COSMETIC SIDOARJ O
SKRIPSI
Oleh :
NAHLANG KRODITIAWAN
0912010034 / FE / EM
PROGRAM STUDI MANAJ EMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
ANALISIS PENGARUH K UALITAS LAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN DI UD. SINAR BAHAGIA
COSMETIC, SIDOARJ O
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogr am Studi Manajemen
Oleh :
NAHLANG KRODITIAWAN 0912010034 / FE /EM
PROGRAM STUDI MANAJ EMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
ANALISIS PENGARUH K UALI TAS LAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN DI UD. SINAR BAHAGIA COSMETIC,
SIDOARJ O
Yang diajukan
NAHLANG KRODITIAWAN 0912010034/FE /EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :
Pembimbing utama
DRA. SITI AMINAH, MM Tanggal :
NIP.196107121988032001
Mengetahui, Ketua Program Studi
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH K UALI TAS LAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN DI UD. SINAR BAHAGIA COSMETIC,
SIDOARJ O
Yang diajukan
NAHLANG KRODITIAWAN 0912010034/FE /EM
Telah untuk mengikuti ujian lisan oleh:
Pembimbing utanma
DRA. SITI AMINAH, MM Ta nggal :...
NIP.196107121988032001
Mengetahui
Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
DRS. Rahman Amr ullah Suwaidi, MS
ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN DI UD SINAR BAHAGIA
COSM ETIC SIDOARJO
Disusun Oleh :
NAHLANG KRODITIAWAN 0912010034 / FE / EM
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada tanggal : 31 Mei 2013
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dr a. Siti Aminah. MM Dr a. Ec. Malicha
Sekr etar is
Rizky Der mawan. SE.MM
Anggota
Dr a. Siti Aminah. MM
Mengetahui
Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah
melimpahkan hidayah dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “ANALISIS KUALITAS LAYANAN TERHAPAD KEPUASAN
PELANGGAN DI UD SINAR BAHAGIA COSMETIC, SIDOARJO”
Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana
program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universtas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa terselesaikan
dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang baik
ini perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati untuk
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seuruh pihak yang telah membantu guna
mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. R. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM., selaku dekan fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Rahman Amrullah Suwaidi, MS., selaku wakil Dekan 1 Fakultas
4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM. Selaku ketua Program Studi Manajemen
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dra. Ec. Siti Aminah, MM., selaku Dosen Pembimbing yang telah
mengarahkan, meluangkan waktu dan memberikan bimbingan guna membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas pembanguna nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.
7. Ucapan terima kasih kepada keluarga ku, Bapak, Ibu dan my sister yang
senantiasa memberikan dukungan baik doa dan dukugan baik moral maupun
materiil dengan tulus ikhlas.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis selama ini dalam melakukan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadai bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
meningkatkan mutu dar penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi
ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk
mendalaminya dimasa yang akan datang.
Surabaya, Mei 2013
iii
2.2.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 6
2.2.2 Pengertian Kualitas Layanan ... 12
2.2.3 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan .. 15
2.3 Kerangka Konseptual ... 17
2.4 Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 19
3.3.1 Jenis Data ... 23
3.3.2 Sumber Data ... 23
3.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 23
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 24
3.4.1 Teknik Analisis Data... 24
3.4.2 Model Indikator Reflektif dan Indikator Formatif... 25
3.4.2.1 Model Indikator Reflektif ... 25
3.4.2.2 Model Indikator Formatif ... 27
3.4.3 Kegunaan Metode Partial Least Square (PLS) ... 30
3.4.4 Pengukuran Metode Partial Least Square (PLS) ... 30
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 34
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 34
4.1.2 Jenis Usaha ... 35
4.1.3 Lokasi Perusahaan ... 35
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 35
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 35
4.2.2 Deskripsi Variabel Kualitas Layanan (X) ... 36
4.3 Analisis Partial Least Square ... 48
4.3.1 Evaluasi Model Pengukuran ... 48
4.3.2 Evaluasi Model Struktural ... 51
4.4 Pembahasan ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Saran ... 55
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 36
Tabel 4.2 Identitas Responden Menurut Umur ... 36
Tabel 4.21 Composite Reliability dan Cronbachs Alpha ... 49
Tabel 4.22 AVE ... 50
Tabel 4.23 R-Square ... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17
Gambar 3.1 Principal Factor (Reflective) Model... 27
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden
Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Di UD Sinar Bahagia Cosmetic Sidoarjo
Nahlang Kroditiawan
ABSTRAKSI
Konsep kepuasan dapat dikatakan masih bersifat abstrak, karena pencapaian kepuasan pelanggan merupakan proses yang sederhana, komplek maupun rumit. Kepuasan atau tidak kepuasan pelanggan merupakan suatu penilaian mengenai apakah hasil pembelian memenuhi kepuasan pelanggan atau tidak. Dengan terciptanya kepuasan pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut ( Word Of Mouth ) yang menguntungkan bagi perusahaan. Obyek penelitian disini adalah UD Sinar Bahagia Cosmetic di Sidoarjo, dimana di peroleh informasi bahwa tahun 2011-2012 terdapat banyak keluhan dari pelanggan yang disebabkan karena pelayanan yang kurang memuaskan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan pada UD Sinar Bahagia Cosmetic di Sidoarjo.
Variabel penelitian ini adalah kualitas layanan ( X ), kepuasan pelanggan (Y), dengan likert scale sebagai skala pengukuran variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan UD Sinar Bahagia Cosmetic yang berjumlah 110 pelanggan dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square ( PLS ).
Berdasarkan hasi pengujian dengan teknik analisis PLS, berdasarkan pada hipotesis yang diajukan bahwa kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan, berpengaruh signifikan dan terbukti kebenarannya.
Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Di UD Sinar
Bahagia Cosmetic Sidoarjo
Nahlang Kroditiawan
ABSTRAKSI
Konsep kepuasan dapat dikatakan masih bersifat abstrak, karena pencapaian kepuasan
pelanggan merupakan proses yang sederhana, komplek maupun rumit. Kepuasan atau tidak
kepuasan pelanggan merupakan suatu penilaian mengenai apakah hasil pembelian memenuhi
kepuasan pelanggan atau tidak. Dengan terciptanya kepuasan pelanggan dan membentuk
suatu rekomendasi dari mulut ke mulut ( Word Of Mouth ) yang menguntungkan bagi
perusahaan. Obyek penelitian disini adalah UD Sinar Bahagia Cosmetic di Sidoarjo, dimana
di peroleh informasi bahwa tahun 2011-2012 terdapat banyak keluhan dari pelanggan yang
disebabkan karena pelayanan yang kurang memuaskan. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan pada UD Sinar Bahagia Cosmetic di Sidoarjo.
Variabel penelitian ini adalah kualitas layanan ( X ), kepuasan pelanggan ( Y ), dengan
likert scale sebagai skala pengukuran variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan UD Sinar Bahagia Cosmetic yang berjumlah 110 pelanggan dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square ( PLS ).
