• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAN EVALUASI

Sejak berlakunya Otonomi Daerah sebagai salah satu komponen Pemerintah Pusat secara otomatis memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam mengisi kas pemerintahannya. Melalui pemanfaatan sumber data yang dimiliki oleh daerah tersebut. Pemerintah daerah memilki keleluasaan yang utuh dalam penyelenggaraan pemerintah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

Dan dengan berkembang pesatnya masyarakat di kota medan ini mendorong pengusaha untuk membuka banyak restoran yang sesuai dengan selera dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam tersebut. Dengan banyaknya Restoran tersebut maka Dinas Pendapatan Daerah mengelompokkan restoran tersebut dalam beberapa bagian serta menghitung jumlah restoran tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut ini.

A. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

Tabel 2

Jumlah Wajib Pajak Restoran di Kota Medan Tahun 2010 adalah

No Uraian Ayat Jumlah WP Restoran

1 Restoran Cepat Saji 73

2 Restoran Nasional 141

3 Restoran Khas Daerah 67 4 Warung Nasi / Kedai Kopi 1.129

Dari data tabel dapat kita ketahui bahwa jumlah restoran di Kota Medan adalah 1.444. Dengan Pemungutan Self Assesment sebesar 315 seperti restoran cepat saji, restoran nasional, restoran khas daerah, Tempat Hiburan. Dan 1.129 yang dipungut berdasarkan Official Assesment seperti Warung Nasi/ Kedai Kopi. Dengan banyaknya restoran tersebut Dinas Pendapatan Kota Medan mengenakan pajak atas usaha tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika diperhatikan lebih jauh, potensi pajak restoran sangat besar apabila dilihat dari perkembangan jenis usaha di Kota Medan misalnya :

1. Usaha Restoran yang cepat saji seperti KFC, Mc Donald, Pizza Hut, A&W seta restoran lain yang mempunyai banyak cabang di Kota Medan.

2. Usaha Rumah Makan seperti rumah makan ACC, Rumah makan Garuda, Kesawan Square dan lain- lain.

Dinas Pendapatan Daerah seharusnya melihat potensi ini dan berupaya agar mampu mengelola sebab pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal dari pajak restoran dengan baik dan benar sehingga pada tahun - tahun yang akan datang penerimaan pendapatan asli daerah dapat lebih ditingkatkan. Besarnya pengenaan pajak tersebut tergantung dari maju tidaknya usaha restoran yang dikelola.

Dasar pendaftaran dan pemungutan pajak adalah :

1. Mengadakan pemeriksaan dengan cara Self Assesment dimana wajib pajak menghitung sendiri dan melaporkan besarnya pajak, dan berlaku sampai diterbitkannya Surat Tagihan Pajak Daerah (SPTPD) dan pemeriksaan dilakukan secara periodik atau berskala selama 3 bulan sekali. Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) itu juga ada pada pihak DISPENDA selaku pemeriksa dan bagi wajib pajak sebagai yang diperiksa.

Contoh : Restoran - restoran yang besar

2. Mengadakan pengawasan dengan cara Official Assesment dimana petugas pegawai Dinas Pendapatan Daerah kota Medan hanya melakukan pemantauan 3 bulan sekali melihat langsung omset yang akan diperiksa, jika omsetnya bertamah maka target penerimaan pajaknya juga bertambah, maka akan dilaporkan ke Dinas Pendapatan Daerah maka penerimaan pajak dari objek tersebut akan ditambahkan sesuai dengan Peraturan Daerah kota Medan.

