RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR
DIAGNOSIS KERUSAKAN KOMPUTER DAN PENANGANANNYA
BERBASIS MOBILE WEB
Niken Indah Permatasari 1)
S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Surabaya, email : niken.stikom@gmail.com
Abstract : Computers have become part of the daily life of most people. The high level of computer utilization is inversely proportional to the knowledge of the computer itself because most computer users only care about the job use only. When the computer is having problems, technical problems will be handled by a technician. Not all computer users are always accompanied by a technician that is able to resolve technical problems. In addition to the availability of technicians, computer users also have problems of distance, time and cost in handling computer malfunction. The solution to overcome the above problems is build an expert system application that can diagnose the computer malfunction and help provide solutions to take appropriate action in dealing with damage to the computer. Application can be run via the web and the mobile web so that the expert system can be widely used because it can be easily accessed by many people. By using Mobile Web-based Expert System for Diagnosis of Computer Malfunction, without relying fully on the technician. With a system that has been developed, the problem of distance, time and cost in handling computer malfunction, can be minimized.
Keywords: Expert System, Forward Chaining, Computer Malfunction.
Komputer memiliki tingkat
penggunaan yang tinggi karena telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tingginya tingkat pemanfaatan komputer berbanding
terbalik dengan pengetahuan pengguna
mengenai masalah teknis komputer. Padahal komputer yang digunakan dalam kegiatan
sehari-hari dapat mengalami kerusakan
sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya
dengan maksimal. Menurut Supriyanto
(2005), masalah pada perangkat keras umumnya timbul karena usia perangkat, aus, ketidakstabilan tegangan listrik, kecerobohan pemakai, pemakaian yang tidak menurut prosedur, dan lain sebagainya.
Perbaikan kerusakan komputer
biasanya diserahkan pada teknisi sehingga
membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang tidak sedikit karena permasalahan jarak maupun berat dan ukuran komputer saat akan dibawa ke tempat teknisi.
Berdasarkan permasalahan diatas,
dibutuhkan suatu aplikasi sistem pakar yang
dapat menghasilkan pengetahuan untuk
menangani masalah yang timbul dari
kerusakan komponen komputer. Aplikasi yang dibuat harus mampu menangani masalah jarak, waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan dalam perbaikan kerusakan komputer.
Sistem pakar diagnosis kerusakan komputer dan penanganannya dapat diakses
secara online. Penyajian informasi dalam
kemudahan akses informasi dalam hal waktu, biaya dan lokasi.
METODE Sistem Pakar
Menurut Kusrini (2006) sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu. Sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar. Alasan
mendasar mengapa sistem pakar
dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar adalah:
1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.
2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar. 3. Seorang pakar akan pensiun atau pergi. 4. Menghadirkan/menggunakan jasa seorang
pakar memerlukan biaya yang mahal. 5. Kepakaran dibutuhkan juga pada
lingkungan yang tidak bersahabat.
Keuntungan pemakaian sistem pakar (Kusrini, 2006) yaitu:
1. Membuat seseorang yang awam dapat
bekerja seperti layaknya seorang pakar.
2. Dapat bekerja dengan informasi yang
tidak lengkap atau tidak pasti
3. Meningkatkan output dan produktivitas.
4. Meningkatkan kualitas.
5. Menyediakan nasihat yang konsisten dan
dapat mengurangi tingkat kesalahan.
6. Membuat peralatan yang kompleks lebih
mudah dioperasikan karena sistem pakar
dapat melatih pekerja yang tidak
berpengalaman.
7. Andal (reliability).
8. Sistem pakar tidak dapat lelah atau bosan,
konsisten dalam memberi jawaban dan selalu memberikan perhatian penuh.
9. Memiliki kemampuan dalam memecahkan
suatu permasalahan yang kompleks.
10.Memungkinkan pemindahan pengetahuan
ke lokasi yang jauh serta memperluas jangkauan pakar, dapat diperoleh dan dipakai di mana saja.
Menurut Gonzales dan Dankel (1993), terdapat beberapa kelemahan sistem pakar, antara lain:
1. Jawaban yang diberikan tidak selalu benar, seperti pakar yang tidak selalu benar. 2. Pengetahuan terbatas pada keahlian pakar. 3. Pengetahuan akan kebiasaan umum sulit direpresentasikan pada sistem, sehingga sistem kurang sadar akan hal lazim (kebiasaan yang sudah umum).
