LAPORAN TUGAS AKHIR
MEKANISME PENGENAAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN
O L E H
NAMA : UUN LESTARI NIM : 102600068
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
rahimnya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “MEKANISME PENGENAAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN”. Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Penulis mengambil judul ini karena keingintahuan penulis mengenai
Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Kota
Medan, dan Pajak Restoran juga merupakan salah satu pendapatan Kota Medan yang
berpotensi untuk diandalakan menjadi sumber dana bagi pemerintah guna
pembangunan yang lebih baik dan lebih maju untuk Kota Medan.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini banyak pihak-pihak yang telah
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada
kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
Kepada orang tua penulis, yaitu ayahanda Tarmo dan ibunda Suyanti yang telah
memberikan dukungan moril dan materil yang tiada henti – hentinya kepada saya dan
putus walau dalam keadaan senang ataupun susah. Buat adik saya lian tiarno dan
aulia fitri yang juga selalu memberikan saya semangat untuk dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini dengan baik. lalu tidak lupa pula penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada :
1. Seluruh keluarga besar saya yang telah mendukung saya dalam berbagai hal.
2. Bapak Prof. Dr badarudin, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Alwi hashim Batubara, M.si, selaku ketua program studi Diploma
III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Asima Yanti S.Siahaan Phd, selaku Dosen Pembimbing dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir ini yang telah meluangkan waktu dan
memberikan masukan berupa saran,arahan dan kritik yang membangun untuk
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
5. Seluruh staff Dinas Pendapatan Kota Medan yang telah membantu dalam
segi pemberian data
6. Seluruh teman-teman saya di Administrasi Perpajakan USU,MarchingBand
USU, yang telah memberi semangat positif agar cepat selesainya Laporan
Tugas Akhir ini.
Ahirnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan sumbangsihnya dan memberikan dukungannya agar laporan tugas akhir
ini cepat terselesaikan dengan baik.penulis juga menyadari masih terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan dan hal-hal lain yang tidak penulis sadari
sebelumnya. Guna perbaikan dan kesempurnaanya, maka penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis juga
berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Mekanisme Pengenaan dan
Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan dapat diterima
dengan baik serta bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kiranya Allah SWT dapat memberikan rahmat dan HidayahNya kepada kita
semua sehingga kita mampu membuat karya yang lebih baik kedepannya,Amiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Medan, Juli 2013
Hormat saya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3
C. Uraian Teoritis ... 5
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 6
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 6
F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan (PKLM) ... 8
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik KerjaLapangan Mandiri (PKLM) ... 8
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan ... 11
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 13
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi DinasPendapatan Kota Medan ... 17
BAB III GAMBARAN DATA DAN PEMBAHASAN PAJAK RESTORAN
A. Pengertian dan Ketentuan Umum Pajak Restoran ... 38
B. Fungsi Pajak ... 40
C. Pengelompokan Pajak ... 40
D. Pengertian Pajak Restoran... 42
E. Objek, Subjek ,dan Wajib Pajak Restoran ... 44
F. Dasar Pengenaan Pajak,Tarif Pajak, dan Cara Perhitungan Pajak Restoran ... 46
G. Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Restoran ... 48
H. BAB IV ANALISIS DAN DATA A. Cara Pengenaan Pajak Restoran dan Tata Cara yang dilakukan Dalam Pemungutan Pajak Restoran ... 52
B. Masalah – Masalah yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran di Kota Medan ... 53
C. Analisa Data ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ... 58
B. SARAN ... 59
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus
dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
studi pada Progaram Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas
Sumatera Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan melakukan riset dan
pengumpulan data yang diperlukan untuk pembuatan Tugas Akhir melalui Praktik
Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang melakukan
pembangunan dan pembaharuan di segala bidang untuk mendorong kemajuan bangsa.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang ada, maka
diperlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan kegiatan pembangunan yang
dilakukan secara bertahap ini. Untuk itu pemerintah berusaha mencari dana dengan
menggali sumber kekayaan yang ada dan berbagi potensi lainnya yang dimiliki
Indonesia. Hasil dari kekayaan alam dan potensi-potensi lain inilah yang nantinya
akan digunakan untuk membiayai pembangunan tersebut.
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang memiliki
kontribusi untuk menunjang pembangunan yang sedang dilaksanakan bangsa
perekonomian dan pelayanan masyarakat yang mampu disediakan pemerintah secara
langsung mewujudkan, kewajiban, dan peran serta dalam pembangunan dan
kehidupan bernegara.
Beralih mengenai pajak dan retribusi daerah,pemerintah daerah menetapkan
pajak daerah dan retribusi daerah.didalam undang-undang tersebut pemerintah daerah
mengelola jenis pajak daerah kabupaten/kota seperti pajak hotel,pajak reklame,pajak
hiburan,pajak penerangan jalan, temasuk juga pajak restoran.
Pajak restoran ini adalah salah satu pajak yang kontributif di kota Medan karna
jumlahnya yang mudah kita jumpai dan pajak yang salah satunya dikelola oleh Dinas
Pendapatan kota Medan,yang pastinya memberikan kontribusi positif terhadap
pendapatan asli daerah guna mendukung pembangunan yang berkesinambungan Kota
Medan.
Dalam pelaksanaannya tentunya terdapat permasalahan-permasalahan,salah
satunya adalah dalam hal pengenaan dan pemungutan oleh karena itu petugas yang
berwenang dalam pelaksanaan perlu meningkatkan kinerja dalam melakukan
tugasnya,dapat dipastikan jika kinerja dalam pemungutan pajak restoran baik maka
akan baik pula dampaknya untuk pembangunan kota Medan ini.
