• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Pada Dinas Perhubungan Kota Medan"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

TUGAS AKHIR

PROSEDUR PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN RETRIBUSI

IZIN TRAYEK PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

O L E H

NAMA : FANUSIAN VELERIA APRIANI DACHI NIM : 102600066

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN

OLEH :

Nam : Fanusian Veleria Apriani Dachi NIM : 102600066

Program Studi : Diploma-III Administrasi Perpajakan

Judul : Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

Ketua PRODIP-III Dosen Pembimbing Supervisor Administrasi Perpajakan

Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si Drs. Rasudyn Ginting, M.Si Hendrik Ginting, ATD NIP. 195608311986011001 NIP. 195908141986011002 NIP. 196108111987031005

Diketahui DEKAN FISIP USU

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya yang diberikan

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini guna

melengkapi syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

tentang ” Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek pada Dinas

Perhubungan Kota Medan” sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Laporan ini merupakan sebuah karya ilmiah yang disusun berdasarkan

data-data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Medan selama penulis menjalani

proses riset pada Dinas Perhubungan Kota Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Jurusan Program

Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk kepada penulis sehingga

(4)

4. Seluruh dosen dan pegawai Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan di Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta pelayanan

kepada penulis selama proses perkuliahan.

5. Kepala Dinas dan seluruh pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan.

6. Bapak Hendrik Ginting, ATD, selaku supervisor saya yang telah banyak

dalam membantu serta memberikan pengarahan kepada penulis.

7. Teman-teman terbaik penulis Dos Roha dan Charlie Angels (Novita, Merry,

Nadette, Saurmauli, dan Alexander) yang selalu saling membantu dan saling

menyemangati.

8. Seluruh teman penulis di kampus, tidak ada kalian tidak ramai.

Teristimewa ucapan terima kasih dan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya

kepada orang tua penulis yang telah bersusah payah dengan segenap hati dan penuh

kasih sayang serta sabar dalam membesarkan, mendidik dan mendorong penulis

dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Dan terima kasih juga buat

Christopher yang telah banyak membantu penulis, memberikan semangat serta

menemani penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini,

mengingat terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan

(5)

Akhir kata, semoga apa yang penulis peroleh dari semua pihak yang telah

membantu dalam Laporan Tugas Akhir ini dan penyusunan laporan ini dapat berguna

bagi semua pihak.

Medan, Juli 2013

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 6

C. Uraian Teoritis ... 9

1. Pengertian Retribusi Daerah... 9

2. Pengertian Retribusi Izin Trayek ... 12

3. Subjek dan Objek Retribusi Izin Trayek ... 16

4. Prinsip dan Sasaran Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif ... 16

5. Dasar Hukum Retribusi Daerah Kota Medan ... 17

6. Tarif Retribusi Izin Trayek ... 19

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 19

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 20

F. Metode Pengumpulan Data ... 21

(7)

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan ... 24

B. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan ... 24

C. Sarana dan Prasarana serta Alokasi Pendanaan Dinas Perhubungan Kota Medan ... 25

D. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan ... 29

E. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan ... 33

BAB III PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN GAMBARAN DATA RETRIBUSI IZIN TRAYEK A. Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Kota Medan ... 93

1. Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Trayek ... 93

2. Prosedur Pembayaran Retribusi Izin Trayek ... 94

3. Prosedur Penagihan Retribusi Izin Trayek ... 95

4. Prosedur Penghapusan Piutang Retribusi ... 95

5. Ketentuan Pidana ... 96

6. Penyidikan ... 97

B. Realisasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek ... 99

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A. Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Kota Medan ... 105

B. Realisasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek ... 106

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 110

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Sarana Operasional Dinas Perhubungan Kota Medan ... 26

Tabel II Prasarana Jalan Dinas Perhubungan Kota Medan ... 27

Tabel III Alokasi Pendanaan Sektor Transportasi APBD Kota Medan ... 28

Tabel IV Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Harian Lepas

Dinas Perhubungan Kota Medan ... 31

Tabel V Realisasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek/KPS Mobil

Penumpang Umum ... 100

Tabel VI Realisasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek/KPS

Becak Bermotor ... 101

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Pembangunan di suatu daerah dimaksudkan untuk membangun masyarakat

seutuhnya. Untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak hanya mengejar

kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup keseluruhan aspek kehidupan

masyarakat yang dapat berjalan serasi dan seimbang di segala bidang dalam rangka

menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Pembangunan nasional dan pembangunan daerah sesungguhnya menjadi

tanggung jawab warga negara dan masyarakatnya. Kaitannya dengan pembangunan

daerah dalam rangka otonomi daerah, pendapatan daerah menjadi sangat penting

karena dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Penerapan

otonomi daerah diharapkan dapat mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan

penerimaan daerahnya. Otonomi daerah juga diharapkan mampu mendorong

perbaikan pengelolahan sumber daya yang dimiliki setiap daerah dan mampu

mendorong pemerintahan daerah untuk meningkatkan daya saing daerah dalam

(12)

Untuk melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan maka

daerah/kota lebih dituntut untuk dapat menggali seoptimal mungkin sumber-sumber

keuangannya seperti: pajak, retribusi atau pungutan yang merupakan sumber-sumber

Pendapatan Asli Daerah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004.

Adapun unsur- unsur pendapatan daerah itu sendiri menurut Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 157 tentang Pemerintahan Daerah terdiri atas:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari:

a. Hasil Pajak Daerah

b. Hasil Retribusi Daerah

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

d. Lain- lain Pendapatan Daerah yang sah

2. Dana Perimbangan

a. Dana Perimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 159 yang terdiri

dari:

1) Dana Bagi Hasil

2) Dana Alokasi Umum

3) Dana Alokasi Khusus

b. Bagian Daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor pedesaan,

perkotaan, dan perkebunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(13)

c. Bagian Daerah dan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta

kehutanan dan penerimaan dari Sumber Daya Alam (SDA).

3. Pinjaman Daerah

a. Pemerintah dapat melalui dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri untuk

membiayai kegiatan pemerintah dengan persetujuan DPRD.

b. Pinjaman dari dalam negeri diberitahukan kepada pemerintah dan dilaksanakan

sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber penerimaan

daerah mempunyai peranan penting dalam pembangunan. Oleh karena itu,

pemerintah daerah harus dapat mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal

dari daerah sendiri. Dalam rangka mengupayakan peningkatan penerimaan yang

berasal dari daerah sendiri diperlukan kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah

yang harus dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip demokrasi, pemerataan,

keadilan, dan peran serta masyarakat dengan memperhatikan potensi daerah.

