Oleh : Pontius Waly Mau
Ketua Tim Pengkajian
Perluasan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
AUDENCE KONSULTASI DENGAN GUBERNUR
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TENTANG
RENCANA PENGELOLAAN
DAN ZONZSI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
DAERAH (KKPD)
Sejalan degan paradigma pembangunan berkelanjutan, Pemerintah
Kabupaten Alor bersama dengan WWF Solor Alor Project dan
pemangku kepentingan lainnya telah melakukan serangkaian kajian
potensi dan pemetaan partisipatif untuk menetapkan kawasan yang
dikelola secara bersama dan dipantau serta dievaluasi sejak Tahun
2007.
Kajian tersebut dilakukan sebagai salah satu dasar peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan dan perlindungan
kelestarian sumberdaya alam, khususnya wilayah pesisir dan laut.
Pola pemanfaatan secara lestari yang selanjutnya dipilih dan
dikembangkan sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Alor dalam
pengelolaan dan pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
(KKPD).
Aspek Astronomis
Posisi Astronomis Kabupaten Alor pada
8º6’LS - 8º36’ LS dan 123º48’ BT - 125º48’ BT. Aspek Wilayah
Sebelah Utara : Laut Flores Sebelah Selatan : Selat Ombay
Sebelah Timur : Selat Wetar dan perairan Republik
Demokratik Timor Leste Sebelah Barat : Selat Alor dan
Kabupaten Lembata
Luas wilayah daratan 2.928,87 Km² Luas wilayah perairan 10.773,62 KM2
Panjang Garis Pantai 278,1 KM’
Aspek Morfologis
Sebagian besar dari luas wilayah daratan (2.928,87 Km2 atau
292.887 Ha) atau 1.840,53 Km2 adalah daerah berbukit sampai
bergunung dengan kemiringan diatas 40o sebesar 64,25%;
kemiringan 15o-40o sebesar 23,61%; kemiringan 3o-15o sebesar
8,69%; dan dengan kemiringan 0o-3o sebesar 3,45%.
17 Kec; 158 Desa dan 17 Kelurahan; Merupakan Kabupaten Kepulauan dengan 15 pulau-pulau kecil, 9
berpenduduk dan 6 tidak berpenduduk. Jumlah Penduduk Tahun 2011 (BPS) berjumlah193.785Jiwa dengan Kepadatan 68 Jiwa/Km2
Aspek Administratif
Kabupaten Alor termasuk 183
Kab./Kota yang tergolong kabupaten tertinggal; Kabupaten Alor juga termasuk 112 Kab./Kota di Indonesia
yang dikategorikan sebagai
KABUPATEN PERBATASAN, salah
satu dari 92 Gugusan Pulau-pulau
Kecil Terluar dan Sebagai
KABUPATEN KEPULAUAN;
Aspek Geopolitik
`
POTENSI PERAIRAN KABUPATEN ALOR
1. Memiliki kekayaan sumberdaya hayati laut yang tinggi Terdapat 75 spesies karang keras dari 31 genus
yang tergolong dalam 14 famili karang dengan tutupan karang hidup sebesar 34,95 % dalam kondisi baik .
Terdapat 15 jenis dari 11 family mangrove Terdapat 7 Jenis lamun Terdapat 1 jenis ikan langkah yaitu ikan Mola-mola (Sun Fish)
2. Merupakan jalur bermigrasi / perlintasan Mamailia laut dan Penyu
Teridentifkasi 11 Spesies Paus melintas dan 4 Spesies Lumba-lumba),
jenis penyu (penyu sisik dan penyu belimbing) 3. Jalur migrasi dan mencari makan ikan pelagis yang
bernilai ekonomis tinggi seperti ikan Tuna, Layaran,Tenggiri dan Cakalang
4. Pemandangan pantai pesisir dan pemandangan alam bawah air yang indah
Tercatat ada 43 titik penyelaman dengan masing-masing keunikan alam bawah airnya 5. Adat Istiadat dan Kearifan Lokal masyarakat Pesisir
• Mengembangkan KKPD guna menunjang pembangunan berkelanjutan di daerah.
