EFEKTIFITAS PENGAWASAN WAJIB PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA
DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
RABIATUL ADAWIYAH LUBIS 122101262
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
NAMA : RABIATUL ADAWIYAH LUBIS
NIM : 122101262
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : EFEKTIFITAS PENGAWASAN WAJIB PAJAK
RESTORAN DALAM MENINGKATKAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS
PENDAPATAN KOTA MEDAN
Tanggal : Juni 2015 DOSEN PEMBIMBING
(Liasta Ginting, S.E, M.Si NIP. 195907191987031003
)
Tanggal : Juni 2015 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
( Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP.19741123 20001 22 003
)
Tanggal : Juni 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
NIP. 19560407 198002 1 001
i
Bismillahirahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
hidayahnya dan karunianya tugas akhir ini dapat selesai. Shalawat dan salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk melengkapi salah
satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi
Diploma III Manajemen Keuangan dan memperoleh gelar Amd Ekonomi pada
jurusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra
Utara.
Selama dalam penulisan tugas akhir ini penulis banyak menerima masukan
dan dorongan baik moral maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua saya ayahanda Ir Zulkifli Lbs dan ibunda Yusriwati,SE
terima kasih yang tak terhingga atas doa, kasih sayang, motivasi dan
pengorbanannya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,M.Ec.Ac.Ak, CA selaku dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, S.E., M.Si selaku ketua program studi DIII Manajemen
Keuangan Universitas Sumatra Utara.
4. Bapak Liasta Ginting, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing pada saat
penulisan tugas akhir ini.
5. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra
Utara yang telah memberi ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan
ii
membantu penulis selama pelaksanaan magang.
7. Kepada Adinda Mazidah Rizkina dan Abangda Nuansyah Harahap S.STP
yang telah memberikan kasih sayang doa, motivasi dan semangat kepada
penulis.
8. Seluruh teman-teman khususnya Grup D dan stambuk 2012 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara , terima kasih untuk
kebersamaan dan pengalamannya selama 3 tahun perkuliahan.
9. Dan kepada pihak-pihak yang telah begitu banyak membantu namun tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan dan waktu yang penulis miliki, maka dengan
kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik
yang membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata, saya berharap
Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Wassalam. Medan, Juni 2015
Penulis
iii
BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah ringkas ... 5
1) Pengertian Pendapatan Asli Daerah ... 33
2) Sumber-sumber PAD Kota Medan ... 34
D. Pajak Restoran ... 35
1) Objek Pajak Restoran ... 35
2) Subjek Pajak Restoran ... 35
3) Wajib Pajak Restoran ... 36
4) Besar Pokok Wajib Pajak Restoran yang terhutang ... 36
E. Mekanisme Pemungutan Pajak Restoran ... 37
F. Efektifitas Pengawasan Wajib Pajak Restoran ... 39
G. Data Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Di Kota Medan Tahun Anggaran 2012 - Juni 2014 ... 41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46
iv
v
1 A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan semua sektor pembangunan yang telah
dilaksanakan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana serta dalam meningkatkan
taraf hidup masyarakat dan untuk mendukung program pemerintah agar terlaksana
secara berkesinambungan, pemerintah membutuhkan dana yang cukup besar.
Peran pemerintah daerah juga sangat diperlukan guna mengetahui dana yang
diperlukan untuk meningkatkan pembangunan daerahnya karena pemerintah
daerahla yang lebih mengetahui kondisi daerahnya.
Pemerintah daerah diberi kebebasan dalam merancang dan melaksanakan
Anggaran Perencanaan dan Belanja Daerah (APBD).Sesuai Undang-Undang
Nomer 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
Pemerintah daerah memiliki sumber penerimaan terdiri atas Pendapatan
Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain
penerimaan yang sah. Pendapatan Asli Daerah yang salah satunya berupa pajak
daerah, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan memeratakan
kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah harus menggunakan dana yang
dimiliki seefesien mungkin haruslah bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya
bagi semua lapisan masyarakat yang adil dan makmur. Salah satu cara yang
bersumber dari pajak daerah,hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan
kekayaan milik daerah yang dipisahkan.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah merupakan lembaga
pemerintah yang berfungsi mengelola sumber-sumber pendapatan daerah Kota
Medan.
Dari sekian banyak pajak yang dipungut didaerah Kota Medan,salah satu
pajak yang diandalkan untuk menghasilkan data bagi anggaran adalah pajak
restoran.Sesuai dengan peraturan daerah,yang menjadi objek pajak restoran adalah
setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran termasuk bar,
cafe, rumah makan, buffet, kantin, kedai nasi/kopi dan meliputi penjualan
makanan/minuman ditempat yang disertai tempat penyantapan maupun diantar
dan dibawa pulang. Subjek pajak restoran adalah orang atau pribadi atau badan
yang melakukan pembayaran kepada restoran,sedangkan pengusaha restorannya
disebut dengan Wajib Pajak.
Pajak restoran yang terutang ditagih atau dipungut di wilayah daerah tempat
restoran itu berlokasi,proses penagihan atau pemungutan pajak dilakukan dengan
cara menyampaikan jumlah pajak terutang ke bank atau ke tempat yang telah
ditentukan oleh Menteri Keuangan sebagai tempat pembayaran pajak selalu
disetorkan ke kas Bendaharawan.
Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak
restoran yang paling tinggi,yaitu 10% dengan dasar pengenaan pajak,yaitu jumlah
yang diterima sebagai imbalan atas penyerahan barang dan atau jasa sebagai
Berhasil atau tidaknya pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan
jelas tergantung pada pegawai yang melakukan pengelolaan, pemungutan,
pengawasan dan lain sebagainya.
