Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Ema Rosalita
NIM 0902451
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Ema Rosalita
sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
© EMA ROSALITA 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Ema Rosalita
(0902451)
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 19660320 199103 1 004
Pembimbing II
Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. NIP 19710926 200312 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
ABSTRAK
PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Ema Rosalita NIM 0902451
Penelitian ini berawal dari permasalahan rendahnya minat siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal ini terjadi karena kesulitan yang dihadapi siswa dalam merangkai kalimat menjadi padu. Maka dari itu diujicobakan penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana kemapuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas eksperimen?; 2) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas kontrol?; dan 3) apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol?
Metode penelitian yang dipilih adalah eksperimen semu. Tahapan penelitiannya antara lain mengidentifikasi masalah, melakukan tes awal, memberikan perlakuan, dan melakukan tes akhir dalam menulis cerpen. Penelitian ini menggunakan dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun alat ukur yang digunakan untuk dijadikan ukuran keberhasilan teknik menulis fiksi mini yaitu hasil cerpen karya siswa.
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT
APPLYING FLASH FICTION WRITING TECHNIQUES IN LEARNING TO WRITE SHORT STORIES
(Quasi-Experiment Research against Kartika XIX-2 Bandung High School Class X Year 2012/2013)
Ema Rosalita NIM 0902451
This research originated from problem of student’s lack of interest in learning to write short stories. This happens was caused by the students’s
difficulties in stringing coherent sentences. Therefore to apply a learning technique to write short stories in the form of flash fiction writing techniques.
Formulation of the problem in this research were: 1) How student’s skill in
writing short stories before and after applying of flash fiction writing techniques in experiment class?; 2) How the ability of students in writing short stories without of applying flash fictions writing techniques in control class?; and 3)
Wheter there are significant differences in the student’s skill in writing short
stories in the experiment class and the control class?
The type of research was quasi-experiment. Stages of research was identified problems, pretest, provide treatment, and posttest of writing short stories. In this research was using two groups of subject are experiment class and control class. Measuring instruments used to be as measure of success of flash fiction writing in learning to write short stories is result of student short stories.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
1. Identifikasi Masalah ... 4
2. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Sistematika Penelitian ... 5
BAB II PENERAPAN TEKNIK MENULIS FIKSI MINI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN A. Ihwal Cerpen ... 7
1. Pengertian Cerpen ……… ... 7
2. Ciri-Ciri Cerpen ... 8
3. Jenis-Jenis Cerpen ... 7
4. Unsur-Unsur Cerpen ... 9
a. Tema ... 9
b. Tokoh dan Penokohan ... 10
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Alur ... 12
e. Sudut Pandang ... 13
f. Amanat ... 15
g. Gaya Bahasa ... 15
B. Teknik Menulis Fiksi Mini ... 16
1. Teknik ... 16
2. Fiksi Mini ... 16
3. Kedudukan Teknik Menulis Fiksi Mini dalam Pembelajaran ... 18
C. Anggapan Dasar ... 22
D. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
1. Populasi ... 23
2. Sampel ... 23
B. Desain Penelitian ... 24
C. Definisi Operasional ... 25
D. Teknik Pengumpulan Data ... 25
E. Instrumen Penelitian ... 25
1. Instrumen Pengumpulan Data ... 26
2. Instrumen Perlakuan... 31
F. Teknik Pengolahan Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian ... 41
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43
1. Data Pretes ... 43
2. Uji Realibilitas Antarpenimbang... 45
3. Data Postes ... 52
5. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 60
6. Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 61
7. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ... 62
8. Uji Homogenitas Kelas Kontrol ... 63
9. Analisis Hasil Cerpen Tes Awal Kelas Eksperimen ... 64
10. Analisis Hasil Cerpen Tes akhir Kelas Eksperimen ... 71
11. Uji Hipotesis ... 79
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 84
B. Saran ... 85
1. Guru ... 85
2. Peneliti Selanjutnya ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu kegiatan menulis yang menghasilkan produk adalah menulis
cerpen. Menulis cerpen bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa (creative
purpose). Mengapa demikian? Menulis cerpen sama halnya dengan menuangkan segala ide atau gagasan yang ada di dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan. Hasil
dari tulisan tersebut tergantung dari masing-masing pengarang. Ada yang dapat
menghasilkannya dalam bentuk yang menarik dan runut sesuai kriteria cerpen
yang baik, ada pula yang setelah dituangkan dalam bentuk tulisan justru hasilnya
tidak karuan.
