• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Kantor Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Medan"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Amirullah. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung: Refika

Aditama

Rivai, Veithzal. 2003. Kepimpinan dan Perilaku Organisasi, Ed 1, Cetakan 1,

PT Rjagrafindo Persada, Jakarta.

Robbins, Stephen. P & Coutler, Marry. 2004. Manajemen. Jakarta: PT. Indeks

Kelompok Gramedia.

Robbins, Stephen P : Judge, Timothy A. (2008), Perilaku Organisasi Buku 2,

Jakarta: Salemba Empat.

Sedarmayanti. 2002. Manajemen Perkantoran. Edisi Revisi, Mandar Maju.

Bandung.

Sudarsono, J. 2002. Pengantar Ekonomi Perusahaan, PT. Prehanllindo,

Jakarta.

Syamsi, Ibnu, 2004. Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan Negara. Penerbit

Gajah Mada University Press: Yogjakarta.

Terry & Rue. 2005. Dasar-dasar Organisasi. Yogjakarta: Gajah Mada

University: UII Press.

Umar, Husein. 2000. Business An Introduction. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Usman, Husaini. 2013, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.

Edisi 4. Jakarta. Bumi Aksara.

(2)

A. Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan

antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi

menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan

fungsi dan aktivitas tersebut sampai batas-batas tertentu.

Ada beberapa pengertian tentang struktur organisasi, antara lain:

1. Menurut Usman (2013:193), struktur organisasi adalah sistem formal dari

hubungan aturan-aturan dan tugas serta keterkaitan otoritas yang mengontrol

cara orang bekerja sama dan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai

tujuan organisasi. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas

pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu denagn kegiatan yang

lainnya dan juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi.

2. Menurut Umar (2000:65), struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan

hubungan antar bagian dan posisi dalam organisasi, Struktur oragnisasi

menjelaskan pembagian aktivitas tugas. Dengan adanya pembagian tugas

dalam struktur organisasi maka akan menjadi jelas tujuan yang harus dicapai

(3)

B. Fungsi Struktur Organisasi

Menurut Zaenudin (2007:118), bahwa struktur orgnisasi berfumgsi untuk

menyelenggarakan tugas dengan tujuan yang diinginkan. Dengan adanya

struktur organisasi masing-masing pegawai atau akan tugas, wewenang,

tanggung jawab sehingga pegawai tersebut dengan sendirinya mengerjakan

tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan tanggung jawab akan

lancar/ hendaknya pegawai ditempatkan pada tempat dan tugas yang sesuai

denganbakat, pendidikan, pengalaman dan keahlian fisiknya.

Dari Struktur Organisasi akan dapat diperoleh fungsi sebagai berikut:

a. Dapat untuk mengetahui besar kecilnya organisasi

b. Dapat untuk mengetahui garis-garis saluran wewenang

c. Dapat untuk mengetahui berbagai macam satuan organisasi yang ada

d. Dapat untuk mengetahui rincian aktivitas masing-masing satuan organisasi

e. Dapat untuk mengetahui setiap jabatan yang ada

f. Dapat untuk mengetahui rincian tugas para pejabat

g. Dapat untuk mengetahui jumlah pejabat

h. Dapat untuk mengetahui photo pejabat

i. Dapat untuk mengetahui kedudukan setiap pejabat

(4)

C. Elemen Struktur Organisasi

Ada 6 (enam) elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer

ketika hendak mendesain struktur menurut Robbins (2008:214-224):

1. Spesialisasi Pekerjaan

Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam

beberapa pekerjaan tersendiri.

2. Departementalisasi

Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara

bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan

pelanggan.

3. Rantai Komando

Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak

organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa yang

bertanggung jawab kepada siapa.

4. Rantai Kendali

Jumlah bawahan yang diarahkan oleh seorang manajer secara efisien

dan efektif.

5. Sentralisasi dan Desentralisasi

Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan

terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah

lawan dari sentralisasi.

6. Formalisasi

(5)

D. Strategi Struktur Organisasi

Para manajer akan menyusun struktur organisasi dan seluruh organisasi dan

submitnya sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan, sumber-sumber dan

lingkungan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dari

organisasi. Empat strategi pokok dalam struktur organisasi adalah: (Sudarsono,

2002:66)

1. Rencana untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Teknologi yang digunakan untuk melaksankan rencana pencapaian

tujuan.

3. Orang yang bekerja pada seluruh tingkatan dan fungsi-fungsinya.

4. Besaran seluruh organisasi.

E. Desain Organisasi yang Umum

Dan kita akan menggambarkan tiga desain organisasi yang sering

dipergunakan. Desain tersebut meliputi struktur sederhana, birokrasi, dan

struktur matriks menurut Robbins (2008:214-224):

1. Struktur Sederhana

Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar

departemenlisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang

terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana

paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil dimana manajer dan

pemilik adalah satu dan sama. Kekuatan dari strukturb ini adalh

(6)

ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akunbilitas. Satu

kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun

selain organisasi kecil karena sruktur sederhana menajdi tidak memadai

tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah

dan sentralisasinya yang tinngi cenderung menciptakan kelebihan beban

dipuncak.

2. Birokrasi

Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tgas-tugas operasi yang sangat

rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat

formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen

fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan

pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama

birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang

terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalh dengan

spesialisasi yang diciptakn bisa menimbulk konflik-konflik subunit, karena

tujuan-tujuan unti fungsionak dapat mengalahkan tujuan keseluruhan

organisasi. Kelemaha besar lainnya adalah ketika ada kasus yang tidak

sesuai sedkiti saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena

birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang

sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan

(7)

3. Struktur Matriks

Karateristik structural yang paling menonjol dari matriks adalah melanggar

konsep kesatuan perintah, karyawan pada matriks mempunyai

manajer-manajer departemen fungsioanl dan manajer-manajer produksi. Oleh karenanya

matriks memili garis perintah ganda. Ada keuntungan lain dari matriks,

Matriks memudahkan penempatan para spesialis dengan efisien. Matriks

member organisasi keuntungan skala ekonomi dengan cara menyediakan

sumber daya yang terbaik dan merode yang efektif untuk memastikan

bahwa pemanfaatan keahlian mereka efisien.

F. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi

Menurut William R. Spriegel (2002:200) ada empat macam bentuk struktur

organisasi, antara lain :

1. Organisasi Garis (Line Organization)

Dalam organisasi garis, tugas perencanaan, pengembangan dan

pengawasan berada di satu tangan dari garis kewenangan (Line Authority)

langsung dari pimpinan kepada bawahan.

Ciri-ciri Organisasi Garis, yaitu

a. Tujuan organisasi masih sederhana.

b. Orgnisasinya kecil.

c. Jumlah pegawainya sedikit.

