• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PEMBELAJARAN TARI KREASI BAGI SISWA SLBN B TUNARUNGU CICENDO KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PEMBELAJARAN TARI KREASI BAGI SISWA SLBN B TUNARUNGU CICENDO KOTA BANDUNG."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1. Pengertian Pembelajaran Tari ...

2. Pengertian Tari Kreasi...

3. Pengertian Kreativitas ...

C. Siswa Tunarungu ...

1. Pengertian Tunarungu ...

2. Klasifikasi Anak Dengan Hendaya Pendengaran ...

3. Pengelompokkan Klasifikasi Anak Tunarungu ...

(3)

Tunarungu Cicendo Kota Bandung ...

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP

69

82

85

85

86

88

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kreativitas sangat penting dikembangkan bagi peserta didik.

Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk

baru. Ciptaan itu tidak perlu seluruh produknya harus baru, mungkin saja

gabungannya, kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya,

kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, atau

hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas terletak pada kemampuan untuk melihat

asosiasi antara hal-hal atau objek-objek yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak

hubungannya.

Kondisi pembelajaran tari secara umum di sekolah luar biasa lainnya pada

umumnya kurang bisa menggali kreativitas pada diri siswa masing-masing, bahkan

terdapat sekolah yang tidak ada pembelajaran seni tari karena tidak adanya pendidik

yang dapat mengajar di sekolah tersebut. Di SLBN B Cicendo Kota Bandung

sebelum menggunakan proses pembelajaran tari kreasi, siswa hanya mengikuti

pembelajaran tari secara peniruan saja seperti yang diberikan oleh guru tersebut tanpa

mampu menggali kreativitas yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Pembelajaran

tari kreasi ini dapat dirangsang melalui media gambar yang diberikan oleh guru,

sehingga imajinasi masing-masing siswa dapat berbeda-beda setelah mereka melihat

(5)

Mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran menurut E. Mulyana (2005 :

163) terdapat empat prinsip tentang kreativitas. Pertama, kreativitas merupakan

sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari-hari. Hampir semua manusia

berhubungan dengan proses kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau

penemuan-penemuan baru. Lebih jauh Gordon menekankan bahwa” kreativitas

merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan berlangsung sepanjang hayat”.

Kedua, proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat

diekspresikan dan mungkin membantu orang secara langsung untuk meningkatkan

kreativitasnya. Secara tradisional, kreativitas didorong oleh kesadaran yang memberi

petunjuk untuk mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat

diterapkan di sekolah atau lingkungan lain. Ketiga, penemuan kreatif sama dalam

semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu,

penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intelektual. Keempat, berpikir kreatif

baik secara individu maupun kelompok adalah sama. Individu dan kelompok

menurunkan ide-ide dan produk dalam berbagai hal.

Di dalam suatu pendidikan, tentu ada suatu pembelajaran yang dilakukan oleh

pendidik dengan peserta didik, dimana proses pembelajaran tersebut bisa

memunculkan sebuah kreativitas. Seperti yang diungkapkan oleh Ted Pollek

(2002:4), “seseorang bisa menciptakan ide-ide yang baik, bagaimana mengatasi

persoalan, atau mempunyai kegiatan tips, trik, dan macam-macam teknik lainnya”.

Kreativitas dapat muncul dimana saja, kapan saja, dan pada siapa saja juga

(6)

tunarungu. Dengan menggali kreativitas yang mereka miliki akan membawa dampak

yang positif bagi siswa tunarungu itu sendiri, sehingga kreativitas ini diperlukan

dalam pembelajaran yang bermuatan pola gerak karena tujuan akhir dari suatu

program pembelajaran adalah perkembangan kemampuan kognitif dan kemampuan

sosial melalui kegiatan individu maupun dalam kegiatan bersosialisasi.

Perkembangan kognitif dan sosial melalui kreativitas gerak diharapkan dapat

menimbulkan harga diri (self esteem) pada diri setiap ABK yang kelak sangat

berguna saat mengarungi jangka kehidupan diri mereka masing-masing.

