BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Batik Besurek
2.1.1 Sejarah Batik Besurek Bengkulu
Kain Batik Besurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional
daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kain Besurek
merupakan salah satu hasil budaya daerah atau tradisional masyarakat Bengkulu yang
sampai saat ini masih dipertahankan, bahkan terus ditumbuhkembangkan
keberadaannya. Sehingga kain Besurek ini menjadi ciri khas tersendiri bagi Propinsi
Bengkulu. Sebagai salah satu wujud fisik budaya daerah atau tradisional, tentu saja
kain Besurek tersebut memebrikan andil di dalam pertumbuhkembangan peradaban
masyarakat Bengkulu. Oleh sebab itu agar masyarakat Bengkulu tidak kehilangan
jejak budaya dan sejarah dari keberadaan kain Besurek yang mempunyai kandungan
tak ternilai harganya [8]. Kain Basurek merupakan batik tradisional daerah Bengkulu
yang artinya kain yang mempunyai surat atau tulisan. Surat atau tulisan yang di
maksud terdiri atas berbagai macam ragam hiasan (ornamen), baik yang berupa
tulisan huruf Arab (kaligrafi) maupun bermacam ragam hiasan. Selain itu dapat juga
berupa berbagai bentuk motif lainnya, seperti tumbuh-tumbuhan (flora) dan binatang
(fauna), anyam-anyaman, serta ukir-ukiran [4]. Dulu kain besurek hanya digunakan
dalam upacara ritual keagamaan di wilayah Bengkulu, namun karena adanya transisi
dan perubahan zaman, kain besurek sekarang ini telah menyebar dan dimanfaatkan
dalam berbagai acara dan kondisi. Motif dasar kain besurek merupakan motif
peninggalan para nenek moyang yang sampai saat ini belum diketahui asalnya, ada
yang mengatakan bahwa motif kain Basurek ini dulunya sangat sakral di karenakan
huruf arabnya yang bisa terbaca dan menandakan hubungan manusia dengan Tuhan.
Berdasarkan sejarah perkembangannya hingga saat ini, motif dasar tersebut sudah
2.1.2 Jenis-jenis Motif Dasar Batik Besurek 1. Motif Relung Paku
Motif ini menggambarkan keadaan tumbuh-tumbuhan dan keadaan
binatang. Sering di gunakan untuk upacara adat cukuran bayi.
Gambar 2.1 Motif Relung Paku [4]
2. Motif Bunga Rafflesia
Bunga Rafflesia Arnoldi yang merupakan bunga raksasa khas Bengkulu.
Motif bunga rafflesia bisa dibilang sebagai motif utama kain besurek
setelah kaligrafi.
3. Motif Burung Kuau
Motif burung kuau menggambarkan keadaan binatang. Jenis motif ini pada
waktu dahulu digunakan pada upacara pernikahan, yaitu pada acara ziarah
kubur.
Gambar 2.3 Motif Burung Kuau [4]
4. Motif Rembulan
Motif rembulan menggambarkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia
ini merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Motif ini dipakai pada
rangkaian pernikahan, yaitu pada acara siraman (mandi).
2.2Data Mining
Tan (2006) mendefinisikan data mining sebagai proses untuk mendapatkan informasi
yang berguna dari gudang basis data yang besar [6]. Data mining juga dapat diartikan
sebagai pengekstrakan informasi baru yang diambil dari bongkahan data besar yang
membantu dalam pengambilan keputusan. Salah satu teknik yang dibuat dalam data
mining adalah bagaimana menelusuri data yang ada untuk membangun sebuah
model,kemudian menggunakan model tersebut agar dapat mengenali pola data yang
lain yang tidak berada dalam basis data yang tersimpan. Dalam data mining,
pengelompokan data juga bisa dilakukan. Tujuannya adalah agar kita dapat
mengetahui pola universal data-data yang ada. Pekerjaan yang berkaitan dengan data
mining dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu model prediksi (prediction
modelling), analisis kelompok (cluster analysis), analisis asosiasi (association
analysis), dan deteksi anomali (anomaly detection).
1. Model Prediksi (Prediction Modelling)
Model prediksi berkaitan dengan pembuatan sebuah model yang dapat melakukan
pemetaan dari setiap himpunan variabel ke setiap targetnya, kemudian
menggunakan model tersebut untuk memberikan nilai target pada himpunan baru
yang didapat. Ada dua jenis model prediksi, yaitu klasifikasi dan regresi.
