DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Chaer, A. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Bensch, N dan Stetter, M. (2007). Mein Deutscbuch. [online]. Tersedia:
http://www.mein-deutschbuch.de/lernen.php?menu_id=32#einfuehrung. [13
Mei 2012]
Bensch, N dan Stetter, M. (2007). Mein Deutscbuch. [online]. Tersedia: http://www.mein-deutschbuch.de/lernen.php?menu_id=155. [12 September 2012]
Dinsel, S dan Geiger, S. (2009). Großes Übungsbuch Grammatik. Ismaning: Hueber Verlag.
Dreyer, H dan Schmitt, R (2001). Lehr- und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Ismaning: Verlag für Deutsch.
Engel, U. (1988). Deutsche Grammatik.München: IUDICIUM.
Engel, U. (2009). Deutsche Grammatik Neubearbeitung. München: IUDICIUM.
Funk, H., Kuhn, C dan Demme, S. (2007). Studio d A2 Deutsch als Fremdsprache.
Berlin: Cornelsen Verlag.
Funk, H., König, M dan Rohrman, L. (2011). Verblexikon Deutsch als Fremdsprache mit Konjugationstabellen und Beisspielsätzen. Berlin: Cornelsen Verlag.
Hardjono, T., Marbun,E. dan Nainggolan, S. (2006). Kontakte Deutsch 1. Jakarta : Katalis.
Hentschel, E. dan Weydt, H. (2003). Handbuch der deutschen Grammatik (3.Auflage). Berlin : Walter de Gruyter GmbH.
Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Neubold, J. (2008). Grammatik Kurz und Bündig Deutsch (Der Klassiker zum schnnellen Nachschlagen). Stuttgart: PONS.
Neubold, J. (2011). Grammatik Kurz und Bündig Deutsch (Mit dem Leicht. Merk System). Stuttgart: PONS.
Purwanto,N. (2010). Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Riduwan. (2010). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sommerfeldt, K dan Starke, G. (1992). Einführung in die Grammatik der deutschen Gegenwartsprache 2. Neubearbeite Auflage. Tübingen: Nax Niemeyer Verlag.
Stang, C dan Steinhauer, A. (2007). Duden Komma, Punkt und alle anderen Satzzeichen. Mannheim : Dudenverlag
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kalimat merupakan salah satu komponen bahasa yang memiliki
satuan-satuan kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf.
Kalimat yang paling singkat biasanya terdiri atas subjek dan predikat.
Kalimat yang terdiri atas subjek dan predikat tersebut sering dikatakan kalimat
standar menurut aturan ketatabahasaan baik dalam bahasa Indonesia maupun
bahasa asing lainnya, dalam hal ini bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman,
pembentukan kalimat sangat bergantung pada subjek yang digunakan.
Kalimat juga dapat dibedakan menurut fungsinya, misalnya kalimat berita,
kalimat tanya dan kalimat perintah. Semua jenis kalimat ini masing-masing
memiliki ciri, baik tanda baca dalam bahasa tulisan maupun intonasi dalam bahasa
lisan. Misalnya, kalimat berita biasanya diakhiri dengan titik (.), kalimat tanya
diakhiri dengan kata tanya (?), sedangkan untuk kalimat perintah atau kalimat
seruan digunakan tanda baca titik (.) atau tanda seru (!).
Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang pembentukan kalimat
Imperativ (Imperativsätze) dalam bahasa Jerman.
Imperativsätze adalah kalimat yang digunakan untuk memberikan
perintah, ajakan, undangan, permohonan, saran dan harapan.
akrab plural yaitu ihr. Oleh karena itu, pembentukannya pun ada tiga bentuk yaitu
Sie-Form, du-Form, dan ihr-Form dan. Imperativsätze juga dibedakan menurut
fungsinya, yaitu ajakan, larangan, permintaan, undangan, permohonan, dan
harapan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kalimat hanya dibedakan atas
fungsinya saja. Tidak ada ciri khusus baik untuk orang kedua tunggal, orang
kedua jamak maupun bentuk formal.
Dalam membentuk kalimat bahasa Jerman, verba harus sesuai dengan
subjek, jumlah subjek, kala dan modus. Demikian halnya dengan pembentukan
Imperativsätze. Bagi pembelajar baru bahasa Jerman pembentukan Imperativsätze
terkadang sulit karena verba yang digunakan berubah dari bentuk Indikativ
menjadi bentuk Imperativ.
