TUGAS AKHIR
PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN
DI SUSUN O
L E H
NAMA : EROVI SARI P NIM : 082600015
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
karuniaNya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Tugas akhir berjudul “ Prosedur Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan ’’. Ini ditulis dalam rangka memenuhi
persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara, Penulisan tugas akhir ini adalah realisasi dari keinginan penulis
untuk dapat lebih memahami masalah yang berkaitan dengan Prosedur
Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
Penulisan tugas akhir ini terlaksana sepenuhnya berkat dukungan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing
saya.
2. Bapak Drs. Zakaria, M.SP, Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, Ketua Program Studi Diploma III
4. Ibu Arlina, SH, MHum, Sekretaris Progran Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, Dosen Wali Penulis dan
seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
6. Buat Bapak dan Ibu Dosen Fakultas FISIPOL Universitas Sumatera Utara,
khususnya Jurusan Administrasi Perpajakan, yang telah memberikan penulis
berbagai ilmu tingkat pertama hingga laporan ini selesai.
7. Ibu Syarifah Lubis serta staf pegawai Dispenda Kota Medan yang telah
memberikan tempat kepada kami dalam menyelesaikan laporan kami.
8. Terima Kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak saya tersayang
S.Perangin – angin dan Ibunda tercinta E.br.Surbakti atas doa dan dukungan
material yang diberikan kepada penulis
9. Kepada keluarga besar Bibi saya yang sudah memberikan tempat tinggal dan
kasih sayang kepada penulis.
10.Kepada the Rangers (didce,Ziah,Gadis dan Dita) yang sudah bersedia menjadi
teman terbaik sekaligus sahabat penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
11.Buat Kakanda Dodi Kurniawan terimakasih atas doa serta dukungan nya yang
telah diberikan kepada penulis.
12.Buat adik – adik tersayang (Icha,Weni,Ipo) yang telah memberikan semangat
13.Buat teman-teman seperjuangan adm.perpajakan stambuk 2008 terutama buat
teman-teman kelas A atas kekompakan dan keceriaannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca. Akhirnya, penulis barharap agar laporan yang telah penulis susun dapat
memberikan sumbangan pikiran dan menambah bahan reverensi yang bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya.
Medan, Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……….. i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 3
C. Uraian Teoritis ... 4
D. Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 7
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 8
F. Metode Pengumpulan Data ... 9
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 10
BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan ... 12
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 14
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 17
BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN
A. Definisi Pajak ... 41
B. Fungsi Pajak ... 44
C. Jenis Pajak ... 45
D. Prosedur Pemungutan Pajak Restoran ... 46
E. Ketentuan ... 47
F. Objek, Subjek Wajib Pajak, DPP Restoran dan Besarnya Pajak Restoran yang Terutang ... 48
G. Objek Pajak Restoran Yang Dikecualikan ... 48
H. Pendaftaran dan Pendataan ... 49
I. Tata Cara Pembayaran Pajak... 51
J. Keberatan dan Banding Menurut Perda Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 ... 51
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI A. Target dan realisasi Penerimaan Pajak Restoran pada DISPENDA Kota Medan ... 55
B. Hambatan-hambatan dalam Pemungutan Pajak Restoran ... 62
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Restoran ... 63
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 68
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Pemerintah dalam negara kita mempunyai peranan penting untuk
memajukan negara yang dipimpinnya. Salah satu indikator kemajuan suatu negara
dapat dilihat dari pembangunan nasional yang berjalan secara berkesinambungan.
Pembangunan yang diharapkan agar membawa dampak bagi meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu cara bagi Pemerintah untuk menghimpun dana bagi
pembangunan adalah melalui pemungutan pajak. Hasil pemungutan pajak ini
dikumpulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan
termasuk pendapatan rutin khususnya disektor bukan migas. Pajak mempunyai
kontribusi yang sangat besar untuk membiayai anggaran bagi penyelenggaraan
Pemerintah, pelayanan umum dan pembangunan.
Menurut Undang – Undang Nomor.34 tahun 2000, Pajak Daerah
merupakan iuran wajib pajak yang dilakukan oleh orang pribadi atau kepala
daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku yang dapat digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah.Berbagi cara telah diupayakan oleh pemerintah dalam meningkatkan pajak
Dari sekian banyak pajak yang dipungut didaerah Kota Medan,salah satu
pajak yang diandalkan untuk menghasilkan dana bagi anggaran adalah pajak
restoran. Sesuai dengan peraturan daerah, yang menjadi objek pajak restoran
adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran direstoran termasuk
bar, café, rumah makan, buffet, kantin, kedai nasi/kopi dan meliputi penjualan
makanan/minuman ditempat yang disertai tempat penyatapan maupun diantar dan
dibawa pulang. Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pembayaran kepada restoran.
Pajak restoran yang terutang dipungut diwilayah daerah tempat restoran
berlokasi. Besarnya pokok pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak restoran paling tinggi 10 % dengan dasar pengenaan pajak,
yaitu jumlah yang diterima sebagai imbalan tas penyerahan barang dan atau jasa
sebagai pembayaran kepada pemilik restoran.
Proses pemungutan pajak yaitu : pajak dikutip dibank atau tempat yang
telah ditentukan oleh Menteri Keuangan sebagai tempat pembayaran pajak selalu
disetorkan ke kas Bendaharawan.