Klasifikasi digunakan untuk variabel target diskret sedangkan regresi untuk
variabel target kontinu.
2. Analisis Kelompok (cluster analysis)
Analisis kelompok melakukan pengelompokan data-data ke dalam sejumlah
kelompok (cluster) berdasarkan kesamaan karakteristik masing-masing data pada
kelompok-kelompok yang ada. Data-data yang masuk dalam batas kesamaan
dengan kelompoknya akan bergabung dalam kelompok tersebut, dan akan terpisah
dalam kelompok yang berbeda jika keluar dari batas kesamaan dengan kelompok
tersebut.
3. Analisis Asosiasi (Association Analysis)
Analisis asosiasi digunakan untuk menemukan pola yang menggambarkan
kekuatan hubungan fitur dalam data. Pola yang ditemukan biasanya
merepresntasikan bentuk aturan implikasi atau subset fitur. Tujuannya adalah
4. Deteksi Anomali (Anomaly Detection)
Pekerjaan deteksi anomali berkaitan dengan pengamatan sebuah data dari
sejumlah data yang secara signifikan mempunyai karakteristik yang berbeda
dengan dari sisa data yang lain [6].
2.3K-Nearest Neighbor (K-NN)
K-Nearest Neighbor (K-NN) merupakan sebuah metode klasifikasi terhadap
sekumpulan data berdasarkan pembelajaran data yang sudah terklasifikasikan
sebelumnya. K-Nearest Neighbor berdasarkan konsep ‘learning by analogy’. Data
learning dideskripsikan dengan atribut numerik n-dimensi. Jika sebuah data uji yang
labelnya tidak diketahui diinputkan,maka K-Nearest Neighbor akan mencari k buah
data latih yang jaraknya paling dekat dengan data uji dihitung dengan cara mengukur
jarak antara titik yang mempresentasikan data latih dengan rumus Euclidean
Distance.
Pada fase pelatihan untuk data latih, algoritma hanya melakukan penyimpanan
vektor-vektor fitur dan klasifikasi data latih. Pada fase klasifikasi, fitur-fitur yang sama
dihitung untuk data uji dimana data uji adalah data yang klasifikasinya belum
diketahui atau pengujian kembali data latih untuk mengetahui ketepatan klasifikasi.
Jarak dari vektor data uji terhadap seluruh vektor data latih dihitung dan sejumlah k
buah yang paling dekat diambil. Titik dari data uji klasifikasinya diprediksikan
berdasarkan klasifikasi data latih terbanyak dari titik-titik tersebut.
K-Nearest Neighbor merupakan teknik klasifikasi yang sederhana, tetapi mempunyai
hasil kerja yang cukup bagus. Meskipun begitu, K-NN juga mempunyai kelebihan
dan kekurangan [6]. Beberapa karakteristik K-NN adalah sebagai berikut :
1. K-NN merupakan algoritma yang menggunakan seluruh data latih untuk
melakukan proses klasifikasi. Hal ini mengaikibatkan proses prediksi yang
sangat lama untuk data dalam jumlah yang sangat besar.
2. Algoritma K-NN tidak membedakan setiap fitur dengan suatu bobot.
3. Karena K-NN termasuk lazy learning yang menyimpan sebagian atau semua
data, K-NN sangat cepat dalam proses pelatihan tetapi sangat lambat dalam
4. Hal yang rumit adalah menentukan nilai K yang paling sesuai
5. Karena K-NN pada prinsipnya memilih tetangga terdekat, parameter jarak
juga penting untuk dipertimbangkan sesuai dengan kasus datanya.
2.3.1 Algoritma K-NN
Algoritma K-NN menggunakan klasifikasi ketetanggaan sebagai nilai prediksi
untuk query data yang baru atau data uji. Dekat atau jauhnya tetangga
biasanya dihitung berdasarkan Euclidean Distance :
D(a,b) = √∑ ( )2 ...(1)
Keterangan :
D(a,b) : jarak skalar dari a dan b
ak, bk : vektor a dan b yang berupa matrik berukuran d dimensi
Algoritma :
Langkah 1 : Tentukan parameter K
Langkah 2 : Hitung jarak antara data uji dengan data latih dengan rumus
Euclidean Distance.