Dalam bahasa Jerman juga dikenal tiga jenis verba yang tidak ada dalam
bahasa Indonesia, yaitu verba lemah (schwache Verben), verba kuat (starke
Verben) serta verba campuran (gemischte Verben). Kata kerja lemah (schwache
Verben) dikonjugasikan secara beraturan atau regelmäβig sedangkan kata kerja
kuat dan kata kerja campuran dikonjugasikan secara tidak beraturan atau
unregelmäβig.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Alit Susialita Indriyani (2010)
sebelumnya, telah dibahas bagaimana kesalahan siswa dalam membentuk
Imperativsätze. Salah satu kesalahan dalam pembentukan Imperativsätze adalah
penggunaan konjugasi verba yang kurang tepat. Dalam penelitian tersebut
dikatakan bahwa kesalahan siswa dalam membentuk Imperativsätze diantaranya :
Du machst viele Fehler. Machst nicht so viele Fehler bitte.
Du bist nicht fleißig. Bist bitte fleißig.
Ihr sprecht nicht Deutsch. Spricht bitte Deutsch.
Ihr seid nicht fleißig. Sind bitte fleißig.
Sie sind nicht aufmerksam. Sind Sie doch bitte aufmerksam.
Hal ini sesuai dengan pengalaman peneliti ketika baru mempelajari bahasa
Jerman, kesulitan yang peneliti temui adalah mengubah verba bentuk Indikativ
menjadi bentuk Imperativ yang benar.
Hal ini terjadi pula pada siswa di SMA yang mempertanyakan perubahan
yang terjadi pada Imperativ dengan kalimat Indikativ Präsens yang sudah mereka
kenal sebelumnya. Seperti : Du kommst immer zu spät in die Schule. Jika kalimat
tersebut diubah menjadi kalimat perintah bentuknya akan menjadi Komm nicht zu
spät in die Schule!. Menghilangnya akhiran –st pada kata kerja kommst serta tidak
digunakan kembali pronomina persona „du” inilah merupakan kesulitan bagi
siswa sebagai pembelajar pemula bahasa Jerman.
Kebanyakan siswa melakukan kesalahan dalam membentuk
Imperativsätze pada penggunaan konjugasi verba, posisi verba dan penggunaan
pronomina persona. Seperti terlihat dalam contoh kesalahan siswa yang diambil
Tabel 1.a Kesalahan Siswa
Kesalahan Contoh Seharusnya
Konjugasi verba Kommst früher. Komm früher.
Ess weniger. Iss weniger.
Raucht Sie nicht hier. Rauchen Sie nicht hier.
Posisi verba Drei Tage im Bett bleibt. Bleib drei Tage im Bett.
Die Tafel schreib an die Antwort.
Schreib die Antwort an die Tafel.
Penggunaan pronomina
persona
Waschst du die Hände. Wasch die Hände
Rauchen nicht hier. Rauchen Sie nicht hier.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan kemampuan mengonjugasikan verba dengan
kemampuan membentuk Imperativsätze. Penelitian ini dirumuskan dengan judul
“Hubungan Kemampuan Mengonjugasikan Verba dengan Kemampuan
Membentuk Imperativsätze“
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam memahami konjugasi verba?
2. Apakah kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengonjugasikan verba?
3. Mengapa siswa memiliki kesulitan dalam mengonjugasikan verba?
4. Bagaimana kemampuan siswa dalam membentuk Imperativsätze?
5. Apakah kesulitan yang dihadapi siswa dalam membentuk Imperativsätze?
6. Mengapa siswa memiliki kesulitan dalam membentuk Imperativsätze?
8. Apakah dengan memahami konjugasi verba, siswa mampu membentuk
Imperativsätze lebih baik?
9. Adakah hubungan antara penguasaan konjugasi verba dengan kemampuan
pembentukan Imperativsätze?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang akan dilakukan tidak meluas, maka penelitian ini
dibatasi pada :
1. Kemampuan siswa dalam mengonjugasikan verba kuat dan verba campuran
bentuk Indikativ Präsens.
2. Kemampuan siswa dalam membentuk Imperativsätze.
3. Hubungan kemampuan mengonjugasikan verba dengan kemampuan
membentuk Imperativsätze.
4. Kontribusi kemampuan mengonjugasikan verba dengan kemampuan
membentuk Imperativsätze.
D. Rumusan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, maka dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan siswa dalam mengonjugasikan verba kuat dan
campuran bentuk Indikativ Präsens?