• Melindungi komunitas alami, spesies, dan ekosistem di wilayah pesisir dan perairan di dalam kawasan.
• Mengembangkan upaya-upaya pemanfaatan sumberdaya kawasan secara lestari untuk kegiatan perikanan, pariwisata, pendidikan, perhubungan, penelitian dan kegiatan lain arahan rencana zonasi.
Umum
Khusus
• Pembangunan sosial
, yaitu memulihkan dan menjamin hak dan kewajiban masyarakat dalam mengelola sumberdaya secara terpadu dan berkelanjutan• Konservasi ekologi
, yaitu melindungi dan memperbaiki ekosistem laut di kawasan konservasi.• Pembangunan ekonomi
berwawasan lingkungan,• Administrasi
, yaitu meminimalkan adanya konflik pemanfaatan dan kewenangan dalam pengelolaan kawasan sehingga tercapai keterpaduan dan keberlanjutan program.Pengelolaan KKPD Kabupaten Alor :
1. Meningkatkan fungsi perlindungan, pelestarian,
pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan,
2. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan
3. Peningkatan sistem pengelolaan kawasan.
Rencana zonasi yang telah disepakati oleh para
pemangku kepentingan.
Inti pengelolaan adalah mengatur segala bentuk
kegiatan
sesuai
dengan
peruntukan
kawasan
sedemikian
sehingga
pemanfaatan
sumberdaya
kawasan tetap berlanjut dan secara bersamaan
kelestarian sumberdaya alam kawasan dapat terpelihara
dan/atau ditingkatkan.
Sasaran
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan UU No. 45 tahun 2009 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil
PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan
Permen KP No. Per.17/Men/2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
Permen KP No. Per.02/Men/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi
Perairan
Permen KP No. Per.03/Men/2010 tentang Tata Cara Penetapan Perlindungan Jenis Ikan Permen KP No. Per.04/Men/2010 tentang Pemanfataan Jenis dan Genetika Ikan
Permen KP No. Per.30/Men/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
VISI :
Terwujudnya masyarakat Alor yang, beriman, berkualitas, produktif, mandiri, berkeadilan, sejahtera melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih, berwibawa dan berorientasi pada Kepentingan Masyarakat yang ditopang oleh Pemberdayaan Masyarakat, Perekatan Hubungan Sosial dan Supremasi Hukum.
MISI :
1. Mewujudkan sistem penyelenggaraan Pemerintahan yang baik (Good
Governance) bebas kolusi, korupsi, nopotisme (KKN), berwibawa, demokratis,
transparan dan profesional, sehingga memberikan kualitas pelayanan publik yang prima dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.
2. Mewujudkan penegakan hukum dalam kerangka supremasi hukum bagi
penyelenggara pemerintahan pembangunan dan pelayanan sosial
kemasyarakatan.
3. Mewujudkan Peningkatan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, profesional, trampil dan mandiri melalui transformasi pendidikan formal dan nonformal, pelayanan kesehatan, yang murah tetapi berkualitas didukung dengan peningkatan sarana dan prasana yang memadai
4. Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui
optimalisasai pemberdayaan ekonomi masyarakat yang didukung oleh sarana prasarana handal, peluang uasaha, peluang pasar dan permodalan yang layak, sehingga tersedia dan terpenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier yang dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat.
5. Mewujudkan peningkatan kemandirian daerah (makro) dan masyarakat
(mikro) yang efesien, efektif dan berkelanjutan.
6. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan pemukiman yang beraspek hukum, untuk kepentingan pembangunan ekonomi, kelestarian, keparawisataan dan pertambangan/energi yang berorientasi pada lapangan kerja dan kemakmuran masyarakat yang berkesinambungan.
7. Mewujudkan perekatan hubungan sosial masyarakat dalam sistem, struktur dan interaksi sosial yang harmonis, damai, saling, menghormati, kebersamaan, kegotongroyongan dan nilai-nilai adatia yang dimiliki masyarakat.
