• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT KOMUNITAS FOTOGRAFI DI BALI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUSAT KOMUNITAS FOTOGRAFI DI BALI."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

PUSAT KOMUNITAS FOTOGRAFI DI BALI

Oleh :

MADE RESTA HANDIKA

1204205096

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2015

PUSAT KOMUNITAS FOTOGRAFI DI BALI

Oleh :

MADE RESTA HANDIKA

1204205096

Dosen Pembimbing:

1. Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST., MA.

2. Ir. I Nengah Lanus, MT.

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

(3)

TUGAS AKHIR

PUSAT KOMUNITAS

FOTOGRAFI DI BALI

MADE RESTA HANDIKA

(4)
(5)
(6)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali

(0361) 703384, 703320 Fax : 703384

www.ar.unud.ac.id

PERNYATAAN

Judul Tugas Akhir : Pusat Komunitas Fotografi Di Bali

Nama : Made Resta Handika

NIM : 1204205096

Program Studi : Arsitektur

Periode : Pebruari 2016

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang

pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan di dalam daftar pustaka.

Denpasar, 20 April 2016

Made Resta Handika

(7)

ABSTRAK

ABSTRACT

Photography community center is the place to group of people who have the pleasure, purpose and the same hobby is photography. Nowadays in bali especially photography has made the progress significantly, it can be seen from implementation of the event or activity in Bali. Eventually, this Center of Photography community will accommodate the photography communities in Bali and this place will be supported by the facilities which related to photography. This Center of Photography community on the theme 'Light and Shadow' 'which utilizes the natural and artificial light to beautify the look of the building, this theme is also applied to the interior or exterior. In addition, to beautify the building, the function of the light and shadow is to support the activities of the photography, because each side of the building can be used as the object.

Keywords: Photography community, Light and Shadow, The Look of the Building

ABSTRAK

Pusat Komunitas fotografi merupakan tempat untuk sekumpulan orang yang

memiliki kesenangan, tujuan dan hobi yang sama yaitu fotografi. Saat ini di bali

khususnya fotografi telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan, ini daat

dilihat dari mulainya terselenggara even atau kegiatan yang ada bali. Pusat

Komunitas Fotografi ini nantinya akan mewadahi komunitas fotografi di Bali dan

nantinya akan tempat ini akan di dukung dengan fasilitas yang berkaitan dengan

fotografi. Pusat Komunitas Fotografi ini mengusung tema ‘‘Light and Shadow‘‘ yang memanfaatkan cahaya secara alami dan buatan untuk memperindah tampilan

bangunan, tema ini juga diterapkan pada bagian interior dan eksterior. Selain untuk

memperindah bangunan cahaya dan bayangan ini berfungsi untuk mendukung dari

aktifitas fotografi, karena setiap sisi pada bangunan bisa dijadikan objek.

(8)

i

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat-Nyalah, penyusunan Laporan Landasan Konseptual Perancangan

Seminar Tugas Akhir dengan judul “Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan dari penyusunan Landasan

Konseptual Perancangan Tugas Akhir ini adalah untuk melengkapi syarat – syarat

dalam penyelesaian Tugas Akhir, agar dapat mengikuti studio Tugas Akhir.

Pada kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam proses

penyusunan dan penyelesaian Landasan Konseptual Perancangan Seminar Tugas

Akhir ini. Terima kasih saya sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D., selaku Dekan

Fakultas Teknik Universitas Udayana.

2. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT., selaku Ketua Jurusan

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

3. Bapak Ir. I Wayan Gomudha, MT., selaku Pembimbing Akademik, Fakultas

Teknik, Universitas Udayana.

4. Bapak Dr. Ir Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator Mata

Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Program Studi Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Udayana.

5. Bapak Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra. ST.,MA., selaku Dosen

Pembimbing I, terima kasih atas bimbingan dan masukannya.

6. Bapak Ir. I Nengah Lanus, MT. selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih atas

bimbingan dan masukannya.

7. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT., selaku Dosen Penguji I.

8. Bapak Ir. I Wayan Gomudha, MT., selaku Dosen Penguji II.

9. Bapak I Gusti Agung Bagus Suryada, ST., MT., selaku Dosen Penguji III.

10.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dan dukungan yang sangat besar dalam penyusunan dan

(9)

ii

Akhir kata, saya selaku penyusun, mohon maaf apabila terdapat kesalahan

pada laporan ini. Saya juga mengharapkan bimbingan, saran dan kritik yang bisa

membangun dan bermanfaat bagi kesempurnaan Laporan ini. Semoga Laporan ini

nantinya dapat bermanfaat.

Denpasar, 12 Oktober 2015

Penyusun,

(Made Resta Handika)

(10)

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi... ii

Daftar Gambar ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penulisan ... 3

1.4Metode Perancangan ... 4

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT KOMUNITAS FOTOGRAFI 2.1Pengertian Umum Pusat Komunitas ... 6

2.1.1 Pengertian Pusat Komunitas ... 6

2.1.2 Komunitas Fotografi di Bali... 7

2.1.3 Fungsi Komunitas ... 11

2.1.4 Event yang pernah diadakan oleh komunitas ... 12

2.1.5 Persyaratan gabung ke komunitas ... 13

2.2Pengertian Umum Fotografi (Fotografi dan Vidoegrafi) ... 16

2.2.1 Pengertian fotografi ... 16

2.2.2 Sejarah Fotografi di Dunia ... 17

2.2.3 Sejarah Fotografi di Indonesia ... 19

2.2.4 Sejarah dan Perkembangan Fotografi di Bali... 20

2.2.5 Tujuan Fotografi... 21

2.2.6 Jenis-Jenis Fotografi... 22

2.2.7 Alat Penunjang Fotografi Fotografi ... 25

2.3Hubungan Fotografi dengan Arsitektur... 28

2.4Tinjauan Objek Sejenis ... 29

2.4.1 Mata Photography ... 29

(11)

iv

2.4.3 lingkar Art Space... 31

2.4.4 Papyrus Photo Studio ... 33

2.4.5 Lingakara Photoart Community ... 34

2.5Spesifikasi Umum Proyek ... 35

2.5.1 Pengertian ... 35

2.5.2 Fungsi dan Tujuan ... 35

2.5.3 Pelaku Kegiatan ... 36

2.5.4 Pengelolaan dan Fasilitas ... 36

BAB III STUDI PENGADAAN PUSAT KOMUNITAS FOTOGRAFI DI BALI Potensi Kota Denpasar ... 38

Kondisi Fisik ... 38

Kondisi Non Fisik ... 41

Tinjauan Tata Bangunan Terhadap Tata Ruang Kota Denpasar ... 43

Potensi Komunitas Fotografi di Denpasar ... 46

Kunjungan Pengunjung pada Fasilitas Sejenis di Pusat Komunitas Fotografi ... 47

Potensi Kota Denpasar Dalam Studi Pengadaan ... 48

3.2.1 Strength (Potensi) ... 48

3.2.2 Opportunity (Peluang) ... 49

Permasalahan Kota Denpasar dan Pemecahannya dalam Studi Pengadaan ... 49

3.3.1 Weekness (Hambatan) ... 50

3.2.2 Threat (Ancaman/Tantangan) ... 50

Spesifikasi Khusus Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar ... 51

Pengertian Pusat Komunitas ... 51

Fungsi Pusat Komunitas Fotografi ... 51

Tujuan Pusat Komunitas Fotografi ... 52

(12)

v

Jadwal Operasional Pusat Komunitas Fotografi ... 53

Fasilitas Pusat Komunitas Fotografi ... 54

Sistem Pengelolaan Pusat Komunitas Fotografi ... 54

BAB IV TEMA DAN PROGRAM PERANCANGAN PUSAT KOMUNITAS FOTOGRAFI DI BALI Tema ... 56

Pendekatan Tema Perancangan ... 57

Elaborasi Tema... 57

... 58

Program Aktivitas ... 58

Civitas (Pelaku Kegiatan) ... 60

Studi Kapasitas ... 60

4.2.4 Kebutuhan Ruang ... 62

4.3 ... 63

... 64

Perhitungan Luasan Ruang ... 64

Hubungan Ruang ... 67

Sirkulasi Ruang ... 69

Organisasi Ruang ... 70

... 71

Kebutuhan Luasan Tapak ... 71

Analisa Pemilihan Lokasi Tapak ... 71

Data Eksisting dan Analisa Tapak Terpilih ... 74

BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Perancangan Tapak ... 80

Konsep Entrance ... 80

Konsep Zonning ... 82

(13)

vi

Konsep Bentuk Massa Bangunan... 86

Konsep Pola dan Orientasi ... 97

Konsep Pola Sirkulasi ... 89

Konsep Ruang Luar... 90

Konsep Utilitas pada Tapak ... 91

... 93

Konsep Entrance Bangunan ... 93

Konsep Zonning Bangunan ... 95

Konsep Ruang Dalam ... 97

5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan ... 98

5.2.5 Konsep Struktur Bangunan ... 99

5.2.6 Konsep Utilitas Bangunan... 101

(14)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur metode perancangan... 4

