TUGAS AKHIR
PROSES PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH PADA DINAS PENDAPATAN
KOTA MEDAN
OLEH:
TUTI EGA NOVARIS HASIBUAN 122103108
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir yang berjudul “Proses Pemungutan Pajak Air Tanah Pada Dinas
Pendapatan Kota Medan“. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu persyaratan mutlak untuk kelulusan pendidikan Diploma III Program
Studi Kesekretariatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam melaksanakan proses penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini,
penulis tidak terlepas dari banyaknya hambatan-hambatan serta kesulitan dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Hal ini pun dapat terwujud dari banyaknya
bantuan dan dukungan. Selanjutnya penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
banyak memberi bantuan dan dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini, kepada :
1. Bapak Prof. Subhilhar, ph.D, selaku Plt Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, selaku Ketua Program
Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
4. Ibu Magdalena L.L.Sibarani, SE, MSi selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, MSi selaku Dosen Pembimbing penulis yang dengan
sabar membimbing, memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program
Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
dan pembelajaran. Terimakasih untuk seluruh ilmu yang diberikan kepada
penulis.
7. Bapak Pimpinan, Staf dan Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan yang telah
memberikan izin penelitian, perolehan data dan informasi kepada penulis
selama melaksanakan magang sampai dengan penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Kepada kedua Orangtua penulis G.Hasibuan dan R.Simanjuntak atas doa dan
dukungannya serta bantuan materil yang diberikan kepada penulis. kiranya
Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan AnugerahNya. Begitu juga dengan
Abang, kakak dan adik penulis Satjan Hasibuan, Efa Hasibuan dan Ertin
Hasibuan terimakasih untuk dukungan dan bantuannya.
9. Seluruh teman-teman khususnya stambuk 2012 yang dimana merupakan
teman seperjuangan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Program
Studi Kesekretariatan Universitas Sumatera Utara. Semoga kita semua sukses
dan dapat meraih cita-cita yang ingin dicapai.
10. Kepada Dr. Irma Siregar dan Abang Jhon Martua Silitonga terimakasih atas
dukungannya kepada penulis dan yang selalu memberikan semangat. Dan juga
kepada keluarga yang di Medan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu
namanya terimakasih untuk doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih belum sempurna
dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
penulis. Akhir kata penulis berharap Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membaca.
Medan, Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penelitian ... 5
F. Sistematika Pembahasan ... 6
BAB II PROFIL INSTANSI ... 7
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan ... 7
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 8
C. Job Description Dinas Pendapatan Kota Medan ... 10
D. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 22
E. Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan ... 22
F. Kantor/Instansi yang Terkait dengan Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Tanah ... 23
BAB III PEMBAHASAN ... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
B. Uraian Teoritis Perpajakan ... 24
C. Ketentuan Umum dan Dasar Hukum Pajak Air Tanah ... 26
D. Subjek dan Objek Pajak Air Tanah ... 30
E. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Air Tanah ... 31
F. Tata Cara Pemungutan dan Perhitungan Pajak Air Tanah ... 31
G. Pendaftaran dan Penilaian Pajak Air Tanah ... 34
H. Hak-Hak Wajib Pajak Air Tanah ... 35
I. Potensi Pajak Air Tanah ... 38
J. Target dan Realisasi Pajak Air Tanah ... 39
K. Kendala dan Upaya Peningkatan Pajak Air Tanah ... 40
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
A. Kesimpulan ... 42
B. Saran ... 43
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan ... 5 2. Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota
Medan ... 22 3. Tabel 3.1 Data Jumlah Wajib Pajak Air Tanah ... 38 4. Tabel 3.2 Target dan Realisasi Pajak Air Tanah Kota
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk
memajukan negara yang dipimpinnya. Salah satu indikator kemajuan suatu negara
dapat dilihat dari pembangunan nasional yang berjalan secara berkesinambungan,
pembangunan yang diharapkan agar membawa dampak bagi meningkatnya taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena kesejahteraan merupakan hak semua warga negara maka
pemerintah harus menciptakan kesinambungan pembangunan yang berdampak
bagi kesejahteraan masyarakat, baik dari segi material dan spritual. Berjalannya
pembangunan di Indonesia tidak lepas dari masalah pembiayaan. Pembangunan
harus ditunjang oleh anggaran yang digunakan Negara setiap tahunnya.
Supramono (2015:1) menjelaskan Negara Indonesia harus memiliki sikap
mandiri dalam memajukan pembangunan nasional yang berdampak baik untuk
menciptakan perubahan di Indonesia. Salah satu wujud dari kemandirian bangsa
dalam pembiayaan pembangunan adalah dengan menggali sumber daya yang
bersumber dari dalam negeri, salah satunya adalah pajak. Peranan pajak dalam
penerimaan negara semakin besar dari tahun ketahun .
Pajak merupakan salah satu sektor penerimaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) terbesar setelah penerimaan dari sektor Migas. Dimana
Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dimana rencana pendapatan negara dari sektor pajak inilah yang
digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan baik didaerah maupun di
pusat. Sistem otonomi daerah yang berlaku saat ini menuntut Pemerintah Daerah
untuk lebih aktif berperan serta dalam pembangunan daerah itu sendiri, sebab
daerah otonomi mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Oleh karena itu, dalam pembangunan daerah ini diperlukan biaya yang
berasal dari penerimaan daerah tersebut. Salah satu penerimaan daerah adalah
sektor Pajak Daerah yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 34 tahun 2000 sebagai perubahan atas Undang-Undang nomor 18 tahun
1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Namun Undang-Undang
tersebut tidak berlaku lagi karena telah diterbitkannya Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Salah
satu Pajak Daerah yang kontribusinya cukup besar sebagai Pendapatan Asli
Daerah (PAD) adalah Pajak Air Tanah.
