• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPARATIF USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH KARAMBA DI WADUK DAN GENANGAN AIR HUJAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KOMPARATIF USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH KARAMBA DI WADUK DAN GENANGAN AIR HUJAN DI KABUPATEN SUKOHARJO"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS KOMPARATIF USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH KARAMBA

DI WADUK DAN GENANGAN AIR HUJAN

DI KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

AGUS EKO PURNOMO

H 0306002

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

i

ANALISIS KOMPARATIF USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH KARAMBA

DI WADUK DAN GENANGAN AIR HUJAN

DI KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

Agus Eko Purnomo

H 0306002

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

ii

ANALISIS KOMPARATIF USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH KARAMBA

DI WADUK DAN GENANGAN AIR HUJAN

DI KABUPATEN SUKOHARJO

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

AGUS EKO PURNOMO

NIM. H0306002

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : 20 Juli 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Ir. Agustono,MSi NIP. 196408001990031004

Anggota I

R. Kunto Adi, SP, MP NIP. 19731017 200312 1 002

Anggota II

Mei Tri Sundari, SP, MSi. NIP. 197805032005012002

Surakarta, Juli 2012

Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

(4)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Komparatif Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan

Genangan Air Hujan di Kabupaten Sukoharjo”.

Usaha yang terbaik senantiasa dilakukan dan menjadikan akhir dari

pelaksanaan penelitian terwujud dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul

“Analisis Komparatif Usaha pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan

Genangan Air Hujan di Kabupaten Sukoharjo”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan

bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini penulis tujukan terutama kepada :

1. Allah SWT atas segalanya yang telah diberikan kepada Penyusun.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, M.P. selaku ketua komisi sarjana Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Ibu Mei Tri Sundari, SP., M.Si, selaku pembimbing akademik dan penguji

skripsi, bimbingan serta arahan kepada Penyusun selama menempuh

pembelajaran di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak Ir. Agustono, M.Si., selaku Pembimbing Utama Skripsi dan penguji

skripsi, yang dengan sabar memberikan nasihat, bimbingan, arahan dan

(5)

commit to user

iv

7. Bapak R. Kunto Adi, SP., MP. selaku pembimbing pendamping dan penguji

skripsi atas diskusi, bimbingan, serta arahan kepada Penyusun.

8. Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo, Dinas Pertanian dan

Perikanan, serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo yang telah

memberikan ijin penelitian serta menyediakan data-data yang diperlukan bagi

penulis.

9. Ayah, ibu, adek dan semua saudara-saudara atas do’a, cinta, serta kesabaran

yang senantiasa mengalir.

10. Keluarga besar Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret angkatan 2006.

11. Seluruh responden dan semua pihak yang telah membantu kelancaran penulis

dalam penelitian maupun penyusunan skripsi.

Penulis sadari bahwa sesungguhnya karya ini hanya sedikit memberikan

kontribusi bagi pihak pemerintah Kabupaten Sukoharjo maupun bagi almamater.

Namun begitu besar memberikan kemanfaatan bagi penulis. Dengan segala

keren-dahan hati penulis berharap dibalik kekurangsempurnaan karya ini masih ada

manfaat yang bisa diberikan baik bagi penulis sendiri, bagi pihak almamater dapat

menjadi tambahan referensi, dan bagi pembaca semoga bisa dijadikan tambahan

pengetahuan.

Surakarta, Juli 2012

(6)

commit to user

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 18

C. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ... 24

D. Pembatasan Masalah ... 26

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 27

(7)

commit to user

vi

3. Observasi ... 31

E. Metode Analisis Data ... 31

1. Analisis Produktivitas ... 31

2. Analisis Pendapatan ... 31

3. Analisis Efisiensi... 32

4. Analisis Kemanfaatan ... 35

5. Analisis Risiko ... 35

IV.KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ... 38

A. Keadaan Alam ... 38

1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... 38

2. Topografi Daerah ... 38

3. Jenis Tanah ... 40

4. Keadaan Iklim ... 41

B. Keadaan Penduduk ... 41

1. Pertumbuhan Penduduk ... 41

2. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin ... 43

3. Keadaan Penduduk menurut Kelompok Umur ... 44

4. Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian ... 45

C. Keadaan Pertanian ... 47

D. Keadaan Perikanan ... 48

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Usaha Pembesaran ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan ... 49

B. Karakteristik Petani Sampel ... 50

C. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja ... 52

D. Biaya dan Pendapatan Usaha ... 56

E. Analisis Perbandingan Produtivitas,Pendapatan,Efisiensi ... 62

F. Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha ... 64

G. Analisis Risiko ... 65

VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(8)

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Ikan Segar Secara Umum ... 2

Tabel 2. Jumlah Konsumsi Ikan nila merah di Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2008-2011 ... 3

Tabel 3. Jumlah Jumlah Produksi Ikan nila merah di Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2008-2011 ... 4

Tabel 4. Jumlah Petani, Jumlah Karamba dan Luas Karamba Budidaya pembesaran ikan nila merah karamba di

Kabupaten sukoharjo... 28

Tabel 5. Penentuan Jumlah Responden Usaha Pembesaran Ikan

nila merah Karambadi Kabupaten Sukoharjo ... 30

Tabel 6. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten SukoharjoTahun

2001-2010 ... 42

Tabel 7. Keadaan Penduduk Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan

Bendosari menurut Jenis Kelamin Tahun 2008 ... 43

Tabel 8. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 ... 44

Tabel 9. Banyaknya Penduduk (15 tahun keatas) yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2009 ... 45

Tabel 10. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Hasil Pertanian di

Kabupaten Sukoharjo Selama 5 Tahun (2005-2009) ... 47

Tabel 11. Banyaknya Produksi Perikanan Darat Menurut Sub

Sektor di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009 ( Ton ) ... 48

Tabel 12. Karakteristik petani sampel Usaha pembesaran ikan nila

merah karamba di waduk dan genangan air hujan ... 51

Tabel 13. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan

genangan air dalam Satu Kali Musim Tanam Tahun 2011 ... 53

Tabel 14. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba Dalam Satu Kali Masa

Pembesaran Tahun 2011 ... 54

Tabel 15. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air dalam

(9)

commit to user

viii

Tabel 16. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air dalam

Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011 ... 57

Tabel 17. Rata-rata Biaya Lain-lain Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air dalam

Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011 ... 59

Tabel 18. Rata-rata Biaya Mengusahakan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air

dalam Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011 ... 60

Tabel 19. Rata-rata Pendapatan Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air dalam satu kali

masa pembesaran Tahun 2011 ... 61

Tabel 20. Rata-rata Produktifitas Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air dalam satu

kali masa pembesaran Tahun 2011 ... 62

Tabel 21. Hasil Analisis R/C Ratio pada Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air

Hujan Tahun 2011 ... 64

Tabel 22. Risiko dan Batas Bawah Keuntungan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan

(10)

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

(11)

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1 Identitas Sampel Petani Pembesaran Ikan Nila Merah

Karamba di Waduk ... 71

2. Penggunaan Sarana Produksi Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah di Waduk Dalam Satu Kali Masa Pembesaran

di Kabupaten Sukoharjo ... 72

3. Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Pada Usaha PembesaranIkan Nila Merah Karamba di waduk Dalam

Satu Kali Masa Pembesaran di Kabupaten Sukoharjo ... 73

4 Biaya Lain-lain Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk Dalam Satu Kali Masa Pembesaran

Tahun 2011 ... 74

5 Biaya Penyusutan Peralatan Dalam Satu Kali Masa Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk Tahun

2011 ... 75

6 Total Biaya Usaha Pembesaran Ikan Nila Karamba di

Waduk Pada Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011 ... 76

7 Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk Pada Satu Kali

Pembesaran Tahun 2011 ... 77

8 Produktifitas Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk Pada Satu Kali Pembesaran Tahun

2011 ... 78

9 Identitas Sampel Petani Pembesaran Ikan Nila Merah

Karamba di Genangan Air Sungai ... 79

10 Penggunaan Sarana Produksi Usaha Pembesaran Ikan

Nila Merah Karamba ... 80

11 Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Pada Usaha PembesaranIkan Nila Merah Karamba di Genangan Air

