• Tidak ada hasil yang ditemukan

BRAND IMAGE KAWASAN MARIBAYA SEBAGAI OBJEK WISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN (EKOWISATA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BRAND IMAGE KAWASAN MARIBAYA SEBAGAI OBJEK WISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN (EKOWISATA)."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS :1418/UN.40.2.4/PL/2012

BRAND IMAGE KAWASAN MARIBAYA SEBAGAI OBJEK

WISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN (EKOWISATA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh : HEFI HANIEFAN

0809263

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BRAND IMAGE KAWASAN MARIBAYA SEBAGAI

OBJEK WISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN

(EKOWISATA)

Oleh

Hefi Haniefan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Hefi Haniefan 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

BRAND IMAGE KAWASAN MARIBAYA SEBAGAI OBJEK

WISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN (EKOWISATA)

Hefi Haniefan

0809263

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS NIP. 19600121 198503 2 001

Pembimbing II

Ir. Yakub Malik, M. Pd NIP. 19590101 198901 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

SKRIPSI INI DI UJI PADA TANGGAL 31 JANUARI 2013 PANITIA UJIAN SIDANG TERDIRI DARI :

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP: 19700814 199402 1 002

2. Sekertaris : Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP: 19620304 198704 2 001

3. Penguji

Penguji I : Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd

NIP. 19620512 198703 1 002

Penguji II : Drs. Asep Mulyadi, M.Pd NIP . 19620902 199001 1 001

Penguji III : Iwan Setiawan, S.Pd, M.Si

(5)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

BRAND IMAGE KAWASAN MARIBAYA SEBAGAI OBJEK WISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN (EKOWISATA)

Oleh : Hefi Haniefan (0809263)

Brand image pada penelitian ini dapat diartikan persepsi wisatawan

terhadap Kawasan Maribaya sebagai ekowisata sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki wisatawan. Ekowisata adalah perjalanan wisata ke wilayah-wilayah yang lingkungan alamnya masih asli, dengan menghargai warisan budaya dan alamnya, mendukung upaya-upaya konservasi, tidak menghasilkan dampak negatif, dan memberikan keuntungan sosial ekonomi serta menghargai partisipasi penduduk lokal. Pokok permasalahan yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sampai tidaknya brand image Kawasan Maribaya sebagai ekowisata kepada wisatawan, mengukur seberapa jauh pengetahuan wisatawan terhadap konsep ekowisata serta mengidentifikasi penerapan prinsip-prinsip ekowisata oleh pengelola dan penduduk lokal di sekitar Kawasan Maribaya. Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah untuk rekomendasi kepada pemerintah setempat khususnya dinas yang berkaitan dan pengelola objek wisata dalam pengelolaan Kawasan Maribaya agar sesuai dengan ekowisata.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Adapun populasinya meliputi seluruh wisatawan, penduduk lokal dan pengelola objek wisata di Kawasan Maribaya. Sampel pada penelitian in diambil menggunakan teknik

sampling accidental. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan,

observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan presentase (%) dan analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Brand image Kawasan Maribaya sebagai ekowisata belum tersampaikan dengan baik kepada wisatawan. Wisatawan yang benar-benar memahami ekowisata sebagai kegiatan wisata yang mengutamakan kelestarian lingkungan kurang dari setengahnya atau sebanyak 41%. Peran pengelola objek wisata dalam penerapan prinsip ekowisata cukup baik. Peran penduduk lokal dalam penerapan prinsip ekowisata dikategorikan kepada partisipasi langsung.

Rekomendasi pada penelitian ini yaitu meningkatkan koordinasi antara pengelola objek wisata dan pemerintah dalam upaya meminimalisasi pencemaran sampah, pengelola objek wisata diharapkan lebih aktif dalam upaya memperkenalkan Kawasan Maribaya sebagai ekowisata, menambahkan fasilitas toilet dan shelter-shelter terutama di jalur trek Pakar-Maribaya dan secara berkelanjutan terus menjalankan program yang mendukung konservasi.

(6)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ekowisata ... 10

1. Prinsip Ekowisata... 10

2. Pendekatan Pengembangan Ekowisata ... 11

3. Karakteristik Ekowisata ... 15

B. Brand Image ... 24

1. Brand ... 24

2. Citra (Image) ... 30

(7)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel ... 38

1. Populasi ... 38

2. Sampel... 38

C. Variabel Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

F. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 51

1. Letak, luas dan batas-batas daerah penelitian ... 51

2. Keadaan Iklim ... 54

3. Jenis Tanah... 54

4. Penggunaan Lahan ... 57

5. Kondisi Geologis ... 59

B. Kondisi Sosial Penduduk.. ... 62

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk. ... 62

2. Komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin ... 63

3. Komposisi penduduk berdasarkan pendidikan ... 65

4. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian ... 66

5. Karakteristik Responden ... 67

6. Sejarah Objek Wisata Maribaya ... 75

7. Sejarah Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda ... 77

C. Brand image wisatawan terhadap Kawasan Maribaya ... 81

1. Pengetahuan wisatawan tentang Ekowisata ... 81

2. Pemahaman wisatawan terhadap Kawasan Maribaya sebagai Ekowisata ... 84

(8)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Manfaat wisatawan mengunjungi Kawasan Maribaya ... 102

