• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribution of Barnacle (Balanus spp) on The Pole of Harbour PT. Persero Indonesia Sibolga North Sumatera. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Distribution of Barnacle (Balanus spp) on The Pole of Harbour PT. Persero Indonesia Sibolga North Sumatera. Abstract"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Distribution of Barnacle (Balanus spp) on The Pole of Harbour PT. Persero Indonesia Sibolga North Sumatera

By

Donald Lumban Gaol 1), Yusni Ikhwan Siregar 2), Afrizal Tanjung3). Abstract

A Study on the distribution and abundance of biofouling, Barnacles (Balanus spp) were conducted in May 2012. The objective of the study was to find out and analyze the distribution of the barnacle in relation to currents, depth of water.

It revealed that current velocity affected the abundance in that greater current velocity brought about lower abundance. It addition, the abundance of Barnacles (Balanus spp) were higher on the subsurface compared to that on the above surface of water. This differences were due to food supply and duration of filtering activity of Barnacles (Balanus spp).

Keywords : abundance/ speed of the current

1). Student of Fisheries and Marine Science Faculty of Riau Univesity 2). Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty of Riau Univesity 3). Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty of Riau Univesity

Distribusi Kelimpahan Teritip (Balanus spp) Pada Tiang Pelabuhan PT. Persero Indonesia Sibolga Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Pada tiang pelabuhan sangat banyak ditemui biota yang menempel, biota tersebut adalah teritip (Balanus spp). Penempelan tersebut tidak hanya terjadi pada substrat alami, dapat juga terjadi pada berbagai sarana kepentingan manusia seperti kapal dan bangunan pantai. Penempelan tersebut menimbulkan pengotoran biologis yang disebut dengan biofouling.

Pelabuhan Sibolga adalah salah satu pelabuhan yang terdapat di Teluk Tapian Nauli yang kedalaman lautnya memadai untuk dimasuki kapal-kapal

berukuran besar. Sampai sekarang pelabuhan ini merupakan pintu gerbang keluar masuknya barang dan penumpang melalui pantai barat Sumatera Utara, terutama untuk wilayah di sekitarnya, daerah pedalaman dan Pulau Nias. Pelabuhan Sibolga sudah mampu mendukung pengadaan kargo dan penumpang secara baik, di lain pihak juga mampu menyediakan kebutuhan jasa angkutan laut yang dibutuhkan wilayah sekitarnya dengan jadwal yang baik dan teratur.

Dalam pengelolaan nya, pelabuhan PT. Persero Indonesia Sibolga menemukan masalah yaitu kepadatan teritip (Balanus

(2)

spp) yang menempel pada tiang pelabuhan. Masalah ini kedepan akan menjadi kendala dalam keberjanjutan dan daya tahan tiang pelabuhan.

Penelitian bertujuan mengetahui distribusi kelimpahan teritip (Balanus spp) pada tiang pelabuhan di Kota Sibolga dengan melihat perbedaan kelimpahan pada jarak yang lebih jauh dan lebih dekat dari pantai.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei 2012. Sampel teritip (Balanus spp) diamati secara langsung dari tiang pelabuhan Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode survei. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan secara purposif dimana tiang pengamatan ditetapkan sejumlah 16 tiang, pada setiap tiang ditetapkan 4 titik pengamatan.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari tiap titik pengamatan kemudian diolah dan di uji secara statistik dengan menggunakan Uji Two Way Anova yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kelimpahan tiap stasiun pengamatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelimpahan teritip (Balanus spp) pada stasiun yang dekat dengan pantai dengan panjang dermaga sekitaran 100 meter menunjukkan rata-rata kelimpahan 465 individu/m2, sedangkan pada stasiun yang berada jauh dari pantai terdapat rata-rata

kelimpahannya 415 individu/m2.Stasiun

yang dekat dengan pantai terdapat kelimpahan rata-rata 450 individu pada bagian atas permukaan air, sedangkan di bawah permukaan air didapat kelimpahan rata-rata 480 individu. Stasiun yang jauh

dari pantai kelimpahan rata-rata 412 individu pada bagian atas permukaan air, sedangkan bagian bawah permukaan air kelimpahan rata-rata 429 individu.

Berdasarkan hasil Anova diperoleh kelimpahan teritip (Balanus spp) stasiun yang dekat dengat pantai dengan stasiun yang jauh dari bibir pantai di dapat Sig 0,003 yang berarti hipotesis awal ditolak dimana kelimpahan stasiun dekat pantai dan stasiun yang jauh dari bibir pantai berbeda sangat nyata.

Perbedaan kelimpahan pada stasiun dekat dengan bibir pantai yang berada diatas permukaan air dan dibawah permukaan air adalah berbeda nyata. Karena dari perhitungan didapat hasil Sig 0,013 yang berarti hipotesis awal ditolak dimana terdapat perbedaan rata-rata kelimpahan diatas dan dibawah permukaan air.

