commit to user
ANALISIS KOMPARATIF USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH KARAMBA
DI WADUK DAN GENANGAN AIR HUJAN
DI KABUPATEN SUKOHARJO
SKRIPSI
Jurusan/Program Studi
Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis
Oleh :
AGUS EKO PURNOMO
H 0306002
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
i
ANALISIS KOMPARATIF USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH KARAMBA
DI WADUK DAN GENANGAN AIR HUJAN
DI KABUPATEN SUKOHARJO
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi
Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis
Oleh :
Agus Eko Purnomo
H 0306002
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
ii
ANALISIS KOMPARATIF USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH KARAMBA
DI WADUK DAN GENANGAN AIR HUJAN
DI KABUPATEN SUKOHARJO
yang dipersiapkan dan disusun oleh:
AGUS EKO PURNOMO
NIM. H0306002
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal : 20 Juli 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
Ketua
Ir. Agustono,MSi NIP. 196408001990031004
Anggota I
R. Kunto Adi, SP, MP NIP. 19731017 200312 1 002
Anggota II
Mei Tri Sundari, SP, MSi. NIP. 197805032005012002
Surakarta, Juli 2012
Mengetahui,
Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian
Dekan
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis
Komparatif Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan
Genangan Air Hujan di Kabupaten Sukoharjo”.
Usaha yang terbaik senantiasa dilakukan dan menjadikan akhir dari
pelaksanaan penelitian terwujud dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul
“Analisis Komparatif Usaha pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan
Genangan Air Hujan di Kabupaten Sukoharjo”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan terutama kepada :
1. Allah SWT atas segalanya yang telah diberikan kepada Penyusun.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, M.P. selaku ketua komisi sarjana Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
5. Ibu Mei Tri Sundari, SP., M.Si, selaku pembimbing akademik dan penguji
skripsi, bimbingan serta arahan kepada Penyusun selama menempuh
pembelajaran di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Bapak Ir. Agustono, M.Si., selaku Pembimbing Utama Skripsi dan penguji
skripsi, yang dengan sabar memberikan nasihat, bimbingan, arahan dan
commit to user
iv
7. Bapak R. Kunto Adi, SP., MP. selaku pembimbing pendamping dan penguji
skripsi atas diskusi, bimbingan, serta arahan kepada Penyusun.
8. Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo, Dinas Pertanian dan
Perikanan, serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo yang telah
memberikan ijin penelitian serta menyediakan data-data yang diperlukan bagi
penulis.
9. Ayah, ibu, adek dan semua saudara-saudara atas do’a, cinta, serta kesabaran
yang senantiasa mengalir.
10. Keluarga besar Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret angkatan 2006.
11. Seluruh responden dan semua pihak yang telah membantu kelancaran penulis
dalam penelitian maupun penyusunan skripsi.
Penulis sadari bahwa sesungguhnya karya ini hanya sedikit memberikan
kontribusi bagi pihak pemerintah Kabupaten Sukoharjo maupun bagi almamater.
Namun begitu besar memberikan kemanfaatan bagi penulis. Dengan segala
keren-dahan hati penulis berharap dibalik kekurangsempurnaan karya ini masih ada
manfaat yang bisa diberikan baik bagi penulis sendiri, bagi pihak almamater dapat
menjadi tambahan referensi, dan bagi pembaca semoga bisa dijadikan tambahan
pengetahuan.
Surakarta, Juli 2012
commit to user
B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 18
C. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ... 24
D. Pembatasan Masalah ... 26
1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 27
commit to user
vi
3. Observasi ... 31
E. Metode Analisis Data ... 31
1. Analisis Produktivitas ... 31
2. Analisis Pendapatan ... 31
3. Analisis Efisiensi... 32
4. Analisis Kemanfaatan ... 35
5. Analisis Risiko ... 35
IV.KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ... 38
A. Keadaan Alam ... 38
1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... 38
2. Topografi Daerah ... 38
3. Jenis Tanah ... 40
4. Keadaan Iklim ... 41
B. Keadaan Penduduk ... 41
1. Pertumbuhan Penduduk ... 41
2. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin ... 43
3. Keadaan Penduduk menurut Kelompok Umur ... 44
4. Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian ... 45
C. Keadaan Pertanian ... 47
D. Keadaan Perikanan ... 48
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Usaha Pembesaran ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan ... 49
B. Karakteristik Petani Sampel ... 50
C. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja ... 52
D. Biaya dan Pendapatan Usaha ... 56
E. Analisis Perbandingan Produtivitas,Pendapatan,Efisiensi ... 62
F. Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha ... 64
G. Analisis Risiko ... 65
VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
commit to user
vii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Ikan Segar Secara Umum ... 2
Tabel 2. Jumlah Konsumsi Ikan nila merah di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2008-2011 ... 3
Tabel 3. Jumlah Jumlah Produksi Ikan nila merah di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2008-2011 ... 4
Tabel 4. Jumlah Petani, Jumlah Karamba dan Luas Karamba Budidaya pembesaran ikan nila merah karamba di
Kabupaten sukoharjo... 28
Tabel 5. Penentuan Jumlah Responden Usaha Pembesaran Ikan
nila merah Karambadi Kabupaten Sukoharjo ... 30
Tabel 6. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten SukoharjoTahun
2001-2010 ... 42
Tabel 7. Keadaan Penduduk Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan
Bendosari menurut Jenis Kelamin Tahun 2008 ... 43
Tabel 8. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 ... 44
Tabel 9. Banyaknya Penduduk (15 tahun keatas) yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2009 ... 45
Tabel 10. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Hasil Pertanian di
Kabupaten Sukoharjo Selama 5 Tahun (2005-2009) ... 47
Tabel 11. Banyaknya Produksi Perikanan Darat Menurut Sub
Sektor di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009 ( Ton ) ... 48
Tabel 12. Karakteristik petani sampel Usaha pembesaran ikan nila
merah karamba di waduk dan genangan air hujan ... 51
Tabel 13. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan
genangan air dalam Satu Kali Musim Tanam Tahun 2011 ... 53
Tabel 14. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba Dalam Satu Kali Masa
Pembesaran Tahun 2011 ... 54
Tabel 15. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air dalam
commit to user
viii
Tabel 16. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air dalam
Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011 ... 57
Tabel 17. Rata-rata Biaya Lain-lain Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air dalam
Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011 ... 59
Tabel 18. Rata-rata Biaya Mengusahakan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air
dalam Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011 ... 60
Tabel 19. Rata-rata Pendapatan Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air dalam satu kali
masa pembesaran Tahun 2011 ... 61
Tabel 20. Rata-rata Produktifitas Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air dalam satu
kali masa pembesaran Tahun 2011 ... 62
Tabel 21. Hasil Analisis R/C Ratio pada Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air
Hujan Tahun 2011 ... 64
Tabel 22. Risiko dan Batas Bawah Keuntungan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
commit to user
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
1 Identitas Sampel Petani Pembesaran Ikan Nila Merah
Karamba di Waduk ... 71
2. Penggunaan Sarana Produksi Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah di Waduk Dalam Satu Kali Masa Pembesaran
di Kabupaten Sukoharjo ... 72
3. Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Pada Usaha PembesaranIkan Nila Merah Karamba di waduk Dalam
Satu Kali Masa Pembesaran di Kabupaten Sukoharjo ... 73
4 Biaya Lain-lain Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk Dalam Satu Kali Masa Pembesaran
Tahun 2011 ... 74
5 Biaya Penyusutan Peralatan Dalam Satu Kali Masa Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk Tahun
2011 ... 75
6 Total Biaya Usaha Pembesaran Ikan Nila Karamba di
Waduk Pada Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011 ... 76