Keberhasilan tersebut juga sebenarnya tidak terlepas dari faktor wajib pajak
yang merupakan pajak itu sendiri. Apabila pelaku wajib pajak sadar akan
kewajibannya masing-masing, maka keberhasilan pemungutan pajak dapat
diwujudkan. Oleh karena itu fungsi pengawasan sangat diperlukan dalam hal
pelaksanaan pemungutan pajak.
Begitu pentingnya keberadaan Dinas Pendapatan Daerah dalam mengelola
sumber-sumber pendapatan daerah untuk kemajuan pembangunan daerah yang
merupakan wujud pembangunan nasional dengan dasar itulah penulis tertarik
untuk mengangkat judul: “ Efektifitas Pengawasan Wajib Pajak Restoran Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Kota Medan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka permasalahan yang menjadi
perhatian penulis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana Cara Dispenda Kota Medan Dalam Mengefektifitaskan Pengawasan Wajib Pajak Restoran Sehingga Pendapatan Asli Daerah Kota Medan Terus Meningkat?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Dispenda Kota Medan Dalam
Mengefektifitaskan Pengawasan Wajib Pajak Restoran Dalam Meningkatkan
D. Manfaat a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan
dan juga sebagai pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Bagi kantor Dinas Pendapatan Kota Medan
Sebagai Bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap pelayanan yang telah
diberikan kepada Wajib Pajak
c. Bagi Universitas Sumatra Utara
Sebagai sumbangan dalam pengujian dan penerapan teori serta sebagai
5
A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Dinas Pendapatan Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil yaitu
Sub-Bagian Penerimaan pada bagian keuangan dengan tugas pokoknya mengelola
bidang penerimaan/pendapatan daerah. Mengingat pada saat itu potensi pajak
maupun retribusi daerah di kota medan belum begitu banyak, maka dalam
sub-bagian penerimaan tidak terdapat seksi atau urusan.
Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk serta Potensi Pajak/Retribusi Daerah Kota Medan, maka melalui
Peraturan Daerah Kota Medan, Sub-Bagian tersebut di atas ditingkatkan menjadi
bagian dengan nama bagian IX yang tugas pokoknya mengelola penerimaan dan
pendapatan daerah. Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa Seksi Dengan Pola
Pendekatan Secara Sektoral Pungutan Daerah.
Pada tahun 1978 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor :
KUPD-7, tahun 1978, tentang penyeragaman Struktur Organisasi Dinas
Pendapatan Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya di seluruh Indonesia,
maka Pemerintah Kota Medan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun
1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan
sebagaimana dimaksudkan dalam Instruksi Mendagri dimaksud. Struktur
Dinas yang terdiri dari 1 (satu). Bagian Tata Usaha, dengan 3 (tiga) Urusan dan 4
(empat) seksi dengan masing-masing seksi terdiri dari 3 (tiga) subseksi.
Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan wajib
pajak/retribusi daerah, Struktur Organisasi Dinas Pendapatan selama ini dibentuk
dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka pola tersebut
perlu dirubah secara fungsional.
Dengan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973-442, tahun 1988,
tanggal 26 Mei 1988 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan/Retribusi Daerah
dan Pendapatan Daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan di 99
Kabupaten/Kota dan surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
061/1861/PUOD, tanggal 2 Mei 1988 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 1978 tentang Struktur
Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan menjadi Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 16 Tahun 1990 tentang susunan Organisasi dan Tata
Kerja dinas Pendapatan Kotamadya Daerah TK.II Medan.
Dalam perkembangan selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri
dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah
Kota Medan membentuk Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah
dilingkungan Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 tahun 2001, sehingga Peraturan Daerah
dan diganti dengan SK. Walikota Medan Nomor 25 tahun 2002 tentang Susunan
Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pungutan
pajak, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. Dinas pendapatan daerah
di pimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dan bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui sekretaris daerah, terdiri dari 1 (satu). Bagian tata usaha
dengan 4 (empat) sub bagian dan 5 (lima) Sub Dinas dengan masing-masing 4
(empat) seksi serta kelompok jabatan fungsional.
Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Adapun Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah untuk
menjadi sebuah komitmen departemen
a. Visi
"Mewujudkan Masyarakat Kota Medan Taat Pajak dan Retribusi"
b. Misi
1. Meningkatkan pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Medan.
2. Memberdayakan SDM Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan diluar Dinas aktif
meningkatkan kebersihan Kota Medan.
3. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat/Wajib Pajak Daerah
dan Wajib Retribusi Daerah.
4. Mengintensifkan Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja pengelola
6. Mencari terobosan dalam menggali sumber-sumber PAD yang baru di
luar PAD yang sudah ada.
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Struktur organisasi merupakan sebuah sistem hubungan antara para anggota
organisasi. Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan
batas-batas wewenang dan tanggungjawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu
wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut.
Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi
perusahaan.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan
dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan
melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai. Suatu perusahaan terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui
saluran tunggal. Sesuai dengan PP No.41 Tahun 2007, struktur organisasi Dinas
C. URAIAN PEKERJAAN
1. Dinas
Dinas merupakan unsur pelaksana Pemerintah daerah, yang dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab Kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah
berdasarkan asa otonomi dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 , Dinas menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
pendapatan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas. (1) Sekretariat mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugasDinas lingkup Kesekretariatan meliputi pengelolaan
administrasi umum, keuangan dan penyusunan program. (2) Dalam melaksanakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan;
c. Pelaksanaan dan penyelenggarakan apelayanan administrasi kesekretariatan
Dinas yang meliputi administrasi umum,kepegawaian, keuangan, kerumah
tanggaan Dinas;
d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi dan ketataleksanaan;
e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas – tugas Dinas;
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di
bawah dan bertanggungjawab Kepada Sekretaris. (1) Sub Bagian Umum
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Lingkup
administrasi umum. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;
c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolan tata naskah dinas,
penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraaan kerumah tanggaan
Dinas.