(8)

e. Pimpinan dan bersama pegawai saling mengenal dan dapat berhubungan setiap

hari kerja.

f. Tingkat spesialisasi begitu juga alt-alat yang diperlukan tidak beraneka ragam.

Kebaikan-kebaikan dari Organisasi Garis, yaitu :

a. Wewenang dan tanggung jawab mengalir secara jelas.

b. Garis kepemimpinan berjalan secara tegas, tidak mungkin terjadi

kesimpangsiuran karena pimpinan langsung berhubungan dengan pegawai.

c. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang

diajak konsuktasi masuh sedikit atau tidak ada sama sekali,

d. Rasa solidaritas para pegawai umumnya tinggi karena saling mengenal.

Keburukan-keburukan dari Organisasi Garis, yaitu :

a. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter.

b. Seluruh orgnisasi terlalu bergnatung pada satu orang sehingga jika orang itu

tidak mampu, maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.

2. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)

Tipe organisasi garis da stafpada umumnya digunakan untuk orgniasai yang

besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka

ragam serta rumit.

Ciri-ciri Organisasi Garis dan Staf, yaitu:

a. Organisasi besar dan berifat kompleks.

b. Jumlah pegawai banyak dan daerah kerja luas.

(9)

d. Pimpinan begitu pula sesama pegawai tidak lagi semuanya saling mengenal.

e. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan dipergunakan secara

maksimal.

Kebaikan-kebaikan Organisasi Garisa dan Staf, yaitu :

a. Dapat digunakan oleh setiap organisasi yang bagaimanapun besarnya, apapun

tujuannya, bagaimana lua dan tugasnya dan betapa kompleksnya susunan

organisasinya.

b. Bakat yang berbeda-beda dari pegawai dapat dikembangkan menjadi satu

spesialisasi.

c. Ada pembagian tugas yang luas antara pimpinan dan pelaksana,

d. Prinsio penempatan “the right man on the right plae” lebih mudah

dilaksanakan.

e. Pengambilan keputusan dapat juga berjala cepat, karena walaupun harus

banyak orang yang diajak berkonsultasi atau berunding tetapi pimpinan dapat

mengambil keputusan yang mengikat.

f. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dicapai karena ada anggota staf

yang ahli dalam bidangnya yang member nasehat dan mengerjakan

perencanaan yang teliti.

g. Koordinasi dapat juga dengan mudah dikerjakan karena sudah ada

pembidangan tugas masing-masing.

h. Displin dan moral para pegawai biasanya tinggi karena tugas yang

dilaksanaksan.

(10)

a. Rasa solidaritas para pegawai tidak begitu tinggi seperti dalam organiasasi

garis, karena pimpinan dan sesama pegawai tidak lagi saling mengenal.

b. Bagi para komponen pelaksana tidak selalu jelas mana perintah dan mana

nasehat, karena dihadapkan pada dua atsasan, yaitu : (1) Atasan yang ditentukan

dalam garis pimpinan (line of command) yang mempunyai kekuasaan

mengambil keputusan dan hak memerintah. (2) Staf tingkat atas yang walaupun

hanya berhak member nasehat, tetapi perlu pula ditaati karena nasehat itu

didasarkan pada keahlian dan wewenang fungsional, selain itu ada lagi petunjuk

teknis dari staf khusus yang hatus dituruti karena secara teknis tidak dapat

dilanggar.

c. Jika koordinasi di tingkat staf tidak baik maka dapat membingungkan unti-unti

pelaksana dan dapat pukla merupakan hambatan dalam pelaksanaan tugas.

3. Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan

macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan.

Ciri-ciri Organisasi Fungsional, yaitu :

a. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat divedakan.

b. Dalam melaksanakan tugas, tidak banyak memerlukan koordinasi karena

bidang tugas yang diberikan sudah tegas dan jelas digaruiskan.

c. Pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisai tugas.

d. Para atasan mempunyai wewenang komando pada unit-unti yang berbeda

(11)

e. Pengendalian oleh pimpunan tidak terlalu ketat.

Kebaikan-kebaikan Organisasi Fungsional, yaitu :

a. Pembidangan tugas-tugas jelas, sehingga kesimpulan dan kesimpangsiuran

dapat diatasi dan digambarkan.

b. Spesialisasi para pegawa dapt dikembangkan dan digunakan semaksimal

mungkin.

c. Solidaritas,moral, dan displin antar pegawai yang menjalankan fungsi yang

sama pada umunya tinggi.

d. Koordinasi antar pegawai yang menjalankan fungsi yang sama biasanya

mudah, karena masing-masing sudah memahami perkerjaaan yang diberikan.

Keburukan-keburukan Organisasi Fungsional, yaitu :

a. Para pegawai terlalu memspesialisasikan diri pada bidang tertentu saja,

sehingga sulit untuk mengadakan tour of duty atau tout of areatanpa melalui

pendidikan yang intensif terlebih dahulu.

b. Para pegawai terlallu mementingkan bidangnya saja, aehingga koordinasi yang

bersifat menyeluruh sukar dilaksanakan.

4. Organisai Komite/Panitia (Committee Organization)

Panitia adalah sekolompok orang yang ditunjuk secara resmi untuk

mengurus urusan-urusan tertentu (Terry dan Rue:2005:127).

Ciri-ciri Organisasi Komite/Panitia, yaitu :

a. Tugasnya tertentu dan jangka waktu berlakunya tertentu/terbatas.

(12)

c. Tugas kepimpinan dilaksanakan secara kolektif.

d. Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewnenang, dan tanggung jawab

yang pada umumnya sama.

e. Para pelaksasna dikelompokkan menurut bidang tugas tertentu yang harus

dilaksanakan dalam bentuk task force.

Kebaikan-kebaikan Organisasi Komite/Panitia, yaitu :

a. Pada umumnya keputusan diambil secara tepat karena segala sesuatu

dibicarakan lebih dahulu secara kolektif dan segala faktor telah

dipertimbangkan.

b. Kemungkinan bagi seseorang untuk bertindak secara diktatoris sangat kecil.

c. Kerjasama di kalangan pelaksana mudah dibina karena segala sesuatu

dibicarakan lebih dahulu.

Keburukan-keburukan Organisasi Komite/Panitia, yaitu :

a. Para pelaksasn pada umumnya sering bingung karena perintah tidak dating dari

seseorang tetapi adakalanya dari beberapa orang.

b. Pengambilan keputusan pada umumnya sangat lambat karena segala sesuatu

harus dibicarakan lebih dahulu dan sering keputusan diambil melalui consensus

atau pemungutan suara.

c. Daya kreasi seorang pelaksana tiak menonjol karena didasarkan pada aktivitas.

d. Jika timbul kemacetan, tidak ada satu ornag pun yang dapat dimintai tanggung

jawab lebih dari yang lainnya.