Adanya kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dengan
perusahaan / instansi pemerintah,maka penulis akan melakukan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) dengan judul “Prosedur Pemungutan Pajak
Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan” dan merupakan salah
satu syarat untuk menamatkan pada program Studi Diploma III Administrasi
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandirin(PKLM)
Dengan diadakannya praktik kerja lapangan mandiri pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan, yang merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut :
1. Tujuan PKLM
a. Untuk mengetahui target dan realisasi penerimaan pajak restoran.
b. Untuk mengetahui kendala dalam pencapaian target penerimaan pajak
restoran.
c. Untuk mengetahui upaya - upaya apa yang ditempuh dalam meningkatkan
penerimaan pajak restoran.
2. Manfaat PKLM Bagi Mahasiswa
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan.
2. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam permasalahan
yang timbu selama melaksanakan PKLM.
3. Untuk menerapkan teori – teori yang didapat selama perkuliahan kedalam
lingkungan kerja melalui Praktek Kerja Lapangan Mandiri.
Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
1. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program
Diploma III Administrasi Perpajakan.
2. Memperoleh ide dan masukan untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak
Restoran.
Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
1. Untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi – instansi
Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
2. Agar dapat memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Diploma III Perpajakan.
3. Mendapat pemasukan saran untuk mengevaluasi dan penyempurnaan
kurikulum di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
C. Uraian Teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Defenisi atau pengertian pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH
(Suandy, 2005: 11) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
undang – undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Menurut Soeparman Soemahamidjaja (Suandy, 2005: 10) Pajak adalah
norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa –
jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan hukum.
Prosedur pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perhimpunan data objek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau
retribusi serta pengawasan restoran.
Pelaksanaan pemungutan pajak restoran dilakukan dengan system official
assessment. System official assessment adalah sistem dimana pemungutan pajak
dilakukan oleh fiskus, menetapkan pajak terutang melalui data – data atau dengan
kata lain pajak yang terutang sudah dihitung dan ditetapkan oleh petugas pajak.
Sedangkan system self assessment adalah sistem dimana wajib pajak dipercayakan
melakukan sendiri mengenai perhitugan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak
terutangnya ke kas daerah.
Pajak Daerah adalah pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan
oleh aparat Pemerintah Daerah (PEMDA) tingkat I dan tingkat II untuk mengisi
kas daerah.Pajak daerah terdapat dalam undang – undang Nomor.34 tahun 2000
sebagai perubahan atas undang – undang Nomor.18 tahun 1997 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah.Undang – undang tersebut didukung dengan
dikeluarkan nya PP Nomor.65 tahun 2001 tentang pajak daerah.
Pajak restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang
disediakan oleh restoran.Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan atau
minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria,
Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan atau minuman dengan
dipungut bayaran yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, bar, dan
sejenisnya termasuk jasa boga catering.
Objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.
Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan
dan/atau minuman dari restoran. Wajib pajak restoran adalah orang pribadi atau
badan yang mengusahakan restoran.
Cara perhitungan pajak restoran :
1. Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang
dilakukan pada restoran.
2. Tarif pajak restoran adalah sebesar 10 %
3. Besar pokok pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan Tarif pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak Restoran.
4. Pajak Restoran = 10 % x Jumlah Pembayaran.
Jenis pajak
Pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat memiliki jenis yang
sebahagianya dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu :
a. Menurut sifatnya :
1. Pajak Subjektif yaitu pajak yang memperhatikan keadaan pribadi wajib
pajak untuk menetapkan besarnya pajak terutangnya.
2. Pajak Objektif yaitu pajak yang dalam pengenaannya hanya
b. Menurut Golongan :
1. Pajak langsung adalah pajak yang pengenaannya terlebih dahulu didaftar
nomor pokok wajib pajak, yang pengenaannya dilakukan secara berkala.
2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pengenaannya tidak di daftar
berdasarkan nomor pokok wajib pajak dan pengenaannya dilakukan secara
berkala serta pajak tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.
c. Menurut Lembaga Pemungutan :
1. Pajak Pusat yaitu pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh
aparat pemerintah pusat untuk mengisi kas Negara.
2. Pajak Daerah yaitu pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan
oleh aparat pemerintah daerah untuk mengisi kas daerah.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Didalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan
dilakukan dalam upaya meningkatkan pajak daerah khususnya Pajak Restoran
antara lain :
a. Prosedur pemungutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Medan.
b. Kendala dalam Prosedur dalam pemungutan pajak restoran pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan.
c. Mengukur tingkat keberhasilan dari realisasi pajak restoran.
Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam PKLM adalah disini penulis akan
prosedur pemugutan pajak restoran dan akan mencari data dan informasi yang
berasal dari kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan sebagai referensi untuk
mengetahui dan mandalami proses pemungutan pajak restoran pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukan penentuan tempat praktek kerja lapangan
mandiri (PKLM),mencari dan mengumpulkan bahan untuk pembuatan
proposal dan melakukan konsultasi dengan pihak Dosen yang bersangkutan.
2. Studi Literature
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber – sumber pustaka
seperti Undang – undang, buku – buku perpajakan, artikel ilmiah maupun
literature yang berhubungan dengan objek PKLM.
