ISSN: 2338-4328 (Print), ISSN: 2686-2646 (Online) Available online at: https://sultanist.ac.id/index.php/sultanist
153 Copyright © 2020 SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung
PENGARUH INOVASI PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI PIZZA HUT BOGOR
Dian Widyantini 1), Ellya Soekanda 2) 1
Program Studi Akuntansi, STIE Triguna Bogor, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
2
Program Studi Manajemen, STIE Triguna Bogor, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. *E-mail: 1dian,widia@gmail.com, 2ellyasoekanda@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inovasi produk (X1) dan citra merek (X2) secara simultan
dan parsial terhadap keputusan pembelian (Y) di Pizza Hut Bogor. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 konsumen yang melakukan pembelian produk Pizza Hut. Metode pengambilan sampel menggunakan non probability sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, dengan melalui tahapan uji instrumen dan uji asumsi klasik. Pengujian menggunakan program SPSS versi 24 for windows. Hasil penelitian dengan uji F menunjukkan bahwa secara simultan inovasi produk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Pizza Hut Bogor. Hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel citra merek yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sedangkan variabel inovasi produk tidak berpengaruh. Dengan koefisien determinasi R Square (R2)
sebesar 0,099 yang berarti variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh kedua variabel bebas sebesar 9,9% sedangkan sisanya 90,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata kunci: Inovasi Produk, Citra Merek, Keputusan Pembelian.
THE INFLUENCE OF PRODUCT INNOVATION AND BRAND IMAGE TOWARDS PURCHASING DECISIONS AT PIZZA HUT BOGOR
Abstract
This research aims to analyze the influence of product innovation (X1) and brand image (X2) simultaneously and
partially on purchasing decisions (Y) at Pizza Hut Bogor. The sample in this research was 100 consumers who made purchases of Pizza Hut products. The sampling method uses non probability sampling. The method of data analysis used is the regression analysis of linear multiple, through the instrument test stage and the classic assumption test. Testing uses SPSS program version 24 for windows. The results of the study with F test showed that simultaneously the product innovation and brand image had a positive and significant effect on purchasing decisions at Pizza Hut Bogor. Partially, t test showed the results that only brand image had a positive and significant effect on buying decisions while product innovation had no effect. With a determination of R Square (R2) of 0.099 which means the variable purchase decision can be explained by both independent variables by
9.9% while the remaining 90.1% is explained by other factors not examined in this research.
Keywords: Product Innovation, Brand Image, Purchase Decision
154 PENDAHULUAN
Kebutuhan konsumen saat ini terhadap produk makanan siap saji meningkat seiring dengan semakin tingginya mobilitas manusia di jaman sekarang. Data ststistik BPS tahun 2019 mengungkapkan terdapat lebih dari 10.000 tempat usaha penyediaan makanan dan minuman berskala menengah besar di Indonesia. Restoran siap saji menjadi salah satu usaha penyediaan makanan yang banyak dicari konsumen. Salah satunya adalah Pizza Hut. Pizza Hut Indonesia merupakan waralaba dari Pizza Hut, perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat, didirikan oleh Dan & Frank Carney pada tahun 1958 di Wichita, Kansas.
Pizza Hut pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1984, dengan restoran pertamanya berlokasi di Jakarta. Di tahun 1987, hak waralaba Pizza Hut Indonesia dipegang oleh PT. Sarimelati Kencana, Tbk. (PZZA). Selanjutnya, pada tahun 2004 PT. Sarimelati Kencana, Tbk. diakuisisi oleh PT. Sriboga Raturaya. Perjalanan Pizza Hut Indonesia selama 35 tahun ini bukan tanpa halangan. Dalam perkembangannya, banyak bermunculan restoran-restoran lain yang sejenis, yang juga menawarkan produk sajian pizza. Tidak hanya pesaing yang berasal dari pemegang waralaba asing seperti Domino’s Pizza dan Papa Rons Pizza, tapi juga restoran-restoran lokal yang mengandalkan menu sajian khas pizza.
Hingga tahun 2019, Pizza Hut Indonesia tercatat telah memiliki 500 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Perkembangan ini tentu saja menunjukkan kemampuan perusahaan untuk tetap mempertahankan eksistensi dan melakukan ekspansi di tengah persaingan usaha sejenis, sesuai dengan visi Pizza Hut Indonesia untuk menjadi yang terunggul pada tingkat restoran kelas menengah di Indonesia.
