LAPORAN TUGAS AKHIR
TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK RESTORAN DI DINAS PENDAPATAN DAERAH
KOTA MEDAN
O
L
E
H
NAMA : Devani Yuniva M
NIM : 122600085
Untuk Memehuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Diploma III
Administras i Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kapada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk
meneyelesaikan studi pada program Diploma III Administrasi Perpajakan pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul:
TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK RESTORAN DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN
Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan studi pada Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis sangat banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Baddarudin, M.Si, selaku Dekan FISIP USU
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Diploma III
Administrasi Perpajakan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan selama penulis menyelesaikan studi.
3. Ibu Arlina SH M.Hum selaku dosen pembimbing dimana telah meluangkan
segenap waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan pengetahuan
kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu staf pengajar Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU
yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan di FISIP USU.
5. Ibu Umi Umami dan Bapak Maradona Herdeijn Siregar yang telah rela
meluangkan waktunya untuk dapat menuntun dan membimbing penulis selama
menjalani riset di DIPENDA Kota Medan.
6. Ibu Maya selaku Tata Usaha di DIPENDA Kota Medan yang banyak
membantu saya.
7. Pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang telah memberikan data dan
informasi kepada penulis selama penelitian.
8. Seluruh rekan - rekan Mahasiswa / Mahasiswi beserta alumni Diploma III
Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah banyak memberikan bantuan
dan dorongan kepada penulis. Khususnya kepada teman – teman saya Laura, David, Edwin, Amri dan Teja yang telah membantu saya dalam mengerjakan
laporan tugas akhir.
Pada kesempatan ini penulis persembahkan secara khusus rasa hormat
setulus-tulus nya kepada ayahanda tercinta Jhony Marpaung,dr. Dan Ibunda
tercinta Marina Elisabeth Lubis,drg serta abangku Frans Jobeth Marpaung,dr
dan Denis Aditya Marpaung atas segala asuhan, pengorbanan, motivasi dan
do’a nya yang tulus untuk penulis sehingga penulis dapat meyelesaikan laporan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh
keluarga, sahabatku Rosidearni Tarigan. Semoga segala bantuan tersebut
dibalas oleh Tuhan YME.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir
ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penulisan
tugas akhir ini. Penulis juga berharap laporan ini bermanfaat bagi siapapun.
Hormat Saya
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR………...i
DAFTAR ISI………...ii
DAFTAR TABEL………...iii
BAB I : PENDAHULUAN………...1
A. Latar belakang PKLM………...1
B. Tujuan Dan Manfaat PKLM………...4
C. Uraian Teoritis………...6
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan...8
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri...………...9
F. Metode Pengumpulan Data...………...10
G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Laporan Mandiri...11
BAB II: GAMBARAN UMUM DATA LOKASI PKLM ………...13
A. Sejarah Singkat DIPENDA Kota Medan ………...13
B. Struktur Organisasi DIPENDA Kota Medan ...………...15
C. Uraian Tugas Dan Fungsi DISPENDA Kota Medan………...18
D. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan ……...40
E. Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan golongan………...41
BAB III : Gambaran Data Pajak Restoran ………...42
A. Ketentuan Umum...………...42
B. Objek Dan Subjek Pajak Restoran………...44
C. Cara Penghitungan Pajak Restoran………...44
D. Prosedur Pemungutan Pajak Restoran...45
E. Tata Cara Pembayaran Pajak Restoran...47
F. Penagihan Dan Sanksi ...………...47
G. Mekanisme Pemungutan Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Kota Medan...49
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI………...52
A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di Kota Medan………...52
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Restoran...54
C. Penyebab Belum Tercapainya Target Penerimaan Pajak Restoran...55
D. Upaya-Upaya Yang DISPENDA Lakukan Untuk Meningkatkan Pajak Restoran.………...56
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………...58
A. Kesimpulan………...58
B. Saran………...59
DAFTAR PUSTAKA………... LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan
Kota Medan Tahun 2011 ...40
Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan
Golongan ...41
Tabel 1.3 Jumlah Wajib Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun Anggaran 2014 ...52
Tabel 1.4 Target dan Realisasi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2012-2014 ...53
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli
Daerah, berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Daerah
yang sah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 juga menjelaskan tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Pendapatan Asli Daerah, yang antara lain berupa Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan
dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, daerah mampu
melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri.
Berdasarkan kutipan tersebut jelas diketahui salah satu sumber Pendapatan
Asli Daerah berasal dari Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah pungutan daerah
menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah sebagai
badan hukum publik yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, dimana Pajak Daerah terbagi menjadi dua
jenis,yaitu Pajak Provinsi yang terdiri dari :
1. Pajak Kendaraan Bermotor
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4. Pajak Air Permukaan
5. Pajak Rokok
Pajak Kabupaten dan Kota yang terdiri dari :
1.Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Parkir
7. Pajak Air Tanah
8. Pajak Sarang Burung Walet
9. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Pajak Restoran adalah salah satu pajak yang dikelola langsung
olehPemerintah Daerah, yang memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli
Daerah guna mendukung kesinambungan kota Medan. Pajak Restoran juga
dalammenyelenggarakan Pajak Restoran tersebut, Pemerintah Daerah melalui
DinasPendapatan Daerah Kota Medan harus mengawasi proses pelaksanaan
PajakRestoran ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah yang
telahditetapkan.
