• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA VARIAN UPAH KERJA ANTARA STANDARISASI PEMERINTAH KABUPATEN, ASOSIASI, DAN IMPLEMENTASINYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA VARIAN UPAH KERJA ANTARA STANDARISASI PEMERINTAH KABUPATEN, ASOSIASI, DAN IMPLEMENTASINYA."

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA VARIAN UPAH KERJA ANTARA STANDARISASI

PEMERINTAH KABUPATEN, ASOSIASI, DAN IMPLEMENTASINYA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

FAHMI RIDZKIAWAN

NPM : 0553010045

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Alhmdulillah. Segala puji bagi Allah SWT atas karunianya maka Tugas

Akhir ini dapat terselesaikan meskipun masih banyak kekurangan dalam segi hal isi

maupun penulisan.

Tugas Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum

untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 pada jurusan Teknik Sipil

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Di samping itu, penulis

berharap bahwa dengan hadirnya Tugas Akhir ini semakin dapat memacu para

mahasiswa untuk semakin mengetahui bagaimana pengaruh langsung dari

kompetensi manajer proyek terhadap kinerja proyek yang akan dihasilkan untuk

mencapai suatu keberhasilan.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Ir. Edy Mulyadi, SU., selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Ir. Wahyu Kartini, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak N.Dita P Putra, ST , MT. Selaku Dosen Pembimbing I atas segala

petunjuk dan bimbingannya selama penulisan Tugas Akhir ini.

5. Dra. Anna Rumintang, MT. Selaku Dosen Pembimbing II serta sebagai

Dosen Wali atas segala bimbingan kepada penulis selama menjalani studi dan

(4)

6. Para Dosen dan Staff Pengajar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

7. Pimpinan dan Staff pada asosiasi ASPEKINDO yang telah berkenan

memberikan data yang di butuhkan.

8. Para PejabatPemerintah Kabupaten Pacitan beserta Staff yang telah berkenan

memberikan datanya.

9. Direktur CV. Citra Bangun Jaya yang telah memberi ijin dan data demi

kelancaran tugas akhir ini.

8. Kedua Orang Tua, Saudara-saudaraku serta sahabat-sahabatku yang selalu

memberi dorongan, semangat dan doa selama kuliah sampai terselesaikannya

Tugas Akhir ini.

9. Pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam terselesaikan Tugas Akhir

ini, saya ucapkan banyak Terima Kasih.

Segala sesuatunya pasti tidak akan sempurna, begitu pula pada Tugas Akhir

ini, masih jauh dari kata-kata sempurna. Besar harapan saya agar Tugas Akhir ini

dapat menjadi referensi dan dapat menambah pengetahuan tentang Manajemen

Konstruksi pada umumnya dan pengaruh kompetensi manajer proyek terhadap

kinerja proyek pada khususnya. Atas kritik, saran dan perhatiannya yang bersifat

membangun. Saya ucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya.

Fahmi Ridzkiawan

(5)
(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ………. iii

DAFTAR TABEL ……….. iv

DAFTAR GAMBAR ……….. vii

ABSTRAK ………... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Permasalahan ……….….. 2

1.3 Tujuan ………... 3

1.4 Manfaat Penelitian ………... 3

1.5 Batasan Masalah ……….. 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum ………... 9

(7)

2.2.1 Analisa Upah dan Bahan ………. 12

2.2.2 Standarisasi Harga Satuan Upah Kerja Pemerintah Daerah … 13 2.3 Harga Satuan Upah Kerja ……… 14

2.3.1 Koefisien Harga Satuan Upah Kerja ………... 15

2.3.2 Cara Menentukan Besar Nilai Koefisien Satuan Upah Kerja .. 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengamatan ……….. 19

3.2 Metode Pengelompokan Data ……….. 19

3.3 Analisa Pengamatan ………. 20

3.4 Prosedur Pengamatan ………... 20

3.4.1 Pekerjaan Persiapan ………..…... 22

3.4.2 Pelaksanaan Pengamatan ………... 22

(8)

BAB IV ANALISA DATA

4.1 Data Pengamatan ……….. 26

4.1.1 Pekerjaan Persiapan ……….. 26

4.1.2 Pekerjaan Tanah dan Urugan ……… 27

4.1.3 Pekerjaan Pasangan ……….. 31

4.1.4 Pekerjaan Plesteran ……….. 33

4.1.5 Pekerjaan Beton ……… 36

4.1.6 Pekerjaan Rangka Atap ………. 41

4.1.7 Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela ……… 44

4.1.8 Pekerjaan Penutup Atap ……… 48

4.1.9 Pekerjaan Langit Langit ….……… 48

4.1.10 Pekerjaan Penggantung dan Pengunci ……….. 50

4.1.11 Pekerjaan Lantai dan Dinding ……….. 52

4.1.12 Pekerjaan Cat Catan ……….. 54

4.1.13 Pekerjaan Sanitasi ………. 56

(9)

4.1.15 Pekerjaan Peresapan ………. 62

4.1.16 Pekerjaan Saluran ……….. 64

4.2 Perhitungan Koefisien Upah Kerja ………... 68

4.2.1 Perhitungan Koefisien Upah Kerja Proyek ……….. 68

4.2.1.1 Pekerjaan Persiapan ……… 68

4.2.1.2 Pekerjaan Tanah dan Urugan ………. 70

4.2.1.3 Pekerjaan Pasangan ……… 72

4.2.1.4 Pekerjaan Plesteran ………... 73

4.2.1.5 Pekerjaan Beton ………. 75

4.2.1.6 Pekerjaan Rangka Atap ………. 78

4.2.1.7 Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela ………. 79

4.2.1.8 Pekerjaan Penutup Atap ………. 81

4.2.1.9 Pekerjaan Langit Langit ………. 82

4.2.1.10 Pekerjaan Penggantung dan Pengunci ……….. 83

4.2.1.11 Pekerjaan Lantai dan Dinding ……… 84

(10)

4.2.1.13 Pekerjaan Sanitasi ……….. 87

4.2.1.14 Pekerjaan Pembuatan Septictank ……….. 88

4.2.1.15 Pekerjaan Peresapan ………... 90

4.2.1.16 Pekerjaan Saluran ……….. 92

4.3 Analisa gabungan koefisien tenaga kerja antara lapangan, asosiasi, dan Pemerintah ……… 95

4.4 Perhitungan selisih antara koefisien di lapangan dengan asosiasi serta Lapangan dengan Pemerintah ………... 99

4.5 Perhitungan koefisien upah kerja persatuan volume pekerjaan …….. 103

4.6 Perhitungan selisih antara koefisien upah kerja pada setiap elemen Pekerjaan ………. 121

4.7 Perhitungan varian pada asosiasi, lapangan dan pemerintah pada setiap Elemen Pekerjaan ……… 126

4.8 Perhitungan upah kerja pada setiap pekerjaan di lapangan , asosiasi Dan Pemerintah ……… 131

(11)

5.2 Saran – saran ……… 133

DAFTAR PUSTAKA ………... 134

(12)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Skema harga satuan pekerjaan ……….. 12

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pekerjaan pembersihan halaman ……….. 26

Tabel 4.2 Pekerjaan pengukuran dan bowplank ………... 27

Tabel 4.3 Pekerjaan galian tanah ……….. 28

Tabel 4.4 Pekerjaan cerucuk bamboo ………... 28

Tabel 4.5 Pekerjaan urugan tanah ………. 29

Tabel 4.6 Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi ………. 29

Tabel 4.7 Pekerjaan urugan pasir bawah lantai ……… 30

Tabel 4.8 Pekerjaan urugan tanah kembali ………... 30

Tabel 4.9 Pekerjaan pasangan batu belah ………. 31

Tabel 4.10 Pekerjaan astamping ………. 32

Tabel 4.11 Pekerjaan pasangan bata tassram ……….. 32

Tabel 4.12 Pekerjaan pasangan bata merah ………... 33

Tabel 4.13 Pekerjaan plesteran ……….. 34

Tabel 4.14 Pekerjaan plesteran biasa ……….. 34

Tabel 4.15 Pekerjaan pasangan batu temple ……….. 35

Tabel 4.16 Pekerjaan provil kolom teras ……… 35

Tabel 4.17 Pekerjaan omamen teras ……… 36

Tabel 4.18 Pekerjaan benangan ……….. 36

Tabel 4.19 Pekerjaan beton sloof ………. 37

(14)

