• Tidak ada hasil yang ditemukan

UKURAN LINGKAR LE DAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UKURAN LINGKAR LE DAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

UKURAN LINGKA

DAN KEJADIAN BA

Un

Mempe

FAKU

UNIVER

GKAR LENGAN ATAS (LILA) IBU HAM

BAYI BERAT BADAN LAHIR REND

(BBLR)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

peroleh Gelar Sarjana Kedokteran

Yulinar Budi Adhi

G0005214

AKULTAS KEDOKTERAN

VERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

(2)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 23 Januari 2010

(3)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Ibu hamil dan

Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Yulinar Budi Adhi, G0005214/IX, Tahun 2010

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari Sabtu, Tanggal 23 Januari 2010

Pembimbing Utama

Teguh Prakosa,dr,SpOG ... NIP 196410301990111002

Pembimbing Pendamping

(4)

iv

ABSTRACT

Yulimar Budi Adhi / G00052214, 2010, The Measure of Pregnant Mother Mid-Upper Arm Circumference (MUAC) on Infant Low Birth Weight (LBW), Medical Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta.

The Infant Low Birth Weight (LBW) is a baby having less than 2500 grams of body weight regardless gestation period. One of the influencing factor of BBLR occurrence is the mother nutrient status in which the pregnant mother nutrient status can be measured using Mid-Upper Arm Circumference (MUAC). This research is aimed to examine and estimate the relation of pregnant mother Mid-Upper Arm Circumference (MUAC) on Infant Low Birth Weight (LBW) occurrence.

This research is analytical in traits having cross sectional approach. The sample size is of 30 home care patients in RSUD Dr. Moewardi Surakarta, which are selected using fixed disease sampling. Data collection is conducted by 2 methods, they are interview and direct measurement on patient and record the patients’ medical record results. Data is analyzed using linear regression analysis. The influence of MUAC is measured by Odd Ratio (OR) and CI 95%.

The result of this research shows that a pregnant mother’s mid-upper arm circle size of < 23.5 cm has 10 times greater risk to bear a baby with less weight than a pregnant mother with upper arm circle size > 23.5 cm (OR = 10; CI 95%).

This research concludes that the Mid-Upper Arm Circumference (MUAC) of > 23.5 cm will decrease the occurrence of newborn with Low Birth Weight (LBW) which statistically significant. The physician and health professional are expected able to provide more health education and elucidation in relation with pregnant mother nutrient status which can influencing the infant body weight

(5)

v

ABSTRAK

Yulinar Budi Adhi / G0005214, 2009, Ukuran Lingkar Lengan Atas(LILA) Ibu hamil dan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah(BBLR), Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR adalah status gizi ibu dimana status gizi ibu hamil dapat diukur menggunakan ukuran lingkar lengan atas (LILA). Penelitian ini bertujuan menguji dan mengestimasi hubungan antara ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil terhadap kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah Sampel sebanyak 30 orang pasien rawat jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta dipilih dengan teknik fixed disease sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu wawancara dan pengukuran langsung dengan pasien dan mencatat hasil rekam medis pasien. Data dianalisa dengan model analisis analisis regresi linier.Pengaruh LILA diukur dengan Odds Ratio (= OR) dan CI 95%

Hasil penelitian menunjukkan Ibu dengan lingkar lengan <23.5 cm memiliki risiko 10 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah daripada ibu dengan lingkar lengan >23.5cm (OR=10; CI 95%).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa ukuran lingkar lengan atas(LILA) >23,5cm akan menurunkan kejadian bayi berat badan lahir rendah(BBLR) yang secara statistic signifikan.Dokter dan profesional kesehatan diharapkan dapat menyediakan pendidikan dan penyuluhan kesehatan berkenaan dengan status gizi ibu hamil yang dapat mempengaruhi berat badan lahir bayi.

(6)

vi PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan bimbingan dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Ukuran Lingkar Lengan Atas(LILA) Ibu hamil dan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah(BBLR).