Berdasarkan Perda Kota Medan No. 12 tahun 2003, Pajak Restoranadalah
pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoranadalah fasilitas
penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungutbayaran, yang mencakup
juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung,bar dan sejenisnya termasuk jasa
boga/katering.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan mempunyai peranan yang
sangatbesar dalam menyelenggarakan Pajak Restoran di kota Medan. Tingkat
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar dan melaporkanPajak Restoran pada
Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, dimana pihak DinasPendapatan Kota
Medan harus melakukan kegiatan yang lebih intensif dalamrangka meningkatkan
Pendapatan Asli Daaerah (PAD).
Dalam pelaksanaan Pajak Restoran tersebut tentunya masih
banyakditemukan permasalahan-permasalahan dan hambatan-hambatan terutama
bagiPemerintah Daerah. Oleh, karena itu, petugas yang berwenang dalam
pelaksanaanPajak Restoran ini harus lebih meningkatkan kinerjanya, sehingga
dapatmengatasi permasalahan yang timbul, Apabila permasalahan tersebut
dapatdiatasi, tentunya akan dapat meningkatkan Penerimaan Daerah, yang
Hal inilah yang menjadikan penulis tertarik dan memilih Kantor
DinasPendapatan Daerah Kota Medan sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan
Mandiri(PKLM), dan “Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran PajakRestoran Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan” sebagai objek yangmenarik untuk dijadikan wadah Praktik Kerja Lapangan.
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu
kegiatanpenerapanilmu yang diperoleh mahasiswa selama bangku perkuliahan
agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas
mahasiswaitu sendiri. Kegiatan PKLM ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat
bagimahasiswa, pihak universitas, intansi atau badan yang dijadikan
tempatmelaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri tersebut.
Adapun tujuan diadakannya PKLM, yaitu:
1.1 Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam pembayaran
PajakRestoran di Dinas Pendaptan Daerah Kota Medan.
1.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat penerimaanPajak
Restoran dalam menigkatkan Pendapatan Asli Daerah pada
Dinas Pendapatan Daeran Kota Medan
1.3 Untuk mengetahui upaya-upaya untuk mengoptimalkan penerimaan
Pajak Restoran dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah pada
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2.1Bagi Mahasiswa yaitu:
a. Dapat mempraktikkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah ke
dalamdunia kerja.
b. Mengetahui dan memahami cara Dinas Pendapatan Daerah Kota
Medandalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah khususnya
PajakRestoran
c. Dapat melaksanakan observasi tentang pengelolaan Pajak Restoran
d. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa menyangkut system
dan prosedur dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Restoran di
DinasPendapatan Daerah Kota Medan.
2.2Bagi Instansi Pemerintahkhususnyadi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yaitu:
a. Diharapkan dapat memberi masukan dan saran bagi penyempurnaan
sistem administrasi dan pemungutan Pajak Restoran di Dinas
Pendapatan DaerahKota Medan.
b. Dapat meningkatkan hubungan baik dan kerja sama dengan pihak
c. Agar dapat membantu Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dalam
halmensosialisasikan pentingnya Pajak Restoran terhadap
pembangunan Kota Medan kepada masyarakat.
2.3Bagi Universitas khususnyaProgram Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu:
a. Menambah hubungan kerja sama antar Universitas khususnya
Program StudiDiploma III Administrasi Perpajakan dengan
Pemerintah KotaMedan khususnya Dinas Pendapatan Daerah Kota
Medan.
b. Mempromosikan Sumber Daya Manusia yang potensial di Program
StudiDiploma III Administrasi Perpajakan..
C. Uraian Teoritis 1. Definisi Pajak
a. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2007 TentangKetentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada
Negara yang terutang oleh orang pribadi dan badan yangbersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
b. Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH, Pajak adalah iuran kepada
dengan tidak mendapat jasa timbale balik (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan, danyang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
c. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak
Daerah,Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah
yangterutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Objek dan Subjek Pajak Restoran
Berdasarkan Perda Kota Medan No. 12 tahun 2003 adapun yang menjadi
objek dan subjek Pajak Restoran yakni meliputi:
a. Objek Pajak Restoran
Objek Pajak Restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan
denganpembayaran di restoran termasuk rumah makan, kafetaria,
kantin, warung,bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering dan
meliputi pelayananpenjualan makanan dan/atau minuman yang
dikonsumsi oleh pembeli,baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun
Dikecualikan dari objek Pajak Restoran adalah :
1. Pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualannya tidak
melebihi Rp.600.000
2. Penjualan makanan dan atau minuman ditempat yang disertai dengan
Fasilitas penyantapan di hotel.
b. Subjek Pajak
1. Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan
yangmelakukan pembayaranatas pelayanan restoran.
2) Wajib Pajak Restoran adalah pengusaha restoran.
3. Tarif Pajak Restoran
a. Dasar pengenaaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran
yang dilakukankepada restoran.
b.Tarif Pajak Restoran adalah sebesar 10% (sepuluh persen).
c.Besarnya pokok Pajak Restoran dihitung.dengan cara
mengalikantarif pajakdengan dasar pengenaan Pajak Restoran.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan
Mandiriyaitu:
1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam pembayaran Pajak Restoran.
