Amirullah. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung: Refika
Aditama
Rivai, Veithzal. 2003. Kepimpinan dan Perilaku Organisasi, Ed 1, Cetakan 1,
PT Rjagrafindo Persada, Jakarta.
Robbins, Stephen. P & Coutler, Marry. 2004. Manajemen. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Robbins, Stephen P : Judge, Timothy A. (2008), Perilaku Organisasi Buku 2,
Jakarta: Salemba Empat.
Sedarmayanti. 2002. Manajemen Perkantoran. Edisi Revisi, Mandar Maju.
Bandung.
Sudarsono, J. 2002. Pengantar Ekonomi Perusahaan, PT. Prehanllindo,
Jakarta.
Syamsi, Ibnu, 2004. Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan Negara. Penerbit
Gajah Mada University Press: Yogjakarta.
Terry & Rue. 2005. Dasar-dasar Organisasi. Yogjakarta: Gajah Mada
University: UII Press.
Umar, Husein. 2000. Business An Introduction. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Usman, Husaini. 2013, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.
Edisi 4. Jakarta. Bumi Aksara.
A. Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan
antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi
menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan
fungsi dan aktivitas tersebut sampai batas-batas tertentu.
Ada beberapa pengertian tentang struktur organisasi, antara lain:
1. Menurut Usman (2013:193), struktur organisasi adalah sistem formal dari
hubungan aturan-aturan dan tugas serta keterkaitan otoritas yang mengontrol
cara orang bekerja sama dan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai
tujuan organisasi. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas
pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu denagn kegiatan yang
lainnya dan juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi.
2. Menurut Umar (2000:65), struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan
hubungan antar bagian dan posisi dalam organisasi, Struktur oragnisasi
menjelaskan pembagian aktivitas tugas. Dengan adanya pembagian tugas
dalam struktur organisasi maka akan menjadi jelas tujuan yang harus dicapai
B. Fungsi Struktur Organisasi
Menurut Zaenudin (2007:118), bahwa struktur orgnisasi berfumgsi untuk
menyelenggarakan tugas dengan tujuan yang diinginkan. Dengan adanya
struktur organisasi masing-masing pegawai atau akan tugas, wewenang,
tanggung jawab sehingga pegawai tersebut dengan sendirinya mengerjakan
tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan tanggung jawab akan
lancar/ hendaknya pegawai ditempatkan pada tempat dan tugas yang sesuai
denganbakat, pendidikan, pengalaman dan keahlian fisiknya.
Dari Struktur Organisasi akan dapat diperoleh fungsi sebagai berikut:
a. Dapat untuk mengetahui besar kecilnya organisasi
b. Dapat untuk mengetahui garis-garis saluran wewenang
c. Dapat untuk mengetahui berbagai macam satuan organisasi yang ada
d. Dapat untuk mengetahui rincian aktivitas masing-masing satuan organisasi
e. Dapat untuk mengetahui setiap jabatan yang ada
f. Dapat untuk mengetahui rincian tugas para pejabat
g. Dapat untuk mengetahui jumlah pejabat
h. Dapat untuk mengetahui photo pejabat
i. Dapat untuk mengetahui kedudukan setiap pejabat
C. Elemen Struktur Organisasi
Ada 6 (enam) elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer
ketika hendak mendesain struktur menurut Robbins (2008:214-224):
1. Spesialisasi Pekerjaan
Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam
beberapa pekerjaan tersendiri.
2. Departementalisasi
Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara
bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan
pelanggan.
3. Rantai Komando
Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa yang
bertanggung jawab kepada siapa.
4. Rantai Kendali
Jumlah bawahan yang diarahkan oleh seorang manajer secara efisien
dan efektif.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan
terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah
lawan dari sentralisasi.
6. Formalisasi
D. Strategi Struktur Organisasi
Para manajer akan menyusun struktur organisasi dan seluruh organisasi dan
submitnya sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan, sumber-sumber dan
lingkungan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dari
organisasi. Empat strategi pokok dalam struktur organisasi adalah: (Sudarsono,
2002:66)
1. Rencana untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Teknologi yang digunakan untuk melaksankan rencana pencapaian
tujuan.
3. Orang yang bekerja pada seluruh tingkatan dan fungsi-fungsinya.
4. Besaran seluruh organisasi.
E. Desain Organisasi yang Umum
Dan kita akan menggambarkan tiga desain organisasi yang sering
dipergunakan. Desain tersebut meliputi struktur sederhana, birokrasi, dan
struktur matriks menurut Robbins (2008:214-224):
1. Struktur Sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departemenlisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang
terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana
paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil dimana manajer dan
pemilik adalah satu dan sama. Kekuatan dari strukturb ini adalh
ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akunbilitas. Satu
kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun
selain organisasi kecil karena sruktur sederhana menajdi tidak memadai
tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah
dan sentralisasinya yang tinngi cenderung menciptakan kelebihan beban
dipuncak.
2. Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tgas-tugas operasi yang sangat
rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat
formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen
fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan
pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama
birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang
terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalh dengan
spesialisasi yang diciptakn bisa menimbulk konflik-konflik subunit, karena
tujuan-tujuan unti fungsionak dapat mengalahkan tujuan keseluruhan
organisasi. Kelemaha besar lainnya adalah ketika ada kasus yang tidak
sesuai sedkiti saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena
birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang
sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan
3. Struktur Matriks
Karateristik structural yang paling menonjol dari matriks adalah melanggar
konsep kesatuan perintah, karyawan pada matriks mempunyai
manajer-manajer departemen fungsioanl dan manajer-manajer produksi. Oleh karenanya
matriks memili garis perintah ganda. Ada keuntungan lain dari matriks,
Matriks memudahkan penempatan para spesialis dengan efisien. Matriks
member organisasi keuntungan skala ekonomi dengan cara menyediakan
sumber daya yang terbaik dan merode yang efektif untuk memastikan
bahwa pemanfaatan keahlian mereka efisien.
F. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
Menurut William R. Spriegel (2002:200) ada empat macam bentuk struktur
organisasi, antara lain :
1. Organisasi Garis (Line Organization)
Dalam organisasi garis, tugas perencanaan, pengembangan dan
pengawasan berada di satu tangan dari garis kewenangan (Line Authority)
langsung dari pimpinan kepada bawahan.