(13)

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ermie (2006),

menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktru organisasi antara

lain :

a. Strategi Organisasi

Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh

karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian

tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi

organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.

b. Skala Organisasi

Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranaya

adalah jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja

organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali

memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya

yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yangv juga tidak sedikit.

Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat diaktakan berskala besar jika

tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen

penghasil konveksi. Organisasi yang berskala bessar karena ruang lingkup

aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan

pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu

mempertimbangkan berbagai factor yang terkait dengan aktifitas yang luas

tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah

tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masib sedikit,

(14)

kecil biasanya memliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak

terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.

c. Teknologi

Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara

bagimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, factor teknologi terkait

dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.

d. Lingkungan

Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan

diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga

termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang

dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur

organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah.

Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak

mengubah struktur organisasi.

H. Peran Struktur Organisasi

Struktur memegang peranan yang sangat penting dalam jalannya

organisasi. Struktur memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuan.

Apapum organisasinya, Organisasi selalu dirikan untuk mencapai tujuan. Ada

(15)

tersebut akan lebih mudah dicapai jika terdapat pembagian kerja yang

diimplementasikan dalam sebuah struktur.

Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang

baik. Struktur organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien.

Struktur organisasi sehat berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat

menjalankan peranannya dengan tertib, struktur organisasi efisien berarti dalam

menjalankan peranannya tersebut masing-masing satuan organisasi dapat

mencapai perbandingan terbaik antara usasha dan hasil kerja.

Struktur organisasi harus membantu pencapaian sasaran dipengaruhi oleh

strategi organisasi, masuk akal bahwa strategi dan struktur harus berkaitan.

Lebih tegasnya, struktur organisasi mengikuti strategi (Robbins dan

Coulter,2004:262). Struktur organisasi berperan dua macam yaitu pertama

sebagai pedoman untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien

sehingga sejauh mungkin hendaknya dilaksanakan agar aktivitas organisasi

dapat berjalan dengan lancer, dan peranan kedua sebagai pedomana untuk

melakukan kegiatan organisasi agar dapat berjalan lancar.

I. Efisiensi Kerja

Secara singkat dapat dikatakan bahwa efisiensi yang dimaksud adalah

upaya penghematan segala hal didalam pelaksanan kerja. Efisiensi kerja adalah

pelaksanaan pekerjaan dengan cara-cara tertemtu tanpa mengurangi tujuan

(16)

biayanya, paling sedikit tenaganya, paling ringan bebannya dan paling singkat

waktunya. Di dalam kantor, seorang pegawai yang bekerja efisien pasti

memiliki kecepatan kerja yang tinggi, atau kebalikannya, jika dia ingin

menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat, dia harus bisa meningkatkan

kecepatan kerjanya, berarti dia harus bekerja dengan efisien. Seorang pegawai

yang bekerja tidak efisien, sudah pasti kecepatan kerjanya lamban, sehingga

sering disebut orang menjadi malas. Asalkan punya motivasi, cara bekerja yang

efisien dapat diterapkan oleh setiap pegawai untuk semua pekerjaan kantor baik

yang besar maupun yang kecil.

1. Pengertian Efisiensi

Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang

maksimum dengan usaha tertentu yang diberikan. Menurut Sedarmayanti

(2001:112), bahwa efisiensi adalah usaha pada produksi untuk memberantas

pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun gejala yang merugikan. Efisiensi

kerja adalah pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpas mengurangi

tujuannya yang merupakan cara yang termudah mengerjakannya, termurah

biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya da terpendek jaraknya.

Ada beberapa pendapat menurut ahli mengenai pengertian efisiensi.

a. Achmad

Menurut Achmad (2007), Efisiensi artinya perbandingan terbaik antara

(17)

efisiensi pada prinsipnya merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang

diperoleh (output) dengan kegiatan yang dilakukan serta sumebr-sumebr da

waktu yang dipergunakan (input).

b. Ducker

Menurut Ducker dalam (Amirullah, 2004:8), efisiensi berarti mengerjakan

sesuatu yang benar. Dalam bahasa sederhananya efisiensi itu menunjukkan

kemampuan organisasi dalam menggunakan sumber daya dengan benar.

2. Syarat Efisiensi Kerja

Syarat dapat dicapai pengukuran efisinsi kerja yaitu:

a. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Pembagian kerja yang nyata.

c. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab\

d. Prosedur kerja yang praktis.

e. Ekonomis, untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha pencapaian efektif

termaksud maka biaya, tenaga kerja, materil, peralatan, waktu yang

ditetapkan.

f. Berhasil guna / efektif, yaitu untuk menyatakan kegiatan telah dilaksanakan

dengan tepat, artinya target dicapai dengan waktu yang ditetapkan.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Kerja

Menurut Yutta dalam (Sedarmayanti, 2001:124), faktor-faktor yang

(18)

1. Physical Enviroment (lingkungan kerja)

2. Non Physical Enviroment (suasana kerja)

3. Struktur organisasi

4. Prosedur dan tata kerja

5. Prosedur design (corak hasil produksi)

6. Kecakapan para pekerja

7. Keinginan bekerja

J. Peran Struktur Organisasi Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan

Instansi pemerintah khususnya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sangat

membutuhkan peranan struktur organisai dalam jalannya organisasi untuk

meningkatkan efisiensi kerja. Kita tahu bahwa kelancaran suatu organisasi

selalu didirikan untuk mencapai tujuan. Ada orientasi yang ingin dicapai jika

terdapat pembagian kerj yang diimplementasikan dalam sebuah struktur. Jadi

peranan struktur organisasi sangatlah penting untuk melancarkan wewenag,

(19)

Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja yang menjadi tujuan organisasinya

adalah untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan da karyawan melalui

pertumbuhan dan probalitas juga sebagai pedoman kegiatan pengarahan da

penyaluran usaha-usaha dan kegiatan para anggota organisasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sebuah struktur sebagai

pengejawatahan strategi organisasi kedalam pelaksanaannya dilapangna.

Maksudnya tidak lain adalah agara tujuan organisasi dapat tercapai dengan

efektif dan efisien yaitu dengan membuat sebuah desain struktur yang

memeiliki flsksibilits untuk menyesuaikam dengan kondisi yang dinamis,

dimana semua hal dapat berubah dengan cepat. Untuk itulah diperlukan sebuah

struktru firmal yang mendukung dan mempermudah anggota organisasi dalam

pelaksanan pekerjaan organisasi. Kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai

pengorganisasian yang didefinisikan sebagai proses penciptaan struktur

organisasi (Robbins Dan Coulter 2004:254).

