SISTEM PAKAR MENENTUKAN KUALITAS ROTAN MANAU DENGAN
METODE FORWARD CHAINING
Arif Rahman Hakim
DosenProgram StudiTeknikInformatikaUniversitas Putera Batam
ABSTRACT
Sistem Pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan tehnik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu, Sistem Pakar bisa membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaikan masalah tingkat manusia yang pakar . Sistem pakar memberikan nilai tambah pada teknologi untuk membantu dalam menangani era informasi yang semakin canggih. Aplikasi yang didesain yang bertujuan untuk menentukan kualitas rotan manau dengan memperhatikan cacat yang ada pada rotan manau, dengan mengunakan metode Forward Chaining,untuk mendapakan kualitas pada rotan manau.
Keywords: Expert System, Forward Chaining, Rotan Manau
I.PENDAHULUAN
Salah satu penerapan AI yang sangat populer saat ini adalah Sistem Pakar. Dengan
Sistem Pakar bisa membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk
penyelesaikan masalah tingkat manusia yang pakar. Menurut Syamsul (2003), Sistem Pakar
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membuat keputusan yang lebih cepat daripada
pakar (Andri Saputra, 2011).
Rotan manau merupakan salah satu jenis komoditi hasil hutan non kayu Indonesia yang
bernilai ekonomi cukup tinggi, rotan manau merupakan rotan berdiameter besar yang banyak
digunakan dalam bahan pembuatan furniture seperti meja dan kursi. Banyak para pembeli
rotan khususnya rotan manau, kurang mengetahui tentang kualitas dari rotan manau, karena
pembeli rotan manau harus bisa menyeleksi agar tidak salah memilih rotan manau yang
diingankan, agar tidak mudah tertipu dalam pemilihan rotan manau.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka Sistem Pakar untuk menentukan kualitas Rotan
Manau Menggunakan metode Forward Chaining ini dapat membantu Pembeli rotan untuk
II.
METODE PENELITIANMetodologi penelitian sangat menentukan keberhasilan dalam melakukan suatu
penelitian, karena dengan adanya metodologi penelitian penyelesaian masalah dapat
dilakukan dengan secar bertahap dan terstruktur.
Tujuan
Mendefenisikan Masalah
Menganalisa Masalah
Menentukan Tujuan Masalah
Mengumpulkan Pengetahuan Dari Pakar
Melakukan Study Literarures
Merekayasa Knowledge
Membangun Mesin Inferensi
Merancang Database
Mengimplementasi F or wa r d Cha ining
Menguji Hasil
Mendisain Interface Dan Coding
Gambar 1 Kerangka Kerja
a. Mengidentifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan peninjauan ke sistem yang akan diteliti untuk mengamati serta
melakukan pemahaman lebih dalam dan menggali permasalahan yang ada. Tahap ini adalah
langkah awal untuk menentukan rumusan masalah dari penelitian menentukan kualitas rotan
manau.
b. Menganalisa Masalah
Permasalahan yang ditemukan kemudian akan dianalisa. Langkah dalam proses analisa
masalah adalah langkah untuk memahami masalah yang telah ditentukan. Dengan
menganalisa permasalahan yang telah ditentukan tersebut, maka diharapkan masalah tersebut
c. Menentukan Tujuan Masalah
Berdasarkan pemahaman dari permasalahan yang telah dianalisa, langkah berikutnya
adalah menentukan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Pada tujuan ini target
yang akan dicapai adalah memodelkan Sistem Pakar yang ingin dirancang dalam
menentukan kualitas rotan manau.
d. Mengumpulkan Pengetahuan Dari Pakar
Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung pengolahan rotan manau. Mulai dari
penyeleksian rotan hingga penentuan kualitas rotan manau. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui dan memperluas wawasan tentang rotan manau. Metode ini dilakukan dengan
cara menjumpai langsung orang-orang yang dianggap pakar dalam bidang yang berhubungan
dengan penentuan kualitas rotan manau. Seperti pengepul rotan maupun pengelola industri
rotan manau.
e. Melakukan Study Literatur
Tahap ini sangat diperlukan untuk memahami dan melengkapi penelitian dengan
teori-teori yang dapat mendukung penelitian ini secara praktikum maupun dalam bentuk laporan
sehingga penelitian ini lebih tepat dalam mengumpulkan data-data dan metode-metode yang
digunakan dalam melakukan proses penyelesaian penelitian. Penelitian juga dilakukan
melalui buku-buku, jurnal-jurnal, yang ada hubungannya dengan proposal tesis maupun
referensi yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data, baik data pokok
maupun data pendukung, di mana semua data tersebut sangat dibutuhkan dalam penelitian.
f. Merekayasa Pengetahuan
Pada tahap ini akan dilakukan proses desain sistem, dimulai dengan penyajian basis data
berupa fakta dan aturan, desain antar muka masukan, pembuatan algoritma, dan pembuatan
antarmuka keluaran.
