• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

3 | 140

.

PETA KABUPATEN GUNUNGKIDUL

(4)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

4 | 140

.

GUNUNGKIDUL

HANDAYANI

SK Bupati Gunungkidul Nomor 198/188.45/1990

Tgl. 19 Desember 1990

H

IJAU

A

MAN

N

ORMATIF

D

INAMIS

A

MAL

Y

AKIN

A

SAH, ASIH, ASUH

N

ILAI TAMBAH

(5)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

5 | 140

.

KATA PENGANTAR

Untuk menentukan arah dan kebijakan pemerintah harus didukung dengan data yang valid, up to date (terkini) dan dapat dipercaya

sumbernya. Pemerintahan yang berbasis data akan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal. Era demokrasi dan reformasi

menuntut Pemerintah Kabupaten untuk menyediakan layanan yang inovatif, perbaikan efisiensi administrasi, dan peningkatan kualitas layanan

publik. Hal tersebut bisa dicapai dengan memanfaatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, yang mempercepat layanan kepada

masyarakat, menghemat waktu dan biaya.

Guna menyediakan data yang akurat diperlukan sarana dan prasarana yang memadai baik dari sumber data maupun cara pengolahan

data sehingga menjadi data yang bisa dipakai atau digunakan untuk pemerintahan, akademisi maupun kalangan masyarakat umum. Bappeda

dan seluruh SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang tergabung dalam Forum Komunikasi Sistem Informasi Profil Daerah

Kabupaten Gunungkidul menyusun buku Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013.

Sejalan dengan konsep Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk menerapkan E-Government di setiap sendi pelayanan pemerintahan,

Bapeda berusaha mengembangkan Sistem Informasi Profil Daerah menjadi sistem informasi yang bisa memenuhi kebutuhan akan basis data

yang informatif, runtut waktu dan akurat. Namun kami menyadari tentu banyak kekurangan baik dari sisi kelengkapan maupun penyajiannya.

Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari semua pihak demi penyempurnaan dimasa mendatang. Akhirnya kepada semua pihak

yang telah membantu menyusun Profil Daerah ini diucapkan terimakasih.

Kepala,

Ir. Syarief Armunanto, MM

NIP 19590728 199003 1 003

(6)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

6 | 140

.

DAFTAR ISI

Halaman Kover ...

1

Logo Kabupaten Gunungkidul ...

2

Peta Kabupaten Gunungkidul ...

3

Motto Kabupaten Gunungkidul ...

4

Kata Pengantar ...

5

Daftar Isi ...

6

Daftar Tabel ...

10

BAB I Pendahuluan ...

11

BAB II Gambaran Umum ...

16

BAB III Potensi ...

39

BAB IV Peluang Investasi ...

48

BAB V Penutup ...

51

Lampiran

A. Peta

1. Peta Administrasi Kabupaten Gunungkidul ...

53

2. Peta Geologi Kabupaten Gunungkidul ...

54

3. Peta Curah Hujan Kabupaten Gunungkidul ...

55

4. Peta Topografi Kabupaten Gunungkidul ...

56

5. Peta Geomorfologi Kabupaten Gunungkidul ...

57

6. Peta Jenis Tanah Kabupaten Gunungkidul ...

58

7. Peta Hidrologi Kabupaten Gunungkidul ...

59

8. Peta Keadaan Air Kabupaten Gunungkidul ...

60

9. Peta Fluktuasi Air Tanah Kabupaten Gunungkidul ...

61

10. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Gunungkidul ...

62

(7)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

7 | 140

.

12. Peta Kawasan Hutan Kabupaten Gunungkidul ...

64

B. Alamat Instansi Kabupaten Gunungkidul ...

65

C. Jenis data

1. Geografi

a. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikoltura ...

68

b. Dinas Kelautan dan Perikanan ...

68

c. Dinas Kehutanan dan Perkebunan ...

68

d. Badan Pusat Statistik ...

69

e. Kantor Pertanahan Nasional ...

71

2. Pemerintahan

a. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah ...

72

b. Badan Kepegawaian Daerah...

73

c. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Setda ...

79

d. Bagian Organisasi Setda ...

79

3. Demografi

a. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana ...

80

b. Dinas Kesehatan ...

81

c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi ...

84

d. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ...

86

4. Kesehatan

a. Rumah Sakit Umum Daerah...

87

5. Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga

a. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga ...

89

b. Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan ...

92

c. Kementrian Agama ...

92

6. Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Perkebunan

a. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan ...

94

(8)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

8 | 140

.

b. DinasTanaman Pangan dan Hortikultura ...

95

c. Dinas Peternakan ... 102

d. Dinas Kelautan dan Perikanan ... 104

e. Dinas Kehutanan dan Perkebunan. ... 106

7. Energi dan Sumber Daya Mineral

a. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Energi dan Sumber Daya Mineral ... 110

b. PT. Perusahaan Listrik Negara (persero) ... 116

8. Lingkungan Hidup dan Tata Ruang

a. Dinas Kehutanan dan Perkebunan ... 117

b. Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan ... 117

9. Perumahan dan Pemukiman

a. Dinas Pekerjaan Umum ... 118

10. Pariwisata, Pos, Telekomunikasi dan Informatika

a. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ... 119

b. Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan ... 120

c. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah ... 121

d. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ... 122

11. Industri, Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi

a. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Energi dan Sumber Daya Mineral ... 123

b. Kantor Pengelolaan Pasar ... 125

12. Pengelolaan Asset/Barang Daerah

a. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ... 125

13. Politik Dalam Negeri dan Pengawasan

a. Kantor Kesatuan Bangsa, dan Politik ... 128

b. Inspektorat Daerah ... 129

(9)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

9 | 140

.

14. Hukum

a. Pengadilan Negeri ... 131

b. Kejaksaan Negeri ... 132

15. Keamanan dan Ketertiban Umum

a. Satuan Polisi Pamong Praja ... 133

b. Kepolisian Resort ... 133

16. Pengungsi

a. Badan Penanggulangan Bencana Daerah ... 135

17. Penyakit Menular

a. Dinas Kesehatan ... 136

18. UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor

a. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ... 136

19. Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas

a. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ... 137

20. Sarana Transportasi

a. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ... 137

21. Prasarana dan Sarana Lalu Lintas

a. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ... 138

22. Retribusi

a. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ... 138

23. Penerbitan Surat Izin

(10)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

10 | 140

.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nama-nama Bupati Gunungkidul ... 20

Tabel 2.2 Nama Kecamatan dan Jumlah Padukuhan, RW dan RT di Kabupaten Gunungkidul ...

22

Tabel 2.3 Fasilitas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2013 ...

29

Tabel 2.4 Jumlah Siswa Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009-2013 ...

30

Tabel 2.5 Jumlah Tenaga Pendidik Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009-2013 ...

