• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGGUNAKAN KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DAPAT MENGURANGI KEBIASAAN MEROKOK SISWA SMPN 17 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENGGUNAKAN KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DAPAT MENGURANGI KEBIASAAN MEROKOK SISWA SMPN 17 MEDAN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA

KREATIF DAPAT MENGURANGI KEBIASAAN MEROKOK

SISWA DI SMP NEGERI 17 MEDAN

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

OLEH

NURLELAWATI

NIM : 108 121 038

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapakan puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Menggunakan Konseling Eklektik Melalui Media Kreatif Dapat Mengurangi

Kebiasaan Merokok Dikelas VII SMP Negeri 17 Medan “.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan guru Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih banyak yang harus diperbaiki, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan,kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menerima segala masukan baik itu berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun demi menyempurnakan skripsi ini.

Dalam skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya banyak pihak-pihak yang telah membantu, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku rektor UNIMED yang telah memberikan kesempatan pada penulis melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs.Nasrun Nasution, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED 3. Bapak pembantu dekan I, Pembantu Dekan II dan Bapak pembantu Dekan III Fakultas

Ilmu Pendidikan UNIMED

4. Bapak Prof.Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku ketua jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.

(3)

6. Bapak Prof. Dr.Abdul Munir, M.Pd , Ibu Dra Rosmala Dewi, M.Pd.Kons dan Ibu Dra.Zuraida Lubis, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

7. Bapak dan ibu dosen fakultas ilmu pendidikan yang telah memberikan pengajaran selama penulis duduk sebagai mahasiswa di fakultas ilmu pendidikan UNIMED

8. Ibu Sri Kemala Khairani selaku wakil kepala sekolah Negeri 17 Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

9. Kepada keluarga tercinta terutama Ayah dan Ibu yang memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian dan menuntun penulis untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10.Buat orang yang spesial, Zam Harif yang selama ini telah membantu dan memberikan motivasi buat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabatku yaitu Putri Sahara Tarigan, Hotnida Hutabarat, Ira bariyah.Ade Tri Marwita, NurFatwa dan rekan-rekan seperjuan yang ada dikelas reguler BK O8 UNIMED yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Seluruh pihak yang telah membantu dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

Akhir kata tiada gading yang tidak retak , penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun tata bahasa , karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini,, dan semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya para pembaca.

(4)

Medan, 5 September 2012 Penulis

(5)

ABSTRAK

NURLELAWATI: Menggunakan Konseling Eklektik Melalui Media Kreatif Dapat Mengurangi Kebiasaan Merokok Siswa SMPN 17 Medan. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah mengurangi kebiasaan merokok dapat dikurangi melalui konseling eklektik dengan menggunakan media kreatif pada siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui keefektifan konseling eklektik dengan media kreatif untuk mengurangi kebiasaan merokok.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-3 SMP Negeri 17 Medan yang memiliki kebiasaan merokok yang tinggi . Besar sampel yang adalah 4 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, daftar check list dan analisis verbatim.

(6)
(7)
(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Siswa Sekolah Menegah Pertama (SMP) merupakan peralihan ke masa

remaja setelah melewati masa kanak-kanaknya di Sekolah Dasar ( SD). Dapat

dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa peralihan masa remaja ini (puber)

sangat rentan sekali dengan kenakalan remaja, karena pada masa ini anak masih

labil dalam menentukan mana yang negatif dan mana yang positif atau mana yang

baik dan mana yang buruk. Hal demikian menjadi anak bertindak sesuai dengan

kemauan hatinya dan sulit bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

sosialnya.

“Puber sebagai fase negatif berarti bahwa pada masa remaja awal ini individu

mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kelihatanya kehilangan sifat-sifat

baik yang sebelumnya sudah berkembang”(Charlotte Buhler dalam

Hurlock:edV:192).

Perubahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja merupakan masa yang

sulit untuk orang tua maupun guru karena pada masa ini butuh perhatian yang

khusus dalam segala hal. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan

sikap dan perilaku yang terjadi pada masa remaja merupakan akibat dari

perubahan sosial dari pada akibat dari perubahan kelenjar yang berpengaruh pada

keseimbangan tubuh. Kurangnya pembelajaran hati nurani, moral yang diterima

(9)

2

berkemungkinan akibat buruk akan terjadi dengan begitu perubahan sosialnya

maka semakin besar akibat psikologi yang mereka alami. Semakin baik

lingkungan yang diharapkan akan semakin baik perilaku remaja. Lingkungan yang

memberikan pembelajaran komunikasi yang efektif akan dapat membantu

pembentukan perilaku yang positif.