3. Observasi Lapangan
Pada tahap ini penulis melakukan observasi lapangan di kantor Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan, mengenai Prosedur Pemungutan Pajak
Restoran serta mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pendapatan
4. Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data mengenai prosedur Pemungutan Pajak
Restoran melalui :
d. Data Sekunder (bersumber dari buku – buku ilmiah,undang-
undang,yang berhubungan dengan pajak restoran)
e. Data Primer (data yang diperoleh dari pihak yang memahami dari
DISPENDA)
5. Analisa dan Evaluasi
Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis
melakukan analisa dan evaluasi terhadap data atau keterangan mengenai
prosedur Pemungutan Pajak Restoran.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Daftar Interview (Interview guide)
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang ditujukan kepada
pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data primer dan
informasi tentang prosedur pemungutan pajak restoran.
2. Daftar Observasi (Obsersi guide)
Dalam metode ini penulis langsung turun kelapangan untuk melakukan
peninjauan dengan cara mengamati,mendengar,serta mencatat mengenai hal –
hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas , meneliti
3. Daftar Dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan dokumen – dokumen atau data pendukung yang
berhubungan dengan Pemungutan Pajak Restoran , dan meminta berbagai
dokumen dari kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
G. Sistematika Penulisan Laporan
Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan
kedalam lima bab.Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan
Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang
menjadi pemikiran dalam pemilihan judul perumusan masalah,
tujuan, serta ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN
DAERAH KOTA MEDAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan
BAB III GAMBARAN DATA PENERAPAN PROSEDUR
PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang data penerapan
Prosedur Pemungutan Pajak Restoran yang ada diKantor Dinas
BAB IV ANALISI DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada
dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai prosedur
pemungutan pajak restoran di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota
Medan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup dari bab – bab sebelumnya yang berisi
kesimpulan dan saran yang kiranya dapat meningkatkan pelayanan
kepada wajib pajak khususnya Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan
Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu Sub Bagian
pada Bagian Keuangan yang mengelolah bidang penerimaan dan pendapatan
Daerah. Pada sub ini tidak terdapat lagi sub seksi, karena pada saat ini Wajib
Pajak/Wajib Pajak Retribusi yang berdomisili di daerah Kota Medan belum begitu
banyak.
Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk di kota Medan melalui Peraturan Daerah sub bagian keuangan tersebut
di ubah menjadi bagian IX/Pendapatan. Pada Bagian IX/Pendapatan dibentuklah
beberapa seksi yang mengelola Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah yang
merupakan para Wajib Pajak / Wajib Pajak Retribusi Daerah Kota Medan.
Sehubungan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor
KUPD/7/12/41-10 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan
Daerah diseluruh Indonesia, maka Pemerintah Daerah Kota Medan berdasarkan
PERDA Nomor 12 tahun 1987, menyesuaikan atau membentuk struktur
organisasi Dinas Pendapatan Daerah yang baru ini dibentuklah seksi-seksi
Administrasi Dinas Pendapatan Daerah.
Bagian Tata Usaha terdiri dari 3 Kepala Sub Bagian. Peningkatan
Pendapatan Daerah lainnya serta peningkatan pemungutan Pajak Parkir yang
merupakan kontribusi yang cukup penting bagi Pemerintah Daerah.
Meningkatnya Pendapatan Daerah hendaknya tidak harus ditempuh
dengan cara menaikkan tarif saja, tetapi yang lebih penting dengan memperbaiki
atau menyempurnakan administrasi, sistem dan prosedur serta organisasi dari
Dinas Pendapatan Daerah yang ada sekarang. Namun kondisi saat ini dirasakan
tuntutan untuk perlunya meninjau kembali dan penyempurnaan Manual
Pendapatan Daerah (MAPATDA) dimaksud seiring dengan tuntutan gerak
pembangunan yang sedang berjalan terutama dari pola pendekatan yang selama
ini dilakukan secara sektorat perlu diubah secara fungsional dan disesuaikan
dengan kebijaksanaan pemerintah yang paling akhir dibidang Perpajakan, maka
penyempurnaan telah dilaksanakan secara sungguh-sungguh sehingga berhasil
disusun Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA).
Adapun penyempurnaan dimaksudkan dituangkan didalam :
1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988 tanggal 26 Mei
1988, tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan
Pendapatan Daerah lainnya serta pemungutan Pajak Parkir diseluruh Indonesia.
2. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tanggal 26 Mei 1988, tentang
pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988.
3. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1988, tentang pelaksanaan
organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Kota Medan.
Penyempurnaan sistem dan prosedur perpajakan dan Organisasi
dilaksanakan bertahap dan penyempurnaan ini merupakan berdasarkan Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 061/1867/PUOD, tanggal 2 Mei 1988,
Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumetera Utara Nomor
188.342.20/1991, tanggal 11 Maret 1991, yang terakhir diubah dengan Surat
Keputusan Walikota Medan Nomor 188.342/790/SK/1991, tentang pelaksanaan
PERDA Nomor 16 tahun 1991 tentang susunan organisasi dan tata cara kerja
Dinas Pendapatan Kota Medan.
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan
Untuk memperlancar dan mengatur kegiatan-kegiatan dalam
melaksanakan aktifitasnya, Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan telah membuat
struktur organisasi. Stuktur organisasi merupakan salah satu sarana untuk
mencapai tujuan yang efektif yakni terciptanya garis koordinasi yang baik serta
adanya hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahan.
Untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada pada Dinas Pendapatan Kota
Medan dan untuk pencapaian tujuan maka diadakan pembagian tugas dan fungsi
masing-masing sehingga memudahkan mengawasi pekerjaan. Dengan adanya
pembagian tugas yang dituangkan dalam struktur organisasi akan memberikan
penjelasan tentang batas-batas wewenang dan tanggung jawab.
Struktur organisasi yang digunakan untuk Dinas Pendapatan Kota Medan
adalah bentuk organisasi garis dimana bentuk tersebut menggunakan sistem
bawahan bertanggung jawab kepada pimpinan atas pekerjaaan yang diberikan
kepadanya.
Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan
Keputusan Walikota Medan Nomor 1 tahun 2010, pasal 2 tentang Rincian Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan. Adapun susunan organisasi
Dinas Pendapatan Kota Medan terdiri dari :
Ketentuan Umum
Dalam Peraturan Walikota, yang dimaksud yaitu :
a. Daerah adalah Kota Medan
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan
c. Walikota adalah Walikota Medan
d. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Medan
e. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kota Medan
f. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan
g. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unsure pelaksan teknis pada Dinas
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
h. Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang
tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai
kebutuhan daerah.
Organisasi
1. Dinas
2. Sekretariat, membawahkan :
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Penyusunan Program
3. Bidang Pendataan dan Penetapan, membawahkan :
a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran
b. Seksi Pemeriksaan
c. Seksi Penetapan
d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
4. Bidang Penagihan, mambawahkan :
a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi
b. Seksi Penagihan dan Perhitungan
c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi
5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan, membawahkan :
a. Seksi Bagi Hasil Pajak
b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah, membawahkan :
a. Seksi Pengembangan Pajak
b. Seksi Pengembangan Retribusi
c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
C.Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan
1. Dinas
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bbidang
pendapatan
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan
d. pelakasanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan
administasi umum, keuangan dan penyusunan program.
Dalam melaksanakan tugas pokok, sekretariat menyelenggarakan fungsi:
2. pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas
3. pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas
yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan
kerumahtanggaan Dinas
4. pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi, dan ketatalaksanaan
5. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas
6. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
7. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan
8. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
3. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Untuk melaksanakan tugas Sub Dinas Umum mempunyai tugas dan fungsi :
1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
sekretariat lingkup administrasi umum.
2. Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum
b. penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum
c. pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah
dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan
d. pengelolaan administrasi kepegawaian
e. penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan kepegawaian
f. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
4. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di
bawah dan bertangggung jawab kepada Sekretaris.
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas dan fungsi :
1. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan
fungsi :
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan
b. penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi
d. penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi
keuangan
e. penyusunan laporan keuangan Dinas
g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
h. pelaksanaan tugas lain dan diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
5. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang
berada di bawah dan tanggung jawab kepada Sekretaris.
Untuk melaksanakan tugas, Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas
dan fungsi :
1. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Penyusunan Program
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan
Program
b. pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan
program Dinas
c. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas
d. penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian
e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
6. Bidang Pendataan dan Penetapan
Bidang Pendataan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang,yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
1. Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan penetapan,
dan pengolahan data informasi.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pendataan dan Penetapan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pendataan dan
Penetapan
b. penyusunan petunjuk teknis ruang lingkup pendataan, pendaftaran,
pemeriksaan penetapan, dan pengolahan data dan informasi
c. melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak, wajib
retribusi dan pendapatan daerah lainnya
d. pelaksanaan pengolahan dan informasi baik dari Surat Pemberitahuan Pajak
Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD), hasil
pemeriksaan dari instansi yang terkait
e. pelaksanaan proses penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan
daerah lainnya
f. perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dan
g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pendataan
dan penetapan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
7. Sub Pendataan dan Pendaftaran
Sub Pendataan dan Pendaftaran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan.
Tugas dan fungsi Sub Pendataan dan Pendaftaran, yaitu :
1. Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pandataan dan Penetapan lingkup pendataan dan
pendaftaran.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pendataan dan Pendaftaran
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pendataan dan Pendaftaran
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan pendaftaran
c. pelaksanaan pendataan objek pajak daerah/ retribusi daerah dan pendataan
daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan
Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD)
d. pelaksanaan pendaftaran wajib pajak / retribusi daerah formulir pandaftaran
e. penyimpanan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak
Daerah / Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat perpajakan daerah
lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
8. Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan.
Tugas dan fungsi Seksi Pemeriksaan, yaitu :
1. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup pemeriksaan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pemeriksaan menyelenggarakan
fungsi :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemeriksaan
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan
c. penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa / tim pemeriksa
d. penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak
e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
9. Seksi Penetapan
Seksi Penetapan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan.
1. Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Pendataan dan Penetapan lingkup penetapan pokk pajak daerah / pokok
retribusi daerah.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Penetapan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penetapan
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan
c. penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah /
pokok retribusi daerah
d. penyiapan penerbitan, pendistribusian, serta penyimpanan arsip surat
perpajakan daerah/retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan
e. pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pembayaran / penyetoran atas
permohonan wajib pajak
f. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
10. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan
Penetapan.