Tabel 4.21 Pekerjaan kolom praktis ……….. 38

Tabel 4.22 Pekerjaan balok lantai ……… 39

Tabel 4.23 Pekerjaan beton balok gantung ………. 39

Tabel 4.24 Pekerjaan balok konsol ……… 40

Tabel 4.25 Pekerjaan beton ring balok ……….. 40

Tabel 4.26 Pekerjaan beton ring gewel ……….. 41

Tabel 4.27 Pekerjaan kuda-kuda kayu akasia ………. 42

Tabel 4.28 Pekerjaan nok, gording, dan jurai ………. 42

Tabel 4.29 Pekerjaan reng dan usuk kayu akasia ………... 43

Tabel 4.30 Pekerjaan reuter ……… 43

Tabel 4.31 Pekerjaan talang seng ………... 44

Tabel 4.32 Pekerjaan lisplank ……….. 44

Tabel 4.33 Pekerjaan kusen kayu jati ……….. 45

Tabel 4.34 Pekerjaan pintu rolling door ……… 45

Tabel 4.35 Pekerjaan daun pintu panil kayu jati ……… 46

Tabel 4.36 Pekerjaan daun pintu panil kayu jati + lapis alminium ……… 46

Tabel 4.37 Pekerjaan daun jendela kaca kayu jati ………... 47

Tabel 4.38 Pekerjaan kaca mati ………... 47

Tabel 4.39 Pekerjaan list kaca mati ………. 47

Tabel 4.40 Pekerjaan bumbungan genteng beton ……….. 48

Tabel 4.41 Pekerjaan genteng beton ……… 48

(15)

Tabel 4.43 Pekerjaan list plafon ……….. 49

Tabel 4.44 Pekerjaan kunci tanam ……….. 50

Tabel 4.45 Pekerjaan engsel pintu ………. 50

Tabel 4.46 Pekerjaan engsel jendela ……….. 51

Tabel 4.47 Pekerjaan gerendel pintu ……… 51

Tabel 4.48 Pekerjaan gerendel jendela ……… 51

Tabel 4.49 Pekerjaan kaitan angin ……….. 52

Tabel 4.50 Pekerjaan pegangan jendela ………. 52

Tabel 4.51 Pekerjaan keramik Km/Wc ……… 53

Tabel 4.52 Pekerjaan dinding keramik Km/Wc ……….. 53

Table 4.53 Pekerjaan lantai keramik ……… 54

Tabel 4.54 Pekerjaan cat kayu ………. 54

Tabel 4.55 Pekerjaan cat tembok ……… 55

Tabel 4.56 Pekerjaan cat plafon ……….. 55

Tabel 4.57 Pekerjaan cat kolteran ……… 56

Tabel 4.58 Pekerjaan kloset jongkok ……….. 56

Tabel 4.59 Pekerjaan bak fiberglass ………... 56

Tabel 4.60 Pekerjaan kran air ……… 57

Tabel 4.61 Pekerjaan Avour ………... 57

Tabel 4.62 Pekerjaan tee,elbow,sok,drat,knei dll ……… 58

Tabel 4.63 Pekerjaan pipa PVC Ø 3” ……….. 58

(16)

Tabel 4.65 Pekerjaan galian tanah ………... 59

Tabel 4.66 Pekerjaan pasangan dinding 1 bata ……… 59

Tabel 4.67 Pekerjaan pasangan dinding ½ bata ……….. 60

Tabel 4.68 Pekerjaan plesteran ……… 60

Tabel 4.69 Pekerjaan plat beton ……….. 61

Tabel 4.70 Pekerjaan balok gantung ………... 61

Tabel 4.71 Pekerjaan pasangan pipa PVC Ø 2” ……….. 62

Tabel 4.72 Pekerjaan galian tanah ……….. 62

Tabel 4.73 Pekerjaan pasangan dinding 1 bata ………... 63

Tabel 4.74 Pekerjaan plesteran ……… 63

Tabel 4.75 Pekerjaan plat beton ………... 63

Tabel 4.76 Pekerjaan pasangan batu kosong ……… 64

Tabel 4.77 Pekerjaan koral ………. 64

Tabel 4.78 Pekerjaan pemasangan ijuk ……….. 65

Tabel 4.79 Pekerjaan saluran bawah lantai rabat ………. 65

Tabel 4.80 Pekerjaan rabat beton keliling bangunan ………... 66

Tabel 4.81 Pekerjaan saluran U 20 ……….. 66

Tabel 4.82 Pekerjaan bak control ……… 67

Tabel 4.83 Pekerjaan pasang paving ……… 67

Tabel 4.84 Pekerjaan pasangan bata 1:2 ……….. 68

Tabel 4.85 Pekerjaan pembersihan halaman ……… 69

(17)

Tabel 4.87 Pekerjaan galian tanah ………... 70

Tabel 4.88 Pekerjaan cerucuk bamboo ……….. 70

Tabel 4.89 Pekerjaan urugan tanah ……… 70

Tabel 4.90 Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi ……….. 71

Tabel 4.91 Pekerjaan urugan pasir bawah lantai ………. 71

Tabel 4.92 Pekerjaan urugan tanah kembali ……… 71

Tabel 4.93 pekerjaan pasangan batu belah ……….. 72

Tabel 4.94 Pekerjaan astamping ……….. 72

Tabel 4.95 Pekerjaan pasangan bata tassram ………. 72

Tabel 4.96 Pekerjaan pasangan bata merah ………. 73

Tabel 4.97 Pekerjaan plesteran ……… 73

Tabel 4.98 Pekerjaan plesteran biasa ………... 73

Tabel 4.99 Pekerjaan pasangan batu temple ……… 74

Tabel 4.100 Pekerjaan profile kolom teras ……….. 74

Tabel 4.101 Pekerjaan omamen teras ……….. 74

Tabel 4.102 Pekerjaan benangan ………. 75

Tabel 4.103 Pekerjaan beton sloof ………... 75

Tabel 4.104 Pekerjaan beton kolom ……….. 75

Tabel 4.105 Pekerjaan kolom praktis ………. 76

Tabel 4.106 Pekerjaan balok lantai ……….. 76

Tabel 4.107 Pekerjaan beton balok gantung ……… 76

(18)

Tabel 4.109 Pekerjaan beton ring balok ……….. 77

Tabel 4.110 Pekerjaan beton ring gewel ……… 77

Tabel 4.111 Pekerjaan kuda-kuda kayu akasia ………... 78

Tabel 4.112 Pekerjaan nok, gording, dan jurai ………... 78

Tabel 4.113 Pekerjaan reng dan usuk kayu akasia ………. 78

Tabel 4.114 Pekerjaan reuter ………. 79

Tabel 4.115 Pekerjaan talang seng ………. 79

Tabel 4.116 Pekerjaan lisplank ……… 79

Tabel 4.117 Pekerjaan kusen kayu jati ………... 79

Tabel 4.118 Pekerjaan pintu rolling door ……….. 80

Tabel 4.119 Pekerjaan daun pintu panil kayu jati ………... 80

Tabel 4.120 Pekerjaan daun pintu panil kayu jati + lapis aluminium ………. 80

Tabel 4.121 Pekerjaan daun jendela kaca kayu jati ………. 80

Tabel 4.122 Pekerjaan kaca mati ……… 81

Tabel 4.123 Pekerjaan list kaca mati ……… 81

Tabel 4.124 Pekerjaan bumbungan genteng beton ………. 81

Tabel 4.125 Pekerjaan genteng beton ……….. 82

Tabel 4.126 Pekerjaan rangka plafon kayu sengon dan kalsiboard 1x1 m …………. 82

Tabel 4.127 Pekerjaan list plafon ……… 82

Tabel 4.128 Pekerjaan kunci tanam ………. 83

Tabel 4.129 Pekerjaan engsel pintu ………. 83

(19)

Tabel 4.131 Pekerjaan gerendel pintu ………. 83

Tabel 4.132 Pekerjaan gerendel jendela ……….. 84

Tabel 4.133 Pekerjaan kaitan angin ………. 84

Tabel 4.134 Pekerjaan pegangan jendela ………. 84

Tabel 4.135 Pekerjaan keramik Km/Wc ……….. 84

Tabel 4.136 Pekerjaan dinding keramik Km/Wc ………. 85

Tabel 4.137 Pekerjaan lantai keramik Km/Wc ……… 85

Tabel 4.138 Pekerjaan cat kayu ………... 85

Tabel 4.139 Pekerjaan cat tembok ………... 86

Tabel 4.140 Pekerjaan cat plafon ………. 86

Tabel 4.141 Pekerjaan cat kolteran ……….. 86

Tabel 4.142 Pekerjaan kloset jongkok ……… 87

Tabel 4.143 Pekerjaan bak fiberglass ……….. 87

Tabel 4.144 Pekerjaan kran air ………... 87

Tabel 4.145 Pekerjaan Avour ……… 87

Tabel 4.146 Pekerjaan tee,elbow,sok,drat,knei dll ……….. 88

Tabel 4.147 pekerjaan pipa PVC Ø 3” ……… 88

Tabel 4.148 pekerjaan pipa PVC Ø ½” ……… 88

Tabel 4.149 Pekerjaan galian tanah ………. 88

Tabel 4.150 Pekerjaan pasangan dinding 1 bata ……….. 89

Tabel 4.151 Pekerjaan pasangan dinding ½ bata ………. 89

(20)