Ciri-ciri Organisasi Garis, yaitu
a. Tujuan organisasi masih sederhana.
b. Orgnisasinya kecil.
c. Jumlah pegawainya sedikit.
e. Pimpinan dan bersama pegawai saling mengenal dan dapat berhubungan setiap
hari kerja.
f. Tingkat spesialisasi begitu juga alt-alat yang diperlukan tidak beraneka ragam.
Kebaikan-kebaikan dari Organisasi Garis, yaitu :
a. Wewenang dan tanggung jawab mengalir secara jelas.
b. Garis kepemimpinan berjalan secara tegas, tidak mungkin terjadi
kesimpangsiuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan pegawai.
c. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang
diajak konsuktasi masuh sedikit atau tidak ada sama sekali,
d. Rasa solidaritas para pegawai umumnya tinggi karena saling mengenal.
Keburukan-keburukan dari Organisasi Garis, yaitu :
a. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter.
b. Seluruh orgnisasi terlalu bergnatung pada satu orang sehingga jika orang itu
tidak mampu, maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
2. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)
Tipe organisasi garis da stafpada umumnya digunakan untuk orgniasai yang
besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka
ragam serta rumit.
Ciri-ciri Organisasi Garis dan Staf, yaitu:
a. Organisasi besar dan berifat kompleks.
b. Jumlah pegawai banyak dan daerah kerja luas.
d. Pimpinan begitu pula sesama pegawai tidak lagi semuanya saling mengenal.
e. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan dipergunakan secara
maksimal.
Kebaikan-kebaikan Organisasi Garisa dan Staf, yaitu :
a. Dapat digunakan oleh setiap organisasi yang bagaimanapun besarnya, apapun
tujuannya, bagaimana lua dan tugasnya dan betapa kompleksnya susunan
organisasinya.
b. Bakat yang berbeda-beda dari pegawai dapat dikembangkan menjadi satu
spesialisasi.
c. Ada pembagian tugas yang luas antara pimpinan dan pelaksana,
d. Prinsio penempatan “the right man on the right plae” lebih mudah
dilaksanakan.
e. Pengambilan keputusan dapat juga berjala cepat, karena walaupun harus
banyak orang yang diajak berkonsultasi atau berunding tetapi pimpinan dapat
mengambil keputusan yang mengikat.
f. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dicapai karena ada anggota staf
yang ahli dalam bidangnya yang member nasehat dan mengerjakan
perencanaan yang teliti.
g. Koordinasi dapat juga dengan mudah dikerjakan karena sudah ada
pembidangan tugas masing-masing.
h. Displin dan moral para pegawai biasanya tinggi karena tugas yang
dilaksanaksan.
a. Rasa solidaritas para pegawai tidak begitu tinggi seperti dalam organiasasi
garis, karena pimpinan dan sesama pegawai tidak lagi saling mengenal.
b. Bagi para komponen pelaksana tidak selalu jelas mana perintah dan mana
nasehat, karena dihadapkan pada dua atsasan, yaitu : (1) Atasan yang ditentukan
dalam garis pimpinan (line of command) yang mempunyai kekuasaan
mengambil keputusan dan hak memerintah. (2) Staf tingkat atas yang walaupun
hanya berhak member nasehat, tetapi perlu pula ditaati karena nasehat itu
didasarkan pada keahlian dan wewenang fungsional, selain itu ada lagi petunjuk
teknis dari staf khusus yang hatus dituruti karena secara teknis tidak dapat
dilanggar.
c. Jika koordinasi di tingkat staf tidak baik maka dapat membingungkan unti-unti
pelaksana dan dapat pukla merupakan hambatan dalam pelaksanaan tugas.
3. Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan
macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan.
Ciri-ciri Organisasi Fungsional, yaitu :
a. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat divedakan.
b. Dalam melaksanakan tugas, tidak banyak memerlukan koordinasi karena
bidang tugas yang diberikan sudah tegas dan jelas digaruiskan.
c. Pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisai tugas.
d. Para atasan mempunyai wewenang komando pada unit-unti yang berbeda
e. Pengendalian oleh pimpunan tidak terlalu ketat.
Kebaikan-kebaikan Organisasi Fungsional, yaitu :
a. Pembidangan tugas-tugas jelas, sehingga kesimpulan dan kesimpangsiuran
dapat diatasi dan digambarkan.
b. Spesialisasi para pegawa dapt dikembangkan dan digunakan semaksimal
mungkin.
c. Solidaritas,moral, dan displin antar pegawai yang menjalankan fungsi yang
sama pada umunya tinggi.
d. Koordinasi antar pegawai yang menjalankan fungsi yang sama biasanya
mudah, karena masing-masing sudah memahami perkerjaaan yang diberikan.
Keburukan-keburukan Organisasi Fungsional, yaitu :
a. Para pegawai terlalu memspesialisasikan diri pada bidang tertentu saja,
sehingga sulit untuk mengadakan tour of duty atau tout of areatanpa melalui
pendidikan yang intensif terlebih dahulu.
b. Para pegawai terlallu mementingkan bidangnya saja, aehingga koordinasi yang
bersifat menyeluruh sukar dilaksanakan.
4. Organisai Komite/Panitia (Committee Organization)
Panitia adalah sekolompok orang yang ditunjuk secara resmi untuk
mengurus urusan-urusan tertentu (Terry dan Rue:2005:127).
Ciri-ciri Organisasi Komite/Panitia, yaitu :
a. Tugasnya tertentu dan jangka waktu berlakunya tertentu/terbatas.
c. Tugas kepimpinan dilaksanakan secara kolektif.
d. Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewnenang, dan tanggung jawab
yang pada umumnya sama.
e. Para pelaksasna dikelompokkan menurut bidang tugas tertentu yang harus
dilaksanakan dalam bentuk task force.
Kebaikan-kebaikan Organisasi Komite/Panitia, yaitu :
a. Pada umumnya keputusan diambil secara tepat karena segala sesuatu
dibicarakan lebih dahulu secara kolektif dan segala faktor telah
dipertimbangkan.
b. Kemungkinan bagi seseorang untuk bertindak secara diktatoris sangat kecil.
c. Kerjasama di kalangan pelaksana mudah dibina karena segala sesuatu
dibicarakan lebih dahulu.