Berdasarkan hasi pengujian dengan teknik analisis PLS, berdasarkan pada hipotesis
yang diajukan bahwa kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan, berpengaruh signifikan
dan terbukti kebenarannya.
1.1 Latar Belakang
Pada zaman era globalisasi ini memberikan kepuasan yang mutlak
adalah suatu keuntungan tersendiri bagi sebuah organisasi perusahaan, namun
hal ini juga terasa tidak sangat mudah untuk merealisasikan keinginan
tersebut sebab banyak pemain di dalam suatu perekonomian yang bermain di
dalam suatu pasar perusahaan, ditambah lagi selera pelanggan itu tidak
mungkin sama diantara satu dengan yang lainnya juga berbeda-beda dan juga
kompetisi perekonomian sangat terasa di semua sektor perekonomian di
indonesia terutama pelayanan jasa yang sangat dekat dengan masyarakat
indonesia. Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumah
yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan.
Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat
dantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis,
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, membentuk suatu
rekomendasi dari milut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.
Seperti halnya dalam beberapa bisnis seperti bisnis kosmetik
kecantikan. Bisnis kosmetik kecantikan adalah salah satu bisnis yang tidak
2
kosmetik kecantikan ini tidak sesalu dijalankan oleh kaum perempuan saja,
tetapi bisa dijalankan oleh siapapun yang mampu melihatnya sebagai peluang
yang bagus. Jika melihat pasar indonesia saja warga indonesia ini di dominasi
oleh perempuan, mereka itulah target pasar yang sangat besar dalam bisnis
kosmetik kecantikan.
Kotler (200) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
kinerja (hasil) sesuatu produk dengan harapannya. Untuk itu sangatlah
penting bagi suatu perusahaan untuk menciptakan kepuasan pelanggannya,
karena pelanggan yang puas akan menceritakan kepuasannya kepada
konsumen yang lain dan juga akan melakukan pembelian ulang.
Seperti halnya toko sinar bahagia cosmetic merupakan toko yang
menjual berbagai macam kosmetik kecantikan mulai dari bedak, lipstik,
parfum dll. Toko ini bertempat di jalan jeruk no 64 wage, sidoarjo. Lokasi ini
dirasa cukup strategis karena toko ini tepat di pinggir jalan yang merupakan
akses menuju ke arah jalan raya langsung. Toko sinar bahagia cosmetic yang
saat ini sedang giat-giatnya melakukan pemasaran jasa, dengan cara
memberikan fasilitas produk-produk yang di jual sangat lengkap, parkir luas,
karyawan berpengalaman serta harga terjangkau dengan layanan yang
memuaskan menyebabkan banyaknya alternatif pilihan mengarah pada
prioritas dalam segi kualitas. Akan tetapi melalui kotak saran yang disediakan
oleh toko sinar bahagia cosmetic dan hasil wawancara dari pemilik toko
banyaknya pengaduan yang di sampaikan oleh pelanggan pada tiga bulan
terakhir pada tahun 2011. Banyaknya keluhan yang di ajukan pelanggan
adalah kualitas layanan karyawan pada saat melayani pelanggan tidak ramah
hal ini kemungkinan disebabkan karena banyaknya pelanggan yang datang
membeli sangat ramai. Selain itu terdapat data jumlah penjualan selama tahun
2011 toko sinar bahagia cosmetic di bawah ini:
J UMLAH PENJ UALAN TOKO " SINAR BAHAGIA COSMETIC" BULAN J ANUARI S/D DESEMBER 2011
BULAN J UMLAH PENJ UALAN (Rp)
Sumber data: TOKO "SINAR BAHAGIA COSMETIC"
Dari data di atas menunjukkan jumlah penjualan yang turun tiga bulan
terakhir. Dari penurunan jumlah penjualan tersebut dapat dijadikan masalah
yang dapat diteliti. Untuk mengetahui apakah perusahaan telah memberikan
kualitas layanan yang sesuai dengan harapan pelanggan, maka perlu
4
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang “ ANALISIS PENGARUH KUALITAS
LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI UD SINAR
BAHAGIA COSMETIC, SIDOARJ O”
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas serta melihat data yang
didapat dari penjualan toko “sinar bahagia kosmetik” setiap bulannya Maka
pernyataan penelitian dapat di rumuskan sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan
di UD Sinar Bahagia Cosmetic,Sidoarjo?
1.3 TUJ UAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan perumusan permasaahan di atas maka
tujuan penelitian ini adalah:
Untuk Menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan
pelanggan di UD Sinar Bahagia Cosmetic,Sidoarjo.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan kepuasan terhadap
pelanggan toko sinar bahagia cosmetic Sidoarjo. Sehingga menjadi masukkan
untuk perusahhan sebagai jalan meningkatkan kualitas toko sinar bahagia
Hasil penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan dibidang
pemasaran karena dengan adanya pengetahuan dan penulisan skripsi, penuis dapat
mengetahui teori-teori yang telah dipelajari dalam praktek-praktek yang
6 BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kualitas layanan
terhadap kepuasan sebagai berikut:
a. “Analisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan rumah
makan ketty resto”,diteliti oleh John Hendra Istianto, Maria Josephine tyra
(2011),penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan yang
terdir dari reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan rumah makan
ketty resto. Penelitian ini menggunakan pendekatan regresi berganda.
b. “Pengaruh kualitas layanan jasa terhadap kepuasan pelanggan pada cv haspari
palembang”, diteliti oleh Dibyantoro, Nani Cesimariani (2012), Penelitian ini
menggunakan pengujian koefisien determinasi dimana pengaruh Tangible,
Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty sangat berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Kepuasan pelanggan
Menurut Tse dan Wilton (1988) dalam Tjiptono (2005) bahwa kepuasan
atau ketidakpuasan pelanggan adalah sebagai respon konsumen terhadap
kinerja aktual produk setelah pemakaiannya. Selama dan setelah
menggunakan produk atau jasa, pelanggan mengembangkan perasaan puas
atau tidak puas, dengan kata lain satisfaction adalah pilihan setelah evaluasi
penilaian dari sebuah transaksi yang spesifik.
Sebenarnya jika berbicara mengenai konsep kepuasan pelanggan dapat
dikatakan masih abstrak. Karena pencapaian kepuasan pelanggan dapat
merupakan proses yang sederhana, komplek maupun rumit. Untuk dapat
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan secara lebih baik. Untuk dapat
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan secara lebih baik maka perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai kepuasan pelanggan. Menuru James F.
Engel, et al. (1994;409) kepuasan atau tidak kepuasan pelanggan merupakan
suatu penilaian mengenai apakah hasil pembelian memenuhi pelangan atau
tidak. Menurut Schnarrs yang dikutip oleh Tjiptono (1997;24) pada dasarnya
tujuan suatu bisnis adalah menciptakan para pelanggan merasa puas.
Terciptanya kepuasan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang
baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas peanggan dan
membentuk suatu rekomendasi dari mult ke mulut (word of mouth) yang
menguntungkan bagi perusahaan.