Sesuai standar kompetensi yang terdapat dalam silabus kelas X, menulis
cerpen seharusnya dapat dikuasi oleh seluruh siswa kelas X. Sayangnya tidak
semua siswa menyukai pelajaran menulis. Ketika peneliti menanyakan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa kelas X.1 di SMA Kartika XIX-2 Bandung dalam
keterampilan menulis, beberapa siswa saling berebut untuk mengungkapkan
kesulitan mereka. Salah seorang siswa bernama Tri Gustiansyah menuturkan
bahwa ia sulit untuk menggabungkan kalimat menjadi padu. Nindi Amelia
menuturkan bahwa dirinya kesulitan mencari ide untuk dijadikan sebuah tulisan.
Keluhan kedua siswa tersebut cukup mewakili kendala yang dialami oleh siswa
dalam menulis.
Siswa cenderung tidak suka menulis cerpen. Hal ini terjadi karena
kesulitan yang dihadapi siswa untuk membangun ide cerita. Kesulitan lainnya
yang dialami siswa dalam menulis cerpen antara lain sebagai berikut:
a) siswa sering menganggap jika menulis cerpen harus dengan kalimat yang
panjang;
b) siswa mengalami kesulitan mencari ide, tema, dan topik;
c) siswa sulit menggabungkan kalimat demi kalimat menjadi cerita, dan
Kesulitan siswa dalam mengembangkan dan mencari ide seringkali
dipengaruhi oleh kurangnya minat baca pada diri siswa. Hal ini senada dengan
apa yang diungkapkan Taufik Ismail, kebiasaan membaca sangat terkait erat
dengan kebiasaan menulis. Wajar kalau anak sekarang sulit untuk menulis karena
mereka tidak memiliki dasar kebiasaan membaca yang kuat.
Sementara itu, Pranoto (2007:8) mengungkapkan pendapatnya mengenai
kesulitan pemula dalam menulis, seringkali orang mendapatkan kesulitan waktu
akan mulai menulis, atau saat akan menulis bagian pembukaan cerpennya.
Masalah yang juga penting adalah soal bahasa. Cerpen yang baik mestilah ditulis
dalam bahasa yang baik.
Buruknya mutu pembelajaran menulis cerpen di sekolah juga tak lepas
dari minimnya talenta dan minat guru bahasa Indonesia terhadap menulis cerpen.
Proses pembelajaran yang monoton dan memaksa siswa untuk menghafal
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu juga
dirasa menjadi penyebab siswa sulit untuk mengembangkan ide. Tentu saja hal ini
dirasa mengkhawatirkan mengingat keterampilan menulis, khususnya menulis
cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dan orang lain merupakan salah satu
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas X.
Penelitian sebelumnya mengenai menulis cerpen telah dilakukan oleh
beberapa orang, di antaranya Amalia (2008) menyatakan bahwa penelitian
tersebut berhasil karena mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis
cerpen. Hal ini diperkuat dengan hasil rata-rata nilai pada siklus 1 yaitu 73,33,
siklus 2 yaitu 82,05, dan siklus 3 yaitu 86,97. Jadi, telah terjadi peningkatan
persentase nilai pada siklus 2 sebesar 29,06% dan persentase pada siklus 3
sebesar 16,4%. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis cerpen dengan
pendekatan pengalaman berhasil.
Berdasarkan hasil penelitian Nurhasanah (2010) diperoleh hasil bahwa
penerapan teknik aktif-reflektif dalam pembelajaran menulis karangan efektif dan
mengalami peningkatan. Hal ini diperkuat dengan hasil hipotesis data yang
menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menuliskan
3
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai menulis cerpen, pembelajaran
menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan pengalaman pribadi diharapkan
mampu memudahkan siswa dalam menemukan ide cerita. Lalu bagaimana
caranya agar siswa lebih tertarik dalam menulis cerpen? Dekatkan mereka pada
sesuatu yang sedang marak digandrungi oleh anak seusia mereka. Saat ini media
sosial seperti Facebook dan Twitter sedang digemari oleh semua kalangan,
termasuk siswa SMA. Dari kedua media tersebut, secara tidak langsung siswa
terlatih untuk mengungkapkan segala ide atau pemikirannya dalam bentuk status.