3. Bagaimana hubungan kemampuan mengonjugasikan verba dengan
kemampuan membentuk Imperativsätze?
4. Berapa besar kontribusi kemampuan mengonjugasikan verba dengan
kemampuan membentuk Imperativsätze?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam mengonjugasikan
verba kuat dan campuran bentuk Indikativ Präsens.
2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam membentuk
Imperativsätze.
3. Untuk mengetahui hubungan kemampuan mengonjugasikan verba dengan
kemampuan membentuk Imperativsätze.
4. Untuk mengetahui kontribusi kemampuan mengonjugasikan verba dengan
kemampuan membentuk Imperativsätze.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan beberapa
manfaat, di antaranya :
1. Bagi pengajar, penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan guna mendapatkan
informasi tentang sejauh mana hubungan kemampuan mengonjugasikan
verba dengan kemampuan membentuk Imperativsätze bagi siswa sebagai
2. Bagi siswa, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan
kemampuan mengonjugasikan verba dalam bahasa Jerman dan membentuk
Imperativsätze.
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dalam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis
kegiatan penelitan korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang
dilakukan peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang
sudah ada. (Arikunto 2010: 03)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih dengan menggunakan teknik analisis korelasi untuk
mengetahui berapa besar hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Sukabumi pada semester ganjil
tahun pelajaran 2012/2013.
C. Variabel dan Desain Penelitian
Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel
bebas (X) atau yang sering disebut predictor dan variabel terikat (Y) atau
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “kemampuan mengonjugasikan
verba”, sedangkan variabel terikatnya adalah “kemampuan membentuk
Imperativsätze”.
r
X = variabel bebas (kemampuan mengonjugasikan verba)
Y = variabel terikat (kemampuan membentuk Imperativsätze)
r = Hubungan antara kemampuan mengonjugasikan verba dengan kemampuan
membentuk Imperativsätze.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes kemampuan mengonjugasikan verba. Tes ini terdiri atas dua bagian
yaitu, melengkapi kalimat rumpang dan pilihan ganda. Melalui tes ini akan
diketahui bagaimana kemampuan siswa dalam mengonjugasikan verba
kuat dan campuran dalam kala Präsens.
2. Tes kemampuan membentuk Imperativsätze. Tes ini terdiri atas dua
bagian. Bagian pertama yaitu mengubah bentuk indikativ Präsens ke
dalam bentuk Imperativ sesuai dengan tiga bentuk Imperativ yaitu „Sie
-Form“, „ihr-Form“ dan „du-Form“. Bagian yang kedua yaitu mengubah
kalimat Indikativ Präsens menjadi bentuk kalimat Imperativ.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 2 Sukabumi kelas XII
semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Teknik Sampling yang digunakan adalah
Probability Sampling (Sampling Probabilitas) yaitu teknik sampling yang
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel (Riduwan 2010:12). Oleh karena itu, peneliti
menggunakan salah satu jenis teknik sampling yang termasuk ke dalam teknik
Probability Sampling yaitu, Simple Random Sampling yang dikenal juga sebagai
sampling acak yakni cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan acak
tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada pada populasi tersebut
(Sugiyono 2011:120). Teknik sampling ini dipilih karena anggota populasi
dianggap memiliki kemampuan yang sama. Setiap anggota populasi dianggap
homogen dan representatif sehingga hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan
terhadap seluruh anggota populasi. Sampel dipilih satu kelas secara acak dari
sembilan kelas yang ada di SMAN 2 Sukabumi.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas Data X dan Y
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Untuk menguji validitas instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini, maka dilakukan analisis butir soal-soal. Butir-butir soal yang telah
Nilai validitas (rxy) pada uji validitas dalam penelitian ini ditetapkan
sebesar r = 0,30. Sugiyono (2011: 179) menyatakan jika korelasi antara butir
dengan skor total < 0,30, maka butir soal dalam instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid. Oleh karena itu, dalam penelitian ini jika terdapat butir soal yang