Langkah 3 : Urutkan hasil jarak tersebut secara ascending dan tetapkan tetangga
terdekat berdasarkan jarak minimum ke-K
Langkah 4: Dengan menggunakan klasifikasi K-Nearest Neighbor yang paling
mayoritas, maka dapat diprediksikan klasifikasi dari data uji
Contoh Soal :
Terdiri dari 2 atribut dengan skala kuantitatif sebagai data latih yaitu X1 dan X2
serta Y yaitu kelas baik dan buruk seperti pada Tabel 2.1 [10]
Tabel 2.1 Klasifikasi Data Latih
X1 X2 Y
7 7 Buruk
7 4 Buruk
3 4 Baik
Terdapat data uji yaitu X1 = 3 dan X2 = 7, tentukan nilai Y!
Langkah penyelesaian:
1. Tentukan parameter K = jumlah tetangga terdekat, misalkan ditetapkan K = 3
2. Hitung jarak antara data baru dengan semua data latih seperti pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Perhitungan kuadrat jarak data latih dengan data uji X1 X2 Kuadrat jarak dengan data baru (3,7)
7 7 (7-3)2 + (7-7)2 = 16
7 4 (7-3)2 + (4-7)2 = 25
3 4 (3-3)2 + (4-7)2 = 9
1 4 (1-3)2 + (4-7)2 = 13
3. Urutkan hasil kuadrat jarak tersebut secara ascending dan tetapkan tetangga
terdekat berdasarkan nilai K ( dimana K= 3) seperti pada tabel 2.3 dan tabel
2.4
Tabel 2.3 Penentuan 3 tetangga terdekat dari data uji
X1 X2 Euclidean Peringkat Jarak Tetangga terdekat
7 7 √ = 4 3 Ya
7 4 √ = 5 4 Tidak
3 4 √ = 3 1 Ya
1 4 √ = 3,6 2 Ya
Tabel 2.4 Klasifikasi kelas tetangga terdekat
X1 X2 Euclidean
Distance
Peringkat Jarak
Tetangga terdekat
Y
7 7 4 3 Ya Buruk
7 4 5 4 Tidak -
3 4 3 1 Ya Baik
4. Berdasarkan hasil dari Tabel 2.4 dimana nilai K= 3 , mayoritas hasil Y yang
diperoleh yaitu “Baik”. Jadi hasil klasifikasi data uji dengan nilai X1 = 3 dan
X2 = 7 adalah Y = kelas Baik
2.4 Ekstraksi Ciri
Ekstraksi ciri adalah suatu proses dimana mengambil ciri-ciri yang terdapat pada objek
dalam citra. Pada proses ini objek di dalam citra dihitung properti-properti objek yang
berkaitan sebagai ciri. Dan pada penelitian ini untuk ekstraksi ciri citra akan digunakan
dua tahapan yaitu threshold dan deteksi tepi Robert.
2.4.1 Thresholding
Dalam proses thresholding atau biasa disebut binerisasi yaitu melakukan pengubahan
nilai dari derajat keabuan menjadi dua nilai yaitu 0 atau biasa dikenal dengan warna
hitam dan juga 255 yang disebut dengan warna putih. Pemilihan nilai threshold yang ada
juga mempengaruhi ketajaman dari suatu citra [8]. Proses threshold dari suatu citra
Misalkan dari nilai citra awaldiatas threshold = 5, jika nilai
gradient(x,y) >= 5 maka citra(x,y) = 1 (putih/tepi). Jika nilai gradient(x,y) < 5
maka citra(x,y) = 0 (hitam/bukan tepi). Sehingga hasil citra threshold :
Deteksi tepi adalah operasi yang dijalankan untuk mendeteksi garis tepi (edges) yang
membatasi dua wilayah citra yang homogen yang memiliki tingkat kecerahan yang
berbeda [5]. Sebuah operator deteksi tepi merupakan operasi bertetangga, yaitu
sebuah operasi yang memodifikasi nilai keabuan sebuah titik berdasarkan nilai-nilai
keabuan dari titik-titik yang ada di sekitarnya (tetangganya) yang masing-masing
mempunyai bobot tersendiri. Bobot-bobot tersebut nilainya bergantung pada operasi
yang dilakukan, sedangkan banyaknya titik tetangga yang terlibat biasanya adalah
2x2, 3x3, 3x4, 7x7, dan sebagainya.