Status yang mereka tulis biasanya tidak jauh dari pengalaman, baik pengalaman
diri sendiri maupun orang lain. Status yang mereka tulis, meskipun singkat namun
maknanya dapat dipahami oleh pembaca. Dari sinilah secara tidak langsung siswa
pernah mendapat pengalaman untuk menuliskan fiksi mini. Selanjutnya, peneliti
mengembangkan pengalaman mereka dalam pembelajaran menulis cerpen.
Penerapan teknik menulis fiksi mini diharapkan mampu menarik
kreativitas dan minat siswa saat menulis cerpen. Untuk mempermudah penerapan
teknik ini, siswa dapat mem-follow akun @fiksimini (akun Twitter yang berisi
cerita fiksi dengan panjang maksimal 140 karakter) sebagai acuan bahwa inspirasi
menulis cerpen bisa berasal dari mana dan kapan saja, termasuk dari pengalaman
pribadi, sesuai dengan standar kompetensi yang harus mereka capai. Dalam
batasan seperti ini diharapkan siswa mampu menuliskan cerpen dengan kalimat
sederhana dan efektif. Melalui teknik menulis fiksi mini siswa dapat menggali
ide-ide kreatif mereka secara inovatif, menarik, komunikatif, dan informatif.
Melihat kondisi demikian, peneliti berusaha untuk memperbaiki keadaan
dengan memberikan sebuah solusi. Solusi yang ditawarkan adalah dengan
memperkenalkan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen.
Sepanjang penelusuran peneliti, penelitian menggunakan teknik menulis fiksi
mini, khususnya di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, masih jarang
ditemukan. Oleh karena itulah, peneliti melakukan penelitian dengan judul,
“Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini dalam Pembelajaran Menulis Cerpen
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, peneliti
mengidentifikasikan masalah-masalah dalam penelitian sebagai berikut:
a. Menulis cerpen merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang relatif
sulit dilakukan oleh siswa karena lemahnya kemampuan mereka dalam
membangun cerita.
Untuk memudahkan dalam membangun cerita, siswa diajarkan bahwa
inspirasi dapat diperoleh dari mana saja dan kapan saja, misalnya berdasarkan
pengalaman pribadi;
b. Teknik menulis fiksi mini merupakan suatu cara untuk melatih kreativitas
siswa dalam menuliskan ide yang ada di pikiran ke dalam sebuah cerpen.
Siswa dapat menuangkan idenya hanya dengan beberapa kata namun
mencakup keseluruhan aspek penelitian cerpen.
2. Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah
diterapkan teknik menulis fiksi mini di kelas eksperimen?
b. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa diterapkan teknik
menulis fiksi mini di kelas kontrol?
c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam
menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan cara lain dalam
pembelajaran menulis cerpen dengan menerapkan teknik menulis fiksi mini pada
5
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini memiliki beberapa tujuan,
antara lain sebagai berikut:
a. kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan
teknik menulis fiksi mini di kelas eksperimen;
b. kemampuan siswa dalam menulis cerpen tanpa diterapkan teknik menulis
fiksi mini di kelas kontrol;
c. menemukan perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam
menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. bagi guru, penerapan teknik menulis fiksi mini diharapkan dapat menjadi
teknik pembelajaran cerpen yang efektif. Teknik ini diharapkan mampu
memudahkan guru dalam membantu siswa untuk dapat mengembangkan ide
cerita;
b. bagi siswa, penerapan teknik menulis fiksi mini diharapkan dapat menjadi
metode pembelajaran yang efektif, menarik, dan memudahkan siwa dalam
mengembangkan kalimat menjadi cerpen;
c. bagi peneliti, penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran
menulis cerpen menunjukkan bahwa teknik pembelajaran dapat diperoleh dari
hal-hal yang sering dijumpai dalam kegiatan sehari-hari.