Menurut Irawan (2007), sistem pakar terdiri dari tiga komponen utama, yaitu
knowledge base, working memory dan
Gambar 1 Komponen Sistem Pakar
1. Knowledge Base
Knowledge base adalah bagian dari sistem pakar yang mengandung / menyimpan pengetahuan (representasi pengetahuan dari seorang pakar).
2. Working Memory
Working memory menyimpan fakta-fakta (baik yang dimasukkan oleh pengguna maupun fakta baru) yang ditemukan selama proses konsultasi dengan sistem pakar.
3. Inference Engine
Inference engine adalah bagian dari sistem pakar yang bertugas mencari padanan
antara fakta yang ada di dalam working
memory dengan fakta-fakta tentang pengetahuan tertentu dari pakar yang ada
di dalam knowledge base, kemudian
menarik kesimpulan dari masalah yang diajukan kepada sistem. Metode yang bisa digunakan untuk mencari kesimpulan
yaitu forward chaining.
Forward Chaining
Menurut Kusrini (2006), runut maju (forward chaining) berarti menggunakan
himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode forward chaining, data digunakan untuk
menentukan aturan mana yang akan
dijalankan, kemudian aturan tersebut
dijalankan dan terkadang terdapat proses memasukkan data ke dalam memori kerja.
Verifikasi
Verifikasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memastikan bahwa sistem telah berlaku dalam kondisi yang ditetapkan. Tujuan verifikasi adalah untuk memastikan adanya kecocokkan antara sistem dengan apa yang sistem kerjakan dan juga untuk memastikan bahwa sistem terbebas dari kesalahan. Berikut ini adalah beberapa metode pemeriksaan aturan-aturan dalam suatu basis pengetahuan (Gonzales dan Dankel, 1993).
1. Redundant rules
Dikatakan redundant rules jika dua rule
atau lebih mempunyai premise dan
conclusion yang sama.
2. Conflicting rules
Conflicting rules terjadi ketika dua rule
atau lebih mempunyai premise yang sama
tetapi conclusion yang berbeda.
3. Subsumed rules
Suatu keadaan dapat dikatakan subsumed
rules jika rule mempunyai constraint yang lebih atau kurang tetapi mempunyai
4. Circular rules
Circular rules merupakan proses
perulangan dari suatu rule karena premise
dari salah satu rule merupakan conclusion
dari rule yang lain, atau kebalikannya.
5. Unnecessary IF condition
Unnecessary IF terjadi ketika dua rule
atau lebih mempunyai conclusion yang
sama tetapi salah satu dari rule tersebut
mempunyai premise yang tidak perlu
dikondisikan dalam rule karena tidak
mempunyai pengaruh apapun.
6. Dead-end rules
Dead-end rules adalah tindakan yang
tidak mempengaruhi conclusion dan tidak
digunakan oleh rule yang lain untuk
menghasilkan suatu conclusion.
7. Missing Rules
Missing rules merupakan suatu aturan yang ditandai dengan fakta yang tidak
pernah digunakan dalam inference
process.
8. Unreachable Rules
Unreachable rules merupakan suatu
aturan yang premisenya tidak akan pernah
cocok dengan keadaan sistem, baik karena
missing rule / kurangnya data masukan.
PERANCANGAN SISTEM
Aplikasi dijalankan oleh dua
pengguna, yaitu pengguna pakar dan
pengguna umum. Pengguna pakar adalah pengguna yang memiliki keahlian dalam
bidang komputer, memiliki pengetahuan
mengenai gejala, penyebab dan jenis
kerusakan komputer serta dapat menangani kerusakan komputer. Pengguna umum adalah masyarakat umum yang ingin mendapatkan bantuan mengenai jenis kerusakan komputer dan penanganannya. Basis Pengetahuan Antarmuka Pakar Pengguna Umum Mesin Inferensi Fasilitas Akuisisi Pengetahuan Memori Kerja Verifikasi Antarmuka Umum Pengguna Pakar
Gambar 2 Arsitektur sistem
Block diagram adalah rancangan awal yang dibuat untuk mengetahui urutan kerja
sistem dalam mencari keputusan. Block
diagram dalam apikasi sistem pakar diagnosis kerusakaan komputer dan penanganannya
terdiri dari tiga level. Block diagram dapat
dilihat pada Gambar 3.