Seperti diketahui pembangunan menjadi sangat terhambat, akibat
penerimaan Pajak Air Tanah Dinas Pendapatan kota Medan yang belum terealisasi
dengan baik. Hal ini terbukti dengan presentase realisasi target penerimaan Pajak
Air Tanah pada tahun anggaran 2012 mengalami penurunan. Penerimaan pada
tahun 2011 yaitu 108,39 % (seratus delapan koma tiga puluh sembilan persen)
sedangkan pada tahun 2012 104,51 % (seratus empat koma lima puluh satu
persen). Penurunan ini disebabkan kurang efektifnya sistem pemungutan Pajak Air
Tanah Dinas Pendapatan Kota Medan. Kurang efektifnya karena sistem
pemungutan Pajak Air Tanah belum mendapatkan perhatian yang lebih dari
pemerintah maupun Wajib Pajak.
Sedangkan potensi objek Pajak Air Tanah yang dimiliki Kota Medan
sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat
dari pencapaian target pengelola Pajak Air Tanah oleh Dinas Pendapatan kota
Salah satu cara bagi Dinas Pendapatan Kota Medan untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah melalui peningkatan penerimaan dari Pajak
Air Tanah Dinas Pendapatan kota Medan. Peningkatan penerimaan Pajak Air
Tanah dapat dilakukan dari segi pemungutan maupun meningkatkan kesadaran
Wajib Pajak untuk membayar pajak yang terutang.
Dalam prakteknya, hampir semua sistem perpajakan menghadapi masalah
perlawanan pajak dalam kaitannya dengan pembayar pajak yang tidak sepenuhnya
mentaati persyaratan hukum sehubungan dengan berapa banyak pajak yang harus
dibayar. Perlawanan pajak oleh wajib pajak dapat berupa perlawanan pasif atau
yang sering disebut kelalaian maupun perlawanan aktif yang sering disebut
sebagai penggelapan.
Perlawanan pasif merupakan perlawanan dalam bentuk hambatan yang
mempersulit pemungutan pajak di mana hambatan ini bukan merupakan inisiatif
dari Wajib Pajak tetapi mungkin juga akibat dari kondisi ekonomi. Perlawanan
pasif, seringkali disebabkan karena perkembangan intelektual dan moral
masyarakat, system perpajakan yang sulit dipahami masyarakat dan system
kontrol tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
Perlawanan aktif merupakan perlawanan yang dapat dilihat secara nyata,
yaitu dalam bentuk perbuatan secara langsung yang ditujukan kepada aparat pajak
dengan tujuan untuk mengurangi pajak.perlawanan pajak aktif dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu perlawanan aktif dengan cara tertentu tanpa melanggar
Undang-Undang Perpajakan yang berlaku yang biasa disebut tax avoidance dan
perlawanan aktif dengan melanggar Undang-Undang Perpajakan yang biasa
disebut sebagi tax evasion.
Berdasarkan uraian tersebut, dibahas dengan judul : “Proses Pemungutan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah
tugas akhir ini adalah membahas “ Bagaimana proses pemungutan Pajak Air
Tanah yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan kota Medan? ”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dibahas adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pemungutan Pajak Air Tanah yang
dilakukan oleh Dinas Pendapatan kota Medan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi penulis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang perpajakan
b. Mengetahui bagaimana proses pemungutan Pajak Air Tanah
c. Sebagai sarana menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama
perkuliahan
2. Bagi Dinas Pendapatan kota Medan
a. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan
yang lebih baik dimasa yang akan datang
b. Dapat dipakai sebagai salah satu cara dalam melakukan
penyempurnaan dalam pelaksanaan proses pemungutan Pajak Air
Tanah pada Dinas Pendapatan kota Medan
c. Dapat memberikan ide-ide baru sebagai bahan masukan bagi
pelaksanaan pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan kota
Medan
3. Bagi peneliti yang akan datang
a. Dapat dijadikan ilmu pengetahuan, menambah informasi dan wawasan
b. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti yang akan melakukan
penelitian dengan konsep yang sama.
c. Dapat digunakan untuk menambah informasi mengenai sistem
perpajakan khususnya bidang Pajak Air Tanah
E. Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai dari
pengajuan judul, persiapan melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan
untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan Tugas Akhir, serta
penyempurnaan Tugas Akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1
[image:13.595.143.482.355.584.2]berikut ini :
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
KEGIATAN
MINGGU
I II III IV V VI VII VIII
A. Penyusunan
Draft Tugas Akhir
B. Pelaksanaan
Pengumpulan data
C. Pelaporan
Bimbingan Tugas
Akhir
Sumber : Penulis (2015) Keterangan :
Pada tahap penyusunan draft Tugas Akhir, dimulai dari pencarian buku-buku
referensi / bahan masukan mengenai perpajakan. Kemudian pada tahap
pengumpulan data dapat dilakukan atau diperoleh dari Dinas Pendapatan kota
Medan. Setelah mendapatkan semua informasi maka dilakukan proses bimbingan
F. Sistematika Pembahasan
Tugas Akhir ini dibagi atas empat bab dan setiap bab nya dibagi atas sub
bab antara lain :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini menguraikan tentang latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
sistematika penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : PROFIL INSTANSI
Pada Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat Dinas
Pendapatan kota Medan, struktur organisasi, job description,
visi dan misi Dinas Pendapatan kota Medan dan gambaran
jumlah pegawai Dinas Pendapatan kota Medan.
