk

memberi kabar. Setelah di telepon, Ibu Soffie

1 2

(10)

Ibu Soffie: “Alanaa… Alanaaaaa” Iptu Ardi: “Sabar bu.”

Ibu Soffie: “Maafkan mami nak…” Iptu Ardi: “Bu, bu tenang, bu tenang”

Ibu Soffie: “Maafkan mami ga bisa jadi mami yang baik buat kamu.”

akhirnya masuk melihat jenazah anaknya

sambil menangis histeris. Iptu Ardi dan AKP

Nina membantu menenangkannya.

 Scene 8 (04.47 – 08.23)

Audio Visual

Backsound (Suara Sirine Mobil Polisi)

Ibu Soffie: “Cancel semua urusan kamu hari ini. Ada yang lebih penting. Aku lagi di

kantor polisi sekarang. Kamu ke sini

sekarang, aku kirimin lokasi nya lewat

Tampak suasana di depan kantor polisi di

Bogor. Di dalam kantor, terlihat ibu Soffie

sedang menelepon suaminya yaitu Ayah dari

Alana agar datang ke kantor polisi.

Masih di kantor polisi Bogor, AKP Nina

1 2 3

4 5 6

(11)

whats’appnanti.”

Backsound (Suara pintu di ketuk 7 kali) Kompol Surya: “Masuk.”

Saya pikir buku ini bisa memberi info lebih lanjut tentang dia”

Kompol Surya: “Bagus. Dalami terus. Saya mau kasus ini cepat terungkap”

AKP Nina: “Siap Komandan.”

Iptu Ardi: “Bu, di minum dulu”

Bapak Arman: “Saya mau cari Soffie. Soffie mana? Soffie di mana?”

Iptu Ardi: “ Pak, Tenang pak, tenang. Bapak tenang pak.”

Bapak Arman: “Soffie… di mana Alana?”

Ibu Soffie: “Alanaaa.. Alanaaa…”

Bapak Arman: “Soffie… kamu jangan

nangis dong, jawab dulu pertanyaan saya” Iptu Ardi: “Pak, tenang pak. Tadi pagi Alana di temukan tewas”

mengetuk pintu untuk masuk ke ruang

Kompol Surya dan memberi laporan sampai

di mana penyelidikan tentang kasus Alana.

Dan akhirnya Kompol Surya menutup

pembicaraan dengan menugaskan AKP Nina

mendalami terus kasus ini, agar kasus ini

cepat terungkap.

Ibu Soffie yang sedang duduk sambil

menangis menunggu suami nya, di datangi

oleh Iptu Ardi untuk memberikan minum.

Beberapa saat kemudian, datanglah Bapak

Arman, Ayah Alana, dalam kondisi

tergesa-gesa dan tidak tenang. Lalu Iptu Ardi

berusaha menenangkannya. Bapak Arman

langsung menanyakan anaknya berada di

mana. Iptu Ardi mencoba menjawab dengan

tenang dan meyakinkannya bahwa anak nya

telah tewas. Akhirnya Bapak Arman hanya

(12)

Bapak Arman: “Bapak bercanda kan?” Iptu Ardi: “Saya serius pak. Saya Ardi, dan saya ditugaskan untuk mengusut kasus anak Bapak” pemeriksaan selesai, baru kita bisa ke rumah sakit.”

Backsound (Suara pintu diketuk 3 kali) Kompol Surya: “Masuk”

Kompol Surya: “Coba di lihat” Iptu Bimo: “Siap ndan”

Kompol Surya: “Nama nya Alana Jasmine, seorang mahasiswi, di temukan tewas tadi

pagi. Sekarang jasad nya ada di rumah sakit.

Saya minta kamu ke sana, check apa hasil otopsi nya”

Iptu Bimo: “Siap ndan.”

percaya, dan meminta bertemu dengan jasad

Alana saat itu juga. Iptu Ardi pun

menyanggupi permintaannya asalkan setelah

jasad Alana sudah selesai di otopsi.

Masih di kantor polisi Bogor, Iptu Bimo

mengetuk pintu ruangan Kompol Surya.

Kompol Surya mempersilahkan Iptu Bimo

masuk dan menyuruh nya melihat dokumen

berwarna kuning yang berisi biodata Alana

Jasmine. Setelah Iptu Bimo membaca nya

sekilas, Kompol Surya menugaskan Iptu

Bimo untuk datang ke rumah sakit dan

(13)

Episode 1 : Part 3

 Scene 9 (00.02 – 00.15)

Audio Visual

AKP Nina: “Kapan terakhir kali ibu melihat Alana?”

Ibu Soffie: “Kemarin”

AKP Nina: “Kapan tepatnya?”

Bapak Arman: “Kira-kira 6 hari yang lalu” Iptu Ardi: “Dimana?”

Bapak Arman: “Dikantor saya.”

Masih di kantor kepolisian, AKP Nina

sedang menginterogasi ibu Soffie di meja

kerja nya. Dan di saat yang bersamaan, Iptu

Ardi sedang menginterogasi Ayah dari Alana

di meja kerjanya.

1 2

(14)

 Scene 10 (00.15 – 01.05)

Audio Visual

Backsound (Suara tanda lift berhenti)

Bapak Arman: “Alana?”

Teman Kerja Bapak Arman: “Ini Pak”

Bapak Arman: “Ah, tolong di urus sebentar ya”

Teman Kerja Bapak Arman: “Baik Pak” Alana: “Telepon Alana kenapa ga diangkat?”

Bapak Arman: “Hemm, daddy…”

Alana: “Kenapa? Daddy sibuk? Heh, klasik”

[FLASHBACK] Alana Jasmine datang ke

kantor Ayah nya, terlihat dia sedang

menekan tombol lift untuk menuju ruangan

kantor Ayahnya. Tetapi Alana malah

berpaspasan dengan Ayahnya saat pintu lift

terbuka. Ayaha Alana kaget karena anak nya

berada di kantor. Kemudian dia pun

menyuruh teman kerja nya pergi sebentar

karena hendak berbicara dengan Alana. Ayah

Alana dan Alana pun mulai melakukan

pembicaraan. Dan pada akhirnya Ayah Alana

1 2

(15)

Bapak Arman: “Dengar dong sayang, daddy itu banyak urusan yang harus di selesaikan.

Eh gini aja, minggu depan itu kan weekend,

daddy akan ke rumah menemani kamu seharian. Terserah Alana mau ke mana” Alana: “Selalu aja kaya gitu. Selalu ada yang lebih penting dari Alana ya dad.”

Bapak Arman: Bukan sayang, denger ya,

banyak yang harus daddy urusin. Oke, daddy pergi dulu sekarang ya.”

mengakhiri pembicaraan karena masih ingin

bekerja.

 Scene 11 (01.05 – 01.17)

Audio Visual

AKP Nina: “Tolong di ingat bu, saya butuh info yang lebih detail”

Di meja kerja AKP Nina, ibu Soffie masih di

interogasi. AKP Nina menyuruh ibu Soffie

1 2

(16)

Ibu Soffie: “Kemarin… kemarin siang sekitar jam 1.”

untuk lebih detail menceritakan kejadian

Alana saat di rumah.

 Scene 12 (01.17 – 02.23 )

Audio Visual

Backsound (Suara alarm kunci mobil di

buka)

Backsound (Suara mesin mobil di nyalakan)

AKP Nina: “Alana pergi sama siapa?” AKP Nina: “Alana pergi ke mana?”

Alana: “Hallo? Iya sayang, ini lagi otw kampus kok. Ini lagi nyetir. Oke sayang, see you.”

[FLASHBACK] Alana sedang berjalan

membawa buku menuju mobilnya yang

berada di teras. Tanpa menyapa mama nya

yang ada di dalam rumah, Alana langsung

menaiki mobil nya dan pergi begitu saja.

Mama nya hanya terdiam melihat Alana dari

jendela rumah dan terlihat dari raut wajah

nya yang memikirkan Alana.