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
1. Seksi pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, seksi Pengolahan Data dan Informasi
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data dan Informasi
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi
c. pengumpulan dan pengolahan data objek pajak daerah / retribusi daerah
d. penuangan hasil pengolahan data dan informasi data ke dalam kartu data
e. pengiriman kartu data kepada Seksi Penetapan
f. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
11. Bagian Penagihan
Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bagian Penagihan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
1. Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbangan,
dan restitusi.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Penagihan mempunyai tugas dan
fungsi yaitu :
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Penagihan
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan,
c. pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah
dan pendapatan daerah lainnya
d. pelaksanaan penagihan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya
e. pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan atas pajak
daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya
f. pelaksanaan telaan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak
atas permohonan wajib pajak
g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang penagihan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepada Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
12. Seksi Pembukuan dan Verifikasi
Seksi Pembukuan dan Verifikasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan.
Seksi Pembukuan dan Verifikasi mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
1. Seksi Pembukuan dan Verifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pembukuan dan verifikasi.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pembukuan dan Verifikasi
menyelenggrakan fungsi :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pembukuan dan Verifikasi
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembukuan dan verifikasi
c. pelaksanaan pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan
d. pelaksanaan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan pengeluaran benda
berharga serta pencatatan uang dari hasil pungutan benda berharga ke dalam
kartu persediaan benda berharga
e. penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan dan
tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya
f. penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan, pengeluaran
dan sisa persediaan benda berharga secara berkala
g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan data pelaporan pelaksanaan tugas
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
13. Seksi Penagihan dan Perhitungan
Seksi Penagihan dan Perhitungan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada dibawah tanggung jawab kepada Kepala bidang Penagihan.
Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
1. Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas
Bidang Penagihan dan Perhitungan.
2. Dalam malaksanakan tugas pokok Seksi Penagihan dan Perhitungan
menyelenggarakan fungsi, yaitu :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penagihan dan Perhitungan
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penagihan dan perhitungan
c. penyiapan bahan dan data pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak
d. penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan penyimpanan
arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan
penagihan
e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
14. Seksi Pertimbangan dan Restitusi
Seksi Pertimbangan dan Restitusi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan.
Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
1. Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan dan restitusi.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pertimbangan dan restitusi
menyelenggarakan fungsi, yaitu :
a. penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi Pertimbangan dan Restitusi
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan restitusi
c. penerimaan permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib pajak
d. penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / restribusi daerah yang dapat
diberikan restitusi dan atau pemindahbukuan
e. penyiapan surat keputusan kepala dinas tentang pemberian restitusi dan atau
pemindahbukuan
f. penerimaan surat keberatan dari wajib pajak/ retribusi
h. pembuatan pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak/ wajib retribusi
i. penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan Kepala Dinas tentang
persetujuan atau penolakan atas keberatan
j. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
15.Bidang Bagi Hasil Pendapatan
Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu:
1. Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan
bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian pandapatan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Bagi Hasil Pendapatan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil Pendapatan
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasi pajak dan bukan pajak,
penata usahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian
pendapatan
c. pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak,
DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang syah
d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan bukan
e. pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak/ bukan pajak
provinsi dan dana bagi hasil pajak/bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan
lain-lain pendapatan yang syah
f. pelaksanaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan
pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan, dan
lain-lain pendapatan yang syah
g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang bagi
hasil pendapatan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
16. Seksi Bagi Hasil Pajak
Seksi Bagi Hasil Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.
Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu :
1. Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil pajak.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Bagi Hasil Pajak menyelenggrakan
fungsi, yaitu :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Pajak
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak
c. penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
(SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) / Daftar Himpunan
d. pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan
e. pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya, membantu
menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan
Bangunan kepada wajib pajak, penerimaan kembali hasil pengisian SPOP
dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan PBB
f. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
17. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang bagi Hasil Pendapatan.
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu :
1. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan pajak.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil bukan pajak
c. pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak provinsi,
dana bagi hasil bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lain-lain bukan
pendapatan yang syah
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
18. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu :
1. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup penatausahaan bagi
hasil.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penatausahaan bagi hasil
c. pelaksanaan penatausahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan
d. pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU, DAK,
dan lain-lain pendapatan yang syah
e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
19. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai
tugas pokok dan fungsi, yaitu :
1. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan
lingkup peraturan perundang-undangan dan kajian pendapatan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan
Pengkajian Pendapatan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Peraturan
Perundang-Undangan
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup peraturan perundang-undangan
dan pengkajian pendapatan
c. penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait
tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian atas
penerimaan pendapatan dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang
syah
d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan di bidang dana perimbangan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
20. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang,
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok dan fungsi,
yaitu :
1. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan
pendapatan lain-lain.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan
Pendapatan Daerah
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak, retribusi dan
pendapatan lain-lain
c. pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan
lainnya
d. penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaoran lingkup bidang pengembangan
pendapatan daerah
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
21.Seksi Pengembangan Pajak
Seksi Pengembangan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
bawah tanggung jawab kepada Kepala Pengembangan Pendapatan Daerah.
1. Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup pengembangan pajak.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pengembangan Pajak
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Pajak
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak
c. penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah
dibidang pajak daerah
d. penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak
e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan dan tugas
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
22. Seksi Pengembangan Retribusi
Seksi Pengembangan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
dibawah tanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Pendapat Daerah.
Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok dan fungsi:
1. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup
pengembangan retribusi.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pengembangan Retribusi
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Retribusi
c. penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di
bidang retribusi daerah
d. penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi
daerah
e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. pelaksanaan tugas lain yaitu bahan dan data pengkajian pengembangan
potensi retribusi daerah
g. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
23. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain
Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain dipimpin oleh Kepala Seksi,
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pengembangan Pendapatan Daerah.
Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain memiliki tugas pokok dan fungsi:
1. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain memiliki tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan lain-lain.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Pendapatan
Lain-lain
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pendapatan
c. penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah
dibidang pendapatan lain-lain
d. penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pendapatan
lain-lain
e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
24.Unit Pelaksana Teknis
Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana
Teknis ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
25.Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
Adapun peraturan yang berlaku, yaitu :
1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional, dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior
yang ditunjuk.
3. Jumlah tenaga kerja fungsional, ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja.
4. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan
Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendaptan Kota Medan Tabel 1.1
Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan 2011
No Bagian/ Subdis/ Bendahara/ Swakelola Jumlah
1 Dinas 1 orang
2 Sekretariat 74 orang
3 Bidang Pendataan dan Penetapan 76 orang
4 Bidang Penagihan 41 orang
5 Bidang Bagi Hasil Pendapatan 76 orang
6 Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah 18 orang
7 Unit Pelaksana Teknis (UTS) 33 orang
8 Kelompok Jabatan Fungsional 80 orang
Jumlah PNS / Pegawai Swakelola 399 orang
Member : Dinas Pendapatan Kota Medan 2011
Keterangan :
Pegawai Negeri Sipil : 236 orang
Pegawai Swakelola : 80 orang
Yang dikaryakan : 1 orang (TNI)
Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan : 317 orang KETERANGAN :
Golongan IIa = 34 orang
Golongan IIb = 3 orang
Golongan IId = 9 orang
Golongan III a = 59 orang
Golongan IIIb = 64 orang
Golongan IIIc = 38 orang
Golongan IIId = 38 orang
Golongan IVa = 3 orang
Golongan IVb = 4 orang
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN
A. Defenisi Pajak
Sebelum kita membahas mengenai gambaran data pajak Restoran, maka
kita terlebih dahulu mengetahui tentang defenisi pajak. Adapun defenisi pajak
adalah menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
1. Menurut Prof.Rachmat Soemitro, Pajak adalah Iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang - undang (yang dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum (Suandy, 2005 : 11).
2. Menurut Soeparman Soemahamidjaja, Pajak adalah Iuran wajib berupa uang
atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma - norma hukum,
guna menutup biaya produksi barang - barang dan jasa - jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan hukum (Suandy, 2005 : 10).
Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang
dilakukan pleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung
yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdassarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Restoran atau rumah makan adalah tempat yang disediakan untuk
menyantap makanan dan minuman dengan dipungut bayaran termasuk kedai nasi,
berdiskotik dan karoke kecuali usaha jasa catering dan usaha jasa boga. Pajak
restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan dengan pembayaran pajak
restoran.
Sumber Pendapatan Daerah
Dasar acuan Undang - Undang No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan
keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Sumber Pendapatan Daerah berasal dari :
a. Pajak Daerah
Menurut Undang - Undang No. 34 Tahun 2000 pengertian pajak daerah adalah
iuran wajib yang dilaksanakan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah
tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundang - undangan yang berlaku dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah.
Jenis pajak daerah yang berlaku berdasarkan peraturan perundang - undangan
No. 34 Tahun 2000 yaitu :
1. Pajak Provinsi (pasal 2 ayat (1) terdiri dari :
a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan.
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
g. Pajak Parkir
b. Retribusi Daerah
1) Jasa umum yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
2) Jasa usaha yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah
dengan menganut prinsip - prinsip komersial karena pada dasarnya dapat
pula disediakan oleh sektor swasta.
3) Perijinan tertentu yaitu retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah
dalam rangka pemberian ijin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan ijin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan pengendalian dan pengawasan
atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan.
c. Dana Perimbangan
2. Dana Alokasi Khusus (DAK)
d. Pinjaman daerah baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal
dari luar negeri
e. Lain- lain penerimaan yang sah
B. Fungsi Pajak
Dalam kedudukannya Pajak mempunyai 2 fungsi yaitu :
a. Fungsi Budgeter : Pajak sebagai alat memasukkan uang kedalam kas Negara
untuk digunakan sebagai dana pembiayaan pengeluaran Negara.
