• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKjIP Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LKjIP Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan kepada daerah provinsi/ kabupaten/ kota untuk mengurus dan memajukan daerahnya sendiri. Hal ini diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, dan pemberdayaan peran serta masyarakat.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang

Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, dalam rangka melaksanakan reformasi birokrasi menempatkan akuntabilitas kinerja sebagai salah satu area perubahan dan menempatkan instansi pemerintah yang akuntabel menjadi salah satu sasaran utama reformasi birokrasi. Salah satu bentuk konkrit dalam mewujudkan akuntabilitas instansi pemerintah adalah dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

SAKIP didefinisikan sebagai rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhitisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah. Penyelenggaran SAKIP meliputi rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, dan pelaporan kinerja, serta reviu dan evaluasi kinerja yang dilaksanakan setiap akhir tahun anggaran.

Akuntabilitas kementerian/ lembaga/ pemerintah daerah dituangkan dalam bentuk laporan kinerja tahunan atau lebih dikenal Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi

(2)

2 pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Berdasar Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah maka semua instansi pemerintah wajib menyusun PK, RKT dan LKjIP setiap tahunnya.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2016 disusun guna memberikan gambaran tentang pencapaian kinerja dinas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 73 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu 1 (satu) Tahun Anggaran dalam hal ini Tahun Anggaran 2015. Selain itu juga dalam penyusunnya juga harus memperhatikan pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) dinas.

Adapun IKU dinas yang diukur dalam LKj IP Dincipkataru Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 mengacu pada ketentuan Permen PAN Nomor Per/20/M.Pan/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 82 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Jateng Tahun 2013-2018. Selain itu juga, substansi IKU Dincipkataru Provinsi Jawa Tengah yang di ukur dan dianalisa kinerjanya mengacu pada Indikator Sasaran yang termuat dalam Rencana Strategis (Renstra) Dincipkataru Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018 yang telah disempurnakan serta

(3)

3 Tahun 2013–2018 dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Provinsi Jawa TengahTahun 2013-2018. Secara keseluruhan LKjIP Tahun 2016 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah berisi

ikhtisar pencapaian sasaran strategis dinas sebagaimana yang ditetapkan

dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan selama Tahun 2016.

1.2 Landasan Hukum

Penyusunan Laporan- Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2016 dilandasi dengan dasar hukum sebagai berikut :

a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126);

d. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);

e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1842);

f. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah

(4)

4 Tahun 2014 Nomor 5 Noreg Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah:

(1/2014). Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);

g. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 82 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Jateng Tahun 2013-2018.

h. Keputusan Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah Nomor : 33/ V/ 2014 tentang Penetapan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018.

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2015 adalah:

a. Untuk mengetahui, menganalisa dan mengevaluasi pencapaian kinerja sasaran strategis Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang sebagaimana yang telah ditetapkan dalam IKU dan Renstra Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang pada Tahun 2014 dengan target di Tahun 2016;

b. Mengetahui akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016; c. Sebagai acuan untuk perencanaan kinerja dan kegiatan di tahun

mendatang.

Sedangkan tujuan dari penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Tahun 2016 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang adalah:

a. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang pada Tahun 2016;

(5)

5 b. Menilai efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan

output selama Tahun 2016;

c. Menilai efektivitas pencapaian hasil (outcome) terhadap rencana selama Tahun 2016;

d. Menilai apakah pencapaian output dan outcome sesuai dengan waktu yang ditetapkan selama Tahun 2016;

e. Mengetahui kekuatan dan kelemahan serta kendala dalam pencapaian kinerja pada Tahun 2016;

f. Memberikan umpan balik yang berkesinambungan dalam rangka penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan dan peningkatan kinerja internal dinas di tahun mendatang.

1.4 Gambaran Umum Organisasi

Berdasarkan Perda Daerah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata kerja SKPD Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah dan Peraturan Gubernur Nomor 73 Tahun 2008 Tentang penjabaran Tupoksi SKPD Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah dan Peraturan Gubernur Nomor 74 Tahun 2011

tentang Perubahan atas peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inti Pelaksana

Teknis pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, tugas Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang permukiman, perumahan, penataan ruang dan pertanahan berdasarkan asas otonomi daerah dan Tugas Pembantuan.

Sedangkan Fungsi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang permukiman, perumahan; penataan ruang dan pertanahan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang permukiman, perumahan; penataan ruang dan pertanahan;

(6)

6 c. Pembinaan dan fasilitasi bidang permukiman, perumahan; penataan

ruang dan pertanahan lingkup provinsi dan kabupaten/kota;

d. Pelaksanaan tugas di bidang tata bangunan dan lingkungan; perumahan prasarana dan sarana permukiman; penataan ruang dan pertanahan;

e. Pemantauan; evaluasi dan pelaporan bidang permukiman, perumahan; penataan ruang dan pertanahan;

f. Pelaksanaan kesekretariatan dinas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsi.

1.5 Susunan Kepegawaian Dan Sarana Prasarana

1.5.1 Susunan Kepegawaian Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

Susunan Kepegawaian berdasarkan Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, adalah sebagai berikut (Gambar 1.1) :

1) Kepala Dinas.

2) Sekretaris, membawahkan :  Sub Bagian Program;  Sub Bagian Keuangan;

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3) Bidang Penataan Ruang dan Lahan, membawahkan :  Seksi Perencanaan Tata Ruang;

 Seksi Pengawasan dan Pengendalian Ruang;  Seksi Pembinaan dan Pengendalian Lahan.

(7)

7 4) Bidang Perumahan membawahkan :

 Seksi Pembinaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan;  Seksi Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman;

 Seksi Pengembangan Perumahan Swadaya.

5) Bidang Prasarana dan Sarana Permukiman, membawahkan :  Seksi Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum;  Seksi Pengembangan Prasarana dan Sarana PLP;

 Seksi Pengawasan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Permukiman

6) Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan, membawahkan :

 Seksi Pembinaan dan Pengendalian Bangunan dan Lingkungan;  Seksi Pengawasan Pemanfaatan Bangunan dan Lingkungan; 7) Unit Pelaksana Teknis Dinas, Balai Pengujian dan Informasi

Konstruksi terdiri dari (Gambar 1.2) : Kepala Balai, membawahkan :

 Sub Bagian Tata Usaha  Seksi Pelayanan Uji

 Seksi Pelayananan Informasi

8) Unit Pelaksana Teknis Dinas, Balai Pemberdayaan dan Pengawasan Jasa Konstruksi, terdiri dari (Gambar 1.3) :

Kepala Balai, membawahkan :  Sub Bagian Tata Usaha

 Seksi Pemberdayaan Jasa Konstruksi,  Seksi Pengawasan Jasa Konstruksi. 9) Kelompok Jabatan Fungsional.