30

Tabel 2.6 Kondisi Jalan dan Jembatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2013 ...

32

Tabel 2.7 Kapasitas Produksi Air di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2013 ...

34

Tabel 3.1 Produksi Tanaman Pangan Padi dan Palawija Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009-2013 (Ton) ...

41

Tabel 3.2 Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009-2013 ...

43

Tabel 3.3 Perkembangan Indikator Peternakan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2013 ...

45

(11)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

11 | 140

.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Kabupaten Gunungkidul

Pada waktu wilayah yang sekarang ini bernama Kabupaten Gunungkidul masih merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa yang

dihuni oleh beberapa orang pelarian dari Majapahit. Desa tersebut adalah Pongangan, yang dipimpin oleh R. Dewa Katong yang

merupakan saudara raja Brawijaya. Setelah R Dewa Katong pindah ke desa Katongan 10 km utara Pongangan, puteranya yang bernama

R. Suromejo membangun desa Pongangan, sehingga semakin lama semakin ramai. Beberapa waktu kemudian, R. Suromejo pindah ke

Karangmojo.

Perkembangan penduduk di daerah Gunungkidul itu didengar oleh raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang berkedudukan di

Kartosuro. Kemudian ia mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut. Setelah

dinyatakan kebenarannya, Tumenggung Prawiropekso menasehati R. Suromejo agar meminta ijin pada raja Mataram, karena daerah

tersebut masuk dalam wilayah kekuasaannya.

R. Suromejo tidak mau, dan akhirnya terjadilah peperangan yang mengakibatkan dia tewas. Begitu juga 2 anak dan menantunya. Ki

Pontjodirjo yang merupakan anak R Suromejo akhirnya menyerahkan diri, oleh Pangeran Sambernyowo diangkat menjadi Bupati

Gunungkidul I. Namun Bupati Mas Tumenggung Pontjodirjo tidak lama menjabat karena adanya penentuan batas-batas daerah

Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal 13 Mei 1831. Gunungkidul (selain Ngawen sebagai daerah enclave

Mangkunegaran) menjadi kabupaten di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta. Mas Tumenggung Pontjodirjo diganti Mas Tumenggung

Prawirosetiko, yang mengalihkan kedudukan kota kabupaten dari Ponjong ke Wonosari.

(12)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

12 | 140

.

B. Visi Kabupaten Gunungkidul 2010-2015

Visi adalah suatu pernyataan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari citra, nilai arah dan tujuan organisasi yang realistis,

memberikan kekuatan, semangat dan komitmen serta memiliki daya tarik yang dapat dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan

aktivitas dan pencapaian tujuan organisasi. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh pegawai (pejabat dan staf)

serta masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka mewujudkan visi tersebut.

Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul DHAKSINARGHA BUMIKARTA merupakan tekad masyarakat Gunungkidul untuk

senantiasa ingin mewujudkan semboyan yang mengandung harapan agar Gunungkidul menjadi Daerah yang subur dan makmur, dalam

rangka mencapai HAMEMAYU HAYUNING BAWANA, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat yang

berkelanjutan berdasarkan nilai budaya. Penyusunan Visi RPJMD mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025. Adapun rumusan Visi yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah No.17 Tahun 2010

tentang RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 - 2015 adalah sebagai berikut :

“Mewujudkan Gunungkidul yang Lebih Maju, Makmur, dan Sejahtera”

Pernyataan visi di atas dilandasi filosofi gotong royong yang akan dijabarkan berikut ini untuk membangun kesamaan persepsi, sikap,

komitmen, perilaku, etos kerja, dan partisipasi segenap pemangku kepentingan (stakeholders) dalam setiap tahapan proses pembangunan

selama 5 (lima tahun) ke depan.

Gunungkidul lebih maju, lebih makmur, dan lebih sejahtera merupakan keadaan masyarakat Gunungkidul yang lebih kreatif, inovatif,

dinamis, professional, selalu bergerak ke depan untuk mencapai nilai-nilai yang lebih berkualitas, unggul, dan handal dalam meningkatkan

standar kehidupan, baik dalam peningkatan pendapatan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, penghormatan atas

nilai-nilai budaya, kemanusiaan, kesetaraan “gender”, menumbuhkan jati diri baik pribadi maupun masyarakat, dan perwujudan kondisi

masyarakat yang tercukupi dan terpenuhi kebutuhan dasarnya serta meningkat taraf hidup dan kualitas hidupnya dari waktu ke waktu.

(13)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

13 | 140

.

Pengertian maju adalah perwujudan kondisi masyarakat yang tumbuh dan berkembang baik secara ekonomi, sosial, kependudukan,

dan politik. Ditinjau dari aspek ekonomi masyarakat yang maju diukur dari tingkat kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan

yang lebih tinggi dari pendapatan rata-rata dan pembagian yang lebih merata. Proses produksi telah berkembang dengan keterpaduan

antar sektor, terutama sektor industri, sektor pertanian, dan sektor-sektor jasa, serta didukung suatu pemanfaatan sumber daya alam

secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan. Lembaga dan pranata ekonomi telah tertata dan berjalan serta berfungsi dengan

baik, sehingga mendukung perekonomian yang efisien dengan produktivitas tinggi. Ditinjau dari aspek sosial, masyarakat yang maju

berkaitan dengan kualitas sumber daya manusianya, yang dicerminkan semakin tinggi tingkat pendidikan penduduknya. Ditinjau dari aspek

kependudukan, masyarakat yang maju adalah masyarakat yang sehat, usia harapan hidup yang tinggi, kualitas pelayanan sosial yang baik,

dan tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih kecil. Ditinjau dari aspek politik, masyarakat yang maju adalah masyarakat yang telah

mampu mengembangkan sistem dan kelembagaan politik yang demokratis dan mantap, warganya terjamin hak-haknya, dan adanya peran

serta masyarakat secara nyata dan efektif dalam segala aspek kehidupan

Sementara itu, kondisi masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera adalah tercukupinya kebutuhan dasar hidup masyarakat baik

lahir maupun batin, yang ditandai oleh kecukupan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, disamping situasi keamanan yang

kondusif, suasana kehidupan yang rukun, saling menghormati dan menghargai dilandasi oleh sikap religius, serta menjunjung tinggi

nilai-nilai demokrasi dan keadilan. Adapun motto yang pembangunan Tahun 2010-2015 adalah: “Deso Makmur Gunungkidul Makmur”.

Visi tersebut diarahkan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di

tingkat lokal. Pengembangan ekonomi lokal merupakan usaha mengoptimalkan sumber daya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia

usaha, masyarakat lokal, dan organisasi masyarakat madani untuk mengembangkan ekonomi pada suatu wilayah. Pengembangan

ekonomi lokal tersebut memfokuskan kepada:

1. Pemanfaatan potensi lokal.

2. Pelibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) secara substansial dalam suatu kemitraan strategis.

3. Peningkatan ketahanan dan kemandirian ekonomi.

(14)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

14 | 140

.