Dalam Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011 ... 81

12 Biaya Lain-lain Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Genangan Air Dalam Satu Kali Masa Pembesaran Tahun

2011 ... 82

13 Biaya Penyusutan Peralatan Dalam Satu Kali Masa Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Genangan Air

(12)

commit to user

xi

14 Total Biaya Usaha Pembesaran Ikan Nila Karamba di Genangan Air Pada Satu Kali Masa Pembesaran Tahun

2011 ... 84

15 Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di genangan Air Pada Satu Kali Pembesaran Tahun 2011 ... 85

16 Produktifitas Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk Pada Satu Kali Pembesaran Tahun 2011 ... 86

17 Analisis uji t Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan Pada Satu Kali Pembesaran Per Usaha Tahun 2011 ... 87

18 Resiko Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk Pada Satu Kali Pembesaran Per Usaha Tahun 2011 ... 95

29 Resiko Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk Pada Satu Kali Pembesaran Per Usaha Tahun 2011 ... 96

20 Analisis B/C rasio Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan Pada Satu Kali Pembesaran Per Usaha Tahun 2011 ... 97

21 Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan Pada Satu Kali Pembesaran Tahun 2011 ... 98

22 Kuisioner ... 99

23 Peta Kabupaten Sukoharjo ... 104

24 Perijinan Penelitian ... 105

(13)

commit to user

xii

ANALISIS KOMPARATIF USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH KARAMBA DI WADUK DAN GENANGAN AIR HUJAN DI KABUPATEN

SUKOHARJO

Agus Eko Purnomo H 0306002

RINGKASAN

Agus Eko Purnomo. H 0306006. 2012. Analisis Komaratif Usaha

Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan di Kabupaten Kudus. Di bawah bimbingan Ir. Agustono, MSi dan R. Kunto Adi, SP. MP. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan yang bertujuan untuk mengkaji produktifitas, pendapatan, efisiensi, kemanfaatan dan resiko dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan

Metode dasar penelitian adalah metodedeskriptif analitik. Penentuan tempat penelitian dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). Penentuan tempat penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa di Kabupaten Sukoharjo terdapat usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan. Selain itu Kabupaten Sukoharjo juga memiliki fasilitas-fasilitas dalam pengembangan usaha budidaya perikanan seperti balai benih ikan.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produktivitas dalam satu kali masa pembesaran (MP) dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk lebih kecil dibanding dengan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan hujan, hal ini dikarenakan luasan kolam berbeda antara waduk dan genangan air hujan . Rata-rata produksi pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk lebih kecil daripada Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan, yaitu sebesar 133,125 Kg/MP yang lebih kecil daripada rata-rata produksi pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan yang besarnya 151,97 Kg/MP. Penerimaan yang diperoleh penerimaan yang diterima petani ikan karamba di waduk juga lebih besar, yaitu sebesar Rp 33.003.281,25 / MP yang lebih besar daripada penerimaan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan sebesar Rp 22.485.416,67/MP . Besarnya pendapatan Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk adalah Rp 5.878.450,52MP, sedangkan pendapatan Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan sebesar Rp 5.919.802,22/ MP.

(14)

commit to user

xiii

(15)

commit to user

xiv

THE COMPARATIVE ANALYSIS OF INDIGO RED FISH ENLARGEMENT BY KARAMBA SYSTEM IN RESERVOIR AND

RAINWATER IN SUKOHARJO DISTRICT Rainwater in Sukoharjo District.Under the guidance of Ir. Agustono, MSi dan R. Kunto Adi, SP. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.

This thesis is based on the results of research aimed at aimed to assess the productivity, revenue, efficiency, usefulness, risk of farms rearing red fish cages in reservoirs and rainwater .

The basic method of research is analytical descriptive method. Determination of places in this research study done on purposive. Determination of the research site was chosen on the basis that there is a farming district Sukoharjo red fish rearing cages in the reservoir and rain puddles. In addition Sukoharjo district also has facilities in the development of aquaculture such as fish breeding centers .

The results average productivity in a time period of enlargement of farms rearing red tilapia cages reservoirs smaller than that of red fish farm rearing cages in a puddle of rain, this is because the area of land is different between the reservoirs and rainwater. Average production in the farming of red fish rearing cages in the reservoir is smaller than the farming of red cages in a puddle of rain water, which amounted to 133.125 Kg / Season is smaller than the average production of red tilapia fish rearing cages in the amount of rainwater 151.97 Kg / Season. Revenue that the revenue received by farmers fish cages in the reservoir is also larger, amounting to Rp 33,003,281.25 / Season is greater than the acceptance of farm rearing red fish cages in a pool of Rp 22,485,416.67 / Season. The amount of farm income rearing red fish cages in the reservoir is Rp 5.878.450,52 Season, while farm income rearing red fish cages in rain puddles of Rp 5.919.802,22/ Season.

(16)

commit to user

xv

(17)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di negara-negara

berkembang. Pertanian merupakan kegiatan manusia untuk

memperkembangkan tumbuh-tumbuhan maupun hewan dengan maksud

supaya tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut dapat lebih baik memenuhi

kebutuhan manusia. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi

suatu negara menduduki posisi yang sangat penting. Indonesia memiliki luas

lahan dan kondisi iklim yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai

usaha pertanian.

Indonesia merupakan negara agraris yang mana sektor pertanian

mampu memegang peranan yang penting bagi kehidupan. Menurut

Soekartawi (1999), pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sub sektor, yaitu

tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Kelima

sub sektor pertanian tersebut bila ditangani dengan serius sebenarnya akan

mampu memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan

perekonomian Indonesia mendatang. Salah satu cara penanganannya yaitu

dengan berorientasi pada agrobisnis.

Perikanan sebagai salah satu sub sektor pertanian mempunyai

kedudu-kan yang unik dan spesifik dalam Pola Dasar Pembangunan Nasional, yang

perlu mendapat perhatian khusus mengingat dominannya faktor-faktor

geogra-fis, hidrografis serta jenis flora dan fauna perikanan yang sangat beragam.

Peranan sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama adalah

menghasilkan bahan pangan protein hewani, mendorong pertumbuhan

agroindustri melalui penyediaan bahan baku, meningkatkan devisa melalui

peningkatan ekspor hasil perikanan, menciptakan kesempatan kerja,

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani nelayan, serta menunjang

pembangunan daerah (Anonim, 2004).

(18)

commit to user

Salah satu perwujudan serta usaha penyediaan pangan dan gizi yang

memadai adalah mencakup kebutuhan protein hewani. Protein merupakan

kebutuhan pokok disamping beras (karbohidrat). Makanan-makanan yang

kaya akan protein dapat menolong agar darah tetap merah, saraf dan otot tetap

sehat serta membentuk tulang-tulang gigi dan kuku menjadi keras dan kuat.

Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah

mengkonsumsi ikan. Ikan merupakan bahan makanan yang kaya akan zat-zat

gizi essensial, secara umum komposisi kandungan ikan sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Ikan Segar Secara Umum

No Bahan Penyusun Kandungan Gizi

1.

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa bahan penyusun ikan yang

paling utama adalah protein yaitu terdiri dari basah + 17% dan kering + 40 %.

Dapat dikatakan bahwa ikan merupakan sumber protein hewani yang penting.

Komposisi unsur lain yang cukup besar adalah lemak dan karbohidrat

disamping unsur-unsur lain yang ikut menyusun komposisi ikan. Selain

sebagai sumber protein ikan juga menghasilkan kalori yang cukup tinggi yaitu

sebesar + 200%.

Ikan nila merah merupakan salah satu jenis ikan yang dapat

dimasukkan ke dalam salah satu komoditas ekspor dari Indonesia.