Gambar 2.1 Lambang PFB ... 7

Gambar 2.2 Foto bersama PFB dan FPSI pada acara Salonfoto Indonesia 1993 di Bali ... 8

Gambar 2.3Struktur Organisasi Komunitas PFB ... 9

Gambar 2.4 Lambang Lingkara Photoart Community ... 10

Gambar 2.5 Foto Bersama Pada HUT ke-31 ... 12

Gambar 2.6 Kegiatan Pada HUT ke-31 PFB ... 12

Gambar 2.7 Foto Bersama Pada Acara DW Bali Productions dan Lingkar Art Space ... 13

Gambar 2.8 Kegiatan Pada DW Bali Productions dan Lingkar Art Space ... 13

Gambar 2.9 Foto Bersama Pada Acara Workshop oleh Sofyan Efendi ... 14

Gambar 2.10 Kegiatan Pada Saat Workshop ... 14

Gambar 2.11 Showcase yang Bertemakan Hero ... 15

Gambar 2.12 Showcase yang Bertemakan Narsis... 15

Gambar 2.13 Banner Acara Workshop Photography and art Exhibition ... 16

Gambar 2.14 Joseph-Nicephore Niepce ... 17

Gambar 2.15 Kamera tahun 1950 ... 18

Gambar 2.16 Tripod ... 25

Gambar 2.17 Blitz atau Flash ... 26

Gambar 2.18 Lighmeter ... 26

Gambar 2.19 Tipe-Tipe Reflector ... 27

Gambar 2.20 Kabel Release ... 27

Gambar 2.21 Filter Kamera ... 28

Gambar 2.22 Plang Mata Photography ... 29

Gambar 2.23 Tampilan Studio ... 30

Gambar 2.24 Plang B&M Photo ... 31

Gambar 2.25 Studio B&M Photo ... 31

Gambar 2.26 Plang Lingkar Art Space ... 32

(15)

viii

Gambar 2.28 Tampilan Eksterior Papyrus Photo Studio ... 33

Gambar 2.29 Interior di resepsionis dan ruang tunggu ... 34

Gambar 2.30 Ruang Tunggu Studio... 34

Gambar 2.31 Logo Lingkara Photoart Community ... 34

Gambar 2.32 Ruang Exhibition Lingkara Photoart Community ... 34

Gambar 3.1 Peta Pulau Bali dan Peta Kota Denpasar ... 39

Gambar 3.2 Tri Angga Pada Bangunan ... 43

Gambar 3.3 Diagram Perbandingan Jumlah Pengunjung Sinar Foto, Distro Foto, Mata Photography, B&M Photo, Lingkar Art Space dan Lingkara Photoart Community ... 48

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Pada Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar.. 55

Gambar 4.1 Diagram Matrix Hubungan Ruang Utama ... 67

Gambar 4.2 Diagram Matrix Hubungan Ruang Pengelola ... 68

Gambar 4.3 Diagram Matrix Hubungan Ruang Pendukung ... 68

Gambar 4.4 Diagram Matrix Hubungan Ruang Penunjang ... 68

Gambar 4.5 Sirkulasi Ruang ... 69

Gambar 4.6 Organisasi Ruang ... 70

Gambar 4.7 Alternatif 1 site di Jl. Tantular Bar.-Renon, Alternatif 2 site di Jl. Teuku Umar- Jl. Mahendrata ... 72

Gambar 4.8 Site Alternatif 1 Yang Berada di Jl. Tantular Bar.-Renon ... 73

Gambar 4.9 Site Alternatif 2 Yang Berada di Jl. Teuku Umar Barat ... 73

Gambar 4.10 Peta Pulau Bali dan Peta Kota Denpasar ... 74

Gambar 4.11 Lokasi Site Jln Teuku Umar Barat - Mahendradata ... 74

Gambar 4.12 Bentuk dan Ukuran Site Jln Teuku Umar Barat - Mahendradata .... 74

Gambar 4.13 Sirkulasi di sekitar tapak ... 75

Gambar 4.14 Vegetasi di Site... 76

Gambar 4.15 Topografi dan Geologi ... 76

Gambar 4.16 Jaringan Utilitas di Sekitar Tapak ... 77

Gambar 4.17 View Sekitar Site ... 77

Gambar 4.18 Potongan View Sekitar Site... 78

Gambar 4.19 Kebsingan di Sekitar Site ... 78

(16)

ix

Gambar 5.1 Konsep Entrance Pada Tapak ... 81

Gambar 5.2 Entrance terpilih ... 82

Gambar 5.3 Dimensi Entrance ... 82

Gambar 5.4 Konsep Zonning Tapak ... 84

Gambar 5.5 Konsep Parkir ... 85

Gambar 5.6 Konsep Bentuk Massa Bangunan ... 87

Gambar 5.7 Konsep Pola Massa dan Orientasi Massa ... 88

Gambar 5.8 Konsep Pola Sirkulasi ... 89

Gambar 5.9 Konsep Ruang Luar ... 91

Gambar 5.10 Automatic Sliding Door ... 95

Gambar 5.11 Pintu Bali ... 95

Gambar 5.12 Konsep Entrance Bangunan ... 95

Gambar 5.13 Konsep Zonning Bangunan ... 96

Gambar 5.14 Tampilan Cahaya Sebagai Wallpaper Dinding ... 98

Gambar 5.15 Ballroom ... 98

Gambar 5.16 Tampilan Tri Angga ... 99

Gambar 5.17 Konsep Tampilan Bangunan ( tri angga ) ... 99

Gambar 5.18 Konsep Sub Struktur ... 100

Gambar 5.19 Konsep Supper Struktur ... 101

Gambar 5.20 Konsep Upper Struktur... 101

Gambar 5.21 Pengwawaan Alami ... 102

Gambar 5.22 AC Split ... 102

Gambar 5.23 Sistem Pengadaan Air Bersih ... 103

Gambar 5.24 Sistem Pengadaan Listrik ... 104

Gambar 5.25 Proses Pembuangan Sampah ... 104

(17)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Denpasar dari Tahun

2008-2013 ... 42

Tabel 3.2 Jumlah Komunitas Fotografi di Denpasar ... 42

Tabel 3.3 Kesimpulan Rekomendasi Pemecahan Permasalahan ... 50

Tabel 3.4 Jam Oprasional Pusat Komunitas Fotografi... 53

Tabel 4.1 Program Aktifitas ... 58

Tabel 4.2 Kebutuhan Ruang ... 60

Tabel 4.3 Tuntutan dan Persyaratan Ruang Fasilitas Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar ... 63

(18)

1

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan pecinta fotografi di Indonesia mengalami

kemajuan yang sangat signifikan karena perkembangan fotografi mengalami

banyak perubahan fungsi. Awalnya fotografi identik dengan kamera tetapi saat ini

fotografi bisa dilakukan dengan menggunakan smartphone. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Fotografi merupakan proses atau metode untuk

menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan

cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.

fotografi di jaman sekarang sangat menarik untuk dipelajari dan didalami,

jadi kemajuan seni fotografi di Indonesia mulai merambah ke semua pulau di

Indonesia, salah satunya di Bali. Bali merupakan salah satu pulau yang memiliki

banyak tempat wisata dan alam yang sangat menarik, jadi tidak salah kalau

(19)

2

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

gambaran, pada tahun 80an di bali hanya ada 1 klub foto kemudian pada awal

tahun 2010 perkembangan jumlah komunitas di bali menjadi 10 komunitas.

Sejarah awalnya perjalanan fotografi di Bali dari dulu hingga sekarang

dimulai dari era Hindia-Belanda. Pada tahun 80an fotografi di Bali belum

mengalami perkembangan berarti, Salah satu catatan penting yaitu sekitar tahun

1912 seorang Dokter Jerman Gregor Krause yang bekerja untuk pemerintah

kolonial Belanda mendokumentasikan objek-objek tentang Bali yang kemudiaan

diterbitkan dalam sebuah buku pada tahun 1920 yang bertujuan untuk

mempromosikan Pulau Bali di kancah internasional. sekitar tahun 1950 fotografi

juga berfungsi untuk kepentingan media cetak di Bali untuk memberikan

berita-berita yang sedang terjadi di Bali.

Pada tahun 1982 beberapa fotografer yang ada di Bali mulai membentuk

sebuah wadah berkumpul yang disebut Perhimpunan Fotografer Bali (PFB).