Dependency diagram menggambarkan
susunan pertanyaan dan possible value
(pilihan jawaban), yang dikelompokkan
berdasarkan aturan tertentu berdasarkan Block
diagram. Satu kelompok aturan, yang terdiri dari beberapa pertanyaan dan memiliki
kesimpulan disebut rule set. Rule set yang
sudah ada masih bisa dikombinasikan dengan
pertanyaan atau rule set lainnya, sehingga
dapat membentuk ruleset baru. Rule set yang
decision table. Dependency diagram untuk aplikasi sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 4. Power Supply Suhu komputer Kerusakan Hardware Led CPU Led monitor Ada tampilan di monitor
Kipas power suply berputar
Prosesor
Baru mengganti prosesor Tampilan speed CPU Monitor
Pixel berwarna Tampilan buram Kontras warna
RAM Baru menambah RAM Tampilan kapasitas RAM
CD/DVD ROM Baterai CMOS
Muncul pesan “CMOS Checksum failure... ” Keyboard
Muncul pesan “Keyboard error…” Tombol berfungsi Respon keyboard Mouse
Gerak kursor
Muncul pesan “did not detect a mouse...”
Speaker
Speaker bersuara Baru pasang soundcard Pergeseran warna
Soundcard dikenali Kondisi akhir komputer
Suhu prosesor File corrupt Harddisk
Muncul pesan “Harddisk failure... ”
Jam BIOS Komputer lambat Level 0 Level 1 Level 2
Motherboard Chipset panas Harus menekan card LED CD-ROM Tempat CD macet Beep code Jenis BIOS
Jumlah beep
Gambar 3. Block Diagram
4 Power Supply
Kipas Power Supply berputar? (Ya/Tidak)
Led CPU? (Menyala/Tidak menyala)
- Kipas Power Supply mati - Kipas Power Supply berputar - Komputer panas - Power supply normal
1 Kerusakan Hardware
- Tidak ada kerusakan - Keyboard controller error - Motherboard failure - CMOS failure - Graphic card bermasalah - Kerusakan playback - Masalah pada kabel VGA - Kabel Power Supply - Output Power Supply - Kebocoran pada Power Supply - Kabel data mouse - Sensor photo tidak bekerja - Sambungan kabel harddisk - Fisik hardisk rusak - Kabel data keyboard - Jalur PCB putus - Keyboard kotor - Posisi RAM tidak tepat - Baterai CMOS lemah - Baterai tidak berfungsi - Kipas prosesor bermasalah - Pemasangan komponen kurang tepat - Chipset bermasalah - Posisi card kurang tepat - Controller CD ROM bermasalah - Mekanik/karet motor rusak - Speaker bermasalah - Soundchip on board bermasalah Led monitor? (Menyala/berkedip orange/Tidak menyala)
Ada tampilan di monitor? (Ya/Tidak)
Suhu komputer? (Normal/Tinggi)
3 Monitor
Muncul titik-titik (pixel) berwarna? (Ya/Tidak)
- Pixel tidak normal - Warna kusam - Satu warna dominan - Monitor normal Apakah tampilan buram? (Ya/Tidak)
Kontras warna? (Normal/Tidak maksimal)
7 Keyboard
Muncul pesan “Keyboard error…”? (Ya/Tidak)
- Keyboard tidak terdeteksi - Tombol keyboard lemah - Beberpa tombol mati - Keyboard normal Tombol keyboard berfungsi? (Semua/Beberapa/Tidak)
Respon keyboard? (Normal/Terlalu cepat) Terjadi pergeseran warna? (Ya/Tidak)
Kondisi akhir komputer? (Booting/Aktif di OS/Mati)
Apakah hasil copy file corrupt? (Ya/Tidak)
6
Harddisk Muncul pesan “Harddisk failure... ” ? (Ya/Tidak)
- Harddisk tidak terdeteksi - Bad sector - Harddisk normal Komputer lambat? (Ya/Tidak)
2
Beep Code Jumlah beep ? (5x/6x/1x panjang 3x pendek/1x 1x 2x/
1x 1x 3x/3x 2x 4x) - Prosesor failure - Keyboard controller error - Motherboard failure - CMOS failure - No error Jenis BIOS? (AMI/AWARD/Phoenix)
5
Mouse Gerak kursor? (Normal/Tidak bergerak/Searah)
- Mouse tidak terdeteksi - Kursor tidak normal - Mouse normal Muncul pesan “did not detect a mouse...”? (Ya/Tidak)
Gambar 4. Dependency Diagram
1