Tabel 4.153 Pekerjaan plat beton ……… 89

Tabel 4.154 Pekerjaan balok gantung ………. 90

Tabel 4.155 Pekerjaan pasangan pipa PVC Ø 2” ……… 90

Tabel 4.156 Pekerjaan galian tanah ………. 90

Tabel 4.157 Pekerjaan pasangan dinding 1 bata ……….. 90

Tabel 4.158 Pekerjaan plesteran ……….. 91

Tabel 4.159 Pekerjaan plat beton ………. 91

Tabel 4.160 Pekerjaan pasangan bata kosong ………. 91

Tabel 4.161 Pekerjaan koral ………... 91

Tabel 4.162 Pekerjaan pemasangan ijuk ………. 92

Tabel 4.163 Pekerjaan urugan pasir bawah lantai rabat ……… 92

Tabel 4.164 Pekerjaan rabat beton keliling bangunan ………. 92

Tabel 4.165 Pekerjaan saluran U 20 ……… 93

Tabel 4.166 Pekerjaan bak control ……….. 93

Tabel 4.167 Pekerjaan pasang paving stone K.200 ……….. 93

Tabel 4.168 Pekerjaan pasangan bata 1:2 ……… 94

Tabel 4.169 Tabel Koefisien Tenaga Kerja ……… 96

Tabel 4.170 Tabel Varian Koefisien Tenaga Kerja ……….. 100

Tabel 4.171 Tabel Varian Koefisien Upah Tenaga Kerja ……… 103

Tabel 4.172 Tabel rata-rata Koefisien Upah Tenaga Kerja ……… 122

Tabel 4.173 Tabel rata-rata Varian Koefisien Upah kerja ………. 127

(21)
(22)

ABSTRAK

ANALISA VARIAN UPAH KERJA ANTARA STANDARISASI PEMERINTAH KABUPATEN, ASOSIASI, DAN IMPLEMENTASINYA

DIAJUKAN OLEH : FAHMI RIDZKIAWAN

NPM. 0553010045

Dalam pembangunan sekarang ini yang penuh dengan persaingan yang kompetitif seperti saat ini sangatlah menuntut ketepatan, keefektifan, efisiensi dan ekonomis sehingga banyak sekali hal-hal yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja baik secara struktur maupun manajerial konstruksi. Upaya diatas dapat tercapai dengan terpenuhinya beberapa hal seperti ketepatan dalam perhitungan estimasi biaya, manajerial biaya dan manajerial pelaksanaan.

Tujuan tugas akhir ini adalah mencari dan mengamati seberapa besar varian (perbedaan dan selisih) nilai upah kerja menurut standarisasi upah kabupaten Pacitan dan implementasinya. Dari analisa tersebut nantinya dapat diketahui apakah sama antara setandarisasi upah kabupaten pacitan dan implementasinya (Pembangunan Gedung Rumput Laut Kecamatan Ngadirojo Kab. Pacitan).

Dari hasil analisa varian koefisien upah kerja yang terjadi diperoleh tingkat perbedaan yang lebih ekonomis antara upah kerja di lapangan di bandingkan dengan upah kerja di asosiasi dan pemerintah. Dan di dapatkan varian upah kerja antara lapangan dengan kabupaten (Rp Rp.57.690 – Rp.77.087 = Rp.19.397), varian upah kerja di kabupaten dan asosiasi (Rp.77.087- Rp.311.235 = Rp.234.148),varian upah kerja di lapangan dan asosiasi (Rp.57.690 – Rp.311.235 = Rp253.545). dan didapat bahwa upah kerja yang paling ekonomis adalah di lapangan

(23)
(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan di era globalisasi yang penuh dengan persaingan saat ini

sangatlah menuntut ketepatan, keefektifan, efisiensi dan ekonomis. Didalam

perkembangan dunia konstruksi sekarang ini banyak sekali hal-hal yang dilakukan

untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja baik secara struktur maupun

manejerial konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang terjadi untuk memenuhi hasil kerja yang ideal dan

optimal.

Upaya tersebut diatas dapat terwujud dan tercapai dengan terpenuhinya

beberapa hal seperti ketepatan dalam menghitung struktur, ketepatan dalam

menghitung estimasi biaya (Rencana Anggaran Biaya) dan manejerial dalam

pelaksanaan. Dalam merencanakan estimasi biaya biaya suatu proyek perlulah

perhitungan yang sangat matang walaupun hasil yang diperoleh nantinya hanya

angka-angka taksiran yang mendekati realitas dilapangan. Sebagai dasar perhitunga

yang digunakan dalam perencanaan anggaran biaya proyek saat ini yang ada di

Indonesia khususnya di pacitan masih menggunakan Daftar Harga Satuan Bahan,

Pekerjaan dan Upah dari Kabupaten yang mengacu pada analisa koefisien BOW

(Burgerlije Openbare Werken) dan DPU (Departemen Pekerjaan Umum). Daftar

satuan harga menurut BOW yaitu suatu ketepatan dan ketentuan yang ditetapkan Dir.

(25)

Sedangkan untuk DPU sendiri yaitu suatu setandar tata cara perhitungan harga satuan

pekerjaan untuk merencanakan anggaran biaya bangunan berdasarkan Keputusan

Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 26/KPTS/1991. Dua analisa tersebut diatas

merupakan dasar dalam menetukan harga satuan dasar di Kabupaten Pacitan. Apabila

kita mempelajari secara mendetail tentang daftar harga satuan pekerjaan bahan dan

upah yang tertera pada metode – metode tersebut maka ada beberapa perbedaan –

perbedaan analisa terutama pada besarnya koefisien , namun demikian masing –

masing metode tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun

anggaran biaya bangunan.

Perbedaan-perbedaan nilai koefisien pada pemerintah daerah

(metode-metode teresebut diatas) perlu diadakan penelitian dan pengamatan dilapangan

khususnya pada proyek “PEMBANGUNAN GEDUNG PENYIMPANAN

RUMPUT LAUT DI KAB. PACITAN”. Dalam hal ini kami bermaksud mengadakan

“ANALISA VARIAN UPAH KERJA ANTARA STANDARISASI PEMERINTAH

KABUPATEN, ASOSIASI, DAN IMPLEMENTASINYA” untuk diangkat sebagai

Tugas Akhir Kami.

1.2. Permasalahan

Dari latar belakang diatas maka dapat di identifikasi masalah yang terjadi

bahwa perlu diteliti dan dibahas lebih lanjut tentang harga satuan upah pekerja yang

ada pada Standarisasi Upah Pemerintah Kabupaten Pacitan.

(26)

a) Berapa varians antara upah kerja di Kabupaten Pacitan pada dinas pembangunan

dan upah kerja kasus di lapangan?

b) Berapa varians antara upah kerja di Kabupaten Pacitan pada dinas pembangunan

dan upah kerja pada proyek di kabupaten pada asosiasi (ASPEKINDO) ?

c) Berapa varians antara upah kerja kasus studi di lapangan dan upah kerja pada

proyek di Kabupaten Pacitan pada asosiasi (ASPEKINDO) ?

1.3. Tujuan

Dalam menentukan analisa harga satuan upah pekerja di kabupaten pacitan

bertujuan untuk :

a) Untuk mengetahui seberapa besar varians antara upah kerja di Kabupaten Pacitan

dan di lapangan ?

b) Untuk mengetahui seberapa besar varians antara upah kerja di Kabupaten Pacitan

dan di asosiasi (ASPEKINDO) ?

c) Untuk mengetahui seberapa besar varians antara upah kerja di lapangan dan

asosiasi (ASPEKINDO) ?

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat

perbedaan (deviasi) harga satuan upah kerja antara kabupaten dan implementasinya,

dikaitkan dengan kondisi pembangunan saat ini yang menuntut banyak hal terutama

kualitas dan kuantitas pekerjaan yang lebih baik. Dan diharapkan dapat diperoleh

suatu hasil bahasan yang berguna dalam merencanakan anggaran biaya yang

(27)

Tentu saja ini sangat berguna bagi para pelaku dilapangan dan perkembangan

manajerial dunia konstruksi terutama pada era globalisasi saat ini yang

mengutamakan mutu dan kualitas yang lebih baik.

1.5. Batasan Masalah

Untuk mengurangi bahasan yang tidak terarah yang bisa menyebabkan

tidak tercapainya maksud dan tujuan maka perlu kiranya untuk membatasi pokok

bahasan. Adapun batasan-batasan permasalahan antara lain :

1) Standarisasi harga satuan yang dibahas adalah standarisasi harga satuan upah

kerja, sedangkan untuk strandarisasi harga satuan bahan tidak dibahas.

2) Anaslisa standarisasi harga satuan upah kerja dihitung berdasarkan hasil

pengamatan dilapangan pada proyek pembangunan gedung penyimpanan rumput

laut kabupaten pacitan.

3) Koreksi standarisasi harga satuan upah kerja diperoleh dengan membandingkan

satandarisasi upah kerja di lapangan dan di kabupaten.

