• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEOLOGI DAN ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI DAERAH TAJUR DAN SEKITARNYA, KECAMATAN CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GEOLOGI DAN ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI DAERAH TAJUR DAN SEKITARNYA, KECAMATAN CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR A"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

GEOLOGI DAN ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI DAERAH

TAJUR DAN SEKITARNYA, KECAMATAN CITEUREUP,

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

TUGAS AKHIR A

Disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Institut Teknologi Bandung

Disusun oleh :

Paulus Chrissandy Hendaru 12006008

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

GEOLOGI DAN ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI DAERAH

TAJUR DAN SEKITARNYA, KECAMATAN CITEUREUP,

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir sarjana strata satu pada Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Institut Teknologi Bandung

Bandung, 1 Oktober 2010

Paulus Chrissandy Hendaru (NIM: 12006008)

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Ir. Agus Handoyo Harsolumakso (NIP: 130935676)

Pembimbing II

Ir. Benyamin Sapiie, PhD. (NIP: 131855622)

(3)

i

ABSTRAK

Desa Tajur dan sekitarnya memiliki karakteristik struktur yang cukup menarik dan batuan-batuan yang tersingkap di daerah tersebut cukup representatif untuk analisis struktur-struktur geologi. Daerah penelitian terletak pada geografis 106° 53′ 38” - 106°56′ 30” BT dan 06° 30′ 34” – 06° 34′ 00” LS seluas 38,5 km2 (5,5 km x 7 km). Geomorfologi daerah penelitian memiliki pola-pola tertentu, seperti pola perbukitan, pola aliran sungai, kelurusan sungai, pola lembahan, dan keterdapatan gawir terjal. Seluruh pola tersebut sangat dikontrol oleh litologi dan struktur. Pola kelurusan sungai yang berarah baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya merupakan cerminan dari pola-pola rekahan yang terdapat pada daerah penelitian. Terdapat empat satuan geomorfologi di daerah penelitian, yaitu: Satuan Perbukitan Perlipatan, Satuan Bukit Intrusi, Satuan Perbukitan Karst, dan Satuan Dataran Fluvial. Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi lima satuan, dari tua ke muda adalah Satuan Batulempung berumur Miosen Tengah yang disetarakan dengan Formasi Cibulakan dan ciri litologi dominan adalah batulempung. Satuan Batupasir-Batulempung berumur Miosen Tengah-Akhir yang disetarakan dengan Formasi Cibulakan dan ciri litologi adalah perselingan antara batupasir dengan batulempung dan sisipan batugamping. Satuan Batugamping berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir yang disetarakan dengan Formasi Klapanunggal dan ciri litologi berupa batugamping klastik dan terumbu. Satuan Intrusi Andesit berumur Pleistosen, dan Satuan Aluvial berumur Resen. Struktur geologi yang terdapat dalam daerah penelitian memiliki arah umum barat-timur. Struktur ini relatif sejajar dengan arah jurus lapisan batuan. Struktur tersebut berupa lipatan dan sesar naik, sedangkan sesar geser memiliki arah umum timurlaut-baratdaya. Pembentukan struktur pada daerah penelitian diperkirakan terjadi pada Kala Plio-Pleistosen dengan tegasan utama berarah utara-selatan.

(4)

ii

ABSTRACT

Tajur village and its surroundings, has interesting geological structure and representative for structure analyzing. Geographically, the research area is located in longitude 106° 53′ 38” - 106°56′ 30” BT and latitude 06° 30′ 34” – 06° 34′ 00” LS

with 38,5 km2 (5,5 km x 7 km) wide.

Geomorphology in research area has certain characteristic, such as mountain pattern, stream pattern, valley pattern, and scarp. These patterns are controlled by geological structure and lithology. The NW-SE and NE-SW rivers indicate the fractures found in research area. There are four geomorphological units in research area : Folded Mountain, Karst Hills, Intrusional Hill, and Fluvial Plain. Stratigraphy in research area is divided into five units, there are from the oldest: Middle Miocene Claystone Unit which equal to Cibulakan Formation and dominated by claystone. Middle-Late Miocene Sandstone-Claystone Unit which equal to Cibulakan Formation with interbedded of sandstone and claystone and intercalated of limestone. Middle-Late Miocene Limestone Unit which equal to Klapanunggal Formation consist of bioclastic limestone and boundstone. Pleistocene Andecite Intrusion Unit, and Recent Alluvial Unit.