Beberapa negara pengimpor ikan nila merah ini adalah Amerika Serikat,Arab

Saudi serta Kuwait.Ikan ini banyak diminati oleh banyak produsen maupun

konsumen ikan dikarenakan mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya

adalah dapat dibudidayakan diberbagai jenis air, kemampuannya dalam hal

(19)

commit to user

Selain itu ikan nila merah mempunyai tingkat daya tahan yang tinggi terhadap

perubahan cuaca, termasuk ikan pemakan segala yang mempunyai sistem

pencernaan yang sangat efisien. Kelebihan lainnya adalah laju

pertumbuhannya termasuk cepat, daging yang terdapat disisi tubuhnya sangat

tebal dan tekstur daging dan rasanya mirip dengan ikan kakap.

Hal ini sangat mendukung untuk berbudidaya ikan nila merah di

Kabupaten Sukoharjo. Karena terdapat lokasi yang sangat cocok untuk

budidaya ikan nila merah yaitu di waduk dan genangan air hujan.dengan

lokasi kabupaten sukoharjo yang sangat strategis sangat mendukung dan

berpotensi bagi budidaya ikan nila merah karamba untuk berkembang.

Perkembangan konsumsi akan bahan pangan khususnya protein

hewani, pakan, dan bahan baku industri semakin meningkat. Hal ini pula yang

terjadi dengan perkembangan perikanan di Kabupaten Sukoharjo yang

semakin berkembang pesat. Potensi perikanan di Kabupaten Sukoharjo cukup

tinggi mengingat keadaan geografis Kabupaten Sukoharjo yang sangat

mendukung yaitu dengan tersedianya tempat-tempat yang cocok untuk

budidaya perikanan dan sumber daya alam yang memadai. Disamping itu juga

tersedianya benih yang berkualitas dengan di tunjang dengan adanya balai

benih ikan dan unit pembenihan rakyat ( UPR ). Hal ini dapat dibuktikan

dengan semakin banyaknya jumlah konsumsi ikan nila merah di Kabupaten

Sukoharjo seperti terlihat pada Tabel 3 :

Tabel 2. Jumlah Konsumsi Ikan nila merah di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2011

Tahun Jumlah Konsumsi ( Kg/kap/th ) Laju Persentase (%) 2008

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah konsumsi ikan nila

(20)

commit to user

karena minat konsumsi ikan nila merah yang semakin meningkat, kesadaran

masyarakat akan kandungan gizi dan protein ikan nila merah yang cukup

tinggi, ikan nila merah merupakan ikan yang rendah kolesterol sehingga cocok

di konsumsi oleh semua orang dan juga ketersediaan di pasar yang cukup

banyak.

Ikan nila merah merupakan salah satu jenis komoditi yang cukup

diminati masyarakat, selain karena rasa dagingnya enak seperti ikan kakap,

harga ikan nila merah juga relatif terjangkau apabila dibandingkan dengan

komoditas perikanan lainnya. Harga ikan nila merah di pasaran hanya berkisar

antara Rp. 15.000/kg – Rp. 18.000/kg sedangkan untuk ikan kakap mencapai

Rp. 20.000/kg- Rp 25.000/kg. Kondisi perikaanan ikan nila merah karamba di

Kabupaten Sukoharjo yang semakin berkembang pesat secara otomatis

membuat jumlah unit karamba dan produksi juga semakin bertambah.

Berikut adalah jumlah produksi Ikan nila merah di Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2008-2011

Tabel 3. Jumlah Produksi Ikan nila merah di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2011

Tahun Jumlah Produksi (ton) Laju Persentase (%) 2008

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa budidaya ikan nila merah

karamba jumlah produksinya bertambah. Hal ini disebabkan karena semakin

bertambahnya lokasi genangan yang di manfaatkan oleh masyarakat sekitar

genangan. Data jumlah produksi ikan nila merah di Kabupaten Sukoharjo dari

tahun 2008–2011 menunjukkan perkembangan yang baik karena jumlah

produksi ikan nila merah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

sehingga budidaya pembesaran ikan nila merah karamba mempunyai potensi

(21)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Usahatani adalah suatu bentuk organisasi faktor-faktor produksi untuk

memperoleh pendapatan bagi keluarga petani yang sebesar-besarnya dan

kontinu. Oleh karena itu, usahatani merupakan suatu usaha yang kompleks

dan unik.

Salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam usahatani

adalah menentukan usahatani apa yang akan diusahakan yang dapat

memberikan pendapatan dengan penggunaan sumber daya yang ada. Petani

berusaha untuk mengalokasikan penggunaan sumber daya tersebut

sebaik-baiknya agar diperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya. Petani

memperhitungkan pendapatan dengan membandingkan antara hasil yang

diterima pada saat panen dengan biaya yang telah dikeluarkan.

Usahatani pemeliharaan ikan nila merah di karamba merupakan salah

satu sumber produksi ikan dalam rangka menjaga keberlangsungan sektor

perikanan. Usahatani pembesaran ikan nila merah di karamba banyak diminati

oleh petani sebagai mata pencaharian yang merupakan sumber pendapatan

petani. Dalam melakukan usahataninya petani mempunyai tujuan yang ingin

dicapai yaitu bagaimana usahatani yang dilakukannya tersebut akan dapat

memberikan pendapatan dengan penggunaan sumber daya yang ada. Petani

berusaha untuk mengalokasikan penggunaan sumber daya tersebut

sebaik-baiknya agar diperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya.

Usahatani ikan nila sistem karamba di Kabupaten Sukoharjo

dilaksanakan di bekas alur sungai Bengawan Solo dan waduk sejak tahun

1997 aatas inisiatif warga yang ingin memanfaatkan genangan tersebut

daripada menjadi sarang nyamuk. Dari hasil uji coba pada tahun 1997 tersebut

usahatani ini mendapat sambutan yang baik dan terus mengalami

perkembangan. Dan dari lahan yang ada sudah ada tiga Kecamatan yang

melaksanakan usahatani nila di karamba pada genangan yaitu Kecamatan

Sukoharjo, Grogol dan Tawangsari sedangkan di waduk yaitu di Kecamatan

Bendosari. Dengan adanya perbedaan tempat memelihara ikan nila merah

(22)

commit to user

budidaya, sumber air dan lokasi budidaya berpengaruh terhadap penerimaan,

biaya dan pendapatan usaha tani

Sehubungan dengan ilustrasi di atas rumusan permasalahan dari

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba di

waduk berbeda daripada produktivitas usahatani pembesaran ikan nila

merah karamba pada genangan air hujan?

2. Apakah pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk

berbeda daripada pendapatan usahatani pembesaran ikan nila merah

karamba pada genangan air hujan?

3. Apakah usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan

usahatani pembesaran ikan nila merah karamba pada genangan air hujan

berbeda tingkat efisiensinya?

4. Apakah usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan

usahatani pembesaran ikan nila merah karamba pada genangan air hujan

sama-sama memberikan kemanfaatannya?

5. Apakah usaha pembesaran ikan nila merah di waduk dan genangan air

hujan menanggung resiko?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengkaji produktivitas pembesaran ikan nila merah karamba di waduk

dan genangan air hujan.

2. Mengkaji pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di

waduk dan genangan air hujan.

3. Mengkaji efisiensi dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba di

waduk dan genangan air hujan.

4. Mengkaji kemanfaatan dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba di

waduk dan genangan air hujan.

5. Mengkaji risiko usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan

(23)

commit to user

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah wawasan peneliti

terkait dengan bahan yang dikaji. Di samping itu, penelitian ini

dimaksudkan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah

satu syarat kelengkapan dalam meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah dan pihak lembaga yang terkait sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan

faktor-faktor produksi.

3. Bagi pengusaha/petani, sebagai bahan pertimbangan pengambilan

keputusan dalam berusahatani.

