• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU KELAS VII MTS AL-FALAH MUNCAK Putut Wisnu Kurniawan STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT - View of Pengaruh Penggunaan Media Film Sebagai Sumber Belajar IPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU KELAS VII MTS AL-FALAH MUNCAK Putut Wisnu Kurniawan STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT - View of Pengaruh Penggunaan Media Film Sebagai Sumber Belajar IPS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Putut Wisnu Kurniawan STKIP PGRI Bandar Lampung

ABSTRACT

The problem in this research is the low student learning outcome of history. Less active in the learning process, the readiness of students was minimal in the face of the material that will be given, teachers tend to use the lecture method without the support of other media. This study aims to determine whether there is influence of the use Media Movies on learning outcomes IPS students. This method uses the experimental method to the entire population of the seventh grade students of MTs Al-Falah Muncak 2016-2017 school year as many as 44 students. While the sample in this study amounted to 44 students. The data collection was done by using the test as the principal method, as well as complementary techniques using interviews, observation, and literature. In analyzing the data, the writer used t-test formula it is obtained t hit = 3,87, while for significant level of 5% for t

daf

= 2,00 and while for significant t

daf = 2,66. It can be concluded that thit = 3.87> 2.00 and 3.87> 2.66. It can be concluded there is influence by using the medium of film to the learning outcomes in class VII MTs. Al-Falah Muncak 2016-2017 school year with an average value in the experimental class is X1 = 76.2, while those not using Media Film X2 reached a value of 61.8.

(2)

122 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017 PEDAHULUAN

Guru sebagai seorang pengajar dalam mencapai tujuan pembelajaranya terkadang mendapatkan berbagai hambatan, salah satunya dikarenakan proses penyampaian impormasi dari guru kepada siswa kurang maksimal. Selama penyampaian materi pembelajaran, guru cenderung menggunakan metode ceramah tampa dukungan media lainya. Selain itu, Permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran adalah kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran, serta kesiapan siswa yang sangat minim dalam menghadapi materi yang akan diberikan. Metode ceramah dipandang sebagai metode yang klasik. Namun penggunaanya sangat populer. Mayoritas guru masih banyak menggunakan metode ceramah dalam pelaksanaan pembelajaran.

Upaya untuk mengatasi masalah tersebut maka sebuah media pembelajaran dapat menjadikan Salah satu jalan keluar agar menyampaikan impormasi dalam pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Bagi guru dalam membantu menyampaikan inpormasi atau materi pembelajaran akan dengan mudah siswa menerima materi pembalajaran IPS Terpadu dengan menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dewasa ini sudah cukup banyak digunakan di sekolah-sekolah, hal itu dikarenakan tingkat kreaktifitas guru semakin berkembang teknologi yang semakin maju namun menggunakan media dalam pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi yang akan disampaikan, karena masing-masing peserta mempunyai karakter dan gaya belajar yang berbeda dan sebuah media yang harus disesuaikan dengan materi apa yang akan disampaikan apakan sudah tepat menggunakan media itu.

Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) terpadu merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa hampir semua jenjang pendidikan di Indonesia. Mata pelajaran IPS terpadu mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generasi yang berkaitan dengan isu sosial. Betapa pentingnya mata pelajaran IPS Terpadu di sekolah tidak di dukung dengan hasil belajar siswa yang memuaskan karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata KKM yaitu 55.

(3)

123 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

Penggunaan media film dalam pelajaran memberikan banyak manfaat bagi pembelajaranya, materi yang di terima oleh siswa akan lebih termotivasi untuk belajar karena media film ini dapat memberikan kesan menarik kepada siswa.

Film termasuk kedalam kategori audio-visual yang menyajikan tampilan gambar gerak dan suara, gambar gerak di gunakan untuk merangsang siswa melalui indra penglihatan dan suara digunakan untuk merangsang siswa untuk merangsang siswa melalui indera pendengaran. Dengan menggabungkan audio-visual diharapkan siswa akan lebih mudah menyerap materi pembelajaran dengan maksimal. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian terdahulu mengenai media audio-visual.