Anak yang merasa sulit atau tidak mampu berkomunikasi dengan orang

lain banyak berprilaku negatif dari pada anak yang mampu dan mau

berkomunikasi. Tidak jarang para remaja suka menyembunyikan masalah dari

orang tua atau orang-orang terdekatnya, ia lebih suka merahasiakannya. Banyak

faktor yang menyebabkan anak menyembunyikan masalahnya misalnya,takut

kalau rahasia tidak akan aman ,malu kalau nantinya tidak dihiraukan lawan bicara

dan lain- lain.

Untuk itulah di sekolah guru bimbingan konseling (BK) bertugas

membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Guru BK menjadi teman

untuk membahas masalah pribadinya. Agar siswa mampu mengatasi masalahnya

sendiri dan dapat berfikir secara positif, tanpa harus meragukan kerahasiannya,

karena guru bimbingan konseling mempunyai kode etik yang didalamnya terdapat

asas-asas konseling.

Sekarang ini sangat marak diperbincangkan mengenai masalah rokok.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali ditemui orang merokok dimana- mana,

baik di sekolah , di kantor , ditempat umum maupun dikalangan rumah tangga

sendiri. Salah satu yang menjadi contoh masalah paling mendasar adalah

(10)

3

menanggapinya. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMPN 17 Medan

pada tanggal 27 Februari 2012 pada siswa kelas VII 3 dengan memberikan angket

dan kemudiandidapatkan 20 % (6 orang ) saat ini masih merokok dan sebanyak

80% (30 orang) tidak menggunakan rokok (Nurlelawati, 2011).

Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok pertama. Umumnya

rokok pertama dimulai saat usia remaja. Sejumlah studi menemukan penghisapan

rokok pertama dimulai pada usia 11-13 tahun. Perilaku merokok disebabkan oleh

rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya. Mulai merokok terjadi akibat

pengaruh lingkungan sosial. Modelling ( meniru perilaku orang lain) menjadi salah

satu determinan dalam memulai perilaku merokok. Setelah mencoba rokok

pertama, seseorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan –alasan

seperti kebiasaan, orang tua atau saudara yang merokok, bahkan perilaku teman

sebaya merupakan faktor penyebab keterlanjutan perilaku merokok pada usia

remaja .

Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah siswa remaja yang

sedang mengalami masa ingin mencoba-coba dan banyak ingin tau segalanya.

Remaja mulai merokok pada awalnya ingin coba-coba namun tanpa disadari atau

tidak, merokok sudah menjadi kebiasaan sehingga menjadi ketagihan lalu

kemudian menjadi ketergantungan. Banyak remaja yang sudah mengetahui

dampak negatif dari merokok seperti ganguan pernafasan, stroke, dan juga

ganguan fungsi ginjal dan melemahkan sistem syaraf.

Salah satu dampak negatif yang paling menkhawatirkan untuk kalangan

(11)

4

dan daya ingat siswa karena efek dari nikotin yang ada didalam rokok, sehingga

siswa sulit untuk dapat belajar dengan baik. Rokok juga merupakan pintu gerbang

masuknya narkoba.Pengaruh nikotin dalam rokok dapat membuat seseorang

menjadi pecandu atau ketergantungan pada rokok.

Usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara 11-13 tahun

dan pada umumnya individu tersebut merokok sebelum berusia 18 tahun (Smet,

dalam Kemala, 2007: 53). Data WHO (2003) juga semakin mempertegas bahwa

jumlah perokok yang ada didunia sebanyak 30 % adalah kaum remaja. Perokok

laki- laki lebih tinggi dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut

umur, prevalensi perokok laki- laki paling tinggi umur 15- 19 tahun. Remaja laki-

laki biasanya mengkonsumsi 11- 20 batang/hari (49,8 %) dan yang

mengkonsumsi lebih dari 20 batang/hari sebesar 5,6 %.

Perilaku merokok disebabkan oleh faktor kepribadian,faktor lingkungan ,

faktor orang tua dan faktor iklan rokok . Menurut Erikson (dalam Kemala, 2007:

53), remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang

dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari

jati dirinya. Seseorang yang pertama kali mengkonsumsi rokok mengalami

gejala-gejala seperti batuk –batuk, lidah terasa getir dan perut mual, namun demikian

sebagai dari pemula yang mengabaikan gejala- gejala tersebut biasanya berlanjut

menjadi kebiasan dan akhirnya menjadi ketergantungan.

Satu dari dua orang perokok pada usia muda dan terus merokok seumur

hidup, akhirnya akan meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan rokok.

(12)

5

usia setengah baya , sebelum 70 tahun, atau kehilangan sekitar 22 tahun harapan

hidup normal. Para perokok terus merokok dalam jangka waktu panjang akan

menghadapi kemungkinan kematian tiga kali lebih tinggi dari pada mereka yang

bukan perokok.

