• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara Pengisian SPT Pajak Restoran Di Dinas Penapatan Daerah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tata Cara Pengisian SPT Pajak Restoran Di Dinas Penapatan Daerah Kota Medan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

TATA CARA PENGISIAN SPT PAJAK RESTORAN DI DINAS

PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN

Disusun Oleh :

Nama

:

Taufiqqur Rahman

Nim

:

082600112

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karuniaNya, penulis menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul

“TATA CARA PENGISIAN SPT PAJAK RESTORAN DI DINAS

PENAPATAN DAERAH KOTA MEDAN”.

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan dalam tugas akhir ini

masih ada kekurangan dan kelemahan baik dari segi penyajian kalimat,

penguraian materi dan penambahan masalah. Oleh karena itu, demi

kesempurnaannya, penulis mengarapkan kritik dan saran dan membangun dari

pembaca.

Dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini,

penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Baharuddin M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si sebagai Ketua Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan.

3. Bapak Drs. Kariono, M.Si sebagai Dosen Pembimbing saya.

4. Ibu Popi sebagai Supervisor saya yang telah banyak meluangkan waktu

(3)

5. Seluruh Staf Pengajar Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

6. Teristimewa Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang senantiasa

memberikan Doa, Semangat, dukungan serta materi sehingga

perkuliahan dan dan penyusunan laporan PKLM ini.

7. Kakak dan adik-adik tersayang yang tak henti-hentinya memberikan

semangat kepada saya.

8. Kepada sahabat-sahabat terdekat saya, Mugiono, Subdiar, Eko Wardani,

yang selalu beri dukungan kepada saya.

9. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Perpajakan Stambuk 2008 Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU, khususnya Abdul Hadi, Fatrinaldi,

Sri Rahayu, Putri Wahyu dan Nur Aini terima kasih atas perjuangan

Organisasi yang mendorong menyelesaikan Laporan ini.

Medan, Juli 2011

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)... 3

C. Uraian Teoritis ... 5

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 7

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 8

F. Metode Pengumpulan Data ... 9

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 10

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) ... 12

A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan ... 12

B. Struktur Organisasi Dispenda Kota Medan ... 14

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi DISPENDA Kota Medan ... 17

D. Gambaran Pegawai Dispenda ... 35

BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK RESTORAN ... 41

(5)

B. Ketentuan Umum Pajak Restoran ... 44

C. Pengertian dan Dasar Hukum Pungutan Pajak Restoran ... ... 44

D. Objek Dan Subjek Pajak Restoran ... 45

E. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) ... 46

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ... 49

A. Tata Cara Pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) Pajak Restoran ... 49

B. Data Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Tahun 2010... 52

C. Jumlah Wajib Pajak Restoran Dengan Self Assesment Dan Official Assesment Tahun 2011 ... 53

D. Target Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun Anggaran 2011 ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Bila kita berbicara mengenai pajak, maka terdapat dua pihak yang selalu

bersinggungan yaitu pemerintah di satu pihak dan masyarakat dipihak lain, dalam

rangka mendukung perkembangan otonomi daerah yang nyata dan dinamis serasi

dan bertanggung jawab. Pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yang

bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang khususnya dari pajak daerah.

Sebagaimana telah kita ketahu bahwa pajak merupakan sumber pendapatan

yang paling besar bagi Negara. Hal ini berhubungan dengan ketentuan kewajiban

perpajakan dimana wajib pajak harus melakukan kewajiban perpajakannya

dengan melapor, membayar dan mempertanggung jawabkan perhitungan

pajaknya. Sejak berlakunya ketentuan perundang-undangan perpajakan yang baru

“Tax Reform” tahun 1983 yaitu berlakunya system pemungutan pajak “Self

Asessment System” dimana wajib pajak diberikan kewenangan untuk menghitung,

membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang . Oleh sebab itu didalam

hal ini wajib pajak harus melakukan sendiri pengambilan formulir SPT Pajak

Restoran dan mengisi SPT tersebut.

Pada peraturan pemerintah daerah yaitu Nomor 65 Tahun 2001 dijelaskan

bahwa Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang

(7)

undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Salah satu dari jenis pajak daerah yang dimaksud adalah pajak restoran yang

dipungut oleh Pemerintah Daerah ditingkat Kabupaten/Kota. Restoran adalah

tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut

bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau catering. Sedangkan Pajak Restoran

adalah pajak atas pelayanan restoran.

Pemungutan pajak yang adil itu ukurannya adalah meliputi seluruh wajib

pajak, besarnya beban pajak sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang

semestinya dan pemungutannya tepat pada waktunya. Untuk mencapai sasaran

pemungutan pajak tersebut diperlukan data baik yang diterima dari wajib pajak

maupun dari pihak lain dan dari pihak pemungut pajak. Salah satu sarana yang

digunakan antara wajib pajak kepada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

(DISPENDA) adalah SPT Pajak Restoran yang merupakan pendapatan daerah dan

digunakan untuk pembanguna daerah.

Masalah yang dihadapi dalam tata cara pengisian SPTPD Pajak Restoran

adalah kurangnya sosialisasi antara pihak fiskus dengan wajib pajak sehingga

terjadi kesalahpahaman, dan ada juga Wajib Pajak merasa tidak adil atas

pengenaan tarif Pajak Restoran sehingga mereka merasa menganggap pajak itu

sebagai beban bukan sebagai kewajiban.

Dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak khususnya pajak daerah maka

(8)

dengan menyampaikan SPT Pajak Restoran yang terlebih dahulu Wajib Pajak

melakukan pengisian formulir SPT Pajak Restoran tersebut. Salah satu usaha

untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri daerah memerlukan sumbeer

penerimaan dana yang berasal dari daerah itu sendiri untuk membiayai

pelaksanaan sistem pemerintahan. Dalam hal pengisisan SPT Pajak Restoran

maka daerah telah mendapatkan dana yang diperoleh atas pembayaran pajak

daaerah, karena apabila SPT Pajak Restoran tersebut diisi maka otomatis wajib

pajak akan membayar pajaknya. Oleh sebab itu dalam pengisian SPT Pajak

Restoran tersebut masih dapat ditemukan kendala-kendala dalam pengisian SPT

tersebut.