Dilihat Dari Jumlah pegawai di Lingkungan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah status bulan Desember 2016 adalah sebanyak 190 (Seratus Sembilan Puluh) orang PNS dengan rincian sebagai berikut :

(8)

8  Menurut Jabatan terdiri dari :

a. Pejabat Struktural sebanyak 27 Orang

b. Pejabat Fungsional Tertentu (JFT) sebanyak 3 orang

c. Calon Pejabat Fungsional Tertentu (JFT) sebanyak 3 orang d. Pejabat Fungsional Umum sebanyak 175 orang

 Menurut Pangkat/Golongan Ruang terdiri dari :

 Pembina Utama Muda (IV/d) : 1 orang  Pembina Tk.I (IV/b) : 7 orang

 Pembina (IV/a) : 14 orang

 Penata Tk.I (III/d) : 26 orang

 Penata (III/c) : 38 orang

 Penata Muda Tk. I (III/b) : 62 orang  Penata Muda (III/a) : 7 orang  Pengatur Tk.I (II/d) : 2 orang

 Pengatur (II/c) : 18 orang

 Pengatur Muda Tk.I (II/b) : 7 orang  Pengatur Muda (II/a) : 3 orang

 Juru Tk.I (I/d) : - orang

 Juru (I/c) : 4 orang

 Juru Muda Tk. I (I/b) : 1 orang

 Juru Muda (I/a) : - orang

 Menurut Pendidikan terdiri dari :

a. Sarjana Strata 2 : 39 orang b. Sarjana Strata 1 : 69 orang c. Diploma III/IV : 15 orang d. SMU/sederajat : 53 orang

e. SMP : 9 orang

f. SD : 5 orang

(9)

9

GAMBAR 1.1 Struktur Organisasi

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

Sumber : Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

BIDANG TATA BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN

Ir. ARIEF DJATMIKO, MA. NIP. 19660801 199603 1 004

SEKSI

PENGAWASAN PEMANFAATAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

SRI WIHARNANTO, ST. MT. NIP. 19670207 199003 1 005

SEKSI

PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN BANG. GEDUNG DAN LINGKUNGAN INDRARTO WIDYATMOKO, ST. MT.

NIP. 19691024 199603 1 004

BIDANG PERUMAHAN

Ir. RONTO DUMADI NIP. 19601205 199402 1 001 SEKSI PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERUMAHAN SUPRAPTA, SH. MT. NIP. 19660611 198809 1 001 SEKSI PENGEMBANGAN PERUMAHAN SWADAYA

Ir. MUSTOFA KAMAL, MT. NIP. 19601103 199203 1 006

SEKSI

PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN

Ir. HARTATI NIP. 19581111 198708 2 001

BIDANG

PENATAAN RUANG DAN LAHAN

Ir. PRIHASTOTO, MT NIP. 19621025 199003 1 005

SEKSI PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN LAHAN

Ir. DIAH PURBANDARI M.U. MT NIP. 19640516 199603 2 003 SEKSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN RUANG SUSILOWATI RETNANINGSIH, ST NIP. 19620430 199401 2 001 SEKSI

PERENCANAAN TATA RUANG

Ir. SUTRISNO NIP. 19620317 199311 1 001

BIDANG

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

Ir. TEKAD WINARIYANTO, MT NIP. 19610201 198812 1 001

SEKSI

PENGAWASAN PEMANFAATAN PRASARANA DAN SARANA PERKIM

SUSANTI PUJI LESTARI, ST

NIP. 19640205 199703 2 001

SEKSI

PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PLP

HOTMA ULITUA YULIANTI, ST NIP. 19710718 199803 2 002

SEKSI

PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA AIR MINUM Ir. R. AGUS PRIAMBODO UTOMO, MT

NIP. 19630406 199102 1 001

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

1. Ir. SUDIYARTO, M.Eng. 2. BANDOT AGUSTAMAN, ST. MT. 3. SUTOYO, SST. UPTD SUB BAG PROGRAM

Ir. ARIEF FRIYOGA, CES NIP. 19630615 199203 1 009

SUB BAG

UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUKISWATI, SH, MM. NIP. 19590709 198003 2 004 SUB BAG KEUANGAN SRI WINDAYANI, SH, MM. NIP. 19660708 198810 2 001 Ir. MALADIYANTO, MT NIP. 19580520 198603 1 011 SEKRETARIAT

Ir. SIGIT KRIDA HARIONO, M.Si. NIP. 19620223 198901 1 002

(10)

10

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Balai Pengujian Dan Informasi Konstruksi (BPIK)

Sumber : Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor

47 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

Gambar 1.3

Struktur Organisasi Balai Pemberdayaan Dan Pengawasan Jasa Konstruksi (BPPJK)

Sumber : Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor

47 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

SEKSI

PELAYANAN INFORMASI

Ir. MOCHAMMAD SALIM NIP. 19610212 199003 1 009

KEPALA BALAI

Ir. ANIEK CHANIFAH, MM NIP. 19601105 198703 2 003 SUBBAG TATA USAHA APIDIANA PRASETYAJI, ST NIP. 19751106 200604 1 002 SEKSI PELAYANAN UJI Ir. YUSMINAR, MT NIP. 19621207 199803 2 001 KEPALA BALAI --- SUBBAG TATA USAHA

HERMAWAN BUDI L, S.Sos. NIP. 19661012 198811 1 001

SEKSI

PEMBERDAYAAN JASA KONSTRUKSI

Ir. L. AGUS TINARYO NIP. 19610810 199002 1 009 SEKSI PENGAWASAN JASA KONSTRUKSI SUGITO, ST. MT. NIP. 19620709 199103 1 006

(11)

11

1.5.2 Sarana dan Prasarana Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

Sarana dan Prasarana yang dimiliki Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jateng sebagai sarana pendukung dalam pelaksanaan tugas adalah berikut :

 1 (satu) unit Gedung Kantor Induk Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah;

 2 (dua) unit Gedung Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi (BPIK);  1 (satu) unit Balai Pemberdayaan dan Pengawasan Jasa Konstruksi

(BPPJK);

92 (sembilan puluh dua) unit personal computer; 7 (tujuh) unit portable computer;

 Koneksi internet;

 67 (enam puluh tujuh) unit mesin cetak;  6 (enam) unit mesin telepon/fax;

 Sistem pendingin (AC) pada setiap ruangan;  20 (dua puluh) unit roll pack;

 Sistem pengamanan kantor dengan kamera CCTV;

 18 (delapan belas) Kendaraan Operasional Roda 4 (empat);  12 (dua belas) Kendaraan Operasional Roda 2 (dua);

 1 (satu) buah pemecah beton;

 2079 (dua ribu tujuh puluh sembilan) buah buku perpustakaan;  5 (lima) buah GPS;

 5 (lima) buah Tabung Kebakaran;  5 (lima) buah Projector.

(12)

12

1.6 Permasalahan Utama (Strategic Issued) yang Dihadapi Dinas

Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

Adapun permasalahan utama Dincipkataru yang harus segera ditangani diantaranya sebagai berikut :

 Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas sanitasi yang sudah terbangun;

 Belum optimalnya pelayanan sanitasi yang layak bagi masyarakat;

Pertumbuhan cakupan pelayanan air minum yang layak belum dapat

mengimbangi pesatnya pertumbuhan kebutuhan air minum karena adanya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan masih adanya kebocoran pada jaringan pipa air minum dan tingginya Iddle Capacity yang belum termanfaatkan;

Masih perlunya peningkatan dan penguatan kelembagaan PDAM sebagai badan usaha yang menangani pendistribusian dan pemenuhan air minum bagi masyarakat;

 Adanya duplikasi tupoksi antar instansi yang menangani pelayanan pengujian dan informasi dan belum adanya kebijakan yang mengutamakan Laboratorium bersertifikasi seperti yang ada pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah sebagai rujukan tempat pengujian;

 Belum optimalnya pengelolaan dan pengawasan bangunan sebagaimana pedoman teknis yang berlaku;

 Rendahnya animo masyarakat dalam mengikuti kegiatan pembinaan jasa konstruksi

 Masih perlu peningkatan sumber daya manusia yang bersertifikat kompetensi dalam kegiatan jasa konstruksi;

 Masih rendahnya kegiatan konstruksi yang melalui pengujian mutu bahan;

(13)

13  Terbatasnya akses Rumah Tangga Miskin untuk menempati Rumah

Layak Huni;

 Banyaknya kawasan strategis di Jawa Tengah yang belum memiliki aturan tata ruang, dan produk RTRWP belum efektif sebagai alat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;

 Belum optimalnya upaya pemanfaatan dan pengendalian terhadap pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan Provinsi Jawa Tengah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;

 Banyaknya Kabupaten/ Kota yang belum memiliki Rencana Detail Tata Ruang;

(14)

14

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Rencana strategis adalah merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, tantangan dan hambatan yang timbul. Rencana Strategis Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2013-2018 merupakan bagian integral dari kebijakan dan program pemerintah Jawa Tengah dan merupakan landasan dan pedoman bagi seluruh aparat dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan selama kurun waktu 5 (lima) Tahun yaitu sejak Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2018.