4. Pembangunan yang berkelanjutan.

5. Pemanfaatan hasil pembangunan oleh sebagian besar masyarakat lokal.

6. Pengembangan usaha kecil dan menengah.

7. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai secara inklusif.

8. Penguatan kapasitas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

9. Pengurangan kesenjangan antar golongan masyarakat, antar sektor, dan antar daerah.

10. Pengurangan dampak negatif dari kegiatan ekonomi terhadap lingkungan.

Secara umum Kabupaten Gunungkidul mempunyai potensi ekonomi yang dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sebagai

salah satu faktor utama dalam pembangunan. Potensi ekonomi tersebut terutama terdapat pada sektor-sektor: (1) pertanian, peternakan,

kehutanan, dan perikanan/kelautan; (2) pertambangan; dan (3) Pariwisata. Sektor-sektor tersebut memiliki keunggulan nilai kontribusi

dalam perbandingan antar wilayah sehingga layak untuk terus dikembangkan dalam meningkatkan perekonomian lokal wilayah

pembangunan di Kabupaten Gunungkidul.

Upaya yang harus dilakukan yaitu: (1) pengembangan industri yang menunjang aspek pertanian sebagai upaya mengoptimalkan

pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) secara berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki Kabupaten

Gunungkidul serta upaya kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak swasta/lainnya; (2) menemukan dan mempromosikan citra

komoditi dan produk unggulan daerah sehingga memberikan nilai tambah berupa peningkatan PDRB dan PAD yang bermanfaat bagi

masyarakat; (3) menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mendukung daerah membangun dengan memperluas kapasitas fiskal daerah

dan memperluas basis produktif sektor ekonomi rakyat; dan (3) meningkatkan pengelolaan potensi dan pengembangan daya dukung

pariwisata.

(15)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

15 | 140

.

C. Misi Kabupaten Gunungkidul 2010-2015

Misi pembangunan daerah adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh pemerintah daerah, sesuai visi pembangunan

daerah yang telah ditetapkan, agar tujuan pembangunan daerah dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan yang

diharapkan, dengan memberikan akses secara luas kepada kelompok rentan. Dalam rangka merealisasikan Visi Kabupaten Gunungkidul

tahun 2010-2015, sesuai Peraturan Daerah No. 17 tahun 2010 dan untuk memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan pembangunan

dan pemerintahan, maka misi pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2015 dapat dirumuskan sesuai konten visi

sebagai berikut:

1. Peningkatan pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran.

2. Pemanfaatan sumber daya alam untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari.

3. Peningkatan pengelolaan pariwisata .

4. Pengembangan sumber daya manusia yang terampil, professional, dan peduli.

5. Peningkatan iklim usaha yang kondusif.

6. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good government) dan bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).

7. Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-sumber pendanaan.

(16)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

16 | 140

.

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. PEMERINTAHAN

Lambang Daerah

Sesuai dengan Perda Nomor : 1 tahun 1968 Lambang Daerah pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengandung makna tersendiri

sebagai berikut:

1. Perisai sebagai alat penangkis serangan musuh/untuk melindungi diri.

2. Bintang bersudut 5(lima) berwarna kuning emas, mengingatkan akan keagunganl Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber segala

perikehidupan dan penghidupan serta "Sangran paraning dumadi".

3. Lukisan pohon beringin yang melambangkan pengayoman, tempat berteduh bagi rakyat yang memerlukan pimpinan dan perlindungan

dengan 5 (lima) akar dasar yang berarti bahwa kepemimpinan didalam Daerah Kabupaten Gunungkidul berdasarkan dan berlandaskan

Falsafah Negara Republik Indonesia: Pancasila.

(17)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

17 | 140

.

Pohon bercabang 3 (tiga) melambangkan, bahwa Pemerintah sebagai pelindung dari rakyat mempunyai 3 (tiga) bidang, yakni :

legislatif,eksekutif dan yudikatif.

Pohon beringin mempunyai sulur (akar angin) 8 buah (sebelah menyebelah pokok pohon 4 sulur) berarti bahwa Pemerintah Daerah

Kabupaten Gunungkidul dalam melindungi, membina dan memimpin maupun memerintah rakyat mengulurkan tangannya dan

memberikan kesempatan kepada rakyat untuk ikut serta secara aktif dalam pemerintahan dengan jalan melaksanakan dan memberikan

social control, social participation dan social responbility sehingga dapat tercapai koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi

4. Roda bergigi, dalam naungan/pengayoman pemerintah, rakyat Gunungkidul giat membangun segala bidang yang dilukiskan dengan

sebuah roda bergigi berwarna putih perak, karenanya pembangunan dilaksanakan dengan kesucian lahir batin.

5. Lukisan busur panah berwarna merah putih berarti rakyat Gunungkidul gigih berjuang melawan semua penghambat pembangunan di

segala bidang yang ada dalam semangat kesatuan dan persatuan yang digambarkan dengan, warna-warni sang saka, bendera pusaka

kita : merah putih.

6. Setangkai daun ketelah pohon (singkong) menggambarkan hasil produksi terbanyak didaerah Gunungkidul.

7. Sepasang burung lawet berwarna hitam menggambarkan salah satu hasil daerah Gunungkidul yang tinggi nilainya yakni sarang

burungnya. Selain itu burung lawet adalah burung yang tahan hidup di daerah yang sangat sulit. Demikian pula rakyat Gunungkidul,

meskipun tempat tinggalnya tandus dan sangat sulit, namun dengan semangat dan penuh keinsyafan dan rasa tanggung jawab

terhadap generasi yang akan datang selalu berusaha dengan sekuat tenaga menghasilkan kerja yang kondusif dan produktif.

8. Keris luk 5, dapur : Pandawa, berwarna kuning emas, mewujudkan senjata ampuh dan naluri di tangan dan pemimpin-pemimpinnya

dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan.

9. Sederetan bukit berjumlah 8 (delapan) buah menggambarkan daerah Gunungkidul yang berbukit- bukit. Perlu kemantapan serta

keteguhan hati untuk mengolahnya. Bukit yang berjumlah 8 (delapan) buah melambangkan "Hasta Dharma yaitu :

a. Pengayoman seluruh rakyat tanpa membedakan golongan aliran dan agama.

(18)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

18 | 140

.

c. Penyuluh dalam gelap dan penolong dalam penderitaan bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga terjadi ketenangan dan

ketentraman lahir dan batin.

d. Pembina semangat kehidupan masyarakat sehingga tertanam sikap dan sifat dinamis, konstruktis, dan korektif.

e. Pembangkit dan pemupuk daya cipta menuju ke arah kesejahteraan masyarakat.

f.