Masih di meja kerja AKP Nina, ibu Soffie

yang selaku mama dari Alana sedang di

1 2 3

4 5 6

(17)

interogasi oleh AKP Nina.

[FLASHBACK] Siang hari di dalam

perjalanan menuju ke kampus, Alana yang

sedang menyetir di telepon oleh pacarnya.

Alana pun menyetir mobil sambil mengabari

pacarnya lewat telepon genggamnya.

 Scene 13 (02.23 – 02.48)

Audio Visual

Iptu Ardi: “Kapan terakhir kali Bapak berkomunikasi dengan Alana?”

Bapak Arman: “Setelah dia dari kantor saya, dia beberapa kali menelepon saya. Tapi… saya tidak sempat menjawabnya.”

Di ruang kerja Iptu Ardi sedang

menginterogasi Ayah dari Alana Jasmine.

[FLASHBACK] Di ruang kerja nya, Ayah

Alana sedang berdiskusi dengan rekan kerja

1 2

(18)

Bapak Arman: “Pengubahannya itu harus sesuai dengan yang disini, biar balance” Teman Kerja Bapak Arman: “Iyaa pak”

Backsound (Suara ringtone handphone

Ayah Alana)

Teman Kerja Bapak Arman: “Kalo yang ini pak?”

Bapak Arman: “Nah itu harus di balancing juga.”

nya. Beberapa saat kemudian handphone

Ayah Alana berbunyi. Bapak Arman

kemudian melihat handphone nya, dan tidak

mengangkat telepon yang masuk dari Alana.

Setelah itu Ayah Alana menaruh handphone

nya lagi di meja dan meneruskan diskusi nya

dengan rekan kerja kantor nya.

 Scene 14 (02.48 – 04.00)

Audio Visual

AKP Nina: “Apa ada kemungkinan Alana punya musuh?”

Di meja kerja AKP Nina masih

menginterogasi ibu Soffie, mama dari Alana.

1 2 3

4 5 6

(19)

Citta: “Ya udah yuk buruan ah”

Tara: “Bentar dulu mau ambil make up, mau ambil make up”

Lala: “Ehm, ehhmmm, ehmm, ehmmmmm”

Citta: “Ga usah senyum senyum deh, ga usah sok manis”

Alana: “Gue salah apa?” Tara: “Elo, lo itu emang selalu salah”

Lala: “Karena yang bener itu cuma kita. Eh maksud gue Citta”

Citta: “Denger ya, harusnya tu lo itu ga pernah ada. Harusnya tuh semua orang merhatiin gue, bukan merhatiin lo. Ngerti?”

Citta: “Ih bener-bener nyebelin tuh cewek. Sok kecantikan banget sih.”

AKP Nina: “Coba tolong di ingat-ingat lagi bu. Apa Alana punya hubungan buruk dengan seseorang?”

Citta: “Tapi gue ga mau tau. Kita harus cari cara buat nyingkirin si Alana”

Tara dan Lala: “Hem…kitaaaaa?” Citta: “Iyaa, kenapa? masalah?” Tara dan Lala: “Ahh… enggaaaak”

Saat di tanya, ibu Soffie tidak menjawab dan

hanya terdiam dengan tetesan air mata di pipi

nya.

[FLASHBACK] Citta bersama kedua

temannya Tara dan Lala sedang berjalan di

dalam kampus. Di tengah jalan, Lala melihat

Alana lebih dulu, kemudian Lala segera

menunjukkan nya kepada Citta dan Tara.

Citta langsung mendekat dan berbicara

dengan nada kesal kepada Alana. Alana yang

tidak tahu apa-apa hanya bertanya tentang

apa kesalahannya. Dan kemudian akhirnya

Alana pergi terdiam dengan tersenyum tanpa

menanggapi percakapan ketiga orang yang

memusuhinya.

Masih di meja kerja nya, AKP Nina

menyuruh ibu Soffie untuk mengingat lagi

tentang hubungan buruk Alana dengan

seseorang. Tetapi ibu Soffie hanya

menggelengkan kepala dan tidak berbicara

sepatah kata pun.

[FLASHBACK] Citta dan Lala sedang duduk

di bangku sekitaran gedung kampus. Lala

sedang memainkan handphone nya, dan Tara

sedang berdiri memakai make up di depan

Citta dan Lala. Citta memulai pembicaraan

(20)

memikirkan cara untuk menyingkirkan

Alana.

 Scene 15 (04.00 – 04.35)

Audio Visual

AKP Nina: “Apa ada sahabat Alana yang ibu kenal?”

Ibu Soffie masih di interogasi oleh AKP

Nina. Saat di beri pertanyaan lagi, ibu Soffie

hanya menggelengkan kepala nya dan

meneteskan air mata tanpa mengeluarkan

sepatah kata pun.

[FLASHBACK] Alana sedang berada di

taman. Kemudian dia sms untuk mengabari

seseorang yang menurut dia spesial di hati nya. Terlihat di gambar, dia sms’an dengan seseorang yang dia beri nama Special One.

1 2

(21)

Setelah dia sms untuk mengabari nya,

beberapa saat kemudian Alana menerima

balasan sms yang isi nya, teman Alana yang

spesial itu tidak bisa datang menemui Alana

di taman pada saat itu juga, dan di sms itu

ada kata miss u yang menandakan bahwa

orang itu kangen dengan Alana.

 Scene 16 (04.35 – 05.45)

Audio Visual

Backsound (Suara meja di gebrak)

Ibu Soffie: “Sayaa…. Saya ga tau”

AKP Nina: “Apa Alana punya teman pria yang sedang deket sama dia?”

AKP Nina menggebrak meja kerjanya karena

ibu Soffie dari tadi tidak menjawab

pertanyaannya. Kemudian ibu Soffie pun

mulai berbicara dengan jawaba tidak tahu.

AKP Nina kemudian bertanya dengan

1 2

(22)

Christian: “Eh, menurut lo bagus yang mana nih?”

William: “Dua dua nya bagus”

Christian: “Gua nyuruh lo pilih salah satu, bukan dua dua nya”

William: “Yang merah”

Christian: “Merah. Oke, nanti sore langsung

gua check ke showroom”

Christian: “Alana cantiknya overdosis will. Aduhh… Will, lo denger ye, Alana pasti jadi milik gua Will”

William: “Ahaha, lo udah ditolak tiga kali” Christian: “So, lo denger ye” (dengan nada

Christian: “Aduhh, Yahh. Gpp deh, Alanaaa, adehhh. Aduh serem juga yee”

pertanyaan selanjutnya.

[FLASHBACK] Di laboratorium kampus,

terlihat dua orang mahasiswa yaitu teman

dari Alana yang bernama Christian dan

William sedang duduk dan saling mengobrol.

Christian menanyakan lebih bagus mana

tentang gambar mobil di handphone nya

kepada William. Setelah membahas mobil, di

pintu dekat dengan laboratorium, tampak

Alana membawa buku sambil berdiskusi

dengan teman-teman nya. Christian yang

sedang duduk terdiam, langsung terpesona

dengan kecantikan Alana. Christian pun

menyombongkan diri kepada William bahwa

dirinya bisa menjadi kekasih dari Alana.

Tetapi William tidak terlalu menanggapi hal

tersebut dan meninggalkan Christian di

laboratorium sendirian. Christian pun

akhirnya duduk sendiri di laboratorium dan

melihat sekeliling laboratorium lalu berbicara

kepada dirinya sendiri kalo sendiri di

(23)

 Scene 17 (05.45 – 06.29)

Audio Visual

Iptu Ardi: “Apakah Alana mempunyai teman dekat? Seperti pacar atau sahabat?” Bapak Arman: “Itu juga saya tidak tahu pak”

Christian: “Alana… Alanaa… Ee tunggu, hee, nanti malam kamu ada acara ga?

Rencana nya sih aku mau ngajak kamu dinner, soalnya aku e dapet…”

Alana: “E sorry Christ, aku ga bisa”

Di meja kantornya, Iptu Ardi sedang

menginterogasi Bapak Arman, Ayah dari

Alana Jasmine. Saat di tanya apakah Alana

punya teman dekat, Ayah Alana tidak tahu.