Untuk mewujudkan Renstra tentu perlu ditunjang dengan Visi dan Misi yang rasional. Untuk itu dapat diperhatikan Visi dan Misi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang yaitu :

a. Visi

Visi merupakan pernyataan cita-cita atau impian sebuah kondisi yang ingin dicapai di masa depan yang dapat diwujudkan dalam kurun waktu 5 tahun yaitu pada akhir tahun 2013-2018. Kondisi yang dicita-citakan atau diimpikan tersebut adalah kondisi yang di akhir periode dapat diukur capaiannya melalui berbagai usaha pembangunan.

Visi Gubernur dan Wakil Gubernur untuk pembangunan daerah jangka menengah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yaitu:

MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI

(15)

15 Mengacu kepada Visi Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah dan isu strategis berdasarkan tugas fungsi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, maka SKPD Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang memiliki Visi sebagai berikut :

”Mewujudkan Permukiman Yang Layak Melalui Pembangunan Keciptakaryaan Dalam Tata Ruang yang Berkelanjutan”

Makna dari mewujudkan permukiman yang layak melalui pembangunan keciptakaryaan dalam tata ruang yang berkelanjutan yaitu:

1. Permukiman yang layak, yaitu terciptanya lingkungan permukiman yang memenuhi persyaratan kebutuhan dasar bagi masyarakat secara merata di seluruh wilayah di Jawa Tengah, serta meningkatkan kualitas permukiman yang layak.

2. Pembangunan Keciptakaryaan merupakan pembangunan prasarana pendukung perumahan melalui perluasan akses dan penyediaan prasarana dan sarana serta pemenuhan standar pelayanan minimal. Prasarana pendukung perumahan tersebut meliputi:

 Pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan kontinuitas bagi masyarakat;

 Pelayanan prasarana dan sarana sanitasi yang terpadu dan sesuai dengan standar teknis, sehingga tidak menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kualitas lingkungan;

 Pelayanan prasarana dan sarana persampahan, meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian timbulan sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi, pengolahan dan proses akhir sampah dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika dan faktor lingkungan lainnya;

(16)

16 3. Tata Ruang yang Berkelanjutan, yaitu kondisi tata ruang yang sesuai

dengan daya dukung dan daya tampung ruang wilayah Provinsi Jawa Tengah guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

b. Misi

Misi merupakan pernyataan tentang hal-hal yang harus dikerjakan untuk mewujudkan visi. Misi akan memberikan arah sekaligus batasan dalam proses pencapaian tujuan. Misi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yaitu:

1. Meningkatkan kinerja kelembagaan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah;

2. Mewujudkan permukiman yang layak untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat;

3. Mewujudkan perumahan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat; dan

4. Mewujudkan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan.

c. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Tujuan dan sasaran merupakan tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah. Hasil dari tujuan dan sasaran ini akan menjadi dasar penyusunan kinerja SKPD selama lima tahun. Tujuan yaitu pernyataan yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi.

Sasaran yaitu hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai dan rasional untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Strategi dan Kebijakan merupakan rumusan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran pada setiap misi.

(17)

17 Keterkaitan antara misi, tujuan, sasaran, indikator sasaran, strategi dan kebijakan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.1 berikut:

Tabel II.1

Keterkaitan Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Strategi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

NO MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

1 Meningkatkan Kinerja Kelembagaan Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah 1. Penyelenggaraan Pemerintah daerah yang kompeten, profesional, berdedikasi tinggi dan berorientasi pada pelayanan prima; 2. Menciptakan sistem birokrasi yang transparan dan akuntabel 1. Penyelenggaraan pemerintahan yang bebas korupsi; 2. Tercapainya laporan keuangan daerah dengan opini wajar tanpa pengecualian 1. Meningkatkan sistem tata kerja birokrasi yang transparan dan meningkatkan kapasitas dan integritas SDM aparatur; 2. Keterbukaan

sistem pola karir manajemen kepegawaian

Kebijakan 1:

Menerapkan sistem tata kerja birokrasi berbasis teknologi informasi

Kebijakan 2:

Pengembangan sumber daya aparatur yang terintegritas, netral, kompeten, kapabel, berkinerja, sejahtera dan sistem pembinaan karir yang terbuka 2 Mewujudkan Permukiman Yang Layak Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat Tujuan 1: Meningkatkan kualitas bangunan Sasaran 1: Meningkatnya kualitas bangunan gedung dan non gedung Strategi 1: Peningkatan kualitas bangunan didukung jasa konstruksi, informasi dan

teknologi yang handal

Kebijakan 1:

Meningkatkan kualitas pelaku jasa konstruksi, pelayanan pengujian dan informasi

Kebijakan 2:

Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan Tujuan 2: Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman Sasaran 2: Meningkatnya pemenuhan

kebutuhan air minum dan sanitasi

Strategi 2:

Peningkatan cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi di perkotaan dan perdesaan

Meningkatkan kualitas dan kapasitas prasarana sarana serta sistem penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat dan institusi (SPAM Regional) 3 Mewujudkan Perumahan Berkualitas Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat Meningkatkan pemenuhan kebutuhan perumahan layak huni Meningkatnya pemenuhan perumahan layak huni Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni dan lingkungan permukiman

Meningkatkan kualitas rumah tidak layak huni dan lingkungan permukiman kumuh khususnya pada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah

(18)

18

NO MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

4 Mewujudkan Pemanfaatan Ruang Yang Berkelanjutan Meningkatkan daya dukung infrastruktur dengan menerapkan konsep ramah lingkungan sesuai rencana tata ruang

Terwujudnya pembangunan berwawasan lingkungan Strategi 1: Peningkatan penataan ruang Strategi 2: Peningkatan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang Meningkatkan pemahaman dan kesadaran para pihak terhadap arti pentingnya fungsi dan manfaat penataan ruang sebagai langkah awal sebelum penerapan sanksi atas penegakan perda

Sumber: Renstra Dincipkataru Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

2.2 Perjanjian Kinerja (PK)

Perjanjian Kinerja (PK) yang semula Penetapan Kinerja (PK) dalam penyusunnya mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah lembar/ dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/ kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

(19)

19 Adapun tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja diantaranya sebagai berikut :

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur;

2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi;

4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima amanah;

5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai;

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2016 telah melakukan Perjanjian Kinerja dengan Gubernur Jawa Tengah guna mewujudkan target kinerja sebagaimana pada tabel II.2 di bawah ini. Guna mewujudkan kinerja yang telah diperjanjikan, maka Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2016 telah melaksanakan 14 (Empat Belas) program 47 (Empat Puluh Tujuh) kegiatan yang didukung

oleh APBD Provinsi sebesar Rp. 49.677.887.000,- dan APBN sebesar Rp. 5.408.465.000,- berupa dana dekonsentrasi dari Kementerian

Pekerjaan Umum untuk Program Penyelenggaraan Penataan Ruang. Secara singkat gambaran mengenai keterkaitan antara sasaran strategis, Indikator, Target Kinerja, Program dan Anggaran yang telah disepakati antara Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah dengan Gubernur pada Tahun 2016, secara lengkap tercantum pada Tabel II.2 di bawah ini.