Tujuan dari deteksi tepi antara lain :
1. Meningkatkan penampakan garis batas suatu daerah atau objek dalam sebuah
citra.
2. Mencirikan batas objek dan berguna untuk proses segmentasi dan identifikasi
objek.
2.4.2.1Deteksi Tepi Robert
Operator Roberts, yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1965, terdiri atas dua
filter berukuran 2x2. Ukuran filter yang kecil membuat komputasi sangat cepat.
Namun, kelebihan ini sekaligus menimbulkan kelemahan, yakni sangat terpengaruh
oleh derau. Selain itu, operator Roberts memberikan tanggapan yang lemah terhadap
tepi, kecuali kalau tepi sangat tajam (Fisher, dkk., 2003).
(b) Gx
Bentuk operator Roberts ditunjukkan pada Gambar 2.5. Maka, nilai operator Roberts
Dalam hal ini, Z1 = f(y, x), Z2 = f(y, x+1), Z3 = f(y+1, x), dan Z4 = f(y+1, x+1).
Berikut ini perhitungan deteksi tepi Robert terhadap citra threshold seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.5
Tabel 2.5 Perhitungan Deteksi Tepi Robert
1.4 Pengenalan Pola (Pattern Recognition)
Pengenalan pola merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengelompokkan atau
mengklasifikasikan data numerik dan simbol. Banyak teknik statistik dan sintaksis yang
telah dikembangkan untuk keperluan klasifikasi pola dan teknik-teknik ini dapat
memainkan peran yang penting dalam sistem visual untuk pengenalan objek yang
biasanya memerlukan banyak teknik. Bantuk-bentuk objek tertentu dalam dunia nyata
yang sangat kompleks dapat dibandingkan dengan pola-pola dasar di dalam citra
sehingga penggolongan objek yang bersangkutan dapat dilakukan lebih mudah [1].
Gambar 2.6 Pengenalan Pola [3]
Adapun penjelasan seperti Gambar 2.6 adalah:
1. Prapengolahan
Proses awal yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra (image
enhacement) dengan menggunakan teknik-teknik yang ada [3]. Pada pola batik
berguna memisahkan gambar batik dengan latar belakangnya dan tahap ini
akan memproses data dengan mengubah citra batik menjadi grayscale [13].
2. Ekstrasi Ciri
Proses mengambil ciri-ciri yang terdapat pada objek di dalam citra. Pada
proses ini objek di dalam citra dihitung properti-properti objek yang berkaitan
3. Klasifikasi
Proses pengelompokan objek ke dalam kelas yang sesuai pada saat pelatihan.
Pada penelitian ini untuk pengujian akan menggunakan klasifikasi dengan
metode K-Nearest Neighbor menggunakan Euclidean Distance untuk
menghitung jarak terdekat dalam metode klasifikasi.
4. Pemilihan Ciri
Proses memilih ciri pada suatu objek agar diperoleh ciri yang optimum, yaitu
ciri yang dapat membedakan suatu objek dengan objek lainnya sesuai
berdasarkan hasil ekstraksi ciri.
5. Pembelajaran
Proses belajar membuat aturan klasifikasi sehingga jumlah kelas yang
1.5 Format File Citra
1.5.1 JPEG (Joint Photographic Expert Group)
JPG atau JPEG ( Joint Photographic Experts Group) adalah format file yang paling
umum digunakan dalam digital fotografi. Format ini mendukung kedalaman warna 24 bit
(3 saluran warna masing-masing 8 bit). Hampir setiap kamera digital mampu membaca
gambar menggunakan format ini dan secara luas dapat dibaca oleh program penampil
gambar lainnya. Format citra JPG menghasilkan ukuran file kecil menggunakan
kompresi lossy. Setiap kali menyimpan gambar dalam format ini, kualitas degradasi
menurun karena kompresi lossy tersebut. Kompresi Lossy (Lossy Compression) adalah
metode memperkecil ukuran file citra dengan membuang beberapa data, hal ini
menyebabkan adanya sedikit penurunan kualitas citra. JPEG merupakan teknik dan
standar universal untuk kompresi dan dekompresi citra tidak bergerak yang digunakan
pada kamera digital dan sistem pencitraan dengan menggunakan komputer [10].