[FLASHBACK] Di dalam kampus, Alana

yang sedang berjalan sendirian di panggil

oleh Christian. Christian langsung memulai

pembicaraan yang inti nya ingin mengajak

Alana dinner. Di ajakan yang pertama kali,

1 2

(24)

Christian: “Besok malem gimana?”

Christian: “Ah kalo gitu besok malemnya lagi, pasti bisa dong?”

Christian: “Ahahahah, Alana common , aku cuma ngajak kamu dinner kok, bukan ngajak nikah. Kamu mau yah? Pleaseeee… yahh?” Alana: “I iya udah, ya udah besok malem dinner”

Christian: “Deal?” Alana: “Deal”

Christian: “Okeeeh.. hahahah”

Alana: “E ya udah aku ke perpus dulu ya” Christian: “Ke perpus? E mau aku temenin?”

Alana: “Ga usah, makasih” Christian: “Oo ya udah, dadaaa”

Alana langsung menjawab tidak bisa.

Kemudian Christian tidak menyerah untuk

mengajaknya, tetapi Alana menjawab dengan

menggelengkan kepala nya. Christian pun tak

henti mengajak nya hingga ketiga kali

bujukannya di keluarkan, dan akhirnya

dengan sedikit terpaksa Alana menyanggupi

untuk dinner bersama Christian. Dan

akhirnya Alana meninggalkan Christian ke

perpustakaan tanpa mau di antar Christian.

(25)

Audio Visual

AKP Nina: “Apa Alana pernah cerita tentang temen laki-laki nya sama ibu? Atau

mungkin dia pernah mengenalkan salah satu

temen laki-laki nya sama ibu?”

Christian: “Will, ntar temenin gua ke showroom ye”

William: “Gua ga bisa”

Christian: “Ga bisa kenape lu? Sok sibuk banget lo”

William: “Biasa lahhh”

Christian: “Ya biarin. Ngapain? Ha?

Ngobak-ngobak emang nye?”

William: “Gue ada les piano”

Masih di meja kerja nya, AKP Nina sedang

menginterogasi ibu Soffie, mama dari Alana.

Saat di beri pertanyaan, ibu Soffie tidak

mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya

menggeleng-gelengkan kepala nya sambil

mengeluarkan air mata.

[FLASHBACK] Di taman kampus, Christian

dan William sedang duduk berdua. Christian

dengan minuman kalengnya memulai

pembicaraan. Dia mengajak William untuk

menemaninya ke showroom. Akan tetapi

William tidak bisa menemani nya karena ada

jadwal les piano yang di wajibkan oleh Ayah

1 2 3

4 5 6

(26)

Christian: “Heheh, aduh William hari gini lo les piano men? Aduhhh… Gue kasih tau ya sama lo ye, dari pada lo mencet-mencet

piano ye, mending lo mencet yang laen men.. Hehehehe”

William: “Lo kaya baru kenal bokap gue aja ya”

Christian: “Oo iye ye, anak papi. Eh will, ee anak papi lo”

Lala: “Logis banget” Citta: “Ssst ssttt…” Lala: “Iyaa…iyaa..iyaaa”

Citta: “Hai will. Eh, nanti sore ada acara?

Christian: “Hallo… Hai..” Tara: “Haiii”

Christian: “Eh Citta, kalo lo punya planning mau ngajak jalan si William ye, mending lo

cancel aja hari ini, karna udah ga mungkin.

Schedule itu udah padet banget. Iyee ga? Lala: “Yokk aaa”

Citta: “Ga bisa di cancel aja gitu?” Lala: “Iya tu kan, cancel aja William” Tara: “He e, cancel aja udah”

William: “Ga bisa”

Citta: “Emang penting banget yah? Lebih penting dari aku? Bisa kali mulutnya di

pake. Gua tau lu ga gagu”

Lala: “Ah Citta, makan dulu nih” Tara: “Makan duluu”

nya. Kemudian William pun langsung pergi

meninggalkan Christian. Belum jauh dari

tempat duduknya tadi, William berjalan

bertemu Citta, Lala, dan Tara yang menuju

tempat duduk Christian. Lala dan Tara di beri

isyarat Citta untuk segera langsung duluan ke

tempat duduk agar Citta bisa megobrol

berdua dengan William. Akhirnya Lala dan

Tara berjalan duluan ke tempat duduk

Christian. Citta yang masih berdiri dekat

dengan William, langsung memulai

percakapan yang inti nya mengajak William

jalan-jalan. Tetapi William tidak bisa karena

lebih mementingkan jadwal di rumah yang di

wajib kan oleh Ayahnya. Kemudian William

pun langsung pergi meninggalkan Citta. Citta

yang dengan kesal menuju tempat duduk

Lala, Tarra, dan Christian. Lala mencoba

menenangkan nya dengan memberi sebuah

makanan ringan. Akan tetapi Citta langsung

menggusah makanan ringan itu dengan

lengannya. Christian yang tidak mau terbawa

suasana Citta yang semakin marah, langsung

pamit dan beranjak dari tempat duduk

(27)

Christian: “Serem kali”

Lala dan Christian: “Woaaaaa” Tara: “Santaii”

Christian: “Gua cabut dulu kayaknya yah, Babayyy. Hahahah”

Tara: “Eh mau ke mana?”

(28)

Audio Visual

Iptu Ardi: “Apakah Alana mempunyai musuh?”

AKP Nina: “Dari tadi semua pertanyaan saya ibu jawab gak tahu”

Iptu Ardi: “Yang saya tanyakan, apakah Alana mempunyai musuh?”

Bapak Arman: “Setau saya… dia tidak punya musuh pak”

Masih di ruang meja kerja Iptu Ardi, Bapak

Arman sedang di beri pertanyaan apakah

Alana mempunyai musuh. Kemudian Bapak

Arman menjawab dengan mengira-ngira

kalau Alana tidak mempunyai musuh.

Dan di waktu yang bersamaan, di meja kerja

AKP Nina, ibu Soffie di marahi oleh AKP

Nina karena semua pertanyaan di jawab tidak

tahu.

 Scene 20 (08.24 – 09.43)

1 2

(29)

Audio Visual

Alana: “Tezaarrrr” Tezar: “Alana?”

Alana: “Gue mau liat, tadi lo gambar apa? Lo gambar gue ya?”

Tezar: “Enggak, gue ga gambar elo” Alana: “Jangan bohong, sini gue liat” Tezar: “ Alanaaa… tunggu”

Alana: “Dari sekian banyak objek di dunia, harus banget ya lo gambar gue?

Tezar: “Gueee…”

Alana: “Apa? Kasih gue satu alesan kenapa lo harus gambar gue terus-terusan kayak

gini. Tezar jawab dong!” Tezar: “Gue suka sama elo”

Alana sedang membaca buku di

perpustakaan. Diam-diam dari kejauhan,

Tezar melukis Alana. Alana yang merasa

dirinya di lukis kemudian memanggil dan

mendatangi Tezar. Alana mencoba bertanya

apa yang di lukis Tezar, tetapi Tezar

menjawab dengan bohong. Alana pun

memaksa untuk melihat kertas yang ada di

map merah milik Tezar. Di rebut nya map

merah milik Tezar, dan Alana kaget

kemudian kesal dan semakin marah

menjadi-jadi. Alana meminta satu alasan kenapa

Tezar terus menggambarnya. Tezar

menjawab bahwa alasannya Tezar menyukai

1 2 3

4 5 6

(30)

Alana: “Apaaa? Lo bilang suka? Setelah apa yang udah lo perbuat sama gue, lo masih berani bilang suka?”

Tezar: “Alanaa”

Alana: “Lo bener-bener gila ya” Tezar: “Nooooo”

Alana: “Lo ga punya malu. Jangan pernah gambar gue lagi, gue ga suka.”

