• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jingle Iklan Televisi Terhadap Brand Awa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jingle Iklan Televisi Terhadap Brand Awa"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Jingle Iklan Televisi Terhadap Brand Awareness Produk 

Mizone

1

Sufiana, Sasmita

ABSTRACT

In advertising, stimulus is an important element in influencing consumers. It aimed at increasing brand awareness of products that products will more often arise in the minds of consumers. Television is a medium having advantages in influencing both audio visual. With the stimulus, then the consumers will be more easily attracted to an advertisisement or even remember it. They associate the audio stimulus to the product. Jingle is one of audio stimulus used in television advertising to support brand awareness of a product.  The research problem is that there some television advertising no longer mention names of the product in their advertising jingle. Therefore, this research focused on the jingle that does not mention brand names. It used the theory brand awareness approach. Data collected by giving a questionnaire to the respondents. This study aims to quantify how much the influence of television advertising jingle to brand awareness of consumersif it’s not mention the name of the product and tagline, as well as no help visualization of the physical form of the product. 

Given this research, it is expected that advertisers can determine the type of jingles which can increase the brand awareness of the product.

Keywords: Brandbrand awarenessjingle, iklan televisi, Mizone

Pendahuluan

Konsumen   usia   produktif   merupakan   konsumen   yang   sebagian   dianggap   sudah   mengetahui produk minuman isotonik yang dapat menambah semangat. Mereka mengetahui bukan hanya di toko, mal, maupun pasar, namun mereka mengetahui melalui tayangan iklan di televisi, seperti iklan; Pocari Sweat, Vita Zone, Isotonik, 100 Plus, Mizone, Aquarius, Hidro Coco. 

Pengetahuan konsumen tentang produk tersebut dapat meningkat maupun menurun tergantung dari tingkat penayangannya di media TV.  Dan semakin meningkat bila sering menyaksikan iklan yang   ditayangkan.   Informasi   yang   diterima   secara   terus­menerus   tersimpan   dalam   memori pikiran konsumen. Apalagi informasi yang masuk tidak hanya melalui penglihatan, juga melalui pendengaran sehingga lebih cepat terekam dalam pikiran. 

Dikarenakan beberapa  produk  minuman  isotonik  yang  beredar  di  TV  bervariasi,   maka perlu kekuatan   dan   keunikan   dari   produk   itu   sendiri.   Kekuatan   tersebut   dapat   dicapai   melalui posisioning produk, disamping kekuatan pada fisik produk, dan kandungan isi di dalamnya. Seperti   komposisi dan kandungan yang memang dibutuhkan oleh konsumen; desain kemasan yang menarik, bentuk kemasan yang mudah di bawa atau nyaman dipegang; memberikan dan menjamin   kenyamanan   serta   keamanan   bagi   konsumen.   Unsur­unsur   tersebut   tidak   dapat berjalan   sendiri­sendiri,   namun   menjadi   kesatuan   utuh   sehingga   dapat   dikenal   dan   menjadi pilihan konsumen. 

(2)

Salah   satu   bentuk   proses   pengenalan   dan   penguatan   posisiong   produk   adalah   dengan penayangan iklan di TV. Iklan TV merupakan iklan media massa karena ditayangkan di televisi. Iklan tersebut dikenal sebagai bentuk penyampaian pesan yang memanfaatkan berbagai elemen, seperti audio (suara model/ narrator iklan, musik sebagai latar belakang), gambar berwarna, tipografi dan teknologi animasi. Iklan TV memiliki kekuatan lebih besar dalam menjangkau dan mempengaruhi massa. Salah satu strategi iklan yang dilakukan adalah kekuatan musik (jingle).

Secara tidak langsung jingle dapat menjadi salah satu metode pembentukan branding berupa audio dari sebuah produk. Peran musik atau jingle menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan daya   tarik.   Ia   bekerja   bersama   membentuk   sistem   manajemen   dengan   elemen   visual   untuk menciptakan   image   dan   persepsi   konsumen.   Pemilihan   Jingle   yang   tepat   akan   menambah kekuatan merek produk yang ditayangkan.

