• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWENANGAN dan TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEWENANGAN dan TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KULIAH KE – 8

(2)

MELAKUKAN PEMERIKSAAN

PAJAK

Adalah HAK*)

bagi DIREKTUR JENDERAL PAJAK

untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan

(3)

PENGERTIAN, TUJUAN, dan RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN

Pasal 1 angka 25 UU KUP

adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

PENGERTIAN PEMERIKSAAN

untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

TUJUAN PEMERIKSAAN

Ruang Lingkup pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan.

RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN

Meliputi standar umum, standar pelaksanaan Pemeriksaan, dan standar pelaporan hasil Pemeriksaan. (Per. Menkeu Nomor 17/PMK.03/2013)

(4)

KEWENANGAN dan TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK

Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain

dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan.

Peraturan Menkeu Nomor 17/PMK.03/2013 tanggal 7 Januari 2013

KEWENANGAN

TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK

(Pasal 29 ayat 1 UU KUP)

(Pasal 31 UU KUP)

1

Tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) di antaranya mengatur tentang

pemeriksaan ulang, jangka waktu pemeriksaan,

kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan

hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak, dan hak

Wajib Pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir

hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang

ditentukan.

(5)

Kriteria dilakukan pemeriksaan untuk menguji

kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan WP

mengajukan

permohonan

pengembalian

kelebihan

pembayaran pajak

sebagaimana

dimaksud dalam

Pasal 17B UU KUP

HARUS DILAKUKAN DAPAT DILAKUKAN

dalam hal WP

Surat Ketetapan Pajak harus diterbitkan paling lama 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan diterima secara lengkap, kecuali sedang

dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan.

dalam hal WP

a. menyampaikan SPT yang menyatakan lebih bayar, termasuk yang telah diberikan

pengembalian pendahuluan kelebihan pajak; b. menyampaikan SPT yang menyatakan rugi; c. tidak menyampaikan atau menyampaikan

SPT tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran; d. melakukan penggabungan, peleburan,

pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk

selama-lamanya; atau

e. menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis risiko (risk based selection) mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan WP yang tidak

(6)

JENIS PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN LAPANGAN

Pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak

Pemeriksaan yang dilakukan di tempat kedudukan, tempat

kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal WP, atau tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen Pajak

PEMERIKSAAN KANTOR

Dilakukan dalam jangka waktu

paling lama 4 (empat)

bulan dan dapat

diperpanjang menjadi

paling lama 2 (dua) bulan

yg dihitung sejak tanggal WP datang memnuhi panggilan dalam rangka Pemeriksaan Kantor s/d tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan

Dilakukan dalam jangka waktu

paling

lama 6 (enam) bulan dan dapat

diperpanjang menjadi paling

lama 2 (dua) bulan

yg dihitung sejak tanggal Surat Pemberitahuan Pemeriksaan disampaikan

s/d tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan

Apabila ditemukan transfer pricing /transaksi khusus lainnya yang

berindikasi ada rekayasa, pemeriksaan diubah menjadi Pemeriksaan Lapangan

Apabila ditemukan transfer pricing /transaksi khusus lainnya yang berindikasi ada rekayasa, Pemeriksaan Lapangan dapat diperpanjang 6 (enam) bulan & dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali

(7)

KEWENANGAN PEMERIKSAAN

Dalam PEMERIKSAAN LAPANGAN untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

a. Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau

pencatatan dan dokumen lain yang berhubungan dengan

penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan

bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;

b. Mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola

secara elektronik;

c. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang

bergerak dan/atau tidak bergerak yang diduga atau

patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau

catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau

pencatatan, dokumen lain, uang, dan/atau barang yang

dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang

(8)

KEWENANGAN PEMERIKSAAN

Dalam PEMERIKSAAN LAPANGAN untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

d. Meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan, antara lain berupa:

1) menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila dalam mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan peralatan dan/atau keahlian

khusus;

2) Memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka barang bergerak dan/atau tidak bergerak; dan/atau

3) Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya

Pemeriksaan Lapangan dalam hal jumlah buku, catatan, dan dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa ke kantor Direktorat Jenderal Pajak;

e. Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak;

f. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak; dan

(9)

KEWENANGAN PEMERIKSAAN

Dalam PEMERIKSAAN KANTOR untuk menguji kepatuhan, pemeriksa berwenang:

a. Memanggil WP untuk datang ke kantor Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan surat panggilan;

b. Melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, termasuk data

yang dikelola secara elektronik, yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;

c. Meminta kepada WP untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan;

d. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak; e. Meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan

Publik melalui WP; dan

(10)

KEWAJIBAN WAJIB PAJAK YANG DIPERIKSA

Wajib Pajak yang diperiksa wajib:

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan lain yang diperlukan.

Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi, dan

keterangan lain tersebut wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permintaan disampaikan.

Pasal 29 UU KUP

Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, WP terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban untuk

merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.

Dalam hal WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tidak memenuhi ketentuan tersebut sehingga tidak dapat dihitung besarnya penghasilan kena pajak,

penghasilan kena pajak tersebut dapat dihitung secara jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

(11)

Pemeriksaan untuk tujuan lain

Ruang lingkup Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dapat meliputi penentuan, pencocokan, atau pengumpulan materi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan.

