• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan dan Perencanaan Interior Gedung Pecinta Alam Wanadri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan dan Perencanaan Interior Gedung Pecinta Alam Wanadri."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKSI

Menjadi ibukota provinsi Jawa Barat dengan daya tarik objek wisata alam yang berlimpah membuat Bandung memiliki banyak organisasi pencinta alam yang fokus kepada pelestarian alam dan penikmat keindahan serta olahraga di alam. Namun berkembangnya jumlah pencinta alam tidak dibarengi dengan berkembangnya sarana dan prasarana dari organisasi pencinta alam.

Salah satu organisasi pencinta alam terbesar di bandung adalah Wadari yang terletak di jalan Aceh No.155, berdiri sejak 17 jauari 1964 Wanadri berkembang dengan pesat dan menjadi salah satu kelompok pencinta alam terbesar di bandung dengan anggota aktif lebih dari 300 orang.

Perancangan desain Interior Gedung Pencinta Alam Wanadri diharapkan dapat memberikan sarana yang baik untuk menunjang kegiatan kegiatan anggota Wanadri

(2)

ABSTRAC

Being the capital of West Java Province with object amusement attractions that make Bandung have many nature lovers organization that focus on the

conservation of nature and sport lovers as wall as natural beauty.but the growing number of nature lovers are not accompanied by the development of facilities and infrastructure of the organization nature lovers.

One of the largest organization of nature lovers is WANADRI located in Bandung on the aceh street number 155. Established since 17 january 1964,

WANADRI grown rapidly and become one of the largest groups of nature lovers in Bandung by an active member more than 300 people.

Interior designing for Wanadri nature conservationist is expected to provide

a good means to support the activities of member WANADRI.

(3)

ix

Pernyataan Orisinalitas Laporan Tugas Akhir………... iii

Pernyataan Publikasi Laporan Tugas Akhir………...………... iv

Kata Pengantar ………...………... v

(4)

x

2.2 Komunitas Pencinta Alam Wanadri……….. 12

2.2.1 Sejarah Wanadri……….... 13

2.3 Hikayat dan Janji Wanadri... 14

2.3.1 Hikayat Wanadri... 15

2.3.2 JanjiWanadri... 16

2.4 Struktur Organisasi ...………...…... 16

2.5Sejarah Wall Climbing……….. 17

2.5.1Klasifikasi Pemanjatan Tebing……….. 22

2.5.1.1Klasifikasi Pemanjatan Tebing Berdasarkan Teknik... 22

2.5.1.2 Klasifikasi Pemanjatan Tebing Berdasarkan Belay... 24

2.6 Analisis Penghawaan Pada Ruangan Interior Untuk Olahraga... 27

2.7 Standar Area Fitnes... 29

2.8 Ruang Kerja... 30

2.8.1Ruang Kerja Terbuka... 30

2.8.2Ruang Kerja Divisi... 30

2.8.3Ruang KerjaKubikel... 31

2.8.4Ruang KerjaPrivat... 31

2.8.5Ruang Kerja Bersama... 32

2.9 Ruang Rapat... 32

2.9.1Ruang Rapat Kecil... 32

2.9.2Ruang Rapat Besar... 32

2.9.3Meeting Point... 33

2.10 Ruang Pendukung... 33

2.10.1Ruang Arsip... 33

2.11 Jenis-jenis Lampu dan Pengaplikasianya... 32

2.12 Ergonomi Pda Gedung Pencinta Alam... 38

2.12.1Area Meeting... 39

2.12.2Area Duduk... 40

(5)

xi

BAB III Analisis Gedung Pencinta Alam Wanadri

3.1 Definisi Objek Studi...……… 42

3.2 Site Analisis dan Building Analisis..………... 43

3.2.1 Analisis Fungsi... ... 45

3.4.5 Zoning dan Blocking... 53

3.4.5.1 Zoning dan Blocking Lantai Satu... 53

3.4.5.2 Zoning dan Blocking Lantai Dua... 54

3.4.5.2 Zoning dan Blocking Lantai Tiga... 54

3.5 Ide Implementasi Konsep pada Objek... 55

3.5.1Tema Perancangan... ... 55

3.5.2Konsep Perancangan... ... 56

3.6 Studi Image Fasilitas Sejenis... 57

3.6.1Class 5 Climbing... 57

BAB IV Perancangan Interior Gedung Pencinta Alam Wanadri 4.1 Penerapan Tema Konsep dalam Desain...………… 61