Sifat sabar, tekun, ulet dan bijaksana agar dapat menampung dan mencarikan penyelesaian segala persoalan hidup dan kehidupan

rakyat sehari-hari.

g. Penggerak segala kegiatan masyarakat menuju tercapainya masyarakat adil makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.

h. Memberantas kejahatan dan kemaksiatan dengan jalan bertindak tegas, adil dan jujur tanpa pandang bulu dan harus menjadi

teladan didalam kebaikan lahir, batin dan kemaslahatan.

10. Setangkai padi berisi 5 (lima) butir padi berwarna kuning emas melambangkan kemakmuran Bangsa Indonesia umumnya dan

khususnya yang dicita-citakan rakyat Gunungkidul dalam bidang pangan.

11. Setangkai kapas berbunga 4 (empat) buah dan berdaun 8 (delapan) helai melambangkan kemakmuran Bangsa Indonesia umumnya

dan Kabupaten Gunungkidul khususnya pada bidang sandang.

12. Lukisan laut dengan gelombang/ombak yang berjumlah 17 (tujuh belas) berwarna putih perak menggambarkan bahwa Daerah

Kabupaten Gunungkidul berbatasan dengan Lautan Indonesia yang kaya raya

13. Rumput laut yang digambarkan berwarna coklat mewujudkan hasil Gunungkidul yang penting.

14. Sehelai pita kuning bertuliskan "GUNUNGKIDUL" sebagai petunjuk bahwa lambang tersebut milik Daerah Kabupaten Gunungkidul

15. Warna-warna melambangkan sifat sebagai berikut

a. Kuning/kuning emas : keluhuran yang bijaksanya atau cendekia

b. Hijau : doa, harapan dan Kepercayaan.

c. Biru : ketaatan, kesetiaan

(19)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

19 | 140

.

e. Merah : berani yang gagah perkasa

f.

Putih : Kesucian yang bersih tanpa pamrih

g. Cokelat : kokoh, sentosa

Menurut Mr R.M Suryodiningrat dalam bukunya

”Peprentahan Praja Kejawen” yang dikuatkan buku de Vorstenlanden terbitan 1931

tulisan G.P Rouffaer, dan pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan En Groei van het Mangkoenegorosche Rijk,

berdirinya Gunungkidul (daerah administrasi) tahun 1831 setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan dengan terbentuknya kabupaten

lain di Yogyakarta. Disebutkan bahwa

”Goenoengkidoel, wewengkon pareden wetan lepen opak. Poeniko siti maosan dalem sami kaliyan

Montjanagari ing jaman kino, dados bawah ipun Pepatih Dalem. Ing tahoen 1831 Nagoragung sarta Mantjanagari-nipoen Ngajogjakarta

sampoen dipoen perang-perang, Mataram dados 3 wewengkon, dene Pangagengipoen wewengkon satoenggal-satoenggalipoen dipoen

wastani Boepati Wadono Distrik kaparingan sesebatan Toemenggoeng, inggih poeniko Sleman (Roemijin Denggong), Kalasan serta

Bantoel. Siti maosan dalem ing Pengasih dipoen koewaosi dening Boepati Wedono Distrik Pamadjegan Dalem. Makanten oegi ing Sentolo

wonten pengageng distrik ingkang kaparingan sesebatan Riya. Goenoengkidoel ingkang nyepeng siti maosan dalem sesebatan nipoen

Riya.”

Dan oleh upaya yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta

sejarah, penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat, pakar serta daftar kepustakaan yang ada, akhirnya ditetapkan bahwa

Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat Legi tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je

1758 dan dikuatkan dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gunungkidul No : 70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari,

tanggal bulan dan tahun Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs KRT Sosro Hadiningrat tanggal 14

Juni 1985.

Sedangkan secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten kabupaten yang berhak mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta dan berkedudukan di Wonosari sebagai ibukota

(20)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

20 | 140

.

kabupaten, ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1950 pada saat

Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat.

Guna mengabadikan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul dibangun prasasti berupa tugu di makam bupati pertama Mas Tumenggung

Pontjodirjo dengan bertuliskan Suryo sangkala dan Condro sangkala berbunyi : NYATA WIGNYA MANGGALANING NATA ” HANYIPTA

TUMATANING SWAPROJO” Menuruut Suryo sangkala tahun 1831 dibalik 1381, sedang Condro sangkala 1758 dibalik 8571.

Secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950

jo Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat.

Tabel 2.1

Nama-nama Bupati Gunungkidul

No.

Tahun

Nama

1

1831 - ….

Mas Tumenggung Pontjodirjo

2

Raden Tumenggung Prawirosetiko

3

Raden Tumenggung Suryokusumo

4

Raden Tumenggung Tjokrokusumo

5

Raden Tumenggung Padmonegoro

6

…. - 1901

Raden Tumenggung Danuhadiningrat

7

1901 - 1914

Raden Tumenggung Wiryodiningrat

8

1914 - 1930

KRT.Yudodiningrat

9

1930 - 1935

KRT.Pringgodiningrat

10

1935 - 1944

KRT.Djojodiningrat

11

1944 - 1945

KRT.Mertodiningrat

12

1945 - 1946

KRT.Dirjodiningrat

13

1946 - 1947

KRT.Tirtodiningrat

14

1947 - 1949

KRT.Suryaningrat

(21)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

21 | 140

.

No.

Tahun

Nama

15

1949 - 1952

KRT.Labaningrat

16

1952 - 1955

KRT.Brataningrat

17

1955 - 1958

KRT.Wiraningrat

18

1958 - 1959

Prawirosuwignyo

19

1959 - 1974

KRT.Djojodiningrat,BA

20

1974 - 1984

Ir.Raden Darmakum Darmokusumo

21

1984 - 1989

Drs.KRT.Sosrodiningrat

22

1989 - 1994

Ir.Soebekti Soenarto

23

1994 - 2001

KRT.Harsodingrat,BA

24

2001 - 2005

Drs.KRT.Hardjohadinegoro (Drs.Yoetikno)

25

2005 - 2010

Suharto,SH

26

2010 -

Prof.Dr Ir Sumpeno Putro, MSc

27

2010 - ….

Hj Badingah S.Sos

Sumber : Bagian Pemerintahan Umum SETDA Kabupaten Gunungkidul

Pusat kota pemerintahan Kabupaten Gunungkidul terletak di Kecamatan Wonosari yang mempunyai jumlah desa terbanyak yaitu 14

desa.

Seiring dengan perkembangan wilayah dan bertambahnya penduduk serta untuk menampung aspirasi masyarakat di Kabupaten

Gunungkidul, maka tahun 1996 terjadi pemekaran wilayah. Sampai dengan tahun 1995, Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 13 kecamatan.