4. Bagi pihak lain hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan

(24)

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Ikan nila merah (Oreochromis sp)

Berdasarkan taksonominya ikan nila merah Merah (Oreochromis

sp) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Perchomorphi Subordo : Perchoidae Famili : Chiclidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis sp

Ikan nila merah Merah (Oreochromis sp) merupakan jenis ikan

yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Selain itu juga merupakan

komoditas penting dalam kegiatan usaha budidaya ikan air tawar. Bentuk

badan ikan nila merah Merah agak pipih kesamping dan tampak kekar.

Bentuk kepalanya relatif lancip dan bentuk punggungnya agak membusur.

Mulutnya terletak di ujung moncong dan tampak sedikit condong ke arah

bawah. Matanya berukuran sedang dan tampak sedikit menonjol dengan

hiasan berwarna putih kekuningan di sekeliling pupilnya. Warna tubuh di

bagian punggung lebih merah dibanding di bagian tengah dan bawah yang

cenderung berwarna merah muda hingga kuning keputihan. Sirip

punggungnya berukuran panjang dan ujungnya melewati pangkal ekor.

Sirip punggung ini terdiri dari jari-jari keras di bagian depan dan jari-jari

lemah di bagian belakangnya. Sirip ekornya berbentuk seperti kipas,

sedangkan sirip duburnya berbentuk lancip yang ujungnya melebihi

pangkal ekor (Rochdianto, 1991).

Ikan nila merah adalah salah satu komoditas budidaya yang

memiliki prospek pasar yang cukup tinggi. Selain mempunyai spesifik

(25)

commit to user

rasa, padat dagingnya, mudah disajikan dalam berbagai menu, juga

harganya relatif murah sehingga terjangkau oleh masyarakat luas. Terlebih

kini fillet nila merupakan komoditas ekspor yang mulai diminati oleh

negara-negara importir khususnya Amerika Serikat, sebagai alternatif

sumber protein non-kelesterol. Dengan keunggulan tersebut, usaha

budidaya ikan nila merah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

Ikan nila merah juga merupakan salah satu pilihan yang tepat dalam

menggantikan posisi ikan mas yang baru-baru ini mengalami kegagalan

akibat serangan virus KHV (Koi Herves Virus), yang menyebabkan

kematian massal pada usaha budidaya ikan mas (Anonim, 2010).

Peluang pengembangan bisnis perikanan diperkirakan akan terus

membaik seiring dengan meningkatnya permintaan ikan di pasaran, baik

disebabkan karena laju pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan

maupun pergeseran pola konsumsi, kebutuhan manusia akan makanan

sehat (healthy food) serta rasa ketidakamanan manusia untuk

mengkonsumsi daging ternak (Anonim, 2010).

Pertumbuhan ikan nila merah Merah cepat pada lingkungan ekologi

yang baik. Ikan nila merah merah dapat hidup dengan baik pada suhu

udara 15,5 sampai 39,0 °C. Suhu yang paling sesuai untuk hidupnya

adalah diatas 15,5 °C dan tidak sanggup menghadapi suhu dibawah 12,0

°C. (Asmawi, 1986).

Ukuran benih ikan nila merah yang disebarkan pada usaha budidaya

ikan nila merah berukuran 8 – 12 cm atau ukuran berat 30 gram/ ekor

dengan padat tebar 5 – 10 ekor/ m2 serta lama pemeliharaan 6 bulan

hingga ukuran berat ikan nila merah mencapai 400 – 600 gram/ekor.

Setelah masa pemeliharaan 4 – 6 bulan, ikan nila merah dapat dipanen.

Pada saat panen total ukuran ikan bervariasi di atas 50 gram/ ekor

(26)

commit to user

2. Karamba Apung

Budidaya ikan adalah salah satu cara untuk mengembangbiakkan

baik di kolam sawah sebagai mina padi maupun dengan keramba yang

belum dikembangkan di semua daerah. Budidaya ikan dalam keramba ini,

timbul karena suatu kebetulan, yang semula dilakukan oleh pedagang ikan

hidup di daerah Bandung untuk menampung ikan dagangannya yang

belum laku dijual. Ikan-ikan tersebut disimpan di dalam keramba dekat

rumah mereka. Akan tetapi ikan tersebut tetap hidup dan bahkan

bertambah besar, sehingga hal ini menimbulkan niat para pedagang untuk

membudidayakan ikan dalam keramba. Budidaya ikan dalam keramba ini

juga dianjurkan untuk menunjang kegiatan usaha perbaikan gizi keluarga

khususnya untuk daerah-daerah yang dekat dengan perairan untuk (sungai,

danau dan rawa-rawa. Budidaya ikan dalam keramba sangat berperan

dalam membantu melestarikan sumber air ini di perairan umum, karena

penangkapan yang dilakukan secara terus menerus akan mengganggu

kelestarian di perairan tersebut. Penangkapan ikan pada umumnya

dilakukan tanpa memperhatikan ukuran ikan. Dengan adanya sistim

budidaya ikan dalam keramba, maka diharapkan anak-anak ikan yang ikut

tertangkap akan dibudidayakan, sehingga akan mempunyai nilai ekonomi

yang tinggi dibandingkan bila ditangkap waktu masih kecil. Secara garis

besar,peranan budidaya ikan dalam keramba adalah :

1. Mendukung usaha peningkatan pembinaan sumber hayati di perairan

umum.

2. Meningkatkan produksi yang bernilai ekonomi tinggi serta memenuhi

kebutuhankonsumsi ikan secara terus menerus.

3. Meningkatkan pendapatan Para petani ikan serta kesejahteraan petani

ikan sepanjangtahun.

4. Menghindari adanya masa paceklik bagi para nelayan dimana pada

musim barat paranelayan tidak dapat menangkap ikan.

5. Memperluas lapangan kerja bagi nelayan dan masyarakat secara umum.

(27)

commit to user

Sistem jaring apung atau inponding net adalah suatu wadah yang

terbuat dari bahan jarring yang diapungkan dalam air misalnya

waduk,danau, bendungan dan sebagainya untuk memelihara ikan. Sitem

ini biasanya hanya untuk pembesaran saja. Lokasi yang dipilih sebagai

tempat jarring terapung harus memenuhu syarat sebagai berikut:

1. Lokasi harus terlindung dari angin kencang serta hempasan gelombang

2. Kedalaman air antara 5 m - 10 m dan berarus horizontal

3. Bebas dari segala macam pencemaran baik fisik, kimia, biologi dan

tidak mempunyai pelepasan air ( stratifikasi air)

4. Sedapat mungkin lokasi mudah di jangkau baik oleh kendaraan roda

dua maupun roda empat. Lebih baik bila calon lokasi dekat dengan

tempat pemasaran ikan dan sumber sarana misalnya benih, pakan, dan

sebagainya (Anonim1,2010).

3. Produktivitas

Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil

yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan

(input). Dengan kata lain bahwa produktivitas memliliki dua dimensi.

Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian

target berkaitan dengan kuaitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu

efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan

realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

4. Biaya

Biaya adalah nilai dari semua masukan ekonomik yang diperlukan,

yang dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu

produk. Dalam menghitung pengeluaran usaha ada bagian usaha yang

tidak dapat diperhitungkan didalamnya yaitu upah tenaga kerja keluarga,

biaya modal sendiri dan bunga tanah milik petani sendiri. Menurut

sifatnya, biaya usaha digolongkan menjadi :

(28)

commit to user

Biaya tetap yaitu biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh

besarnya produksi seperti pajak, penyusutan alat produksi, sewa tanah

dan lain-lain. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi

oleh besarnya produksi yang dikehendaki seperti bibit, pakan ternak,

biaya pembelian sarana produksi dan sebagainya.

b. Biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak dibayarkan

Biaya yang dibayarkan adalah biaya yang benar-benar

dikeluarkan oleh petani untuk usahanya seperti pupuk, pakan ternak,

upah tenaga kerja luar dan lain-lain. Sedangkan biaya yang tidak

dibayarkan dapat berupa penggunaan tenaga kerja keluarga, bunga

modal sendiri dan penyusutan modal.

c. Biaya langsung dan biaya tidak langsung

Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung digunakan

dalam proses produksi seperti pembelian pupuk, obat-obatan, bibit,

pajak, upah tenaga kerja luar, makanan ternak dan makanan tenaga

kerja luar. Biaya tidak langsung adalah biaya yang secara tidak

langsung digunakan dalam proses produksi seperti penyusutan modal

tetap dan biaya makan tenaga kerja keluarga (Prasetya, 1996).

