ABSTRAK
INSIDENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA DERMATITIS KONTAK IRITAN DI RS IMMANUEL TAHUN 2015
Mohammad Iqbal Rizki, 2016,
Pembimbing I : dr. R. Amir Hamzah, SpKK., M.Kes Pembimbing II : dr. Cindra Paskaria, M.K.M
Latar Belakang 50% dari semua penyakit akibat kerja adalah dermatitis kontak iritan (DKI). DKI merupakan respon inflamasi non-imunologi dari kulit terhadap pajanan kimia, fisik, atau biologi. Gejala yang umum adalah eritema, oedem ringan, dan pengelupasan kulit.
Tujuan Penelitian Mengetahui insidensi dan karakteristik penderita DKI di RS Immanuel pada tahun 2015.
Metode Menggunakan metode deskriptif observasional dengan desain cross sectional.
Hasil Dari 76 pasien, didapatkan jenis kelamin terbanyak perempuan yaitu 52 kasus (68,42%), kelompok usia terbanyak 30-59 tahun yaitu 12 orang laki-laki (50%) dan 32 orang perempuan (61,5%), pekerjaan tersering yaitu ibu rumah tangga 24 kasus (31,5%), predileksi terbanyak adalah tangan pada laki-laki 15 kasus (62,5%) dan perempuan 38 kasus (73%), etiologi terbanyak pada laki-laki yaitu sabun 19 kasus (79,1%) sedangkan pada perempuan yaitu detergen 25 kasus (48%), dan pengobatan yang paling banyak diberikan adalah kombinasi klobetasol + metilprednisolon pada laki-laki 8 kasus (33,3%) dan cetirizine + klobetasol + metilprednisolon pada perempuan 21 kasus (40,3%).
Kesimpulan Insidensi pasien DKI sebanyak 237 pasien. dari 76 pasien dengan data lengkap, didapatkan rentang usia terbanyak 30-59 tahun, jenis kelamin terbanyak perempuan, pekerjaan terbanyak ibu rumah tangga, predileksi terbanyak pada tangan, etiologi terbanyak sabun dan detergen, pengobatan terbanyak klobetasol + metilprednisolon dan cetirizine + klobetasol + metilprednisolon.
Kata Kunci : Dermatitis kontak iritan, karakteristik, insidensi, RS Immanuel
ii ABSTRACT
INCIDENCE AND CHARACTERISTIC OF PATIENTS WITH IRRITANT CONTACT DERMATITIS IN IMMANUEL HOSPITAL 2015
Mohammad Iqbal Rizki, 2016,
1st Tutor : dr. R. Amir Hamzah, SpKK., M.Kes 2nd Tutor : dr. Cindra Paskaria, M.K.M
Background 50% of all occupation related disease was irritant contact dermatitis (ICD). ICD was a non-immunological inflammatory response of the skin to exposure as chemical, physical, or biological. A common symptom was erythema, mild edema and exfoliation.
Research PurposesKnowing the incidence and characteristics of ICD patients at Immanuel Hospital in 2015.
Research Methodology The study used descriptive observational method with cross sectional design.
Research Result From 76 patients, the most common gender was female 52 cases (68.42%), common age range was 30-59 years were 12 men (50%) and 32 women (61.5%), common jobs was housewives 24 cases (31.5%), most of predilection was on the hand , were man 15 cases (62.5%) and women 38 cases (73%), common etiology in males was soap 19 cases (79.1%), while in women was detergents of 25 cases (48%), and the most widely prescribed medication was clobetasol + methylprednisolone in men 8 cases (33.3%) and cetirizine + clobetasol + methylprednisolone in women 21 cases (40.3%).
Conclusion The incidence of ICD patients was 237 patients. Where 76 patients has complete data, the highest age range obtained was 30-59 years, most female gender, most occupation was housewives, most predilection on the hands, most etiology was soaps and detergents, most prescribed medication was combination clobetasol + methylprednisolone and cetirizine + clobetasol + methylprednisolone.