Merek atau brand merupakan identitas dari sebuah produk. Ia muncul dalam bentuk nama untuk mencirikan produk satu dengan produk lain. Merek biasanya terdiri dari satu atau dua kata, seperti   Pocari   Sweat,   Mizone,   Revive,   dan   100   Plus,   dan   sebagainya.   Merek   dapat   dikenali konsumen tidak hanya melalui lirik jingle, bentuk fisik produk, namun juga dari suara narrator. Merek   dibangun   untuk   mendapatkan   porsi   di   benak   konsumen,   dikarenakan   sebuah  brand setidaknya   mempunyai  brand  awareness  yang   tinggi   di   masyarakat.   Maka   kemunculannya diperlukan interaksi secara terus­menerus antara konsumen dan produk, guna peningkatan brand awareness  produk.   Persepsi   dan   ingatan   konsumen   pun   diharapkan   semakin   meningkat,   bila dikombinasikan dengan perilaku model dan soundtrack di dalamnya.  

Kesadaran   merek   (brand   awareness)   terhadap   produk   yang   diiklankan   akan   terjadi peningkatan. Dikarenakan adanya interaksi yang sering antara konsumen dan produk. Sebaliknya kesadaran merek dalam pikiran konsumen akan melemah atau tidak memiliki kekuatan bilamana tidak dilakukan secara terus­menerus, disamping karena adanya ketidak sesuaian antara jingle, tema iklan dan produk yang diiklankan.

Para   pemasar   sadar   tentang   perlunya   upaya   membangun   citra   posistif   konsumen   terhadap produk   yang   diluncurkan.   Mereka   menambah   pengetahuan   dan   melakukan   evaluasi   secara berkala, yang bertujuan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Mereka menyadari banyaknya kompetitor yang memasarkan produk­produk berkualitas serta strategi pemasaran yang gencar dapat menjadi pesaing yang merugikan produknya. Sehingga strategi posisioning dengan memfokuskan pada merek dan  tagline  produk dilakukan, baik melalui narator maupun jingle,   model   iklan,   dan   setting   cerita.   pemasar   memasang   strategi   dengan   tayangan   yang berulang­ulang sehingga konsumen semakin meningkat daya ingatnya.

(3)

 

Gambar 1.

Merek terdiri dari satu atau dua kata yang ditempatkan pada kemasan produk

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulisan jingle dalam meningkatkan kesadaran merek dalam benak  konsumen perlu dilakukan. Penulisan ini mengambil salah satu dari iklan televisi produk minuman berion Mizone dengan jingle “Don’t Stop the Beat”. Penilaian keefektifan hanya berdasarkan proses pengenalan dan pengasosiasian responden terhadap produk Mizone apabila diperdengarkan jingle bersangkutan tanpa menggunakan bantuan fisik produk. Fenomena jingle yang tidak mencantumkan nama produk yang diiklankannya ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui apakah  jingle  tersebut dapat dengan mudah diasosiasikan oleh masyarakat dengan produk yang diiklankan. 

Rumusan masalah penulisan pada  jingle  iklan Mizone di televisi berpengaruh positif terhadap brand awareness  konsumen. Tujuan penulisan untuk mengetahui efektivitas  jingle  iklan televisi tanpa menyebutkan nama produk secara efektif berpengaruh positif   terhadap  brand awareness produk Mizone. 

Mizone

(4)

menggunkan strategi yang unik dan kreatif agar mudah dan selalu diingat oleh konsumen. Setiap tahun promosi secara kontinyu di stasiun lokal dan nasional.

Gambar 2. 

Mizone dari grup Aqua­Danone 

Iklan dan Brand Awareness

Menurut   Aaker,   David   A.   (1991)  brand  awareness  adalah   kemampuan   dari   seseorang   yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk. Menurut   Peter,  dkk. (2000) brand awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan  brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Untuk menciptakan Brand awareness diperlukan iklan.