(20)

20 Tabel II.2 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatnya kualitas bangunan gedung dan non gedung

Jumlah Prasarana dan Sarana Pendukung Kegiatan Perekonomian, Kawasan

Perbatasan Kabupaten/ Kota dan Kawasan Strategis yang tertangani

1 Kawasan

Meningkatnya Pengelolaan Jasa Konstruksi 1. Jumlah Uji dan Penyebaran Informasi

Jasa Konstruksi :  Sertifikasi Hasil Uji  Informasi Konstruksi

2. Jumlah Pelaku Jasa Kontruksi

 500 SHU  3

940 orang 2 Meningkatnya

pemenuhan

kebutuhan air minum dan sanitasi

Cakupan Pelayanan Air Minum dan Sanitasi : 1. Cakupan Air Minum Perkotaan

2. Cakupan Air Minum Perdesaan 3. Cakupan Sanitasi 1. 76,50 % 2. 67,00 % 3. 76,97 % 3 Meningkatnya pemenuhan

perumahan layak huni

1. Rasio rumah layak huni

2. Prosentase kawasan permukiman kumuh yang tertangani 1. 76,75 % 2. 16,92% 4 Terwujudnya pembangunan berwawasan lingkungan

1. Persentase Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang memiliki Rencana Tata Ruang 2. Persentase Kabupaten/ Kota yang

memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

3. Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang dengan Rencana Tata Ruang

1. 9,90 % 2. 60 %

3. 66%

PROGRAM ANGGARAN KETERANGAN

(1) (2) (3)

1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkotaan dan Perdesaan

Rp. 3.600.000.000 APBD 2. Program Pembangunan Dan Pengelolaan

Bangunan Gedung Serta Pengembangan Jasa Kontruksi

Rp. 6.810.000.000 APBD

3. Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Sanitasi

Rp. 19.010.290.000 APBD 4. Program Pengembangan Perumahan

(Program Pembangunan Perumahan)

Rp. 4.050.000.000 APBD 5. Program Pemberdayaan Komunitas

Perumahan

Rp. 7.060.000.000 APBD 6. Program Perencanaan Tata Ruang Rp. 2.025.000.000

(21)

21

PROGRAM ANGGARAN KETERANGAN

(1) (2) (3)

7. Program Pemanfaatan Dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Rp. 1.425.000.000 Sumber Anggaran dari APBD 45,47% dan Dana Dekonsentrasi 54,53% 8. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang Rp. 2.865.421.000

9. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Rp. 1.271.522.000

10. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

Rp. 300.000.000 APBD 11. Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

Rp. 3.227.843.000 APBD 12. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur

Rp. 1.916.910.000 APBD 13. Program Peningkatan Disiplin Aparatur Rp. 102.544.000 APBD 14. Program Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

Rp. 150.300.000 APBD Sumber: Penetapan Kinerja (PK) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, 2016

(22)

22

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016

3.1 Capaian Kinerja Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PP 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang melaporkan progres kinerja atas mandat dan sumber daya yang digunakannya.

Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada perencanaan jangka menengah, maka digunakan skala pengukuran sebagai berikut :

Tabel III.1

Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

No Skala Capaian Kinerja Kategori

1 Lebih dari 100% Sangat Baik

2 75 – 100% Baik

3 55 – 74 % Cukup

4 Kurang dari 55 % Kurang

Sumber: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2016 telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, Rencana Strategis Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, dan

(23)

23 Indukator Kinerja Utama (IKU) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah terdapat 4 sasaran strategis yang harus diwujudkan pada Tahun 2016, sebagaimana tertuang dalam Tabel III.2 :

Tabel III.2

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah

TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

PENJELASAN

(Alasan Pemilihan Indikator, Formulasi Pengukuran, Tipe Penghitungan dan Sumber Data)

(1) (2) (3)

1. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman

Meningkatnya pemenuhan

kebutuhan air minum dan sanitasi

Cakupan Pelayanan Air Minum & Sanitasi : a). Cakupan Air Minum

Perkotaan

b). Cakupan Air Minum Perdesaan

c). Cakupan Sanitasi

Alasan Pemilihan Indikator :

Indikator ini dipilih untuk meng-evaluasi seberapa besar pelaksanaan pembangunan pada pemenuhan cakupan layanan air minum dan sanitasi di Prov.Jawa Tengah.

Formulasi Pengukuran :

 Jml Penduduk Perkotaan yg terlayani AM x 100% Jml Penduduk Perkotaan

 Jml Penduduk Perdesaan yg terlayani AM x 100% Jml Penduduk Perdesaan

 Jml Penduduk yg Terlayanin Sanitasi x 100% Jml Penduduk

Tipe Penghitungan : Kumulatif

Sumber Data :

Dinas Cipkataru Provinsi Jawa Tengah.

2. Meningkatkan kualitas bangunan

Meningkatnya kualitas lingkungan

permukiman

Jumlah kawasan kumuh tertangani, prasa rana dan sarana pen dukung kegiatan pere konomian, kawasan per batasan Kabupaten/ Kota dan Kawasan Strategis

Alasan Pemilihan Indikator :

Indikator ini dipilih untuk mengevaluasi seberapa besar jumlah pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana pendukung kumuh pada :

1. Kawasan dengan fungsi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) 2. Kawasan wisata dan revitalisasi kawasan

tradisional/ cagar budaya

3. Kawasan Agropolitan dan Minapolitan

4. Kawasan perbatasan dan Kawasan Strategis yang tertangani.

Formulasi Pengukuran :

Jumlah penanganan kawasan dengan fungsi PKN dan PKW, Kawasan wisata dan revitalisasi kawasan tradisional/cagar budaya, Kawasan Agropolitan dan Minapolitan, Kawasan perbatasan dan Kawasan Strategis pada tahun berjalan

Tipe Penghitungan : Non Kumulatif.

Sumber Data :

(24)

24 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENJELASAN

(Alasan Pemilihan Indikator, Formulasi Pengukuran, Tipe Penghitungan dan Sumber Data)

(1) (2) (3)

Meningkatnya Pengelola an Jasa Konstruksi : a) Jumlah uji dan

penyebaran informasi jasa konstruksi (Sertifkat Hasil Uji; Informasi Konstruksi). b) Jumlah pelaku Jasa Konstruksi

Alasan Pemilihan Indikator :

Indikator ini dipilih untuk meng evaluasi seberapa besar pelaksana an pengelolaan jasa konstruksi dengan mengukur jumlah :

1. Uji konstruksi dan Penyebaran informasi jasa konstruksi.

2. Pelaku Jasa Konstruksi.

Formulasi Pengukuran :

 Jumlah Sertifikat Hasil Uji (SHU) dan Jumlah penyebaran informasi jasa konstruksi (sebagai peserta pameran konstruksi).

 Jumlah pelaku jasa konstruksi (tenaga konstruksi bersertifikat, peserta forum jasa konstruksi daerah).

Tipe Penghitungan : Non Kumulatif.

Sumber Data :

Dinas Cipkataru Provinsi Jawa Tengah.

3. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan perumahan layak huni

Meningkatnya pemenuhan perumahan layak huni

1). Jumlah prasarana dan sarana dasar perumahan yang tertangani

Indikator :

Indikator ini dipilih untuk meng evaluasi seberapa besar pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana dasar perumahan di Provinsi Jawa Tengah.