Dengan Melihat kondisi dan Potensi yang di
miliki masyarakat Kabupaten Alor, maka
Pemerintah Menetapkan Visi yang didukung
dengan 7 Misi dan 7 Agenda Pembangunan
Daerah dengan meletakan dasar pada
strategi TRIKRIDA sebagai
TAHAPAN PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI
PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN ALOR
INDIKATOR PENILAIAN
Zonasi – manajemen plan (ada)
Kelembagaan (ada)
Infrastruktur dan peralatan (komunikasi, pengawasan, (ada – 60%)
Kapasitas SDM (pengawas, pengelola, dll)
Sistem pengawasan (berjalan)
Peraturan pengelolaan kawasan (tarif masuk, peraturan zona, ijin, pemanfaatan, dll)
Kegiatan pemanfaatan kawasan konservasi
▪
Wisata (informasi dan promosi, program interpretasi, dll)
▪
Perikanan (tangkap rl, budidaya rl, dll)
▪
Rehabilitasi, dll
Pendukung: Komitmen Daerah Penetapan KKP oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan
PERMASALAHAN PENGELOLAAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KAB. ALOR
Hasil pemetaan berkaitan dengan pengelolaan Kawasan
Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kabupaten Alor,
diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Kualitas Sumberdaya Manusia;
2. Penangkapan ikan dan biota laut yang tidak ramah
lingkungan;
3. Perikanan;
4. Optimalisasi
pengembangan
pariwisata bahari;
5. Degradasi habitat dan ekosistem perairan; dan
Kualitas Sumberdaya Manusia
Penyebab utama rendahnya kualitas SDM :
1. Taraf pendidikan masyarakat di sekitar kawasan masih rendah;
2. Sarana dan prasarana pendidikan, belum disediakan secara optimal
3. Peningkatan kualitas SDM masyarakat pesisir masih belum berimbang.
4. Tingkat pendapatan masyarakat masih rendah.
Akibat yang ditimbulkan :
1. Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan pesisir kawasan belum
optimal.
2. Penguasaan teknologi pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan
masih rendah.
3. Kapasitas dan kesesuaian SDM pada instansi terkait masih kurang.
4. Partisipasi aktif masyarakat menjadi rendah.
Penangkapan ikan dan biota laut yang tidak ramah lingkungan;
Penyebab utama sebagai berikut:1. Kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap upaya pengelolaan konservasi masih rendah. 2. Pengawasan dan pemantauan di sekitar kawasan masih kurang dan belum terintegrasi.
3. Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pengelolaan, pemantauan dan evaluasi masih rendah.
4. Penataan kawasan konservasi dan wilayah pemanfaatan kawasan belum tersosialisasi secara optimal.
5. Sistem pengawasan terintagrasi belum terbentuk.
Akibat yang ditimbulkan sebagai berikut:
1. Tekanan terhadap populasi dan habitat ikan dan biota akuatik dan berdampak lanjutan pada menurunnya keanekaragaman hayati.
2. Kerusakan habitat-habitat penting dan/atau ekosistem yang berdampak pada menurunnya luasan areal pemijahan dan daerah asuhan bagi ikan dan biota akuatik lainnya.