Contoh : Restoran- restoran kecil

Besarnya perkiraan potensi penerimaan pajak restoran kota Medan tahun 2006- 2009 tidak sepenuhnya dapat direalisasikan walaupun ada juga yang dapat direalisasikan, seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini :

1. Target dan Realisasi Pajak Restoran Tahun 2006 Tabel 3

Jumlah Wajib Pajak Restoran di Kota Medan Tahun 2006 adalah

Uraian Ayat Target Realisasi %

Restoran Cepat Saji Rp. 15.100.992.000 Rp. 16. 289.074.368,00 107,87% Restoran Nasional Rp. 12.288.852.000 Rp. 12.307.812.090,94 100,15% Restoran Khas Daerah Rp. 4.269.636.000 Rp. 3.635.730.979,64 85,15% Warung Nasi, Kedai Kopi Rp. 2.400.000.000 Rp. 2.210.090.830,00 92,09% Tempat Hiburan Rp. 1.820.520.000 Rp. 1.472.839.663,00 80,90% JUMLAH Rp. 35.880.000.000 Rp. 35.918.147.431,58 100,11%

Data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2006

Dari uraian di atas maka realisasi dari target tersebut terdapat peningkatan sebesar 0,11 % dari jumlah target yang ditentukan yaitu :

Jumlah Realisasi – Target

= Rp. 35.918.147.431,58 – Rp. 35.880.000.000 = Rp. 38.000.000

Rumus Perhitungan Pajak Restoran dapat dilakukan sebagai berikut :

Potensi Pajak : P = ∑ (I ˡ x H x 10%)

Keterangan :

Dimana P = Potensi Pajak

I ˡ = Pendapatan per hari H = Hari per tahun = 365 hari 10% = Dasar Pengenaan Pajak

Jika kita melihat table diatas dimana terdapat realisasi penerimaan pajak restoran untuk tahun 2006 adalah Rp. 35.918.147.431,58 Sementara target yang ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan sebesar Rp.

35.880.000.000 ini berarti penerimaan pajak restoran sudah mencapai target

bahkan sudah melebihi target yang ditetapkan atau (over target) sebesar Rp.

38.000.000 atau sekitar 0,11 %.

Dari table diatas dapat dilihat terjadinya peningkatan pendapatan pajak restoran pada tahun 2006 sekitar 0,11%, berarti telah mencapai bahkan melebihi

target yang ditetapkan. Dalam mencapai target dan realisasi ini banyak kendala ataupu hambatan yang dihadapi, baik internal maupun eksternal. Target dan realisasi tercapai dan dapat dilakukan karena objek- objek pajak baru yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber pendapatan pajak restoran.

2. Target dan Realisasi Pajak Restoran Tahun 2007 Tabel 4

Jumlah Wajib Pajak Restoran di Kota Medan Tahun 2007 adalah

Uraian Ayat Target Realisasi %

Restoran Cepat Saji Rp. 17.217.000.000 Rp. 19.052.311.518,00 110,66%

Restoran Nasional Rp. 12.024.000.000 Rp. 10.903.368.366,70 90,68%

Restoran Khas Daerah Rp. 3.395.400.000 Rp. 3.680.015.472,00 108,38% Warung Nasi, Kedai

Kopi

Rp. 2.400.000.000 Rp. 2.109.038.556,00 87,88%

Tempat Hiburan Rp. 1.720.000.000 Rp. 1.445.144.726,00 84,02%

JUMLAH Rp. 36.756.400.000 Rp. 37.189.878.638,70 101,18% Data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2007

Jumlah Realisasi – Target

= Rp. 37.189.878.637,70 – Rp. 36.756.400.000 = Rp. 43.000.000

Jika kita melihat tabel diatas dimana terdapat realisasi penerimaan pajak restoran untuk tahun 2007 adalah sebesar Rp. 37.189.878.638,70 Sementara target

yang ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan sebesar Rp.

36.756.400.000 ini berarti penerimaan pajak restoran sudah mencapai target

bahkan sudah melebihi target yang ditetapkan atau (over target) sebesar Rp.

43.000.000 atau sekitar 1,18%

Dari tabel diatas dapat kita lihat terjadinya peningkatan pendapatan pajak restoran pada tahun 2007 sekitar 1,18%, berarti telah mencapai bahkan melebihi target yang ditetapkan. Dalam mencapai target dan realisasi ini banyak kendala ataupun hambatan yang dihadapi, baik internal maupun eksternal. Target dan realisasi tercapai dan dapat dilakukan krena banyaknya objek- objek pajak baru yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber pendapatan baru pajak restoran.