Phillip Kotler (2003) mengatakan bahwa iklan adalah bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang perlu dibayar. Beberapa alasan utama dalam menggunakan iklan diantaranya adalah iklan memberikan target audiences suatu informasi (menciptakan awareness), membujuk audiences untuk membeli produk (mempromosikan manfaat produk dan perusahaan), memperkuat eksistensi (secara konsisten mengulang inti dari pesan yang ingin disampaikan) The Chartered Institute of Marketing (2004). Inti pemikiran iklan dari kedua pendapat tersebut pada dasarnya terletak pada konsep komunikasi persuasif. Harapan yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku konsumen untuk memutuskan pembelian.

Jingle Iklan

Salah satu cara untuk meningkatkan daya tarik iklan adalah dengan memanfaatkan jingle. Jingle adalah pesan musikal di sekitar brand. Sebuah jingle yang baik sangat mempengaruhi tingkat brand awareness, juga dapat menjadi dasar strategi periklanan yang cukup panjang.   Jingle  harus terus diperbarui sesuai dengan perkembangan pasar (Kai & Rainer, 2009). 

(5)

diaplikasikan pada kategori promosi lain, serta harus mampu melintasi batasan geografis dan muncul teks bertulis  ‘vitamin, rasa unik, elektrolit’ yang ditata secara terpisah. Teks  tersebut membentuk garis lengkung maya. Yang disertai seberkas sinar kuning. Setelah minum sigadis merasa tubuhnya fit dan berdendang ceria sambil melempar Mizone. Kemudian ditangkap oleh gadis   berbaju   kuning   dan   langsung   minum.   Bersamaan   itu   muncul   suara   narator   bernada persuasif, mengajak dan mengimformasikan manfaat minuman Mizone. Muncul elemen grafis setengah lingkaran, dengan opacity rendah untuk mengesankan transparan, tujuan menguatkan image model, disamping mengarahkan pandangan penonton pada model tersebut. Gesture kedua tangan mengasosiasikan pada suasana kelegaan.

(6)

Institut  Sains  Terapan  dan  Teknologi  Surabaya  (iSTTS),   yang  mana produk  Mizone   dijual di tempat yang sama. Disamping itu responden dianggap familier terhadap Mizone, dan target usia dapat   terpenuhi   dalam   lingkup   perguruan   tinggi.  Sample  yang   dituju   adalah   sekelompok mahasiswa jurusan DKV. Sample dianggap memahami seni dan desain dibandingkan dengan jurusan lain. Sampling dilakukan secara acak dengan metode kuisioner. Mereka dianggap memiliki pengetahuan lebih banyak mengenai  jingle. Dengan variabel  jingle  iklan televisi Mizone pada tahun 2011. Asumsinya bahwa jingle iklan tersebut tidak mencantumkan nama produk Mizone di dalamnya.  Jingle  yang tidak mencantumkan nama produk dimungkinkan tidak meningkatkan brand awareness  dari  produk   bersangkutan.   Untuk  mengetahui  pengaruh   jingle   tersebut   perlu dilakukan  pengumpulan data, yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer,  yaitu  kuisioner dibagikan  pada  100  responden  secara acak.  20  jenis  pertanyaan yang digunakan   dalam   kuisioner   merupakan   pertanyaan   tertutup   dengan   satu   pertanyaan   terbuka untuk mengetahui efektifitas jingle terhadap brand awareness Mizone melalui jingle iklan Mizone. Sebelum kuisioner dibagikan pada responden, responden diperdengarkan jingle iklan Mizone. Jika responden tidak mengetahui jingle tersebut, maka pada pertanyaan nomer 2 penulis memberitahu jingle produk tersebut, serta menunjukkan iklan produk tersebut.  Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan  data sekunder,  yaitu  dengan  studi  pustaka.  Studi  pustaka  merupakan  langkah pengumpulan   data   melalui   beberapa   referensi   berupa   internet,   artikel   ataupun   buku   yang berhubungan dengan penulisan. Teknik tersebut digunakan untuk menemukan kevaliditasan data tentang brand awareness Mizone. Analisis data menggunakan deskriptif presentase dengan tujuan untuk menghitung efektivitas  jingle  terhadap tingkat  brand awareness. Deskriptif presentase ini diolah   dengan   cara   frekuensi   dibagi   dengan   jumlah   responden   dikali   seratus   persen.   Skala pengukuran   menggunakan   skala  dikotomus,   yaitu   skala  kuisioner   berdasarkan   pilihan  ya  dan tidak, dan skala kategori, untuk mengetahui pendapat dari responden, sehingga dapat diketahui apakah jingle dapat meningkatkan brand awareness.