g. Membangun Mesin Inferensi
tahap knowledge base diproses untuk menghasikan informasi. Pada penetian ini mesin
inferansi yang digunakan adalah Forward Chaining.
h. Merancang database
Pada tahap ini menentukan tabel serta field-field yang dibutuhkan pada tahapan ini
menggunakan database MySql.
i. Mendesain Interface dan Coding
setelah terbentuknya mesin inferensi yang menjadi otak dari sistem pakar, kemudian
III. ANALISA DAN PERANCANGAN
Sistem Pakar untuk menentukan kualitas dari rotan manau ini menggunakan metode
inferensi runut maju (Forward Chaining). Pemilihan metode ini didasari karena metode ini
cocok diterapkan untuk melakukan prediksi atau ramalan sesuatu yang akan terjadi di masa
mendatang.
a. Basis pengetahuan
Untuk mendukung penalaran menentukan kualitas dari rotan manau, maka pengetahuan
didapat dari pakar ditampilkan dalam bentuk pohon keputusan yang terlihat pada Gambar
pada halaman berikut.
Pada knowledge base masalah dapat diselesaikan secara bertahap atau
berurutan dan teknik digunakan adalah Forward Chaining, di mana penelusuran mulai rule
pertama sampai terakhir. Untuk memprediksi kualitas dari rotan manau berdasarkan dari
sortiran dan cacat rotan manau.
1. Data Kualitas Rotan Manau
Setelah dilakukan analisis data maka diperoleh 4 tingkatan kualitas pada rotan
manau. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Data Kualitas Rotan Manau
No Kode Kualitas Rotan Manau
1 K01 Kualitas A
2 K02 Kualitas B
3 K03 Kualitas C
4 K04 Kualitas D
2. Data Sortiran
Setelah melakukan wawancara dan observasi ke lokasi sortiran rotan manau, maka
diketahui ada tiga jenis sortiran dari rotan manau, di mana tiga jenis sortiran akan diberi
kode agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Jenis Sortiran Rotan Manau
No Kode Sortiran Rotan Manau
1 P01 Rotan Manau Asalan
2 P02 RotanManau bundar W&S
3 P03 Rotan Manau Kupasan
3. Kriteria Kualitas Rotan Manau
Untuk menentukan kualitas dari rotan manau dapat dilihat dari jenis cacat yang
terdapat pada rotan manau tersebut. Jenis cacat sendiri dapat dinilai dari kriteria – kriteria
yang didapat dari jenis sortiran rotan manau. Untuk mengidentifikasi cacat tersebut di dalam
sistem digunakan kode dimulai dari kriteria pertama yang diberi kode T01, kriteria kedua
Tabel 3 Jenis Sortiran Rotan Manau
dalam menentukan kualitas dari rotan manau dapat ditentukan dari Panjang cacat
Untuk mengidentifikasi panjang cacat tersebut di dalam sistem digunakan kode
dimulai dari kriteria pertama yang diberi kode G01, kriteria kedua yang diberi kode G02 dan
seterusnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Kriteria Panjang Cacat
Kode Panjang Cacat
G01 Maksimal 10% panjang
G02 Maksimal 25% panjang
G03 Maksimal 50% panjang
G04 Maksimal 5% panjang
5. Cara Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengkodekan
pengetahuan dalam sebuah Sistem Pakar yang berbasis pengetahuan. Dari kombinasi data
jenis sortiran rotan dan data kriteria penentuan cacat pada rotan maka didapat rule yang
dijelaskan sebagai berikut :
1. If Jenis Sortiran=Asalan And Jenis Cacat= Cacat Ringan AND panjang cacat= ≤
10% Then Kualitas A.
2. If Jenis Sortiran= Asalan AND Jenis Cacat =Cacat Ringan AND panjang cacat= ≤
25% And Jenis Cacat =Cacat Sedang AND panjang cacat= ≤ 5% Then Kualitas B.
3. If jenis sortiran= Asalan AND Jenis Cacat = Cacat Ringan AND panjang cacat = ≤
50% AND Jenis Cacat =Cacat Sedang AND panjang cacat= ≤ 10% Then Kualitas
C.
4. If Jenis Sortiran= Asalan AND Jenis Cacat =Cacat Berat AND panjang cacat= ≤
10% Then Kualitas D.
5. If Jenis Sortiran= Rotan Bundar W & S AND Jenis Cacat = Cacat Ringan AND
panjang cacat= ≤ 10% AND Jenis Cacat = Cacat Sedang AND panjang cacat= ≤
10% Then Kualitas A.