BAB III : PEMBAHASAN
Pada Bab ini berisi uraian teoritis yang berhubungan dengan
judul Tugas Akhir. Adapun pembahasan yang diuraikan
mengenai tempat dan waktu penelitian dan juga
pembahasan mengenai proses pemungutan Pajak Air Tanah
pada Dinas Pendapatan kota Medan.
BAB IV :KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan bab-bab
sebelumnya dan juga beberapa saran bagi kemajuan Dinas
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan
Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu sub bagian pada
bagian keuangan yang mengelola bidang penerimaan dan pendapatan daerah. Pada
sub bagian ini belum terdapat sub seksi, karena pada saat itu wajib pajak / wajib
retribusi yang berdomisili di daerah kota Medan belum begitu banyak.
Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk di kota Medan melalui Peraturan Daerah sub bagian keuangan tersebut
di ubah menjadi bagian IX / Pendapatan. Pada Bagian IX / Pendapatan dibentuklah
beberapa seksi yang mengelola Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah yang
merupakan para Wajib Pajak / Wajib Retribusi Daerah Kota Medan.
Sehubungan dengan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD/7/12/41
- 10 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah diseluruh
Indonesia, maka Pemerintah Daerah kota Medan berdasarkan PERDA Nomor 12
tahun 1987, menyesuaikan atau membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan
Daerah yang baru ini dibentuklah seksi-seksi Administrasi Dinas Pendapatan
Daerah.
Bagian Tata Usaha terdiri dari tiga Kepala Sub Bagian. Peningkatan
penerimaan pendapatan daerah melalui Sub Sektor Perpajakan, Retribusi Daerah,
Pendapatan Daerah lainnya serta peningkatan pemungutan Pajak Parkir yang
merupakan kontribusi yang cukup penting bagi Pemerintah Daerah. Meningkatnya
Pendapatan Daerah hendaknya tidak harus ditempuh dengan cara menaikkan tarif
saja, tetapi yang lebih penting dengan memperbaiki atau menyempurnakan
administarsi, sistem dan prosedur serta organisasi dari Dinas Pendapatan Daerah
yang ada sekarang.
Namun kondisi saat ini dirasakan tuntutan untuk perlunya meninjau
kembali dan penyempurnaan Manual Pendapatan daerah (MAPATDA) dimaksud
seiring dengan tuntutan gerak pembangunan yang sedang berjalan terutama dari
fungsional dan disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah yang paling akhir
dibidang Perpajakan, maka penyempurnaan telah dilaksanakan secara
sungguh-sungguh sehingga berhasil disusun Manual Pendapatan daerah (MAPATDA).
Adapun penyempurnaan dimaksudkan dituangkan di dalam :
1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988 tanggal 26 Mei
1988, tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan Pendapatan
Daerah lainnya serta pemungutan Pajak Parkir diseluruh Indonesia.
2. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tanggal 26 Mei 1988, tentang
pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor973/442 Tahun 1988.
3. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1988, tentang pelaksanaan
organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan kota Medan.
Penyempurnaan sistem dan prosedur perpajakan dan Organisasi
Pendapatan kota Medan atau Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA) yang
dilaksanakan bertahap dan penyempurnaan ini merupakan berdasarkan Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 061/1867/PUOD, tanggal 2 Mei 1988,
Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara Nomor
188.342.20/1991, tanggal 11 Maret 1991, yang terakhir diubah dengan Surat
Keputusan Walikota Medan Nomor 188.342/790/SK/1991, tentang pelaksanaan
PERDA Nomor 16 tahun 1991 tentang susunan organisasi dan tata cara kerja
Dinas Pendapatan kota Medan.
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan
Untuk memperlancar dan mengatur kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan
aktifitasnya, Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan telah membuat struktur
organisasi. Struktur organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan
yang efektif yakni terciptanya garis koordinasi yang baik serta adanya hubungan
yang baik antara pimpinan dengan bawahan.
Untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada pada Dinas Pendapatan Kota
Medan dan untuk pencapaian tujuan maka diadakan pembagian tugas dan fungsi
pembagian tugas yang dituangkan dalam struktur organisasi akan memberikan
penjelasan tentang batas-batas wewenang dan tanggung jawab.
Adapun struktur organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Penyusunan Program
3. Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari :
a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran
b. Seksi pemeriksaan
c. Seksi Penetapan
d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
4. Bidang Penagihan terdiri dari :
a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi
b. Seksi Penagihan dan Perhitungan
c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi
5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari :
a. Seksi Bagi Hasil Pajak
b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil
d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari :
a. Seksi Pengembangan Pajak
b. Seksi Pengembangan Retribusi
c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain
7. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan
Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan Keputusan
Walikota Medan Nomor 1 tahun 2010, pasal 2 tentang Rincian Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan. Dalam Peraturan Walikota, yang dimaksud
yaitu :
1. Daerah adalah Kota Medan
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan
3. Walikota adalah Walikota Medan
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Medan
5. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kota Medan
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unsur pelaksana teknis pada Dinas yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
8. Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang
tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai
kebutuhan daerah.