Dilakukan dengan kriteria antara lain:

a. pemberian NPWP secara jabatan; b. Penghapusan NPWP;

c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP; d. WP mengajukan keberatan;

e. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto; f. Pencocokan data dan/atau alat keterangan;

g. Penentuan WP berlokasi di daerah terpencil; h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN; i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;

j. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu

kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan; dan/ atau

(12)

Produk

pemeriksaan

untuk tujuan

menguji

kepatuhan

SKPKB

Pokok Pajak

>

Kredit Pajak

SKPLB

Pokok Pajak

<

Kredit Pajak

SKPN

Pokok Pajak

=

Kredit Pajak

SKPKBT

Ada data baru & utang pajak

STP

Sanksi adm. BUKTI PERMULAAN
(13)

SANKSI ADMINISTRASI BERKAITAN DENGAN PEMERIKSAAN

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, atas jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKB

ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB. (Pasal 13 ayat 2 UU KUP)

apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya

dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen) atas jumlah kekurangan

pembayaran pajak dalam SKPKB ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100%. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau Pasal 29 tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang, atas jumlah pajak dalam SKPKB ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar: a. 50% (dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun

Pajak; b. 100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor; atau c. 100% dari PPN Barang dan Jasa dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

(14)

SANKSI WP MENOLAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN

SANKSI ADMINISTRASI

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

Atas pajak yang kurang bayar, dikenakan

berupa kenaikan sebesar :

a.

50 %

dari PPh yg tidak/kurang

dibayar dlm satu Tahun Pajak

; b.

100 %

dari PPh yg tidak/kurang

dipotong, tidak/kurang dipungut,

tidak/kurang disetorkan, dan

dipotong/ dipungut tetapi

tidak/kurang disetorkan; c.

100 %

dari PPN dan PPnBM yang tidak atau

kurang dibayar

. {Pasal 13 (3)}

sengaja

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

SANKSI PIDANA

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Penghitungan penghasilan kena

pajak dilakukan secara jabatan.

Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

Pasal 39 UU KUP

(15)

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban

ketika dilakukan pemeriksaan

WP TIDAK MEMPERLIHATKAN/MEMINJAMKAN BUKU

sehingga tidak dapat diketahui

besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan; c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. {Pasal 13 (3) UU KUP}

sengaja

Atas pajak yang kurang bayar

Penghitungan penghasilan kena pajak

dilakukan secara jabatan.

SANKSI PIDANA

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

Pasal 39 UU KUP

(16)

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban

ketika dilakukan pemeriksaan

memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu

sehingga tidak dapat diketahui

besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak; b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang disetorkan; c. 100 % dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar. {Pasal 13 (3) UU KUP}

sengaja

Atas pajak yang kurang bayar

Penghitungan penghasilan kena pajak

dilakukan secara jabatan.

SANKSI PIDANA

Menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pidana ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

Pasal 39 UU KUP

(17)

WP tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak

;

b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang dipungut, tidak/

kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut tetapi tidak/kurang

disetorkan;

c. 100 %

dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar

.

{Pasal 13 ayat 3 UU KUP}

Atas pajak yang kurang bayar

Dapat juga meminta bantuan polisi setelah dilakukan penyegelan.

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika

dilakukan pemeriksaan

(18)

sehingga tidak dapat diketahui

besarnya pajak yang terutang

SANKSI ADMINISTRASI

berupa kenaikan sebesar :

a. 50 % dari PPh yg tidak/kurang dibayar dlm satu Tahun Pajak;

b. 100 % dari PPh yg tidak/kurang dipotong, tidak/kurang

dipungut, tidak/kurang disetorkan, dan dipotong/ dipungut

tetapi tidak/kurang disetorkan;

c. 100 %

dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar

.

WP tidak

memberikan keterangan yang diperlukan

Atas pajak yang kurang bayar

Penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan

Sanksi akibat WP tidak memenuhi kewajiban ketika

dilakukan pemeriksaan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pengetahuan mengenai penanganan penyakit diabetes dengan kepatuhan melaksanakan diet diabetes.. Partisipan penelitian adalah

Kemudian usaha kedua yaitu merencanakan kampanye diawali dengan menyusun tujuan dari kampanye Counting Down ini yaitu: untuk menberikan informasi kepada

Pelayanan prima dapat diterapkan dalam berbagai bentuk pelayanan perpustakaan, baik pela- yanan perpustakaan yang dilakukan secara manual atau terotomasi; mau- pun pelayanan

3.a Peningkatan kemampuan relasional matematis pada siswa yang memperoleh pembelajaran saintifik dengan strategi konflik kognitif lebih baik daripada siswa yang

Laporan Kerja Praktik bagi khazanah ilmu pengetahuan yaitu dapat menjadi suatu referensi dan sumber bacaan bagi mahasiswa D-III Perbankan Syariah untuk dapat

Istilah ulama biasanya identik dengan laki-laki, namun disini Rahmah El- Yunusiyah bisa disebut dengan ulama karena banyak hal yang melekat pada dirinya bisa

Turbin pelton atau biasa disebut turbin impuls adalah suatu alat yang bekerja untuk merubah energi kinetik air yang diakibatkan karena adanya energi potensial yang dimiliki oleh

hasil penelitian Hsieh (2008), yang menyatakan bahwa self efficacy adalah salah satu prediktor yang baik untuk meningkat keberhasilan seseorang dalam berbicara