Faktor utama penentu kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan
terhadapat ditingkatkan dengan beberapa pendekatan sebagai berikut (Kotler,
8
1. Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara pihak
manajemen dan pelanggan. Misalnya melakukan penelitian dengan metode
fokus pada konsumen yang mengedarkan kuesioner dalam beberapa
periode, untuk mengetahui persepsi pelayanan menurut pelanggan. Dengan
demikian juga penelitian dengan metode pengamatan bagi pegawai
perusahaan tentang pelaksanaan pelayanan.
2. Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk
menciptakan visi di dalam perbaikan proses pelayanan. Yang termasuk di
dalamnya adalah memperbaiki cara berpikir, perilaku, kemampuan, dan
pengetahuan dari semua sumber daya manusia yang ada. Mialnya dengan
metode brainstorming dan management by walking around untuk
mempertahankan komitmen dengan pelanggan internal (karyawan).
3. Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan.
Dengan membentuk sistem saran dan kritik, misalnya dengan hotline
bebas pulsa.
4. Mengembangakan dan menerapkan accountable, proactive, dan
partnership marketing sesuai dengan situasi pemasaran. Perusahaan
menghubungi pelanggan setelah proses pelayanan terjadi untuk
mengetahui kepuasan dan harapan pelanggan (accountable). Perusahaan
menghubungi pelanggan dari waktu ke waktu untuk mengetahui
perkembangan pelayanannya (proactive). Sedangkan partnership
dengan pelanggan yang bermanfaat untuk meningkatkan citra dan posisi
perusahaan di pasar.
Menurut Kotler (1997) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan
senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara
persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya. Apabila
kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan tidak puas. Sedangkan bila
kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.
Menurut Tjiptono (1997) kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang
erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan
kepada pelanggan untuk menjlin hubungan yang kuat dengan perusahaan.
Pada jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk
memahami harapan serta kebutuhan pelanggan. Dengan demikian perusahaan
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang menyenangkan dan
meminimalkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan.
Menurut Kotler (2004) dalam Tjiptono & Chandra (2005) ada beberapa
metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan
memantau kepuasan pelanggan yaitu:
1. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu
menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para
pelanggannya guna menyampaikan kritik dan saran, pendapat serta
10
menyediakan saluran telepon khusus dan lain-lain mengingat zaman
sekarang teknologi sudah maju sekarang perusahaan-perusahaan dapat
membuat account di jejaring sosial dan mengirimkan keluhan atau dapat
melalui e-mail.
2. Ghost Shopping (Mystery Shopping)
Metode ini diaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa
orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai
pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian
ghost shopper menyampaikan temuan-temuan mengenai kekuatan dan
kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman
mereka alam pembelian produk-produk tersebut.
3. Lost Customer Analysis
Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggannya
yang telah berhenti membeli atau telah beralih pemasok dan diharapkan
diperoleh informasi penyebab terjadinya hal tersebut.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan diakukan dengan metode survei, baik melalui
pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Dengan melalui survei,
perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung
dari pelanggan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan
Setiap perusahaan yang memperhatikan kepuasan pelanggan akan
memperoleh beberapa manfaat pokok sebagai berikut (Tjiptono, 2005) :
1. Reputasi perusahaan semakin positif di mata masyarakat pada umumnya
dan pelanggan pada khususnya.
2. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.
3. Memungkinkan terciptanya rekomendasi dari mulut ke mulut (word of
mouth) ang menguntungkn bagi perusahaan sehingga semakin banyak
orang yang akan membeli dan menggunakan produk atau jasa perusahaan.
4. Meningkatkan volume penjualan dan keuntungan.
5. Hubungan antara perusahaan dan para pelanggan menjadi harmonis
6. Mendorong setiap anggota organisasi untuk bekerja dengan tujuan serta
kebanggaan yang lebih baik.
7. Menekan biaya melayani pelanggan sebagai dampak faktor familitarias
dan relasi khusus dengan pelanggan.
8. Terbukanya peluang melakukan penjualan silang produk atau jasa.
Kepuasan berfungsi sebagai mediator atau jembatan sebelu konsumen
bertindak loyal, yang diwujudkan dengan minat melakukan pembelian
ulang. Konsumen yang merasa puas akan bertindak loyal, dengan
demikian perusahaan harus selalu mempertahankan dan memberikan
12
2.2.2 Kualitas Layanan
Definisi kualitas layanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Tjiptono (1998) mengemukakan kualitas peayanan
atau jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan penggendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan atau
sebagai keunggulan-keunggulan yang diberikan perusahaan dalam rangka
memenuhi keinginan pelanggan.
Menurut Tjiptono (2006) terdapat 5 macam perspektif kualitas, yaitu:
1. Transcendental Approach
Kualitas dipandang sebagai innate excellence, dimana kualitas
dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinsikan dan
dioperasionalisasikan, biasanya diterapkan dalam dunia seni.
2. Product-Based Approach
Kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat
dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas
mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang
dimiliki produk.
3. User-based approach
Kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga
produk yang paling memuaskan preferensi seseorang (misalnya perceived
quaity) merupakan produk yang berkualitas tinggi.
Kualitas sebagai kesesuaian atau sama dengan persyaratan. Dalam
sektor jasa bahwa kualitas sering kali didorong oleh tujuan peningkatan
produktifitas dan penekanan biaya.
5. Value-based approach
Kualitas dipandang dari segi nilai dan harga. Kualitas dalam
pengertian ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas
paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang
paling bernilai adalah barang atau jasa yang palimg tepat dibeli.
Lovelock (1998) dalam Nanang Tasunar (2006) menyatakan bahwa
kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas unggulan tersebut untuk memenuhi hrapan pelanggan
atau konsumen, kualitas pelayanan atas keunggulan konsumen atau
pelanggan, secara universal mengakui adanya korelasi yang positif.
Sehingga yang menjadi perhatian sebenarnya adalah bagaimana
mengembangkan strategi untuk memenuhi harapan konsumen.
Fitz-simmons dalam Soetjipto (1997) mengatakan kualitas layanan
di definisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan
harapan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Kualitas layanan
merupakan tingkatan dimana sekumpulan dimensi dari layanan tersebut
secara keseluruhan memuaskan pengguna atau konsumennya. Sehingga
setiap badan usaha dituntut untuk dapat memberikan kualitas yang
14
membedakan dengan badan usahajasa lainnya adalah dengan memberikan
kualitas layanan yang lebih tinggi dari pesaingnya secara terus menerus.
Persepsi konsumen terhadap kualitas layanan dapat di ukur dan di
evaluasi dengan mengadakan penelitian melalui dimensi-dimensi kualitas
layanan. Menurut Zeithaml, Pasuraman dan Bery (1998;2730 dimensi
kualitas layanan adalah sebagai berikut:
1. Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik, peralatan, karyawan dan sarana
komunikasi.
2. Reliability, yaitu kemampuan memberikan layanan sesuai dengan yang
telah dijanjikan, akurat dan memuaskan.