5. Sikap wisatawan yang mengunjungi Kawasan Maribaya ... 106

D. Penerapan prinsip ekowisata oleh pengelola dan penduduk lokal ... 112

1. Penerapan prinsip ekowisata oleh pengelola objek wisata ... 114

2. Penerapan prinsip ekowisata oleh penduduk lokal ... 126

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 136

1. Brand Image Kawasan Maribaya sebagai Ekowisata ... 136

2. Peran pengelola objek wisata di Kawasan Maribaya dalam penerapan prinsip ekowisata ... 141

3. Peran penduduk lokal di Kawasan Maribaya dalam penerapan prinsip ekowisata ... 146

F. Implikasi Penelitian terhadap Pengajaran Geografi ... 149

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 151

B. Rekomendasi ... 153

(9)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

melimpah, baik di darat maupun di laut. Hal ini didukung dengan fakta menurut

Portal Nasional Republik Indonesia (2010) bahwa “ luas lahan pertanian lebih

kurang 82,71 % dari seluruh luas lahan dan sumber daya alam di laut diperkirakan

memiliki sebesar 6,4 juta ton ikan per tahun”. Posisi Indonesia yang terletak

didalam ring of fire mempunyai dampak positif yaitu tanah yang subur dan

gunung-gunung yang menarik untuk dikunjungi. Semua itu merupakan sumber

daya pariwisata Indonesia. Sumber daya yang belum tentu dimiliki oleh negara

lain. Sumber daya pariwisata menurut Pitana dan Diarta (2009:68) adalah “segala

sesuatu yang memiliki potensi untuk dikembangkan guna mendukung pariwisata,

baik secara langsung maupun tidak langsung.”

Pariwisata adalah sektor yang memiliki manfaat dalam mendorong laju

pertumbuhan ekonomi di negara berkembang sebagaimana yang diungkapkan

Hakim (2004:5) bahwa “di negara-negara yang tingkat perkonomiannya

dikategorikan berkembang, sektor pariwisata secara aktif dipromosikan sebagai

kunci bagi mesin pertumbuhan ekonomi.” dengan kata lain sektor pariwisata di

negara berkembang seperti Indonesia mempunyai peran yang besar dalam

(10)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Populasi manusia yang terus bertambah setiap tahun menyebabkan

kebutuhan akan pariwisata semakin meningkat sedangkan suatu objek wisata itu

bersifat statis atau tidak bertambah. Zaman dahulu dalam pembangunan

pariwisata menerapkan konsep pembangunan pariwisata secara masal (mass

tourism) yaitu pembangunan pariwisata yang memprioritaskan ekonomi yang

sebesar-besarnya dan kurang memperhatikan kondisi alam sekitar. Kini seiring

dengan berjalannya waktu mulai terasa efek negatif dari pariwisata masal yaitu

terjadinya kerusakan – kerusakan lingkungan. Oleh karena itu timbulah gagasan

baru dalam pembangunan pariwisata yang disebut dengan pembangunan

pariwisata berkelanjutan yaitu pembangunan pariwisata yang lebih

mengedepankan kelestarian lingkungan. Hal ini senada dengan yang di ungkapkan

oleh Damanik dan Weber (2006:38) bahwa “kegiatan pariwisata yang

bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian

lingkungan sangat ditekankan dan merupakan ciri khas ekowisata.”

Potensi Indonesia dalam penerapan konsep ekowisata sangat besar karena

masih banyak keindahan alam yang masih alami dan belum dimanfaatkan, seperti

yang dikemukakan oleh Nugroho (2011 : 3) bahwa :

Indonesia memiliki potensi keindahan dan kekayaan alam yang bernilai tinggi dalam pasar industri wisata alam, khususnya ekowisata. Sebagai bentuk wisata yang sedang Trend, ekowisata mempunyai kekhususan tersendiri yaitu mengedepankan konservasi lingkungan, pendidikan lingkungan, kesejahteraan penduduk lokal dan menghargai budaya lokal. Melihat pernyataan di atas, dengan kekayaan alam Indonesia yang tinggi,

menjadikan potensi yang besar untuk melaksanakan ekowisata, agar potensi

kekayaan alam di Indonesia ini tetap lestari dan dapat dirasakan oleh generasi

(11)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Beberapa alasan yang melatarbelakangi geografi mengkaji Pariwisata

menurut Maryani (2009:5-6) diantaranya:

1. Kegiatan pariwisata menggunakan aspek ruang didalamnya dan Geografi sangat memperhatikan ruang, khususnya persamaan dan perbedaan ruang di permukaan bumi.

2. Dalam aktivitas pariwisata ada penggunaan lahan dan Geografi melihat bagaimana suatu lahan dapat didayagunakan dan disesuaikan dengan bentuk penggunaan lahan

3. Dalam kegiatan pariwisata ada aktivitas manusia dan Geografi selalu memperhatikan aktivitas manusia yang bersifat komersial dalam memanfaatkan ruang yang dapat dilihat secara lokal, regional, nasional bahkan internasional.

4. Dalam kegiatan pariwisata mencerminkan interaksi dua tempat yang berbeda, yaitu daerah asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata.

5. Geografi selalu melihat gerakan, aliran barang dan orang sebagai wujud dari adanya dan perbedaan potensi wilayah, baik secara alami maupun hasil dari aktivitas manusia. Aktivitas pariwisata selalu berkaitan dengan wisatawan, barang dan jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan selama mengadakan perjalanan

6.

Aktivitas pariwisata dapat berdampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari interaksi antara kehidupan manusia sebagai wisatawan dengan lingkungan alam sekitar dan Geografi selalu tertarik dengan dampak suatu gejala terhadap gejala lain baik di dalam maupun di tempat yang berbeda.

Jawa Barat adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi yang ada di

Indonesia. Wilayah Jawa Barat memiliki alam yang sangat indah untuk

dikunjungi, mulai dari pegunungan hingga pantai menawarkan keindahan yang

luar biasa. Ibu kota provinsi Jawa Barat adalah Bandung. Bandung mempunyai

potensi pariwisata yang sangat besar, baik dari sisi keindahan alam maupun

kekayaan budayanya. Keindahan alam seperti pegunungan, situ, waduk hingga

curug menawarkan pemandangan yang indah dan menarik untuk dikunjungi.

Budaya yang mendominasi di daerah Bandung adalah budaya Sunda.