Formulasi Pengukuran :

Jumlah kawasan perumahan yang terbangun prasarana dan sarana dasarnya

Tipe Penghitungan : Non Kumulatif

Sumber Data :

Dinas Cipkataru Provinsi Jawa Tengah 2). Rasio rumah layak

huni

Alasan Pemilihan Indikator :

Indikator ini dipilih untuk mengevaluasi seberapa besar rasio rumah layak huni di Provinsi Jawa Tengah.

Formulasi Pengukuran :

Jml Rumah Layak Huni x 100% Jml total rumah

Tipe Penghitungan : Kumulatif.

Sumber Data :

Dinas Cipkataru Provinsi Jawa Tengah. 3). Prosentase Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) yang tertangani.

Alasan Pemilihan Indikator :

Indikator ini dipilih untuk meng evaluasi seberapa banyak desa KTP2D yang telah dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah.

Formulasi Pengukuran :

Jml desa KTP2D yg telah dikembangkan x 100% Jml desa KTP2D

Tipe Penghitungan : Kumulatif

Sumber Data :

Hasil monitoring dan evaluasi Dinas Cipkataru Provinsi Jawa Tengah.

4). Prosentase kawasan per mukiman kumuh yang tertangani

Alasan Pemilihan Indikator : Indikator ini dipilih untuk mengevaluasi seberapa banyak kawasan permukiman kumuh yang tertangani di Prov.Jawa Tengah.

(25)

25 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENJELASAN

(Alasan Pemilihan Indikator, Formulasi Pengukuran, Tipe Penghitungan dan Sumber Data)

(1) (2) (3)

Formulasi Pengukuran :

Jml Permukiman kumuh yg tertangani x 100% Jml permukiman kumuh

Tipe Penghitungan : Kumulatif.

Sumber Data :

Dinas Cipkataru Provinsi Jawa Tengah.

4. Meningkatkan daya dukung infrastruktur dengan menerap kan konsep ramah lingkungan sesuai rencana tata ruang

Terwujudnya pembangunan berwawasan lingkungan. 1). Prosentase Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang memiliki Rencana Tata Ruang

Alasan Pemilihan Indikator :

Indikator ini dipilih untuk meng- evaluasi seberapa banyak kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang memiliki Rencana Tata Ruang.

Formulasi Pengukuran : Jml KSP yg memiliki RTR x 100% Jml KSP  Tipe Penghitungan : Kumulatif  Sumber Data :

Dinas Cipkataru Provinsi Jawa Tengah. 2). Prosentase

Kabupaten/ Kota yang memiliki Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

Alasan Pemilihan Indikator :

Indikator ini dipilih untuk meng evaluasi seberapa banyak Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah yang memiliki RDTR.  Formulasi Pengukuran : Jml Kab/Kota yg memiliki RDTR x 100% Jml Kab/Kota  Tipe Penghitungan : Kumulatif.  Sumber Data :

Dinas Cipkataru Provinsi Jawa Tengah. 3). Prosentase

kesesuaian

pemanfaatan ruang dengan Rencana Tata Ruang

Alasan Pemilihan Indikator :

Indikator ini dipilih untuk mengevaluasi kesesuaian antara RTR dengan pemanfaatanya

Formulasi Pengukuran :

Jml pemanfaatan Ruang yg sesuai x 100% Jml pemanfaatn ruang

Tipe Penghitungan : Kumulatif.

Sumber Data :

Dinas Cipkataru Provinsi Jawa Tengah.

Sumber : Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 82 Tahun 2014

Adapun untuk hasil pengukuran kinerja pada masing-masing sasaran strategis berdasarkan pada target perubahan dalam Perjanjian Kinerja sebagaimana di sajikan pada uraian di bawah ini:

(26)

26

A. Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Kualitas Bangunan Gedung dan Non Gedung

Pada sasaran strategis 1 yakni Meningkatnya Kualitas Bangunan Gedung dan Non Gedung hasil pengukuran kinerja sasarannya adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel III.3 di bawah ini.

Tabel III.3

Capaian Kinerja Tahun 2013-2016 untuk Sasaran Strategis 1 (Meningkatnya Kualitas Bangunan Gedung dan Non Gedung)

Indikator Kinerja

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Target

Akhir Renstra Th. 2018 % Capaian Kumulatif Thdp Target Akhir Renstra Realisasi % Capaian Realisasi % Capaian Realisasi %

Capaian Target Realisasi

% Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 ={ (4+6+8)/11 x100%} 1. Jumlah Prasarana dan Sarana Pendukung Kegiatan Perekonomian, Kawasan Perbatasan Kabupaten/ Kota dan Kawasan Strategis yang tertangani 18 Kawasan 100% 23 Kawasan 100% 2 Kawasan 100 % 1 Kawasan 1 Kawasan 100% 79 kawasan 32,91 %

Meningkatnya Pengelolaan Jasa Konstruksi a. Jumlah Uji

&Penyebaran Informasi Jakon 1. Sertifikasi Hasil Uji

(SHU)

573 163,71% 899 224,75% 1.426 316,89 % 500 1.671 334% 2000 199,80 %

2. Informasi

Konstruksi 3 100% 2 66,67% 4 133,33 % 3 3 100% 17 52,94 %

b. Jumlah Pelaku Jasa

Kontruksi 585 100% 630 100% 1230 100 % 940 1.020 108,51 % 3950 72,91 %

Rata-Rata % Capaian 115,93 % 122,86% 162,56% 160,68% 81,41%

Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, 2017

(27)

27 Terdapat 2 (dua) capaian indikator kinerja Sasaran Strategis 1

(Meningkatnya Kualitas Bangunan Gedung dan Non Gedung), yang

telah melebihi target dan 2 (dua) indikator capaiannya sesuai target yang telah ditetapkan pada Tahun 2016. Kedua indikator yang capaiannya melebihi target penjelasannya adalah sebagai berikut :

 Sertifikasi Hasil Uji dengan presentase capaian pada Tahun 2016 sebesar 334% atau terealisasi sebanyak 1.671 SHU yang melebihi dari target 500 SHU dan meningkat dari 1.426 SHU pada tahun 2015. Hal ini karena keberhasilan dari promosi, bintek dan sosialisasi yang dilakukan untuk menarik minat masyarakat jasa konstruksi dalam memanfaatkan layanan uji konstruksi;

 Jumlah Pelaku Jasa Kontruksi dengan presentase capaian pada Tahun 2016 sebesar 108,51% atau terealisasi sebanyak 1020 orang pelaku jasa konstruksi yang melebihi dari target 940 orang pelaku jasa konstruksi akan tetapi lebih rendah dari realisasi di Tahun 2015 sebesar 1230 orang pelaku jasa konstruksi. Pada indikator kinerja ini terdapat percepatan pencapaian target sebagai upaya percepatan pada sertifikasi tukang untuk mendukung Program Pusat yaitu Gerakan Nasional Pelatihan Konstruksi (GNPK) yang dilaksanakan hingga tahun 2018.

Kedua indikator yang capaiannya sesuai target penjelasannya adalah sebagai berikut :

 Informasi konstruksi dengan presentase capaian pada Tahun 2016 sebesar 100% atau terealisasi sebanyak 3 kali pameran sesuai dengan target dan menurun dari 4 kali pameran di Tahun 2015;

 Jumlah Prasarana Dan Sarana Pendukung Kegiatan Kawasan Permukiman Yang Tertangani dengan presentase capaian sebesar 100 % atau terealisasi sebanyak 1 kawasan dan menurun dari 2 kawasan di Tahun 2015.