Dari Uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

mengangkat judul “TATA CARA PENGISIAN SPT PAJAK RESTORAN DI

DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN”.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

1. Tujuan PKLM

Adapun tujuan dari PKLM ini adalahsebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tatacara pengisian SPT Pajak Restoran di Dinas

Pendapatan Daeerah (DISPENDA) Kota Medan

2. Untuk mengetahui data apa saja yang diperlukan dalam

pelaksanaan pengisian SPT Pajak Restoran di Dinas Pendapatan

(9)

3. Untuk mengetahui langkah apa saja yang dilakukan oleh Dinas

Pendapatan Daerah (DISPENDA) dalam pelaksanaan pengisian

SPT Pajak Restoran.

2. Manfaat PKLM

Adapun manfaat PKLM bagi Mahasiswa adalah:

1. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh perkuliahan

khususnya dalam pengisian SPT Pajak Restoran pada Dinas

Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

2. Mempelajari Keahlian dan prilaku baru meningkatkan komunikasi

dan pendekatan.

3. Memperbaiki sikap dalam hal kedisiplinan dam tanggung jawab

dalam melaksanakan pekerjaan.

4. Mempelajari bentuk kerja sama tim yang baik.

Adapun manfaat PKLM bagi Universitas :

1. Meningkatkan hubungan kerjasama antara pihak Universitas

dengan Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

2. Menyediakan Test dunia pekerjaan yang nyata bagi para lulusan.

3. Mendorong kemajuan alumni di masa mendatang.

4. Mempromosikan kualitas dan potensi dari Universitas.

5. Memberi bukti nyata atas disiplin ilmu yang diterapkan.

Adapun manfaat PKLM ini bagi Dinas Pendapatan Daerah

(10)

1. Membina hubungan kerja sama Universitas dengan Dinas

Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan.

2. Memberikan dan menambah pemunculan ide-ide baru

3. Meningkatkah hubungan kerjasama lembaga pendidikan dalam

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

C. Uraian Teoritis

Defenisi Pajak Menurut UU No.28 Tahun 2007, Pajak adalah Kontribusi

wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarakan undang –undang dengan tidak mendapat imbalan langsung

dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

Sedangkan menurut Prof.Rochmat Sumitro,S.H. (Santoso Brotodiharjo,

2008, 6) menyatakan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal

(kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

Sedangkan menurut Dr.Soeparman Soemahamidjaja (Santoso

Brotodiharjo, 2008, 5) Pajak merupakan iuran wajib,berupa uang atau barang,

yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup

biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai

(11)

Menurut S.I Djajadiningrat (Resmi, 2008, 1) Pajak adalah suatu kewajiban

menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,

kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan

sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat

dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk

memelihara secara umum.

Menurut UU No.28 Tahun 2009 Pengertian Pemerintahan Daerah adalah :

Penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintahan Daerah dan Deawan

Perwakilan Rakayat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimkasud dalam Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

Defenisi Pajak Daerah, yang selanjutnya di sebut pajak menurut UU No.28

Tahun 2009 adalah Kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang–undang dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Defenisi Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 37ayat (1)

adalah pajak yang dikenakan atas pelayan yang disediakan oleh Restoran.

Pelayanan Pajak restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau

(12)

Objek Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 37 adalah

Pelayanan yang disediakan oleh Restoran.

Subjek Pajak Restoran adalah orang Pribadi atau Badan yang membeli

makanan dan/atau minuman dari Restoran

Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan

Restoran.

Dasar pengenaan Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 adalah

jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima Restoran.

Tarif Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 adalah ditetapkan paling

tinggi 10% (sepuluh persen)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup PKLM dalam hal ini adalah:

1. Data yang diperlukan dalam pengisian SPT Pajak Restoran

2. Langkah-langkah yang di tempuh dalam hal pengisian SPT Pajak

Restoran

3. Data dan informasi tahun 2010 yang berasal dari Dispenda Kota

Medan.

4. Unit atau bagian-bagian yang berhubungan dalam pemeriksaan pajak.

Kegiatan kegiatan yang akan dilakukan dalam PKLM ini adalah penulis

(13)

dengan “Tata cara pengisian SPT Pajak Restoran Di Dispenda Kota Medan” pada

Sub Dinas pendapatan dan penetapan untuk data tahun 2010.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapangan mandiri (PKLM)

adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan.

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari

penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mencari

bahan untuk pembuatan proposal, sehingga ada konsultasi dengan pihak

Ketua Jurusan PRODIP III Administrasi Perpajakan

2. Studi Literatur.

Penulis mencari berbagai sumber-sumber, seperti buku-buku, majalah,

Undang-Undang maupun literatur yang berhubungan dengan objek

PKLM.

3. Observasi Lapangan.

Penulis melakukan obsrvasi lapangan di Dinas Pendapatan Daerah

(DISPENDA) Kota Medan. Dalam observasi ini penulis memberikan surat

untuk melaksanakan PKLM dan melakukan pengamatan terhadap

data.yang akan diminta pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA)

(14)

4. Pengumpula Data.

Penulis melakukan pengumpulan data untuk menunjang keberhasilan dari

topik yang dibahas, dalam hal ini data data bersumber dari Dinas

Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan

5. Analisis dan Evaluasi Data.

Penulis menganalisis dan mengevaluasi data mengenai “Tata cara

pengisian SPT Pajak Restoran di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA)

Kota Medan.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data berupa:

1. Metode Wawancara (Interview Guide)

Yaitu melakukan interview langsung kepada Kepala Dinas Pendapatan

(DISPENDA) Kota Medan dan karyawan Kantor Dinas Pendaptan

Daerah (DISPENDA) Kota Medan yang dianggap mampu

memberikan masukan data dan informasi yang bermanfaat bagi

penyusunan laporan.