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja menerapkan struktru organisasi garis dan

staf.Dimana dalam bentuk ini dapat dilihat saluran hubungan kesatuan

dilakukan melalui pimpinan yang ada diatas mereka sehingga perintah dan

tanggun jawab mengenai tuigas dan pekerjaan pokok yang bersangkutan

dijalankan menurut bentuk lurus mulai dari pimpunana sampai karyawan paling

rendah.

Dengan adanya struktur organisasi masing-masing pegawai akan tugas,

wewenang, tanggung jawab sehingga pegawai tersebut dengan sendirinya

(20)

jawab. Akan lancar hendaknya pegawai ditempatkan pada tempat dan tugas

yang sesuai dengan bakat, pendidikan, pengalaman dan keahlian fisiknya.

Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan pembuatan struktur

organisasi bukan hanya sekedar menggambarkan deskripsi terhadapa

wewenang dan tugas karywan dala, sebuah organisasi tapi juga memberika

gambaran yang jells terhadap hal-hal berikut:

1. Kejelasan Kedudukan

Kedudukan setiap orang dalam perusahaan, terlihat pada struktur organisasi

yang sebenarnya mempermuda dalam melakukan koordinasi karena adanya

keterkaitan penyelesaian pekerjaan terhadap suatu fungsi yang

dipercayakan pada seseorang.

2. Kejelasan Tugas

Penyelesaian terhadap uraian tugas pada perusahaan yang terlibat dalam

struktur organisasi, sangat membantu pada pihak pimpinan untuk

melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja bawahan. Untuk

bawahanb sendri, kejelasn tugas akan membuat konsentrasi terhapadp

pelaksanaan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan telah menjalankan peran

struktur organisasiya dengan sangta baik, pada pembagian kerja terdapatnya

(21)

kekuasaan, sehingga luas dan berat tanggung jawab yang dibebankan sesuai

dengan luas dan beratnya tugasnya serta melakukan kelancaran kerja dalam

organisasinya dengan menerapkan peranan struktur organisasi dan juga di

setiap unit-unitnya.

Struktur organisasi yang efisien pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

Kota Medan merupakan struktur yang beroperasi tanpa pemborosan dan

memberikan kepuasan kerja, mengizinkan partisipasi tepat dalam

pemecahan masalah atau persoalan. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota

Medan juga telah memanfaatkan sumber daya manusia dengan seoptimal

mungkin. Dengan demikian maka efisiensi kerja dapat diukur dari adanya

struktur organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kera telah memudahkan bagi

karyawan untuk mengetahui kepada siapa karyawan tersebut akan

mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya yang ditugaskan kepada,

dari siapa karyawan itu akan memperoleh perintah langsung dan bila dai

mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, kepada siapa akan

meminta nasehat dan petunjuk untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Jika kita simpulkan maka, struktur yang sesuai dengan organisasi

sangat perlu untik dibuat baik dalam tingaktan organisasi maupun unit-unti

dibawahnya. Jika tidak organisasi akan sulit untuk mencapai tujuan akibat

(22)
(23)

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka penulis dapat

mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang diterapkan dalam organisasi sudah dapat

dijalankan fungsinya sebagai alat untuk mengendalikan,

menyalurkan, dan mengarahkan para anggota untuk mencapai apa

yang menjadi tujuan dalam organisasi.

2. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja menerapkan struktur organisasi garis

dan staf. Dimana dalam bentuk ini dapat dilihat saluran hubungan

antara kesatuan dilakukan melalui pimpinan yang ada diatas mereka

sehingga perintah dan tanggung jawab mengenai tugas dan

pekerjaan pokok yang bersangkutan dijalankan menurut bentuk

lurus dari pimpinan sampai karyawan yang paling rendah.

3. Pengukuran efisiensi kerja para pegawai di Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja Kota Medan dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari

hasil kerja kinerja usaha terkini yang mengalami peningkatan dalam

setiap tahunnya dengan meningkatnya kinerja aparatur

(24)

4. Pembagian tugas dan wewenang dibagian masing masing dalam

penyiapan rencana, program, dan pengumpulan data dapat

terlaksana lancar dengan kerjasasama pegawai demi

mengefisiensikan kerja pegawai.

B. Saran

1. Hendaknya dalam pengaturan wewenang lebih ditingkatkan agara

pimpinan tidak ragu-ragu dalam mendekegasikan wewenangnya

kepada bawahan dan orang lain yang berhak melakukannya.

2. Untuk lebih meningkatkan kerjasama yang baik antara sesama

karyawan dengan pimpinana atau sebaliknya perlu dipelihara

hubungan informal didalam perusahaan. Hubungan informal

tersebut dapat berupa dengan mengadakan berbagai kegiatan

misalnya rekreasi, arisan, kegiatan keagamaan dan sebagainya.

3. Agar lebih memperlncar setiap pekerjaan yang akan dilakukan oleh

bawahan hendaknya pimpinan terlebih dahulyu memberikan

instruksi yang dibutuhkan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.

4. Dengan tuga yang diberikan kepada pegawai pada bidang

masing-masing doharapkan membantu dan melayani masyarakat dengan

(25)

A. Sejarah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tatakerja Perangkat Daerah Kota Medan yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dinas Sosial

dan Tenaga Kerja sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Medan yang

melaksanakan kewenangan pemerintah di bidang sosial dan ketenagakerjaan di kota

medan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2009 tentang

Urusan Pemerintah Kota Medan.

Pelaksanaan kewenangan pemerintah di bidang sosial dan ketenagakerjaan

sebelumnya ditangani oleh 2 (dua) Satuan Kerja Perangkat Daerah yaitu: Kantor Sosial

Kota Medan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas dan

kewenangan pemerintah dibidang sosial, dan Dinas Tenaga Kerja Kota Medan

merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas dan kewenangan

pemerintah dibidang ketenagakerjaan, dimana kedua perangkat daerah tersebut

bergabung menjadi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan pada tahun 2009. Sejak

pembentukan tersebut Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan adalah Drs.

H. T. Irwansyah yang kemudian memasuki masa pensiun pada tahun 2011, yang

kemudian jabatan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dilaksanakan oleh Marah

(26)

Lubis, SH sebagai Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan sampai dengan

sekarang.

Sebagai tugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja melaksanakan sebagai urusan

rumah tangga daerah di bidang sosial dan tenaga kerja dalam rangka kewenangan

desentralisasi dan dekonsentralisasi, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi program

dan kegiatan yag berkaitan dengan urusan sosial dan urusan ketenagakerjaan di kota

Medan.

B. Visi dan Misi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan 1. Visi

Visi adalah cara pandang ke depan kearah mana Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

Kota Medan harus dibawa agar eksis, antisipasif, dan inovatif. Jadi Visi adalah

pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan Instansi Pemerintah.