3. Fungsi ekologis kawasan menurun dan berdampak langsung pada menurunnya daya dukung kawasan.
4. Konflik dan tumpang tindih kepentingan di kawasan konservasi.
5. Hasil tangkapan mengalami penurunan yang disebabkan oleh karena menurunnya daya dukung habitat dan lingkungan.
Perikanan;
Penyebab utama, sebagai berikut:
1. Kebijakan yang mendukung peningkatan perikanan tangkap dan budidaya;
2. Kegiatan pembinaan dan pengadaan sarana prasarana penunjang masih rendah, 3. Peningkatan jumlah dan jenis alat tangkap belum terkontrol,
4. Sarana penampungan dan pengolahan hasil belum tersedia dengan baik, 5. Kepatuhan terhadap jalur penangkapan masih rendah,
6. Program pembangunan sarana/prasarana perikanan masih kurang, 7. Pengawasan belum dilakukan secara optimal dan terintegrasi,
8. Belum tersedianya data tentang fluktuasi pola arus laut dan kecenderungan sumber-sumber penyakit budidaya perairan,
Akibat yang ditimbulkan, sebagai berikut:
1. Masih ditemukan penangkapan secara ilegal dan penangkapan yang tidak ramah lingkungan;
2. Konflik pewilayahan berpeluang terjadi 3. Produktifitas perikanan tangkap masih 4. Munculnya konflik penggunaan lahan
Optimalisasi Pengembangan Pariwisata Bahari
Penyebab utama, sebagai berikut:
1. Pemangku kepentingan masih belum merasakan nilai ekonomi yang cukup 2. Pengembangan pariwisata masih dilakukan secara parsial
3. Masyarakat belum terlibat secara aktif
4. Pengembangan paket wisata bahari belum dikembangkan secara terpadu 5. Analisis daya tarik dan obyek wisata belum secara keseluruhan dilakukan 6. Pengembangan pariwisata belum sepenuhnya dikembangkan
7. Sarana dan prasarana pengembangan pariwisata bahari belum tersedia
Akibat yang ditimbulkan, sebagai berikut:
1. Potensi daya tarik dan obyek wisata bahari belum dikembangkan secara optimal. 2. Sektor pariwisata belum dilihat sebagai sumber strategis pembangunan daerah. 3. Kurangnnya kebijakan mendukung pariwisata yang berbasis lingkungan;
4. Masyarakat belum merasakan kontribusi pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan keluarga; dan
5. Pemantauan terhadap wisatawan yang melakukan aktivitas menikmati keindahan bawah laut masih belum dilakukan.
Degradasi Habitat dan Ekosistem Perairan
Penyebab utama, sebagai berikut :
1. Pemanfaatan sumberdaya alam sesuai dengan pemahaman masyarakat masih merupakan budaya turun temurun;
2. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat masih rendah;
3. Masyarakat memandang bahwa kegiatan tersebut tidak berdampak; 4. Belum tersosialisasi secara luas pengaturan dan larangan;
5. Belum ada tindakan yang memberikan efek jera; 6. Titik labuh yang masih sporadis;
7. Wisatawan dan masyarakat tidak disadar telah melakukan (trampling).
Akibat yang ditimbulkan, sebagai berikut :
1. Daya dukung lingkungan kawasan konservasi mengalami penurunan;
2. Kestabilan pantai berkurang dan mengakibatkan bertambahnya laju erosi/abrasi; 3. Perubahan keruangan di sekitar kawasan yang berdampak ekologis;
4. Daya tarik obyek wisata mengalami gangguan; dan 5. Kunjungan wisatawan mengalami penurunan.
Kelembagaan
Penyebab utama, sebagai berikut:
1. Pengelolaan dalam bentuk penyusunan lintas sektor belum dilakukan; 2. Adanya keterbatasan anggaran;
3. Sistem anggaran dan pertanggungjawaban keuangan belum mengakomodasi sistem pendanaan bersama; dan
4. Ketersediaan SDM pendukung.
Akibat yang ditimbulkan,sebagai berikut:
1. Terjadi tumpang tindih program menunjang pengelolaan; 2. Pengelolaan secara terpadu/ terintegrasi belum terlaksana; 3. Pengelolaan kawasan konservasi tidak berkelanjutan; dan
KRITERIA PENETAPAN KKPD ALOR
meliputi keanekaragaman hayati, kealamiahan,
keterkaitan ekologis, keterwakilan, keunikan,
produktivitas, daerah ruaya, habitat ikan langka,
daerah pemijahan ikan, dan daerah pengasuhan;
meliputi tingkat dukungan masyarakat, potensi
konflik kepentingan, potensi ancaman, kearifan
okal serta adat istiadat; dan
meliputi nilai penting perikanan, potensi rekreasi
dan pariwisata, estetika, dan kemudahan mencapai
kawasan.