Dengan bantuan yang diberikan guru pembimbing disekolah belum efektif

karena tidak sesuai dengan gaya belajar atau gaya siswa dalam meneriman

informasi. Hasil alat ungkap masalah (AUM) yang telah diperoleh dari mahasiswa

UNIMED jurusan BK pada tanggal 10 oktober 2011 di SMPN 17 Medan

diperoleh bahwa gaya belajar kelas VII lebih dari 85 % (20 orang ) tersebut

adalah gaya kinestetik,7 % (5 orang) gaya belajar audio dan 8 % (10 orang)

adalah Visual. Dimana gaya belajar kinestetik ini hanya mendengarkan guru

berceramah atau membuat siswa kinestetik bosan. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk mengatasi masalah merokok adalah konseling. Namun demikian,

Sering terjadi konseling jenuh sangat membosan sehingga tidak ada kemajuan

yang efektif bagi konseli.

Menurut Jacobs (1992) terdapat 8 kesalahan yang umum dilakukan

konselor yang menyebabkan sesi konseling menjadi membosankan dan tidak

efektif, yaitu :1). Mendengar terlalu banyak cerita konseli, 2). Mendengarkan

terlalu banyak kisah konseling, 3). Jarang melakukan interupsi konseling, 4).

Tidak fokus dalam sesi konseling,. 5). Menunggu terlalu lama untuk fokus/

funnel, 6). Tidak menggunakan teori konseling, 7). Membuat konseling

membosankan jarang menggunakan teknik kreatif, 8). Tidak memperhatikan suara

(13)

6

Telah kita ketahui bahwa sudah pernah ada upaya dari guru dan

pembimbing disekolah SMPN 17 Medan seperti menasehati dan memberikan

layanan konseling, tetapi belum efektif dan tuntas. Jika ini belum efektif maka

perlu ada upaya lain yang harus dilakukan pembimbing atau konselor disekolah

seperti memberikan layanan konseling individul dengan model eklektik (integrasi)

melalui media kreatif. Konseling eklektik melalui media kreatif ini adalah

konseling yang berpegang pada pandangan teoritis dan pendekatan, yang

merupakan perpaduan dari berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari beberapa

konsep serta pendekatan.

Proses konseling pada dasarnya adalah upaya kolaboratif yang bersifat

terapetik antara konselor dan konseli dalam mengeksplorasi dan mengkaji

berbagai isu yang menjadi masalah bagi konseli serta mengembangkan solusi

untuk mengatasi masalah tersebut. Di satu sisi, proses konseling dapat menjadi

sebuah pengalaman yang mencerahkan dan membawa pada pemecahan masalah,

namun di sisi lain proses konseling yang tidak efektif dapat menjadi pengalaman

yang menjemukan, kurang bermakna, dan berakhir pada kebuntuan

Untuk itu dalam membantu mengatasi perilaku merokok siswa SMP

Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 maka peneliti merancang suatu

bantuan yang akan diberikan pada siswa, sehingga peneliti memberikan judul

penelitian ini dengan “Menggunakan konseling elektik melalui media kreatif

untuk mengurangi kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan

(14)

7

1.2.

Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasikan sehubungan dengan perilaku

merokok siswa SMP sebagai remaja, antara lain:

a) Faktor-faktor apa saja yang dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa

kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011/2012?

b) Apakah dampak negatif dari kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP

Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011/2012?

c) Apakah konseling eklektik melalui media kreatif dapat mengurangi

kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran

2011/2012?

1.3.

Batasan Masalah

Berdasarkan dengan identifikasi diatas maka penelitian ini dibatasi hanya

pada konseling eklektik dengan menggunakan media kreatif dapat mengurangi

kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran

2011/2012.

1.4.

Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah konseling eklektik dengan menggunakan media kreatif dapat

mengurangi kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan

(15)

8

1.5.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan konseling eklektik

dengan media kreatif dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa kelas VII

SMP Negeri 17 Medan.

1.6.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain

bagi:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan ilmu pengetahuan,

khususnya dibidang konseling dan kesehatan yang berhubungan dengan

mengurangi kebiasaan merokok.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset dan

menambah wawasan penelitian mengenai konseling dan kesehatan.

b. Bagi sekolah

Memperoleh gambaran secara umum mengenai hubungan tipe

kepribadian dengan sikap siswa terhadap penggunaan rokok, sehingga

dapat dilakukan usaha-usaha penanggulangan perilaku merokok

(16)

9

c. Bagi Guru Bk

Dalam membimbing siswanya lebih menngedepankan akibat pengaruh

kebiasaan merokok dalam kehidupan sehari-hari.

d. Bagi orang tua

Dalam membimbing anaknya selalu mengedepankan keterbukaan dan

kejujuran pada diri anak-anaknya.

e. Bagi siswa

Siswa yang merokok dapat berangsur-angsur mengurangi intensitas

merokoknya hingga meninggalkan kebiasaan merokok, siswa tersebut

dapat kembali berkonsentrasi belajar dengan baik dan senatiasa

(17)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarakan temuan penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Masalah Kebiasaan merokok siswa dapat diatasi melalui konseling

eklektik.