E. Sistematika Penelitian
Penelitian ini terdiri atas lima bab, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam
sistematika penelitian sebagai berikut. Pada bagian bab I dalam penelitian ini
menjelaskan berkenaan dengan alasan peneliti melakukan penelitian. Adapun
isinya meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Bab II dalam penelitian ini meliputi kajian pustaka (meliputi ihwal cerpen
Pada bab III peneliti mulai menyiapkan metode penelitian yang hendak
diaplikasikan, meliputi populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode
penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
dan analisisi data. Desain penelitian yang dipilih adalah eksperimen kuasi. Dalam
instrumen penelitian dibagi menjadi 2 bagian yaitu instrumen pengumpulan data
berupa tes dan instrumen perlakuan berupa RPP.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini
peneliti memaparkan hasil yang telah diperoleh dari pengambilan data dan
penelitian berupa penyataan-pernyataan.
Dan yang terakhir adalah bab V mencakup kesimpulan dan saran. Bab ini
menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan
penelitian. Saran ditujukan untuk perbaikan-perbaikan dalam penelitian
selanjutnya.
Bagian terakhir dalam skripsi ini adalah daftar pustaka dan
lampiran-lampiran. Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan
digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran-lampiran berisi semua dokumen
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:117).
Dalam penelitian ini populasi merupakan seluruh siswa kelas X SMA Kartika
XIX-2 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jumlah Populasi
2. Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling purposive,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:
124). Peneliti mengambil sampel dari kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dan
kelas X.3 sebagai kelas kontrol. Pemilihan kedua sampel ini dengan pertimbangan
bahwa kedua kelas ini diampu oleh pengajar yang sama dengan materi pelajaran
yang relatif sama. Selain itu, respon kedua kelas ini juga cukup baik dalam
menerima pelajaran. Hal ini diharapkan dapat membantu proses pelaksanaan
penelitian dengan baik.
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
X.1 13 17 30
X.2 11 18 29
X.3 13 16 29
B.Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen,
dimana diperlukan adanya perlakuan (treatment). Dengan demikian, metode
penelitian eksperimen dapat menemukan adanya pengaruh dari perlakuan
terhadap suatu kondisi yang dikendalikan.
Terdapat empat bentuk desain eksperimen menurut Sugiyono (2012:109)
yaitu Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan
Quasi Exsperimental Design).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen semu,
yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel yang selanjutnya
dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar (Arikunto, 2002:
77-78).
Desain yang digunakan dalam penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Pengukuran Pretes dan Postes
(Sugiyono, 2012:116)
Keterangan:
E : Kelompok Eksperimen
K : Kelompok Kontrol
O1 : Tes Awal Kelas Eksperimen
O2 : Tes Akhir Kelas Eksperimen
O3 : Tes Awal Kelas Kontrol
O4 : Tes Akhir Kelas Kontrol
X : Perlakuan untuk Kelas Eksperimen
Terdapat dua kelas dalam penelitian ini yaitu E (kelas eksperimen) dan K (kelas
kontrol). Pada mulanya kedua kelas tersebut tes awal dengan tes yang sama (O1,
E= O1 X O2
25
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
O3). Kemudian kelompok E diberi perlakuan khusus berupa penerapan teknik
menulis fiksi mini (X). Kelompok K tidak diberi perlakuan khusus, dalam proses
pembelajaran tetap dilakukan secara optimal seperti biasa. Setelah itu, kedua
kelompok tersebut diberi tes yang sama sebagai tes akhir (O2, O4). Hasil dari
keduanya kemudian dibandingkan perbedannya untuk menentukan keefektifan
dari penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen.
C.Definisi Operasional
Sebagai upaya menghindarkan kesalahpahaman pengertian dan
pemaknaan dalam penulisan ini, ada beberapa istilah yang perlu diuraikan
pengertiannya.
1. Pembelajaran menulis cerpen adalah suatu pembelajaran dengan
mengombinasikan kemampuan berimajinasi siswa dengan rangsangan untuk
menuliskan ide cerita ke dalam kalimat yang padat, padu dan memenuhi
unsur-unsur cerpen.
2. Teknik menulis fiksi mini merupakan suatu teknik yang melibatkan proses
interaksi antara guru dengan siswa pada suatu lingkungan belajar melalui
penuangan ide dan gagasan siswa dalam bentuk tulisan narasi fiksi.