Perkembangan gerak melalui program kreativitas dalam pemahaman siswa terhadap

pengetahuan perkembangan gerak secara kognitif, sosial, afektif, dan perilaku yang

bersifat fisik. Dengan demikian, perkembangan gerak memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mampu mengembangkan keterampilan yang dimilikinya (Payne

dan Isaac, 2005 : 4).

Kreativitas pada siswa di SLBN B Cicendo kurang berkembang dengan baik

karena pada proses pembelajaran sebelumnya siswa hanya mengikuti pembelajaran

tari bentuk yaitu berupa tari merak yang diberikan secara metode peniruan oleh guru

tanpa siswa bisa mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh masing-masing

siswa, sehingga kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kreativitas sangat

penting diterapkan pada pelajaran seni tari, khususnya dalam pembelajaran seni tari

untuk anak berkebutuhan khusus (ABK), khususnya siswa tunarungu.

Di negara-negara maju telah terjadi perubahan yang sangat mencolok dalam

(7)

mereka lebih di pengaruhi oleh hasil-hasil penelitian dari para ahli berkaitan dengan

pemberian layanan khusus, perkembangan teknologi, dan kebijakan-kebijakan

pemerintah yang sangat menentukan peranan penting dalam pencapaian suatu pola

layanan pendidikan (Watson, L. dalam Gregory, et. al., 1999: 1 dan 9)

Hendaya mendengar merupakan hambatan yang dianggap cukup besar bagi

perkembangan berbahasa seseorang secara normal sehingga akan berpengaruh pula

terhadap perkembangan sosial dan intelektual seseorang (Hallahan dan Kauffman,

1991:264). Berdasarkan pandangan fisiologikal dan edukasional terhadap hendaya

mendengar, anak dengan hendaya mendengar dapat dikategorikan sebagai deaf dan

hearing impairment. Jadi, anak yang tidak mampu mendengar suara keras pada

tingkat di atas intensitas disebut sebagai deaf children, sedangkan mereka yang hanya

mengalami kesulitan mendengar pada tingkat intensitas tertentu disebut sebagai hard

of hearing.

Penerapan pembelajaran seni tari pada siswa tunarungu di SLBN B Cicendo

Kota Bandung, pendidik kurang mampu menggali kreativitas siswa karena siswa

diajarkan tari bentuk yang setiap pembelajarannya harus diikuti terus menerus atau

secara peniruan tanpa bisa menggali kreativitas yang dimiliki oleh setiap siswa,

sehingga perkembangan siswa kurang maksimal untuk pembelajaran seni tari karena

siswa hanya mengikuti apa yang disampaikan oleh pendidik tanpa mereka dapat

mengerti secara langsung apa yang disampaikan oleh pendidik terutama mereka

(8)

Berdsarkan pada latar belakang masalah di atas, peneliti merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “ Proses Pembelajaran Tari Kreasi Bagi Siswa

SLBN B Tunarungu Cicendo Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Kemampuan guru dalam menggali bahan ajar yang sesuai dengan

kemampuan, minat serta perhatian anak merupakan salah satu syarat keberhasilan

pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus (tunarungu). Demikian juga

kemampuan guru dalam menguasai metode pendekatan serta strategi belajar

mengajar yang cocok dengan materi yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak

berkebutuhan khusus (tunarungu) diharapkan dapat meningkatkan kreativitas pada

pembelajaran tari dan keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini dirumuskan dalam

bentuk pertanyaan sebagai berikut.

1. Bagaimana proses pembelajaran tari kreasi bagi siswa tunarungu SLBN B

Cicendo Kota Bandung?

2. Bagaimana hasil pembelajaran tari kreasi bagi siswa tunarungu SLBN B

(9)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu memberikan kesempatan pada siswa

tunarungu untuk mengembangkan kreativitas secara optimal, sehingga siswa

tunarungu dapat sejajar dengan anak normal lainnya.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari kreasi bagi siswa tunarungu

SLBN B Cicendo Kota Bandung.

b. Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari kreasi bagi siswa tunarungu

SLBN B Cicendo Kota Bandung.

