• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 POTENSI LOOKING BACK SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 POTENSI LOOKING BACK SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DI SMA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI LOOKING BACK SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

MATERI BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DI SMA

Herlita, Sugiatno, Dian

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email:herlitasipayung69@gmail.com

Abstract

The problem in this thesis is "How student's looking back potential in answering questions on arithmetic sequence and series at Taruna Bumi Khatuistiwa senior high school Kubu Raya in the school year of 2017/2018. The research method used is exploration method. The subject in this research is Students at class XI science Taruna Bumi Khatulistiwa senior high school Kubu Raya in the school year of 2017/2018.the subjects in this research were 6 students selected from 32 student base on each category. Data collection techniques use a test and non-test (interview). Data collection tool used in the form of test and interview. Based on the data analysis, there three type answering in indicator looking back describe of potential in answer first type. Check for the correctness of solution the process of checked the solution is shown by testing the values of a and b. That have been obtained will produce the known member of arithmetic sequence and series in the problem test. The results or number of it that are asked using a formula or calculation with backward flow manually. Found of alternative solutions the student can be demonstrated by using different methods and can determine a more efficient solution. Representation the extension of the solution to other related problems student can find examples of problems. That correspond to the questions asked, and can solve the problem in the same way and method.

Keyword: Potential, Looking back, Arithmetic Sequence And Series

PENDAHULUAN

Para ahli di National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyata-kan bahwa problem solving meru-pakan tuju-an pembelajartuju-an matematika pada uruttuju-an pertama diantara penalaran dan bukti, konek-si, komunikasi dan representasi (NCTM 2000: 7). Pentingnya kemampuan pemecahan masalah tercermin dalam kutipan Branca (dalam Soemarmo dan Hendriana, 2014: 23) yang menyatakan bahwa pemecahan masalah matematis merupakan tujuan penting dalam pembelajaran mate-matika bahkan proses pemecahan masalah matematis merupakan jantungnya matematika. Hal ini sejalan dengan National Council of Supervisors of Mathematics (NCSM) menyatakan bahwa

learning to solve problems is the principal reason for studying mathematics” (NCSM dalam Posamentier, 2009: vii )

(2)

da-lam langkah keempat yaitu looking back. Menurutnya Looking Back tidak hanya seke-dar memeriksa kebenaran langkah solusi, tetapi termasuk juga pertim-bangan solusi alternatif dan representasinya, menemukan strategi yang lebih efisien, dan penggunaan proses atau cara penyelesaian untuk masalah terkait lainnya. Sehingga siswa yang mela-kukan tahap looking back yang baik secara otomatis memiliki kemampuan yang baik pula untuk mengkaji tiga tahap pemecahan masalah sebelumnya.

Konsep looking back diasosiasikan pada pertanyaan-pertanyaan berikut: Dapatkah ka-mu memeriksa penyelesaiannya? Dapatkah kamu memeriksa argumennya? Dapatkah kamu mendapatkan penyelesaian dengan cara yang berbeda? Dapatkah kamu memperoleh penyelesaian yang lebih singkat? Dapatkah kamu menggunakan cara atau metode penye-lesain untuk masalah lain? (Polya, 1973: xvii). Menggunakan konsep looking back solusi yang diperoleh diproses kembali dengan mempertimbangkan ulang dan meme-riksa kembali hasil dan proses memperoleh solusi tersebut. Tujuannya agar siswa dapat menggabungkan pengetahuan mereka dan mengembangkan kemampuan mereka untuk memecahkan masalah.

Dalam penelitian Sowder (2014) juga dikemukakan pentingnya looking back dalam menyelesaikan suatu masalah matematika. Menurutnya upaya mengajar dengan baik diharapkan benar-benar membahas beberapa cara menemukan yang mungkin membantu dalam memperbaiki rencana pemecahan masalah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menimbulkan pertanyaan: Apa yang mungkin salah, cara menemukan hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan looking back. Looking back bahkan lebih banyak memberikan informasi yang tepat daripada sekadar menemukan solusi yang lebih sederhana.

Dewey (1933: 107) memaparkan strategi pemecahana masalah yaitu: mengenali masa-lah, mendefinisikan masamasa-lah, mengembang-kan solusi yang mungkin, menguji beberapa ide, memilih hipotesis yang terbaik. Dalam hal ini terdapat komponen dari looking back

yang dijelaskan pada uraian berikut:(a) Mengembangkan beberapa solusi yang mungkin (Occurrence of a suggested explan-ation or possible solution) pada tahap ini siswa diharapkan dapat mengajukan beberapa kemungkinan alternatif solusi penyelesaian masalah. (b) Menguji beberapa ide (The rational elaboration of an idea). pada tahap ini siswa menjabarkan atau elaborasi dari setiap ide dan pengujiannya. (c) Memilih hipotesis yang terbaik (Corrobo-ration of an idea and formation of a concluding belief). pada tahap ini siswa diharapkan dapat menuliskan kesimpulan dari solusi atas permasalahan yang dipaparkan sebelumnya.

Krulik dan Rudnick (1995: 27) juga mengembangkan langkah pemecahan masa-lah. Langkah keempat pemecahan masalah Polya atau looking back menggunakan istil-ah look back and extend yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu: (a)Verifikasi jawa-ban; (b) Menentukan solusi alternatif dengan variasi menarik; (c)Mengembangkan jawaban pada situasi yang lain (penggene-ralisasian/ konseptualisasi) menggunakan pertanyaan “bagaimanajika...”;(d)Mendiskusikan

jawaban

Looking back mencakup lebih luas daripada memeriksa kebenaran langkah solusi, tetapi termasuk pertimbangan solusi dan representasi alternatif, memeriksaan ulang solusi untuk strategi yang lebih efisien, dan penggunaan dari solusi untuk masalah terkait lainnya, hal ini bersesuaian dengan langkah pemecahan masalah yang dikemu-kakan oleh Polya, Dewey, dan Krulik & Rudnik. Sehingga dengan melakukan looking back akan mengkaji tiga tahap pemecahan masalah sebelumnya. Pentingnya penerapan looking back didukung oleh teori belajar bermakna Ausebel dan teori kognitif Dewey.

(3)

peneliti tertarik untuk mendeskripsikan potensi siswa yang dalam menyelesaikan soal yang dikaji dari tahap looking back, yaitu dengan menggali adanya potensi siswa dalam memeriksa solusi penyelesaian, menemukan solusi dengan beberapa alternatif penyele-saian lain, serta menggunakan cara atau metode penyelesaian untuk menyelesaikan soal lain yang ekuivalen.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pendidikan dapat diarti-kan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemu-kan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada giliran-nya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono 2015:6). Metode penelitian yang dipilih harus sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan peneli-tian. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Taruna Bumi Khatulistiwa Kubu Raya dalam menyelesaikan soal materi barisan dan deret aritmetika dikaji dari tahap Looking-back.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksploratif. Arikunto (2010:7) menjelaskan penelitian eksploratif merupa-kan penelitian yang bertujuan untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Dalam penelitian ini menggunakan menggu-nakan bentuk penelitian deskriptif. Bentuk penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir 2009: 54). Metode penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan menyatakan suatu objek secara relatif mendalam yang dilaku-kan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhui terjadinya sesuatu mana kala kita belum mengetahui mengenai objek penelitian kita. Peneliti mengungkapkan penelitian eksploratif ini secara kualitatif. Karena berdasarkan pada definisi penelitian

kualitatif yang dipaparkan oleh Kirk dan Miller (dalam Moleong 2011:3) bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengeta-huan sosial yang dalam fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasan sediri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa-nya dan dalam peristilahannya. Subjek penelitian ini adalah 6 siswa kelas XI IPA Sekolah Menengah Atas Taruna Bumi Khatulistiwa Kubu Raya yang dipilih berdasarkan hasil tes potensi looking back siswa pada materi barisan dan deret aritmetika berdasarkan tingkatan berikut: 2 siswa dengan nilai tes potensi looking back pada tingkat tinggi, 2 siswa dengan nilai tes potensi looking back pada tingkat sedang, 2 siswa dengan nilai tes potensi looking back pada tingkat rendah yang kemudian diwa-wancarai untuk menggali lebih dalam mengenai potensi looking back yang ada pada siswa. prosedur penelitian yang akan dilaksanakan meliputi:

Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1) Melakukan pra riset di SMA Taruna Bumi Khatulistiwa Kubu Raya, hal ini dilakukan untuk mengeta-hui data tentang jumlah siswa, mengetamengeta-hui hasil belajar siswa dengan wawancara dengan guru kelas XI IPA dan mengetahui jumlah jam pelajaran untuk jadwal pelaksanaan penelitian. (2)Menyiapkan instrumen peneli-tian berupa kisi-kisi soal, membuat soal tes essay, alternatif penyelesaian, pedoman pen-skoran, dan pedoman wawancara. (3)Melaku-kan validasi terhadap instrumen penelitian berupa validitas dan realibilitas. (4)Melaku-kan revisi instrumen penelitian berdasar(4)Melaku-kan hasil validasi (5)Melakukan uji coba tes (6)Menganalisis data hasil uji coba (7)Mela-kukan revisi instrumen peneli-tian berdasar-kan hasil uji coba (8)Menentu-berdasar-kan waktu penelitian.

Tahap Pelaksanaan

(4)

(2)Memberi skor dan membagi tingkat potensi looking back siswa dalam tingkatan tinggi, sedang rendah berdasarkan hasil tes. (3)Mewawancarai 6 siswa berda-sarkan ting-katan berikut: 2 siswa dengan nilai tes potensi looking back pada tingkat tinggi, 2 siswa dengan nilai tes potensi looking back pada tingkat sedang, 2 siswa dengan nilai tes potensi looking back pada tingkat rendah. untuk mengidentifikasi lebih lanjut adanya potensi langkah looking back pada siswa dalam menyelesaikan soal barisan dan deret aritmetika.

Tahap Akhir

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir antara lain (1) Mengumpulkan hasil data tes tertulis dan wawancara (2)Melakukan pengolahan data (3)Mendes-kripsikan hasil pengolahan data dan menyimpulkan sebagai jawaban dari masalah dalam penelitian (4) Menyusun laporan penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil yang diperoleh terdapat 5 orang siswa yang termasuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata persentase skor sebesar 71%, terdapat 16 siswa yang termasuk dalam kategori sedang dengan rata-rata persentase skor sebesar 43,125% , dan terdapat 12 siswa yang termasuk dalam kategori rendah dengan rata-rata persentase skor sebesar 20%.

Berdasarkan klasifikasi tersebut, peneliti memiilih 6 subjek berdasarkan tingkat kate-gori berikut: 2 subjek yang termasuk dalam kategori tinggi, 2 subjek yang termasuk da-lam kategori sedang, dan 2 subjek yang ter-masuk dalam kategori rendah. Setelah menentukan 6 subjek terpilih langkah beri-kutnya adalah mendeskripsikan jawaban dan hasil wawancara masing-masing siswa berdasarkan dari hasil penyelesaian soal dan indikator potensi looking back yaitu potensi siswa dalam memeriksa hasil penyelesaian, menemukan beberapa solusi alternatif, dan menggunakan cara atau metode penyelesaian untuk menyelesaikan soal terkait lainnya.

Wawancara dilakukan kepada subjek dengan kategori tinggi terdapat 2 subjek yaitu DER dan JPK, pada kategori sedang subjek terpilih yaitu AND dan DDK, sedangkan pada kategori rendah subjek yang terpilih adalah MOT dan ALR. Berdasarkan jawaban 6 subjek tersebut diperoleh masing-masing 3 tipe jawaban yang mendeskripsikan hasil jawaban siswa dalam menyelesaian soal, meriksa solusi, menemukan solusi alternatif lain serta menggunakan cara penyelesaian untuk menyelesaikan masalah terkait lainnya. Potensi looking back yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tipe jawaban pertama yang cenderung menunjukan adanya potensi looking back berdasarkanmasing-masing indikator.

Pembahasan

(5)

menguji hasil diperoleh menggunakan rumus atau perhitungan secara manual dengan alur mundur yang dalam prosenya akan menuntun siswa untuk benar-benar memahami penyele-saian masalah yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan teori looking back yang dikemukakan Dewey (1933: 107) yaitu menguji beberapa ide (The rational elaboration of an idea). Siswa menjabarkan atau elaborasi dari setiap ide dan pengujiannya.

Potensi looking back siswa pada tipe II yang tampak pada saat siswa dalam melakukan proses memeriksa kembali yaitu subjek yang sudah memahami konsep soal dan memeriksa solusinya dengan cara mencari penyelesaian soal dengan cara yang berbeda salah satunya dengan perhitungan manual sehingga diperoleh hasil yang sama dengan penyelesaian sebelumnya. Terdapat beberapa prosedur yang kurang lengkap pada saat memeriksa solusi misalnya hanya dapat memeriksa nilai a dan b yang dimaksud dalam soal adalah benar namun tidak meme-riksa untuk suku atau jumlah suku yang ditanyakan pada soal. Kemudian juga ditemukan beberapa kesalahan dalam meng-gunakan rumus barisan dan deret aritmetika serta kekeliruan dalam mengoperasikan bilangan. Hal demikian senada dengan temuan yang di kemukakan oleh Showder (2014), Ia mengemukakan upaya mengajar dengan baik benar-benar membahas beberapa cara menemukan atau heuristik yang mungkin membantu dalam memperbaiki rencana langkah dengan menimbulkan pertanyaan: Apa yang mungkin salah, bagai-mana menemukannya hal itu dapat di lakukan dengan menggunakan langkah looking back.

Potensi looking back siswa pada tipe III yang tampak pada saat siswa dalam melakukan proses memeriksa kembali yaitu dengan mengulang kembali proses penyele-saian soal dengan memperhatikan tiap langkah dan prosedur penyelesaian soal. Ter-dapat subjek yang memiliki kecenderung-an untuk tidak menuliskan proses memeriksa kembali pada jawaban, hal ini juga dikarena-kan subjek mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Namun setelah

wawan-cara dilakukan ditemukan bahwa siswa juga sebenarnya telah melakukan proses memeriksa kembali. Sehingga pada saat wawancara dilakukan subjek mengetahui letak kesalahan dan dapat menunjukan penyelesaian yang tepat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusiana (2012), yang menyatakan bahwa penggunakan wawancara klinis berbantuan recheck (memeriksa kembali) dalam mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi matematika.

(6)

perhitungan serta siswa yang belum dapat menemukan atau menuliskan alternatif penyelesaian soal apapun dalam lembar jawaban. Proses mencari solusi alternatif yang dilakukan bersesuaian dengan teolri yang dikemukakan Dewey (1933: 107) yaitu engembangkan beberapa solusi yang mung-kin (Occurrence of a suggested explanation or possible solution). Siswa diharapkan dapat mengajukan beberapa kemungkinan alternatif solusi penyelesaian masalah. Demikian pula teori Krulik dan Rudnick (1995: 27) menentukan solusi alternatif dengan variasi menarik. Namun apabila pada prosesnya terjadi kekeliruan dalam perhitungan atau proses pemecahan masalah hal sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Richard (1991: 150) bahwa faktor yang mempengaruhi kesuksesan siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah salah satunya adalah peran guru melatih atau merangsang pertumbuhan kognitif siswa dengan menimbulkan pertanyaan-pertanyan atau pandangan-pandangan sehingga siswa tidak hanya terpaku pada satu penyelesaian.

Potensi siswa dalam menggunakan cara atau metode Penyelesaian untuk menyele-saikan soal terkait lainnya. Siswa memiliki cara yang berbeda-beda untuk menemukan contoh soal yang cara atau metode penye-lesaiannya sama dengan cara pengerjaan soal yang ditanyakan. Terdapat beberapa tipe jawaban siswa dalam menggunakan cara atau metode penyelesaian untuk menyelesaikan soal terkait lainnya untuk tiap soalnya, pen-gelompokan tipe jawaban ini berdasarkan berdasarkan kesa-maan pola siswa dalam menggunakan cara atau metode penyelesaian untuk menyele-saikan soal terkait lainnya. Berikut ini diuraikan potensi siswa dalam menggunakan cara atau metode penyelesaian untuk menyelesaikan soal terkait lainnya ber-dasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah, disertakan tipe-tipe jawabannya. Potensi looking back siswa pada tipe I yang tampak pada saat siswa dalam menunjukan proses dalam menggunakan cara atau metode penyelesaian untuk menyelesaikan soal terkait lainnya dengan tepat yakni dapat menemukan contoh soal yang bersesuaian

dengan soal yang ditanyakan, serta dapat menyelesaikan soal tersebut dengan cara dan metode yang sama. Dalam menentukan contoh soal yang bersesuaian siswa mengawali dengan menentukan nilai suku awal dan bedanya, menggunakan angka yang lebih sederhana untuk menentukan suku-suku yang diketahui pada soal, dan apa yang ditanyakan. Sesuai dengan temuan Leong (2014) yang menge-mukakan bahwa subjek yang memiliki kemampuan looking back mampu secara kreatif menerapkan metode yang telah ditemukan dari penyelesaian masalah sebe-lumnya terhadap masalah terkait lainnya. Potensi looking back siswa pada tipe II. Tampak pada saat siswa dapat menuliskan contoh soal yang bersesuaian namun belum menunjukan cara atau metode penyelesaian soal tersebut. Sehingga proses pengerjaannya juga memiliki metode pengerjaan yang sama dengan soal sebelum-nya yang dalam hal ini siswa sudah memiliki kemampuan koneksi yang baik. Hal ini sesuai dengan temuan yang dilakukan oleh Rini (2017) yang menyatakan bahwa seorang siswa yang memiliki kemampuan koneksi matematis yang baik dapat dengan mudah menggunakan keterkaitan antar konsep, dapat memberi penjelasan mengenai apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan serta dapat membuat penggeneralisasiannya untuk dapat menyele-saikan masalah sejenis lainnya. Potensi looking back siswa pada tipe III merupakan siswa yang belum dapat menemukan contoh soal yang bersesuaian dengan soal yang ditanyakan atau tidak menuliskan apapun dalam lembar jawaban.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

(7)

menggunakan cara penyelesaian soal untuk menyelesaiakan masalah terkait lainnya. Secara khusus sebagai jawaban atas sub-sub masalah yang telah dirumuskan, maka dipe-roleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Potensi siswa dalam memeriksa hasil penyelesaian soal yang tampak siswa tampak pada subjek yang menunjukan proses memeriksa solusi penyelesaian soal dengan tepat yakni dapat menunjukan dan membuktikan bahwa solusi yang telah diperoleh bersesuaian dengan informasi yang diketahui pada soal.. (2)potensi siswa dalam menemukan beberapa solusi alternatif yang tampak pada subjek yang menunjukan proses menemukan beberapa solusi alternatif penyelesain soal dengan tepat yakni dapat menunjukan solusi soal yang dengan cara yang berbeda dengan prosedur pengerjaan yang tepat serta dapat menentukan solusi alternatif yang lebih efisien. (3)potensi siswa dalam menggunakan cara atau metode penyelesaian untuk menye-lesaikan soal terkait lainnya, tampak pada subjek yang menunjukan proses dalam menggunakan cara atau metode penyelesaian untuk menyelesaikan soal terkait lainnya dengan tepat yakni dapat menemukan contoh soal yang bersesuaian dengan soal yang ditanyakan, serta dapat menyelesaikan soal tersebut dengan cara dan metode yang sama.

Saran

Berdasarkan temuan dari penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, yaitu: (1) Siswa dapat lebih melatih untuk berpikir kreatif dengan mengerjakan soal dengan beberapa alternatif jawaban yang dapat mengembangkan ke-mampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tidak hanya sekedar menghapal cara atau prosedur pengerjaan soal yang guru berikan, memiliki kemam-puan untuk memeriksa jawaban atau dapat menjelaskan bahwa solusi yang telah diperoleh adalah benar serta dapat menggu-nakan cara atau metode penyelesaian untuk masalah terkait lainnya. (2) Guru dapat lebih memperhatikan adanya potensi looking back siswa dalam menjawab soal, tidak hanya terfokus pada kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan soal, namun melihat

bagai-mana kemampuan siswa untuk dapat memeriksa solusi yang telah diperoleh, menemukan solusi dengan cara yang berbeda dan dapat menggunakan cara atau metode penyelesaian untuk menyelesaikan soal terkait lainnya. Guru dapat mengguna-kan berbagai model, metode dan media yang membantu mengembangkan potensi looking back siswa, sehingga dalam menyelesaikan soal tidak tidak hanya sekedar belajar menghapal namun benar-benar memahami materi yang telah dipelajari. (3)Bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengambil penelitian sejenis sebaiknya lebih memfo-kuskan kepada tiga indikator looking back agar dapat gambaran yang lebih spesifik tentang adanya potensi looking back berda-sarkan indikator yang diteliti. Siswa diberi bentuk soal berdasarkan penyelesaian yang bervariasi agar diperoleh informasi yang lebih tepat tentan adanya potensi looking back siswa dalam menyelesaiakan soal.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Chaplin, J.P. 2005. Kamus Lengkap

Psikologi: terjemahan Dr.Kartini Kartono. Jakarta: PT Grafindo Persada. Dewey. 1933. How We Think. Boston New

York Chicago: Heath & Co., Publishers Krulik, S. Rudnick. 1995.Problem Solving:

A Handbook for Elementary School Teacher. Boston: Temple University Leong, Y, dkk. 2014. Relooking ‘Look

Back’: a student's attempt at problem solving using Polya's model. Singapore: IJMEST. [online]. Tersedia: http://dx.doi.org/10.1080/0020739X.201 1.618558. [ 21 Februari 2018].

Lusiana. 2012. Mengatasi Kesulitan Siswa pada Submateri Limit Fungsi Rasional Melalui Wawancara Klinis Berbantuan Recheck Menggunakan Teorema L’Hopital di kelas XI SMAN 1 Sambas. Pontianak: Skripsi Universitas Tanjungpura.

(8)

Nazir M. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston: NCTM. Polya G. 1973. How to Solve It. United

Stated of America: Princeton Univercity Press.

Posamentier, Alfred S. 2009. Problem solving in mathematics, grades 3–6: powerful strategies to deepen understanding. California: Corwin A SAGE Companny.

Rini, Petronela. 2017. Kemampuan Koneksi Matemaatis Siswa dalam Materi Barisan dan Deret Aritmetika di SMAN 8 Pontianank. Pontianak: Skripsi Universitas Tanjungpura

Richard. 1991. A Close Look at Student Problem Solving and the Teaching of Mathematics: Predicaments and Possibilities. The Sidwell Friends

School Washington, [online]. Tersedia: http://booksc.com/10.1080/0020739X.2 011.618558. [ 21 Februari 2018].

Sisworo. 2014. Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sowder, Larry. 2014. The Looking-back Step in Problem Solving. Northern Illinois University. [online]. Tersedia: http://www.jstor.org/stable/-27965043. [ 21 Februari 2018].

Soemarmo, U dan Hendriana, H. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Refika Aditama

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disebut PKL adalah pelaku usaha yang melakukan kegiatan usahanya dalam jangka waktu tertentu dan bersifat sementara di daerah milik jalan

Untuk itu penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Langkat pada tahun 2009 yang bertujuan menganalisis laju alih fungsi lahan sawah dalam kurun waktu sepuluh tahun

Misalnya perusahaan pelumas kendaraan bermotor hanya memfokuskan usahanya dalam meningkatkan faktor kualitas dan merek saja, sehingga dengan peningkatan faktor ini

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya efek additive ekstrak etanol 70% dari Spilanthes acmella pada latihan fisik dengan meningkatkan secara bermakna jumlah sel osteoblas

Secara konseptual, hasil penelitian ini menempatkan intangible assets atau intellectual capital sebagai aset strategis serta mengkonfirmasi pandangan bahwa

pelajaran ini sebaiknya disajikan menurut tema yang telah disediakan lagu di antara teks materi merupakan pemicu bagi guru untuk memperdalam seni musik sesuai tema saat mengajar

Pengaruh secara individu dari DR, DER, dan LDTA terhadap DPR dengan hasil sebagai berikut: pengaruh negatif secara signifikan dapat dilihat berdasarkan nilai t hitung

mudharabah oleh KSPPS BMT NU Sejahtera Cabang Blora, menurut hukum islam tidak sesuai karena dilihat dari segi rukun akad serta syarat yang terkait terhadap