Pernyataan Visi ini merupakan gambaran yang menantang tentang keadaan

masa depan yang ingin dicapai oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota

Medan. Visi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan adalah sebagai berikut

:

“PERLUASAN, PERLINDUNGAN KERJA DAN

PENGENTASANKEMISKINAN DALAM MASYARAKAT MENUJU

(27)

2. 2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota

Medan dalam Rencana Strategis (Renstra) sebagai berikut :

a. Meningkatkan penempatan tenaga kerja dan memperluas kesempatan kerja,

seperti dengan cara :

1. Meningkatkan sistem informasi kerja

2. Meningkatkan penyaluran tenaga kerja melalui program AKAD, AKL,

AKAN, dan bursa kerja.

b. Meningkatkan hubungan industrial yang standar/ideal, seperti dengan cara :

1. Meningkatkan pembinaan tenagakerja dan pengusaha untuk terwujudkan

ketenagaan pekerja dan berusaha.

2. Meningkatkan kesejahteraan pekerja, melalui perbaikan pengupahan, dan

syarat-syarat kerja di perusahaan.

3. Meningkatkan dan mendorong semangat pembentukan Lembaga Kerja

Sama Tripartif Daerah Kota Medan.

c. Meningkatkan pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan, seperti dengan

cara :

1. Meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan sesuai peraturan

perundang-undang.

2. Meningkatkan perlindungan terhadap tenaga kerja sesuai ketenagakerjaan.

d. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, seperti

(28)

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar sesuai dengan pasar kerja

2. Meningkatkan kualitas lembaga pelatihan kerja.

e. Meningkatkan kualitas pengelolaan lembaga-lembaga social, seperti dengan

cara :

1. Meningkatkan mutu dan pelaksanaan kegiatan sosial pada lembaga-

lembaga sosial.

f. Meningkatkan penanganan masalah-masalah kesejahteraan social, seperti

dengan cara :

1. Mengurangi tingkat dan jumlah masyarakat yang tergolong PMKS

(penyandang masalah kesejahteraan sosial).

2. Meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian bagi PMKS.

g. Meningkatkan rasa nilai-nilai kejuangan dan kesetiakawanan social, seperti

dengan cara :

1. Meningkatkan rasa nilai- nilaikejuangan dan kesetiakawanan kepada

masyarakat pada masa kini.

2. Meningkatkan kepedulian terhadap jasa- jasa para pejuang.

h. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan undian dan pengambilan/

pengumpulan uang, seperti dengan cara :

1. Meningkatkan sosialisasi dan pengawasan pelaksanaan undian dan

pengambil / pengumpulan uang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

(29)

Didalam tujuan perusahaan/ instansi suatu struktur atau bentuk organisasi

yang sempurna yang dapat megkoordinir aktivitas yang dilakukan oleh sejarah

karyawan tertentu menurut bagiannya masing-masing yang bekerja secara

bersama-sama dibawah pimpinan seorang Kepala Dinas. Peggolongan aktivitas diperlukan

untuk mencapai tujuan perusahaan/ instansi, dengan memberikan tugas-tugas bawahan

untuk melaksanakan aktivitas tersebut dan juga memberikan sistem komunikasi untuk

melancarkan kerja sama pimpinan dengan bawahan. Dengan adanya struktur organisasi

terbentuk dalam kegiatan memutuskan atau menentukan suatu organisasi juga

memudahkan pimpinan untuk mengawasi, karena struktur tersebut memberikan

kejelasan kepada pimpinan sebatas mana yang merupakan tanggungjawab dari

sejumlah karyawan.

Adapun bagan struktur organisasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan,

(30)
(31)

D. Job Description Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan

Berikut ini adalah uraian tugas yang melaksanakan penyelenggaraan pelayanan

bidang sosial dan ketenagakerjaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan

yang terdiri dari :

1. Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan menyelenggarakan tugas:

a) Melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang Sosial dan Tenaga Kerja

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

b) Perumusan kebijakan teknis dibidang sosial dan ketenagakerjaan

c) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sosial

dan ketenagakerjaan

d) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang sosial dan ketenagakerjaan dan

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2. Sekretariat menyelenggarakan tugas:

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan.

b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas.

c) Pelaksanaan dan penyeleggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas

yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan

kerumahtanggaan Dinas.

d) Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan

organisasi, dan ketataklasanaan.

e) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas.

(32)

g) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.

Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) sub bagian, yaitu :

a. Sub Bagian Umum

b. Tugasnya :

1. Penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Umum.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum.

3. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah

dinas, penataan kearsipan, perlengkapan dan penyelenggaraan

kerumahtanggaan dinas.

4. Pengelolaan administrasi kepegawaian.

5. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,

ketataklasanaan, dan kepegawaia.

6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

8. Pelaksanaan tuga lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

c. Sub Bagian Keuangan

Tugasnya :

1. Penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.

3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan

rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi.

(33)

5. Penyususnan laporan keuangan Dinas.

6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasis, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

d. Sub Bagian Penyusunan Program

Tugasnya :

1. Penyususnan rencana kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program.

2. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan

program Dinas.

3. Penyiapan bahan penyususnan rencana dan program Dinas.

4. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasis, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan terdiri dari 6 (enam) bidang, yaitu:

1.Bidang Bina Sosial

Tugasnya :

1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Bina Sosial.

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup bantuan sosial, bimbingan sosial,

kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan social.

3. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam penyelanggaraan bina sosial

(34)

4. Fasilitasi bagi para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan

Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).

5. Pelaksanaan pembinaan dan pelesterikan nilai-nilai kepahlawanan,

keperintisan, dan kesetiakawana social.

6. Pemberdayaan Organisasi Sosial, Karang Taruna, Pekerja Sosial, Taruna Siaga

Bencana, dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial lainnya.

7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang bina social.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2. Bidang Pelayanan Sosial

Tugasnya :

1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Pelayanan Sosial.

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup undian dan pengumpulan uang,

rehabilitasi, pembinaan daerah kumuh dan penanggulangan bencana.

3. Pelaksanaan rehabilitasi sosial bagi para Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS), penanggulangan bencana dan penanganan daerah kumuh.

4. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan pembinaan

daerah kumuh dan penanggulangan bencana sesuai denga urusan pemerintah

kota.

5. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan kegiatan undian dan pengumpulan dana

social.

(35)

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3.Bidang Pembinaan dan Penempatan Tenaga kerja

Tugasnya :

1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Pembinaan dan Penempatan

Kerja.

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup penempatan tenaga kerja dalam negeri,

luar negeri, dan informasi pasar kerja.