3. Responsivenes, yaitu keinginan para karyawan untuk membantu para
pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.
4. Assurance, yaitu pengetahuan, kompetensi, sopan santun dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para karyawan bebas dari bahaya, resiko atau
ragu-ragu.
5. Emphaty, yaitu kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi dan pemahaman atas kebutuhan individual para
pelanggan.
Dengan memperhatikan lima dimensi itu diharapkan badan usaha
kemudian bisa menggunakan service untuk beberapahal seperti meningkatkan
produktivitas. Membuat layananya kelihatan berbeda, menciptakan kenggulan
bersaing dengan badan usaha sejenis lainnya, mendapat iklan positif dari
2.2.3 Pengaruh Kuaitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Ancella Aniawati
Hermawan (1994;64) yaitu ; ada hubungan yang erat antara kualitas layanan
dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan perusahaan. Dimana kualitas yang
lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Menurut Colin G. Amistead dan graham dark (1996;7) mengibaratkan
hubungan antara pelanggan dengan produsen seperti hubungan antara suami istri.
Menurut pendapat mereka bila ada kepedulian dan perhatian akan kualitas layanan
dari produsen kepada pelanggan, maka hubungan keduanya akan semakin erat.
Dengan kepuasan yang dirasakan akan terjadi pembelian ulang, sebaliknya, bila
produsen tidak terlalu memperhatikan dan memperdulikan kualitas pelayanannya
terhadap pelanggan, maka tidak akan terjadi hubungan yang baik karena
pelanggan merasa kecewa atau tidak puas akibatnya bisa diramalkan tidak terjadi
pembelian ulang.
Dengan demikiankualitas layanan yang baik akan menciptakan kepuasan
konsumen kualitas layanan yang baik serta kepuasan konsumen tersebut dapat
mempengaruhi intensitas kunjungan konsumen pada kesempatan berikutnya pada
badan usaha tersebut. Menurut Kotler dan Amstrong (1996;583) kualitas produk
dan kualitas layanan berpengaruh terhadap konsumen, selain itu juga berpengaruh
menciptakan keuntungan badan usaha. Semakin tinggi kualitas badan usaha yang
16
Dalam situasi persaingan yang semakin kompleks, kebutuhan dan
keinginan konsumen selalu meningkat diikuti dengan tingkat kemampuan tertentu
dari konsumen. Semakin tinggi tingkat kemapuan konsumen maka semakin tinggi
pula tuntutan yang diminta dalam pelayanan. Kalau tuntutannya terpenuhi maka
konsumen akan puas, yang kemudian akan melakukan pembelian ulang dan pada
akhirnya konsumen menjadi tidak mudah untuk pindah ke badan usaha lain yang
sejenis. Selain itu, konsumen yang puas juga akan membantu perusahaan untuk
mendapatkan konsumen baru. Seperti yang telah dikemukakan diatas maka dapat
diketahui bahwa kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen sangatlah penting
untuk diperhatikan dan terus menerus di kontro agar kinerja badan usaha jangan
sampai berada di bawah pesaing. Konsumen yang puas dapat meningkatkan
keuntungan badan usaha serta memperhatikan kelangsungan hidup di dalam satu
2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
KUALITAS LAYANAN
(x)
KEPUASAN PELANGGAN
(y)
TANGIBLE
REALIBILITY
RESPONSIVEN ES
ASSURANCE
18
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
diumuskan hipotesis sebagai berikut:
Di duga “Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan
3.1 Definisi Operasional
3.1.1 Definisi Operasional
Kualitas layanan yaitu merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan
untuk memenuhi keinginan pelanggan UD Sinar Bahagia Cosmetic Sidoarjo.
Kualitas layanan merupakan keseluruhan ciri dan sifat dari suatu produk atau
pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat (Kotler, 1997;49). Adapun dimensi pembentuk kualitas
layanan menurut Fandy Tjiptono, edisi II, (1997;26) meliputi:
a. (Tangibles) (X1), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan karyawan
dan sarana komunikasi di UD Sinar Bahgia Cosmetic Sidoarjo. Tangibles
mempunyai beberapa indikator antara lain:
1. Kebersihan dan kerapihan penampilan karyawan (X1.1)
2. Area parkir yang cukup luas (X1.2)
3. Tersedianya perlengkapan kosmetik yang lengkap (X1.3)
b. (Reliability) (X2), yaitu kemampuan memberikan layanan sesuai dengan
yang di janjikan, dapat di andalkan dan dilaksankan secara akurat oleh UD
Sinar Bahagia Cosmetic Sidoarjo. Reliability mempunyai beberapa
20
c. (Responsiveness) (X3), yaitu keinginan para karyawan membantu
memecahkan masalah dan memberikan layanan dengan tanggap kepada
pelanggan UD Sinar Bahagia Cosmetic Sidoarjo. Responsiveness
mempunyai beberapa indikator antara lain:
1. Cepat dan sigap dalam melayani pelanggan (X3.1)
2. Tanggap dalam setiap apa yang diinginkan oleh pelanggan (X3.2)
d. (Assurance) (X4), Yaitu pengetahuan, keramahan, kesopanan,
kemampuan karyawan UD Sinar Bahagia Cosmetic Sidoarjountuk
menimbulkan rasa percaya dan keyakinan kepada pelanggan. Assurance
mempunyai beberapa indikator antara lain:
1. Keramahan karyawan (X4.1)
2. Kesopanan karyawan (X4.2)
3. Karyawan memberikan informasi yang jelas pada saat melayani
pelanggan (X4.3)
e. (empathy) (X5), Yaitu kemudahan dalam menjain relasi, komunikasi yang
baik, perhatian pribadi, pemahaman atas kebutuhan individual para
pelanggan UD Sinar Bahagia Cosmetic Sidoarjo. Empati mempunyai
beberapa indikator antara lain:
1. Komunikasi yang baik (X5.1)
Kepuasan Pelanggan (Y), yaitu tingkat perasaan seseorang terhadap
kesesuaian antara harapan dengan persepsi, pelayanan yang diterima
(kenyataan yang di alami). Menurut Kotler (2001;46) ada empat indikator
yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu:
1 Merekomendasikan kepada orang lain (Y1).
2 Pembelian ulang (Y2).
3.1.2 Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik
pengukuran menggunakan skala liker. Analisis ini dilakukan dengan meminta
responden untyk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian pertanyaan yang
berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam
jenjang 1 sampai 5 dalam penelitian ini sebagai pola sebagai berikut:
1 5
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Tanggapan atau pendapat konsumen dinyatakan dengan memberi skor
yang berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada kotak yang tersedia di
sebelahnya, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 5 nilai tertinggi.
22
pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai antara 4-5 berarti
cenderung setuju dengan pernyataan yang diberikan.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008;80).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pelanggan UD sinar bahagia cosmetic.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2008;80). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu. Adapun kriterianya yaitu responden berusia minimal 18 tahun dan
respondenyang bertransaksi minimal 2 kali.