7 Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk Pada Satu Kali
Pembesaran Tahun 2011 ... 77
8 Produktifitas Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk Pada Satu Kali Pembesaran Tahun
2011 ... 78
9 Identitas Sampel Petani Pembesaran Ikan Nila Merah
Karamba di Genangan Air Sungai ... 79
10 Penggunaan Sarana Produksi Usaha Pembesaran Ikan
Nila Merah Karamba ... 80
11 Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Pada Usaha PembesaranIkan Nila Merah Karamba di Genangan Air
Dalam Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011 ... 81
12 Biaya Lain-lain Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Genangan Air Dalam Satu Kali Masa Pembesaran Tahun
2011 ... 82
13 Biaya Penyusutan Peralatan Dalam Satu Kali Masa Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Genangan Air
commit to user
xi
14 Total Biaya Usaha Pembesaran Ikan Nila Karamba di Genangan Air Pada Satu Kali Masa Pembesaran Tahun
2011 ... 84
15 Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di genangan Air Pada Satu Kali Pembesaran Tahun 2011 ... 85
16 Produktifitas Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk Pada Satu Kali Pembesaran Tahun 2011 ... 86
17 Analisis uji t Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan Pada Satu Kali Pembesaran Per Usaha Tahun 2011 ... 87
18 Resiko Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk Pada Satu Kali Pembesaran Per Usaha Tahun 2011 ... 95
29 Resiko Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk Pada Satu Kali Pembesaran Per Usaha Tahun 2011 ... 96
20 Analisis B/C rasio Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan Pada Satu Kali Pembesaran Per Usaha Tahun 2011 ... 97
21 Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan Pada Satu Kali Pembesaran Tahun 2011 ... 98
22 Kuisioner ... 99
23 Peta Kabupaten Sukoharjo ... 104
24 Perijinan Penelitian ... 105
commit to user
xii
ANALISIS KOMPARATIF USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH KARAMBA DI WADUK DAN GENANGAN AIR HUJAN DI KABUPATEN
SUKOHARJO
Agus Eko Purnomo H 0306002
RINGKASAN
Agus Eko Purnomo. H 0306006. 2012. Analisis Komaratif Usaha
Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan di Kabupaten Kudus. Di bawah bimbingan Ir. Agustono, MSi dan R. Kunto Adi, SP. MP. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan yang bertujuan untuk mengkaji produktifitas, pendapatan, efisiensi, kemanfaatan dan resiko dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan
Metode dasar penelitian adalah metodedeskriptif analitik. Penentuan tempat penelitian dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). Penentuan tempat penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa di Kabupaten Sukoharjo terdapat usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan. Selain itu Kabupaten Sukoharjo juga memiliki fasilitas-fasilitas dalam pengembangan usaha budidaya perikanan seperti balai benih ikan.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produktivitas dalam satu kali masa pembesaran (MP) dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk lebih kecil dibanding dengan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan hujan, hal ini dikarenakan luasan kolam berbeda antara waduk dan genangan air hujan . Rata-rata produksi pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk lebih kecil daripada Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan, yaitu sebesar 133,125 Kg/MP yang lebih kecil daripada rata-rata produksi pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan yang besarnya 151,97 Kg/MP. Penerimaan yang diperoleh penerimaan yang diterima petani ikan karamba di waduk juga lebih besar, yaitu sebesar Rp 33.003.281,25 / MP yang lebih besar daripada penerimaan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan sebesar Rp 22.485.416,67/MP . Besarnya pendapatan Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk adalah Rp 5.878.450,52MP, sedangkan pendapatan Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan sebesar Rp 5.919.802,22/ MP.
commit to user
xiii
commit to user
xiv
THE COMPARATIVE ANALYSIS OF INDIGO RED FISH ENLARGEMENT BY KARAMBA SYSTEM IN RESERVOIR AND
RAINWATER IN SUKOHARJO DISTRICT Rainwater in Sukoharjo District.Under the guidance of Ir. Agustono, MSi dan R. Kunto Adi, SP. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.
This thesis is based on the results of research aimed at aimed to assess the productivity, revenue, efficiency, usefulness, risk of farms rearing red fish cages in reservoirs and rainwater .
The basic method of research is analytical descriptive method. Determination of places in this research study done on purposive. Determination of the research site was chosen on the basis that there is a farming district Sukoharjo red fish rearing cages in the reservoir and rain puddles. In addition Sukoharjo district also has facilities in the development of aquaculture such as fish breeding centers .
The results average productivity in a time period of enlargement of farms rearing red tilapia cages reservoirs smaller than that of red fish farm rearing cages in a puddle of rain, this is because the area of land is different between the reservoirs and rainwater. Average production in the farming of red fish rearing cages in the reservoir is smaller than the farming of red cages in a puddle of rain water, which amounted to 133.125 Kg / Season is smaller than the average production of red tilapia fish rearing cages in the amount of rainwater 151.97 Kg / Season. Revenue that the revenue received by farmers fish cages in the reservoir is also larger, amounting to Rp 33,003,281.25 / Season is greater than the acceptance of farm rearing red fish cages in a pool of Rp 22,485,416.67 / Season. The amount of farm income rearing red fish cages in the reservoir is Rp 5.878.450,52 Season, while farm income rearing red fish cages in rain puddles of Rp 5.919.802,22/ Season.
commit to user
xv
commit to user
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di negara-negara
berkembang. Pertanian merupakan kegiatan manusia untuk
memperkembangkan tumbuh-tumbuhan maupun hewan dengan maksud
supaya tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut dapat lebih baik memenuhi
kebutuhan manusia. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi
suatu negara menduduki posisi yang sangat penting. Indonesia memiliki luas
lahan dan kondisi iklim yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
usaha pertanian.
Indonesia merupakan negara agraris yang mana sektor pertanian
mampu memegang peranan yang penting bagi kehidupan. Menurut
Soekartawi (1999), pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sub sektor, yaitu
tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Kelima
sub sektor pertanian tersebut bila ditangani dengan serius sebenarnya akan
mampu memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan
perekonomian Indonesia mendatang. Salah satu cara penanganannya yaitu
dengan berorientasi pada agrobisnis.
Perikanan sebagai salah satu sub sektor pertanian mempunyai
kedudu-kan yang unik dan spesifik dalam Pola Dasar Pembangunan Nasional, yang
perlu mendapat perhatian khusus mengingat dominannya faktor-faktor
geogra-fis, hidrografis serta jenis flora dan fauna perikanan yang sangat beragam.
Peranan sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama adalah
menghasilkan bahan pangan protein hewani, mendorong pertumbuhan
agroindustri melalui penyediaan bahan baku, meningkatkan devisa melalui
peningkatan ekspor hasil perikanan, menciptakan kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani nelayan, serta menunjang
pembangunan daerah (Anonim, 2004).
commit to user
Salah satu perwujudan serta usaha penyediaan pangan dan gizi yang
memadai adalah mencakup kebutuhan protein hewani. Protein merupakan
kebutuhan pokok disamping beras (karbohidrat). Makanan-makanan yang
kaya akan protein dapat menolong agar darah tetap merah, saraf dan otot tetap
sehat serta membentuk tulang-tulang gigi dan kuku menjadi keras dan kuat.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah
mengkonsumsi ikan. Ikan merupakan bahan makanan yang kaya akan zat-zat
gizi essensial, secara umum komposisi kandungan ikan sebagai berikut:
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Ikan Segar Secara Umum
No Bahan Penyusun Kandungan Gizi
1.
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa bahan penyusun ikan yang
paling utama adalah protein yaitu terdiri dari basah + 17% dan kering + 40 %.