b. Fungsi Reguler / Mengatur : Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan- tujuan tertentu diluar keuangan. Pengaturan ini biasanya ditujukan
untuk mengatur sektor swasta misalnya :
1. Pajak minuman keras ditinggikan agar rakyat (masyarakat) tidak terlalu banyak
yang menyukai minuman keras
2. Pajak Ekspor direndahkan / dihilangkan untuk merangsang banyaknya Ekspor
C. Jenis Pajak
Pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat memiliki jenis yang bagiannya dapat
ditinjau dari berbagai segi yaitu :
a. Menurut Sifatnya :
1. Pajak Subyektif yaitu pajak yang memperhatikan keadaan pribadi wajib
2. Pajak Obyetif yaitu pajak yang dalam pengenaannya hanya memperhatikan
sifat objek pajak saja
b. Menurut Golongannya
1. Pajak Langsung yaitu pajak yang pengenaannya terlebih dahulu didaftar
dengan memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang pengenaan
dilakukan secara berkala misalnya dikenakan untuk tiap - tiap tahun dan
pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Contohnya : PPh dan PBB
2. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pengenaannya tidak didaftar
berdasarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan pengenaannya
dilakukan secara berkala serta pajak tidak dapat dilimpahkan kepada orang
lain
Contohnya : Bea Materai, Pajak Penjualan Barang Mewah, Cukai dan
sebagainya
c. Menurut Lembaga Pemungutannya
1. Pajak Pusat yaitu pajak yang dikelola atau pemungutan dilakukan oleh aparat
pemerintah pusat untuk mengisi kas Negara
2. Pajak Daerah yaitu pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh
D.Prosedur Pemungutan Pajak Restoran
Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perhimpunan data
objek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi kepada wajib
pajak atau wajib pajak retribusi serta pengawasan penyetoran.
Pelaksanaan pemungutan pajak restoran dilakukan dengan official
assessment system.Official assessment system adalah sistem dimana pemungutan
pajak dilakukan oleh fiskus, menetapkan pajak terutang melalui data - data atau
dengan kata lain pajak yang terutang sudah dihitung dan ditetapkan oleh petugas
pajak. Sedangkan Self assessment system adalah sistem dimana wajib pajak
dipercayakan melakukan sendiri mengenai perhitungan, membayar, dan
melaporkan sendiri pajak terutangnya ke kas daerah.
Adapun prosedur dari pemungutan pajak restoran menurut peraturan yang berlaku
adalah sebagai berikut :
1. Wajib Pajak Restoran adalah pengusaha restoran yang mendaftarkan usahanya
ke DISPENDA dengan cara mengambil dan mengisi formulir pendaftaran.
2. Formulir yang sudah di isi Wajib Pajak dikembalikan ke DISPENDA guna
mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
3. Wajib Pajak yang sudah mendapatkan NPWP, wajib pajak dapat menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutang dengan
mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).
4. Berdasarkan SPTPD tersebut wajib pajak dapat menyetorkan pajak terutangnya
E.Ketentuan
1. Undang - Undang No. 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah
2. Undang - Undang No. 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang -
Undang No. 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah
3. Peraturan pemerintah No. 65 tahun 2001 Tentang pajak daerah
4. Undang - Undang No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
5. Keputusan Mentri dalam negri No. 43 tahun 1999 tentang sistem dan
prosedur administrasi dan retribusi daerah
6. Peraturan daerah No. 4 tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata
kerja dinas - dinas daerah di lingkungan pemerintah kota Medan
7. Keputusan Walikota No. 12 tahun 2004 tentang pelaksanaan pajak daerah
8. Keputusan Walikota No. 25 tahun 2002 tentang tugas pokok dan fungsi dinas
pendapatan daerah kota Medan
9. Peraturan daerah No. 65 tahun 2001 tentang pajak daerah
10. Peraturan Pemerintah No. 84 tahun 2000 tentang pedoman organisasi
perangkat daerah.
F. Objek, Subjek, Wajib Pajak, Dasar Pengenaan Pajak Restoran dan Besarnya Pajak Restoran yang terutang
Objek pajak restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan
nasi/kopi dan meliputi penjualan makanan / minuman di tempat yang disertai
penyantapannya maupun yang diantar / dibawa pulang.
G. Objek Pajak restoran yang dikecualikan yaitu :
Adapun objek pajak restoran yang dikecualikan adalah :
1. Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang
pendapatan brutonya tidak melebihi batas Rp. 600.000 (enam ratus ribu
rupiah) per bulan
2. Penjualan makanan dan minuman ditempat yang disertai dengan fasilitas
penyantapan dihotel .(pasal 10 ayat 1)
Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran atas pelayanan restoran .(pasal 11 ayat 1)
Wajib pajak restoran adalah pengusaha restoran yang menyediakan pelayanan
makanan dan minuman.(pasal 11 ayat 2)
Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan
pada restoran.(pasal 12)
Tarif pajak restoran adalah sebesar 10% (sepuluh persen).(pasal 13)
Besarnya pokok pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara
mengalihkan tarif pajak sebagaimana dimaksud pada pasal 13 dengan dasar
pengenaan sebagaimana dimaksud pada pasal 12.(pasal 14).