Komunitas ini resmi terbentuk pada tahun 1984, perhimpunan Fotografer Bali ini

berdiri di bawah naungan Federasi Perkumpulan Seni foto Indonesia (FPSI)

dengan kegiatan pameran foto yang diselenggarakan setiap tahun. Karya foto yang

dipamerkan masih mengusung tema keindahan alam, budaya dan kegiatan

manusia di Bali. Sekarang perkembangan fotografi dilihat dari tanda-tanda kearah

perubahan, ini terlihat dengan semakin baiknya arus informasi dan

terselenggaranya even fotografi yang makin variatif. Agar tetap berjalan pada rel

yang dinginkan maka kedepannya perlu mendapat perhatiaan seperti menjaga

kegiatan fotografi seperti pameran foto, diskusi, seminar, workshop dan lomba foto yang dilaksanakan secara konsisten, kerjasama dan mensinergikan berbagai

kegiatan fotografi di Bali, dan yang terakhir menjaga nilai budaya lokal sebagai

nilai lebih membentuk karakter fotografi Bali.

Perkumpulan fotografi merupakan tempat bagi para pecinta fotografi untuk

melakukan tukar pendapat, saling berbagi ilmu dan sekaligus bisa menambah

teman. Bali khusunya di Denpasar sudah banyak terbentuk komunitas

perkumpulan fotografi, mulai dari perkumpulan fotografi orang dewasa hingga

(20)

3

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

kegiatan ini semua belum memiliki tempat yang layak untuk diadakan karena di

Bali belum memiliki tempat yang khusus untuk melakukan kegiatan yang berbau

tentang fotografi, padahal di jaman sekarang fotografi memiliki peranan yang

penting bagi kemajuan pariwisata di Bali. Jadi dengan adanya komunitas ini maka

perkembangan fotografi di Bali menjadi maju dan berkembang.

Untuk mewadahi kegiatan yang dilakukan oleh komunitas ini maka

diperlukannya sebuah Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar agar komunitas

fotografi di bali memiliki wadah untuk berkumpul, saling bertukar ilmu, dan bisa

melakukan kegiatan yang membutuhkan tempat yang layak untuk melakukan

kegiatan tersebut. Hingga saat ini komunitas di Bali tidak memiliki tempat

perkumpulan yang cocok untuk melakukan Sharing ilmu, tempat berkumpul dan

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan fotografi. Maka dengan adanya

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar ini diharapkan nantinya bisa menciptakan

sebuah karya seni fotografi yang menarik dan bisa dilombakan ke luar bali

maupun ke luar negeri. Jadi Pusat Komunitas Fotografi ini sangatlah dibutuhkan

bagi komunitas fotografi di bali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang

dapat diangkat, antara lain sebagai berikut :

a) Bagaimana cara membuat desain bangunan yang berkesan menarik dan unik

untuk menarik minat pengunjung?

b) Bagaimana cara menciptakan suasana yang cocok untuk Pusat Komunitas

Fotografi ini agar pengunjung bisa merasakan suasana yang berbau

fotografi?

c) Bagaiamana penerapan fotografi terhadap desain bangunan?

d) Bagaimana menempatkan fasilitas yang membutuhkan ketenangan agar

sesuai dengan persyaratan ruangnya?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan laporan ini sebagai acuan mendesai sebuah Pusat

Komunitas Fotografi di Denpasar adalah sebagai berikut :

(21)

4

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

b) Menciptakan sebuah desain dan tampilan yang unik untuk menarik minat

fotografer dan pengunjung. Nantinya Pusat komunitas fotografi ini akan

dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung untuk kegiatan di Pusat

Komunitas Fotografi ini.

c) Menentukan fasilitas utama, pendukung dan penunjang yang nantinya akan

diterapkan pada Pusat komunitas Fotografi tersebut. Fasilitas tersebut

nantinya akan mendukung dari kegiatan yanga ada di Pusat Komunitas

Fotografi.

d) Menentukan konsep yang sesuai untuk mendisain sebuah Pusat Komunitas

Fotografi agar menciptakan suasan yang nyaman pada Pusat Komunitas

Fotografi tersebut.

1.4 Metode Perancangan

Metode yang digunakan dalam penulisan “Pusat Komunitas Fotografi di Bali” ini menggunakan metode perancangan lima langkah yang dikemukakan oleh

Snyder dan Catanese (1984:225). Adapun penjabaran lima langkah proses

perancangan yaitu permulaan, persiapan, pembuatan usulan, evaluasi dan

tindakan. Berikut adalah penjelasan lima langkah proses perancangan tersebut,

namun dalam proses penulisan Seminar Tugas Akhir ini hanya digunakan tiga

langkah dari proses perancangan lima langkah yang dipaparkan oleh Snyder dan

Catanase. Metode yang digunakan yaitu permulaan, persiapan, dan pembuatan

usulan.

a) Permulaan

Permulaan merupakan tahap awal dari sebuah perancangan yang meliputi

kegiatan perumusan masalah dan penjabaran masalah yang terjadi dalam

perancangan “Pusat Komunitas Fotografi di Bali”. Perumusan ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi latar belakang mengapa judul dari proyek ini

perlu diadakan dan kemudian dilakukan perumusan terhadap kendala atau

permasalahan yang muncul.

b) Persiapan

Persiapan merupakan proses penyusunan program yang memiliki beberapa

tahap, seperti pengumpulan, menganalisis informasi secara sistematik tentang

(22)

5

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar “Pusat Komunitas Fotografi di Bali”. Adapun jenis-jenis data yang digunakan, yaitu:

a. Data Primer

Pengumpulan data-data yang dikumpulkan dan diperoleh langsung dari

sumbernya. Data primer ini diperoleh dari:

i.Observasi dan dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang melalui

pengamatan langsung terhadap gejala, peristiwa dan kondisi aktual dari

masa sekarang pada restoran dan bar. Observasi dilakukan pada tapak

terpilih untuk rancangan restoran dan bar serta pada studi objek sejenis.

Studi banding dilakukan pada Mata Photography, Photo Studio Pose, Kesato & Co Photo Studio, Papyrus Photo Studio dan Lingkara Photoart

Community dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan gambaran

mengenai studio foto, organisasi ruang, manajemen pengelolaan, dan

permasalahan yang menjadi kendala.

ii.Wawancara yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan

pihak-pihak terkait untuk mendapatkan data tentang ukuran studio foto, ruang

cetak, ruang editing dan ruang makeup. Adapun wawancara yang

dilakukan adalah dengan beberapa pihak yaitu Bapak Anis

Raharja,S.Sn,M.Sn. Selaku Dosen Jurusan Fotografi di ISI Denpasar,

Bapak Anom Manik Agung, S.Sn, A.FPSI. selaku Ketua dari

Perhimpunan Fotografer Bali, Bapak dr. IBP Andi Sucirta, A.FPSI,

EFIAP selaku Penasehat dari Perhimpunan Fotografer Bali, I Made Bayu

Pramana,S.Sn,M.Sn. Selaku pemilik Lingkar Art Space dan Dosen

Jurusan Fotografi di ISI Denpasar dan Yan Palapa selaku founder

Lingkara Photoart Community.

b. Data Sekunder

Data-data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder ini digunakan

sebagai pertimbangan saat melakukan perancangan. Data-data sekunder

diperoleh melalui studi literatur yaitu dengan mencari sumber yang dapat

mendukung data tentang restoran dan bar melalui buku-buku, majalah,

(23)

6

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Kemudian dari kedua data tersebut dianalis, sehingga dapat ditarik kesimpulan

mengenai pengertian, sasaran, dan tujuan proyek ini. Dengan demikian

pemecahan masalah mengenai kebutuhan ruang baik dari segi kualitas maupun

kuantitas yang diperlukan dalam fasilitas ini melalui studi pemrograman

fungsional, performansi, dan arsitektural, dapat diketahui untuk kemudian

dirumuskan ke konsep disain perancangan.

c) Pembuatan Usulan

Tahap menyampaikan gagasan yang bertujuan untuk memecahkan

permasalahan yang telah dianalisis sebelumnya. Tahap ini sering juga disebut

sintesis, yaitu memadukan serangkaian pertimbangan-pertimbangan dari

konteks sosial, konteks ekonomi, konteks fisik, program, kondisi tapak,

teknologi baru estetika dan nilai-nilai dari perancangannya. Nantinya

gagasan-gagasan ini dapat berupa penyajian-penyajian yang menyatukan sejumlah

pokok pembahasan dalam bentuk fisik.

d) Evaluasi

Evaluasi adalah tahap mengevaluasi gagasan-gagasan yang sudah dihasilkan

oleh para perancang pada tahap pembuatan usulan tersebut. Evaluasi

gagasan-gagasan tersebut meliputi pembandingan pemecahan-pemecahan rancangan

yang diusulkan dengan kriteria yang dikembangkan pada tahap penyusunan

program fungsional, performansi, dan arsitektural.

e) Tindakan

Tindakan adalah tahap dari proses perancangan meliputi berbagai aktivitas

yang dihubungkan dengan persiapan dan pelaksanaan sebuah proyek, seperti

penyiapan dokumen pelaksanaan dan bertindak sebagai hubungan antar

(24)

7

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

BAB II

Pemahaman Terhadap Pusat Komunitas Fotografi

2.1 Pengertian Umum Pusat Komunitas

Pada bagian ini akan menjelaskan tentang pengertian pusat komunitas,

komunitas fotografi di bali, fungsi dari komunitas, dan event yang pernah

diadakan oleh komunitas fotografi.