Dari penjelasan dan uraian tersebut,maka penulis tertarik untuk mengetahui
dan mendalami pengenaan dan pemungutan serta kendala-kendala atau masalah yang
dihadap.dengan demikian,penulis ingin melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1.1 Untuk mengetahui mekanisme pengenaan dan pemungutan Pajak
Restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan.
1.2 Untuk mengetahui perkembangan penerimaan Pajak Restoran di Kota
Medan.
1.3 Untuk mengetahui hambatan - hambatan dalam pelaksanaan
pemungutan Pajak Restoran Kota Medan.
1.4 Untuk mengetahui upaya - upaya yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan - hambatan dalam pelaksanaan pengenaan dan pemungutan
Pajak Restoran di Kota Medan.
2.Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1 Bagi Mahasiswa/i.
a. Mahasiswa/i dapat mengetahui proses pelaksanaan penerimaan daerah
di Kota Medan yang diperoleh dari Pajak Restoran melalui Dinas
Pendapatan Kota Medan.
b. Meningkatkan profesionalitas, memperluas wawasan dan
memantapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan mahasiswa/i dalam
menerapkan ilmu di bidang perpajakan khususnya Pajak Restoran.
c. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah diperoleh kedalam
d. Untuk menciptakan dan mengembangkan rasa tanggung jawab dan
kedisiplinan dalam bekerja.
2.2 Bagi Dinas Pendapatan Kota Medan
a. Memperoleh ide – ide dan upaya untuk mengoptimalisasi penerimaan
Pajak Daerah khususnya dari Pajak Restoran di Kota Medan.
b. Membina hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU)
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi FISIP USU.
a. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi - instansi
Pemerintah, khususnya dengan Dinas Pendapatan Kota Medan.
b. Memberi uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan selama
perkuliahan.
c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi Pemerintah khususnya
Dinas Pendapatan Kota Medan.
d. Mendapatkan ide - ide dan masukan untuk penyempurnaan
kurikulum sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan yang
baik.
e. Promosi Sumber Daya Manusia (SDM) Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
C. Uraian Teoritis
Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH (dalam Mardiasmo,2008:1),
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa imbal (kontrapretasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Fungsi pajak ada dua, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan
negara), artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah
untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan dan fungsi
regularend (pengatur), artinya pajak sebagai alat untuk mengatur
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta
mencari tujuan - tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,meliputi pembayar
pajak,pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
-perundangan perpajakan.(Waluyo,2009:23)
Menurut Undang – undang Nomor 28 tahun 2009,Pajak Daerah
adalah kontribusi wajib kepada derah yang terutang oleh Orang Pribadi atau
Badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,dimana salah satu
pajak daerah tersebut diatas adalah Pajak Restoran,Pajak Restoran adalah
menyantap makanan dan minuman yang disediakan dengan dipungut
bayaran.(Darwin,2010:120)
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini penulis
mengadakan penelitian (riset) di Dinas Pendapatan Kota Medan. Penulis membahas
mengenai :
1. Prosedur Pengenaan dan Pemungutan Pajak Restoran di Kota Medan pada
tahun lima tahun terakhir melalui Dinas Pendapatan Kota Medan.
2. Mengetahui perkembangan penerimaan Pajak Restoran di Kota Medan.
3. Hambatan - hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pembayaran Pajak
Restoran pada lima tahun terkahir melalui Dinas Pendapatan Kota Medan.
4. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan dalam
mengatasi hambatan - hambatan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak
Restoran di Kota Medan.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi yang sesuai,
maka metode yang digunakan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan penulis adalah pengajuaan
judul kepada Ketua Program studi Diploma III Administasi Perpajakan lalu
penentuan judul,persetujuan judul oleh Ketua Program studi Diploma III
proposal PKLM,penentuan dosen pembimbing,konsultasi dengan dosen
pembimbing,pembuatan surat izin PKLM ke instansi yang dituju.
2. Studi Literatur
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber - sumber pustaka
seperti undang - undang,buku - buku pajak dan literatur lain yang
berhubungan dengan Pajak Restoran.
3. Observasi Lapangan
Pada bagian ini penulis melakukan observasi lapangan di Dinas Pendapatan
Kota Medan, mengenai mekanisme pengenaan dan pemungutan Pajak
Restoran,serta mempelajari data - data yang berhubungan dengan masalah -
masalah yang akan dibahas yang mana nantinya akan dijadikan bukti dalam
daftar dokumen penulis.
4. Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data mengenai Pajak Restoran melalui data
Primer yaitu : data yang diperoleh dari pihak - pihak yang memahami dan
menguasai dari objek kajian dan Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari
referensi Ilmiah dan Dokumentasi di Dinas Pendapatan Kota Medan.
5. Analisis dan Evaluasi
Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis
melakukan analisis dan evaluasi terhadap data dan keterangan mengenai pajak
Medan,hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran akan data
tersebut,sesuai atau tidaknya dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun cara pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Kegiatan mengumpulkan,mencari data dan informasi dengan mengajukan
pertanyaan - pertanyaan yang berhubungan dengan objek kajian secara
langsung atas lisan maupun tulisan kepada pihak-pihak yang memahami objek
kajian, khususnya kepada pihak Dinas Pendapatan Kota Medan.
2. Daftar Observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan
dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian.
3. Daftar Dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan dokumen - dokumen yang berhubungan dengan
Pajak Restoran selama melakukan praktik kerja lapangan mandiri .
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan Tugas Akhir Ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan secara sigkat alasan penulis
melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). Tujuan
teoritis Praktik Kerja lapangan Mandiri (PKLM), ruang lingkup
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), metode Praktik
Kerja lapangan Mandiri (PKLM), metode pengumpulan data
dan sistematika Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM).