Keburukan-keburukan Organisasi Komite/Panitia, yaitu :
a. Para pelaksasn pada umumnya sering bingung karena perintah tidak dating dari
seseorang tetapi adakalanya dari beberapa orang.
b. Pengambilan keputusan pada umumnya sangat lambat karena segala sesuatu
harus dibicarakan lebih dahulu dan sering keputusan diambil melalui consensus
atau pemungutan suara.
c. Daya kreasi seorang pelaksana tiak menonjol karena didasarkan pada aktivitas.
d. Jika timbul kemacetan, tidak ada satu ornag pun yang dapat dimintai tanggung
jawab lebih dari yang lainnya.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ermie (2006),
menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktru organisasi antara
lain :
a. Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh
karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian
tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi
organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.
b. Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranaya
adalah jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja
organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali
memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya
yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yangv juga tidak sedikit.
Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat diaktakan berskala besar jika
tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen
penghasil konveksi. Organisasi yang berskala bessar karena ruang lingkup
aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan
pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu
mempertimbangkan berbagai factor yang terkait dengan aktifitas yang luas
tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah
tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masib sedikit,
kecil biasanya memliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak
terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
c. Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara
bagimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, factor teknologi terkait
dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
d. Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan
diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga
termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang
dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur
organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah.
Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak
mengubah struktur organisasi.
H. Peran Struktur Organisasi
Struktur memegang peranan yang sangat penting dalam jalannya
organisasi. Struktur memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuan.
Apapum organisasinya, Organisasi selalu dirikan untuk mencapai tujuan. Ada
tersebut akan lebih mudah dicapai jika terdapat pembagian kerja yang
diimplementasikan dalam sebuah struktur.
Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang
baik. Struktur organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien.
Struktur organisasi sehat berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat
menjalankan peranannya dengan tertib, struktur organisasi efisien berarti dalam
menjalankan peranannya tersebut masing-masing satuan organisasi dapat
mencapai perbandingan terbaik antara usasha dan hasil kerja.
Struktur organisasi harus membantu pencapaian sasaran dipengaruhi oleh
strategi organisasi, masuk akal bahwa strategi dan struktur harus berkaitan.
Lebih tegasnya, struktur organisasi mengikuti strategi (Robbins dan
Coulter,2004:262). Struktur organisasi berperan dua macam yaitu pertama
sebagai pedoman untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien
sehingga sejauh mungkin hendaknya dilaksanakan agar aktivitas organisasi
dapat berjalan dengan lancer, dan peranan kedua sebagai pedomana untuk
melakukan kegiatan organisasi agar dapat berjalan lancar.
I. Efisiensi Kerja
Secara singkat dapat dikatakan bahwa efisiensi yang dimaksud adalah
upaya penghematan segala hal didalam pelaksanan kerja. Efisiensi kerja adalah
pelaksanaan pekerjaan dengan cara-cara tertemtu tanpa mengurangi tujuan
biayanya, paling sedikit tenaganya, paling ringan bebannya dan paling singkat
waktunya. Di dalam kantor, seorang pegawai yang bekerja efisien pasti
memiliki kecepatan kerja yang tinggi, atau kebalikannya, jika dia ingin
menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat, dia harus bisa meningkatkan
kecepatan kerjanya, berarti dia harus bekerja dengan efisien. Seorang pegawai
yang bekerja tidak efisien, sudah pasti kecepatan kerjanya lamban, sehingga
sering disebut orang menjadi malas. Asalkan punya motivasi, cara bekerja yang
efisien dapat diterapkan oleh setiap pegawai untuk semua pekerjaan kantor baik
yang besar maupun yang kecil.
1. Pengertian Efisiensi
Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang
maksimum dengan usaha tertentu yang diberikan. Menurut Sedarmayanti
(2001:112), bahwa efisiensi adalah usaha pada produksi untuk memberantas
pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun gejala yang merugikan. Efisiensi
kerja adalah pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpas mengurangi
tujuannya yang merupakan cara yang termudah mengerjakannya, termurah
biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya da terpendek jaraknya.
Ada beberapa pendapat menurut ahli mengenai pengertian efisiensi.
a. Achmad
Menurut Achmad (2007), Efisiensi artinya perbandingan terbaik antara
efisiensi pada prinsipnya merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang
diperoleh (output) dengan kegiatan yang dilakukan serta sumebr-sumebr da
waktu yang dipergunakan (input).
b. Ducker
Menurut Ducker dalam (Amirullah, 2004:8), efisiensi berarti mengerjakan
sesuatu yang benar. Dalam bahasa sederhananya efisiensi itu menunjukkan
kemampuan organisasi dalam menggunakan sumber daya dengan benar.
2. Syarat Efisiensi Kerja
Syarat dapat dicapai pengukuran efisinsi kerja yaitu:
a. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.
b. Pembagian kerja yang nyata.
c. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab\
d. Prosedur kerja yang praktis.
e. Ekonomis, untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha pencapaian efektif
termaksud maka biaya, tenaga kerja, materil, peralatan, waktu yang
ditetapkan.
f. Berhasil guna / efektif, yaitu untuk menyatakan kegiatan telah dilaksanakan
dengan tepat, artinya target dicapai dengan waktu yang ditetapkan.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Kerja
Menurut Yutta dalam (Sedarmayanti, 2001:124), faktor-faktor yang
1. Physical Enviroment (lingkungan kerja)
2. Non Physical Enviroment (suasana kerja)
3. Struktur organisasi
4. Prosedur dan tata kerja
5. Prosedur design (corak hasil produksi)
6. Kecakapan para pekerja
7. Keinginan bekerja
J. Peran Struktur Organisasi Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan
Instansi pemerintah khususnya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sangat
membutuhkan peranan struktur organisai dalam jalannya organisasi untuk
meningkatkan efisiensi kerja. Kita tahu bahwa kelancaran suatu organisasi
selalu didirikan untuk mencapai tujuan. Ada orientasi yang ingin dicapai jika
terdapat pembagian kerj yang diimplementasikan dalam sebuah struktur. Jadi
peranan struktur organisasi sangatlah penting untuk melancarkan wewenag,
Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang menjadi tujuan organisasinya
adalah untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan da karyawan melalui
pertumbuhan dan probalitas juga sebagai pedoman kegiatan pengarahan da
penyaluran usaha-usaha dan kegiatan para anggota organisasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sebuah struktur sebagai
pengejawatahan strategi organisasi kedalam pelaksanaannya dilapangna.
Maksudnya tidak lain adalah agara tujuan organisasi dapat tercapai dengan
efektif dan efisien yaitu dengan membuat sebuah desain struktur yang
memeiliki flsksibilits untuk menyesuaikam dengan kondisi yang dinamis,
dimana semua hal dapat berubah dengan cepat. Untuk itulah diperlukan sebuah
struktru firmal yang mendukung dan mempermudah anggota organisasi dalam
pelaksanan pekerjaan organisasi. Kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai
pengorganisasian yang didefinisikan sebagai proses penciptaan struktur
organisasi (Robbins Dan Coulter 2004:254).