Keywords: Irritant contact dermatitis, characteristic, incidence, Immanuel hospital
iii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Manfaat Ilmiah ... 4
1.4.2 Manfaat Klinis ... 4
1.5 Landasan Teoritis ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit ... 6
2.1.1 Histologi Kulit ... 6
2.1.1.1 Lapisan Epidermis ... 6
2.1.1.1.1 Stratum Korneum………..7
2.1.1.1.2 Stratum Granulosum………...7
2.1.1.1.3 Stratum Spinosum……….7
2.1.1.1.4 Stratum Basale………...8
2.1.1.2 Lapisan Dermis ... 8
2.1.1.3 Lapisan Subkutan………..9
iv
2.2 Dermatitis Kontak ... 10
2.2.1 Definisi ... 10
2.2.2 Etiologi ... 10
2.2.3 Klasifikasi ... 10
2.3 Dermatitis Kontak Iritan ... 11
2.3.1 Definisi ... 11
2.3.2 Etiologi...11
2.3.3 Epidemiologi...12
2.3.4 Faktor yang Berpengaruh...12
2.3.5 Patogenesis...13
2.3.6 Gambaran Klinis ... 14
2.3.7 Diagnosis ... 15
2.3.8 Pencegahan ... 16
2.3.9 Pengobatan ... 17
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian ... 18
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
3.3 Prosedur ... 18
3.6 Definisi Operasional ... 20
3.6.1 Dermatitis Kontak Iritan ... 20
3.6.2 Jenis Kelamin ... 20
3.6.3 Usia Penderita ... 20
3.6.4 Pekerjaan ... 20
3.6.5 Predileksi ... 20
v
3.6.6 Etiologi...21
3.6.7 Pengobatan...21
3.7 Aspek Etik Penelitian ... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Insidensi Penderita Dermatitis Kontak Iritan di RS Immanuel Tahun 2015...22
4.2 Distribusi Penderita Dermatitis Kontak Iritan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia di RS Immanuel Bandung Tahun 2015...22
4.3 Distribusi Penderita DKI Berdasarkan Pekerjaan di RS Immanuel Bandung Periode Tahun 2015...25
4.4 Distribusi Penderita Dermatitis Kontak Iritan Berdasarkan Predileksi di RS Immanuel Bandung Periode Tahun 2015...26
4.5 Distribusi Penderita Dermatitis Kontak Iritan Berdasarkan Etiologi di RS Immanuel Bandung Periode Tahun 2015...27
4.6 Distribusi Penderita Dermatitis Kontak Iritan Berdasarkan pengobatan yang di Berikan RS Immanuel Bandung Periode Tahun 2015...28
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...31
5.2 Saran...31
DAFTAR PUSTAKA...33
LAMPIRAN... 36
RIWAYAT HIDUP...48
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Penderita DKI Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia di RS Immanuel Bandung Periode Tahun 2015 ... 22
Tabel 4.2 Distribusi Penderita DKI Berdasarkan Pekerjaan di RS Immanuel Bandung Periode Tahun 2015 ... 24
Tabel 4.3 Distribusi Penderita Dermatitis Kontak Iritan Berdasarkan Predileksi di RS Immanuel Bandung Periode Tahun 2015 ... 26
Tabel 4.4 Distribusi Penderita Dermatitis Kontak Iritan Berdasarkan Etiologi di RS Immanuel Bandung Periode Tahun 2015 ... 27
Tabel 4.5 Distribusi Penderita Dermatitis Kontak Iritan Berdasarkan Pengobatan yang di Berikan RS Immanuel Bandung Periode Tahun 2015 ... 28
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lapisan-Lapisan Kulit ... 9
Gambar 2.2 Patogenesis DKI ... 14
Gambar 2.3 DKI Akut Karena Zat Pelarut Industri ... 15
Gambar 2.4 DKI Kronis Pada Ibu Rumah Tangga ... 16
8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keputusan Etik Penelitian ... 36
Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data ... 37
Lampiran 3. Surat Perizinan Pengambilan Data Dari RS Immanuel ... 38
Lampiran 4. Data Rekam Medik Pasien ... 39
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dermatitis Kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau
substansi yang menempel pada kulit. Dikenal dua jenis dermatitis kontak yaitu
Dermatitis Kontak Iritan (DKI) yang merupakan respon non-imunologi dan
Dermatitis Kontak Alergi (DKA) yang merupakan respon imunologi spesifik.
Keduanya dapat bersifat akut dan kronis (Djuanda A, 2007).
Hampir setiap orang pernah mengalami eksim/dermatitis minimal sekali
selama seumur hidup. Seseorang akan mengalami dermatitis jika kulit terpapar
zat yang menyebabkan jejas. Sebagian jejas dapat langsung muncul dan
sebagian membutuhkan waktu untuk muncul (American Academy of
Dermatology, 2011).