kurang dari 0,30, maka soal dibuang. Adapun interpretasi dari hasil perhitungan
[image:13.595.120.484.236.728.2]koefisien validitas dapat diklasifikasikan dalam tabel di bawah ini
Tabel 3a
Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Mengonjugasikan Verba
No. Soal
Koefisien Validitas
Hitung
r kritis Keputusan
1 0,88 0,30 Valid
2 0,18 0,30 Tidak valid
3 0,71 0,30 Valid
4 0,40 0,30 Valid
5 0
0= ~
0,30 Tidak valid
6 0,85 0,30 Valid
7 0,85 0,30 Valid
8 0,59 0,30 Valid
9 0,012 0,30 Tidak valid
10 0
0= ~
0,30 Tidak valid
11 0
0= ~
0,30 Tidak valid
12 0,449 0,30 Valid
13 0
0= ~
0,30 Tidak valid
14 0,48 0,30 Valid
15 0,60 0,30 Valid
16 0,33 0,30 Valid
17 0,10 0,30 Tidak valid
18 0
0= ~
0,30 Tidak valid
19 0,19 0,30 Tidak valid
20 0
Tabel 3b
Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Membentuk Imperativsätze Bagian A No. Soal Koefisien Validitas Hitung
r kritis Keputusan
1 0
0= ~
0,30 Tidak valid
2 0,22 0,30 Tidak valid
3 0,33 0,30 Valid
4 0,52 0,30 Valid
5 0,01 0,30 Tidak valid
6 -0,20 0,30 Tidak valid
7 0,22 0,30 Tidak valid
8 0,14 0,30 Tidak valid
9 0,24 0,30 Tidak valid
10 0,72 0,30 Valid
Tabel 3c
Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Membentuk Imperativsätze Bagian B No. Soal Koefisien Validitas Hitung
r kritis Keputusan
1 0,68 0,30 Valid
2 0,63 0,30 Valid
3 0,84 0,30 Valid
4 0,70 0,30 Valid
5 0,93 0,30 Valid
6 0,74 0,30 Valid
7 0,72 0,30 Valid
8 0,20 0,30 Tidak valid
9 0,68 0,30 Valid
10 0,81 0,30 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan, maka instrumen yang
dinyatakan tidak valid dibuang, sehingga diperoleh butir soal kemampuan
mengonjugasikan verba sebanyak 10 butir soal (lihat lampiran 6) dan butir soal
2. Uji Reliabilitas Data X dan Y
Instrumen dikatakan reliabel (andal) jika ia dapat dipercaya, konsisten atau
stabil dan produktif (Purwanto 2010:139). Dalam penelitian ini dilakukan uji
reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan andal dan dapat
dipercaya.
Untuk mengetahui instrumen tersebeut reliabel atau tidak digunakan
metode split half, yaitu tes dibagi menjadi dua bagian kemudian dicari
korelasinya. Korelasi tersebut merupakan korelasi setengah tes. Untuk mengetahui
korelasi tes keseluruhan digunakan rumus �= 2.�1 21 2
1+ �1 21 2. Kemudian diuji
signifikansi reliabilitasnya dengan uji t. (lihat lampiran 8 dan 9)
3. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Homogenitas Data X dan Y
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam variabel
X dan Y bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mencari standar deviasi variabel X dan Y
2. Mencari Fhitung dengan varians X dan Y
3. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada tabel distribusi F, dengan dk
pembilang n-1 (untuk varians terbesar) dan dk penyebut n-1 (untuk varians
terkecil). Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka data tersebut bersifat
b. Uji Normalitas Data X dan Y
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila data tidak berasal dari
populasi yang berdistribusi normal, maka kesimpulan dalam penelitian tidak
berlaku. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Uji Liliefors. Jika L
hitung lebih kecil dari L tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
4. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui berapa besar hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini hubungan antara
kemampuan mengonjugasikan verba dengan kemampuan membentuk
Imperativsätze. Untuk itu, digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment,
sebagai berikut :
� = n.ΣXY− (ΣX) (ΣY) n.Σ�2− (ΣX2) �.ΣY2− (ΣY2
Setelah diperoleh nilai r, lalu diuji signifikansinya dengan menggunakan
uji t. Jika nilai thitung lebih besar dari ttabeldengan α = 0,05, maka koefisien korelasi
tersebut signifikan.
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap
variabel Y dilakukan penghitungan koefisien determinasi (KD) dengan
menggunakan rumus
5. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk memprediksi variabel Y bila variabel X
diketahui. Regresi sederhana dianalisis karena didasari oleh hubungan kausal
variabel X dan variabel Y.
Analisis regresi dapat diketahui dengan cara mencari persamaan regresi
sederhana Ŷ= a+bx. Kemudian diuji keberartian (signifikansi) dan kelinearannya
dengan menggunakan penghitungan analisis varians (ANAVA). Selain itu,
dianalisis pula koefisien arah regresinya dengan menggunakan uji t.
