• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEGANGAN PERMUKAAN DAN EMULSIFIKASI 2.do

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEGANGAN PERMUKAAN DAN EMULSIFIKASI 2.do"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

“TEGANGAN PERMUKAAN DAN EMULSIFIKASI”

OLEH :

NAMA : NENENG AMELIA BAKRI

ISMAWYA

STAMBUK : 15020150202

15020150203

KELOMPOK : 3C (TIGA C)

KELAS : C10

ASISTEN : ALMAWADAH RAHMA AMO

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA M A K A S S A R

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal gerakannya yang mengikuti gerakan Brown dan daya alirnya (fluiditasnya). Selain itu cairan juga menunjukkan adanya tegangan permukaan yang merupakan salah satu sifat penting lainnya dari cairan. Permukaan cairan berperilaku seperti lapisan yang memiliki tegangan dan cenderung mengambil bentuk permukaan paling sempit.

Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh gaya tarik menarik antara molekul dalam cairan. Umumnya cairan yang mempunyai gaya tarik antara molekulnya besar seperti raksa, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya cairan seperti alkohol gaya tarik menarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaan juga kecil. Dalam kehidupan sehari-hari tegangan permukaan cairan banyak dimanfaatkan dalam hubungan dengan kemampuan cairan tersebut membasahi benda. Detergen sintesis misalnya di desain untuk meningkatkan kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan sehingga hasil cucian menjadi bersih. Demikian pula alkohol dan jenis obat antiseptik lainnya, selain dibuat agar memiliki daya bunuh kuman yang baik juga memiliki tegangan permukaan rendah agar membasahi seluruh permukaan luka.

Dalam hal menentukan tegangan dari permukaan suatu benda kita haruslah meninjau dari besarnya massa benda yang mengalir dalam fluida.Bila dihubungkan dengan bidang farmasi, ternyata banyak sekali pembahasaan tegangan permukaan yang terselubung dalam permasalahan obat-obat di kehidupan sehari-hari. Seperti, dalam mengatasi sediaan obat yang berbusa adsorbsi obat pada saluran pencernaan.

(3)

dengan kandungan bahan obat dan tujuan penggunaannya. Sifat sediaan obat tergantung dari bahan obat dan bentuk sediannya yang dapat mempengaruhi stabilitas suatu sediaan. Sediaan obat yang sering kita jumpai antara lain, sediaan berupa larutan, sirup, suspensi, emulsi, tablet, kapsul dan lain-lainnya. Setiap sediaan memiliki tingkat kestabilan tertentu, dimana kestabilan terssebut dapat dipengaruhi oeh beberapa faktor antara lain, suhu, cahaya, pH, sifat bahan obat dan secara biologis dapat dipengaruhi oleh mikroorganisme.

Salah satu bentuk sediaan yang memiliki tingkat kestabilan yang rendah adalah emulsi yang merupakan sediaan yang berupa campuran abtara minyak dan air. Stabilitas emulsi ini salah satunya dapat dipengaruhi oleh bahan emulgator. Kandungan bahan emulgator dalam sediaan akan mempengaruhi viskositas sediaan dan kestabilan sediaan tersebut.

Tanpa adanya emulgator, maka emulsi akan segera pecah dan terpisah menjadi fase terdispersi dan medium pendispersinya, yang ringan terapung diatas yang berat. Adanya penambahan emulgator dapat menstabilkan suatu emulsi karena emulgator menurunkan tegangan permukaan secara bertahap. Adanya penurunan tegangan secara bertahap akan menurunkan energi bebas yang diperlukan untuk pembentukan emulsi menjadi semakin minimal. Artinya emulsi akan menjadi stabil bila dilakukan penambahan emulgator yang berfungsi untuk menurunkan energi bebas pembentukan emulsi semakasimal mungkin.

1.2. Tujuan Praktikum

1. Menentukan tegangan permukaan beberapa zat cair.

2. Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi.

3. Membuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan 4. Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi.

(4)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum

Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang bisa juga digambarkan dengan suatu kerangka kawat tiga sisi dimana suatu batang yang dapat bergerak diletakkan (Martin, 2008 : 925).

Tegangan antarmuka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dan fase air yang tidak bercampur dan seperti tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm Martin, 2008 : 925).

Gaya adhesi adalah energi yang dibutuhkan untuk mematahkan gaya tarik-menarik antara molekul tidak sejenis (Martin, 2008 : 934).