DKI merupakan tipe tersering dalam dermatitis kontak. Penyakit ini muncul
jika suatu zat mengiritasi kulit (American Academy of Dermatology, 2011). DKI
adalah peradangan pada kulit dengan gejala eritema, oedem ringan, dan
pengelupasan pada kulit. Penyakit ini adalah respon non-spesifik dari kulit yang
terpapar zat kimia yang mengiritasi dan melepaskan mediator-mediator
inflamasi dari sel epidermis (Hogan D, 2014). Pekerjaan dengan insidensi DKI
tersering adalah pekerja pabrik, pekerja rumah tangga, penata rambut, dan
sebagainya.
Di Amerika, prevalensi kejadian DKI ditemukan sebesar 55,6% di dua
Intensive Care Unit (ICU). Di Jerman terdapat 4,5 kasus per 10.000 pekerja
dengan kasus DKI. Dibandingkan dengan DKA ada 4,1 kasus per 10.000
pekerja. Dan insidensi terbanyak DKI ditemukan pada pekerja salon (46.9 kasus
per 10.000 pekerja / tahun), pekerja roti (23.5 kasus per 10.000 pekerja / tahun)
dan pekerja toko kue (16.9 kasus per 10.000 pekerja / tahun (Hogan D, 2014).
Di Indonesia prevalensi dermatitis kontak sangat bervariasi. Menurut
Perdoski (2009) sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja merupakan dermatitis
kontak, baik tipe iritan maupun tipe alergi. Penyakit kulit akibat kerja yang
merupakan dermatitis kontak sebesar 92,5%, sekitar 4,5% karena infeksi kulit
dan 2,1% karena sebab lain (Hudyono, 2002).
Hasil dari penelitian di kawasan industri otomotif di Cibitung, Jawa Barat,
didapatkan penderita yang kontak dengan bahan kimia termasuk logam,
sebanyak 74% (40 pekerja) mengalami dermatitis kontak akibat kerja: akut 26%
(14 pekerja), sub akut 39% (21 pekerja), dan kronik 9% (5 pekerja) (Nuraga,
Lestari, & Kurniawidjaja, 2008).
Data kasus DKI di Bandung tidak banyak didapatkan, khususnya di seluruh
rumah sakit di kota Bandung. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang insidensi dan karakteristik penderita DKI
yang datang berobat ke Rumah Sakit (RS) Immanuel Bandung.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang ditemukan adalah :
• Berapa jumlah insidensi DKI di RS Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin Bandung pada periode Januari-Desember 2015.
• Bagaimana karakteristik penderita DKI berdasarkan jenis kelamin di RS
Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Bandung pada periode
Januari-Desember 2015.
• Bagaimana karakteristik penderita DKI berdasarkan usia di RS Immanuel
Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Bandung pada periode
Januari-Desember 2015.
• Bagaimana karakteristik penderita DKI berdasarkan pekerjaan di RS
Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Bandung pada periode
Januari-Desember 2015.
• Bagaimana karakteristik penderita DKI berdasarkan predileksi di RS
Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Bandung pada periode
Januari-Desember 2015.
• Bagaimana karakteristik penderita DKI berdasarkan etiologi di RS Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Bandung pada periode
Januari-Desember 2015.
• Bagaimana karakteristik penderita DKI berdasarkan pengobatan yang
diberikan di RS Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Bandung pada periode Januari-Desember 2015.
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
• Mengetahui jumlah insidensi DKI di RS Immanuel Bagian Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin Bandung pada periode Januari-Desember 2015.
• Mengetahui karakteristik penderita DKI berdasarkan jenis kelamin di RS
Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Bandung pada periode
Januari-Desember 2015.
• Mengetahui karakteristik penderita DKI berdasarkan usia di RS Immanuel
Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Bandung pada periode
Januari-Desember 2015.
• Mengetahui karakteristik penderita DKI berdasarkan pekerjaan di RS
Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Bandung pada periode
Januari-Desember 2015.
• Mengetahui karakteristik penderita DKI berdasarkan predileksi di RS
Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Bandung pada periode
Januari-Desember 2015.
• Mengetahui karakteristik penderita DKI berdasarkan etiologi di RS
Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Bandung pada periode
Januari-Desember 2015.
• Mengetahui karakteristik penderita DKI berdasarkan pengobatan yang
diberikan di RS Immanuel Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Bandung pada periode Januari-Desember 2015.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan meningkatkan
kewaspadaan terhadap Dermatitis Kontak Iritan.
1.4.2 Manfaat Klinis
• Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk mencegah terjadinya
Dermatitis Kontak Iritan.
• Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu untuk melengkapi data
kejadian Dermatitis Kontak Iritan yang terjadi di masyarakat.