Kota Bogor, merupakan kota yang berjarak 60 km dari ibukota Jakarta. Menjadi salah satu kota penyangga ibukota menyebabkan Bogor menjadi tempat yang menarik bagi usaha kuliner, termasuk Pizza Hut. Memiliki beberapa gerai di Bogor
membuat Pizza Hut tetap menjadi pilihan utama bagi konsumen pizza di kota Bogor di tengah maraknya restoran sejenis. Terbukti dengan terpilihnya Pizza Hut Indonesia menjadi nomor 1 pada top brand award untuk kategori restoran pizza selama lima tahun terakhir ini. Keberhasilan Pizza Hut dalam menanamkan citra merek yang kuat dan positif tersebut tentunya diharapkan akan berdampak pada keputusan pembelian produk Pizza Hut oleh konsumen di kota Bogor.
Restoran Pizza Hut sendiri memiliki konsep sebagai restoran keluarga dengan menawarkan menu yang variatif dan inovatif. Bersamaan dengan pembukaan gerai ke-500 di Bekasi, Pizza Hut meluncurkan inovasi pizza terbarunya yaitu Cheese Bomb Pizza. Varian rasa baru ini juga ditawarkan di Pizza Hut Bogor dan semakin melengkapi menu produk terdahulu. Beragam inovasi produk telah dikeluarkan setiap tahunnya oleh Pizza Hut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menarik konsumen untuk membeli produk Pizza Hut yang ditawarkan. Tidak terkecuali konsumen Pizza Hut Bogor.
Keputusan pembelian menjadi keputusan terakhir konsumen atas suatu produk barang atau jasa yang ditawarkan, termasuk produk Pizza Hut. Menurut Setiadi dalam Fadhila et al. (2020) pengambilan keputusan konsumen adalah proses integrasi yang merupakan kombinasi antara pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Inovasi produk yang dilakukan terus menerus serta adanya citra merek Pizza Hut yang positif tentunya dapat menjadi dasar pertimbangan alternatif dalam keputusan pembelian oleh konsumen di Pizza Hut Bogor.
Bila inovasi pada produk mampu memenuhi harapan konsumen, maka peluang untuk melakukan keputusan pembelian akan menjadi lebih besar, Berkaitan dengan citra merek, konsumen akan lebih memilih produk yang menurut persepsinya memiliki citra yang bagus bila dibandingkan dengan produk lain
155 (Ardiantika & Rachmi, 2017). Penelitian
Ardiantika dan Rachmi (2017) menunjukkan bahwa variabel inovasi produk dan brand
image secara serentak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial, baik variabel inovasi produk maupun brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Olivia Cake and Bakery Mojokerto.
Sedangkan penelitian Kurniawan et al. (2016) memperlihatkan bahwa variabel
brand image dan kualitas produk secara
simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sedangkan secara parsial, hanya variabel kualitas produk yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk di Pizza Hut kota Palembang. Penelitian lain oleh Almira & Sutanto (2018) menunjukkan secara parsial variabel inovasi produk dan kualitas produk mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Maison Nobl. Dan secara simultan, variabel inovasi produk dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Maison Nobl.
Penelitian kali ini hendak menguji kembali variabel inovasi produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian. Jika penelitian sebelumnya (Ardiantika & Rachmi, 2017) dilakukan terhadap perusahaan berskala regional, penelitian kali ini akan mengambil obyek perusahaan berskala internasional dan merupakan perusahaan waralaba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh simultan antara variabel inovasi produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian di Pizza Hut Bogor, serta untuk melihat bagaimana pengaruh parsial dari masing-masing variabel bebas yaitu inovasi produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian di Pizza Hut Bogor.
LANDASAN TEORI Inovasi Produk
Menurut Lamb dan Hair dalam Ardiantika & Rachmi (2017), inovasi produk merupakan suatu produk yang
dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh calon pengguna. Tidak menjadi masalah apakah produk tersebut tergolong baru terhadap dunia atau beberapa kategori lain yang termasuk dalam produk baru.