Gaya kohesi adalah yang diperlukan untuk memisahkan molekul-molekul cairan yang menyebar sehingga cairan tersebut dapat mengalir diatas lapisan bawah tersebut (Martin, 2008 : 935).

Energi bebas permukaan untuk menilai kerja yang dilakukan (energi) dalam memperbesar luas permukaan (Martin, 1993 : 927).

Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara 2 fase cair yang membentuk suatu anatrmuka adalah lebih besar dari pada bila suatu fase gas berada bersama-sama. Jadi, bila 2 cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi (Martin, 1993 : 925).

Cara penentuan tegangan antarmuka, yaitu (Sinko, 2011 : 255-256) : a. Metode Kenaikan Kapiler

(5)

tegangan antarmuka tidak mungkin diperoleh dengan metode kenaikan kapiler.

1. Jika tabung kapiler mempunyai jari-jari r dicelupkan dalam cairan yang membasahi permukaannya.

2. Komponen gaya vertikel yang dihasilkan tegangan permukaan cairan pada setiap titik lingkaran menurut persamaannya : a = y cos ( ). 3. Gaya keatas total disekeliling lingkaran dalam tabung

2 r.y.cos ( ).

4. Bila cairan telah naik sampai batas maksimum 2 r. = .r2.h. .g

Akhirnya : = + h. .g

b. Metode Cincin DU NUOY

Digunakan secara luas untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antarmuka. Prinsip instrumen ini didasarkan pada falita bahwa gaya yang dikilekan untuk melepaskan suatu cincin platinum iridium yang dicelupkan pada permukaan / tegangan antarmuka. Dengan persamaannya :

= Faktor Koreksi

Zuktema & water mengemukakan sebuah persamaan untuk perhitungan faktor koreksi :

(6)

HLB adalah suatu surfaktan nonionil yang bagian hidroliknya hanya

polioksientilen dihitung menggunakan rumus : HLB = (Sinko, 2011 : 502).

Amfifilik adalah sifat dari zat aktif permuliaan yang menyebabkan partisi diabsorbsi pada antarmuka, apakah ini cair/gas atau cair/cair (Martin, 1993 : 940).

Detergen adalah surfaktan yang dipakai untuk menghilangkan kotersial (Martin, 2008 : 968).

Sudut kontak adalah sudut antar tetes cairan & permukaan keatas mana ia menyebar (Martin, 1993 : 966).

KMK adalah sifat-sifat larutan yang mengandung zat aktif permukaan berubah dengan tajam pada suatu kisaran konsentrasi yang sempit konsentrasi ini disebut konsentrasi misel kritis (Lachman, 2007 : 225).

(7)

Skala HLB (Martin, 1993 : 941).

Bayangan suatu permukaan padat yang berhubungan dengan suatu larutan polar yang mengandung ion-ion mislanya suatu larutanair dari suatu elektrolit. Lebih lanjut, misalkan sejumlah kation diabsorbsi pada permukaan tersebut, memberikan suatu muatan positif yang tertinggal didalam larutan adalah sisa kation ditambah jumlah keseluruhan anion yang ditambahkan. Anion-anion ini ditarik kepermukaan yang bermuatan positif oleh gaya listrik yang juga bekerja menolak pendekatan kation-kation lebih lanjut, diabsorbsi permukaan sempurna. Disamping gaya listrik ini, pergerakan yang sama dari semua ion dalam larutan. Akibatnya, suatu larutan setimbang terjadi dimana sejumlah anion yang berlebih mendekati permukaan, sedang sisanya didistribusikan dalam jumlah yang mengecil begitu pula meninjau dari permukaan tersebut.

(8)

Jadi, distribusi listrik pada permukaan adalah ekuivalen dengan suatu lapisan ganda dari muatan, lapisan pertama terikat dengan erat, dan suatu lapisan ke-2 yang lebih menghambur. Oleh karena itu, lapisan ganda menghambat memanjang dari aa’ ke cc’ (Lachman, 2007 : 226).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan zat cair, yaitu: (Lachman, 2007 : 221)

a. Suhu

adalah tegangan permukaan dan kebanyakan cairan turun hampir secara linear dengan naiknya temperatur, yaitu dengan naiknya energi kinetik dari molekul tersebut. Pada daerah temperatur kritisnya, tegangan permukaan suatu cairan menjadi nol (Martin, 1993 : 929).

b. Zat terlarut dapat mengubah tegangan permukaan air

Sukrosa

Natrium Stearat

Zat Terlarut

Karena efek tersebut terdapat pada permukaan, maka dapatlah dianggap bahwa komposisi daerah antarmuka telah berubah karena adanya natrium stearat atau natrium klorida.