Adapun tugas pokok dari Kepala Dinas dan masing-masing seksi pada
Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Dinas
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bartanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan.
Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas menyelenggarakan fungsi :
1.1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan
1.2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pendapatan
1.4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum,
keuangan dan penyusunan program.
Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
2.1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan
2.2. Pengkoodinasian penyusunan perencanaan program Dinas
2.3. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan
Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan
kerumahtanggaan Dinas
2.4. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi dan ketatalaksanaan
2.5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas.
2.6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
2.7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan
2.8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Bagian Sekretariat terdiri dari beberapa sub dan tugas-tugas pokok, yaitu :
a. Sub Bagian Umum, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum
3. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas,
penataan kearsipan, perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas.
4. Pengelolaan administrasi kepegawaian
5. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugas dan
fungsinya
b. Sub Bagian Keuangan, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan
3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi keuangan kegiatan
penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan verifikasi
4. Penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan
5. Penyusunan laporan keuangan Dinas
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya
c. Sub Bagian Penyusunan Program, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian
Penyusunan Program
2. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan
rencana dan program Dinas
3. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas
4. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan dan pengendalian
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya
Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Dinas lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan penetapan dan
pengolahan data dan informasi.
Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pendataan dan Penetapan
menyelenggarakan fungsi :
3.1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pendataan dan
Penetapan
3.2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan
penetapan dan pengolahan data dan informasi
3.3. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak, wajib
retribusi dan pendataan daerah lainnya
3.4. Pelaksanaan pengolahan dan informasi baik dari Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD), hasil
pemeriksaan dan informasi dari instansi yang terkait
3.5. Pelaksanaan proses penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya
3.6. Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak
dan Wajib Retribusi
3.7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pendataan
dan penetapan
3.8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Bidang pendataan dan Penetapan terdiri dari beberapa seksi dan tugas-tugas
pokok, yaitu :
a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pendataan
dan Pendaftaran
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan
Pelaksanaan pendataan objek pajak daerah / retribusi daerah dan pendapatan
daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Surat
Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD)
3. Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak / retribusi daerah
melalui formulir pendaftaran
4. Penyimpanan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak Daerah / Wajib Retribusi Daerah serta
penyimpanan surat perpajakan daerah lainnya yang berkaitan
dengan pendaftaran dan pendataan
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
b. Seksi Pemeriksaan, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi
Pemeriksaan
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan
3. Penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa /
tim pemeriksa
4. Penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan
subjek pajak
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
c. Seksi Penetapan, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Penetapan
3. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok
pajak daerah / pokok retribusi daerah
4. Penyiapan penerbitan, pendistribusian, serta penyimpanan
arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang
berkaitan dengan penetapan
5. Pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pembayaran /
penyetoran atas permohonan wajib pajak
6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Data dan
Informasi
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan
informasi
3. Pengumpulan dan pengolahan data objek pajak daerah /
retribusi daerah
4. Penuangan hasil pengolahan data dan informasi data ke dalam
kartu data
5. Pengiriman kartu data kepada Seksi Penetapan
6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
4. Bidang Penagihan
Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan
pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pembukuan, verifikasi,
penagihan, perhitungan, pertimbangan dan restitusi.
Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Penagihan menyelenggarakan fungsi :
4.1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Penagihan
4.2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan,
perhitungan, pertimbangan dan restitusi
4.3. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah
dan pendapatan daerah lainnya
4.4. Pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya
4.5. Pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan atas pajak
daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya
4.6. Pelaksanaan telaahan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib
pajak atas permohonan wajib pajak
4.7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang penagihan
4.8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Bidang Penagihan terdiri dari beberapa seksi dan tugas-tugas pokok, yaitu :
a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pembukuan
dan Verifikasi
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembukuan dan
verifikasi
3. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi tentang penetapan
dan penerimaan pajak daerah retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya
4. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan
pengeluaran benda berharga serta pencatatan uang dari hasil
pungutan benda berharga ke dalam kartu persediaan benda
5. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi
penerimaan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya
6. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi
penerimaan, pengeluaran dan sisa persediaan benda berharga
secara berkala
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
b. Seksi Penagihan dan Perhitungan, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Penagihan
dan Perhitungan
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penagihan dan
perhitungan
3. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan penagihan atas
tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan
daerah lainnya
4. Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian
dan penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi
daerah yang berkaitan dengan penagihan
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pertimbangan
dan restitusi
3. Penerimaan permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari
wajib pajak
4. Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / retribusi
daerah yang dapat diberikan restitusi dan atau
pemindahbukuan
5. Penyiapan surat keputusan kepala dinas tentang pemberian
restitusi dan atau pemindahbukuan
6. Penerimaan surat keberatan dari wajib pajak / retribusi
7. Penelitian keberatan wajib pajak / wajib retribusi
8. Pembuatan pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak /
wajib retribusi
9. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan
kepala dinas tentang persetujuan atau penolakan atas
keberatan
10. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan
Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Bagi Hasil
Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup
bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan bagi hasil dan
perundang-undangan dan pengkajian pendapatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Bagi Hasil Pendapatan
menyelenggarakan fungsi :
5.2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan
pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian
pendapatan
5.3. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak,
DAU, DAK dan lain-lain pendapatan yang syah
5.4. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan
bukan pajak, DAU, DAK dan lain-lain pendapatan yang syah
5.5. Pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak / bukan
pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak / bukan pajak pusat, DAU, DAK dan
lain-lain pendapatan yang syah
5.6. Pelaksanaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan
pengkajian hasil pendapatan daerah di bidang dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan yang syah
5.7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang bagi
hasil pendapatan
5.8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Bidang Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari beberapa seksi dan tugas-tugas pokok,
yaitu :
a. Seksi Bagi Hasil Pajak, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Bagi Hasil
Pajak
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak
3. Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak
Terhutang (SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak
(DHPP) / Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP), Pajak
Bumi dan Bangunan
4. Pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan
5. Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak
Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan Bangunan kepada
wajib pajak, penerimaan kembali hasil pengisian SPOP dan
mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan PBB
6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Bagi Hasil
Bukan Pajak
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hail bukan
pajak
3. Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil
pajak provinsi, dana bagi hasil bukan pajak pusat, DAU,
DAK dan lain-lain pendapatan yang syah
4. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil, menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi
Penatausahaan Bagi Hasil
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penatausahaan
bagi hasil
3. Pelaksanaan penatausahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi
dan Bangunan
4. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak,
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan,
menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Peraturan
Perundang-Undangan
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup peraturan
perundang-undangan dan pengkajian pendapatan
3. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit
terkait tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan
pengkajian atas penerimaan pendapatan dana perimbangan dan
lain-lain pendapatan yang syah
4. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan dibidang dana perimbangan
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang
Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan
lain-lain.
Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah
menyelenggarakan fungsi :
6.1.Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang
6.2.Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan
pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain
6.3.Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah
dan pendapatan lainnya
6.4.Penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah
6.5.Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup
bidang pengembangan pendapatan daerah
6.6.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari beberapa seksi
dan tugas-tugas pokok, yaitu :
a. Seksi Pengembangan Pajak, menyelenggarakan
fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi
Pengembangan Pajak
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembanagn
pajak
3. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi
pendapatan daerah di bidang pajak daerah
4. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi
pajak daerah
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
b. Seksi Pengembangan Retribusi, menyelenggarakan
fungsi :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan
retribusi
3. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi
pendapatan daerah di bidang retribusi daerah
4. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi
retribusi daerah
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi
Pengembangan Pendapatan Lain-Lain
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan
pendapatan lain-lain
3. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi
pendapatan daerah di bidang pendapatan lain-lain
4. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi
pendapatan lain-lain
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
7. Unit Pelaksana Teknis
Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis
ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
Adapun peraturan yang berlaku yaitu :
8.1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
8.2. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional
Senior yang ditunjuk
8.3. Jumlah tenaga kerja Fungsional, ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja
8.4. Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan
D. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Medan
Visi Dinas Pendapatan Kota Medan yaitu “Terwujudnya Pendapatan Daerah
sebagai Andalan Pembiayaan Pembangunan Daerah”.
Sedangkan Misi Dinas Pendapatan Kota Medan adalah :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap sumber dan pengelola Pendapatan
Daerah
2. Meningkatkan sarana dan prasarana Dinas.
3. Intensifikasi dan Ekstensifikasi subjek dan objek Pendapatan Daerah
4. Meningkatkan penegakan hukum
[image:32.595.120.507.686.751.2]E. Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan
NO Bagian/Subdinas/Bendahara/Bidang Jumlah
1 Kepala Dinas 1 Orang
Sekretaris 1 Orang
Bendahara Penerimaan/Pengeluaran 20 Orang
Penyimpanan Barang dan Pengurusan Barang 18 Orang
2 Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah 27 Orang
3 Bidang Penagihan 48 Orang
4 Bidang Pendataan dan Penetapan (DATAP) 82 Orang
5 Bidang Bagi Hasil Pendapatan (BHP) 79 Orang
6 Unit Pelaksana Teknis 57 Orang
Jumlah keseluruhan 360 Orang
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan (2015)
F. Kantor/Instansi Yang Terkait Dengan Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Tanah
1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sebagai instansi yang mengeluarkan
izin untuk melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
2. Bank Persepsi tempat penyetoran Pajak Air Tanah Terutang yang telah
ditunjuk oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang berwenang.
3. Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan sebagai tempat dasar Pajak Air
BAB III PEMBAHASAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan Waktu penelitian dilaksanakan pada Bagian Pengembangan
Pendapatan Daerah Dinas Pendapatan Kota Medan dan dilaksanakan mulai
tanggal 25 Februari sampai dengan 07 April 2015.
B. Uraian Teoritis Perpajakan 1. Pengertian Pajak
Sebelum membahas mengenai Pajak Air Tanah, maka terlebih dahulu
dijelaskan pengertian dari pajak. Adapun defenisi pajak menurut para ahli adalah
sebagai berikut :
1. Menurut Soemitro (2010), Pajak adalah iuran kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
2. Menurut Adriani (2011), Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib pajak membayarnya
menurut peraturan-paraturan umum (undang-undang) dengan tidak
mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Pengertian pajak menurut UU No. 16 tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga
atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
2. Fungsi Pajak dan Pengelompokkan Pajak
Menurut Resmi (2005:2), terdapat dua fungsi pajak, yaitu budgetair (sumber
keuangan negara) dan fungsi regulerend (mengatur)
1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan pmerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin
maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah
berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara.
2. Fungsi Regulerend (Mengatur)
Pajak mempunyai fungsi mengatur artinya pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi dan mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
Menurut Mardiasmo (2006), Pengelompokkan pajak terbagi atas tiga yaitu :
1. Menurut golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak
dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain.