4) Standarisasi harga satuan upah yang dibahas adalah pada pekerjaan :

A. Pekerjaan Persiapan

‐ Pekerjaan Pembersihan Halaman

‐ Pekerjaan pengukuran dan Bowplank

B. Pekerjaan Tanah dan Urugan

‐ Pekerjaan Galian Tanah

‐ Pekerjaan Cerucuk Bambu Ori T. 2.5m

‐ Pekerjaan Urugan pasir Bawah Pondasi, t = 10 cm

(28)

‐ Pekerjaan Urugan Tanah

‐ Pekerjaan Urugan Tanah Kembali

C. Pekerjaan Pasangan

‐ Pekerjaan Pasangan Batu Belah 1 : 3 : 10

‐ Pekerjaan Anstamping

‐ Pekerjaan Pasangan Bata Tassram 1 : 2

‐ Pekerjaan Pasangan Bata Merah 1 : 3 : 10

D. Pekerjaan Plesteran

‐ Pekerjaan Plesteran 1 : 2

‐ Pekerjaan Plesteran Biasa 1 : 3 : 10

E. Pekerjaan Beton 1 PC : 2 PS : 3 KR

‐ Beton Sloof 15 x 20

‐ Beton Kolom (K1) 20 x 20

‐ Beton Kolom Praktis (KP) 15 x 15

‐ Beton Balok Lantai 15 x 20

‐ Beton Balok Gantung (BG) 15 x 30

‐ Beton Balok Konsol 15 x 20

‐ Beton Ring Balok 15 x 20

‐ Beton Ring Gewel 15 x 15

F. Pekerjaan Rangka Atap

‐ Pekerjaan Kuda-Kuda Kayu Akasia

‐ Pekerjaan Nok, Gording, Jurai dan

‐ Pekerjaan Reng dan Usuk Kayu Akasia

(29)

‐ Pekerjaan Talang Seng

‐ Pekerjaan Lisplank 3/30 Kayu Waru

G. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela

‐ Pekerjaan Kusen Kayu Jati

‐ Pekerjaan Daun Pintu Panil Kayu Jati

‐ Pekerjaan Daun Pintu Panil Kayu Jati + Lapis Alumunium

‐ Pekerjaan Daun Jendela Kaca Kayu Jati

‐ Pekerjaan Kaca Mati 5mm

‐ Pekerjaan List Kaca Mati

H. Pekerjaan Penutup Atap

‐ Pekerjaan Bumbungan Genteng Beton

‐ Pekerjaan Genteng Beton

I. Pekerjaan Langit-Langit

‐ Pekerjaan Rangka Plafon Kayu Sengon dan Kalsiboard 1x1 m

‐ Pekerjaan List Plafon

J. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci

‐ Pekerjaan Kunci Tanam

‐ Pekerjaan Engsel Pintu

‐ Pekerjaan Engsel Jendela

‐ Pekerjaan Grendel Pintu

‐ Pekerjaan Grendel Jendela

‐ Pekerjaan Kait Angin

‐ Pekerjaan Pegangan Jendela

(30)

‐ Pekerjaan Keramik 20x20 Km/Wc

‐ Pekerjaan Dinding Keramik 20x25 Km/Wc T. 1.50m

‐ Pekerjaan Lantai Keramik 30x30

L. Pekerjaan Cat-Catan

‐ Pekerjaan Cat Kayu

‐ Pekerjaan Cat Tembok

‐ Pekerjaan Cat Plafon

‐ Pekerjaan Cat Kolteran

M. Pekerjaan Pembuatan Septictank

‐ Pekerjaan Galian Tanah

‐ Pekerjaan Pasangan Dinding 1 Bata 1Pc:2Psr

‐ Pekerjaan Pasangan ½ Bata 1Pc:2Psr

‐ Pekerjaan Plesteran 1Pc:2Psr

‐ Pekerjaan Plat Beton t=10 cm

‐ Pekerjaan Balok Gantung 15/15

N. Pekerjaan Peresapan

‐ Pekerjaan Galian Tanah

‐ Pekerjaan Pasangan Dinding 1 Bata 1Pc:2Psr

‐ Pekerjaan Plesteran 1 Pc:2Psr

‐ Pekerjaan Plat Beton t=10 cm

‐ Pekerjaan Pasangan Bata Kosong

O. Pekerjaan Saluran

‐ Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Lantai Rabat, t=10 cm

(31)

‐ Pekerjaan Pasangan Paving Stone K.200 T.6 cm L.10 cm P.20 cm

‐ Pekerjaan Pasangan Bata 1:2 (Kastin Paving)

5) Pengamatan dilakukan dilapangan dan sebagai pembanding digunakan studi

litetatur.

6) Pengamatan dilakukan pada proyek pembangunan gedung penyimpanan rumput

laut kabupaten pacitan.

7) Waktu kerja adalah 3 bulan.

8) Daftar harga satuan upah kerja yang dipakai adalah Daftar harga satuan upah

(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Umum

Pada masa sekarang ini perkembangan dunia kontruksi semakin pesat yang

menuntut suatu manajemen konstrusi yang lebih baik. Sesuai dengan perkembangan

tersebut ternyata salah satu hal penting dalam suatu proyek yakni penyusun anggaran

terutama pada perhitungan satuan pekerjaan upah dan bahan juga mengalami

perubahan-perubahan. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan

perhitungan perencanaan terhadap kondisi real sebenarnya, oleh karena itu

bermunculan beberapa analisa perhitungan dengan berbagai versi terutama untuk

didaerah-daerah, hal ini disebabkan berbedanya situasi dan kondisi pada suatu

daerah. Namun pada sisi lain.

Melihat kenyataan tersebut maka perlu kiranya dipelajari dan dibahas lebih

lanjut tentang berbagai macam analisa perhitungan satuan pekerjaan upah dan bahan

yang ada dan digunakan oleh banyak praktisi dan pemerintah saat ini. Setidaknya

akan didapat suatu hasil bahasan yang mengemukakan deviasi dan koreksi antara

berbagai analisa tersebut.

Menurut kami hal utama yang menyebabkan berbedanya analisa perhitungan

satuan pekerjaan upah dan bahan adalah terletak pada penentuan besarnya koefisien

satuan upah kerja, hal ini terjadi karena berbedanya penafsiran pengamatan lapangan

juga ditambah lagi dengan kondisi ekonomi politik yang berbeda dan berubah terus

(33)

Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk membahas Varian

Harga Satuan Upah Kerja dikaitkan dengan kondisi real dilapangan saat ini, sebagai

tinjauan proyek maka dilakukan pengamatan dilapangan pada proyek Pembangunan

Gudang Rumput Laut di Kabupaten Pacitan.

2.2. Daftar Harga Satuan Upah dan Pekerjaan

Yang dimaksud dengan harga satuan upah dan pekerjaan adalah suatu harga

yang berisi tentang ketentuan-ketentuan berupa koefisien upah kerja yang dibutuhkan

pada pekerjaan-pekerjaan konstruksi berdasarkan analisis perhitungan yang bertujuan

untuk menentukan jumlah upah dan tenaga kerja pada penyusunan anggaran biaya

( Estimate Cost ) suatu proyek.

Harga Satuan Pekerjaan adalah biaya upah kerja dengan atau tampa harga

bahan bangunan untuk satuan pekerjaan tertentu, sedangkan satuan pekerjaan adalah

satuan jenis kegiatan konstruksi bangunan yang dinyatakan dalam satuan panjang,

luas, volume, dan unit.

Dalam aplikasinya proses penyusunan anggaran biaya suatu proyek

besarnya ditentukan oleh beberapa factor seperti harga satuan bahan, satuan upah

kerja, tingkat kesulitan pekerjaan, proses pengerjaan, jumlah tenaga kerja, waktu

pelaksanaan, lokasi proyek dan factor-faktor yang lain yang mempengaruhi. Oleh

sebab itu disuatu daerah yang berbeda, besarnya anggaran pun berbeda. Untuk itu

didaerah-daerah biasanya menggunakan acuan perencanaan anggaran biaya ditingkat

wilayah tersebut.

Ada 3 ( tiga ) istilah yang harus dipahami dan dibedakan dalam menyusun

(34)

‐ Harga Satuan Bahan

‐ Harga Satuan Upah

‐ Harga Satuan Pekerja

Dibawah ini dijelaskan kedudukan masing-masing istilah tersebut, sesuai

dengan contoh cara menghitung harga satuan pekerjaan untuk 1m³ pasangan batu kali

dengan campuran 1 Semen : 4 Pasir

‐ Daftar harga satuan upah

1). Tukang Batu Rp. A /hari

2). Kepala Tukang Rp. B /hari

3). Pekerja Rp. C /hari

4). Mandor Rp. D /hari

Sebagai sumber harga satuan upah didapat di pasaran, tempat lokasi

pekerjaan akan dilaksanakan. Sedangkan harga satuan pekerjaan didapat dari analisa

upah sesuai dengan komposisi pasangan batu kali dengan campuran 1 Semen : 4

Pasir

1,200 Tukang batu @ Rp. A = Rp. 1,200 x A

0,120 Kepala Tukang Batu @ Rp. B = Rp. 0,120 x B

3,600 Pekerja @ Rp. C = Rp. 3,600 x C

0,180 Mandor @ Rp. D = Rp. 0,180 x D +

(35)

Harga Satuan Pekerjaan = Upah

= Rp. E Jumlah

2.2.1. Analisa Upah dan Bahan

Dalam menenukan harga satuan pekerjaan yang terdiri dari harga satuan

upah dan harga satuan bahan maka diperlukan suatu analisis upah dan bahan, untuk

satuan analisa per 1 hari kerja yaitu dengan jam kerja 9 jam per harinya dan dengan

jam kerja efektif 8 jam per harinya (di sesuaikan dengan Tata Cara Perhitungan

Harga Satuan Pekerjaan, Standar SK SNI T- 01-1991-03, Bab II, halaman 2).