Backsound (Suara papan map di pukul)

Alana. Alana pun semakin marah dengan

jawabannya. Di robek nya lukisan milik

Tezar, dan kemudian di buang begitu saja

oleh Alana. Tezar hanya bisa terdiam. Dan

akhirnya Alana memperingati Tezar agar

tidak melukis diri nya lagi, kemudian Alana

(31)

Episode 1 : Part 4

 Scene 21 (00.02 – 00.58)

Audio Visual

AKP Nina: “Sudah berapa lama ibu bercerai?”

Ibu Soffie: “ Enam bulan yang lalu”

Bapak Arman: “Soffie, kamu denger saya ngomong dulu dong Sof”

Ibu Soffie: “Keputusan aku udah bulat. Aku mau cerai dari kamu”

Bapak Arman: “Kamu tu tidak bisa mengambil keputusan secara sepihak gitu dong”

Ibu Soffie: “Apalagi yang mau kamu jelasin,

Ibu Soffie masih di interogasi di meja kerja

AKP Nina. Ibu Soffie menceritakan sejak

kapan dia bercerai dengan Bapak Arman.

[FLASHBACK] Di dalam kantor, Ayah

Alana, Bapak Arman, sedang telepon dengan

Mama dari Alana, Ibu Soffie. Berbeda

tempat dengan Bapak Arman, ibu Soffie

telepon di sebuah tempat makan bersama

dengan pacar baru nya, Nuno.

Bapak Arman ingin menjelaskan sesuatu

kepada Ibu Soffie, tetapi Ibu Soffie tetap

1 2

(32)

apalagi yang mau kamu omongin sekarang?

Udah ga ada. Aku udah ga butuh penjelasan

dari kamu. Semuanya dah jelas kok. Aku

udah ga bisa jadi istri kamu lagi.

Kemarin-kemarin aku butuh kamu, Alana butuh kamu

tapi kamu ga pernah ada di rumah. Kamu

selalu sibuk sama kerjaan kamu, kamu

selalu sibuk sama meeting meeting kamu.

Aku udah ga tahan lagi. Aku udah ga bisa jadi istri kamu. Pokok nya aku mau cerai!” Bapak Arman: “Sof, Soffie, denger…

ingin bercerai. Alasannya adalah Ayah Alana

selalu sibuk di kantor dan tidak pernah ada

saat Alana dan ibu Soffie membutuhkannya.

Setelah ibu Soffie berbicara panjang lebar,

ibu Soffie langsung menutup teleponnya

sampai Ayah Alana belum sempat

menjelaskannya lagi.

Kemudian beberapa saat setelah menutup

telepon, Nuno mendatangi ibu Soffie dan

menanyakan apakah sudah selesai telepon

atau belum. Dan akhirnya Nuno mengajak

(33)

 Scene 22 (00.58 – 01.32)

Audio Visual

AKP Nina: “Jadi Alana tinggal besama ibu? Kenapa tidak sama ayahnya?”

Bapak Arman: “Karena hak perwalian Alana ada sama Soffie pak”

Iptu Ardi: “Kenapa Alana tidak tinggal bersama Bapak?”

Ibu Soffie: “Lagi pula ayahnya juga sibuk dan jarang ada di rumah”

Iptu Ardi: “Apa karena bapak sibuk sampai tidak ada waktu untuk mengurus Alana?”

Pada waktu yang bersamaan di kantor

kepolisian , AKP Nina sedang menanyakan

alasan kenapa Alana tinggal bersama ibu nya.

Begitu juga dengan Iptu Ardi di ruang kerja

nya juga memberikan pertanyaan tentang hal

yang sama kepada Bapak Arman.

1 2

(34)

AKP Nina: “Ibu…bagaimana?” Ibu Soffie: “Maksudnya?”

AKP Nina: “Jadi ibu sering menghabiskan waktu bersama Alana di rumah?”

 Scene 23 (01.32 – 02.29)

Audio Visual

Nuno: “Sayang, makasih yahh udah nemenin aku dinner”

Ibu Soffie: “Iyaa, iyaaa. Buat kamu, apa sih yang aku ga kasih”

Nuno: “Nih yang kayak gini nih, yang buat aku makin sayang sama kamu”

Ibu Soffie: “Hemmm, gombaalllll”

Nuno dan Ibu Soffie sedang makan malam di

sebuah tempat makan. Mereka terlihat

sedang duduk berdua dan saling mengobrol.

Di tengah pembicaraan, handphone ibu

Soffie berbunyi. Kemudian ibu Soffie

mengecek handphone nya dan melihat bahwa

ada telepon masuk dari anaknya, Alana.

1 2 3

4 5 6

(35)

Nuno: “Beneraaan. Masa aku bohong sama kamu”

Ibu Soffie: “Heh, kamu bohong aja aku percaya, apalagi yang beneran”

Nuno: “Kok gitu sih?”

Backsound (Suara ringtone handphone ibu

Soffie berbunyi)

Ibu Soffie: “Bentar-bentar ada telepon” Nuno: “Siapa sayang?”

Ibu Soffie: “Enggak, bukan siapa-siapa.”

AKP Nina: “Jadi apa yang ibu ketahui tentang Alana?”

Tetapi ibu Soffie tidak mengangkatnya dan

memencet tombol tolak menerima telepon di

handphone nya, lalu menaruh handphone nya

kembali di meja makan nya. Kemudian Nuno

bertanya siapa yang teleon , tetapi ibu Soffie

tidak memberitahu Nuno bahwa yang

menelepon adalah anaknya.

 Scene 24 (02.29 – 03.25)

1 2

(36)

Audio Visual

Iptu Bimo: “Dok… Gimana kabar nya?” Dokter: “Setiap habis otopsi, kabar saya ga pernah baik Bim”

Iptu Bimo: “Ya udah, ini hasilnya gimana?” Dokter: “Luka tembak di dada nya ini, kemungkinan besar yang menyebabkan

Alana tewas. Dari luka yang di temukan,

kemungkinan besar Alana tewas tadi malam.

Di rumah sakit, Dokter yang sedang

memeriksa Alana kedatangan tamu yaitu Iptu

Bimo. Setelah menanyakan kabar keadaan

Dokter, Iptu Bimo kemudian menanyakan

hasil otopsi yang di lakukan oleh Dokter.

 Scene 25 (03.25 – 04.17)

Audio Visual

Backsound (Suara pintu di ketuk

berkali-kali)

Di dalam ruang otopsi jasad Alana, terdengar

ada yang menggedor-gedor pintu. Iptu Bimo

pun datang untuk membuka pintu. Ternyata

1 2 3

4 5 6

(37)

Bapak Arman: “Pak, saya mau bawa Alana Pak, ini sudah 24 jam Pak”

Iptu Bimo: “Tenang Pak, mari saya antar, mari”

Bapak Arman: “Alanaaa… astagfirullahalazim, Alanaaa… kamu jangan tinggalin papa”

Iptu Bimo: “Pak, yang tabah ya Pak. Nanti kami akan urus semua nya”

yang menggedor pintu adalah Ayah dari

Alana. Bapak Arman ingin membawa pulang

jenazah Alana karena sudah 24 jam. Bapak

Arman terlihat menangis saat meihat jasad

anaknya. Kemudian dia pun keluar ke dekat

pintu sambil menangis. Pada akhirnya, Iptu

Bimo datang dan berusaha menenangkan

Bapak Arman.

 Scene 26 (04.17 – 04.33)

Audio Visual

Backsound (Suara denting piano) Terlihat dari lampu yang menyala, pada

malam hari AKP Nina sedang membaca

buku harian Alana dengan serius di meja

1 2

(38)

kerja nya. Sambil memegang kepala nya,

AKP Nina seakan membaca dan

membayangkan kisah yang ditulis oleh Alana

dalam buku hariannya.

 Scene 27 (04.33 – 05.34)

Audio Visual

Backsound (Suara pintu kamar Alana

terbuka)

[FLASHBACK]Terlihat di siang hari Alana

seperti baru pulang dari kampus. Saat

berjalan hendak memasuki ruang tengah di

rumah nya, Alana melihat mama nya dengan

pacar baru nya sedang bersulang meminum

bir di ruang tengah rumah. Melihat hal

tersebut, Alana langsung kesal dan berbalik

arah tujuan dan memasuki kamar nya. Di

1 2 3

4 5 6

(39)

dalam kamar, dia hanya duduk terdiam di

kasur nya sambil menundukan kepala dan

kedua tangan menutupi wajahnya.