Penyusunan skripsi dimaksudkan untuk melengkapi tugas, guna memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof.Dr.A.A.Subijanto, dr, MS selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr.Teguh Prakosa SpOG selaku pembimbing utama.

4. Drs.Bagus Wicaksono MSi selaku pembimbing pendamping. 5. Dr.Wuryatno SpOG selaku penguji utama

6. Prof.Dr.Bhisma Murti, MPH, MSc., PhD selaku anggota penguji 7. Dan segenap pihak-pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis memohon kritik dan saran apabila dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan.

Surakarta, Januari 2010

(7)

vii

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 10

(8)

viii

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 21

A.Simpulan ... 21

B.Saran ... 21

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pada ibu yang melahirkan bayi hidup di RSUD Dr Moewardi Surakarta...14 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu yang melahirkan...15 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir Hidup.... 15 Tabel 4.4 Hasil analisis regresi linier untuk menilai hubungan antara lingkar

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran pengaruh Ukuran lingkar lengan atas (LILA) terhadap kejadian BBLR……… 9

Gambar 3.1 Rancangan penelitian pengaruh LILA terhadap kejadian

BBLR ... .... 11

(11)

18

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

2

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang

dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi

yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (IDAI, 2004).

Bayi berat lahir rendah merupakan salah satu dari tiga penyebab utama

kematian neonatal di Indonesia. BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan Makin rendah masa gestasi dan berat lahir bayi makin tinggi angka

kematian bayi. Kehidupan bayi biasanya berakhir di ruang perawatan intensif

neonatus sebagai akibat berbagai morbiditas neonates (United Nations

Children’s Fund, 2007).

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari

seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi

di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik

menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir

lebih dari 2500 gram (WHO,2007).

Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah

(13)

3

3

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1%-17,2 %. Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka

ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program

perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (Setyowati,

2003).

Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu semakin baik pula pengetahuan

ibu tentang gizi sehingga status gizi ibu juga akan membaik. Tingkat

pendidikan banyak menentukan sikap dan tindak-tanduknya dalam

menghadapi berbagai masalah termasuk pengaturan makanan bagi ibu hamil

untuk mencegah timbulnya bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) (DEPKES,

2000).

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada

masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi

yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas

bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu selama hamil

masa kehamilan (Zulhaeda, 2003).

Salah satu pengukuran status gizi ibu hamil dapat menggunakan

ukuran lingkar lengan atas.Beberapa penelitian merekomendasikan

pengukuran status gizi menggunakan lingkar lengan atas karena dianggap

praktis mudah dan memerlukan alat yang mudah diperoleh.Pengukuran

(14)

4

4

risiko ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

(Supariasa, 2001).

Berdasar uraian tersebut mendorong peneliti melakukan penelitian

tentang hubungan tingkat pendidikan dan status gizi berdasar pengukuran

lingkar lengan atas ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR) di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas ibu hamil dengan

angka kejadian Bayi Berat lahir Rendah (BBLR)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui besar pengaruh ukuran lingkar

lengan atas ibu hamil dengan kejadian Bayi Berat Lahir rendah (BBLR)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis:

Manfaat teoritis penelitian ini adalah memperkaya pengetahuan

tentang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

2. Manfaat praktis:

a. Mengetahui kejadian BBLR dari semua persalinan hidup yang

melahirkan di RS Dr.Moweardi Surakarta

b. Mengetahui besar pengaruh ukuran lingkar lengan atas (LILA) ibu

(15)

5

(16)

6

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Berat Badan Lahir rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah(BBLR) adalah bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah

berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (IDAI, 2004)

Penggolongan BBLR. BBLR dibagi menjadi 2 golongan (buku kuliah FK

UI IKA):

a.Kecil untuk masa kehamilan(KMK)

Bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa

kehamilan.Berarti bayi mengalami retardasi intra uterine dan dapat

disebut dismaturitas

b.Premature murni

Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu

dan badanya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu.atau biasa

disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan

(Menurut Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga,

Pusdiknakes. Depkes RI 1992) BBLR dapat disebabkan oleh beberapa

faktor diantaranya, yaitu :