(9)

Kerja yang paling penting dari suatu zat pembasahan sudut kontak pada antar permukaan dan cairan pembasah. Sudut kontak antara cairan dan suatu zat padat menjadi 0o menandakan pembasahan sempurna atau ia mungkin mendekati 180o, dalam hal mana pembahasan tidak bermakna. Sudut kontak juga bisa mempunyai harga antara batas ini seperti digambarkan dalam sketsa-sketsa (Martin, 2008 : 966-967).

Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika yang mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur dimana suatu diantaranya didispersikan sebagai bola-bola dalam fase cair dan lain (Martin, 1993 : 1143).

Surfaktan adalah suatu pengemulsi, zat pembasah, detergen, atau zat penstabil yang bisa dinamakan dari pengetahuan keseimbangan hidrofitliposit (Martin, 1993 : 1151).

Polimer adalah suatu senyawa berantai panjang dan mempunyai bobot molekul yang tinggi dan mengandung gugus-gugus aktif yang ditempatkan disepanjang-panjangnya (Martin, 1993 : 1138).

HLB adalah suatu skala sebarang dari berbagai angka untuk dipakai sebagai suatu ukuran keseimbangan hidrofilik-lipofilik (Martin, 1993 : 941). Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang menurunkan tegangan antarmuka antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan terdispersi dengan membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah koalasensi dan pemisahan fase terdispersi (Parrot, 1968 : 313).

HLB Butuh adalah nilai keseimbangan hidrofilik-lipofilik yang dibutuhkan (Sinko, 2011 : 563).

(10)

Bila fase minyak didispersikan sebagai bola-bola fase kontinyu air. Emulsi obat untuk pemberian oral bertipe ( ) dan membutuhkan

penggunaan suatu zat pengemulsi (Martin, 1993 : 1144). b. Emulsi air dalam minyak (%)

Bila fase minyak bertindak sebagai fase kontinyu tertentu, seperti mentega dan beberapa soup salad emulsi tipe.

Berdasarkan sifat kimianya, emulgator dibagi atas dua yakni : 1. Bahan Pengemulsi Sintetik

a. Anionik, pada sub bagian ini ialah surfaktan bermuatan (-) contoh : Na, K dan garam-garam amonium dari asam asetat dan larutan yang larut dalam air dan sebagai bahan pengemulsi tipe . Bahan pengemulsi ini rasanya tidak menyenangkan dan mengiritasi saluran pencernaan.

b. Kationik aktivitas permukaan pada kelompok ini (I). Komponen ini bertindak sebagai bakterisial dan juga menghasilkan emulsi anti infeksi seperti pada ioton kulit dan krim.

c. Non ion H, surfaktan tidak berpisah ditempat tersebar luas, digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika kerja keseimbangan molekul antara hidrofilik dan klipofilik.

2. Emulgator Alam (tumbuhan, hewan) Bahan alam yang diperkirakan hayalan gilasin, kritin dan kolesterol (Rps : 300-301).

Emulgator berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu (Lachman, 1985 : 1034) :

(11)

halus, tidak efisiensi dalam menurunkan tegangan antarmuka membentuk pembatas antarmuka yang sekali bertindak untuk mencegah penggabungan dan bertindak sebagai zat pengemulsi. b. Lapisan antarmuka, pembentukan lapisan-lapisan oleh suatu

pengemulsi pada permukaan tetesan air atau minyak tidak dipelajari secara terperinci, pengertian dari suatu lapisan tipis menomolekuler yang terarah dan zat pengemulsi tersebut pada permukaan fase dalam suatu emulsi.

c. Penolakan elektrik, telah digambarkan bagaimana lapisan antarmuka atau kristal cair kemudian mengubah laju penggabungan tetesan dan bertindak sebagai pembatas. Disamping itu lapisan yang sama atau serupa dapat menghasilkan gaya listrik rangkap yang dapat timbul dai gugus-gugus bermuatan listrik yang mengarah pada permukaan bola-bola yang teremulsi yang distabilkan dengan satuan Na.