Keramahannya, bahasa, kesenian, nilai-nilai tradisional yang unik menjadi potensi

(12)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

keunikan budaya Bandung memiliki posisi yang cukup strategis karena

berdekatan dengan ibu kota negara Indonesia yaitu Jakarta. Dengan posisi tersebut

membuat minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah Bandung menjadi besar

karena berdekatan dengan Jakarta yang menjadi pintu masuk wisatawan

mancanegara ke Indonesia, dengan posisi yang berdekatan dapat dijadikan variasi

wisata oleh para wisatawan. Wisatawan dapat berwisata di pantai yang terletak di

daerah Jakarta dilanjutkan dengan berwisata ke Bandung untuk menikmati

keindahan alam.

Objek Wisata Maribaya adalah salah satu objek wisata yang dikelola oleh

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat. Objek wisata ini

terletak di Kecamatan Lembang yang jaraknya 5 km dari Kota Lembang, 22 km

dari pusat Kota Bandung, tepatnya Jl. Raya Maribaya No. 105 Lembang Bandung.

Objek Wisata Maribaya berada diatas ketinggian 1000 mdpl dan luas daerahnya

meliputi sekitar 5,5 hektar yang mempunyai sumber air panas mineral dengan

suhu kurang lebih 20°- 40° Celcius dikenal sebagai tempat wisata pemandian air

panas yang terbentuk akibat dari aktivitas Gunung Tangkuban Perahu. Dalam

Peraturan Daerah nomor 4 Kabupaten Bandung Barat tahun 2012 tentang Rencana

Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung Barat, terdapat 28 objek

wisata yang ditentukan sebagai ekowisata. Salah satu objek wisata yang

ditentukan sebagai ekowisata adalah Obyek Wisata Maribaya. Daftar objek wisata

yang ditetapkan kedalam ekowisata menurut Dalam Peraturan Daerah nomor 4

(13)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1

Penetapan Lokasi Ekowisata di Kabupaten Bandung Barat No Nama Objek Wisata Lokasi

1 Gunung Tangkubanparahu Kecamatan Lembang 2 Bumi Perkemahan Cikole Kecamatan Lembang 3 Penangkaran Buaya Cikole Kecamatan Lembang 4 Jaya giri (Lintas Hutan) Kecamatan Lembang

5 Situ Lembang Kecamatan Parongpong

6 Maribaya Kecamatan Lembang

7 Wisata Ilmiah Observatorium Boscha Kecamatan Lembang

8 Curug Omas Kecamatan Lembang

9 Yunghuhn Kecamatan Lembang

10 Taman Bunga Cihideung Kecamatan Parongpong 11 Taman Wisata Berkuda Kecamatan Parongpong

12 Curug Cimahi Kecamatan Cisarua

13 Curug Panganten Kecamatan Cisarua

14 Gunung Padang Kecamatan Sindangkerta

15 Bumi Perkemahan Curug Sawer Kecamatan Cililin 16 Objek Wisata Situs Batu Payung Kecamatan Cililin 17 Objek Wisata situs mundinglaya Kecamatan Cililin

18 Curug Malela Kecamatan Rongga

19 Situ Ciburuy Kecamatan Padalarang

20 Gua Pawon Kecamatan Cipatat

21 Gua Terusan Air Sanghiang Tikoro Kecamatan Cipatat

22 Waduk Saguling Kecamatan Cipatat

23 Pemandian Air Panas Cisameng Kecamatan Cipatat

24 Curug Jawa Kecamatan Cipatat

25 Air Panas Cibaligo Kecamatan Ngamprah 26 Bumi Perkemahan Sela Gombong Kecamatan Cikalongwetan 27 Perkebunan teh Panglejar Kecamatan Cikalongwetan

28 Waduk Cirata Kecamatan Cipeundeuy

(14)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 1.1

(15)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 5 Tahun 1990 Pasal 1

menyebutkan bahwa “taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk

tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan

atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu

pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.”

Berdasarkan undang-undang tersebut fungsi utama taman hutan raya adalah

kawasan pelestarian flora dan fauna yang dapat digunakan sebagai tempat

penelitian, mencari ilmu pengetahuan, pendidikan, tempat pembudidayaan, tempat

mempelajari budaya bahkan dapat digunakan untuk pariwisata dan rekreasi.

Letak Taman Hutan Raya Ir. Djuanda berdekatan dengan Objek Wisata

Maribaya. Taman Hutan Raya Ir. Djuanda dikelola oleh Dinas Kehutanan

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Kawasan Taman Hutan Raya Ir. H.

Djuanda terletak ± 7 km disebelah utara Kota Bandung. Taman Hutan Raya Ir.

Djuanda dikenal sebagai tempat wisata alam yang mempesona karena didalamnya

memiliki pemandangan yang indah dan banyak terdapat pohon-pohon yang

berjajar rapi.

Kurnia (2009) mengatakan bahwa saat ini di Kawasan Maribaya tampak

fenomena yang tidak mencerminkan kelestarian lingkungan, seperti banyaknya

limbah sampah dan kotoran sapi dari hulu Sungai Cikapundung. Mengapa hal

tersebut dapat terjadi? Hal ini menarik untuk dipertanyakan apakah wisatawan

mengetahui Maribaya sebagai kawasan ekowisata dan bagaimana pengelolaan

(16)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

“Brand Image Kawasan Maribaya sebagai objek wisata berwawasan lingkungan

(Ekowisata)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya maka di ambil

rumusan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah Brand image Kawasan Maribaya sebagai objek wisata berwawasan

lingkungan (ekowisata) sudah sampai kepada wisatawan?

2. Seberapa jauh pengetahuan para wisatawan terhadap konsep ekowisata ?

3. Apakah pengelola dan masyarakat di sekitar Kawasan Maribaya sudah

menerapkan prinsip-prinsip ekowisata ?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pasti memiliki tujuan – tujuan tertentu, adapun tujuan

dilaksanakannya penelitian ini antara lain:

1. Mengidentifikasi sampai tidaknya brand image Kawasan Maribaya sebagai

ekowisata kepada wisatawan.