Pembahasan

Tidak hanya tampilan model dan pesan visual yang dapat mempengaruhi ingatan konsumen. Instrumen, lirik, dan suara penyanyi berperan besar terhadap suksesnya sebuah iklan Mizone. Sistem tersebut tanpa makna bila tidak melibatkan setting suasana sebagai background iklan.

Pengaruh Jingle Iklan yang tidak menyebut nama produk pada iklannya. Jingle iklan Mizone pada saat   awal   merepresentasikan   keceriaan   dan   semangat   sesuai   dengan   posisisioningnya.   Secara bersama musik, lirik, dan aktivitas model menyatu dalam sebuah sistem komposisi.

Lirik yang digunakan saat awal iklan tersebut adalah;

Don’t stop, don’t stop the feet. Won’t stop, won’t stop, the beat and GO. Everybod , move you’re feet, and feel united  ohohoh. Everybody move you’re feet, and feel united Ohohoh.

(7)

meminum   Mizone. Diperkuat dengan manfaat yang dapat diperoleh setelah minum minuman bervitamin. Dengan semiotika visual berupa gesture kedua tangan menggambarkan kelegaan. Pesan nonverbal demikian bertujuan membangun emosi penonton. Diasosiasikan penonton ikut merasakan minum Mizone.

Iklan   yang   ditayangkan   pada   media   televisi   membuktikan   sangat   efisien   dalam   menjangkau khalayak. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan pilihan responden. Berdasarkan uji kuesioner tentang jingle iklan Mizone diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 96% dari responden pernah mendengar iklan televisi Mizone. Mereka menyatakan bahwa iklan televisi Mizone ini sangat   akrab   di   benak   konsumen.   Sehingga   disimpulkan   bahwa   jingle   Mizone   ini   sudah memenuhi kriteria  memorability  yang dikemukakan Keller (2003). Dengan begitu jingle Mizone dapat   mudah   dikenali   dan   diingat   kembali   sehingga   mampu   mencapai  brand   awareness  bagi produk. 

(8)

Gambar 2. 

Cuplikan jingle iklan Mizone di  ANTV 

98% dari responden menyatakan tertarik dengan iklan televisi Mizone. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa jingle Mizone ini sudah memenuhi kriteria  likability  yang dikemukakan Keller (2003). Jingle Mizone dapat menyenangkan responden dan membuat responden melihat iklan televisi. Walau Keller menyebutkan bahwa pada karakter likability asosiasi dari jingle tidak harus berhubungan dengan produk yang ditawarkan, namun pada materi kuisioner lain yang akan dibahas   selanjutnya   menyatakan   bahwa   jingle   iklan   televisi   Mizone   dapat   mewakili   karakter produk yang ditawarkan.

Tabel pengetahuan konsumen terhadap jingle iklan Mizone

Item Pernah

(%) Tidak pernah  (%)

(9)

mendengar jingle 

penggunaan   jingle pada iklan televisi

98 2

Mengetahui   produk

mizone 100 0

(10)

menyatakan iklan televisi Mizone sesuai dengan karakter produk. Iklan televisi Mizone bersifat deskriptif dan persuasif, sesuai dengan produk yang ditawarkan dan target marketnya, sehingga mampu membentuk brand association. Brand association yang terbentuk baik akan dapat membantu meningkatkan   brand   awareness   karena   masyarakat   akan   mudah   memunculkan   ingatan   yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.