 Scene 28 (05.34 – 06.17)

Audio Visual

Backsound (Suara ringtone handphone

William berbunyi) William: “Hallo”

Christian: “Hallo anak papi. Lagi di mana lo cuy? Haa?”

William: “Di rumah”

Christian: “Ahhahahah, hari gini will, will. Lo ngapain aja di rumah, ngerendem aja lo hah? Ya udah lo temenin gue makan yee”

Saat malam hari, William yang sedang duduk

di kamar nya melihat handphone nya

berbunyi, dan ternyata itu adalah panggilan

masuk dari Christian. William pun

mengangkatnya dan pembicaraan dengan

Christian pun di mulai. Christian yang

menelepon saat menyetir mobil di jalan,

mengajak William untuk menemani nya

makan. Tetapi William tidak menyanggupi

1 2

(40)

William: “Gua udah makan”

Christian: “Eh will, gue minta lo temenin gue makan, bukan ngajak lo makan. Lo jangan GR dulu”

William: “Gue ga bisa keluar rumah, bokap gue lagi di rumah nih” Christian: “Ya udah deh. Gue ke rumah lo deh. Tapi jangan lupa, siapin gue makanan

paling special buat gue. Udah laper banget nih gua”

William: “Yudah yaudah yaudah, iya iyaa iyaaa”

nya karena dia sudah makan dan Ayahnya di

rumah. Christian pun akhirnya meminta

makan di rumah William dan akan segera

datang ke rumah William.

 Scene 29 (06.17 – 06.39)

Audio Visual

1 2

(41)

Tidak ada dialog (Hanya suara backsound

pendukung)

Pada malam hari di meja kerja nya, AKP

Nina sedang membaca buku harian Alana.

Dengan gaya kepala di senderkan di tangan

nya, terlihat AKP Nina tidak hanya

membaca, tetapi juga dia sedang memikirkan

dan merenung apa yang di tulis oleh Alana.

 Scene 30 (06.39 – 08.10)

Audio Visual

Christian: “Will, nasi goreng buatan bokap lo, luar biasa men hahah”

William: “Jangan berantakan ya makan nya ya”

Christian: “Yaelah sok bersih banget lo. Tapi ngomong-ngomong nih, kalo gini cara

Terlihat Christian sudah berada di kamar

William. Dengan memegang sebuah piring

nasi goreng yang dibuat oleh Ayah William,

Christian menanyakan William sudah lihat

path atau belum. Karena William belum

melihat path, Christian menaruh piring nya di

1 2

(42)

nya ya, besok besok bisa kali kalo delivery

Christian: “Lo kudet banget sih”

Backsound (Suara piring di taruh di meja) William: “Ya lo kan tau, lo banyak sosmed” Christian: “Buruan tuh lo liat ye”

William: “Hah? Lo beli mobil beneran?” Christian: “Menurut lo gimana?”

William: “Lo ya, Lo tu beli mobil kayak beli kerupuk tau ga”

Christian: “Ahh, itu nama nya pengorbanan bro. Lo tau kan besok malem gua ada dinner sama Alana”

Christian: “Ga ada tapi-tapian ye. Pokok nya besok Alana harus terima gue. Dan gue

Christian sedang menaiki mobil baru lewat

handphone yang di berikan kepada William.

Kemudian Christian pun melanjutkan makan

malam nya dengan mengobrol. Setelah

Christian selesai makan, Christian tiduran di

kasur William dan bercerita kalau Christian

ingin menembak atau menyatakan cinta

kepada Alana. Tetapi jika Alana menolak,

Christian berkata jika ingin menembak Alana

(43)

Episode 1 : Part 5

 Scene 31 (00.02 – 01.56)

Audio Visual

Kompol Surya: “Alana Jasmine. Sampai di mana kasus ini?”

AKP Nina: “Dari hasil penyelidikan dengan ibu korban, dan dari tulisan korban di buku

hariannya. Bisa di simpulkan kalo Alana

memang tidak dekat dengan keluarganya.

Apalagi sejak ayah dan ibu nya bercerai.

mengumpulkan ketiga penyidik yang

ditugaskan untuk mengusut kasus Alana

Jasmine, yaitu AKP Nina, Iptu Ardi, dan Iptu

Bimo. Mereka berjejeran dan masing-masing

memberi laporan sampai di mana penyidikan

berlangsung. Di tengah Iptu Ardi

memberikan laporannya, Iptu Bimo dengan

raut muka yang sombong, menyimpulkan

kalau orang tua dari Alana tidak ada

hubungannya dengan kematian Alana. AKP

1 2 3

4 5 6

(44)

Iptu Ardi: “Semenjak tak tinggal di rumah lagi, Arman, Ayah Alana jarang bertemu

dengan Alana. Ayahnya sangat sibuk. Dan mereka hanya berkomunikasi lewat telepon” Iptu Bimo: “Semua itu ga ada hubungannya dengan tewas nya Alana. Alana tewas

karena di bunuh. Hasil otopsi kemaren

mengatakan bahwa Alana tertembak di dada

sebelah kiri. Pembunuhan, ABG, motif nya itu pasti asmara”

AKP Nina: “Bimo, kamu jangan cepet-cepet ambil keputusan”

Iptu Bimo: “Pembunuhnya itu pasti cowok, dan gue yakin karena dia cemburu”

Iptu Ardi: “Eh tap, tapi…”

Kompol Surya: “Eee besok, kalian akan melakukan penyelidikan di kampus?

AKP Nina: “ Iya, dari buku harian Alana, ada beberapa nama yang sering muncul.

Tezar, Christian, dan Citta. Sepertinya Alana

sering punya masalah dengan mereka bertiga”

Kompol Surya: “Saya mau, segera dilakukan penyidikan atas nama-nama yang ada di buku harian Alana. Segera.”

AKP Nina, Iptu Bimo, dan Iptu Ardi: “Siap Komandan”

Iptu Bimo: “Kayaknya gue bakalan nemuin siapa pembunuhnya. Pastiii.”

Nina akhirnya memberi nasihat kepada Iptu

Bimo agar tidak cepat-cepat mengambil

(45)

 Scene 32 (01.56 – 03.21)

Audio Visual

Ibu Soffie: “Maafkan mami. Mami ga bisa jadi ibu yang baik buat kamu”

Teman Ibu Soffie: “Sudah, kamu ga usah nangis terus”

Ibu Soffie: (Suara ibu menangis)

Teman Ibu Soffie: “Benar bu, Alana butuh doa kita”

Ibu Soffie: Alanaaaa (Suara ibu menangis)

Di depan rumah Alana, terlihat sebuah papan

bunga ucapan turut berduka cita. Suasana

duka di rumah Alana semakin terasa di lihat

dari para tamu yang datang melayat dengan

pakaian yang berwarna gelap. Tezar dengan

memakai kaos hitam terlihat memakirkan

motor nya di teras rumah Alana. Tezar

mencoba masuk ke dalam rumah Alana, saat

di depan pintu, Tezar melihat ibu Soffie,

mama dari Alana, sedang di hibur oleh kedua

temannya. Kemudian tanpa bertemu orang

tua Alana dan tanpa sepatah kata pun, Tezar

langsung meninggalkan rumah Alana. Di

1 2 3

4 5 6

(46)

dalam rumah Alana, terlihat Bapak Arman

sedang di hibur oleh temannya. Pada waktu

itu juga, Bapak Arman melihat ibu Soffie

sedang di hibur oleh pacar baru nya, Nuno.