Ciri-ciri Kestabilan emulsi secara fisika, yaitu (Martin, 1993 : 1154) : a. Tidak adanya penggabungan fase dalam, dimana berupa peneliti

mendefinisikan suatu emulsi hanya hal terbentuknya penimbunan dari fase dalam dan pemisahan dari produk.

b. Tidak adanya creaming, ecarming yang diakibatkan oleh frakulasi dan konsitasi bola. Bola yang merupakan sistem dinamis yang dihasilkan menggambarkan tahap-tahap potensial terhadap terjadinya penggabungan fase dalam yang sempurna.

Ciri-ciri ketidkastabilan secara fisika dari emulsi dan cara penggabungannya (Martin, 1993 : 1139-1156) :

a. Flokulasi dan Creaming

“Diatasi dengan menambahkan suatu zat penguntan seperti metil selulosa”.

(12)

1. Penggabungan & Pemecahan (Martin, 1993 : 1156-1160)

a. Krim yang menggumpal bisa didispersikan kembali dengan mudah dan dapat terbentuk kembali suatu campuran yang homogen dari suatu emulsi yang membentuk krim dengan pengocokan, karena bola-bola minyak masih dikelilingi oleh suatu lapisan pelindung dari suatu zat pengemulsi. Jika terjadi pematahan, pencampuran biasa tidak bisa mengsuspensikan kembali bola-bola tersebut dalam bentuk suatu emulsi yang stabil, karena lapisan yang mengelilingi partikel-partikel tersebut telah dirusak dan minyak cenderung untuk bergabung. Jadi yang berperan penting yaitu stabilan dari emulsi yang dibuat menjadi efektif. Pengemulsi harus kuat dan elastis dan harus terbentuk dengan cepat selama proses pengemulsi.

b. Berbagai jenis perubahan kimia dan fisika (penilaian kestabilan) metode-metode yang digunakan untuk menentukan kestabilan yaitu analisis frekuensi dan emulsi dari waktu ke waktu dengan waktu lamanya produk tersebut untuk emulsi yang pecah dengan cepat menggunakan penyelidikan mikroskopik.

2. Pengubahan Fase

Mencampur suatu zat pengemulsi dengan minyak kemudian menambahkan sejumlah kecil air karena volume air asedikit sedangkan dibandingkan dengan volume minyak, air didispersikan dalam minyak dengan membentuk sistem minyak dengan air (Martin, 1993 : 1161).

Fase minyak pada emulsi minyak dalam air membuktikan HLB spesifik yang disebut dengan kesetimbangan hidrofilik-lipofilik, yang dibutuhkan (requnted hidrofilik-lipofilik balance, RHLB). Nilai RHLB yang

(13)

telah ditentukan secara empiris untuk sejumlah minyak dan zat mirip minyak (Sinko, 2011 : 262-263).

Griffin menciptakan suatu skala sembarang berupa nilai-nilai yang berfungsi sebagai ukuran keseimbangan hidrofilik-lipofilik, bahan-bahan aktif permukaan. Dengan menggunakan sistem angka ini kita dapat menentukan kisarah HLB efisiensi optimum masing-masing golongan surfaktan. Makin tinggi nilai HLB suatu senyawa, makin hidrofilik senyawa tersebut spenter serbitan bersifat Lipopi dan Twin turunan polioksilfilen bersifat hidrofilik. Nilai HLB yang berbeda dibutuhkan untuk membuat suatu emulsi yang mula-mula kita menghitung emulsi secara keseluruhan (Sinko, 2011 : 262-263).

Daftar HLB dan HLB Butuh :

A. Tabel 17-5 (Lachman, 1989 : 1055)

Emulsi (Cairan) Emulsi (Cairan)

Sek 1 alkohol 15

-Stearil alkohol 14

-Asam skalat 15

-Lanolin, anhidrat 10 8

Minyak mineral, ringan & berat

12

-Minyak biji panas 10 5

Petrolatum 12 5

Malam tawon 12 4

Lilin parafin 11 4

B. Tabel 16-6 (Sinko, 2011 : 563)

Minyak biji kapas 6-7

-Petrolatum 8

(14)

Lilin parafin 10 4

Minyak mineral 10-12 5-6

Metil silikon 11

-Lonalin anhidrat 12-14 8

Lilin karnauba 12-14

-Lauril alkohol 14

-Minyak jarak 14

-Nilai HLB ditambahkan jadi nilai HLB dari campuran bahan aktif permukaan yang telah dikalkulasi dengan penambahan produk nilai HLB dari tiap bahan aktif permukaan dan total fraksi bahan permukaan; Nilai HLB tiap bahan aktif permukaan nilai HLB pada campuran perklorat 80 dan serbitan menoluate 50 adalah

(150 ) + (4,3 + ) = 9,65

Busa secara umum adalah susah dan dihidrasi agen aktif permukaan dengan nilai HLB 1-3 adalah agen dan mungkin digunakan untuk menghasilkan busa yang tidak diinginkan (Parrot, 1971 : 310).