4.1.1 Konsep bentuk... ... 62

4.1.2 Konsep Material... ... 62

4.1.3 Konsep Warna... ... 63

4.2 Perancangan General...………... 64

4.3 Perencanaan Area Khusus... 66

(6)

xii

4.3.2 Specific Plan of the Second Floor... 68 4.3.3 Specific PlanThird Floor... 71

BAB V Simpulan dan Saran

5.1 Simpulan...…………... 74 5.2 Saran... ... 75

(7)

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Logo Wanadri... 12

2.2 Logo Awal Wanadri... 13

2.3 Struktur Organisasi Wanadri... 16

2.4 Teknik Free Climbing... 23

2.5 Teknik Free Soloning... 23

2.6 Teknik Artificial Climbing... 24

2.7 Gym Climbing... 25

2.8 Top Roping... 25

2.9 Lead Climbing... 26

2.10Jenis-Jenis Lampu Downligh... 35

2.11Ergonomi Ruang Rapat... 39

2.12 Ergonomi Area Tunggu... 40

2.13 Ergonomi Area Kerja... 41

3.1Void... 44

3.2 Pintu Utama... 44

3.3Lift... 48

(8)

xiv

3.5 Zoning dan Blocking Lantai 1... 53

3.6 Zoning dan Blocking Lantai 2... 54

3.7 Zoning dan Blocking Lantai 3... 54

3.8 Class 5 Climbing... 58

3.9 Class 5 Climbing Anak-anak... 59

3.10 Class 5 Climbing Expert... 59

4.1 Wood, Iron, Concrete... 62

4.2 Color Scheme... 63

4.3 General Plan of The First Floor... 64

4.4 General Plan of The Second Floor... 64

4.5 General Plan Third Floor... 65

4.6 Specific Plan of The First Floor... 66

4.7 Desain Cafe Area... 67

4.8 Desain Seat Area... 67

4.9 Section Plan of The First Floor... 68

4.10 Specific Plan of The Second Floor... 68

4.11 Detail Furniture Kursi Lipat... 69

(9)

xv

4.13 Perspektiv Auditorium... 70

4.14 Section Plan of The second Floor... 71

4.15 Specific Plan Third Floor... 71

4.16 Detail Interior... 72

4.17 Detail Interior... 73

4.18 Section Plan Third Floor... 73

(10)
(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia terutama Jawa Barat, banyak sekali kelompok pencinta alam yang berdiri, mulai dari pribadi, pemerintah, hingga berdiri dibawah naungan universitas/lembaga tertentu, banyak dari keberadaan kelompok kelompok pencinta alam yang tidak memiliki kantor sekretariat yang jelas tapi sudah memiliki banyak prestasi.

(12)

2

Wanadri sebagai kelompok pencinta alam sendiri menuntut anggotanya untuk rutin dan aktif dalam kegiatan olahraga-olahraga pencinta alam.

Olahraga-olahraga pencinta alam biasanya tergolong extreme sport, mulai dari caving, climbing, downhi, dll, banyak dari olahraga jenis ini dilakukan di alam dengan segala kendalanya mulai dari faktor kenyamanan, keamanan, dan cuaca.

Oleh karena hal-hal tersebut maka penulis berpikir untuk memfasilitasi olah raga tersebut agar dapat dilakukan kapan pun tanpa terkendala cuaca, dengan tingkat keamanan yang tinggi, dengan suasana nyaman dan dapat dilakukan di dalam ruangan, salah satu contoh olahraga extreme yang sedang berkembang dan dapat dimodifikasi menjadi di dalam ruangan adalah panjat tebing.

Olahraga panjat tebing termasuk ke dalam salah satu jenis olahraga extreme dengan ketinggian yang telah dan masih terus berkembang di Indonesia ,panjat tebing mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1976 dengan pelopor pertamanya adalah bapak Harry Suliztiarto, pemuda asal Surabaya yang menjadi mahasiswa Seni Rupa ITB.

(13)

3

Sejak saat itu antusiasme masyarkat Indonesia mengenai panjat tebing sangatlah baik, ada banyak komunitas panjat tebing di Indonesia terbentuk ,terutama di kampus-kampus sebagai sebuah unit kegiatan pencinta alam.