2. Peran dan upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah KotaMedan
dalammengoptimalkan kepatuhan Wajib Pajak dalampembayaran Pajak
3. Data penerimaan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah
Kota Medantahun 2012-2014
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan praktik kerja lapangan
mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang telah dibuat
sesuai dengan ketentuan Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakanyaitu:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang akan dilakukan penulis adalah mencari judul
yang tepat.Kemudian mengajukan judul untuk mendapatkan persetujuan
dari KetuaJurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
2. Persiapan Studi Literatur
Persiapan studi literatur yang akan dilakukan penulis adalah persiapan
dalam mencari dan mempersiapkan sesuatu yang berhubungan dan
dapat dijadikan sumberoleh penulis dalam menjalankan praktik kerja
lapangan mandiri ini.
3. Observasi Lapangan
Penulis dalam melakukan observasi lapangan sesuai dengan
peraturan yang berlaku, dimana dalam observasi ini penulis mencari data
dan informasi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
Serta mempelajari data-data yangberhubungan dengan masalah-masalah
yang akan dibahas yang nantinya akan dijadikan bukti dalam daftar
4. Pengumpulan Data
Dalam hal ini yang menjadikan laporan penulis sesuai adalah data yang
diperoleh, darimana dan bagaimana data tersebut diperoleh. Dengan
memperhatikanlokasi, penulis mengadakan praktik kerja
lapangan mandiri,dan sumber-sumber yang digunakan penulis untuk
penambahan data, misalnyabuku-buku mengenai materi yang akan
dibahas, wawancara yang akan dilakukan penulis, dan lainnya.
Penulis melakukan pengumpulan data melalui:
a. Data Primer : data yang diperoleh melalui wawancara terhadap
orang-orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan
informasiserta observasi penulis dilapangan tempat objek Praktik
Kerja Lapangan Mandiri.
b. Data Sekunder : data/informasi yang diperoleh melalui studi
literaturseperti sumber-sumber pustaka, Undang-Undang,
dokumentasi maupun literatur lain yang berhubungan dengan objek
Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
5. Analisis Data dan Evaluasi
Data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis, terlebih dahulu dianalisis
Untuk mengetahui kebenaran akan data tersebut, dan sesuai atau tidaknya
dengan materi. Pengamatan data ini akan dilakukan dengan evaluasi akan
sumber data dan banyaknya data yang akan diperoleh.
Pengumpulan data yang akan dilakukan penulis masih berdasarkan
prosedur yang ditetapkan, yaitu dengan cara memaparkan hal-hal yang akan
dibawakan. Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam
praktik kerja lapangan mandiri ini, penulis menggunakan 3 (tiga) teknik
pengumpulandata, yaitu:
1. Daftar pertanyaan, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
pada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap masalah yang diteliti.
2. Daftar Observasi, yaitu dengan cara pengamatan dan pencatatan langsung
terhadap fenomena yang terjadi di Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.
3. Daftar dokumentasi, yaitu data yang berisikan dokumentasi yang didapat
oleh penulis selama melakukan praktik kerja lapangan mandiri di tempat
yang ditentukan.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mempermudah pembahasan maka sistematika penulisan laporan
PKLM ini dibuat dalam 5 (lima) bab yang terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah PKLM,tujuan
dan manfaat PKLM, serta ruang lingkup, metode praktik kerja lapangan
mandiri dan sistematika penulisan laporan PKLM.
BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini diberikan gambaran umum mengenai lokasi penulis
diuraikan mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi dari Kantor Dinas
Pendapatan Kota Medan.
BAB III : GAMBARAN DATA PKLM
Pada bab ini diuraikan dan dideskripsikan mengenai tingkatkepatuhan
wajib Pajak membayar Pajak Restoran serta peran dan upaya yang
dilakukan Dinas Pendapatan Daerak Kota Medan untuk mengoptimalkan
Pajak Restoran di Kota Medan.
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis menganalisis dan mengevaluasi masalah yang
dihadapi mengenai masalah yang timbul dan alternatif pemecahanmasalah
juga evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah tersebut.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan kesimpulan dari semua yang telah diuraikanpada
bab-bab sebelumnya, dan akan diberikan saran-saran terhadappelaksanaan
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN
A.Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan
Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu Sub Bagian pada
bagian Keuangan yang mengolah bidang penerimaan dan pendapatan Daerah.Pada
sub tersebut awalnya tidak terdapat sub seksi,karena pada saat ini Wajib Pajak
Restribusi yang berdomisili di daerah kota Medan belum begitu banyak.
Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk di kota Medan melalui Peraturan Daerah Sub Bagian Keuangan tersebut
diubah menjadi bagian IX/ Pendapatan. Pada bagian IX/Pendapatan dibentuklah
beberapa seksi yang mengelola Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota
Medan
Sehubungan dengan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor
KUPD/7/12/41-10 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah diseluruh
Indonesia,maka Pemerintah Daerah Kota Medan berdasarkan PERDA Nomor 12
Tahun 1987,menyesuaikan atau membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan
Daerah yang baru ini dibentuklah seksi-seksi Administrasi Dinas Pendapatan
Daerah.
Bagian Tata Usaha terdiri dari 3 Kepala Sub Bagian. Peningkatan
penerimaan pendapatan daerah melalui Sub Sektor Perpajakan, Retribusi Daerah.
Pendapatan Daerah lainnya serta peningkatan pemungutan Pajak Parkir
yang merupakan kontribusi yang cukup tinggi bagi Pemerintah Daerah.