Sebaliknya yang berkaitan dengan motivasi pembelian produk, sebanyak 72% dari responden menyatakan jingle iklan Mizone dapat membangkitkan minat beli terhadap produk. Yang berarti bahwa sifat persuasif iklan produk Mizone dapat terpenuhi sesuai kriteria sebuah iklan. Dapat dibuktikan bahwa Jingle iklan Mizone dapat memberikan dampak yang kuat terhadap responden dalam   mempengaruhi   keputusan   membeli   produk.   Sehingga   perubahan   perilaku   yang diharapkan oleh pemasar sesuai dengan target. Secara umum menurut Peter dan Olson (2000), pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian dari tujuan dari usaha peningkatan brand awareness. Oleh karena itu secara tidak langsung, jingle iklan televisi Mizone dapat meningkatkan brand awareness produk.

Berkaitan   dengan   asosiasi   produk,   maka   pilihan   tepat   pada   Mizone   terbukti.   Sebagian   besar responden setuju kalau jingle produk Mizone mudah dikenali bila digunakan pada media yang berbeda. Bukti tersebut dapat dilihat pada pilihan responden, yaitu sebanyak 96% responden menyatakan bahwa jingle  iklan televisi Mizone mudah diasosiasikan dengan produk.  Hal ini membuktikan bahwa jingle iklan televisi Mizone memenuhi kriteria  transferability, yaitu dapat dengan   mudah   ditransferkan     pada   media   promosi   lain,   tidak   hanya   pada   iklan   televisi. Kemudahan mengasosiasikan akan dapat menciptakan brand awareness yang baik, walaupun diterapkan pada media berbeda.

Namun   pilihan   responden   berkaitan   dengan   ketiadaan   menyebut   nama   produk   mengalami penurunan. Dan penurunan tersebut masih berada di atas rata­rata, sehingga dapat dikatakan baik. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan pilihan responden, yaitu sebanyak 70% responden menyatakan  bahwa  jingle   iklan  tanpa  menyebutkan nama  produk  berpengaruh  secara  positif terhadap   brand   awareness.   Data   ini   mendukung   permasalahan   dari   penulisan   ini,   di   mana semakin banyak jingle iklan televisi yang tidak menyebutkan nama produk. Selain itu, jingle iklan televisi Mizone juga telah menjawab definisi jingle oleh Kai dan Rainer (2009) yang menyebutkan bahwa   jingle   yang   baik   harus   dapat   mempengaruhi  brand   awareness.   Kesimpulannya,   bahwa penyampaian karakter produk tanpa menyebutkan nama produk dalam jingle tetap berpengaruh secara efektif terhadap brand awareness konsumen.

Pada   kenyataannya   jingle   iklan   membawa   daya   tarik   sendiri   bagi   produk   yang   diluncurkan. Dampaknya masyarakat akan terus mengingat dan mengingat bila iklan tersebut ditayangkan secara terus­menerus. Dapa dibuktikan dengan kuesioner yang dilakukan, yaitu sebanyak 98% dari responden menyetujui bahwa jingle penting digunakan pada iklan televisi. Elemen music dan heard words dinilai penting bagi responden. Heard words adalah kata­kata yang terdengar dalam iklan   yang   dapat   membuat   audiens   semakin   mengerti   akan   maksud   pesan   iklan   yang disampaikan2.   Sedangkan   yang   dimaksud   elemen   music   adalah   music   yang   terdapat   dalam

tayangan iklan termasuk iringan music maupun lagu yang ditampilkan3. Musik ditopang oleh

(11)

melodi, harmoni, ritme, tempo, dinamika, bentuk dan timbre (warna suara) dapat menimbulkan daya   tarik.   Sesuai   dengan   pendapat   Aristoteles   yang   menyatakan   bahwa   music   merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama. Dapat digaris bawahi bahwa penggunaan jingle pada iklan televisi Mizone berpengaruh dengan sangat efektif.