Secara rata-rata capaian indikator kinerja pada Sasaran Strategis 1 pada Tahun 2016 dibandingkan dengan Tahun 2014 dan Tahun 2013

(28)

28 mengalami peningkatan, akan tetapi mengalami penurunan dibanding Tahun 2015. Pada Tahun 2016 rata-rata capaian kinerja sebesar 160,68% atau dengan kategori capaian Sangat Baik, Tahun 2015 rata-rata capaian

kinerja sebesar 162,56% atau dengan kategori capaian Sangat Baik, Tahun 2014 rata-rata capaian kinerja sebesar 122,86% atau dengan

kategori capaian Sangat Baik sedangkan Tahun 2013 rata-rata capaian kinerja sebesar 115,93% atau dengan kategori capaian Sangat Baik.

Sumber: Penyusun, 2017

Gambar 3.1 Capain Kinerja Masing-Masing Indikator Pada Sasaran Strategis 1 Tahun 2013-2016

Untuk capaian kinerja secara kumulatif dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Dincipkataru (Tahun 2018), terdapat satu indikator yang sudah melebihi target yakni Sertifikasi Hasil Uji sebesar 199,80 %%. Hal ini dikarenakan adanya upaya percepatan pada sertifikasi tukang untuk mendukung

(29)

29 Program Pusat yaitu Gerakan Nasional Pelatihan Konstruksi (GNPK) yang dilaksanakan hingga tahun 2018.

Sedangkan tiga indikator lainnya capaian kinerja secara kumulatif adalah sebagai berikut :

 Jumlah Prasarana dan Sarana Pendukung Kegiatan Perekonomian, Kawasan Perbatasan Kabupaten/ Kota dan Kawasan Strategis yang tertangani capaian kinerja secara kumulatif dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016 sebesar 32,91 %. Diperkirakan sampai dengan akhir Renstra kemungkinan besar target indikator kinerja ini tidak dapat tercapai. Hal ini dikarenakan dalam pengukuran kinerja indikator ini dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan hibah. Dimana dengan mulai diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan terbitnya Surat Edaran Plh. Sekretaris Daerah Nomor 180/008654 tanggal 24 Juni 2015 dimana pemberian Hibah tidak direalisasikan bagi badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang tidak berbadan hukum.

 Informasi Konstruksi capaian kinerja secara kumulatif dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016 sebesar 52,94%.

Diperkirakan sampai dengan akhir Renstra target dapat tercapai karena realisasi setiap tahunnya sesuai dengan target dan untuk .  Jumlah Pelaku Jasa Kontruksi capaian kinerja secara kumulatif dari

Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016 sebesar 72,91%. Diperkirakan sampai dengan akhir Renstra target dapat tercapai karena realisasi setiap tahunnya sesuai dengan target.

Dalam realisasi pada Sasaran Strategis 1 (Meningkatnya Kualitas

Bangunan Gedung dan Non Gedung) terdapat beberapa hambatan dan

kendala diantaranya adalah sebagai berikut :

1). Terkait dengan indikator Jumlah Prasarana dan Sarana Pendukung Kegiatan Perekonomian, Kawasan Perbatasan Kabupaten/ Kota dan Kawasan Strategis yang tertangani, dimana salah satu kegiatannya berupa pembangunan Kawasan Tugu Batas terdapat hambatan :

(30)

30 a). Kawasan tugu batas yang akan dibangun terdapat tanaman

pohon mangga milik warga setempat, sehingga memerlukan pendekatan dan sosialisasi untuk penebangan pohon tersebut demi meminimalisasi konflik dengan warga;

b). Kawasan tugu batas yang akan dibangun dilewati oleh jaringan kabel telepon milik PT. Telkom sehingga memerlukan koordinasi dengan pihak terkait untuk memindahkannya.

2). Kuantitas Sumber Daya Manusia yang relatif kurang mencukupi; 3). Sering terjadinya tidak sinkronnya jadwal pelatihan tukang antara

pihak provinsi sebagai penyedia jasa/ materi pelatihan dengan kabupaten/ kota sebagai penerima atau pihak yang dilatih;

4). Peralatan uji dan sarana informasi laboratorium yang masih belum memenuhi tuntutan perkembangan teknologi;

5). Adanya institusi lain yang mempunyai fungsi yang sama menangani pelayanan pengujian dan informasi;

6). Belum adanya kebijakan yang mensyaratkan laboratorium bersertifikasi seperti yang dimiliki oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah sebagai rujukan tempat pengujian; 7). Kurangnya tenaga pustakawan dan adanya sistem pelabelan yang

sering berubah.

Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1). Pendekatan dan sosialisasi baik kepada masyarakat maupun PT. Telkom terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan pembangunan kawasan Tugu Batas;

2). Menigkatkan pemberdayaan jasa konstruksi melalui peningkatan kualitas SDM, pelaksanaan bintek ketrampilan tukang dan mandor jasa kontruksi;

(31)

31 3). Meningkatkan koordinasi dengan kabupaten/ kota ataupun pihak

terkait dalam penetapan jadwal pelatihan sehingga tidak meleset ataupun terjadi kemunduran jadwal pelatihan;

4). Penggantian peralatan uji laboratorium yang manual dengan digitalisasi agar kedepan hasil lebih cepat dan akurat;

5). Mempertahankan kualitas sumber daya yang dimiliki; 6). Pemeliharaan peralatan dan kalibrasi;

7). Penambahan alat-alat laboratorium elektrik/ digital;

8). Promosi kemampuan layanan uji BPIK dan pentingnya Laboratorium yang kompeten/ terakreditasi dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi ke institusi-institusi;

9). Peningkatan Sosialisasi eksistensi perpustakaan di bidang kontruksi Ke Cipta Karya-an sehingga jumlah pengunjung dapat meningkat;

Oleh karena itu, ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :  Meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur permukiman;  Meningkatkan fasilitasi stimulan pembangunan sarana prasarana, agar

daerah dapat mengembangkan keberlanjutannya.

Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran 1

(Meningkatnya Kualitas Bangunan Gedung dan Non Gedung), adalah

sebesar Rp. 6.064.366.316,- atau 95,75% dari total pagu sebesar Rp. 6.333.648.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber

daya sebesar 4,25% dari pagu yang ditentukan.

Keberhasilan pencapaian sasaran 1 (Meningkatnya Kualitas

Bangunan Gedung dan Non Gedung), sesungguhnya tidak terlepas dari

dilaksanakan Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Perkotaan Dan Pedesaan, serta Program Pembangunan Dan Pengelolaan Bangunan Gedung Serta Pengembangan Jasa Kontruksi dengan kegiatan-kegiatan diantaranya sebagai berikut :

(32)

32

1. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Perkotaan Dan Pedesaan :

a). Kegiatan Revitalisasi Kawasan Perkotaan Kumuh Fungsi PKN dan PKW;

b). Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana pada Kawasan Agropolitan dan Minapolitan;

c). Kegiatan Penataan Kawasan Perbatasan dan Kawasan Strategis;

2. Program Pembangunan Dan Pengelolaan Bangunan Gedung Serta Pengembangan Jasa Kontruksi :

a). Peningkatan Kinerja dan Monitoring dan Evaluasi Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang;

b). Pemberdayaan dan Pengawasan Jasa Konstruksi;

c). Peningkatan Pelayanan Laboratorium, Sertifikasi dan Advis Teknik; d). Peningkatan Pelayanan Informasi Konstruksi;

e). Pengawasan Teknis Pengelola dan Penyelenggaraan Gedung Milik Daerah;

f). Identifikasi Bangunan dan Kawasan Bersejarah.