Kerusakan Hardware - Tidak ada kerusakan - Keyboard controller error - Motherboard failure - CMOS failure - Graphic card bermasalah - Kerusakan playback - Masalah pada kabel VGA - Kabel Power Supply - Output Power Supply - Kebocoran pada Power Supply - Kabel data mouse - Sensor photo tidak bekerja - Sambungan kabel harddisk - Fisik hardisk rusak - Kabel data keyboard - Jalur PCB putus - Keyboard kotor - Posisi RAM tidak tepat - Baterai CMOS lemah - Baterai tidak berfungsi - Kipas prosesor bermasalah - Pemasangan komponen kurang tepat - Chipset bermasalah - Posisi card kurang tepat - Controller CD ROM bermasalah - Mekanik/karet motor rusak - Speaker bermasalah - Soundchip on board bermasalah
1
0 Prosesor Baru mengganti prosesor? (Ya/Tidak)
- Prosesor tidak terdeteksi - Suhu prosesor tinggi - Prosesor tidak terdeteksi - Prosesor normal Tampilan speed CPU? (Sesuai/Tidak sesuai)
8
RAM Baru menambah RAM? (Ya/Tidak)
- RAM tidak terdeteksi - RAM normal Tampilan kapasitas RAM? (Sesuai/Tidak sesuai)
1
2 CD/DVD ROM - Tempat CD ROM macet - Led CD-ROM mati - CD ROM normal Led CD ROM? (Ya/Tidak)
9 Baterai CMOS Muncul pesan “CMOS Checksum error... ” ? (Ya/Tidak)
- CMOS tidak terdeteksi - Jam BIOS tidak normal - Baterai CMOS normal
1
3 Speaker Speaker bersuara? (Ya/Tidak)
- Speaker normal - Soundcard tidak dikenali - Speaker normal Baru pasang soundcard? (Ya/Tidak)
Soundcard dikenali? (Ya/Tidak) Suhu prosesor? (Normal/Tinggi)
Tempat CD macet? (Ya/Tidak) Tampilan jam BIOS? (Sesuai/Tidak sesuai)
1
1 Motherboard Chipset panas? (Ya/Tidak)
- Motherboard blank - Posisi card kurang tepat - Motherboard normal Harus menekan card? (Ya/Tidak)
Gambar 4. Dependency Diagram (Lanjutan)
Decision table dibutuhkan untuk menunjukkan hubungan timbal balik antara nilai-nilai pada hasil fase atau rekomendasi akhir knowledge base system (KBS). Contoh
decision table dapat dilihat pada Tabel 1.
Reduced decision table dihasilkan
melalui proses reduksi dari decision table
yang sebelumnya sudah dibuat. Dalam proses
ini, jumlah rule berkurang karena beberapa
kondisi tidak lagi digunakan untuk
menghasilkan suatu kesimpulan dalam
konteks tertentu.
Tabel 1 Decision Table
No Pixel berwarna Tampilan buram Kontras warna Pergeseran warna Kondisi monitor 1 Ya Ya Normal Ya Pixel tidak normal
2 Ya Ya Normal Tidak Pixel
tidak normal
No Pixel berwarna Tampilan buram Kontras warna Pergeseran warna Monitor 3 Ya Ya Tidak maksimal Ya Masa pengguna an lama 4 Ya Ya Tidak maksimal Tidak Masa pengguna an lama
5 Ya Tidak Normal Ya Satu
warna dominan
6 Ya Tidak Normal Tidak Pixel
tidak normal 7 Ya Tidak Tidak maksimal Ya Satu warna dominan 8 Ya Tidak Tidak maksimal Tidak Pixel tidak normal
9 Tidak Ya Normal Ya Satu
warna dominan
10 Tidak Ya Normal Tidak Masa
penggun aan lama 11 Tidak Ya Tidak maksimal Ya Masa penggun aan lama 12 Tidak Ya Tidak maksimal Tidak Masa penggun aan lama
13 Tidak Tidak Normal Ya Satu
warna dominan
14 Tidak Tidak Normal Tidak Monitor
normal
15 Tidak Tidak Tidak
maksimal
Ya Satu
warna dominan
16 Tidak Tidak Tidak
maksimal
Tidak Masa
penggun aan lama
Tabel 2 Reduced Decision Table
No Pixel berwarna Tampilan buram Kontras warna Pergeseran warna Monitor 1 Ya - - - Pixel tidak normal 2 - Ya - - Masa pengguna an lama 3 - - Tidak maksimal - Masa pengguna an lama No Pixel berwarna Tampilan buram Kontras warna Pergeseran warna Monitor 4 - - - Ya Satu warna dominan
5 Tidak Tidak Normal Tidak Monitor
normal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Halaman Login merupakan halaman
yang pertama kali ditampilkan pada sisi
pakar. Halaman Login memuat fitur login
untuk masuk pada Halaman Utama Admin.