D. Metode Penelitian

Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analisis, karena hanya berupaya menjabarkan suatu bentuk dan proses kegiatan

penelitian, serta untuk menjabarkan hasil yang telah dilakukan dalam penelitian.

Fokus kegiatan dalam penelitian ini yaitu proses pembelajaran tari kreasi bagi siswa

tunarungu.

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk memperoleh

data yang akan dipakai untuk melakukan penyelesaian suatu masalah dalam

(10)

“Menentukan cara bagaimana dapat diperoleh data mengenai variabel-variabel dalam

penelitian, untuk menjawab rumusan masalah”.

Metode deskriptif analisis menurut ungkapan Sumadi Suryabrata (2003 : 75) “

Digunakan untuk membuat pencadaran secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”. Metode deskriptif

analisis yang dimaksud di atas adalah pemaparan tentang penelitian yang telah

dilakukan, dilihat dari proses penelitian, dan dari hasil penelitian yang diungkap

melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilaksanakan

dengan cara mengamati proses terjadinya suatu kegiatan. Observasi juga dapat

dikatakan sebagai usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan

secara sistematis dengan prosedur. Observasi banyak digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu dalam situasi sebenarnya ataupun dalam

situasi buatan. Observasi ini dilakukan untuk mengungkapkan dan

mendeskripsikan hasil penelitan untuk mengumpulkan data-data yang bersifat

keperilakuan di kelas dan di sekolah pada saat melakukan proses

pembelajaran.

Langkah awal dalam teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi.

(11)

berlangsung, untuk mengetahui berbagai hal berkenaan dengan situasi dan

kebutuhan di lapangan, agar proses penelitian berjalan dengan lancar.

Observasi yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini yaitu selama proses

pembelajaran berlangsung sampai dengan mencapai hasil yang diinginkan

melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan proses

pembelajaran tari pada siswa kelas V SLBN B Cicendo Kota Bandung.

2. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan informasi. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui

komunikasi secara lisan (tanya jawab) terhadap narasumber.

Kegiatan wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru seni

budaya tentang pembelajaran seni tari mengenai kreativitas yang dimiliki

oleh masing-masing siswa, serta kepada orang tua siswa untuk mengetahui

kegiatan siswa pada saat dirumah. Teknik wawancara digunakan untuk

menggali dan memperoleh data atau informasi yang lebih mendalam dan

relevan dengan masalah yang diteliti. Adapun tujuan pelaksanaan wawancara

terhadap guru seni budaya dan orang tua adalah untuk mendapatkan informasi

yang benar-benar akurat, berhubung mereka merupakan subjek dan objek

utama penelitian yang melaksanakan proses belajar mengajar langsung di

(12)

3. Studi Dokumentasi

Dalam langkah teknik pengumpulan data, studi dokumentasi berperan

cukup penting dalam penelitian, karena sebuah data tertulis yang sudah ada

tidak akan lengkap dengan adanya data gambar saja. Studi dokumentasi juga

bermanfaat untuk peneliti dimana peneliti bisa mempelajari ulang dari hasil

yang telah direkam, melalui kamera foto atau dengan audio visual. Peneliti

mengamati langsung, bagaimana proses kegiatan pembelajaran tari yang

dilakukan oleh siswa SLBN B tunarungu.

4. Studi Literatur

Studi literatur yaitu pengumpulan data-data melalui buku-buku yang

berhubungan dengan objek penelitian untuk dijadikan sumber dan landasan

dalam memecahkan masalah yang diajukan.

Studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

berbagai sumber yang relevan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun

sumber yang mendukung dalam penelitian ini yaitu, Bandi Delphie 2009

“Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus”, Utami Munandar S.C.U 1999 “

Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah”, Ted Pollek 2002

“Membentuk Pribadi Secara Kreatif”, serta sumber-sumber yang mendukung

(13)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber masukan yang

bermanfaat bagi berbagai pihak, manfaat yang didapat dalam penelitian ini akan

dipaparkan sebagai berikut:

1. Guru Seni Tari SLBN B Cicendo

Dapat menerapkan model pembelajaran yang sekarang sedang diterapkan

serta dapat menerapkan model-model pembelajaran yang lain pada masa yang

akan datang.