Pedoman pengumpulan sampel menurut Agusty (2002;48):
1. 100 – 200 sampel untuk maksimum likehood estimation.
2. Tergantung pada jumlah parameter yang di estimasi. Pedomannya adalah 5 –
10 kali jumlah parameter yang di estimasi.
3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel
latent. Jumlah sampel adalah jumah indikator di kali 5 – 10. Bila terdapat 14
ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar ( 8 x 14) = 112. Maka sampel
yang digunakan adalah mnimal sebesar 112 responden.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 J enis Data
Jenis data yang akan di gunakan dalam penelitian adalah:
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli atau tanpa media perantara. Jenis data yang diperoleh dengan
memberikan kuesioner secara langsung pada pelanggan UD Sinar Bahagia
Cosmetic.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari
pengisian kuesioner pada pelanggan yang sedang melakukan pembelian di UD
Sinar Bahagia Cosmetic Sidoarjo.
3.3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memperoleh
informasi yang relevan, akurat dan reliabel. Metode yang digunakan antara lain:
1. Wawancara
Yaitu pengumpulan data atau bahan-bahan yang dilakukan dengan melakukan
tanya jawab untuk mendapatkan informasi mengenai variabel penelitian secara
24
2. Kuesioner
yaitu pengumpulan data dengan metode survey yang menggunakan daftar
pertanyaan kepada pelanggan yang pada saat itu berada di lokasi UD Sinar
Bahagia Cosmetic Sidoarjo.
3.4 Teknik Analisis dan Uji hipotesis
2.4.1 Teknik Analisis
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode SEM berbasis
komponen dengan menggunakan PLS dipilih sebagai alat analisis pada penelitian
ini. Teknik Partial Least Square (PLS) dipilih karena perangkat ini banyak dipakai
untuk analisis kausal – prediktif yang rumit dan merupakan teknik yang sesuai
untuk digunakan didalam aplikasi prediksi dan pengembangan teori seperti pada
penelitian ini. SEM berbasis kovarian membutuhkan banyak asumsi parametrik,
misalnya variabel yang diobservasi harus memiliki multivariate normal
distribution yang dapat terpenuhi jika terjadi ukuran sampel yang digunakan besar
(antara 200-800). Dengan ukuran sampel yang kecil akan memberikan hasil
parameter dan model statistik yang tidak baik (Ghozali, 2008).
PLS tidak membutuhkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi
normal multivariate dan jumlah sampel tidak harus besar (Ghozali
merekomendasikan antara 30-100). Karena jumlah sampel yang digunakan dalam
melakukan pengujian dengan SEM berbasis komponen atau PLS, digunakan
dengan bantuan Smart PLS. PLS mengenal dua macam komponen dalam model
kausal yaitu model pengukuran (measurement models) dan model struktural
(structural model).
Melalui pendekatan ini, diasumsikan bahwa semua varian yang dihitung
merupakan varian yang berguna untuk penjelasan. Pendekatan pendugaan variabel
laten dalam PLS adalah sebagai exact kombinasi linier dari indikator, sehingga
mampu menghindari masalah indeterminacy dan menghasilkan skor komponen
yang tepat. Dengan menggunakan algoritma iteratif yang terdiri dari beberapa
analisis dengan metode kuadrat kecil biasa (ordinary least square) maka persoalan
identifikasi tidak menjadi masalah, karena model bersifat rekursif.
Pendekatan PLS didasarkan pada pergeseran analisis dari pengukuran
estimasi parameter model menjadi pengukuran prediksi yang relevan sehingga
fokus analisis bergeser dari hanya estimasi dan penafsiran signifikan parameter
menjadi validitas dan akurasi prediksi. Di dalam PLS variabel laten bisa berupa
hasil pencerminan indikatornya, diistilahkan dengan indikator refleksif (reflective
indicator). Disamping itu, juga bisa konstruk dibentuk (formatif) oleh
indikatornya, diistilahkan dengan indikator formatif (formatif indicator).
3.4.2 Model Indikator Refleksif dan Indikator For matif
26
true score ditambah error. Jadi konstruk laten seolah-olah mempengaruhi variasi
dan asumsi hubungan kausalitas dari konstruk ke indikator. Model refleksif sering
juga disebut principal factor model dimana kovarian pengukuran indikator
seolah-olah dipengaruhi oleh konstruk laten atau mencerminkan variasi dari konstruk
laten.
Pada model refleksif, konstruk (unidimensional) digambarkan dengan
bentuk ellips dengan beberapa anak panah dari konstruk ke indikator. Model ini
menghipotesiskan bahwa perubahan pada konstruk laten akan mempengaruhi
perubahan pada indikator. Model indikator refleksif harus memiliki internal
konsistensi karena semua indikator diasumsikan mengukur satu konstruk,
sehingga dua indikator yang sama reliabilitasnya dapat saling dipertukarkan.
Walaupun reliabilitas (Cronbach Alpha) suatu konstruk akan rendah jika hanya
ada sedikit indikator, tetapi validitas konstruk tidak akan berubah jika satu
indikator dihilangkan.
Gambar 3.1
Pr incipal Factor (Reflective) Model
Sumber: Ghozali, 2004, hal 9
Ciri-ciri model indikator reflektif adalah:
• Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari konstruk ke indikator.
• Antar indikator diharapkan saling berkorelasi (memiliki internal
consistency reliability).
• Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran tidak akan merubah
makna dan arti konstruk.
• Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator.
3.4.2.2Model Indikator For matif
Konstruk dengan indikator formatif mempunyai karakteristik berupa
komposit, seperti yang digunakan dalam literatur ekonomi yaitu index of
sustainable economics welfare, the human development index, dan the quality of
life index. Asal usul model formatif dapat ditelusuri kembali pada “operational
definition”, dan berdasarkan definisi operasional maka dapat dinyatakan tepat
menggunakan model formatif atau refleksif. Jika η menggambarkan suatu variabel
laten dan x adalah indikator, maka: η = x. Oleh karena itu, pada model formatif
variabel komposit seolah-olah dipengaruhi (ditentukan) oleh indikatornya. Jadi
arah hubungan kausalitas seolah-olah dari indikator ke variabel laten. Dalam
model formatif, perubahan pada indikator dihipotesiskan mempengaruhi
perubahan dalam konstruk (variabel laten). Tidak seperti pada model refleksif,
28
dan indikator sebagai group secara bersama-sama menentukan konsep, konstruk
atau laten, maka ada kemungkinan antar indikator saling berkorelasi, tetapi model
formatif tidak mengasumsikan perlunya korelasi antar indikator secara konsisten.
Sebagai misal komposit konstruk yang diukur oleh indikator yang saling mutually
exclusive, adalah konstruk Status Sosial Ekonomi diukur dengan indikator antara
lain Pendidikan, Pekerjaan dan Tempat Tinggal.