2. Daftar Obseervasi (Observasi Guide)

Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan

yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota

Medan untuk melihat dan mengetahui berbagai fenomena yang akan

dihadapi dalam melaksanakan PKLM.

(15)

Daftar dokumentasi dapat berupa struktur oorganisasi Dnas

Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan dan dokumentasi yang

lain sebagai pelengkap PKLM ini. Dengan menggunakan

dokumen-dokumen resmi dan arsip-arsip penting mengenai pajak restoran di

Dispenda Kota Medan

G. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan adalah sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang

menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan

manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode praktek, metode

pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.

BAB II Gambaran Umum Lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang gambaran umum lokasi

praktik, dalam hal ini penulis melakukannya pada Dinas Pendapatan

(16)

BAB III Gambaran Data Praktik

Pada bab ini penulis menguraikan pengertian-pengertian secara teoritis

dan teori-teori yang berkalitan dengan SPT Pajak Restoran di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Medan.

BAB IV Analisis Dan Evaluasi Data

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang analisa dan evaluasi

terrhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan.

BAB V Kesimpulan Dan Saran

Dalam bab ini Penulis memberikan kesimpulan-kesimpulan yang

diambil oleh penulis mengenai pembahasan yang telah diuraikan serta

saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis.

(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Dinas Pendapatan Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil yaitu

Sub Bagian Penerimaan pada bagian keuangan denagn tugas pokoknya mengelola

bidang penerimaan / Pendapatan Daerah. Mengingat pada saat itu potensi Pajak

maupun Retribusi Daerah di Kota Medan belum begitu banyak, maka dalam Sub

Bagian Penerimaan tidak terdapat Seksi atau Urusan.

Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan

penduduk serta potensi Pajak/Retribusi Daerah Kota Medan, maka melalui

Peraturan Daerah Kota Medan, Sub – Bagian tersebut diatas di tingkatkan menjadi

Bagian dengan nama Bagian IX yang tugas pokoknya mengelola Penerimaan dan

Pendapatan Daerah. Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa seksi dengan pola

pendekatan secara sektoral pungutan Daerah.

Pada tahun 1978 berdasarkan Insrtuksi Mentri Dalam Negri Nomor :

KUPD-7, tahun 1978, tentang Penyeragaman Struktur Organisasi Dinas

Pendapatan Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya di seluruh Indonesia,

maka Pemerintah Kota Medan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun

1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan

sebagaimana dimaksudkan dalam Intruksi Mendagri dimaksud. Struktur

Organisasi Dinas Pendapatan Daerah yang baru ini dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang terdiri dari 1 (satu). Bagian Tata Usaha, dengan 3 (tiga) Urusan dan 4

(18)

Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan Wajib pajak /

Retribusi Daerah, Struktur Organisasi Dinas Pendapatan selama ini dibentuk

dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka pola tersebut

perlu dirubah secara fungsional.

Dengan Keputusan Mentri Dalam Negri Nomor : 973-442, tahun 1988,

tanggal 26 Mei 1988 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan/Retribusi Daerah

dan Pendapatan Daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan di 99 Kabupaten

/ Kota dan Surat Edaran Mentri Dalam Negeri Nomor : 061/1861/PUOD, tanggal

02 Mei 1988 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah

Propinsi / Kabupaten /Kotamadya, maka Pemerintah Kota Medan merubah

peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 tahun 1978 tentang Struktur Organisasi

Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan menjadi Peraturan Daerah Kota

Medan Nomor : 16 Tahun 1990 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pendapatan Kotamadya Daerah TK II Medan.

Dalam perkembangan selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negri

dan Otonomi Daerah Nomor : 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah

Kota Medan membentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah

dilingkungan Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 4 Tahun 2001, sehingga Peraturan Daerah

Kotamadya Daerah TK II Medan Nomor : 16 Tahun 1990 dinyatakan tidak

berlaku dan diganti dengan SK. Walikota Medan Nomor : 25 Tahun 2002 tentang

(19)

B. Struktur Organisasi Dispenda Kota Medan

Sesuai dengan Pasal 89 dan 90 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3

Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah

Kota Medan, telah diatur tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan, bahwa

untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan dimaksud

dipandang perlu untuk mengatur lebih lanjut rincian tugas pokok dan fungsi pada

setiap jenjang jabatan struktural, maka dipandang perlu menetapkan Rincian

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan dalam satu Peraturan Walikota.

Adapun Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah

sebagai berikut :

1. Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang di pimpin oleh

Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada

Walikota melalui Sekertaris Daerah

2. Sekertariat

Sekertariat dipimpin oleh Sekertaris, yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Adapun yang bertanggung jawab pada Sekertaris yaitu :

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan

(20)

3. Bidang Pendataan dan Penetapan

Bidang pendataan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada

di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Setiap seksi dipimpin oleh

soerang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Sub Dinas Pendapatan dan Penetepan

Sub Dinas Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri Dari :

a. Seksi Pendataan Dan Pendaftaran

b. Seksi Pemeriksaan

c. Seksi Penetapan

d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

4. Bidang Penagihan

Bidang penagihan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang dalam

melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertangungjawab kepada Kepala

Dinas. Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yangdalam melaksanakan

tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sub Dinas Penagihan.

Sub Dinas Penagihan terdiri dari :

a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi

b. Seksi Penagihan dan Perhitungan

c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi

(21)

Bidang Bagi Hasil Pendapatan di pimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang

dalam melaksaanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

Kepala Dinas. Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam

melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala

Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan.

Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari :

a. Seksi Bagi Hasil Pajak

b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah di pimpin oleh seorang Kepala

Sub Dinas yang dalam melaksaanakan tugasnya berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Setiap seksi dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada kepala Sub Dinas Pengembangan Pendapatan Daerah.

Sub Dinas Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari :

a. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

b. Seksi Pengembangan Pajak

c. Seksi Pengembangan Retribusi

(22)

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang

jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan

keahliannya. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional

senior.

8. Unit Pelaksana Tekhnis Dinas (UPTD)

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi DISPENDA Kota Medan

1. Dinas

Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan

daerah dibidang pendapatan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan. Dalam Melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Dinas

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan,

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pendapatan,

c. Pembinaan dan pelaksnanaan tugas di bidang pendapatan, dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

(23)

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas

lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan

penyusunan program. Dalam melaksanakana tugas pokok sebagaimana dimaksud,

Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan.

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas.

c. Pelaksanaan dan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi

kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian,

keuangan, dan kerumahtanggaan Dinas.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan

organisasi, dan ketatalaksanaan.

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas.

f. Penyiapan Bahan Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Sekretariat ligkup pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas

pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusuna rancana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum

(24)

c. Pengolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah

dinas, penataan kearsipan, perlengapan, dan penyelenggaraan

kerumahtanggaan Dinas

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian.

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,

ketatalaksanaan, dan kepegawaian.

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

4. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Sekretariat ligkup pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas

pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusuna rancana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan

b. Penyusuna bahan petunjuk teknis pengolaan administrasi keuangan

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan

verifikasi

d. Penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi

keuangan.

(25)

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

5. Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan. Dalam

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Penyusunan

Program menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan

Program.

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup Sub Bagian Penyusuna

Program.

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas.

d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian.

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

6. Bidang Pendapatan dan Penetapan

Bidang Pendapatan dan penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada

di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan

tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Pendataan dan Penetapan

(26)

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pendapatan dan

Penetapan.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan

penetapan, dan pengolahan data dan informasi.

c. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak, wajib

retribusi dan pendapatan daerah lainnya.

d. Pelaksnaan pengolahan dan informasi baik dari Surat Pemberitahuan Pajak

Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD), hasil

pemeriksaan dan informasi dari instansi yang terkait.

e. Pelaksanaan proses penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan

pendapatan daerah lainnya.

f. Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak

dan Wajib Retribusi.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang

pendataan dan penetapan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

7. Seksi Pendataan dan Pendaftaran

Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas bidang Pendapatan dan Penetapan lingkup pendataan dan

pendaftaran. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi

(27)

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pendapatan dan

Pendaftaran.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pendataan dan Pendaftaran.

c. Pelaksanaan pendataan objek pajak daerah / retribusi daerah dan

pendapatan daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah

(SPTPD) dan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD).

d. Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak / retribusi daerah melalui formulir

pendaftaran.

e. Penyimpanan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak

Daerah / Wajib Retribusi Daerahserta penyimpanan surat perpajakan

daerah lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan.

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

8. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Penetepan lingkup pemeriksaan. Dalam melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud, Seksi Pemeriksaan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana , program, dan kegiatan Seksi Pemeriksaan.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan

c. Penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa / tim pemeriksa.

d. Penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak.

(28)

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

9. Seksi Penetapan

Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Pendapatan dan Penetapan lingkup penetapan pokok pajak daerah / pokok

retribusi daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi

Penetapan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penetapan.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan.

c. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah /

pokok retribusi daerah.

d. Penyiapan penerbitan, pendistribusian, serta penyiapan arsip sura

perpajakan daerah/retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan.

e. Pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pembayaran / penyetoran atas

permohonan wajib pajak.

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

10.Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan

(29)

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pengolahan Data

dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data dan Informasi

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi

c. Pengumpulan dan pengolahan data objek pajak daerah / retribusi daerah

d. Penuangan hasil pengolahan data dan informasi data ke dalam kartu data

e. Pengiriman kartu data kepada Seksi Penetapan

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

11.Bidang Penagihan

Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbangan, dan

restitusi. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, bidang

penagihan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Penagihan

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan,

perhitungan, pertimbangan dan restitusi

c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah

dan pendapatan daerah lainnya

d. Pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan

(30)

e. Pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan atas pajak

daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

f. Pelaksanaan telaahan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib

pajak atas permohonan wajib pajak

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang

penagihan.

h. Pelaksanaan tugas lain yng diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

12.Seksi Pembukuan dan verifikasi

Seksi Pembukuan dan Verifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pembukuan dan verifikasi. Dalam

melaksanakan tugas pokoksebagaimana dimaksud, Seksi Pembukuan dan

Verifikasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pembukuan dan

Verifikasi

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembukuan dan verifikasi

c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan

pajak daerah retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

d. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan penfgeluaran

benda berharga serta pencatatan uang dari hasil pungutan benda berharga

(31)

e. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi peneriamaan dan

tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan data pendapatan daerah

lainnya.

f. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan,

pengeluaran dan sisa persediaan benda berharga secara berkala.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan laporan pelaksanaan tugas

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

13.Seksi Penagihan dan Perhitungan

Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup penagihan dan perhitungan. Dalam

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Penagihan dan

Perhitungan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, progam, dan kegiatan Seksi Penagihan dan

Penghitungan

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Seksi Penagihan dan

Penghitungan

c. Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan penyiapan

arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan

penagihan

d. Penyampaian bahan dan data pelaksana penagihan atas tunggakan pajak

daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

(32)

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

14.Seksi Pertimbangan dan Restitusi

Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan dan restitusi. Dalam

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pertimbangan dan

Restitusi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pertimbangan dan

Restitusi

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan restitusi

c. Penerimaan permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib

pajak

d. Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / retribusi daerah yang

dapat diberikan restitusi dan atau pemindahbukuan

e. Penyiapan surat keputusan kepala dinas tentang pemberian restitusi

dan atau pemindahbukuan

f. Penerimaan surat keberatan dari wajib pajak / retribusi

g. Penelitian kebaratan wajib pajak / wajib retribusi

h. Pembuatan pertimbangan atas surat kebaratan wajib pajak / wajib

retribusi

i. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan kepala dinas

(33)

j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kelapa Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