2.1.1 Pengertian Pusat Komunitas

Pengertian Pusat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat yg

letaknya di bagian tengah atau sebagai pokok pangkal, sedangkan pengertian

komunitas menurut Vanina Delobelle adalah sarana berkumpulnya orang-orang

yang memiliki kepentingan bersama, komunitas yang dibentuk oleh 3 faktor:

a) Keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi di antara anggota sesuai dengan

kepentingan bersama.

b) Basecamp atau wilayah di mana mereka biasanya berkumpul.

(25)

8

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Jadi pusat komunitas merupakan tempat untuk berkumpulnya orang-orang

yang memiliki kepentingan bersama.

2.1.2 Komunitas Fotografi di Bali

Di Bali ada banyak komunitas fotografi yang beraneka ragam tetapi yang

akan dijabarkan hanya 2 komunitas yang terkenal di Indonesia :

A. PFB ( Perhimpunan Fotografi Bali )

Pada point ini akan menjelaskan bagaiaman sejarah, persratan untuk

bergabung dan struktur organisasi PFB tersebut.

a) Sejarah Komunitas

Pada tahun 1983, jauh sebelum era digital, beberapa pecinta fotografi di Bali

menginisiasi terbentuknya wadah berkumpul para fotografer yang kemudiaan

disebut Perhimpunan Fotografer Bali disingkat PFB.

Gambar 2.1 Lambang PFB

Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali

Dibentuk pada tanggal 10 Mei 1984, PFB menjadi klub foto pertama yang ada di

Bali. Pada awal terbentuk, bergabung sekitar 29 fotografer dengan ketua terpilih

bapak Ir. Nyoman Sutjipta.

Semenjak berdiri komunitas ini, PFB mulai menunjukkan kiprah dan

mencatatkan sejarah fotografi di Bali. Mengorganisir pameran dan lomba foto

setiap pelaksanaan Pesta Kesenian Bali menjadi salah satu agenda rutinnya.

Secara personal anggota seperti Oman JH, Chalie Suyata, Djaja Tjandra Kirana,

K Sujana, Tan Sioe Lay, IB Putra Adnyana, Rio Helmi dan lainnya berhasil

(26)

9

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Gambar 2.2 Foto bersama PFB dan FPSI pada acara Salonfoto Indonesia 1993 di Bali. Sumber : Perhimpunan Fotografi Bali

Dalam perjalanan karirnya, PFB pernah dua kali menjadi pelaksana even nasional

Salonfoto Indonesia tahun 1993 dan 2006. Bahkan Bali menjadi tempat

pelaksanaan Salonfoto pertama di luar pulau Jawa.

Pada kepengurusan periode 2010-2013 PFB mengalami penambahan jumlah

anggota yaitu 192 orang. PFB rutin menyelenggarakan diskusi, workshop, latihan,

pameran, pemutaran film, apresiasi, hunting, termasuk kegiatan sosial. Tujuan

diadakannya kegiatan tersebut untuk membuka akses seluas mungkin bagi

siapapun yang berminat pada fotografi. PFB juga menyediakan ruang bagi

talenta-talenta untuk berbagi pengetahuan dalam kebersamaan.

Hal menarik lain, ketika banyak komunitas fokus pada kegiatan hunting

bersama, PFB mencari format baru dengan menitik beratkan pada kegiatan

pencerahan pengetahuan bagi anggota. Hunting bersama dilakukan sesekali

sebagai fun gathering. Tujuannya agar materi yang dimiliki anggota beragam

sehingga ada banyak hal yang bisa dibagi nantinya. Komunitas PFB ini tidak

memfokuskan kepada 1 tema tetapi komunitas ini memfokuskan pada semua tema

seperti : people, jurnalistik, culture, fashion, street, wedding, fine art dan lainnya.

Wawasan dan karakter fotografer hanya bisa matang dengan keterbukaan berpikir

serta pemahaman yang cukup tentang fotografi.

Pada tahun 2010 PFB meraih penghargaan sebagai Best Local Club 2010

pada ajang International Salon of Art Photography (ISAP) di Jakarta. PFB bisa

mendapatkan penghargaan Best Local Club 2010 karena dikancah fotografi

nasional dan internasional PFB membuahkan puluhan penghargaan. Setiap tahun

(27)

10

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Agung dan beberapa lainnya sudah sangat terkenal pada lomba foto nasional dan

internasional.

Hingga saat ini anggota PFB terdiri dari berbagai latar belakang mulai dari

pelajar, pengusaha, penghobi hingga fotografer profesional. Beberapa diantaranya

sudah memiliki rekam jejak dan pengakuan tingkat nasional maupun

internasional. Perlahan beberapa anggota dari PFB mulai menemukan minatnya,

termasuk celah pekerjaan sebagai seniman fotografi, pewarta hingga profesional

di komersial fotografi. (Perhimpunan Fotografer Bali, 2015).

b) Persyaratan untuk bergabung dengan PFB

Dari PFB sendiri syarat untuk gabung ke komunitas ini ada 2 syarat, pertama

mengisi formulir pendaftaran yang bisa diperoleh di sekretariat atau melalui

citra2andi@yahoo.com. Lalu yang ke dua adalah membayar iuran anggota PFB

Rp.200.000,-/tahun. Jika sudah mengisi formulir pendaftaran dan membayar iuran

setiap tahun maka anggota baru akan mendapatkan kartu anggota PFB (

Perhimpunan Fotografi Bali ), mendapatkan kemudahan dan keringanan biaya

untuk semua kegiatan PFB, mendapatkan informasi terbaru yang berkaitan dengan

fotografi dan organisasi. Hingga saat ini di Perhimpunan Fotografi Bali memiliki

anggota 200 orang tetapi yang aktif hanya 60. (Perhimpunan Fotografer Bali,

2015).

c) Struktur Organisasi PFB

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PFB Sumber : Perhimpunan Fotografi Bali

B. Lingkara PhotoArt Community

Pada point ini akan menjelaskan bagaiaman sejarah, persratan untuk

bergabung dan struktur organisasi PFB tersebut. Penasehat

Ketua Wakil

Ketua

Bendahara 1 & 2 Sekretaris 1 & 2

(28)

11

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

a) Sejarah Komunitas

Tahun 2010 tepatnya bulan Juni tmerupakan awal terbentuknya 'lingkar

community' sebuah komunitas yang mendekatkan diri ke dunia seni rupa berbasis

fotografi kontemporer. Namun seiring waktu berjalan, komunitas ini menggantian

namanya untuk sebuah arti dan filosofi yang lebih tajam dan lebih pasti serta

mempunyai tujuan yang lebih jelas, yakni: Lingkara Photography Community.

Berkarya rupa berbasis fotografi, adalah karakter dan ciri khas lingkara. Ide baru

dan kreatif yang mengakomodir segala ragam melalui konvensi dalam fotografi,

menjadikan hal biasa menjadi luar biasa dan bermakna, adalah sebuah keharusan

di semua karya fotografer lingkara.

Lingkara, adalah sebuah kemampuan melihat karya fotografi modern. Tidak

ada batasan dalam karya-karya fotografi ini, selain mendapatkan apresiasi,

lingkara adalah komunitas fotografi yang memiliki cara pandang dari sudut yang

berbeda melalui media fotografi. Bagaimanapun, komunitas ini hanyalah sebuah

wadah. Potensi dan profesionalisme karya personal adalah tanggung jawab

individual masing-masing fotografer, bagaimana mengembangkan dan membuat

prestasinya sendiri. Bukan sekedar menyandang nama komunitas Lingkara.