Namun mulai tahun 1996 berkembang menjadi 15 kecamatan, dengan tambahan Kecamatan Saptosari (pemecahan Kecamatan Paliyan)

dan Kecamatan Gedangsari (pemecahan Kecamatan Patuk)

Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, Kabupaten Gunungkidul berkembang lagi menjadi 18 kecamatan, yaitu

dengan tambahan Kecamatan Purwosari (pecahan Kecamatan Panggang), Kecamatan Tanjungsari (pecahan Kecamatan Tepus) dan

Kecamatan Girisubo (pecahan Kecamatan Rongkop).

(22)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

22 | 140

.

Tabel 2.2

Nama Kecamatan dan Jumlah Padukuhan, RW dan RT di Kabupaten Gunungkidul

No.

KECAMATAN

DESA

PADUKUHAN

RW

RT

1

Panggang

6

44

44

271

2

Purwosari

5

32

32

220

3

Paliyan

7

50

50

251

4

Saptosari

7

60

60

335

5

Tepus

5

83

84

351

6

Tanjungsari

5

72

71

299

7

Rongkop

8

100

100

320

8

Girisubo

8

82

82

258

9

Semanu

5

106

136

520

10

Ponjong

11

119

120

517

11

Karangmojo

9

104

104

479

12

Wonosari

14

103

151

612

13

Playen

13

101

101

604

14

Patuk

11

72

82

323

15

Gedangsari

7

67

67

352

16

Nglipar

7

53

53

286

17

Ngawen

6

67

67

282

18

Semin

10

116

121

542

Jumlah

144

1.431

1.525

6.822

(23)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

23 | 140

.

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibu Kota Wonosari yang

terletak 39 km sebelah Tenggara Kota Yogyakarta. Secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten

yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan pada tanggal 15

Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT

Labaningrat.

Organisasi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terdiri dari Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah yang terdiri atas Sekretariat

Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Rumah Sakit Umum Daerah, dan Kecamatan. Perangkat Daerah

dimaksud bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 19 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10

Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, Struktur Organisasi Sekretariat Daerah yaitu :

1. Sekretaris Daerah.

2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, yang membawahi:

a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum.

b. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat.

c. Bagian Administrasi Pemerintahan Desa.

3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, yang membawahi :

a. Bagian Administrasi Sumber Daya Alam.

b. Bagian Administrasi Pembangunan.

4. Asisten Administrasi Umum, yang membawahi :

a. Bagian Umum.

(24)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

24 | 140

.

c. Bagian Hukum.

d. Bagian Organisasi.

5. Staf Ahli, yang terdiri dari :

a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik.

b. Staf Ahli Bidang Pemerintahan.

c. Staf Ahli Bidang Pembangunan.

d. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia.

e. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan.

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Sedangkan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 19

Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan,

dan Tugas Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dengan struktur organisasi sebagai berikut :

1. Sekretaris DPRD.

2. Bagian Tata Usaha.

3. Bagian Perencanaan dan Keuangan.

4. Bagian Risalah dan Perundang-undangan.

5. Bagian Persidangan dan Protokol.

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Dinas-dinas Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Dinas-Dinas Daerah, yaitu :

(25)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

25 | 140

.

2.

Dinas Kesehatan.

3.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.

4.

Dinas Peternakan.

5.

Dinas Kelautan dan Perikanan.

6.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan.

7.

Dinas Pekerjaan Umum.

8.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.

9.

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Energi, dan Sumber Daya Mineral.

10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

11. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika.

12. Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan.

13. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah.

Lembaga Teknis Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Lembaga Teknis Daerah, adalah

sebagai berikut :

1.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

2.

Badan Kepegawaian Daerah.

3.

Inspektorat Daerah.

4.

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana.

5.

Kantor Kesatuan Bangsa, dan Politik.

(26)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

26 | 140

.

7.

Kantor Pengelolaan Pasar.

8.

Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan.

9.

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah.

10. Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu.

11. Satuan Polisi Pamong Praja.

Sementara untuk pembentukan RSUD diatur dalam Perda Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor

13 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, Dan Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban melindungi warga masyarakat dari bencana dalam bentuk penanggulangan bencana secara

cepat dan tepat, adil, merata, efektif dan efisien, serta harus dilaksanakan secara terencana, terarah, terpadu, dan menyeluruh, sehingga

Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul perlu membentuk Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah yang mana sesuai dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 22 Tahun 2011 tentang pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). BPBD dipimpin oleh seorang Kepala badan yang secara ex-officio dijabat oleh

Sekretaris Daerah dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Kecamatan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan

Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Kecamatan. Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut dibentuk 18 kecamatan. Kecamatan yang

dibentuk mempunyai tugas salah satunya adalah membina penyelenggaraan pemerintahan desa. Adapun desa di Pemerintahan Kabupaten

Gunungkidul ada 144 desa.

Serta Dalam Rangka menunjang pelaksanaan urusan Pemerintah Daerah agar berdaya guna dan berhasil guna maka dibentuk Rumah

Sakit Umum Daerah Wonosari sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Nomor 13 tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Orgasnisasi, Kedudukan, dan tugas Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari.

(27)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

27 | 140

.

B. KEADAAN GEOGRAFI

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, dengan Ibu Kota Wonosari yang terletak 39 km sebelah Tenggara Kota

Yogyakarta. Secara geografis Kabupaten Gunungkidul berada pada 7°46′ LS-8°09′ LS dan

110°21′ BT-110°50′ BT, dengan luas wilayah 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas

wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas wilayah Kabupaten Gunungkidul dapat

dirinci sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo Provinsi

Jawa Tengah.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah.

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia berupa perairan pesisir sejauh lebih dari 4 (empat) mil.

Wilayah perairan pesisir Kabupaten Gunungkidul meliputi laut yang berbatasan dengan daratan berupa perairan sejauh hingga batas 4

(empat) mil dari garis pasang tertinggi. Wilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan topografi wilayah yang

didominasi dengan daerah kawasan perbukitan Karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan perbukitan Karst yang banyak terdapat

goa-goa alam dan juga sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan di kawasan selatan

kurang subur yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang optimal. Kondisi klimatologi Kabupaten Gunungkidul secara umum

menunjukkan kondisi sebagai berikut:

1. Jumlah Curah hujan Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 sebesar 2.059 mm dengan jumlah hari hujan 89 hari. Rata-rata bulan

basah tiap tahun berkisar 4-5 bulan, sedangkan bulan kering berkisar antara 7–8 bulan. Musim hujan dimulai pada bulan Oktober–

(28)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

28 | 140

.

Nopember dan berakhir pada bulan Maret–April setiap tahunnya. Puncak curah hujan dicapai pada bulan Desember – Pebruari.

Wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian Utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah

dan selatan, sedangkan wilayah Gunungkidul bagian selatan mempunyai awal hujan paling akhir.

2. Suhu udara Kabupaten Gunungkidul untuk suhu rata-rata harian 27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu maksimum 32,4° C.

3. Kelembaban nisbi di Kabupaten Gunungkidul berkisar antara 80% – 85%. Kelembaban nisbi ini bagi wilayah Kabupaten Gunungkidul

tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Januari–Maret,

sedangkan terendah pada bulan September.

C. KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

Status gizi serta perilaku kesehatan masyarakat Kabupaten Gunungkidul sampai pada tahun 2013 mengalami

pasang surut, berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul , saat ini terdapat

rata-rata penduduk sakit per tahun sebanyak 5.856 orang, sedangkan Prevalensi Balita Gizi Buruk

sebanyak 0,57%. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah

senantiasa meningkatkan dan melakukan penambahan-penambahan fasilitas kesehatan dengan

cakupan yang semakin luas, dekat dengan masyarakat dan dibutuhkan masyarakat. Peningkatan

fasilitas tersebut berupa penambahan polindes sebanyak 20 unit, puskesmas keliling sebanyak 42

unit, puskesmas pembantu sebanyak 110 unit, Rumah Sakit Umum tipe C sebanyak 1 unit milik

pemerintah,Rumah Sakit Umum Tipe D sebanyak 2 unit milik swasta dan Laboratorium sebanyak 1 unit.

Sampai saat ini masyarakat masih mengandalkan sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah melalui tempat pelayanan

kesehatan masyarakat di puskesmas atau fasilitas kesehatan milik pemerintah. Kebijakan Pemerintah di bidang kesehatan dilaksanakan

melalui peningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan, dengan tujuan sebagai berikut:

(29)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

29 | 140

.

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang murah dan memadai, terutama bagi masyarakat miskin, untuk meningkatkan produktivitas

masyarakat.

2. Meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas pusat kesehatan masyarakat.

3. Mengembangkan pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana, prasarana, dan tenaga kesehatan.

4. Mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat dan sanitasi yang layak.

Selain Bidang Kesehatan, Peningkatan terhadap mutu Pendidikan di Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke tahun terus ditingkatkan

sesuai dengan amanat dokumen RPJMD tahun 2010-2015 tentang kebijakan dalam peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dengan

prioritas program untuk peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan, dengan arah kebijakan sebagai berikut :

1. Mewujudkan pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua, tanpa diskriminasi, terutama masyarakat miskin.

2. Menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta efisiensi, efektivitas, dan relevansi manajemen pendidikan

untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, maupun global.

Tabel 2.3

Fasilitas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2013

Jenjang Pendidikan

2011

2012

2013

Satuan

Taman Bermain/Play Group

349

349

349

Unit

Taman Kanak-kanak (TK)

634

634

636

Unit

Sekolah Luar Biasa (SLB)

8

8

11

Unit

Sekolah Dasar (SD) dan sederajat

485

486

486

Unit

SLTP dan sederajat

107

107

109

Unit

SMU

24

24

23

Unit

SMK

44

44

44

Unit

(30)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

30 | 140

.

Tabel 2.4

Jumlah Siswa Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009-2013

Jenjang Pendidikan

Tahun

2009

2010

2011

2012

2013

Taman Kanak-Kanak (TK)

13.719

13.579

13.663

14.096

14.096

Sekolah Luar Biasa (SLB)

344

302

460

426

570

Sekolah Dasar (SD)

57.156

56.163

54.483

52.976

52.800

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP)

27.331

26.999

25.316

24.961

25.017

Sekolah Menengah Atas (SMA)

6.099

6.022

5.786

5.420

5.713

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

14.215

16.882

15.866

16.153

16.105

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

Tabel 2.5

Jumlah Tenaga Pendidik Kabupaten Gunungkidul Tahun 2009-2013

Jenjang Pendidikan

Tahun

2009

2010

2011

2012

2013

Taman Kanak-Kanak (TK)

1.602

1.613

1.613

1.628

1.628

Sekolah Luar Biasa (SLB)

26

26

116

116

149

Sekolah Dasar (SD)

4.892

4.724

5.128

5.128

5.128

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP)

2.321

2.348

2.452

2.452

2.452

Sekolah Menengah Atas (SMA)

838

825

855

855

832

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

1.511

1.576

1.660

1.660

1.616

(31)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

31 | 140

.

D. SOSIAL BUDAYA

Bentuk wilayah atau fisografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola

kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur sosial budaya merupakan salah satu

instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan capaian target

kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat

tradisional yang masih memegang teguh budaya luhur warisan nenek moyang. Sehingga dalam

melaksanakan pembangunan, pemerintah berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial

budaya agar dapat berimprovisasi dengan kultur masyarakat yang ada.

Masyarakat Kabupaten Gunungkidul secara umum menggunakan bahasa lokal (bahasa

jawa) dalam berkomunikasi, sementara bahasa nasional (bahasa Indonesia) secara resmi dipakai dalam lingkungan formal (kantor,

pendidikan, fasilitas umum, dan lain-lain). Organisasi kesenian sebagai budaya yang terus dipupuk dan dilestarikan oleh masyarakat

berjumlah 1.878 organisasi, dengan tokoh pemangku adat berjumlah 144 orang. Sementara itu desa budaya yang dikembangkan oleh

pemerintah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat sebanyak 10 desa budaya, cagar budaya yang dimiliki sebanyak 5 buah serta

benda cagar budaya sejumlah 692 buah yang tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul.

E. SARANA DAN PRASARANA

Pergerakan barang dan jasa di Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi oleh fasilitas sarana dan

prasarana yang tersedia, salah satunya adalah sarana jalan. Fasilitas tersebut di Kabupaten

Gunungkidul pada tahun 2013 berpengaruh dalam menunjang aksesbilitas yang dibutuhkan

masyarakat. Panjang jalan di Kabupaten Gunungkidul tahun 2013 sepanjang 1.007,75 km dengan

perincian menurut kewenangannya adalah jalan negara 61,42 km, jalan provinsi sepanjang 260,33

km, jalan kabupaten 686,00 km.

(32)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

32 | 140

.

Kabupaten Gunungkidul dilalui oleh Jaringan Jalan Kolektor Primer sebagai Jalan Strategis dengan nama Jaringan Jalan Lintas

Selatan (JJLS) yang direncanakan mencapai panjang 81,092 km, pembangunan jalan ini merupakan sharing anggaran antara Pemerintah

Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dengan persentase 90:10 untuk pengadaan tanah sedangkan fisik pembangunan

konstruksi jalan dibangun oleh Pemerintah Pusat.