1) Faktor ibu

a) Gizi saat hamil yang kurang

b) Umur kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun

(17)

7

7

c) Jarak kehamilan/persalinan yang terlalu dekat dengan kehamilan/

persalinan berikutnya

d) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi dan jantung

e) Perokok dan bekerja yang terlalu berat

2) Faktor kehamilan

a) Hamil ganda

b) Perdarahan ante partum

c) Plasenta previa

3) Faktor janin

a)Cacat bawaan

b)Infeksi dalam rahim

4) Faktor lain-lain (nutrisi, perokok, peminum alkohol, sosial ekonomi. dll)

2. Pengukuran Status Gizi menggunakan Lingkar Lengan Atas (LILA)

Lingkar Lengan Atas(LILA) merupakan salah satu pilihan untuk

penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan

alat-alat yang sulit diperoleh,dengan harga yang lebih murah. Beberapa hal

yang perlu mendapat perhatian pada pengukuran ini (Supariasa, 2001)

a. Baku Lingkar Lengan Atas(LILA) yang sekarang digunakan belum

mendapat pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia. Hal

ini didasarkan pada hasil-hasil penelitian yang umumnya menunjukkan

perbedaan angka prevalensi Kekurangan Energi Protein (KEP) yang

(18)

8

8

menurut umur atau berat badan menurut tinggi badan maupun

indeks-indeks lain di pihak lain, sekalipun dengan LILA.

b. Kesalahan pengukuran pada LILA (pada berbagai tingkat keterampilan

pengukur) relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan,

megingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada

LILA dari pada tinggi badan. Ini berarti kesalahan yang sama besar

jauh lebih berarti pada LILA dibandingkan dengan tinggi badan.

c. Lingkar lengan atas sensitif untuk semua golongan tertentu

(prasekolah) tetapi kurang sensitif pada golongan lain terutama orang

dewasa. Tidak demikian halnya dengan berat badan.

Alat yang digunakan merupakan suatu pita pengukur yang terbuat

dari fiberglass atau jenis ukuran kertas tertentu berlapis plastik.Cara

mengukurnya yaitu (Supariasa, 2001).

c.Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup

terukur keliling lingkar lengan, tetapi pita jangan terlalu kuat ditarik

atau terlalu longgar.

Pengukuran LILA pada kelompok Wanita Usia Subur(WUS)

(19)

9

9

dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui

kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK). Wanita usia subur

adalah wanita usia 15-45 tahun.Adapun tujuan Pengukuran LILA pada

kelompok WUS tersebut : (Supariasa, 2001)

a.Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk

menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR

b.Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan

dalam pencegahan dan penanggulangan KEK

c.Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak

d.Meningkatkan peran serta petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan

gizi WUS yang menderita KEK

e.Mengerahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang

menderita KEK

Ambang batas LILA dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5

cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita

LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan

akan melahirkan BBLR.

3. Gizi Ibu Hamil

Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 1998,

seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi ratarata 20 mg perhari.

Sedangkan kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata

(20)

10

10

Gizi Kurang pada Ibu Hamil, Bila ibu mengalami kekurangan gizi

selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin,

seperti diuraikan berikut ini.

a. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan

komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu

tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

b. Terhadap Perslinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan

dengan operasi cenderung meningkat.

c. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia

intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir

rendah (BBLR).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status

gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama

hamil, salah satunya mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA).

Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada

(21)

11

11

trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus

bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan

untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis

(KEK)

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran pengaruh ukuran lingkar

lengan atas(LILA) terhadap kejadian BBLR

C. Hipotesis

Terdapat pengaruh ukuran lingkar lengan atas (LILA) ibu hamil

dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR) Asupan Gizi ibu

Berat Badan Lahir Bayi Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu

Hamil

(22)

12

(23)

13

13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional (Murti, 2006).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi penelitian ini adalah Semua ibu yang melahirkan bayi hidup.

2. Sampel :

Sampel adalah ibu yang melahirkan bayi hidup dan dirawat di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta.