Mula-mula menghitung RHLB emulsi secara keseluruhan dengan menghasilkan RHLB masing-masing komponen mirip minyak (HMI-4) dengan fraksi berat yang dikontribusikan oleh masing-masing komponen ilmu pada fase minyak total bisol fase minyak 50 gr oleh karena itu.

Lilin lebah 9 = 2,70

Lanolin 12 = 2,40

Lilin parafin 10 = 4,00

Sitri alkohol 15 = 1,50

RHLB total % emulsi 10,60

(15)

a. Satu bahan yang memiliki HLB diatas dan satu lagi bahan yang memiliki HLB yang dibutuhkan emulsi (RHLB – 10,6 untuk cntoh ini). Dalam total 16,5 kita memilih tween 80, yang memiliki HLB 15 dan span 80 yang memiliki HLB 4,3.

Rumus untuk menghitung persen berat tween 80 adalah :

% tween 80 =

b. Jadi, % tween 80 = = 0,59.

c. Dua gram bahan pengemulsi telah ditetapkan untuk memberikan perlindungan yang tepat bagi emulsi .

Jadi, 2,0 gram 0,59 = 1,18 gram tween 80 dibutuhkan dan sisanya 0,82 span 80 harus ditambahkan untuk 100 gram emulsi.

(16)

BAB 3 METODE KERJA 3.1. Alat Praktikum

Tegangan Permukaan alat yang digunakan yaitu botol 100 ml, piknomoeter 25 ml, timbangan analitik, timbangan digital, pipet tetes, cawan petri, pipa kapiler dan mistar penggaris. Sedangkan pada, Emulsifikasi alat yang digunakan yaitu gelas kimia 100 ml, gelas ukur 50 ml, cawan porselin, gelas arloji, plat panas, mixer, termometer, batang pengaduk, sendok tanduk, timbangan, gegep kayu dan pipet tetes.

3.2. Bahan Praktikum

Tegangan permukaan bahan yang digunakan yaitu aquadest, parafin cair dan tween 80. Sedangkan pada, Emulsifikasi bahan yang digunakan yaitu minyak, air murni, tween 80 dan span 80.

(17)

A. Menentukan Tegangan Permukaan

Tentukan tegangan permukaan zat-zat berikut ini dengan metode kenaikan kapiler dari Air, Larutan tween 80 dengan konsentrasi 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 1,0 ; 2,0 ; 4,0 ; 6,0 ; 8,0 ; 10,0 mg/100 ml air dan parafin cair. B. Penentuan HLB butuh minyak dengan jarak HLB lebar

R/ Minyak 20%

Emulgator 3%

Air ad 100%

Buatlah suatu seri dengan nilai HLB butuh masing-masing 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12.

Prosedur kerja :

1. Hitung jumlah tween dan span yang diperlukan untuk setiap nilai HLB butuh.

2. Timbang masing-masing bahan yang diperlukan.

3. Campurkan minyak dengan span, campurkan air dengan tween, panaskan keduanya diatas tangas air bersuhu 60oC.

4. Tambahkan campuran minyak ke dalam campuran air dan segera diaduk menggunakan pengaduk elektrik selama lima menit.

5. Masukkan emulsi ke dalam tabung sedimentasi dan beri tanda sesuai nilai HLB masing-masing.

6. Tinggi emulsi dalam tabung diusahakan sama dan catat waktu mulai memasukkan emulsi ke dalam tabung.

7. Amati jenis ketidakstabilan emulsi yang terjadi selama 6 hari. Bila terjadi kriming, ukur tinggi emulsi yang membentuk cream.

8. Tentukan pada nilai HLB berapa emulsi tampak relative paling stabil.

C. Penentuan HLB butuh minyak dengan jarak HLB sempit

(18)

perlu dibuat satu seri emulsi lagi dengan nilai HLB 8 sampai 10 dengan jarak HLB masing-masing 0,25. Prosedur kerjanya sama dengan percobaan diatas.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan A. Tegangan Permukaan

No .