2. Menurut sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
3. Menurut lembaga pemungutnya
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tanga negara.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
C. Ketentuan Umum dan Dasar Hukum Pajak Air Tanah 1. Ketentuan Umum
Ada beberapa ketentuan umum mengenai Pajak Daerah khususnya Pajak Air
Tanah yang disetujui bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyar Daerah Kota
Medan dan Walikota Medan dengan menetapakan Peraturan Daerah Tentang
Pajak Air Tanah diantaranya :
1.1. Daerah Otonom, yang selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdsarakan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
1.2. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakn untuk keperluan
Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
1.3. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan atau pemanfaatan
air tanah.
1.4. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah.
1.5. Subjek pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan
pajak.
1.6. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan Perpajakan Daerah.
1.7. Badan adalah sekumpulan orang/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer,
Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun,
Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan,
Yayasan, Organisasi Masa, Organisasi Sosial Politik, atau Organisasi
lainnya, Lembaga dan bentuk Badan lainnya, termasuk kontrak
investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
1.8. Masa Pajak adalah jangka waktu satu bulan kalender atau jangka
waktu lain yang diatur dalah Peraturan Kepala Daerah paling lama tiga
bulan kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk
menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang.
1.9. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu tahun kalender,
kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun kalender.
1.10. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun
Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan Daerah.
1.11. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
penghimpunan data objek dan Subjek Pajak, penentuan besarnya pajak
yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak
serta pengawasan penyetorannya.
1.12. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah
bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
Daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
1.13. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pajak
yang terutang.
1.14. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar
1.15. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah
surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administratif
berupa bunga dan atau denda.
1.16. Surat Keputusan Pembentulan adalah surat keputusan yang
membetulkan kesalahan tulis, keselahan hitung, dan/atau kekeliruan
dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan Daerah yang terdapat dalam Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat
Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah,
Surat Keputusan Pembetulan atau Surat Keputusan Keberatan.
1.17. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan
terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak
Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadap
pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan Wajib
Pajak.
1.18. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur untuk menumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan serta jumlah harga
perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan rugi laba
pada periode Tahun Pajak tersebut.
1.19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Daerah dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
1.20. Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib pajak
atau penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan
banding berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.
1.21. Putusan Banding adalah putusan Badan peradilan pajak atas banding
terhadap Surat Keputusan Keberatan Surat Keputusan Keberatan yang
diajukan oleh Wajib Pajak.
1.22. Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tindak pidana dibidang perpajakan Daerah yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
1.23. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang Daerah yang
ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan
Daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Daerah.
2. Dasar Hukum
Dasar hukum atas pengenaan maupun pemungutan Pajak Air Tanah adalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
ini merupakan perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2000. Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 34 Tahun
2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ini dilakukan untuk
menyempurnakan sistem perpajakan Daerah secara optimal guna mendukung
suksesnya sistem otonomi daerah yang berlaku saat ini. Penyempurnaan dan
perubahan terus-menerus dilakukan dalam sistem perpajakan Daerah mengingat
adanya perkembangan ekonomi global yang berkembang demikian pesatnya yang
telah menyebabkan pula timbulnya persaingan global yang mau tidak mau
Salah satu hal yang penting dari perubahan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ini adalah penyerahan hak dan wewenang
pengelolaan Pajak Air Tanah dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota yang ditindaklanjuti dalam Peraturan Daerah kota Medan Nomor
6 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah dan Peraturan Walikota Medan Nomor 34
Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah kota Medan
Nomor 6 tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah.
D. Subjek dan Objek Pajak Air Tanah 1. Subjek Pajak Air Tanah
Secara umum yang disebut sebagai subjek pajak bagi pajak Daerah adalah
orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak. Berkaitan dengan Pajak Air
Tanah, maka yang disebu subjek Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau badan
yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah.
Subjek pajak akan menjadi wajib pajak apabila yang bersangkutan telah
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah sebagai
wajib pajak daerah. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Wajib Pajak Air Tanah
diwajibkan untuk melakukan pembayaran Pajak Air Tanah yang terutang,
termasuk dalam pengertian wajib pajak ini adalah pemungut atau pemotong pajak
yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan umum
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
2. Objek Pajak Air Tanah
Objek pajak adalah sesuatu yang dapat dijadikan sasaran pengenaan pajak.
Dengan demikian yang dimaksud dengan objek Pajak Air Tanah adalah
pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
Dikecualikan dari Objek Pajak Air Tanah adalah:
a. Pengambilan, dan/atau pemanfaatan air tanah untuk keperluan dasar
rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat, serta
b. Pengambilan, dan/atau pemanfaatan air tanah oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
E. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Air Tanah
Sebelum melakukan perhitungan atas besarnya Pajak Air tanah yang terutang
maka terlebih dahulu yang harus diketahui adalah Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
dan Tarif Pajak yang berlaku.
1. Dasar Pengenaan Pajak Air Tanah
Berdasarkan pasal 69 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan pasal 4 Peraturan Daerah
Daerah Kota Medan Nomor 6 tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah, Dasar
Pengenaan Pajak Air Tanah adalah Nilai Perolehan Air Tanah. Nilai Perolehan Air
Tanah yang dimaksud dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan
mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut :
a. Jenis sumber air
b. Lokasi sumber air
c. Tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air
d. Volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan
e. Kualitas air
f. Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan
dan/atau pemanfaatan air
2. Tarif Pajak Air Tanah
Berdasarkan besarnya pokok Pajak Air Tanah yang terutang dihitung
dengan cara mengalihkan tarif dengan dasar pengenaan pajak. Adapun tarif Pajak
Air Tanah dalam pasal 5 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2011
dikenakan sebesar 20% (dua puluh persen).