d. Pengelolan administrasi kepegawaian;
e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretari sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
4. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. (1) Sub Bagian Keuangan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingup
pengelolaan administrasi keuangan; (2) Dalam melaksanakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan rencana, program, dan Kegiatan Sub Bagian Keuangan;
b. Penyusunan Bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan;
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan
vertifikasi;
d. Penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi
keuangan;
e. Penyusunan Keuangan Kepala Dinas;
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksaan tugas;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
5. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang
berada di bawah danbertanggung jawab kepada Sekretaris. (1) Sub Bagian
Penyusuna Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan. (2) Dalam melaksanakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Penyusunan
Program;
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan
Program;
b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencan dan
program Dinas;
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan Program Dinas;
d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
6. Bidang Pendataan dan Penetapan
Seksi Pendataan dan Pendaftaran
Seksi Pendataan dan Pendaftaran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan.
(1) Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
pendaftaran. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimanan dimaksud
pada ayat (1), Seksi Pendataan dan Pendaftaran menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pendataan dan
Pendaftaran;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pendataan dan Pendaftaran;
c. Pelaksanaan objek pajak daerah / retribusi daerah dan pendapatan daerah
lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Surat
Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD).
d. Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak / retribusi daerah melalui formulir
pendaftaran;
e. Penyimpanan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak
Daerah / Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat perpajakan daerah
lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan
bertanggungjawabkepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan. (1) Seksi
Pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Pendataan dan Penetapan lingkup pemeriksaan. (2) Dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pemeriksaan
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemeriksaan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan;
c. Penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa / tim pemeriksa.
d. Penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Penetapan
Seksi penetapan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan
bertanggung jawabkepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan.
(1) Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Pendataan dan penetapan lingkup penetapan pokok pajak daerah / pokok
retribusi daerah. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Seksi Penetapan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penetapan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan;
c. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah /
pokok retribusi daerah;
d. Penyiapan penerbitan, pendistribusian, serta penyimpanan arsip surat
perpajakan daerah/retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan;
e. Pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pembayaran / penyetoran atas
permohonan wajib pajak;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pengelola Data dan Informasi
Seksi Pengelola Data dan Informasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang
berada dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan
Penetapan. (1) Seksi Pengelola Data dan Informasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan penetapan lingkup data dan
informasi. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Seksi Pengelola Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data dan Informasi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi;
c. Pengumpulan dan pengolahan data objek pajak daerah / retribusi daerah;
d. Penuangan hasil pengolahan data dan informasi data ke dalam kartu data;
e. Pengiriman kartu data kepada Seksi Penetapan;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
7. Bidang Penagihan
Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Bidang Penagihan mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pembukuan, vertifikasi,
tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Penagihanmenyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan Kegiatan Bidang Penagihan;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, vertifikasi, penagihan,
perhitungan, pertimbangan dan retribusi;
c. Pelaksanaan pembukuan dan vertifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah
dan pendapatan daerah lainnya;
d. Pelaksanaan penagihan atas tungkapan pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya;
e. Pelaksanaan perhitungan retribusi dan atau pemindah bukuan atas pajak
daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya;
f. Pelaksanaan telaahan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib
pajak atas permohonan wajib pajak;
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang penagihan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pembukuan dan Vertifikasi
Seksi Pembukuan dan Vertifikasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
dibawah danbertanggung jawab kepada Bidang Penagihan. (1) Seksi Pembukuan
dan Vertifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Penagihan lingkup pembukuan dan Vertifikasi. (2) Dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembukuan dan Vertifikasi
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pembukuan dan
Vertifikasi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembukuan dan vertifikasi;
c. Pelaksanaan pembukuan dan vertifikasi tentang penetapan dan penerimaan
pajak daerah retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;
d. Pelaksanaan pembukuan dan vertifikasi penerimaan dan pengeluaran benda
b. berhargaserta pencatatan uang dari hasil pungutan benda berharga ke dalam
kartu
c. persediaan benda berharga;
a. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan dan
tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah;
b. Penyipan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan, pengeluaran,
dan sisa persediaan benda berharga secara berhala;
c. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Penagihan dan Perhitungan
Seksi Penagihan dan Perhitungan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan.
(1) Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Penagihan dan Perhitungan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penagihan dan
Perhitungan;
b. Penyusunan bahanpetunjuk teknis lingkup penagiha dan perhitungan;
c. Penyiapan bahan dan data pelaksanakan penagihan atas tunggakan pajak
daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;
d. Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan penyimpanan
arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan
penagihan;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pertimbangan dan Retribusi
Seksi Pertimbangan dan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan.
(1) Seksi Pertimbangan dan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup Pertimbangan dan Retribusi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
a. Penyiapan rencana, program, dan Kegiatan Seksi Pertimbangan
Retribusi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan retribusi;
c. Penerimaan permohonan retribusi dan pemindahbukuan dari wajib pajak;
d. Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / retribusi daerah yang
dapat diberikan resritusi dan atau pemindahbukuan;
e. Penyiapan surat keputusan kepala dinas tentang pemberian restitusi dan
atau pemindahbukuan;
f. Penerimaan surat keberatan dari wajib pajak / retritusi;
g. Penelitian keberatan wajib pajak / wajib rettribusi;
h. Pembuatan pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak / wajib
retribusi;
i. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan kepala dinas
tentang persetujuan atau penolakan atas keberatan;
j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
8. Bidang Bagi Hasil dan Pendapatan
Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada
dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(1) Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak,
penatausahaan bagi hasil dan perundang - undangan dan pengkajian
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagiamana dimaksud pada ayat (1),
Bidang Bagi Hasil Pendapatan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil
Pendapatan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan
pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundang – undangan dan
pengkajian pendapatan;
c. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan
pajak; DAU, DAK, dan lain – lain pendapatan yang syah;
d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan
bukan pajak, DAU, DAK, dan lain – lain pendapatan yang syah;
e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak / bukan
pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak / bukan pajak pusat, DAU,
DAK, dan lain – lain pendapatan yang syah;
f. Pelaksaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang – undangan dan
pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan, dan
lain – lain pendapatan yang syah;
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
bagi hasil pendapatan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
Seksi Bagi Hasil Pajak
Seksi Bagi Hasil Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.