2. Siswa SLBN B Cicendo

Untuk menggali motivasi siswa, sehingga dari rasa motivasi yang dimiliki

oleh siswa dapat menggali kreativitas pada diri siswa itu sendiri.

3. Lembaga Sekolah SLBN B Cicendo

Mempunyai keperdulian terhadap siswa tunarungu agar pembelajaran seni tari

dapat sejajar dengan siswa normal lainnya.

G.Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di SLBN B

tunarungu Cicendo yang beralamat di Jalan Cicendo no.2 Kota Bandung.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan yaitu siswa kelas V yang berjumlah

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti

berusaha memaparkan secara jelas berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilaksanakan. Menurut pernyataan Nana Sudjana dan Ibrahim (2001:64) “Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,

kejadian yang telah terjadi pada saat sekarang (pada saat penelitian dilaksanakan)”.

Dengan metode deskriptif analisis, peneliti berusaha merekam seluruh gejala atau

peristiwa yang terjadi pada saat pelaksanaan metode kreatif di lapangan untuk

kemudian dipaparkan sebagaimana adanya untuk menjawab semua pertanyaan.

Berkaitan dengan metode deskriptif analisis Winarno Surakhmad (1989:39)

menjelaskan sebagai berikut:

(15)

Seperti yang diungkapkan oleh Sumadi Suryabata (2003 : 75), metode

penelitian ini bertujuan “ untuk membuat pencadaran secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.

Metode deskriptif analisis merupakan metode yang bermaksud untuk

membuat pencadaran (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.

Penelitian deskriptif dengan menggunakan data akumulasi dasar dalam cara

deskriptif, semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan,

mentest hipotesis, membuat ramalan atau mendapatkan makna dan implikasi,

walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal tersebut dapat mencakup

juga metode-metode deskriptif.

Metode penelitian deskriptif analisis yang digunakan dalam penelitian ini

berupaya menjabarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh

dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol.

Metode ini dapat di deskripsikan yang dituangkan melalui kata-kata yang dapat

memperjelas serta menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada saat dilapangan

atau pada saat penelitian. Analisis yang dugunakan pada metode ini yaitu dengan

menggunakan wawancara, observasi, serta tes perbuatan. Hal ini dilakukan

(16)

B. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilaksanakan

dengan cara mengamati proses terjadinya suatu kegiatan. Observasi juga dapat

dikatakan sebagai usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan

secara sistematis dengan prosedur. Observasi banyak digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu dalam situasi sebenarnya ataupun dalam

situasi buatan. Observasi ini dilakukan untuk mengungkapkan dan

mendeskripsikan hasil penelitan untuk mengumpulkan data-data yang bersifat

keperilakuan di kelas dan di sekolah pada saat melakukan proses

pembelajaran.

Langkah awal dalam teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi.

Kegiatan observasi ini dilakukan juga sebelum pelaksanaan penelitan

berlangsung, untuk mengetahui berbagai hal berkenaan dengan situasi dan

kebutuhan di lapangan, agar proses penelitian berjalan dengan lancar.

Observasi yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini yaitu selama proses

pembelajaran berlangsung sampai dengan mencapai hasil yang diinginkan

melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan proses

(17)

2. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan informasi. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui

komunikasi secara lisan (tanya jawab) terhadap narasumber.

Kegiatan wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada siswa,

guru, tentang pembelajaran seni tari mengenai kreativitas yang dimiliki oleh

masing-masing siwa, serta kepada orang tua siswa untuk mengetahui kegiatan

siswa. Teknik wawancara digunakan untuk menggali dan memperoleh data

atau informasi yang lebih mendalam dan relevan dengan masalah yang diteliti.