Produk minuman Mizone merupakan produk yang sudah sangat dikenal di masyarakat, dapat dilihat   dari   keseluruhan   responden   mengetahui   produk   Mizone.     Promosi   dan   iklan   yang dilakukan  oleh  Mizone  selama ini  telah  berhasil  memberikan  target audiences  suatu informasi (menciptakan  awareness).   Hal   ini   didukung   dengan   alasan   penggunaan   iklan   menurut  The Chartered Institute of Marketing (2004).

Walaupun   responden   pernah   mendengar   jingle   iklan   televisi   Mizone   yang   diperdengarkan sebelum mengisi kuisioner, sebanyak 64% dari responden menyatakan tidak bisa mengingat jingle versi   lain   dari   produk   Mizone.   Hal   ini   mungkin   terjadi   karena   jingle   iklan   Mizone   yang diperdengarkan masih dipakai hingga sekarang walaupun ada penambahan lagu lain pada jingle iklan televisi Mizone. Selain itu sangat dimungkinkan bahwa responden menganggap jingle iklan televise versi lain itu sama dengan versi yang diperdengarkan, mengingat bahwa jingle iklan Mizone versi “Don’t Stop The Beat” ini sangat dikenal di konsumen, dapat dilihat pada materi kuisioner mengenai kemudahan mengasosiasikan jingle iklan televisi Mizone.

Sebanyak 96% responden menyatakan bahwa iklan televisi Mizone versi lain pun juga menarik. Hal ini menarik karena pada data lain diketahui bahwa hanya sedikit dari responden yang dapat mengingat jingle iklan Mizone versi lain. Kemungkinan ini dapat terjadi karena jingle iklan versi “Don’t Stop The Beat” dipakai pada jingle iklan versi lain dengan ditambahkan lagu lain atau dengan aransemen yang lain dari jingle iklan versi “Don’t Stop The Beat”. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa jingle iklan televisi Mizone berpengaruh positif terhadap brand awareness responden.

Sebanyak 90% responden menyatakan bahwa jingle iklan Mizone mudah diasosiasikan dengan Mizone.   Responden   dapat   dengan  mudah   mengingat   produk   apabila  mendengar   jingle   iklan Mizone.   Disimpulkan   bahwa   jingle   iklan   Mizone   berhasil   meningkatkan   brand   awareness responden dengan kemudahannya diasosiasikan dengan produk Mizone.

66% responden lebih condong ke jingle yang menggambarkan produk sebagai kriteria jingle yang baik. Data ini mendukung bahwa jingle yang efektif tidak harus menyebutkan nama produk dalam jinglenya, yang terpenting bagi jingle yaitu harus merepresentasikan karakter dari produk itu sendiri. Dan menurut 96% responden, jingle iklan Mizone sesuai dengan karakter produk. Maka   secara   tidak   langsung   responden   menyetujui   bahwa   jingle   iklan   Mizone   juga   turut merupakan salah satu contoh jingle iklan yang baik dan menggambarkan produk.

(12)

dikemukakan Durianto (2004), yaitu mengenali produk melewati jingle yang diperdengarkan.

at muda ceria

57 19 24

tarian warna jingle

22 10 68

Persepsi   konsumen   terhadap   jingle   iklan   Mizone   sebagai   minuman   penambah   semangat dibuktikan  dengan pilihan terbanyak 90%. Sebagian besar responden meyakini pendapatnya, dan informasi tentang Mizone tersebut diperoleh melalui iklan televisi yang menyertai jingle iklannya. Persepsi   konsumen   dipengaruhi   oleh   faktor­faktor   internal   seperti   kepercayaan,   pengalaman, kebutuhan, suasana hati (mood) serta harapan. Kepercayaan konsumen terhadap Mizone dapat terpenuhi setelah mengetahui manfaatnya setelah menggunakan produk tersebut. Persepsi positif terhadap   citra   produk   dapat   dicapai   dengan   penayangan   secara   kontinyu,   dan   disesuaikan dengan   situasi   yang   sedang   dibutuhkan   oleh   remaja   saat   ini.   Mereka   memiliki   pengetahuan produk dengan baik, dikarenakan mereka sering beradaptasi dengan lingkungan dimana Mizone diperjual belikan.