Sedangkan untuk analisis satuan bahan yang digunakan terdiri dari M³ (Meter Kubik)

untuk menghitung Isi, M² (Meter Persegi) untuk menghitung Luas, M¹ (Meter Lari)

untuk menghitung Panjang.

Dibawah ini digambarkan skema Harga Satuan Pekerjaan.

HARGA  SATUAN UPAH 

UPAH  HARGA SATUAN 

PEKERJAAN 

HARGA SATUAN PEKERJAAN = UPAH 

[image:35.595.112.509.471.729.2]

ANALISIS UPAH 

(36)

Daftar harga satuan pekerjaan yang berdasar saat ini dikalangan praktsi

setidaknya ada 3 (tiga) macam, yaitu antara lain :

‐ Daftar harga satuan pekerjaan upah dan bahan BOW tahun 1921

‐ Daftar harga satuan pekerjaan upah dan bahan Ir. Soedradjat

‐ Daftar harga satuan pekerjaan upah dan bahan DPU tahun 2009

2.2.2. Standarisasi Harga Satuan Upah Kerja Pemerintah Daerah

Standarisasi harga satuan upah kerja pemerintah daerah merupakan suatu

rumusan untuk menentukan harga satuan tiap jenis pekerjaan. Harga satuan yang

digunakan dalam metode ini adalah :

‐ M³ ( Meter Kubik ) untuk menghitung isi

‐ M² ( Meter Persegi ) untuk menghitung luas

‐ M¹ ( Meter Panjang/Lari ) untuk menghitung panjang

Dalam tiap jenis pekerjaan yang terdapat dalam Standarisasi Harga Satuan

Upah Kerja Pemerintah Daerah tercantum index analitis atau nilai koefisien ( Faktor

Pengali ) yang patent.

Ada dua macam/kelompok angka/koefisien dalam Standarisasi Harga Satuan

Upah Kerja Pemerintah Daerah ini :

1. Pecahan / angka satuan untuk bahan.

2. Pecahan / angka satuan upah.

(37)

1. Kalkulasi bahan yang dibutuhkan.

2. Kalkulasi upah yang mengerjakan

2.3. Harga Satuan Upah Kerja

Yang dimaksud dengan harga satuan upah kerja adalah nilai upah suatu

pekerjaan per-satuan analisa (kubik,persegi,panjang) yang digunakan untuk

menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya yang

dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.

Daftar harga satuan upah kerja berisi nilai-nilai koefisien satuan pekerjaan,

harga satuan pekerjaan, jenis pekerjaan dan tingkatan pekerjaan.

2.3.1. Koefisien Harga Satuan Upah Kerja

Yang dimaksud dengan tenaga kerja (koefisien) ialah : Besarnya jumlah

tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan

pekerjaan. Sebagai contohnya yaitu besarnya jumlah tenaga yang diperlukan untuk

menggali 1 m³ tanah.

Analisa A.1 diperoleh tenaga:

0,75 Pekerja (P)

0,025 Mandor (Ma)

Indeks (angka) diatas mempunyai pengertian bahwa 0,75 P pekerja

(38)

Dari penjelasan diatas diketahui (0,75 P + 0,025 Ma) bekerja bersama-sama

dalam 1 (satu) hari akan menghasilkan 1 m² galian tanah. Atau dapat ditulis dalam

bentuk matematikanya (Rumus) adalah:

Volume pekerjaan ialah jumlah banyaknya pekerjaan dalam satu satuan dan

1,05 diberikan sebagai faktor ketelitian pengamat selama melakukan pengamatan.

Koefisien =

 

Jumlah

 

tenaga

 

kerja

 

x

 

1,05

 

Volume Pekerjaan

x 1 satuan pekerjaan

+

1,2 

0,12 

3,6 

0,18 

      Upah      Rp.   Jumlah  

Mandor   @ Rp.    D         = Rp.     0,18 x D  Pekerja   @ Rp.    C         =   Rp.       3,6 x C  Kepala Tukang @ Rp.    B         =   Rp.    0,12 x B  Tukang Batu @ Rp.  A         =  Rp. 1,2 x A 

Upah Kerja  Koefisien Harga Satuan 

2.3.2. Cara Menentukan Besar Nilai Koefisien Satuan Upah Kerja

Untuk menentukan besarnya nilai koefisien satuan upah kerja maka perlulah

kita memperhatikan nilai-nilai asumsi dasar dan pengamatan lapangan. Kami

menganalisa bahwa untuk menentukan besarnya nilai koefisien upah pekerjaan ada

beberapa hal yang perlu diketahui, diantaranya :

(39)

‐ Tenaga / pekerja

‐ Jam kerja efektif

‐ Hasil kerja

Dari hasil pengamatan dilapangan dapat diperoleh data-data dari keempat

variabel tersebut diatas, sehingga dengan data-data tersebut dapat dihitung besarnya

koefisien upah pekerja, dibawah ini diberikan contoh data dan contoh perhitungan

untuk menghitung besarnya koefisien upah pekerjaan.

Upah Pasangan Batu Merah tiap 1 m³ camp. 1 : 3 : 10

‐ Produktivitas : 0,08 m³/jam.

‐ Tenaga : 4 orang (1 tukang batu dan 3 tukang pekerja).

‐ Jam kerja efektif : 8 jam/hari

‐ Hasil kerja : 8 x 0,08 = 0,64m³

1 m³ pasangan tembok ½ batu bata membutuhkan tenaga :

‐ 1 m³ / 0,64 m³ = 1,56 tukang batu

Asumsi :

Jika 1 kepala tukang memimpin 10 orang tukang dan jika 1 mandor memimpin 20

orang pekerja, maka diperlukan tenaga :

‐ Tukang batu : 1,56

‐ Kepala tukang : 1,56 / 10 tukang batu = 0,156

(40)

‐ Mandor : 4,68 / 20 pekerja = 0,234

Apabila dibuat dalam suatu daftar Analisa Satuan Upah Pekerja maka dapat

dituliskan sebagai berikut :

Upah Pasangan Batu Merah tiap 1 m³ camp. 1 : 3 : 10

1,56 tukang batu @ Rp. A = Rp. 1,56 x A

0,156 Kepala tukang batu @ Rp. B = Rp. 0,156 x B

4,68 Pekerja @ Rp. C = Rp. 4,68 x C

0,234 Mandor @ Rp. D = Rp. 0,234 x D

Data-data yang diperoleh diketahui :

‐ Volume pekerjaan

‐ Jumlah tenaga kerja (n)

‐ Tukang batu (T)

‐ Kepala tukang (KT)

‐ Pekerja (P)

‐ Mandor (Ma)

Pengolahan data:

Dalam hal ini koefisien dihitung berdasarkan 1m³ volume pekerjaan perhari

P = x 1 satuan pekerjaan

nP.1,05

V

(41)

Disinikan diasumsikan 1 orang mandor membawahi beberapa orang

pekerja, dan 1 orang kepala tukang membawahi beberapa tukang (sesuai data

lapangan). Maka didapat rumus untuk koefisien mandor dan kepala tukang, yaitu :

Ma = KT =

P T

nT nP

Keterangan :

nP = jumlah tenaga kerja yang terlibat

nT = jumlah tukang yang terlibat

KT = Kepala tukang

Ma = Mandor

V = volume pekerjaan

P = Koefisien pekerja

T = Koefisien tukang

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Pengamatan

Pelaksaan pengamatan ini, mulai dari pekerjaan Persiapan sampai dengan

finishing pekerjaan pada proyek dan dilaksanakan pada lokasi proyek Pembangunan

Gudang Penyimpanan Rumput Laut Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo

Kabupaten Pacitan. Waktu pelaksanaan pengamatan dimulai pada bulan Agustus

2009 sampai November 2009.

3.2. Metode Pengelompokan Data

Data pada suatu pengamatan dibagi menjadi dua :

‐ Data Primer

Data didapat dan diperoleh berdasarkan pengamatan langsung dilapangan

oleh penyusun Tugas Akhir, dalam hal ini pengamatan dilakukan hanya pada

Pembangunan Gudang Penyimpanan Rumput Laut di Kabupaten Pacitan.

‐ Data Sekunder

Data yang didapat dari perhitungan-perhitungan yang sudah ada sebelumnya

dan data yang diperoleh berdasarkan pengalaman-pengalaman dilapangan yang

sudah dibakukan, data ini dapat berupa daftar-daftar atau table, hasil-hasil penelitian.

Disini kami menggunakan data sekunder utama yaitu daftar analisa upah kerja yang

(43)

3.3. Metode Analisa Varians

Suatau sistem pemantauan dan pengendalian disamping memerlukan perencanaan yang realistis sebagai tolak ukur pencapaian sasaran, juga harus

dilengkapi dengan teknik dan metode yang dapat segera mengungkapkan tanda-tanda

terjadinya penyimpangan. Untuk pengendalian biaya dan jadwal menggunakan

metode identifikasi varians, identifikasi yang dilakukan dengan cara membandingkan

jumlah uang atau volume yang dikeluarkan atau di kerjakan.

3.4. Analisa Pengamatan

Analisa pengamatan dibagi maenjadi dua, yaitu :

a) Studi Pustaka, bertujuan menguji hubungan variable yang akan

diamati dengan mempelajari teori-teori yang ada untuk dapat

merumuskan gambaran hasil pengamatan lapangan.

b) Studi Lapangan, pengamatan langsung dilapangan dilakukan guna

mendapatkan data-data yang valid sesuai dengan realita

sesungguhnya. Data tersebut dianalisa secara aljabar untuk

mendapatkan kesimpulan dasar/awal.

3.5. Prosedur Pengamatan

Pelaksanaan proses pengamatan dilaksanakan secara sistematis dan terarah

hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan hasil

(44)

Adapun prosedur pengamatan yang dilakukan apabila digambarkan secara

bagan alir (Flow Chart) adalah sebagai berikut :

Bagan Alir Prosedur Pengamatan :

Koefisien upah kerja di Kab. Pacitan pada

Dinas Pembangunan Studi di lapanganProyek Kasus

Maksud dan Tujuan

Survey Data

Survey Studi Pustaka

Survey Data

Koefisien upah kerja pada Proyek Di Kab. Pacitan pada

asosiasi ASPEKINDO

Studi Lapangan

Menghitung rata-rata koefisien upah kerja kasus studi di lapangan

Selesai Identifikasi Varians upah kerja

di Kab.Pacitan pada Dinas Pembangunan dan upah di asosiasi (ASPEKINDO)

Identifikasi Varians antara upah kerja Kasus pembangunan gedung penyimpanan rumput laut dan upah kerja pada Proyek

Di Kab. Pacitan pada asosiasi Identifikasi Varians upah kerja di

Kab.Pacitan pada Dinas Pembangunan dan upah di lapangan pada pembangunan gedung penyimpanan rumput

Rekonsiliasi nilai varians Studi awal permasalahan

Mulai

[image:44.595.57.553.172.724.2]

Kesimpulan

(45)

3.4.1. Pekerjaan Persiapan

Sebelum melakukan rangkaian pekerjaan pengamatan maka perlu

diperhatikan hal-hal penting sebagai persiapan pekerjaan. Adapun hal-hal yang

perludiperhatikan adalah sebagai berikut :

‐ Memperhatikan system kerja yang ada dilapangan/proyek dimulai dari

jumlah jam kerja, kemudian hari efektif, jumlah tenaga kerja, jumlah

pengawas dan jumlah mandor serta peralatan-peralatan yang digunakan

pada proyek tersebut.

‐ Memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi pelaksaan pekerjaan

dilapangan seperti tingkat kemudahan pelaksanaan, lokasi proyek, kondisi

lapangan, kondisi tenaga kerja tersebut dll.

‐ Mempersiapkan segala bentuk alat bantu untuk memudahkan pekerjaan

pengamatan seperti stop watch, alat ukur (meteran), alat dokumentasi dll.

‐ Membuat suatu bentuk format yang difungsikan untuk mencatat semua

hasi-hasil pengamatan dilapangan.

‐ Membuat pola pengamatan yang efektif dengan membagi beberapa

pengamat untuk melakukan pengamatan pada satu atau dua jenis

pengamatan pekerjaan, hal ini dimaksudkan agar semua pekerjaan

(46)

3.4.2. Pelaksanaan Pengamatan

Setelah selesai melaksanakan pekerjaan pesiapan, maka dimulailah

pelaksanaan pengamatan dilapangan dengan mengikuti pola pengamatan sesuai

dengan prosedur pengamatan yang telah dibuat dan melakukan

kesempurnaan-kesempurnaan apabila terjadi kekurangan. Adapun rincian secara global tentang

pelaksanaan pengamatan dilapangan adalah sebagai berikut :

‐ Pengamatan dilakukan setiap hari kerja mulai pukul 07.00 WIB hingga

selesai pukul 16.00 WIB dengan jam kerja efektif adalah 8 jam kerja dan 1

jam istirahat.

‐ Mengamati dan mencatat jumlah hasil pelaksaan volume pekerjaan baik

berupa satuan panjang (m), luas (m²), dan kubik (m³). sekaligus

memperhatikan dan mencatat jumlah tenaga kerja yang melaksanakan

pekerjaan tersebut baik tenaga kerja inti ataupun tambahan (untuk 1 item

pekerjaan diamati rata-rata 3 kelompok pekerja selama 3 hari).

‐ Mencatat semua hasil-hasil pengamatan pekerjaan dilapangan kedalam

format laporan hasil pengamatan yang telah dibuat, dengan dilengkapi

dengan metode pelaksanaan pekerjaan dan alat-alat yang dipergunakan.

‐ Mencatat semua kejadian non-teknis yang terjadi dilapangan seperti hujan,

keterlambatan material, kecelakaan pada pelaksaan pekerjaan, waktu

lembur dll.

‐ Membuat laporan hasil-hasil pengamatan pekerjaan dilapangan kedalam

(47)

3.5. Metode Analisa Data

Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan akan dilanjutkan

dengan pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ditentukan

untuk memperoleh koefisien upah kerja yang ada pada pelaksaan proyek tersebut.

Dibawah ini diberikan contoh data-data dan perhitungan untuk menghitung

besarnya koefisien upah pekerja dari satu macam item atau jenis pekerjaan :

Upah Pasangan Batu Bata Merah tiap 1 m³ camp. 1 : 3 : 10

‐ Produktivitas (P) : 0,08 m³ / jam

‐ Jumlah tenaga (n) : 4 orang

‐ nTk : 1 orang

‐ nPb : 3 orang

‐ 1 kepala tukang (nKTk) memimpin 10 orang tukang (nTk)

‐ 1 mandor (nM) memimpin 20 orang pekerja (nPb)

‐ Jam kerja efektif (T) : 8 jam / hari

‐ Hasil kerja (V) : T x P = 5 x 0,08 = 0,4 m³

Dari data-data tersebut data dihitung besarnya nilai koefisien upah kerja

untuk 1m³ pasangan tembok bata ½ batu, yaitu :

‐ Tukang batu (Tk) : 1 m³ / V = 1 m³ / 0,4 m³ = 2,5

(48)

‐ Pekerja biasa (Pb) : Tk x nPb = 2,5 x 3 pekerja = 7,5

‐ Mandor (M) : Pb / nPb : 7,5 / 20 pekerja = 0,375

Apabila dibuat dalam suatu daftar Analisa Satuan Upah Pekerja maka dapat

ditulis sebagai berikut :

Upah Pasangan Batu Bata Merah tiap 1 m³ camp. 1 : 3 : 10

2,5 tukang batu @Rp. A = Rp. 2,5 x A

0,25 Kepala tukang batu @Rp. B = Rp. 0,25 x B

7,5 Pekerja @Rp. C = Rp. 7,5 x C

0,375 Mandor @Rp. D = Rp. 0,375 x D

Setelah itu dilanjutkan dengan analisa hasil koefisien yang diperoleh

dilapangan dengan membandingkan terhadap koefisien yang sudah baku pada

ketentuan umum dalam hal ini satuan upah dari pemerintah daerah pacitan, kemudian

(49)
(50)

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Pengamatan

Dalam pembahasan terhadap data-data hasil pengamatan yang didapat dari

lokasi proyek pada pembangunan gedung Penyimpanan Rumput Laut di Kabupaten

Pacitan. Hasil pengamatan ini berupa angka-angka volume, jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan pada tiap-tiap jenis pekerjaan dalam satu hari kerja.