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes. Teknik tes dilakukan untuk memperoleh nilai sebagai hasil
pembelajaran menulis cerpen sebelum mendapat perlakuan (pretes) dan setelah
mendapat perlakuan (postes). Adapun jenis tes yang digunakan adalah tes
tindakan berupa tes menulis cerpen bagi masing-masing siswa.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mengukur kejadian yang sedang diamati.
Terdapat dua instrumen dalam penelitian ini, yaitu instrumen pengumpulan data
1. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
berupa tes. Adapun soal tes adalah sebagai berikut:
a. Soal tes kelas eksperimen dan kelas kontrol
b. Pedoman penilaian penulisan cerpen
Tabel 3.3
Penilaian Cerpen Siswa Berdasarkan Skor
Jumlah Skor Kategori
91-100 Sangat Baik
71-90 Baik
51-70 Cukup
31-50 Kurang
10-30 Sangat Kurang
TES MENULIS
CERPEN
UNTUK KELAS X.1
Buatlah sebuah cerpen
berdasarkan pengalaman
pribadimu dengan
memperhatikan
unsur-unsur intrinsik cerpen,
kepaduan kalimat, dan
EYD!
TES MENULIS
CERPEN
UNTUK KELAS X.3
Buatlah sebuah cerpen
berdasarkan pengalaman
pribadimu dengan
memperhatikan
unsur-unsur intrinsik cerpen,
kepaduan kalimat, dan
27
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
c. Pedoman penilaian cerpen siswa
Tabel 3.4
Pedoman Penilaian Cerpen Siswa
29
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
berdasarkan
Format Penilaian Menulis Cerpen
31
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
5.
6.
7.
8.
dst.
2. Instrumen Perlakuan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Kartika XIX-2 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Semester : 2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Menulis: mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam
cerpen.
B. KOMPETENSI DASAR
Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku,
peristiwa, latar). (Jujur, Aktif, dan Kreatif).
C. MATERI PEMBELAJARAN :
Pengertian, karakteristik, dan unsur intrinsik cerpen.
Menulis cerpen berdasarkan kehidupan diri sendiri.
Uraian Materi:
Pengertian dan Karakteristik Cerpen
Cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang wujud fisiknya berbentuk pendek. Pada
umumnya cerpen merupakan cerita yang habis sekali baca, jumlah bacanya sekitar
500-5.000 kata.
Ciri-ciri cerpen antara lain:
a. alurnya lebih sederhana;
b. tokohnya hanya sedikit; dan
c. latar hanya dilukiskan sesaat dan dalam lingkup yang relatif terbatas.
Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur intrinsik cerpen antara lain:
a. Tokoh dan Penokohan
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak,
perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang
menggambarkan kualitas pribadi seorang tokoh.
b. Latar
Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu,
dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas.
c. Alur
Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Ada 3 jenis
alur, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
d. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam
cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, di antaranya sudut pandang orang
pertama (gaya bercerita dengan sudut pandang "aku"), sudut pandang peninjau
(orang ketiga), dan sudut pandang campuran.
e. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan
33
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
f. Tema
Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga dengan ide cerita.
g. Amanat
Amanat merupakan sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca.
Kerangka Cerpen
1. Pembuka
2. Inti cerita (konflik)
3. Penutup (Penyelesaian)
D. INDIKATOR :
1. Kognitif
a. Produk
Memahami unsur intrinsik dan karakteristik cerpen.
b. Proses
Menuliskan beberapa kalimat mengenai pengalaman menarik yang pernah
dirasakan.
Mengembangkan kalimat-kalimat yang dibuat ke dalam sebuah cerpen.
2. Psikomotor
Menyunting cerpen milik temannya.
3. Afektif
a) Karakter
Jujur.
Tanggung jawab.
Apresiatif.
b) Keterampilan sosial
Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar.
E.TUJUAN PEMBELAJARAN :
Kognitif
a. Produk
Secara mandiri siswa dapat memahami unsur intrinsik dan karakteristik
cerpen.
b. Proses
Secara mandiri siswa dapat menuliskan beberapa kalimat mengenai
pengalaman menarik yang pernah dirasakan.
Secara mandiri siswa dapat mengembangkan kalimat-kalimat yang telah
dibuatnya menjadi sebuah cerpen.
Psikomotor
Secara mandiri siswa mampu menyunting cerpen milik temannya.