1.5Landasan Teoritis
Dermatitis kontak merupakan 50% dari semua PAK (Penyakit Akibat Kerja)
yang terbanyak bersifat non-alergi atau iritan, atau disebut juga dermatitis kontak
iritan. Dermatitis kontak iritan merupakan respon inflamasi non-imunologi dari
kulit terhadap pajanan kimia, fisik, atau biologi (Nuraga et al, 2008; Wolff et al,
2013).
Pada DKI adanya bahan iritan akan mengakibatkan kerusakan sel, yang diawali
dengan merusak lapisan lemak pada keratinosit. Bahan iritan tersebut selain
merusak lapisan lemak keratinosit juga akan berdifusi sehingga merusak lisosom,
mitokondria, atau komponen inti keratinosit. Sehingga akan mengakibatkan reaksi
inflamasi dan akan timbul gejala-gejala seperti eritema, nyeri, rasa panas, di tempat
terjadinya kontak (Mark, DeLeo, 1997).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya DKI yaitu faktor endogen
dan eksogen. Faktor endogen meliputi usia, jenis kelamin, ras, lokasi, dan
dermatitis yang ada sebelumnya. Sedangkan faktor eksogen yaitu zat iritan
penyebab dan kondisi lingkungan yang meliputi pH, lama pajanan, frekuensi
pajanan, kebersihan badan, dan penggunaan alat pelindung (Mark, DeLeo, 1997).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Hasil penelitian yang diperoleh dari data rekam medis pasien DKI di RS Immanuel Bandung, yang bertujuan untuk mengetahui insidensi dan karakteristik pasien DKI selama periode 1 Januari – 31 Desember 2015 yaitu sebagai berikut :
1) Insidensi pasien DKI sebanyak 237 pasien.
2) Kasus DKI banyak dijumpai pada jenis kelamin perempuan. 3) Kasus DKI banyak dijumpai pada rentang usia 30-59 tahun. 4) Kasus DKI banyak dijumpai pada pekerjaan ibu rumah tangga. 5) Kasus DKI paling sering dijumpai pada tangan.
6) Kasus DKI paling sering disebabkan oleh sabun dan detergen.
7) Kasus DKI paling sering diobati dengan pemberian obat kombinasi klobetasol + metilprednisolon dan kombinasi cetirizine + klobetasol + metilprednisolon
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat dan beberapa kejadian pada saat penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
• Diharapkan kasus DKI ini dapat menjadi perhatian sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan.
• Pemberian informasi terhadap ibu rumah tangga melalui media informasi atau bekerja sama dengan puskesmas dan rumah sakit setempat, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan.
• Untuk mengetahui lebih jelas karakteristik pasien DKI, perlu dilakukan penelitian yang lebih luas terhadap pasien DKI, dengan mengumpulkan kasus DKI yang ada. Maka dari itu diperlukan kelengkapan data klinis dan kerapihan dalam mendata pasien DKI.
INSIDENSI DAN KARAKTERISTIK
PENDERITA DERMATITIS KONTAK IRITAN
DI RS IMMANUEL TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
MOHAMMAD IQBAL RIZKI
1310183
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, karunia dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Insidensi dan Karakteristik Penderita Dermatitis
Kontak Iritan di RS Immanuel Tahun 2015”
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan
program studi S1 dan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha.
Karya Tulis Ilmiah ini, selama penelitian dan penulisan dapat selesai dengan
baik dan tepat waktu berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. R. Amir Hamzah, dr., SpKK., M.Kes. selaku pembimbing pertama yang
selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta dengan sabar
telah membimbing, memberi dukungan, perhatian, saran, nasihat, solusi
permasalahan, dan bantuan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Cindra Paskaria, dr., M.K.M. selaku pembimbing kedua yang selalu
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta dengan sabar telah
membimbing, memberi dukungan, perhatian, saran, nasihat, solusi
permasalahan, dan bantuan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Keluarga, ayah Mohamad Sidik, ibu Darmiati Sidik, Saudara Deasy Kania
Dewi, Anti Dewi Miranti, Dea Dewi Mayarani, Anisa Dewi Rafaldini,
Nadhifa Ayurizki atas dukungan moral, material serta perhatian.