Lingkara juga menjadi tempat berbagi dan berkolaborasi dengan seni yang lebih

luas. (Lingkara Photoart Community, 2015)

Gambar 2.4 Lambang Lingkara Photoart Community

Sumber : Lingkara Photoart Community

b) Persyaratan untuk bergabung dengan Lingkara PhotoArt Community

Persyaratan untuk mengikuti atau bergabung dengan komunitas ini juga

perlu mengisi formulir pendaftaran yang bisa didapatkan di renon tepatnya pada

(29)

12

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Jika sudah mendaftar dan membayar uang iuran maka anggota baru ini bisa

langsung bergabung dengan komunitas ini dan mendapatkan beberapa kelebihan

seperti mendapatkan keringanan biaya di beberapa tempat yang sudah

dicantumkan oleh lingkara, mendaptakan informasi tentang fotografi dan bisa

saling sharing, pada setiap exibiton yang diadakan oleh Lingkara anggota hanya

perlu membawa softcopy foto yang akan di pajang dan bebas biaya untuk

mencetak foto. Lingkara Photoart ini memiliki jumlah anggota yang tergolong

sedikit yakni 32 orang saja. (Lingkara Photoart Community, 2015)

c) Struktur Organisasi Lingkara Photoart Community

Lingkara Photoart Community ini tidak memiliki struktur organisasi, tetapi

hanya menggunakan 7 fonder pendiri pada awal terbentuknya komunitas ini. Di

komunitas ini tidak ada yang namanya ketua dll, dikomunitas ini semua

merupakan ketua. Ini kami buat ada tujuannya yaitu agar tidak adanya rasa

sombong terhadap diri sendiri yang menjadi ketua dan komunitas ini juga masi

menggunakan kebersamaan untuk mengakurkan 1 dengan yang lainnya. Jadi di

komunitas ini kita semua adalah sama, begitu yang dikatakan olah bapak aris yang

merupakan salah 1 dari ke 7 fonder yang ada di lingkara. Dan hingga saat ini

komunitas ini tidak memiliki struktur organisai yang jelas. (Lingkara Photoart

Community, 2015)

2.1.3 Fungsi Komunitas

Dari ke 2 komunitas ini memiliki pengertian fungsi yang sama yaitu

berfungsi sebagai tempat perkumpulan, membantu sesama, saling tukar ilmu,

sebagai tempat untuk travelling bersama dan sharing kesenangan yang sama

(Fotografi).

Karena komunitas ini sangatlah penting maka, dengan adanya komunitas ini

para pecinta fotografi bisa menambah teman dan kedepannya mereka bisa

mengikuti lomba-lomba yang berbau fotografi bersama (Perhimpunan Fotografer

Bali dan Lingkara Photoart Community, 2015).

2.1.4 Event yang Pernah Diadakan Oleh Komunitas

A. PFB atau Perhimpunan Fotografi Bali. Berikut beberapa event yang pernah

(30)

13

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

a) HUT 31 Tahun lahirnya komunitas PFB

Pada tanggal 10 mei 2015 PFB atau Perhimpunan Fotografi Bali resmi

berumur 31 acara tersebut berlokasi di Puri Agung Serongga, Gianyar, Bali. Pada

acara Hut yang ke 31 ini PFB juga mengadakan beberapa acara seperti kegiatan

sharing, member gathering, pemotretan, peringatan hari jadi, lounching website

serta pesan dan kesan. Dan pada akhir acara komunitas ini mengadakan foto

[image:30.595.115.568.218.646.2]

bareng bersama anggota PFB yang hadir pada saat itu.

Gambar 2.5 Foto Bersama Pada HUT ke-31 Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali

Gambar 2.6 : Kegiatan Pada HUT ke-31 PFB Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali

b) Gathering dan fun hunting yang di support oleh DW Bali Productions dan

Lingkar Art Space.

Acara Gathering dan fun hunting ini adalah acara yang lebih mengutamakan

untuk para pecinta fotografi yang suka melakukan hunting foto secara outdoor,

acara ini telah di support oleh DW Bali Productions dan Lingkar Art Space.

[image:30.595.211.449.238.390.2]
(31)

14

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

narasumber Agung Parameswara dan Putu Sayoga. Selain itu ada juga acara

seperti Sosialisasi Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia (APFI) dan

mengumumkan hasil Kongres Fotografi Indonesia (KFI) oleh Andi Sucirta.

Dilanjutkan dengan pameran, pengumuman pemenang dan penyerahan

[image:31.595.189.481.187.355.2]

penghargaan Bali Photo Awards 2014 - Portrait.

Gambar 2.7 Foto Bersama Pada Acara DW Bali Productions dan Lingkar Art Space

Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali

Gambar 2.8 Kegiatan Pada DW Bali Productions dan Lingkar Art Space

Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali

c) Workshop oleh Sofyan Efendi

Pada tanggal 19 Agustus 2015 seorang fotografer terkenal yang bernama

Sofyan Efendi, Sofyan Efendi merupakan fotografer professional dari Jakarta

yang sering memenangkan beberapa lomba foto. Beliau berkesempatan hadir di

sekretariat PFB untuk sharing pengalamannya dan memberikan beberapa tips

tentang fotografi yang diharapkannya bisa menambah wawasan bagi fotografer di

[image:31.595.213.408.411.541.2]
(32)
[image:32.595.185.470.84.263.2]

15

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Gambar 2.9 Foto Bersama Pada Acara Workshop oleh Sofyan Efendi

Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali

Gambar 2.10 Kegiatan Pada Saat Workshop

Sumber : Perhimpunan Fotografer Bali

A. Lingkara Photoart Community. Berikut beberapa event yang pernah

diadakan oleh komunitas ini seperti :

a) Showcase

Showcase ini diadakan setiap bulan, showcase yang diadakan terakhir pada

bulan September yang bertemakan Hero dan Pada bulan sebelumnya lagi adalah

bertemakan narsis. Acara showcase ini diikuti oleh peserta dari Lingkara Photoart

dan hasil karya dari acara ini akan dipajang di Jalan merdeka 4 no 2 renon. Untuk

showcase ini dibuka untuk umum dan batas acara ini hanya 1 bulan saja.

[image:32.595.112.561.312.472.2]
(33)

16

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar [image:33.595.171.448.125.228.2]

bertemakan hero. Hasil tersebut nantinya akan diseleksi oleh founder dan akan dipajang selama 1 bulan di Lingkara Photoart Community

Gambar 2.11 Showcase yang Bertemakan Hero

Sumber : Lingkara Photoart Community

Tema Showcase yang ada di Gambar 2.12 ini merupakan showcase yang diadakan

pada bulan Agustus dan bertemakan narsis. Foto narsis itu sendiri adalah orang

yang suka foto dirinya sendiri.

Gambar 2.12 Showcase yang Bertemakan Narsis

Sumber : Lingkara Photoart Community

b) Workshop Photography and art Exhibition

Workshop Photography and art Exhibition ini merupakan acara seni

fotografi yang bertemakan tari-tarian Bali. Acara ini merupakan acara dari lingkara yang bertujuan untuk memperkenalkan seni fotografi yang bertemakan

tarian bali dan mempelajari untuk melestarikan tarian yang ada di bali. Acara ini

berlangsung selama 2 minggu di jalan prof. ida bagus mantra no. 88 ketewel

gianyar bali. Acara ini merupakan acara yang bermanfaat bagi fotografer dan

masyarakat bali yang ini mengetahui lebih dalam lagi mengenai seni fotografi

yang bertemakan tarian bali. Pada acara ini juga terdapat beberapa hasil karya seni

[image:33.595.255.369.345.507.2]
(34)
[image:34.595.265.394.82.267.2]

17

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Gambar 2.13 Banner Acara Workshop Photography and art Exhibition

Sumber : Lingkara Photoart Community

1.1 Pengertian Umum Fotografi

Pada bagian ini akan menjelaskan tentang pengertian Fotografi dan

Videografi, sejarah fotografi di dunia, sejarah fotografi di Indonesia, sejarah dan

perkembangan fotografi di Bali, tujuan fotografi, jenis-jenis fotografi, dan alat

penunjang fotografi.

2.2.1 Pengertian Fotografi dan Videografi

Kata fotografi berasal dari bahasa inggris yaitu “Photographic”. Kata

photographic terdiri dari 2 unsur kata yaitu “Photo” dan “Graphic”. Photo yang

artinya foto atau potret dan kata graphic yang artinya tulisan dengan atau tentang

gambar. Menurut Soelarko, istilah fotografi mengarah pada teknik dan

pengetahuan foto. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia fotografi merupakan

seni dan proses penghasilan gambar dengan cahaya pada film atau permukaan

yang dipekakan.

Sedangkan videografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses

merencanakan, merekam, dan menyunting rangkaian peristiwa (gambar).