 Scene 33 (03.21 – 05.26 )

Audio Visual

AKP Nina: “Ga ada kabar dari Bimo?” Iptu Ardi: “Nomornya ga bisa dihubungin” Backsound (Suara ringtone handphone Iptu

Bimo berbunyi)

Iptu Bimo: “Apa sih pagi-pagi… Gue kesiangan lagi”

AKP Nina: “Ga di angkat lagi. Pasti dia masih tidur deh. Udah ada kasus harus

Terlihat suasana pagi hari di depan kampus,

tempat Alana Jasmine kuliah. AKP Nina

sedang berdiri menunggu rekan kerja nya

Iptu Bimo yang belum datang-datang juga.

Akhirnya AKP Nina tidak sabar menunggu

dan menelopon Iptu Bimo.

Handphone Iptu Bimo pun berbunyi, terlihat

di dalam kamar, Iptu Bimo baru terbangun

1 2 3

4 5 6

(47)

cepet-cepet di selesaiin, terus dia kesiangan? Ahahah, Bimo… Bimooo”

Iptu Ardi: “Mbak, mbaak, masih pagi kali mbak, marah-marah aja. Sabarrr”

AKP Nina: “Saya ga suka orang-orang yang

ga disiplin, dan kamu, jangan panggil saya mbak”

AKP Nina: “Kami dari Kepolisian ingin mengucapkan kalau kami ikut berduka cita

atas kematian Alana Jasmine ya Pak. Rektor: “Terimakasih ibu”

AKP Nina: “Dan kami mohon kerjasamanya dari pihak kampus, karena kami akan mengusut kasus ini sampai tuntas”

Rektor: “Saya akan upayakan semaksimal mugkin. Universitas akan memfasilitasi Kepolisian dalam proses penyidikan”

Iptu Bimo: “Sorry, sorry, sorry. Iya gue tau gue telat… Dangua belom mandi”

AKP Nina: “E, oo iya pak, kami akan menyisir area kampus. Dan kami akan

menemui beberapa nama yang berhubungan dengan Alana Jasmine”

Rektor: “Siapa aja mereka?” AKP Nina: “Tezar, Citta, dan Christian” Rektor: “Silahkan”

AKP Nina: “Terimakasih atas kerjasamanya

ya Pak”

dari tidur nya karena mendengar suara

ringtone handphone yang volume nya cukup

keras untuk membangunkannya. Setelah

bangun dan mengecek handphone, Iptu Bimo

sadar kalau dia bangun kesiangan dan

akhirnya tidak mengangkat telepon dari AKP

Nina.

Masih di tempat yang sama, AKP Nina kesal

dan marah karena Iptu Bimo tidak

mengangkat teleponnya. Iptu Ardi yang

berada di sebelahnya mencoba

menenangkannya, tetapi tetap saja AKP Nina

masih sedikit kesal.

Karena Iptu Bimo yang terlalu lama datang,

akhirnya AKP Nina langsung menemui

Rektor Kampus tempat Alana kuliah. AKP

Nina meminta kerjasama dengan pihak

kampus agar dapat memfasilitasi Kepolisan

dengan maksimal. Percakapan mereka

akhirnya diakhiri dengan berjabat tangan

tanda saling meyetujui kerjasama yang baik.

Sebelum AKP Nina berjabat tangan dengan

Rektor, Iptu Bimo datang tergesa-gesa dan

datang ke dekat Iptu Ardi berdiri. Setelah

AKP Nina berjabat tangan, dia pun berjalan

mendekati Iptu Bimo dan Iptu Ardi

kemudian melewati nya sambil bertanya

kepada Iptu Bimo, jam berapa ini dengan

(48)

Rektor: “Sama-sama”

Iptu Bimo: “Siap bu”

AKP Nina: “Jam berapa ini?”

 Scene 34 (05.26 – 07.07)

Audio Visual

Tara: “Aaaaaa, OMG, La, OMG, Alana udahh…”

Lala: “Taraaa”

Tara: “Itu Alana” Lala: “Tunggu deh tunggu, lo inget ga?

Tara: “Apa?”

Lala: “Waktu itu Citta pernah bilang dia mau cari cara untuk singkirin si Alana”

Di depan madding kampus, Citta sedang

berdiri sendirian membaca madding

tersebut. Di madding terebut, Citta melihat

ada berita tentang kematian Alana. Citta pun

kemudian pergi meninggalkan daerah

madding tersebut dan mencari kedua sahabat

nya.

Di taman, sedang duduk berdua Tara dan

1 2 3

4 5 6

(49)

Tara: “Jangan-jangan Citta, bener-bener

Lala: “E Citta, sorry banget. Bukan nya kita berdua nuduh lo. Tapi lo inget ga, waktu itu

lo pernah bilang mau….”

Citta: “Mau? Mau apa? Ha? Gua ga nyangka ya, kalian berdua bener-bener jahat banget.

Gue emang pernah bilang, gue pengen

nyikirin Alana, tapi kan dalam tanda kutip, beloon banget sih”

Tara: “La, ngerti maksud tanda kutip ga?” Lala: “Enggak, ini gue lagi mikir artinya

terkaget-kaget dengan berita itu, langsung

memberitahu Lala yang sedang makan

makanan ringan di sebelahnya. Dan mereka

mengira-ngira kalau si Citta pelaku nya.

Mendengar percakapan Tara dan Lala,

tiba-tiba Citta mendatangi Tara dan Lala yang

masih duduk di taman. Citta datang sambil

marah-marah kepada kedua sahabatnya. Citta

menjelaskan kepada sahabatnya kalau Citta

hanya punya rencana nyingkirin Alana tapi

bukan dalam maksud menyingkirkan Alana

(50)

 Scene 35 (07.07 – 08.44)

Audio Visual

William: “Eh Christ, lo kenapa?”

Christian: “Alana will. Kenapa dia harus pergi sekarang. Kenapa dia harus ninggalin gue? Gue sayang banget sama Alana will” Christian: “Kenapa ngeliatin gue kayak gitu?”

William: “Terakhir kan gue ngeliat Alana bareng lo, waktu gue tinggal di café. Terus,

lo jadi tembak Alana kan buat jadi pacar lo? Tapi, lo ga tembak dia pake pis…”

Chrsitian: “Lo mau nuduh gue bunuh Alana, ha?”

Masih di area kampus, Christian sedang

melihat foto Alana di handphone nya.

Kemudian datang William dan duduk di

sebelah Christian. William bertanya kenapa

yang di alami oleh Christian. Christian

bersedih karena Alana telah meninggal.

Kemudian William memberikan pertanyaam

yang seakan menuduh Christian yang

melakukan penembakan. Christian pun tidak

terima dengan pertanyaan itu dan meluapkan

emosi nya.

Tak jauh dari tempat William dan Christian,

1 2 3

4 5 6

(51)

Seorang Mahasiswa: “Gimana kuliahnya?” Seorang Mahasiswi: “Ya gitu aja sih”

Iptu Bimo: “Permisi. Kalian tau Christian dan William di mana?”

Seorang Mahasiswa dan Seorang

Mahasiswi: “Eeee, tadi kayak nya di sana sekarang ga percaya kalo dia udah ga ada” Christian: “Semua orang bisa sedih Will, tapi gue yakin ga ada yang sesedih gue. Gua

akan cari pembunuh Alana, gua akan bikin

perhitungan ke dia. Gua bakal bunuh dia,

gua bakal nyakitin dia sama kayak dia nyakitin Alana.”

Iptu Bimo: “Heh.”

Iptu Bimo yang sedang mengelilingi kampus

untuk mencari Christian dan William,

berhenti sejenak dan bertanya kepada salah

seorang mahasiswa dan mahasiswi. Setelah

di beritahu keberadaan Christian dan William

ada di mana, Iptu Ardi akhirnya bertemu

(52)

 Scene 36 (08.44 – 09.34)

Audio Visual

AKP Nina: “E, Liat Tezar Mahatma Razak?”

Seorang Mahasiswa: “Tezar? Ngapain nanyain Alien?”

AKP Nina: “Alien?”

Seorang Mahasiswa: “Iyaa, dia kan kayak Alien. Aneh, ngaco, ga jelas deh pokoknya” AKP Nina: “Tau dia ada dimana?”