Dapat dikatakan bahwa ikan merupakan sumber protein hewani yang penting.
Komposisi unsur lain yang cukup besar adalah lemak dan karbohidrat
disamping unsur-unsur lain yang ikut menyusun komposisi ikan. Selain
sebagai sumber protein ikan juga menghasilkan kalori yang cukup tinggi yaitu
sebesar + 200%.
Ikan nila merah merupakan salah satu jenis ikan yang dapat
dimasukkan ke dalam salah satu komoditas ekspor dari Indonesia.
Beberapa negara pengimpor ikan nila merah ini adalah Amerika Serikat,Arab
Saudi serta Kuwait.Ikan ini banyak diminati oleh banyak produsen maupun
konsumen ikan dikarenakan mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya
adalah dapat dibudidayakan diberbagai jenis air, kemampuannya dalam hal
commit to user
Selain itu ikan nila merah mempunyai tingkat daya tahan yang tinggi terhadap
perubahan cuaca, termasuk ikan pemakan segala yang mempunyai sistem
pencernaan yang sangat efisien. Kelebihan lainnya adalah laju
pertumbuhannya termasuk cepat, daging yang terdapat disisi tubuhnya sangat
tebal dan tekstur daging dan rasanya mirip dengan ikan kakap.
Hal ini sangat mendukung untuk berbudidaya ikan nila merah di
Kabupaten Sukoharjo. Karena terdapat lokasi yang sangat cocok untuk
budidaya ikan nila merah yaitu di waduk dan genangan air hujan.dengan
lokasi kabupaten sukoharjo yang sangat strategis sangat mendukung dan
berpotensi bagi budidaya ikan nila merah karamba untuk berkembang.
Perkembangan konsumsi akan bahan pangan khususnya protein
hewani, pakan, dan bahan baku industri semakin meningkat. Hal ini pula yang
terjadi dengan perkembangan perikanan di Kabupaten Sukoharjo yang
semakin berkembang pesat. Potensi perikanan di Kabupaten Sukoharjo cukup
tinggi mengingat keadaan geografis Kabupaten Sukoharjo yang sangat
mendukung yaitu dengan tersedianya tempat-tempat yang cocok untuk
budidaya perikanan dan sumber daya alam yang memadai. Disamping itu juga
tersedianya benih yang berkualitas dengan di tunjang dengan adanya balai
benih ikan dan unit pembenihan rakyat ( UPR ). Hal ini dapat dibuktikan
dengan semakin banyaknya jumlah konsumsi ikan nila merah di Kabupaten
Sukoharjo seperti terlihat pada Tabel 3 :
Tabel 2. Jumlah Konsumsi Ikan nila merah di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2011
Tahun Jumlah Konsumsi ( Kg/kap/th ) Laju Persentase (%) 2008
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah konsumsi ikan nila
commit to user
karena minat konsumsi ikan nila merah yang semakin meningkat, kesadaran
masyarakat akan kandungan gizi dan protein ikan nila merah yang cukup
tinggi, ikan nila merah merupakan ikan yang rendah kolesterol sehingga cocok
di konsumsi oleh semua orang dan juga ketersediaan di pasar yang cukup
banyak.
Ikan nila merah merupakan salah satu jenis komoditi yang cukup
diminati masyarakat, selain karena rasa dagingnya enak seperti ikan kakap,
harga ikan nila merah juga relatif terjangkau apabila dibandingkan dengan
komoditas perikanan lainnya. Harga ikan nila merah di pasaran hanya berkisar
antara Rp. 15.000/kg – Rp. 18.000/kg sedangkan untuk ikan kakap mencapai
Rp. 20.000/kg- Rp 25.000/kg. Kondisi perikaanan ikan nila merah karamba di
Kabupaten Sukoharjo yang semakin berkembang pesat secara otomatis
membuat jumlah unit karamba dan produksi juga semakin bertambah.
Berikut adalah jumlah produksi Ikan nila merah di Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2008-2011
Tabel 3. Jumlah Produksi Ikan nila merah di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2011
Tahun Jumlah Produksi (ton) Laju Persentase (%) 2008
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa budidaya ikan nila merah
karamba jumlah produksinya bertambah. Hal ini disebabkan karena semakin
bertambahnya lokasi genangan yang di manfaatkan oleh masyarakat sekitar
genangan. Data jumlah produksi ikan nila merah di Kabupaten Sukoharjo dari
tahun 2008–2011 menunjukkan perkembangan yang baik karena jumlah
produksi ikan nila merah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
sehingga budidaya pembesaran ikan nila merah karamba mempunyai potensi
commit to user
B. Perumusan Masalah
Usahatani adalah suatu bentuk organisasi faktor-faktor produksi untuk
memperoleh pendapatan bagi keluarga petani yang sebesar-besarnya dan
kontinu. Oleh karena itu, usahatani merupakan suatu usaha yang kompleks
dan unik.
Salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam usahatani
adalah menentukan usahatani apa yang akan diusahakan yang dapat
memberikan pendapatan dengan penggunaan sumber daya yang ada. Petani
berusaha untuk mengalokasikan penggunaan sumber daya tersebut
sebaik-baiknya agar diperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya. Petani
memperhitungkan pendapatan dengan membandingkan antara hasil yang
diterima pada saat panen dengan biaya yang telah dikeluarkan.
Usahatani pemeliharaan ikan nila merah di karamba merupakan salah
satu sumber produksi ikan dalam rangka menjaga keberlangsungan sektor
perikanan. Usahatani pembesaran ikan nila merah di karamba banyak diminati
oleh petani sebagai mata pencaharian yang merupakan sumber pendapatan
petani. Dalam melakukan usahataninya petani mempunyai tujuan yang ingin
dicapai yaitu bagaimana usahatani yang dilakukannya tersebut akan dapat
memberikan pendapatan dengan penggunaan sumber daya yang ada. Petani
berusaha untuk mengalokasikan penggunaan sumber daya tersebut
sebaik-baiknya agar diperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya.
Usahatani ikan nila sistem karamba di Kabupaten Sukoharjo
dilaksanakan di bekas alur sungai Bengawan Solo dan waduk sejak tahun
1997 aatas inisiatif warga yang ingin memanfaatkan genangan tersebut
daripada menjadi sarang nyamuk. Dari hasil uji coba pada tahun 1997 tersebut
usahatani ini mendapat sambutan yang baik dan terus mengalami
perkembangan. Dan dari lahan yang ada sudah ada tiga Kecamatan yang
melaksanakan usahatani nila di karamba pada genangan yaitu Kecamatan
Sukoharjo, Grogol dan Tawangsari sedangkan di waduk yaitu di Kecamatan
Bendosari. Dengan adanya perbedaan tempat memelihara ikan nila merah
commit to user
budidaya, sumber air dan lokasi budidaya berpengaruh terhadap penerimaan,
biaya dan pendapatan usaha tani
Sehubungan dengan ilustrasi di atas rumusan permasalahan dari
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba di
waduk berbeda daripada produktivitas usahatani pembesaran ikan nila
merah karamba pada genangan air hujan?
2. Apakah pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk
berbeda daripada pendapatan usahatani pembesaran ikan nila merah
karamba pada genangan air hujan?
3. Apakah usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan
usahatani pembesaran ikan nila merah karamba pada genangan air hujan
berbeda tingkat efisiensinya?
4. Apakah usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan
usahatani pembesaran ikan nila merah karamba pada genangan air hujan
sama-sama memberikan kemanfaatannya?