3. Pemberian informasi ketenagakerjaan.

4. Pemberian pengurusan penyaluran dan penempatan tenaga kerja serta

perkuasan tenaga kerja dalam dan luar negeri

5. Pelaksnaan proses perjanjian dan pelayanan lainnya lingkup penggunaan

tenaga kerja asing sesuai dengan urusan pemerintah kota.

6. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian lingkup penempatan

tenaga kerja dan informasi pasar kerja.

7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pembinaan dan

penempatan tenaga kerja.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

(36)

Tugasnya :

1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Hubungan Industrial

Syarat-syarat Kerja dan Purna Kerja.

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup hubungan industrial, syarat-syarat kerja

dan purna kerja.

3. Pelaksanaan pembinaann hubungna industrial, persyaratan kerja, organisasi

pekerja, dan pengusaha.

4. Pemerantaraan dalam hal penyelesaian Perselisiha Hubungan Industrial dan

Pemutusan Hubungan kerja (PHK).

5. Penelitian, pengesahan, pendaftaran, Kesepakatan Kerja Waktu tertentu

(PKWT), Perjanjian, Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja

Bersama (PKB), Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja (PPJP),Pengerahan

Pelaksana Pekerja kepada perusahaan lain.

6. Pelaksanaan proses penetapan Upah Minimum Kota (UMK) dan Upah

Maksimum Sektor Kota (UMSK).

7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang hubungan

industrial syarat-syarat kerja dan purna kerja.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

(37)

Tugasnya :

1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Pengawasan

Ketenagakerjaan.

2. Penyusuna petunjuk teknis lingkup pengawasan ketenagakerjaan.

3. Pelaksanaan pengawasan dan penyidikan terhadap pelanggaran pelanggaran

Norma Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja, LingkunganKerja,

Perlindungan terhadap Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

4. Pelaksanaan pengawasan dan penggunaan tenaga kerja asing dengan

berkoordinasi kepada instansi terkait.

5. Pelaksanaan pengawasan atas perusahaan-perusahaan penyediaan jasa tenaga

kerja buruh.

6. Pelaksanaan proses perjanjian dan pelayanan lainnya lingkup penggunaan

alat-alat K-3 antara lain sesuai dengan urusan pemerintah kota.

7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengawasan

ketenagakerjaan.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

6. Bidang Pelatihan dan Produktivitas

Tugasnya :

1. Penyusunan program dan rencana kegiatan Bidang Pelatihan dan Produktivitas

(38)

3. Penyelenggaraan pelatihan terhadap pencari kerja dan menyiapkan standarisasi,

test kualifikasi dan memberikan perjanjian kepada Lembaga Pelatihan Kerja

Swasta.

4. Penyelenggaraan kegiatan pemagangan, pelatihan terhadap instruktur.

5. Pelaksanaan pembinaan terhadap pelaksanaan latihan/kursus yang dilakukan

oleh Lembaga Latihan Swasta, Pemerintah dan Perusahaan dibidang

ketenagakerjaan.

6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengawasan

ketenagakerjaan.

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan terdiri dari 18 (delapan belas) jabatan,

yaitu :

1. Seksi Bantuan Sosial

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bantuan Sosial.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bantuan sosial.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup bantuan sosial.

4. Penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama dalam penyelanggaraan bantuan

sosial.

5. Penyiapan bahan fasilitas bagi para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(39)

6. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pembinaan pengawasan dan

pengendalian lingkup bantuan sosial dengan urusan pemerintah kota.

7. Penyiapan bahan monitor, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

8. Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2.Seksi Bimbingan Sosial

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bimbingan Sosial.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bimbingan sosial.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup bimbingan sosial.

4. Penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama dalam penyelanggaraan bimbingan

sosial.

5. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan sosial bagi para Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial

(PSKS).

6. Penyiapan bahan monitorin, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas dan

fungsinya.

3.Seksi Kepahlawanan Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Kepahlawan Keperintisan dan

(40)

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kepahlawanan, keperintisan dan

kesetiakawanan sosial.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup kepahlawanan, keperintisan dan

kesetiakawanan sosial.

4. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam

penyelanggaraan upaya pembinaan jiwa kepahlawanan, keperintisan dan

kesetiakawanan sosial.

5. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pelestarian, nilai-nilai

kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial sesuai dengan urusan

pemerintah kota.

6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai tugas dan

fungsinya.

4.Seksi Undian dan Pengumpulan Uang

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Undian dan Pengumpulan

Uang.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup undian dan pengumpulan uang.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup undian dan pengumpulan uang.

4. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi kegiatan undian dan pengumpulan

dana sosial sesuai dengan urusan pemerintah kota.

5. Pelaksanaan proses perijinan, pelayanan lainnya, lingkup kegiatan undian dan

(41)

6. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pengawasan kegiatan undian dan

pengumpulan dana sosial dengan urusan pemerintah kota.

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang bina

sosial.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

5.Seksi Rehabilitas

Melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelayanan Sosial lingkup rehabilitas, tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Rehabilitas.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup rehabilitas sosial.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup rehabilitas sosial.

4. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam

penyelanggaraan rehabilitas sosial.

5. Penyiapan bahan pelaksanaan rehabilitas sosial bagi para Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) sesuai dengan urusan pemerintah kota.

6. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pengendalian standar rehabilitas

sosial sesuai dengan urusan pemerintah kota.

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

6.Seksi Pembinaan Daerah Kumuh dan Penanggulangan Bencana

(42)

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pembinaan Daerah Kumuh dan

Penanggulangan Bencana.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan daerah kumuh dan

penanggulangan bencana.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup pembinaan daerah kumuh dan

penanggulangan bencana.

4. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, koordinasi dalam upaya penanganan

daerah kumuh dan penanggulangan bencana.

5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

7.Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi Penempatan Tenaga Kerja

Dalam Negei.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penempatan tenaga kerja dalam

negeri.

3. Pengumpulan dan pengolahan dan lingkup penempatan tenaga kerja dalam

negri.

4. Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup penggunaan

tenaga kerja warga negara asing sesuai dengan urusan pemerintah kota.

5. Penyiapan bahan pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Antar Daerah

(43)

6. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi penggunaan tenaga kerja warga

negara asing.

7. Pendaftaran dan fasilitas pembentukan Tenaga Kerja Mandiri (TKM).

8. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pengawasan lingkup penempatan

tenaga kerja dalam negeri.

9. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

10.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

8.Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negri

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Penempatan Tenaga Kerja

Luar Negeri.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penempatan tenaga kerja luar

negeri.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup penempatan tenaga kerja luar

negeri.

4. Pelaksanaan proses perijinan asrama penampungan Calon Tenaga Kerja

Indonesia (CTKI), rekomendasi pembuatan pasport CTKI sesuai dengan urusan

pemerintah kota.

5. Penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan rekritmen CTKI sesuai dengan

urusan pemerintah kota.

6. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi penggunaan tenaga kerja warga

(44)

7. Pendaftaran dan fasilitas pembentu nkan Tenaga Kerja Mandiri (TKM).

8. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan lingkup tenaga

kerja luar negri.

9. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

10.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

9.Seksi Informan Pasar Kerja

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Informasi Pasar Kerja.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup informasi pasar kerja.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup informasi pasar kerja.

4. Pelaksanaan proses penerbitan Kartu Pencari Kerja (AK.1).

5. Pelaksanaan proses perijinan Pendiri Lembaga/LPTKS/BKK sesuai dengan

urusan pemerintah kota.

6. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, penyebarluasan informasi pasar

kerja.

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

10.Seksi Organisasi Pekerja Pengusaha Pendidikan dan Purna Kerja

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Organisasi Pekerja Pengusaha

(45)

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup organisasi pekerja, pengusaha

pendidikan dan purna kerja.

3. Pengumpulan dan pengelolaan data lingkup organisasi pekerja, pengusaha

pendidikan dan purna kerja.

4. Penyiapan bahan pelaksanaan sidang-sidang Lembaga Kerjasama Tripartit.

5. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan, pembentukan Lembaga Kerjasama

Bipartit dalam Pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit dan Tripatit.

6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

11.Seksi Persyaratan Kerja dan Pengupahan

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Persyaratan Kerja dan

pengupahan.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup persyaratan kerja dan pengupahan.

3. Pengumpulan dan pengolahan dan lingkup persyaratan kerja dan pengupahan.

4. Penyiapan bahan penelitian kebutuhan hidup Minimum (KHM), Indeks Harga

Konsumen.

5. Penyiapan bahan dan data Pelaksanaan kegiatan penelitian, proses pengesahan

dan pendaftaran Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu (KKWT), Perjanjian Kerja

(PK), Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB), Perusahaan

Penyedia Jasa Pekerja (PPJP), dan Pengerahan Pelaksanaan Pekerja kepada

(46)

6. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan Pembinaan Persyaratan kerja ataupun

Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Keja Bersama pada

perusahaan swasta BUMD dan BUMN.

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

12.Seksi Perselisihan Hubungan Industri/PHK

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Perselisihan Hubungan

Industri / PHK.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis’lingkup perselisihan hubungan industrial

/PHK.

3. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan data pembinaan diperusahaan untuk

mencegah terjadinya Perselisihan Hubungan Industrial.

4. Penyiapan bahan dan data penyelesaian kasus Perselisihan Hubungan Industrial

dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

5. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan penyelesaian unjuk rasa / pemogokan

oleh pekerja ataupun Serikat Pekerja / Serikat Buru.

6. Penyiapan bahan dan data dalam membantu menyelesaikan masalah penutupan

perusahaan yang dilakukan oleh pengusaha.

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

(47)

13. Seksi Pengawasan Norma Kerja

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan Kegiatan Seksi Pengawasan Norma Kerja.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan norma kerja.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup pengawasan Penyimpangan Waktu

Kerja, ijin mempekerjakan Pekerja Wanita pada malam hari sesuai dengan

urusan pemerintah kota.

4. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan Norma Kerja

diperusahaan.

5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

14. Seksi Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengawasan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan, keselamatan dan

kesehatan kerja.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup pengawasan dan keselamatan kerja.

4. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pengawasan terhadap lingkungan kerja

atas hal-hal proses produksi yang dapat menimbulkan bahaya baik kepada

(48)

5. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pengawasan terhadap kebutuhan

alat-alat pemakaian pelindung diri yang wajib dipersiapkan dalam melaksanakan

pekerjaan.

6. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan perizinan yang telah diterbitkan

perusahaan serta mengambil tindakan hukum atas pelanggaran-pelanggaran

sampai ke tingkat penyidikan.

7. Pelaksanaan proses perijinan dan pengawasan penyimpangan waktu kerja, ijin

memperkerjakan pekerja wanita malam hari sesuai dengan urusan pemerintah

kota.

8. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan norma kerja

diperusahaan.

9. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

10.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

15. Seksi Pengawasan JAMSOSTEK

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana program dan kegiatan Seksi Pengawasan JAMSOSTEK.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan JAMSOSTEK.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup pengawasan-pengawasan

JAMSOSTEK.

4. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pengawasan pelaksanaan Program

(49)

5. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan terhadap

perusahaan-perusahaan yang belum melaksanakan Program Jamsostek

diperusahaan.

6. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan terhadap

perusahaan-perusahaan untuk melaksanakan Program Perlindungan Tenaga Kerja dengan

berkoordinasi ke instansi terkait.

16. Seksi Instruktur dan Lembaga

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Instruktur dan Lembaga.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pelatihan instruktur dan lembaga

pelatihan.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup lembaga pelatihan kerja.

4. Penyiapan bahan dan data dalam pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan,

pembinaan lembaga pelatihan kerja.

5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kerja.

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

17. Seksi Sertifikasi

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Sertifikasi.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup sertifikasi lembaga pelatihan.

(50)

4. Penyiapan bahan dan data dalam pelaksanaan akreditasi lembaga pelatihan, dan

proses legilisasi sertifikat.

5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

18. Seksi Bimbingan Produktivitas Tenaga Kerja dan Pemagangan.

Tugasnya :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Bimbimgan Produktivitas

Tenaga Kerja dan Pemagangan.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bimbingan produktivitas tenaga

kerja.

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup lembaga penyelanggaraan magang.

4. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan proses pembuatan kontrak pemagangan.

5. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan magang / training ke luar negeri.

6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

E. Jaringan Usaha / Kegiatan

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan mempunyai kegiatan sebagai berikut:

1. Program Penanggulangan Kemiskinan, yaitu :

a. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

b. Pembuatan sarana sebagai tempat perlindungan dan pembinaan penyandang

(51)

2. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Lapangan Kerja Baru

a. Partisipasi angkatan kerja

b. Pekerja yang ditempatkan

c. Daya serap tenaga kerja

d. Kebutuhan hidup layak minimum dan upah minimum regional (UMR)

F. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja usaha terkini Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan tahun 2012 sebagai

berikut :

1. Sasaran Strategi : Penanggulangan Kemiskinan

Indikator Kinerjanya :

a. Meningkatnya penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS) sebesar 5,66%.

b. Meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang

memperoleh bantuan sosial sebesar 0,01%.

c. Meningkatnya jumlah sarana sosial sebagai tempat perlindungan dan

pembinaan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) sebesar

99,05% atau sebanyak 104 unit.