6. If Jenis Sortiran= Rotan Bundar W & S AND Jenis Cacat = Cacat Ringan AND
panjang cacat= ≤ 25% AND Jenis Cacat = Cacat Sedang AND panjang cacat= ≤
7. If Jenis Sortiran= Rotan Bundar W & S AND Jenis Cacat = Cacat Ringan AND
panjang cacat= ≤ 50% AND Jenis Cacat = Cacat Sedang AND panjang cacat= ≤
10% Then Kualitas C.
8. If Jenis Sortiran= Rotan Bundar W & S AND Jenis Cacat = Cacat Berat AND
panjang cacat= ≤ 10% Then Kualitas D.
9. If Jenis Sortiran= Kupasa AND Jenis Cacat = Cacat Ringan AND panjang cacat= ≤
10% Then Kualitas A.
10. If Jenis Sortiran= Kupasan AND Jenis Cacat = Cacat Ringan AND panjang cacat= ≤ 25% Then Kualitas B.
11. If Jenis Sortiran= Kupasan AND Jenis Cacat = Cacat Ringan AND panjang cacat= ≤ 50% Then Kualitas C.
12. If Jenis Sortiran= Kupasan AND Jenis Cacat = Cacat Berat AND panjang cacat= ≤
10% Then Kualitas D.
6. Algoritma Proses Evaluasi
Algorithma Sistem Pakar untuk menentukan kualitas dari rotan manau dapat dilihat pada
gambar 2 di bawah ini. Pada algorithma tersebut tampak ketika proses penelusuran dimulai
pemakai diminta untuk memilih jenis sortiran rotan manau. Selanjutnya sistem melakukan
penelusuran pada rule untuk mencari fakta cacat pada rotan berdasarkan kriteria yang ada.
Berdasarkan kriteria yang dipilih sistem akan menampilkan jenis cacat dan kualitas rotan
mulai
Pilih jenis pengolahan rotan manau
Baca tabel relasi dan tampilkan kriteria
Apakah terdapat relasi antara jenis pengolahan
dengan kriteria Tampilkan pesan jika
relasi tidak ada
Tampilkan hasil konslutasi
selesai
Gambar 3. Algorithma Menentukan Kualitas Rotan Manau
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
Tampilan Halaman Konsultasi adalah halaman dimana user memelih jenis sortiran rotan manau , cacat dan input panjang cacat pada rotan manau untuk mencari kualitas rotan manau, dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4. Input cacat Rotan Manau
Setelah melakukan proses identifikasi dan dirasakan sistem telah sesuai dengan rule yang
Gambar 5. Hasil Kualitas Rotan Manau
Pada halamaan ini, user dapat mengetahui kualitas dari rotan manau sesuai dengan
kriteria apa yang user isi saat konsultasi dengan rumus percentase cacat adalah panjang cacat
x 100% dibagi panjang rotan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Ada faktor yang sangat mempengaruhi dalam menentukan kualitas rotan manau,
yaitu faktor sortiran, faktor cacat dan faktor panjang cacat. Faktor sortiran adalah
faktor pengolongan rotan menurut bentuk dan ukuran, faktor cacat kelainan tertentu
yang terdapat pada rotan manau yang dapat menurunkan mutu rotan manau, faktor
panjang cacat adalah faktor menghitung cacat dari panjang cacat pada rotan manau.
2. Sistem Pakar yang dirancang dapat melakukan prediksi kualitas rotan manau
berdasarkan data inputan yang terdiri dari jenis sortiran, jenis cacat, dan panjang
cacat pada rotan manau.
3. Metode inferensi runut maju (Fordward Chaining) cocok digunakan untuk
menangani masalah pengendalian (Controling) dan peramalan (Prognosis).
VI. DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Indonesia,Rotan,2006,ICS 65.020.99
Hole, K. R., & Gulhane, V. S. (2014). RULE-BASED EXPERT SYSTEM FOR THE DIAGNOSES OF MEMORY LOSS DESASES., Vol. 1 Issue. 3 , 80-83.
Mark, R., Mateo, & Lee, J. (2008). Healthare Expert System Based On Group Coorperation Model. Vol.2 No.1, 105-114.
Olanloye, & Odunayo, D. (2014). AN EXPERT SYSTEM FOR DIAGNOSING FOULTS IN MOTORCYCLE . , 1-8.
Rohman, F. F., & Fauziah, A. (2008). RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK. Vol.6 No.1, 1-23.
Saputra, A. (2011). SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT PARU-PARU PADA MANASIA MENGUNAKAN PEMOGRAMAN VISUAL BASIC 6.0, 202-222.
Sasmito, G. W., Surarso, B., & Sugiarto, A. (2011). Application Expert System of Forward Chaining and The Rule Based Reasoning For Simulation Diagnose Pest and Disease Red onion and Chile Plant., 392-298.
Verina, W. (2015). Penerapan Metode Forward Chaining Untuk Mendeteksi Penyakit THT.
Vol.1 No.2, 123-138.