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Dinas
Pendapatan Kota Medan, Stuktur Organisasi, Uraian Tugas dan
Fungsi serta gambaran data pegawai.
BAB III : GAMBARAN DATA PKLM
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian
Pajak Restoran,apa saja yang berkaitan dengan Pajak Restoran
dan apapun yang mengenai pengenaan dan pemungutan Pajak
Restoran di Dinas Pendapatan Kota Medan.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis dan mengevaluasi
masalah yang dihadapi dalam mekanisme pengenaan dan
pemungutan serta menganalisis dan mengevaluasi data
penerimaan Pajak Restoran pada kantor Dinas Pendapatan
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan penutup dari bab -bab sebelumnya
yang berisi kesimpulan dari semua uraian bab - bab
sebelumnya dan saran yang kiranya dapat memberikan suatu
pencerahan dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Dinas Pendapatan Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil yaitu
Sub Bagian Penerimaan pada bagian keuangan denagn tugas pokoknya mengelola
bidang penerimaan / Pendapatan Daerah. Mengingat pada saat itu potensi Pajak
maupun Retribusi Daerah di Kota Medan belum begitu banyak, maka dalam Sub
Bagian Penerimaan tidak terdapat Seksi atau Urusan.
Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk serta potensi Pajak/Retribusi Daerah Kota Medan, maka melalui Peraturan
Daerah Kota Medan, Sub – Bagian tersebut diatas di tingkatkan menjadi Bagian
dengan nama Bagian IX yang tugas pokoknya mengelola Penerimaan dan Pendapatan
Daerah. Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa seksi dengan pola pendekatan secara
sektoral pungutan Daerah.
Pada tahun 1978 berdasarkan Insrtuksi Menteri Dalam Negeri Nomor :
KUPD-7, tahun 1978, tentang Penyeragaman Struktur Organisasi Dinas Pendapatan
Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya di seluruh Indonesia, maka Pemerintah
Kota Medan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 1978 tentang Struktur
Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan sebagaimana dimaksudkan
yang baru ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang terdiri dari 1 (satu). Bagian
Tata Usaha, dengan 3 (tiga) Urusan dan 4 (empat) Seksi dengan masing-masing seksi
terdiri dari 3 (tiga) subseksi.
Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan Wajib pajak /
Retribusi Daerah, Struktur Organisasi Dinas Pendapatan selama ini dibentuk dengan
membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka pola tersebut perlu
dirubah secara fungsional.
Dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 973-442, tahun 1988,
tanggal 26 Mei 1988 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan/Retribusi Daerah dan
Pendapatan Daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan di 99 Kabupaten / Kota
dan Surat Edaran Mentri Dalam Negeri Nomor : 061/1861/PUOD, tanggal 02 Mei
1988 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Propinsi /
Kabupaten /Kotamadya, maka Pemerintah Kota Medan merubah peraturan Daerah
Kota Medan Nomor 12 tahun 1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan
Daerah Kotamadya Medan menjadi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 16 Tahun
1990 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Kotamadya
Daerah TK II Medan.
Dalam perkembangan selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negri
dan Otonomi Daerah Nomor : 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kota Medan
membentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah
Nomor : 4 Tahun 2001, sehingga Peraturan Daerah Kotamadya Daerah TK II
Medan Nomor : 16 Tahun 1990 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan SK.
Walikota Medan Nomor : 25 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Dinas
Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah Kota Medan.
Dalam perkembangan selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negri
dan Otonomi Daerah Nomor : 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kota Medan
membentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah
Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor : 4 Tahun 2001, sehingga Peraturan Daerah Kotamadya Daerah TK II Medan
Nomor : 16 Tahun 1990 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan SK. Walikota
Medan Nomor : 25 Tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Dinas Pendapatan
Daerah Pendapatan Daerah Kota Medan.
B. Struktur Organisasi Dispenda Kota Medan
Sesuai dengan Pasal 89 dan 90 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun
2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan,
telah diatur tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan, bahwa untuk kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan dimaksud dipandang perlu untuk
mengatur lebih lanjut rincian tugas pokok dan fungsi pada setiap jenjang jabatan
struktural, maka dipandang perlu menetapkan Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Adapun Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah sebagai
berikut :
1. Dinas
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang di pimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota
melalui Sekertaris Daerah.
2. Sekertariat
Sekertariat dipimpin oleh Sekertaris, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Adapun yang bertanggung jawab pada Sekertaris yaitu :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Penyusunan Program
3. Bidang Pendataan dan Penetapan
Bidang pendataan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada
di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Setiap seksi dipimpin oleh
soerang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Sub Dinas Pendapatan dan Penetepan
Sub Dinas Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri Dari :
a. Seksi Pendataan Dan Pendaftaran
b. Seksi Pemeriksaan
d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
4. Bidang Penagihan
Bidang penagihan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertangungjawab kepada Kepala Dinas.
Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yangdalam melaksanakan tugasnya
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sub Dinas Penagihan.
Sub Dinas Penagihan terdiri dari :
a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi
b. Seksi Penagihan dan Perhitungan
c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi
5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan
Bidang Bagi Hasil Pendapatan di pimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang
dalam melaksaanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas. Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala Sub
Dinas Bagi Hasil Pendapatan.
Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari :
a. Seksi Bagi Hasil Pajak
b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah di pimpin oleh seorang Kepala
Sub Dinas yang dalam melaksaanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada kepala Sub Dinas Pengembangan Pendapatan Daerah.
Sub Dinas Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari :
a. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
b. Seksi Pengembangan Pajak
c. Seksi Pengembangan Retribusi
d. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang
jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya.
Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior.
8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan
1. Dinas
Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan
daerah dibidang pendapatan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Dinas menyelenggarakan
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan,
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan,
c. Pembinaan dan pelaksnanaan tugas di bidang pendapatan, dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas
lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan
penyusunan program. Dalam melaksanakana tugas pokok sebagaimana dimaksud,
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan.
c. Pelaksanaan dan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan
Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan
kerumahtanggaan Dinas.
d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi,
dan ketatalaksanaan.
e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas.
f. Penyiapan Bahan Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
3. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rancana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengolaan Administrasi Umum
c. Pengolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas,
penataan kearsipan, perlengapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas
d. Pengelolaan administrasi kepegawaian.
e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan,
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
4. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretariat ligkup pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengolaan administrasi keuangan
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan
rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi
d. Penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan.
e. Penyusunan laporan keuangan Dinas.
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
5. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan. Dalam
melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Penyusunan Program
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program.
b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup Sub Bagian Penyusuna Program.
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas.
d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian.
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
6. Bidang Pendapatan dan Penetapan.
Bidang Pendapatan dan penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada
di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Pendataan dan Penetapan menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pendapatan dan Penetapan.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan
c. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak, wajib retribusi dan
pendapatan daerah lainnya.
d. Pelaksnaan pengolahan dan informasi baik dari Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD), hasil pemeriksaan dan
informasi dari instansi yang terkait.
e. Pelaksanaan proses penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan
daerah lainnya.
f. Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dan Wajib
Retribusi.
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pendataan
dan penetapan.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
7. Seksi Pendataan dan Pendaftaran
Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas bidang Pendapatan dan Penetapan lingkup pendataan dan pendaftaran.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi pendataan dan
pendaftaran menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pendapatan dan Pendaftaran.
c. Pelaksanaan pendataan objek pajak daerah / retribusi daerah dan pendapatan daerah
lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Surat
Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD).
d. Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak / retribusi daerah melalui formulir
pendaftaran.
e. Penyimpanan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah /
Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat perpajakan daerah lainnya yang
berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan.
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
8. Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Penetepan lingkup pemeriksaan. Dalam melaksanakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud, Seksi Pemeriksaan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana , program, dan kegiatan Seksi Pemeriksaan.
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan
c. Penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa / tim pemeriksa.
d. Penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
9. Seksi Penetapan
Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Pendapatan dan Penetapan lingkup penetapan pokok pajak daerah / pokok
retribusi daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi
Penetapan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penetapan.
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan.
c. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah / pokok
retribusi daerah.
d. Penyiapan penerbitan, pendistribusian, serta penyiapan arsip sura perpajakan
daerah/retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan.
e. Pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pembayaran / penyetoran atas
permohonan wajib pajak.
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
10. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pendapatan dan Penetapan lingkup data dan informasi.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pengolahan Data
dan Informasi menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data dan Informasi
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi
c. Pengumpulan dan pengolahan data objek pajak daerah / retribusi daerah
d. Penuangan hasil pengolahan data dan informasi data ke dalam kartu data
e. Pengiriman kartu data kepada Seksi Penetapan
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
11. Bidang Penagihan
Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbangan, dan
restitusi. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, bidang
penagihan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Penagihan
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan,
c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya
d. Pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya
e. Pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan atas pajak daerah,
retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya
f. Pelaksanaan telaahan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak atas
permohonan wajib pajak
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang penagihan.
h. Pelaksanaan tugas lain yng diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
12. Seksi Pembukuan dan verifikasi
Seksi Pembukuan dan Verifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pembukuan dan verifikasi. Dalam
melaksanakan tugas pokoksebagaimana dimaksud, Seksi Pembukuan dan Verifikasi
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pembukuan dan Verifikasi
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembukuan dan verifikasi
c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak
d. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan penfgeluaran benda
berharga serta pencatatan uang dari hasil pungutan benda berharga ke dalam kartu
persediaan benda berharga
e. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi peneriamaan dan tunggakan
pajak daerah, retribusi daerah dan data pendapatan daerah lainnya.
f. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan, pengeluaran dan
sisa persediaan benda berharga secara berkala.
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan laporan pelaksanaan tugas
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
13. Seksi Penagihan dan Perhitungan
Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup penagihan dan perhitungan. Dalam
melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Penagihan dan Perhitungan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, progam, dan kegiatan Seksi Penagihan dan Penghitungan
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Seksi Penagihan dan Penghitungan
c. Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan penyiapan arsip surat
perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penagihan
d. Penyampaian bahan dan data pelaksana penagihan atas tunggakan pajak daerah,
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksana tugas
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
14. Seksi Pertimbangan dan Restitusi
Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan dan restitusi. Dalam
melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pertimbangan dan Restitusi
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pertimbangan dan Restitusi
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan restitusi
c. Penerimaan permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib pajak
d. Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / retribusi daerah yang dapat
diberikan restitusi dan atau pemindahbukuan
e. Penyiapan surat keputusan kepala dinas tentang pemberian restitusi dan atau
pemindahbukuan
f. Penerimaan surat keberatan dari wajib pajak / retribusi
g. Penelitian kebaratan wajib pajak / wajib retribusi
h. Pembuatan pertimbangan atas surat kebaratan wajib pajak / wajib retribusi
i. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan kepala dinas tentang
persetujuan atau penolakan atas keberatan
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kelapa Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
15. Bidang Bagi Hasil Pendapatan
Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan bagi
hasil dan perundang-undangan dan pengkajian pendapatan. Dalam melaksanakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Bagi Hasil Pendapatan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil Pendapatan
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak,
penata usahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian pendapatan.
c. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak; DAU,
DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah.
d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan bukan pajak,
DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah.
e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak / bukan pajak
provinsi dan dana bagio hasil pajak/bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lain-lain
pendapatan yang sah.
f. Pelaksanaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan
pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan, dan lain-lain
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang bagi hasil
pendapatan.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
16. Seksi Bagi Hasil Pajak
Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil pajak. Dalam melaksanakan tuhas
pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Bagi Hasil Pajak menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Pajak
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak
c. Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dan
Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) / Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP),
Pajak Bumi dan Bangunan
d. Pelaksdanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan
e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya, membantu
menyampaikan Surat Pembaritahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan Bangunan
kepada wajib pajak, penerimaan kembali hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya
kepada Kantor Pelayanan PBB
f. Penyiapan Bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
17. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan pajak. Dalam
melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Bgi Hasil Bukan Pajak
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil bukan pajak
c. Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak Provinsi, dana bagi
hasil bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah.
d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsiya.
18. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup penatausahaan bagi hasil.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Penatausahaan Bagi
Hasil menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penatausahaan bagi hasil
d. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU, DAK, dan
lain-lain pendapatan yang sah
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
19. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai
tugas pokok melaksanakan sebagai tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup
peraturan perundang-undangan dan kajian pendapatan. Dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian
Pendapatan menyelangarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Peraturan Perundang-Undangan
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup peraturan perundang-undangan dan
pengkajian pendapatan
c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait tentang
pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian atas penerimaan
pendapatan dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan
di bidang dana perimbangan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
20. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan
pendapatan lain-lain. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,
Bidang Pengembangan Pendapatan Darah menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan Pendapatan
Daerah
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak, retribusi dan
pendapatan lain-lain.
c. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan
lainnya.
d. Penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah.
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pengembangan
pendapatan daerah.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
21. Seksi Pengembangan Pajak
Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah Lingkup pengembangan pajak.
Dalam malaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pengembangan
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Pajak
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangn pajak
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di
bidang pajak daerah.
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak daerah
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
22. Seksi Pengembangan Retribusi
Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup pengembangan
retribusi. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi
Pengembangan Retribusi menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengembangan Retribusi
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di
bidang retribusi daerah
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi daerah
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
23. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain
Seksi Pengembangan pendapatan Lain-Lain mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup
pengembangan pendapatan lain-lain. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud, Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Pendapatan
Lain-Lain.
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pendapatan lain-lain
c. Penyiapan bahan dan dataa penyusunan rencana potensi pendapatan daerah
dibidang pendapatan lain-lain.
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pendapatan lain-lain
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
24. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas sesuai dengan Keahlian dan kebutuhan.
25. Unit Pelaksana Teknis
Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis
D. GAMBARAN UMUM PEGAWAI DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan memiliki 342 orang pegawai
No. JABATAN GOLONGAN JUMLAH
1 Kadis IV/a 1 orang
2 Sekretaris IV/a 1 orang
3 Kasubbag umum III/d 1 orang
4 Kasubbag penyusunan program III/c 1 orang
5 Kasubbag keuangan III/c 1 orang
6 Kabid penagihan IV/a 1 orang
7 Kabid pengembangan dan pendapatan IV/a 1 orang
8 Kabid pendataan dan pendaftaran IV/a 1 orang
9 Kabid bagi hasil pendapatan III/d 1 orang
10 Kasi pengembalian restitusi III/d 1 orang
11 Kasi pengolahan data dan informasi III/d 1 orang
12 Kasi bagi hasil pajak III/d 1 orang
13 Kasi pembukuan dan verifikasi III/c 1 orang
14 Kasi pemeriksaan III/c 1 orang
16 Kasi pendataan dan pendaftaran III/c 1 orang
17 Kasi peraturan dan perundang-undangan III/c 1 orang
18 Kasi PUBH pajak III/c 1 orang
19 Kasi pertimbangan dan restitusi III/c 1 orang
20 Kasi penagihan dan perhitungan III/c 1 orang
21 Kasi pengembangan pendapatan lain-lain III/c 1 orang
22 Kasi pengembangan pajak III/c 1 orang
24 Kepala UPT
-Wil- I
-Wil-II-IV -Wil-V -Wil-VI-VII III/d III/c III/d III/b 7 orang
25 Kasubbag TU UPT
-UPT I
-UPT II
-UPT III
-UPT IV
-UPT V
-UPT VI-VII
III/c III/a III/c III/b III/d III/a 7 orang
26. Staf IV/a
[image:43.612.109.555.108.572.2]III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a I/c 2 orang 29 orang 20 orang 84 orang 97 orang 9 orang 15 orang 34 orang 14 orang 1 orang
BAB III
GAMBARAN DATA DAN PEMBAHASAN PAJAK RESTORAN
A. Pengertian dan Ketentuan Umum Pajak Restoran 1. Pengertian Pajak Secara Umum
Pajak Daerah,yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh seorang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung
yang seimbang,yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah ( Kesit Bambang P.2003:72).
2. Pengertian Pajak
Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH.
“pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbale balik (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.”
Menurut Prof.Dr.M.J.H.Smeets
“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma
umum dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat
ditujukan dalam hal yang individu; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran
Menurut Dr.Soeparman Soemahamidjaja
“Pajak adalah iuran wajib,berupa uang atau barang yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.” (dalam erly
suandy 2002:10-11)
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsure-unsur pajak adalah:
1. Iuran dari rakyat kepada rakyat
Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara. Iuran berupa uang (bukan
barang).