Hasil analisis lapangan yang dilakukan peneliti mengenai Mata Pelajaran IPS Terpadu di MTs. Al-Falah Muncak, bahwa dalam pembelajaranya masih dirasakan kurang dalam pemanfaatan media, adapun media yang digunakan masih berupa media cetak, sehingga berdampak pada pembelajaran di kelas yang dirasakan oleh siswa kurang termotivasi untuk belajar dengan baik yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang maksimal.

Berdasarkan kondisi di atas, maka peneliti akan mengkaji dan mengembangkan sebuah media pembelajaran dengan menggunakan media film dengan judul penelitian: “Pengaruh Penggunaan Media Film Sebagai Sumber Belajar IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VII Semester Ganjil MTs Al-Falah Muncak Kabupaten Pesawaran Tahun

Pelajaran 2016/2017”

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan apakah ada Pengaruh Penggunaan Media Film Sebagai Sumber Belajar IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VII Semester Ganjil MTs Al-Falah Muncak Kabupaten pesawaran Tahun Pelajaran 2016-2017?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Penggunaan Media Film Sebagai Sumber Belajar IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VII Semester Ganjil MTs Al-Falah Muncak Kabupaten pesawaran Tahun Pelajaran 2016-2017.

Pengertian Media Pembelajaran

(4)

124 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach dan Ely (Arsyad, 2013: 3) mengatakan bahwa apa bila di fahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, Guru, buku teks, lingkungan sekolah dan lain-lain merupakan media. Menurut Heinich (Malchan, 2009: 10) media merupakan alat saluran komunikasi.

Menurut Briggs (Sadiman, 1986: 3) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan peran serta merangsang siswa untuk belajar. Alat-alat tersebut seperti : buku, film, video, dan sebagainya. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada siswa (Aqib, 2013: 50).) Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Menurut Suranto (didalam Sutirman, 2013: 15) bahwa media adalah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari orang komunikator kepada komunikan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah perangkat lunak yang berisikan pesan (atau informasi) pendidikan yang lazimnya disajikan dengan menggunakan peralatannya. Dikatakan lazimnya karena ada beberapa jenis media yang bersifat swasaji, seperti halnya gambar dan objek yang berupa benda-benda yang sebenarnya maupun benda-benda tiruan. Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Media atau bahan sendiri adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan. Sedangkan perangkat keras (hardware) sendiri merupakan saran untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut .

Menurut Gerlach dan Ely (Arsyad, 2013: 15) ditemukan ciri-ciri yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan, yaitu:

a. Ciri Fiksatif (Fixative Properti)

(5)

125 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

setiap saat. Kegiatan siswa juga dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok.

b. Ciri Manipulatif ( Manipulative property )

manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Media (rekaman video / Audio) dapat diedit sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian penting dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kemampuan media dari ciri manipulative memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila kejadian salah dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau potongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.

c. Ciri Distributive ( Distributive Propertu )

Ciri Distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditranportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan pada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu.

Media pembelajaran memegang peranan penting dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:

a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.

b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjud dan dipecah oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.

c. Media sebagai sumber belajar siswa. Media sebagai bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok. Kekonkretan sifat media itulah akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Media Film

Film merupakan media yang amat besar kemampuanya dalam membantu proses, media mengajar. Menurut Arif S. Sadiman (2008: 67)

(6)

126 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

gambarnya yang kecil atau secara perorangan. Bentuk yang lama biasanya bisu. Suara disiapkan sendiri dalam rekaman yang terpisah. Sebuah film terdiri dari ribuan gambar.