(1) Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil pajak.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Bagi Hasil Pajak menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Pajak;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak;
c. Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
(SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) / Daftar Himpunan
Ketetapan Pajak (DHKP), Pajak Bumi Dan Bangunan;
d. Pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan;
e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya, membantu
menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi
dan Bangunan kepada wajib Pajak, Penerimaan kembali hasil pengisian
SPOP dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan PBB;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.
(1) Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan pajak.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Bukan
Pajak;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil bukan pajak;
c. Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak
provinsi, dana bagi hasil bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lain – lain
pendapatan yang syah;
d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
(1) Seksi Penata Usahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup penatausahaan bagi
hasil.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penatausahaan Bagi
Hasil;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Penatausahaan Bagi Hasil;
c. Pelaksanaan penatausahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan
Bangunan;
d. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU,
DAK, dan lain-lain pendapatan yang syah;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan
Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan dipimpin
oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Bagi Hasil Pendapatan.
(1) Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai
tugas pokokmelaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Peraturan
Perundang-undangan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup peraturan
perundang-undangan dan pengkajian pendapatan;
c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait
tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian atas
penerimaan pendapatan dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan
yang syah;
d. Pelaksanaan monitoring, dan evaluasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan di bidang dana perimbangan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dengan tugas
dan fungsinya.
9. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerahdipimpin oleh Kepala Bidang,
yang berada di bawahdan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(1) Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi
dan pendapatan lain-lain;
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan
Pendapatan Daerah;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak,
retribusi dan pendapatan lain-lain;
c. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan lainnya;
d. Penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah;
e. Pelaksanaan monitoring, evalausi, dan pelaporan lingkup bidang
pengembangan pendapatandaerah;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pengembangan Pajak
Seksi Pengembangan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pengembangan Pendapatan
Daearah.
(1) Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup Pengembangan
pajak.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Pengembangan Pajak menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Pajak;
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan
daerah di bidang pajak daerah;
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak
daerah;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pengembangan Retribusi
Seksi Pengembangan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
bawahan dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan
Pendapatan Daerah.
(1) Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkuppengembangan retribusi.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Seksi Pengembangan Retribusi menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan
Retribusi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi;
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan
daerah dibidang retribusi daerah;
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
9. Seksi Pengembangan Pendapatan dan Lain-lain
Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain dipimpin oleh Kepala Seksi,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pengembangan Pendapatan Daerah.
(1) Seksi Pengembangan Pendapatan lain-lain mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
lingkup pengembangan pendapatan lain-lain.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi
Pengembangan Pendapatan Lain-Lain menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan
Pendapatan Lain-Lain;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pendapatan
lain-lain;
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan
daerah di bidang pendapatan lain-lain;
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi
pendapatan lain-lain;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
10. Unit Pelaksanaan Teknis
Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksanaan
Teknis ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
11. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, terdiri
dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(2) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang dihunjuk.
(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaiaman dimaksud pada ayat (1),
diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan
E. KINERJA TERKINI
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan memiliki 9 (sembilan) program
kinerja terkini, yaitu :
1. Program pelayanan administrasi kantor
3. Program peningkatan sumber daya aparatur dan disiplin aparatur
4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian
kinerja dan keuangan
5. Program peningkatan dan pengembangan pendapatan asli daerah
6. Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
7. Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
8. Program penataan peraturan per-UU
31 A. Pengertian Efektifitas
Suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan rutinitas kegiatannya
selalu berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja sebenarnya
bertujuan untuk meminimalkan biaya operasional organisasi atau perusahaan itu
sendiri. Salah satu dari tiga alasan utama diperlukannya manajemen dalam suatu
organisasi atau perusahaan adalah untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
Sehingga salah satu upaya untuk mengukur cara kerja organisasi atau perusahaan
yaitu dengan cara Efisiensi dan Efektifitas.
Sehingga Efisiensi dan Efektifitas merupakan dua konsepsi utama untuk
mengukur prestasi kerja. Berbicara mengenai efektifitas berarti berbicara
bagaimana kemampuan seseorang memilih suatu cara yang tepat untuk
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang manajer
efektif dapat memilih pekerjaan yang harus di lakukan atau metode (cara) yang
tepat untuk mencapai tujuan.
Menurut seorang Ahli Manajemen “Peter Drucker” memberikan pengertian
Efektifitas itu adalah : “Melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things)
sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right).
Bagi para manajer, pertanyaan yang paling penting adalah bukan bagaimana
melakukan pekerjaan yang benar,tetapi bagaimana menemukan pekerjaan yang
benaar untuk dilakukan, dan memusatkan sumber daya dan usaha pada pekerjaan
Dengan demikian bahwa efektifitas itu merupakan hal yang sangat
diperlukan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal ini disebabkan dengan
efektifitas maka perusahaan dapat meningkatkan efisiensi karena para pekerja
dapat melakukan pekerjaannya dengan benar dan cepat.