Kemudian pada stasiun yang jauh dari bibir pantai dapat kita lihat perbedaan rata-rata kelimpahann teritip (Balanus spp) diatas permukaan air dan dibawah permukaan air disimpulkan tidak berbeda nyata. Sebab setelah diuji dengan Anova Test didapat hasil Sig 0,541 yang berarti hipotesis awal diterima yakni tidak ada beda antara kelimpahan teritip diatas air dan dibawah permukaan air. Kelimpahan tersebut dapat dikatakan merata sebab kondisi teritip saat terendam hampir sama dengan kondisi teritip pada saat diatas permukaan air.

Perbedaan kelimpahan karena titik pengamatan yang dilakukan berbeda tempat, dimana stasiun yang titik pengamatannya berada dekat bibir pantai kecepatan arusnya lebih rendah yang membuat teritip (Balanus spp) tidak sulit menempel pada substrat. Sedangkan pada stasiun yang jauh dari pantai, kecepatan arus lebih tinggi yang membuat teritip (Balanus spp) lebih susah menempel.

(3)

Perbedaan kelimpahan teritip dipengaruhi oleh kecepatan arus. Teritip akan lebih mudah menempel di tiang bagian yang paling dekat dengan bibir pantai karena kecepatan arus nya tidak terlalu tinggi. Penempelan teritip (Balanus spp) di atas permukaan air lebih rendah dibanding di bawah permukaan air. Hal ini disebabkan teritip (Balanus spp) yang hidup dibawah permukaan air lebih mudah mendapatkan makanan dan aktif dalam menyaring makanan yang artinya perkembangbiakan teritip (Balanus spp) berjalan dengan lancar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa jarak tiang dan garis pantai berpengaruh terhadap kelimpahan teritip (Balanus spp). Demikian juga dengan sebaran vertical dimana pada bagian yang tergenang (sub-surface) memiliki kelimpahan yang lebih tinggi daripada bagian tiang bagian atas.

Penelitian ini hanya menggambarkan satu pelabuhan saja. Kiranya penelitian ini

dapat dilaksanakan dengan membandingkan pelabuhan lainnya dengan melihat formula yang diberikan pada pembangunan tiang pelabuhan. Dengan demikian, tiang tiang pelabuhan dapat digunakan secara maksimal dan bertahan lama tanpa gangguan dari biota laut seperti teritip (Balanus spp). Kemudian, sangat diharapkan penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan penelitian lainnya seperti identifikasi teritip ini guna melihat apa yang ada di dalam tubuh teritip yang membuat bangunan di sekitar pantai dapat rusak oleh nya. Dengan demikian, dapat kita cari alternatif pemecahan masalah tiang tiang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Adriman, Sumiarsih, E. dan Fajri, N. E. 2005. Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Riau (tidak diterbitkan)

Ahmad, M. 1978. Bunga Rampai Kapal Perikanan. Lembaga Penelitian Perikanan Universitas Riau. Pekanbaru. 56 hal.

Andriani E. Devi, N. dan Putri, W. 2004. Pemanfaatan Penginderaan Jauh dalam Menentukan Suhu Permukaan Laut. Program Studi Meteorologi Insitut Teknologi Bandung, Bandung.

Ariadi, R.F. 2011. Kelimpahan Teritip (Balanus spp) di Pelabuhan TPI Purnama Kota Dumai. Skripsi.m Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 35 hal (tidak diterbitkan)

Bakhtiar, D, 1992. Intensitas Penempelan Teritip (Balanus spp) Pada Permukaan dan Kecerahan Air Yang Berbeda di Perairan Pulau Bintan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 56 hal (tidak diterbitkan).

Barnes, H and H.T. Powell. 1953. The Growth of Balanus balanoides (L) and Balanus crenatus Brug. Under Varying Condition of Submertion. Journal of The Biology. Association of The United Kingdom 32(1-3):107-127.

Barnes, R. D, 1974. Invertebrata Zoologi. Third Edition. W. B. Saunders Co, London. 870 pp.

Darsono, P. 1979. Catatan Tentang Sifat dan Daur Hidup Teritip

(4)

(Barnacle). Pewarta Oseana V (3):16-19.

Darsono, P. dan Hutomo, M. 1983. Komunitas Biota Penempel di Perairan Suralaya, Selat Malaka. Jurnal Oseanologi di Indonesia 16:29-41

Ermaitis. 1984. Beberapa Catatan tentang Marga Teritip (Balanus spp). Pewarta Oseana IX (3): 96-101 hal.