Oleh karena diasumsikan bahwa antar indikator tidak saling berkorelasi
maka ukuran internal konsistensi reliabilitas (Alpha Cronbach) tidak diperlukan
untuk menguji reliabilitas konstruk formatif. Kausalitas hubungan antar indikator
tidak menjadi rendah nilai validitasnya hanya karena memiliki internal konsistensi
yang rendah. Untuk menilai validitas konstruk perlu dilihat vaiabel lain yang
mempengaruhi konstruk laten. Jadi untuk menguji validitas dari konstruk laten,
peneliti harus menekankan pada nimological dan atau criterion-related validity.
Implikasi lainnya dari model formatif adalah dengan menghilangkan (dropping)
satu indikator dalam model akan menimbulkan persoalan serius. Menurut para
ahli psikometri indikator formatif memerlukan semua indikator yang membentuk
konstruk. Jadi menghilangkan satu indikator akan menghilangkan bagian yang
unik dari konstruk laten dan merubah makna dari konstruk. Komposit variabel
laten memasukkan error term dalam model, hanya error term diletakkan pada
konstruk laten dan bukan pada indikator.
Model formatif memandang (secara matematis) indikator seolah-olah
sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten, dalam hal ini memang
harus diikuti oleh peningkatan indikator lainnya dalam satu konstruk, tapi jelas
akan meningkatkan variabel latennya.
Model refleksif mengasumsikan semua indikator seolah-olah dipengaruhi
oleh variabel konstruk, oleh karena itu menghendaki antar indikator saling
berkorelasi satu sama lain. Dalam hal ini konstruk diperoleh menggunakan analis
faktor. Sedangkan, model formatif (konstruk diperoleh melalui analisis komponen
utama) tidak mengasumsikan perlunya korelasi antar indikator, atau secara
konsisten berasumsi tidak ada hubungan antar indikator. Oleh karena itu, internal
konsisten (Alpha Cronbach) kadang-kadang tidak diperlukan untuk menguji
reliabilitas konstruk formatif.
Gambar 3.2
Composite Latent Variabel (For mative) Model
Sumber: Ghozali, 2004, hal 11.
zet a
Composit e Fact or
X1
X2
30
Ciri-ciri model indikator formatif adalah:
• Arah hubungan kausalitas dari indikator ke konstruk.
• Antara indikator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak diperlukan uji
konsistensi internal atau cronbach alpha ).
• Menghilangkan satu indikator berakibat merubah makna dari konstruk
• Kesalahan pengukuran diletakkan pada tingkat konstruk (zeta)
• Konstruk mempunyai makna “surplus”
• Skala skor tidak menggambarkan konstruk
3.4.3 Kegunaan Metode Partial Least Squar e(PLS)
Kegunaan PLS adalah untuk mendapatkan model struktural yang
powerfull untuk tujuan prediksi. Pada PLS, penduga bobot (weight estimate)
untuk menghasilkan skor variabel laten dari indikatornya dispesifikasikan dalam
outer model, sedangkan inner model adalah model struktural yang
menghubungkan antar variabel laten.
3.4.4 Pengukuran Metode Partial Least Squar e (PLS)
Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :
1. Weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten.
2. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten
dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.
3. Means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi, intersep) untuk
Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi
tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama
menghasilkan penduga bobot (weight estimate), tahap kedua menghasilkan
estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan
estimasi means dan lokasi (konstanta). Pada dua tahap pertama proses iterasi
dilakukan dengan pendekatan deviasi (penyimpangan) dari nilai means (rata-rata).
Pada tahap ketiga, estimasi bisa didasarkan pada matriks data asli dan tata hasil
penduga bobot dan koefisien jalur pada tahap kedua, tujuannya untuk menghitung
means dan lokasi parameter.
3.5 Uji Validitas Dan Reliabilitas
Hasil pengumpulan data yang di dapat dari kuesioner harus di ujikan
validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian ini dikatakan valid, bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesugguhnya terjadi pada
obyek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2008;348) instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Pada
PLS evaluasi validitas model pengukuran atau outer-model yag menggunakan
indikator redleksif dievaluasi dengan convergent dan diskriminan validity.
Sedangkan outer-model dengan formatif indikator di evaluasi berdasarkan
paa substantive contentnya yaitu dengan membandingkan besarnya relatif weight
32
Convergent validity dari model pengukuran dengan reflekif indikator
diniai berdasarkan korelasi antaritem score atau component score dengan construc
score yang di hitung dengan PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi
jika berkorelasi lebih dari 0,07 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun
demikian menurut Chin (Ghozali, 2008;24) untuk penelitian tahap awal dari
pengembangan skala pengukuran niai loading 0,05 sampai 0,6 dianggap cukup.
Sedangkan discriminant validity dinilai berdasarkan crossloading, jika
korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk
lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran
pada blok. Mereka lebih bak daripada blok lainnya. Bisa juga dinilai dengan
average variance extracted (AVE) jika nila akar kuadrat AVE setiap konstruk
lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam
model maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. ( Fornell
dan lacker dalam Ghozali, 2008;25).
Hasil penelitian dikatakan reliabel bila terdapat kesamaan dalam waktu
berbeda artinya instrumen yang memiliki reliabilitas adalah instrumen yang
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan
data yang sama juga (Sugiyono, 2008;348). Selain itu juga instrumen yang
reliabel adalah instrumen yag biasa dicobakan secara berulang-ulang kepada
kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak
dapat perubahan psikologis pada responden. Instrumen yang baik tidak bersifat
dikehendaki oleh peneliti. Untuk menguji apakah instrumen reliabel dilihat dari
niai composite. Reliability blok indikator yang mengukur suatu konstruk dan juga
nilai cronbach alpha. Jika nilai composite reliability maupun cronbach alpha di
34 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejar ah Singkat Perusahaan
Perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi dewasa ini telah
membawa pengaruh yang pesat terhadap persaingan dunia usaha untuk
memperluas pangsa pasar yang semakin lama semakin ketat sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi. Suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
usahanya selalu ingin memperoleh keuntungan, kegiatanini dilakukan dengan cara
pemasaran yang juga bertujuan memberi kepuasan kepada konsumennya.
Perkembangan usaha pada saat ini sangat maju pesat, sehingga terjadi
persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang lain yang berusaha
menawarkan keunggulan-keunggulan yang mereka miliki kepada konsumen
dalam memenuhi kebutuhan. Konsumen yang mempunyai banyak alternative
tempat, sehingga membuat para penggelolatempat usaha harus berpikir keras agar
mengikuti perkembangan pasar supaya memuaskan konsumen maupun pelanggan.
UD Sinar Bahagia Cosmetic merupakan usaha dagang yang menjual
berbagai macam kosmetik kecantikan mulai dari bedak, lipstik, parfum, dll. UD
Sinar Bahagia Cosmetic merupakan salah satu tempat toko kosmetik di sidoarjo
yang saat ini berkembang dan akan tetap bertahan di tengah toko-toko kosmetik
Sejak didirikan tahun 2001, UD Sinar Bahagia Cosmetic yang terletak di
Ds. Wage melayani segmen menengah keatas maupun kebawah. UD sinar
Bahagia Cosmetic saat ini telah memiliki dua karyawan.