Seorang Mahasiswa: “Pulang kampung kali ke pluto nemuin keluarganya. Hehehe,

bercanda. Kayaknya dia ga masuk deh hari

ini.”

AKP Nina: “Oo iya, makasih.”

Di perpustakaan, AKP Nina sedang duduk

dan membaca biodata Tezar di map hijau

nya. Setelah membaca, AKP Nina berjalan

dan bertanya kepada seorang mahasiswa

yang ada di dekatnya. AKP Nina bertanya

keberadaan Tezar. Tetapi mahasiswa tersebut

tidak tahu dan mengira-ngira kalau Tezar

tidak masuk kuliah. Setelah mendapatkan

jawabannya, akhirnya AKP Nina pun

meninggalkan mahasiswa tersebut.

1 2

(53)

 Scene 37 (09.34 – 10.10)

Audio Visual

Backsound (Suara Presenter Berita di

Televisi)

Presenter Televisi: “Mahasiswi dari perguruan tinggi swasta di Jakarta berinisial

AJ di temukan tewas dalam kondisi

mengenaskan di padang ilalang di Sentul.

Sampai saat ini, belum diketahui apa motif

pembunuhan dan siapa pelakunya. Pihak

polisi sedang mengusut kasus ini.”

Tezar: “Aaaaaaaaa… aaaaaaaaa… aaaaaaaaaaaaa… (berteriak frustasi)

Di dalam kamar nya, terlihat Tezar sedang

duduk di kasur nya. Dia menyalakan televisi,

dan langsung muncul berita tentang kematian

seorang mahasiswi yang tak lain adalah

Alana Jasmine. Tezar pun tak kuat

mendengar berita tersebut dan kemudian

mematikan televisi nya. Lalu Tezar beteriak

tak henti-henti nya karena frustasi mendengar

orang yang di cintai nya telah tiada.

1 2

(54)

Episode 2 : Part 1

 Scene 1 (01.28 – 01.51)

Audio Visual

Tezar: “Aaaaaaa (berteriak)”

Tezar: (Suara menangis)

Pada gambar pertama, terlihat judul serial Enigma: “Kasus KEMATIAN ALANA Bagian 2”. Artinya, cerita yang akan tayang adalah lanjutan dari cerita bagian pertama.

Terlihat Tezar berada di kamar mandi nya

sendirian. Dia terlihat masih frustasi dan

merasakan duka yang begitu mendalam atas

kematian Alana, seorang yang begitu dia

cintai.

1 2

(55)

 Scene 2 (01.51 – 03.44)

Audio Visual

Backsound (Suara ringtone handphone AKP

Nina berbunyi)

AKP Nina: “Siang Komandan” Kompol Surya: “Kamu di mana?”

AKP Nina: “Iyaa, saya masih di kampus. Dan sepertinya Tezar hari ini tidak datang.

Saya sudah mencari info lebih banyak lagi

tentang dia. Setelah itu saya akan cari dia ke rumahnya”

Kompol Surya: “Ya lantas ada perkembangan apa?”

AKP Nina: “Dari buku harian Alana bisa disimpulkan kalo Tezar adalah salah satu

Suasana di depan kampus terihat waktu telah

menunjukkan tengah hari. Iptu Ardi yang

sedang berjalan di dalam kampus, melihat

sekeliling kampus untuk mencari AKP Nina.

Masih di dalam kampus, tetapi di tempat

yang berbeda, AKP Nina sedang menerima

telepon dari Kompol Surya. Kompol Surya

yang berada di kantor kepolisian

menanyakan keberadaan AKP Nina,

kemudian meminta AKP Nina mengirimkan

fax target yang di cari. Dan akhirnya telepon

pun ditutup.

Beberapa saat kemudian, datang Iptu Ardi ke

1 2 3

4 5 6

(56)

orang yang selalu membuat dia merasa di taman. Bagaimana dengan Tezar?”

AKP Nina: “Tezar ga masuk kampus hari ini. Terpaksa saya cari dia ke rumahnya. Kamu udah ketemu Citta?”

Iptu Ardi: “Citta ga ada di kelasnya Bu” AKP Nina: “Mengenai Tezar, dia adalah tipe yang penyendiri. Dan menurut info dari

temen-temen nya dia suka menggambar wajah Alana. Saya jadi penasaran.”

Iptu Ardi: “Dan saya yakin Bu, di antara orang-orang yang kita curigai, pasti adalah

dalang dari pembunuhan Alana. Seperti

kasus-kasus sebelumnya ya

menanyakan langsung menanyakan Iptu

Bimo di mana, karena Iptu Ardi terlihat

datang sendirian. Iptu Ardi pun menjelaskan

kalau Iptu Bimo sedang mencari Christian di

taman. AKP Nina dan Iptu Ardi pun saling

bertukar informasi tentang target yang akan

(57)

 Scene 3 (03.44 – 06.12)

Audio Visual

Alana: “Lengkap sudah penderitaanku. Mami dan Daddy akhirnya bercerai.

Hidupku semakin sepi. Kering seperti lahan

yang tandus. Mami mulai mencari

kehidupan baru, bersama selingkuhannya,

om Nuno. Sementara Daddy, semakin di

sibukkan sama pekerjaannya. Aku semakin

terlupakan. Terhempas dari kehangatan cinta Mami dan Daddy”

Nuno: “Iya sayang, aku sudah di café nih. Iyaaa. Okeee. Sampe ketemu ya”

Di ruang kerja nya, Kompol Surya sedang

membaca buku harian Alana.

[FLASHBACK] Di sebuah café, Nuno

sedang bertelepon dengan ibu Soffie, mama

dari Alana. Tiba-tiba di tengah percakapan,

datang Alana dari belakang Nuno. Alana

kemudia memulai pembicaraan yang pada

inti nya menyuruh Nuno untuk menjauhi

mama nya. Nuno pun mencoba mengancam

(58)

Nuno: “Uhh… Alana? Kamu ngapain di sini?”

Alana: “Kenapa? Om kaget ya? Ehm… Om, saya mau minta tolong sama om. Tolong

jauhin mami saya. Biarin mami saya balikan

lagi sama Daddy. Dan biarin mami saya punya waktu buat ngurusin saya”

Nuno: “Mama kamu bercerai, dia karena akan pernah bisa menghalangi hubungan

saya. Meskipun dia itu mami kamu. Denger,

karena saya ga tanggung-tanggung. Saya bisa aja nyakitin kamu”

Alana: “Saya ga takut! Dan saya juga ga peduli!”

Backsound (Suara pintu ruangan Kompol

Surya di ketuk 3 kali) Kompol Surya: “Iya masuk”

Seorang Polisi: “Lapor Pak. Ini fax yang di kirim ibu Nina. Biodata Tezar, Christian, dan Citta.”

Kompol Surya: “Coba saya lihat. Pak Hendra sudah balik dari Lombok?”

Kompol Surya yang sudah membaca buku

Bapak Hendra, salah seorang penyidik, untuk

menemui Kompol Surya jika Bapak Hendra

(59)

Seorang Polisi: “Sepertinya sudah Pak” Kompol Surya: “Kalo sudah, suruh dia segera menghadap saya”

Seorang Polisi: “Siap ndan.” Kompol Surya: “Iya, baik.”

 Scene 4 (06.12 – 07.33)

Audio Visual

AKP Nina: “Pagi Pak”

Petugas Kebersihan: “Iya, selamat pagi” AKP Nina: “Saya Nina dari kepolisian Petugas Kebersihan: “Ooh”

AKP Nina: “Dan saya sedang mengusut kasus Alana. Bapak kenal baik dengan Tezar?”

Masih di area kampus, AKP Nina sedang

berjalan mengelilingi kampus. AKP Nina

kemudian melihat seorang petugas

kebersihan di sebuah ruangan sedang

memasukkan barang nya di lemari. AKP

Nina lalu mendatangi petugas kebersihan

tersebut. AKP Nina kemudian menanyakan

1 2 3

4 5 6

(60)

Petugas Kebersihan: “Den Tezar”

Tezar: “Eh mamang, tau aja sih ada disini mang?”