George, J. D. 1974. Marine Life : An Illustrated Encyclopedia of Invertebratae In The Sea. Jhon Wiley and Sons. New York. 288 pp

Hasoloan, R., 1992. Pengaruh Bahan Pengawet dan Jenis Substrat terhadap Intensitas Penempelan Teritip (Balanus spp) di Perairan Trikora Kepulauan Riau. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 53 hal (tidak diterbitkan).

Hutagalung, S. P. 1982. Studi Tentang Teritip (Balanus spp) Terhadap Beberapa Jenis Subtratum pada Tingkatan Suhu dan Kondisi Oseanografis yang berbeda di Perairan PLTU Muara Karang, Teluk Jakarta. Skripsi. Fakultas Perikanan Insitut Pertanian Bogor. Bogor. 90 hal (tidak diterbitkan). McConnaughey, B. H. and Zottoli, R.

1983. Pengantar Biologi Laut. Diterjemahkan oleh H.Z.B. Tafal. The C.V.Mosby Co. London. 410 hal

Mudzni, A., 2011.Distribusi Kelimpahan Vertikal Teritip (Balanus spp) Pada Tiang Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Purnama Kota Dumai. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 49hal (tidak diterbitkan).

Nontji, A., 2001. Laut Nusantara. Djambatan. Ed rev, Cetakan 5 Jakarta, 300 hal

Nybakken, J.W., 1992. Biologi Laut Suatu

Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh M. Eidiman,

Koesbiono, D.G. Bongen. M. Hutomo dan S. Soekardjo. Gramedia. Jakarta. 495 hal

Peterson, H. Colburn, T. and Downing, D. 1983. Spatial and Temporal Patterns in Hebivory on a Caribbean Fringing Reef: The Effects on Plant Distribution. Ocealogia 58:299-308

Romimohtarto, K. 1977. Beberapa Catatan Tentang Teritip (Balanus spp) sebagai Binatang Pengotor di Laut. Oseanologi di Indonesia. 7:25-42 hal.

____________, 1991. Pengantar Pemantauan Pencemaran Laut. Hal 1-14, dalam D. 11. Kunarso dan Ruyitno (Eds). Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. LIPI, Jakarta.

____________, 2009. Biologi Laut; Ilmu Pengetahuan tentang Biologi Laut. Djambatan. Jakarta. 540 hal.

(5)

Sidjabat, 1976. Pengantar Oseanografi. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 88 hal

Sumawidjaya. K., 1975. Limnologi I. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Insitut Pertanian -dBogor, Bogor. 53 hal

Tanjung, A. 2005. Kajian Anatomi, Reproduksi, Autekologi dan Manipulasi Habitat untuk Reproduksi Optimum Kerang Sipetang (Pharella acutidens)(Molusca, Bivalva, Pharidae). Disertasi Insitut Teknologi Bandung. (tidak diterbitkan).

Tanjung, A. 2012. Rancangan Percobaan. Penerbit Tantaramesta. Asosiasi Direktori Indonesia, Bandung. 99 hal.

Odgen JC, P.S. Lobel, 1978. The Role of Herbivorous Fish and Urchins in Coral reef communities. Env Fish 3:49-63

Wisnu. A.W.,2004. Dampak Pencemaran Minyak. Yogyakarta. 179 hal. Zelfisjahri, 1997. Analisi Kuantitatif

Penempelan Teritip (Balanus spp) pada

Semen Beton dan Seng yang di Cat Warna Berbeda Berkadar Tembaga 20% di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Bungus. Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas Riau. Pekanbaru. 57 hal (tidak diterbitkan)

Referensi

Dokumen terkait

DATA CAPAIAN PROGRAM GIZI - PEMBERIAN MP-ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2012.

Hasil pengujian metalografi pada logam hasil pengecoran industri kecil yang menggunakan cetakan logam terlihat konsentrasi atom Al dan Si yang tersebar tidak merata terutama

Hasil perhitungan debit inflow minimum maupun debit outflow pada RB-2 yang digunakan untuk menganalisis, didasarkan pada sistem jaringan distribusi air bersih

Secara operasional yang dimaksud dengan peran guru dalam meningkatkan prestasi non akademik melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SMAN 1 Kedungwaru adalah

Usahakan menggunakan pustaka terbaru, relevan, dan asli dari jurnal ilmiah. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian

 Pemodelan data Organisasi: Untuk membangun sebuah sistem informasi, sistem analis harus memahami apa data yang dibutuhkan sistem.. informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

Sehingga pada proses pemurnian aluminium hidroksida dengan perbandingan spent catalyst dan pelarut NaOH 1 : 3 masih harus dilakukan penelitian lebih jauh agar hasil

Untuk pegawai non-darurat : Tidak boleh melakukan tindakan yang menyangkut risiko pribadi atau tanpa pelatihan yang sesuai:. Evakuasi