Kebijakan pemerintah daerah dalam mengatur pajak dan retribusi daerah dengan

berpedoman pada ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Selain pajak daerah, retribusi daerah juga sangat berperan penting dalam

meningkatkan sumber pendapatan suatu daerah. Adapun jenis-jenis retribusi daerah

(14)

1. Retribusi Jasa Umum yang terdiri dari:

a. Retribusi pelayanan kesehatan

b. Retribusi pelayanan sampah dan kebersihan

c. Retribusi pelayanan biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte kelahiran sipil

d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat

e. Retribusi pelayanan pasar

f. Retribusi pengujian kendaraan bermotor

g. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum

h. Retribusi penggantian biaya cetak peta

i. Retribusi penyedotan kakus

j. Retribusi pengolahan limbah cair

k. Retribusi pengujian kapal perikanan

l. Retribusi alat pemadam kebakaran

m. Retribusi pelayanan pendidikan

n. Retribusi pengendalian menara telekomunikasi

2. Retribusi Jasa Usaha yang terdiri dari:

a. Retribusi pasar dan pertokoan

b. Retribusi tempat pelelangan

c. Retribusi terminal

d. Retribusi tempat khusus parkir

e. Retribusi penginapan/pesanggrahan/villa

(15)

g. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal

h. Retribusi penyeberangan di atas air

i. Retribusi penjualan produksi usaha daerah

j. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga

k. Retribusi pemakaian kekayaan daerah

3. Retribusi Perizinan Tertentu yang terdiri dari:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

b. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol

c. Retribusi izin gangguan

d. Retribusi izin trayek

e. Retribusi izin usaha perikanan

Salah satu dari jenis retribusi tersebut diatas yang juga mempunyai andil dan

dapat dikembangkan menjadi salah satu sumber penerimaan oleh pemerintah daerah

yang dapat memberikan sumbangsih bagi pembangunan daerah adalah retribusi izin

trayek. Oleh karena tingginya mobilitas penduduk dalam melaksanakan aktivitasnya

dan karena ekonomi masyarakat yang sebagian besar golongan menengah ke bawah

maka sebagai salah satu alternatif masyarakat untuk beraktivitas adalah dengan

menggunakan angkutan umum. Sebagian besar dari jumlah penduduk kota Medan

banyak yang menggunakan jasa angkutan umum sehingga mengharuskan pemerintah

untuk menyediakan armada angkutan umum serta jumlah trayek yang lebih banyak.

(16)

Dari pembahasan di atas tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana prosedur yang dilakukan dalam pemungutan Retribusi Izin Trayek serta

bagaimana tata cara pembayarannya yang dituangkan dalam sebuah Laporan Praktik

Kerja Lapangan Mandiri dengan judul: “Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek pada Dinas Perhubungan Kota Medan.”

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan

intrakulikuler yang langsung dipraktikkan atau dilakukan mahasiswa secara

mandiri. yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara

langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima di bangku

perkuliahan dan diharapkan mahasiswa yang diminta dituntut untuk mampu

berpikir kritis, tegas, dan kreatif khususnya di bidang yang mereka pilih.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan Mandiri ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemungutan dan pembayaran retribusi

izin trayek pada Dinas Perhubungan Kota Medan.

b. Untuk mengetahui data perkembangan penerimaan retribusi izin trayek di kota

(17)

c. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi dalam mekanisme

pelaksanaan pemungutan retribusi izin trayek.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) a. Bagi Mahasiswa

1) Mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari dan diperoleh di bangku

perkuliahan.

2) Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya dalam permasalahan

retribusi izin trayek.

3) Melatih mahasiswa berdisiplin dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang

diberikan serta mngembangkan dan mengubah nilai, sikap, kemampuan

serta keterampilan untuk berkomunikasi.

4) Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan

dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang diperoleh sewaktu

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

b. Bagi Dinas Perhubungan Kota Medan

1) Sebagai sarana untuk membina hubungan antara Dinas Perhubungan Kota

Medan dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU sehingga instansi tersebut

(18)

lembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FISIP USU.

2) Dapat memberikan sumbangsih kepada instansi pemerintah baik

merupakan saran maupun kritikan yang bersifat membangun dan juga akan

menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan

instansi pemerintah.

3) Untuk memperkenalkan citra Dinas Perhubungan Kota Medan kepada

masyarakat khususnya kepada Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan FISIP USU.

c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP Universitas Sumatera Utara

1) Hasil penelitian ini diharapkan juga berguna bagi Program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan FISIP USU seperti untuk menjalin kerjasama

dengan Dinas Perhubungan Kota Medan tempat dilakukan Praktik Kerja

Lapangan Mandiri.

2) Memberikan uji nyata teori dan praktik dalam perkuliahan khususnya

(19)

3) Dapat memperkenalkan sumber daya manusia yang berkompeten di

bidangnya di Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

4) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan FISIP USU dengan instansi pemerintah yang bersangkutan

yaitu Kantor Dinas Perhubungan Kota Medan.

C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Retribusi Daerah

Sejak awal kemerdekaan Indonesia, pajak dan retribusi daerah telah dipungut

sebagai salah satu sumber penerimaan yang dapat diandalkan daerah. Sumber

penerimaan ini terus dipertahankan sampai dengan era otonomi daerah dewasa ini.

Penetapan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan daerah ditetapkan

dengan dasar hukum yang kuat. Sejak tahun 1948 berbagai Undang-Undang tentang

Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah telah menempatkan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber pendapatan

daerah agar daerah dapat melaksanakan otonominya, yaitu mampu mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri.

Latar belakang reformasi pajak dan retribusi daerah di Indonesia tidak

terlepas dari perkembangan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Penggantian

(20)

Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan penyempurnaan terhadap

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 hingga Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang

berlaku sampai sekarang.

Berbeda dengan pajak, retribusi pada umumnya berhubungan dengan

kontraprestasi secara langsung, dalam arti bahwa pembayar retribusi akan menerima

imbalan secara langsung dari retribusi yang dibayarnya (Brotodihardjo,1993:7).

Adapun pengertian retribusi daerah menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan

kepada pemerintah daerah. Retribusi dapat dipungut dengan sistem yang sifatnya

progresif atau regresif berdasarkan potensi kemampuan membayar retribusi

(Suparmoko,2002:94). Sedangkan pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara

yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Untuk dapat menjelaskan pengertian retribusi lebih lanjut, berikut beberapa

pengertian retribusi menurut beberapa ahli:

a. Menurut Prof.DR.P.J.A Adrian

Retribusi adalah suatu pungutan sebagai pembayaran untuk jasa yang oleh negara

(21)

b. Menurut Drs.Darwin

Retribusi adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu

yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah untuk kepentingan orang

pribadi atau badan (Darwin,2010:166).

c. Menurut Marihot P. Siahaan

Retribusi adalah pembayaran wajib dari masyarakat kepada negara karena adanya

jasa tertentu yang diberikan oleh negara kepada penduduknya secara perorangan

(Marihot,2005:5)

d. Menurut Rochmat Sumitro

Retribusi daerah adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan kepada mereka

yang menggunakan jasa-jasa negara (Sutedi,2008:74)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas terlihat bahwa ciri-ciri yang melekat

pada retribusi daerah adalah:

1. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang-undang dan

peraturan daerah yang berkenaan.

2. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah.

3. Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontraprestasi yang secara langsung

dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukan.

4. Retribusi dikenakan kepada setiap orang atau badan yang mengggunakan atau

(22)

5. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu jika

tidak membayar retribusi tidak akan memperoleh jasa yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah.

2. Pengertian Retribusi Izin Trayek

Retribusi Perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah

Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang

dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas

kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,

sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga

kelestarian lingkungan (Bambang,2003:91).

Adapun kriteria retribusi perizinan tertentu sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 18 ayat 3 huruf c ditentukan berdasarkan:

a. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada

daerah dalam rangka asas desentralisasi.

b. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum.

c. Perizinan tidak bertentangan atau tumpang tindih dengan perizinan yang

diselenggarakan oleh tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.

d. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya

untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar

(23)

Retribusi Izin Trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan

untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa

trayek tertentu (PP No.66 Tahun 2001). Hasil retribusi izin trayek merupakan salah

satu sumber pendapatan daerah yang berguna untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah

Pemungutan retribusi daerah pada saat ini didasarkan pada Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 dan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 33 Tahun 2002

tentang Retribusi Pelayanan dan Izin di Bidang Perhubungan serta mengatur beberapa

istilah yang umum digunakan dalam hal retribusi daerah diantaranya:

1. Daerah otonom selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus

urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

2. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintah oleh pemerintah

daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut azas otonomi dan

tugas pembantu dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Peraturan daerah (Perda) adalah peraturan daerah provinsi dan/atau peraturan

(24)

4. Pejabat adalah pegawai yang diberikan tugas tertentu di bidang retribusi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Bendaharawan khusus penerima adalah bendaharawan khusus penerima pada

Dinas Perhubungan Kota Medan.

6. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian

izin tertentu yang khususnya disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah

Daerah untuk kepentingan orang pribadi dan atau badan.

7. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan

perundang-undangan retribusi kewajiban untuk melakukan pembayaran retribusi

termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

8. Surat Keterangan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat

keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang tertuang.

9. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu

bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa perizinan dari pemerintah daerah

yang bersangkutan.

10. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disngkat SSRD adalah surat

yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau

penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau tempat pembayaran lain

yang ditetapkan oleh Walikota.

11. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat

untuk melakkan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga

(25)

12. Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat

lain dengan menggunakan kendaraan.

13. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik

yang berada pada kendaraan itu.

14. Kendaraan tidak bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh tenaga orang

meliputi Beca Pengangkut orang (BPO) dan Beca Pengangkut Barang BPB).

15. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8

(delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan

maupun tanpa perlengkapan pengangkut bagasi.

16. Kendaraan Khusus adalah kendaraan bermotor selain dari kendaraan bermotor

untuk menumpang dan kendaraan bermotor untuk barang, yang penggunaannya

untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus.

17. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk

dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

18. Mobil Barang adalah setiap kendaraan bermotor, mobil penumpang, mobil bus,

dan kendaraan khusus.

19. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan

menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan

pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul

(26)

20. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang

dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap

dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.

21. Sepeda motor adalah kendaraan bermotor roda dua, atau tiga tanpa rumah-rumah

baik dengan atau tanpa kereta samping.

3. Subjek dan Objek Retribusi Izin Trayek

Retribusi izin trayek merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

pelayanan dan melindungi masyarakat pengguna angkutan kota. Untuk mencapai

tujuan tersebut, kegiatan usaha angkutan kota di jalan dengan kendaraan umum baik

mobil penumpang maupun mobil bus dalam trayek tetap dan teratur wajib dilengkapi

dengan izin trayek.

Subjek retribusi izin trayek adalah Orang Pribadi dan atau badan yang

menikmati/menggunakan jasa pelayanan dan atau perizinan yang disediakan atau

diberikan oleh pemerintah daerah.

Objek retribusi izin trayek adalah pemberian izin kepada Orang Pribadi atau

badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau

beberapa trayek tertentu.

4. Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi

dimaksud untuk menutupi biaya pembinaan, pengawasan, pengendalian dan

(27)

5. Dasar Hukum Retribusi Daerah Kota Medan

Adapun dasar hukum retribusi daerah kota Medan adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 8 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah

Otonom Kota-Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara;

b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan;

c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;

d. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1984 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

e. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan

Jalan;

f. Undang-Undang Nomor18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi

Daerah

g. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

h. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah;

i. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

j. Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

k. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1973 tentang Perluasan Daerah

Kotamadya Medan;

(28)

m. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;

n. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan

Bermotor dijalan;

o. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas

Jalan;

p. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan

Pengemudi;

q. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan;

r. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah

dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;

s. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

t. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah;

u. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan;

w. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik

Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah;

x. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk

Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan;

y. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman

Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah;

z. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Tata Cara

(29)

6. Tarif Retribusi Izin Trayek

Adapun beberapa jenis tarif yang dikenakan dalam retribusi izin trayek sesuai

dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 33 Tahun 2002 tentang Retribusi

Pelayanan dan Izin di Bidang Perhubungan adalah sebagai berikut:

a. Mobil bus (26 tempat duduk keatas) Rp 35.000/kendaraan/5 tahun

b. Mobil bus (16-25 tempat duduk) Rp 30.000/kendaraan/5 tahun

c. Mobil bus (10-15) tempat duduk) Rp 25.000/kendaraan/5 tahun

d. Mobil penumpang (1-9 tempat duduk) Rp 25.000/kendaraan/5 tahun

e. Taxi Rp 30.000/kendaraan/5 tahun

f. Angkutan penumpang khusus/cara sewa Rp 25.000/kendaraan/5 tahun

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Penulis ingin mengetahui

beberapa masalah berikut:

1. Bagaimana prosedur pemungutan retribusi izin trayek.

2. Data perkembangan penerimaan retribusi izin trayek di kota Medan dari tahun ke

tahun.

3. Masalah maupun kendala yang dihadapi dalam mekanisme pelaksanaan

(30)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai dengan

metode yang digunakan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dimulai dari :

a. Memilih jenis pajak dan bahasan yang akan dijadikan judul.

b. Pengajuan judul kepada ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FISIP USU.

c. Persetujuan penentuan judul tempat praktik kerja lapangan mandiri oleh ketua

Program Studi Diploma III Administarasi Perpajakan FISIP USU.

d. Penyusunan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

e. Memohon surat pengantar praktik kerja lapangan mandiri (PLKM) dari pihak

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

2. Studi Literatur ( Kepustakaan)

Penulis mencari, mengumpulkan serta melakukan pengkajian terhadap data yang baik

yang bersumber dari buku – buku, Undang – Undang Perpajakan, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Daerah, serta sumber sumber lainnya yang mendukung

(31)

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung terhadap masalah

yang dibahas dan meninjau secara langsung terhadap kondisi pelaksanaan kegiatan

untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Perhubungan Kota Medan.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data mengenai prosedur

pemungutan dan pembayaran retribusi izin trayek.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis memperoleh data-data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan

mengevaluasi data yang telah dikumpulkan.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data mengenai Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis

mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan metode sebagai berikut :

1. Studi Pustaka (Liberary Research)

Pengumpulan data mengenai prosedur pemungutan dan pembayaran retribusi izin

trayek melalui bahan-bahan bacaan seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dan

Undang-Undang.