4.1.2 J enis Usaha
UD Sinar Bahagia Cosmetic merupakan suatu perusahaan yang bergerak
di bidang jasa yang menjual berbagai macam kosmetik kecantikan seperti bedak,
lipstik, parfum dll.
4.1.3 Lokasi Per usahaan
UD Sinar Bahagia Cosmetic terletak di jalan jeruk no 64 wage Sidoarjo.
4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Statistik Deskr iptif
Gambaran statisitik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran
jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner.
a. Deskr ipsi r esponden berdasar ka jenis kelamin
Identitas responden menurut jenis kelamin dapat di lihat pada tabel 4.1.
Dalam tabel 4.1 terlihat bahwa dari 112 responden, 30 responden (27%)
36
Tabel 4.1
Identitas Responden Menur ut J enis Kelamin
J enis Kelamin J umlah Per sentase (% )
Laki-Laki 30 27
Perem puan 82 73
Tot al 112 100
Sumber : Data kuesioner
b. Deskr ipsi r esponden berdasar kan kelompok umur
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berusia 18-30 sejumlah
73 orang (65%) selanjutnya yang berusia >31 tahun sebanyak 39 orang
(35%).
Tabel 4.2
Identitas Responden Menurut Umur
No Um ur Jumlah (orang) Persent ase (%)
1. 18 – 30 t ahun 73 65
2. >31 t ahun 39 35
3. TOTAL 112 100
4.2.2 Deskr ipsi var iabel ualitas layanan (X)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan responden
(pelanggan UD Sinar Bahagia Cosmetic Sidoarjo yang berjumlah 112 orang.
a. Tangible (X1)
Tabel 4.3 : Indikator X1.1
X11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 1 0.9 0.9 0.9
Setuju.Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden 90,11% cenderung menyetujui bahwa UD Sinar Bahagia
Cosmetic memperhatikan kebersihan dan kerapihan penampilan
karyawan dalam melayani pelanggan.
2. Area parkir yang cukup luas (X1.2)
Tabel 4.4 : Indikator X1.2
X12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
38
(10,7%) , 66 orang (58,9%) menjawab setuju dan 25 orang (22,3%)
menjawab sangat setuju. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden 80,11% cenderung menyetujui bahwa area
parkir di UD Sinar Bahagia Cosmetic sudah cukup luas untuk
menampung kendaraan semua pelanggan.
3. Tersedianya perlengkapan kosmetik yang lengkap (X1.3)
Tabel 4.5 : Indikator X1.3
X13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid N 22 19.6 19.6 19.6
S 72 64.3 64.3 83.9
SS 18 16.1 16.1 100.0
Total 112 100.0 100.0
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa terdapat 22 orang (19,6%)
menjawab netral, 72 orang (64,3%) menjawab setuju dan 18 orang
(16,1%) menjawab sangat setuju. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden 80,4% cenderung menyetujui bahwa
barang-barang perlengkapan kosmetik yang dijual di UD Sinar Bahagia
b. Reliability (X2)
1. Tepat waktu dalam memberikan pelayanan (X2.1)
Tabel 4.6 : Indikator X2.1
X21
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
menjawab netral, 78 orang (69,6%) menjawab setuju dan 19 orang (17%)
menjawab sangat setuju. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden 87,6% cenderung menyetujui bahwa karyawan
UD Sinar Bahagia Cosmetic tepat waktu dalam memberi pelayanan
kepada pelanggan.
2. Kehandalan karyawan dalam melayani pelanggan (X2.2)
Tabel 4.7 : Indikator X2.2
X22
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
40
keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden 81.3%
cenderung menyetujui bahwa karyawan UD Sinar Bahagia Cosmetic
sudah cukup handal dalam melayani setiap pelanggan.
c. Responsiveness (X3)
1. Cepat dan sigap dalam melayani pelanggan (X3.1)
Tabel 4.8 : Indikator X3.1
X31
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
(19,6%) menjawab sangat setuju. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden 77,15% cenderung menyetujui bahwa
karyawan di UD Sinar Bahagia Cosmetik cekatan dalam melayani
pelanggan.
2. Tanggap dalam setiap apa yang diinginkan oleh pelanggan (X3.2)
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa terdapat 38 orang (33,9%)
menjawab netral, 53 orang (47,3%) menjawab setuju dan 21 orang
(18,8%) menjawab sangat setuju. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden 65,11% cenderung menyetujui bahwa
karyawan di UD Sinar Bahagia Cosmetik tanggap dalam menangani
keluhan pelanggan.
d. Assurance (X4)
1. Keramahan karyawan (X4.1)
Tabel 4.10 : Indikator X4.1
X41
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 3 2.7 2.7 2.7
N 17 15.2 15.2 17.9
S 75 67.0 67.0 84.8
SS 17 15.2 15.2 100.0
Total 112 100.0 100.0
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa terdapat 3 orang (2,7%) menjawab
tidak setuju, 17 orang (15,2%) menjawab netral, 75 orang (67%)
menjawab setuju dan 17 orang (15,2%) menjawab sangat setuju. Secara
keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden 82,2%
cenderung menyetujui bahwa karyawan di UD Sinar Bahagia Cosmetik
42
2. Kesopanan karyawan (X4.2)
Tabel 4.11 : Indikator X4.2
X42
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
(68,8%) menjawab setuju dan 15 orang (13,4%) menjawab sangat setuju.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
81,12% cenderung menyetujui bahwa karyawan di UD Sinar Bahagia
Cosmetik selalu bersikap sopan dalam setiap melayani pelanggan.
3. Karyawan memberikan informasi yang jelas pada saat melayani
pelanggan (X4.3)
Tabel 4.12 : Indikator X4.3
X43
Frequency Percent Valid Percent
Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa terdapat 6 orang (5,4%)
menjawab netral, 79 orang (70,5%) menjawab setuju dan 27 orang
(24,1%) menjawab sangat setuju. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden 94,6% cenderung menyetujui bahwa
karyawan di UD Sinar Bahagia Cosmetik sudah memberikan informasi
yang jelas tentang produk yang diinginkan pelanggan.
e. Empathy (X5)
1. Komunikasi yang baik (X5.1)
Tabel 4.13 : Indikator X5.1
X51
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 3 2.7 2.7 2.7
N 22 19.6 19.6 22.3
S 75 67.0 67.0 89.3
SS 12 10.7 10.7 100.0
Total 112 100.0 100.0
4.12 di atas menunjukkan bahwa terdapat 3 orang (2,7%) menjawab tidak
setuju, 22 orang (19,6%) menjawab netral, 75 orang (67%) menjawab
setuju dan 12 orang (10,7%) menjawab sangat setuju. Secara
keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden 77,7%
cenderung menyetujui bahwa karyawan di UD Sinar Bahagia Cosmetik
44
2. Memahami kebutuhan pelanggan (X5.2)
Tabel 4.14 : Indikator X5.2
X52
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
(71,4%) menjawab setuju dan 24 orang (21,4%) menjawab sangat setuju.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
92,8% cenderung menyetujui bahwa karyawan di UD Sinar Bahagia
Cosmetik sudah memberikan pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan.