D. Teknik Sampling

Fixed disease sampling (Murti, 2006). Untuk menguji hipotesis dari

dua populasi dalam penelitian ini dan berdasar penelitian yang lalu dengan

jenis populasi yang sama,menggunakan jumlah sampel 30 responden.

(24)

14

14

Desain Penelitian

Penelitian cross sectional, dengan skema rancangan penelitian sebagai

berikut:

Gambar 3.2 Rancangan penelitian pengaruh

LILA terhadap kejadian BBLR

E. Definisi Variabel

1. Variabel terikat : Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

2. Variabel bebas : Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Ibu Hamil yang melahirkan bayi di RSUD Dr.Moewardi

BBLR Tidak BBLR

Tabel 2x2

Uji Chi Square

LILA >23,5cm LILA<23,5cm LILA >23,5cm LILA<23,5cm

(25)

15

15

F. Definisi Operasional

1. Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Dalam penilaian status gizi peneliti menggunakan LILA atau

lingkar lengan atas ibu, Dibandingkan dengan indicator antropometri

lainnya, LILA paling praktis penggunaannya di lapangan, dan oleh sebab

itu beberapa penelitian merekomendasikan LILA(Shah, 2002).Di

Indonesia, LILA dengan cut off point 23,5 cm dipergunakan untuk

menjaring ibu hamil yang berisiko melahirkan bayi BBLR (Husaini,

2003).

alat ukur : pengukuran langsung

Skala pengukuran : dikotomi(0:LILA<23,5cm ; 1:LILA>23,5cm)

Klasifikasi standar LILA(Supariasa, 2001) : Ambang batas LILA

dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA

kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita

tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR.

LILA > 23,5 cm : status gizi baik

LILA < 23,5 cm : status gizi buruk

2. Berat Badan Lahir Rendah

Bayi berat lahir rendah(BBLR) adalah bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah

berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.

Alat ukur : rekam medic/catatan medic pasien

(26)

16

16

G. Analisis Data

Untuk menguji hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas ibu dengan

kejadian Berat Badan Lahir rendah dilakukan perhitungan dilakukan uji Chi

Kuadrat.

㤰2躰 擐66 擐 2 6

Keterangan:

X2 : Chi-Square

N : Jumlah Sample

a,b,c,d : Frekwensi dari masing-masing variable

BBLR Non BBLR

LILA < 23,5 a b a+b

LILA > 23,5 c d c+d

a+c b+d N

Menghitung pengaruh ukuran lingkar lengan atas(LILA) ibu hamil

dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah(BBLR) ditegakkan dengan

Odds Ratio dan CI 95%.

䚸 躰擐6

(27)

17

17

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dari penelitian yang dilakukan dengan pengukuran langsung dan

pengambilan data pada RM pada ibu yang melahirkan bayi hidup di RSUD Dr

Moewardi Surakarta diperoleh hasil sebagai berikut:

A. Ciri ciri Subjek Penelitian

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pada ibu yang melahirkan

bayi hidup di RSUD Dr Moewardi Surakarta.

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa berdasarkan pembagian kelompok usia,

jumlah terbesar ibu yang melahirkan bayi hidup terdapat pada kelompok

usia 26-30 tahun sebanyak orang (50%), kelompok usia 20-25 tahun

sebanyak 10 (33,3%) dan kelompok usia > 30 tahun sebanyak 5 orang

(16,7%).

(28)

18

18

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu yang melahirkan.

Status Gizi Jumlah Pesentase dengan gizi baik sebanyak 18 orang (60%) dan yang melahirkan bayi hidup dengan gizi buruk sebanyak 12 orang (40%). Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir Hidup

orang (63,3%) sedangkan yang BBLR sebanyak 11 orang (36,7%).