3. Target dan Realisasi Pajak Restoran Tahun 2008 Tabel 5

Jumlah Wajib Pajak Restoran di Kota Medan Tahun 2008

Uraian Ayat Target Realisasi %

Restoran Cepat Saji Rp. 22.497.701.000 Rp.23.560.915.357,78 104,73% Restoran Nasional Rp. 10.325.398.000 Rp.11.284.527.471,37 109,29% Restoran Khas Daerah Rp. 3.649.640.000 Rp. 3.892.881.914,42 106,66% WarungNasi,KedaiKopi Rp. 2.554.264.000 Rp. 2.544.582.252,01 99,62% Tempat Hiburan Rp. 1.496.928.000 Rp. 1.435.901.550,48 95,92%

JUMLAH Rp. 40.523.931.000 Rp.42.718.808.546,06 105,42%

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun 2008

Dari uraian di atas maka realisasi dari target tersebut peningkatan sebesar 5,42 % dari jumlah target yang ditentukan yaitu :

Jumlah Realisasi – Target

= Rp. 42.718.808.546,06 – Rp. 40.532.931.000 = Rp. 2.194.877.000

Jika kita melihat tabel diatas dimana terdapat realisasi penerimaan pajak restoran untuk tahun 2008 adalah sebesar Rp. 42.718.808.546,06 sementara target yang ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan sebesar Rp.

40.532.931.000 ini berarti penerimaan pajak restoran sudah mencapai target

bahkan sudah melebihi target yang ditetapkan atau (over target) sebesar Rp.

2.194.877.000 atau sekitar 5,42%

Dari tabel diatas dapat kita lihat terjadinya peningkatan pendapatan pajak restoran pada tahun 2008 sekitar 5,42%, berarti telah mencapai bahkan melebihi target yang ditetapkan. Dalam mencapai target dan realisasi ini banyak kendala ataupun hambatan yang dihadapi, baik internal maupun eksternal. Target dan realisasi tercapai dan dapat dilakukan krena banyaknya objek- objek pajak baru yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber pendapatan baru pajak restoran.

Ini berarti kesadaran bagi wajib pajak untuk membayar pajak sudah tinggi dan ini merupakan pencapaian yang sangat bagus bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. Dan disini dapat dilihatbahwa pemerintah kota medan dalam memungut pajak restoran telah menunjukkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya dalam pencapaian target pajak daerah khususnya pajak restoran, berarti tingkat penginapan hotel yang ada di kota medan juga mengalami peningkatan yang artinya bahwa minat pengunjung dari setiap kota bahkan provinsi dan juga turis mancanegara yang makan di restoran mengalami peningkatan.

A. Hambatan – hambatan Dalam Pemungutan Pajak Restoran

1. Wajib pajak belum melaksanakan pembayaran sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang telah diterbitkan (penunggak pembayaran).

Wajib pajak belum membayar sepenuhnya atau hanya membayar sebagian dari tagihan pajak mereka.

2. Pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD.

Dalam SKPD sudah ada tercantum berapa besar pajak yang dikeluarkan atau dibayar wajib pajak tersebut akan tetapi wajib pajak hanya membayar sebagian atau mengangsur pembayaran pajak mereka.

3. Terdapat beberapa wajib pajak yang menutup usahanya.

Banyaknya wajib pajak menutup usaha mereka mungkin dikarenakan objek pajak restoran tersebut mengalami kebangkrutan sehingga harus menutup usaha mereka.

4. Masih terdapat wajib pajak yang belum menyampaikan SPTPD.

Banyak wajib pajak yang belum menyampaikan SPTPD mungkin dikarenakan wajib pajak berada diluar negeri, wajib pajak tersebut meninggal dunia.