Nama Zat Tinggi Cairan (cm)

Bobot jenis (g/ml)

(dyne/cm)

(19)

6 Lar. Tween 0,8 mg/100 ml 1,3 cm 1,08 g/ml 1,67 dyne/cm 7 Lar. Tween 1,0 mg/100 ml 1,3 cm 1,08 g/ml 1,67 dyne/cm 8 Lar. Tween 2,0 mg/100 ml 1,1 cm 1,08 g/ml 1,455 dyne/cm 9 Lar. Tween 4,0 mg/100 ml 1,2 cm 1,08 g/ml 1,587 dyne/cm 10 Lar. Tween 6,0 mg/100 ml 0,8 cm 1,08 g/ml 1,058 dyne/cm 11 Lar. Tween 8,0 mg/100 ml 1 cm 1,08 g/ml 1,323 dyne/cm

12 Lar. Tween 10,0 mg/100ml 0,9 cm 1,08 g/ml 1,190 dyne/cm

B. Emulsifikasi

HLB Butuh Volume pemisahan pada hari ke (ml)

1 2 3

8 4,2 4,2 4,6

11 5 5,1 5,3

2. Perhitungan

A. Tegangan Permukaan 1. Air

= r g h

= 0,25 0,997 X 9,8 1,2

(20)

= 1,465 dyne/cm 2. Parafin Cair

= r g h

= 0,25 0,62 X 9,8 1

= 1,520

= 0,76 dyne/cm

3. Tween 80 (konsentrasi 1,0 mg/100 ml & 2,0 mg/100 ml) a. Tween 80 [] 1,0 mg/100 ml

= r g h

= 0,25 1,08 X 9,8 1,3

= 3,340

= 1,67 dyne/cm

b. Tween 80 [] 2,0 mg/100 ml

= r g h

= 0,25 1,08 X 9,8 1,1

= 2,910

(21)
(22)

 HLB 11 = (a 15) + [(5-a) 4,3] = (3 11) = 15a + 21,5 – 4,3a = 33 = 10,7a = 33 – 21,5

10,7a = 11,5

a =

= 1,074 Nilai Tween 80 = 1,074

Nilai Span 80 = nilai emulgator – a = 3 – 1,074

= 1,926 4.2. Pembahasan

Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang di kerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan,hal tersebut karena gaya adhesi lebih kecil dari gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.

Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi yaitu dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat, penetrasi molekul melalui membrane biologis, pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi. Tegangan muka ini dalam farmasi adalah faktor yang mempengaruhi adsorbsi obat dalam bentuk sediaan padat, penetrasi molekul melalui membrane biologi, penting pada sediaan emulsi dan stabilitasnya.

(23)

petri. Dicelupkan ke pipa kapiler sampai cairan sampel naik dan diukur ketinggiannya. Dihitung tegangan permukaan.

Adapun hasil percobaan yang diperoleh yaitu pada pada tween 80 1,0 mg/100 ml yaitu 1,67 dyne/cm dan 2,0 mg/100 ml yaitu 1,455 dyne/ml. Parafin cair yaitu 0,76 dyne/cm dan Air yaitu 1,465 dyne/cm.

Dari hasil kurva diperoleh tegangan permukaan larutan tween 80 konsentrasi 0,2 mg/100ml – 10,0 mg/100 ml tidak konstan terkadang naik terkadang juga turun, sehingga dari kurva tersebut tidak bisa didapatkan nilai KMK.

Adapun penambahan tween 80, hasil tegangan permukaan akanberbeda-beda, tergantung pada konsentrasinya. Pada hasil praktikum pengaruh pertambahan tween dapat mempengaruhi tegangan permukaan dari air.

Emulsi merupakan suatu sistem yang secara termodinamika tidak stabil, terdiri dari paling sedikit dua fase sebagaia globul-globul dalam fase cair yang lainnya yang distabilkan oleh emulgator.

Mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan, mekanisme kerja dari emulgator adalah menurunkan tegangan antar permukaan, air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan globul-globul fase pendispersi.

Dalam pembuatan emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang sangat penting karena mutu dan kestabilan emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Mekanisme kerjanya emulgator adalah menurunkan tegangan antar permukaan cairan dan minyak serta membentuk lapisan tipis pada permukaan fase terdispersi.

(24)

muka karena absorbsinya pada batas minyak/air membentuk lapisan-lapisan monomolekuler.