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja menerapkan struktru organisasi garis dan
staf.Dimana dalam bentuk ini dapat dilihat saluran hubungan kesatuan
dilakukan melalui pimpinan yang ada diatas mereka sehingga perintah dan
tanggun jawab mengenai tuigas dan pekerjaan pokok yang bersangkutan
dijalankan menurut bentuk lurus mulai dari pimpunana sampai karyawan paling
rendah.
Dengan adanya struktur organisasi masing-masing pegawai akan tugas,
wewenang, tanggung jawab sehingga pegawai tersebut dengan sendirinya
jawab. Akan lancar hendaknya pegawai ditempatkan pada tempat dan tugas
yang sesuai dengan bakat, pendidikan, pengalaman dan keahlian fisiknya.
Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan pembuatan struktur
organisasi bukan hanya sekedar menggambarkan deskripsi terhadapa
wewenang dan tugas karywan dala, sebuah organisasi tapi juga memberika
gambaran yang jells terhadap hal-hal berikut:
1. Kejelasan Kedudukan
Kedudukan setiap orang dalam perusahaan, terlihat pada struktur organisasi
yang sebenarnya mempermuda dalam melakukan koordinasi karena adanya
keterkaitan penyelesaian pekerjaan terhadap suatu fungsi yang
dipercayakan pada seseorang.
2. Kejelasan Tugas
Penyelesaian terhadap uraian tugas pada perusahaan yang terlibat dalam
struktur organisasi, sangat membantu pada pihak pimpinan untuk
melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja bawahan. Untuk
bawahanb sendri, kejelasn tugas akan membuat konsentrasi terhapadp
pelaksanaan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan telah menjalankan peran
struktur organisasiya dengan sangta baik, pada pembagian kerja terdapatnya
kekuasaan, sehingga luas dan berat tanggung jawab yang dibebankan sesuai
dengan luas dan beratnya tugasnya serta melakukan kelancaran kerja dalam
organisasinya dengan menerapkan peranan struktur organisasi dan juga di
setiap unit-unitnya.
Struktur organisasi yang efisien pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Medan merupakan struktur yang beroperasi tanpa pemborosan dan
memberikan kepuasan kerja, mengizinkan partisipasi tepat dalam
pemecahan masalah atau persoalan. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Medan juga telah memanfaatkan sumber daya manusia dengan seoptimal
mungkin. Dengan demikian maka efisiensi kerja dapat diukur dari adanya
struktur organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kera telah memudahkan bagi
karyawan untuk mengetahui kepada siapa karyawan tersebut akan
mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya yang ditugaskan kepada,
dari siapa karyawan itu akan memperoleh perintah langsung dan bila dai
mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, kepada siapa akan
meminta nasehat dan petunjuk untuk mengatasi kesulitan tersebut.
Jika kita simpulkan maka, struktur yang sesuai dengan organisasi
sangat perlu untik dibuat baik dalam tingaktan organisasi maupun unit-unti
dibawahnya. Jika tidak organisasi akan sulit untuk mencapai tujuan akibat
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Struktur organisasi yang diterapkan dalam organisasi sudah dapat
dijalankan fungsinya sebagai alat untuk mengendalikan,
menyalurkan, dan mengarahkan para anggota untuk mencapai apa
yang menjadi tujuan dalam organisasi.
2. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja menerapkan struktur organisasi garis
dan staf. Dimana dalam bentuk ini dapat dilihat saluran hubungan
antara kesatuan dilakukan melalui pimpinan yang ada diatas mereka
sehingga perintah dan tanggung jawab mengenai tugas dan
pekerjaan pokok yang bersangkutan dijalankan menurut bentuk
lurus dari pimpinan sampai karyawan yang paling rendah.
3. Pengukuran efisiensi kerja para pegawai di Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Medan dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
hasil kerja kinerja usaha terkini yang mengalami peningkatan dalam
setiap tahunnya dengan meningkatnya kinerja aparatur
4. Pembagian tugas dan wewenang dibagian masing masing dalam
penyiapan rencana, program, dan pengumpulan data dapat
terlaksana lancar dengan kerjasasama pegawai demi
mengefisiensikan kerja pegawai.
B. Saran
1. Hendaknya dalam pengaturan wewenang lebih ditingkatkan agara
pimpinan tidak ragu-ragu dalam mendekegasikan wewenangnya
kepada bawahan dan orang lain yang berhak melakukannya.
2. Untuk lebih meningkatkan kerjasama yang baik antara sesama
karyawan dengan pimpinana atau sebaliknya perlu dipelihara
hubungan informal didalam perusahaan. Hubungan informal
tersebut dapat berupa dengan mengadakan berbagai kegiatan
misalnya rekreasi, arisan, kegiatan keagamaan dan sebagainya.
3. Agar lebih memperlncar setiap pekerjaan yang akan dilakukan oleh
bawahan hendaknya pimpinan terlebih dahulyu memberikan
instruksi yang dibutuhkan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
4. Dengan tuga yang diberikan kepada pegawai pada bidang
masing-masing doharapkan membantu dan melayani masyarakat dengan
A. Sejarah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tatakerja Perangkat Daerah Kota Medan yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Medan yang
melaksanakan kewenangan pemerintah di bidang sosial dan ketenagakerjaan di kota
medan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Urusan Pemerintah Kota Medan.
Pelaksanaan kewenangan pemerintah di bidang sosial dan ketenagakerjaan
sebelumnya ditangani oleh 2 (dua) Satuan Kerja Perangkat Daerah yaitu: Kantor Sosial
Kota Medan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas dan
kewenangan pemerintah dibidang sosial, dan Dinas Tenaga Kerja Kota Medan
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas dan kewenangan
pemerintah dibidang ketenagakerjaan, dimana kedua perangkat daerah tersebut
bergabung menjadi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan pada tahun 2009. Sejak
pembentukan tersebut Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan adalah Drs.
H. T. Irwansyah yang kemudian memasuki masa pensiun pada tahun 2011, yang
kemudian jabatan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dilaksanakan oleh Marah
Lubis, SH sebagai Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan sampai dengan
sekarang.
