• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.) terhadap pemberian pupuk guano dan KCl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Respon pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.) terhadap pemberian pupuk guano dan KCl"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK GUANO DAN KCL

SKRIPSI

OLEH :

PISPA RAJAGUKGUK

090301107/ AGROEKOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK GUANO DAN KCL

SKRIPSI

OLEH :

PISPA RAJAGUKGUK

090301107/ AGROEKOTEKNOLOGI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Judul : Respon Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Pemberian Pupuk Guano dan KCL

Nama : Pispa Rajagukguk NIM : 090301107

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

(Ir. Balonggu Siagian, MS.) (Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP NIP. 1949 0102 1979 03 1002 NIP. 19631019 1989032 2 002

)

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

Mengetahui,

(Prof. Ir. T. Sabrina, M.Sc., Ph.D. NIP. 19640620 198903 2 001

(4)

ABSTRAK

PISPA RAJAGUKGUK: Respon pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.) terhadap pemberian pupuk guano dan KCl, dibimbing oleh BALONGGU SIAGIAN dan RATNA ROSANTI LAHAY.

Pemberian pupuk guano untuk pembibitan kakao merupakan salah satu upaya pemanfaatan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan yang ada di alam. Maka dari itu melalui pemberian pupuk guano diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kakao di pembibitan. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian USU pada Oktober 2013 - Januari 2014, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu pemberian dosis pupuk guano (0, 75, 150, 225 g/polibag) dan dosis pupuk KCl (0, 2, 4 g/polibag). Peubah amatan yang diamati adalah tinggi bibit kakao, diameter batang bibit kakao, jumlah daun bibit kakao, total luas daun bibit kakao, bobot basah tajuk bibit kakao, bobot kering tajuk bibit kakao, bobot basah akar bibit kakao, bobot kering akar bibit kakao, rasio bobot kering tajuk – akar bibit kakao.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon peubah amatan tinggi bibit kakao, diameter batang bibit kakao, total luas daun bibit kakao, bobot basah tajuk bibit kakao, dan bobot kering tajuk bibit kakao nyata terhadap pemberian puguk guano. Respon seluruh peubah amatan tidak nyata terhadap pemberian pupuk KCl dan terhadap interaksi keduanya.

(5)

ABSTRACT

PISPA RAJAGUKGUK: Respone in Growth of Cacao Seedling to Addition of Guano and KCl, supervised by BALONGGU SIAGIAN and RATNA ROSANTI LAHAY.

Addition of Guano in Cultivation of Cacao Seedling is the one of step to use organic fertilizer that comes from animal feces in the world. For that purpose addition guano aims to increase growth of Cacao in Cultivation of Seedling. This research had been conducted at experimental field of Fakultas Pertanian USU in October 2013 - January 2014 using factorial randomized block design with two

factor, i.e. addition dose of Guano (0, 75 , 150 , 225 g/polibag) and dose of KCl (0 , 2 , 4 g/polibag). Parameter observed were cacao height, cacao stem diameter,

cacao leaf number, total leaf area of cacao, shoot fresh weight of cacao, shoot dry weight of cacao, root fresh weight of cacao, root dry weight of cacao ,and cacao shoot root ratio,

The result showed that parameter cacao height, cacao stem diameter, total leaf area of cacao, shoot fresh weight of cacao, shoot dry weight of cacao, and cacao shoot root ratio were significantly to addition Guano. All parameters were ot significantly to addition KCl and the interaction of two factor.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 21 Agustus 1990 dari ayah Hasudungan Rajagukguk dan ibu Murniati Manurung. Penulis merupakan putri pertama dari lima bersaudara.

Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri I Tebing Tinggi dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian masuk bersama (UMB). Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi Agroekoteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek).

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Pemberian

Pupuk Guano dan KCl”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Balonggu Siagian, M.S. da anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan finansial dan spiritual. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada seluruh staf pengajar, pegawai serta kerabat di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah berkontribusi dalam kelancaran studi dan penyelesaian skripsi ini.

Semoga hasil skripsi ini bermanfaat bagi petani bibit kakao serta pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2014

(8)
(9)

Pelaksanaan Penelitian ... 28

Persiapan arel lahan ... 28

Persiapan naungan ... 28

Persiapan media tanam dan aplikasi pupuk guano ... 28

Pemupukan dasar ... 28

Pengecambahan benih ... 28

Penanaman kecambah ... 29

Aplikasi pupuk KCl ... 29

Pemeliharaan tanaman ... 29

Penyiraman ... 29

Penyiangan ... 29

Penyulaman ... 29

Pengendalian hama ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 30

Pembahasan ... 44

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 51

Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Dosis umum pemupukan tanaman kakao ... 13 2. Dosis umum pemupukan tanaman kakao dengan menggunakan

pupuk Urea, TSP, KCL, dan Kieserit ... 14 3. Perbandingan nutrien feses pada beberapa hewan (%) ... 17 4. Tinggi bibit kakao 2-16 MST (cm) pada pemberian pupuk guano

dan KCl (g). ... 31 5. Diameter batang bibit kakao 2-16 MST (mm) pada pemberian

pupuk guano dan KCl (g). ... 33 6. Jumlah daun bibit kakao 2-16 MST (helai) pada pemberian pupuk

guano dan KCl (g). ... 35 7. Total luas daun bibit kakao 4, 8 dan 16 MST (cm2) pada

pemberian Pupuk guano dan KCl (g). ... 36 8. Bobot basah tajuk bibit kakao 16 MST (g) pada pemberian

pupuk guano dan KCl (g). ... 38 9. Bobot kering tajuk bibit kakao 16 MST (g) pada pemberian

pupuk guano dan KCl (g). ... 40 10. Bobot basah akar bibit kakao 16 MST (g) pada pemberian pupuk

guano dan KCl (g). ... 42 11. Bobot kering akar bibit kakao 16 MST (g) pada pemberian

pupuk guano dan KCl (g). ... 43 12. Rataan rasio bobot kering tajuk - akar pada pemberian pupuk

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Hubungan tinggi bibit kakao 16 MST dengan pemberian pupuk

guano . ... 32 2. Hubungan diameter batang bibit kakao 10 MST dengan

pemberian pupuk guano ... 34 3. Hubungan total luas daun bibit kakao 16 MST dengan pemberian

pupuk guano. ... 37 4. Hubungan bobot basah tajuk bibit kakao 16 MST dengan

pemberian pupuk guano.. ... 39 5. Hubungan rataan bobot kering tajuk bibit kakao 16 MST dengan

(12)
(13)

39. Sidik ragam jumlah daun bibit kakao 2 MST ... 76

68. Data pengamatan rasio bobot kering tajuk-akar bibit kakao 16 MST ... 91

69. Sidik ragam rasio bobot kering tajuk-akar bibit kakao 16 MST ... 91

70. Rekapitulasi uji beda rataan pengamatan parameter ... 92

Referensi

Dokumen terkait

Rhizopus dari sampel oncom hitam asal beberapa pasar tradisional di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur yang berhasil diisolasi dan dimurnikan sebanyak 13

Pandangan Kuntowijoyo di atas, selaras dengan yang disampaikan Syahrin Harahap bahwa salah satu ciri dari masyarakat industrial adalah terciptanya budaya dunia yang

Anak yang lebih siap masuk sekolah akan melalui proses penyesuaian diri dengan lebih mudah, apalagi bila ada banyak teman yang sudah dikenal sebelumnya masuk pada

Akan tetapi indikator tersebut relevan dijadikan sebagai ukuran dasar pengelolaan hutan lestari untuk aspek produksi karena indikator tersebut merupakan

Percampuran kategori dibenarkan pada keadaan dan masa tertentu jikalau ia tidak mengganggu keselamatan dan masih dalam kawalan yang baik. Banduan muda sabitan dan banduan muda

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara external locus of control

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya keapada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang akan mengambil Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah harus menempuh sejumlah matakuliah keilmuan