4.1.1 Pekerjaan Persiapan

1. Pekerjaan pembersihan halaman

Alat yang digunakan :

a. Cangkul

b. Sabit

Tabel 4.1 Pekerjaan pembersihan halaman

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 25 17.5 m² 1 1 cerah

2 15 m² 1 cerah

3 20 20 m² 1 1 cerah

4 20 20 m² 1 1 cerah

5 15 12 m² 1 1 cerah

(51)

Keterangan :

‐ Ma = Mandor

‐ KT = Kepala Tukang

‐ nT = Tukang

‐ nP = Pekerja

2. Pekerjaan pengukuran dan bowplank

Alat yang digunakan :

a. Theodolit

b. Palu

c. Benang

d. Meteran

e. Selang Waterpass

f. Geregaji

g. Pensil

Tabel 4.2 Pekerjaan pengukuran dan bowplank

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 13 11 9 6.5 m' 1 1 1 1 cerah

2 10 5 m' 1 cerah

3 12 11.5 8 6 m' 1 1 1 1 cerah

4 20 15 10 8 m' 1 1 1 1 cerah

5 30 10 m' 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4.1.2 Pekerjaan Tanah dan Urugan

1. Pekerjaan galian tanah

Alat yang digunakan :

(52)

b. Sekop

Tabel 4. 3 Pekerjaan galian tanah

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 20 12 10 m³ 1 1 1 cerah

2 10 5 m³ 1 cerah

3 25 12 10 m³ 1 1 1 cerah

4 15 8 5.5 m³ 1 1 1 cerah

5 10 5 m³ 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

2. Pekerjaan cerucuk bambu

Alat yang digunakan :

a. Palu bogem

b. Cangkul

c. Linggis

d. Meteran

e. Benang

f. Bambu

Tabel 4. 4 Pekerjaan cerucuk bamboo

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 20 13 10 m' 1 1 1 cerah

2 19 17 15 m' 1 1 1 cerah

3 30 19 17 15 m' 1 1 1 1 cerah

4 20 18 17.5 m' 1 1 1 cerah

5 30 17 15 m' 1 1 1 cerah

(53)

3. Pekerjaan urugan tanah

Alat yang digunakan :

a. Skorp

b. Cangkul

c. Stumper

Tabel 4. 5 Pekerjaan urugan tanah

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 8 5 2.6 m³ 1 1 1 cerah

2 2 m³ 1 cerah

3 4 3 1.5 m³ 1 1 1 cerah

4 6 3.5 2 m³ 1 1 1 cerah

5 6 3.5 2 m³ 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4. Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi

Alat yang digunakan :

a. Sekop

b. Ember

Tabel 4. 6 Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 5 3 2.5 m³ 1 1 1 cerah

2 3 1.5 m³ 1 1 cerah

3 2.85 1.5 m³ 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

5. Pekerjaan urugan pasir bawah lantai

(54)

a. Cangkul

b. Sekorp

c. Gerobak dorong

d. Stumper

Tabel 4. 7 Pekerjaan urugan pasir bawah lantai

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 3 2 1.5 m³ 1 1 1 cerah

2 1.5 m³ 1 cerah

3 3 1.5 m³ 1 1 cerah

4 4 2 m³ 1 1 cerah

5 3 1.5 m³ 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

6. Pekerjaan urugan tanah kembali

Alat yang digunakan :

a. Cangkul

b. Sekop

c. Grobak

d. Stumper

Tabel 4. 8 Pekerjaan urugan tanah kembali

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 7 4 2.3 m³ 1 1 1 cerah

2 4 2 m³ 1 1 cerah

3 3 1.5 m³ 1 1 hujan

4 7 4 2.3 m³ 1 1 1 cerah

5 6 3.5 2 m³ 1 1 1 cerah

(55)

4.1.3 Pekerjaan pasangan

1. Pekerjaan pasangan batu belah

Alat yang digunakan :

a. Palu bogem

b. Linggis

c. Cetok

d. Gerobak

e. Benang

f. Molen

Tabel 4. 9 pekerjaan pasangan batu belah

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 35 27 20 17.5 m³ 1 1 1 1 cerah

2 30 25 18 15 m³ 1 1 1 1 cerah

3 5 m³ 1 1 hujan

4 12 6 m³ 1 1 hujan

5 35 27 20 17.5 m³ 1 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

2. Pekerjaan anstamping

Alat yang digunakan :

a. Palu bogem

b. Linggis

c. Cetok

d. Gerobak

(56)

Tabel 4. 10 Pekerjaan astamping

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 3 2.5 2 1.5 m³ 1 1 1 1 cerah

2 2 1 m³ 1 1 cerah

3 2.5 1.5 m³ 1 1 hujan

4 2.5 1.5 m³ 1 1 hujan

5 3 2.5 2 1.5 m³ 1 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

3. Pekerjaan pasangan bata tassram

Alat yang digunakan :

a. Cetok

b. Cangkul

c. Ember

d. Molen

e. Gerobak

Tabel 4. 11 Pekerjaan pasangan bata tassram (Tabel hasil penelitian)

4. Pekerjaan pasangan bata merah

Alat yang digunakan :

a. Cetok

b. Grobak

c. Molen

d. Ember

(57)

Tabel 4. 12 Pekerjaan pasangan bata merah

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 2.5 2 1.5 1.25 m³ 1 1 1 1 cerah

2 2 1 m³ 1 cerah

3 2 1 m³ 1 1 hujan

4 3 2.5 2 1.5 m³ 1 1 1 1 hujan

5 2.5 1.7 1.25 m³ 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4.1.4 Pekerjaan plesteran

1. Pekerjaan plesteran

Alat yang digunakan :

a. Cetok

b. Molen

c. Grobak

d. Ember

e. Cangkul

f. Benang

Tabel 4. 13 Pekerjaan plesteran

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 25 17 13 8 m² 1 1 1 1 cerah

2 15 12 9 5 m² 1 1 1 1 hujan

3 12 9 7 4 m² 1 1 1 1 hujan

4 20 16 12 6.6 m² 1 1 1 1 cerah

5 14 11.5 8 4.6 m² 1 1 1 1 hujan

(58)

2. Pekerjaan plesteran biasa

Alat yang digunakan :

a. Cetok

b. Molen

c. Grobak

d. Cangkul

Tabel 4. 14 Pekerjaan plesteran biasa

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 20 16 12 6.6 m² 1 1 1 1 cerah

2 14 9 7 4 m² 1 1 1 1 hujan

3 16 12 9 5 m² 1 1 1 1 hujan

4 22 16 12 7 m² 1 1 1 1 cerah

5 21 15 12 6 m² 1 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

3. Pekerjaan pasangan batu temple

Alat yang digunakan :

a. Cetok

b. Ember

c. Meteran

d. Benang

(59)

Tabel 4. 15 Pekerjaan pasangan batu temple

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 2 m² 1 cerah

2 2.8 m² 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4. Pekerjaan provil kolom teras

Alat yang digunakan :

a. Cetok

b. meteran

c. Ember

Tabel 4. 16 Pekerjaan provil kolom teras

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 3.2 m² 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

5. Pekerjaan omamen teras

Alat yang digunakan :

a. Cetok

b. Ember

c. Meteran

Tabel 4. 17 Pekerjaan omamen teras

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 16 buah 1 cerah

(60)

6. Pekerjaan benangan

Alat yang digunakan :

a. Benang

b. Palu

c. Paku

d. Meteran

Tabel 4. 18 pekerjaan benangan

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 20 10 5 m' 1 1 1 cerah

2 35 20 15 8 m' 1 1 1 1 cerah

3 40 30 20 10 m' 1 1 1 1 cerah

4 25 12 6 m' 1 1 1 cerah

5 30 20 15 8 m' 1 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4.1.5 Pekerjaan beton

1. Beton sloof

Alat yang digunakan :

a. Bkesting

b. Molen

c. Gerobak

d. Cangkul

(61)

Tabel 4. 19 Pekerjaan beton sloof

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 3.16 2.5 2 1.5 m³ 1 1 1 1 cerah

2 2 1.5 1 m³ 1 1 1 hujan

3 2 1.5 1 m³ 1 1 1 hujan

4 3 2 1.7 1.2 m³ 1 1 1 1 cerah

5 3.16 2.5 2 1.5 m³ 1 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

2. Beton kolom

Alat yang digunakan:

a. Bkesting

b. Molen

c. Gerobak

d. Cangkul

e. Ember

f. Perancah bamboo

Tabel 4. 20 Pekerjaan beton kolom

Volume Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 3.6 3 2.5 2 m³ 1 1 1 1 cerah

2 3 2 1.5 m³ 1 1 1 hujan

3 2.8 1.8 1.3 m³ 1 1 1 hujan

4 3 2.5 2 1.5 m³ 1 1 1 1 cerah

5 3.3 2.8 2.3 1.6 m³ 1 1 1 1 cerah

(62)

3. Beton kolom praktis

Alat yang digunakan :

a. Bkesting

b. Molen

c. Gerobak

d. Cangkul

e. Ember

f. Perancah bambu

Tabel 4. 21 Pekerjaan kolom praktis

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 0.45 0.22 0.11 0.05 m³ 1 1 1 1 cerah

2 0.36 0.18 0.09 m³ 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4. Pekerjaan balok lantai

Alat yang digunakan :

a. Bkesting

b. Molen

c. Gerobak

d. Cangkul

(63)

Tabel 4. 22 Pekerjaan balok lantai

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 0.45 0.22 0.11 0.05 m³ 1 1 1 1 cerah

2 0.36 0.18 0.09 m³ 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

5. Beton balok gantung

Alat yang digunakan :

a. Bkesting

b. Molen

c. Gerobak

d. Cangkul

e. Ember

f. Perancah bambu

Tabel 4. 23 Pekerjaan beton balok gantung

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 0.72 0.36 0.18 0.09 m³ 1 1 1 1 cerah