5. Apakah usaha pembesaran ikan nila merah di waduk dan genangan air
hujan menanggung resiko?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengkaji produktivitas pembesaran ikan nila merah karamba di waduk
dan genangan air hujan.
2. Mengkaji pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di
waduk dan genangan air hujan.
3. Mengkaji efisiensi dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba di
waduk dan genangan air hujan.
4. Mengkaji kemanfaatan dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba di
waduk dan genangan air hujan.
5. Mengkaji risiko usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan
commit to user
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah wawasan peneliti
terkait dengan bahan yang dikaji. Di samping itu, penelitian ini
dimaksudkan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah
satu syarat kelengkapan dalam meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi pemerintah dan pihak lembaga yang terkait sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan
faktor-faktor produksi.
3. Bagi pengusaha/petani, sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan dalam berusahatani.
4. Bagi pihak lain hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan
commit to user
II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Ikan nila merah (Oreochromis sp)
Berdasarkan taksonominya ikan nila merah Merah (Oreochromis
sp) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Perchomorphi Subordo : Perchoidae Famili : Chiclidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis sp
Ikan nila merah Merah (Oreochromis sp) merupakan jenis ikan
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Selain itu juga merupakan
komoditas penting dalam kegiatan usaha budidaya ikan air tawar. Bentuk
badan ikan nila merah Merah agak pipih kesamping dan tampak kekar.
Bentuk kepalanya relatif lancip dan bentuk punggungnya agak membusur.
Mulutnya terletak di ujung moncong dan tampak sedikit condong ke arah
bawah. Matanya berukuran sedang dan tampak sedikit menonjol dengan
hiasan berwarna putih kekuningan di sekeliling pupilnya. Warna tubuh di
bagian punggung lebih merah dibanding di bagian tengah dan bawah yang
cenderung berwarna merah muda hingga kuning keputihan. Sirip
punggungnya berukuran panjang dan ujungnya melewati pangkal ekor.
Sirip punggung ini terdiri dari jari-jari keras di bagian depan dan jari-jari
lemah di bagian belakangnya. Sirip ekornya berbentuk seperti kipas,
sedangkan sirip duburnya berbentuk lancip yang ujungnya melebihi
pangkal ekor (Rochdianto, 1991).
Ikan nila merah adalah salah satu komoditas budidaya yang
memiliki prospek pasar yang cukup tinggi. Selain mempunyai spesifik
commit to user
rasa, padat dagingnya, mudah disajikan dalam berbagai menu, juga
harganya relatif murah sehingga terjangkau oleh masyarakat luas. Terlebih
kini fillet nila merupakan komoditas ekspor yang mulai diminati oleh
negara-negara importir khususnya Amerika Serikat, sebagai alternatif
sumber protein non-kelesterol. Dengan keunggulan tersebut, usaha
budidaya ikan nila merah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
Ikan nila merah juga merupakan salah satu pilihan yang tepat dalam
menggantikan posisi ikan mas yang baru-baru ini mengalami kegagalan
akibat serangan virus KHV (Koi Herves Virus), yang menyebabkan
kematian massal pada usaha budidaya ikan mas (Anonim, 2010).
Peluang pengembangan bisnis perikanan diperkirakan akan terus
membaik seiring dengan meningkatnya permintaan ikan di pasaran, baik
disebabkan karena laju pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan
maupun pergeseran pola konsumsi, kebutuhan manusia akan makanan
sehat (healthy food) serta rasa ketidakamanan manusia untuk
mengkonsumsi daging ternak (Anonim, 2010).
Pertumbuhan ikan nila merah Merah cepat pada lingkungan ekologi
yang baik. Ikan nila merah merah dapat hidup dengan baik pada suhu
udara 15,5 sampai 39,0 °C. Suhu yang paling sesuai untuk hidupnya
adalah diatas 15,5 °C dan tidak sanggup menghadapi suhu dibawah 12,0
°C. (Asmawi, 1986).
Ukuran benih ikan nila merah yang disebarkan pada usaha budidaya
ikan nila merah berukuran 8 – 12 cm atau ukuran berat 30 gram/ ekor
dengan padat tebar 5 – 10 ekor/ m2 serta lama pemeliharaan 6 bulan
hingga ukuran berat ikan nila merah mencapai 400 – 600 gram/ekor.
Setelah masa pemeliharaan 4 – 6 bulan, ikan nila merah dapat dipanen.
Pada saat panen total ukuran ikan bervariasi di atas 50 gram/ ekor
commit to user
2. Karamba Apung
Budidaya ikan adalah salah satu cara untuk mengembangbiakkan
baik di kolam sawah sebagai mina padi maupun dengan keramba yang
belum dikembangkan di semua daerah. Budidaya ikan dalam keramba ini,
timbul karena suatu kebetulan, yang semula dilakukan oleh pedagang ikan
hidup di daerah Bandung untuk menampung ikan dagangannya yang
belum laku dijual. Ikan-ikan tersebut disimpan di dalam keramba dekat
rumah mereka. Akan tetapi ikan tersebut tetap hidup dan bahkan
bertambah besar, sehingga hal ini menimbulkan niat para pedagang untuk
membudidayakan ikan dalam keramba. Budidaya ikan dalam keramba ini
juga dianjurkan untuk menunjang kegiatan usaha perbaikan gizi keluarga
khususnya untuk daerah-daerah yang dekat dengan perairan untuk (sungai,
danau dan rawa-rawa. Budidaya ikan dalam keramba sangat berperan
dalam membantu melestarikan sumber air ini di perairan umum, karena
penangkapan yang dilakukan secara terus menerus akan mengganggu
kelestarian di perairan tersebut. Penangkapan ikan pada umumnya
dilakukan tanpa memperhatikan ukuran ikan. Dengan adanya sistim
budidaya ikan dalam keramba, maka diharapkan anak-anak ikan yang ikut
tertangkap akan dibudidayakan, sehingga akan mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi dibandingkan bila ditangkap waktu masih kecil. Secara garis
besar,peranan budidaya ikan dalam keramba adalah :
1. Mendukung usaha peningkatan pembinaan sumber hayati di perairan
umum.
2. Meningkatkan produksi yang bernilai ekonomi tinggi serta memenuhi
kebutuhankonsumsi ikan secara terus menerus.
3. Meningkatkan pendapatan Para petani ikan serta kesejahteraan petani
ikan sepanjangtahun.
4. Menghindari adanya masa paceklik bagi para nelayan dimana pada
musim barat paranelayan tidak dapat menangkap ikan.
5. Memperluas lapangan kerja bagi nelayan dan masyarakat secara umum.
commit to user
Sistem jaring apung atau inponding net adalah suatu wadah yang
terbuat dari bahan jarring yang diapungkan dalam air misalnya
waduk,danau, bendungan dan sebagainya untuk memelihara ikan. Sitem
ini biasanya hanya untuk pembesaran saja. Lokasi yang dipilih sebagai
tempat jarring terapung harus memenuhu syarat sebagai berikut:
1. Lokasi harus terlindung dari angin kencang serta hempasan gelombang
2. Kedalaman air antara 5 m - 10 m dan berarus horizontal
3. Bebas dari segala macam pencemaran baik fisik, kimia, biologi dan
tidak mempunyai pelepasan air ( stratifikasi air)
4. Sedapat mungkin lokasi mudah di jangkau baik oleh kendaraan roda
dua maupun roda empat. Lebih baik bila calon lokasi dekat dengan
tempat pemasaran ikan dan sumber sarana misalnya benih, pakan, dan
sebagainya (Anonim1,2010).
3. Produktivitas
Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
(input). Dengan kata lain bahwa produktivitas memliliki dua dimensi.
Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian
target berkaitan dengan kuaitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu
efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan
realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
4. Biaya
Biaya adalah nilai dari semua masukan ekonomik yang diperlukan,
yang dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu
produk. Dalam menghitung pengeluaran usaha ada bagian usaha yang
tidak dapat diperhitungkan didalamnya yaitu upah tenaga kerja keluarga,
biaya modal sendiri dan bunga tanah milik petani sendiri. Menurut
sifatnya, biaya usaha digolongkan menjadi :
commit to user
Biaya tetap yaitu biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh
besarnya produksi seperti pajak, penyusutan alat produksi, sewa tanah
dan lain-lain. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi
oleh besarnya produksi yang dikehendaki seperti bibit, pakan ternak,
biaya pembelian sarana produksi dan sebagainya.
b. Biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak dibayarkan
Biaya yang dibayarkan adalah biaya yang benar-benar
dikeluarkan oleh petani untuk usahanya seperti pupuk, pakan ternak,
upah tenaga kerja luar dan lain-lain. Sedangkan biaya yang tidak
dibayarkan dapat berupa penggunaan tenaga kerja keluarga, bunga
modal sendiri dan penyusutan modal.
c. Biaya langsung dan biaya tidak langsung
Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung digunakan
dalam proses produksi seperti pembelian pupuk, obat-obatan, bibit,
pajak, upah tenaga kerja luar, makanan ternak dan makanan tenaga
kerja luar. Biaya tidak langsung adalah biaya yang secara tidak
langsung digunakan dalam proses produksi seperti penyusutan modal
tetap dan biaya makan tenaga kerja keluarga (Prasetya, 1996).
Biaya yang digunakan dalam usaha menurut Hadisapoetra (1973)
meliputi :
a. Biaya alat-alat luar, adalah semua pengorbanan yang diberikan dalam
usaha untuk memperoleh pendapatan kotor kecuali bunga seluruh
aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan si pengusaha serta
upah tenaga kerja keluarga sebdiri.
b. Biaya mengusahakan, adalah biaya alat-alat dari luar ditambah dengan
tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah
yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar.
c. Biaya menghasilkan, adalah biaya mengusahakan ditambah dengan
bunga dari aktiva yang dipergunakan di dalam usaha.
Cara pengukuran tenaga kerja dengan menggunakan satuan hari
commit to user
usaha lebih cenderung menggunakan jam kerja orang karena yang disebut
hari kerja orang tidak selalu sama untuk semua tempat. Hal ini dipersulit
lagi dengan adanya sistem borong dalam usaha (sulit untuk
memperhitungkan HKO) (Soekartawi, 2002).
Selain biaya tenaga kerja, diantaranya juga ada biaya penyusutan.
Biaya penyusutan adalah biaya pengganti kerugian atau pengurangan nilai
disebabkan karena waktu dan cara penggunaan dari suatu modal tetap
(alat-alat, mesin dsb). Biaya penyusutan selama satu tahun diperhitungkan
dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai pada waktu
modal tersebut sudah tidak dapat dipergunakan lagi (Hadisapoetra, 1973).
5. Penerimaan
Penerimaan usaha adalah keseluruhan nilai hasil yang diperoleh dari
semua cabang usaha tani dan sumber dalam usaha yang dapat
diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran atau penaksiran kembali.
Menurut Hadisapoetra (1973), yang termasuk penerimaan usaha
adalah:
a. Jumlah uang yang diterima dari hasil penjualan dengan memngingat
akan adanya penerimaan pada permulaan dan pada akhir tahun.
b. Nilai dari pengeluaran-pengeluaran berupa bahan dari usaha kepada
rumah tangga dan keperluan pribadi dari petani kepada usaha-usaha
yang tidak termasuk usaha.
c. Nilai bahan yang dibayarkan sebagai upah tenaga kerja luar. Nilai
bahan yang dihasilkan dalam usaha yang diperlukan dalam usaha
sendiri sebagai bangunan-banguna tetap misalnya berupa untuk
perumahan, alat-alat dan sebagainya.
Menurut Prasetya (1996), penerimaan usaha dapat berwujud tiga hal
yaitu :
1. Nilai dari produk yang dikonsumsi sendiri oleh petani dan
keluarganya selama melakukan kegiatan usahanya seperti telur,
commit to user
2. Nilai dari keseluruhan produksi usaha yang dijual baik dari hasil
pertanaman, ternak, ikan maupun produk lainnya.
3. Kenaikan nila merahi inventaris, nilai benda-benda inventaris yang
dimiliki petani akan berubah-ubah setiap tahunnya. Karena ada
perbedaan nilai pada awal tahun dengan nilai pada akhir tahun
perhitungan.
6. Pendapatan
Pendapatan usaha merupakan selisih penerimaan usaha dengan
biaya usaha. Pendapatan mempunyai fungsi untuk digunakan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan melanjutkan kegiatan usaha petani. Sisa dari
pendapatan usaha adalah merupakan tabungan dan juga sebagai sumber
dana untuk memungkinkan petani mengusahakan kegiatan sektor lain.
Besarnya pendapatan usaha dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
petani dalam mengelola usahanya (Prasetya, 1996).
Menurut Djuwari (1994), analisis dalam usaha untuk meng-hitung
pendapatan usaha dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan pendapatan, digunakan jika usaha yang dikelola bersifat
subsisten atau tidak berorientasi keuntungan. Pendapatan merupakan
pengurangan penerimaan dengan total biaya luar yang secara nyata
dibayarkan untuk masukan dari luar .
2. Pendekatan keuntungan, digunakan jika usaha yang dikelola bersifat
komersial atau bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan.
Keuntungan merupakan hasil dari penerimaan dikurangi dengan total
biaya yang dikeluarkan untuk masukan dari luar dan ma-sukan milik
sendiri yaitu sewa tanah milik petani, upah tenaga kerja keluarga dan
bunga modal milik sendiri.
Menurut Hadisapoetra (1973) pendapatan petani dapat
diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya-biaya
alat luar dan dengan modal dari luar. Sedangkan pendapatan bersih dapat
diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya
commit to user
upah tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah
yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar.
7. Efisiensi
Pendapatan yang tinggi tidak selalu menunjukkan efisiensi yang
tinggi, karena kemungkinan penerimaan yang besar tersebut diperoleh dari
investasi yang besar. Efisiensi mempunyai tujuan memperkecil biaya
produksi persatuan produk yang dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan yang optimal. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tersebut adalah memperkecil biaya keseluruhan dengan mempertahankan
produksi yang telah dicapai untuk memperbesar produksi tanpa
meningkatkan biaya keseluruhan (Rahardi, 1999).
Efisiensi usaha dapat dihitung dari perbandingan antara besarnya
penerimaan dan biaya yang digunakan untuk berproduksi yaitu dengan
menggunakan R/C Rasio. R/C Rasio adalah singkatan Revenue Cost Ratio
atau dikenal dengan perbandingan ( nisbah ) antara penerimaan dan biaya.
Secara metematis sebagai berikut:
Efisiensi = C R
Keterangan :
R = Penerimaan
C = Biaya mengusahakan
Kriteria yang digunakan dalam penentuan efisiensi usaha adalah:
R/C > 1 berarti usaha yang dijalankan sudah efisien,
R/C = 1 berarti usaha yang dijalankan belum efisien atau usaha mencapai
titik impas
R/C < 1 berarti usaha yang dijalankan tidak efisien.
(Soekartawi, 1995).