Geological structures in research area have west-east trend and represent the strike. The structures are fold and reverse faults, also strike-slip faults which have NE-SW trend. The structure in research area was formed in Plio-Pleistocene. Folds and faults were influenced by primary stress with N-S trend.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Tugas akhir ini berjudul “Geologi dan Analisis Struktur Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Penulis berharap tugas akhir ini dapat menjadi sarana untuk menambah ilmu dalam bidang geologi dan meningkatkan kemampuan Penulis dalam menyusun dan menyajikan karya tulis ilmiah.

Dalam menyelesaikan tugas akhir, Penulis banyak mendapatkan dukungan dan saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, Penulis bermaksud untuk mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada

Tuhan Yesus Kristus karena telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di ITB ini tepat pada waktunya.

2. Segenap Pimpinan dan Staf Program Studi Teknik Geologi ITB.

3. Dr. Ir. Agus Handoyo Harsolumakso dan Ir. Benyamin Sapiie, PhD., atas

kesediaannya menjadi pembimbing Penulis dalam pelaksanaan tugas akhir ini agar dapat memahami geologi secara lebih baik.

4. Keluarga tercinta. Papa, mama, dik Gerry, dik Risky, Tante Nining & Om

Tatok, Tante Eni, Om Agung, Eyang, Mbah, Om Ditya & Tante Dian, Om Engki & Tante Nita, Om Eri & Tante Vera, Yoan, Mbak Pipin, Mas Viant, dan keluarga lainnya atas perhatian, semangat dan doanya yang tak ternilai.

5. Rizka Dwi Nurhapsari, atas masukan dan bantuan mengenai tugas akhir

ini.

6. Teman-teman di lapangan. Pea, Adit Holosen, Sardi, John Mauritz, Eki, terimakasih atas bantuannya selama di lapangan.

(6)

iv

7. Teman-teman GEA khususnya GEA 2006 sebagai teman seperjuangan

yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Leo, Abi, Eros, Ardhan, Andini, Anja, Fina, Roy, Ade Padang, Ariel, Anug, Lolita, Esti, Ade Malang, Bos Dhani, Mahar, Jobot, Radit, Ryan, Rezky, Edola, Alanta, Dandy, Openk, Ajat, Ade Aceh, Mas Vian, Adit Premci, Bastian, Galuh, Yudha, Reza, Koh Obby, Baba, Yunia, Fanji, dll.

8. Masyarakat Citeurep, Pak Ade, Pak Panji, Bapak dan Ibu Haji Adang,

Mbak Nia, Otto, Kang Irwan, Kang Bartez, Pak RT Tajur.

9. Asisten Laboratorium. Mbak Rara, Pak Pardi, Pak Paryadi, Kang Ivan,

Mas Arif.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan masukan dari pembaca sekalian sebagai bahan perbaikan. Semoga tugas akhir ini dapat berguna khususnya bagi Penulis pribadi dan bagi pembaca sekalian.

Bandung, September 2010 Penulis,

Paulus Chrissandy Hendaru

(7)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR FOTO ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 1

1.3 Lokasi Penelitian ... 2

1.4 Kondisi Umum Daerah Penelitian ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.5.1 Tahap Persiapan ... 3

1.5.2 Tahap Pemetaan ... 4

1.5.3 Tahap Analisis Laboratorium ... 4

1.5.4 Tahap Studi Khusus ... 5

1.5.5 Tahap Akhir ... 6

BAB II Geologi Regional ... 7

(8)