Fontana (2011) menyebutkan bahwa inovasi produk mencakup perubahan yang terjadi pada:
a. Bungkus produk, dengan cara membangun atau memperbaiki kemasan suatu produk sehingga lebih inovatif, b. Ukuran produk, dengan adanya
keragaman ukuran yang inovatif.
c. Inovasi proses, dengan mengubah maupun membangun proses produksi menjadi lebih efisien.
d. Inovasi sistem distribusi, dengan cara membuat saluran distribusi menjadi lebih sederhana.
e. Inovasi manajemen, bertujuan untuk membuat manajemen organisasi menjadi lebih fleksibel dan lincah dalam menghadapi perubahan kondisi lingkungan.
Citra Merek
Merek merupakan hal yang tak bisa dilepaskan dari produk atau jasa yang ditawarkan karena menunjukkan identitas. Citra merek adalah persepsi dan keyakinan
yang dianut konsumen, sebagai
pencerminan asosiasi yang tertanam dalam memori konsumen (Kotler & Keller, 2009). Kualitas suatu merek menjadi salah satu hal penting dalam keputusan pembelian.
Menurut Keller (Tjiptono, 2005) merek memiliki tujuan, yaitu:
1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan.
2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
3. Sinyal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya kembali.
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna yang unik yang membedakan produk dari pesaing.
156 5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama
melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
6. Sumber pengembalian keuangan, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah suatu tindakan dari konsumen untuk membentuk referensi diantara kelompok pilihan dan mau menggunakan atau tidak terhadap produk atau jasa yang ditawarkan (Kotler, 2002). Sedangkan Assauri (2004) mengungkapkan bahwa keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian.
Beberapa faktor dalam keputusan pembelian adalah: a) Kemantapan untuk membeli setelah mengetahui informasi produk. b) Memutuskan untuk membeli karena merek yang paling disukai. c) Membeli karena sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. d) Membeli karena mendapat rekomendasi dari orang lain (Kotler & Armstrong, 2008).
METODE Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016).
Populasi Dan Sampel
Populasi menurut Sugiyono merupakan wilayah generalisasi atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan selanjutnya dipelajari serta pada akhirnya ditarik kesimpulan (Suryani & Hendryadi, 2018). Populasi penelitian ini adalah konsumen yang membeli produk di Pizza Hut Bogor pada bulan Pebruari 2020.
Sampel ditentukan dengan rumus Lemeshow dan menggunakan non probability sampling. Dari perhitungan
rumus Lemeshow, ditentukan sampel sebanyak 100 sampel.
Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian dikumpulkan dengan metode survey menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden terpilih. Data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner responden akan dikodekan sesuai dengan skala Likert antara 1 – 5 dan untuk kemudian ditabulasi.
Metode Analisis Data
Selanjutnya data akan dianalisis melalui beberapa tahapan untuk dapat menjawab tujuan penelitian. Tahapan tersebut adalah dengan uji instrumen berupa uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas. Terakhir data akan dianalisis dengan pengembangan model analisis regresi linear berganda. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 24 for Windows. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Instrumen
1. Uji validitas, dengan Pearson Correlation. Jika nilai sig. < 0,05
dan bernilai positif, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Variabel Pertanyaan Nilai sig.
Inovasi Produk 1 .000
(X1) 2 .001
157 4 .000 5 .000 6 .000 Citra Merek 1 .000 (X2) 2 .000 3 .000 4 .000 5 .000 6 .000 Keputusan 1 .000 Pembelian 2 .000 (Y) 3 .019 4 .007 5 .000
Sumber: Hasil data diolah (2020) Dari tabel dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai sig. < 0,05 dan positif . 2. Uji reliabilitas, menggunakan nilai
Cronbach’s Alpha. Jika nilai
Cronbach’s Alpha > 0,60 maka
kuesioner dinyatakan reliabel. Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach's Alpha Inovasi Produk (X1) .886
Citra Merek (X2) .931
Keputusan Pembelian (Y) .771 Sumber: Hasil data diolah (2020)
Dapat dilihat pada tabel bahwa nilai
Cronbach’s Alpha yang diperoleh
menunjukkan angka di atas 0,60 yang berarti semua reliabel.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji normalitas. Dimanfaatkan untuk menguji nilai residual, apakah terdistribusi secara normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan
Normal P-P Plot Regression
Standardized Residual untuk
menguji normalitas data.
Sumber: Hasil data diolah (2020) Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Gambar 1 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal sehingga penelitian dapat dilanjutkan.