Meningkatkan Pendapatan Daerah hendaknya tidak harus ditempuh dengan
cara menaikkan tarif saja,tetapi yang lebih penting dengan memperbaiki atan
dengan menyempurnakan administrasi,sistem dan prosedur serta organisasi dari
Dinas Pendapatan Daerah yang ada sekarang. Namun kondisi saat ini dirasakan
tuntutan untuk perlunya meninjau kembali dan penyempurnaan Manual
Pendapatan Daerah (MAPATDA) dimaksud seiring dengan tuntutan gerak
pembangunan yang sedang berjalan terutama dari pola pendekatan yang selama
ini dilakukan secara sektorat perlu diubah secara fungsional dan disesuaikan
dengan kebijaksanaan pemerintah yang paling akhir dibidang Perpajakan ,maka
Penyempurnaan telah dilaksanakan secara sungguh-sungguh sehingga berhasil
disusun Manual Pendapatan Daerah.
Adapun penyempurnaan dimaksudkan dituangkan dalam :
1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988 tanggal 26 Mei
1988,tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan,Retribusi Daerah dan
Pendapatan Daerah Lainnya serta pemungutan Pajak Parkir diseluruh Indonesia
2. Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tanggal 26 Mei 1988, tentang
pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988
3. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1988, tentang pelaksanaan
organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Kota Medan
Penyempurnaan sistem Prosedur perpajakan dan organisasi Pendapatan
bertahap dan penyempurnaan ini merupakan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor 061/1867/puod, tanggal 2 mei 1988, intruksi Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Sumatera Utara Nomor 188.342.20/1991, tanggal 11 Maret 1991, yang
terakhir diubah dengan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor
188.342/790/SK/1991, tentang pelaksanaan PERDA nomor 12 Tahun 1991
tentang susunan organisasi dan tata cara kerja Dinas Pendapatan Kota Medan.
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan
Untuk memperlancar dan mengatur kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan
aktifitasnya,Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan telah membuat struktur
organisasi. Struktur Organisasi merupakan salah satu saran untuk mencapai tujuan
yang efektif yakni terciptanya garis koordinasi yang baik serta adanya hubungan
yang baik antara pimpinan dengan bawahan.
Untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada pada Dinas Pendapatan Kota
Medan dan untuk pencapaian tujuan maka diadakan pembagian tugas dan fungsi
masing-masing sehingga memudahkan mengawasi pekerjaan. Dengan adanya
pembagian tugas yang dituangkan dalam struktur organisasi yakan memberikan
penjelasan tentang batas-batas wewenang dan tanggung jawab.
Struktur organisasi yang digunakan untuk Dinas Pendapatan Kota Medan
adalah bentuk organisasi garis dimana bentuk tersebut menggunakan sistem
koordinasi mengalir dari pimpinan ke bawahan secara langsung dimana pihak
bawahan bertanggung jawab kepada pimpinan atas pekerjaan yang diberikan
Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan
Keputusan Walikota Medan Nomor 1 Tahun 2010, Pasal 2 tentang Rincian Tugas
Pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan. Adapun susunan organisasi
Dinas pendapatan Medan terdiri dari :
Ketentuan Umum
Dalam Peraturan Walikota,yang dimaksud yaitu:
a. Daerah adalah Kota Medan
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan
c. Walikota adalah Walikota Medan
d. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Kota Medan
e. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kota Medan
f. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan
g. Unit Pelaksana Teknis ( UPT) adalah unsur pelaksanaan teknis pada Dinas
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
h. Kelompok Jabatan fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang
tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu
sesuai kebutuhan daerah.Organisasi
1. Dinas
2. Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
3. Bidang Pendataan dan Penetapan, membawahkan
a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran
b. Seksi Pemeriksaan
c. Seksi Penetapan
d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
4. Bidang Penagihan,membawahkan:
a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi
b. Seksi Penagihan dan Perhitungan
c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi
5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan,membawahkan :
a. Seksi Bagi Hasil Pajak
b. Seksi Bagi Hasil Buka Pajak
c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah,membawahkan:
a. Seksi Pengembangan Pajak
b. Seksi Pengembangan Retribusi
c. Seksi Pengembangan Pendapatan lain-lain
7. Unit Pelaksana Teknis ( UPT )
C. Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Pendapatan Kota Medan 1. Dinas
Dinas merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah,yang dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan .
Dalam melaksanakan tugas pokok,Dinas menyelenggarakan Fungsi;
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pendapatan
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pendapatan
c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang pendapatan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh sekretaris,yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas kesekretariatan meliputi pengelolaaan administansi
umum,keuangan dan penyusunan progaram.