Afektif
a. Karakter
Siswa terlibat aktif saat proses pembelajaran berlangsung dengan bersifat
apresiatif dalam mengerjakan segala tugas dan latihan yang diberikan, jujur dalam
membuat hasil karya, bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
b. Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam
bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, dan menyumbang ide.
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Inkuiri.
35
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
G.BAHAN
Lembar kerja, Buku Paket Cerdas Berbahasa Indonesia (E.Kosasih), LKS, BSE,
Creative Writing Jurus Menulis Cerita Pendek (Naning Pranoto)
H.ALAT
Lembar kerja, papan tulis, spidol.
I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
Kegiatan
A Kegiatan Awal (10 menit)
Menyapa dan mengecek kesiapan siswa.
Menyampaikan SK-KD.
Mengaitkan materi terdahulu dengan materi yang akan di sampaikan.
Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.
Guru menggali kembali pengetahuan siswa tentang unsur intrinsik dan
karakteristik cerpen.
B Kegiatan Inti (55 menit)
Siswa menjelaskan unsur intrinsik dan karakteristik cerpen.
Siswa menuliskan pengalaman menarik yang pernah dialami ke dalam
beberapa kalimat kemudian mengembangkan kalimat-kalimat tersebut
menjadi sebuah cerpen.
Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama.
C Kegiatan Akhir (15 menit)
Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang
sudah mereka ikuti.
sebagai kegiatan refleksi.
Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa.
Pertemuan II dan III
Kegiatan
A Kegiatan Awal (10 menit)
Menyapa dan mengecek kesiapan siswa.
Menyampaikan SK-KD.
Mengaitkan materi terdahulu dengan materi yang akan di sampaikan.
Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.
Guru menggali kembali pengetahuan sisiwa tentang unsur intrinsik dan
karakteristik cerpen.
B Kegiatan Inti (55 menit)
Siswa menyimak penjelasan guru mengenai cara menulis cerpen dengan
teknik menulis fiksi mini.
Guru menunjukkan sebuah akun twitter yang memuat contoh-contoh cerita
fiksi mini.
Siswa dapat menggunakan gadget untuk mencari contoh fiksi mini lain di internet.
Guru memberi sebuah tema “liburan” untuk dijadikan sebuah cerpen dengan
menerapkan teknik menulis fiksi mini.
Siswa dapat mengunggah hasil tulisannya ke media sosial seperti twitter atau facebook untuk dikomentari oleh rekannya.
Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama.
C Kegiatan Akhir (15 menit)
Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang
sudah mereka ikuti.
Siswa menyampaikan kesan terhadap pembelajaran yang baru berlangsung
sebagai kegiatan refleksi.
37
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Pertemuan IV
Kegiatan
A Kegiatan Awal (10 menit)
Menyapa dan mengecek kesiapan siswa.
Menyampaikan SK-KD.
Mengaitkan materi terdahulu dengan materi yang akan di sampaikan.
Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.
Guru menggali kembali pengetahuan sisiwa tentang unsur intrinsik dan
karakteristik cerpen.
B Kegiatan Inti (55 menit)
Siswa memilih suatu objek atau pengalaman pribadi yang paling berkesan.
Siswa menyebutkan pengalaman pribadinya.
Siswa merenungkan ide tersebut dan dapat menentukan tema berdasarkan ide tersebut.
Siswa menuliskan ide pokok dari pengalaman tersebut menjadi beberapa
kalimat.
Siswa menulis sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadinya.
Siswa dan guru membahas hasil unjuk kerja bersama-sama.
C Kegiatan Akhir (15 menit)
Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang
sudah mereka ikuti.
Siswa menyampaikan kesan terhadap pembelajaran yang baru berlangsung
sebagai kegiatan reflexi.
Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa.
J. SUMBER PEMBELAJARAN
Kosasih, Engkos. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas
X. Jakarta: Penerbit Erlangga
Pranoto, Naning. 2007. Creative Writing. Jurus Menulis Cerita Pendek.
Somad, Adi Abdul dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk
Kelas X SMA/MA (BSE). Bandung: Dept.Pendidikan Nasional
K. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian: Tugas Individu
2. Bentuk Instrumen: Lembar kerja
3. Soal Instrumen:
No. Indikator Soal
1. Menyebutkan unsur intrinsik cerpen. Sebutkan unsur-unsur intrinsik
cerpen!