B. Pengertian Pengawasan
Masalah-masalah yang sering terjadi dalam banyak organisasi adalah tidak
diselesaikan suatu penugasan, tidak ditepatinya waktu penyelesaian (deadline) ,
suatu anggaran yang berlebihan, dan kegiatan-kegiatan lain yang menyimpang
dari rencana. Ada banyak sebutan bagi fungsi pengawasan (controlling), antara
lain evaluating, appraising, atau correcting. Sebutan controlling lebih banyak
digunakan karena lebih mengandung konotasi yang mencakup penetapan standar,
pengukuran kegiatan dan pengambilan tindakan korektif.
Pengawasan dapat didefenisikan sebagai proses untuk “meminjam” bahwa
tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara
membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan.Pengertiani ini menunjukan
adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan adalah
sebenarnya langkah perencanaan, penetapan tujuan, standar atau sasaran
pelaksanaan suatu kegiatan. Karena kadang-kadang sulit untuk membedakan
antara rencana, standar atau apa itu pengawasan, maka perlu dipahami terlebih
dulu pengertian-pengertian tujuan,sasaran,produser, dan sebagainya.
Definisi pengawasan yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler berikut ini
telah memperjelas unsur-unsur esential proses pengawasan :
“Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
umpan balik, membandingkan kegiatan nyata yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan”
Pada dasarnya perencanaan dan pengawasan saling berhubungan erat.
Pengawasan adalah penting sebagai produk perencana efektif. Bagi manajer hal
ini menunjukkan apakah rencana yang telah disusun realistik atau tidak, bila
rencana tidak realistik atau praktek manajemen buruk akan menyebabkan rencana
tidak dikerjakan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, pengawasan bertindak
sebagai kriteria penilaian pelaksanaan pelaksanaan kerja terhadap rencana.
Sistem pengawasan merupakan bahagian dari fungsi manajemen.Dimana
sesuai yang diterangkan diatas dalam menyusun perencanaan (planning)
manajemen juga harus menyusun perencanaan. Agar hasil kerja dapat lebih
efektif.
Setiap perusahaan atau organisasi lainnya tertentu tak akan luput dari
manajemen, artinya perusahaan atau organisasi itu untuk mencapai tujuannya mau
tidak mau harus menerapkan manajemen dalam kegiatannya. Tujuan manajemen
adalah menciptakan pengarahan, pengawasan dan koordinasi serta menyiapkan
pedoman guna mencapai perkembangan atau kemajuan ekonomis. Kualitas
manajemen dapat dikatakan merupakan penentu dari kemampuan perusahaan
dalam mencapai tujuannya. Manajemen menggerakkan semua aspek dan unit
yang ada dilaksanakan secara menyeluruh dalam suatu organisasi sesuai dengan
Menurut James A.F. Stoner yang dikutip oleh T. Hani Handoko , pengertian
manajemen itu adalah: “Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapan”
C. Pendapatan Asli Daerah
1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari
sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah. Menurut
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, yang dimaksud dengan Pendapatan Asli
Daerah adalah “Pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah yang
dipisahkan, dan pendapatan lain asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk
memberikan keleluasaan kepada daerah dalammenggali pendanaan dalam
pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.”
Pendapatan asli daerah sebagai salah satu sumber penerimaan daerah
mempunyai peranan penting dalam pembangunan. Hal ini dapat dilihat dalam
pelaksanaan otonomi daerah dimana peranan pendapatan asli daerah diharapkan
dan diupayakan dapat menjadi penyangga utama dalam membiayai kegiatan
pembangunan didaerah. Oleh karena itu pemerintah daerah harus dapat
mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah itu sendiri.
Dengan demikian akan memperbesar tersedianya keuangan daerah yang dapat
2. Sumber-Sumber PAD Kota Medan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2002 tentang
Pajak Daerah Kota Medan dan sesuai dengan undang-undang No. 34 Tahun 2000
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi daerah . Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001 tentang
Pajak Daerah dan sumber-sumber Pajak Daerah Kota Medan yang merupakan
Sumber PAD Kota Medan.
Dalam pasal-pasal tersebut dinyatakan bahwa Daerah yang dimaksud adalah
Kota Medan dan pemerintah daerah adalah Pemerintah Kota Medan, Dinas
Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
Pada peraturan tersebut yang merupakan PAD kota Medan yang bersumber
dari pajak daerah adalah sebagai berikut :
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
7. Pajak Parkir
8. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
D. Pajak Restoran
Yang dimaksud dengan pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang
disediakan dengan pembayaran di restoran. Restoran yang dimaksud adalah
tempat menyantap makanan dan minuman yang disediakan dengan dipungut
bayaran tidak termasuk usaha jasa ketering dan usaha jasa boga. Dengan rinci
yang termasuk objek pajak restoran ini adalah, Kafe, bar, rumah makan, buffet,
kedai nasi/kopi dan penjualan makanan dan minuman dan pembelian makanan
yang dibawa pulang.
Selain pengecualian dari jasa boga juga dikecualikan pada Restoran yang
pendapatan brutinya tidak melebihi batas Rp. 600.000 (enam ratus ribu rupiah)
per bulan. Besar tarif pajak restoran adalah sebesar 10% (sepuluh persen).
Besarnya pokok pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalihkan
tarif pajak dengan dasar pengenaan pembayaran.
1. Objek Pajak Restoran
Objek Pajak restoran adalah setiap pembayaran atas pelayanan yang
disediakan direstoran/ rumah makan. Pelayanan yang dimaksud adalah penjualan
makanan dan minuman ditempat, yang disertai dengan fasilitas. Yang termasuk
dalam objek pajak restoran adalah rumah makan, café, bar dan sejenisnya
2. Subjek Pajak Restoran
Yang menjadi subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pembayaran makanan dan minuman atas pelayanan restoran/ rumah
makan. Secara sederhana yang menjadi subjek pajak adalah konsumen yang
3. Wajib Pajak Restoran
Yang menjadi wajib pajak restoran adalah pengusaha restoran/ rumah
makan, yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam
lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha dibidang restoran/
rumah makan. Dengan demikian, subjek pajak dan wajib pajak pada pajak
restoran tidak sama. Konsumen yang menikmati pelayanan restoran merupakan
subjek pajak yang membayar (menanggung) pajak sedangkan pengusaha restoran
bertindak sebagai wajib pajak.