2. Uji multikolinieritas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Nilai yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai
Tolerance < 0.1 dan Variance Inflation Factor (VIF) > 10.
Nilai yang diperoleh dari hasil uji multikolinieritas adalah Tolerance 0,864 ( > 0,10) dan VIF 1,157 ( < 10). Artinya model memenuhi asumsi multikolinieritas.
3. Uji heterokedastisitas, menggunakan bantuan grafik scatterplot. Digunakan untuk menentukan ada tidaknya varian dari residual antara observasi satu dengan observasi yang lain.
Sumber: Hasil data diolah (2020) Gambar 2. Grafik Scatterplot
158 Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa
data tersebar yang berarti data bebas dari heterokedastisitas.
Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 3. Hasil Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta Constant 14.151 2.050 Inovasi .107 .069 .159 Citra .179 .073 .251
Sumber: Hasil data diolah (2020)
Setelah uji asumsi klasik terpenuhi persyaratannya, langkah selanjutnya melakukan uji regresi linear berganda. Tabel 3 menunjukkan model regresi linear berganda yang dihasilkan yaitu:
Ŷ = 14,151 + 0,107X1 + 0,179X2
Model menunjukkan koefisien yang bernilai positif yang memiliki makna sebagai berikut:
1. b0 = 14,151
Nilai konstanta sebesar 14,151 menunjukkan bahwa jika nilai variabel inovasi produk (X1) dan citra merek (X2)
sama dengan nol, maka nilai dari keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 14,151.
2. b1= 0,107
Nilai koefisien regresi b1 sebesar 0,107
menunjukkan bahwa jika variabel inovasi produk (X1) meningkat satu
satuan maka akan meningkatkan variabel keputusan pembelian (Y) sebesar 0,107 dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.
3. b2= 0,179
Nilai koefisien regresi b2 sebesar 0,179
menunjukkan bahwa jika variabel citra merek (X2) meningkat satu satuan maka
akan meningkatkan variabel keputusan
pembelian (Y) sebesar 0,179 dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.
Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinan
Tabel 4. Koefisen Korelasi dan Determinan
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .343 .117 .099 1.832
Sumber: Hasil data diolah (2020)
Tabel 4 di atas memperlihatkan koefisien korelasi yaitu nilai r sebesar 0,343 yang berarti terdapat hubungan yang cukup antar variabel. Sedangkan koefisien determinan (R2) diperoleh sebesar 0,099
yang menunjukkan bahwa variabel terikat yaitu keputusan pembelian yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas inovasi produk dan citra merek dalam model ini adalah sebesar 9,9% dan sisanya 90,1% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Uji Hipotesis
Hipotesis 1: Secara simultan ada pengaruh inovasi poduk dan citra merek terhadap keputusan pembelian
Tabel 5. Perkiraan Nilai Fhitung
Model Sum of Squares F Sig. 1 Regression 43.337 6.455 .002b Residual 325.623 Total 368.960
Sumber: Hasil data diolah (2020)
Dapat dilihat bahwa nilai Fhitung
sebesar 6,455 > Ftabel (0,05 : 2 vs 97) sebesar
3,09 atau tingkat signifikansi sebesar 0,002 < 0,05, maka H0 ditolak, artinya secara
159 berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian di Pizza Hut Bogor. Hipotesis 2: Secara parsial ada pengaruh inovasi produk terhadap keputusan pembelian
Tabel 6. Perkiraan Nilai thitung
Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) 6.902 .000
Inovasi 1.550 .124
Citra 2.442 .016
Sumber: Hasil data diolah (2020)
Berdasarkan tabel 6 diperoleh nilai thitung sebesar 1,550 < ttabel dengan df = n-k-1
(100 - 2-1= 97) sebesar 1,98472 atau tingkat signifikansi 0,124 > 0,05, maka H0 tidak
ditolak, yang artinya secara parsial inovasi produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Pizza Hut Bogor.
Hasil yang diperoleh ini tidak sejalan dengan kesimpulan yang dihasilkan Ardiantika & Rachmi (2017) maupun penelitian Almira & Sutanto (2018), dimana variabel inovasi produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hasil pengujian yang menunjukkan bahwa inovasi produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Pizza Hut Bogor mengindikasikan bahwa konsumen yang melakukan pembelian di Pizza Hut Bogor tidak terlalu mementingkan inovasi produk yang dilakukan dalam hal ini varian Cheese Bomb Pizza. Masih ada faktor lain yang menjadi pertimbangan konsumen saat membeli produk Pizza Hut yang ditawarkan, seperti pilihan akan kegemaran pada rasa produk lain yang ada di Pizza Hut.