Sumber: Survei Lapangan, 2016

Gambar 3.2 Kawasan Tugu Batas Yang Merupakan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Penataan Kawasan Perbatasan dan Kawasan Strategis

(33)

33

B. Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Dan Sanitasi

Hasil pengukuran kinerja pada Sasaran Strategis 2 (Meningkatnya pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi) adalah sebagai berikut :

Tabel III.4

Capaian Kinerja Tahun 2013-2016 untuk Sasaran Strategis 2 (Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Air Minum dan Sanitasi)

Indikator kinerja

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Target Akhir

Renstra Th. 2018 % Capaian Kumulatif ThdpTarget Akhir Renstra Realisasi % Capaian Realisasi % Capaian Realisasi %

Capaian Target Realisasi

% Capaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Cakupan Pelayanan Air Minum dan Sanitasi

1. Air Minum Perkotaan (%) 63,99 % 63,99% 72,48 % 108,18% 75,76% 101,01% 76,50% 80,45% 105,16% 78,00 % 103,14% 2. Air Minum Perdesaan (%) 49,13 % 49,13% 65,57 % 129,84% 68,00% 128,79% 67,00% 72,80% 108,66% 59,00 % 123,39% 3. Sanitasi (%) 64,50 % 64,50% 76,94 % 111,51% 77,00% 106,94% 76,97% 77 % 100,04% 76,00 % 101,32%

Rata-Rata % Capaian 59,21% 116,51% 112,25% 104,62% 109,28 %

Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, 2016

Secara keseluruhan capaian indikator kinerja pada Sasaran Strategis 2 (Meningkatkan Pemenuhan Kebutuhan

Air Minum dan Sanitasi) dapat tercapai bahkan melebihi target yang telah ditetapkan pada tahun 2016. Akan tetapi bila

dibandingkan dengan capaian pada Tahun 2015, capaian masing-masing indikator kinerja tersebut mengalami penurunan. Penjelasannya adalah sebagai berikut yakni :

 Cakupan Pelayanan Air minum Perkotaan presentase capaian pada Tahun 2016 sebesar 105,16% dengan realisasi sebesar 80,45% yang melebihi target 76,50% dan meningkat dari 75,76% pada Tahun 2015.

(34)

34  Cakupan Pelayanan Air Minum Perdesaan presentase capaian pada

Tahun 2016 sebesar 108,66%, dengan realisasi sebesar 72,80% melebihi target 67,00% dan meningkat dari 68,00%pada Tahun 2015.  Cakupan Pelayanan Sanitasi presentase capaian pada Tahun 2016

sebesar 100,04% dengan realisasi sebesar 77,00% melebihi target 76,97% dan sama dengan realisasi Tahun 2015 yakni sebesar 77 %.

Secara rata-rata capaian indikator kinerja pada Sasaran Strategis 2 pada Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan Tahun 2015 dan 2014 mengalami penurunan, sedangkan apa bila dibandingkan Tahun 2013 mengalami peningkatan. Tahun 2016 rata-rata capaian kinerja sebesar 104,62% atau dengan kategori capaian Sangat Baik, Tahun 2015 rata-rata capaian kinerja sebesar 112,25 % atau dengan kategori capaian

Sangat Baik, Tahun 2014 rata-rata capaian kinerja sebesar 116,51 % atau

dengan kategori capaian Sangat Baik, sedangkan Tahun 2013 rata-rata capaian kinerja sebesar 59,21% atau dengan kategori capaian Cukup. Perbandingan rata-rata capaian pada sasaran stratgis 2 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Sumber: Penyusun, 2017

Gambar 3.3 Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator Pada Sasaran Strategis 2 Tahun 2013-2016

(35)

35 Untuk capaian kinerja secara kumulatif dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Dincipkataru, semua indikator kinerja telah melebihi target yakni Cakupan Pelayanan Air Minum Perkotaan sebesar 103,14%, Cakupan Pelayanan Air Minum Perdesaan sebesar 123,39% dan Cakupan pelayanan sanitasi sebesar 101,32%.

Dibanding capaian nasional capaian kinerja bidang pemenuhan kebutuhan layanan air minum di Provinsi Jawa Tengah pada dasarnya masih di bawah capaian MDGs Indonesia. Sedangkan untuk cakupan pelayanan sanitasi, capaian Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2015 sudah melebihi capaian MDGs Indonesia pada Tahun 2014. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.6 berikut ini :

Tabel III.5

Perbandingan Capaian Kinerja Pemenuhan Kebutuhan Layanan Air Minum, Santasi di Provinsi Jawa Tengah dengan Nasional

No Indikator Kinerja Jawa Tengah (Th 2016) Nasional *)

1. Persentase cakupan layanan air minum - 71,05%

a. Persentase cakupan layanan air minum perkotaan 80,45% 83,2%

b. Persentase cakupan layanan air minum perdesaan 72,80% 58,83%

2. Persentase cakupan layanan sanitasi

(Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap fasilitas sanitasi dasar layak, perkotaan dan

Perdesaan Indikator dalam MDGs)

77,00% 63,94%

a. Perkotaan -

b. Perdesaan -

Keterangan : *) Capaian Kinerja Nasional Tahun 2015 (Data 2016 Belum di Publish)

Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2016 dan Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, Tahun 2016

Walaupun ada beberapa indikator yang capaiannya sudah melebihi target, akan tetapi masih terdapat beberapa hambatan dan kendala, mengingat target yang ditetapkan dalam RPJMN bahwa sampai dengan Tahun 2019 Cakupan pelayanan Air minum dan sanitasi adalah sebesar 100%. Hambatan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan cakupan pelayanan air minum yang layak belum dapat mengimbangi pesatnya pertumbuhan kebutuhan air minum karena adanya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini

(36)

36 dikarenakan masih adanya kebocoran pada jaringan pipa air minum dan tingginya Iddle Capacity yang belum termanfaatkan;

2. Terbatasnya sumber air baku dalam pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

3. Perlunya penguatan kelembagaan PDAM sebagai badan usaha yang menangani pendistribusian dan pemenuhan air minum bagi masyarakat;

4. Belum optimalnya pelayanan sanitasi yang layak bagi masyarakat; 5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas

sanitasi yang sudah terbangun;

6. Adanya kendala ketepatan dan kelengkapan pengumpulan data capaian air minum dan sanitasi dari Kab/Kota.

Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) secara Regional yang dapat melayani penduduk dalam cakupan yang lebih luas;

2. Peningkatan dan penguatan kelembagaan PDAM di kabupaten/ kota sebagai badan usaha yang menangani pendistribusian dan pemenuhan air minum bagi masyarakat;

3. Memberikan pendampingan, pembinaan kepada kabupaten/kota guna peningkatan pembangunan;

4. Mensosialisasikan kepada masyarakat pentingnya mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan memanfaatkan fasilitas sanitasi yang telah di bangun;

5. Peningkatan koordinasi dengan pelaksanaan workshop dan sosialisasi kepada kabupaten/ kota untuk dapat mengumpulkan data capaian air minum dan sanitasi.

Oleh karena itu ke depannya dalam rangka untuk lebih meningkatkan capaian kinerja tahun mendatang, maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :

(37)

37  Mengoptimalkan pembangunan SPAM Regional dan pemanfaatannya

oleh masyarakat;

 Minimalisasi penggunaan air tanah sebagai air baku (diversifikasi sumber air baku);

 Penggunaan teknologi pengolahan sampah yang tepat guna dan ramah lingkungan serta menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran

Strategis 2 (Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Air Minum dan Sanitasi), adalah sebesar Rp. 14.096.298.660,- atau 97,92% dari total pagu sebesar Rp. 14.396.283.000,-. Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 2,08% dari pagu yang ditentukan.