15.Bidang Bagi Hasil Pendapatan

Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan

bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian pendapatan. Dalam

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Bagi Hasil

Pendapatan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusuna rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil Pendapatan

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan

pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian

pendapatan.

c. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak;

DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah.

d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan

bukan pajak, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah.

e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak / bukan

pajak provinsi dan dana bagio hasil pajak/bukan pajak pusat, DAU, DAK,

(34)

f. Pelaksanaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan

pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan, dan

lain-lain pendapatan yang sah.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang bagi

hasil pendapatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

16.Seksi Bagi Hasil Pajak

Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil pajak. Dalam melaksanakan

tuhas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Bagi Hasil Pajak menyelenggarakan

fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Pajak

b. Penyuisunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak

c. Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang

(SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) / Daftar Himpunan

Ketetapan Pajak (DHKP), Pajak Bumi dan Bangunan

d. Pelaksdanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan

e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya, membantu

menyampaikan Surat Pembaritahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan

Bangunan kepada wajib pajak, penerimaan kembali hasil pengisian SPOP

(35)

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya

17.Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan pajak.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Bgi Hasil Bukan

Pajak menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil bukan pajak

c. Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak Provinsi,

dana bagi hasil bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan

yang sah.

d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsiya

18.Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup penatausahaan bagi hasil.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Penatausahaan

Bagi Hasil menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

(36)

c. Pelaksanaan penatausahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan

Bangunan

d. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU, DAK,

dan lain-lain pendapatan yang sah

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

19.Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan

Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagai tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup

peraturan perundang-undangan dan kajian pendapatan. Dalam melaksanakan

tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan

Pengkajian Pendapatan menyelangarakan fungsi :

a. Penyiapan reencana, program, dan kegiatan Seksi Peraturan

Perundang-Undangan

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup peraturan perundang-undangan

dan pengkajian pendapatan

c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait

tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian atas

penerimaan pendapatan dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang

sah

(37)

perundang-e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

20.Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan

pendapatan lain-lain. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,

Bidang Pengembangan Pendapatan Darah menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan

Pendapatan Daerah

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak, retribusi

dan pendapatan lain-lain.

c. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan

pendapatan lainnya.

d. Penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang

pengembangan pendapatan daerah

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

21.Seksi Pengembangan Pajak

Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

(38)

Dalam malaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pengembangan

Pajak Menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Pajak

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangn pajak

c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan

daerah di bidang pajak daerah.

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak

daerah

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

22.Seksi Pengembangan Retribusi

Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup pengembangan

retribusi. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi

Pengembangan Retribusi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengembangan

Retribusi

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi

c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan

(39)

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi

daerah

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

23.Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain

Seksi Pengembangan pendapatan Lain-Lain mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup

pengembangan pendapatan lain-lain. Dalam melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud, Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan

Pendapatan Lain-Lain

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pendapatan

lain-lain

c. Penyiapan bahan dan dataa penyusunan rencana potensi pendapatan

daerah dibidang pendapatan lain-lain

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pendapatan

lain-lain

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

(40)

24.Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

Dinas sesuai dengan Keahlian dan kebutuhan.

25.Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis

ditetapkan libih lanjut dengan Peraturan Walikota.

D. Gambaran Pegawai Dispenda

Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan memiliki 551 orang pegawai, yang

terdiri dari :

1. Sekretariat 74 Orang

2. Kepala Dinas 1 Orang

3. Bagian umum/keuangan/penyusunan program 38 Orang

4. Bendahara penerimaan / pengeluaran 19 Orang

5. Penyimpan barang berharga, penyimpan barang dan pengurus barang 16

Orang

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah 18 Orang

7. Bidang Penagihan 41 Orang

8. Bidang Pendataan dan Penetapan (DATAP) 76 Orang

9. Bidang Bagi Hasil Pendapatan (BHP) 82 Orang

10.Unit Pelaksana Teknis (UPT) 245 Orang

(41)

Adapun rincian jumlah pegawai Dinas Pendapatan Daerah sebagai berikut :

1. Sekretariat

Jumlah Pegawai 74 orang terdiri dari :

a. Golongan II/a 10 orang

b. Golongan II/c 6 orang

c. Golongan II/d 2 orang

d. Golongan III/a 11 orang

e. Golongan III/b 19 orang

f. Golongan III/c 9 orang

g. Golongan III/d 4 orang

h. Golongan IV/a 1 orang

i. Pegawai Honor 12 orang

2. Kepala Dinas

Kepala Dinas Merupakan PNS Golongan IV/a

3. Bagian Umum / Keuangan / Penyusunan Program

Jumlah Pegawai 38 orang terdiri dari :

a. Golongan II/a 5 orang

b. Golongan II/c 3 orang

c. Golongan II/d 1 orang

d. Golongan III/a 5 orang

e. Golongan III/b 5 orang

f. Golongan III/c 6 orang

(42)

h. Pegawai honor 9 orang

4. Bendahara penerimaan / pengeluaran

Jumlah pegawai 19 orang terdiri dari :

a. Golongan II/a 2 orang

b. Golongan II/c 1 orang

c. Golongan III/a 4 orang

d. Golongan III/b 9 orang

e. Golongan III/c 2 orang

f. Pegawai honor 1 orang

5. Penyimpanan barang berharga, penyimpana barang dan pengurus barang

Jumlah pegawai 16 orang terdiri dari :

a. Golongan II/a 3 orang

b. Golongan II/c 2 orang

c. Golongan II/d 1 orang

d. Golongan III/a 2 orang

e. Golongan III/b 5 orang

f. Golongan III/c 1 orang

g. Pegawai Honor 2 orang

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Jumlah pegawai 18 orang terdiri dari :