Sebagai tugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja melaksanakan sebagai urusan
rumah tangga daerah di bidang sosial dan tenaga kerja dalam rangka kewenangan
desentralisasi dan dekonsentralisasi, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi program
dan kegiatan yag berkaitan dengan urusan sosial dan urusan ketenagakerjaan di kota
Medan.
B. Visi dan Misi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan 1. Visi
Visi adalah cara pandang ke depan kearah mana Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kota Medan harus dibawa agar eksis, antisipasif, dan inovatif. Jadi Visi adalah
pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan Instansi Pemerintah.
Pernyataan Visi ini merupakan gambaran yang menantang tentang keadaan
masa depan yang ingin dicapai oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Medan. Visi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan adalah sebagai berikut
:
“PERLUASAN, PERLINDUNGAN KERJA DAN
PENGENTASANKEMISKINAN DALAM MASYARAKAT MENUJU
2. 2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Medan dalam Rencana Strategis (Renstra) sebagai berikut :
a. Meningkatkan penempatan tenaga kerja dan memperluas kesempatan kerja,
seperti dengan cara :
1. Meningkatkan sistem informasi kerja
2. Meningkatkan penyaluran tenaga kerja melalui program AKAD, AKL,
AKAN, dan bursa kerja.
b. Meningkatkan hubungan industrial yang standar/ideal, seperti dengan cara :
1. Meningkatkan pembinaan tenagakerja dan pengusaha untuk terwujudkan
ketenagaan pekerja dan berusaha.
2. Meningkatkan kesejahteraan pekerja, melalui perbaikan pengupahan, dan
syarat-syarat kerja di perusahaan.
3. Meningkatkan dan mendorong semangat pembentukan Lembaga Kerja
Sama Tripartif Daerah Kota Medan.
c. Meningkatkan pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan, seperti dengan
cara :
1. Meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan sesuai peraturan
perundang-undang.
2. Meningkatkan perlindungan terhadap tenaga kerja sesuai ketenagakerjaan.
d. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, seperti
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar sesuai dengan pasar kerja
2. Meningkatkan kualitas lembaga pelatihan kerja.
e. Meningkatkan kualitas pengelolaan lembaga-lembaga social, seperti dengan
cara :
1. Meningkatkan mutu dan pelaksanaan kegiatan sosial pada lembaga-
lembaga sosial.
f. Meningkatkan penanganan masalah-masalah kesejahteraan social, seperti
dengan cara :
1. Mengurangi tingkat dan jumlah masyarakat yang tergolong PMKS
(penyandang masalah kesejahteraan sosial).
2. Meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian bagi PMKS.
g. Meningkatkan rasa nilai-nilai kejuangan dan kesetiakawanan social, seperti
dengan cara :
1. Meningkatkan rasa nilai- nilaikejuangan dan kesetiakawanan kepada
masyarakat pada masa kini.
2. Meningkatkan kepedulian terhadap jasa- jasa para pejuang.
h. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan undian dan pengambilan/
pengumpulan uang, seperti dengan cara :
1. Meningkatkan sosialisasi dan pengawasan pelaksanaan undian dan
pengambil / pengumpulan uang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Didalam tujuan perusahaan/ instansi suatu struktur atau bentuk organisasi
yang sempurna yang dapat megkoordinir aktivitas yang dilakukan oleh sejarah
karyawan tertentu menurut bagiannya masing-masing yang bekerja secara
bersama-sama dibawah pimpinan seorang Kepala Dinas. Peggolongan aktivitas diperlukan
untuk mencapai tujuan perusahaan/ instansi, dengan memberikan tugas-tugas bawahan
untuk melaksanakan aktivitas tersebut dan juga memberikan sistem komunikasi untuk
melancarkan kerja sama pimpinan dengan bawahan. Dengan adanya struktur organisasi
terbentuk dalam kegiatan memutuskan atau menentukan suatu organisasi juga
memudahkan pimpinan untuk mengawasi, karena struktur tersebut memberikan
kejelasan kepada pimpinan sebatas mana yang merupakan tanggungjawab dari
sejumlah karyawan.
Adapun bagan struktur organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan,
D. Job Description Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan
Berikut ini adalah uraian tugas yang melaksanakan penyelenggaraan pelayanan
bidang sosial dan ketenagakerjaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan
yang terdiri dari :
1. Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan menyelenggarakan tugas:
a) Melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang Sosial dan Tenaga Kerja
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
b) Perumusan kebijakan teknis dibidang sosial dan ketenagakerjaan
c) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sosial
dan ketenagakerjaan
d) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang sosial dan ketenagakerjaan dan
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2. Sekretariat menyelenggarakan tugas:
a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan.
b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas.
c) Pelaksanaan dan penyeleggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas
yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan
kerumahtanggaan Dinas.
d) Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi, dan ketataklasanaan.
e) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas.
g) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.
Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) sub bagian, yaitu :
a. Sub Bagian Umum
b. Tugasnya :
1. Penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Umum.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum.
3. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah
dinas, penataan kearsipan, perlengkapan dan penyelenggaraan
kerumahtanggaan dinas.
4. Pengelolaan administrasi kepegawaian.
5. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,
ketataklasanaan, dan kepegawaia.
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
8. Pelaksanaan tuga lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
c. Sub Bagian Keuangan
Tugasnya :
1. Penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.
3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan
rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi.
5. Penyususnan laporan keuangan Dinas.
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasis, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
d. Sub Bagian Penyusunan Program
Tugasnya :
1. Penyususnan rencana kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program.
2. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan
program Dinas.
3. Penyiapan bahan penyususnan rencana dan program Dinas.
4. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasis, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan terdiri dari 6 (enam) bidang, yaitu:
1.Bidang Bina Sosial
Tugasnya :
1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Bina Sosial.
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup bantuan sosial, bimbingan sosial,
kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan social.
3. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam penyelanggaraan bina sosial
4. Fasilitasi bagi para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
5. Pelaksanaan pembinaan dan pelesterikan nilai-nilai kepahlawanan,
keperintisan, dan kesetiakawana social.
6. Pemberdayaan Organisasi Sosial, Karang Taruna, Pekerja Sosial, Taruna Siaga
Bencana, dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial lainnya.
7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang bina social.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Bidang Pelayanan Sosial
Tugasnya :
1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Pelayanan Sosial.
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup undian dan pengumpulan uang,
rehabilitasi, pembinaan daerah kumuh dan penanggulangan bencana.
3. Pelaksanaan rehabilitasi sosial bagi para Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS), penanggulangan bencana dan penanganan daerah kumuh.
4. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan pembinaan
daerah kumuh dan penanggulangan bencana sesuai denga urusan pemerintah
kota.
5. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan kegiatan undian dan pengumpulan dana
social.
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
3.Bidang Pembinaan dan Penempatan Tenaga kerja
Tugasnya :
1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Pembinaan dan Penempatan
Kerja.
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup penempatan tenaga kerja dalam negeri,
luar negeri, dan informasi pasar kerja.
3. Pemberian informasi ketenagakerjaan.
4. Pemberian pengurusan penyaluran dan penempatan tenaga kerja serta
perkuasan tenaga kerja dalam dan luar negeri
5. Pelaksnaan proses perjanjian dan pelayanan lainnya lingkup penggunaan
tenaga kerja asing sesuai dengan urusan pemerintah kota.
6. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian lingkup penempatan
tenaga kerja dan informasi pasar kerja.
7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pembinaan dan
penempatan tenaga kerja.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Tugasnya :
1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Hubungan Industrial
Syarat-syarat Kerja dan Purna Kerja.
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup hubungan industrial, syarat-syarat kerja
dan purna kerja.
3. Pelaksanaan pembinaann hubungna industrial, persyaratan kerja, organisasi
pekerja, dan pengusaha.
4. Pemerantaraan dalam hal penyelesaian Perselisiha Hubungan Industrial dan
Pemutusan Hubungan kerja (PHK).
5. Penelitian, pengesahan, pendaftaran, Kesepakatan Kerja Waktu tertentu
(PKWT), Perjanjian, Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja
Bersama (PKB), Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja (PPJP),Pengerahan
Pelaksana Pekerja kepada perusahaan lain.
6. Pelaksanaan proses penetapan Upah Minimum Kota (UMK) dan Upah
Maksimum Sektor Kota (UMSK).
7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang hubungan
industrial syarat-syarat kerja dan purna kerja.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Tugasnya :
1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Pengawasan
Ketenagakerjaan.
2. Penyusuna petunjuk teknis lingkup pengawasan ketenagakerjaan.
3. Pelaksanaan pengawasan dan penyidikan terhadap pelanggaran pelanggaran
Norma Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja, LingkunganKerja,
Perlindungan terhadap Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
4. Pelaksanaan pengawasan dan penggunaan tenaga kerja asing dengan
berkoordinasi kepada instansi terkait.
5. Pelaksanaan pengawasan atas perusahaan-perusahaan penyediaan jasa tenaga
kerja buruh.
6. Pelaksanaan proses perjanjian dan pelayanan lainnya lingkup penggunaan
alat-alat K-3 antara lain sesuai dengan urusan pemerintah kota.
7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengawasan
ketenagakerjaan.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
6. Bidang Pelatihan dan Produktivitas
Tugasnya :
1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Pelatihan dan Produktivitas
3. Penyelenggaraan pelatihan terhadap pencari kerja dan menyiapkan standarisasi,
test kualifikasi dan memberikan perjanjian kepada Lembaga Pelatihan Kerja
Swasta.
4. Penyelenggaraan kegiatan pemagangan, pelatihan terhadap instruktur.
5. Pelaksanaan pembinaan terhadap pelaksanaan latihan/kursus yang dilakukan
oleh Lembaga Latihan Swasta, Pemerintah dan Perusahaan dibidang
ketenagakerjaan.
6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengawasan
ketenagakerjaan.
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan terdiri dari 18 (delapan belas) jabatan,
yaitu :
1. Seksi Bantuan Sosial
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bantuan Sosial.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bantuan sosial.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup bantuan sosial.
4. Penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama dalam penyelanggaraan bantuan
sosial.
5. Penyiapan bahan fasilitas bagi para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
6. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pembinaan pengawasan dan
pengendalian lingkup bantuan sosial dengan urusan pemerintah kota.
7. Penyiapan bahan monitor, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
8. Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2.Seksi Bimbingan Sosial
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bimbingan Sosial.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bimbingan sosial.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup bimbingan sosial.
4. Penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama dalam penyelanggaraan bimbingan
sosial.
5. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan sosial bagi para Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS).
6. Penyiapan bahan monitorin, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas dan
fungsinya.
3.Seksi Kepahlawanan Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Kepahlawan Keperintisan dan
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial.
4. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam
penyelanggaraan upaya pembinaan jiwa kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial.
5. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pelestarian, nilai-nilai
kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial sesuai dengan urusan
pemerintah kota.
6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas dan
fungsinya.
4.Seksi Undian dan Pengumpulan Uang
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Undian dan Pengumpulan
Uang.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup undian dan pengumpulan uang.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup undian dan pengumpulan uang.
4. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi kegiatan undian dan pengumpulan
dana sosial sesuai dengan urusan pemerintah kota.
5. Pelaksanaan proses perijinan, pelayanan lainnya, lingkup kegiatan undian dan
6. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pengawasan kegiatan undian dan
pengumpulan dana sosial dengan urusan pemerintah kota.
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang bina
sosial.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
5.Seksi Rehabilitas
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelayanan Sosial lingkup rehabilitas, tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Rehabilitas.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup rehabilitas sosial.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup rehabilitas sosial.
4. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam
penyelanggaraan rehabilitas sosial.
5. Penyiapan bahan pelaksanaan rehabilitas sosial bagi para Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) sesuai dengan urusan pemerintah kota.
6. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pengendalian standar rehabilitas
sosial sesuai dengan urusan pemerintah kota.
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
6.Seksi Pembinaan Daerah Kumuh dan Penanggulangan Bencana
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pembinaan Daerah Kumuh dan
Penanggulangan Bencana.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan daerah kumuh dan
penanggulangan bencana.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup pembinaan daerah kumuh dan
penanggulangan bencana.
4. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, koordinasi dalam upaya penanganan
daerah kumuh dan penanggulangan bencana.
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
7.Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi Penempatan Tenaga Kerja
Dalam Negei.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penempatan tenaga kerja dalam
negeri.
3. Pengumpulan dan pengolahan dan lingkup penempatan tenaga kerja dalam
negri.
4. Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup penggunaan
tenaga kerja warga negara asing sesuai dengan urusan pemerintah kota.
5. Penyiapan bahan pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Antar Daerah
6. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi penggunaan tenaga kerja warga
negara asing.
7. Pendaftaran dan fasilitas pembentukan Tenaga Kerja Mandiri (TKM).
8. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pengawasan lingkup penempatan
tenaga kerja dalam negeri.
9. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
10.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
8.Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negri
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Penempatan Tenaga Kerja
Luar Negeri.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penempatan tenaga kerja luar
negeri.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup penempatan tenaga kerja luar
negeri.