F. Tata Cara Pemungutan dan Perhitungan Pajak Air Tanah 1. Tata Cara Pemungutan Pajak Air Tanah
Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta
wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
pembangunan daerah. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan
pajak sebagai pencerminan kewajiban dibidang perpajakan berada pada anggota
masyarakat wajib pajak sendiri. Pemerintahan daerah dalam hal ini aparatur
perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan,
pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dan peraturan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Tata Cara Pemungutan Pajak Air Tanah sesuai Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 6 Tahun 2011 sebagai berikut :
1. Pemungutan Pajak Daerah dilarang diborongkan
2. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan
Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan SKPD atau dokumen lain
yang dipersamakan
3. Dokumen lain yang dipersamakan merupakan karcis dan nota perhitungan
Pajak Air Tanah
4. Pajak yang terutang dibayar ke Kas Daerah melalui Bank atau tempat
pembayaran lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran pajak diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah
Proses pemungutan Pajak dimulai dari Wajib Pajak mengisi dan
menyampaikan SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) Pajak Air Tanah
yaitu surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan
pembayaran pajak yang terutang. Selanjutnya petugas Dinas Pendapatan
melakukan pengawasan atas kebenaran isi dari SPTPD yang diisi oleh Wajib
Pajak. Berdasarkan SPTPD tersebut Dinas Pendapatan menetapkan pajak terutang
dan menerbitkan SKPD, Pajak yang telah ditetapkan Dinas Pendapatan dibayar
oleh Wajib pajak ke Bank Persepsi tempat penyetoran Pajak Air Tanah Terutang
yang telah ditunjuk oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang berwenang. Untuk
meningkatkan dan mencegah terjadinya penyimpangan maka perlu dilakukannya
Analisa Proses Pemungutan Pajak Air Tanah
Sejak berlakunya Otonomi Daerah sebagai salah satu komponen Pemerintah
Pusat secara otomatis pemerintah daerah memiliki wewenang dan tanggung jawab
dalam mengisi kas pemerintahannya, melalui pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki oleh daerah tersebut. Pemerintah daerah memiliki keleluasaan yang utuh
dalam penyelenggaraan pemanfaatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian dan evaluasi.
Salah satu pemanfaatan sumber daya tersebut adalah Air Tanah yang
dimiliki. Maka ditetapkannya Pajak Air Tanah oleh pemerintah Daerah untuk
menghimpun dana bagi pembangunan daerah. Pajak Air Tanah menjadi salah satu
unsur didalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk meningkatkan PAD tersebut
dilakukannya proses pemungutan Pajak Air Tanah yang berlangsung terus-meneus
setiap tahunnya.
Dinas pendapatan Kota Medan yang menjadi tempat proses pemungutan
Pajak Air Tanah tersebut dilakukan, telah melaksanakan Peraturan Daerah kota
Medan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah dan Peraturan Walikota
Medan Nomor 34 tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 6 tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah. Namun
penerimaan Pajak Air Tanah masih belum terealisasi dengan baik.
Maka hal ini perlu mendapatkan perhatian dari banyak pihak, bukan saja
oleh Dinas Pendapatan tetapi juga dari Wajib Pajak itu sendiri. Yang dimana
memiliki kewajiban untuk membayar pajak terutang sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Dinas Pendapatan Kota Medan dapat melakukan penyuluhan atau
pendekatan kepada Wajib Pajak yang belum memahami atau mengetahui
bagaimana proses pemungutan Pajak Air Tanah tersebut mulai dari pendaftaran,
penetapan pajak dan proses pembayaran pajak tersebut.
Apabila Dinas Pendapatan Kota Medan dan Wajib Pajak dapat bekerjasama
dalam proses pemungutan Pajak Air Tanah dengan ketentuan yang berlaku maka
penerimaan Pajak Air Tanah pasti terlaksana dengan baik dan target penerimaan
2. Tata Cara Perhitungan Pajak Air Tanah
Dalam perhitungan Pajak Air Tanah yang mana perhitungannya berdasarkan
[image:44.595.169.451.185.325.2]pengenaan Pajak Air Tanah dikalikan dengan tarif sebagai berikut :
Gambar 3.1
Rumus Perhitungan Pajak Air Tanah Sumber: Dinas Pendapatan Kota Medan (2015)
Contoh Perhitungan :
PT. Andika Jaya Corporation, perusahaan industri sirup di Kota Medan Provinsi
Sumatera Utara memanfaatkan air tanah untuk bahan baku produknya. Meteran air
menunjukkan angka awal 15.500 m3 dan angka akhir 20.200 m3. Bila Pemerintah
Kota Medan menetapkan Harga Dasar Air (HDA) Rp. 805,- / m3 dan tarif 20%,
berapakah besarnya Pajak Air Tanah yang terhutang?