Dalam melaksanakan tugas pokok,sekretariat menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan kesekretariatan
3. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan
Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian,keuangan dan
kerumatanggaan Dinas
4. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,pengembangan
organisasi,dan ketataletakan
5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas
6. Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan,dan pengendalian
7. Pelaksanaan monitoring,evaluasi,dan pelaporan kesekretariatan
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya
3. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Untuk melaksanakan tugas Sub Dinas
Umum mempunyai tugas dan fungsi :
1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
sekretariat lingkup administrasi umum
2. Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan Sub Bagian Umum
b. Penyusunan bahan pettunjuk teknis pengelolaan administrasi umum
c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah
dinas, penataan kearsipan, perlengkapan,dan penyelenggaraan
d. Pengelolaan administrasi kepegawaian
e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,
ketataletakan, dan kepegawaian
f. Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan,dan pengendalian
g. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya
4.Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris
Sub Bagian Keungan mempunyai tugas dan fungsi :
1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
sekretariat lingkup administrasi keungan
2. Dalam menyelaksanakan tugas pokok,Sub Bagian Keuangan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan Sub Bagian Keungan
b. Penyusunan bahan pettunjuk teknis pengelolaan administrasi Keuangan
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi kegiatan
penyusunan bahan, peprosesan, pengusulan dan verifikasi
d. Penyiapan bahan/ pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi
keuangan
e. Penyusunan laporan keungan Dinas
g. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya
5. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Untuk melaksanakan
tugas, Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas dan Fungsi :
1. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan
2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Sub Bagian Penyusunan Program
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan
Program
b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan
program Dinas
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas
d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan dan pengendalian
e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya
6. Bidang Pendataan Dan Penetapan
Bidang Pendataan dan Penetapan dipimping oleh Kepala Bidang, yang
berada dibawah, dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut;
1. Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas lingkup pendataan ,pendaftaran,pemeriksaan
penetapan,dan pengolahan data informasi.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Bidang Pendataan dan Penetapan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan bidang pendataan dan
penetapan
b. Penyusunan petunjuk teknis runag lingkup pendataan, pendaftaran,
pemeriksaan, penetapan, dan pengolahan data dan informasi.
c. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak,
wajib retribusi dan pendapatan daerah lainnya
d. Pelaksanaan pengolahan dan informasi baik surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi daerah
(SPTRD), hasil pemeriksaan dari instansi yang terkait.
e. Pelaksanaan proses penetapan pajak daerah,retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya
f. Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan ruang lingkup
bidang pendataan dan penetapan
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
7. Sub Pendataan dan Pendaftaran
Sub Pendataan dan Pendaftaran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan.
Tugas dan Fungsi Sub pendataan dan Pendaftaran, yaitu :
1. Seleksi Pendataan dan Pedaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup Pendataan dan
Pendaftaran
2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Seksi Pendataan dan Pendaftaran
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Pendataan dan
Pendaftaran
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendaftaran
c. Pelaksanaan pendataan objek pajak daerah/retribusi daerah dan
pendataan daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD) dan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD)
d. Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak/ Retribusi Daerah formulis
e. Penyimpanan,pendistribusian,pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak
Daerah/Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat perpajakan
daerah lainnya yang berkaitan dengan Pendaftaran dan pendataan
f. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya
8. Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Pendapatan. Tugas dan
fungsi Seksi Pemeriksaan yaitu :
1. Seksi pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang pendataan dan penetapan lingkup pemeriksaan
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi pemeriksaan penyelenggarakan
fungsi :
a. penyiapan rencana,progran, dan kegiatan seksi pemeriksaan
b. penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksaan / tim
pemeriksa
c. penentausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek
pajak
d. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
e. pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh kepala bidang sesuai
dengan tugas dan fungsi
9. Seksi Penetapan
Seksi penetapan di pimpin oleh kepala seksi, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala bidang pendataan dan penetapan.
Seksi penetapan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
1. Seksi penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
bidang pendataan dan penetapan lingkup penetapan pokok pajak daerah /
pokok retribusi daerah.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, seksi penetapan menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan rencana, program,dan kegiatan seksi penetapan.
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan
c. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah
/ retribusi daerah
d. Penyiapan penertiban, pendistribusian,serta penyimpanan arsip surat
perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan
e. Pelaksanana perhitungan jumlah angsuran pembayaran / penyetoran
atas permohonan wajib pajak
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai
10. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi
Seksi pengelolaan data dan informasi dipimpin oleh kepala seksi, yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pendataan dan
penetapan. Seksi pengelolaaan data dan informasi mempunyai tugas dan fungsi,
yaitu :
1. Seksi pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup
data dan informasi.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, seksi pengelolahan Data dan informasi
Menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data dan informasi
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi
c. Pengumpulan dan pengelolahan data objek pajak daerah / retribusi
daerah
d. Penuangan hasil pengelolaan data dan informasi data ke dalam kartu
data
e. Pengiriman kartu data kepada Seksi penetapan
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala bidang sesuai
dengan dengan tugas dan fungsinya
Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala bidang, yang berada dibawah
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Bagian penagihan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
1. Bidang penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan,
pertimbangan, dan restitusi.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok, bidang penagihan mempunyaitugas dan
fungsi yaitu:
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang penagihan
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi,
penagihan, perhitungan, pertimbangan dan restitusi.
c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, restitusi
daerah dan pendapatan daerah lainnya
d. Pelaksanaan penagihan dan tunggakan pajak daerah, retrubusi
daerah dan pendapatan daerah lainnya
e. Pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindah bukuan atas
pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya
f. Pelaksanaan telaan dan saran pertimbangan terhadap keberatan
wajib pajak atas permohonan wajib pajak.
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
penagihan
h. Pelaksanaan tugas lain yang dberikan oleh kepala dinas sesuai
12. Seksi Pembukuan dan Verifikasi
Seksi pembukuan dan verifikasi dipimpin oleh kepala seksi, yang berada di
bawah ban bertanggung jawab kepada kepala bidang penagihan.
Seksi pembukuan dan verifikasi mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
1. Seksi pembukuan dan verifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas bidang penagihan lingkup pembukuan dan verifikasi.
