Aspek Hukum Penyelenggaraan Penataan Ruang
dan Pertanahan dalam Perspektif PP No. 15
Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang
Oleh:
1
•
Pendahuluan
2
•
Penyelenggaraan Penataan Ruang
3
•
Penatagunaan Tanah
4
•
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
5
•
Pengawasan Penataan Ruang
6
•
Ketentuan Sanksi
Kebutuhan akan ruang semakin meningkat
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG (Mengelola ruang dan memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung didalamnya secara komprehensif dan terintegrasi serta sebagai tools pengembangan wilayah)
TERWUJUDNYA RUANG WILAYAH NASIONAL
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
3
•
Jumlah populasi dan
kebutuhan semakin
meningkat
4
PENGATURAN
PEMBINAAN PENGAWASAN
4
Tata Ruang
Siklus Penyelenggaraan Penataan Ruang
UU 26/2007
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
diselenggarakan sesuai dengan:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. Rencana Pembangunan Nasional/Daerah;
c. Rencana Strategis; dan d. Rencana Kerja setiap
Instansi yang
memerlukan tanah.
UU No.2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Fungsi
•
Acuan penyusunan RPJPD dan RPJMD
•
Acuan pemanfaatan
ruang/pengembangan wilayah
•
Acuan mewujudkan keseimbangan
pembangunan wilayah
•
Acuan lokasi investasi yang dilakukan
pemerintah, masyarakat, dan swasta
•
Pedoman penyusunan rencana rinci
tata ruang
•
Acuan dalam administrasi
Pertanahan
Manfaat
•
Mewujudkan keterpaduan
pembangunan dalam wilayah
•
Mewujudkan keserasian
pembangunan wilayah dengan
hinterland
nya
•
Menjamin terwujudnya tata ruang
6
Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah 20 Tahun dan ditinjau kembali 1 kali dalam
5 tahun
Rencana Tata Ruang Wilayah dapat ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun,
dalam hal:
•
perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana
alam skala besar; dan/atau
•
perubahan batas teritorial negara, prov., dan/atau kab
Dalam penyusunan rencana tata ruang wajib mengakomodir substansi:
•
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), UU 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan LP2B
•
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
•
Penatagunaan tanah
adalah sama dengan
pola pengelolaan
tata guna tanah
yang meliputi penguasaan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan
tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan
pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk
kepentingan masyarakat secara adil.
Pasal 1(1) PP No. 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah
8
PP No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Penatagunaan (pengelolaan) tanah bertujuan untuk:
• mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;
• mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai dengan arahan fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;
• mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah;
• menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan memanfaatkan tanah bagi masyarakat yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan.
Perencanaan
Rencana Umum Tata Ruang
RDTR skala peta: 1:5000
Pemanfaatan
Penatagunaan Tanah
Inventarisasi
Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Neraca PGT Skala Peta 1:5000
Pengendalian
Peraturan Zonasi, Skala Peta 1: 5000
9
Sistem Perizinan
Insentif & Disinsentif
Sanksi
Neraca Ketersediaan
Pola Penyesuaian
Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Neraca
Perubahan
Neraca
Izin pemanfaatan ruang dikeluarkan/ diputuskan
oleh Kepala Daerah.
PP No.15 /2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Dasar Pemberian
Izin
•
RTRW
Kab/Kota
•
RDTR Kab/Kota
•
Peraturan
Zonasi
• Diberikan berdarkan RTRW Kab/Kota
• Izin Prinsip belum dapat dijadikan dasar untuk pelaksanaan kegiatan
• Izin lokasi diperlukan untuk pemanfaatan ruang > 1ha untuk non pertanian dan > 25 ha untuk pertanian
Izin Prinsip dan Izin Lokasi
• Izin Penggunaan pemanfaatan tanah merupakan dasar untuk permohonan mendirikan bangunan, ,
diberikan berdasarkan izin lokasi
Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah
• Dasar mendirikan bangunan dalam rangka pemanfaatan ruang
• Diberikan berdasarkan peraturan zonasi
• Sebagai surat bukti dari Pemda untuk
mendirikan bangunan sesuai fungsi yang telah ditetapkan
Izin Mendirikan Bangunan
• Bentuk izin lain yang dikeluarkan oleh masing-masing sektor dan/atau instansi yang
berwenang
11
Dengan demikian Kepala daerah:
•
Bertanggungjawab penuh atas pemanfaatan
ruang yang ada di wilayahnya
•
Bertanggungjawab atas pemberian izin yang
tidak sesuai dengan rekomendasi yang
Sudah diterbitkannya:
UU No. 2/2012 tentang Pengadaaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; Perpres No. 71/2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; dan
Perpres No. 99/2014 tentang Perubahan Kedua Perpres No. 71/2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, serta perangkat hukum turunannya.
Peraturan tersebut belum dapat mengantisipasi permasalahan kepastian dari sisi perencanaan pengadaan tanah secara umum karena dalam peraturan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing instansi pemerintah yang membutuhkan tanah.
Untuk daerah-daerah tertentu, walaupun lokasi pembangunan infrastruktur tertentu bagi
kepentingan umum telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), namun sepanjang instansi pemerintah terkait belum mendapat alokasi anggaran maka penyediaan tanah belum dapat dilakukan.
Strategi RPJMN 2015-2019 Bidang Pertanahan:
13
Perencanaan
Tata Ruang
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
Pasal 78 ayat (4) huruf b:
Perda RTRW Provinsi ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak UU diberlakukan
Pasal 78 ayat (c) huruf b:
Perda RTRW Kabupaten/Kota ditetapkan paling lambat 3 (tiga) tahun sejak UU diberlakukan
2007
2010
2015
14
Potensi konflik pemanfaatan ruang terjadi
karena:
•
Pemanfaatan ruang yang
tidak sesuai
dengan rencana tata ruang;
•
Rencana tata ruang yang
belum
mengakomodir
perkembangan
pembangunan; dan
•
Perbedaan
penafsiran
rencana tata
ruang karena belum tersedianya
Belum ditetapkannya Perda Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang
Provinsi dan Kabupaten/kota
Status:
15
Status Provinsi Kabupaten Kota
Jumlah total 34 398 93
Perda sudah ditetapkan 26 317 81
Status penyelesaian (%) 76.5% 79.6% 87.1%
Pulau Sumatera
Pulau Kalimantan
No Provinsi
1 Sumatera Utara
2 Riau
3 Sumatera Selatan
No Provinsi
4 Kalimantan Tengah
5 Kalimantan Selatan
6 Kalimantan Timur
7 Kalimantan Utara
Nama Unsur
Pengertian
Notasi
Keterangan
Kegiatan
Lainnya pada
Kawasan
Hutan
Deliniasi batas
rencana
penggunaan
kawasan hutan
untuk
kepentingan
pembangunan
diluar kegiatan
kehutanan
Wilayah yang masih menjadi Kawasan Hutan, tetapi eksistingnya di luar kegiatan
kehutanan, penulisan delineasi kawasan tersebut dalam RTR disesuaikan dengan
Lampiran PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta RTR sebagai berikut:
Dk
17
Strategi Penguatan Pengendalian
•
Pengembangan sistem informasi
pengendalian pemanfaatan ruang;
•
Peningkatan SDM Bidang Tata Ruang handal
dan profesional dalam pengendalian
pemanfaatan ruang;
•
Menyusun Norma, Standar, Pedoman dan
Kriteria (NSPK) pengendalian pemanfaatan
ruang;
•
Pembentukan komunitas pengendalian
pemanfaatan ruang;
18
Peningkatan Kualitas dan Kuantitas
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
Membangun sistem pengaduan
pelanggaran pemanfaatan ruang
Tujuan
• Menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang dan terlaksananya
penegakan hukum bidang penataan ruang
Bentuk Kegiatan
• Pemantauan kegiatan pengamatan terhadap penyelenggaraan
penataan ruang secara langsung, tidak langsung, dan/atau melalui laporan masyarakat.
• Evaluasi kegiatan penilaian terhadap tingkat pencapaian penyelenggaraan
penataan ruang secara terukur dan objektif.
• Pelaporan kegiatan penyampaian hasil evaluasi.
Dilakukan Oleh
• Pemerintah (sesuai
dengan kewenangannya)
• Pemerintah daerah (sesuai dengan kewenangannya)
Pemerintah
Pemerintah
Daerah Provinsi
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota
•
Pelaksanaan Penataan Ruang
Wilayah Nasional
•
Pelaksanaan penataan ruang
Kawasan Strategis Nasional
•
Pelaksanaan Penataan Ruang
Wilayah Provinsi
•
Pelaksanaan penataan ruang
Kawasan Strategis Provinsi
•
Pelaksanaan Penataan Ruang
Wilayah Kab/Kota
•
Pelaksanaan penataan ruang
Kawasan Strategis Kab/Kota
Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat
•
mengawasi
pelaksanaan
rencana tata ruang
•
melaporkan
kepada
instansi dan/atau pejabat
yang berwenang dalam
hal menemukan dugaan
penyimpangan atau
pelanggaran kegiatan
pemanfaatan ruang yang
melanggar rencana tata
ruang yang telah
ditetapkan.
Kewajiban Pemerintah dan
Pemerintah Daerah
•
memberikan informasi
dan menyediakan
akses
informasi
kepada masyarakat terkait
pengawasan penataan ruang;
•
melakukan
sosialisasi
kepada masyarakat
mengenai pengawasan penataan ruang;
•
memberikan
tanggapan
kepada masyarakat
atas laporan terkait pengawasan penataan
ruang; dan
•
menyediakan
sarana
yang memudahkan
masyarakat dalam
menyampaikan pengaduan
atau laporan
terhadap dugaan penyimpangan
PERLUNYA OPTIMALISASI PERAN BKPRD DALAM PENGAWASAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
Pasal 4 ayat (1) Huruf c butir (4) dan (7) Permendagri No. 50/2009
Tugas BKPRD Provinsi:
- Melakukan fasilitasi pelaksanaan
pemantauan
,
evaluasi
, dan
pelaporan
penyelenggaraan penataan ruang;
- Melakukan
evaluasi
atas
kinerja pelaksanaan penataan ruang kabupaten/kota
.
Pasal 14 ayat (1) Huruf c butir (4) Permendagri No. 50/2009
Tugas BKPRD Kab/Kota:
- Melakukan fasilitasi pelaksanaan
pemantauan
,
evaluasi
, dan
pelaporan
BENTUK
PENGAWASAN
PENATAAN RUANG
PENGA-WASAN
TEKNIS
PENGA-WASAN KHUSUS
Pengawasan
terhadap
keseluruhan proses
Penyelenggaraan Penataan
Ruang
Dilaksanakan
secara berkala
Pengawasan
terhadap
permasalahan
khusus Penataan Ruang
Kegiatan • Mengawasi Kinerja Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Penataan Ruang • Mengawasi Kinerja Fungsi dan Manfaat Penyelenggaraan Penataan Ruang • Mengawasi Kinerja Pemenuhan SPM Bidang Penataan Ruang
Hasil
Sesuai Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan
Tidak Sesuai Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
Dapat Diselesaikan dalam Proses Pengawasan Teknis
TIDAK DAPAT
Diselesaikan dalam Proses Pengawasan Teknis
Rekomendasi
Peningkatan Kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang
Rekomendasi untuk dilakukan Penyesuaian dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan dan/atau dilakukan penertiban dan pengenaan sanksi administratif
Diselesaikan melalui Proses Pengawasan Khusus
Tindak Lanjut
Kegiatan Hasil Pengawasan Teknis
Permasalahan Khusus • Indikasi
Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
• Laporan Masyarakat • Bencana • Memeriksa Data dan Informasi
Permasalahan Khusus dalam
Penyelenggaraan Penataan Ruang; • Melakukan Kajian Teknis terhadap
Permasalahan Khusus dalam
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Hasil Rekomendasi Penyelesaian
Tindak Lanjut
Non Pidana Indikasi Pidana
Wewenang PPNS
(Selain pejabat penyidik kepolisian negara
Republik Indonesia, PNS tertentu dapat diberi wewenang khusus sebagai
penyidik tindak pidana bidang penataan ruang)
•
Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan yang
berkenaan dengan tindak pidana
•
Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak
pidana
•
Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang sehubungan dengan
peristiwa tindak pidana
•
Melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang berkenaan dengan
tindak pidana
•
Melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan
bukti dan dokumen lain serta melakukan penyitaan dan penyegelan
terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti
Peringatan Tertulis Penerbitan surat peringatan tertulis •Besar atau sanksi yang diberikan •Kerugian
publik yang ditimbulkan Penghentian Sementara
Kegiatan
Penerbitan surat keputusan penghentian kegiatan, setelah peringatan tertulis diabaikan
Penghentian Sementara Pelayanan Umum
Penerbitan surat keputusan penghentian sementara pelayanan umum kepada pelanggar, setelah peringatan tertulis diabaikan
Penutupan Lokasi Penerbitan surat keputusan penutupan lokasi, setelah peringatan tertulis diabaikan
Pencabutan Izin Penerbitan surat keputusan pencabutan izin, setelah peringatan tertulis diabaikan
Pembatalan Izin Penerbitan surat keputusan pembatalan izin, setelah peringatan tertulis diabaikan
Pembongkaran Bangunan
Penerbitan surat keputusan pembongkaran bangunan, setelah peringatan tertulis diabaikan
Pemulihan Fungsi Ruang Penerbitan surat pemerintah pemulihan fungsi ruang, setelah surat peringatan diabaikan
UNSUR TINDAK PIDANA SANKSI PIDANA
• Tidak mentaati rencana tata ruang; dan
• mengakibatkan perubahan fungsi ruang.
• penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta
• Tidak mentaati rencana tata ruang;
• mengakibatkan perubahan fungsi ruang; dan
• mengakibatkan kerugian terhadap harta benda/rusaknya barang.
• penjara paling lama 8 tahun dan denda paling banyak Rp. 1, 5 miliar
• Tidak mentaati rencana tata ruang;
• mengakibatkan perubahan fungsi ruang; dan
• Mengakibatkan Kematian orang
• penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 miliar
• Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang.
• Pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta
(sumber: UUPR)
Pidana Pidana Pokok:
penjara;
denda;
Pidana Tambahan:
Pemberhentian secara tidak hormat dari jabatannya
Pencabutan izin usaha
• Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
• mengakibatkan perubahan fungsi ruang;
• Pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 1 miliar
• Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
• Mengakibatkan kerugian thd harta benda/kerusakan barang.
• Pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.5 miliar
• Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
• Mengakibatkan kematian orang
• Pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 M miliar
• Tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang.
• Pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta
• Tidak memberikan akses terhadap kawasan yg oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum
• Pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp. 100 juta
• Pejabat pemerintah penerbit izin; dan
• Menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
• Pidana penjara paling lama 5 tahun & denda paling banyak Rp. 500 jt
• Dapat dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian tidak hormat dari jabatannya.
•
RTRW Kabupaten/Kota merupakan
dasar hukum dalam pemberian
perizinan pemanfaatan ruang yang
perlu didukung dengan percepatan
penetapan RDTR dan Peraturan Zonasi
(PZ) dalam memberikan Izin Mendirikan
Bangunan.
•
RTRW Kabupaten/Kota beserta RDTR
dan PZ yang sudah di Perda-kan
memberikan kepastian hukum
untuk
mendorong investasi pembangunan di
daerah karena izin prinsip penanaman
modal dikeluarkan oleh Bupati
berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota,
RDTR, dan PZ.
•
Peraturan zonasi, perizinan, pemberian
insentif dan disinsentif serta pengenaan
sanksi harus secara sistemik dan
konsisten diterapkan dalam upaya
pengendalian pemanfaatan ruang.
•
Penegakan hukum harus ditegakkan
untuk mewujudkan tertib tata ruang.
•
Dalam upaya percepatan penetapan
perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota,
maka yang masih terdapat kawasan
hutan yang belum jelas peruntukkannya
dapat dipercepat melalui penerapan
Delineasi Kawasan Hutan (Lampiran PP
No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian
Peta RTR).
•
Dalam rangka mendukung penyelesaian
RDTR dan PZ, salah satu strategi dalam
RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang
adalah Percepatan Penyediaan Peta
Skala Besar (1:5000).
•
Dalam rangka Pencadangan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
strategi dalam RPJMN 2015-2019
TERIMA KASIH
trp@bappenas.go.id; www.bkprn.org www.scribd.com/Tata Ruang dan Pertanahan
http://groups.google.com/d/forum/bkprn
http://groups.google.com/d/forum/tata-ruang-dan-pertanahan tanahair.indonesia.go.id (INA GEOPORTAL)