Adapun tujuan pelaksanaan wawancara terhadap guru, kepala sekolah dan

siswa tersebut adalah untuk mendapatkan informasi yang benar-benar akurat,

berhubung mereka merupakan subjek dan objek utama penelitian yang

melaksanakan proses belajar mengajar langsung di lapangan.

3. Studi Dokumentasi

Dalam langkah teknik pengumpulan data, studi dokumentasi berperan

cukup penting dalam penelitian, karena sebuah data tertulis yang berupa data

siswa yang sudah ada tidak akan lengkap dengan adanya data gambar saja.

Studi dokumentasi juga bermanfaat untuk peneliti dimana peneliti bisa

mempelajari ulang dari hasil yang telah di rekam, melalui kamera foto atau

dengan audio visual. Peneliti mengamati langsung, bagaimana proses kegiatan

pembelajaran seni tari yang dilakukan oleh siswa SLBN B tunarungu

(18)

4. Studi Literatur

Studi literatur yaitu pengumpulan data-data melalui buku-buku yang

berhubungan dengan objek penelitian untuk dijadikan sumber dan landasan

dalam memecahkan masalah yang diajukan.

Studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

berbagai sumber yang relevan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun

sumber yang mendukung dalam penelitian ini yaitu, Bandi Delphie 2009

“Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus”, Utami Munandar S.C.U 1999 “

Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah”, Ted Pollek 2002

“Membentuk Pribadi Secara Kreatif”, serta sumber-sumber yang mendukung

lainnya.

C. Desain Penelitian 1. Rencana penelitian

Pada tahap perencanaan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu

dengan menghimpun informasi-informasi dari berbagai subjek melalui

observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur yang ada dilakukan

selama tiga bulan lebih yang merupakan proses awal sebagai acuan dalam

penelitian selanjutnya.

2. Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada SD SLBN B Tunarungu Cicendo

(19)

Tahapan akhir penelitian ini adalah penulis laporan, kegiatan

penyusunan laporan tetap dibawah bimbingan dosen pembimbing untuk

menilai, mengkoreksi dan memberikan saran untuk kelayakan penelitian ini.

Sehingga penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

Penulis laporan itu terdiri dari pendahuluan, kajian teoritis, metode penelitian,

hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan dan saran.

3. Penyusunan Hasil Penelitian

Dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini meliputi beberapa

proses kegiatan, diantaranya penyusunan data, pengetikan, pengganaan data.

a. Penyusunan data

Penyusunan data dilakukan melalui beberapa tahap pengolahan data

yang di hasilkan dalam penelitian di lapangan. Hal ini dilakukan agar

penulisan laporan penelitian menjadi sistematis.

b. Pengetikan Data

Pengetikan dilakukan setelah semua data yang diperoleh tersusun

secara sistematis melalui beberapa proses bimbingan.

D. Definisi Operasional

Pembelajaran Seni Tari merupakan proses kegiatan belajar dan mengajar

melalui proses pembelajaran tari yang berbasis kreativitas yang bisa menggali

potensi peserta didik yang mampu menciptakan kreatifitas yang diharapkan oleh

(20)

Tari kreasi adalah sebuah tarian yang dihasilkan dari hasil kreativitas

seseorang yang dimana kreativitas itu muncul akibat dari hasil imajinasi atau daya

khayal sehingga siswa dapat menemukan ide-ide baru dalam sebuah gerak tari yang

selalu tidak berpijak pada aturan tradisi.

Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya.

Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan

demikian baik perubahan di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat

menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah bahwa

kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan seni tari.

Dalam penelitian ini, kata tari kreasi dimaksudkan bahwa pembelajaran yang

dilandasi berdasarkan kreativitas, sehingga dengan pembelajaran tari kreasi ini siswa

dapat menemukan ide-ide baru dalam sebuah gerak tari.

Pengertian tunarungu atau dengan kata lain yaitu hendaya pendengaran adalah

seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar

sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh

indra pendengaran.