2. Sasaran Strategi : Peningkatan Kesempatan Kerja dan Lapangan Kerja Baru

Indikator Kinerjanya :

a. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja sebesar 48,65%.

b. Meningkatnya pekerja yang ditempatkan sebesar 12,39%.

c. Meningkatnya rasio daya serap tenaga kerja sebesar 12,39%.

(52)

e. Menurunnya persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur sebesar

100%.

f. Meningkatnya Kebutuhan hidup layak minimum dan meningkatnya

(53)

A. LATAR BELAKANG

Didalam suatu organisasi pemerintah maupun swasta harus mencantumkan

struktur organisasi. Karena struktur organisasi yang tepat dapat membantu

mengembangkan kerjasama dalam mempersiapkan suatu rangka dasar

pekerjaan. Manusia sebagai unsur pelaksana dalam perusahaan atau instansi

memiliki kemampuan kerja yang terbatas baik fisik, pemikiran, pendidikan,

maupun faktor lainnya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut menyebabkan

kebutuhan akan suatu kerjasama yang terkoodinir dalam suatu organisasi yang

baik dan jelas agar hubungan formal di dalam organisasi dapat berjalan dengan

baik untuk pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Stoner dalam bukunya Sudarsono (2002:65), Organisasi

merupakan pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang, dibawah

pengarahan manajer, mengejar tujuan bersama. “Organisasi itu sebagai tata

pembagian kerja dan struktur tata hubungan antara sekolompok orang

(54)

Didalam organisasi umumnya sering menghadapi permasalahan seiring

dengan perkembangan zaman dan perubahan lingkungan. Masalah ini

merupakan tantangan bagi organisasi agar dapat mencari jalan keluar dan

menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman tersebut. Untuk

menciptakan koordinasi dalam organisasi, perlu diciptakan suatu wadah

yang dapat menjembatani semua bagian dalam organisasi, yaitu “struktur

organisasi”.

Dengan perkembangan jaman dalam berbagai bidang menjadikan

organisasi-organisasi mengadakan perubahan ataupun pembaruan terhadap

bentuk struktur organisasinya. Berbagai desain struktur organisasi

dimaksudkan untuk memberikan solusi yang paling mendukung dan

mempermudah secara efektif dan efisiensi bagi anggotanya untuk melakukan

kegiatan organisasinya dalam mencapai sasaran organisasi. Menurut Veithzal

Rivai (2003:406) Struktur adalah pola interaksi yang ditetapkan dalam suatu

organisasi dan yang mengkoordinasikan teknologi dan manusia dalam

(55)

Dengan adanya struktur organisasi ini, maka para anggota organisasi dapat

melihat tata pembagian kerja yang dipakai, wewenang, tanggung jawab,

peraturan yang harus ditaati, bagaimana level atau eselon daripada unit

organisasinya yang telah diatur secara jelas dan setiap anggota organisasi

mengetahui dengan jelas apa yang harus dikerjakan, kepada siapa pekerjaan itu

dipertanggungjawabkan sehingga dapat menghindari terjadimya

kesalahpahaman dalam menerima serta melaksanakan perintah dari atasan.

Oleh karena itu struktur organisasi yang telah dipergunakan oleh suatu

perusahaan dapat bermutu baik dan setiap kegiatan dalam organisasi dapat

dijalankan dan diterapkan dengan lebih terarah dan teratur maka perlu

dipikirkan suatu cara yang lebih terkoordinir agar tujuan organisasi yang telah

ditetapkan bersama dapat tercapai dengan harmonis, efektif dan efisien.

Apabila struktur organisasi yang efisien ini dapat diterapkan dengan

kebijakan-kebijakan yang ditentukan perusahaan maka efektivitas dapat

ditingkatkan bilamana organisasi tersebut untuk bekerjasama untuk mencapai

tujuan perusahaan. Namun struktur organisasi dan tindakan harus diukur

sebanding dengan standar efektivitas untuk mencapainya. Dalam kegiatan

efisiensi kerja dilakukan kegiatan atau usaha menyatukan dan mengarahkan

seluruh kegiatan agar dalam setiap gerak dan langkah yang diambil dalam suatu

(56)

Tanpa adanya efesiensi kerja, individu-individu di dalam organisasi akan

kehilangan pegangan atas peranan mereka. Mereka akan mulai mengejar

kepentingan pribadi, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi

tersebut secara keseluruhan.

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sebagai salah satu instansi pemerintah yang

sangat membutuhkan peran struktur organisasi yang baik. Dalam menjalankan

organisasinya juga dihadapi dengan berbagai macam masalah dan konflik yang

sering terjadi dalam suatu organisasi yang menyebabkan tidak tercapainya

efisiensi kerja.

Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa struktur organisasi pada

instansi pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting dalam

mendukung proses mengkoordinasi seluruh kegiatan yang dijalankan dalam

sebuah organisasi, untuk mencapai tujuan yang baik. Oleh karena itu penulis

terdorong untuk mengetahui mengenai peran strukur organisasi dalam

meningkatkan efisiensi kerja.

Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah “Peranan struktur organisasi

dalam meningkatkan efisiensi kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota

(57)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul yang telah dipilih penulis maka sangatlah luas peranan

organisasi perusahaan. Maka perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah

“Bagaimana Peranan Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja

Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui dan

mendeskritifkan bagaimana peranan struktur organisasi dalam meningkatkan

efisiensi kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan Tugas Akhir ini, antara lain :

1. Bagi Instansi

Sebagai bahan masukan dan saran yang mungkin berguna bagi perusahaan

atau instansi untuk mengetahui struktur organisasi yang diterapkan

diperusahaan atau instansi.

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis, khususnya

mengenai struktur organisasi dan pembagian kerja serta hubungan kerja yang

(58)

3. Bagi Fakultas

a. Sebagai bahan referensi untuk lebih meningkatkan kinerjanya pada bidang

masing-masing deprogram studi kesekretariatan USU.

b. Sebagai sarana untuk saling bekerja sama antar sesama pegawai walaupun

berbeda bidang agar dapat bekerja dengan baik lancar.

4. Bagi Penulis Yang Lainnya

Sebagai bahan masukan mengenai objek masalah yang sama untuk

(59)

E. Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan.

Penelitian berlangsung selama 04 Minggu, yaitu dari tanggal 10 Mei sampai

dengan 08 Juni. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel

[image:59.612.119.561.379.576.2]

1.1 berikut

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan. tugas

pengembangan pendapatan daerah. 6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai. dengan tugas

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan.. tugas

Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan lingkup kerja Kecamatan di bidang Pendidikanf. Kepala UPTD mempunyai

Sebagai tugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja melaksanakan sebagai urusan rumah tangga daerah di bidang sosial dan tenaga kerja dalam rangka kewenangan

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan. tugas pokok

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang. tugas