Gambar 5 Halaman Login
Halaman Utama admin dapat diakses setelah pakar berhasil melakukan proses login
pada Halaman Login. Pada pojok kiri atas
halaman terdapat keterangan bahwa pengguna login sebagai admin.
Halaman Maintenance Pengetahuan
menampilkan treeview yang berisi data
kategori yang sudah tersimpan dan penjelasan
dari kategori yang dipilih beserta
kemungkinan jawaban dari setiap kategori yang ada. Pakar dapat menambah, mengubah, dan menghapus kategori.
Gambar 7 Halaman Maintenance Pengetahuan
Halaman Generate Rule digunakan
untuk membuat aturan berdasarkan kategori dan kemungkinan jawaban yang sudah tersimpan. Pakar dapat mengedit setiap aturan yang ada dengan memilih konklusi yang tersedia pada kolom paling kanan
Gambar 8 Halaman Generate Rule Halaman Utama Pengguna Umum dapat diakses oleh semua orang sehingga
tidak menggunakan fitur login, seperti saat
akan mengakses Halaman Utama Pakar.
Gambar 9 Halaman Utama Pengguna Umum Halaman Konsultasi menampilkan beberapa pertanyaan terkait kondisi komputer pengguna umum. Pertanyaan ditampilkan dilengkapi dengan gambar untuk memperjelas
pertanyaan yang dimaksud. Sebelum
menjawab pertanyaan, pengguna diharuskan mengisi data diri berupa nama dan email.
Gambar 10 Halaman Konsultasi Web
Halaman Konsultasi juga dapat diakses melalui web browser, dengan tampilan seperti pada Gambar 7.
Gambar 11 Halaman Konsultasi Mobile Web
Halaman Detail Konsultasi
menampilkan hasil diagnosis dari proses konsultasi yang sudah dijalankan dan terdapat fitur cetak untuk mencetak hasil konsultasi.
Gambar 12 Halaman Detail Konsultasi
KESIMPULAN
Sesuai dengan tujuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Telah dibuat aplikasi sistem pakar
diagnosis kerusakan komputer dan
penanganannya dengan menggunakan
metode Forward Chaining, yang dapat
membantu pengguna umum mengetahui dan menangani kerusakan komputer berdasarkan gejala kerusakan.
2. Sistem pakar dengan metode Forward
Chaining dapat diterapkan untuk
diagnosis kerusakan komputer dan
penanganannya.
3. Aplikasi sistem pakar diagnosis kerusakan
komputer dan penanganannya dapat
dibuat dengan berbasis mobile web untuk
pengguna umum, dan berbasis web untuk pakar dan pengguna umum.
4. Berdasarkan hasil olah data angket, angka
persentase menunjukkan bahwa aplikasi berada di sekitar skala kualitas layak.
DAFTAR RUJUKAN
Gonzalez, A. J. dan Dankel D. D. 1993. The Engineering of Knowledge-based System. New Jersey: Prentice Hall inc.
Irawan, J. 2007. Buku Pegangan Kuliah
Sistem Pakar. Surabaya: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya.
Kusrini. 2006. Sistem Pakar, Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Andi.
Supriyanto, A. 2005. Merakit, Mengupgrade
Dan Mengatasi Masalah PC. Yogyakarta: Graha Ilmu.