4. Besarnya Pokok Pajak Restoran yang terutang
Besarnya pokok pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak restorannya dapat
disimpulkan
Pajak Terutang = tarif pajak x dasar pengenaan pajak
= tarif pajak x jumlah pembayaran yang dilakukan kepada
Restoran
Contoh :
Tertanggal 3 April, Rani mengkonsumsi makanan dan minuman di Restoran
Garuda dengan biaya total Rp 50.000. Hitunglah besarnya pajak restoran yang
dikenakan terhadap Rani .
Jawab :
pajak terutang = tarif pajak x jumlah pembayaran yang dilakukan kepada
restoran
E. Mekanisme Pemungutan Pajak Restoran
Sesuai dengan perda No 23 Tahun 2014 maka secara garis besar mekanisme
pemungutan pajak daerah tersebut melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pendaftaran
Yang terdiri dari:
a. Pendaftaran/penjaringan
Untuk menjaring secara optimal wajip pajak daerah perlu adanya
pendaftaran dengan penyampaian formulir kepada wajib pajak.
b. Pengukuhan
Untuk memberikan kepastian kepada semua wajib pajak yang telah
memasukkan isian formulir pendaftaran secara lengkap dan benar diberikan
surat pengukuhan sebagai wajib pajak.
Untuk pajak restoran/pajak pembangunan I sesuai dengan ketentuan
undang-undang kepada pengusaha restoran atau rumah makan dibuat Surat
penunjukan sebagai wajib pungut sekaligus sebagai penanggung jawab pajak.
Sebagai langkah awal dari pelaksanaan kegiatan pendaftaran wajib pajak restoran
dapat memanfaatkan data perpajakan yang sudah ada sebelumnya berupa daftar
restoran atau rumah makan. Dengan demikian maka bagi wajib pajak restoran
yang sudah lengkap data subyek/penanggung pajaknya dapat dipersiapkan
penyampaian formulir pendaftaran secara lengkap nama dan alamatnya.
Sedangkan bagi wajib pajak restoran yang kurang lengkap/belum ada datanya
2. Pemberian Nomor Wajib Pajak Daerah (NPWPD)
Kepada setiap wajib pajak restoran yang telah didaftar dan dikukuhkan
sebagai wajib pajak/tertanggung pajak daerah diberikan NPWPD yang secara
permanen menjadi identitas wajib pajak yang bersangkutan
3. Pendataan
Kegiatan pendataan dimaksudkan untuk memperoleh data perpajakan dari
masing-masing wajib pajak/penanggung pajak yang berguna sebgai dasar untuk
menetapkan besarnya jumlah pajak melalui:
a. Pemeriksaan atas jumlah penjualan/omzet yang diperoleh wajib
pajak/tertanggung pajak restoran dalam satu periode.
b. Pemeriksaan atas wajib pajak/penanggung pajak hotel dan restoran yang
baru terdaftar dan dinas pendapatan daerah belum memiliki data
perpajakannya.
4. Penetapan
Dari hasil pendaftaran dan pendataan tersebut diatas maka ditetapkan besar
kecilnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak/penanggung pajak
restoran.
5. Penyetoran ke Kas Daerah
Yang dimaksud dengan penyetoran adalah pembayaran atas jumlah pajak
yang terutang oleh wajib pajak/penanggung pajak restoran. Penyetor pajak
dilakukan melalui Bendaharawan khusus penerima (BKP) yang mempunyai tugas
6. Penagihan
Yang dimaksud dengan penagihan adalah pelaksanaan penegakan hukum
terhadap wajib pajak/penanggung pajak restoran dalam surat kewaktu yang
diterang tidak mematuhi peraturan dalam hal ini belum melaksanakan
kewajibannya sampai batas waktu yang ditetapkan dalam surat ketetapan pajak.
F. Efektifitas Pengawasan Wajib Pajak Restoran Guna Meningkatkan PAD Kota Medan
Dalam melaksanakan tugasnya para aparat pemungut pajak telah memiliki
program dan target yang telah ditetapkan oleh masing-masing kepala Sub Bagian.
Untuk memenuhi target yang telah ditetapkan tersebut para aparat harus
memaksimalkan kinerja mereka agar mendaptkan hasil pemungutan pajak sesuai
dengan yang telah direncanakan.
Sistem atau cara kerja pemungutan pajak diakukan dalam bentuk team.
Jadi dalam aktivitasnya setiap sektor pajak memiliki team kerja masing-masing.
Sebagai contoh untuk pemungutan pajak restoran diutus 1 team yang
terdiri dari 4 orang. Untuk sektor pajak lainnya juga demikian. Sehingga dari
jumlah oraang yang diutus maka kita dapat memperkirakan efektifitas kerja
masing-masing petugas.
Dalam melakukan tugasnya para pemungut pajak harus mengetahui
dasar-dasar dilakukan pemungutan pajak dan alasan pemungutan pajak. Hal ini harus
dibekali oleh setiap petugas pemungut pajak. Hal ini berguna jika wajib pajak
pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin akan menyulitkan petugas pemungut
pajak dalam memungut pajak.
Jika wajib pajak berkeberatan untuk di pungut pajaknya dengan alasan
bahwa pendapatan hasil usaha mereka belum sesuai dengan yang dipersyaratkan
untuk dipungut pajaknya, maka disinilah letak efektifitas kerja petugas tersebut.