Berdasarkan pemaparan diatas adalah sebuah proses kegiatan belajar yang

mampu menciptakan sebuah kreatifitas hasil dari interaksi antara individu dan

lingkungannya yang bisa membantu anak tunarungu untuk lebih bisa meningkatkan

(21)

E.Instrumen Penelitian

Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (manusia sebagai

instrumen). Lincoln dan Guba (1985: 199) secara tegas mengemukakan bahwa

“apabila metode penelitian telah jelas kualitatif maka instrumen yang digunakan

adalah manusia”. Peneliti sebagai instrumen melakukan:

a. Pedoman Observasi, disusun untuk mengetahui data-data apa yang akan

dicari dan diteliti. Dalam hal ini pedoman yang dicari berupa data-data

sekolah mengenai keadaan sekolah, keadaan proses belajar mengajar seni

tari di kelas V dan keadaan siswa kelas V.

b. Pedoman wawancara, disusun untuk mengetahui keadaan sekolah, baik

keadaan pada saat proses belajar mengajar pada kelas V dan keadaan

psikolog siswa.

c. Pedoman Studi Dokumentasi, disusun untuk mengamati tentang

pendokumentasian ketika guru sedang melakukan proses pembelajaran dan

hasil pembelajaran.

Peneliti datang ke situs berpegang kepada fokus, kerangka konseptual, sampel

dan beberapa pertanyaan awal. Huberman dan Miles (1984: 42) menjelaskan bahwa “

seorang peneliti kualitatif melakukan penelitian berpegang pada fokus dan

pembatasan studi melalui kerangka kerja konseptual, pertanyaan-pertanyaan

(22)

F. Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membagi beberapa tahapan dalam

langkah-langkah penelitian, yaitu:

1. Pra pelaksanaan penelitian

a. Survei

Langkah pertama yang dilakukan adalah survei tempat yang dijadikan

objek penelitian yaitu ke SLBN B Tunarungu Cicendo Bandung yang

beralamat di Jalan Cicendo no.2 Kota Bandung

b. Menentukan Judul dan Topik Penelitian

Setelah survei tempat penelitian, selanjutnya peneliti menentukan

judul penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan diangkat.

c. Penyusunan Proposal Penelitian

Penyusunan proposal tentang Proses Pembelajaran Tari Kreasi Bagi

Siswa SLBN B Tunarungu Cicendo Kota Bandung, disusun setelah

menentukan tema masalah penelitian yang menjadi landasan dasar proses

penyusunan penelitian. Hal ini tidak terlepas dari peran serta pembimbing dan

persetujuan Dewan Skripsi Jurusan.

d. Penyelesaian Administrasi Penelitian

Penyelesaian administrasi penelitian dilakukan sebagai langkah

selanjutnya terjun ke lapangan. Administrasi penelitian berhubungan erat

dengan masalah perizinan berupa SK pengangkatan pembimbing I dan II serta

(23)

e. Penyusunan Pedoman Wawancara

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan melalui melalui, wawancara

pedoman wawancara difokuskan pada permasalahan pokok tentang penerapan

tari kreasi dan hasilnya terhadap perkembangan kreativitas siswa tunarungu,

serta beberapa hal yang mendukung pada proses penelitian. Hal tersebut tidak

terlepas dari bimbingan dosen pembimbing.

f. Observasi

Ketika peneliti melihat siswa, maka peneliti sendiri memiliki

ketertarikan untuk mempelajari bahasa isyarat, dengan tujuan agar

mempermudah dalam melakukan komunikasi baik ketika dalam pengajaran

atau diluar pembelajaran. Mengobservasi dan mengamati deskripsi tingkat

perubahan yang dilampaui para siswa dari pembelajaran guru yang aktif

menjadi siswa yang aktif.

G. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di SLBN B

tunarungu Cicendo yang beralamat di Jalan Cicendo no.2 Kota Bandung

dengan alasan bahwa sekolah tunarungu jarang ditemui, selain itu adapun

pemilihan sekolah dilakukan secara sengaja, karena dengan pertimbangan

bahwa pembelajaran seni tari di SD SLBN B Cicendo hanya mengutamakan

(24)

kreativitas siswa. SLBN B Cicendo merupakan sekolah untuk anak tuli dan

bisu di Bandung yang pertama di Indonesia.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan yaitu siswa kelas V yang berjumlah

10 orang diantaranya 4 orang siswa perempuan dan 6 orang siswa laki-laki.