Jika dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan antara variabel X dan
variabel Y, maka penelitian ini tidak dilanjutkan dengan analisis regresi,
begitupula sebaliknya.
G. Hipotesis Statistik
H0 : rxy = 0
H1 : rxy ≠ 0
Hipotesis H0 diterima jika tidak ada hubungan positif yang signifikan
antara variabel X dengan variabel Y. Hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
alternatif (H1) diterima jika terdapat hubungan positif yang signifikan antara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan kemampuan
mengonjugasikan verba dengan kemampuan membentuk Imperativsätze, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil tes kemampuan mengonjugasikan verba siswa SMAN 2
Sukabumi, diperoleh nilai tertinggi 100 (skala 0-100) dan nilai terendah 30
(skala 0-100). Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 63,33. Berdasarkan nilai
rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
mengonjugasikan verba termasuk ke dalam kategori cukup.
2. Berdasarkan hasil tes kemampuan membentuk Imperativsätze, diperoleh nilai
tertinggi 100 (skala 0-100) dan nilai terendah 25(skala 0-100). Nilai rata-rata
yang diperoleh adalah 66,13. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membentuk Imperativsätze
termasuk ke dalam kategori baik.
3. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,79 menunjukkan bahwa hubungan
kemampuan mengonjugasikan verba dengan kemampuan membentuk
Imperativsätze termasuk dalam kategori cukup, mendekati baik (0,80),
sedangkan nilai uji koefisien korelasi sebesar 6,85 menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan mengonjugasikan
4. Kemampuan mengonjugasikan verba memiliki peranan dalam meningkatkan
kemampuan membentuk Imperativsätze. Hal ini dibuktikan melalui
kontribusi kemampuan mengonjugasikan verba terhadap kemampuan
membentuk Imperativsätze berdasarkan hasil penghitungan koefisien
determinasi sebesar 63%.
B. Saran
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk Imperativsätze,
diperlukan kemampuan mengonjugasikan verba yang baik. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dipaparkan, maka peneliti ingin menyampaikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Siswa sebaiknya dapat memahami dan menguasai dengan baik konjugasi
verba sehingga mereka bisa membentuk kalimat dengan baik
2. Siswa diharapkan lebih termotivasi untuk mempelajari konjugasi verba
dengan baik. Dengan demikian siswa akan lebih mudah untuk membentuk
Imperativsätze
3. Baik pembelajar maupun pengajar bahasa Jerman diharapkan memeroleh
informasi mengenai hubungan kemampuan mengonjugasikan verba dengan
kemampuan membentuk Imperativsätze, sehingga pembelajar menyadari
4. Penelitian ini hanya mengungkapkan salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuan membentuk Imperativsätze yaitu mengonjugasikan verba. Oleh
sebab itu, disarankan kepada peneliti lain untuk meneliti faktor-faktor lain
yang dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap kemampuan
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan ... i
Abstrak ... ii
Abstraksi ... iii
Kata Pengantar ... iv
Ucapan Terimakasih ... v
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II Kajian Teori A. Hakikat Kalimat ... 8
B. Imperativsätze ... 10
C. Konjugasi Verba ... 25
1. Hakikat Verba ... 25
2. Bentuk Verba ... 28
3. Konjugasi Verba ... 32
D. Kerangka Berpikir ... 36
E. Hipotesis ... 38
BAB III Metodologi Penelitian A. Metode Penelitian ... 39
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39
C. Variabel dan Desain Penelitian ... 39
D. Instrumen Penelitian ... 40
E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 40
F. Teknik Analisis Data ... 41
1. Uji Validitas Data X dan Y ... 41
2. Uji Reliabilitas Data X dan Y ... 44
3. Uji Persyaratan Analisis ... 44
4. Analisis Korelasi ... 45
5. Analisis Regresi ... 45
G. Hipotesis Statistik ... 46
2. Data Kemampuan Membentuk Imperativsätze ... 47
B. Uji Persyaratan Analisis ... 48
1. Uji Homogenitas Data X dan Y ... 48
2. Uji Normalitas Data X dan Y ... 49
C. Analisis Data 1. Penghitungan Koefisien Korelasi ... 49
2. Uji Koefisien Korelasi ... 50
3. Uji Koefisien Determinasi ... 51
4. Analisis Regresi ... 51
5. Uji Keberartian dan Kelinearan Regresi ... 52
6. Uji Koefisien Regresi ... 53
D. Pengujian Hipotesis ... 53
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
BAB V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
Daftar Pustaka ... 60
Lampiran-Lampiran