2 0.72 0.36 0.18 0.09 m³ 1 1 1 1 cerah

3 0.54 0.27 0.13 0.07 m³ 1 1 1 cerah

4 0.54 0.27 0.13 0.07 m³ 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

6. Beton balok konsol

Alat yang digunakan :

a. Bekisting

b. Molen

(64)

d. Cangkul

e. Ember

f. Perancah bamboo

Tabel 4. 24 Pekerjaan balok konsol

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 0.48 0.24 0.12 0.06 m³ 1 1 1 1 cerah

2 0.48 0.24 0.12 0.06 m³ 1 1 1 1 hujan

3 0.48 0.24 0.12 0.06 m³ 1 1 1 hujan

4 0.62 0.31 0.15 0.08 m³ 1 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

7. Beton ring balok

Alat yang digunakan :

a. Bkesting

b. Molen

c. Gerobak

d. Cangkul

e. Ember

Tabel 4. 25 Pekerjaan beton ring balok

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 0.48 0.24 0.12 0.06 m³ 1 1 1 1 cerah

2 0.24 0.1 0.05 m³ 1 1 1 hujan

3 0.24 0.14 0.07 m³ 1 1 1 cerah

4 0.48 0.24 0.12 0.06 m³ 1 1 1 1 cerah

5 0.48 0.24 0.12 0.06 m³ 1 1 1 1 cerah

(65)

8. Beton ring gewel

Alat yang digunakan :

a. Bkesting

b. Molen

c. Gerobak

d. Cangkul

e. Ember

f. Perancah bamboo

Tabel 4. 26 Pekerjaan beton ring gewel

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 0.36 0.18 0.09 0.04 m³ 1 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4.1.6 Pekerjaan rangka atap

1. Pekerjaan kuda-kuda kayu akasia

Alat yang digunakan :

a. Gergaji

b. Palu

c. Tambang

(66)

Tabel 4. 27 Pekerjaan kuda-kuda kayu akasia

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 0.2 0.1 m³ 1 1 cerah

2 0.3 0.15 m³ 1 1 cerah

3 0.1 0.05 m³ 1 1 cerah

4 0.2 0.1 m³ 1 1 cerah

5 0.1 0.05 m³ 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

2. Pekerjaan nok, gording, dan jurai

Alat yang di gunakan :

a. Gergaji

b. Palu

c. Tambang

d. Perancah bambu

Tabel 4. 28 Pekerjaan nok, gording, dan jurai

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 0.3 0.15 m³ 1 1 cerah

2 0.3 0.15 m³ 1 1 cerah

3 0.2 0.1 m³ 1 1 cerah

4 0.2 0.1 m³ 1 1 cerah

5 0.3 0.15 m³ 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

3. Pekerjaan reng dan usuk kayu akasia

Alat yang digunakan :

a. Gergaji

b. Palu

(67)

Tabel 4. 29 Pekerjaan reng dan usuk kayu akasia

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 40 20 10 5 m² 1 1 1 1 cerah

2 30 15 8 4 m² 1 1 1 1 cerah

3 35 17.5 8.5 4.5 m² 1 1 1 1 cerah

4 25 12.5 6.25 m² 1 1 1 cerah

5 30 15 8 4 m² 1 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4. Pekerjaan reuter

Alat yang digunakan :

a. Gergaji

b. Palu

c. Perancah bambu

Tabel 4. 30 Pekerjaan reuter

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 35 17.5 8.5 4.5 m' 1 1 1 1 cerah

2 35 19 10 4 m' 1 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

5. Pekerjaan talang seng

Alat yang digunakan :

a. Palu

b. Gunting seng

(68)

Tabel 4. 31 Pekerjaan talang seng

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 15.81 17.5 7.9 5 m' 1 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

6. Pekerjaan lisplank

Alat yang digunakan :

a. Gergaji

b. Palu

c. Perancah bambu

Tabel 4. 32 Pekerjaan lisplank

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 50 25 m' 1 1 cerah

2 40.5 20.25 m' 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4.1.7 Pekerjaan kusen, pintu, dan jendela

1. Pekerjaan kusen kayu jati

Alat yang digunakan :

a. Palu

b. Tatahan

(69)

Tabel 4. 33Pekerjaan kusen kayu jati

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 0.3 0.15 m² 1 1 cerah

2 0.3 0.15 m² 1 1 cerah

3 0.3 0.15 m² 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

2. Pekerjaan pintu rolling door

Alat yang di gunakan :

a. Palu

b. Obeng

c. Gergaji besi

[image:69.595.91.565.107.205.2]

d. Bor

Tabel 4. 34 Pekerjaan pintu rolling door

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 9.3 4.65 m² 1 1 cerah

2 9.3 4.65 m² 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

3. Pekerjaan daun pintu panil kayu jati

Alat yang digunakan :

a. Palu

b. Tatahan

c. Meteran

(70)

Tabel 4. 35 Pekerjaan daun pintu panil kayu jati

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 3.15 1.5 m² 1 1 cerah

2 3.15 1.5 m² 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4. Pekerjaan daun pintu panil kayu jati + lapis almunium

Alat yang digunakan :

a. Palu

b. Tatahan

c. Meteran

d. Bor

Tabel 4. 36 Pekerjaan daun pintu panil kayu jati + lapis alminium

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 1.47 0.7 m² 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

5. Pekerjaan daun jendela kaca kayu jati

Alat yang digunakan :

a. Palu

b. Tatahan

c. Meteran

(71)
[image:71.595.87.556.73.787.2]

Tabel 4. 37 Pekerjaan daun jendela kaca kayu jati

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 6.3 3.15 m² 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

6. Pekerjaan kaca mati

Alat yang digunakan :

a. Palu

b. Tatahan

c. Meteran

Tabel 4. 38 Pekerjaan kaca mati

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 6.2 3.1 m² 1 1 cerah

2 6 3 m² 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

7. Pekerjaan list kaca mati

Alat yang digunakan :

a. Palu

b. Tatahan

[image:71.595.96.562.103.172.2]

c. Meteran

Tabel 4. 39 Pekerjaan list kaca mati

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 22.52 11.62 m² 1 1 cerah

[image:71.595.86.563.635.697.2]
(72)

4.1.8 Pekerjaan penutup atap

1. Pekerjaan bumbungan genteng beton

Alat yang digunakan :

a. Gerenda

[image:72.595.96.560.511.637.2]

b. Perancah bambu

Tabel 4.40 Pekerjaan bumbungan genteng beton

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 35.13 17.6 m² 1 1 cerah

2 35.13 17.6 m² 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

2. Pekerjaan genteng beton

Alat yang digunakan :

a. Gerenda

b. Perancah bamboo

Tabel 4. 41 Pekerjaan genteng beton

Volume Pekerjaan Tenaga kerja

Pengamatan

Ma KT nT nP Satuan Ma

(org)

KT (org)

nT (org)

nP (org)

Cuaca

1 40 20 10 m² 1 1 1 cerah

2 35 17.5 9 m² 1 1 1 cerah

3 45 22.5 11 m² 1 1 1 cerah

4 30 15 7 m² 1 1 1 cerah

5 40 20 10 m² 1 1 1 cerah

(Tabel hasil penelitian)

4.1.9 Pekerjaan langit-langit

1. Pekerjaan rangka plafon kayu sengon dan kalsiboa

Gambar

Gambar 2.1 Skema haga satuan pekerjaan
Gambar 3.1. Bagan Alir/Flow Chart Prosedur Pengamatan
Tabel  4. 34 Pekerjaan  pintu  rolling door Volume Pekerjaan
Tabel  4. 38 Pekerjaan kaca mati Volume Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan diketahui bahwa variabel upah mempunyai pengaruh yang paling dominan diantara variabel independen yang lain yaitu dengan nilai koefisien beta ( ? ) sebesar 0,371, hal

Minimum Kabupaten (UMK) yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lamandau dan bagaimana peran pemerintah dalam Pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten(UMK) Di Kabupaten

Dengan mengetahui proporsi masing-masing biaya harga bahan, upah dan alat pada masing-masing jenis pekerjaan pada elemen-elemen struktur beton bertulang, pemilik proyek (owner)

1) Adil, IAIN Palopo telah mengikuti konsep adil yaitu dengan memberikan upah tepat pada waktu pembayaran upah tepat yaitu sebulan sekali, dengan cara perhitungan yang

Dengan demikian, agar dapat mewujudkan keadilan dan upah layak maka penerapan KHL sebagai dasar UMP tidak diberlakukan secara universal, dan perlu optimalisasi

Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor:KEP-72/MEN/1984 tentang Dasar Perhitungan Upah Lembur, Keputusan Menteri Tenaga Kerja

Perbedaan perhitungan upah lembur antara Koperasi Simpeda Jaya dengan standar yang telah diterapkan oleh Pemerintah yang mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa: adanya pengaruh interaksi pemerintah, buruh dan pelaku usaha pada penetapan upah minimum kabupaten sehingga pada proses