(13)

Elemen iklan jingle dipilih responden sebagai unsur yang paling dominan 68% di iklan televisi Mizone. Sedang elemen colour dipilih sebanyak 10% dan elemen movement sebanyak 22%. Sesuai dengan strategi periklanan yang diluncurkan, iklan Mizone di televisi didominasi oleh jingle dari pada elemen grafis. Untuk mendukung kesan dinamis, semangat, ditempatkan pada porsi kedua setelah jingle iklan. Iklan Mizone dianggap telah sesuai dengan konsep iklannya, yaitu “everyday restoration drink”.

Data ini membuktikan bahwa pengaruh jingle dalam membangun brand awareness Mizone cukup kuat di mata responden.

Sebanyak 90% responden berpersepsi jingle iklan Mizone sebagai iklan dari minuman penambah semangat.  Sedangkan 4% responden berpersepsi iklan makanan penambah semangat  dan 6% responden berpersepsi iklan produk elektronik. Ini menunjukkan adanya selisih yang sangat tajam yaitu berbanding antara 90; 4; 6. Pengetahuan konsumen cukup bagus. informasi tentang Mizone sebagai minuman isotonik penambah semangat sukses dalam iklan tv tersebut. Dampak positif, bahwa konsumen berhasil merekam dalam memorinya. Pilihan berikutnya merupakan responden yang belum memiliki pengetahuan secara mendalam tentang produk Mizone

Secara keseluruhan responden berpersepsi iklan Mizone sebagai minuman penambah semangat. Mizone berhasil membentuk persepsi responden dengan benar, walaupun ada responden yang berpersepsi   bukan   sebagai   makanan   penambah   semangat   dan   produk   elektronik.   Namun responden yang salah persepsi tidak sampai setengah dari jumlah yang berpersepsi benar. Dengan persepsi yang  benar,   maka  hal ini  dapat  meningkatkan  brand awareness  dari  produk  Mizone, karena   masyarakat   dengan   mudah   dapat   mengingat   (brand   recognition)   dan  brand   recall  dari produk bersangkutan. Untuk membangun kesadaran merek terhadap Mizone dapat dilakukan dengan cara; meningkatkan interaksi dengan merek, membangun hubungan merek yang positif, meningkatkan loyalitas merek dengan terhubung dengan konsumen sebagai target, memotivasi pelanggan untuk terlibat dengan merek dan produk yang terkait. Kesadaran merek disini adalah kemampuan Mizone untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Mizone yang hadir dalam benak konsumen pada dasarnya merupakan citra terhadap merek. Citra merek merupakan jenis asosiasi   yang   muncul   di   benak   konsumen   ketika   mengingat   sebuah   merek  tertentu.   Asosiasi tersebut dapat muncul dalam bentuk citra atau pemikiran tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek. 

Kesimpulan

(14)

Jingle iklan televisi Mizone versi “Don’t Stop The Beat” yang tanpa menyebutkan nama produk dapat   berpengaruh   secara   positif   terhadap   brand   awareness   masyarakat   usia   18­25   tahun   di Surabaya terhadap Mizone.

Komponen meaningfulness, likability, transferability dan adaptability dan dari jingle “Don’t Stop The Beat” memiliki efek positif terhadap  brand awareness  masyarakat usia 18­25 tahun di Surabaya terhadap   produk   minuman   Mizone.   Dibuktikan   dengan   kesan   dan   persepsi  yang  ditangkap masyarakat   usia   18­25   tahun   di   Surabaya   cocok   dengan   kesan   dan   persepsi   yang   ingin disampaikan oleh Mizone.