4. Pelaksanaan proses perijinan asrama penampungan Calon Tenaga Kerja
Indonesia (CTKI), rekomendasi pembuatan pasport CTKI sesuai dengan urusan
pemerintah kota.
5. Penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan rekritmen CTKI sesuai dengan
urusan pemerintah kota.
6. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi penggunaan tenaga kerja warga
7. Pendaftaran dan fasilitas pembentu nkan Tenaga Kerja Mandiri (TKM).
8. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan lingkup tenaga
kerja luar negri.
9. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
10.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
9.Seksi Informan Pasar Kerja
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Informasi Pasar Kerja.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup informasi pasar kerja.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup informasi pasar kerja.
4. Pelaksanaan proses penerbitan Kartu Pencari Kerja (AK.1).
5. Pelaksanaan proses perijinan Pendiri Lembaga/LPTKS/BKK sesuai dengan
urusan pemerintah kota.
6. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, penyebarluasan informasi pasar
kerja.
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
10.Seksi Organisasi Pekerja Pengusaha Pendidikan dan Purna Kerja
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Organisasi Pekerja Pengusaha
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup organisasi pekerja, pengusaha
pendidikan dan purna kerja.
3. Pengumpulan dan pengelolaan data lingkup organisasi pekerja, pengusaha
pendidikan dan purna kerja.
4. Penyiapan bahan pelaksanaan sidang-sidang Lembaga Kerjasama Tripartit.
5. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pembentukan Lembaga Kerjasama
Bipartit dalam Pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit dan Tripatit.
6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
11.Seksi Persyaratan Kerja dan Pengupahan
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Persyaratan Kerja dan
pengupahan.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup persyaratan kerja dan pengupahan.
3. Pengumpulan dan pengolahan dan lingkup persyaratan kerja dan pengupahan.
4. Penyiapan bahan penelitian kebutuhan hidup Minimum (KHM), Indeks Harga
Konsumen.
5. Penyiapan bahan dan data Pelaksanaan kegiatan penelitian, proses pengesahan
dan pendaftaran Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu (KKWT), Perjanjian Kerja
(PK), Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB), Perusahaan
Penyedia Jasa Pekerja (PPJP), dan Pengerahan Pelaksanaan Pekerja kepada
6. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan Pembinaan Persyaratan kerja ataupun
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Keja Bersama pada
perusahaan swasta BUMD dan BUMN.
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
12.Seksi Perselisihan Hubungan Industri/PHK
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Perselisihan Hubungan
Industri / PHK.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis’lingkup perselisihan hubungan industrial
/PHK.
3. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan data pembinaan diperusahaan untuk
mencegah terjadinya Perselisihan Hubungan Industrial.
4. Penyiapan bahan dan data penyelesaian kasus Perselisihan Hubungan Industrial
dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
5. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan penyelesaian unjuk rasa / pemogokan
oleh pekerja ataupun Serikat Pekerja / Serikat Buru.
6. Penyiapan bahan dan data dalam membantu menyelesaikan masalah penutupan
perusahaan yang dilakukan oleh pengusaha.
7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
13. Seksi Pengawasan Norma Kerja
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan Kegiatan Seksi Pengawasan Norma Kerja.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan norma kerja.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup pengawasan Penyimpangan Waktu
Kerja, ijin mempekerjakan Pekerja Wanita pada malam hari sesuai dengan
urusan pemerintah kota.
4. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan Norma Kerja
diperusahaan.
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
14. Seksi Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengawasan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan, keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup pengawasan dan keselamatan kerja.
4. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pengawasan terhadap lingkungan kerja
atas hal-hal proses produksi yang dapat menimbulkan bahaya baik kepada
5. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pengawasan terhadap kebutuhan
alat-alat pemakaian pelindung diri yang wajib dipersiapkan dalam melaksanakan
pekerjaan.
6. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan perizinan yang telah diterbitkan
perusahaan serta mengambil tindakan hukum atas pelanggaran-pelanggaran
sampai ke tingkat penyidikan.
7. Pelaksanaan proses perijinan dan pengawasan penyimpangan waktu kerja, ijin
memperkerjakan pekerja wanita malam hari sesuai dengan urusan pemerintah
kota.
8. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan norma kerja
diperusahaan.
9. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
10.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
15. Seksi Pengawasan JAMSOSTEK
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana program dan kegiatan Seksi Pengawasan JAMSOSTEK.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan JAMSOSTEK.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup pengawasan-pengawasan
JAMSOSTEK.
4. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pengawasan pelaksanaan Program
5. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
perusahaan-perusahaan yang belum melaksanakan Program Jamsostek
diperusahaan.
6. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan terhadap
perusahaan-perusahaan untuk melaksanakan Program Perlindungan Tenaga Kerja dengan
berkoordinasi ke instansi terkait.
16. Seksi Instruktur dan Lembaga
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Instruktur dan Lembaga.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pelatihan instruktur dan lembaga
pelatihan.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup lembaga pelatihan kerja.
4. Penyiapan bahan dan data dalam pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan,
pembinaan lembaga pelatihan kerja.
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kerja.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
17. Seksi Sertifikasi
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Sertifikasi.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup sertifikasi lembaga pelatihan.
4. Penyiapan bahan dan data dalam pelaksanaan akreditasi lembaga pelatihan, dan
proses legilisasi sertifikat.
5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
18. Seksi Bimbingan Produktivitas Tenaga Kerja dan Pemagangan.
Tugasnya :
1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Bimbimgan Produktivitas
Tenaga Kerja dan Pemagangan.
2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bimbingan produktivitas tenaga
kerja.
3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup lembaga penyelanggaraan magang.
4. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan proses pembuatan kontrak pemagangan.
5. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan magang / training ke luar negeri.
6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
E. Jaringan Usaha / Kegiatan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1. Program Penanggulangan Kemiskinan, yaitu :
a. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
b. Pembuatan sarana sebagai tempat perlindungan dan pembinaan penyandang
2. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Lapangan Kerja Baru
a. Partisipasi angkatan kerja
b. Pekerja yang ditempatkan
c. Daya serap tenaga kerja
d. Kebutuhan hidup layak minimum dan upah minimum regional (UMR)
F. Kinerja Usaha Terkini
Kinerja usaha terkini Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan tahun 2012 sebagai
berikut :
1. Sasaran Strategi : Penanggulangan Kemiskinan
Indikator Kinerjanya :
a. Meningkatnya penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS) sebesar 5,66%.
b. Meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang
memperoleh bantuan sosial sebesar 0,01%.
c. Meningkatnya jumlah sarana sosial sebagai tempat perlindungan dan
pembinaan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) sebesar
99,05% atau sebanyak 104 unit.