5. Wajib pajak belum sepenuhnya melaporkan dan membayar pajak sesuai dengan yang dikutip dari subjek pajak

Wajib pajak tersebut tidak sepenuhnya melaporkan berapa penghasilan yang dihasilkan dari subjek pajak akan tetapi wajib pajak hanya melaporkan sebagian saja, agar jumlah pajak yang dibayar juga sedikit.

B. Faktor – faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Restoran.

1. Kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya

Apabila banyak wajib pajak sadar akan kewajiban dalam membayar pajak atau wajib pajak tersebut melaporkan atau membayar pajak sesuai dengan SPTPD mereka maka penerimaan pajak restoran pun meningkat.

2. Tersedia Peraturan Daerah tentang pajak daerah.

Selain kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya, diperlukan juga peraturan daerah tentang pajak restoran yang akan lebih mempengaruhi penerimaan pajak restoran tersebut, karena terdapatnya kekuatan hukum.

3. Berdirinya atau terdapatnya usaha – usaha Restoran, Café, Rumah makan, Kedai nasi/kopi, dan usaha lainnya yang sejenis dan sejalan dengan pengembangan di kota Medan saat ini.

Semakin banyak usaha – usaha terus bertambah maka semakin bertambah pula pendapatan pajak restoran yang dihasilkan.

4. Tidak Sesuai pembayaran pajak yang sudah ditetapkan dengan penghasilan wajib pajak.

Banyaknya wajib pajak yang membuat SPTPD mereka tidak sesuai dengan data yang ada. Penghasilan mereka diperkecil agar pembayaran pajak mereka pun lebih sedikit, sehingga dapat mempengaruhi penerimaan pajak.

C. Upaya – upaya yang dilakukan dalam Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran

Agar penerimaan pajak restoran dapat mencapai target yang telah ditentukan, maka diperlukan langkah - langkah atau upaya - upaya yang perlu dilakukan demi penerimaan pajak restoran tersebut.

Upaya – upaya tersebut adalah :

a. Melaksanakan Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak, dengan melaksanakan penjagaan.

Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak restoran tersebut sangatlah penting. Karena dalam omzet Wajib Pajak sering sekali memanipulasi data - data omzet mereka agar dapat memperkecil biaya pajak restoran mereka.

b. Mengarahkan dan Meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk dapat bekerja optimal melalui rapat evaluasi.

Setiap petugas pajaang dilapangan haruslah dapat bekerja secara optimal karena pada saat sekarang ini banyak wajib pajak restoran yang melakukan pembayaran yang tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD dengan cara rapat evaluasi.

c. Melaksanakan pemeriksaan langsung terhadap wajib pajak.

Direktorat Jenderal Pajak harus menunjukkan petugas pajak untuk memeriksa data - data yang telah diberikan oleh wajib pajak kepada kantor Direktorat Jenderal Pajak agar tidak terjadi pemalsuan omzet - omzet yang di dapat tiap bulan oleh wajib pajak restoran tersebut.

d. Melakukan Penyuluhan terhadap setiap daerah supaya masyarakat bisa sadar membayar pajak.

Petugas pajak juga harus melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar bisa sadar membayar pajak karena dengan mereka membayar pajak mka negara kita akan sejahtera.

e. Melakukan penagihan langsung kepada wajib pajak.

Selain dikeluarkannya SPTPD, petugas pajak seharusnya juga melakukan penagihan langsung kepada wajib pajak restoran tersebut. Agar dapat melakukan pendekatan kepada wajib pajak yang melaksanakan pembayaran yang tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD.

f. Menyampaikan surat teguran pada wajib pajak yang belum menyampaikan SPTPD.

Petugas pajak harus mengeluarkan surat teguran secara langsung kepada wajib pajak restoran yang belum menyampaikan SPTPD karena apabila SPTPD belum disampaikan maka Direktorat Jenderal Pajak belum mengetahui berapa besar pajak terutang wajib pajak tersebut.

g. Melaksanakan penagihan langsung kepada wajib pajak yang belum menyetorkan pajak sesuai dengan yang dilaporkan.