B. Analisis Data

Untuk mengetahui adanya hubungan antara lingkar lengan atas dan

berat badan lahir.digunakan uji statistik regresi linier, OR dan X². Hasil

(29)

19

19

1. Analisis regresi linier

Tabel 4.4 Hasil analisis regresi linier untuk menilai hubungan antara lingkar lengan atas ibu dan berat badan lahir bayi

Variabel Koefisien Regresi

t p Confidence Interval 95%

Batas bawah Batas atas

Konstan 453.12 0.62 0.542 -1009.77 1880.40

Tabel 4.4 menunjukkan hasil analisis regresi linier tentang hubungan

antara lingkar lengan atas dan berat badan lahir. Hasil analisis regresi

menunjukkan koefisien regresi sebesar 94,56 yang berarti setiap kenaikan 1

cm lingkar lengan ibu akan memberikan kenaikan berat badan lahir bayi

sebesar 95 gram. Kenaikan tersebut secara statistik signifikan (p= 0.003).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(30)

20

20

Gambar 4.1 menunjukkan garis regresi antara lingkar lengan atas dan

berat badan lahir yang positif. Makin meningkat lingkar lengan atas

ibu, makin meningkat berat badan lahir bayi.

2. Analisis OR (Odds Ratio) dan X² (Chi Kuadrat)

Tabel 4.5 Hasil analisis hubungan antara lingkar lengan atas dan berat badan lahir, menggunakan OR dan X²

badan rendah daripada ibu dengan lingkar lengan >23.5 cm.Hubungan

tersebut secara statistik signifikan (p=0.005). Hasil analisis data

kategorikal ini konsisten dengan hasil analisis regresi linier pada

Tabel.4.4.Hasil pada tabulasi silang (X²) Lingkar lengan < 23,5 cm bayi

(31)

21

21

Sedangkan Lingkar lengan >23,5 bayi lahir BBLR sebesar 3 (16,70%)

dan BBL normal sebanyak 15 (83,30%). Dari hasil perhitungan

diperoleh nilai c² hitung sebesar 7,75 dengan p value sebesar 0,005 <

0,05 (a) sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan

antara Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan kejadian Bayi Berat Badan

(32)

22

22

BAB V

PEMBAHASAN

Dari tabel 4.4 menunjukkan hasil analisis regresi linier tentang hubungan

antara lingkar lengan atas dan berat badan lahir. Hasil analisis regresi

menunjukkan koefisien regresi sebesar 94,56 yang berarti setiap kenaikan 1 cm

lingkar lengan ibu akan memberikan kenaikan berat badan lahir bayi sebesar 95

gram. Kenaikan tersebut secara statistik signifikan (p= 0.003). Menurut Suparisa

(2001) Lingkar Lengan Atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status

gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh,

dengan harga yang lebih murah. Pengukuran lingkar lengan atas ibu hamil

diharapkan dapat dilakukan untuk mengetahui risiko ibu melahirkan bayi dengan

berat badan lahir rendah (BBLR).

Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisis hubungan antara lingkar lengan

atas dan berat badan lahir, dengan menggunakan uji analisis OR (Odds Ratio) dan

X² (Chi square). Ibu dengan lingkar lengan <23.5 cm memiliki risiko 10 kali

lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah daripada ibu dengan

lingkar lengan >23.5 cm. Hubungan tersebut secara statistik signifikan (p=0.005).

Menurut Sapariasa (2001) Ambang batas LILA dengan risiko KEK

(Kurang Energi Kronis) di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA

kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut

(33)

22

22

mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Status gizi

ibu sebelum dan selama hamil dapat dipengaruhi petumbuhan janin yang sedang

dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil

kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat

badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung

pada keadaan gizi ibu selama masa kehamilan. (Zulhaeda, 2003).Menurut IDAI

(2004) bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi.Berat lahir adalah berat bayi yang

ditimbang dalam 1 (satu ) jam setelah lahir.Bayi berat lahir rendah merupakan

salah satu dari tiga penyebab utama kematian neonatal di Indonesia.BBLR

termasuk factor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas

neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap

kehidupannya dimasa depan.Makin rendah masa gestasi dan berat lahir bayi

makin tinggi angka kematian bayi.

(34)

xi

tersebut secara statistik signifikan (p=0.005).