Petugas pajak melakukan pemeriksaan dan mengevaluasi hasil pendapatan
per hari wajib pajak. Adapun cara melakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak
melalui :
1. Petugas pajak mengawasi usaha wajib pajak dengan memperhatikan setiap
kegiatan usaha wajib pajak .
2. Jika wajib pajak adalah pengusaha restoran/rumah makan maka petugas
pajak mengumpulkan daftar kuitansi atau daftar hasil penjualan per harinya
dan mengkalikannya dalam satu bulan.
3. Setelah mengkalkulasikannya selanjutnya memperkirakan rata-rata
penjualan/hari dan mengkalikannya dalam satu bulan selanjutnya per tahun .
4. Jika syarat-syarat syah dilakukan pemungutan pajak akan melakukan usaha
tersebut maka petugas pajak akan melakukan pemungutan pajak dan
memberitahukan kepada wajib pajak atas sanksi yang diberikan kepada
wajib pajak yang tidak mau memenuhi kewajibannya.
Ketelitian aparat pemungut pajak sangat diharapkan dalam melakukan
pengevaluasian ini . Jika salah mengevaluasi maka lolos lah sasaran pajak yang
merupakan sumber pendapatan daerah. Sehingga efektfitas aparat pemungut pajak
G. Data Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Di Kota Medan Tahun Anggaran 2012 - Juni 2014
Tabel 3.1. Target dan Realisasi Tahun 2012
Pajak Restoran Target Realisasi
Restoran Cepat Saji 56.926.999.441,74 35.466.225.002,76
Restoran Nasional 37.701.870.339.39 32.819.417.133,44
Restoran Khas Daerah 8.837.513.178,55 7.999.826.123,22
Warung Nasi/ Kedai Kopi 9.743.058.040,32 6.87.099.691,14
Total 113.209.441.000,00 83.182.567.950,56
Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan
Target Pajak Restoran Tahun 2012 adalah 113.209.441.000,00 dan yang
terealisasi, 83.182.567.950,56 dengan persentase 73,48%
Tabel 3.2. Target dan Realisasi Tahun 2013
Pajak Restoran Target Realisasi
Restoran Cepat Saji 56.926.999.441,74 38.876.189.699,54
Restoran Nasional 37.701.870.339.39 35.474.256.500,47
Restoran Khas Daerah 8.837.513.178,55 7.419.095.278,38
Warung Nasi/ Kedai Kopi 9.743.058.040,32 9.820.672.580,36
Total 113.209.441.000,00 91.590.223.058,75
Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan
Target Pajak Restoran Tahun 2013 adalah 113.209.441.000,00 dan yang
Tabel 3.2.3. Target dan Realisasi Tahun 2014
Pajak Restoran Target Realisasi
Restoran Cepat Saji 56.926.999.441,74 19.877.632.140,69
Restoran Nasional 37.701.870.339.39 22.449.468.003,75
Restoran Khas Daerah 8.837.513.178,55 3.752.175.116,85
Warung Nasi/ Kedai Kopi 9.743.058.040.32 3.749.040.680,52
Total 113.209.441.000,00 49.878.315.680,52
Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan
Target Pajak Restoran Tahun 2013 adalah 113.209.441.000,00 dan yang
terealisasi 49.878.315.680,52 dengan persentase 44,06 %
Dari data tersebut dapat dilihat pada tahun 2012 - 2014 pajak restoran tidak
mencapai target. Namun mengalami peningkatan pada tahun 2013. Hal ini
menunjukkan bahwa pemungutan dan penagihan pajak restoran yang dilakukan
oleh Dinas Pendapatan Kota Medan tidak efektif atau belum mencapai target dan
harus lebih bekerja keras lagi agar dapat mencapai target yang diinginkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak restoran pada
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah sebagai berikut:
1. Kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban Pajaknya Apabila
banyak Wajib Pajak sadar akan kewajiban dalam membayar pajak atau
wajib pajak tersebut melaporkan atau membayar pajak sesuai dengan
SPTPD mereka maka penerimaan pajak restoran pun meningkat.
2. Tersedia Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah Selain kesadaran Wajib
daerah tentang pajak restoran yang akan lebih mempengaruhi penerimaan
pajak restoran tersebut, karena terdapatnya kekuatan hukum.
3. Berdirinya atau terdapatnya usaha-usaha Restoran,Kafe,RumahMakan/kedai
nasi/kopi,dan usaha lainnya yang sejenis dan sejalan dengan pengembangan
di kota Medan saat ini. Semakin banyak usaha-usaha terus bertambah maka
semakin bertambah pula pendapatan pajak restoran yang dihasilkan.
4. Tidak sesuai pembayaran pajak yang sudah ditetapkan dengan penghasilan
Wajib Pajak.Banyaknya wajib pajak yang membuat SPTPD mereka tidak
sesuai dengan data yang ada. Penghasilan mereka diperkecil agar
pembayaran pajak mereka pun lebih sedikit,sehingga mempengaruhi
penerimaan pajak.
Agar penerimaan pajak restoran dapat mencapai target yang telah
ditentukan, maka diperlukan langkah-langkah atau upaya-upaya yang perlu
dilakukan demi penerimaan pajak retoran tersebut antara lain adalah:
A. Melaksanakan Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak
dengan melaksanakan penjagaan. Pendataan ulang terhadap potensi atau
omzet pajak restoran tersebut sangatlah penting. Karena dalam omzet Wajib
Pajak sering sekali memanipulasi data-data omzet mereka agar dapat
memperkecil biaja pajak restoran mereka.