Ekologi
Sosial Budaya
Rencana Jangka Panjang;
20 tahun (dapat dievaluasi 5 tahun)
Rencana Jangka Menengah;
5 Tahun
Rencana Kerja Tahunan.
DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN
- MEMUAT ZONASI KKPD Alor
- Spesifik Lokasi (sesuai Karakteristik& Potensi Kawasan)
PENGESAHAN DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN
- KKPD Peraturan Bupati Alor
SELENGKAPNYA
PER.30/MEN/2010
PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN (KKPD)
KABUPATEN ALOR
Kebijakan
Perencanaaan
Implementasi
Pengawasan
Kelembagaan
Pendanaan
PERDA Pengelolaan KKPD Alor
RENSTRA RPJMD/P
TATA RUANG Kab.Alor
PERDES Perlindungan dan Pengawasan Masyarakat
RENCANA PENGELOLAAN
KKPD ALOR
UPTD BLUD Satuan Tugas Khusus Pokwasmas Tim Pengamanan Terpadu KKPD AlorAPBN/APBD/TP/DAK
Dana Hibah/Restribusi
Visi
Terwujudnya pengelolaan Kawasan Konservasi Daerah (KKPD)
Kabupaten Alor secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat
untuk kesejahteraan masyarakat
1. Mewujudkan pengelolaan kawasan konservasi dengan
memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan
2. Mewujudkan pengelolaan kawasan konservasi yang melibatkan masyarakat sebagai pemangku kepentingan
3. Mewujudkan peningkatan dan pemberdayaan sumberdaya manusia melalui transformasi pendidikan formal dan non formal didukung dengan peningkatan sarana prasarana yang memadai.
4. Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui optimalisasi program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
5. Mewujudkan peningkatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dan permukiman yang memiliki kepastian hukum
6. Mewujudkan peningkatan kemandirian badan pengelola kawasan konservasi perairan daerah Kabupaten Alor
PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI
1. Penguatan kelembagaan pengelola
kawasan konservasi dengan
memperhatikan keterlibatan perwakilan para pemangku kepentingan dengan pendekatan adaptive collaborative manajemen (ACM)/ pengelolaan yang kolaboratif dan adaptif
2. Penguatan dan optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
kawasan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, perekonomian daerah dan kelestarian lingkungan
3. Menciptakan kemandirian masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya melalui peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam pengelolaan kawasan untuk mencapai pengelolaan kawasan yang berkelanjutan dan lestari
S
t
r
a
t
e
g
i
K
e
b
i
j
a
k
a
n
4 Strategi
6 Strategi
8 Strategi
Hasil Yang Diharapkan
1. Memberikan perlindungan terhadap ekosistem yang
penting atau kritis dalam proses-proses ekologi.
2. Mengatasi konflik pemanfaatan sumberdaya untuk
menjamin kegiatan ekonomi berkelanjutan.
3. Menjamin
kualitas
alam
atau
budaya
dengan
mengakomodasi
pemanfaatan
yang
bertanggung
jawab.
4. Menjamin kawasan yang rusak untuk pemulihan
kembali atau direhabilitasi.
1. Zona
Inti
merupakan
wilayah
perlindungan,
pelestarian dan area recovery/rehabiltasi alami
ekosistem beserta habitat dan populasi biota
perairan laut dan pesisir pantai.
2. Zona Perlindungan
merupakan bagian yang mampu
mendukung
kepentingan
perbaikan/rehabilitasi,
pelestarian pada zona inti dan zona pemanfaatan.
3. Zona Pemanfaatan Pariwisata
merupakan bagian
yang
karena
potensi,
dimanfaatkan
untuk
kepentingan pariwisata dan jasa lingkungan lainnya.
4. Zona Perikanan Berkelanjutan
merupakan zona yang
dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara
maksimal baik secara tradisional dan modern,
utamanya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
bagi
masyarakat
sekitarnya
dengan
tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Lokasi Zonasi KKPD Alor
Lokasi yang tersebar di P. Rusa, Lapang, Batang, P. Kambing, & P. Sika, Tg. Soyang, Tg. Gereja, & Tg. Margeta, serta perairan Pante Deere
Zona Inti
Lokasi yang tersebar di P. Rusa, Kambing, Kangge, & P. Batang, perairan Ds. Lamma, Kalondama Tengah, & Ds. Tubbe, Tj Muna, & Tl. Benlelang
Zona Perlindungan
Lokasi : Perairan Selat Pantar Zona Pemanfaatan Pariwisata
Wilayah perairan Kab. Alor bagian utara, barat dan selatan.
Zona Perikanan Berkelanjutan
NO SKP Pesisir dan Laut Pusat Kota Pelabuhan
1 SKPLT- Selat Ombai-Laut Banda
Sub I Atapupu Pesisir Utara Kab. TTU, Belu Atapupu Sub II Kalabahi Pesisir Kepulauan di Kab. Alor Kalabahi 2 SKPLT- Laut Sawu I
Sub III Kupang Utara Pesisir Utara Kab. Kupang daratan, Pesisir Pulau Semau
Kota Kupang Sub IV Rote Pesisir Pulau Rote Baa
3 SKPLT- Laut Sawu III
Sub V Lewoleba Pesisir Kab. Lembata & Flotim Lewoleba Sub VI Pesisir Flotim dan Pulau-Pulau Kecil Larantuka 4 SKPLT- Laut Sawu II
Sub VII Ende Pesisir Selatan Kab.Sikka, Ende dan Ngada Ende 5 SKPLT- Selat Sumba
Sub VIII Waingapu Pesisir Kab.Sumba Timur Waingapu Sub IX Waikelo Pesisir Kab. Sumba Barat Waikelo 6 SKPLT- Laut Timor
Sub X selatan Timor Pesisir Selatan P.Timor Kolbano 7 SKPLT- Laut Hindia
Sub XI Pesisir Pulau Sabu Seba
8 SKPLT- Selat Sape
Sub XII Labuan Bajo Pesisir Kab.Manggarai dan Kabupaten Manggarai Barat
Labuanbajo
9 SKPLT- Laut Flores Maumere
Sub XIII Maumere Pesisir Kab. Flotim, Sikka, Ende, Ngada & Manggarai
RTRWP
# Y # Y # Y # Y # Y # Y # Y # Y # Y # Y # Y Y# # Y % U # Y SWPLT Selat Ombai SWPLT Selat Sape SWPLT Laut Flores SWPLT Laut Sawu III
SWPLT Laut Sawu II SWPLT Laut Sawu I SWPLT Selat Sumba SWPLT Laut Timor SWPLT Lautan Hindia KUPANG BA'A Labuan Bajo Ruteng Bajawa Ende Lewoleba Waikabubak Waingapu Larantuka Lewoleba Kalabahi Atambua Kefamenanu So'E SW PLT S elat O mbai SW PLT Laut Sawu III SW PLT Laut F lores SW PLT S elat Sape SW PLT S elat Sum ba SW PLT Laut Sawu II SW PLT Laut H india SW PLT Laut Sawu I SW PLT Laut T im or Garis Pantai Batas Negar a Batas Propinsi Batas Kabupaten Jalan Arteri Prim er Jalan Kolek tor Primer Jalan Lok al Primer Us ulan Jln Kolektor P rimer Jalan Tanah % U Ibukota Propinsi # Y Ibukota Kabupaten Keterangan : 1:2200000 N
REV IEW R TRW PROP INS I NUS A TENGGA RA TIMUR
PE TA SA TUA N PE NG E MB A NG A N W IL A YA H P E SI SIR DA N LA UT PRO P . NTB N E G A RA TIM O R L E S TE N E G A RA TIM O R L E S TE NUS A TENGGARA TIMUR 1958
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
( B A P P E D A ) S E L A T S A P E Ta hu n 2 004
Pada umumnya perairan laut Kabupaten Alor adalah lokasi
perlintasan biota laut peruaya seperti: Mamalia Laut (Paus,
Lumba-lumba, dan Dugong), Penyu, dan Ikan Pelagis Besar dari dan Ke
Laut Sawu