2. Dalam melakukan tugsa pokok,Seksi pembukuan dan verifikasi
menyelengggarakan fungsi
a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Pembukuan dan
verifikasi
b. Penyusunan bahan pey\tunjuk teknis lingkup pembukuan dan
verifikasi
c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan pengeluaran
benda berharga serta pencatatan uang dari hasil pungutan benda
berharga ke dalam kartu persediaan bena berharga
d. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan dan
tunggakan pajak daerah,retribusi daerah dan pendapatan daerah
lainnya
e. Penyiapan data dan data laporan realisasi penerimaan,pengeluaran dan
sisa persediaan benda barang berharga berkala
f. Penyiapan bahan monitoring,evalasi,dan data pelaporan pelaksanaan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya
13. Seksi Penagihan dan Perhitungan
Seksi Penagihan dan Perhitungan dipimpin oleh Kepala Seksi yang di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan
Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas dan fungsi,yaitu :
1. Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan
tugas Bidang Penagihan dan Perhitungan
2. Dalam melaksanakan tugas Seksi Penagihan dan Perhitungan
menyelenggarakan fungsi, yaitu :
a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan seksi Penagihan dan
Perhitungan
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penagihan dan perhitungan
c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak
daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya
d. Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan
penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang
berkaitan dengan penagihan
e. Penyiapan bahn monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai
14. Seksi Pertimbangan dan Restitusi
Seksi Pertimbangan dan Restitusi dipimpin oleh Kepala seksi,yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan
Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas dan fungsi,yaitu
1. Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan dan restitusi
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pertimbangan dan restitusi
menyelenggarakan fungsi, yaitu :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi Pertimbangan dan
restitusi
b. Penyusutan bahn petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan restitusi
c. Penerimaan permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib
pajak
d. Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / restitusi daerah yang
dapat diberikan restitusi dan atau pemindah bukuan
e. Penyiapan surat keputusan Kepala Dinas tntang pemberian restitusi
dan atau pemindah bukuan
f. Penerimsan surat keberatan dari Wajib Pajak / retribusi
g. Penelitian keberatan keberatan dari wajib pajak/wajib retribusi
h. Pembuatan pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak/ wajib
retribusi
i. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan Kepala Dinas
j. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas-tugas dan fungsinya
15. Bidang Bagi Hasil Pendapatan
Bidang Bagi Hasil Dan Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Bagi Hasil
Pendapatan mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu :
1. Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunya tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan
pajak,penatausahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian
pendapatan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Bagi Hasil Pendapatan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil
Pendapatan
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan
pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundang undangan dan
pengkajian pendapatan
c. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan
pajak. DAU,DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah
d. Pelaksanaan perhitungan dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan
e. Pelaksanaan perhitunagan penerimaan dari dana bagi hasil pajak/
bukan pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak/bukan pajak pusat.
DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah
f. Pelaksanaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan
dan
g. pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan,dan
lain lain pendapatan yang sah
h. Penyiapan bahan mentoring,evaluasi,dan pelaporan lingkup bidang
hasil pendapatan
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya
16. Seksi Bagi Hasil Pajak
Seksi Bagi Hasil Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.
Seksi Bagi Pajak mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu : Hasil Pajak
1. Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyau tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Bagi Hasil Pajak Pendapatan lingkup bagi hasil pajak
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Bagi Hasil Pajak
enyelenggarakan fungsi, yaitu :
a. Persiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Pajak
c. Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) / Daftar Himpunan
Ketetapan Pajak (DHKP),Pajak Bumi dan Bangunan
d. Pelaksanaan penagihan Pajak Bumu dan Bangunan
e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya,
membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
Pajak Bumi dan Bangunan kepada wajib pajak, penerimaan kembali
hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan
PBB
f. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya
17. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang bagi Hasil Pendapatan
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu :
1. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan Pajak
2. Dalam melaksanakan tugas pokok seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana ,program,dan Kegiatan Seksi Bagi Hasil Bukan
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup hasil bukan pajak
c. Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak
provimsi , dana bagi hasil bukan pajak pusat, DAUK, DAU, dan
lain-lain bukan pendapatan yang sah
d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikana oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya
18. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
Seksi Penatausahan Bagi Hasil dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan
Seksi Penatausahan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu :
1. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup penataud]=sahan
bagi hasil
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Penatausahaan Bagi
Hasil
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkungan penatausahaan bagi
c. Pelaksanaan penatusahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan
Bangunan
d. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU,
DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah
e. Penyiapan bahan monitorin,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
19. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan dipimpin
oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Bagi Hasil Pendapatan. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan
Pengkajian Pendapatan mempunyai tugas pokok dan fungsi,yaitu :
1. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil
Pendapatan lingkup peraturan perundang-undangan dan kajian pendapatan
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Peraturan Perundang-Undangan
dan Pengkajian Pendapatan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Peraturan
Perundang-Undangan
b. Penyusunan bahan petunjuk tekn is lingkup peraturan
Perundang-Undangan dan pengkajian pendapatan
c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait
atas penerimaan pendapatan dan perimbangan,dan lain-lain
pendapatan yang sah.
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
perundang-undangan di bidang dana perimbangan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
20. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok dan
fungsi, yaitu:
1. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak,
retribusi dan pendapatan lain-lain
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pendapatan
Daerah Menyelenggarakan fungsi
a. Penyusunan rencna,program,dan kegiatan Bidang Pengembangan
Pendapatan daerah
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan
pajak,retribusi dan pendapatan lain-lain.
c. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah,retribusi daerah dn
pendapatan lainnya.
e. Pelaksanaan monitoring,evaluasi,dan pelaporan lingkup bidang
pengembangan pendapatan daerah.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
21. Seksi Pengembangan Pajak
Seksi Pengembangan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pengembangan Pendapatan Daerah.
Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas dan Fungsi, yaitu :
1. Seksi Pengembangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup pengembangan
pajak
2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Seksi Pengembangan Pajak
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegitan Seksi Pengembangan Pajak
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan potensi pendapatan daerah
dibidang pajak daerah
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak
e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan dan
tug
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugas dan fungsinya
Seksi Pengembangan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada
dibawah tanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Pendapat Daerah.
Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas dan fungsi:
1. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup
pengembangan retribusi
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pengembangan Retribusi
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Pengembangan
Retribusi
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan
daerah di bidang retribusi daerah
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi
daerah
e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan
tugas
f. Pengkajian tugas lain yaitu bahan dan data pengkajian pengembangan
potensi retribusi daerah
g. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan
tugas
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
23. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain
Seksi Pengembangan Pendapatan lain-lain dipimpin oleh Kepala Seksi,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pengembangan Pendapatan Daerah. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain
memiliki tugas pokok dan fungsi :
1. Seksi Pengembangan Pendapatan lain lain memiliki tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan lain-lain
2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pengembangan Pendapatan
lain-lain menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pendapatan
lain-lain
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkuo pengembangan lain-lain
c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan
daerah dibidang pendapatan lai-lain
d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi
pendapatan lain-lain
e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan
tugas
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai
dengan tugas dan fungsinya
24. Unit Pelaksana Teknis
Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis
25. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas sesuai keahlian dan kebutuhan. Adapun peraturan yang berlaku
, yaitu
1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
diatur dan ditetapkan berdasarkan peratutan perundang-undangan
2. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional,dipimpin oleh Tenaga Fungsional
Senior yang ditunjuk
3. Jumlah tenaga kerja fungsional,ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja
4. Jenis dan jenjang jabatan diatur berdassarkan peraturan
perundang-undangan
D. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan
Sebagai gambaran umum mengenai pegawai yang ada pada Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.1
Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun 2011
NO Bagian/ Subdis/ Bendahara/ Swakelola Jumlah 1 Kepala Dinas 1 Orang
2 Sekretariat 1 Orang
4 Bidang Penagihan 52 Orang
5 Bidang Bagi Hasil Pendapatan 90 Orang
6 Bidang Pengembangan Pendapatan daerah 30 Orang
7 Unit Pelaksana Teknis (UTS) 57 Orang
8 Kelompok Jabatan Fungsiaonal 81 Orang
Jumlah PNS / Honorer 400 Orang
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan
E. Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan golongan Tabel 1.2
No Golongan Jumlah
1 IV/b 1 Orang
2 IV/a 7 Orang
3 III/d 38 Orang
4 III/c 42 Orang
5 III/b 102 Orang
6 III/a 97 Orang
7 II/d 9 Orang
8 II/c 12 Orang
9 II/b 34 orang
10 II/a 7 Orang
Jumlah Keseluruhan 353 Orang
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan Keterangan :
Pegawai Negeri Sipil : 353 Orang
Pegawai Honor : 48 Orang
Pegawai Outsourcing : 31 Orang
BAB III
KAJIAN TEORITIS TENTANG PAJAK RESTORAN DAN DATA PENERIMAAN PAJAK RESTORAN KOTA MEDAN
A. Ketentuan Umum Definisi Pajak Restoran
a. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada
Negara yang terutang oleh orang pribadi dan badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
b. Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH, Pajak adalah iuran kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
c. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah,
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
d. Berdasarkan Perda Kota Medan No. 5 tahun 2011, Pajak Restoran adalah
pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah
fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran,
yang mencakupjuga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan
sejenisnyatermasuk jasa boga/katering.
Dasar hukum pemungutan pajak restoran pada suatu kabupaten atau kota adalah
sebagaimana di bawah ini :
1. Undang – Undang No.34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang – Undang No.18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retibusi Daerah.
2. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah.
3. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.170 Tahun 1997 tentang Sistem
dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
Penerimaan Pendapatan lain-lain.
4. Peraturan Daerah No.12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan.
5. Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
6. Keputusan Bupati/walikota yang mengatur tentang Pajak Restoran
sebagai aturan pelaksanaan perturan daerah tentang Pajak Restoran pada
Kabupaten/kota dimaksud.
7. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan
B. Objek dan Subjek Pajak Restoran
Berdasarkan Perda Kota Medan No. 5 tahun 2011 adapun yang menjadi objek dan
subjek Pajak Restoran yakni meliputi:
a. Objek Pajak Restoran
Objek Pajak Restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran di restoran termasuk rumah makan, kafetaria, kantin,
warung,bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering dan meliputi
pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh
pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.
Dikecualikan dari objek Pajak Restoran adalah :
1) Pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai omzet
penjualannya tidak melebihi Rp 9.000.000 setiap bulan
2) Penjualan makanan dan atau minuman ditempat yang disertai
dengan fasilitas penyantapan di hotel.
b. Subjek Pajak
1) Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang
membeli makanan dan/atau minuman dari restoran
2) Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang
mengusahakan restoran.