Pengertian videografi menurut Agus Arofi Firdian selaku videografi professional

merupakan media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam

sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik

sebagai sebuah kenangan ataupun sebagai bahan kajian untuk mempelajari apa

(35)

18

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

2.2.2 Sejarah Fotografi di Dunia

Fotografi ialah lukisan melalui cahaya. Tanpa cahaya seni foto ini tidak akan berfungsi. Istilah Photography dicipta pada tahun 1839. Ketika teknologi seni foto terus berkembang bersama dengan kemajuan manusia, ilmu sangat penting bagi menjamin mutu kerja seorang seniman foto (Photografer). Menurut Alma Davenport, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.

Kamera mulai diperkenalkan ketika para pelukis menghadapi masalah untuk

merekam gambar (potrait) sekitar abad 17 dan 18. Justru itu mereka telah

mencipta kamera Obscura untuk kemudahan merekam gambar. Akhirnya, pada

tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce

(1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela

kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip

lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah

[image:35.595.247.372.456.646.2]

imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara

Gambar 2.14 Joseph-Nicephore Niepce Sumber :

https://duniaphotografi.files.wordpress.com/2012/05/louis_jacques_mandc3a9_daguerre_1844_na dar.jpg

permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa,

(36)

19

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di

University of Texas di Austin, AS.

Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre

berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni

termuda yang dilahirkan zaman.” Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang

optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.

Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret. Tahun 1900 seorang Juru gambar telah mencipta kamera Mammoth. Kamera ini amat besar ukurannya beratnya 1,400 pound. Lens seberat 500 pound. Sewaktu mengubah atau memindahkannya tenaga manusia sebanyaki 15 orang diperlukan! Kamera ini menggunakan film sebesar 4 ½ x 8 kaki dengan bahan kimia sebanyak 10 gallons digunakan ketika memprosesnya. Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888 di Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di pelopori oleh Eadward Muybridge. Flash atau lampu kilat pertama kali ditemukan oleh Harold E. Edgerton pada tahun 1938. Memotret benda-benda mati disebut dengan still life. Penemu negative film John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40 detik dibawah terik matahari.

(37)
[image:37.595.257.364.87.234.2]

20

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Gambar 2.15 Kamera tahun 1950

Sumber : http://historiccamera.com/images2/tom/datasheet_1950_datasheet_image1.gif

Memasuki dunia fotografidengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid

mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan

pencetakan film. Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran (Alma Davenport, 1991).

2.2.3 Sejarah fotografi di Indonesia

Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857,pada saat 2 orang

juru foto Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto di Harmonie, Batavia.

Masuknya fotografi ke Indonesia tepat 18 tahun setelah Daguerre mengumumkan

hasil penelitiannya yang kemudian disebut-sebut sebagai awal perkembangan

fotografi komersil. Studio fotopun semakin ramai di Batavia, dan kemudian

banyak fotografer professional maupun amatir mendokumentasikan hiruk pikuk

dan keragaman etnis di Batavia. Masuknya fotografi di Indonesia adalah tahun

awal dari lahirnya teknologi fotografi, maka kamera yang adapun masih berat dan

menggunakan teknologi yang sederhana. Teknologi kamera pada masa itu hanya

mampu merekam gambar yang statis. Karena itu kebanyakan foto kota hasil karya

Woodbury dan Page terlihat sepi karena belum memungkinkan untuk merekam

gambar yang bergerak. Masuknya Jepang tahun 1942 juga menciptakan

kesempatan transfer teknologi ini. Karena kebutuhan propagandanya, Jepang

(38)

21

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

mereka, Domei. Mereka inilah, Mendur dan Umbas bersaudara, yang membentuk

imaji baru Indonesia, mengubah pose simpuh di kaki kulit putih, menjadi manusia

merdeka yang sederajat. Foto-foto mereka adalah visual-visual khas revolusi,

penuh dengan kemeriahan dan optimisme, beserta keserataan antara pemimpin

dan rakyat biasa. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar “sampai” ke

Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai

merepresentasikan dirinya sendiri. Banyak karya-karya fotografer maupun

masyarakat awam yang dibuat pada masa awal perkembangan fotografi di

Indonesia tersimpan di Museum Sejarah Jakarta. Seperti namanya, museum ini

hanya menghadirkan foto-foto kota Jakarta pada jaman penjajahan Belanda saja.

Karena memang perkembangan teknologi fotografi belum masuk ke daerah.

(e-journal.uajy.ac.id/179/3/2TA13124.pdf)

2.2.4 Sejarah dan Perkembangan Fotografi di bali

Menurut dr. IB.P Andi Sucirta, A.FPSI, EFIAP selaku penasehat dari PFB

menyatakan bahwa perkembangan fotografi di Bali beberapa tahun terakhir ini

tampak mengalami kemajuan, kemajuan ini terjadi karena banyakanya

penggunaan kamera di kalangan masyarakat bali dan terlaksanakannya even-even

yang berhubungan dengan fotografi. Pada tahun 80an di bali awalnya hanya ada 1

komunitas saja kemudiaan berkembang pesat menjadi sekitar 10 komunitas pada

awal tahun 2010 ini. Prestasi fotografer Bali secara konsisten meraih

penghargaan di tingkat nasional dan internasional. penghargaan inilah yang

membuktikan awal dari perkembangan fotografi secara kualitas.

Fotografi dari era Hindia Belanda hingga tahun 80an belum mengalami

perkembangan berarti, pemanfaatan foto untuk kepentingan kepariwisataan Bali

masih mendominasi seperti jasa pemotretan di studio dan objek wisata, postcard,

buku, majalah dan brosur panduan wisata. Salah satu catatan penting ketika tahun

1912 seorang dokter Jerman Gregor Krause yang bekerja untuk pemerintah

kolonial Belanda mendokumentasikan objek-objek tentang Bali yang kemudiaan

diterbitkan dalam sebuah buku pada tahun 1920. Krause banyak

mendokumentasikan keindahan bentuk tubuh orang Bali, alam dan kemeriahan

upacara dalam citra foto yang menarik dan menawan. Dokumentasi foto juga

(39)

22

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

fotografer keturunan Tionghoa Auw Kok Heng tahun 1930 sampai 1970. Pada

tahun 1950 di bali fotografi dimanfaatkan untuk kepentingan media media dan ini

diikuti dengan berkembangnya industri media di Bali

Pada tahun 1982 beberapa fotografer yang lahir di Bali mulai mempelopori

terbentuknya sebuah wadah berkumpul yang disebut Perhimpunan Fotografer

Bali. Resmi terbentuk tahun 1984, organisasi ini berdiri di bawah naungan

Federasi Perkumpulan Seni foto Indonesia dengan kegiatan pameran foto yang

diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Objek-objek foto yang diangkat saat itu

masih banyak tentang keindahan alam, budaya dan kegiatan manusia di Bali. Lalu

siring berkembangnya fotografi di bali bidang fotografi yang dicakupnya sudah

semakin luas sejalan dengan perkembangan pariwisata dan perubahan lingkungan

sosial budaya di Bali. Pemotretan wedding dan prewedding, pemotretan interior

dan eksterior villa, pemotretan produk, pemotretan makanan, dan pemotretan

travel merupakan jenis-jenis pemotretan yang paling banyak dikerjakan. Bidang

fotografi tersebut digemari karena menjanjikan peluang yang lebih

menguntungkan secara ekonomi. Para fotografer di Bali mulain berani mencoba

genre fotografi lain yang dulunya mungkin tidak terlalu populer seperti portrait,

fashion, abstrak, fine art, hingga kontemporer. Genre yang dulunya kurang

diminati oleh banyak orang kini genre tersebut dibuat berbeda segi teknik, komposisi, sudut pemotretan juga telah berkembang pesat.

Perkembangan fotografi lainnya dapat dilihat dari terselenggaranya even

fotografi yang makin variatif. Agar tetap berjalan pada alurnya maka kedepannya

perlu mendapat dukungan seperti pameran foto, diskusi, seminar, workshop dan lomba foto yang dilaksanakan secara konsisten, kerjasama dan mensinergikan

berbagai kegiatan fotografi di Bali, dan yang terakhir menjaga nilai budaya lokal

sebagai nilai lebih membentuk karakter fotografi Bali.

2.2.5 Tujuan Fotografi

Tujuan yang hakiki dari fotografi adalah komunikasi. Umumnya orang

memotret sesuatu karena ingin fotonya dilihat oleh orang lain. Tidak banyak

orang membuat gambar hanya untuk menyenangkan diri sendiri. Melalui foto kita

bisa menjelaskan, mendidik, menghibur, mengubah atau mengungkapkan

(40)

23

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Gambar adalah sarana fotografer, seperti kata-kata sarana bagi penulis untuk

mengungkapkan apa yang diinginkannya. Jika penulis memilih menulis

dibidangnya seperti di persurat kabaran, penulis biografi, periklanan, ilmu dan

sebagainya, maka fotografer juga harus memilih pada bidang tertentu. Tiap-tiap

bidang yang dipilih akan memiliki tujuan tersendiri.