2. Berdasarkan Undang-undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaanya.
3. Tanpa jasa timbal balik atu kontraprestasi dari Negara yang secara langsung
dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga,Negara,yakni
B. Fungsi Pajak
Fungsi pajak terdiri dari dua,yaitu :
1. Fungsi budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi regulerend
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
C. Pengelompokan Pajak
1. Menurut golongannya
a. Pajak langsung,yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak
dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : pajak penghasilan
b. Pajak tidak langsung,yaitu pajak yang pada akhirnya dapat diberikan,
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : pajak pertambahan nilai
2. Menurut sifatnya
a. Pajak subjektif,yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya,dalam arti memperhatikan keadaan wajib pajak.
b. Pajak objektif,yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh : pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang
mewah.
3. Menurut lembaga pemungutnya
a. Pajak pusat,yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara,pajak pusat terdiri
dari:
1. Pajak penghasilan
2. Pajak pertambahan nilai
3. Pajak penjualan atas barang mewah
4. Pajak bumi dan bangunan (kecuali pajak pedesaan dan
perkotaan)
5. Bea materai
b. Pajak daerah,yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.pajak daerah terdiri
atas:
1. Pajak provinsi adalah pajak daerah yang dipungut oleh
pemerintah daerah tingkat provinsi.pajak provinsi yang berlaku saat ini terdiri
atas :
a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan
2. Pajak Kabupaten / Kota adalah Pajak Daerah yang dipungut oleh pemerintah
daerah tingkat Kabupaten / Kota. Pajak Kabupaten / Kota yang berlaku
sampai saat ini, terdiri ini :
a. Pajak restoran
b. Pajak hotel
c. Pajak hiburan
d. Pajak reklame
e. Pajak penerangan jalan
f. PBB pedesaan dan perkotaan
D. Pengertian Pajak Restoran
Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan / atau minuman dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga rumah makan.kafetaria,kantin,warung,bar,dan
sejenisnya termasuk jasa boga / Katering. Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan
yang disediakan oleh Restoran.
Pemungutan Pajak Restoran ini didasarkan pada undang-undang nomor 28
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah nomor 65 tahun 2001
tentang Pajak Daerah.
Pengenaan Pajak Restoran tidak mutlak ada pada seluruh daerah Kabupaten atau
Kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan
kepad pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan
suatu jenis pajak kabupaten / kota. Oleh karna itu, untuk dapat dipungut suatu daerah
harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang pajak restoran yang akan
menjadi landasan operasional dalam teknis pelaksanaan pemungutan pajak restoran di
daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan.
Pemungutan Pajak Restoran di Indonesia saat ini berdasarkan oleh ketentuan
hukum yang jelas dan tepat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak
terkait. Dasar hukum pajak restoran pada suatu kabupaten atau kota adalah :
1. Undang – undang nomor 28 tahun 2009 yang merupakan perubahan atas
undang- undang nomor 34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah.
2. Undang – undang nomor 34 tahun 2000 yang merupakan perubahan atas
undang - undang nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi
3. Keputusan Bupati / Walikota yang mengatur tentang pajak restoran sebagai
aturan pelaksanaan peratuan daerah tentang pajak restoran pada kabupaten /
kota yang dimaksud.
4. Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 170 tahun 1997 tentang pedoman
tata cara pungutan Pajak Daerah.
5. Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 171 tahun 1997 tentang prosedur
pengesahan peraturan daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
6. Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 173 tahun 1997 tentang tata cara
pemeriksaan di bidang Pajak Daerah / Retribusi Daerah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
8. Peraturan Daerah Kota Medan nomor 5 tahun 2011 tentang Pajak Restoran.
9. Peraturan Walikota Medan Nomor 31 tahun 2011 tentang petunjuk
pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 tahun 2011 tentang
Pajak Restoran.
E. Objek,Subjek, dan Wajib Pajak Restoran
1. Objek Pajak Restoran
Yang merupakan Objek Pajak Restoran adalah setiap pembayaran atas
pelayanan yang disediakan di Restoran / rumah makan. Pelayanan yang
dimaksud adalah penjualan makanan dan minuman di tempat, yang disertai
dengan fasilitas. Yang dimaksud dalam objek Pajak Restoran adalah rumah
Pada pajak restoran tidak semua pelayanan yang diberikan oleh
restoran / rumah makan dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian yang
tidak termasuk objek pajak, yaitu :
a. Jasa boga / catering
b. Pelayanan tidak melebihi batas tertentu yang ditetapkan
dengan peraturan daerah, misalnya tidak melebihi batas Rp
30.000.000 per tahun.
2. Subjek Pajak Restoran
Yang menjadi Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan
yang melakukan pembayaran makanan dan minuman atas pelayanan restoran /
rumah makan. Secara sederhana yang menjadi subjek pajak adalah konsumen
yang menikmati dan membayar pelayanan yang diberikan oleh pengusaha
restoran / rumah makan.
3. Wajib Pajak Restoran
Yang menjadi wajib pajak restoran adalah pengusaha restoran / rumah
makan yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam
lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang restoran
/ rumah makan.
Dengan demikian, Subjek Pajak dan Wajib Pajak Restoran tidak
sama.konsumen yang menikmati pelyanan restoran merupakan Subjek Pajak
sebagai Wajib Pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari
konsumen (Subjek Pajak ).