a. Golongan II/c 2 orang

b. Golongan III/a 5 orang

(43)

d. Golongan III/d 4 orang

e. Golongan IV/a 2 orang

f. Pegawai honor 4 orang

7. Bidang Penagihan

Jumlah pegawai 41 orang terdiri dari :

a. Golongan II/a 6 orang

b. Golongan II/b 2 orang

c. Golongan II/c 1 orang

d. Golongan II/d 1 orang

e. Golongan III/a 9 orang

f. Golongan III/b 6 orang

g. Golongan III/c 3 orang

h. Golongan III/d 9 orang

i. Pegawai honor 3 orang

j. TNI yang dikaryakan 1 orang

8. Bidang Pendataan dan Penetapan (DATAP)

Jumlah pegawai 76 orang terdiri dari :

a. Golongan II/a 9 orang

b. Golongan II/b 1 orang

c. Golongan II/c 4 orang

d. Golongan II/d 3 orang

e. Golongan III/a 14 orang

(44)

g. Golongan III/c 5 orang

h. Golongan III/d 11 orang

i. Pegawai honor 8 orang

9. Bidang Bagi Hasil Pendapatan

Jumlah pegawai 82 0rang terdiri dari :

a. Golongan II/a 9 orang

b. Golongan II/c 3 orang

c. Golongan II/d 2 orang

d. Golongan III/a 19 orang

e. Golongan III/b 15 orang

f. Golongan III/c 14 orang

g. Golongan III/d 6 orang

h. Pegawai honor 14 orang

10.Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Jumlah pegawai 245 orang terdiri dari :

a. Golongan II/d 1 orang

b. Golongan III/a 1 orang

c. Golongan III/b 3 orang

d. Golongan III/c 6 orang

e. Golongan III/d 4 orang

f. Pegawai outsourcing 230 orang

(45)

Securuty pada Dinas Pendapatan Daerah Berjumlah 15 orang dan

(46)

BAB III

GAMBARAN UMUM PAJAK RESTORAN

A. Defenisi Pajak, Fungsi Pajak Dan Jenis-Jenis Pajak

1. Pengertian Pajak

Sebelum kita membahas mengenai gambaran pajak restoran, maka kita

harus terlebih dahulu mengetahui tentang defenisi pajak. Adapun defenisi pajak

menurut beberapan ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut S.I Djajadiningrat (Resmi, 2008, 1) Pajak adalah suatu

kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara yang

disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan

kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan

yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada

jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara

secara umum.

b. Menurut Prof.Rochmat Sumitro,S.H. (Santoso Brotodiharjo, 2008, 6)

menyatakan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara

berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat jasa-jasa timbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat

ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

c. Menurut Dr.Soeparman Soemahamidjaja (Santoso Brotodiharjo, 2008,

5) Pajak merupakan iuran wajib, berupa uang atau barang, yang

(47)

menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam

mencapai kesejahteraan umum.

2. Fungsi Pajak

Dalam kedudukannya, Pajak Mempunyai fungsi antara lain:

a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Yaitu pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah

untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.

b. Fungsi Regulerend (Pengatur)

Yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan

pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai

tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

3. Jenis-Jenis Pajak

Pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat memiliki jenis-jenis yang

pembagiannya dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain :

a. Menurut Golongan

Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

• Pajak langsung

Adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh

Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada

orang lain atau pihak lain.

• Pajak tidak langsung

Adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau

(48)

b. Menurut Sifat

Pajak dapat dikelompokkan menjadi menjadi dua, yaitu:\

• Pajak subjektif

Adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi

Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan

subjeknya.

• Pajak Objektif

Adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan objek baik

berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak , tanpa

meperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak.

c. Menurut Lembaga Pemungut

Pajak Dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

• Pajak Negara (Pajak Pusat)

Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan

untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.

• Pajak Daerah

Adalah pajak yanhg dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah

tingkat I (pajak provinsi) maupun darah tingkat II (pajak

kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

(49)

B. Ketentuan Umum Pajak Restoran

a. Undang-undang No.12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas

undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

b. Undang-undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan

Retribusi Daerah

c. Peraturan Daerah Kota Medan No. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak

Daerah Kota Medan

d. Keputusan Walikota Medan No. 09 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kota Medan No. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak

Daerah Kota Medan

e. Peraturan Walikota Medan No. 1 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas

Pokok Dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

f. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 35 Tahun 2002 Tentang

Pedoman Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Daerah

g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2003

Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah

C. Pengertian dan Dasar Hukum Pungutan Pajak Restoran

Pajak Restoran adalah Pajak yang dikenakan atas pelayan yang diberikan

oleh restoran. Pengenaan Pajak Restoran tidak mutlak ada pada seluruh daerah

kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan

(50)

jenis pajak kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu

jenis pajak kabupaten atau kota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut pada suatu

daerah kabupaten atau kota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan

peraturan daaerah tentang Pajak Restoran yang akan menjadi landasan hukum

operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Restoran

di daerah kabupaten ataun kota yang bersangkutan

Pemungutan Pajak Restoran di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar

hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak

yang terkati. Dasar hukuk pemungutan Pajak Restoran pada suatu kabupaten atau

kota adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang No. 28 Tahun 2009 Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

2. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Pajak

Restoran

3. Keputusan Bupati/Walikota yanag mengatur tentang Pajak Restoran

pada kabupaten/kota yang dimaksud

D. Objek Dan Subjek Pajak Restoran

1. Objek Pajak Restoran

Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan restoran dengan

pembayaran. Yang termasuk dalam objek pajak restoran adalah rumah

(51)

Pada Pajak Restoran tidak semua pelayanan yang diberikan oleh

restoran/rumah makan dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian

yang tidak termasuk objek pajak, yaitu :

a. Pelayanan jasa boga atau catering

b. Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang

peredarannya tidak melebihi batas tertentu yang ditetapkan dengan

peraturan daerah.