Feininger, mengungkapkan ada 6 tujuan bidang dalam fotografi, yakni :

a) Penerangan bertujuan untuk mendidik, atau memungkinkan pengambilan

keputusanyang benar. Contoh foto disurat kabar, majalah, buku petunjuk dan

lain-lain.

b) Informasi untuk tujuan tertentu bertujuan untuk menarik perhatian seseorang.

c) Penemuan Bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan baru, memperluas

cakrawaladan pandangan intelektual, serta meningkatkan taraf hidup. Contoh,

foto untukkeperluan riset dan pengetahuan baru.

d) Pencatatan untuk mengabadikan pengetahuan dan kenyataan. Contoh, foto

katalog,reproduksi karya seni.

e) Hiburan Untuk memunculkan kemungkinan sumber hiburan yang terbatas dan

untukkesenangan. Contoh, foto perjalanan, pemoteretan amatir cerita

bergambar dsb.

f) Pengungkapan Pribadi hampir tiap obyek dapat di abadikan secara tidak

terbatas dan berbeda-beda.Dengan gambar dapat diutarakan tentang dunia

perasaan, ide dan pikiran-pikiran mereka

2.2.6 Jenis-Jenis Fotografi

Dalam dunia fotografi bayak terdapat jenis-jenis fotografi spesifik yang

dapat kamu dalami sesuai dengan passion. Masing-masing jenis fotografi

memiliki teknik dan skill yang berbeda. Menurut Darwis Triadi ada 12 Jenis foto

yaitu :

a) Landscape Fotografi

Jika kamu mencintai fotografi dan memiliki kecenderungan untuk

melihat-lihat pemandangan indah yang ada di sekitar kamu atau traveling ke

tempat-tempat yang indah kemudian mengabadikan foto alam tersebut. kamu pasti

tertarik dengan landscape fotografi. Landscape fotografi banyak dicari oleh rumah

(41)

24

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

b) Wildlife Fotografi

Genre fotografi yang berfokus pada hewan dan habitat alami mereka disebut

fotografi Wildlife. Sebagian foto-foto ini dicetak dalam jurnal dan pemeran. Banyak orang berlatih jenis fotografi ini. Namun bukan hal yang mudah karena

selain kamera yang canggih, lensa yang bagus, tripod yang kuat, kamu juga

membutuhkan kesabaran ekstra untuk membidik foto yang menawan.

c) Aerial Fotografi (Foto Udara)

Aerial fotografi adalah jenis fotografi di mana foto diambil dari udara

dengan menggunakan pesawat, balon udara, parasut atau diambil dari atas gedung

pencakar langit.

d) Underwater Photography

Fotografi bawah/dalam air biasanya digunakan oleh penyelam scuba. Namun, biaya scuba diving ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan

berat di bawah air, membuat ini menjadi salah satu kekurangan umum pada

fotografi bawah air.Demikian pula jika seorang amatir memiliki peralatan dan

scuba, mengambil gambar bawah air dapat menjadi rumit, karena kacamata scuba

yang diperbesar dan mendistorsi visi fotografer. Dalam fotografi bawah air, fokus

yang ideal terjadi tiga / empat kaki di depan kamera. Karena refraksi air,

dibutuhkan sedikit latihan untuk menentukan dengan tepat di mana hal ini.

e) Sports Fotografi

Ini genre fotografi mengkhususkan diri dalam menangkap momen yang

menentukan dalam sebuah acara olahraga.Fotografi oelahraga adalah salah satu

jenis fotografi yang sulit, karena membutuhkan banyak latihan dan peralatan yang

memadahi.

f) Potrait Fotografi

Salah satu jenis fotografi dengan umur paling tua adalah fotografi potrait.

Fotografi potrait adalah segala hal mengenai menangkap suasana hati seseorang

dengan penakanan ekspresi. Jenis ini tidak perlu menggunakan model profesional,

bisa memotret anggota keluarga. Ada banyak cara untuk membuat hasil foto

(42)

25

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

g) Architectural Fotografi

Fotografi arsitektur adalah fotografi yang berkaitan dengan mengambil foto

sebuah struktur rumah atau bangunan dari sudut yang berbeda. Tujuan utama dari

fotografi arsitektur adalah untuk menciptakan dampak positif pada pembeli

potensial real estate.

h) Wedding /Event Fotografi

Dapat dikatakan bahwa para fotografer pendatang baru memulai karirnya

dengan berlatih memotret acara pernikahan atau event fotografi. Tapi hal ini

bukan berati bahwa wedding photography tidak memerlukan keterampilan

apapun. Apabila sudah terjun dalam wedding fotografi maka harus memiliki

kecakapan yang baik soal editing.

i) Fashion Fotografi

Fotografi fashion ialah memotret model dengan pencahayaan yang glamour

dan juga selain model fotografer memotret item fashion seperti tas, baju, sepatu,

aksesoris, atau make up. Fotografi jenis ini biasanya banyak digunakan dalam

dunia periklanan dan majalah fashion.

j) Macro Photography

Fotografi makro adalah jenis fotografi di mana gambar dibidik dengan

kisaran lebih dekat untuk menampilkan rincian materi subjek yang ingin

ditonjolkan. Subyek yang menarik dari fotografi makro adalah bunga, serangga,

teksture dari sweater, atau keranjang.

k) Art Photography

Fotografi artistik dapat merangkul berbagai mata pelajaran.Sementara

fotografer alam dapat menggunakan fotografi bawah air untuk membuat seni

pertunjukan berdasarkan kehidupan laut, menunjukkan potret seorang fotografer

mungkin fitur portraitures artistik hitam dan putih.Dalam semua kasus, foto-foto

harus memiliki nilai estetika seni.Fotografi Seni Rupa juga dikenal hanya sebagai

seni fotografi, mengacu pada cabang fotografi yang didedikasikan untuk

memproduksi foto untuk tujuan murni, yaitu estetika. Seni fotografi baik

bertempat di museum dan galeri, terutama berkaitan dengan menyajikan

benda-benda yang indah atau benda-benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan

(43)

26

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

dan digunakan dalam iklan atau majalah. Namun, karena setiap orang memiliki

pandangan individu tentang apa yang merupakan keindahan, mengartikan apa

yang atau tidak fotografi seni rupa adalah sepenuhnya subyektif. Tantangan lain

dalam dunia fotografi seni rupa adalah kenyataan bahwa fotografi adalah media

yang relatif seni, dibandingkan dengan lukisan atau musik.

l) Baby/Family Fotografi

Fotografi Bayi / keluarga adalah jenis fotografi lain yang populer. Fotografi

Bayi / keluarga dilakukan ketika keluarga biasanya baru saja mendapatkan bayi

yang baru lahir. Ekspresi berbeda bayi bersama dengan anggota keluarga yang

dibidik dalam fotografi jenis ini. Seluruh keluarga datang bersama-sama untuk

membekukan satu sesi pemotretan yang dapat dilakukan secara indoor atau

outdoor

2.2.7 Alat Penunjang Fotografi

Menurut Komang Sudarma dalam bukunya yang berjudul Fotografi,

penunjang utama dalam Fotografi yaitu body kamera dan lensa. Sedangkan

pendukungnya ada 6 item yaitu :

a) Tripod

Tripod atau kaki 3 adalah alat untuk menyangga kamera. Fungsi tripod

adalah untuk mengatasi getaran atau goyangan pada kamera disaat kita memotret

dengan kecepatan rendah atau tele. Alat penyangga lain yang dengan fungsi yang

sama adalah monopod, bedanya monopod hanya memiliki 1 kaki dan pemotret

harus memegangnya. Alat ini juga berguna untuk portrai photography, untuk

memotret diri sendiri atau ketika anda mengutamakan aspek komposisi pada

[image:43.595.276.364.594.722.2]

pemotretan anda.

Gambar 2.16 Tripod

(44)

27

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

b) Blitz atau lighmeter

Blitz berfungsi memproduksi kilatan cahaya. Makin kuat blitz, makin kuat

dan terang cahaya kilatnya, maka makin jauh daya jangkauannya terhadap objek

pemotretan, jika cahaya terlalu redup, blitz memberikan cahaya tambahan dan

digunakan untuk5hampir semua situasi. Blitz built-in cukup memadai untuk

tujuan khusus, tetapi manfaatnya kurang luas.Blitz berikut ini mudah

[image:44.595.232.412.233.351.2]

menggunakan dan bisa dimasukan pada setiap jenis kamera.