F. Dasar Pengenaan Pajak,Tarif Pajak, dan Cara Perhitungan Pajak Restoran
1. Dasar Pengenaan Pajak Restoran
Dasar Pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang
dilakukan Restoran / rumah makan. Pembayaran adalah jumlah uang yang
harus dibayaran oleh subjek pajak kepada wajib pajak untuk harga jual baik
jumlah uang yang dibayarkan maupun penggantian yang seharusnya diminta
wajib pajak sebagai penukaran atas pembelian makanan atau minuman,
termasuk pula semua tambahan dengan nama apapun juga yang dilakukan
berkaitan dengan usaha restoran. Sebagai contoh, misalnya seseorang
menikmati hidangan yang disediakan oleh Restoran “WYX” dan melakukan
pembayaran atas :
Makanan Rp 100.000
Minuman Rp 40.000
Jumlah
Sevice charge 10 %
Rp 140.000
Pembayaran yang dimaksud adalah pembayaran sebelum Pajak restoran, yaitu
sebesar Rp 154.000
2. Tarif Pajak Restoran
Tarif pajak restoran ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh persen) dan
ditetapkan oleh kabupaten / kota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupaten / kota untuk
menetapkan tariff pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi
masing-masing daerah kabupaten / kota.
3. Cara perhitungan pajak restoran
Besarnya Pokok Pajak Restoran yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak Restoran. Secara
umum perhitungan pajak restoran adalah sesuai dengan rumus berikut :
Pajak terutang = Tarif pajak dan dasar pengenaan pajak
Tarif Pajak : jumlah pembayaran yang dilakukan kepada
restoran
Besarnya pembayaran yang dilakukan oleh subjek pajak kepada
restoran “WYX” pada poin 1 diatas dan apabila besarnya tarif pajak pada kota
tempat restoran “WYX” berlokasi ditetapkan sebesar sepuluh persen. Dapat
dihitung besarnya pajak restoran yang terutang, yaitu sebesar : 10% x Rp
G. Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Restoran
Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data
Objek Pajak dan Retribusi, penentuan besarnya Pajak atau Retribusi serta
pengawasan penyetoran. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran menurut Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran yang mana tata
cara pemungutan ini juga diperkuat dalam buku Siahaan : 2005 menjelaskan bahwa
tata cara pemungutan Pajak Restoran adalah sebagai berikut :
1. Wajib Pajak Restoran wajib mendaftarkan usahanya pada Dinas Pendapatan
Daerah untuk dikukuhkan dan diberikan NPWPD (Nomor Pokok Wajib Pajak
Daerah) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh hari) sebelum dimulainya usaha.
2. Setelah Wajib Pajak Restoran dikukuhkan,maka Wajib Pajak melaksanakan
pendaftaran dan pendataan. Kegiatan pandaftaran dan pendataan diawali
dengan mempersiapkan dokumen yang diperlukan berupa formulir
pandaftaran dan pendataan, kemudian diberikan kepada Wajib Pajak, Wajib
pajak mengisi formulir pendaftarandengan jelas, lengkap, serta
mengembalikan kepada petugas pajak. Selanjutnya, petugas pajak mencatat
formulir pendaftaran dan pendataan yang dikembalikan oleh wajib pajak
dalam daftar induk Wajib Pajak berdasarkan nomor urut yang digunakan
sebagai dasar untuk menerbitkan NPWPD.
SPTPD diisi dengan jelas dan lengkap dan benar serta ditandatangani oleh
Wajib Pajak dan disampaikan kepada Walikota / bupati atau pejabat yang
ditunjuk. SPTPD disampaikan selambat-lambatnya 15 (lima belas ) hari
setelah berakhirnya masa pajak.
4. Berdasarkan SPTPD yang disampaikan Wajib Pajak dan pendataan yang
dilakukan oleh petuga Dinas Pendataan, Bupati / Walikota menetapkan Pajak
Restoran yang terutang yang diterbitkan dalam SKPD (Surat Ketetapan Pajak
Daerah). SKPD harus dilunasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya SKPD oleh Wajib Pajak. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
sesudah saat terutangnya pajak, Bupati / Walikota dapat menerbitkan
SKPDKB ( Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar),SKPDKBT (Surat
Ketetapan Pajak Daerah Tambahan),SKPDN(Surat Ketetapan Pajak Daerah
Nihil).
5. Setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah, Bupati / Walikota dapat
menerbitkan STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah).STPD harus dilunasi dalam
jangka waktu maksimal 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.
6. Pembayaran Pajak Restoran dilakukan Wajib Pajak dengan menyetorkan ke
kas daerah , bank, atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati / Walikota
dengan menggunakan SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah). Pembayaran Pajak
harus dilakukan sekaligus atau lunas. Namun, dalam keadaan tertentu Bupati /
Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan persetujuan kepada
tertentu. Kepada Wajib Pajak yang melakukan pembayaran Pajak diberikan
bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan Secara umum system
pemungutan Pajak, yaitu :
a. Self assessment system, yaitu system pemungutan pajak yang member
wewenang kepada Wajib Pajak untuk mementukan sendiri besar pajak yang
terutang.
Ciri-cirinya :
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada
wajib pajak sendiri
2. Wajib Pajak Aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang.
3. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
b. Official assessment system, yaitu system yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya Pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
Ciri-cirinya :
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada
fiskus.
2. Wajib pajak bersifat pasif
c. Withholding system, yaitu suatu system pemungutan yang member
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak
yangbersangkutan) untuk besarnya Pajak yang terutang Wajib Pajak.