Untuk mengetahui apakah kualitas layanan sudah dilaksanakan
dengan baik, dapat dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan dari kelima
dimensi. Nilai rata-rata tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelas, dengan
JK = Jumlah Kelas
Sehingga berdasarkan rumus di atas menjadi :
IK = 5-1 = 4
3 3
IK = 1,33
Dengan diketahui interval kelas yaitu 1,33 kemudian disusun
kriteria penilaian rata – rata jawaban responden pada tabel 4.14 di bawah
ini :
Tabel 4.15 : Interval Kelas
Interval Penilaian untuk setiap variable
1,00 – 2,33 Tidak baik
2,34 – 3,67 Cukup baik
3,68 – 5,00 Baik
Sumber : Diolah peneliti
Adapun nilai rata-rata dari dimensi tangible, reliability,
responsiveness, assurance dan empathy adalah sebagai berikut :
Tabel 4.16 : Nilai Rata-rata Variabel X
Item Nilai rata-rata Keterangan
Tangible 3,99 Baik
46
yang berkualitas baik dari faktor tangible, reliability, responsiveness,
assurance maupun empathy.
f. Kepuasan Pelanggan (Y)
Kepuasan pelanggan dalam penelitian ini yaitu tingkat perasaan
seseorang terhadap kesesuaian antara harapan dengan persepsi, pelayanan
yang diterima (kenyataan yang di alami), Kotler (2001;46) :
1. Merekomendasikan kepada orang lain (Y1)
Tabel 4.17 : Indikator Y1
Y1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 4 3.6 3.6 3.6
N 9 8.0 8.0 11.6
S 84 75.0 75.0 86.6
SS 15 13.4 13.4 100.0
Total 112 100.0 100.0
Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa terdapat 4 orang (3,6%)
menjawab tidak setuju, 9 orang (8,%) menjawab netral, 84 orang (75,%)
menjawab setuju dan 15 orang (1,4%) menjawab sangat setuju. Secara
keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden 88,4%
cenderung menyetujui bahwa mereka akan merekomendasikan UD Sinar
2. Pembelian Ulang (Y2)
Tabel 4.18 : Indikator Y2
Y2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
74,1% cenderung menyetujui bahwa mereka akan melakukan pembelian
ulang di UD Sinar Bahagia Cosmetik.
Adapun nilai rata-rata dari indikator kepuasan pelanggan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.19 : Nilai Rata-rata Variabel Y
Item Nilai rata-rata Keterangan
Y1 3,98 Baik
Y2 3,74 Baik
Mean 3,86 Baik
Sumber : Lampiran 2
Nilai tabel 4.18 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata keseluruhan
48
4.3. Analisis Partial Least Squar e
4.3.1. Evaluasi Model Pengukuran
Evaluasi model pengukuran adalah evaluasi hubungan antara kontrak
dengan indikatornya.
1. Convergent Validity
Convergent validity dapat dievaluasi dalam tiga tahap yaitu indikator
validitas, reliabilitas konstrak dan nilai Average Variance Extracted (AVE).
Adapun hasil dari indikator validitas, reliabilitas konstrak dan nilai Average
Variance Extracted (AVE) adalah sebagai berikut :
a. Indikator Validitas
Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari
0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian pada riset tahap
pengembangan skala, loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat diterima.
Tabel 4.20 : Convergent Validity
Original
kualitas layanan 0.273434 0.262367 0.071541 0.071541 3.822076
empathy ->
kualitas layanan 0.281618 0.260000 0.093048 0.093048 3.026579
kualitas layanan -> kepuasan
pelanggan
0.322276 0.356223 0.093697 0.093697 3.439542
reliability ->
kualitas layanan 0.302766 0.300282 0.063431 0.063431 4.773155
responsiveness ->
kualitas layanan 0.387549 0.386497 0.062572 0.062572 6.193619
tangible ->
kualitas layanan 0.288884 0.273015 0.073355 0.073355 3.938164
Jika dilihat dari nilai original sampel (nilai loading) masing-masing
indikator pada dimensi tangible, reliability, responsiveness, empathy dan
kepuasan pelanggan tampak bahwa semua indikatornya memiliki nilai lebih
dari 0,50 dan T-statistik yang dihasilkan lebih dari 1,96. Hal ini berarti
semua indikatornya adalah valid, dan signifikan secara statistik dalam
mengukur dimensi tangible, reliability, responsiveness, empathy dan
kepuasan pelanggan.
b. Reliabilitas Konstrak
Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability maupun
cronbach alpha di atas 0,70. Berikut hasil composite reliability dan
cronbach alpha pada variabel konstruk tangible, reliability, responsiveness,
assurance, empathy, kualitas layanan,kepuasan pelanggan :
Tabel 4.21 : Composite Reliability dan Cronbachs Alpha
Variabel penelit ian
Com posit e
Reliabilit y Cronbachs Alpha
Assuran ce 0.835 0.619
50
baik, terlihat dari nilai composite reliability nya lebih dari 0,70 dan alpha
cronbach’s yang dihasilkan mendekati 0,70. Namun, variabel tangible
memiliki reliabilitas yang belum memuaskan terlihat dari nilai composite
reliability mendekati 0,70 namun alpha cronbach’s yang dihasilkan kurang
dari 0,70.
c. Nilai Average Variance Extracted (AVE)
Pemeriksaan terakhir dari convergent validity adalah melihat output
AVE. Konstrak memiliki convergent validity yang baik adalah apabila nilai
AVE lebih dari 0,50. Berikut nilai AVE pada variabel pengendalian
akuntansi, pengendalian perilaku, pengendalian personal dan kinerja
manajerial :
Tabel 4.22 : AVE
Variabel Penelitian AVE
Assurance 0.718
Berdasarkan nilai AVE menunjukkan bahwa variabel reliability,
responsiveness, assurance, empathy dan kepuasan pelanggan memiliki nilai
AVE lebih dari 0,50. Hal ini berarti variabel reliability, responsiveness,
assurance, empathy dan kepuasan pelanggan memiliki nilai convergent
kurang dari 0,50 yang berarti variabel tangible memiliki convergent validity
yang belum baik.
4.3.2. Evaluasi Model Struktural
Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai
R-square yang merupakan uji goodness-fit model.
Tabel 4.23 : R-square
R Square
kepuasan
pelanggan 0,0997
Sumber : Lampiran 3
Besarnya pengaruh secara bersama-sama dari konstrak terhadap kepuasan
pelanggan ditunjukkan oleh nilai R2. Nilai R2 pada model pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 9,97%.
Tabel 4.24 : Uji Hipotesis
Nilai T-statistics pada pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan
pelanggan sebesar 2,881. Nilai tersebut lebih dari 1,96 yang berarti kualitas