Menurut Rommy Malchan (2009: 41), film disebut juga gambar hidup ( masion picture ), yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbukan pesan hidup atau bergerak. film merupakan media pendiikan yang dianggap efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran

Film pendidikan dianggap efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Film yang diputar depan siswa harus merupakan bagian integral dari kegiatan pengajaran. Film mempunyai nilai tertentu, seperti dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar, memancing inspirasi baru, menarik perhatian, penyajian lebih baik karena mengandung nilai-nilai rekreasi, dapat memperhatikan pengakuan objek yang sebenarnya, sebagai pelengkap catatan, menjelaskan hal-hal abstrak, mengatasi rintangan bahasa dan lain-lain (Danim, 2008: 19).

Menurut penulis, Film merupakan media yang menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang memberikan informasi atau pembelajaran lebih jelas dan mudah di fahami serta diingat.

Sebagai suatu media, film memiliki keunggulan-keunggulan Menurut Harsja W. Bachtiar sebagai berikut:

1. Film merupakan suatu denominator belajar yang umum. Baik anak yang cerdas maupun yang lambat akan memperoleh suatu dari film yang sama. Keterampilan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang, bisa diatasi dengan menggunakan film.

2. Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. Gerakan-gerakan lambat dan pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi.

3. Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau.

4. Film dapat mengembara dengan lincahnya dari satu negara ke negara lainya, horizon menjadi amat lebar, dunia luar dapat dibawa masuk kelas.

5. Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik. Dari yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya.

(7)

127 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

7. Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, animasi, dan sebagainya untuk emnampilkan butir-butir tertentu. 8. Film memikat perhatian anak.

9. Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan dan sebagainya, sesuai dengan kebutukan.

10.Film bisa mengatasi keterbatasan daya indra kita (penglihatan) 11.Film dapat merangsang atau memotifasi kegiatan anak-anak.

Sekalipun banyak kelebihanya, film memiliki kelemahan antara lain harga/biaya, produksi relatif mahal, film tidak tak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran, penggunaanya perlu ruangan gelap. Sedangkan Menurut Rommy Malchan (2009: 42), ada kelemahan dan kelebihan dari media film, yaitu:

a. Kelebihan media Film

1. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa .

2. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. 3. Menghasilkan keterbatasan ruang dan waktu.

4. Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.

5. Memberikan kesan yang mendalam. Yang dapat mempengaruhi sikap siswa.

b. Kelemahan media Film

1. Harga Produksinya Cukup Mahal.

2. Pembuatanya Memerlukan Banyak Waktu Dan Tenaga. 3. Memerlukan Operator Khusus Untuk Mengoprasikan. 4. Memerlukan Penggelapan Ruangan.

Menurut buku (Munadi, 2013: 116) manfaat dan karakteristik lainya dari media film dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, diantaranya:

a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

b. Mampu menggambarkan pristiwa-pristiwa masalalu secara realistis dalam waktu yang singkat.

c. Film dapat membawa anak dari Negara satu ke Negara yang lain dan dari masa yang satu kemasa yang lain.

(8)

128 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

h. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistic

i. Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang.

j. Film sangat baik menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan suatu keterampilan, dan lain-lain.

k. Semua peserta didik dapat belajar dari film, baik yang pandai maupun yang kurang pandai.

l. Menumbuhkan minat dan motifasi belajar.

Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pendidikan IPS adalah “penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis

untuk tujuan pendidikan.” IPS merupakan padanan dari Sosial Studies

konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Social Studies

yang mengembangkan kurikulum di AS (Trianto, 2012: 172). Ilmu Pengetahuan social adalah bidang pengetahuan yang menggali dari kehidupan sehari-hari di masyarakat. Mata pelajaran yang dapat dijadikan sumber mata pelajaran IPS yaitu Geografi, Sejarah, Ekonomi, Antropologi, Politik dan Sosiologi.

Jadi, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Sasaran utamanya adalah pengembangan teoritis, seperti yang menjadi penekaan pada socian science. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.

Menurut Ahmadi (2011: 9) Fungsi IPS sebagai pendidikan yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna untuk masadepanya, keterampilan sosial dan intelektual dalam membinan perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai SDM yang bertanggungjawab dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

(9)

129 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat Lokal, nasional, dan global.

Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS dapat terlihat nyata dari tujuanya. Sampai saat ini IPS memiliki lima tujuan, yaitu:

1. IPS mempersiapkan siswa untuk Studi lanjud dibidang Ilmu sosial jika nantinya masuk keperguruan tinggi.

2. IPS yang tujuanya mendidik warga negaraan yang baik.

3. IPS yang hakikatnya merupakan suatu kompromi antara satu dan dua tersebut diatas.

4. IPS mempelajari masalah-masalah sosial yang pantang untuk dibicarakan dimuka Umum.

Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar Peserta didik adalah Kompotisi atau kemampuan tertentu baik kognitif, efektif, maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar (Kunandar, 2013: 62). Menurut Sudjana (2001: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia meneria pengalaman belajarnya.

Jadi, hasil belajar adalah penerapan yang dilakukan terhadap apa yang ia pelajari sendiri atau diberikan oleh guru, terutama berupa pengetahuan, pengertian, aplikasi, analisis, dan evaluasi sehingga siswa tersebut dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan yang di miliki.

(10)

130 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

Menurut Rusman (2012: 12) secara keseluruhan biasanya hasil belajar akan tampak berupa:

a. Kebiasaan b. Keterampilan c. Pengamatan d. berfikir asosiatif

e. berfikir rasional dan kritis f. Sikap

g. Inhibisi h. Apresiasi i. prilaku afektif

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Sumadi Suryabrata (dalam Ratmi, 2004) menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu 1) faktor dari dalam diri siswa meliputi bakat, minat, intelegensi, keadaan indera, kematangan, kesehatan jasmani, 2) faktor dari luar diri siswa meliputi fasilitas belajar, waktu belajar, media belajar, cara guru mengajar dan memotivasi.

Menurut Slameto (2003 : 2) faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Faktor-faktor intern yang terbagi menjadi 1. Faktor kesehatan

2. Faktor Psikologi 3. Faktor kelelahan

b. Faktor ekstern yang terbagi menjadi 1. Faktor Keluarga

2. Faktor sekolah 3. Faktor masyarakat

Berdasarkan uraian di atas, banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Dalam penelitian ini penulis menganalisis faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang datangnya dari dalam diri siswa (intern) khususnya faktor keaktifan siswa dalam belajar.

(11)

131 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif berkenaan dengan sifat yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni: 1) gerakan reflex, 2) keterampilan gerakan dasar. 3) kemampuan perceptual, 4) keharmonisan atau ketepatan, 5) gerakan keterampilan komplek, dan 6) gerakan ekspresif dan interpretatif.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen (experimental Method). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: variabel X adalah penggunaan Media Film dan variabel Y adalah hasil belajar IPS. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VII Semester Ganjil MTs Al-Falah Tahun Pelajaran 2016/2017 berjumlah 44 siswa, dan sampel dalam penelitian ini 22 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

cluster random sampling.

Teknik pokok yang digunakan dalam penelitian ini digunakan teknik tes, yaitu untuk melihat dan menganalisis pengaruh media film terhadap hasil belajar IPS. Teknik pelengkap yaitu teknik dokumentasi, teknik kepustakaan dan observasi.

Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2005: 102) yang menyatakan: Validitas adalah

ketelitian dan kejituhan suatu alat ukur”. Dalam penelitian ini uji paliditas

tidak dilakukan uji coba, mengingat factor waktu dan biaya yang tidak memungkinkan, sehingga untuk uji validitas tersebut penulis melakukan

dengan cara “Logical Validity” (dengan melihat susunannnya) dengan cara

“Judgment”, yaitu dengan cara mengkonsultasikan beberapa ahli.

(12)

132 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

menggunakan rumus alpha. Dari nilai perhitungan diperoleh rgg = 0,914 jika dikonsultasikan ke kreteria realibilitas maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini memiliki realibilitas Sangat Tinggi, ini berarti alat ukur tersebut dapat digunakan untuk menunjang data dalam penelitian ini.