Jaringan jalan kabupaten di Kabupaten Gunungkidul sudah mampu menjangkau seluruh wilayah, hanya saja tidak semua ruas jalan

dalam kondisi baik. Bila terjadi cuaca ekstrim hujan terus menerus juga mempercepat proses kerusakan jalan tersebut. Panjang ruas jalan

sekitar 686,00 km, dengan kondisi baik sekitar 431,81 km atau 62,95%, kondisi sedang sekitar 46,12 km atau 7.01%, kondisi kurang 208,07

km atau sekitar 30,04%.

Jumlah jembatan di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 147 buah dengan panjang keseluruhan 2.940 meter. Sebanyak 93,20%

diantaranya dalam kondisi baik, selebihnya mengalami kerusakan baik rusak ringan maupun sedang.

Tabel 2.6

Kondisi Jalan dan Jembatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2013

NO.

URAIAN

TAHUN

Satuan

2010

2011

2012

2013*)

1.

Status Jalan

Nasional

61,42

61,42

61,42

61,42

km

Propinsi

260,33

260,33

260,33

260,33

km

Kabupaten

686,00

686,00

686,00

686,00

km

Desa/Lokal

-

-

-

-

km

2.

Kondisi Jalan

Jalan Kabupaten

Baik

415,96

418,48

431,81

431,81

km

Sedang

164,77

48,50

48,12

46,12

km

Kurang

105,27

219,02

206,07

208,07

km

Jalan Propinsi

Baik

166,55

166,57

166,57

166,57

km

Sedang

67,08

67,13

67,13

67,13

km

Kurang

27,16

33,86

33,86

33,86

km

(33)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

33 | 140

.

NO.

URAIAN

TAHUN

Satuan

2010

2011

2012

2013*)

Jalan Nasional

Baik

56,11

56,11

56,11

61,42

km

Sedang

-

-

-

-

km

Kurang

-

-

-

-

km

3.

Kondisi Jalan Kabupaten

Aspal (Penetrasi)

295,20

294,25

286,97

281,55

km

Hotmix / AC

299,50

335,95

343,25

352,85

km

Berbatu - Kerikil

326,38

55,80

53,08

51,6

km

Tanah

1,00

-

-

-

km

4.

Kelas Jalan

km

Kelas Jalan III A

48,20

48,20

48,20

48,20

km

Kelas Jalan III B

17,30

17,30

17,30

17,30

km

Kelas Jalan IIIC

668,70

668,70

668,70

668,70

km

5

Jembatan

Panjang

2,36

2,36

2,36

2,36

km

Jumlah

147

147

147

147

Buah

6

Kondisi Jembatan

Jembatan Kabupaten

Baik

2,06

2,06

2,15

2,15

km

Sedang

0,21

0,21

0,12

0,12

km

Kurang

0,08

0,08

0,08

0,08

km

Jembatan Propinsi

Baik

0,60

0,59

0,59

0,59

km

Sedang

-

-

-

-

km

Kurang

-

-

-

-

km

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul

*) Data per 30 Oktober 2013

(34)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

34 | 140

.

Selain sarana dan prasarana jalan, kebutuhan mendasar yang tidak kalah penting adalah penyediaan sarana dan prasarana air bersih

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana air

bersih hambatan utama adalah kondisi geografi Gunungkidul yang berbukit-bukit sehingga

membutuhkan investasi yang cukup besar, akan tetapi Pemerintah tetap berupaya mencukupi

kebutuhan air bersih bagi masyarakatnya antara lain dengan memanfaatkan sumber air bawah

tanah yang tersedia melimpah di Kabupaten Gunungkidul. Optimalisasi terhadap sumber air

bawah tanah ini dijadikan solusi dan terus ditingkatkan pemanfaatannya untuk menghadapi

permasalahan kekeringan yang datang pada musim kemarau.

Tabel 2.7

Kapasitas Produksi Air di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2013

No

Kapasitas Produksi Air

2012

2013

Satuan

1 Wonosari

154,5

184,5

Liter Perdetik

2 Seropan

150

150

Liter Perdetik

3 Ponjong

7,5

7,5

Liter Perdetik

4 Karangmojo

5

5

Liter Perdetik

5 Paliyan

6

6

Liter Perdetik

6 Playen

25

25

Liter Perdetik

7 Baron

150

150

Liter Perdetik

8 Rongkop

22,5

22,5

Liter Perdetik

9 Nglipar

15

15

Liter Perdetik

10 Panggang

15

15

Liter Perdetik

11 Tepus

15

15

Liter Perdetik

12 Bribin

80

80

Liter Perdetik

13 Ngobaran

80

80

Liter Perdetik

(35)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

35 | 140

.

F. PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga

konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai dasar, di

mana dalam penghitungan ini digunakan tahun 2000.

PDRB Kabupaten Gunungkidul sampai dengan Tahun 2012 masih didominasi oleh Sektor Pertanian dengan sumbangan sebesar

34,17 persen. Sektor ekonomi penyumbang terbesar kedua adalah Sektor Jasa-jasa yaitu sebesar 17,60 persen. Sektor lain yang

peranannya cukup besar yaitu Perdagangan, Hotel, dan Restoran yaitu sebesar 14,56 persen terhadap total PDRB. Di lain pihak

sektor-sektor lainnya menyumbang kurang dari 10 persen terhadap total PDRB Kabupaten Gunungkidul. Seperti Sektor Industri Pengolahan

menyumbang 9,63 persen Sektor Konstruksi/bangunan 9,61 persen; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Keuangan; Sektor

Penggalian; dan Sektor Listrik & Air bersih sumbangannya berturut-turut sebesar : 6,22 persen; 5,47 persen; 1,70 persen dan 0,95 persen.

Bila ditinjau dari kelompok sektor ekonomi, peranan kelompok sektor primer pada tahun 2012 menunjukkan indikasi penurunan. Sementara

kelompok sektor sekunder dan tersier peranannya semakin kuat.

Pendapatan daerah merupakan hal yang sangat penting dalam APBD karena besaran pendapatan daerah menentukan seberapa

besar kemampuan daerah dalam mewujudkan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Pendapatan

daerah dalam struktur APBD terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

Pendapatan daerah yang berasal dari PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

dan lain-lain PAD yang sah. Sumber penerimaan APBD Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 sebagian besar diperoleh dari Dana

Perimbangan sebesar Rp. 799.932.048.514,00 atau dengan kontribusi 74,31% dari keseluruhan pendapatan daerah. Untuk Pendapatan

Asli Daerah (PAD) memberi kontribusi terhadap pendapatan daerah 6,23%. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang berasal dari Bagi

Hasil Pajak dan retribusi dari Propinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, serta Bantuan Keuangan dan penerimaan hibah dari

(36)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

36 | 140

.