2. Mengukur seberapa jauh pengetahuan wisatawan terhadap konsep ekowisata.

3. Mengidentifikasi penerapan prinsip-prinsip ekowisata oleh pengelola dan

(17)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia

akademis khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Manfaat dari penelitian

antara lain:

1. Manfaat Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk

memperkaya ilmu sosial khususnya Geografi Pariwisata dan hasil kajian

diharapkan dapat dijadikan referensi guna penelitian lebih lanjut tentang

pengembangan ekowisata di kawasan Objek Wisata Maribaya dan Taman

Hutan Raya Ir. Djuanda, selain itu dapat memberikan pengetahuan tentang

ekowisata kepada masyarakat maupun wisatawan.

2. Manfaat Praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

pengelola dan pemerintah setempat dalam hal pengelolaan dan pengembangan

(18)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah ”metode yang

mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya

dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

interpretasi atau analisis”. dengan demikian melalui metode deskriptif akan

mengungkap brand image wisatawan terhadap objek wisata berwawasan

lingkungan di kawasan Maribaya, menurut metode pelaksanaannya penelitian ini

termasuk metode survei.

Menurut singarimbun (1987:3) metode survei adalah ”penelitian yang

mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok.” sedangkan menurut Fathoni (2006:100)

menyatakan:

metode survei adalah metode penelitian yang dilakukan untuk menjadikan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala empirik yang berlangsung dilapangan atau lokasi penelitian, umumnya dilakukan terhadap unit sampel yang dihadapi sebagai responden dan bukan terhadap seluruh populasi sasaran.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode

survei adalah penelitian yang dalam pengambilan datanya menggunakan

kuesioner dan tidak semua populasi diteliti, namun diwakili oleh sampel yang

(19)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dibutuhkan dalam analisis brand image wisatawan terhadap objek wisata

berwawasan lingkungan di kawasan Maribaya.

B.Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Fathoni (2006:103) Menyatakan “populasi adalah keseluruhan unit

elementer yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang

dilakukan terhadap sampel penelitian.” selain itu Wardiyanta (2006:19)

menyatakan “populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang

ciri-cirinya akan diduga.” berdasarkan pengertian-pengertian populasi tersebut

populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang akan diteliti dalam suatu

penelitian. Dalam penelitian ini populasinya meliputi seluruh wisatawan,

penduduk lokal dan pengelola objek wisata di Kawasan Maribaya.

2. Sampel

Menurut Tika (2005:24) “sampel adalah sebagian dari objek atau

individu-individu yang mewakili suatu populasi”. Usman dan Akbar (2006:44) menyatakan

“Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan

teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.” berdasarkan pengertian

sampel tersebut maka sampel adalah perwakilan populasi yang diambil dengan

teknik tertentu. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari wisatawan, penduduk

lokal dan pengelola objek wisata yang berhubungan secara langsung dengan

Kawasan Maribaya. Menurut Tika (2005: 29-30) nonprobability sampling adalah

(20)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih karena tidak diketahui atau

dikenal jumlah populasi sebenarnya.”

Salah satu teknik yang terdapat di dalam nonprobability sampling adalah

teknik sampling accidental. Menurut Sugiyono (2009: 85) sampling accidental

adalah “teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data. Endista (2008:15) mengemukakan sampling accidental adalah “sampel

tidak terencana dan penggambaran hasil dari pengumpulan data tersebut tidak

didasarkan pada suatu metode yang baku. Berdasarkan pengertian-pengertian

diatas dapat disimpulkan bahwa sampling accidental adalah teknik pengambilan

sampel berdasarkan kebetulan dan tidak terencana dan sampelnya bisa siapa saja.

Pada penelitian ini diambil 150 sampel.yang terbagi 100 sampel wisatawan dan 50

sampel penduduk lokal.

C.Variabel Penelitian

Narbuko dan Achmadi (2009:118) menyatakan “variabel penelitian itu

meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan

diteliti.” selain itu Wardiyanta (2006:11) menyatakan “variabel merupakan

operasionalisasi sebuah konsep supaya dapat diteliti secara empiris”. Jadi variabel

adalah faktor-faktor dari sebuah konsep yang akan diteliti. Variabel yang

(21)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Varibel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator

Ekowisata  Identitas

- Menikmati atraksi kebudayaan lokal.

- Mengagumi keindahan alam. - Partisipasi dalam kegiatan

konservasi.

- Mencari pengalaman dari kegiatan konservasi.

- Menambah pengetahuan dalam kegiatan konservasi.

- Manfaat ekowisata bagi wisatawan. - Sikap wisatawan terhadap

konservasi.

- Apresiasi terhadap flora. - Apresiasi terhadap fauna. - Berjalan di jalur track

- Tidak membuang sampah sebarangan

- Tidak mencorat coret fasilitas objek wisata

- Menikmati keindahan objek wisata. - Menanam pohon.

- Menelusuri objek wisata.

- Memahami nama dan manfaat pohon

(22)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Partisipasi

- Membeli bibit pohon untuk ditanam dikawasan objek wisata

- Menikmati makanan lokal yang khas

- Masyarakat dilibatkan menjadi salah satu pengelola dikawasan objek wisata.

- Masyarakat sebagai pengusaha atau pengelola jasa akomodasi/restoran, atraksi, dan transportasi didalam kawasan objek wisata.

- Masyarakat menikmati peluang untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan pengelolaan objek wisata. - Masyarakat menjadi tenaga

pemasaran dan promosi

- Memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung. - Partisipasi masyarakat.

- Menampung kearifan lokal.