Petugas Kebersihan: “Ga ada kelas bukan? Ih den Tezar, kenapa sih, akhir-akhir ini kalo

mamang perhatiin, den Tezar teh sering

bolos kuliah, dan sering ngumpet di tempat

ini den. Ih atuh den, kuliah teh udah

bayarnya mahal, jangan sering-sering bolos

atuh den. Nanti aden mau nih kayak

mamang? Jadi cleaning service?” Tezar: “Saya lagi ga fokus mang”

AKP Nina: “Ee, saya butuh informasi lebih banyak tentang Tezar dari Bapak. Ee, bapak

bisa kasih tunjuk saya tempat di mana Tezar biasa menyendiri?”

Petugas Kebersihan: “Mangga non, manga, boleh.”

tentang Tezar. Petugas kebersihan pun

mengetahui dan menceritakan tentang Tezar

kepada AKP Nina di ruangan tersebut.

[FLASHBACK] Terlihat Tezar sedang

duduk melukis dengan beralaskan papan

merah nya. Kemudian datang Petugas

Kebersihan yang kenal dekat dengan Tezar.

Petugas Kebersihan yang akrab di panggil

Mamang itu kemudian duduk mendekati

Tezar. Mamang lalu menanyakan Tezar,

mengapa Tezar akhir-akhir ini sering bolos.

Kemudian Mamang sedikit menasehati nya.

Tezar pun memberikan alasan. Alasannya

karena Tezar sedang tidak fokus.

Setelah mendapat cerita sekilas tentang

Tezar, AKP Nina berbicara kepada Petugas

Kebersihan agar di tunjukkan tempat di mana

Tezar biasa menyendiri. Karena AKP Nina

butuh info lebih banyak lagi. Akhirnya

dengan tidak sungkan, Petugas Kebersihan

itu mulai mempersilahkan AKP Nina untuk

berjalan menuju tempat Tezar biasa

(61)

Episode 2 : Part 2

 Scene 5 (00.02 – 00.43)

Audio Visual

Backsound (Suara pintu ruangan Kompol

Surya di ketuk 3 kali)

Kompol Surya: “Iya masuk” AKP Hendra: “Hormat komandan” Kompol Surya: “Duduk”

AKP Hendra: “Misi pak”

Kompol Surya: “Saya minta kamu lacak keberadaan Nuno. Nuno ini adalah pacar

dari pada ibu nya Alana Jasmine. Ini foto nya. Kamu sudah pelajari kan kasusnya?”

Di ruang kerja nya, Kompol Surya sedang

sibuk menulis. Sesaat kemudian, datang AKP

Hendra dan di suruh duduk oleh Kompol

Surya. Tanpa basa basi Kompol Surya

menugaskan AKP Hendra untuk mencari

Nuno, pacar dari ibu Soffie. Foto Nuno pun

di berikan kepada AKP Hendra agar

mempermudah AKP Hendra mencari nya.

Dan setelah mengerti akan tugasnya, AKP

Hendra pun berdiri memberi hormat kepada

Kompol Surya, tanda kalau dia siap

1 2

(62)

AKP Hendra: “Sudah pak”

Kompol Surya: “Ya. Nuno ini masuk dalam daftar nama di buku harian Alana. Kita

butuh dia. Karena kita harus dapet informasi dari Nuno”

AKP Hendra: “Baik pak” Kompol Surya: “Laksanakan” AKP Hendra: “Siap Komandan” Kompol Surya: “Iyaa”

melaksanakan tugas.

 Scene 6 (00.43 – 01.56)

Audio Visual

Alana: “Hari ini hari pertamaku menginjakan kaki di kampus. Hari ini aku

jadi mahasiswi. Hari ini hidup baru ku di

Masih di ruang kerja nya, Kompol Surya

sedang duduk serius membaca buku harian

Alana.

1 2 3

4 5 6

(63)

mulai. Hidup baru yang aku yakin akan

lebih seru. Tapi, setelah bertemu Citta dan Tezar, semua harapan ku berantakan.”

Citta: “Alanaaa… mau ke mana lo?” Alana: “Ya mau pulang lah”

Citta: “Heh, enak aja lo mau pulang. Ikut gua dulu!”

Alana: “Ngapain sih?” Lala: “Cepetan cepetan cepetan” Alana: “Citta apa’an sih Citta… Cittaaaa..

Tezar: “Berenti lo! Alanaaaa, kamu gpp?”

[FLASHBACK] Di area kampus, saat Alana

berjalan sendiri, tiba-tiba Citta dan kedua

sahabatnya mendatangi nya. Kemudian Citta

membawa nya ke sebuah ruang dan

menyuruh Alana duduk. Terlihat di gambar

nomor 3, Citta memegang pipi Alana seolah

menyiksa nya. Citta meluapkan kekesalannya

dan meminta Alana agar tidak usah

dekat-dekat dengan William. Beberapa saat

kemudian, Tezar yang melewati ruangan

tersebut langsung berteriak kepada mereka,

dan masuk ke ruangan tersebut untuk

mengejar Citta dan kedua sahabatnya. Tetapi

ketiga orang tersebut sudah terlanjur kabur

dan akhirnya Tezar berdiri di samping Alana

(64)

 Scene 7 (01.56 – 02.58)

Audio Visual

Petugas Kebersihan : “Tah non. Den Tezar teh suka nongkrong di sini. Kadang teh

Tezar suka bolos ti kelas. Ya itu non, kerjaan nya ngelukis wanita itu”

AKP Nina: “Cuma itu aja kegiatannya?” Petugas Kebersihan: “Iya non. Tapi non, kalo den Tezar sudah beres ngelukis wanita

itu, aneh non. Den Tezar teh suka ngomong

sendiri. Suka ngomong sama wanita yang

dalam lukisan itu. Mamang mah sok karunya, kasian sama den Tezar non.”

Tezar: “Aku tau aku salah. Kamu ga pernah

Masih di area kampus, AKP Nina di

perlihatkan oleh Petugas Kebersihan, tempat

biasa Tezar menyendiri sendirian. Dari

tumpukan kursi yang ada, tempat tersebut

terlihat seperti tempat penyimpanan

barang-barang rongsok yang sudah tidak terpakai.

Setelah mengetahui tempatnya, AKP Nina

kemudian menanyakan kegiatan Tezar di

sana. Petugas kebersihan pun menjelaskan

secara detail kebiasaan Tezar di tempat itu.

[FLASHBACK] Tezar terlihat sedang duduk

sendiri sambil melukis Alana Jasmine.

1 2 3

4 5 6

(65)

ngasih aku kesempatan untuk bilang maaf.

Tapi aku cuma ngarepin satu aja. Kasih aku

kesempatan. Kamu tau? Aku mau kita seperti dulu lagi. Aku kangen banget.”

AKP Nina: “Eh, terus ada cerita apa lagi pak?”

Petugas Kebersihan: “Oo iya. Den Tezar teh pernah cerita sama mamang, kalo den Tezar teh mau jagain non Alana.”

Setelah gambar nya jadi, Tezar pun berbicara

sendiri dengan lukisannya tersebut.

 Scene 8 (02.58 – 05.18)

Audio Visual

Petugas Kebersihan: “Pernah kejadian, den Tezar teh ngelabrak. Ngelabrak non… non

Masih di tempat yang sama, Petugas

Kebersihan menceritakan kepada AKP Nina

1 2 3

4 5 6

Gambar

gambar gue lagi, gue ga suka.”
gambar – gambar ini ada maafin aku nya ya
gambar nomor dua, terliat William memakai

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Durian Sebatang (Lapen) Kec.. M.Si

Adapun sisanya untuk bagian anak-anak, yaitu satu anak laki-laki (bagiannya sama dengan bagian dua anak perempuan), sementara dua anak perempuan masing-masing

Pf,MENANC LELANG!. Nt6a

[r]

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa program pascasarjana berikut ini adalah mahasiswa yang sedang aktif