Keberhasilan pencapaian Sasaran 2 (Meningkatnya Pemenuhan

Kebutuhan Air Minum dan Sanitasi) sesungguhnya tidak terlepas dari

dilaksanakan Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum Dan Sanitasi dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Peningkatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Sanitasi; 2. Pendampingan Pelaksanaan Program Pusat PAMSIMAS; 3. Peningkatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih; 4. Evaluasi Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Permukiman; 5. Pendampingan Pelaksanaan Program USRI.

Sumber: Survei Lapangan, 2016 Gambar 3.4

Proses Penanaman Pipa Air Minum pada Kegiatan Peningkatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih

(38)

38

C. Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Perumahan Layak Huni

Hasil pengukuran kinerja pada Sasaran Strategis 3 yakni Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Perumahan Layak Huni adalah sebagai berikut :

Tabel III.6 Capaian Kinerja Tahun 2013-2016 untuk Sasaran Strategis 3 (Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Perumahan Layak Huni)

Indikator Kinerja

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Target Akhir

Renstra Th. 2018

% Capaian Kumulatif Terhadap Target Akhir

Renstra Realisasi Capaian % Realisasi Capaian % Realisasi Capaian % Target Realisasi Capaian %

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13 ={ (4+7+9)/12 x100%}

1. Jumlah Prasarana dan Sarana Dasar

Perumahan Yang Tertangani 13 Lokasi 100 % 13 Lokasi 100% 3 Lokasi 100% 0 0 0 37 Lokasi 43,24% 2. Rasio Rumah Layak Huni 76,67% 76,67% 78,67% 102,53% 78,67% 102,51% 76,75% 79,63% 103,75% 76,77% 103,73% 3. Prosentase Kawasan Permukiman

Kumuh yang Tertangani 7,80% 7,80% 12,83% 100 % 14,03% 94,29% 16,92% 15,57% 92,02% 21,02% 74,34% 4. Prosentase KTP2D Yang Tertangani 9,58% 9,58% 10,96% 100% 12,33% 97,86% 0,00% 0,00% 0,00% 17,53% 70,34%

Rata-Rata % Capaian 48,51% 100,63% 98,66% 97,89% 70,70 %

Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, 2016

Capaian indikator kinerja pada Sasaran Strategis 3 (Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Perumahan Layak

Huni) satu indikator kinerja belum mencapai target yang telah ditetapkan pada Tahun 2016 dan satu indikator kinerja yang

capaiannya melebihi target adalah Rasio Rumah Layak Huni dengan capaian pada Tahun 2016 sebesar 103,75%. Sedangkan 2 (dua) indikator kinerja lainnya tidak dilaksanakan dikarenakan terkendala dalam pelaksanaan Hibah oleh UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan hasil evaluasi RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018. Capaian masing-masing indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

(39)

39  Rasio Rumah Layak Huni presentase capaiannya pada Tahun 2016

sebesar 79,63% melebihi target sebesar 76,75% dan meningkat dari 78,67% di Tahun 2015 ;

 Presentase Kawasan Permukiman Kumuh yang Tertangani capaiannya pada Tahun 2016 sebesar 92,02% dengan realisasi sebesar 15,57% yang belum mencapai target 16,92%, akan tetapi naik dari tahun sebelumnya 14,03%. Realisasi indikator kinerja tidak sesuai target dikarenakan kegiatan fisik penangan kawasan kumuh yang bersumber APBD Provinsi tidak dapat dilaksanakan, karena terkendala oleh UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Secara rata-rata capaian indikator kinerja pada Sasaran Strategis 3 pada Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan Tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan, sedangkan apa bila dibandingkan Tahun 2013 mengalami peningkatan. Tahun 2016 rata-rata capaian kinerja sebesar 97,89% atau dengan kategori capaian Baik, Tahun 2015 rata-rata capaian kinerja sebesar 98,66 % atau dengan kategori capaian Baik, Tahun 2014 rata-rata capaian kinerja sebesar 100,63% dengan kategori capaian

Sangat Baik, sedangkan Tahun 2013 rata-rata capaian kinerja sebesar

48,51% atau dengan kategori capaian Kurang. Perbandingan rata-rata capaian pada sasaran strategis 3 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Sumber: Penyusun, 2016

(40)

40 Untuk capaian kinerja secara kumulatif dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Dincipkataru (Tahun 2018), terdapat satu indikator yang sudah melebihi target yakni Rasio Rumah Layak Huni sebesar 103,73%. Sedangkan indikator kinerja Prosentase kawasan permukiman kumuh yang tertangani capaian seara kumulatif dibanding target akhir renstra sebesar 74,34%. Diperkirakan sampai dengan akhir Renstra kemungkinan besar target indikator kinerja Prosentase kawasan permukiman kumuh yang tertangani tersebut tidak dapat tercapai. Hal ini dikarenakan dalam pengukuran kinerja indikator ini dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan hibah. Dimana dengan mulai diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan terbitnya Surat Edaran Plh. Sekretaris Daerah Nomor 180/008654 tanggal 24 Juni 2015 dimana pemberian Hibah tidak direalisasikan bagi badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang tidak berbadan hukum.

Dalam realisasi pada Sasaran Strategis 3 (Meningkatnya

Pemenuhan Kebutuhan Perumahan Layak Huni) terdapat beberapa

hambatan dan kendala diantaranya sebagai berikut :

1). Jumlah Backlog Perumahan di Jawa Tengah cukup tinggi yakni sebesar 1.256.551 unit rumah (Backlog Keberpenghunian 503.703 unit dan Backlog Kepemilikan 752.848 unit);

2). Diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah maka Kegiatan yang ada dalam Kelompok Rekening Hibah pada Dinas Cipkataru tidak dapat dilaksanakan dikarenakan Penerima Bantuan Hibah harus Berbadan Hukum dan hal tersebut kurang seseuai dengan filosofi bantuan bagi masyarakat miskin/membebani;

3). Masih relatif banyaknya jumlah rumah masyarakat miskin dengan kondisi atap, lantai, dan dinding yang tidak memenuhi syarat sebagai rumah tinggal yang layak;

Gambar

GAMBAR  1.1  Struktur  Organisasi
Tabel II.1
Tabel III.1
Tabel III.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Konsentrasi klorofil-a fitoplankton di perairan Teluk Kayeli relatif tinggi

Penulisan skripsi yang berjudul “ ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PERSEDIAAN DAN PENJUALAN PADA PT VANCO MAS SEJAHTERA ” ini merupakan hasil analisis dan

Berangkat dari upaya Komunitas Kutub untuk menumbuhkan budaya membaca di tengah masyarakat yang sedang mengalami krisis atas hal tersebut, maka problem studi di dalam

During February -July 2014 teach Bahasa Indonesian in Warsaw University, Colegium Civitas and Warsaw Economic School in Poland as a SAME BIPA (Scheme for Academic Mobility

Anna Craft, Me-Refresh Imajinasi dan Kreativitas Anak-Anak, h.. kehidupan disekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak

Berdasarkan hasil penelitian Kriesat (2014) didapatkan bahwa memiliki pengalaman pribadi dalam menyusui tidak meningkatkan sikap menyusui (p = 0,35). Hasil penelitian

Debt to equity ratio adalah merupakan perbandingan antara total hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk

Ditambah lagi dengan jumlah mobil unit Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) hanya berjumlah 3 unit, dirasakan belum cukup memadai dan efektif melakukan