2. Subjek Pajak Restoran

Pada Pajak Restoran yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi

atau badan yang membeli makanan dan/atau minuman dari Restoran.

Sementara itu, yang menjadi Wajib pajak adalah pengusaha restoran,

yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam

lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang

rumah makan.

E. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

1. Pengertian SPTPD

Surat Pemberitahuan Pajak Daerah adalah surat yang oleh wajib pajak

digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang

terhutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

(52)

2. Fungsi SPTPD

a. Sebagai sarana untuk melaporkan, melaksanakan dan

mepertanggungjawbkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya

terhutang. Dengan demikian SPTPD merupakan penetapan pajak

oleh Wajib Pajak sendiri.

b. Laporan tentang pemenuhan pembayaaran pajak yang telah

dilaksanakan sendiri dalam satu tahun masa pajak atau bagian tahun

pajak.

c. Laporan pembayaran dari pemotong/pemungut tentang

pemotongan/pemungutan pajak orang pribadi atau badan.

d. Merupakan alat penelitian atas kebenaran penghitungan pajak yang

terhutang yang dilaporkan Wajib Pajak.

3. Prosedur Penyelesaian SPTPD

a. Wajib pajak harus mengambil sendiri blanko SPTPD pada Dinas

Pendapatan Daerah (DISPENDA) setempat dengan menunjukkan

Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah(NPWPD)

b. Wajib pajak harus mengisi SPTPD dengan benar dan lengkap serta

menandatangani. Dalam hal SPTPD diisi dan ditanda tangani oleh

orang lain harus dengan surat kuasa khusus.

c. Menyerahkan kembali SPTPD ke DISPENDA yang bersangkutan

dalam batas waktu yang ditentukan, dan meminta bukti penerimaan

(53)

dilakukan secara tercatat, dan tanda bukti serta tanggal pengiriman

(54)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Tata Cara Peengisian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

Pajak Restoran

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Pasal 7 ayat 3 menetapkan bahwa

wajib pajak yang memenuhi kewajiban pembayaran pajak dengan cara dibayar

sendiri wajib menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri

pajak yang terhutang dengan menggunakan SPTPD. Maka dari itu SPTPD harus

diisi dengan jelas, benar, lengkap dan ditandatangani oleh wajib pajak atau

kuasanya.

SPTPD Pajak Restoran terdiri dari dua lembar yang mana lembar kedua

adalah sambungan daripada lembar pertama. Isi SPTPD Pajak Restoran tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Pada sudut kiri sebelah atas terdapat tulisan PEMERINTAH KOTA

MEDAN DINAS PENDAPATAN DAERAH serta alamat dan nomor

telepon.

b. Di sebelah kanan paling atas terdapat :

Nomor SPTPD, yaitu diisi oleh pegawai DISPENDA

Masa Pajak, yaitu diisi bulan yang akan dilaporkan pajak terutangnya.

Tahun Pajak, yaitu diisi tahun yang sedang berjalan.

(55)

d. Selanjutnya terdapat kata PERHATIAN yang merupakan petunjuk untuk

mengisi SPTPD tersebut.

e. Pada bagian A adalah petunjuk yang diisi oleh Pengusaha Restoran Dan

Sejenisnya.

f. Pada bagian B adalah petunjuk yang diisi oleh pengusaha Restoran,

Rumah Makan, Warung dan sejenisnya. Pada angka 1 terdapat empat

kolom yaitu nomor, meja yang tersedia, jumlah kursi, jumlah

pengunjung rata-rata perhari. Pada angka 2 terdapat pilihan iya atau

tidak dalam hal menggunakan register. Pada angka 3 juga terdapat

pilihan iya atau tidak dalam hal mengadakan pembukuan/ pencatatan.

g. Pada bagian C diisi oleh Pengusaha Restoran, Rumah Makan, Warung,

dan Sejenisnya (Self Assesment) yaitu :

1. Jumlah pembayaran pajak terutang untuk masa pajak sebelumnya

(akumulasi dari awal Masa Pajak dalam Tahun Pajak tertentu)

a. Masa pajak, jangka waktu yang sudah ditetapkan dari tanggal

sekian sampai dengan tangal berikutnya.

b. Dasar Pengenaan (Jumlah pembayaran yang diterima) adalah

jumlah pembayaran yang diterima oleh pihak restoran tidak

termasuk pembayaran untuk pajak restoran.

c. Tarif Pajak, ditetapkan dengan % paling tinggi 10%

d. Pajak Terutang adalah hasil dari perkalian huruf b dengan huruf

(56)

2. Jumlah Pembayaran dan Pajak Terhutang untuk Masa Pajak

sekarang

a. Masa Pajak, Jangka waktu yang sudah ditetapkan dari tanggal

sekian sampai dengan berikutnya.

b. Dasar Pengenaan (Jumlah Pembayaran yang diterima) adalah

jumlah pembayaran yang diterima oleh pihak restoran tidak

termasuk untuk pajak restoran

c. Tarif Pajak, ditetapkan dengan % yakni 10%

d. Pajak Terhutang adalah hasil dari perkalian huruf b dengan huruf

c

h. Pada bagian D diisi oleh Pengusaha Restoran, Rumah Makan, Warung

dan sejenisnya (Official Assesment) yaitu:

a. Masa Pajak, jangka waktu yang sudah ditetapkan dari tanggal

sekian sampai dengan tanggal berikutnya.

b. Dasar Pengenaan (Jumlah Pembayaran yang diterima) adalah

jumlah pembayaran yang diterima oleh pihak restoran tidak

termasuk untuk pajak restoran.

i. Pada Bagian E, mencakup pernyataan dari wajib pajak yang menyatakan

bahwa apa yang diberitahukan tersebut diatas beserta

lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap, dan jelas.

j. Pada bagian F, diisi oleh Petugas Penerima Dipenda, yaitu dengan

(57)

(dihitung dan ditetapkan oleh pejabat Dipenda) atau dengan Self

Assesment (menghitung dan menetapkan Pajak sendiri).