D. Definisi Operasional

Wardiyanta (2006:13) menyatakan “definisi operasional adalah suatu

informasi ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur suatu variabel

yang merupakan hasil penjabaran dari sebuah konsep.” selain itu Singarimbun

(1987:46) mengemukakan “definisi operasional adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.” jadi definisi

(23)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan makna dari

istilah – istilah yang muncul dan tidak menimbulkan perbedaan pendapat. Istilah –

istilah yang perlu diberikan batasan antara lain:

1. Brand Image

Keller (2008:51) mengatakan bahwa “citra merek adalah persepsi konsumen

tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran

konsumen. Maksud brand image pada penelitian ini adalah persepsi wisatawan

terhadap Kawasan Maribaya sebagai ekowisata sesuai dengan pengetahuan yang

dimiliki wisatawan yang terdiri dari Pengetahuan wisatawan mengenai ekowisata,

pemahaman wisatawan terhadap Kawasan Maribaya sebagai ekowisata, keunikan

Kawasan Maribaya sebagai ekowisata, manfaat ekowisata bagi wisatawan, sikap

wisatawan terhadap konservasi.

2. Kawasan

Kawasan adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu (Kamus

Besar Bahasa Indonesia). Maksud dari kawasan disini adalah Objek Wisata

Maribaya dan Taman Hutan Raya Ir. H.Djuanda karena memiliki ciri yang hampir

sama.

3. Objek Wisata

Objek wisata adalah “perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya,

sejarah bangsa, dan keadaan alam yg mempunyai daya tarik untuk dikunjungi

wisatawan” (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Maksud dari objek wisata disini

adalah keadaan alam maupun budaya yang mempunyai daya tarik untuk

(24)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Ekowisata

Ekowisata adalah perjalanan wisata ke wilayah-wilayah yang lingkungan

alamnya masih asli, dengan menghargai warisan budaya dan alamnya, mendukung

upaya-upaya konservasi, tidak menghasilkan dampak negatif, dan memberikan

keuntungan sosial ekonomi serta menghargai partisipasi penduduk lokal World

Conservation Union (Nugroho, 2011:15). Adapun faktor-faktor ekowisata yang

akan dibahas dalam penelitian ini diantaranya :

a. Identitas wisatawan

Identitas wisatawan yang dimaksud adalah kriteria wisatawan yang

mengunjungi Kawasan Maribaya yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan mata pencaharian.

b. Tujuan wisatawan

Tujuan wisatawan yang dimaksud menyangkut hal yang akan dilakukan

wisatawan di dalam Kawasan Maribaya yang meliputi menikmati atraksi

kebudayaan lokal, mengagumi keindahan alam, partisipasi dalam kegiatan

konservasi, mencari pengalaman dari kegiatan konservasi, menambah

pengetahuan dalam kegiatan konservasi.

c. Aktivitas wisatawan

Aktivitas wisatawan yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan

wisatawan di Kawasan Maribaya yang meliputi apresiasi terhadap flora, apresiasi

terhadap fauna, berjalan di jalur track, Tidak membuang sampah sembarangan,

Tidak mencoret-coret fasilitas objek wisata, menikmati keindahan objek wisata,

(25)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

membeli hasil alam setempat, membeli cinderamata, membeli bibit pohon untuk

ditanam dikawasan objek wisata, menikmati makanan lokal yang khas.

d. Partisipasi penduduk lokal

Partisipasi penduduk lokal yang dimaksud adalah bentuk keikutsertaan

penduduk lokal dalam pengelolaan objek wisata di Kawasan Maribaya yang

meliputi pelibatkan penduduk lokal menjadi salah satu pengelola dikawasan objek

wisata, penduduk lokal sebagai pengusaha atau pengelola jasa

akomodasi/restoran, atraksi, dan transportasi, penduduk lokal menikmati peluang

untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan pengelolaan objek wisata dan

menjadi tenaga pemasaran dan promosi.

e. Pendapatan penduduk lokal

Pendapatan penduduk lokal yang dimaksud adalah pendapatan secara

ekonomi yang didapatkan penduduk lokal dengan memanfaatkan Kawasan

Maribaya yang meliputi pendapatan meningkat dan pendapatan menurun.

f. Pengelolaan ekowisata

Pengelolaan ekowisata yang dimaksud adalah bagaimana cara mengelola

ekowisata sesuai dengan prinsip ekowisata yang meliputi kesesuaian antara jenis

dan karakteristik ekowisata, konservasi, ekonomis, edukasi, memberikan

kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung, partisipasi masyarakat,

menampung kearifan lokal.

E.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data

(26)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Bandung barat dan pihak

- pihak terkait lainnya.

1. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Menurut Narbuko dan Achmadi (2009:70) “metode observasi adalah alat

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistematik gejala-gejala yang diselidiki.” Tika (2005:44) menyatakan metode

observasi adalah “cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada

pada objek penelitian”. dari pengertian–pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa metode observasi adalah cara untuk mendapatkan data melalui pengamatan

dan pencatatan mengenai fenomena yang terdapat di lokasi penelitian. Melalui

metode observasi ini akan didapatkan data sarana dan prasarana daerah penelitian.

b. Wawancara

Menurut Fathoni (2006:105) “wawancara adalah teknik pengumpulan data

melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan

datang dari pihak yang mewawancara dan jawaban diberikan oleh yang

diwawancara.” Tika (2005:49) mengemukakan wawancara adalah “metode

pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis

dan berlandaskan pada tujuan penelitian”. dapat disimpulkan wawancara adalah

tanya jawab yang terdiri dari dua orang atau lebih secara langsung dimana dalam

(27)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

wawancara ini akan diperoleh data mengenai peran pengelola dalam menerapkan

prinsip ekowisata, hambatan dalam pelaksanaaan prinsip ekowisata dan jumlah

pengelola objek wisata.