Gambar 2.17 Blitz atau Flash

Sumber : http://www.the-digital-picture.com/Images/Other/Canon-Flash-Comparison.jpg

Lighmeter atau detector cahaya, alat ini berfungsi untuk mengatur

pencahayaan yang diperlukan untuk pemotretan. Pada alat tersebut tercantum

ukuran diafragma dan kecepatan rana serta pencahayaan yang sedang

berlangsung. Sebenarnya beberapa kamera sudah memiliki fasilitas pencahayaan

(exposure meter) yang fungsinya hamper sama dengan lighmeter, walaupun tidak

sesempurna lighmeter. Berikut ini contoh lighmeter atau detector cahaya blitz,

berukuran kecil dan ringan. Akurat mendeteksi cahaya embient maupun cahaya

blitz.

Gambar 2.18 Lighmeter

Sumber : http://www.frankdoorhof.com/site/wp-content/uploads/2011/06/L-758DR_DigitalMaster_thumb_mw_1498_h_875.jpg

c) Reflector

Reflector umumnya digunakan untuk pemotretan luar ruangan. Fungsinya

(45)

28

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

kuat pada objek foto. Penampang putih pada reflector akan memberikan

pencahayaan lembut, namun jika berpenampang metalik, sinarnya akan lebih

kasar. Juga terdapat reflector yang berwarna keemasan maka cahayanya pun

keemasan dan berkesan kehangatanjika dipandang oleh mata. Reflector bagus

untuk portrait photography. Ada yang berukuran besar sehingga anda perlu

seorang asisten untuk memegangnya. Reflector juga ada yang mempunyai

[image:45.595.243.402.234.316.2]

dudukan sehingga reflector tidak harus dipegang tangan ketika dipergunakan.

Gambar 2.19 Tipe-Tipe Reflector

Sumber : http://www.hypop.com.au/hypop/ebay/products/43-inch-110cm-5-in-1-reflector-disc/43-inch-110cm-5-in-1-reflector-disc-silver-black-translucent-white-gold.jpg

d) Motordrive

Alat ini berfungsi suntuk memutar dan menggulung film secara otomatis dan

cepat. Motordrive membantu memotret objek dengan cepat, sehingga moment

untuk memotret tidak sampai hilang. Umumnya kini motordrive sudah menyatu

dengan kamera.

e) Kabel pelepas rana atau kabel release

Kabel release berfungsi sebagai tombol kamera yang digunakan memotret

dengan kecepatan rana lambat. Kabel ini juga berfungsi untuk menghindari

getaran atau goncangan pada kamera pada saat akan menekan tombol pemotretan.

Sebab menyentuh bodi kamera untuk menekan tombol pemotretan bisa membuat

kamera goyang. Biasanya kabel pendek sudah memadai namun jika memerlukan

lebih panjang lagi.

Gambar 2.20 Kabel Release Sumber :

(46)

29

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

f) Filter

Terbuat dari system optic yang dipasang pada penutup luar lensa, ada 3

gungsi filter yaitu untuk mengubah objek misalnya (1) filter yang berfungsi untuk

melindungi lensa dari goresan, untuk itu setiap lensa disarankan menggunakan

filter ini (2), filter yang bisa merubah objek, jenisnya sangat bervariasi. Misalnya

filter coklat yang berfungsi memberikan kesan dramatis pada suasanya matahari

terbenam. Filter soft untuk melembutkan objek foto, filter bintang untuk

mendapatkan efek bintang pada sinar lampu dan (3) filter yang berfungsi

mengoreksi objek, misalnya filter UV skylight untuk memperindah warna langit

[image:46.595.233.409.288.398.2]

dan agar tidak memantulkan cahaya ke kamera pada saat outdor.

Gambar 2.21 Filter Kamera

Sumber : http://www.genuinememorycards.com/wp-content/uploads/2015/01/lens-filter.jpg

2.3 Hubungan Fotografi dengan Arsitektur

Fotografi dan arsitektur, dua hal yang berhubungan erat. Demikianlah

fotografi arsitektur mengabadikan subyek-subyek arsitektur dalam bungkus

estetika fotografi. Tak hanya menonjolkan subyek arsitektural, tapi juga

mengindahkan kaidah-kaidah fotografi. Terpenting dalam fotografi arsitektur, dan

cabang-cabang fotografi lainnya, adalah cahaya. Cahaya bisa menampilkan wujud

dan bentuk, yang bermuara pada visualisasi dimensi. Cahaya melahirkan

bayangan, yang jangan dihilangkan, melainkan dimainkan dengan cantik.

Permainan bayangan tak kalah ampuh untuk juga menampilkan wujud, bentuk

dan dimensi. Panjang pendek bayangan dan keras lembut cahaya memegang

peranan penting dalam pencahayaan fotografi arsitektur. Kerap kali ada kendala

beda kontras tinggi, semisal dalam foto interior, yang bisa diatasi dengan

pemahaman mumpuni tentang pencahayaan. Demikian pula dengan karakter

material bangunan dan interior, yang bisa tampil baik dengan pemahaman

(47)

30

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Selain kaidah-kaidah pencahayaan, fotografi arsitektur patut menempatkan

komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen-elemen titik, garis, bentuk dan

wujud dalam karya arsitektur mudah dimengerti jadi menghasilkan komposisi

yang bagus. Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas

imajinasi. Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman

estetika visual. Karya arsitektur mudah dijumpai dan merupakan hal

menyenangkan untuk mengabadikannya dalam karya foto, fotografi arsitektur tak

hanya bersubyek bangunan, melainkan juga pemukiman, kawasan dan kota.

2.4 Tinjauan Objek Sejenis 2.4.1 Mata Photography

Mata Photography terletak di Jalan Suli no. 83. Mata photography ini

sebagai wadah untuk melakukan kegiatan foto keluarga, foto wedding dan pre

wedding ( indoor atau outdoor ). Pada Mata Photography ini juga setiap bulannya

menerima mahasiswa yang mengambil jurusan Photography untuk melakukan

kerja praktek. Pada saat melakukan kegiatan foto di Mata Photography ini

pengunjung akan difoto oleh 3 Fotografer professional. Fasilitas yang ada di Mata

Photography ini meliputi :

a) Resepsionis

b) Ruang tunggu

c) 1 studio indoor

d) Ruang editing

e) Ruang cetak foto

f) Ruang ganti dan make up

(48)

31

Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

Gambar 2.22 Plang Mata Photography Sumber : Hasil Observasi, 7 Oktober 2015

pada gambar 2.22 merupakan tampilan Mata Photography dari jalan raya. Lalu

pada gambar 2.23 merupakan sebuah studio foto indoor yang bernuansa wedding

dan prewedding, jika difungsikan sebagai foto keluarga maka studio tersebut akan

[image:48.595.114.516.193.369.2]

didesain sedemikian mungkin agar sesuai dengan keinginan konsumen.

Gambar 2.23 Tampilan Studio

Sumber : Hasil Observasi Tanggal 7 Oktober 2015

2.4.2 Photo Studio Pose

Photo Studio Pose ini merupak studio foto terbaik di Jakarta timur dan

terlengkap, tepatnya di jalan Paus no. 92A Rawamangun Jakarta timur. Photo

Studio Pose ini berpada tahun 1994 dan hingga sekarang studio foto ini masih

mempertahankan kualitasnya di Jakarta timur, pelayanan yang disediakan dari

Pose Studio ini adalah: Foto bayi, foto formal, foto keluarga, foto graduation, foto

kelompok, liputan candid dan dokumentasi, pas foto, foto wedding dan

pre-wedding, foto portrait dan foto profil. Di Photo Studio Pose ini dilayani oleh 5

fotografer professional, jadi hasil dari foto tersebut akan sangat maksimal.

Fasilitas

Gambar

Gambar 2.2 Foto bersama PFB dan FPSI pada acara Salonfoto Indonesia 1993 di Bali. Sumber : Perhimpunan Fotografi Bali
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PFB
Gambar 2.4 Lambang Lingkara Photoart Community
Gambar 2.5 Foto Bersama Pada HUT ke-31
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan yang berlangsung mulai bulan Juli – September untuk mengetahui

Youthkrew Premier League ini, yaitu acara closing ceremony yang diadakan. setiap akhir musim, tepatnya 5 bulan

Hal ini di sebabkan karena pada bulan pertama ( Agustus-September ) tersebut merupakan awal dari pemasangan perangkap yang termasuk pada pengamatan ke-1 sampai

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2007 hingga April 2008 ini ialah perilaku anak orangutan, dengan Judul Perilaku Anak

WEDDING CENTER Proyek wedding center sebagai pusat fasilitas pernikahan dan bulan madu di Desa Beraban, Tabanan ini adalah sebuah fasilitas penyedia jasa pernikahan yang menawarkan

Penelitian awal yang dilakukan tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke perkampungan adat karena ada acara tertentu saja hal ini dibuktikan pada