Diterima tanggal, diisi pada saat SPTPD diterima oleh pegawai Dipenda.

Nama Petugas, diisi nama orang pribadi pegawai Dipenda yang

menerima SPTPD.

Nomor Induk Pegawai, diisi oleh petugas Dipenda yang menerima

SPTPD.

k. Pada bagian Bawah terdapat No. SPTPD, yaitu nomor surat yang diisi

oleh petugas Dipenda.

Lembaran tanda terima diberikan untuk WP sebagai bukti bahwa

SPTPD telah diterima oleh petugas Dipenda.

B. Data Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Tahun 2010

Berdasarkan data dari Sub Bagian Keuangan, Pendapatan pada Dinas

Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2010, realisasi penerimaan Pajak Restoran

adalah sebesar Rp. 63.001.970.875,10 yang sebelumnya di targetkan sebesar Rp.

71.772.950.000,00.

Berikut ini adalah Tabel Data Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Tahun

2005 adalah sebagai berikut:

No Jenis Pajak Target Tahun 2010 Realisasi Penerimaan Tahun 2010

(58)

Dari data di atas bahwahasil penerimaan Pajak Restoran tahun 2010 tidak

mencapai target yang ingin di capai yaitu sebesar Rp. 63.001.970.875,10. Dari

data di atas menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Restoran Belum Maksimal

dan mengutrangi Penghasilan Asli Daerah (PAD).

C. Jumlah Wajib Pajak Restoran Dengan Self Assesment Dan Official

Assesment Tahun 2011

Jumlah Wajib Pajak Restoran Tahun 2011 yang terdaftar di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Medan adalah sebanyak 315 yang menggunakan Self

Assesment, sedangkan jumlah Wajib Pajak yang menggunakan Official

Assesment berjumlah 1.129 Orang.

Berikut ini adalah tabel jumlah Wajib Pajak Restoran yang menggunakan

System Self Assesment Maupun Official Assesment serta pembagian restorannya:

No. Jenis Pajak Wajib Pajak Jumlah

Self Official

1 Restoran Cepat Saji 73 - 73

2 Restoran Nasional 141 - 141

3 Restoran Tempat hiburan 34 - 34

4 Warung Nasi/Kedai Kopi, Dll - 1.129 1.129

(59)

D. Target Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Tahun Anggaran 2011

Target penerimaan Pajak Restoran untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp.

92.209.441.389,00. yang pelaksanaan untuk pencapaian target tersebut dilakukan

oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Berikut ini adalah Tabel data tentang target penerimaan Pajak Restoran yang

bersumber dari Sub Dinas Pendataan Dan Penetapan di Dinas Pendapatan Daerah

Kota medan 2010.

Berikut Adalah tabel Jumlah Wajib Pajak Restoran yang menggunakan sistem

Self Assesment maupun Official Assesment serta pembagian jenis restorannya :

No. Jenis Pajak Wajib Pajak Target Pajak

Restoran tahun 2010

Self Official Jumlah

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang telah disediakan

dengan pembayaran di restoran.

2. SPTPD adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk

melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak menurut

Perundang-Undangan Perpajakan Daerah.

3. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu)

bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Keuangan Paling Lama 3 (tiga) bulan takwim.

4. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwim kecuali jika

Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun

takwim.

5. Jenis usaha restoran jika dilihat dari besarnya target pada setiap

tahunnya terus meningkat.

6. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota

medan dalam meningkatkan penerimaan pajak restoran antara lain :

a. Menyampaikan surat teguran pada Wajib Pajak yang belum

(61)

b. Melakukan penagihan langsung pada Wajib Pajak

c. Meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk bekerja optimal

7. Kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

sangat besar jika dibandingkan dengan penerimaan pajak lainnya ,

namun dalam penerimaannya belum sepenuhnya mencapai target.

8. Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan merupakan unsur pelaksana

pemerintah daerah dalam melaksanakan kewenangan Walikota Medan

di bidang pengelolaan dan pendapatan daerah.

B. Saran

Melalui kesimpulan ini pula penulis memberikan saran-saran yang kiranya

dapat menjadi bahan masukan bagi pembaca, antara lain sebagai berikut :

1. Wajib Pajak wajib sebaiknya mengisi dan menyampainkan Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah dengan benar, lengkap, jelas dan

menandatanganinya.

2. Meningkatkan peran serta dan keaktifan dari aparat pengelola pajak

restoran dalam melaksanakan ketentuan yang berlaku dan

mensosialisasikan peraturan daerah kepada masyarakat.

3. Melakukan pendekatan kepada masyarakat agar masyarakat lebih sadar

akan pentingnya membayar pajak.

4. Hendaknya petugas pemungut pajak restoran betul-betul mengerti tentang

pajak daerah.

5. Diharapkan kepada aparat pajak restoran agar lebih mengawasi proses

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Resmi,Siti,2008,Perpajakan Teori dan Kasus,edisi keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Brotodiharjo,Saontoso,2008,Pengantar Ilmu Hukum Pajak,Refika Aditama, Bandung

Suandy,Erly,2008,Hukum Pajak,Edisi Keempat,Salemba Empat,Jakarta.

Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kota Medan No. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan

Keputusan Walikota Medan No. 09 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan

Peraturan Walikota Medan No. 1 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 35 Tahun 2002 Tentang Pedoman Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain-laine. Dalam melaksanakan

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengand. tugas

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas fungsinya dengan cara melaksanakan tugas diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

f) Penyiapan bahan monitoring , evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.. g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan. tugas

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas..

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. sesuai dengan tugas

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan. tugas pokok