2. Menyebutkan karakteristik cerpen. Sebutkan karakteristik cerpen!
3. Menulis beberapa kalimat tentang
pengalamannya.
Buatlah beberapa kalimat pokok
dari pengalaman pribadimu yang
berkesan!
4. Mengembangkan kalimat menjadi
sebuah cerpen.
Kembangkan kalimat tersebut
menjadi sebuah cerpen!
L. KRITERIA PENILAIAN
Pedoman Penskoran
No. Aspek Deskriptor Skor
1. Unsur intrinsik cerpen. Mampu menyebutkan unsur
intrinsik cerpen.
Skala
10-100
2. Karakteristik cerpen. Mampu menyebutkan
karakteristik cerpen.
Skala
10-100
3. Menulis beberapa kalimat. Mampu menuliskan beberapa
kalimat.
Mampu menulis sebuah
cerpen berdasarkan
pengalaman pribadi.
Skala
10-100
39
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
F. Teknik Pengolahan Data
Dalam melakukan pengolahan data, peneliti menggunakan perangkat
lunak SPSS 21. Adapun teknik pengolahan data melalui tahapan berikut.
1. Menganalisis data pretes dan postes. Langkah-langkah analisis data
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Menganalisis cerpen siswa.
b. Mengubah skor pretes dan postes menjadi nilai dengan rumus:
∑ ∑
c. Uji reliabilitas antarpenimbang
Hasil analisis data dilakukan oleh tiga orang penimbang. Hal ini dilakukan
untuk menghindari adanya penilaian secara subjektif. Untuk mengetahui
ketepatan analisis data yang dilakukan oleh tiga penimbang tersebut,
dilakukan uji sebagai berikut.
SSt∑dt2
= ∑ ∑
SS2∑d2p = ∑ ∑
SStot∑x2t = ∑ ∑ ∑d2kk = SStot∑x2t - SSt∑dt2–
SS2∑d2p
Setelah itu, hasil data-data dimasukkan ke dalam format ANAVA
reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus:
Kemudian nilai dimasukkan ke dalam tabel Guilford berikut:
< 0,20 = tidak ada korelasi
0,20-0,40 = korelasi rendah
0,40-0,60 = korelasi sedang
0,60-0,80 = korelasi tinggi
0,80-0,90 = korelasi tinggi sekali
1,00 = korelasi sempurna
2. Melakukan uji normalitas nilai menulis cerpen siswa hasil pretes dengan
menggunakan rumus Chi-kuadrat adalah sebagai berikut.
∑
(Sugiyono, 2012:107)
Keterangan:
-
3. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes akhir dengan
menggunakan rumus:
(Subana, dkk, 2005: 188)
Keterangan: fhitung = nilai yang dicari
Vb = variasi terbesar
Vk = variasi terkecil
Data yang dinyatakan homogen jika fhitung < ftabel
4. Melakukan pengujian hipotesis
Uji t-student terhadap rata-rata skor postes kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut.
Ho : tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan.
Ha : terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen secara signifikan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah adanya perlakuan berupa
penerapan teknik menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen di
kelas eksperimen.
Atau dapat pula ditulis dalam bentuk:
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diharapkan mampu menjadi
salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen pada
siswa. Beberapa temuan selama melakukan penelitian dirasa mampu menjawab
pertanyaan yang merupakan bagian penting dalam penelitian ini.
Temuan-temuan yang peneliti peroleh selama melakukan penelitian
adalah sebagai berikut.
1. Pada saat pretes nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen adalah
sebesar 61. Setelah diberi perlakuan berupa penerapan teknik menulis fiksi
mini, kemampuan rata-rata siswa dalam menulis cerpen meningkat menjadi
72. Dengan demikian maka terdapat pengaruh dengan diterapkannya teknik
menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulois cerpen di kelas eksperimen.
2. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan
teknik menulis fiksi mini adalah berbeda. Hal ini dapat dibuktikan dengan
menggunakan uji hipotesis yang menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) adalah
0,001. Harga Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05, artinya data tidak sama atau dengan
kata lain 1 2. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya,
terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol sesudah adanya perlakuan berupa penerapan teknik menulis
fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen pada kelas eksperimen.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam keterampilan menulis cerpen setelah
diterapkan teknik menulis fiksi dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal
tersebut dapat dibandingkan dengan kemampuan rata-rata kelas kontrol yang
tanpa diberi perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen. Kemampuan
rata-rata kelas kontrol pada saat pretes sebesar 62. Selanjutnya saat dilakukan
postes kemampuan rata-rata siswa meningkat menjadi 64. Peningkatan yang
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dijalani, peneliti menyampaikan saran
kepada beberapa pihak sebagai berikut.
1. Guru
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, penerapan teknik
menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen efektif. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata siswa yang meningkat. Siswa cenderung lebih mampu
menuliskan cerpen dengan bahasa yang singkat namun mencakup keseluruhan isi
cerita.
Pemilihan lokasi saat kegiatan pembelajaran menulis cerpen tidak hanya
dilakukan di dalam kelas, tetapi bisa dilakukan di luar kelas. Misalnya di
perpustakaan atau taman sekolah. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak jenuh dan
mendapatkan inspirasi saat berada di luar kelas.
Selain kegiatan pembelajaran menulis cerpen yang dilakukan di luar kelas,
guru juga sebaiknya memilih media yang menarik bagi siswa. Misalnya saja
mengaitkan hal-hal yang sedang disenangi oleh siswa, seperti jejaring sosial.
Dalam pembelajaran menulis guru dapat menugaskan siswa menulis sebuah
cerpen lalu diunggah ke situs jejaring sosial mereka. Hal ini dilakukan untuk
menumbuhkan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki. Siswa
lain pun dapat mengapresiasi hasil karya temannya.
Peneliti merekomendasikan penerapan teknik menulis fiksi mini kepada
guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis selanjutnya. Penerapan teknik
menulis fiksi mini ini harus disesuaikan dengan waktu dan materi pelajaran dan
hendaknya guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan guna perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.
2. Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini peneliti hanya terfokus pada penerapan teknik
menulis fiksi mini dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut karena
86
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian lebih lanjut, penerapan teknik menulis fiksi mini nampaknya dapat
juga diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi. Dengan demikian, peneliti
menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Riski. 2008. “Pembelajaran Menulis Cerpen Menggunakan Pendekatan Pengalaman: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa SMA Negeri 15 Bandung Kelas X-2 Semester 2 Tahun Ajaran 2007/2008”. UPI: Tidak diterbitkan
Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Aminudin, dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Gie, The Liang. 1995. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty Hastuti, Catarina Sri dan Joko J. 2002. Buku Bahasa Indonesia 3 SMU.
Yogyakarta: SSCIntersolusi
Hidayat, Kosadi dkk. 1990. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Binacipta
Kurniawan, Heru dan Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Mertoyono, Primadona Angela dan Isman Hidayat. 2006. Jangan Berkedip! Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Noor, Agus. 2009. “Fiksi Mini: Menyuling Cerita, Menyuling Dunia”. http://agusnoorfiles.wordpress. Diakses pada Selasa, 11 Desember 2012
Noor, Rohinah M. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Nurhasanah, Ucu. 2010. “Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi dengan Menggunakan Metode Aktif-Reflektif: Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VII-D SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010”. UPI: Tidak diterbitkan
Pranoto, Naning. 2007. Creative Writing, Jurus Menulis Cerita Pendek. Jakarta: Raya Kultura
Rahmawati, Ima Siti. 2012. “Penerapan Teknik Pikir Plus dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Eksperimen Semu di Kelas X SMAN 1 Maja Tahun ajaran 2011/2012”. UPI: Tidak diterbitkan
Rusdianto. 2013. “Bagaimana Cara Menulis Flash Fiction dalam 3 Langkah Mudah”. [Online]. Tersedia: http://indonovel.com/tiga-tahap-menulis-flash-fiction/Diakses pada Senin, 8 April 2013
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
88
Ema Rosalita, 2013
Penerapan Teknik Menulis Fiksi Mini Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi. Diterjemahkan oleh: Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Subana, dkk. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Utami, Sri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega
www.kompas.com 2009. “Taufik Ismail: Sedih Lihat Minat Baca Anak Sekarang”.