Petugas pajak seharusnya melaksanakan penagihan langsung kepada wajib pajak yang belum menyetorkan pajak sesuai dengan yang dilaporkan karena akan memberatkan wajib pajak tersebut karena mereka akan dikenai sanksi denda.

h. Melaksanakan pendataan dan pendaftaran terhadap wajib pajak baru.

Petugas pajak harus mendata ulang wajib pajak yang sudah terdaftar atau pun wajib pajak yang belum mendaftar. Karena banyak masyarakat contohnya rumah makan masih belum mengerti mengenai pajak restoran.

Dengan adanya upaya – upaya yang dibuat oleh Dinas Pendapatan Daerah kota Medan, ada kemungkinan penerimaan pajak restoran untuk tahun berikutnya akan menjadi bertambah atau meningkat dari sektor pajak restoran yang nantinya bisa digunakan pemerintah kota Medan untuk membangun kepentingan daerah kota Medan. Apabila target penerimaan pajak hotel setiap tahunnya bertambah maka target penerimaan pajak restoran pun akan bertambah karena terdapat nya restoran di hotel tersebut, ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat khususnya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan karena merupakan tulangg punggung pemerintah daerah untuk melaksanakan pemungutan pajak daerah. Untuk itu seluruh wajib pajak harus sadar akan pentingnya membayar pajak daerah guna pembangunan kota Medan, karena pajak itu dipungut berdasarkan prinsip demokrasi yang artinya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan untuk rakyat yang disalurkan melalui Pembangunan Daerah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang diperoleh pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, sebagai akhir dari penulis ini penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1. Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang telah disediakan dan diterima dengan pembayaran di restoran

2. Pemungutan pajak restoran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu System

Official Assesment dan System Selft Assesment.

3. Jenis usaha restoran jika dilihat dari besarnya target pada setiap tahunnya akan terus meningkat.

4. Upaya – upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan dalam meningkatkan penerimaan pajak restoran antara lain :

a. Melaksanakan Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak, dengan melaksanakan penjagaan.

b. Melaksanakan upaya pendekatan secara persuatif kepada wajib pajak yang melaksanakan pembayaran yang tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

c. Melakukan penyuluhan terhadap setiap daerah supaya masyarakat bisa sadar membayar pajak.

d. Menyampaikan surat teguran pada wajib pajak yang belum menyampaikan SPTPD.

5. Kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat besar dibandingkan penerimaan pajak lainnya dan penerimaannya sudah mencapai target sepenuhnya bahkan over target

6. Dinas Pendapatan Kota Medan merupakan unsure pelaksana pemerintah daerah dalam melaksanakan kewenangan wali kota Medan dibidang pengelolaan dan pendapatan daerah.

B. Saran

Saran penulis untuk meningkatkan penerimaan pajak restoran adalah : 1. Peraturan Daerah yang dibuat harus menjunjung tinggi azas keadilan.

2. Pemerintah Kota Medan diharapkan tidak menggunakan momentum otonomi daerah untuk memungut pajak sebanyak – banyaknya tanpa memperhitungkan dampak yang ditimbulkan.

3. Meningkatkan peran serta dan kreatifan dari aparat pengelola pajak restoran dalam melaksanakan ketentuan yang berlaku dan mensosilisasikan peraturan daerah kepada masyarakat.

4. Melakuakan pendekatan kepada masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya membayar pajak.

5. Diharapkan kepada aparat pengelola pajak restoran agar lebih mengawasi proses pemungutan pajak restoran.

6. Hendaknya petugas pemungut pajak restoran benar - benar mengerti tentang pajak daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Siahaan, Marihot. 2005. Pajak dan Retribusi Daerah, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suandy, Erly. 2005. Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2000, Tentang

Perubahan atas Undang – Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak dan retribusi daerah.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009, Tentang pajak

daerah dan retribusi daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2001 Tentang pajak

daerah.

Dokumen terkait