2.2 Stratigrafi Regional ... 8

2.3 Kerangka Tektonik dan Struktur Geologi Regional ... 13

BAB III Geologi Daerah Penelitian ... 16

3.1 Geomorfologi ... 16

3.1.1 Morfologi Daerah Penelitian ... 16

3.1.2 Satuan Geomorfologi Daerah Penelitian ... 20

3.1.2.1 Satuan Dataran Fluvial ... 22

3.1.2.2 Satuan Perbukitan Karst ... 23

3.1.2.3 Satuan Bukit Intrusi ... 24

3.1.2.4 Satuan Perbukitan Perlipatan ... 24

3.2 Stratigrafi ... 25

3.2.1 Satuan Batulempung ... 27

3.2.2 Satuan Batupasir-Batulempung ... 31

3.2.3 Satuan Batugamping ... 35

3.2.4 Satuan Intrusi Andesit ... 38

3.2.5 Satuan Aluvial ... 40

3.3 Struktur Geologi ... 42

BAB IV Analisis Struktur Geologi Daerah Penelitian ... 44

4.1 Struktur Geologi Daerah Penelitian ... 45

4.1.1 Struktur Lipatan ... 45

4.1.1.1 Antiklin dan Sinklin Pondokpasar ... 45

4.1.1.2 Antiklin Parungponteng ... 47

4.1.1.3 Antiklin dan Sinklin Cijere ... 48

4.1.2 Struktur Sesar ... 49

(9)

4.1.2.2 Sesar Naik Leuwibilik ... 50

4.1.2.3 Sesar Naik Cijere ... 51

4.1.2.4 Sesar Naik Cibadak... 53

4.1.2.5 Sesar Geser Nanggerang ... 55

4.1.2.6 Sesar Geser Parungponteng... 56

4.2 Mekanisme Pembentukan Struktur Geologi ... 58

BAB V Sejarah Geologi ... 61

BAB VI Kesimpulan ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1. Lokasi daerah Penelitian. ... 2

Gambar 1-2. Daerah penelitian ... 3

Gambar 2-1. Cekungan Bogor ... 8

Gambar 2-2. Bagan Stratigrafi Cekungan Bogor... 10

Gambar 2-3. Stratotipe Formasi Cibulakan dan Formasi Parigi ... 12

Gambar 2-4. Pola umum struktur di Jawa Barat ... 13

Gambar 2-5. Struktur geologi blok Krawang Selatan ... 15

Gambar 3-1. Pola umum kelurusan berarah NW-SE. ... 17

Gambar 3-2. Peta pola dan tipe genetik sungai daerah penelitian ... 18

Gambar 3-3. Peta satuan geomorfologi daerah penelitian ... 21

Gambar 3-4. Profil umum daerah penelitian ... 26

Gambar 3-5. Diagram Hjulstorm. ... 30

Gambar 4-1. Peta struktur daerah penelitian. ... 44

Gambar 4-2. Sketsa lintasan Antiklin dan Sinklin Pondokpasar. ... 45

Gambar 4-3. Sketsa penampang Antiklin dan Sinklin Pondokpasar. ... 46

Gambar 4-4. Sketsa penampang Antikin Parungponteng ... 47

Gambar 4-5. Sketsa lintasan Antiklin dan Sinklin Cijere. ... 48

Gambar 4-6. Sketsa penampang Antiklin dan Sinklin Cijere. ... 48

Gambar 4-7. Kelurusan berupa gawir pada citra SRTM ... 49

Gambar 4-8. Sketsa lintasan dan penampang Sesar Naik Leuwibilik ... 50

(11)

Gambar 4-10. Sketsa lintasan Sesar Naik Cibadak. ... 54

Gambar 4-11. Sketsa penampang Sesar Naik Cibadak. ... 54

Gambar 4-12. Kelurusan sungai ... 55

Gambar 4-13. Pembelokan Sungai Cibadak ... 56

Gambar 4-14. Klasifikasi sesar Anderson ... 59

Gambar 5-1. Sumber sedimen pada daerah penelitian ... 61

Gambar 5-2. Model pengendapan Satuan Batulempung ... 62

Gambar 5-3. Model pengendapan Satuan Batupasir-Batulempung dan Satuan Batugamping ... 63

Gambar 5-4. Model daerah penelitian setelah terkena tektonik. ... 63

(12)