Jawab:
Pajak Air Tanah Terutang =
Tarif × Nilai Perolehan Air Tanah (volume air × Harga Dasar Air)
20% × (4700 m3 × Rp. 805,-) = Rp. 756.700,-
G. Pendaftaran dan Penilaian Pajak Air Tanah
1. Pendaftaran Atas Pengambilan/Pemanfaatan Air Tanah
Berdasarkan ketentuan yang tertuang di dalam Peraturan Daerah kota
Medan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah dan Peraturan Walikota
Medan Nomor 34 tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 6 tahun 2011 tentang Pajak Air Tanah bahwasanya
setiap orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau
pemanfaatan Air Tanah harus mengurus izin retribusi pengeboran kepada Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu khususnya wilayah kota Medan untuk kemudian Dasar Pengenaan = Nilai Perolehan Air Tanah
diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWPD) oleh Dinas Pendapatan Kota
Medan dan ditetapkan sebagai Wajib Pajak Daerah khusunya Pajak Air Tanah.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendaftar sebagai Wajib
Pajak Daerah adalah sebagai berikut :
a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik atau penanggung
jawab perusahaan
b. Fotocopy izin pengambilan dan pemanfaatan Air Tanah
c. Fotocopy pembayaran Pajak Air Tanah Terakhir
2. Penilaian Atas Pemanfaatan/Pengambilan Air Tanah
Untuk memperoleh Nilai Perolehan Air Tanah sebagai Dasar Pengenaan Pajak
Air Tanah ditentukan dengan beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
a. Komponen Nilai Perolehan Air
b. Komponen Kompensasi Peruntukkan dan Pengelolaan Air Tanah
c. Kriteria Golongan
d. Perhitungan Faktor Nilai Perolehan Air Tanah
e. Perhitungan Harga Air Baku untuk Air Tanah
H. Hak-hak Wajib Pajak Air Tanah 1. Keberatan
1.1.Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau
Pejabat yang ditunjuk atas suatu :
a. Surat ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
b. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
c. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar
d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil
1.2.Tata Cara Pengajuan Keberatan
Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak yang diajukan oleh Wajib Pajak harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan
disertai alasan-alasan yang jelas. Mengemukakan dengan data atau bukti
b. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan
sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar,
Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, kecuali jika Wajib Pajak dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya.
c. Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling
sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak.
d. Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
diatas tidak dianggap sebagai Surat Keberatan sehingga tidak
dipertimbangkan.
e. Tanda penerimaan Surat Keberatan yang diberikan oleh Kepala Daerah
atau pejabat yang ditunjuk atau tanda pengiriman Surat Keberatan
melalui surat pos tercacat sebagai tanda bukti penerimaan Surat
Keberatan.
f. Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama dua belas bulan sejak
tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas
keberatan yang diajukan.
g. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat
dan Kepala Daerah tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang
diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
1.3.Hasil Keputusan
Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima
seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang
terutang. Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan
sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar
50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan
keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan
2. Banding
2.1.Tata Cara Banding
Apabila Wajib Pajak yang bersangkutan tidak sependapat dengan Surat
Keputusan yang diterbitkan oleh Kepala Daerah, maka Wajib Pajak dapat
mengajukan permohonan banding. Tata cara permohonan banding sebagai
berikut :
a. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada
Pengadilan Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
b. Permohonan banding sebagaimana dimaksud diatas (2.1) diajukan
secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan-alasan yang jelas
dalam jangka waktu tiga bulan sejak keputusan diterima, dengan
melampirkan salinan surat keputusan keberatan tersebut.
c. Terhadap satu keputusan diajukan satu surat banding.
d. Pada surat banding dilampirkan salinan keputusan yang dibanding.
e. Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar
pajak sampai dengan satu bulan sejak tanggal penerbitan Putusan
Banding.
2.2.Putusan Banding oleh Peradilan Pajak
Putusan peradilan pajak merupakan utusan akhir dan mempunyai kekuatan
hukum tetap, putusan dapat berupa :
a. Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan
sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan
dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan
untuk paling lama 24 (dua puluh empat) dihitung sejak bulan pelunasan
sampai dengan diterbitkan SKPDLB.
b. Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian,
Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding
dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum
dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka
waktu paling lama satu bulan.
I. Potensi Pajak Air Tanah
1. Potensi Objek Pajak Air Tanah
Potensi objek Pajak Air Tanah yang dimiliki oleh Kota Medan sebagai sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat potensial, ini bisa dilihat dari pencapaian
terget ditahun pertama pengelolaan Pajak Air Tanah oleh Dinas Pendapatan Kota
Medan, yang nantinya bisa diketahui seberapa besar kontribusi Pajak Air Tanah
terhadap PAD Kota Medan. Hal ini disebabkan karena wilayah kota Medan yang
banyak terdapat perusahaan yang bergerak di bidang industri yang menggunakan
bahan baku air tanah.
2. Potensi Subjek Pajak Air Tanah
Jumlah Wajib Pajak Air Tanah di Kota Medan cukup potensial untuk
menunjang PAD yang berasal dari Pajak Air Tanah. Berikut data jumlah Wajib
[image:48.595.187.452.471.751.2]Pajak Air Tanah Kota Medan Tahun Pajak 2015.
Tabel 3.1
Data Jumlah Wajib Pajak Air Tanah
No Wilayah Jumlah WP
1 UPT I
Medan Kota 44
Medan Amplas 24
Medan Denai 10
Medan Area 4
2 UPT II Medan Tembung 1
Medan Perjuangan 7
3 UPT III
Medan Petisah 41
Medan Sunggal 18
Medan Helvetia 10
4 UPT IV Medan Barat 72
Medan Timur 25
5 UPT V
Medan Polonia 22
Medan Maimun 13
Medan Baru 13
6 UPT VI
Medan Tuntungan 14
Medan Selayang 1