C. Cara Penghitungan Pajak Restoran
Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
Secara umum perhitungan Pajak Restoran adalah sebagai berikut:
Misalnya dasar pengenaan pajaknya sebesar Rp. 2.000.000,00 dikalikan dengan
tarif pajak restoran sebesar 10 %.
Besar pajak = Rp. 2.000.000,00 x 10 %
= Rp. 200.000,00
Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan tahun kalender.
Pajak Restoran yang terutang di pungut dalam Daerah.
Pajak terutang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat pembayaran
dan/atau yang seharusnya dibayarkan oleh Wajib Pajak.
Setiap wajib pajak wajib menerima, mengisi dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). SPTPD tersebut harus diisi dengan jelas,
benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib pajak dan kuasanya. Kemudian
harus disampaikan kepada Dipenda selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
setelah berakhirnya masa pajak.
D. Prosedur Pemungutan Pajak Restoran
Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan
sendiri dibayar dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB dan/atau SKPDKBT.
Pajak yang terutang dibayar ke Kas Daerah melalui Bank atau tempat pembayaran Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak
= Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran yang Dilakukan kepada
lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Daerah dapat menerbitkan :
a. SKPDKB dalam hal:
1) jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau kekurangan lain pajak yang
terutang tidak atau kurang bayar
2) jika SPTPD tidak disampaikan kepada walikota dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari dan setelah di tegur secara tertulis tidak disampaikan pada
waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran
3) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang
dihitung secara jabatan.
b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum
terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terhutang.
c. SKPDN jika jumlah pajak yang terhutang sama besarnya dengan jumlah
kredit pajak atau pajak tidak terhutang dan tidak ada kredit pajak.
Jumlah kekurangan pajak yang terhutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi
administratif berupa bunga 2% (duapersen) setiap bulan dihitung dari pajak yang
kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak. Jumlah kekurangan pajak
yang terhutang dalam SKPDKBT dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan
sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut. Jika wajib
pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan tidak
E. Tata Cara Pembayaran Pajak Restoran
Pajak Restoran terutang dilunasi dalam jangka waktu ditentukan dalam
peraturan daerah. Penentuan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran
pajak ditetapkan oleh Walikota. Pembayaran pajak Restoran yang terutang
dilakukan ke kas daerah, bank, atau tempat lain yang telah ditunjuk oleh Walikota
sesuai waktu yang ditentukan. Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP). Pembayaran harus dilakukan sekaligus atau lunas.
Kepada wajib pajak yang melakukan pembayaran pajak diberikan tanda bukti
pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan. Hal ini harus dilakukan oleh
petugas tempat pembayaran pajak untuk tertib administrasi dan pengawasan
penerimaan pajak. Dengan demikian, pembayaran pajak akan mudah terpantau
oleh petugas Dinas Pendapatan Daerah.
Dalam keadaaan tertentu Walikota atau pejabat yang dapat memberikan
persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur pembayaran hiburan yang
terutang dalam kurun waktu tertentu setelah memenuhi persyaratan yang
ditentukan. Selain persetujuan untuk mengangsur pembayaran pajak, walikota
atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak
untuk menunda pembayaran pajak terutang dalam kurun waktu tertentu dan
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
F. Penagihan dan Sanksi 1. Penagihan
Surat Teguran atau surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai
tempo pembayaran. Dalam jangka 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau
Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis wajib pajak harus melunasi pajak
yang terutang.
Surat Teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis dikeluarkan
oleh pejabat. Apabila jumlah pajak yang massih harus dibayar tidak dilunasi
dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam surat Teguran atau surat
peringatan atau surat paksa lain yang sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar
tagih dengan surat paksa. Setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal
surat Teguran atau surat Peringatan atau surat lain yang sejenis disampaikan,
pejabat menerbitkan surat paksa.apabila yang harus dibayar tidak dilunasi dalam
jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggall pemberitahuan surat paksa,
walikota/bupati segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang
pajaknya, setelah lewat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah
Melaksanaan Penyitaan, pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal
pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.
Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal ,jam dan tempat
pelaksanaan lelang, juru sita memberitahukan dengan segera tertulis kepada wajib
pajak. Bentuk, jenis, dan isi formulir yang yang dipergunakan untuk pelaksanaan
penagihan pajak daerah ditetapkan oleh walikota/bupati.
2. Sanksi
1.Wajib Pajak yang karena kealpaan tidak menyampaikan SPTPD atau
keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah
dapat Di pidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan
denda atau denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak yang
terutang,
2. Wajib Pajakkarena kealpaan tidak menyampaikan SPTPD atau
mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan
keterangan yang tidak benar sehingga menimbulkan kerugian keuangan
daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua)
tahun dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang
terutang.
G. Mekanisme Pemungutan Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Kota Medan
Pemungutan Pajak restoran adalah suatu rangkaian mulai dari
penghimpunan data objek pajak retoran dan subjek pajak restoran ,dengan
penentuan besarnya pajak restoran yang terutang sampai kegiatan menerima
pembayaran pajak retoran tersebut dari wajib pajak.
Untuk itu wajib pajak terlebihdahulu melaporkan jenis usahanya kepada
dinas pendapatan daerah dengan mekanisme sebagai berikut :
1. Pengukuhan Wajib Pajak
Wajib Pajak Restoran wajib mendaftarkan usahanya kepada dinas
pendataan daerah Kota Medan dalam jangka waktu tertentu selambat-lambatnya