Komponen  memorability  dari jingle  “Don’t Stop The Beat” memiliki efek positif terhadap  brand awareness  masyarakat   usia   18­25   tahun   di   Surabaya   terhadap   produk   minuman   Mizone. Dibuktikan   dengan   tingginya   persentase   masyarakat   usia   18­25   tahun   di   Surabaya   untuk mengingat dan menjawab secara kognitif produk dari jingle yang diperdengarkan.

Daftar Pustaka

Aaker, David A. 1991. Managing  Brand Equity. San Francisco :  The Free Press. ISBN 0­02­ 900101­3.

Armstrong, Gary, dan Kotler, Phillip. 2003 Dasar­dasar Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks  Gramedia.

Baden­Baden. 2005. Rochaety, Eti  dan Tresnati, Ratih. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Bronner,  Kai  dan  Hirt,   Rainer.  2009  Audio Branding.  Brands,  Sound and Communication, Nomos, madi. ISBN­10: 3832943528, ISBN­13: 978­3832943523 

Durianto. 2004.  Strategi Menaklukan Pasar Melalui  Riset Brand Equity dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. 

Duncan, Tom. 2002. Principles of Advertising & IMC, 2nd ed ­ International Edition. New York: McGraw­Hill/Irwin (series in marketing).  

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.

Hidayat, Taufik. 2008.  Upaya Mizone Menggapai Second Wind. Tempat  Jari menari­  kumpulan tulisan. Melalui http://taufiek.wordpress.com/2008/08/27/ upaya­mizone­ menggapai­secondwind/html [08/27/2008]

Keller, Kevin L. 2003 Strategic brand management. New Jersey: Prentice­Hall,. Inc Kotler, Phillip. 2003. Marketing Management.

Peter, J Paul., and Olson., Jerry C,. 2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Rosister, John R. and Percy, Larry. 1987. Advertising and Promotion Management. New York: McGrw­Hill, Inc.

Sumartono. 2002. Manajemen Periklanan dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT Pustaka. The Chartered Institute of Marketing 2004. dikutip oleh Oka Riansyah dalam  Efektifitas Penggunaan Humor Pada Iklan,jurnal.usu.ac.id /index.php/flow/article/.../420/251

(15)

Gambar

Gambar 1.Merek terdiri dari satu atau dua kata yang ditempatkan pada kemasan produk
Gambar 2. Mizone dari grup Aqua­Danone 
Gambar 2. Cuplikan jingle iklan Mizone di  ANTV 
Gambar 3. Tabel hasil kuesioner
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini akan dimodelkan respon elektromagnetik akibat rambatan gelombang bidang untuk kasus kontak vertikal dengan lapisan penutup yang relatif dalam dan kontras

FELICIA NANDA ARIESA. Pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Kinerja Usahatani Tembakau Virginia di Jawa Timur. Dibimbing oleh RITA NURMALINA dan WAHYU BUDI

E. masyarakat yang selalu menjungjung tinggi setiap keputusan hukum dan keputusan hasil musyawarah.. Hal yang melatarbelakangi suatu negara menganut sistem pemerintahan presidensial,

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas dan sebagai pembeda penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini akan menguji

Vuoden 1986 piikki on selkeästi nähtävillä sekä kuivatuista että tuoreista näytteistä, mutta 1960-luvun maksimipitoisuutta ei 1 cm resoluutiolla analysoitujen näytteiden avulla ole

ditinjau dalam struktural rumah konstruksi kayu memakai kayu sebagai komponen utama rumah,ditinjau dari struktural rumah konstruksi beton bertulang yaitu pencucian

Berikut rekapitulasi hasil observasi aktivitas guru yang disajikan pada tabel 1.. Hasil observasi aktivitas guru menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh dari kedua

Usaha yang harus dilakukan manajemen untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dapat dilakukan dengan cara mengelola dan meningkatkan kekayaan intelektual yang