Ciri-cirinya :
1. Wewenang menentukan besarnya Pajak yang terutang ada pada pihak
ketiga, selain Fiskus dan Wajib Pajak
Setiap pajak yang telah dipungut atas Pajak Restoran disetorkan oleh bendaharawan
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. Cara Pengenaan Pajak Restoran dan Tata Cara yang dilakukan Dalam Pemungutan Pajak Restoran
Menurut hasil observasi dilapangan, Dinas Pendapatan Kota Medan
mengenakan tarif 10 % (sepuluh persen). Cara pengenaan Pajak Restoran yang
diterapkan pada Dinas Pendapatan Kota Medan sama halnya dengan teori yaitu
10% (sepuluh persen) dan tata cara yang dilakukan dalam pemungutan Pajak
restoran didasarkan dengan Undang–undang nomor 28 tahun 2009 yang
merupakan perubahan atas undang- undang nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi daerah yang mana didalamnya terdapat tiga sistem
pemungutan yaitu self assessment system,official assessment system dan
withholding system. Sebagai perbandingan, didaerah lain juga ada yang memakai
sistem yang berbeda dengan yang digunakan Dinas Pendapatan Kota Medan,
yaitu pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Sibolga yang
B. Masalah – Masalah yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran di Kota Medan
Menurut hasil wawancara yang dilakukan penulis pada Dinas Pendapatan Kota
Medan Masalah – masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan Pajak
Restoran yang ada di Kota Medan
1. Masalah bertemu yang sulit dilakukan antara pihak Dinas Pendapatan Kota
Medan dan wajib pajak.
2. Data wajib pajak tidak lengakap, seperti laporan pejualan dan data – data
penting lainnya.
3. Apabila Wajib Pajak tidak bisa ditemui maka pihak Dinas Pendapatan Kota
Medan menetapkan secara jabatan selanjutnya bisa melakukan laporan hasil
pemeriksaan oleh tim terpadu.
4. Lokasi Wajib pajak jauh untuk ditinjau.
C. Analisa Data
TABLE KLASIFIKASI RESTORAN dan JUMLAH WAJIB PAJAK
RESTORAN JUMLAH WAJIB PAJAK
Cepat saji 141
Khas daerah 160
Restoran nasional 411 Warung nasi/kedai kopi 2.380
Table 1.2 klasifikasi Restoran dan jumlah WP Kota Medan
TABEL TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN DALAM 5 TAHUN ANGGARAN
TAHUN TARGET REALISASI PERSEN (%)
[image:60.612.143.534.456.625.2]2008 38.594.220.000,00 43.026.546.385,34 111,48 2009 45.750.127.000,00 48.513.407.067,68 106,04 2010 71.772.950.000,00 63.001.970.875,10 87,78 2011 96.209.441.389,00 70.485.458.322,22 73,26 2012 113.209.441.000,00 83.182.567.950.00 73,48
Table 1.3 tabel target dan realisasi penerimaan Pajak Restoran dalam 5 tahun
anggaran.
1. Pada tahun anggaran 2008 total realisasi penerimaaan dari pembayaran Pajak
Restoran sebesar Rp 43.026.546.385,- berada diatas rencana penerimaan dari
pembayaran pajak restoran sebesar Rp 38.594.220,- pada akhir tahun
anggaran, yaitu surplus Rp 4.447.326,-
2. Pada tahun anggaran 2009 total realisasi penerimaaan dari pembayaran Pajak
Restoran sebesar Rp 48.513.407.067,- berada diatas rencana penerimaan dari
pembayaran pajak restoran sebesar Rp 45.750.127.067,- pada akhir tahun
anggaran, yaitu surplus Rp2.763.280.000,-
3. Pada tahun anggaran 2010 total realisasi penerimaaan dari pembayaran Pajak
Restoran sebesar Rp 63.001.970.875,- berada dibawah rencana penerimaan
dari pembayaran pajak restoran sebesar Rp 71.772.950.000,- pada akhir tahun
anggaran, yaitu minus Rp 8.770.979.125,-
4. Pada tahun anggaran 2011 total realisasi penerimaaan dari pembayaran Pajak
Restoran sebesar Rp 70.485.458.322,- berada dibawah rencana penerimaan
dari pembayaran Pajak Restoran sebesar Rp 96.209.441.389,- pada akhir
tahun anggaran, yaitu minus Rp 25.732.983.067,-
5. Pada tahun anggaran 2012 total realisasi penerimaaan dari pembayaran pajak
restoran sebesar Rp 83.182.567.950,- berada dibawah rencana penerimaan
dari pembayaran Pajak Restoran sebesar Rp 113.209.441.000,- pada akhir
Jadi, kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan di atas adalah dapat kita
lihat bahwa pada tahun 2008-2009 target yang diharpakan melebihi target yang
ditetapkan,namun tidak sampai disitu saja kita lihat pada tahun 2010-2012
realisasinya tidak mencapai target.
Dengan surplusnya realisasi pada tahun 2008-2009 berarti kinerja Dinas
Pendapatan Kota Medan sangat baik mengingat penerimaan yang diperoleh
melebihi target yang ditetapkan. Namun, pada tahun 2010-2012 target yang
ditetapkan tidak tercapai,ini menjadi suatu bahan kajian dan bahan introspeksi diri
bagi Dinas Pendapatan Kota Medan untuk selalu memperbaiki dari segi aspek
yang kurang untuk kedepannya yang lebih baik lagi guna menyejahterakan
masyarakat didaerah Kota Medan dan melakukan pembangunan Kota Medan
yang leih baik lagi.
D. Upaya-Upaya yang Dilakukan Dalam Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran
Upaya mengatasi masalah yang dihadapi dalam pajak restoran tersebut,tentu
ada langkah – langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasinya. Dengan
menentukan langkah–langkah untuk mengantisipasinya dapat mengurangi atau
memperbaiki masalah–masalah yang terjadi agar tidak terulang lagi untuk
kesekian kalinya karena sangat bisa merugikan bagi sektor Pajak Restoran
melakukan upaya–upaya peningkatan Pajak Restoran tersebut. Adapun upaya–
upaya peningkatan yan