B. Mengarahkan dan meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk dapat
bekerja optimal melalui rapat evaluasi. Setiap petugas pajak dilapangan
haruslah dapat bekerja secara optimal karena pada saat ini banyak wajib
pajak restoran yang melakukan pembayaran yang tidak sesuai dengan nilai
C. Melaksanakan pemeriksaan langsung terhadap Wajib Pajak Direktorat
Jenderal Pajak harus menunjukkan petugas pajak untuk memeriksa
data-data yang telah diberikan oleh wajib pajak kepada kantor Direktorat
Jenderal Pajak agar tidak terjadi pemalsuan omzet-omzet yang di dapat tiap
bulan oleh wajib pajak restoran tersebut.
D. Melakukan Penyuluhan terhadap setiap daerah supaya mesyarakat bisa
sadar membayar pajak Petugas pajak juga harus melakukan penyuluhan
kepada masyarakat agar bisa sadar membayar pajak karena dengan
membayar pajak maka negara kita akan sejahtera.
E. Melakukan penagihan langsung kepada Wajib Pajak Selain dikeluarkannya
SPTPD,petugas pajak seharusnya juga melakukan penagihan langsung
kepada wajib pajak restoran tersebut.Agar dapat melakukan pendekatan
kepada Wajib Pajak yang melaksanakan pembayaran yang tidak sesuai
dengan nilai yang tercantum dalam SKPD
F. Menyampaikan surat teguran pada Wajib Pajak yang belum menyampaikan
SPTPD Petugas pajak harus mengeluarkan surat teguran secara langsung
kepada wajib pajak restoran yang belum menyampaikan SPTPD karena
apabila SPTPD belum disampaikan maka Direktorat Jenderal Pajak belum
mengetahui berapa besar pajak terutang Wajib Pajak
G. Melaksanakan penagihan langsung kepada Wajib Pajak yang belum
menyetorkan pajak sesuai dengan yang dilaporkan.Petugas pajak seharusnya
melaksanakan penagihan langsung kepada wajib pajak yang belum
menyetorkan pajak sesuai dengan yang dilaporkan karena akan
H. Melaksanakan pendataan dan pendaftaran terhadap wajib pajak baru.
Petugas pajak harus mendata ulang Wajib Pajak yang sudah terdaftar
ataupun wajib pajak yang belum mendaftar. Karena banyak masyarakat
contohnya rumah makan masih belum mengerti mengenai pajak restoran.
Dengan adanya upaya-upaya yang dibuat oleh Dinas Pendapatan Daerah
Kota Medan,ada kemungkinan penerimaan pajak restoran untuk tahun berikutnya
akan menjadi bertambah atau meningkat dari sektor pajak restoran yang nantinya
bisa digunakan pemerintah kota Medan untuk membangun kepentingan daerah
kota Medan. Apabila target penerimaan pajak hotel setiap tahunnya bertambah
maka target penerimaan pajak restoran pun akan bertambah karena terdapatnya
restoran di hotel tersebut, ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat
khususnya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan karena merupakan tulang
punggung pemerintah daerah untuk melaksanakan pemungutan pajak daerah.
Untuk itu seluruh wajib pajak harus sadar akan pentingnya membayar pajak
daerah guna pembangunan Kota Medan, karena pajak itu dipungut berdasarkan
prinsip demokrasi yang artinya dari rakyat,oleh rakyat dan untuk rakyat yang
47 A. Kesimpulan
Pada bab yang terakhir ini disimpulkan keseluruhan isi pada bab-bab yang
terdahulu. Adapun kesimpulan yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Dinas Pendapata Daerah adalah suatu instansi pemerintah yang mengelola
sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah khususnya yang ada di Kota Medan
2. Atas dasar pemberlakuan UU Otonomi Daerah maka Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan
Hasil Pendapatan Daerahnya untuk dapat membangun dan mengelola
keuangan daerahnya.
3. Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran di restoran.
4. Adapun PAD Kota Medan yang bersumber dari pajak daerah adalah sebagai
berikut :
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
h. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
i. Pajak Air Tanah (ABT)
5. Dinas Pendapatan Daerah menentukan besarnya pajak yang dikenakan
kepada wajib pajak disesuaikan dengan standar dan peraturan yang berlaku.
6. Dalam melakukan aktifitas memungut pajak. Hal ini bertujuan untuk lebih
terarahnya sistem pemunguta pajak yang berdasarkan ketetapan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Bahwa erat kaitannya pengaruh antara kemampuan pemungut pajak dengan
hasil pungutan pajak untuk meningkatkan hasil pajak. Untuk itu efektifitas
kerja sangat diperlukan.
8. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan dalam
Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran adalah sebagai berikut :
A. Melaksanakan Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib
pajak dengan melaksanakan penjagaan.
B. Mengarahkan dan meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk
dapat bekerja optimal melalui rapat evaluasi.
C. Melakukan Penyuluhan terhadap setiap daerah supaya mesyarakat
bisa sadar membayar pajak.
D. Menyampaikan surat teguran pada wajib pajak yang belum
B. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Bagi sektor Dinas Pendapatan Daerah hendaknya dapat lebih menggali
sektor-sektor pajak hingga dengan hal tersebut anggaran dari pendapatan
Sektor Pajak dapat terpenuhi.
2. Bagi petugas pemungut pajak hendaknya dapat lebih mengadakan
pendekatan/sosialisasi kepada pihak yang kena wajib pajak hal ini bertujuan
agar mereka lebih sadar akan pentingnya membayar pajak. Dan petugas
pajak seharusnya mereka yang benar-benar mengerti tentang pajak daerah
Handoko, T . Hani, Manajemen, Edisi kedua,Yogyakarta , BPFE , 2011
Siahaan, Panca, Purwanto Agus, 2004, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Grafindo Persada, Jakarta.
Peraturan Daerah, Pemerintah Kota Medan, 2011, Peraturan Daerah Kota
Medan , Medan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak