• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang - DOCRPIJM 4e744dc1a9 BAB I1. BAB I Pendahuluan (ok)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Latar Belakang - DOCRPIJM 4e744dc1a9 BAB I1. BAB I Pendahuluan (ok)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur seperti yang

dicita-citakandalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025,

salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan

berkeadilan melalui penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya/Permukiman.

Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan

sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional,

kredibel, mandiri, dan efisien. Peran pembangunan Bidang Cipta Karya khususnya dalam

peningkatan sosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i) mewujudkan kota

tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang

sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah

bagi masyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi yang

diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan masyarakat serta kebutuhan

sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa

sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Arahan dalam RPJPN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan

amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan

dan Kawasan Permukiman. Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai

dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan bersama

dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam pengaturan,

pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota

(2)

Cipta Karya. Dengan kerjasama berbagaistakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga)strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.

Keterpaduan program, kegiatan dan anggaran diharapkan dapat mewujudkan

pembangunan Bidang PU/Cipta Karya di daerah yang lebih bermanfaat bagi masyarakat

luas melalui bentuk kerjasama antara pusat dan daerah yang berbasis pada prinsip

pengembangan wilayah dan keberlanjutan sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku. Dalam proses perencanaan program pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta

Karya perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi/berdampak terhadap

perkembangan wilayah secara terpadu diantaranya faktor politik, ekonomi, sosial, budaya

dan lingkungan.

Dalam rangka pengembangan permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak

huni, berkeadilan sosial, berbudaya, produktif, dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta

Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep perencanaan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu

dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya,

sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2-JM

Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitas Pemerintah

Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota,

baik kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif,

diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan

mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.

1.2. Pengertian RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan

pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh

(3)

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan

dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional,

provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan

permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen

perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga

kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis

operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen

rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan

kapasitas Daerah.

1.3. Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1-1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya, selain

mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga

mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem

Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan

pembangunan permukiman yang berkelanjutan

Gambar 1-1 memaparkan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada system

perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

1.4. Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Dengan RPI2JM Bidang PU

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode

tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik

yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh

masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program

pembangunan infrastruktur yang terdapat pada JM dioperasionalkan melalui

RPI2-JM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh

(4)

Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan

pembangunan di daerah.

Gambar 1.1. Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

Rencana Terpadu dan Program

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Pu untuk Provinsi

Kabupaten/

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Pu untuk Kabupaten/Kota

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK)

Arahan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG

CIPTA KARYA

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)

(5)

Gambar 1.2. Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah

Pada gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi

program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK,

Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPIJM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung

merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.

Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan

pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut untuk selanjutnya diterjemahkan

pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air

Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan

Lingkkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam

lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat,

budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat

dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan

Rencana Pembangunan Pengembangan Kawasan

Permukiman (RP2KP)

PERDA BG

RPJMD

RTRWK RISPAM RPI2-JM PU

RTBL SSK

RTBL KSK

RPIJM CK

MP & Penganggaran

(6)

Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program

strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang

Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan

RTRW Kabupaten.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui

RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah

Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan

pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh investasi, yang disusun dengan

mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan

daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya

dibagi dalam rencana tahunan.

1.5. Maksud dan Tujuan

1.5.1 Maksud

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2015-2019 adalah untuk mewujudkan kemandirian kabupaten Pidie Jaya dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan

1.5.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai upaya menyukseskan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dan menjadi panduan bagi para pelaku pembangunan sehingga dapat memahami kedudukan, peran, dan fungsi masing-masing sektor usulan sesuai program dan kegiatan baik yang berasal dari sumber pendanaan APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten maupun sumber pendanaan lainnya (Swasta,CSR).

1.6. Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:

a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk

rencana investasi yang disusun.

(7)

air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem

pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota / drainase, peningkatan

kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh,

pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran

dan penataan bangunan gedung.

c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah,

sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat

terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta

dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.

d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai

pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

maupun pada saat pelaksanaan program.

e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah

(Kabupaten/Kota dan Provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat

terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPI2-JM

Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji. yang mencakup multi sektor,

multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.

1.7. Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Bab 1 :Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta mekanisme

penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Bab 2 :Profil Kabupaten Pidie Jaya

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten Pidie Jaya seperti batas

administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi,

(8)

Bab 3 :Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Bab ini berisi arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan Rencana

Strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Bab 4 : Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting

lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS), AMDAL, UKL-UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

Bab 5 :Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten Pidie Jaya, profil investasi

dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan

investasi bidang Cipta Karya.

Bab 6 :Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten Pidie Jaya

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang

fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya

manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan

rencana pengembangannya.

Bab 7 :Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Bab ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya

untuk masing-masing sektor, yaitu sektor pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan

Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan Pengembangan PLP. Pada setiap

sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan

pendanaan masing-masing sektor.

Bab 8 :Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Pada bagian ini berisikan mengenai matrik program investasi RPIJMK Kabupaten Pidie

(9)

1.8. Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya dipaparkan

dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya,

langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya.

1.8.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya

melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina.

Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah

kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di

Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM/Randal, melalui Surat

Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili

Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata

Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat

Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi

dan koordinasi, pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil)

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua-Maluku.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas

Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur

Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan

Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten/ Kota yang

bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan

anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD

terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1-3 memaparkan Keterkaitan

(10)

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya,

diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan efisien

dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

1.8.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada

dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan

sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1-4 memaparkan langkah-langkah

penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

(11)

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Gambar 1-4 : Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dari Gambar 1-4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di tingkat Pusat,

Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya. Prinsipbottom up planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan

infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan

nasional

1.8.3. Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk

meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut

(12)

ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa

kriteria yaitu:

a. Kelengkapan Dokumen

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2-JM oleh

Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman

penyusunan RPI2-JM.

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang

tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN,

peraturan perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN,

RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan

perencanaan pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).

b. Kelayakan Program

Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor

pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana

program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.

c. Kelayakan Lingkungan dan Sosial

Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan

infrastruktur bidang Cipta Karya.

d. Kelayakan Pendanaan

Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program /kegiatan

RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

e. Kelayakan Kelembagaan

Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk

menyusun dan mengelola implementasi RPI2- JM di daerah.

f. Matriks Program

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks

Gambar

Gambar 1.1.Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan
Gambar 1.2.Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang
Gambar 1-3 : Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Gambar 1-4 : Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK PARKIR YANG TERUTANG. KESATU :

Bahan penelitian adalah data rekam medis pasien kanker kolorektal di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang memuat data mengenai jenis kelamin, umur, pekerjaan, predileksi tertinggi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan,

Jenis BAL yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lactobacillus plantarum dengan kode 1A5 hasil isolasi dari daging sapi yang telah mengalami postmortem selama 9 jam dan

Analisis Faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi

Kedudukan Mahkamah Konstitusi tetap berada pada Pasal 2 Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 jo Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi

Alat ini terdiri dari modul audio dan speaker, yang berjumlah empat masing-masing line memiliki dua buah, yang memainkan nada yang berbeda, nada berbunyi apabila

Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat daya beli listrik pada sektor rumah tangga di Salatiga dipengaruhi secara signifikan oleh faktor pendapatan rata-rata total keluarga