2. Metode Pengamatan (Observasi)

Yaitu dengan melakukan Pengamatan Langsung atas kegiatan yang sedang dilakukan

(32)

3. Daftar Dokumentasi (Optional)

Dalam metode ini penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objek

PKLM, dokumen itu berupa sejarah berdirinya instansi pemerintahan dan lainnya.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mempermudah pemahaman dan penulisan laporan PKLM ini, penulis

menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 (lima) bab. Adapun rincian tiap-tiap

bab seperti terlihat di bawah ini :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang

penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi

latar belakang penyusunan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis,

ruang lingkup dan metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, serta

metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan secara singkat sejarahnya

berdirinya Dinas Perhubungan Kota Medan, Stuktur Organisasi,

tugas dan fungsi masing – masing pegawai di instansi tersebut serta

(33)

BAB III : GAMBARAN DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan

prosedur pelaksanaan pemungutan retribusi izin trayek yang ada di

Kantor Dinas Perhubungan Kota Medan.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini Penulis akan menjelaskan data-data yang telah

dikumpulkan melalui proses menganalisa dan mengevaluasi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian dalam

bab-bab sebelumnya kemudian penulis juga akan memberikan saran

yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

DAFTAR PUSTAKA

(34)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan

Sebagai gambaran umum Dinas Perhubungan Kota Medan sebelum tahun

2002 semula bernama Cabang Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (LLAJR) yang

berada di bawah induk Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (LLAJR) Tingkat I

Provinsi Sumatera Utara yang kemudian diubah namanya menjadi Dinas Lalu Lintas

Angkutan Jalan Raya (LLAJR) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.32 Tahun

2002 tentang penyerahan sebagian wewenang pemerintah pusat tentang Lalu Lintas

Angkutan Jalan kepada daerah provinsi dan kabupaten/kota yang sampai sekarang

dikenal dengan nama Dinas Perhubungan Kota Medan.

B. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan

Adapun visi dan misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah sebagai

berikut:

1. Visi

Visi Dinas Perhubungan Kota Medan adalah terciptanya transportasi Kota Medan

(35)

2. Misi

Yang menjadi Misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah:

a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparatur maupun

masyarakat.

b. Mewujudkan sistem angkutan massal terpadu.

c. Menyediakan aksesibilitas transportasi bagi semua golongan.

d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja pelayanan transportasi.

e. Mempromosikan transportasi yang tertib, selamat dan ramah.

C. Sarana dan Prasarana serta Alokasi Pendanaan Dinas Perhubungan Kota Medan

Dalam menunjang aktivitas para pegawainya, Dinas Perhubungan Kota

Medan menyediakan beberapa sarana untuk mempermudah serta memperlancar tugas

dan tanggung jawab para pegawai agar dapat terlaksana dengan baik, dalam hal ini

Dinas Perhubungan Kota Medan menyediakan sarana berupa transportasi, seragam,

dan juga alat komunikasi di lapangan. Adapun sarana operasional Dinas Perhubungan

(36)

Tabel 1 : Sarana Operasional Dinas Perhubungan Kota Medan

No Prasarana Unit

1. Kendaraan Roda 6 3

2. Kendaraan Roda 4 15

3. Kendaraan Roda 2 85

4. Handy Talky 74

5. Radio Right 7

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jenis sarana yang paling

dibutuhkan oleh para pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan adalah kendaraan

roda 2 yaitu sepeda motor. Hal ini dikarenakan para pegawai Dinas perhubungan

lebih banyak yang bertugas terjun langsung ke lapangan untuk memantau keadaan

transportasi jalan.

Selain itu, dalam menjalankan fungsinya mengenai pelayanan di bidang

perhubungan, Dinas Perhubungan Kota Medan juga menyediakan prasarana/

(37)

Tabel 2 : Prasarana Jalan Dinas Perhubungan Kota Medan

No Prasarana Jalan Jumlah

1. Rambu:

6. Jembatan Penyebrangan 5 Unit

7. Zebra Cross 306 Unit

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan

Berdasarkan tabel di atas, prasarana jalan yang paling banyak disediakan oleh

Dinas Perhubungan Kota Medan (dalam jumlah unit) adalah rambu-rambu lalu lintas

baik rambu peringatan, larangan, perintah, maupun petunjuk yang merupakan unsur

penting dalam menciptakan lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar.

(38)

pelayanan dan izin di bidang perhubungan. Berikut merupakan komitmen pendanaan

Dinas Perhubungan Kota Medan.

Tabel 3 : Alokasi Pendanaan Sektor Transportasi APBD Kota Medan

NO Peruntukan/Alokasi

Dana APBD (Juta Rupiah) Tahun

Sarana dan Prasarana LLAJ

1.

197.286 389.974 405.974

TOTAL 246.067 448.838 471.952

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan

Berdasarkan tabel di atas jumlah alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja

Derah (APBD) yang diperuntukkan bagi Dinas Perhubungan lebih kecil

dibandingkan dengan Dinas Binamarga. Namun, jumlah alokasi dana bagi Dinas

(39)

D. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

Struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai pembagian

dan pembatasan antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap orang dalam

suatu organisasi untuk mencapai tujuan setiap bagian dan tujuan organisasi itu

dengan cara yang paling efektif. Struktur organisasi ini mengandung unsur-unsur

spesialisasi kerja. Berikut uraian struktur organisasi dan kemudian menyajikan dalam

bentuk bagan.

Susunan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

1. Kepala dinas

2. Sekretaris

3. Kepala sub bagian umum

4. Kepala sub bagian keuangan

5. Kepala sub bagian penyusunan program

6. Kepala bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat

7. Kepala seksi teknik perbengkelan karoseri

8. Kepala seksi pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor

(40)

10. Kepala bidang lalu lintas dan angkutan darat

11. Kepala seksi manajemen dan rekayasa lalu lintas

12. Kepala seksi angkutan darat

13. Kepala seksi pengendalian dan ketertiban

14. Kepala bidang perhubungan laut dan udara

15. Kepala seksi kepelabuhan dan kebandarudaraan

16. Kepala seksi lalu lintas dan angkutan laut

17. Kepala seksi penunjang pelayaran

18. Kepala bidang perparkiran

19. Kepala seksi parkir khusus

20. Kepala seksi parkir harian tepi jalan (wilayah I)

21. Kepala seksi parkir harian tepi jalan (wilayah II)

22. Kepala unit pelaksana teknis (UPT) terminal tipe A

23. Kepala unit pelaksana teknis (UPT) pengujian kendaraan bermotor

Jumlah sumber daya manusia di lingkungan Dinas Perhubungan Kota Medan

(41)

orang Pegawai Harian Lepas (PHL) yang tersebar di seluruh sub unit organisasi

ditambah Personil TNI yang diperbantukan sebanyak 4 orang.