Provinsi pada tahun 2012 memberi kontribusi sebesar 19,46%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kapasitas fiskal Kabupaten Gunungkidul

masih relatif kecil, karena dari sisi penerimaan masih sangat tergantung pada transfer dana dari pemerintah pusat.

Belanja daerah secara keseluruhan dipergunakan untuk membiayai pelaksanaan urusan pemerintahan baik urusan wajib maupun

urusan pilihan sehingga besaran dana yang dapat digunakan untuk membiayai pelaksanaan urusan tersebut tergantung kepada besaran

dana yang diterima baik dari PAD, penerimaan Dana Perimbangan dan Lain-lain Penerimaan daerah yang Sah. Belanja daerah terdiri atas

belanja tidak langsung dan belanja langsung. Penerimaan dana yang berasal dari dana perimbangan yaitu Dana Alokasi Umum sebagian

besar digunakan untuk belanja tidak langsung - belanja gaji pegawai, sedangkan dari Dana Alokasi Khusus telah ditentukan peruntukannya.

Adanya keharusan dana pendamping untuk beberapa program baik dari pusat maupun propinsi menyebabkan sebagian besar dana yang

ada telah ditentukan peruntukannya sehingga kemampuan daerah untuk pelaksanaan kewenangan sesuai dengan kebutuhan dan

karakteristik daerah menjadi terbatas.

Besarnya belanja tidak langsung tahun 2012 sebesar Rp. 761.024.018.485,44 dengan persentase terbesar untu gaji pegawai yaitu

sebesarRp.699.921.655.871,00 atau 65,22% dari keseluruhan total belanja daerah yang sebesar Rp.1.073.158.313.435,78 sedangkan

besrnya belanja langsung Rp.312.134.294.950,34 atau 29,09% dari keseluruhan belanja.

Secara makro ekonomi tahun 2012 Kabupaten Gunungkidul perekonomiannya di dominasi sektor pertanian dalam arti luas yang

berkontribusi besar terhadap pembentukan PDRB (34,17%). Prioritas utama sektor perekonomian adalah memacu pertumbuhan ekonomi

berbasis usaha kecil, menengah dan industri lokal. Sektor inii diharapkan bisa menjadi motor pengerak bagi sektor lainnya akan tetapi

ternyata peranannya belum optimal, terbukti kontribusi PDRB Kabupaten Gunungkidul masih didominasi dari sektor pertanian. PDRB

Kabupaten Gunungkidul atas dasar berlaku pada tahun 2012 sebesar Rp. 7.962.605.000.000, kontribusi PDRB ini sebagian besar diperoleh

dari sektor pertanian 34,17%, sektor jasa-jasa 17,60%, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran 14,56%. Upaya pengembangan sektor

perdagangan dan jasa di Kabupaten Gunungkidul terus ditingkatkan.

(37)

BAPPEDA - Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2013

.

37 | 140

.

Selain itu, untuk dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, sektor lain yang diharapkan prospektif dapat memberikan kontribusi

besar adalah sektor keuangan,sewa dan jasa perusahaan. Perkembangan sektor ini tercermin dalam meningkatnya jumlah koperasi aktif

209 unit dan pasar tradisional sebanyak 39 buah.

Kondisi keuangan daerah saat ini semakin membaik, yang tercermin pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun

2012 sebesar Rp.67.050.781.893,09 yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 12.588.363.120,91 (23,11 %) di bandingkan tahun yang lalu,

sementara itu rasio PAD terhadap APBD sebesar 6,23%. Penerimaan APBD pada tahun 2012 sebesar 1.076.501.995.407,09, sedangkan

pengeluaran rutin/belanja tidak langsung Rp.761.024.018.485,44. dan pengeluaran pembangunan/belanja langsung sebesar Rp.

312.134.294.950,34

G. DEMOGRAFI DAN KETENAGAKERJAAN

Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 berjumlah 677.998 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 328.878 jiwa dan

perempuan sebanyak 351.528 jiwa. Dengan luas wilayah 1.485,36 km

2

yang didiami 680.406 jiwa maka rata-rata kepadatan penduduk

Gunungkidul adalah sebesar 458 jiwa/km

2

, laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Gunungkidul sebesar 0,36% pertahun.

Jumlah penduduk yang terus meningkat tiap tahun berakibat pada meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap lapangan

pekerjaan, akan tetapi ketersediaan lapangan kerja di Kabupaten Gunungkidul saat ini belum bisa menampung angkatan kerja yang ada,

sehingga belum semua penduduknya mampu mengakses lapangan kerja yang ada atau masih menganggur. Berdasar data pencari kerja

yang terdaftar di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi sampai pada tahun 2013, jumlah angkatan kerja adalah sebanyak 422.939

orang, sedangkan jumlah penganggur terbuka pada tahun 2013 adalah sebesar 7326 orang, namun angka ini mengalami penurunan

dibanding tahun 2012 yang berjumlah 9.654 orang. Kondisi geografis yang kurang menguntungkan dan lapangan kerja yang terbatas,

membuat sebagian dari penduduk usia kerja mencari pekerjaan diluar wilayah Kabupaten Gunungkidul seperti Jakarta, Bandung, Surabaya,

dan kota besar lainnya. Tenaga Kerja yang bekerja di luar wilayah Gunungkidul tersebut sebagian besar rutin mengirimkan uang kepada

keluarga yang ada di Gunungkidul sehingga sangat berperan aktif dalam denyut nadi perekonomian di wilayah Gunungkidul, ke depan

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Evaluasi Pemilihan Langsung Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Bina Marga Kota Medan Tahun Anggaran 2015 Paket Pekerjaan Rehabilitasi/Pemeliharaan

Prinsip dasar VGAS adalah memanfaatkan kotoran ikan di air kolam sebagai sumber nutrisi bagi tanaman yang disirkulasikan ke media penanaman secara terkendali

Salah satu unsur evaluasi dalam proses pembelajaran adalah adanya sistem yang dapat memantau proses tersebut.Dalam hal ini, dibutuhkan sebuah sistem berupa aplikasi untuk

3. Guru bersama siswa melakukan appersepsi dengan menanyakan materi pembelajaran sebelumnya. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Siswa mengamati gambar

Perkembangan penduduk yang cepat dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir termasuk terumbu karang mengalami

Varietas tanaman yang dibudidayakan petani sangat beraneka ragam dalam waktu yang lama varietas-varietas tersebut dapat berkem- bang menjadi spesies yang lain. Faktor yang

Beban Gempa mengacu kepada Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung SNI-1726-2002.. Jakarta masuk Wilayah/Zone-3 atau

Satuan Batupasir-Batulempung berumur Miosen Tengah-Akhir yang disetarakan dengan Formasi Cibulakan dan ciri litologi adalah perselingan antara batupasir dengan