Di masa sekarang ini, olahraga panjat tebing mulai beralih menjadi olahraga panjat dinding buatan karna faktor kemanan yang lebih baik dan faktor berkurangnya tebing tebing batu di alam akibat pengerusakan oleh manusia, selain itu faktor efisiensi juga menjadi salah satu faktor utama yang mendukung penyesuaian olehraga panjat tebing di alam menjadi olahraga panjat tebing buatan di area indoor.

Para pemanjat pemula merasa lebih aman ketika berlatih di dinding tebing buatan sebelum mereka merasakan memanjat tebing sungguhan dengan kesulitan yang lebih tinggi, selain itu dengan adanya dinding panjat tebing buatan di area indoor, para pemanjat tidak perlu pusing membawa peralatanya sendiri untuk berlatih dan tidak perlu kawatir akan cuaca hujan yang membuat mereka tidak dapat menyalurkan keinginannya untuk berlatih.

(14)

4 1.2 Identifikasi Masalah

Saat ini, banyak orang yang tertarik untuk bergabung dalam kumpulan pencinta alam, tidak hanya karena hobby berolahraga di alam tapi juga sebagai bentuk komunitas dengan tujuan yang positif, para pencinta alam ingin menyalurkan hobi mereka secara berkelompok tetapi seringnya mereka terkendala masalah cuaca, selain itu di Bandung sangat sulit sekali ditemukan suatu kawasan yang lengkap untuk menunjang kegiatan pencinta alam, seperti gedung sekertariat yang luas, area gym, area berlatih yang memadahi, area penjualan peralatan penunjang olahraga pencinta alam serta perpustakaan yang berguna untuk menambah pengetahuan para pencinta alam.

1.3 Ide dan Gagasan Perancangan

(15)

5

segala kebutuhan yang menunjang berjalannya semua olahraga yang diminati oleh para pencinta alam serta area berkumpul dan bertukar pikiran bagi para pencinta alam dan juga sarana fitnes center yang berguna untuk menjaga kebugaran para anggota Wanadri serta area pendukung lainnya seperti area menginap kecil yang berguna sebagai tempat menginap bagi para anggota Wanadri yang sedang dalam proses pelatihan atau anggota Wanadri dari luar daerah yang sedang berkunjung ke Bandung dan area gudang yang berguna untuk menyimpan peralatan peralatan Wanadri, mulai dari peralatan tiap divisi, area penyimpanan stok barang yang akan dijual serta gudang untuk menyimpan alat-alat keperluan SAR dan gudang arsip yang berguna untuk menyimpan file-file penting yang diperlukan oleh sekretariat.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang sudah dijabarkan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana mendesain sebuah fasilitas bagi para anggota Wanadri agar dapat berlatih dengan aman dan nyaman dalam ruangan tertutup.

b. Bagaimana merancang sebuah gedung sekertariat yang baik dengan fasilitas pendukung yang lengkap guna menunjang kegiatan anggota kelompok.

(16)

6 1.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari Desain Interior yang akan diterapkan dalam Gedung Pencinta Alam Wanadri, diantaranya :

a. Menciptakan interior yang tidak hanya nyaman melainkan memiliki standar fungsi yang maksimal yang dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan anggota Wanadri.

b. Memberikan wadah bagi para anggota Wanadri untuk dapat berkumpul dan bertukar pikiran dalam sebuah gedung yang kondusif.

c. Membuat gedung dengan fasilitas koperasi yang menjual barang barang penunjang olahraga dari para pencinta alam.

1.6

Manfaat Perancangan

A. Bagi Perancang

1. Mendapatkan pengetahuan mengenai kegiatan dan aktivitas para pencinta alam.

2. Mendapatkan pengetahuan mengenai standar kenyamanan dan keamanan bagi fasilitas berlatih para pencinta alam.

(17)

7 B. Bagi komunitas dan masyarakat

1. Mendapatkan gagasan untuk membuat gedung sekertariat yang menunjang kegiatan kegiatan kelompok.

2. Mendapatkan ide untuk membuat sebuah gedung yang memiliki fungsi lengkap sebagai sarana belatih, sekertariat sekaligus koperasi barang barang penunjang olahraga pencinta alam.