Hipotesis 3: Secara parsial ada pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan tabel 6 diperoleh nilai thitung sebesar 2,442 > ttabel dengan df = n-k-1
(100 - 2-1= 97) sebesar 1,98472 atau tingkat signifikansi 0,016 < 0,05, maka H0 ditolak,
yang artinya secara parsial citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Pizza Hut Bogor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen sangat menaruh perhatian terhadap citra merek yang dimiliki oleh pihak penyedia produk dalam hal ini Pizza Hut Indonesia. Perjalanan Pizza Hut Indonesia selama lebih dari tiga dasawarsa ternyata telah mampu menanamkan citra merek positif pada konsumen. Pengaruh yang positif menunjukkan bahwa semakin baik citra merek yang dimiliki maka keputusan membeli produk yang ditawarkan juga akan meningkat.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ardiantika & Rachmi (2017), bahwa variabel brand image secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Olivia Cake and Bakery Mojokerto. Namun hasil berbeda ditunjukkan dalam penelitian Kurniawan et al. (2016) yang memperlihatkan bahwa secara parsial brand image tidak berpengaruh terhadap pembelian di Pizza Hut kota Palembang.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil sebagai berikut:
1. Secara simultan, inovasi produk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Pizza Hut Bogor.
2. Secara parsial, inovasi produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Pizza Hut Bogor.
160 3. Secara parsial, citra merek berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Pizza Hut Bogor.
Saran
Saran bagi pihak Pizza Hut, adalah untuk berupaya mencari inovasi yang berbeda dengan menu-menu pizza yang telah ada sebelumnya baik produk yang berasal dari Pizza Hut maupun dari restoran lain yang sejenis. Karena konsumen di Pizza Hut Bogor merasa bahwa inovasi produk yang ditawarkan kali ini bukan merupakan produk yang unik dan berbeda dari produk yang telah ada sebelumnya. Di masa mendatang, bentuk inovasi yang ditawarkan tidak hanya dalam rasa atau varian tetapi juga dari ukuran atau paket pizza yang berbeda dengan tawaran produk yang ada sekarang. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya, dapat menambahkan faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Almira, A., & Sutanto, J. (2018). Pengaruh Inovasi Produk Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Maison Nob. PERFORMA: Jurnal
Manajemen Dan Start-Up Bisnis, 3(2),
250–259.
Ardiantika, D. B. C., & Rachmi, A. (2017). Pengaruh Inovasi Produk dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Pada Olivia Cake And Bakery Mojokerto. Jurnal Aplikasi Bisnis,
3(1), 6.
Assauri, S. (2004). Manajemen Pemasaran. Rajawali Pers.
Fadhila, S., Lie, D., Wijaya, A., & Halim, F. (2020). Pengaruh Sikap Konsumen dan Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mini Market Mawar Balimbingan.
SULTANIST: Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 8(1), 53–60.
Fontana, A. (2011). Innovate We Can!
Manajemen Inovasi dan Penciptaan Nilai. Cipta Inovasi Sejahtera.
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran. Erlangga.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008).
Prinsip-P rinsip Pemasaran (12th ed.).
Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009).
Manajemen Pemasaran (13th ed.).
Erlangga.
Kurniawan, I., Wahab, Z., & Nailis, W. (2016). Pengaruh Brand Image dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pizza Hut Di Kota Palembang. Jurnal Ilmiah Manajemen
Bisnis Dan Terapan, 13(1), 27–40.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Alfabeta.
Suryani, & Hendryadi. (2018). Metode Riset
Kuantitatif (3rd ed.). Prenadamedia
Group.
Tjiptono, F. (2005). Strategi Pemasaran (Revisi). Andi Offset.
PROFIL SINGKAT
Dian Widyantini. Lulus S2 Magister Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung. Saat ini sebagai dosen tetap di Prodi Akuntansi STIE Triguna Bogor. Ellya Soekanda. Lulus S2 Magister Manajemen Universitas Persada Indonesia Jakarta. Saat ini menjadi dosen di Prodi Manajemen STIE Triguna Bogor.