DAFTAR FOTO

Foto 3-1: A. Sungai konsekuen di Sungai Cileungsi (PCH 14-7) ... 20

B. Sungai obsekuen di cabang Sungai Cijere (PCH 9-2) ... 20

Foto 3-2 . Satuan Dataran Fluvial ... 22

Foto 3-3. Satuan Perbukitan Karst ... 23

Foto 3-4. Satuan Bukit Intrusi ... 24

Foto 3-5. Satuan Perbukitan Perlipatan. ... 25

Foto 3-6. Batupasir (Satuan Batulempung) ... 28

Foto 3-7. Batugamping (Satuan Batulempung) ... 28

Foto 3-8. Batulempung (Satuan Batulempung) ... 29

Foto 3-9. Batupasir (Satuan Batupasir-Batulempung) ... 32

Foto 3-10. Perselingan batupasir dengan batulempung ... 33

Foto 3-11. Batugamping klastik (Satuan Batupasir-Batulempung) ... 33

Foto 3-12. Singkapan batugamping dan pengamatan fosil ... 36

Foto 3-13. Sisipan batulempung diantara lapisan packstone ... 36

Foto 3-14. Foto bongkah-bongkah batuan beku ... 39

Foto 3-15. Material aluvial ... 41

Foto 4-1. Terlihat adanya perubahan kedudukan………….. ... 46

Foto 4-2. Kemiringan lapisan ke utara (Lipatan Pondokpasar) ... 46

Foto 4-3. Kemiringan lapisan ke selatan (Lipatan Pondokpasar) ... 46

Foto 4-4. Kemiringan lapisan ke selatan (Antiklin Parungponteng) ... 47

(13)

Foto 4-6. Kemiringan lapisan ke selatan (Antiklin Parungponteng) ... 47

Foto 4-7. Kemiringan lapisan ke utara (Lipatan Cijere)... .48

Foto 4-8. Kemiringan lapisan ke selatan (Lipatan Cijere) ... 48

Foto 4-9. A. Foto gawir terjal (Sesar Naik Cioray) ... 49

B. Kemiringan gawir (Sesar Naik Cioray) ... 49

Foto 4-10. Kedudukan lapisan batuan tidak normal (Sesar Naik Leuwibilik) ... 50

Foto 4-11. Kedudukan lapisan batuan terbalik dan tegak (Sesar Naik Leuwibilik) ... 50

Foto 4-12. Kedudukan lapisan batuan tegak (Sesar Naik Cijere) ... 51

Foto 4-13. Kekar-kekar intensif (Sesar Naik Cijere) ... 52

Foto 4-14. kedudukan lapisan batuan ke utara (Sesar Naik Cibadak) ... 54

Foto 4-15. kedudukan lapisan batuan tegak (Sesar Naik Cibadak) ... 54

Foto 4-16. kedudukan lapisan batuan yang tegak (Sesar Naik Cibadak) ... 54

Foto 4-17. Kekar-kekar gerus (Sesar Geser Nanggerang) ... 55

Foto 4-18. A. Zona hancuran di Sungai Cibadak (PCH 14-5) ... 57

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Analisis Petrografi Lampiran B Analisis Mikropaleontologi Lampiran C Analisis Kalsimetri

Lampiran D Analisis Struktur

Lampiran E Lampiran E-1 Peta Lintasan Lampiran E-2 Peta Geomorfologi Lampiran E-3 Peta Geologi Lampiran E-4 Profil Umum

Referensi

Dokumen terkait

Jogjakarta sebagai kota tuj uan wisata, akan merangsang tumbuhnya usaha­ usaha industri kerajinan untuk wisatawan (baik itu dari dalam maupun dari Iuar negri) yang

merupakan bakteri patogen invasif yang berbentuk batang, nonmotil, bersifat Gram positif dan anaerob serta mempunyai spora yang relatif stabil terhadap panas.. Bakteri

Di luar dua ketentuan di atas juga terdapat ketentuan lain yang dapat digunakan untuk menjerat pelaku euthanasia (tindakan pihak keluarga), yaitu ketentuan Pasal 356

Bandung Media Televisi Indonesia (Bandung TV), seorang koordinator liputan harus menjalin komunikasi yang baik dengan para wartawan divisi pemberitaan (news)..

Meningkat-nya keterse-diaan sarana dan pra-sarana dasar pendukung aksesibilitas kawasan perkotaan Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana dasar pendukung

Pengelolaan pendidikan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten,

Penyerang menggunakan sistem persamaan linear yang diturunkan untuk variabel kunci (bit-bit yang tidak diketahui dari kunci), dimana ruas kanan dari persamaan

(ebaliknya golongan mineralokortikoid e"ek utamanya adalah terhadap.. keseimbangan air dan elektrolit, sedangkan pengaruhnya terhadap penyimpanan glikogen hepar