2. Sasaran Strategi : Peningkatan Kesempatan Kerja dan Lapangan Kerja Baru
Indikator Kinerjanya :
a. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja sebesar 48,65%.
b. Meningkatnya pekerja yang ditempatkan sebesar 12,39%.
c. Meningkatnya rasio daya serap tenaga kerja sebesar 12,39%.
e. Menurunnya persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur sebesar
100%.
f. Meningkatnya Kebutuhan hidup layak minimum dan meningkatnya
A. LATAR BELAKANG
Didalam suatu organisasi pemerintah maupun swasta harus mencantumkan
struktur organisasi. Karena struktur organisasi yang tepat dapat membantu
mengembangkan kerjasama dalam mempersiapkan suatu rangka dasar
pekerjaan. Manusia sebagai unsur pelaksana dalam perusahaan atau instansi
memiliki kemampuan kerja yang terbatas baik fisik, pemikiran, pendidikan,
maupun faktor lainnya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut menyebabkan
kebutuhan akan suatu kerjasama yang terkoodinir dalam suatu organisasi yang
baik dan jelas agar hubungan formal di dalam organisasi dapat berjalan dengan
baik untuk pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Stoner dalam bukunya Sudarsono (2002:65), Organisasi
merupakan pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang, dibawah
pengarahan manajer, mengejar tujuan bersama. “Organisasi itu sebagai tata
pembagian kerja dan struktur tata hubungan antara sekolompok orang
Didalam organisasi umumnya sering menghadapi permasalahan seiring
dengan perkembangan zaman dan perubahan lingkungan. Masalah ini
merupakan tantangan bagi organisasi agar dapat mencari jalan keluar dan
menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman tersebut. Untuk
menciptakan koordinasi dalam organisasi, perlu diciptakan suatu wadah
yang dapat menjembatani semua bagian dalam organisasi, yaitu “struktur
organisasi”.
Dengan perkembangan jaman dalam berbagai bidang menjadikan
organisasi-organisasi mengadakan perubahan ataupun pembaruan terhadap
bentuk struktur organisasinya. Berbagai desain struktur organisasi
dimaksudkan untuk memberikan solusi yang paling mendukung dan
mempermudah secara efektif dan efisiensi bagi anggotanya untuk melakukan
kegiatan organisasinya dalam mencapai sasaran organisasi. Menurut Veithzal
Rivai (2003:406) Struktur adalah pola interaksi yang ditetapkan dalam suatu
organisasi dan yang mengkoordinasikan teknologi dan manusia dalam
Dengan adanya struktur organisasi ini, maka para anggota organisasi dapat
melihat tata pembagian kerja yang dipakai, wewenang, tanggung jawab,
peraturan yang harus ditaati, bagaimana level atau eselon daripada unit
organisasinya yang telah diatur secara jelas dan setiap anggota organisasi
mengetahui dengan jelas apa yang harus dikerjakan, kepada siapa pekerjaan itu
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menghindari terjadimya
kesalahpahaman dalam menerima serta melaksanakan perintah dari atasan.
Oleh karena itu struktur organisasi yang telah dipergunakan oleh suatu
perusahaan dapat bermutu baik dan setiap kegiatan dalam organisasi dapat
dijalankan dan diterapkan dengan lebih terarah dan teratur maka perlu
dipikirkan suatu cara yang lebih terkoordinir agar tujuan organisasi yang telah
ditetapkan bersama dapat tercapai dengan harmonis, efektif dan efisien.
Apabila struktur organisasi yang efisien ini dapat diterapkan dengan
kebijakan-kebijakan yang ditentukan perusahaan maka efektivitas dapat
ditingkatkan bilamana organisasi tersebut untuk bekerjasama untuk mencapai
tujuan perusahaan. Namun struktur organisasi dan tindakan harus diukur
sebanding dengan standar efektivitas untuk mencapainya. Dalam kegiatan
efisiensi kerja dilakukan kegiatan atau usaha menyatukan dan mengarahkan
seluruh kegiatan agar dalam setiap gerak dan langkah yang diambil dalam suatu
Tanpa adanya efesiensi kerja, individu-individu di dalam organisasi akan
kehilangan pegangan atas peranan mereka. Mereka akan mulai mengejar
kepentingan pribadi, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi
tersebut secara keseluruhan.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sebagai salah satu instansi pemerintah yang
sangat membutuhkan peran struktur organisasi yang baik. Dalam menjalankan
organisasinya juga dihadapi dengan berbagai macam masalah dan konflik yang
sering terjadi dalam suatu organisasi yang menyebabkan tidak tercapainya
efisiensi kerja.
Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa struktur organisasi pada
instansi pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mendukung proses mengkoordinasi seluruh kegiatan yang dijalankan dalam
sebuah organisasi, untuk mencapai tujuan yang baik. Oleh karena itu penulis
terdorong untuk mengetahui mengenai peran strukur organisasi dalam
meningkatkan efisiensi kerja.
Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah “Peranan struktur organisasi
dalam meningkatkan efisiensi kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul yang telah dipilih penulis maka sangatlah luas peranan
organisasi perusahaan. Maka perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah
“Bagaimana Peranan Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja
Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskritifkan bagaimana peranan struktur organisasi dalam meningkatkan
efisiensi kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan Tugas Akhir ini, antara lain :
1. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan dan saran yang mungkin berguna bagi perusahaan
atau instansi untuk mengetahui struktur organisasi yang diterapkan
diperusahaan atau instansi.
2. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis, khususnya
mengenai struktur organisasi dan pembagian kerja serta hubungan kerja yang
3. Bagi Fakultas
a. Sebagai bahan referensi untuk lebih meningkatkan kinerjanya pada bidang
masing-masing deprogram studi kesekretariatan USU.
b. Sebagai sarana untuk saling bekerja sama antar sesama pegawai walaupun
berbeda bidang agar dapat bekerja dengan baik lancar.
4. Bagi Penulis Yang Lainnya
Sebagai bahan masukan mengenai objek masalah yang sama untuk
E. Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan.
Penelitian berlangsung selama 04 Minggu, yaitu dari tanggal 10 Mei sampai
dengan 08 Juni. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel
[image:59.612.119.561.379.576.2]1.1 berikut