Tabel 4 : Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Harian Lepas Dinas

Perhubungan Kota Medan

N

No o PPeennddiiddiikkaan n PPeeggaawwaaiiNNeeggeerriiSSiippiill PPeeggaawwaaiiHHaarriiaann

L

Leeppaas s

1

1. . SS--22 7 7 -

-2

2. . SS--11//DD--IIV V 11884 4 88

3

3. . SSaarrjjaannaammuuddaa//DDiipplloomma a 117 7 88

4

4. . SSLLTTAAddaannlleebbiihhrreennddaah h 336622 665511

J

(42)

Gambar 1: Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

KEPALA DINAS

AMI KHOLIS HASIBUAN S.SiT MT NIP 198104062002121006

KABID TEKHSAPRA ANGT.DARAT

SURIONO S.SiT MT NIP. 197302061996021001

KABID LALIN & ANGKUTAN DARAT

TOGA ARUAN SE

KASI MANAJEMEN & REKAYASA LALU LINTAS

EDISON B.H SAGALA S,SiT,MT NIP. 197902162001121001

KASI ANGKUTAN DARAT

HENDRIK GINTING, ATD NIP. 196108111987031005

KASI PENGENDALIAN & KETERTIBAN

Drs. GUMARTIN TAMPUBOLON NIP. 196508131987031010

KABID HUB. LAUT & UDARA

NISMA DARMA SIREGAR

SAHAT PARULIAN TAMBUNAN, SE NIP. 196201191993031005

KABID LALU LINTAS & ANGKUTAN LAUT

KASI PENUNJANG KES. PELAYARAN

Drs. KHAIRIL AZHAR NIP. 195610181980031001

KASI PARKIR HARIAN WILAYAH - I

AMRAN,S.Sos,MSP NIP. 196707151989031003

KASI PARKIR HARIAN WILAYAH - II

Ir. M. SYAHRUDDIN HARAHAP, ST NIP. 195611241985031010

UPTD PENGUJIAN KEND.BERMOTOR AMPLAS

ROBEN SILALAHI NIP. 195802181983021006

Ph.UPTD TERMINAL PENUMPANG TYPE A AMPLAS

RICHARD MEDY,S.SiT,MT NIP. 197902142002121002

UPTD TERMINAL PENUMPANG TYPE A P.BARIS

KASUBAG TU UPTD PKB AMPLAS

AHYARUDDIN AF, SH NIP. 196712251960111001

KASUBAG TU UPTD TERMINAL AMPLAS

SYAHRIAL HARAHAP NIP. 196406061987121001

KASUBAG TU UPTD TERMINAL PINANG BARIS

ANTO YULIANTO, SE NIP. 197207272009021001

KASUBAG TU UPTD PKB P. PARIS

(43)

E. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan

1. Kepala Dinas

a. Ikhtisar Jabatan

Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan menyelenggarakan urusan pemerintahan

daerah di bidang perhubungan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.

b. Tujuan Jabatan

Menyelenggarakan pelaksanaan fungsi perhubungan di bidang, perumusan

kebijakan teknis, pelayanan dan perizinan bidang perhubungan, pembinaan dan

pelaksanaan tugas bidang perhubungan.

c. Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan mempunyaian tugas dan kegiatan

sebagai berikut:

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan yaitu:

a) Mengindentifikasi, menemukenali, serta memahami sistem transportasi

kota berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan.

b) Menyusun siklus perencanaan dan penganggaran bidang perhubungan

kota.

c) Menyampaikan rancangan siklus perencanaan dan penganggaran bidang

(44)

untuk ditetapkan sebagai pola kebijakan transportasi berkelanjutan di

Kota Medan.

d) Mengidentifikasi, mendisposisi dan menugaskan tindak lanjut surat-surat

masuk kepada bawahan.

e) Memeriksa konsep surat tindak lanjut yang disampaikan bawahan.

f) Menyetujui, menandatangani dan atau membuat catatan-catatan

penyempurnaan untuk mendapat masukan dari bawahan.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

perhubungan yaitu:

a) Mengidentifikasi, menyusun dan mengagendakan rapat-rapat

perencanaan, pengendalian dan evaluasi rencana kebijakan sistem

transportasi kota

b) Menyelenggarakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi, perencanaan,

pengendalian dan evaluasi serta implementasi kebijakan transportasi

perkotaan yang diselenggarakan.

c) Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi bakortib lalu lintas Kota

Medan.

d) Mendorong pelaksanaan pelayanan dan perizinan di bidang perhubungan

(45)

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan yaitu:

a) Mengidentifikasi dan menemukenali kebutuhan keterampilan dan keahlian

khusus yang diperlukan didalam pelaksanaan kebijakan transportasi dan

pelayanan perizinan kepada masyarakat.

b) Menyelenggarakan, mengikuti diklat peningkatan kemampuan khusus

steakholder perhubungan.

c) Melakukan bimbingan kepada bawahan untuk meningkatkan motivasi dan

prestasi kerja.

d) Melaksanakan fungsi reward dan punishment

e) Menetapkan jenis-jenis kebijakan transportasi yang akan dilaksanakan dan

yang akan disusun.

f) Memberikan arahan proses penyelenggaraan perhubungan dan pelayanan

perizinan di bidang perhubungan.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya yaitu:

a) Menerima tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota Medan secara

tertulis.

b) Mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota Medan.

(46)

d) Menugaskan pelaksanaan untuk mempersiapkan rumusan tindak lanjut.

e) Memeriksa konsep bahan tindak lanjut sekaligus menyetujuinya dan atau

membuat catatan-catatan penyempurnaan untuk mendapatkan perbaikan

kembali dari pelaksanaan.

f) Meneruskan saran tindak lanjut kepada walikota medan untuk

mendapatkan tanggapan atau persetujuan

g) Melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan tupoksi Dinas Perhubungan

Kota Medan.

2. Sekretaris

a. Ikhtisar Jabatan.

Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Medan menyelenggarakan tugas-tugas

administrasi umum, keuangan dan penyusunan program sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi kesekretariatan dilingkungan SKPD.

b. Tujuan Jabatan

Menyediakan pelayanan administrasi perkantoran, pengelolaan keuangan dan

penyusunan program dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan

fungsi SKPD.

c. Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Medan mempunyai tugas dan kegiatan

(47)

1) Penyusunan Rencana Kerja Kesekretariatan yaitu:

a) Mengumpulkan dan menyusun data/informasi relevan sebagai bahan

penyusunan rencana kerja kesekretariatan.

b) Mempelajari dasar-dasar regulasi penyelenggaraan tugas-tugas

administrasi, keuangan dan penyusunan program.

c) Merumuskan kebutuhan prasarana sarana pelayanan administrasi

perkantoran, pengelolaan keuangan dan penyusunan program.

d) Menyusun rencana kerja tahunan kesekretariatan

e) Menyusun rencana kebutuhan prasarana dan sarana kantor

f) Menyampaikan rancangan rencana kerja kesekretariatan kepada atasan

langsung untuk mendapat koreksi dan atau persetujuan

2) Pengkoordinasian Penyusunan Perencanaan Program SKPD yaitu:

a) Menginventarisir materi dan jadwal rapat-rapat koordinasi penyusunan

program SKPD.

b) Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan terkait dengan

rapat-rapat koordinasi penyusunan program SKPD yang diperlukan.

c) Merumuskan hasil-hasil rapat koordinasi penyusunan program SKPD.

d) Menyampaikan rumusan rekomendasi rapat-rapat koordinasi penyusunan

(48)

kepada unit kerja yang ada di lingkungan SKPD berdasarkan

persetujuan atasan.

f) Meminta usulan program kerja dari masing-masing unit kerja yang ada di

lingkungan SKPD.

g) Melaksanakan rekapitulasi usulan program kerja dari masing-masing unit

kerja menjadi rencana kerja SKPD.

h) Menyampaikan rancangan rencana kerja SKPD kepada atasan untuk

mendapatkan pembahasan dan persetujuan lebih lanjut.

3) Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Kesekretariatan yang meliputi

Administrasi Umum, Kepegawaian, Keuangan dan Kerumahtanggaan SKPD

yaitu:

a) Menyusun pedoman pelayanan administrasi umum, kepegawaian,

keuangan dan kerumahtanggaan.

b) Mengajukan pertimbangan dan persetujuan pengadaaan prasarana dan

sarana pelayanan administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan

kerumahtanggan kepada atasan.

c) Menyelenggarakan pelayanan surat masuk dan surat keluar

d) Merumuskan ringkasan materi surat masuk dalam lembar disposisi untuk

diteruskan kepada atasan.

e) Mendistribusikan surat masuk kepada unit kerja yang ada di lingkungan

(49)

f) Memeriksa dan memaraf surat-surat yang disampaikan oleh unit kerja

yang ada di lingkungan SKPD untuk selanjutnya diteruskan kepada

atasan.

g) Menugaskan kepada pelaksana untuk menyampaikan informasi

penyelenggaraan Kepegawaian kepada seluruh pegawai yang ada di

lingkungan SKPD.

h) Memantau penyelenggaraan pelayanan administrasi kepegawaian yang

dilaksanakan oleh pelaksana.

i) Mengajukan konsep surat-surat administrasi kepegawaian kepada atasan

untuk mendapatkan pertimbangan dan persetujuan atasan.

j) Menyelenggarakan pelayanan administrasi kepegawaian kepada SKPD

terkait.

k) Memantau penyelenggaraan penatausahaan dan pertanggungjawaban

pengelolaan keuangan SKPD.

l) Memeriksa dan memaraf pengajuan SPD, SPM, penagihan belanja tidak

langsung SKPD.

m) Merumuskan tugas-tugas kerumahtanggaan SKPD untuk diteruskan

kepada atasan guna mendapat pertimbangan dan persetujuan.

n) Menyelenggarakan tugas-tugas kerumahtanggaan berdasarkan persetujuan

(50)

4) Pengelolaan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pengembangan

Organisasi dan Ketatalaksanaan yaitu: merumuskan rencana pengembangan

sumber daya aparatur, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta

meneruskannya kepada catasan untuk mendapat pertimbangan dan

persetujuan.

3. Kepala Sub Bagian Umum

a. Ikhtisar Jabatan

Kepala Sub Bagian Umum Dinas Perhubungan Kota Medan melaksanakan dan

menyelenggarakan sebagian tugas Sekretariat yaitu: di bidang administrasi

perkantoran dan administrasi kepegawaian dalam rangka mendukung tugas-tugas

SKPD.

b. Tujuan jabatan

Menyediakan pelayanan administrasi umum; kebutuhan prasarana dan sarana

kantor ; administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan serta kerumahtanggaan SKPD.

c. Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Program dan kegiatan Sub. Bagian Umum yaitu:

a) Mengidentifikasi dan mengenali tugas-tugas Sub. Bagian Umum

b) Mempersiapkan rencana kerja tahunan Sub. Bagian Umum dan

mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan

persetujuan.

(51)

d) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administarasi umum.

e) Mengumpulkan dan mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis

penyelenggaraan tugas-tugas Sub Bagian Umum.

f) Membimbing unsur Staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan

teknis penyelenggaraan tugas-tugas Sub Bagian Umum.

2) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi tata naskah dinas; penataan

kearsipan; perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan SKPD

yaitu:

a) Menugaskan penatausahaan surat masuk dan surat keluar.

b) Mempersiapkan isi ringkas surat masuk pada lembar disposisi.

c) Mengajukan surat masuk kepada atasan untuk diteruskan kepada

pimpinan SKPD.

d) Mendistribusikan surat masuk kepada unit kerja yang ditujukan dalam

disposisi atasan.

e) Mempersiapkan tindak lanjut konsep surat yang ditugaskan atasan dan

mengajukannya kepada atasan.

f) Mendistribusikan surat keluar kepada pihak-pihak yang menjadi tujuan

surat.

g) Menugaskan pengarsipan surat masuk dan surat keluar sebagai

dokumentasi

(52)

digunakan sendiri maupun untuk diteruskan kepada atasan atau unit kerja

SKPD.

i) Mengidentifikasi kebutuhan perlengkapan, peralatan kantor dan gedung

kantor serta mobiler untuk mendukung penyelenggaraan tugas-tugas

SKPD dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan

persetujuan

j) Melaksanakan pemeliharaan perlengkapan, peralatan kantor,gedung kantor

serta mobile.

k) Melaksanakan tugas-tugas kerumahtanggaan SKPD.

3) Administrasi Kepegawaian yaitu:

a) Melakukan pencatatan atas kebutuhan pembinaan kepegawaian seperti

jadwal kenaikan pangkat regular dan pilihan dan sebagainya.

b) Menginformasikan hak dan kewajiban kepegawaian kepada seluruh

pegawai yang ada di lingkungan SKPD.

c) Mempersiapkan konsep surat-surat kepegawaian yang diperlukan;

memaraf dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapatkan

pertimbangan dan persetujuan seperti permohonan perpanjangan pensiun;

pengaktifan cuti; permohonan izin perceraian dan beristri lebih dari 1

(satu) orang, penugasan pegawai dan lain-lain.

d) Mengkomunikasikan kepentingan kepegawaian kepada SKPD diluar.