2. Konseling eklektik bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami

setiap permasalahan yang dialami menetukan alternative solusi mengambil

dan menjalankan rencana sesuai dengan kesepakatan.

3. Mengurangi kebiasaan merokok dapat dengan mudah dihilangkan asalkan

ada niat dalam diri serta kemampuan mengambil keputusan, kemampuan

mengarahkan diri dan mewujudkan aktualisasi diri.

4. Konseling eklektik dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa

5.2

Saran

Berdasarkan hasil peneltian yang diperoleh maka peneliti menyarankan ;

1. Guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan konseling eklektik

sebagai salah satu pemilihan teknik konseling untuk mengatasi masalah

siswa serta membantu mengurangi kebiasaan merokok dan

(18)

74

2. Orang tua dapat bekerja sama dengan sekolah dalam membimbing

anak-anak.

3. Memperoleh gambaran secara umum mengenai hubungan tipe kepribadian

dengan sikap siswa terhadap penggunaan rokok, sehingga dapat dilakukan

usaha- usaha penanggulangan perilaku merokok dikalangan siswa.

4. Siswa yang merokok dapat berangsur-angsur mengurangi intensitas

merokoknya hingga meninggalkan kebiasaan merokok, siswa tersebut

dapat kembali berkonsentrasi belajar dengan baik dan senatiasa berfikir

(19)

75

DAFTAR PUSTAKA

Achin, A. 1986. Media pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar .Ujung Pandang : Penerbit IKIP Ujung Pandang.

Arintoko. 2010. Wawancara Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset.

Corey, Gerald . 2007. Teori Dan Parktek Konseling dan Psikoterapi . Bandung : PT. Refika Aditama.

Centhini,Suci. 1989. Klinik Pribadi . Jakarta : PT. Inovasi .

Dewi, Kartika Sari. 2010. Meningkatkan Kemandirian Siswa Untuk Mengatasi Masalah Penyesuaian Diri Melalui Konseling Realita di SMA Negeri 4 Medan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. Skripsi tidak diterbitkan.

Ernest Cadwell. 2001. Berhenti Merokok. Jakarta. PT Aksara

Gerungan. 1996. Psikologi Sosial. Bandung. PT Eresco

Gunarsa, Singgih D . 1992. Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta : PT.Gunung Mulia.

Gilliland. 1984. Tahapan-tahapan Konseling Eklektik. Dalam http://duniaku-suka.blogspot.com/2011/11/tahapan-tahapan-konseling-eklektik.html (diakses pada tanggal 18 Maret 2012).

Hurlock B Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta. PT Gramedia

Http/ www. e-psikologi/ merokok + remaja. Com

Handali,Sukwa. 1991. Pencegahan Penyakit jantung koroner . Jakarta : PT. Ghalia Indonesia

Hidayat, Dede Rahmat., Badrujaman, Aip. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Indeks.

Moh. Nasir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta. PT Ghalia Indonesia

Nurkaca, Wayan . 1993 . Pemahaman Individu . Surabaya. PT. Usaha Nasional. Prayitno, dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Konseling. Universitas Negeri Padang.

(20)

76

Suryabrata, Sumadi. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.

Sukardi , Dewa Ketut. 1990. Pedoman Praktis Bimbingan Dan Penyuluhan disekolah .Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sofyan S.Willis. 1985. Konseling Individual Teori dan Praktek . Bandung : PT. Alfabeta.

Shertzer,Bruce, and Stone, Shelly C. 1980. Fundamental of Counseling Houghton Mifflin Company. Boston : PT. Alfabeta.

Shertzer & Stone. 2011. Teori Konseling Eklektik. Dalam http://duniaku-suka.blogspot.com/2011/11/teori-konseling-eklektik.html. (diakses pada tanggal 18 Maret 2012).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

pembelian konsumen kain batik adalah strategi pemasaran marketing mix yang.. berupa produk, harga, promosi,

Bahan penghancur adalah bahan yang ditambahkan dalam pembuatan tablet dengan maksud tablet hancur menjadi bagian-bagiannya apabila berada dalam medium air. Prinsip kerja

Ingin mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran CTL dan yang diajar dengan menggunakan pendekatan

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa melalui metode pembelajaran Two Stay- Two Stray dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa

(2007) bahwa bagian tanaman kamandrah yaitu daun, batang, dan biji dalam bentuk serbuk yang diekstrak dengan air dan etanol, serta minyak yang diekstrak dengan

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan model pooled least square , di dapat hasil variabel bebas yang signifikan terhadap variabel terikat tingkat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi faktor utama pernikahan usia muda di Desa Jamur Jelatang Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang adalah faktor ekonomi