3. Menciptakan sarana untuk berkumpul bagi para pencinta alam.

1.7

Batasan Masalah

Gedung pencinta alam Wanadri ini direncanakan akan menggunakan site di gedung Badan Pendidikan Kristen Penabur International School Singasana Bandung dengan fasilitas pendukung kegiatan anggota Wanadri, tidak hanya kantor sekretariat tapi juga tempat berlatih, berkumpul, menambah pengetahuan dan tempat mendapatkan barang-barang penunjang olahraga pencinta alam.

1.8

Sistematika Penulisan

(18)

8

Tahap I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, ide dan gagasan, rumusan masalah, tujuan perancangan, serta sistematika penulisan.

Tahap II LANDASAN TEORI

Berisi mengenai studi literatur yang menjelaskan hal-hal apa saja yang patut diperhatikan dalam perancangan dan pendesainan sebuah gedung bagi para pencinta alam secara teoritis dan lebih terperinci, dan mengenai fungsi-fungsi ruang yang akan dijadikan fokus dari proyek tersebut dan dikaitkan dalam pembahasan bidang desain interior.

Tahap III DESKRIPSI OBYEK STUDI

(19)

9 Tahap IV ANALISA DATA

Berisikan tentang analisa data perencanaan, perancangan dan pendesainan interior gedung pencinta alam yang lebih membahas lembar kerja dari proyek tersebut.

Tahap V KESIMPULAN

(20)

74

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

(21)

75

Pada perancangan ini, perancang menarik kesimpulan bagaimana membuat desain interior gedung pencinta alam Wanadri yang dapat membuat pengunjung merasakan pengalaman menjadi pencinta alam dengan mewujudkan perasaan yang dimiliki oleh seorang pencinta alam menjadi sebuah ruangan.

Tidak langsung membawa suasana alam itu sendiri melainkan mengimplementasikan perasaan yang dirasakan ke dalam desain furniture, dinding, ceiling, dan lantai, sehingga perasaan itu dapat dirasakan oleh pengunjung.

5.2 Saran

Diharapkan perancangan ini dapat menjadi salah satu referensi bagi kelompok pencinta alam Wanadri untuk dapat mengembangkan gedung miliknya.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Komunitas Pencinta Alam menurut Hok Gie tahun 1964 ( http://www.belantaraindonesia.com )

Sejarah wall climbing Indinesia, sumber (Booklet LPDN tahun 1990) dan (catatan yayasari PARIGI-yogyakarta pada tahun 2000)

Klasifikasi pemanjatan tebing, sumber (http://www.slideshare.com) diktat panjat tebing edisi beta releas, 2009 bahasa Indonesia, penulis : Laili Aidi (A-062-kabut fajar)

Sejarah Caving / penelusuran gua di Indonesia, sumber (http://www.belantaraindonesia.com )

Dimensi Manusia dan Ruangan Interior, Julius Panero, 2003

Sejarah Wanadri, sumber (http://www.wanadri.co.id)

Klasifikasi pemanjatan tebing berdasarkan teknik memanjat ,sumber

(http://www.rock-climbing-for-life.com/rock-climbing-techniques/)

Berbagi macam panjat tebing, sumber

(

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Pendidikan Sekolah Menengah Umum adalah unit kegiatan pendidikan sekolah menengah tingkat atas yang berlangsung selama tiga tahun termasuk sekolah menengah keagamaan dan

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan antara pengaruh penggunaan larutan asap cair dengan penggunaan desinfektan oral yang telah digunakan dalam bidang

Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi Bidang Binamarga Dinas Pekerjaan Umum dan

(2004), tanaman krisan yang diberi perlakuan vaksin Carna-5 dan CMV pada umur 2–4 minggu setelah perlakuan vaksin, tidak menunjukkan gejala mosaik atau belang

Dalam penelitian ini menghasilkan bahwa Personal Branding yang dilakukan Rissa memiliki kepribadian yang memiliki karakter, nilai-nilai, visi yang sesuai dengan ambisi

Program bimbingan belajar yang selama ini belum memadai karena kurang melibatkan staf para pengajar dan jadwal belajar bimbingan yang kurang memadai, sehingga masalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30,8% responden tidak mengalami kecemasan; 44,2% responden mengalami kecemasan ringan; 19,2% responden mengalami kecemasan sedang; 3,8%