(53)

ketatalaksanaan dan kepegawaian yaitu:

a) Mengumpulkan bahan-bahan pengembangan kelembagaan,

ketatalaksanaan dan kepegawaian.

b) Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kelembagaan,ketatalaksanaan

dan kepegawaian.

c) Mempersiapkan rancangan rencana pengembangan kelembagaan,

ketatalaksanaan dan kepegawaian untuk selanjutnya diajukan kepada

atasan.

5) Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan dan pengendalian yaitu:

a) Mempersiapkan rencana peningkatan motifasi dan prestasi kerja pegawai

dan mengajukannya kepada atasan.

b) Memantau pelaksanaan penegakan disiplin pegawai dan melaporkannya

secara regular kepada atasan.

c) Mempersiapkan rancangan konsep surat hukuman terhadap pelanggaran

disiplin yang diminta atasan dan mengajukannya kepada atasan untuk

tindak lanjut.

6) Penyiapan bahan monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas yaitu:

a) Menyiapkan rancangan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja

kesekretariatan dan menyampaikannya kepada atasan.

b) Menyiapkan saran dan pertimbangan kepada atasan terkait dengan

(54)

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya yaitu:

a) Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

b) Menyiapkan tindak lanjut pengorganisasian dan pelaksanaan tugas-tugas

lain yang diberikan atasan.

c) Memantau pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

langsung.

4. Kepala Sub Bagian Keuangan

a. Ikhtisar Jabatan

Kepala Sub Bagian Keuangan Dinas Perhubungan Kota Medan menyelenggarakan

sebagian tugas sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan dalam

rangka mendukung penyelenggaraan tugas-tugas SKPD.

b. Tujuan Jabatan

Menyediakan pelayanan administrasi keuangan SKPD

c. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana dan kegiatan Sub Bagian Keuangan yaitu:

a) Mengidentifikasi dan mengenali tugas-tugas sub bagian keuangan

b) Mempersiapkan rencana kerja tahunan sub bagian keuangan dan

(55)

c) Melaksanakan rencana kerja tahunan sub bagian keuangan.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan yaitu:

a) Mengumpulkan serta mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis

penyelenggaraan tugas-tugas sub bagian keuangan.

b) Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan

teknis penyelenggaraan tugas-tugas sub bagian keuangan.

3) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan

verifikasi yaitu:

a) Menugaskan penata usahaan administrasi keuangan

b) Mempersiapkan administrasi/registrasi SP2D

c) Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang

disampaikan oleh Bendahara pengeluaran yang diketahui /disetujui oleh

PPTK SKPD.

d) Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan

tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara

pengeluaran.

(56)

4) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan

yaitu:

a) Menyiapkan SPM untuk ditandatangani oleh Kepala SKPD

b) Menyampaikan SPM ke sub bagian verifikasi BUD

5) Penyusunan laporan keuangan yaitu menyiapkan laporan keuangan SKPD

6) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian yaitu:

a) Melaksanakan akuntansi SKPD

b) Memverifikasi harian atas penerimaan

7) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

yaitu menyiapkan rancangan penyusunan laporan pendapatan.

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya yaitu:

a) Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

b) Menindak lanjuti tugas-tugas lain yang diberikan atasan

c) Memantau pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan yang

(57)

5. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program

a. Ikhtisar jabatan

Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Dinas Perhubungan Kota Medan

melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan

pelaporan SKPD.

b. Tujuan jabatan

Melaksanakan tugas penyuusunan rencana program kegiatan dinas, evaluasi dan

pengendalian serta evaluasi dan pelaporan program kegiatan yang dilaksanakan

oleh Dinas Perhubungan.

c. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas dan kegiatan

sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana, program dan kegiatan sub bagian penyusunan program

yaitu:

a) Mengidentifikasi dan mengenali tugas-tugas sub bagian penyusunan

program.

b) Mempersiapkan rencana kerja tahunan sub bagian penyusunan program

dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan

persetujuan.

(58)

program dinas yaitu:

a) Mengumpulkan dan mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis

penyelenggaraan tugas-tugas sub bagian penyusunan program

b) Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan

teknis penyelenggaraan tugas-tugas sub bagian penyusunan program

3) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program dinas yaitu:

a) Mempersiapkan rencana dan program tahunan dari masing-masing

bidang (Sekretaris, Bidang Dinas) dan sub bidang (Kasubag/Kasi, Ka.

UPTD) untuk dapat ditampung dalam bahan Musrenbang kota Medan.

b) Memperrsiapkan Bahan Rencana Kerja (Renja) SKPD setiap tahun yang

berasal dari usulan dan masukan bidang/sub bidang Dinas Perhubungan.

c) Mengumpulkan usulan dan masukan dari hasil Musrenbang untuk disusun

dalam penyusunan RKA SKPD Dinas Perhubungan.

d) Mempersiapkan bahan RKA SKPD Dinas Perhubungan yang berasal dari

masukan/usulan hasil musrenbang dan usulan Dinas Perhubungan yang

berasal dari bidang dan sub bidang Dinas Perhubungan.

e) Berkoordinasi dengan Bappeda Kota Medan untuk menyusun KUA PPAS

Dinas Perhubungan.

4) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian yaitu:

a) Mempersiapkan laporan pelaksanaan masing-masing kegiatan yang

(59)

b) Mempersiapkan koreksi dan masukan kepada Sekretaris terhadap

tugas/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program kegiatan dinas

yang ditampung dalam DPA SKPD Dinas Perhubungan.

5) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

yaitu:

a) Mempersiapkan bahan laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Dinas ke

Sekretariat Kota Medan secara Triwulan setiap tahun

b) Mempersiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Dinas Perhubungan setiap tahun

c) Membuat laporan tertulis kepada sekretaris terhadap kinerja program dan

kegiatan yang dilaksanakan / belum dilaksanakan oleh bidang/sub bidang

dinas.

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya yaitu:

a) Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

b) Menyiapkan tindak lanjut pengorganisasian dan pelaksanaan tugas-tugas

lain yang diberikan atasan

c) Memantau pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan yang

(60)

6. Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat

a. Ikhtisar Jabatan

Menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi dinas lingkup teknik perbengkelan

karoseri, pengembangan teknik pengujian bermotor dan pengembangan teknik

terminal.

b. Tujuan Jabatan

Menyediakan pelayanan proses pemberian surat izin gangguan bukan industri dan

pengelolaan terminal yang bukan unit pelaksana teknis dalam rangka

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD.

c. Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat mempunyai tugas

dan kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana, program,dan kegiatan bidang teknik sarana dan

prasarana angkutan darat yaitu:

a) Mengumpulkan dan menyusun informasi/data sebagai bahan penyusunan

rencana, program dan kegiatan bidang teknik sarana dan prasarana

angkutan darat.

b) Mempelajari dasar-dasar regulasi penyelenggaraan tugas-tugas di

bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat;

c) Merumuskan kebutuhan dan dukungan prasarana sarana penyusunan

program kegiatan bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat

d) Menyusun rencana kerja tahunan bidang teknik sarana dan prasarana

(61)

e) Mengajukan rancangan rencana, progaran dan kegiatan bidang teknik

sarana dan prasarana angkutan darat.