H. Analisis Data

Data dianalisis secara kualitatif yang dinyatakan dengan kata-kata atau

simbol, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan tekhnik

pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus-menerus

sampai data terpenuhi dengan pengamatan yang terus-menerus.

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analasis berdasarkan data

yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi

hipotesis. Tekhnik analisis data yang peneliti gunakan bersifat triangulasi, yaitu

tekhnik pemeriksaan dengan cara menggabungkan data-data yang terkumpul dari

observasi, wawancara dan studi dokumentasi sebagai studi pembanding atau data itu.

Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif. Pada metode triangulasi dapat diperoleh dengan berbagai cara :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan keadaan dan persfektif seseorang dengan berbagai pendapat

(25)

3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Teknik analisis data akan menempuh tahap pelaksanaan sebagai berikut :

a. Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan

mengemukakan hal-hal pokok tentang proses pembelajaran seni tari berbasis

kreativitas pada siswa tunarungu di SLBN B Cicendo.

b. Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam suasana yang

sistematis, sehingga gaya belajar siswa tunarungu dalam pembelajaran seni

tari dapat tergambar.

c. Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan

dan sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa

deskripsi dan kata-kata.

Triangulasi

Observasi

Wawancara

Studi Dokumentasi

(26)

d. Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, bahkan hasil yang diharapkan,

itu semuanya tidak dapat ditentukan dengan pasti dan belum jelas

sebelumnya, sehingga segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang

penelitian. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada

pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat

mencapai segala sesuatunya.

Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa

jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

Validasi terhadap penelitian sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman

metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti. Kesiapan

peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun secara

logistiknya. Walaupun manusia bersifat subjektif, namun manusia sebagai instrument

dapat menghasilkan data yang realibilitasnya hampir sama dengan data yang

dihasilkan oleh instrumen yang dibuat secara obyektif, karena manusia sebagai

instrumen dalam penelitian kualitatif ialah manusia dapat merasa dan merespon,

manusia mempunyai karakter yang fleksibel sehingga dapat berfungsi multi purpose

(mempunyai tujuan yang banyak dan bervariatif) dengan mengumpulkan informasi

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah ditemukan peneliti dari hasil lapangan sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan proses pembelajaran tari kreasi bagi

siswa tunarungu SLBN B Cicendo Kota Bandung, mendeskripsikan hasil

pembelajaran tari kreasi bagi siswa tunarungu SLBN B Cicendo Kota Bandung

peneliti menyimpulkan bahwa proses pembelajaran tari kreasi bagi siswa SLBN B

Tunarungu Cicendo Kota Bandung dapat menggali kreativitas yang dimiliki oleh

siswa tunarungu, karena dengan hal ini siswa mampu menemukan gerak tarian kuda

hasil kreativitas serta hasil imajinasi yang mereka miliki.

Pada proses pembelajaran tari berbasis kreativitas yaitu dengan menggali

imajinasi siswa sehingga siswa dapat menemukan gerak tari, membuat gerak, dan

menyusun gerak. Sehingga, pada proses pembelajaran tari berbasis kreativitas,

ternyata memberikan pengaruh pada anak tunarungu untuk menumbuhkan,

memupuk, dan meningkatkan daya imajinasi untuk lebih kreatif. Sebelum

pelaksanaan pembelajaran tari berbasis kreativitas , kemampuan anak dalam

menciptakan sebuah tarian belum tergali dengan baik. Kemampuan gerak mereka

masih terbatas, mereka hanya bisa mengikuti gerakan yang diberikan atau bisa

dikatakan dengan peniruan serta belum ada keberanian dalam mengungkapkan gerak

(28)

gambar binatang kuda, anak tunarungu mengalami perkembangan yang cukup luar

biasa. Mereka bisa belajar dengan sangat menyenangkan karena mereka mampu

menuangkan ide kreatifnya ke dalam bentuk gerak tari.