c. Angket

Menurut Narbuko dan Achmadi (2009:76) menyatakan “kuesioner atau

angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu

masalah atau bidang yang akan diteliti.” ada pula Usman dan Akbar (2006:60)

menyatakan “angket adalah daftar pertanyaan atau pertanyaan yang dikirimkan

kepada responden, baik secara langsung atau tidak langsung.” jadi, angket adalah

sekumpulan pertanyaan yang dipersiapkan peneliti untuk dijawab langsung oleh

responden terkait masalah yang sedang diteliti oleh peneliti. Melalui angket ini

akan didapatkan data tentang identitas wisatawan, tujuan wisatawan, aktivitas

yang akan dilakukan Wisatawan dan sampai tidaknya brand image Maribaya

sebagai objek wisata berwawasan lingkungan (ekowisata) kepada wisatawan dan

peran penduduk lokal dalam kegiatan ekowisata.

d. Studi dokumentasi

Fathoni (2006:112) menyatakan studi dokumentasi adalah teknik

pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi

responden, seperti yang dilakukan oleh seorang psikolog dalam meneliti

perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya. Usman dan Akbar

(2006:73) menyatakan studi dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen. studi dokumentasi dapat diartikan teknik

(28)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

brosur, peraturan-peraturan atau data dari instansi pemerintahan setempat. Dalam

penelitian ini penulis mengumpulkan data yang mendukung penelitian dan

data-data tersebut diperoleh dari BAPPEDA, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Bandung Barat dan dinas terkait lainnya.

F. Teknik Analisis Data

1. Pengertian analisis data

Menurut Wardiyanta (2006:37) mendefinisikan analisis data seperti berikut,

“analisis data pada dasarnya adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasaikan, biasanya menggunakan statistik”.

Selain itu Moleong (1994:103) menyatakan “Analisa data adalah kegiatan untuk

memaparkan data, sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran

dari suatu hipotesis.” dapat disimpulkan analisis data adalah kegiatan untuk

menyimpulkan data yang telah didapatkan dalam suatu penelitian sehingga dapat

memberikan informasi baru dalam pembuktikan hipotesis. Secara sistematis

langkah-langkah untuk menganalisis data menurut Sumaatmadja (1988:114)

adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa perolehan data yang terdapat pada instrumen penelitian dengan mengecek kelengkapan jawaban responden;

b. Klasifikasi data, penggolongan data berdasarkan kriteria yang ditentukan; c. Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat;

d. Menghitung frekuensi jawaban atau data;

e. Menghitung persentase dengan teknik persentase dari setiap data yang diperoleh;

f. Menampilkan data dalam bentuk tabel, dan

(29)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Melihat langkah-langkah yang dikemukakan Sumaatmadja, peneliti harus

memastikan bahwa semua data telah lengkap untuk diteliti. Selanjutnya data

digolongkan, kemudian data tersebut ditabulasi, dihitung, setelah selesai data

dapat ditampilkan dalam bentuk tabel dan terakhir mendeskripsikan data tersebut.

2. Analisis data yang digunakan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis data sebagai berikut :

a. Analisis Persentase

Menurut Singarimbun (1987:263) “analisis data adalah proses

penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan.” data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti dari lapangan

akan ada gunanya setelah dianalisis. Analisis dalam penelitian merupakan bagian

dalam proses penelitian yang sangat penting, dengan analisis inilah data yang ada

akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan

mencapai tujuan akhir penelitian. Analisis yang dilakukan memperbandingkan

antara beberapa pendapat kemudian memperoleh jumlah dari masing-masing

pendapat dan akhirnya untuk mendapatkan gambaran angka dalam bentuk jumlah

persentase (%).

Teknik analisis pesentase pada penelitian ini menggunakan rumus sebagai

berikut :

Keterangan :

P : Besaran persentase F : Frekuensi jawaban n : Jumlah total responden

(30)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jawaban responden dapat diketahui menggunakan angka indeks untuk

membandingkan suatu objek atau data, baik yang bersifat faktual ataupun

perkembangan. Kriteria tersebut diungkapkan oleh Singarimbun (1987: 263)

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Skor

Sumber : Singarimbun (1987:263)

b. Skala Likert

Perhitungan kepuasan wisatawan pada penelitian ini menggunakan skala

likert. Dimana skala ini menempatkan skor yang paling besar pada pernyataan

yang paling positif. Oleh karena itu, kriteria pembobotan skor pada skala likert ini

sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kriteria Pembobotan Skor Skala Likert

Sumber : Sugiyono (2009:87)

No Persentase Skor Kriteria

(31)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dikarenakan jumlah responden wisatawan yang diteliti kepuasannya

berjumlah 100 responden, berdasarkan kriteria pembobotan diatas dapat diketahui

skor maksimum yang akan didapatkan sebanyak 500 dan skor minimumnya

sebanyak 100. Skor kepuasan dapat dicari dengan membagi total skor yang

didapat dengan skor maksimum, kemudian dikali 100%.

Skor kepuasan =

Setelah skor kepuasan diketahui, kemudian menginterpretasi skor tersebut.

Kriteria interpretasi skornya sebagai berikut :

Tabel 3.4

Interpretasi Skor Skala Likert

Sumber : Riduwan dan Akdon (2007)

No Skor Kriteria

1. 2. 3. 4. 5.

0-20 21-40 41-60 61-80 81-100

(32)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan mengenai Brand image

Kawasan Maribaya sebagai objek wisata yang berwawasan lingkungan, dapat

diambil kesimpulan dengan beberapa rekomendasi yang diharapkan akan berguna

bagi pihak terkait.

A.Kesimpulan

1. Brand image Kawasan Maribaya sebagai ekowisata belum tersampaikan

dengan baik di kalangan wisatawan. Hal ini dikarenakan wisatawan yang

mengetahui Kawasan Maribaya sebagai ekowisata kurang dari setengahnya

atau 42% responden. Wisatawan yang paham terhadap konsep ekowisata

kurang dari setengahnya atau hanya 41% responden. Curug adalah hal yang ada

di benak separuh wisatawan atau 50% responden saat memikirkan Kawasan

Maribaya. Sangat disayangkan hanya sebagian kecil wisatawan atau 18%

responden yang merasakan manfaat dalam pengetahuan pelestarian alam,

sebagian besar wisatawan menjadikan refreshing sebagai manfaat yang paling

dirasakan. kurang dari setengah jumlah wisatawan atau 43% responden tidak

merasakan pengalaman secara langsung melihat hewan liar. Sebagian besar

wisatawan atau 93% responden tertarik untuk berpartisipasi dalam kegiatan

pelestarian lingkungan dan bentuk partisipasi nyata lebih dari setengah jumlah

wisatawan atau 58% responden siap memberikan sumbangan tenaga dengan

membuang sampah pada tempatnya. Sebagian besar sikap wisatawan menjadi

(33)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

wisatawan terhadap Kawasan Maribaya yang paling tinggi terletak pada

keindahan alam. Lebih dari setengah jumlah responden telah mengunjungi

Kawasan Maribaya dengan berulang kali dan sebagian besar wisatawan berniat

akan mengunjungi kembali Kawasan Maribaya.

2. Wisatawan yang benar-benar memahami ekowisata sebagai kegiatan wisata

yang mengutamakan kelestarian lingkungan kurang dari setengahnya atau

sebanyak 41%.

3. Peran pengelola objek wisata di Kawasan Maribaya dalam penerapan prinsip

ekowisata diantaranya menyediakan sekitar 60 buah tempat sampah,

melaksanakan reboisasi setiap satu tahun satu kali, pengelola Kawasan

Maribaya melakukan kegiatan pembersihan Kawasan Maribaya empat kali

dalam satu bulan, membersihkan kolam pemandian air panas dengan

mengurasnya dua kali dalam satu minggu, melakukan pencegahan longsor dan

lebih menjaga kebersihan di dalam maupun di luar daerah gua, meminimalisasi

dampak pencemaran sampah, berkoordinasi dengan pemerintah setempat

seperti desa dan kecamatan dan kota untuk aksi penanggulangan sampah di

hulu Cikapundung, bekerja sama dengan penduduk lokal untuk menjaga

keamanan dan kelestarian Kawasan Maribaya, memasang papan nama di

pohon-pohon yang berada di sisi kiri dan kanan jalur trek pakar-maribaya,

menyediakan papan informasi yang berisi tentang penjelasan

fenomena-fenomena yang berada di Kawasan Maribaya, memasang papan himbauan baik

himbauan untuk melindungi alam maupun himbauan di daerah-daerah rawan

(34)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kawasan Maribaya, melakukan penyuluhan terhadap penduduk lokal sebanyak

10-12 kali dalam satu tahun, menyediakan 141 kios yang dapat dimanfaatkan

oleh penduduk lokal, melibatkan penduduk lokal dalam perencanaan,

pemanfaatan, dan pengendalian Kawasan Maribaya, memberikan pelayanan

yang baik dengan merawat kemenarikan-kemenarikan yang berada dan

fasilitas-fasilitas di dalam Kawasan Maribaya, melestarikan budaya yang ada di

sekitar Kawasan Maribaya seperti mitos, cerita rakyat, dan atraksi kebudayaan.

Hal-hal tersebut menjelaskan peran pengelola objek wisata dalam penerapan

prinsip ekowisata sudah baik.

4. Peran penduduk lokal di Kawasan Maribaya dalam penerapan prinsip

ekowisata diantaranya dengan mengikuti penyuluhan yang diadakan pengelola

objek wisata untuk melestarikan Kawasan Maribaya, tidak membuang sampah

ke sungai, melibatkan diri dalam pengelolaan objek wisata dan sebagian besar

penduduk menjadi penjual makanan, memberikan pelayanan yang baik,

menjaga kualitas dari barang yang ditawarkan kepada wisatawan dan

mempertahankan kebudayaan yang telah diturunkan secara turun temurun

seperti melestarikan mitos dan cerita rakyat. Hal ini membuktikan peran serta

penduduk lokal di sekitar Kawasan Maribaya dalam penerapan prinsip

ekowisata dikategorikan berpartisipasi langsung.

B. Rekomendasi

Berdasarkan uraian diatas, rekomendasi brand image Kawasan Maribaya

(35)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Pengelola objek wisata di Kawasan Maribaya diharapkan lebih sering

berkoordinasi dengan pemerintah setempat terutama dengan desa dan

kecamatan yang berada disekitar Kawasan Maribaya dalam upaya

meminimalisasi pencemaran sampah. Pencemaran limbah sampah tersebut

berasal dari daerah Lembang dan diharapkan dalam kooorinasi ini dapat

menghasilkan kebijakan-kebijakan yang dapat meminimalisasi sampah yang

mencemari Kawasan Maribaya khususnya sungai Cigulung.

2. Pengelola objek wisata diharapkan lebih aktif dalam upaya memperkenalkan

Kawasan Maribaya sebagai ekowisata. Supaya pada saat berkunjung,

wisatawan dapat berwisata tanpa mengganggu kelestarian alam sekitar. Bentuk

nyata dari upaya ini dapat dilakukan dengan menambah papan himbauan,

menambang jumlah tempat sampah dan menempatkannnya di tempat-tempat

yang strategis, menambahkan materi mengenai ekowisata di dalam media

promosi seperti leaflet, website, dan spanduk.

3. Pengelola di Kawasan Maribaya diharapkan untuk menambah infrastuktur

seperti toilet dan shelter-shelter, terutama di jalur trek Pakar-Maribaya untuk

memperlancar kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan.

4. Program yang telah dijalankan pengelola objek wisata seperti penyuluhan,

kegiatan reboisasi, dan kegiatan lainnya yang mendukung konservasi

(36)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Albari., & Pramudito, A. (2005). “Analisis Asosiasi Merek Handphone Nokia,

Siemens dan Sony Ericsson di Kotamadia Yogyakarta”. Journal Siasat Bisnis. 2, (10), 195-214.

Alma, Buchary. (2004). Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV Alvabeta.

Badan Pusat Statistik. (2009). Provinsi Jawa Barat Barat 2009. Bandung : Badan Pusat Statistik.

Damanik, Janianton. & Weber, H. F. (2006), Perencanaan Ekowisata, Dari teori

ke Aplikasi. Yogyakarta : Andi.

Davey, Rod., dan Jacks, Anthony. (2001). Meningkatkan kinerja pemasaran. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Bandung Barat. (2012). Peraturan

Daerah No. 4 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung Barat. Bandung : Disbudpar.

Endista, Amiyella. (2008). Teknik Pengambilan Sampel. [Online]. Tersedia: http://berandakami.wordpress.com [10 Agustus 2012].

Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan

Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hakim, Luchman. (2004). Dasar-dasar Ekowisata. Malang: Bayumedia Publishing.

Heding, et al. (2009). Brand management Research, theory and practice. New York: Routledge.

Jefkins, Frank. (1998). Public Relations (Fifth Ed.). Jakarta: Erlangga.

Keller, K. L. (2008). Strategic Brand Management : Building, Measuring, and

Managing, Brand Equity.(Third Ed.). New Jersey : Pearson International

edition.

Kotler, P. & Armstrong, G. (1994). Dasar-dasar pemasaran. Jakarta : CV. Intermedia.

Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Prenhallindo

(37)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kotler, Philip., Keller, K. L. (2009) A frame work for marketing management (fourth ed.). New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Kurnia, Kiki. (2009). Maribaya menanti sentuhan. [Online]. Tersedia: http://

http://bandungbaratonline.blogspot.com/2009/06/maribaya-menanti-sentuhan.html [26 September 2011].

Laksana, Fajar. (2008). Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Mahdayani, Wiwik. (2009). Ekowisata : Panduan Dasar Pelaksanaan [Online]. Tersedia : http:// unesdoc.unesco.org. [24 Maret 2012].

Maryani, Enok. (2009). Diktat Kuliah Geografi Pariwisata. Bandung : tidak diterbitkan.

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. (2009). Peraturan Menteri Dalam

Negeri No. 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah. Jakarta : Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Moleong, L. J. (1994). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Slamet. (2008). Merek dan Analisis Ekuitas Merek. [Online]. Tersedia: http://wsmulyana.wordpress.com/2008/12/16/73/ [14 Juli 2012].

Narbuko, Cholid. & Achmadi, Abu. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Nugroho, Iwan. (2011). Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Pitana, I Gede. & Diarta, I Ketut Surya. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : Andi.

Portal Nasional Republik Indonesia,. (2010). Sumber Daya Alam. [Online]. Tersedia: http://www.indonesia.go.id/in/potensi-daerah/sumber-daya-alam [17 November 2012].

Pusat Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. [Online]. Tersedia: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/ [14 Juli 2012].

Republik Indonesia. (1960). UU No. 56 tahun 1960 tentang Kriteria Kepadatan

Penduduk. Lembaran Negara tahun 1960, No. 174. Jakarta: Sekretaris

(38)

Hefi Haniefan, 2013

Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek Wisata Berwawasan Lingkungan (Ekowisata) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Republik Indonesia. (1990). UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

Daya Hayati dan Ekosistemnya. Lembaran Negara tahun 1990, No. 49.

Jakarta: Sekretariat Kabinet RI.

Republik Indonesia. (1992). UU No. 19 tahun 1992 tentang Merek. Lembaran Negara tahun 1992, No. 81. Jakarta: Sekretariat Kabinet RI.

Republik Indonesia. (2012). UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Lembaran Negara tahun 2012, No. 158. Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara RI.

Riduwan & Akdon. (2007). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.

Roslina, (2010). “Citra merek : Dimensi, Proses pengembangan, serta

pengukurannya”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. 6, (3), 333-346.

Sastrayuda, G. S. (2010). Handout Mata Kuliah Concept Resort and Leisure. Bandung : Tidak Diterbitkan

Singarimbun, Masri. & Effendi, Sofian. (1987) Metode Penelitian Survai. Yogyakarta: LP3ES.

Sudarma, Momon. (2010). Hakikat Pembelajaran Geografi. [Online]. Tersedia:

http://momonsudarma.blogdetik.com/index.php/2010/11/hakikat-pembelajaran-geografi/ [7 September 2012].

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. Bandung: Alumni.

Tika, M. Pabundu. (2005). Metode Penelitian geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Husaini. & Akbar, Purnomo Setiady. (2006). Metodologi Penelitian

Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1.1 Penetapan Lokasi Ekowisata di Kabupaten Bandung Barat
Gambar 1.1 Peta Persebaran Ekowisata di Kabupaten Bandung Barat
Tabel 3.1 Varibel Penelitian
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Skor

Referensi

Dokumen terkait

Perspektif Customer merupakan perspektif yang paling memuaskan dalam pencapaian target perusahaan dengan perolehan nilai bobot tertinggi (0 358) selanjutnya diikuti perolehan

Oleh karena itu hasil perhitungan yang menunjukkan nilai p < 0,05 pada nyeri saat bangkit dari posisi duduk dan nyeri saat naik tangga 3 trap, artinya terdapat

Pembahasan tentang profil agroekonomi tanaman pangan umurnnya men- cakup topik-topik: (1) keadaan geografi, (3) topografi, (3) iklim, (4) tanah, (5) jumlah dan struktur penduduk,

Untuk mengetahui diatara faktor fundamental berupa: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar (rasio

Jenis pompa perpindahan positif ( positive displacement pump ) dipilih dengan pertimbangan pompa dapat mengalirkan larutan asam fosfat secara konstan pada flow rate 55m 3 /h

Yayasan Pendidikan Sudirman Semarang berupaya untuk terus merintis peningkatan mutu kualitas dan kuantitas pendidikannya yang didasari dengan dasar kependidikan yang

Maka berdasarkan hukum-hukum yang telah dijelaskan di atas tentang nisab usaha hasil ikan laut dan waktu pengeluarannya jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari

mengenai pentadbiran daerah dan tanah di Balik Pulau oleh kerajaan kolonial yang