2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbengkelan kroseri, pengembangan

teknik pengujian kendaraan bermotor, dan pengembangan teknik terminal

yaitu:

a) Mengumpulkan dan mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis

penyelenggaraan tugas-tugas bidang teknik sarana dan prasarana

angkutan darat lingkup perbengkelan karoseri, pengembangan teknik

pengujian kendaraan bermotor dan pengembangan teknik terminal;

b) Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan

teknis penyelenggaraan tugas-tugas bidang teknik sarana dan prasarana

angkutan darat lingkup perbengkelan karoseri, pengembangan teknik

pengujian kendaraan bermotor dan pengembangan teknik terminal;

3) Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup bengkel umum

kendaraan bermotor, usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi

yaitu:

a) Menyelenggarakan pelayanan proses perizinan izin gangguan bukan

industri lingkup usaha bengkel umum kendaran bermotor;

b) Menugaskan kepada seksi sebagai pelaksana untuk meninjau, meneliti,

mengukur objek usaha lingkup usaha bengkel umum kendaraan bermotor;

(62)

e) Mememeriksa dan memaraf pengajuan surat izin gangguan bukan industri

untuk selanjutnya diteruskan kepada sekretaris dan kepala dinas;

f) Menginventarisir data/dokumen dan penyelenggaraan proses perizinan.

4) Pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan dan pengembangan terminal

yaitu:

a) Menyelenggarakan pelayanan pengujian kendaraan bermotor di terminal;

b) Menugaskan kepada seksi sebagai pelaksana untuk meneliti, memeriksa

pengujian kendaran bermotor yang dilakukan secara berkala setiap 6

bulan;

c) Memantau penyelenggara pelayanan pengujian kendaran bermotor ;

d) Menginventarisir data/dokumen penyelenggaraan pengujian kendaraan

bermotor.

5) Pelaksanaan kegiatan pengelolaan terminal yang bukan unit pelaksana teknis

(UPT) Dinas yaitu:

a) Menyelenggarakan kegiatan pengolaan terminal yang bukan unit

pelaksana teknis yaitu Terminal Sambu dan Terminal Belawan;

b) Memantau penyelenggaraan pengolaan terminal yang bukan unit

pelaksana teknis;

c) Menginventarisir data/dokumen penyelenggaraan pengolaan terminal

yang bukan unit pelaksana teknis.

(63)

prasarana angkutan darat yaitu:

a) Membimbing bawahan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja;

b) Menugaskan seksi sebagai pelaksana untuk pengkosepan surat-surat yaitu

Surat Pemberitahuan dan Surat Peringatan untuk Pengusaha yang belum

mengurus izin dan yang melanggar peraturan dan ketentuan.

7) Penyiapan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang sarana dan

prasarana angkutan darat

a) Merumuskan instrument monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas

di bidang teknik sarana dan prasaran angkutan darat;

b) Menugaskan seksi sebagai pelaksana untuk melaksanakan monitoring dan

evaluasi pelaksanaan tugas-tugas di bidang teknik sarana dan prasaran

angkutan darat;

c) Memantau pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas

di bidang teknik sarana dan prasaran angkutan darat;

d) Menyusun laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas di

bidang teknik sarana dan prasaran angkutan darat;

e) Menyusun akuntabilitas kinerja bidang teknik sarana dan prasaran

angkutan darat;

f) Merumuskan saran dan pertimbangan kepada atasan terkait dengan

peningkatan motivasi dan prestasi kerja di unit bidang teknik sarana dan

(64)

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan tugas dan

fungsinya yaitu:

a) Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan;

b) Merumuskan tindak lanjut pengorganisasian dan pelaksanaan tugas-tugas

lain yang diberikan atasan;

c) Memantau pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan yang

dilaksankan pelaksana;

d) Memeriksa konsep bahan tindak lanjut yang disampaikan pelaksana,

memaraf dan mengajukan kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan

persetujuan;

e) Melaksanakan tindak lanjut tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai

dengan tupoksi bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat.

d. Hasil Kerja Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat:

1) Rancangan kerja tahunan bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat;

2) Terselenggaranya pelayanan pemberian surat izin gangguan bukan industri

lingkup teknik perbengkelan karoseri;

3) Terselengaranya pelayananan pengujian kendaraan bermotor;

4) Laporan implemntasi pelaksananaan tugas bidang teknik sarana dan

prasarana angkutan darat;

(65)

7. Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri

a. Ikhtisar jabatan

Menyelenggarakan pelayanan proses pemberian surat izin gangguan bukan

industri lingkup teknik perbengkelan karoseri dan kegiatan lain yang mendukung

penyelenggaraan tugas-tugas bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat.

b. Tujuan Jabatan

Melaksanakan pelayanan proses pemberian surat izin gangguan bukan industri

lingkup teknik perbengkelan karoseri.

c. Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri mempunyai tugas dan kegiatan

sebagai berikut:

1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi teknik perbengkelan

karoseri yaitu:

a) Mengindentifikasi, mempelajari dan mengenali tugas-tugas seksi teknik

perbengkelan karoseri;

b) Mempersiapkan rencana, program kerja tahunan seksi teknik

perbengkelan karoseri;

c) Melaksanakan rencana, program dan kegiatan tahunan seksi teknik

perbengkelan karoseri.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup teknik perbengkelan karoseri

yaitu:

Gambar

Tabel 1 : Sarana Operasional Dinas Perhubungan Kota Medan
Tabel 2 : Prasarana Jalan Dinas Perhubungan Kota Medan
Tabel 3 : Alokasi Pendanaan Sektor Transportasi  APBD Kota Medan
Tabel 4 : Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Harian Lepas Dinas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur perpanjangan izin parkir tepi jalan umum dan tempat parkir khusus (objek pajak), yaitu dimulai dari pengelola datang langsung ke Dinas Perhubungan Bidang

pajak atas permohonan wajib pajak. 7) pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelporan lingkup bidang penagihan. 8) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepada Kepala Dinas

Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika UPTD Perparkiran Kota Surakarta dalam tingkat tanggung jawabnya sudah baik, karena setiap tugas yang diberikan selalu

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa struktur sistem pengendalian internal pendapatan Dinas Perhubungan Kota Medan belum dilaksanakan dengan efektif dan

PERANAN DINAS PERHUBUNGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA.. (STUDI PADA DINAS PERHUBUNGAN

Peranan Dinas Perhubungan dalam meningkatkan Kualitas pelayanan Angkutan Kota.. (studi pada dinas perhubungan

lingkup bidang bagi hasil pendapatan.. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. sesuai dengan tugas

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN.. Tanggal