Suatu emulsi terdiri dari fase minyak dan fase air, di dalam percobaan ini, yang menjadi fase minyak adalah span-60, dan yang menjadi fase air adalah tween – 80. Dalam percobaan, span-60 dimasukkan ke dalam minyak karena bersifat liporfil. Sedangkan tween-80 dimasukkan dalam air karena bersifat hidrofil.

Pencampuran antara fase cair dan fase minyak dilakukan pada suhu 60oC. Hal ini dilakukan agar hasilnya stabil dimana jika di atas 60oC maka surfaktan akan rusak. Pengocokan dilakukan untuk mendapatkan emulsi yang stabil.

Berdasarkan hasil percobaan yang sebelumnya telah diamati beberapa hari, didapatkan volume rata-rata pada HLB 8 adalah hari ke 1 dan 2 = 4,2 ml, hari ke 3 = 4,6 ml; HLB 11 hari ke 1 = 5 ml, hari ke 2 = 5,1 ml, hari ke 3 = 5,3 ml.

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan

(25)

emulsifikasi antara lain, suhu, cahaya, pH, sifat bahan obat dan secara biologis dapat dipengaruhi oleh mikroorganisme.

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa tegangan permukaan zat cair yaitu pada pada tween 80 1,0 mg/100 ml yaitu 1,67 dyne/cm dan 2,0 mg/100 ml yaitu 1,455 dyne/ml. Parafin cair yaitu 0,76 dyne/cm dan Air yaitu 1,465 dyne/cm, serta tidak terdapat nilai KMK. Sedangkan pada hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa emulsifikasi yaitu didapatkan volume rata-rata pada HLB 8 adalah hari ke 1 dan 2 = 4,2 ml, hari ke 3 = 4,6 ml; HLB 11 hari ke 1 = 5 ml, hari ke 2 = 5,1 ml, hari ke 3 = 5,3 ml. Jadi kesimpulannya bahwa pada HLB 8 dan 11 terjadi pemisahan fase tetapi tidak dikatakan stabil.

5.2. Saran

Sebaiknya lebih teliti dalam melaksanakan praktikum, agar tidak memperoleh kesalahan dalam pengambilan data .

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika . Universitas Muslim Indonesia : Makassar

(26)

Lachman Leon, 2007. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Ketiga. Penerbit Universitas Indonesia Press : Jakarta.

Martin, A. 1993.Farmasi Fisika, Buku I. UI Press : Jakarta Martin, A. 2008.Farmasi Fisika, Buku I. UI Press : Jakarta

Parrot. 1968. Pharmaceutical Technology, Burgess Publishing Company. University of Lowa : Lowa

Parrot. 1971. Pharmaceutical Technology, Burgess Publishing Company. University of Lowa : Lowa

Gambar

Tabel 17-5 (Lachman, 1989 : 1055)
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI

Referensi

Dokumen terkait

Dari data dan hasil perhitungan dengan menggunakan analisa variansi diperoleh bahwa ada pengaruh suhu dan konsentrasi NaCl terhadap tegangan permukaan larutan pencuci tangan..

Analisis yang dilakukan terhadap dietanolamida yang dihasilkan meliputi tegangan permukaan, tegangan antar muka, stabilitas emulsi, derajat keasaman (pH), warna dan

Salah satu metode Enhanced Oil Recovery adalah injeksi busa.Metode ini dilakukan dengan tujuan menurunkan mobility fluida pendorong sekaligus menurunkan tegangan permukaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi surfaktan terhadap tegangan permukaan dan viskositas oli mesin Enduro 4 Takproduksi

Untuk mengetahui distribusi tegangan dan medan listrik dilakukan pemetaan daerah distribusi pada permukaan isolator yang masih dipengaruhi oleh tegangan maupun medan listriknya

Proses anodizing sangat dipengaruhi oleh arus dan tegangan, semakin besar arus dan tegangan maka akan semakin tebal lapisan oksida yang terjadi di permukaan aluminium dan

Hasil pengujian terhadap sifat fisik sabun madu transparan yang meliputi kekerasan sabun, tegangan permukaan, stabilitas emulsi, tegangan antar muka dan stabilitas busa dapat

Penelitian dilakukan dengan pemanasan minyak kelapa (Coconut Oil) berkali-kali dan ditentukan perubahan nilai viskositas, kerapatan, tegangan permukaan dan koefisien