1. Pajak yang terutang dipungut di dalam daerah
2. Masa pajak Restoran adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu
3. Pajak Restoran terutang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat
kegiatan pelayanan restoran dilakukan (pasal 15)
H.Pendaftaran dan Pendataan
Pasal 44
1. Pendaftaran dilakukan terhadap wajib pajak yang berdomisili didalam maupun
diluar wilayah daerah memiliki objek pajak didaerah (pasal 44 ayat 1)
2. Kegiatan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diawali dengan
mempersiapkan formulir pendaftaran dan diberikan kepada wajib pajak (pasal
44 ayat 2)
3. Wajib pajak wajib mengisi formulir pendaftaran dengan jelas,lengkap dan
benar serta mengembalikan ke Dinas Pendapatan Daerah (pasal 44 ayat 3)
4. Formulir pendaftaran yang dikembalikan oleh wajib pajak dicatat dalam daftar
nomor induk wajib pajak secara berurutan yang digunakan sebagai nomor
induk wajib pajak secara berurutan yang digunakan sebagai nomor pokok wajib
pajak (pasal 44 ayat 4)
Pasal 45
1. Setiap wajib pajak mengisi SPTPD dan formulir lain yang disamakan dengan
itu (pasal 45 ayat1)
2. SPTPD sebagaimana dimaksud ayat (1) harus di isi dengan jelas, benar dan
3. SPTPD sebagaimana dimaksud ayat (1) harus disampaikan kepada kepala
daerah atau pejabat selambat- lambatnya 15 (lima belas) hari setelah
berakhirnya masa pajak(pasal 45 ayat 4)
4. Bentuk, isi dan tata cara pengisian dan penyampaian SPTPD ditetapkan oleh
Kepala Daerah (pasal 45 ayat 4)
I. Tata Cara Pembayaran Pajak
Pasal 48
1. Pembayaran pajak dilakukan di kas daerah atau tempat lain yang ditujukan oleh
kepala daerah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya STPPD,
SKPD, SKPDKBT, dan STPD . (pasal 48 ayat 1)
2. Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil
penerimaan pajak harus disetor ke kas daerah selambat- lambatnya 1 x 24 jam
atau dalam waktu yang ditentukan oleh Kepala Daerah (pasal 48 ayat 2)
Pasal 50
1. Setiap pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada pasal 48 diberikan tanda
bukti pembayaran dan di catat dalam bukti penerimaan (pasal 50 ayat 1)
2. Bentuk, jenis, isi, dan ukuran tanda bukti pembayaran dan bukti penerimaan
J. Keberatan dan Banding Menurut Peraturan Daerah Kota Medan No. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 9 Tahun 2004
Pasal 60 a. Keberatan
1. Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada kepala daerah dengan
Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2004 yang ditunjuk atas suatu :
a. Surat Ketetapan Pajak Daerah
b. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
c. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar
e. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil
f. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan peraturan
perundang- undangan perpajakan daerah yang berlaku
2. Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
disampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia paling lama 3 bulan sejak
tanggal SKPD, SKPDKBT, SKPDLB, dan SKPDN diterima oleh wajib
pajak, kecuali apabila wajib pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu
itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.
3. Kepala Daerah atau pejabat dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak
tanggal surat permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat 2
4. Apabila setelah lewat waktu 12 bulan sebagaimana dimaksud pada ayat 3
kepala daerah atau pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan
keberatan dianggap dikabulkan
5. Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini tidak
menunda kewajiban membayar pajak
b.Banding
Pasal 61
1. Wajib pajak dapat mengajukan banding kepada Badan Penyelesaian Sengketa
dalam jangka waktu 3 bulan setelah diterimanya surat keputusan keberatan
2. Pengajuan banding sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak menunda
kewajiban membayar pajak
Pasal 62
Apabila pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 atau banding
sebagaimana dimaksud pada pasal 61 dikabulkan sebagian atas seluruhnya,
kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
Sejak berlakunya Otonomi Daerah sebagai salah satu komponen
Pemerintah Pusat secara otomatis memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam
mengisi kas pemerintahannya. Melalui pemanfaatan sumber data yang dimiliki
oleh daerah tersebut. Pemerintah daerah memilki keleluasaan yang utuh dalam
penyelenggaraan pemerintah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian dan evaluasi.
Dan dengan berkembang pesatnya masyarakat di kota medan ini
mendorong pengusaha untuk membuka banyak restoran yang sesuai dengan selera
dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam tersebut. Dengan banyaknya
Restoran tersebut maka Dinas Pendapatan Daerah mengelompokkan restoran
tersebut dalam beberapa bagian serta menghitung jumlah restoran tersebut. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut ini.
[image:59.595.143.486.638.743.2]A. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan
Tabel 2
Jumlah Wajib Pajak Restoran di Kota Medan Tahun 2010 adalah
No Uraian Ayat Jumlah WP Restoran
1 Restoran Cepat Saji 73
2 Restoran Nasional 141
3 Restoran Khas Daerah 67 4 Warung Nasi / Kedai Kopi 1.129
Dari data tabel dapat kita ketahui bahwa jumlah restoran di Kota Medan
adalah 1.444. Dengan Pemungutan Self Assesment sebesar 315 seperti restoran
cepat saji, restoran nasional, restoran khas daerah, Tempat Hiburan. Dan 1.129
yang dipungut berdasarkan Official Assesment seperti Warung Nasi/ Kedai Kopi.
Dengan banyaknya restoran tersebut Dinas Pendapatan Kota Medan mengenakan
pajak atas usaha tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Jika diperhatikan lebih jauh, potensi pajak restoran sangat besar apabila
dilihat dari perkembangan jenis usaha di Kota Medan misalnya :
1. Usaha Restoran yang cepat saji seperti KFC, Mc Donald, Pizza Hut, A&W seta
restoran lain yang mempunyai banyak cabang di Kota Me