8. Kemanfaatan Usaha
Menurut Sutrisno (1983), untuk mengetahui usaha yang secara
ekonomi mempunyai kemanfaatan yang lebih besar dengan menggunakan
commit to user
DB Selisih penerimaan usaha
=
DC Selisih biaya usaha Kriteria :
B/C > 1 Usaha A lebih memberikan kemanfaatan daripada usaha B.
B/C = 1 Usaha sama-sama memberikan kemanfaatan.
B/C < 1 Usaha tidak memberikan kemanfaatan atau tidak
menguntungkan
(Sutrisno, 1983).
9. Risiko
Risiko suatu investasi dapat diartikan sebagai probabilitas tidak
tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan, atau kemungkinan return
yang diterima menyimpang dari keadaan yang diharapkan. Makin besar
penyimpangan tersebut berarti makin besar risikonya. Risiko investasi
mengandung arti bahwa return di waktu yang akan datang tidak dapat
diketahui, tetapi hanya dapat diharapkan ( Soekartawi, 1999).
Untuk mengukur risiko secara statistik menggunakan koefisien
variasi (KV). Dimana batas bawah pendapatan (L) menunjukkan nilai
nominal terendah yang mungkin diterima oleh pengusaha. Apabila nilai L
³0, maka pengusaha tidak akan mengalami kerugian. Sebaliknya apabila
nilai L£ 0 maka dapat disimpulkan bahwa setiap proses produksi ada
peluang kerugian yang akan diterima pengusaha (Hernanto, 1993).
Untuk menghitung besarnya risiko usaha pembesaran ikan nila
merah karamba adalah dengan menggunakan perhitungan koefisien variasi
dan batas bawah keuntungan.
Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus
commit to user
keuntungan yang akan diperoleh, secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut :
keterangan :
CV (coefficientofvariation) = koefisien variasi usaha
V = simpangan baku keuntungan (Rupiah)
E = keuntungan rata-rata usaha (Rupiah)
10.Penelitian Terdahulu
Menurut hasil penelitian Rahayu (2003) di Kabupaten Sukoharjo
yang membandingkan usaha ikan nila dan ikan patin sistem karamba
menunjukkan bahwa rata-rata karamba yang diusahakan per usaha pada
ikan nila adalah 5 unit dengan masa produksi 5 bulan dan pada usaha ikan
patin 6 unit dengan masa produksi 8 bulan.
Hasil penelitian pada usaha ikan nila sistem karamba dalam satu kali
masa produksi (5 bulan) rata-rata biaya mengusahakan sebesar Rp
806.977,08 per karamba/masa produksi.rata-rata penerimaan sebesar
Rp.1.101.000,00 per karamba/masa produksi. Rata-rata pendapatan
sebesar Rp. 294.002,00 per karamba/masa produksi. Sehingga rata-rata
pendapatan per bulan sebesar Rp. 58.804,58. Sedangkan pada ikan patin
sistem karamba dalam satu kali masa produksi ( 8 bulan ) rata-rata biaya
mengusahakan sebesar Rp. 1.056.999,11 per karamba/masa produksi..
rata-rata penerimaan sebesar Rp. 1.725.000,00 per karamba/masa
produksi.Rata-rata pendapatan sebesar Rp.668.000,89 per karamba/masa
produksi. Seingga rata-rata pendapatan per bulan sebesar Rp. 83.500,11.
Hasil uji statistika menunjukkan bahwa terdapat beda nyata antara
pendapatan usaha ikan nila sistem karamba dengan ikan patin sistem
karamba. Sehingga rata-rata pendapatan usaha ikan patin sistem karamba (
Rp. 83.500,11/karamba/bulan) lebih besar dari pendapatan usaha ikan
commit to user
Efisiensi (R/C ratio) usaha ikan nila sistem karamba1,4. Efisiensi
(R/C ratio ) ikan patin 1,6 sehingga usaha ikan patin lebih efisien daripada
usaha ikan nila sistem karamba.
B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Usaha merupakan suatu bentuk organisasi faktor-faktor produksi
untuk mendatangkan pendapatan keluarga petani yang sebesar-besarnya
secara kontinyu melalui pertanian. Usaha ini bertujuan untuk memperoleh
pendapatan bagi keluarga petani dalam hal ini khususnya sub sektor
perikanan.
Besarnya pendapatan ini dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
petani dalam mengelolanya. Untuk mencapai keberhasilan dalam usaha
tersebut akan dipengaruhi oleh besarnya biaya yang dikeluarkan dan
penerimaan yang diperoleh dalam satu musim tanam.
Penerimaan atau pendapatan kotor merupakan keseluruhan
pendapatan yang diperoleh dari semua cabang dan sumber dalam usaha
selama satu tahun, yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan,
pertukaran, atau penaksiran kembali. Dalam menaksir penerimaan usaha ini
semua komponen produk yang tidak dijual dinilai berdasarkan harga di
tingkat petani.
Untuk mengetahui produktivitas dari pembesaran ikan nila merah
karamba di waduk dan genangan air hujan hujan dapat diperoleh dari
produksi masing-masing usaha pembesaran ikan nila merah karamba,
kemudian dibagi dengan luas lahan.
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Hasil produksi usaha (Ku/UT) Luas (m2)
Sebagai suatu kegiatan ekonomi, maka usaha pembesaran ikan nila
merah karamba tidak terlepas dari prinsip ekonomi dimana segala tindakan
dilakukan dengan pertimbangan antara biaya yang harus dikeluarkan dengan
pendapatan yang akan diterima. Keberhasilan usaha akan dinilai dari biaya
commit to user
biaya mengusahakan, terdiri dari biaya sarana produksi (benih, pakan), biaya
tenaga kerja luar, biaya tenaga kerja keluarga, biaya penyusutan, biaya
pengangkutan, biaya selamatan dan biaya sewa. Sedang yang dimaksud
dengan penerimaan adalah besarnya produk yang dihasilkan dikalikan dengan
harga jual produk. Selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan
merupakan pendapatan usaha.
Dalam penelitian ini, untuk menghitung besarnya pendapatan usaha
(Hadisapoetra, 1973) dihitung dengan menggunakan rumus :
Pd U = Pr U – Bm
= Hx.Y - Bm
Keterangan :
Pd U : Pendapatan usaha (Rp/UT/MT)
Pr U : Penerimaan usaha (Rp/UT/TT)
BU : Biaya usaha (Rp/UT/MT)
Hx : Harga produksi usaha ( Rp/Kg)
Y : Hasil produksi usaha (Kg/UT/MT)
Bm : Biaya mengusahakan usaha (Rp/UT/MT)
Suatu usaha perlu dikaji efisiensi terutama dari segi ekonomi. Apakah
dengan melakukan usaha tersebut tujuan dari petani untuk menambah
pendapatan tercapai atau malah sebaliknya petani mengurangi pendapatannya
untuk melakukan usahanya dan apakah usaha tersebut memberikan manfaat
sesuai yang diinginkan. Pendapatan yang tinggi belum tentu memberikan
efisiensi yang tinggi pula maka untuk mengetahui efisiensi usaha yang
diusahakan dilakukan dengan membandingkan penerimaan dengan biaya
yang dikeluarkan. Untuk mengukur besarnya efisiensi usaha digunakan
konsep pengukuran R/C ratio, yaitu : (Soekartawi, 2002)
R/C Ratio = BU
U Pr
Keterangan:
Pr U : Penerimaan usaha (Rp/U/MT)
commit to user
Kriteria :
R/C > 1, berarti usaha efisien.
R/C = 1, berarti usaha “break even point”/ belum efisien
R/C< 1, berarti usaha tidak efisien.
Untuk mengetahui secara ekonomi usaha manakah yang lebih layak
untuk diusahakan digunakan analisis Increamental B/C Ratio. Increamental
B/C Ratio ini merupakan perbandingan antara manfaat yang diterima dengan
biaya yang dikeluarkan.
Increamental B/C Ratio dinyatakan dengan rumus :
ΔC
DB Selisih penerimaan usaha (Rp).
=
DC Selisih biaya usaha (Rp). Kriteria :
B/C > 1 Usaha memberikan kemanfaatan atau lebih menguntungkan
B/C = 1 Usaha sama-sama memberikan kemanfaatan .
B/C < 1 Usaha tidak memberikan manfaat atau tidak menguntungkan.
Analisis statistika untuk menguji perbandingan produktifitas/
pendapatan/efisiensi usaha pembesaran ikan nila merah karamba di
waduk/genangan menggunakan uji t (t-test). Sebelum dilakukan uji t,
dilakukan uji keragaman (uji-F) terlebih dahulu.
Rumus uji keragaman (uji-F) tersebut adalah :
commit to user
Kriteria pengambilan keputusan :
a. Jika F hitung < F tabel (tingkat kepercayaan 95%, berarti dinyatakan
varians homogen. Jika n1 = n2 maka digunakan uji t-test dengan memakai
ru-mus polled varians atau separated varians dengan ketentuan
dk = n1 + n2 – 2. Dan jika n1≠ n2 maka digunakan rumus pooled varians.
b. Jika F hitung ≥ F tabel, berarti dinyatakan varian tidak homogen. Jika
n1=n2 maka digunakan uji t-test dengan memakai rumus polled varians
atau separated varians dengan ketentuan dk = n1 – 1 atau n2 – 1. Dan jika
n1≠ n2 maka digunakan rumus separated varians
Rumus polled varians :
ë
û
X = Rata-rata Produktivitas /Pendapatan / Efisiensi pada usaha ikan nila merah karamba di waduk (Rp).
2
X = Rata-rata Produktivitas /Pendapatan / Efisiensi pada usaha ikan
nila merah karamba di genangan (Rp).
Sd12 = Varian Produktivitas /Pendapatan / Efisiensi pada usaha ikan
nila merah karamba di waduk.
Sd22 = Varian Produktivitas /Pendapatan / Efisiensi pada usaha ikan nila
merah karamba
digenangan.
n1 = Jumlah petani sampel usaha ikan nila merah karamba di waduk.
n2 = Jumlah petani sampel usaha ikan nila merah karamba di genangan.
commit to user
a. Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis (Hi) diterima yang berarti ada beda
nyata. Jadi Produktivitas /Pendapatan / efisiensi usaha ikan nila merah
karamba di waduk berbeda daripada usaha ikan nila merah karamba di
genangan.
b. Jika t hitung ≤ t tabel, maka hipotesis (Hi) ditolak yang berarti tidak ada
beda nyata. Jadi Produktifitas /Pendapatan / efisiensi usaha ikan nila merah
karamba di waduk tidak berbeda atau sama dengan usaha ikan nila merah
commit to user
Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Skema Kerangka Teori Pendekatan Masalah Biaya Mengusahakan
Penerimaan Total
Analisis Usaha
a. Produktifitas b. Pendapatan c. Efisiensi d. Kemanfaatan e. Risiko
Waduk Genangan Air Hujan
Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba
Masukan (input)
Proses Pembesaran
Keluaran (Output)
Input Biaya
commit to user
C. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Usaha pembesaran ikan nila merah karamba adalah pemeliharaan benih
ikan nila merah di karamba ikan nila merah dari bibit menjadi ikan
konsumsi dimana karamba adalah suatu wadah yang terbuat dari bahan
jaring yang diapungkan dalam air misalnya waduk, danau, genangan air
hujan, bendungan dan sebagainya untuk memelihara ikan.
2. Produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba adalah hasil
produksi yang dihasilkan pada satu masa pembesaran per luas karamba
yang digunakan dan dinyatakan dalam satuan kuintal (Ku/m2).
3. Biaya usaha pembesaran ikan nila merah karamba adalah biaya
mengusahakan yang merupakan biaya alat-alat luar yang dikeluarkan oleh
petani dalam kegiatan usahanya yang meliputi sarana produksi, tenaga kerja,
lain-lain dan penyusutan yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/U/MP).
4. Penerimaan usaha pembesaran ikan nila merah karamba merupakan nilai
produk total dari usaha pembesaran ikan nila merah yang diterima oleh
petani, penerimaan dihitung dengan mengalikan jumlah produk dengan
harga jual yang dinyatakan dalam rupiah (Rp/U/MP).
5. Pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba adalah pendapatan
dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba yang diperhitungkan dari
selisih antara total penerimaan petani dengan total biaya mengusahakan
yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha pembesaran ikan nila merah
karamba yang dinyatakan dalam Rp/U/MP.
6. Efisiensi usaha pembesaran ikan nila merah karamba adalah perbandingan
antara penerimaan usaha pembesaran ikan nila merah karamba dengan
biaya usaha pembesaran ikan nila merah karamba, dengan kriteria :
1. R/C > 1, berarti usaha pembesaran ikan nila merah karamba efisien.
2. R/C = 1, berarti usaha pembesaran ikan nila merah karamba “break
even point”/belum efisien
3. R/C < 1, berarti usaha pembesaran ikan nila merah karamba tidak
commit to user
7. Kemanfaatan usaha ikan nila merah karamba adalah tingkat kontrribusi
dimana usaha pembesaran ikan nila merah karamba memberikan manfaat
bagi petani. untuk mengetahui usaha yang secara ekonomi mempunyai
kemanfaatan yang lebih besar dengan menggunakan Increamental Benefit
Cost Ratio. Increamental B/C Ratio
Kriteria :
B/C > 1 Usaha ikan nila merah karamba di waduk lebih memberikan
kemanfaatan daripada usaha ikan nila merah karamba di
genangan air hujan.
B/C = 1 Usaha ikan nila merah karamba di waduk memberikan
kemanfaatan yang sama dengan usaha ikan nila merah karamba
di genangan air hujan.
B/C < 1 Usaha ikan nila merah karamba di waduk tidak memberikan
kemanfaatan atau tidak menguntungkan
8. Risiko usaha
Risiko usaha pembesaran ikan nila merah karamba merupakan
kemungkinan terjadinya kondisi merugi yang dihadapi oleh petani nila
karamba.
Untuk mengukur risiko secara statistik menggunakan koefisien
variasi (KV). Dimana batas bawah pendapatan (L) menunjukkan nilai
nominal terendah yang mungkin diterima oleh pengusaha. Apabila nilai L
³0, maka pengusaha tidak akan mengalami kerugian. Sebaliknya apabila
nilai L£ 0 maka dapat disimpulkan bahwa setiap proses produksi ada
peluang kerugian yang akan diterima pengusaha.
D. Pembatasan Masalah
1. Petani sampel yang dimaksud adalah seseorang yang mengusahakan usaha
pembesaran ikan nila merah karamba, minimal mengusahakan 2-3
karamba yang di usahakan di waduk dan genangan air hujan hujan.
commit to user
E. Hipotesis
1. Pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk diduga
berbeda daripada pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba
pada genangan air hujan.
2. Produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk diduga
berbeda daripada produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah
karamba pada genangan air hujan.
3. Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk diduga berbeda
tingkat efisien daripada usaha pembesaran ikan nila merah karamba pada
genangan air hujan hujan.
4. Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan usaha
pembesaran ikan nila merah karamba pada genangan air hujan hujan di
duga sama-sama memberikan kemanfaatan.
5. Diduga usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan usaha
pembesaran ikan nila merah karamba pada genangan air hujan mempunyai
risiko.
F. Asumsi-asumsi
1. Petani bertindak rasional dalam berusaha, artinya selalu berusaha
memperoleh pendapatan yang tertinggi.
2. Keadaan daerah penelitian seperti iklim, keadaan air dan serangan hama
penyakit yang berpengaruh terhadap kegiatan usaha pembesaran ikan nila
merah bersifat normal.
3. Harga ikan nila merah dan harga sarana produksi berdasarkan harga yang
berlaku di wilayah penelitian pada waktu penelitian.
commit to user
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitik. Deskriptif analitik memiliki ciri-ciri memusatkan diri pada
pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan aktual dimana
data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis Sedangkan teknik pelaksanaanya dengan teknik survey, yaitu cara
pengumpulan data dari sejumlah unit atau individual dalam jangka waktu
yang bersamaan melalui alat pengukur berupa daftar pertanyaan yang
berbentuk kuesioner (Surakhmad, 1994).
B. Metode Penentuan Sampel
1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan sengaja di Kabupaten Sukoharjo
dengan pertimbangan bahwa di Kabupaten Sukoharjo terdapat usahatani
pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan.
Selain itu Kabupaten Sukoharjo juga memiliki fasilitas-fasilitas dalam
pengembangan usaha budidaya perikanan yang berupa balai benih ikan.
Pada tahun 2009 produksi dari usahatani pembesaran ikan nila merah
karamba di Kabupaten Sukoharjo mencapai 343,130 ton dengan jumlah
karamba pembudidayaan ikan nila merah sebanyak 1334 unit (Dinas
Pertanian Kabupaten Sukoharjo, 2009).
commit to user
Tabel 4 Jumlah Petani, Jumlah Karamba dan Luas Karamba Budidaya pembesaran ikan nila merah karamba di Kabupaten Sukoharjo.
No
Sumber : Dinas Pertanian Sub Perikanan Kabupaten Sukoharjo, 2010
Berdasarkan data Tabel 4 menunjukkan petani yang mengusahakan
pembesaran ikan di genangan air hujan lebih banyak dari pada di waduk,
terlihat dari 3 Kecamatan yang mengusahakan di genangan air hujan dan 1
yang mengusahakan di waduk. Jumlah unit karambanyapun rata-rata lebih
banyak yang di genangan air hujan dan juga luasa karamba itu sendiri. Di
pilih Kecamatan Bendosari sebagai Kecamatan sampel untuk budidaya ikan
nila merah karamba di waduk sedangkan Kecamatan Sukoharjo,
Kecamatan Grogol, Kecamatan Tawangsari sebagai Kecamatan sampel
untuk budidaya ikan nila merah karamba di genangan air hujan dengan
pertimbangan bahwa pada Kecamatan tersebut merupakan sentra produksi
ikan nila merah Karamba di Kabupaten Sukoharjo yang di budidayakan di
waduk dan genangan air hujan sehingga akan dapat mewakili keadaan
sebenarnya usaha pembesaran ikan nila merah Karamba di Kabupaten
Sukoharjo.
2. Metode Penentuan Responden
Singarimbun dan Efendi (1989) menyatakan bahwa bila data
dianalisis dengan statistik parametik, maka jumlah sampel harus besar
sehingga dapat mengikuti distribusi normal. Sampel yang jumlahnya besar
commit to user
Penentuan petani sampel untuk pembesaran ikan nila merah karamba
di waduk dilakukan secara sensus dimana seluruh petani sampel menjadi
responden. Kecamatan Bendosari merupakan satu-satunya Kecamatan yang
membudidayakan ikan nila merah karamba di waduk dimana yang diamati
dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 orang. Hal ini dikarenakan hanya
terdapat satu Kecamatan yaitu Kecamatan Bendosari yang membudidayakan
ikan nila merah karamba di waduk, sehingga seluruh petani pembesaran
ikan nila merah karamba pada Kecamatan tersebut dijadikan sebagai
responden. Adapun jumlah petani pembesaran ikan nila merah karamba
pada genangan air hujan yang dijadikan sebagai sampel adalah sebanyak 30
orang.
Penentuan jumlah sampel petani untuk budidaya ikan nila merah
karamba di genangaan air hujan dari masing-masing desa dilakukan secara
proporsional, yaitu penentuan jumlah sampel berdasarkan jumlah
populasinya dengan menggunakan rumus:
ni = N Nk
x 30
Dimana :
ni : Jumlah petani sampel dari setiap Kecamatan
Nk : Jumlah petani dari tiap Kecamatan sampel yang memenuhi syarat
sebagai petani sampel
N : Jumlah petani dari seluruh Kecamatan sampel yang memenuhi
syarat sebagai petani sampel
30 : Jumlah seluruh petani sampel yang dikehendaki
Dengan menggunakan rumus diatas, maka jumlah petani sampel dari
commit to user
Tabel 5. Penentuan Jumlah Responden Usaha Pembesaran Ikan nila merah Karambadi Kabupaten Sukoharjo
No
Kecamatan
Sampel Petani Pembesaran Ikan nila merah Karamba
di Waduk
Sampel Petani Pembesaran Ikan nila
merah Karamba di Genangan
1 Grogol - 8
2 Sukoharjo - 21
3 Tawangsari - 1
4 Bendosari 16 -
Jumlah 16 30
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah petani sampel
untuk Pembesaran Ikan nila merah Karamba di Waduk yaitu di Kecamatan
Bendosari sebanyak 21 orangpetani ikan nila merah Karamba namun pada
kenyataannya jumlah petani hanya 16 orang jadi petani sampel yang di
ambil untuk yang di waduk sebanyak 16 orang. Sedangkan Pembesaran Ikan
nila merah Karamba di Genangan air hujan terdapat 30 orang petani ikan
nila merah karamba yang terdiri dari dari Kecamatan Grogol sebanyak 8
orang petani ikan nila merah Karamba, Kecamatan Sukoharjo sebanyak 21
orang petani ikan nila merah Karamba, Kecamatan Tawangsari sebanyak 1
orang petani ikan nila merah Karamba. Cara pengambilan sampel untuk
yang di Waduk dilakukan secara sensus yaitu seluruh petani sampel menjadi
responden sedangkan untuk yang di genangan menggunakan simple random
sampling yaitu pengambilan responden secara acak.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari petani
yang mendukung dalam penelitian. Data primer dapat berupa
karakteristik petani, penggunaan sumber produksi, besarnya produksi,
besarnya biaya usahatani dan penerimaan usahatani. Secara teknis dapat
dilakukan dengan cara wawancara kepada petani selaku responden dan
commit to user
cara observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap obyek
penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengutip
data laporan maupun dokumen dari lembaga atau instansi yang ada
hubungannya dengan penelitian, dalam hal ini adalah Badan Pusat
Statistik (BPS) dan Dinas Perikanan Kabupaten Sukoharjo. Secara teknis
data sekunder dapat dilakukan dengan cara pencatatan.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik ini dilakukan untuk pengumpulan data primer berdasarkan
daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
2. Pencatatan
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu
dengan mencatat data yang telah ada pada instansi atau lembaga terkait
yang diperlukan dalam penelitian ini.
3. Observasi
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung pada obyek yang akan diteliti.
E. Metode Analisis Data
1. Untuk mengetahui produktivitas pembesaran ikan nila merah karamba
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
)
2. Untuk mengetahui pendapatan usahatani pembesaran ikan nila merah
karamba menggunakan rumus :
Pd U = Pr U – Bm