Biaya yang digunakan dalam usaha menurut Hadisapoetra (1973)

meliputi :

a. Biaya alat-alat luar, adalah semua pengorbanan yang diberikan dalam

usaha untuk memperoleh pendapatan kotor kecuali bunga seluruh

aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan si pengusaha serta

upah tenaga kerja keluarga sebdiri.

b. Biaya mengusahakan, adalah biaya alat-alat dari luar ditambah dengan

tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah

yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar.

c. Biaya menghasilkan, adalah biaya mengusahakan ditambah dengan

bunga dari aktiva yang dipergunakan di dalam usaha.

Cara pengukuran tenaga kerja dengan menggunakan satuan hari

(29)

commit to user

usaha lebih cenderung menggunakan jam kerja orang karena yang disebut

hari kerja orang tidak selalu sama untuk semua tempat. Hal ini dipersulit

lagi dengan adanya sistem borong dalam usaha (sulit untuk

memperhitungkan HKO) (Soekartawi, 2002).

Selain biaya tenaga kerja, diantaranya juga ada biaya penyusutan.

Biaya penyusutan adalah biaya pengganti kerugian atau pengurangan nilai

disebabkan karena waktu dan cara penggunaan dari suatu modal tetap

(alat-alat, mesin dsb). Biaya penyusutan selama satu tahun diperhitungkan

dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai pada waktu

modal tersebut sudah tidak dapat dipergunakan lagi (Hadisapoetra, 1973).

5. Penerimaan

Penerimaan usaha adalah keseluruhan nilai hasil yang diperoleh dari

semua cabang usaha tani dan sumber dalam usaha yang dapat

diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran atau penaksiran kembali.

Menurut Hadisapoetra (1973), yang termasuk penerimaan usaha

adalah:

a. Jumlah uang yang diterima dari hasil penjualan dengan memngingat

akan adanya penerimaan pada permulaan dan pada akhir tahun.

b. Nilai dari pengeluaran-pengeluaran berupa bahan dari usaha kepada

rumah tangga dan keperluan pribadi dari petani kepada usaha-usaha

yang tidak termasuk usaha.

c. Nilai bahan yang dibayarkan sebagai upah tenaga kerja luar. Nilai

bahan yang dihasilkan dalam usaha yang diperlukan dalam usaha

sendiri sebagai bangunan-banguna tetap misalnya berupa untuk

perumahan, alat-alat dan sebagainya.

Menurut Prasetya (1996), penerimaan usaha dapat berwujud tiga hal

yaitu :

1. Nilai dari produk yang dikonsumsi sendiri oleh petani dan

keluarganya selama melakukan kegiatan usahanya seperti telur,

(30)

commit to user

2. Nilai dari keseluruhan produksi usaha yang dijual baik dari hasil

pertanaman, ternak, ikan maupun produk lainnya.

3. Kenaikan nila merahi inventaris, nilai benda-benda inventaris yang

dimiliki petani akan berubah-ubah setiap tahunnya. Karena ada

perbedaan nilai pada awal tahun dengan nilai pada akhir tahun

perhitungan.

6. Pendapatan

Pendapatan usaha merupakan selisih penerimaan usaha dengan

biaya usaha. Pendapatan mempunyai fungsi untuk digunakan memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan melanjutkan kegiatan usaha petani. Sisa dari

pendapatan usaha adalah merupakan tabungan dan juga sebagai sumber

dana untuk memungkinkan petani mengusahakan kegiatan sektor lain.

Besarnya pendapatan usaha dapat digunakan untuk menilai keberhasilan

petani dalam mengelola usahanya (Prasetya, 1996).

Menurut Djuwari (1994), analisis dalam usaha untuk meng-hitung

pendapatan usaha dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan pendapatan, digunakan jika usaha yang dikelola bersifat

subsisten atau tidak berorientasi keuntungan. Pendapatan merupakan

pengurangan penerimaan dengan total biaya luar yang secara nyata

dibayarkan untuk masukan dari luar .

2. Pendekatan keuntungan, digunakan jika usaha yang dikelola bersifat

komersial atau bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan.

Keuntungan merupakan hasil dari penerimaan dikurangi dengan total

biaya yang dikeluarkan untuk masukan dari luar dan ma-sukan milik

sendiri yaitu sewa tanah milik petani, upah tenaga kerja keluarga dan

bunga modal milik sendiri.

Menurut Hadisapoetra (1973) pendapatan petani dapat

diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya-biaya

alat luar dan dengan modal dari luar. Sedangkan pendapatan bersih dapat

diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya

(31)

commit to user

upah tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah

yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar.

7. Efisiensi

Pendapatan yang tinggi tidak selalu menunjukkan efisiensi yang

tinggi, karena kemungkinan penerimaan yang besar tersebut diperoleh dari

investasi yang besar. Efisiensi mempunyai tujuan memperkecil biaya

produksi persatuan produk yang dimaksudkan untuk memperoleh

keuntungan yang optimal. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan

tersebut adalah memperkecil biaya keseluruhan dengan mempertahankan

produksi yang telah dicapai untuk memperbesar produksi tanpa

meningkatkan biaya keseluruhan (Rahardi, 1999).

Efisiensi usaha dapat dihitung dari perbandingan antara besarnya

penerimaan dan biaya yang digunakan untuk berproduksi yaitu dengan

menggunakan R/C Rasio. R/C Rasio adalah singkatan Revenue Cost Ratio

atau dikenal dengan perbandingan ( nisbah ) antara penerimaan dan biaya.

Secara metematis sebagai berikut:

Efisiensi = C R

Keterangan :

R = Penerimaan

C = Biaya mengusahakan

Kriteria yang digunakan dalam penentuan efisiensi usaha adalah:

R/C > 1 berarti usaha yang dijalankan sudah efisien,

R/C = 1 berarti usaha yang dijalankan belum efisien atau usaha mencapai

titik impas

R/C < 1 berarti usaha yang dijalankan tidak efisien.

(Soekartawi, 1995).

8. Kemanfaatan Usaha

Menurut Sutrisno (1983), untuk mengetahui usaha yang secara

ekonomi mempunyai kemanfaatan yang lebih besar dengan menggunakan

(32)

commit to user

DB Selisih penerimaan usaha

=

DC Selisih biaya usaha Kriteria :

B/C > 1 Usaha A lebih memberikan kemanfaatan daripada usaha B.

B/C = 1 Usaha sama-sama memberikan kemanfaatan.

B/C < 1 Usaha tidak memberikan kemanfaatan atau tidak

menguntungkan

(Sutrisno, 1983).

9. Risiko

Risiko suatu investasi dapat diartikan sebagai probabilitas tidak

tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan, atau kemungkinan return

yang diterima menyimpang dari keadaan yang diharapkan. Makin besar

penyimpangan tersebut berarti makin besar risikonya. Risiko investasi

mengandung arti bahwa return di waktu yang akan datang tidak dapat

diketahui, tetapi hanya dapat diharapkan ( Soekartawi, 1999).

Untuk mengukur risiko secara statistik menggunakan koefisien

variasi (KV). Dimana batas bawah pendapatan (L) menunjukkan nilai

nominal terendah yang mungkin diterima oleh pengusaha. Apabila nilai L

³0, maka pengusaha tidak akan mengalami kerugian. Sebaliknya apabila

nilai L£ 0 maka dapat disimpulkan bahwa setiap proses produksi ada

peluang kerugian yang akan diterima pengusaha (Hernanto, 1993).

Untuk menghitung besarnya risiko usaha pembesaran ikan nila

merah karamba adalah dengan menggunakan perhitungan koefisien variasi

dan batas bawah keuntungan.

Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus

(33)

commit to user

keuntungan yang akan diperoleh, secara matematis dapat dirumuskan

sebagai berikut :

keterangan :

CV (coefficientofvariation) = koefisien variasi usaha

V = simpangan baku keuntungan (Rupiah)

E = keuntungan rata-rata usaha (Rupiah)

10.Penelitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Rahayu (2003) di Kabupaten Sukoharjo

yang membandingkan usaha ikan nila dan ikan patin sistem karamba

menunjukkan bahwa rata-rata karamba yang diusahakan per usaha pada

ikan nila adalah 5 unit dengan masa produksi 5 bulan dan pada usaha ikan

patin 6 unit dengan masa produksi 8 bulan.

Hasil penelitian pada usaha ikan nila sistem karamba dalam satu kali

masa produksi (5 bulan) rata-rata biaya mengusahakan sebesar Rp

806.977,08 per karamba/masa produksi.rata-rata penerimaan sebesar

Rp.1.101.000,00 per karamba/masa produksi. Rata-rata pendapatan

sebesar Rp. 294.002,00 per karamba/masa produksi. Sehingga rata-rata

pendapatan per bulan sebesar Rp. 58.804,58. Sedangkan pada ikan patin

sistem karamba dalam satu kali masa produksi ( 8 bulan ) rata-rata biaya

mengusahakan sebesar Rp. 1.056.999,11 per karamba/masa produksi..

rata-rata penerimaan sebesar Rp. 1.725.000,00 per karamba/masa

produksi.Rata-rata pendapatan sebesar Rp.668.000,89 per karamba/masa

produksi. Seingga rata-rata pendapatan per bulan sebesar Rp. 83.500,11.

Hasil uji statistika menunjukkan bahwa terdapat beda nyata antara

pendapatan usaha ikan nila sistem karamba dengan ikan patin sistem

karamba. Sehingga rata-rata pendapatan usaha ikan patin sistem karamba (

Rp. 83.500,11/karamba/bulan) lebih besar dari pendapatan usaha ikan

(34)

commit to user

Efisiensi (R/C ratio) usaha ikan nila sistem karamba1,4. Efisiensi

(R/C ratio ) ikan patin 1,6 sehingga usaha ikan patin lebih efisien daripada

usaha ikan nila sistem karamba.

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Usaha merupakan suatu bentuk organisasi faktor-faktor produksi

untuk mendatangkan pendapatan keluarga petani yang sebesar-besarnya

secara kontinyu melalui pertanian. Usaha ini bertujuan untuk memperoleh

pendapatan bagi keluarga petani dalam hal ini khususnya sub sektor

perikanan.

Besarnya pendapatan ini dapat digunakan untuk menilai keberhasilan

petani dalam mengelolanya. Untuk mencapai keberhasilan dalam usaha

tersebut akan dipengaruhi oleh besarnya biaya yang dikeluarkan dan

penerimaan yang diperoleh dalam satu musim tanam.

Penerimaan atau pendapatan kotor merupakan keseluruhan

pendapatan yang diperoleh dari semua cabang dan sumber dalam usaha

selama satu tahun, yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan,

pertukaran, atau penaksiran kembali. Dalam menaksir penerimaan usaha ini

semua komponen produk yang tidak dijual dinilai berdasarkan harga di

tingkat petani.

Untuk mengetahui produktivitas dari pembesaran ikan nila merah

karamba di waduk dan genangan air hujan hujan dapat diperoleh dari

produksi masing-masing usaha pembesaran ikan nila merah karamba,

kemudian dibagi dengan luas lahan.

Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Hasil produksi usaha (Ku/UT) Luas (m2)

Sebagai suatu kegiatan ekonomi, maka usaha pembesaran ikan nila

merah karamba tidak terlepas dari prinsip ekonomi dimana segala tindakan

dilakukan dengan pertimbangan antara biaya yang harus dikeluarkan dengan

pendapatan yang akan diterima. Keberhasilan usaha akan dinilai dari biaya

(35)

commit to user

biaya mengusahakan, terdiri dari biaya sarana produksi (benih, pakan), biaya

tenaga kerja luar, biaya tenaga kerja keluarga, biaya penyusutan, biaya

pengangkutan, biaya selamatan dan biaya sewa. Sedang yang dimaksud

dengan penerimaan adalah besarnya produk yang dihasilkan dikalikan dengan

harga jual produk. Selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan

merupakan pendapatan usaha.

Dalam penelitian ini, untuk menghitung besarnya pendapatan usaha

(Hadisapoetra, 1973) dihitung dengan menggunakan rumus :

Pd U = Pr U – Bm

= Hx.Y - Bm

Keterangan :

Pd U : Pendapatan usaha (Rp/UT/MT)

Pr U : Penerimaan usaha (Rp/UT/TT)

BU : Biaya usaha (Rp/UT/MT)

Hx : Harga produksi usaha ( Rp/Kg)

Y : Hasil produksi usaha (Kg/UT/MT)

Bm : Biaya mengusahakan usaha (Rp/UT/MT)

Suatu usaha perlu dikaji efisiensi terutama dari segi ekonomi. Apakah

dengan melakukan usaha tersebut tujuan dari petani untuk menambah

pendapatan tercapai atau malah sebaliknya petani mengurangi pendapatannya

untuk melakukan usahanya dan apakah usaha tersebut memberikan manfaat

sesuai yang diinginkan. Pendapatan yang tinggi belum tentu memberikan

efisiensi yang tinggi pula maka untuk mengetahui efisiensi usaha yang

diusahakan dilakukan dengan membandingkan penerimaan dengan biaya

yang dikeluarkan. Untuk mengukur besarnya efisiensi usaha digunakan

konsep pengukuran R/C ratio, yaitu : (Soekartawi, 2002)

R/C Ratio = BU

U Pr

Keterangan:

Pr U : Penerimaan usaha (Rp/U/MT)

(36)

commit to user

Kriteria :

R/C > 1, berarti usaha efisien.

R/C = 1, berarti usaha “break even point”/ belum efisien

R/C< 1, berarti usaha tidak efisien.

Untuk mengetahui secara ekonomi usaha manakah yang lebih layak

untuk diusahakan digunakan analisis Increamental B/C Ratio. Increamental

B/C Ratio ini merupakan perbandingan antara manfaat yang diterima dengan

biaya yang dikeluarkan.

Increamental B/C Ratio dinyatakan dengan rumus :

ΔC

DB Selisih penerimaan usaha (Rp).

=

DC Selisih biaya usaha (Rp). Kriteria :

B/C > 1 Usaha memberikan kemanfaatan atau lebih menguntungkan

B/C = 1 Usaha sama-sama memberikan kemanfaatan .

B/C < 1 Usaha tidak memberikan manfaat atau tidak menguntungkan.

Analisis statistika untuk menguji perbandingan produktifitas/

pendapatan/efisiensi usaha pembesaran ikan nila merah karamba di

waduk/genangan menggunakan uji t (t-test). Sebelum dilakukan uji t,

dilakukan uji keragaman (uji-F) terlebih dahulu.

Rumus uji keragaman (uji-F) tersebut adalah :

(37)

commit to user

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Jika F hitung < F tabel (tingkat kepercayaan 95%, berarti dinyatakan

varians homogen. Jika n1 = n2 maka digunakan uji t-test dengan memakai

ru-mus polled varians atau separated varians dengan ketentuan

dk = n1 + n2 – 2. Dan jika n1≠ n2 maka digunakan rumus pooled varians.

b. Jika F hitung ≥ F tabel, berarti dinyatakan varian tidak homogen. Jika

n1=n2 maka digunakan uji t-test dengan memakai rumus polled varians

atau separated varians dengan ketentuan dk = n1 – 1 atau n2 – 1. Dan jika

n1≠ n2 maka digunakan rumus separated varians

Rumus polled varians :

ë

û

X = Rata-rata Produktivitas /Pendapatan / Efisiensi pada usaha ikan nila merah karamba di waduk (Rp).

2

X = Rata-rata Produktivitas /Pendapatan / Efisiensi pada usaha ikan

nila merah karamba di genangan (Rp).

Sd12 = Varian Produktivitas /Pendapatan / Efisiensi pada usaha ikan

nila merah karamba di waduk.

Sd22 = Varian Produktivitas /Pendapatan / Efisiensi pada usaha ikan nila

merah karamba

digenangan.

n1 = Jumlah petani sampel usaha ikan nila merah karamba di waduk.

n2 = Jumlah petani sampel usaha ikan nila merah karamba di genangan.

(38)

commit to user

a. Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis (Hi) diterima yang berarti ada beda

nyata. Jadi Produktivitas /Pendapatan / efisiensi usaha ikan nila merah

karamba di waduk berbeda daripada usaha ikan nila merah karamba di

genangan.

b. Jika t hitung ≤ t tabel, maka hipotesis (Hi) ditolak yang berarti tidak ada

beda nyata. Jadi Produktifitas /Pendapatan / efisiensi usaha ikan nila merah

karamba di waduk tidak berbeda atau sama dengan usaha ikan nila merah

(39)

commit to user

Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar berikut ini.

Gambar 1. Skema Kerangka Teori Pendekatan Masalah Biaya Mengusahakan

Penerimaan Total

Analisis Usaha

a. Produktifitas b. Pendapatan c. Efisiensi d. Kemanfaatan e. Risiko

Waduk Genangan Air Hujan

Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba

Masukan (input)

Proses Pembesaran

Keluaran (Output)

Input Biaya

(40)

commit to user

C. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Usaha pembesaran ikan nila merah karamba adalah pemeliharaan benih

ikan nila merah di karamba ikan nila merah dari bibit menjadi ikan

konsumsi dimana karamba adalah suatu wadah yang terbuat dari bahan

jaring yang diapungkan dalam air misalnya waduk, danau, genangan air

hujan, bendungan dan sebagainya untuk memelihara ikan.

2. Produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba adalah hasil

produksi yang dihasilkan pada satu masa pembesaran per luas karamba

yang digunakan dan dinyatakan dalam satuan kuintal (Ku/m2).

3. Biaya usaha pembesaran ikan nila merah karamba adalah biaya

mengusahakan yang merupakan biaya alat-alat luar yang dikeluarkan oleh

petani dalam kegiatan usahanya yang meliputi sarana produksi, tenaga kerja,

lain-lain dan penyusutan yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/U/MP).

4. Penerimaan usaha pembesaran ikan nila merah karamba merupakan nilai

produk total dari usaha pembesaran ikan nila merah yang diterima oleh

petani, penerimaan dihitung dengan mengalikan jumlah produk dengan

harga jual yang dinyatakan dalam rupiah (Rp/U/MP).

5. Pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba adalah pendapatan

dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba yang diperhitungkan dari

selisih antara total penerimaan petani dengan total biaya mengusahakan

yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha pembesaran ikan nila merah

karamba yang dinyatakan dalam Rp/U/MP.

6. Efisiensi usaha pembesaran ikan nila merah karamba adalah perbandingan

antara penerimaan usaha pembesaran ikan nila merah karamba dengan

biaya usaha pembesaran ikan nila merah karamba, dengan kriteria :

1. R/C > 1, berarti usaha pembesaran ikan nila merah karamba efisien.

2. R/C = 1, berarti usaha pembesaran ikan nila merah karamba “break

even point”/belum efisien

3. R/C < 1, berarti usaha pembesaran ikan nila merah karamba tidak

(41)

commit to user

7. Kemanfaatan usaha ikan nila merah karamba adalah tingkat kontrribusi

dimana usaha pembesaran ikan nila merah karamba memberikan manfaat

bagi petani. untuk mengetahui usaha yang secara ekonomi mempunyai

kemanfaatan yang lebih besar dengan menggunakan Increamental Benefit

Cost Ratio. Increamental B/C Ratio

Kriteria :

B/C > 1 Usaha ikan nila merah karamba di waduk lebih memberikan

kemanfaatan daripada usaha ikan nila merah karamba di

genangan air hujan.

B/C = 1 Usaha ikan nila merah karamba di waduk memberikan

kemanfaatan yang sama dengan usaha ikan nila merah karamba

di genangan air hujan.

B/C < 1 Usaha ikan nila merah karamba di waduk tidak memberikan

kemanfaatan atau tidak menguntungkan

8. Risiko usaha

Risiko usaha pembesaran ikan nila merah karamba merupakan

kemungkinan terjadinya kondisi merugi yang dihadapi oleh petani nila

karamba.

Untuk mengukur risiko secara statistik menggunakan koefisien

variasi (KV). Dimana batas bawah pendapatan (L) menunjukkan nilai

nominal terendah yang mungkin diterima oleh pengusaha. Apabila nilai L

³0, maka pengusaha tidak akan mengalami kerugian. Sebaliknya apabila

nilai L£ 0 maka dapat disimpulkan bahwa setiap proses produksi ada

peluang kerugian yang akan diterima pengusaha.

D. Pembatasan Masalah

1. Petani sampel yang dimaksud adalah seseorang yang mengusahakan usaha

pembesaran ikan nila merah karamba, minimal mengusahakan 2-3

karamba yang di usahakan di waduk dan genangan air hujan hujan.

(42)

commit to user

E. Hipotesis

1. Pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk diduga

berbeda daripada pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba

pada genangan air hujan.

2. Produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk diduga

berbeda daripada produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah

karamba pada genangan air hujan.

3. Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk diduga berbeda

tingkat efisien daripada usaha pembesaran ikan nila merah karamba pada

genangan air hujan hujan.

4. Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan usaha

pembesaran ikan nila merah karamba pada genangan air hujan hujan di

duga sama-sama memberikan kemanfaatan.

5. Diduga usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan usaha

pembesaran ikan nila merah karamba pada genangan air hujan mempunyai

risiko.

F. Asumsi-asumsi

1. Petani bertindak rasional dalam berusaha, artinya selalu berusaha

memperoleh pendapatan yang tertinggi.

2. Keadaan daerah penelitian seperti iklim, keadaan air dan serangan hama

penyakit yang berpengaruh terhadap kegiatan usaha pembesaran ikan nila

merah bersifat normal.

3. Harga ikan nila merah dan harga sarana produksi berdasarkan harga yang

berlaku di wilayah penelitian pada waktu penelitian.

(43)

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitik. Deskriptif analitik memiliki ciri-ciri memusatkan diri pada

pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan aktual dimana

data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisis Sedangkan teknik pelaksanaanya dengan teknik survey, yaitu cara

pengumpulan data dari sejumlah unit atau individual dalam jangka waktu

yang bersamaan melalui alat pengukur berupa daftar pertanyaan yang

berbentuk kuesioner (Surakhmad, 1994).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan sengaja di Kabupaten Sukoharjo

dengan pertimbangan bahwa di Kabupaten Sukoharjo terdapat usahatani

pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan.

Selain itu Kabupaten Sukoharjo juga memiliki fasilitas-fasilitas dalam

pengembangan usaha budidaya perikanan yang berupa balai benih ikan.

Pada tahun 2009 produksi dari usahatani pembesaran ikan nila merah

karamba di Kabupaten Sukoharjo mencapai 343,130 ton dengan jumlah

karamba pembudidayaan ikan nila merah sebanyak 1334 unit (Dinas

Pertanian Kabupaten Sukoharjo, 2009).

(44)

commit to user

Tabel 4 Jumlah Petani, Jumlah Karamba dan Luas Karamba Budidaya pembesaran ikan nila merah karamba di Kabupaten Sukoharjo.

No

Sumber : Dinas Pertanian Sub Perikanan Kabupaten Sukoharjo, 2010

Berdasarkan data Tabel 4 menunjukkan petani yang mengusahakan

pembesaran ikan di genangan air hujan lebih banyak dari pada di waduk,

terlihat dari 3 Kecamatan yang mengusahakan di genangan air hujan dan 1

yang mengusahakan di waduk. Jumlah unit karambanyapun rata-rata lebih

banyak yang di genangan air hujan dan juga luasa karamba itu sendiri. Di

pilih Kecamatan Bendosari sebagai Kecamatan sampel untuk budidaya ikan

nila merah karamba di waduk sedangkan Kecamatan Sukoharjo,

Kecamatan Grogol, Kecamatan Tawangsari sebagai Kecamatan sampel

untuk budidaya ikan nila merah karamba di genangan air hujan dengan

pertimbangan bahwa pada Kecamatan tersebut merupakan sentra produksi

ikan nila merah Karamba di Kabupaten Sukoharjo yang di budidayakan di

waduk dan genangan air hujan sehingga akan dapat mewakili keadaan

sebenarnya usaha pembesaran ikan nila merah Karamba di Kabupaten

Sukoharjo.

2. Metode Penentuan Responden

Singarimbun dan Efendi (1989) menyatakan bahwa bila data

dianalisis dengan statistik parametik, maka jumlah sampel harus besar

sehingga dapat mengikuti distribusi normal. Sampel yang jumlahnya besar

(45)

commit to user

Penentuan petani sampel untuk pembesaran ikan nila merah karamba

di waduk dilakukan secara sensus dimana seluruh petani sampel menjadi

responden. Kecamatan Bendosari merupakan satu-satunya Kecamatan yang

membudidayakan ikan nila merah karamba di waduk dimana yang diamati

dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 orang. Hal ini dikarenakan hanya

terdapat satu Kecamatan yaitu Kecamatan Bendosari yang membudidayakan

ikan nila merah karamba di waduk, sehingga seluruh petani pembesaran

ikan nila merah karamba pada Kecamatan tersebut dijadikan sebagai

responden. Adapun jumlah petani pembesaran ikan nila merah karamba

pada genangan air hujan yang dijadikan sebagai sampel adalah sebanyak 30

orang.

Penentuan jumlah sampel petani untuk budidaya ikan nila merah

karamba di genangaan air hujan dari masing-masing desa dilakukan secara

proporsional, yaitu penentuan jumlah sampel berdasarkan jumlah

populasinya dengan menggunakan rumus:

ni = N Nk

x 30

Dimana :

ni : Jumlah petani sampel dari setiap Kecamatan

Nk : Jumlah petani dari tiap Kecamatan sampel yang memenuhi syarat

sebagai petani sampel

N : Jumlah petani dari seluruh Kecamatan sampel yang memenuhi

syarat sebagai petani sampel

30 : Jumlah seluruh petani sampel yang dikehendaki

Dengan menggunakan rumus diatas, maka jumlah petani sampel dari

(46)

commit to user

Tabel 5. Penentuan Jumlah Responden Usaha Pembesaran Ikan nila merah Karambadi Kabupaten Sukoharjo

No

Kecamatan

Sampel Petani Pembesaran Ikan nila merah Karamba

di Waduk

Sampel Petani Pembesaran Ikan nila

merah Karamba di Genangan

1 Grogol - 8

2 Sukoharjo - 21

3 Tawangsari - 1

4 Bendosari 16 -

Jumlah 16 30

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah petani sampel

untuk Pembesaran Ikan nila merah Karamba di Waduk yaitu di Kecamatan

Bendosari sebanyak 21 orangpetani ikan nila merah Karamba namun pada

kenyataannya jumlah petani hanya 16 orang jadi petani sampel yang di

ambil untuk yang di waduk sebanyak 16 orang. Sedangkan Pembesaran Ikan

nila merah Karamba di Genangan air hujan terdapat 30 orang petani ikan

nila merah karamba yang terdiri dari dari Kecamatan Grogol sebanyak 8

orang petani ikan nila merah Karamba, Kecamatan Sukoharjo sebanyak 21

orang petani ikan nila merah Karamba, Kecamatan Tawangsari sebanyak 1

orang petani ikan nila merah Karamba. Cara pengambilan sampel untuk

yang di Waduk dilakukan secara sensus yaitu seluruh petani sampel menjadi

responden sedangkan untuk yang di genangan menggunakan simple random

sampling yaitu pengambilan responden secara acak.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari petani

yang mendukung dalam penelitian. Data primer dapat berupa

karakteristik petani, penggunaan sumber produksi, besarnya produksi,

besarnya biaya usahatani dan penerimaan usahatani. Secara teknis dapat

dilakukan dengan cara wawancara kepada petani selaku responden dan

(47)

commit to user

cara observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap obyek

penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengutip

data laporan maupun dokumen dari lembaga atau instansi yang ada

hubungannya dengan penelitian, dalam hal ini adalah Badan Pusat

Statistik (BPS) dan Dinas Perikanan Kabupaten Sukoharjo. Secara teknis

data sekunder dapat dilakukan dengan cara pencatatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Teknik ini dilakukan untuk pengumpulan data primer berdasarkan

daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

2. Pencatatan

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu

dengan mencatat data yang telah ada pada instansi atau lembaga terkait

yang diperlukan dalam penelitian ini.

3. Observasi

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan

pengamatan langsung pada obyek yang akan diteliti.

E. Metode Analisis Data

1. Untuk mengetahui produktivitas pembesaran ikan nila merah karamba

dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

)

2. Untuk mengetahui pendapatan usahatani pembesaran ikan nila merah

karamba menggunakan rumus :

Pd U = Pr U – Bm

Gambar

Tabel 16. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usaha Pembesaran Ikan
Gambar   1. Skema Kerangka Teori Pendekatan Masalah ...............................
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Ikan Segar Secara Umum
Tabel 2. Jumlah Konsumsi Ikan nila merah di Kabupaten  Sukoharjo Tahun 2008-2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gouraud shading adalah bentuk pencahayaan dengan menganggap bahwa satu titik mempunyai tingkat pencahayaan yang sama sehingga setiap face mempunyai warna bergradiasi sejumlah

Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Aini (2011) hasilnya berupa makna referensial (arti sifat dan arti tempat), makna leksikal arti sifat dan arti tempat)

 Dalam hubungan mereka dengan sekolah-sekolah pekerjaan sosial, dan seterusnya. 3) Penting bagi asosiasi profesional untuk mencerminkan prinsip HAM dalam struktur

Kegiatan ini dilaksanakan setelah latihan mengajar terbimbing selesai. Kegiatan ini juga dilaksanakan secara kondisional sesuai dengan petunjuk guru

Sehingga minat masyarakat untuk menyekolahkan di SD Negeri Purwodeso menjadi kurang berminat, maka peneliti mencari solusi untuk menggunakan model pembelajaran yang

Dalam melakukan pembelian barang terdapat beberapa kendala yang dihadapi purchasing seperti schedule pengiriman yang terlambat dari pihak supplier maka berpengaruh

Hasil penerapan pembelajaran berbasis reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran fikih di MTs Sunan Kalijogo Malang yaitu setelah diterapkan reward kepada

Pendek kata, istilah sunnah mempunyai dimensi dan konotasi yang bervariasi ketika orang (baca;ulama) mudah saja menjustifikasi praktek aktual yang telah mapan sebagai