2. Hasil analisis regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 94,56 yang

berarti setiap kenaikan 1 cm lingkar lengan ibu akan memberikan

kenaikan berat badan lahir bayi sebesar 95 gram. Kenaikan tersebut

secara statistik signifikan (p= 0.003)

B. Saran

i. Bagi Petugas Kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang

bersangkutan dengan pelayanan ibu hamil, hendaknya memberikan

informasi kepada ibu hamil mengenai gizi yang harus dikonsumsi untuk

janin yang dikandungnya, sehingga mengurangi kejadian bayi berat badan

lahir rendah (BBLR).

ii. Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan tentang kesehatan ibu hamil

pada masyarakat baik memberikan pengetahuan secara langsung atau

dengan meningkatkan pelayanan kesehatan diharapkan dengan

(35)

xxiv

xxiv

meningkatnya kesehatan ibu hamil akan menekan angka kejadian bayi

berat badan lahir rendah atau mortalitas bayi.

iii. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

ukuran lingkar lengan atas ibu hamil denga kejadian Bayi Berat Lahir

Rendah, sehingga dapat sebagai bahan pertimbangan khususnya bagi ibu

hamil.

(36)

xxv

xxv

DAFTAR PUSTAKA

C.Goodman, D. (2002). The New England Journal of Medicine. THE RELATION

BETWEEN THE AVAILABILITY OF NEONATAL INTENSIVE CARE ,

Vol. 346, No. 20.

Husaini, jajah; Husaini, Mahdin A; Musa, Syakarni. 2003. Keterbatasan Menggunakan Lingkar Lengan Atas Dalam Memonitor Status Gizi Wanita Beresiko Tinggi Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah.

http://www.litbang.depkes.go.id/djunaedi/documentation/350407pdf/yayah.pdf. Last Update:2008

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313. Krisnadi, s. r. (2006). Cermin Dunia Cedokteran. Dampak Infeksi Genital

Terhadap Persalinan Kurang Bulan , 151

Murti, Bhisma. 2007. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, Pp : 59,81,111,137.

Prawiroharjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO.

Pudiadi. 1997. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan

Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from : http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Last Update : 2003

Shah, K.P. Appropriate technology and prenatal care: The Kasa experience. Adv. Int. Maternal Child Health 2002; 2: 1-15

Stephenson, P. (2005). Global Healts Technical Briefs. Focused Antenatal Care:A Better, Cheaper, Faster, Evidence-based Approach , 30-45.

Supariasa, I. N. (2001). Penilaian Status gizi. Jakarta: EGC.

United Nations Children’s Fund/World Health Organization. Low Birthweight.

UNICEF, New York, 2004. Avaliable from :

http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov 2007 World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards

promoting optimal fetal growth. Avaliable from :

(37)

xxvi

xxvi

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran pengaruh ukuran  lingkar
 Tabel 2x2
Tabel 4.1  Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pada ibu yang melahirkan
Tabel  4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu yang melahirkan.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Studi penelitian ini diberi judul “ Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank ter- hadap Pertumbuhan Laba pada Peru- sahaan Sektor Perbankan,” Penelitian ini merupakan replikasi dari

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 8/PMK.07/2020 tentang Tata Cara Penyaluran Dana Alokasi Umum

Penelitian ini membahas tentang analisis perilaku eksportir dalam memilih PT Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Sudirman Surakarta sebagai Partner Ekspor, untuk memperluas

Dari beberapa teori dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika awal adalah kepekaan terhadap cara berpikir ilmiah dan membangun konsep yang ditunjukkan dengan

Jika matahari tinggi maka radiasi yang jatuh hampir tegak lurus pada permukaan bumi, sedangkan jika matahari rendah ma- ka radiasi akan disebarkan dalam area yang luas sehingga

Std. Test distribution is Normal. Calculated from data. Dependent Variable: Unstandardized Residual.. Dependent Variable: LN_HargaSaham.. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efek hipoglikemik kecambah beras merah pada tikus diabetes yang diinduksi STZ-NA terhadap kadar glukosa darah, insulin, serta indeks

Pengamatan dilakukan pada 7 hari setelah aplikasi dengan cara mengoleksi bahan tanaman yang terserang penggerek batang lada dan diamati di laboratorium untuk memastikan