Data penelitian berupa data nilai tes hasil belajar. Bentuk tes berupa pilihan ganda. Kelompok siswa yang menggunakan Media Film sebanyak data n= 22 siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen

Kriteria uji: Terima H0 jika (1 )( 3) 2

 

x

khit2 <daf2 untuk taraf signifikan 5% didapat 9.16< 11.1 sehingga Ho diterima berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Uji Normalitas Data Kelas Kontrol

Kriteria uji: Terima H0 jika (1 )( 3) 2

 

x

khit2 <daf2 untuk taraf signifikan 5% didapat 13,3< 11,1 sehingga Ho diterima berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Uji Homogenitas Varians

Berdasarkan pengujian data populasi yang telah terbukti berdistribusi normal, maka dilakukan pengujian homogenitas varians kedua sampel tersebut. Diketahui Fhit < Fdaf untuk taraf signifikan 5% didapat 1,13 < 2,80 dan untuk taraf 1% didapat 2,05 < 2,20 berarti kedua data mempunyai varians yang homogen.

Pengujian Hipotesis

Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Dari hasil perhitungan untuk = 2,00 lebih kecil dari = 3,87. Jadi ( 1 - ) atau 3.87 2,00 sehingga ada perbedaan antara hasil belajar IPS siswa yang diajar menggunakan media film lebih besar dibandingkan dengan yang diajar tidak menggunakan media film.

Uji Perbedaan Dua Rata-rata

(13)

133 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017

harga distribusi student, maka H0 2 ditolak, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar sejarah siswa yang menggunakan penggunaan Media Film lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa yang tidak menggunakan media Film. Dengan demikian, seluruh hipotesis yang dirumuskan terbukti kebenarannya, yang artinya ada pengaruh yang cukup besar penggunaan Media Film.

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut diproleh hasil bahwa rata-rata hasil belajar IPS Terpadu yang memanfaatkan media Film lebih tinggi dari pada yang tidak memanfaatkan Media Film, sehingga hipotesis alternative (Ha) diterima, hal ini dikarenakan nilai t hitung lebih besar dari nilai t table baik pada taraf signitif yaitu 3.87 > 2,39. Artinya semakin baik dengan menggunakan media film dalam kegiatan belajar pelajaran IPS Terpadu maka akan semakin meningkat hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus = 3,87 dan dari tabel distribusi t pada taraf signifikan 5% diketahui tdaf = t (1 – ½ = 2,00 dan pada taraf signifikan 1% diketahui tdaf = t (1 – ½ = 2,66. Ini berarti > , maka dengan demikian jawaban permasalahan yang

diajukan adalah “bahwa ada pengaruh dengan menggunakan media film

dalam meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII MTs. Al-falah Muncak kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2016/2017” dan “Rata-rata kemampuan siswa yang menggunakan media Film lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan media cetak.

KESIMPULAN

(14)

134 LENTERA

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2 2017 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gamavedia

Dimyati, Mudjiono. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Djamarah, S. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakata. Khairani, M. (2013). Psikologi Belajar. Yogyakara: Aswaja Pressindo

Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya.

Jakarta:Rineka cipta.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Transito

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media.

Winataputra, dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Biodata Penulis :

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri. (Rupiah) • DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh

BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI. PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU

Sistem Hidrolik pada Mesin Press Batako Styrofoam dan Botol Plastik ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa halangan yang berarti..

Untuk memperoleh keterampilan membaca dan menulis permulaan pada siswa SD dapat dilakukan dengan baik serta diperoleh hasil yang maksimal, maka diperlukan suatu

Berdasarkan hasil tersebut perceived service quality, perceived ease of use, dan perceived usefulness berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap intention

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Anisa Suciati Wardhani 2015 Universitas

SUSUNAN STAGGERED PADA SUDU TURBIN GAS ”, yang saya ajukan kepada Kepala Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas.. Muhammadiyah Surakarta, sejauh yang

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan post. appendiktomi sehingga dapat diberikan tindak lanjut