Hal ini dapat dilihat dari antusias siswa yang dimulai melalui proses pencarian

gerak, membuat gerak, meyusunan gerak melalui media gambar binatang kuda

sampai dengan menggunakan berbagai arah yang mereka temukan terdiri dari arah

samping kanan, samping kiri, arah maju dan arah mundur, sehingga dengan proses

pembelajaran tari berbasis kreativitas dapat menciptakan sebuah tarian kuda sebagai

hasil kreativitas yang dimilliki oleh siswa, sehingga mereka mampu menampilkan

dari hasil kreasinya yang mereka ciptakan.

B. Saran

Hasil penelitian yang telah ditemukan di lapangan, peneliti melihat ada

beberapa kesenjangan penting yang ditujukan kepada berbagai pihak yang

diantaranya:

1. Lembaga

Dapat menyesuaikan materi yang akan diberikan kepada guru yang selanjutnya

oleh guru akan diberikan kepada siswa.

2. Guru Seni Tari SLBN B Cicendo

Diharapkannya guru yang bersangkutan mampu menguasai materi dan

menetapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan fisik dan

(29)

tunarungu, karena dengan hal ini dapat menggali kreativitas yang dimiliki oleh

siswa tunarungu dengan pemilihan metode pembelajaran kreativitas. Sehubungan

dengan hal ini, maka guru dapat menjadikan proses pembelajaran berbasis

kreativitas sebagai bahan pengajaran dalam pembelajaran seni tari. Dalam

pemberian materi tari, sebaiknya guru memberikan metode yang bervariasi dan

sesuai dengan kemampuan dan perkembangan anak tunarungu agar tujuan yang

diharapkan dapat tercapai.

3. Siswa

Pada proses pembelajaran tari siswa harus lebih aktif dalam menggali imajinasi

yang mereka miliki sehingga lebih banyak menemukan ragam gerak.

4. Peneliti

Dengan proses pembelajaran tari berbasis kreativitas untuk siswa, peneliti dapat

mengetahui sejauh mana kreativitas anak tunarungu dalam menciptakan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Caturwati, E. (1995). Ragam Cipta Mengenal Seni Pertunjukan daerah Jawa

Barat. Bandung: CV Baringin Sakti.

Delphie, Bandi. (2009). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Klaten: PT Intan Sejati.

Efendi, Mohammad. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Munandar, Utami. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: petunjuk bagi para guru dan orang tua. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia.

Munandar, S.C.U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Munandar, Utami. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan

Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Munandar, Utami. (2009) . Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Pollek, Ted. (2002) . Membentuk Pribadi Secara Kreatif. Bandung : Pionir Jaya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sumaryono, dan Suanda Endo. (2006). Tari Tontonan. Jakarta: Pendidikan Seni Nusantara

Supriadi, Dedi. (1994). Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan. Bandung: Alfabeta.

Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: ALFABETA

(31)

Wulaningsih, Eka. (2008). Kreativitas Anak Tunurungu Melalui Gerak Tari

Gambar

gambar binatang kuda, anak tunarungu mengalami perkembangan yang cukup luar

Referensi

Dokumen terkait

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik dan alat-alat

Penerapan strategi pembelajaran Think-Talk-Write berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan pemehaman konsep siswa SMK.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Untuk itu, Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan harus memiliki budaya organisasi yang kuat dan mendukung perubahan yang baik yang dapat

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write berbasis

SEGMEN BERITA REPORTER C PENDIDIKAN CINTA LINGKUNGAN DIMULAI DARI

sebagai solusi untuk pemecahan masalah. Setelah ditemukan solusi atas permasalahan, kemudian peneliti melakukan penyusunan instrumen. Instrumen yang dibuat antara lain

DI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA MISALNYA / MENDAPATKAN 89 SISWA DARI WARGA BER- KMS / DARI 101 SISWA YANG MENDAFTAR // KESULITAN MUNCUL BAGI PIHAK SEKOLAH UNTUK MENGANGKAT

1) Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang mendapat pembelajaran matematika berbantuan WinGeom lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran