• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Ema Rosalita

NIM 0902451

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Ema Rosalita

sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© EMA ROSALITA 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Ema Rosalita

(0902451)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 19660320 199103 1 004

Pembimbing II

Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. NIP 19710926 200312 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Ema Rosalita NIM 0902451

Penelitian ini berawal dari permasalahan rendahnya minat siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal ini terjadi karena kesulitan yang dihadapi siswa dalam merangkai kalimat menjadi padu. Maka dari itu diujicobakan penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana kemapuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas eksperimen?; 2) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas kontrol?; dan 3) apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

Metode penelitian yang dipilih adalah eksperimen semu. Tahapan penelitiannya antara lain mengidentifikasi masalah, melakukan tes awal, memberikan perlakuan, dan melakukan tes akhir dalam menulis cerpen. Penelitian ini menggunakan dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun alat ukur yang digunakan untuk dijadikan ukuran keberhasilan teknik menulis fiksi mini yaitu hasil cerpen karya siswa.

(5)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

APPLYING FLASH FICTION WRITING TECHNIQUES IN LEARNING TO WRITE SHORT STORIES

(Quasi-Experiment Research against Kartika XIX-2 Bandung High School Class X Year 2012/2013)

Ema Rosalita NIM 0902451

This research originated from problem of student’s lack of interest in learning to write short stories. This happens was caused by the students’s

difficulties in stringing coherent sentences. Therefore to apply a learning technique to write short stories in the form of flash fiction writing techniques.

Formulation of the problem in this research were: 1) How student’s skill in

writing short stories before and after applying of flash fiction writing techniques in experiment class?; 2) How the ability of students in writing short stories without of applying flash fictions writing techniques in control class?; and 3)

Wheter there are significant differences in the student’s skill in writing short

stories in the experiment class and the control class?

The type of research was quasi-experiment. Stages of research was identified problems, pretest, provide treatment, and posttest of writing short stories. In this research was using two groups of subject are experiment class and control class. Measuring instruments used to be as measure of success of flash fiction writing in learning to write short stories is result of student short stories.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

1. Identifikasi Masalah ... 4

2. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penelitian ... 5

BAB II PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN A. Ihwal Cerpen ... 7

1. Pengertian Cerpen ……… ... 7

2. Ciri-Ciri Cerpen ... 8

3. Jenis-Jenis Cerpen ... 7

4. Unsur-Unsur Cerpen ... 9

a. Tema ... 9

b. Tokoh dan Penokohan ... 10

(7)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Alur ... 12

e. Sudut Pandang ... 13

f. Amanat ... 15

g. Gaya Bahasa ... 15

B. Teknik Menulis Fiksi Mini ... 16

1. Teknik ... 16

2. Fiksi Mini ... 16

3. Kedudukan Teknik Menulis Fiksi Mini dalam Pembelajaran ... 18

C. Anggapan Dasar ... 22

D. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

1. Populasi ... 23

2. Sampel ... 23

B. Desain Penelitian ... 24

C. Definisi Operasional ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 25

1. Instrumen Pengumpulan Data ... 26

2. Instrumen Perlakuan... 31

F. Teknik Pengolahan Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian ... 41

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

1. Data Pretes ... 43

2. Uji Realibilitas Antarpenimbang... 45

3. Data Postes ... 52

(8)

5. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 60

6. Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 61

7. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ... 62

8. Uji Homogenitas Kelas Kontrol ... 63

9. Analisis Hasil Cerpen Tes Awal Kelas Eksperimen ... 64

10. Analisis Hasil Cerpen Tes akhir Kelas Eksperimen ... 71

11. Uji Hipotesis ... 79

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 84

B. Saran ... 85

1. Guru ... 85

2. Peneliti Selanjutnya ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu kegiatan menulis yang menghasilkan produk adalah menulis

cerpen. Menulis cerpen bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa (creative

purpose). Mengapa demikian? Menulis cerpen sama halnya dengan menuangkan segala ide atau gagasan yang ada di dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan. Hasil

dari tulisan tersebut tergantung dari masing-masing pengarang. Ada yang dapat

menghasilkannya dalam bentuk yang menarik dan runut sesuai kriteria cerpen

yang baik, ada pula yang setelah dituangkan dalam bentuk tulisan justru hasilnya

tidak karuan.

Sesuai standar kompetensi yang terdapat dalam silabus kelas X, menulis

cerpen seharusnya dapat dikuasi oleh seluruh siswa kelas X. Sayangnya tidak

semua siswa menyukai pelajaran menulis. Ketika peneliti menanyakan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa kelas X.1 di SMA Kartika XIX-2 Bandung dalam

keterampilan menulis, beberapa siswa saling berebut untuk mengungkapkan

kesulitan mereka. Salah seorang siswa bernama Tri Gustiansyah menuturkan

bahwa ia sulit untuk menggabungkan kalimat menjadi padu. Nindi Amelia

menuturkan bahwa dirinya kesulitan mencari ide untuk dijadikan sebuah tulisan.

Keluhan kedua siswa tersebut cukup mewakili kendala yang dialami oleh siswa

dalam menulis.

Siswa cenderung tidak suka menulis cerpen. Hal ini terjadi karena

kesulitan yang dihadapi siswa untuk membangun ide cerita. Kesulitan lainnya

yang dialami siswa dalam menulis cerpen antara lain sebagai berikut:

a) siswa sering menganggap jika menulis cerpen harus dengan kalimat yang

panjang;

b) siswa mengalami kesulitan mencari ide, tema, dan topik;

c) siswa sulit menggabungkan kalimat demi kalimat menjadi cerita, dan

(10)

Kesulitan siswa dalam mengembangkan dan mencari ide seringkali

dipengaruhi oleh kurangnya minat baca pada diri siswa. Hal ini senada dengan

apa yang diungkapkan Taufik Ismail, kebiasaan membaca sangat terkait erat

dengan kebiasaan menulis. Wajar kalau anak sekarang sulit untuk menulis karena

mereka tidak memiliki dasar kebiasaan membaca yang kuat.

Sementara itu, Pranoto (2007:8) mengungkapkan pendapatnya mengenai

kesulitan pemula dalam menulis, seringkali orang mendapatkan kesulitan waktu

akan mulai menulis, atau saat akan menulis bagian pembukaan cerpennya.

Masalah yang juga penting adalah soal bahasa. Cerpen yang baik mestilah ditulis

dalam bahasa yang baik.

Buruknya mutu pembelajaran menulis cerpen di sekolah juga tak lepas

dari minimnya talenta dan minat guru bahasa Indonesia terhadap menulis cerpen.

Proses pembelajaran yang monoton dan memaksa siswa untuk menghafal

informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu juga

dirasa menjadi penyebab siswa sulit untuk mengembangkan ide. Tentu saja hal ini

dirasa mengkhawatirkan mengingat keterampilan menulis, khususnya menulis

cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dan orang lain merupakan salah satu

kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas X.

Penelitian sebelumnya mengenai menulis cerpen telah dilakukan oleh

beberapa orang, di antaranya Amalia (2008) menyatakan bahwa penelitian

tersebut berhasil karena mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis

cerpen. Hal ini diperkuat dengan hasil rata-rata nilai pada siklus 1 yaitu 73,33,

siklus 2 yaitu 82,05, dan siklus 3 yaitu 86,97. Jadi, telah terjadi peningkatan

persentase nilai pada siklus 2 sebesar 29,06% dan persentase pada siklus 3

sebesar 16,4%. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis cerpen dengan

pendekatan pengalaman berhasil.

Berdasarkan hasil penelitian Nurhasanah (2010) diperoleh hasil bahwa

penerapan teknik aktif-reflektif dalam pembelajaran menulis karangan efektif dan

mengalami peningkatan. Hal ini diperkuat dengan hasil hipotesis data yang

menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menuliskan

(11)

3

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai menulis cerpen, pembelajaran

menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan pengalaman pribadi diharapkan

mampu memudahkan siswa dalam menemukan ide cerita. Lalu bagaimana

caranya agar siswa lebih tertarik dalam menulis cerpen? Dekatkan mereka pada

sesuatu yang sedang marak digandrungi oleh anak seusia mereka. Saat ini media

sosial seperti Facebook dan Twitter sedang digemari oleh semua kalangan,

termasuk siswa SMA. Dari kedua media tersebut, secara tidak langsung siswa

terlatih untuk mengungkapkan segala ide atau pemikirannya dalam bentuk status.

Status yang mereka tulis biasanya tidak jauh dari pengalaman, baik pengalaman

diri sendiri maupun orang lain. Status yang mereka tulis, meskipun singkat namun

maknanya dapat dipahami oleh pembaca. Dari sinilah secara tidak langsung siswa

pernah mendapat pengalaman untuk menuliskan fiksi mini. Selanjutnya, peneliti

mengembangkan pengalaman mereka dalam pembelajaran menulis cerpen.

Penerapan teknik menulis fiksi mini diharapkan mampu menarik

kreativitas dan minat siswa saat menulis cerpen. Untuk mempermudah penerapan

teknik ini, siswa dapat mem-follow akun @fiksimini (akun Twitter yang berisi

cerita fiksi dengan panjang maksimal 140 karakter) sebagai acuan bahwa inspirasi

menulis cerpen bisa berasal dari mana dan kapan saja, termasuk dari pengalaman

pribadi, sesuai dengan standar kompetensi yang harus mereka capai. Dalam

batasan seperti ini diharapkan siswa mampu menuliskan cerpen dengan kalimat

sederhana dan efektif. Melalui teknik menulis fiksi mini siswa dapat menggali

ide-ide kreatif mereka secara inovatif, menarik, komunikatif, dan informatif.

Melihat kondisi demikian, peneliti berusaha untuk memperbaiki keadaan

dengan memberikan sebuah solusi. Solusi yang ditawarkan adalah dengan

memperkenalkan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen.

Sepanjang penelusuran peneliti, penelitian menggunakan teknik menulis fiksi

mini, khususnya di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, masih jarang

ditemukan. Oleh karena itulah, peneliti melakukan penelitian dengan judul,

“Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini dalam Pembelajaran Menulis Cerpen

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2

(12)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, peneliti

mengidentifikasikan masalah-masalah dalam penelitian sebagai berikut:

a. Menulis cerpen merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang relatif

sulit dilakukan oleh siswa karena lemahnya kemampuan mereka dalam

membangun cerita.

Untuk memudahkan dalam membangun cerita, siswa diajarkan bahwa

inspirasi dapat diperoleh dari mana saja dan kapan saja, misalnya berdasarkan

pengalaman pribadi;

b. Teknik menulis fiksi mini merupakan suatu cara untuk melatih kreativitas

siswa dalam menuliskan ide yang ada di pikiran ke dalam sebuah cerpen.

Siswa dapat menuangkan idenya hanya dengan beberapa kata namun

mencakup keseluruhan aspek penelitian cerpen.

2. Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

a. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah

diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas eksperimen?

b. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa diterapkan teknik

menulis fiksi mini di kelas kontrol?

c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam

menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan cara lain dalam

pembelajaran menulis cerpen dengan menerapkan teknik menulis fiksi mini pada

(13)

5

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini memiliki beberapa tujuan,

antara lain sebagai berikut:

a. kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan

teknik menulis fiksi mini di kelas eksperimen;

b. kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa diterapkan teknik menulis

fiksi mini di kelas kontrol;

c. menemukan perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam

menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. bagi guru, penerapan teknik menulis fiksi mini diharapkan dapat menjadi

teknik pembelajaran cerpen yang efektif. Teknik ini diharapkan mampu

memudahkan guru dalam membantu siswa untuk dapat mengembangkan ide

cerita;

b. bagi siswa, penerapan teknik menulis fiksi mini diharapkan dapat menjadi

metode pembelajaran yang efektif, menarik, dan memudahkan siwa dalam

mengembangkan kalimat menjadi cerpen;

c. bagi peneliti, penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran

menulis cerpen menunjukkan bahwa teknik pembelajaran dapat diperoleh dari

hal-hal yang sering dijumpai dalam kegiatan sehari-hari.

E. Sistematika Penelitian

Penelitian ini terdiri atas lima bab, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam

sistematika penelitian sebagai berikut. Pada bagian bab I dalam penelitian ini

menjelaskan berkenaan dengan alasan peneliti melakukan penelitian. Adapun

isinya meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II dalam penelitian ini meliputi kajian pustaka (meliputi ihwal cerpen

(14)

Pada bab III peneliti mulai menyiapkan metode penelitian yang hendak

diaplikasikan, meliputi populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

dan analisisi data. Desain penelitian yang dipilih adalah eksperimen kuasi. Dalam

instrumen penelitian dibagi menjadi 2 bagian yaitu instrumen pengumpulan data

berupa tes dan instrumen perlakuan berupa RPP.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini

peneliti memaparkan hasil yang telah diperoleh dari pengambilan data dan

penelitian berupa penyataan-pernyataan.

Dan yang terakhir adalah bab V mencakup kesimpulan dan saran. Bab ini

menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan

penelitian. Saran ditujukan untuk perbaikan-perbaikan dalam penelitian

selanjutnya.

Bagian terakhir dalam skripsi ini adalah daftar pustaka dan

lampiran-lampiran. Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan

digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran-lampiran berisi semua dokumen

(15)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:117).

Dalam penelitian ini populasi merupakan seluruh siswa kelas X SMA Kartika

XIX-2 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Populasi

2. Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling purposive,

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:

124). Peneliti mengambil sampel dari kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dan

kelas X.3 sebagai kelas kontrol. Pemilihan kedua sampel ini dengan pertimbangan

bahwa kedua kelas ini diampu oleh pengajar yang sama dengan materi pelajaran

yang relatif sama. Selain itu, respon kedua kelas ini juga cukup baik dalam

menerima pelajaran. Hal ini diharapkan dapat membantu proses pelaksanaan

penelitian dengan baik.

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

X.1 13 17 30

X.2 11 18 29

X.3 13 16 29

(16)

B.Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen,

dimana diperlukan adanya perlakuan (treatment). Dengan demikian, metode

penelitian eksperimen dapat menemukan adanya pengaruh dari perlakuan

terhadap suatu kondisi yang dikendalikan.

Terdapat empat bentuk desain eksperimen menurut Sugiyono (2012:109)

yaitu Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan

Quasi Exsperimental Design).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen semu,

yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel yang selanjutnya

dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar (Arikunto, 2002:

77-78).

Desain yang digunakan dalam penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Pengukuran Pretes dan Postes

(Sugiyono, 2012:116)

Keterangan:

E : Kelompok Eksperimen

K : Kelompok Kontrol

O1 : Tes Awal Kelas Eksperimen

O2 : Tes Akhir Kelas Eksperimen

O3 : Tes Awal Kelas Kontrol

O4 : Tes Akhir Kelas Kontrol

X : Perlakuan untuk Kelas Eksperimen

Terdapat dua kelas dalam penelitian ini yaitu E (kelas eksperimen) dan K (kelas

kontrol). Pada mulanya kedua kelas tersebut tes awal dengan tes yang sama (O1,

E= O1 X O2

(17)

25

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

O3). Kemudian kelompok E diberi perlakuan khusus berupa penerapan teknik

menulis fiksi mini (X). Kelompok K tidak diberi perlakuan khusus, dalam proses

pembelajaran tetap dilakukan secara optimal seperti biasa. Setelah itu, kedua

kelompok tersebut diberi tes yang sama sebagai tes akhir (O2, O4). Hasil dari

keduanya kemudian dibandingkan perbedannya untuk menentukan keefektifan

dari penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen.

C.Definisi Operasional

Sebagai upaya menghindarkan kesalahpahaman pengertian dan

pemaknaan dalam penulisan ini, ada beberapa istilah yang perlu diuraikan

pengertiannya.

1. Pembelajaran menulis cerpen adalah suatu pembelajaran dengan

mengombinasikan kemampuan berimajinasi siswa dengan rangsangan untuk

menuliskan ide cerita ke dalam kalimat yang padat, padu dan memenuhi

unsur-unsur cerpen.

2. Teknik menulis fiksi mini merupakan suatu teknik yang melibatkan proses

interaksi antara guru dengan siswa pada suatu lingkungan belajar melalui

penuangan ide dan gagasan siswa dalam bentuk tulisan narasi fiksi.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes. Teknik tes dilakukan untuk memperoleh nilai sebagai hasil

pembelajaran menulis cerpen sebelum mendapat perlakuan (pretes) dan setelah

mendapat perlakuan (postes). Adapun jenis tes yang digunakan adalah tes

tindakan berupa tes menulis cerpen bagi masing-masing siswa.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengukur kejadian yang sedang diamati.

Terdapat dua instrumen dalam penelitian ini, yaitu instrumen pengumpulan data

(18)

1. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data

berupa tes. Adapun soal tes adalah sebagai berikut:

a. Soal tes kelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Pedoman penilaian penulisan cerpen

Tabel 3.3

Penilaian Cerpen Siswa Berdasarkan Skor

Jumlah Skor Kategori

91-100 Sangat Baik

71-90 Baik

51-70 Cukup

31-50 Kurang

10-30 Sangat Kurang

TES MENULIS

CERPEN

UNTUK KELAS X.1

Buatlah sebuah cerpen

berdasarkan pengalaman

pribadimu dengan

memperhatikan

unsur-unsur intrinsik cerpen,

kepaduan kalimat, dan

EYD!

TES MENULIS

CERPEN

UNTUK KELAS X.3

Buatlah sebuah cerpen

berdasarkan pengalaman

pribadimu dengan

memperhatikan

unsur-unsur intrinsik cerpen,

kepaduan kalimat, dan

(19)

27

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

c. Pedoman penilaian cerpen siswa

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Cerpen Siswa

(20)
(21)

29

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

(22)

berdasarkan

Format Penilaian Menulis Cerpen

(23)

31

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

5.

6.

7.

8.

dst.

2. Instrumen Perlakuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Kartika XIX-2 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X

Semester : 2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Menulis: mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam

cerpen.

B. KOMPETENSI DASAR

Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku,

peristiwa, latar). (Jujur, Aktif, dan Kreatif).

C. MATERI PEMBELAJARAN :

Pengertian, karakteristik, dan unsur intrinsik cerpen.

(24)

Menulis cerpen berdasarkan kehidupan diri sendiri.

Uraian Materi:

Pengertian dan Karakteristik Cerpen

Cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang wujud fisiknya berbentuk pendek. Pada

umumnya cerpen merupakan cerita yang habis sekali baca, jumlah bacanya sekitar

500-5.000 kata.

Ciri-ciri cerpen antara lain:

a. alurnya lebih sederhana;

b. tokohnya hanya sedikit; dan

c. latar hanya dilukiskan sesaat dan dalam lingkup yang relatif terbatas.

Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik cerpen antara lain:

a. Tokoh dan Penokohan

Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak,

perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang

menggambarkan kualitas pribadi seorang tokoh.

b. Latar

Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu,

dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas.

c. Alur

Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Ada 3 jenis

alur, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

d. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam

cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, di antaranya sudut pandang orang

pertama (gaya bercerita dengan sudut pandang "aku"), sudut pandang peninjau

(orang ketiga), dan sudut pandang campuran.

e. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan

(25)

33

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

f. Tema

Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga dengan ide cerita.

g. Amanat

Amanat merupakan sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada

pembaca.

Kerangka Cerpen

1. Pembuka

2. Inti cerita (konflik)

3. Penutup (Penyelesaian)

D. INDIKATOR :

1. Kognitif

a. Produk

 Memahami unsur intrinsik dan karakteristik cerpen.

b. Proses

 Menuliskan beberapa kalimat mengenai pengalaman menarik yang pernah

dirasakan.

 Mengembangkan kalimat-kalimat yang dibuat ke dalam sebuah cerpen.

2. Psikomotor

 Menyunting cerpen milik temannya.

3. Afektif

a) Karakter

 Jujur.

 Tanggung jawab.

 Apresiatif.

b) Keterampilan sosial

 Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar.

(26)

E.TUJUAN PEMBELAJARAN :

Kognitif

a. Produk

 Secara mandiri siswa dapat memahami unsur intrinsik dan karakteristik

cerpen.

b. Proses

 Secara mandiri siswa dapat menuliskan beberapa kalimat mengenai

pengalaman menarik yang pernah dirasakan.

 Secara mandiri siswa dapat mengembangkan kalimat-kalimat yang telah

dibuatnya menjadi sebuah cerpen.

Psikomotor

 Secara mandiri siswa mampu menyunting cerpen milik temannya.

Afektif

a. Karakter

Siswa terlibat aktif saat proses pembelajaran berlangsung dengan bersifat

apresiatif dalam mengerjakan segala tugas dan latihan yang diberikan, jujur dalam

membuat hasil karya, bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

b. Keterampilan sosial

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam

bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, dan menyumbang ide.

F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajaran : Inkuiri.

(27)

35

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

G.BAHAN

Lembar kerja, Buku Paket Cerdas Berbahasa Indonesia (E.Kosasih), LKS, BSE,

Creative Writing Jurus Menulis Cerita Pendek (Naning Pranoto)

H.ALAT

Lembar kerja, papan tulis, spidol.

I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan I

Kegiatan

A Kegiatan Awal (10 menit)

 Menyapa dan mengecek kesiapan siswa.

 Menyampaikan SK-KD.

 Mengaitkan materi terdahulu dengan materi yang akan di sampaikan.

 Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.

 Guru menggali kembali pengetahuan siswa tentang unsur intrinsik dan

karakteristik cerpen.

B Kegiatan Inti (55 menit)

 Siswa menjelaskan unsur intrinsik dan karakteristik cerpen.

 Siswa menuliskan pengalaman menarik yang pernah dialami ke dalam

beberapa kalimat kemudian mengembangkan kalimat-kalimat tersebut

menjadi sebuah cerpen.

Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama.

C Kegiatan Akhir (15 menit)

 Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang

sudah mereka ikuti.

(28)

sebagai kegiatan refleksi.

 Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa.

Pertemuan II dan III

Kegiatan

A Kegiatan Awal (10 menit)

 Menyapa dan mengecek kesiapan siswa.

 Menyampaikan SK-KD.

 Mengaitkan materi terdahulu dengan materi yang akan di sampaikan.

 Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.

 Guru menggali kembali pengetahuan sisiwa tentang unsur intrinsik dan

karakteristik cerpen.

B Kegiatan Inti (55 menit)

 Siswa menyimak penjelasan guru mengenai cara menulis cerpen dengan

teknik menulis fiksi mini.

 Guru menunjukkan sebuah akun twitter yang memuat contoh-contoh cerita

fiksi mini.

Siswa dapat menggunakan gadget untuk mencari contoh fiksi mini lain di internet.

 Guru memberi sebuah tema “liburan” untuk dijadikan sebuah cerpen dengan

menerapkan teknik menulis fiksi mini.

Siswa dapat mengunggah hasil tulisannya ke media sosial seperti twitter atau facebook untuk dikomentari oleh rekannya.

 Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama.

C Kegiatan Akhir (15 menit)

 Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang

sudah mereka ikuti.

 Siswa menyampaikan kesan terhadap pembelajaran yang baru berlangsung

sebagai kegiatan refleksi.

(29)

37

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Pertemuan IV

Kegiatan

A Kegiatan Awal (10 menit)

 Menyapa dan mengecek kesiapan siswa.

 Menyampaikan SK-KD.

 Mengaitkan materi terdahulu dengan materi yang akan di sampaikan.

 Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.

 Guru menggali kembali pengetahuan sisiwa tentang unsur intrinsik dan

karakteristik cerpen.

B Kegiatan Inti (55 menit)

 Siswa memilih suatu objek atau pengalaman pribadi yang paling berkesan.

 Siswa menyebutkan pengalaman pribadinya.

 Siswa merenungkan ide tersebut dan dapat menentukan tema berdasarkan ide tersebut.

 Siswa menuliskan ide pokok dari pengalaman tersebut menjadi beberapa

kalimat.

 Siswa menulis sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadinya.

Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama.

C Kegiatan Akhir (15 menit)

 Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang

sudah mereka ikuti.

 Siswa menyampaikan kesan terhadap pembelajaran yang baru berlangsung

sebagai kegiatan reflexi.

 Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa.

J. SUMBER PEMBELAJARAN

Kosasih, Engkos. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas

X. Jakarta: Penerbit Erlangga

Pranoto, Naning. 2007. Creative Writing. Jurus Menulis Cerita Pendek.

(30)

Somad, Adi Abdul dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk

Kelas X SMA/MA (BSE). Bandung: Dept.Pendidikan Nasional

K. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian: Tugas Individu

2. Bentuk Instrumen: Lembar kerja

3. Soal Instrumen:

No. Indikator Soal

1. Menyebutkan unsur intrinsik cerpen. Sebutkan unsur-unsur intrinsik

cerpen!

2. Menyebutkan karakteristik cerpen. Sebutkan karakteristik cerpen!

3. Menulis beberapa kalimat tentang

pengalamannya.

Buatlah beberapa kalimat pokok

dari pengalaman pribadimu yang

berkesan!

4. Mengembangkan kalimat menjadi

sebuah cerpen.

Kembangkan kalimat tersebut

menjadi sebuah cerpen!

L. KRITERIA PENILAIAN

Pedoman Penskoran

No. Aspek Deskriptor Skor

1. Unsur intrinsik cerpen. Mampu menyebutkan unsur

intrinsik cerpen.

Skala

10-100

2. Karakteristik cerpen. Mampu menyebutkan

karakteristik cerpen.

Skala

10-100

3. Menulis beberapa kalimat. Mampu menuliskan beberapa

kalimat.

Mampu menulis sebuah

cerpen berdasarkan

pengalaman pribadi.

Skala

10-100

(31)

39

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

F. Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data, peneliti menggunakan perangkat

lunak SPSS 21. Adapun teknik pengolahan data melalui tahapan berikut.

1. Menganalisis data pretes dan postes. Langkah-langkah analisis data

dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Menganalisis cerpen siswa.

b. Mengubah skor pretes dan postes menjadi nilai dengan rumus:

c. Uji reliabilitas antarpenimbang

Hasil analisis data dilakukan oleh tiga orang penimbang. Hal ini dilakukan

untuk menghindari adanya penilaian secara subjektif. Untuk mengetahui

ketepatan analisis data yang dilakukan oleh tiga penimbang tersebut,

dilakukan uji sebagai berikut.

SSt∑dt2

= ∑ ∑

SS2∑d2p = ∑ ∑

SStot∑x2t = ∑ ∑ ∑d2kk = SStot∑x2t - SSt∑dt2

SS2∑d2p

Setelah itu, hasil data-data dimasukkan ke dalam format ANAVA

reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus:

Kemudian nilai dimasukkan ke dalam tabel Guilford berikut:

< 0,20 = tidak ada korelasi

0,20-0,40 = korelasi rendah

0,40-0,60 = korelasi sedang

0,60-0,80 = korelasi tinggi

0,80-0,90 = korelasi tinggi sekali

1,00 = korelasi sempurna

(32)

2. Melakukan uji normalitas nilai menulis cerpen siswa hasil pretes dengan

menggunakan rumus Chi-kuadrat adalah sebagai berikut.

(Sugiyono, 2012:107)

Keterangan:

-

3. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes akhir dengan

menggunakan rumus:

(Subana, dkk, 2005: 188)

Keterangan: fhitung = nilai yang dicari

Vb = variasi terbesar

Vk = variasi terkecil

Data yang dinyatakan homogen jika fhitung < ftabel

4. Melakukan pengujian hipotesis

Uji t-student terhadap rata-rata skor postes kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

Hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut.

Ho : tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan.

Ha : terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen secara signifikan antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan berupa

penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen di

kelas eksperimen.

Atau dapat pula ditulis dalam bentuk:

(33)

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diharapkan mampu menjadi

salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen pada

siswa. Beberapa temuan selama melakukan penelitian dirasa mampu menjawab

pertanyaan yang merupakan bagian penting dalam penelitian ini.

Temuan-temuan yang peneliti peroleh selama melakukan penelitian

adalah sebagai berikut.

1. Pada saat pretes nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen adalah

sebesar 61. Setelah diberi perlakuan berupa penerapan teknik menulis fiksi

mini, kemampuan rata-rata siswa dalam menulis cerpen meningkat menjadi

72. Dengan demikian maka terdapat pengaruh dengan diterapkannya teknik

menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulois cerpen di kelas eksperimen.

2. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan

teknik menulis fiksi mini adalah berbeda. Hal ini dapat dibuktikan dengan

menggunakan uji hipotesis yang menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) adalah

0,001. Harga Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05, artinya data tidak sama atau dengan

kata lain 1 2. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya,

terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol sesudah adanya perlakuan berupa penerapan teknik menulis

fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen pada kelas eksperimen.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa di kelas

eksperimen dan kelas kontrol dalam keterampilan menulis cerpen setelah

diterapkan teknik menulis fiksi dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal

tersebut dapat dibandingkan dengan kemampuan rata-rata kelas kontrol yang

tanpa diberi perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen. Kemampuan

rata-rata kelas kontrol pada saat pretes sebesar 62. Selanjutnya saat dilakukan

postes kemampuan rata-rata siswa meningkat menjadi 64. Peningkatan yang

(34)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dijalani, peneliti menyampaikan saran

kepada beberapa pihak sebagai berikut.

1. Guru

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, penerapan teknik

menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen efektif. Hal ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata siswa yang meningkat. Siswa cenderung lebih mampu

menuliskan cerpen dengan bahasa yang singkat namun mencakup keseluruhan isi

cerita.

Pemilihan lokasi saat kegiatan pembelajaran menulis cerpen tidak hanya

dilakukan di dalam kelas, tetapi bisa dilakukan di luar kelas. Misalnya di

perpustakaan atau taman sekolah. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak jenuh dan

mendapatkan inspirasi saat berada di luar kelas.

Selain kegiatan pembelajaran menulis cerpen yang dilakukan di luar kelas,

guru juga sebaiknya memilih media yang menarik bagi siswa. Misalnya saja

mengaitkan hal-hal yang sedang disenangi oleh siswa, seperti jejaring sosial.

Dalam pembelajaran menulis guru dapat menugaskan siswa menulis sebuah

cerpen lalu diunggah ke situs jejaring sosial mereka. Hal ini dilakukan untuk

menumbuhkan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki. Siswa

lain pun dapat mengapresiasi hasil karya temannya.

Peneliti merekomendasikan penerapan teknik menulis fiksi mini kepada

guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis selanjutnya. Penerapan teknik

menulis fiksi mini ini harus disesuaikan dengan waktu dan materi pelajaran dan

hendaknya guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan guna perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.

2. Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini peneliti hanya terfokus pada penerapan teknik

menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut karena

(35)

86

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian lebih lanjut, penerapan teknik menulis fiksi mini nampaknya dapat

juga diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi. Dengan demikian, peneliti

menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Riski. 2008. “Pembelajaran Menulis Cerpen Menggunakan Pendekatan Pengalaman: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa SMA Negeri 15 Bandung Kelas X-2 Semester 2 Tahun Ajaran 2007/2008”. UPI: Tidak diterbitkan

Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Aminudin, dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Gie, The Liang. 1995. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty Hastuti, Catarina Sri dan Joko J. 2002. Buku Bahasa Indonesia 3 SMU.

Yogyakarta: SSCIntersolusi

Hidayat, Kosadi dkk. 1990. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Binacipta

Kurniawan, Heru dan Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mertoyono, Primadona Angela dan Isman Hidayat. 2006. Jangan Berkedip! Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Noor, Agus. 2009. “Fiksi Mini: Menyuling Cerita, Menyuling Dunia”. http://agusnoorfiles.wordpress. Diakses pada Selasa, 11 Desember 2012

Noor, Rohinah M. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Nurhasanah, Ucu. 2010. “Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi dengan Menggunakan Metode Aktif-Reflektif: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VII-D SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010”. UPI: Tidak diterbitkan

Pranoto, Naning. 2007. Creative Writing, Jurus Menulis Cerita Pendek. Jakarta: Raya Kultura

Rahmawati, Ima Siti. 2012. “Penerapan Teknik Pikir Plus dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Eksperimen Semu di Kelas X SMAN 1 Maja Tahun ajaran 2011/2012”. UPI: Tidak diterbitkan

Rusdianto. 2013. “Bagaimana Cara Menulis Flash Fiction dalam 3 Langkah Mudah”. [Online]. Tersedia: http://indonovel.com/tiga-tahap-menulis-flash-fiction/Diakses pada Senin, 8 April 2013

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

(37)

88

Ema Rosalita, 2013

Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi. Diterjemahkan oleh: Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Subana, dkk. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Utami, Sri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega

www.kompas.com 2009. “Taufik Ismail: Sedih Lihat Minat Baca Anak Sekarang”.

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Populasi
Tabel 3.2 Pengukuran Pretes dan Postes
Tabel 3.3 Penilaian Cerpen Siswa Berdasarkan Skor
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Cerpen Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Aktivitas Rekreasi Di Situ Buled Terhadap Motivasi Gerak Dasar Siswa Kelas V SDN 19 Nagri Kaler Kabupaten Purwakarta.. Universitas Pendidikan Indonesia |

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report

Pemanfaatan Hutan Wisata Situ Kabuyutan Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri Di Kabupaten Garut.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Untuk mengetahui manfaat terapi latihan berupa hold relax dan gerak pasif (relaxed pasive movement dan force pasive movement) dapat meningkatkan lingkup

Telah dilakukan penelitian yaitu studi pendahuluan untuk mendapatkan nanokristalin selulosa dari selulosa bakterial dengan menggunakan limbah kulit

Menurut peraturan pemerintah no 78 tahun 2010, lahan bekas pertambangan harus direklamasi dalam tenggang waktu 30 hari (satu bulan) kalender setelah tidak adanya

terdapat empat aspek keterampilan berbahasa, diantaranya : ”membaca, menulis, menyimak dan mendengarkan”. Bahasa dalam penelitian ini dikaitkan sebagai sebuah

Peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia diantaranya adalah melakukan syiar Islam, memberikan fasilitas kepada komunitas Muslim China bermazhab hanafi,