4. Suri Annifa yang senantiasa memberi perhatian, semangat dan dukungan
selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Sahabat-sahabat penulis, Dwinan Rahmandi, Khoirul Umam, Kristian
Pasgha Tutuhatunewa, Raden Alvin Kurnia putra, Yunan Pangestu Yuzar,
vii
Nadilla Citra Ananda, Agnia Nursyifa, Andani Puspita Rani yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan
karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kepada pihak – pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara
langsung maupun tidak langsung turut memberikan dorongan dan semangat
maupun bantuan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca sehingga Karya Tulis ini dapat berguna dan bermanfaat serta menambah
wawasan bagi setiap pembacanya.
Bandung, November 2016
DAFTAR PUSTAKA
Afifah A. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya
Dermatitis Kontak Akibat Kerja Pada Karyawan Binatu. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
American Academy of Dermatology
https://www.aad.org/public/diseases/eczema/contact-dermatitis Diakses tanggal 22 September 2016
Azhar K, Hananto M. 2011. Hubungan Proses Kerja Dengan Kejadian
Dermatitis Kontak Iritan Pada Petani Rumput Laut di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Vol 10. Jurnal Ekologi Kesehatan. p.1-9.
Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffith C. 2014. Rook’s Texbook of
Dermatology. 7th ed. Oxford: Blackwell Scientific Publisher. p.19.1-30.
Cohen DE, Shirley BT. 2004. Irritant Contact Dermatitis. New York:
Mosby. p.241-9.
Chew AL, Maibach HI. 2011. Irritant Dermatitis. New York USA:
Springer.
Denig, Hoke, Maibach. Irritant Contact Dermatitis Clues to Causes,
Clinical Characteristic, and Control. Postgraduate Medicine. p.199-213.
Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 5 Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Dorland W. 2012. Kamus Kedokteran Dorland. 31st ed. Jakarta: EGC. p.761
Dubertret L, Aractingi S, Bachelez H, et al. Thérapeutique
dermatologique. Flammarion Médecine-Science. 2001
Hogan DJ . 2014. Irritant Contact Dermatitis. Emedicine.
http://emedicine.medscape.com/article/1049353-overview#a2
Diakses tanggal 26 Januari 2016
http://kbbi.web.id
Hudyono J. 2002. Dermatosis akibat kerja. Majalah Kedokteran Indonesia, November 2002.
Karlien B. 2013. Prevalensi Penderita Dermatitis Kontak Iritan di Rumah Sakit Umum Pusat Angkatan Udara Periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2012. Jakarta.
Kolarsick P, Kolarsick MA, Goodwin C. 2014. Anatomy and Physiology of the Skin. p.1-10
Lestari F, Utomo H. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Dermatitis Kontak Pada Pekerja di PT. Inti Pantja Press Industri. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakan Universitas Indonesia.
Mark JG, DeLeo VA. 1997. Contact & Occupational Dermatology. 2nd ed.
St. Louis: Mosby-Year Book, Inc.
Mowad CM, Mark Jr JG. 2004. Allergic Contact Dermatitis. New York:
Mosby. p.227-40.
Nuraga W, Lestari F, Kurniawidjaja L. (2008). Dermatitis Kontak Pada Pekerja Yang Terpajan Dengan Bahan Kimia Di Perusahaan Industri Otomotif Kawasan Industri Cibitung Jawa Barat. Makara Kesehatan, 12(2), 63–69.
Rahimah M, Kartini, Muzakkir. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Penyakit Dermatitis Pada Narapidana Di Rutan Kelas I Makassar. Makassar: STIKES Nani Hasanuddin.
Rycroft RJG, Menne T, Frosch PJ. 1995. Textbook of Contact Dermatitis.
2nd ed. Dortmund : Springer-Verlag. p.28.
Scott A, Fong E. 2015. Body Structures and Functions. 13th ed. USA :
Cengage. p.65
Sunaryo, Pandaleke, Kapantow. 2013. Profil Dermatitis Kontak di Poliklinik Kulit dan Kelamin Blu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado Periode Januari Desember 2012. Manado: Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Tortora, Derrickson. 2014. Principles of Anatomy and Physiology. 14th ed.
John Wiley & Sons, Inc.
Utami MF. 2015. Analisis Faktor Risiko yang Berhubungan Dengan
Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Pada Perawat RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang Tahun 2014 . Palembang: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Victor PE. 2008. diFiore’s Atlas of Histology with Functional correlations.
11th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins. P.217
Witasari D, Sukanto H. 2014. Dermatitis Kontak Akibat Kerja: Penelitian Retrospektif. Vol. 26. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Wolff K, Johnson R, Saavedra AP. (2013). Disorders of Hair Follicles and Related Disorders. Fitzpatrick Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7th ed. USA: Mc Graw Hill. p.20-22